penerapan bahasa jurnalistik pada berita...
Post on 02-Mar-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENERAPAN BAHASA JURNALISTIK PADA BERITA
UTAMA“STRAIGHT NEWS” DI SURAT KABAR “RADAR
BEKASI” EDISI 1-5 OKTOBER 2012
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ENENG KHAIRUNNISA
NIM :108051100078
KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
PENERAPAN BAHASA JURNALISTIK PADA BERITA
UTAMA “STRAIGHT NEWS” DI SURAT KABAR “RADAR
BEKASI” EDISI 1-5 OKTOBER 2012
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ENENG KHAIRUNNISA
NIM :108051100078
Di Bawah Bimbingan
Dr. A. Ilyas Ismail, M.A
NIP. 196304051994031001
KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2013
Eneng Khairunnisa
i
ABSTRAK
Eneng Khairunnisa
Penerapan Bahasa Jurnalistik Pada Berita Utama “Straight News” Di Surat
Kabar “Radar Bekasi” Edisi 1- 5 Oktober 2012
Kegiatan jurnalistik dimulai sejak zaman Romawi Kuno ketika Julius Caesar
berkuasa. Ketika itu ia (Julius Caesar) mengeluarkan peraturan agar kegiatan
senat setiap harinya dapat diumumkan kepada khalayak dengan ditempel kepada
semacam papan pengumuman yang disebut dengan “Acta Diurna”. Sedangkan
pengertian jurnalistik sendiri yaitu suatu kegiatan mengumpulkan bahan berita,
mengolahnya sampai menyebarluaskannya kepada khalayak.Dalam proses kerja
jurnalistik masalah bahasa sangatlah penting digunakan. Bahasa yang dimaksud
merupakan Bahasa Jurnalistik yang memiliki ketentuan kaidah-kaidah tertentu
yang dapat membedakannya dengan bahasa lain, yang biasanya digunakan oleh
media massa terutama media cetak.
Masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana penerapan Bahasa Jurnalistik
pada berita utama straight news di Surat Kabar Radar Bekasi serta apakah Bahasa
Jurnalistik yang digunakan pada judul dan lead pada berita utama straight news
di Surat Kabar Radar Bekasi sesuai dengan kaidah - kaidah baku ragam ciri-ciri
Bahasa Jurnalistik? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan
jenis penelitiannya ialah analisis deskriptif. Jenis deskriptif penulis gunakan
sebagai gambaran mengenai penerapan Bahasa Jurnalistik berita utama straight
news di Radar Bekasi. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan
meliputi dokumentasi, wawancara, dan studi pustaka.
Surat kabar merupakan media massa yang berbentuk lembaran-lembaran.
Dalam penyampaiannya surat kabar dituntut untuk menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi efektif dalam
menyampaikan sebuah informasi berupa berita. Berita yang dimaksud merupakan
berita straight news (berita langsung). Sedangkan Bahasa Jurnalistik merupakan
bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai penyambung lidah masyarakat
sekaligus bahasa pengantar pemberitaan yang biasa di gunakan dalam media cetak
dan elektronik.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap Radar Bekasi terdapat kesalahan
dari tiap-tiap berita utama straight newsyangditeliti dari masing-masing edisi
tertanggal 1-5 Oktober 2012 sebanyak 18 kesalahan, kesalahan-kesalahan tersebut
adalah: tiga ditemukan ciri tidak singkat, dua tidak padat, tiga tidak sederhana,
dua tidak demokratis, empat tidak populis, serta empat di antaranya melanggar
ciri tidak jelas.
Kesimpulannyadalam hal penulisan maupun penerapan berita utama straight
news, baik pada judul maupun lead, Surat Kabar Radar Bekasi telah menerapkan
Bahasa Jurnalistik yang berpedoman kepada (EYD) sertaciri-ciri Bahasa
Jurnalistik yang baik seperti singkat, padat, sederhana, jelas, demokratis, populis,
dan menarik. Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih ada ditemukan kesalahan-
kesalahan penulisan bahasa. Pada judul dan lead penulis menemukan beberapa
kesalahan penulisan, seperti tidak sederhana dan penulisan lead yang terlalu
panjang/tidak singkat.
Keyword: Bahasa Jurnalistik, Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik, Berita Utama Straight
News
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dengan
rahmat dan inayahNya skripsi Penerapan Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama
“Straight News” di Surat Kabar “Radar Bekasi” Edisi 1-5 Oktober 2012 selesai
pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi akhir
zaman yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan juga para sahabatnya.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus ditempuh oleh mahasiswa/
mahasiswi. Selain itu merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dalam
penyelesaian skripsi ini banyak bantuan dan dorongan semangat dari berbagai
pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada :
1. Dr. Arief Subhan, MA Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK).
2. Drs. WahidinSaputra, MA, Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Mahmud
Jalal, MA,Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Drs. Study
Rizal, L.K, MA,Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik Rubiyanah M.A dan Sekretaris Konsentrasi
Jurnalistik Ade Rina Farida M.Si.
4. Dr. A. Ilyas Ismail, MA Selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
iii
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terimakasih
penulis haturkan atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan semoga
dapat bermanfaat.
6. Nanang Syaikhu selaku dosen Bahasa Jurnalistik, penulis haturkan banyak
terimakasih atas bimbingan, saran, masukan, dan kritik yang disampaikan.
7. Pihak kantor Redaksi Radar Bekasi.
8. Kedua Orang tua penulis yakni Dr. Hasannuddin Basuni dan Ny. Eni
Widianingsih yang membesarkan dan mendidik penulis. Serta yang selalu
memberikan dorongan dan nasihat kepada penulis. Terakhir yang paling
utama adalah doa beliau yang tulus untuk penulis sehingga
Syukuralhamdulillah akhirnya skripsi selesai tepat pada waktunya.
9. Teman-teman angkatan 2008 serta teman-teman kosan yang selama ini
sudah banyak memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis.
Mohon maaf untuk seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis atas bantuannya selama
ini.Akhirnya penulis ucapkan syukur dan terima kasih sekali lagi, dan mohon
maaf jika terjadi banyak kesalahan dan kekhilafan yang penulis pernah lakukan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak tanpa terkecuali.
Billahitaufiqwalhidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juni 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….....viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………………………... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………………………. 6
D. Metodologi Penelitian ……………………………………………………………7
1. Metode Penelitian ……………………………………………………………. 7
2. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………………………… 8
3. Instrumen Penelitian ...……………………………………………………….. 8
4. Meode Pengumpulan Data ……………………………………………….. 10
5. Teknik Analisis Data ………………………………………………………... 11
E. Kajian Pustaka ……………………………………………………..................... 11
F. Sistematika Penulisan ………………………………………………………… 13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Surat Kabar …………………………………………………………………… 15
1. Pengertian Surat Kabar ……………………………………………….. 15
2. Definisi Surat Kabar ………………………………………………….. 15
3. Sejarah Singkat Surat Kabar .………………………………………… 18
v
4. Karakteristik Surat Kabar …………………………………………….. 22
5. Spesifikasi Surat Kabar ……………………………………………….. 23
6. Sifat Surat Kabar ……………………………………………………… 24
B. Berita…………………………………………………………………………... 25
1. Pengertian Berita ……………………………………………………… 25
2. Definisi Berita ………………………………………………………… 26
3. Nilai-nilai Berita ……………………………………………………… 28
4. Berita Straight News ………………………………………………….. 29
5. Berita Utama (Headline)……………………………………………… 31
6. Elemen Berita …………………………………………………………. 32
C. Ruang Lingkup Bahasa Jurnalistik ……………………………………………. 36
1. Pengertian Bahasa Jurnalistik ………………………………………… 36
2. Definisi Bahasa Jurnalistik .…………………………………………... 38
3. Fungsi Bahasa Jurnalistik …………………………………………….. 40
4. Ketentuan Bahasa Jurnalistik ………............................................. 41
BAB III GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Singkat Radar Bekasi……………………………………………. 43
2. Visi dan Misi Radar Bekasi………………………………………………. 44
3. Karakter Radar Bekasi……………………………………………………. 44
4. Alur Proses Kerja Redaksi Hingga Pembaca ……………………………...45
5. Keterangan Struktur Organisasi Radar Bekasi ………………………..47
6. Struktur Organisasi Bagian Redaksi Radar Bekasi ……………………….. 49
7. Tugas dan TanggungJawab …..…………………………………………… 50
8. Profile Pembaca ……………………………………………………..55
9. Rubrikasi Radar Bekasi……………………………………………..56
vi
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penenerapan Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight Newsdi Surat
Kabar Radar Bekasi …………………………………………….................. 60
B. Analisis Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada Judul dan Lead Berita
UtamaStraight Newsdi Surat Kabar Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober
2012 …......…..…………………………………………………………… 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 78
B. Saran ……………………………………………………………………… 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News
Radar Bekasi Edisi1 Oktober 2012 ………............................................. 68
2. Tabel 2. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight NewsRadar
BekasiEdisi 1 Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa
Jurnalistik………………..………………………………..……………...69
3. Tabel 3. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News
Radar BekasiEdisi 2 Oktober 2012……………………………….…….. 70
4. Tabel 4. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar
BekasiEdisi 2 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
……………................................................................................................72
5. Tabel 5. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News
Radar BekasiEdisi 3 Oktober 2012……………………………..….…….73
6. Tabel 6. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar Bekasi
Edisi 3 Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik …………….... 75
7. Tabel 7. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News
Radar BekasiEdisi 4 Oktober 2012 ……………………………….……. 76
8. Tabel 8. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar Bekasi
Edisi 4 Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik ……………... 77
9. Tabel 9. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News
Radar BekasiEdisi 5 Oktober 2012 ……………………………….…… 79
10. Tabel 10. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News 5 Oktober
2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik .……………………………… 81
viii
11. Tabel 11. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar Bekasi
Edisi 1 - 5 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa
Jurnalistik………………….………………………………….………….83
ix
DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI)
1. Gambar Piramida terbalik ………………………………………………… 37
2. Gambar Peta Persebaran Surat Kabar Lokal Jawa Pos Grup ……………… 48
1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia jurnalistik sebenarnya telah berlangsung lama.
Sejarah menyebutkan bahwa kegiatan jurnalistik dimulai saat pemerintahan
Romawi Kuno dibawah pimpinan Julius Caesar. Yang pada saat itu terdapat
sebuah papan pengumuman yang disebut sebagai “Forum Romanum”. Sesuai
isinya papan pengumuman ini dapat dibedakan atas dua macam. Pertama
“Acta Senatus” yang berisi memuat laporan-laporan singkat sidang senat
beserta keputusan-keputusannya. Kedua “Acta Diurna” yang memuat
keputusan-keputusan dari rapat-rapat rakyat dan berita lainnya.1
Sedangkan pengertian jurnalistik sendiri berasal dari bahasa Belanda
Journalistiek, bahasa Inggris Journalism, dan bahasa Perancis journal yang
berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan
sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap
hari. Dalam kamus jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan,
mengedit dan menulis untuk surat kabar, majalah atau berkala lainnya.2
Dalam hal ini perkembangan dunia jurnalistik (pers) di Indonesia
sendiri mulai bermunculan melalui tumbangnya rezim Orde Baru yang pada
saat itu berkembang serta yang dilatarbelakangi dengan adanya UU Pers No.
40 Tahun 1999 Bab IV tentang perusahaan pers, pasal 9 ayat 1 yang berbunyi
“ Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan
1Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006),h 1.
2Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, (Bandung:
PT Simbiosa Rkatama Media, 2008), hal 4.
2
2
pers”3. UU tersebut dapat memberikan terbukanya pintu kebebasan pers bagi
siapa saja terlebih untuk semua lapisan masyarakat yang ingin membuat
perusahaan pers baik cetak maupun elektronik.
Seiring dengan bermunculnya berbagai macam media cetak maupun
elektronik yang semakin berkembang ditengah-tengah masyarakat, dalam hal
ini masyarakat dituntut harus pintar dalam memilih media yang produktif.
Maka hal tersebut membuat banyaknya persaingan antarmedia massa yang
sekarang ini banyak tersebardi mana-mana dituntut untuk kreatif dan inovatif
agar mampu menarik banyak khalayak.Salah satunya dengan melakukan
penyajian isi berita utama (headline) pada sebuah surat kabar seperti koran
menjadi salah satu prioritas utama untuk menarik perhatian minat pembaca
dari berbagai kalangan.
Dalam hal ini penulisan isi berita sangat erat hubungannya dengan bahasa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara terminologi
mengartikan bahasa sebagai system lambang bunyi yang arbriter digunakan
oleh anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.
Dalam penulisan jurnalistik tentulah ada ketentuan-ketentuan yang harus
diperhatikan. Akan tetapi dalam hal ini, penulisan koran tidaklah selalu serta
merta sesuai dengan panduan kaidah bahasa jurnalistik yang baik dan benar,
yang bercirikanmengutamakan kalimat aktif, singkat, padat, sederhana, lugas,
3 Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2006), h. 331.
3
3
jelas, jernih, menarik, demokratis, sejauh mungkin menghindari penggunaan
istilah teknis, dan tunduk pada kaidah bahasa baku.4
Pada hakikatnya perkembangan media komunikasi dewasa ini telah
memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal
ini disebabkan karena adanya berbagai media yang dapat digunakan sebagai
sarana menyampaikan pesan salah satunya media massa cetak. Media massa
cetak merupakan salah satu bentuk media yang paling efektif dan efisien.
Media cetak merupakan media yang menyampaikan informasinya
melalui tulisan. Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi.
Jelas tidaknya informasi yang disampaikan kepada khalayak sangat
ditentukan benar tidaknya bahasa yang dipakai. Penggunaan bahasa yang
baik dan benar sangat menentukan sampainya informasi itu kepada khalayak
secara jelas. Sebaliknya, bahasa yang kacau dalam menyampaikan informasi
akan menyulitkan khalayak untuk memahami informasi itu.5
Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan harus benar,
jelas, dan akurat dalam hal ini adalah Bahasa Jurnalistik. Bahasa Jurnalistik
adalah bahasa yang dipakai dalam media massa. Bahasa Jurnalistik
merupakan salah satu ragam bahasa yang kreatif dari Bahasa Indonesia.
Bahasa Jurnalistik mempunyai sifat sederhana, singkat, tunduk kepada kaidah
etika dan sebagainya.
Dalam penulisan berita pun ada pedoman yang dijadikan sebagai dasar
penulisan,sehingga mudah dipahami dan dapat memikat khalayak. Salah
4Ibid, h. 331
5 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Jakarta: Kalam Indonesia, 2005), h. 118.
4
4
satunya adalah penggunaan kata-kata haruslah efisien, dengan membuang
kata-kata yang tidak perlu maka akan dapat dibuat kalimat pendek. Tetapi
dalam praktik jurnalistik sering ditemukan paragraf yang panjang dan kata-
kata mubazir dalam penulisan berita.
Hal ini seringkali dilakukan oleh para wartawan yang berkecimpung dalam
dunia jurnalistik. Sebagai contoh adalah berita pada surat kabar Radar
Bekasiedisi Senin 14 Januari 2013 di situ tertulis berita dengan judul “
Gerindra Target 40 Persen Suara Buat Delman” dengan lead berita
RAWALUMBU-DPC Partai Gerindra Kota Bekasi, menargetkan suara
kemenangan calon gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf dan Lex Laksmana, di
atas 40 persen. Dengan capaian tersebut, diharapkan pasangan yang diusung
oleh Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB), serta Gerindra dapat memimpin Jawa Barat lima tahun
mendatang.Dalam penulisan judul dan praktik penulisan berita tidak sesuai
dengan pedoman pemakaian bahasa jurnalistik yang telah disepakati. Kata-
kata yang digarisbawahi seharusnya ditulis lebih jelas lagi dan akurat sebab
dari kata Target serta kata Delman disitu tidak jelas dan rancu sasarannya itu
siapa, bisa jadi delman itu sejenis alat transportasi di desa/kampung
mengingat tidak semua orang mengetahui siapa itu sosok delman.Ejaan
Bahasa Indonesia yang telah disempurnakan juga diabaikan.
Menurut Dary L. Frazel dan George Truck, dua pakar pers Amerika dalam
Principles of Editing. A Comprehensive Guide For Student and Journalist
(1996:122-123), pembaca berharap, apa yang dibacanya dalam media massa
adalah yang bisa dimengerti tanpa bantuan pengetahuan khusus. Pembaca
5
5
berharap, wartawan dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada mereka
yang bukan ilmuwan, perihal hubungan-hubungan internasional kepada
mereka yang bukan diplomat, dan masalah-masalah politik kepada pemilih
yang awam (to explainscince to no scienctist international relations to no
nondiplomats, and politic to ordinary voters).6
Dalam hal ini Radar Bekasi merupakan salah satu surat kabar lokal
yang berdomisili di Bekasi. Dalam surat kabar yang terbit dalam periode
harian ini penulis merasa banyak menemukan kata-kata bahkan kalimat yang
tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Jurnalistik, sehingga perlu adanya
penelitian lebih mendalam tentang penggunaan Bahasa Jurnalistik pada surat
kabar ini. Oleh karena itulah penulis mengambil judul Penerapan Bahasa
JurnalistikPada Berita Utama“Straight News”Di Surat Kabar“Radar
Bekasi” Edisi 1-5 Oktober 2012.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penulisan ini, penulis batasi pada berita straight news
(berita langsung) yang menjadi berita utama(Headline), yang terletak
dihalaman pertama pada surat kabar Radar BekasiEdisi 1-5 Oktober 2012.
Dalam hal ini, penulis meneliti teks dan memfokuskan padajudul serta lead
(teras berita), apakah sesuai dengan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yaitu : singkat,
padat, sederhana, jelas,populis, demokratis, dan menarik.
6 Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Jakarta:
SimbiosaRekatama Media, 2006) h, 3.
6
6
2. Perumusan Masalah
Untuk mengetahui permasalahan yang diteliti, maka penulis
merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan Bahasa Jurnalistik pada berita utama straight
newsdi Surat Kabar Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012?
b. Apakah Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada judul dan lead pada
berita utama straight newsdi Surat KabarRadar Bekasi sesuai dengan
kaidah-kaidah baku ragamciri-ciri Bahasa Jurnalistik?
C. Tujuan& Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Akademis
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Strata (S1) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Tujuan Praktis
Untuk mengetahui penerapan Bahasa Jurnalistikpada berita
utamastraight news yang menjadi headlinedan seberapa banyak
kesalahan dalam penggunaan kaidah-kaidah baku ragam Bahasa
Jurnalistik di Surat Kabar Radar Bekasi khususnya dalam judul
danlead straight news Edisi 1-5 Oktober 2012.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Sebagai tambahan referensi bagi studi-studi yang akan datang
dalam bidang jurnalistik, khususnya mengenai Bahasa Jurnalistik.
7
7
Sedangkan bagi mahasiswa, untuk lebih meningkatkan
pembelajarannya dalam penggunaan kaidah-kaidah baku ragam
Bahasa Jurnalistik yang baik dan benar, sehingga mempercepat masa
studinya.
b. Manfaat Praktis
Diharapkan kajian Bahasa Jurnalistik dapat memberikan
kontribusi positif dalam penulisan berita. Selain itu, penulisan ini
diharapkan menjadi bahan rujukan untuk menambah wawasan bagi
praktisi, wartawan, serta pihak-pihak yang terlibat dalam pers maupun
bagi penulis, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan
Bahasa Jurnalistik.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penulisan ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Dengan metode deskriptif analisis yang dimana penulis mendeskripsikan
secara mendalam terhadap subjek penelitian. Pendekatan kualitatif sendiri
merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)7.
Sedangkan deskriptif analisis menurut Rahmat Kriyantono dalam bukunya
Metode Riset Komunikasi, menyebutkan bahwa jenis analisa ini bertujuan
membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta
7 Djunaidi Ghony. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik, dan Teori
Grounded (Bandung: Bina Ilmu,2007), Hal. 11.
8
8
dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.8 Jenis deskriptif penulis
gunakan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan Bahasa
Jurnalistik pada berita utama straight news di surat kabar Radar Bekasi.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa subjek penelitian adalah
subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.9 Dalam penulisan ini yang
menjadi bahan rujukannya adalah Surat KabarRadar Bekasi Edisi 1-5
oktober 2012. Sedangkan istilah Unit Analisis dalam teks penulisan
penelitiannya adalah berita utamastraightnews yang menjadi
(headline)diantara beberapa berita straight news lainnya di Surat
KabarRadar Bekasi yang mengacu kepada judul serta lead (teras berita).
Apakah sesuai dengan ciri-ciri bahasa jurnalistik yaitu: singkat, padat,
sederhana, jelas, populis, demokratis, dan menarik.
3. InstrumenPenelitian
Dalam penelitian kualitatif sebagai instrument penelitian adalah
penulis. Selain itu yang menjadi salah satu alat bantu lainnya dalam
penulisan ini adalah alat tulis dan buku-buku yang menjadi sumber
rujukan terhadap penulisan yang dilakukan. Penulis dalam meneliti sudah
mempunyai konsep. Konsep tersebut yang dipakai ialah yang menyangkut
ciri-ciri dalam penulisan Bahasa Jurnalistik, menurut Haris Sumadiria dari
8 Rachmat Kriyanto, Metodologi Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media,
Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006),h. 69.
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1992), hal.122.
9
9
sekian banyak ciri tersebut yang penulis gunakan hanya tujuh, karena
penulis merasa ke tujuh ciri-ciri inilah yang menjadi salah satu faktor
paling sering ditemukan kesalahan-kesalahan dalam penulisan Bahasa
Jurnalistik:10
a. Singkat
Langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak
berputar-putar,tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat
berharga.
b. Padat
Padat dalam Bahasa Jurnalistik berarti sarat informasi.
c. Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat
yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang
sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya, maupun
karakteristik demografis dan psikografisnya.
d. Menarik
Bahasa Jurnalistik harus menarik, artinya mampu membangkitkan
minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta
membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika. Bahasa
Jurnalistik berpijak pada prinsip menarik, benar, dan baku.
10
Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis,
(Bandung:PT Simbiosa Rekatama Media, 2008), hal. 14-16.
10
10
e. Jelas
Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur, dan kabur.
Maksudnya disini jelas pada makna arti sebenarnya seperti halnya
warna merah mengandung makna warna keberanian,sedangkan putih
diartikan sebagai warna kesucian. Jadi apabila kedua warna tersebut
digabungkan maka arti maknanya pun berubah menjadi tidak jelas
baur dan kabur.
f. Demokratis
Salah satu ciri yang paling menonjol dari Bahasa Jurnalistik adalah
demokratis. Demokratis berarti Bahasa Jurnalistik tidak mengenal
tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan
pihak yang disapa sebagaimana dijumpai dalam gramatika bahasa
Sunda dan bahasa Jawa.
g. Populis
Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat
dalam karya-karya jurnalistik harus akrab ditelinga, mata, dan di
pikiran benak khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Bahasa
Jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi oleh semua
lapisan masyarakat.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini metode pengumpulan datanya adalah
sebagai berikut:
a. Observasi Teks, yang dimaksud adalah teks-teks dalam berita
straight news yang biasanya mengikuti pola 5W+1H
11
11
b. Wawancara, yang dimaksud adalah wawancara pribadi dengan salah
satu Editor Redaksi Kantor Radar Bekasi
c. Dokumentasi, berhubungan dengan data-data yang diteliti salah
satunya dengan mengeliping surat kabar tersebut dari berita-berita
yang sudah diambil setiap edisinya.
5. Teknis Analisis Data
Setelah data terkumpul penulis kemudian mengkonstruksikan hasil
wawancara yang didapat lalu disalin ke dalam bentuk kata-kata. Penulis
juga meneliti teks berita, kemudian memasukkan data tersebut ke sebuah
table beserta analisisnya. Tabel yang telah dibuat dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa banyak kesalahan dalam penulisan yang tidak sesuai
dengan cirri-ciri Bahasa Jurnalistik. Ciri-ciri tersebut: Singkat, padat,
sederhana, jelas, demokratis, populis, dan menarik.
E. Kajian Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah mengadakan
tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah
danIlmu Komunikasi di Perpustakaan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, serta perpustakaan IISIP Jakarta. Dengan meninjau penelitian
tentang Bahasa Jurnalistik yang telah dilakukan sebelumnya oleh
Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Angkatan 2005 oleh Aris
Takomala dengan judul skripsi: Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama
Surat Kabar Republika Edisi Desember 2008. Dalam hal ini penelitian
terdahulu lebih memfokuskan pada analisis teks berita utama untuk
12
12
meneliti judul, lead, serta tubuh berita pada ciri Bahasa Jurnalistik
yaknikomunikatif, spesifik, jelas, hemat kata, tidak mubazir, dan tidak
klise.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mahasiswi Jurnalistik IISIP
Jakarta Angkatan 2005 oleh Santi Irawati dengan judul skripsi:
Penggunaan Kaidah Bahasa Jurnalistik Indonesia dilihat dari Kata
Mubazir, Kata Asing, dan Kerancuan pada Headline Surat Kabar Harian
Media Indonesia Edisi Januari-Februari 2009. Sedangkan perbedaannya
dengan skripsi penulis, penulis lebih menekankan pada berita
utamastraight news yang menjadi (headline). Penulisan hanya
memfokuskan untuk meneliti judul serta lead berita. Apakah sesuai
dengan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yaitu singkat, padat, sederhana, jelas,
demokratis, populis, dan menarik.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Mahasiswi Jurnalistik
UIN Syarif Hidayatullah Angkatan 2007 oleh Zabrina Rosyadi dengan
judul skripsi: Analisis Penerapan Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat
Kabar Empat Lawang Express Edisi Desember 2010. Dalam penelitiannya
ia lebih memfokuskan kepada ketidaksesuaian Bahasa Jurnalistik pada
berita utama di surat kabar empat lawang express edisi desember 2010
yang terhitung pada edisi 89 dan 90, dan hasil penelitian membuktikan
bahwa terdapat banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan berita
dengan karakteristik Bahasa Jurnalistik terutama dalam surat kabar empat
lawang express.
13
13
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis
penyusunannya dibagi dalam lima bab yang kemudian dibagi lagi ke
dalam sub-sub bahasan. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah,Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,Metodologi
Penelitian, Kajian Pustaka,Sistematika Penulisan.
BAB II Kajian Teori
Bab ini berisi tentang a.Surat Kabar yang terdiri dari Pengertian
Surat Kabar,Definisi Surat Kabar, Sejarah Singkat Surat Kabar,
Karakteristik Surat Kabar, Spesifikasi Surat Kabar, Sifat Surat Kabar.
b.Berita yang meliputi Pengertian Berita, Definisi Berita, Nilai-Nilai
Berita, BeritaStraight News, Berita Utama (Headline), serta Elemen
Berita. c. Ruang Lingkup Bahasa Jurnalistik yang meliputi Pengertian
Bahasa Jurnalistik, Definisi Bahasa Jurnalistik, Fungsi Bahasa Jurnalistik,
KetentuanKaidah-Kaidah Penggunaan Bahasa Jurnalistik.
BAB III Gambaran Umum
Bab ini berisi tentang Sejarah SingkatRadar Bekasi, Visi dan
MisiRadar Bekasi, Karakter Radar Bekasi,Alur Proses Kerja Redaksi
Hingga Pembaca,Keterangan Struktur Organisasi Radar Bekasi,Struktur
Bagian RedaksiRadar Bekasi, Tugas dan TanggungJawab, Profil
PembacaRadar Bekasi,serta Rubrikasi Radar Bekasi.
14
14
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang Analisis penggunaan Bahasa Jurnalistik pada
berita utamastraight newsdi surat kabar Radar Bekasi, Analisis Bahasa
Jurnalistik yang digunakan pada judul dan leadpadaberita utamaStraight
News di surat kabarRadar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012
BAB V Penutup
Bab terakhir ini berisi kesimpulan mengenai hasil penulisan dan
beberapa saran yang berhubungan dengan penulisan yang dilakukan.
15
BAB II
KAJIAN TEORI
A. SURAT KABAR
1. Pengertian Surat Kabar
Secara etimologis, surat kabar atau koran berasal dari bahasa
Inggris“newspaper” dan bahasa Belanda “courante” yang dipinjam pula
oleh orangBelanda dari bahasa Perancis “courant”.Surat kabar terdiri dari
dua kata “surat dan kabar”. Pengertian surat adalahkertas yang ditulis yang
mempunyai isi tertentu serta ditujukan kepada pihaktertentu dan kata
kabar diketahui berasal dari bahasa Arab “khabar” yang berartiberita.1
Jelas yang dimaksud dengan surat kabar disini berupa koran, koran
yang ditulis sedemikian rupa dan tercetak itu berawal dari sebuah kertas
kosong biasa yang bermula tiada makna yang kemudian di isi dengan
anekaragam informasi penting guna bertujuan untuk memberi
kabar/informasi tersebut kepada khalayak melalui media massa berupa
sebuah rangkaian berita.
2. Definisi Surat Kabar
Salah satu bentuk pers adalah surat kabar. Isi utama dalam surat
kabar adalah berita. Surat kabar merupakan media komunikasi yang
berisikan informasi aktual dari berbagai aspek kehidupan mulai dari
politik, ekonomi, sosial, budaya, seni, dan sebagainya. Bahkan surat
1Drs. Yanuar Abdullah, Dasar-dasar Kewartawanan, Teori dan Praktek, (Padang:
Angkasa Raya,1992), hal. 12
16
kabardapat dikatakan pula sebagai media tertua sebelum ditemukannya
film, radio, dan televisi. Biasanya surat kabar lebih menitikberatkan pada
penyebaran informasi itu sendiri berupa fakta/ peristiwa yang ingin
diketahui oleh khalayak.2Surat kabar itu sendiri adalah terbitan berkala
(biasanya harian) yang berisi berita yang dimultiplikasi secara massal.3
Sedangkan definisi surat kabar menurut para ahlidiantaranya:
Onong Uchjana Effendy yang dimaksud dengan surat
kabar:“Lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di
masyarakat, dengan ciri-ciri: terbit secara periodik, bersifat umum, isinya
termasa/aktual, mengenai apa saja dan dari mana saja di seluruh dunia
yang mengandung nilai untuk diketahui khalayak pembaca.”4
Menurut Susanto, surat kabar adalah pemberitaan tentang keadaan
dan perkembangan yang memungkinkan orang untuk memperoleh
gambaran tentang pendapat umum, sekaligus dalam pemberitaannya, surat
kabar mencerminkan aliran-aliran psikologi dan pendapat umum setiap
harinya.5
Menurut Romli surat kabar sebagai koran, yaitu surat kabar harian
yakni media massa cetak yang berukuran broadsheet yang terbit setiap
2 Suryawati Indah, Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik (Bogor: Ghalia
Indonesia,2011),h. 40. 3 R. Masri Sareb Putra, Media Cetak Bagiamana Merancang dan Memproduksi
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h.8. 4 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), h.241.
5 Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktik, (Bandung: Bina Cipta, 1998),
cet ke-3, h. 28
17
hari.6 Lebih jauh lagi Hafied Cangara mengemukakan perbedaan surat
kabar dari beberapa hal, yaitu:
“Dibedakan atas periode terbit, ukuran, dan sifat penerbitannya.
Dari segi periode terbit dibedakan atas dua macam, yakni surat kabar
harian dan surat kabar mingguan. Dari segi ukuran, ada yang terbit dalam
bentuk plano dan adapula yang terbit dalam bentuk tabloid. Sedangkan
isinya dibedakan atas dua macam yakni, surat kabar yang bersifat umum
berisi informasi yang ditujukan bagi masyarakat umum serta surat kabar
yang bersifat khusus yang memiliki ciri khas tertentu dan memiliki
pembaca tertentu, misalnya surat kabar untuk wanita dan semacamnya”.7
Dari definisi - definisisurat kabar diatas dapat disimpukan bahwa
surat kabar atau koran adalah salah satu jenis media massa berupa media
cetak yang memuat laporan hangat teraktual yang terjadi di masyarakat,
terbit secara periodik (harian atau mingguan), bersifat umum untuk
khalayak luas, serta bersifat khusus untuk khalayak yang dikategorikan
khusus bagi pembacanya, mengenai apa saja dan darimana saja diseluruh
dunia yang mengandung unsur nilai berita untuk diketahui khalayak.
Merujuk definisi-definisi diatas, Radar Bekasi merupakan salah
satu media massa berupa media cetak dalam bentuk surat kabar yang terbit
secara harian dalam bentuk edisi pagi yang ditujukan untuk khalayak luas
serta diperuntukkan pula bagi khalayak khusus (warga Bekasi baik Kota
maupun Kabupaten) dan dicetak dalam ukuran broadsheet (koran).
6 Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2008), h.76 7Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),
h.127
18
3. Sejarah Singkat Surat Kabar
Surat kabar merupakan sebuah media massa yang paling tua
dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat
keberadaan surat kabar yang di mulai sejak di temukannya mesin cetak
oleh Johannes Guttenberg di Jerman.Prototipe pertama surat kabar
diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. Pada tahun yang sama,
surat kabar yang sangat sederhana terbit di Strasborg. Bentuk surat kabar
yang sesungguhnya terbit pada tahun 1620 di Farnkfrut, Berlin, Humberg,
Vienna, Amsterdam dan Antwerp.
Di Inggris surat kabar pertama yang sangat sederhana terbit pada
tahun 1621. Sedangkan yang dianggap sebagai benar-benar surat kabar
yang terbit secara teratur ialah Oxford Gazette yang terbit di Oxford tahun
1665. Beberapa bulan kemudian ketika pemerintah pindah ke London,
surat kabar tersebut berganti nama menjadi London Gazette. Surat kabar
harian yang pertama terbit adalah Daily Courant. Sedangkan di Amerika
surat kabar harian yang pertama di Amerika Serikat adalah Pennsylvania
Evening Post dan Daily Advertiser yang terbit pada tahun 1783-1830an,
surat kabar ini relative mahal dan hanya dibaca oleh golongan elit, serta
para politikus.
Di Indonesia sendiri keberadaan surat kabar ditandai dengan
perjalanan panjang melalui lima periode, yakni masa penjajahan Belanda,
Jepang, Menjelang Kemerdekaan sekaligus Awal Kemerdekaan serta
Zaman Orde Lama dan Orde Baru.
19
Zaman Belanda pada tahun 1828 di Jakarta diterbitkan Javasche
Courant yang isinya memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita
lelang, dan berita kutipan dari harian-harian di Eropa. Surat kabar yang
terbit pada masa itu tidak mempunyai arti secara politis, karena lebih
merupakan surat kabar periklanan. Tirasnya tidak lebih dari 1000-1200
ekslempar setiap kali terbit.Semua penerbit terkena peraturan, setiap
penerbit tidak boleh diedarkan sebelum diperiksa oleh penguasa setempat.
Zaman Jepang ketika Jepang datang,surat kabar-surat kabar yang
ada di Indonesia diambil alih secara pelan-pelan. Beberapa surat kabar
disatukan dengan alasan untuk menghemat alat-alat dan tenaga. Tujuan
sebenarnya adalah agar pemerintahan Jepang dapat memperketat
pengawasan terhadap isi surat kabar. Kantor berita Antara pun diambil alih
dan diteruskan oleh kantor berita Yashima yang kemudian selanjutnya
berada dibawah pusat pemberitaan Jepang, yakni Domei. Wartawan -
wartawan Indonesia pada saat itu hanya bekerja sebagai pegawai, sedang
yang diberi pengaruh serta kedudukan adalah wartawan yang sengaja
didatangkan langsung dari Jepang. Pada saat itu surat kabar hanya bersifat
propaganda dan memuji-muji pemerintah dan tentara Jepang.
Zaman Kemerdekaan pada masa awal kemerdekaan Indonesia pun
melakukan perlawanan dalam hal sabotase komunikasi. Surat kabar yang
diterbitkan oleh Indonesia pada saat itu merupakan tandingan dari surat
kabar yang diterbitkan oleh pemerintah Jepang. Dalam perkembangannya
berita Indonesia berulang kali dibredel, dan selama pembredelan para
tenaga redaksinya ditampung oleh surat kabar Merdeka yang didirikan
20
oleh B.M.Diah. Surat kabar lainnya yang terbit pada masa itu antara lain:
Soeara Indonesia yang dipimpin oleh Manai Sophian Makasar, pedoman
harian yang kemudian berganti nama menjadi Soeara Merdeka (Bandung).
Zaman Orde Lama setelah presiden Soekarno mengumumkan
dekrit kembali ke UUD 1954 tanggal 5 juli 1959, terdapat larangan
kegiatan politik termasuk pers. Bahkan persyaratan untuk mendapat surat
izin terbit dan surat izin cetak pun diperketat. Namun situasi ini kemudian
dimanfaatkan oleh PKIPartai Komunis Indonesia yang pada saat itu
menaruh perhatian pada pers. PKI kemudian memanfaatkan para buruh
termasuk karyawan surat kabar untuk melakukan apa yang dinamakan
slowdown strike, yakni mogok secara halus. Dalam hal ini, karyawan di
bagian setting melambatkan kerjanya, sehingga banyak kolom surat kabar
yang tidak terisi menjelang deadline (batas waktu cetak). Akhirnya kolom
kosong itu diisi iklan secra gratis sebagaimana yang dialami oleh
Soerabaja Post dan Harian Pedoman di Jakarta. Pada masa inilah sering
terjadi polemik antara surat kabar yang Pro PKI dan Anti PKI.
Zaman Orde Barusejalan dengan tampilan Orba, surat kabar yang
tadinya dipaksakan untuk mempunyai gantolan (berafiliasi), kembali
mendapatkan kepribadiannya. Contoh kedaulatan rakyat yang pada Zaman
Orde Lama harus berganti nama menjadi Dwikora, kembali kepada nama
semula. Mengutip pernyataan presiden Soeharto dihadapan sidang umum
MPR 12 maret 1973, “ sudah sewajarnya kita merasa bangga dan lega
melihat pertumbuhan pers yang bebas dan merdeka, suatu pertanda bahwa
kehidupan demokrasi terjamin pelaksanannya dalam orba, tapi sering-
21
sering kita merasa ikut prihatin dan khawatir terhadap penggunaan hak
kebebasan pers yang kurang wajar dan bertanggung jawab” Selanjutnya
presiden mengemukakan,” masih banyak surat kabar/majalah yang
terdorong oleh tujuan komersil/pun motif lainnya menyajikan berita-berita
sensasional tanpa norma-norma kesusilaan, sopan santun, kerahasiaan
negara, dan kurang memperhatikan akibat tulisan yang dapat
menggoncangkan masyarakat, yang pada gilirannya akan merusak
stabilitas nasional”. Itulah mengapa yang menjadi sebab pemerintah
memberikan ganjaran berupa pencabutan surat izin terbit dan Surat Izin
Usaha Penerbitan Pers (SIUPP), seperti Sinar Harapan, Tabloid Monitor,
Detik, Majalah Tempo dan Editor.
Zaman Reformasi tumbangnya presiden Soeharto pada 21 Mei
1998 silam membawa aura baru di dunia pers. Berakhirnya Orde Baru
mengalirkan kebebasan berekspresi melalui media/kebebasan pers. Pada
saat itu media massa terutama cetak tumbuh menjamur dan berkembang
pesat. Booming media cetak terjadi pada masa presiden BJ.Habibie
berkuasa dengan menteri penerangan letjen TNI Muhammad Yunus
Yosfiah. Pada saat itu menteri penerangan menerapkan kebijakan pers
yang lebih liberal dengan memberikan kemudahan bagi siapa pun untuk
memperoleh SIUPP, yang pada saat itu diperoleh dalam kurun waktu
kurang dari 1 minggu tanpa bayar. Akibatnya, dalam masa pemerintahan
BJ.Habibie yang singkat Mei 1998-Oktober 1999 sudah dikeluarkan lebih
22
dari 1600 SIUPP baru.Padahal selama 32 tahun era Soeharto, hanya
diperoleh sekitar 300 SIUPP yang dikeluarkan.8
4. Karakteristik Surat Kabar
Menurut Karl Batwizh mengemukakan lima syarat:
a) Publisitas: Surat kabar diterbitkan untuk publik, masyarakat umum,
bahkan untuk siapa saja. Siapapun boleh membelinya bahkan
membacanya, isinya bertujuan agar diketahui oleh masyarakat.
b) Periodisitas: Surat kabar terbit pada waktu yang telah ditentukan
sebelumnya. Periode terbit, jarak dan waktu antara dua terbitan bersifat
tetap dan teratur. Sebagai contoh surat kabar harian sore terbit tiap sore
hari terkecuali hari libur.
c) Aktualitas: Isinya aktual, belum pernah dimuat sebelumnya. Isi buku
dapat dicetak ulang. Sedangkan isi surat kabar yaitu isi bidang redaksi
yakni hal-hal yang hangat baru teraktual.
d) Universalitas: Isinya tidak mengenai satu persoalan saja. Misalnya,
tidak hanya mengenai olahraga saja akan tetapi mengenai semua aspek
kehidupan.
e) Kontinuitas: Isinya berkesinambungan. Seperti halnya surat kabar hari
ini memuat berita pengadilan ketua PKS Lutfi Hasan, hendaknya pada
terbitan selanjutnya memuat pula berita persidangan Lutfi Hasan
sampai vonis hakim dijatuhkan.9
8 Elvinaro ardianto dkk,Komunikasi Massa suatu pengantar edisi revisi,(Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 105-110. 9 Hoeta Soehoet, Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta-IISIP,
2003)h.11
23
5. Spesifikasi Surat Kabar
Diklafikasikan menurut frekuensi penerbitan, ukuran, sirkulasi, format
isi, dan kelas sosial pembacanya. Berikut penjelasan singkatnya:10
1. Frekuensi Penerbitan: Surat kabar dibedakan menjadi dua, yaitu surat
kabar harian dan surat kabar mingguan. Surat kabar harian dilihat dari
usianya hanya satu hari, lewat dari hari itu beritanya dianggap basi.
Sedangkan surat kabar mingguan dilihat dari usianya lebih lama
dibandingkan surat kabar harian. Berita maupun artikel-artikel yang
ada di dalamnya tidak cepat basi, karena isi berita daripada artikel-
artikel tersebut diulas lebih mendalam dari surat kabar harian.
Sedangkan dilihat dari waktu penerbitan, surat kabar harian diterbitkan
lebih awal yakni setiap pagi hari dan surat kabar mingguan terbit setiap
seminggu sekali.
Ukuran: Umumnya surat kabar dikenal dengan dua jenis, yakni
tabloid dan standar (broadsheet). Surat kabar tabloid terdiri dari
lima/enam kolom yang masing-masing memiliki lebar sekitar 5 cm
dan panjang ke bawah sekitar 35 cm. Sedangkan bentuk standar
(broadsheet) memiliki ukuran dua kali lipat dari ukuran tabloid
dengan delapan/Sembilan kolom ke samping. Meskipun demikian
untuk kepentingan pragmatis dan estetika banyak surat kabar
standar yang mengurangi kolomnya menjadi enam kolom. Lebih
dari 90% surat kabar Indonesiaberbentuk standar.
10
Kasali Rhenald, Manajemen Periklanan:Konsep dan Aplikasinya di Indonesia ( Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti),h.101
24
2. Suirkulasi: Surat kabar adalah media komunikasi massa yang
menjangkau khalayak regional, nasional, maupun lokal. Dalam hal ini
surat kabar menggunakan kata sirkulasi untuk menjelaskan jumlah
surat kabar yang terjual.
3. Format Isi: Format sebuah surat kabar harus disesuaikan dengan
rubrik-rubrik yang ada di dalamnya yang menjadi kekuatan di dalam
surat kabar tersebut, yang memiliki popularitas tinggi dibandingkan
dengan rubrik-rubrik lainnya.
4. Kelas Sosial Budaya: Dilihat dari kelas sosial pembacanya, surat kabar
dibedakan menjadi dua jenis yaitu High BrowNewpaper (Quality)
adalah surat kabar untuk golongan masyarakat menengah-atas dan
BoulevardNewspaper (popular) adalah surat kabar untuk golongan
masyarakat menengah-bawah.
6. Sifat Surat Kabar ditinjau dari ilmu komunikasi adalah sebagai berikut:11
a. Terekam, berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun
dalam alinea, kalimat dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf
yang dicetak pada kertas.
b. Menimbulkan perangkat metal secara aktif, berita surat kabar yang
dikomunikasikan kepada khalayak menggunakan bahasa dengan
huruf yang tercetak “mati” diatas kertas, maka untuk dapat
mengerti maknanya pembaca harus menggunakan perangkat
metalnya secara aktif. Oleh karena itu seorang wartawan harus
menggunakan bahasa yang umum dan lazim sehingga para
11
Effendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya,2011)h.154-156.
25
pembaca dapat dengan mudah mencernanya. Hal ini erat kaitannya
dengan masyarakat kita yang heterogen, yang tingkat
pendidikannya tidak sama dan mayoritas dari mereka
berpendidikan menengah-rendah.
B. BERITA
1. Pengertian Berita
Istilah berita berasal dari bahasa Sanksekerta, yakni vrit yang
kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi write, yang arti
sebenarnya adalah “ada“ atau “terjadi“. Sebagian ada yang menyebutnya
vritta, yang artinya “kejadian“ atau “yang telah terjadi“. Vritta masuk ke
dalam bahasa Indonesia menjadi “berita“ atau “warta“.12
Seperti halnya media massa yang erat kaitannya dengan
masyarakat luas, berita juga identik dengan massa (khalayak). Bagaimana
tidak, dalam menempuh kehidupan sehari-hari khalayak selalu disuguhkan
dengan berbagai macam peristiwa yang terjadi baik itu sosial, ekonomi,
budaya, pendidikan, kesehatan, dan berbagai macam bidang lainnya, yang
kesemuanya itu berhubungan satu dengan yang lainnya.
Setiap harinya ada saja berbagai macam peristiwa yang terjadi dari
pelosok daerah maupun dari berbagai macam daerah lainnya yang jelas
letak geografisnya berbeda-beda. Saking banyaknya peristiwa yang terjadi
dikhawatirkan khalayak luas tidak dapat menampung semua informasi
12
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h.46.
26
yang disajikan.Oleh karena itu, semua peristiwa yang terjadi di susun
sedemikian rupa dan di bingkai khusus dengan rapi oleh para wartawan
sebagai sebuah berita.
2. Definisi Berita
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan beberapa para ahli,
ada beberapa pengertian berita, yaitu cerita atau keterangan mengenai
kejadian atau peristiwa yang hangat.Berita juga diartikan sebagai kabar,
laporan dan pemberitahuan, atau pengumuman.13
Sudirman Tebba dalam
bukunya Jurnalistik Baru menyatakan secara ringkas bahwa berita adalah
jalan cerita tentang peristiwa. Hal ini dapat diartikan bahwa berita
mengandung dua hal penting, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan
cerita tanpa sebuah peristiwa/peristiwa tanpa adanya jalan cerita tidak
dapat disebut berita.14
Berita adalah susunan kejadian setiap hari sehingga masyarakat
menerimanya dalam bentuk yang tersusun dan dikemas rapi menjadi
cerita, pada hari yang sama di radio atau televisi dan keesokan harinya di
berbagai surat kabar.15
Sedangkan Romli mendefinisikan berita sebagai
laporan peristiwa yang memiliki berita (newsvalue), aktual, faktual,
penting, dan menarik.16
Mitchel V. Charnley dalam buku Reporting, seperti yang dikutip
oleh Gunadi (1998:17) mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat
13
Suhaemi dan Rully Nasrullah ,Bahasa Jurnalistik, (Jakarta, Lembaga penelitian UIN
Jakarta, 2009), hlm. 27. 14
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat, Kalam Indonesia, 2005), hal. 55. 15
Peter Henshall dan David Ingram.Menjadi Jurnalis (Yogyakarta: LKIS, 2000), H. 7. 16
Mondry.Pemahaman Teori dan PraktekJurnalistik.Ghalia Indonesia. Bogor. 2008. Hal. 133
27
mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau
penting, atau kedua-duanya untuk sejumlah besar penduduk.17
Selain itu
Hoeta Soehoet mengemukakan definisi berita sebagai berikut:
a) Berita adalah keterangan mengenai sebuah peristiwa atau isi
pernyataan manusia.
b) Berita bagi seseorang adalah keterangan mengenai peristiwa/isi
pernyataan manusia yang perlu baginya untuk mewujudkan filsafat
hidupnya.
c) Berita bagi surat kabar adalah keterangan mengenai peristiwa/isi
pernyataan yang diperlukan bagi pembacanya untuk mewujudkan
filsafat hidupnya.18
Dari definisi-definisi berita di atas penulis menyimpulkan bahwa berita
adalah laporan peristiwa tercepat, menarik, dan teraktual yang dikemas
sedemikian oleh seorang wartawan yang mengandung nilai-nilai berita
yang layak untuk dipublikasikan kepada khalayak sebagai informasi
penting yang harus diketahui serta disebarluaskan melalui media massa
berkala seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan media online.
Bahkan dalam perspektif jurnalistik dikatakan tidak semua peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan merupakan berita yang layak dimuat dalam
surat kabar. Ada beberapa kriteria/ciri bahwa berita itu layak
dipublikasikan kepada khalayak, antara lain:
1. Aktualitas
2. Jarak (dekat jauhnya) peristiwa dari khalayak
17
Y.S. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
1998), h. 17. 18
Hoeta Soehoet, hal.23.
28
3. Penting tidaknya orang/figur yang diberitakan
Keluarbiasaan peristiwa
4. Akibat yang mungkin ditimbulkan oleh berita itu
5. Ketegangan dalam peristiwa
6. Konflik dalam peristiwa
7. Perilaku Seks
8. Kemajuan-kemajuan yang diberitakan
9. Emosi yang ditimbulkan oleh peristiwa
10. Humor yang terkandung dalam peristiwa19
3. Nilai-Nilai Berita
Berita yang disiarkan atau disebarkan kepada khalayak luas haruslah
memiliki nilai-nilai berita (news value). Dalam hal ini, Haris Sumadiria dalam
bukunya yang berjudul Jurnalistik Indonesia, menulis berita dan feature,
menyebutkan sebelas nilai-nilai berita, yaitu:
a. Keluarbiasaan (Unusualness), berita adalah sesuatu yang luar biasa,
bukan sesuatu yang biasa.
b. Kebaruan ( Newness), berita adalah semua apa yang terbaru
c. Akibat (Impact), berita adalah segala sesuatu yang berdampak
d. Aktual (Timeliness), berita adalah peristiwa yang sedang/baru terjadi
e. Kedekatan (Proximity), berita adalah kedekatan baik itu secara
geografis maupun psikologis
f. Informasi (Information), berita adalah informasi. Namun tidak semua
informasi dapat menjadi berita. Informasi yang memiliki nilai berita
19
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005),h.55
29
dan member banyak manfaat kepada publiklah yang patut mendapat
perhatian media.
g. Konflik (Conflict), berita adalah konflik atau segala sesuatu yang
mengandung unsur/sarat dengan dimensi pertentangan
h. Orang Penting (Prominence), berita adalah tentang orang-orang
penting, orang-orang ternama, pesohor, selebritis, publik figure.
i. Ketertarikan Manusiawi (Human Interest), apa saja yang dinilai
mengandung minat insani, menimbulkan ketertarikan manusiawi,
mengembangkan hasrat dan naluri ingin tahu, dapat digolongkan ke
dalam cerita human interest.
j. Kejutan (Surprise), berita adalah kejutan. Kejutan adalah sesuatu yang
datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak terencana, diluar perhitungan,
tidak diketahui sebelumnya
k. Seks (Sex), berita adalah seks, seks adalah berita. Segala macam berita
tentang perempuan, tentang seks, selalu banyak peminatnya.
4. Berita Straight News
Umumnya dalam sebuah pemberitaan yang diberitakan media
cetak biasanya menggunakan straight news (berita langsung). straight
news sendiri diartikan sebagai sebuah berita yang ditulis dan dijabarkan
secara langsung apa adanya dalam sebuah peristiwa yang terjadi melalui
informasi yang dipaparkan langsung dari sumber berita yang bersangkutan
di tempat kejadian.
Menurut Romli dalam Kamus Jurnalistik, straightnewsadalah
berita yang ditulis secara singkat, lugas, dan apa adanya. Dibuat dengan
30
gaya memaparkan, yakni memaparkan peristiwa dalam keadaan apa
adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan, apalagi interpretasi. Surat
kabar harian didominasi oleh jenis berita ini, terutama halaman depan
(front page). Penulisan berita langsung umumnya mengacu kepada
struktur piramida terbalik (inverted pyramid), yaitu diawali dengan
mengemukakan bagian berita yang dianggap paling penting , penting
kemudian diikuti bagian-bagian yang dianggap agak penting, kurang
penting, dan seterusnya, mengacu pada unsur 5W+1H. Bagian paling ini
dituangkan di bagian kepala atau awal yang biasanya terletak pada alinea
pertama (lead).20
Sedangkan menurut Zaenuddin HM dalam bukunya The Journalist,
straight news adalah berita yang disajikan secara singkat, lugas, dan apa
adanya. straight news berlaku untuk berita-berita yang berkembang setiap
hari atau setiap waktu.21
Berita langsung (straight news) merupakan berita
yang ditulis secara langsung.Artinya, informasi yang dituangkan dalam
berita itu diperoleh langsung dari sumber beritanya.Biasanya diungkapkan
dalam bentuk pemaparan (descriptif).Berita langsung biasanya dibuat
dengan gaya memaparkan, yaitu suatu gaya penulisan berita yang
memaparkan kejadian atau peristiwa yang terjadi, dalam keadaan apa
adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan. Penulisan berita ini cenderung
menguraikan suatu peristiwa /kejadian sejelas-jelasnya.22
20
Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008),
h.22 21
Zaenuddin HM, The JournalistBacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, dan Mahasiswa
Jurnalistik ( Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011), hlm .160 22
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung, PT Remaja RosdaKarya, 2004), hal.
25.
31
5. Berita Utama (Headline)
Surat kabar dilihat dari segi isinya banyak memuat berita yang terjadi
ditengah-tengah masyarakat baik itu sosial, budaya, politik, ekonomi,
nasional, bahkan internasional sekalipun. Sebelum dibaca dan sampai kepada
khalayak berita-berita tersebut diolah sedemikian rupa melalui beberapa
proses tahapan mulai dari rapat redaksi, meliput, menulis, mengoreksi, layout,
cetak, dan akhirnya didistribusikan.
Hal ini dikarenakan karena tiap masing-masing surat kabar tentunya
terdapat berita utama. Berita tersebut merupakan berita terpenting menurut
redaktur surat kabar dari berita-berita lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh
Romli dalam Kamus Jurnalistik bahwa berita utama (headline) merupakan
berita yang dianggap paling penting dan paling menarik bagi pembaca,
ditempatkan dihalaman depan surat kabar dengan judul ditampilkan secara
mencolok, berukuran besar atau lebih besar dari judul berita lain, dan dicetak
tebal.23
Sedangkan A.M Hoeta Soehoet memberikan definisi berita utama,
menurutnya berita utama adalah Berita yang menurut penilaian redaktur surat
kabar tersebut adalah berita terpenting dari semua berita yang disajikan dalam
surat kabarnya hari itu. Sebab itu diberikannya tempat utama yang mudah
dibaca, yaitu halaman pertama bagian paling atas sebelah kiri.24
Penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dinamakan berita utama
adalah berita yang dianggap paling penting dihari itu juga oleh redaktur surat
23
Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008),
h.52. 24
Hoeta Soehoet, Kumpulan Kertas Kuliah Pengadaan Berita dan Pendapat, (Jakarta: IISIP
Pers, 1986/1987), h.5
32
kabar dari berita lainnya dan diletakkan pada bagian halaman paling depan
sehingga berita tersebut dapat dengan mudah diketahui oleh khalayak yang
sekaligus menjadi daya tarik khalayak untuk sekedar membeli, membaca,
serta mengetahui isi dari pemberitaan tersebut.
6. Elemen Berita
Suatu berita terutama dalam media massa cetak seperti surat kabar
terdapat elemen-elemen berita yang terdiri dari judul berita, lead, batang tubuh
(isi berita), dan penutup berita. Unsur-unsur tersebut banyak terdapat pada
berita straight news yang bersifat langsung.
Seperti berita politik, ekonomi, sosial, budaya, kriminal, dan
sebagainya. Berikut akan dijabarkan penjelasan mengenai Elemen-Elemen
Berita diantaranya:
a. Judul
Judul merupakan hal yang urgen dalam berita karena judul
mewakili isi dari berita itu sendiri.Setiap media tentu saja memiliki aturan
dan prinsip sendiri-sendiri dalam menuliskan judul berita.25
Kekhasan
prinsip dalam merumuskan judul berita itulah yang pada gilirannya akan
membuat media yang bersangkutan dapat diterima oleh pasar dengan
baik/tidak. Koran-koran nasional lazimnya cenderung akan merumuskan
judul-judul beritanya secara standar. Judul yang baik akan menarik
perhatian khalayak.
Dalam suatu berita judul dimaksudkan untuk mempromosikan
berita tersebut.Biasanya judul dituntut semenarik mungkin sehingga dapat
25
Kunjana Rahardi, Dasar-dasar Penyuntingan Bahasa Media, (Depok: Gramata Publishing,
2010),h. 134
33
menimbulkan dan meningkatkan hasrat khalayak untuk sekedar melihat
bahkan membacanya.Selain untuk mempromosikan berita, judul berfungsi
untuk memperkenalkan isi berita kepada khalayak pembaca.
Berikut beberapa karakteristik judul:
1. Provokatif, judul yang provokatif bermakna harus mampu
membangkitkan minat pembaca terhadap berita yang ditulis.
2. Singkat dan Padat, langsung menuju inti persoalan, tegas dalam
penyampaian terfokus dan tidak bertele-tele.
3. Relevan, dalam hal ini judul harus berhubungan dengan isi berita
yang ingin disampaikan oleh penulis.
4. Formal, bahasa judul berita sebaiknya formal disampaikan dengan
bahasa resmi, jelas, sehingga tidak membingungkan pembaca.
5. Representatif, judul berita mewakili dan mencerminkan berita.
6. Merujuk pada Bahasa Baku, sebagai bagian terpenting dari berita
judul disampaikan dengan bahasa baku.
7. Spesifik, judul berita dianjurkan mengandung kata-kata khusus
yang mengandung ruang lingkup sesuai dengan isi yang
disampaikan.26
b. Lead
Yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan berita adalah
leadkarena lead merupakan pintu gerbang yang mengantarkan pada isi,
atau yang menjembatani judul dan isi.27
Kekuatan berita terletak pada
leadnya. Jika leadnya bagus, maka khalayak akan terus membaca.Selain
26
Suhaemi, Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 41-44 27
Ibid, h.37
34
itu lead merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari peristiwa
yang dilaporkannya. Untuk memenuhi rasa ingin tahu pembacanya secara
cepat, lead disusun sedemikin rupa yang dirumuskan sebagai 5W+1H
(What, Who, When, Where, Why, dan How). Dengan demikian baik
pembaca, pendengar, ataupun penonton akan segera tahu mengenai
persoalan pokok dari sebuah peristiwa yang dilaporkannya.28
Berikut beberapa persyaratan lead:
1. Mengandung inti, topik, dan tema
Dalam hal ini pembaca diharapkan sudah bisa menangkap inti
persoalan yang ingin disampaikan oleh penulis
2. Dapat menjadi panduan untuk membuat kalimat berikutnya
Dalam hal ini bagi seorang penulis lead berita menjadi panduan
untuk menulis kalimat berikutnya
3. Dapat memberi gambaran isi keseluruhan berita
Melalui lead berita pembaca dapat dengan mudah mengetahui
gambaran isi yang terdapat dalam berita tersebut
4. Berisi satu topik dan satu pengertian
Diharapkan lead hanya berisi satu topik dan satu pengertian, agar
apa yang ingin disampaikan dalam lead tidak bermakna ganda
sehingga pembaca tidak berasumsi hal lain selain inti daripada
berita tersebut
5. Disusun secara singkat, padat, tepat, dan jelas
28
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik seputar organisasi, produk, & kode etik
(Jakarta:Yayasan Nuansa Cendekia, 2004)h. 120
35
Diharapakan lead tidak bertele-tele langsung pada pokok masalah
(to thepoint), sarat akan informasi, tepat sasaran, serta jelas
6. Memiliki daya tarik, gerak, rangsang, dan komunikatif
Diharapkan lead dapat memiliki daya tarik tersendiri dari inti yang
ingin disampaikan, lead memiliki daya gerak sehingga mampu
menggerakkan pembaca untuk membaca berita secara keseluruhan,
serta mampu mengembangkan daya rangsang yang baik sehingga
mampu menciptakan bahasa yang komunikatif.29
c. Batang Tubuh/ Isi serta Penutup (Ending)
Hal yang perlu mendapat perhatian adalah kefokusan cerita, jangan
sampai ceritanya menyimpang.Langkah pertama adalah dengan membuat
kronologis berurutan dengan kalimat sederhana dan pendek-pendek. Hal
ini menurut Romli dalam Kamus Jurnalistik mengemukakan tubuh/isi
berita merupakan bagian isi berita setelah judul, baris tanggal, dan teras
berita. Berisi paparan lengkap fakta sebuah peristiwa, pernyataan, atau
pendapat.Biasanya berupa penjelasan lebih perinci dari lead.Sedangkan
penutup(ending) dalam berita merupakan bagian akhir dalam struktur
penulisan berita yang berperan penting.Akhir kalimat dalam struktur
penulisan berita merupakan penguat tulisan yang bersanding dengan judul,
lead, dan body keseluruhan laporan.
29
Ibid, h. 44 - 45.
36
30
C. Ruang Lingkup Bahasa Jurnalistik
1. Pengertian Bahasa Jurnalistik
Secara etimologis, Jurnalistik berasal dari kata Journ.Dalam bahasa
Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Dalam hal ini bahasa
merupakan alat komunikasi yang dapat menghubungkan seseorang dengan
orang lain (lawan bicara) baik itu melalui media cetak, elektronik, ataupun
media online. Akan tetapi tidak semua orang dapat dengan mudah menangkap
isi bahasa yang dikomunikasikan. Sama halnya ketika kita berbicara Bahasa
Jurnalistik, tidak semua orang khususnya yang bekerja dalam media dapat
menggunakan Bahasa Jurnalistik dengan baik dan mudah.
Dilihat secara umum menulis memang mudah, akan tetapi jikalau
menulis sebuah berita dalam media tidaklah mudah seperti yang dibayangkan,
30
Haris Sumadiria,Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Preaktis
Jurnalis Profesional,(Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2006), Hal 119.
DATELINE
37
diperlukan beberapa teknis serta keahlian khusus yang menunjang tulisan kita
dimedia menjadi baik agar dapat dengan mudah dibaca serta dimengerti
khalayak. Selain itu tanpa adanya pembiasaan diri untuk menulis, tulisan yang
telah dituangkan dimedia belum tentu dapat mudah dipahami khalayak
mengingat tidak semua khalayak dapat dikategorikan sama satu lainnya.
Bagaimanapun tulisan yang dimuat dalam media akan dilihat serta
dibaca oleh banyak orang yang berbeda profesidan disini wartawan dituntut
sedemikian rupa mengolah isi berita yang ingin disampaikan agar ringkas,
singkat, padat, sederhana, jelas, sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa
Jurnalistik yang baik.Sebagaimana mengutip pernyataan TV CNN yang
dikutip oleh Morissan mengungkapkan “to be understood by the truck driver
while not insulting the professor’s intelligence” ( untuk dimengerti oleh supir
truk namun tanpa merendahkan kecerdasan sang professor).31
Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa tulisan yang dimuat dalam media massa
harus dapat dimengerti dengan mudah oleh semua kalangan tanpa memandang
bulu/status sosial mereka itu siapa dan apa.Justru disini seorang wartawan
dituntut untuk mempertimbangkan dengan baik sebuah berita yang ditulis,
agar berita/informasi yang ingin disampaikan dapat dengan mudah dimengerti
oleh semua pihak.
Dalam hal ini surat kabar dalam menyampaikan informasinya
menggunakan bahasa secara tertulis, sebab bahasa didalam media massa ibarat
sebuah nyawa terutama bagi media cetak. Tanpa adanya bahasa, media massa
cetak tidak akan bermakna apa-apa karena bahasa menjadi medium bagi
31
Jani Yosef, To Be A Journalist (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 121.
38
kalangan pers untuk memotret peristiwa dan peradaban bangsa.32
Bahasa
Jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa kreatif yang digunakan
kalangan pers di dalam penulisan berita di media massa. Bahasa Jurnalistik
kerap disebut sebagai bahasa pers, yang juga memiliki karakter berbeda,
sesuai dengan tulisan yang diberitakan.Bahasa Jurnalistik haruslah mudah di
pahami oleh setiap orang yang membacanya, karena tidak semua orang
mempunyai cukup waktu untuk memahami isi tulisan yang ditulis oleh
wartawan.
2. Definisi Bahasa Jurnalistik
Bahasa Jurnalistik meupakan bahasa komunikasi massa yang
berfungsi sebagai penyambung lidah masyarakat sekaligus bahasa pengantar
pemberitaan yang biasa digunakan dalam media cetak dan elektronik.33
Berikut beberapa definisi Bahasa Jurnalsitik menurut para ahli34
Dalam pemahaman wartawan senior terkemuka Rosihan Anwar,
bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan Bahasa Pers atau Bahasa
Jurnalistik. Bahasa Pers ialah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-
sifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik.
Bahasa Jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku. Ia tidak dapat
menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Ia juga harus memperhatikan
ejaan yang benar. Dalam kosakata Bahasa Jurnalistik mengikuti
perkembangan dalam masyarakat.
32
Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (strategi wartawan menghadapi
tugas jurnalistik), (yogyakarta, c.v. Andi Offset. 2005). h.85-86. 33
Ibid h.87. 34
Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006) h. 6
39
Menurut S. Wojowasito dari IKIP Malang dalam Karya Latihan
Wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (KLW PWI) di Jawa Timur
(1978). Bahasa Jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak
dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu
bahasa tersebut haruslah jelas dan mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran
intelek yang minimal, sehingga sebagian besar masyarakat yang melek huruf
dapat menikmati isinya. Walaupun demikian, Bahasa Jurnalistik yang baik
haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas
susunan kalimat yang benar dan pilihan kata yang cocok.
Begitu pula menurut pakar bahasa terkemuka dari Bandung
JS.Badudu yang mengemukakan Bahasa Jurnalistik harus singkat, padat,
sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Semua sifat-sifat tersebut
haruslah dipenuhi oleh Bahasa Jurnalistik mengingat media massa dinikmati
oleh lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya.
Seperti halnya yang dikemukakan pula oleh Anton M. Moeliono
(1994) yang juga merupakan konsultan pusat bahasa mengatakan bahwa
laras Bahasa Jurnalistik tergolong ragam bahasa baku. Hal ini terbukti
manakala bahasa Indonesia jurnalistik tidaklah berbeda dengan bahasa
Indonesia baku, yang membedakan keduanya hanyalah pada penggunaannya
saja. Karena digunakan sebagai media penyampai informasi, bahasa yang
digunakan di mediamassa memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan
dengan bahasa yang digunakan untuk keperluan lain.35
Selain itu bahasa
yang tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur pokok yang terdapat dan
35
Tri Adi Sarwoko. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik (Yogyakarta: Andi, 2007), h.1-2
40
melekat dalam definisi jurnalistik. Susunan kalimat jurnalistik yang baik
akan menggunakan kata-kata yang pas untuk menggambarkan suasana serta
isi pesannya.36
3. Fungsi Bahasa Jurnalistik
Sebelum kita mengenal lebih jauh fungsi Bahasa Jurnalistik
khususnya, akan lebih baik kita juga mengenal fungsi utama bahasa yang
terdiri dari:37
a) Alat untuk menyatakan ekspresi diri
b) Alat Komunikasi
c) Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
d) Alat untuk mengadakan kontrol sosial
Sedangkan fungsi Bahasa Jurnalistik sendiri adalah:
a) Fungsi sebagai kerangka acuan, bagi pemakaian bahasa dengan
adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasikan) yang jelas.
Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya
pemakaian bahasa seseorang atau golongan.38
b) Fungsi Instrumental menggunakan bahasa untuk memperoleh
sesuatu.
c) Fungsi Regulatori menggunakan bahasa untuk mengontrol perilaku
orang lain.
36
AM. Dewabrata, Kalimat Jurnalistik, Panduan Mencermati Penulisan Berita (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2004), h. 23. 37
Ibid, h.8 - 9 38
Hasan Alwi, Soedjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M Moeliono, Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h. 14-16.
41
d) Fungsi Interaksional menggunakan bahasa untuk menciptakan
interaksi dengan orang lain.
e) Fungsi Personal menggunakan bahasa untuk mengungkapkan
perasaan dan makna.
f) Fungsi Heuristik menggunakan bahasa untuk belajar dan
menemukan makna.
g) Fungsi Imajinatif menggunakan bahasa untuk menciptakan dunia
imajinasi.
h) Fungsi Representational menggunakan bahasa untuk
menyampaikan informasi.39
4. Ketentuan Bahasa Jurnalistik
Bahasa Jurnaistik mempunyai ketentuan-ketentuan yang harus
ditaati.Ketentuan tersebut harus dilaksanakan supaya berita/informasi yang
ingin disampaikan kepada khalayak mudah dimengerti. Ketentuan-
ketentuan tersebut antara lain:
a. Penggunaan kalimat pendek
Dalam jurnalistik penggunaan kalimat pendek merupakan pilihan
utama. Hal tersebut dimaksudkan agar inti pokok persoalan yang
diungkapkan segera dapat dimengerti oleh para pembaca.Mengingat tidak
semua orang mempunyai cukup waktu untuk memahami isi tulisan yang di
tulis oleh wartawan.
39
Furqanul Azies dan A Chaedar Alwasiah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, Teori, dan
Praktek( Bandung: PT Rosdakarya, 2000), h. 17-18.
42
b. Penggunaan kalimat aktif
Agar suatu laporan/tulisan dapat menarik pembacanya maka
wartawan dalam hal ini dituntut harus mampu menghidupkan kalimat yang
ditulisnya.Untuk itu penggunaan kalimat aktif merupakan ketentuan yang
perlu ditaati.
c. Penggunaan Bahasa Positif
Suatu laporan akan terlihat menarik apabila ditulis dengan
menggunakan bahasa positif. Ia akan terasa lebih hidup bila dibandingkan
dengan penulisan bahasa negatif.40
40
Patmono SK, h.71.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Singkat Radar Bekasi
Radar Bekasi terbit kali pertama pada tanggal 19 Januari 2009 untuk
memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Bekasi. Surat kabar ini berada di
bawah naungan Jawa Pos Group, perusahaan surat kabar yang berada di
Surabaya Jawa Timur. Selain Radar Bekasi, Jawa Pos Group memiliki lebih
dari 100 koran lokal yang tersebar di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya
adalah Radar Surabaya, Radar Madura, Radar Tegal, Metro Asahan,
MetroTapanuli, Palembang Pos, Malang Pos, Radar Depok, Radar Bogor,
Bali, Bengkulu Ekspres, Samarinda Pos, dan Radar Timika.
Berikut ini adalah peta daerah persebaran surat kabar lokal Jawa Pos grup.
Gambar Peta persebaran surat kabar lokal Jawa Pos Grup
(Sumber : Jawa Pos. com)
44
Radar Bekasi merupakan koran lokal pertama di Bekasi, berbeda
dengan surat kabar nasional yang minim porsi berita lokalnya, yaitu hanya
berkisar 10%, Radar Bekasi hadir dengan porsi berita lokal yang dominan,
yaitu berkisar 70% dan 30% untuk berita nasional. Jadi, tidak berlebihan
jika surat kabar ini memilki slogan “Korannya Orang Bekasi”karena
sebanyak 70% berita yang diangkat setiap harinya memang informasi yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bekasi.1
2. Visi dan Misi Radar Bekasi
Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan dan upaya untuk mencapai
tujuan tersebut. Begitu pula dengan surat kabar Radar Bekasi mereka
mempunyai visi menjadi mitra bisnis komunikasi dan promosi terkemuka di
Bekasi. Sedangkan misinya, antara lain:
a. Menyediakan tulisan yang informatif dan menjadi bagian pilar
demokrasi,
b. Memaparkan dan menganalisis secara tuntas serta mendalam mengenai
bisnis, ekonomi, politik, pendidikan, olahraga, dan sosial budaya,serta
c. Menegakkan fungsi, edukasi, hiburan, dan kontrol sosial.2
3. Karakter Radar Bekasi
Radar Bekasi termasuk surat kabar yang tidak mengkhususkan diri
dengan maksud surat kabar ini tidak menampilkan berita-berita dari kalangan
tertentu karena mereka ingin berdiri diatas semua golongan, agama, dan ras.
Hal itu sesuai dengan program 10 Alasan Membaca Radar Bekasi, salah satu
diantaranya ialah independen, dan terpercaya. Artinya Radar Bekasi berusaha
1 Diolah dari hasil wawancara pribadi dengan Editor Redaksi Radar Bekasi, Bekasi, 26
Februari 2013 2 Company Profile Radar Bekasi, hlm 15
45
menjadi surat kabar yang tidak bergantung pada satu pihak agar dapat
dipercaya pembacanya.3
4. Alur Proses Kerja Redaksi Hingga Pembaca
Proses kerja Radar Bekasi terdiri dari serangkaian tahapan yang
akhirnya menjadi sebuah media yang siap dikonsumsi oleh masyarakat.
Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari rapat redaksi, pembagian tugas untuk
wartawan, pengeditan naskah, penataletakkan, proses cetak, terakhir
penyebaran surat kabar. Berikut ini akan dijabarkan mengenai tahapan-
tahapan diatas:4
a) Rapat Redaksi
Tahapan awal dari proses kerja Radar Bekasi adalah rapat redaksi.
Rapat redaksi diadakan untuk menentukan tema-tema apa saja yang
akan diangkat sebagai bahan berita.
b) Pembagian Tugas Untuk Wartawan
Setelah melakukan rapat redaksi, para wartawan mulai mencari bahan
berita yang sudah ditugaskan kepada mereka.Namun tidak selalu tema-
tema yang sudah ditentukan sebelumnya menjadi bahan dalam mencari
berita. Terkadang setelah tema-tema tersebut telah ditentukan, muncul
peristiwa lain yang menjadi pusat perhatian masyarakat. Alhasil maka
berita itulah yang lebih diutamakan untuk dijadikan sebagai bahan
berita.Selain menyiapkan bahan berita yang akan dimuat, setiap
wartawan di Radar Bekasi juga diharuskan untuk menyiapkan foto-foto
yang mendukung berita yang telah diliput olehnya.
3 Ibid
4 Ibid
46
c) Pengeditan Naskah
Berita yang sudah ditulis oleh wartawan kemudian diserahkan kepada
redaktur halaman yang bersangkutan untuk di edit.
d) Penataletakkan
Pada tahapan ini berita dan foto serta unsur-unsur lain ditata ke dalam
halaman-halaman surat kabar. Selain itu, seorang layouter juga bertugas
mengedit foto-foto yang akan dimuat. Pengeditan tersebut dilakukan
secara digital dengan menggunakan sebuah software computer (Adobe
Photoshop) yang kemudian foto-foto tersebut dijadikan gambar
beraster.
e) Proses Cetak
Pada tahap ini halaman-halaman surat kabar yang telah selesai dibuat
tata letaknya dikirim ke percetakan untuk sebagaimana dilakukan
proses cetak. Setelah selesai dicetak, lembaran-lembaran surat kabar itu
dikembalikan ke Radar Bekasi.
f) Penyebaran Surat Kabar
Lembaran-lembaran surat kabar kemudian dikirim lewat ekspedisi
yang kemudian lalu membagi-bagikannya kepada agen-agen penjual
koran.
47
5. Keterangan Struktur OrganisasiRadar Bekasi
Direktur Utama : Hazairin Sitepu
Direktur : Hetty
General Manager : Faturrohman S. Kanday
Pemimpin Redaksi : Zaenal Arifin
Redaktur Pelaksana Kabupaten: Deny Ahmad Furqon
Redaktur Pelaksana Kota : Bisman Pasaribu
Redaktur : SL. Harjanto, Yulizar Efrizal H.
Asisten Redaktur : Miftakhudin, Beny Sang Surya.
Sekretaris Redaksi : Rita Agustin
Staf Redaksi :Sammy Akbar, Masngudin, Giri Sasongko, Irwan,
Enriko, Dharmawan Susanto, Nia Septiani, Adi Warsono,
48
Armen Pranajaya, Syahrul Ramadhan, Muhammad
Lukman.
Fotografer : Rizky Andrianto
Pracetak :Yudhi Handoko (Koordinator pracetak), Arry Setiawan,
Denis Arfian, Tusiyono, Agung Tri Nugroho.
Editor :Riskha Ayu Rindiatika.
Desainer Grafis :Angga Pratama
Desainer Iklan :Rudi Ari Ananta
Teknologi Informasi :Beni Irawan
Pemasaran :Asep Rahmat Hidayat (coordinator)
Iklan :Moh. Fajar (coordinator) dan Indra Herdian (
Jakarta)
Supervisor Iklan :Sri Sulastri, Lalu Wirahadi.
Keuangan :Ani Irawati.
49
6. Struktur Organisasi Bagian RedaksiRadar Bekasi
PEMIMPIN REDAKSI
REDAKTUR
PELAKSANA
SEKRETARIS
REDAKSI
REDAKTUR
REPORTER
FOTOGRAFER
Bagan Struktur Organisasi Bagian Redaksi
Keterangan Struktur Organisasi Bagian Redaksi Radar Bekasi:
Pemimpin Redaksi : Faturohman S Kanday.
Redaktur Pelaksana : Zaenal Arifin (Red. Halaman “Radar Bekasi”).
Redaktur : Denny Ahmad Furqon (Red. Halaman “RadarCikarang”).
: Bisman Pasaribu (Red. Halaman “Pro Bisnis”).
Sekretaris Redaksi : Rita Agustin
50
Reporter : Sammy Akbar, Masngudin, Giri Sasongko, Irwan,
Enriko, Dharmawan Susanto, Nia Septiani, Adi
Warsono, Armen Pranajaya, Syahrul Ramadhan,
Muhammad Lukman.
Fotografer : Rizky Andrianto.5
7. Tugas dan Tanggung Jawab
Dibawah ini adalah tugas dan tanggung jawab dari staf-staf yang ada
di Radar Bekasi, yang terdiri dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana,
redaktur, sekretaris redaksi, reporter, fotografer, pracetak (layouter), desain
grafis, desain iklan, teknologi informasi (TI), pemasaran, iklan, promosi, dan
keuangan.6
a. Pemimpin Redaksi
Tugas dari pemimpin redaksi adalah memimpin redaksi semua
bagian yang berada di dalam redaksi Radar Bekasi, bertanggungjawab atas
mekanisme dan aktifitas kerja redaksi sehari-hari, bertanggungjawab dalam
pelaksanaan proses penerbitan Radar Bekasi, dan mengawasi seluruh rubrik
pada Radar Bekasi. Selain itu, pemimpin redaksi juga bertugas
mengoordinasikan dan mengarahkan tugas redaksi yang disesuaikan oleh
bagian marketing (iklan) dan distribusi.
5 Company Profile Radar Bekasi, hlm 37
6 Ibid
51
b. Redaktur Pelaksana
Redaktur pelaksana merupakan jabatan yang dibentuk untuk
membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugas-tugas
keredaksionalannya.Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, redaktur
pelaksana mengatur pelaksanaan tugas sesuai yang digariskan oleh
pemimpin redaksi.Bahkan dalam keadaan tertentu, redaktur pelaksana bisa
saja membebankan sebagian tugasnya kepada para redaktur sesuai dengan
bidangnya masing-masing.Redaktur pelaksana juga mengatur keseluruhan
kerja dari para redaktur dan staf redaksi lainnya.
c. Redaktur
Tugas dari redaktur adalahbertanggungjawab atas isi rubrik yang
dipercayakan kepadanya untuk kemudian dikelola. Selain itu redaktur juga
bertugas menentukan, menyeleksi, dan mengedit tema, naskah, serta judul
yang akan dimuat pada rubrik tertentu. Tugas lain dari seorang redaktur
adalah mengarahkan layouter dalam pembuatan tata letak unsur-unsur
yang ada pada setiap halaman. Jadi, layouter tidak memerlukan dummy,
rancangan desain halaman dalam melakukan pekerjaannya.
d. Sekretaris Redaksi
Tugas dari seorang sekretaris redaksi adalah mempersiapkan semua
keperluan untuk bagian redaksi, meyiapkan biaya keuangan untuk
peliputan para anggota redaksi, dan bertanggungjawab untuk meyiapkan
surat-surat yang dibutuhkan oleh bagian redaksi.
52
e. Reporter
Tugas dari seorang reporter ialah mencari berita/sumber berita baik
melalui sebuah peristiwa maupun pendapat, meliput berita tersebut dengan
cara wawancara dan memuat foto pada tempat yang merupakan sumber
berita untuk kemudian dijadikan sebagai kelengkapan sebuah berita.
Setelahnya, kembali ke kantor untuk membuat naskah berita/ hasil liputan
yang kemudian diserahkan kepada redaktur.
f. Fotografer
Tugas dari seorang fotografer adalah mendokumentasikan sumber
berita dengan memotret/mengambil foto yang akan dijadikan sebagai
kelengkapan sebuah berita. Selain itu, fotografer juga bertugas membuat
caption untuk foto tersebut yang telah disesuaikan dengan isi berita.
Setelah itu, foto tersebut diberikan kepada redaktur untuk diseleksi foto
mana yang akan dimuat. Tidak hanya itu saja, fotografer juga membantu
seorang reporter dalam melakukan peliputan berita jika reporter tersebut
tidak bisa datang ke tempat kejadian karena alasan harus meliput di tempat
lain, namun hasil liputan tetap diberikan kepada reporter yang
bersangkutan untuk dibuat hasil beritanya.
g. Pracetak (Layouter)
Layouter bertugas mempersiapkan halaman kerja sebelum membuat
tata letaknya,mengganti tanggal edisi cetak, dan memasang iklan yang telah
disiapkan sesuai dengan jadwal iklan. Selain itu, seorang layouter juga
melakukan pengeditan foto yang akan dimuat di dalam halaman-halaman
surat kabar dan menempatkan berita sesuai dengan petunjuk dari redaktur.
53
Setelah penataletakkan semua halaman selesai, halaman-halaman tersebut
diperiksa kembali baik dari susunan, foto, iklan, dan semua aspek yang
membuat surat kabar tersebut terlihat indah. Setelah itu, halaman-
halamansurat kabar tersebut dibuat file PDF-nya dan melakukan proses
akhir yaitu mengirim halaman-halaman surat kabar dalam format PDF ke
percetakan untuk kemudian dicetak.
h. Desain Grafis
Desain grafis/illustrator bertugas dalam membuat data yang akan
digunakan untuk sebuah berita agar berita yang ditampilkan terlihat lebih
menarik dan informasi yang disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca.
Pembuatan data tersebut seperti membuat infografik, ilustrasi (kartun/
karikatur), dan sebuah icon kejadian.Terkadang seorang desainer grafis
juga membuat tata letak halaman-halaman yang sengaja dibuat berbeda
dengan halaman lainnya.
i. Desain Iklan
Bertugas mendesain dan mengatur semua iklan pada setiap
halaman yang sudah ditentukan sesuai dari permintaan pengiklan.Tidak
hanya itu, seorang desainer iklan juga harus membuat desain-desain iklan
jika pengiklan tidak membuat desainnya.
j. Teknologi Informasi
Tugas dari seorang TI adalah bertanggungjawab atas kerusakan-
kerusakan yang terjadi pada media-media penunjang kerja para karyawan
Radar Bekasi, seperti contoh komputer.Setiap ditemukan kerusakan pada
kinerja sebuah komputer yang mulai lambat dan menghambat pekerjaan
54
para karyawan, maka seorang TI harus cepat-cepat bertindak untuk
memperbaiki kerusakan tersebut.
k. Pemasaran
Bertugas bertanggungjawab pada sistem pemasaran Radar Bekasi
kepada para agen sehingga surat kabar dapat sampai ke tangan para
konsumen.
l. Iklan
Menerima serta mencari iklan-iklan untuk dimuat di Radar
Bekasi.Selain bertugas mencari iklan, bagian ini juga bertindak sebagai
konsultan komunikasi bagi pengiklan.Oleh karena itu, tugas pengiklan juga
harus mempunyai hubungan yang baik dengan pemasang-pemasang iklan
agar pengiklan tetap mempercayakan Radar Bekasi sebagai media tempat
beriklan.
m. Promosi
Bertanggungjawab dalam mempromosikan, menawarkan sekaligus
membuat Radar Bekasi bisa dapat dinikmati oleh konsumen sehingga
menjadi konsumen tetap Radar Bekasi.
n. Keuangan
Pada bagian ini bertanggungjawab dalam bagian
keuangan.Contohnya penggajian karyawan.
55
8. Profile Pembaca
No. Profil Pembaca Jumlah
1 Usia 17 tahun ke bawah 11 %
18-29 tahun 35 %
30-49 tahun 40 %
50 tahun ke atas 14 %
2 Pendidikan SD 1 %
SLTP 10 %
SLTA 37 %
Universitas 52 %
3 Pekerjaan Pengusaha 22 %
Pegawai Negeri 16 %
Pegawai Swasta 32 %
BUMD 11 %
Pensiun 5 %
Pelajar/Mahasiswa 14 %
4 Penghasilan Rp. 500.000,- ke bawah 15 %
Rp. 500.000,- sampai
1.000.000,-
35 %
Rp. 1.000.000,- ke atas 50 %
5 Jenis Kelamin Laki-laki 69 %
Perempuan 31
56
9. Rubrikasi Radar Bekasi
Radar Bekasi memiliki 16 halaman dengan 13 Rubrik, yang terdiri
dari rubrik “Radar Bekasi”, rubrik “Nasional”, rubrik “Interaktif”, rubrik “
Olahraga”, rubrik “Radar Sport (Persipasi)”, rubrik “ Metropolis”, rubrik
“Terusan”, rubrik “ Politik”, rubrik “Radar Cikarang”, rubrik “Cikarang Raya”,
rubrik “Show dan Selebritis”, rubrik “Pendidikan”, rubrik “Satelit Bekasi”,
rubrik “ Probisnis”.7
a. Rubrik “ Radar Bekasi”
Pada rubrik “Radar Bekasi” memuat berita 40% nasional dan 60 %
sisanya adalah berita lokal.Rubrik ini menempati 1 halaman, halaman
yang biasa pertama kalinya menjadi sorotan oleh pembaca sehingga
pembaca tertarik untuk membelinya.Halaman ini ditanggungjawabkan
pada redaktur pelaksana dan dilayout oleh ketua layouter sendiri. Karena
tampilan depan adalah sebagai sorotan pertama yang dapat menggugah
pembaca tertarik untuk membelinya.
b. Rubrik “ Nasional”
Pada halaman/rubrik ini membahas hampir semua yang bersifat
nasional.Isi rubrik ini terdapat pada halaman 2.
c. Rubrik “Interaktif”
Pada rubrik “interaktif” memuat hampir sama dengan rubrik
“Radar Bekasi” 40% diantaranya berisi informasi nasional dan 60% berisi
informasi lokal. Isi daripada rubrik ini berada pada halaman 3.Halaman ini
terkadang dibuat full colour pada hari-hari tertentu.Halaman ini memuat
7Company Profile Radar Bekasi, hlm 52
57
pengaduan-pengaduan/pendapat pembaca warga bekasi melalui sms/pesan
yang masuk, karena itulah rubrik ini dinamakan interaktif.Bahkan tidak
hanya itu rubrik ini juga memuat opini yang bersifat nasional serta
terdapat sebuah kartun yang berisi berita yang sedang hangat
diperbincangkan.
d. Rubrik “ Olahraga Dunia”
Pada rubrik “Olahraga Dunia” memuat semua berita olahraga yang
sifatnya internasional.Rubrik ini menempati halaman 4 dan 5, bahkan
berita yang dimuat hampir semua bertemakan pesepakbolaan dunia.
e. Rubrik “ Radar Sport (Persipasi)”
Pada rubrik “Olahraga Lokal (Persipasi)” ini berbeda dengan
rubrik “ Olahraga Dunia”. Karena halaman ini memuat sepenuhnya berita-
berita olahraga yang sifatnya lokal. Rubrik ini terletak pada halaman 6,
rubrik ini dinamakan persipasi karena hampir keseluruhan isi daripada
rubrik ini membahas tentang perkembangan/info-info terbaru dari tim bola
yang bernamakan persipasi. Namun yang dibahas tidak hanya itu saja
melainkan semua cabang olahraga lainnya pun ikut dibahas.
f. Rubrik “Metropolis”
Pada rubrik “Metropolis” memuat semua berita yang sifatnya
lokal.Rubrik ini terletak pada halaman 16.Berita-berita yang dimuat
semuanya seputar kejadian-kejadian yang ada di daerah bekasi.Mulai dari
berita seputar banjir bahkan sampai event-event yang menarik
perhatianpun ikut menjadi buah bibir pemberitaan.
58
g. Rubrik “Terusan”
Pada rubrik ini memuat semua berita terusan dari halaman
1.Rubrik ini pun terletak pada halaman 7.Berita-berita yang dimuat
semuanya seputar berita staright news (langsung).
h. Rubrik “Politik”
Rubrik ini memuat berita seputar pemerintahan yang terjadi di
Kota maupun Kabupaten Bekasi, mulai dari berita pemilukada,
pemwalkot, sampai berita lainnya.
i. Rubrik “Radar Cikarang”
Pada isi rubrik ini sudah jelas memuat semua berita yang terjadi di
Cikarang, mulai dari berita kriminal, hiburan, politik, dll.Rubrik ini berada
pada halaman 9.
j. Rubrik “Cikarang Raya”
Isi pada rubrik ini tidak jauh berbeda dengan isi rubrik radar
Cikarang yakni memuat semua berita yang sifatnya lokal seputar peristiwa
yang terjadi di Cikarang.Rubrik ini terletak pada halaman 10.
k. Rubrik “ Show dan Selebritis”
Pada rubrik ini memuat semua berita seputar selebritis yang
sifatnya nasional. Tidak hanya selebritis yang dibahas, adapula referensi
seputar film-film terbaru yang bisa dijadikan informasi di dalam referensi
film tersebut juga terdapat sinopsis. Sehingga pembaca dapat mengetahui
sedikit cerita dari film tersebut. Rubrik ini terdapat pada halaman 11.Ada
yang membedakan halaman selebritis pada hari minggu ditampilkan
berwarna dan isinya pun berbeda dengan isi di hari-hari biasa.Isi pada hari
59
minggu lebih memfokuskan kepada artis yang sedang hangat dibicarakan
dimasyarakat serta penempatan halamannya pun berubah menjadi halaman
16.
l. Rubrik “Pendidikan”
Isi pada rubrik ini seputar pendidikan yang ada di Kota Bekasi
Maupun Kabupaten, terlebih ketika di sekolah-sekolah manapun yang
sedang mengadakan kegiatan biasanya diliput.Rubrik ini terletak pada
halaman 12.
m. Rubrik “ Satelit Bekasi”
Pada rubrik ini memuat semua berita lokal yang terjadi di Kota
Bekasi.Rubrik ini memiliki dua halaman bedanya halaman kedua hampir
semua di dominasi oleh foto-foto.Rubrik ini terletak pada halaman 13 dan
14.
n. Rubrik” Probisnis”
Rubrik ini terdapat pada halaman 15, biasanya berisi perusahaan-
perusahaan yang maju akan bidangnya masing-masing demi menjaga serta
meningkatkan kualitas barang yang diperjualbelikan.
o. Rubrik “Olahraga”
Pada rubrik “Olahraga” memuat semua berita olahraga yang
sifatnya nasional.Rubrik ini menempati halaman16, bahkan berita yang
dimuat hampir semua bertemakan pesepakbolaan nasional.
60
60
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penggunaan Bahasa Jurnalistik Pada Berita Utama Straight News Di
Surat Kabar Radar Bekasi
Bahasa merupakan lambang bunyi dari untaian kata demi kata yang
terucap untuk dikomunikasikan kepada komunikan agar pesan yang ingin
disampaikan dapat dengan mudah dicerna.Tidak terkecuali Bahasa Jurnalistik
atau bahasa pers yang biasanya dipakai khusus dalam sebuah instansi
berbentuk media, baik itu media cetak, elektronik, dan online.Bahasa
Jurnalistik digunakan oleh wartawan dan orang yang terlibat dalam pers.
Bahasa tersebut mempunyai ciri khusus yang membedakan dengan bahasa
resmi, ilmiah, dan bahasa sehari-hari.Ciri khusus yang dimaksud dalam
Bahasa Jurnalistik adalah singkat, padat, sederhana, jelas, demokratis, populis,
dan menarik. Selain itu Bahasa Jurnalistik tunduk kepada bahasa baku dan
harus memperhatikan ejaan yang disempurnakan (EYD).
Pada hakikatnya setiap media memiliki aturan sendiri dalam
penulisaan Bahasa Jurnalistiknya, tanpa terkecuali surat kabarRadar Bekasi
merupakan salah satu media yang bergerak dalam media massa cetak. Radar
Bekasi adalah surat kabar harian berbahasa Indonesia. Selain itu, Radar Bekasi
mempunyai standar baku dalam menulis berita tetapi penulisannya tidak
terlalu mengacu pada standard operational procedural (SOP), melainkan
mengikuti standar penulisan berita dalam Jawa Pos yakni mengacu kepada
style book pedoman penulisan Jawa Pos National Network (JPNN).
61
Pada bab kali ini penulis ingin menganalisa teks berita Bahasa
Jurnalistik yang digunakan oleh Radar Bekasi yang mulai terhitung dari
tanggal 1-5 Oktober 2012 dengan masing-masing judul dan lead beritanya
apakah sesuai dengan kaidah-kaidah penggunaan Bahasa Jurnalistik yang
baik, dengan mengambil ketujuh ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yakni
singkat,padat, sederhana, jelas,menarik, demokratis, dan populis.
Sebagai media yang berdomisili di Bekasi, tentunya Radar Bekasi
memiliki citra dan kekhasan tertentu dalam mengembangkan tata letak baik
segi ukuran maupun penulisan bahasa yang digunakan. Namun dengan sudut
pandang yang berbeda, kita akan melihat bagaimana cara aturan dalam
penulisan Bahasa Jurnalistik yang Radar Bekasi gunakan apabila
dibandingkan dengan media lokal lainnya.
B. Penerapan Bahasa Jurnalistik Pada Judul dan Lead Berita Utama
Straight News Di Surat Kabar Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012
Penulisan berita tidak mutlak selalu benar dan berstandar pada KBBI,
EYD, dan SOP. Sehingga seringkali ditemukan kesalahan-kesalahan pada
ejaan, kata mubazir, penulisan paragraf yang terdiri dari satu kalimat, bahkan
kesalahan dengan tidak ditemukannya salah satu daripada ciri-ciri bahasa
jurnalistik yakni, singkat, padat, sederhana, jelas, menarik, demokratis,
populis, dan sebagainya.Hal ini dapat terjadi karena faktor deadline yang
tinggi.
Penulis meneliti teks berita utamastraight news yang
menjadiheadlinedi surat kabar Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012. Yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh penggunaan/penerapan Bahasa
62
Jurnalistik dalam berita utamastraight news yang dipakai dalam surat kabar
tersebut dan seberapa banyak kesalahan Bahasa Jurnalistik yang digunakan
pada judul dan lead berita utamastraight news di surat kabar Radar Bekasi,
apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah Bahasa Jurnalistik yang baik.
Untuk membantu penelitian, penulis menggunakan ciri Bahasa
Jurnalistik yang dikemukakan oleh Haris Sumadiria. Hasil penelitian akan
disajikan dalam sebuah tabel. Tabel tersebut berisi paragraf yang berisi judul
danlead berita serta analisis Bahasa Jurnalistiknya. Selanjutnya penulis
menghitung modus masing-masing ketidaksesuaian ciri-ciri Bahasa Jurnalsitik
tersebut.Modus menunjukkan frekuensi terbesar pada suatu kelompok
data.Modus tersebut merupakan frekuensi yang paling sering muncul.Hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh ketidaksesuaian yang
sering muncul objek yang diteliti dengan ciri Bahasa Jurnalistik. Hasil
penelitian dan pembahasannya lebih lanjut sebagai berikut:
Berita 1
Berita pertama yang dianalisis adalah berita utamastraight newsdi
Radar BekasiEdisi 1 Oktober 2012. Berita yang disajikan oleh koran
tersebutberjudul : “Air Bersih untuk 17.600 Rumah”. Dengan lead“Cikarang
Utara- Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto kemarin meresmikan
Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Pengolahan Air. IPA senilai RP230 miliar
tersebut diyakini bisa melayani kebutuhan air bersih bagi 17.600 unit
sambungan rumah”.Berikut analisis datanya:
Tabel 1. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita UtamaStraight News
Radar Bekasi Edisi1 Oktober 2012
63
Paragraf Data kalimat Analisis
1 Judul “Air Bersih untuk
17.600 Rumah”
Lead “Cikarang Utara-
Menteri Pekerjaan Umum,
Djoko Kirmanto kemarin
meresmikan Instalasi
Pengelolaan Air (IPA)
Pengolahan Air. IPA
senilai RP230 miliar
tersebut diyakini bisa
melayani kebutuhan air
bersih bagi 17.600 unit
sambungan rumah”.
Pada judul tersebut ditemukan adanya
kesalahan. Isi dari judul tersebut
berisitidak jelas, sehingga isi pesan
yang ingin disampaikan kepada
khalayak belum tentu mudah dipahami.
Karena dalam penulisannya tidak ada
subjek dalam kalimat tersebut.
Sehingga dalam penulisan judul
tersebut dapat diubah menjadi “ Djoko
Kirmanto (menteri pekerjaan umum)
meresmikan air bersih untuk 17.600
rumah”
Pada lead tersebut melanggar ciri tidak
padat. Sehingga isi pesan yang ingin
disampaikan kepada khalayak belum
tentu dapat mudah dimengerti.Sebagai
pembuktiannya menurut penulis, dalam
paragraf lead tersebut tidak dijelaskan
bagaimana langkah awal dalam
Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
tersebut.
64
Tabel. 2 Ketidaksesuaian Berita UtamaStraight News Radar Bekasi Edisi1
Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
No. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik Frekuensi
1 Singkat -
2 Padat 1
3 Sederhana -
4 Menarik -
5 Jelas 1
6 Demokratis -
7 Populis -
Dalam berita utamastraight news Edisi 1 Oktober 2012.Ciri tidak
jelas, dan padatmerupakan yang ditemukan menjadi salah satu penyebab
kata yang dilanggar. Terbukti dari dua paragraf yang diteliti ditemukan ciri
tidak jelas, dan tidak padat pada sebuah kalimat yang terdapat di lead yang
menyatakan bagaimana langkah awal/proses Instasi Pengelolaan Air tersebut
digunakan.
Berita 2
Berita yang dianalisis adalah berita utamastraight newsdi Radar
BekasiEdisi 2 Oktober 2012. Berita yang disajikan oleh koran tersebut
berjudul : “Istri Diserang, Intel TNI Lepaskan Tembakan”. Dengan Lead“
TARUMAJAYA- Serka Lis Mujiono, Intelejen TNI Angkatan Laut, nyaris
ditekuk perampok. Tujuh Pelaku menyantroni toko klontong miliknya di
65
Kampung Tanahbaru, Desa Pantai Makmur, Tarumajaya dan menyandera
istrinya, Siti Sundari (37), Senin (1/10) pukul 03.00 dinihari kemarin”.
Berikut analisis datanya:
Tabel 3 Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Straight News Radar Bekasi
Edisi 02 Oktober 2012
Paragraph Data kalimat Analisis
1 Judul “Istri Diserang, Intel
TNI Lepaskan Tembakan”
Lead“ TARUMAJAYA- Serka
Lis Mujiono, Intelejen TNI
Angkatan Laut, nyaris ditekuk
perampok. Tujuh Pelaku
menyantroni toko klontong
miliknya di Kampung
Tanahbaru, Desa Pantai
Makmur, Tarumajaya dan
menyandera istrinya, Siti
Dari judul tersebut ditemukan kata
yang tidak jelas dan sederhana. Hal
ini dikhawatirkan bagi pembaca akan
merasa bingung dan sulit dimengerti.
sebab dari kata “diserang” tidak jelas
diserang oleh siapa dan kenapa.
Pada lead tersebut tidak ditemukan
Kesalahan dalam penulisan ciri-ciri
bahasa jurnalistik, semuanya sudah
tertulis jelas akan isi pesan yang ingin
disampaikan.
66
Sundari (37), Senin (1/10)
pukul 03.00 dinihari kemarin”.
Tabel. 4 Ketidaksesuaian Berita UtamaStraight News Radar Bekasi
Edisi 2 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
Dalam berita utama straight news Edisi 2 Oktober 2012. Ciri tidak
sederhana , populis, dan jelas merupakan yang ditemukan menjadi salah satu
penyebab kata yang sering dilanggar.Terbukti dari dua paragraf yang diteliti
terdapat satu kata tidak sederhana dan satu kata tidak jelas yang terdapat pada
judul.
No. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik Frekuensi
1 Singkat -
2 Padat -
3 Sederhana 1
4 Menarik -
5 Jelas 1
6 Demokratis -
7 Populis -
67
Berita 3
Berita yang dianalisis adalah berita utamastraight newsdi Radar
BekasiEdisi 3 Oktober 2012.Berita yang disajikan oleh koran tersebut
berjudul : ”Awas Tol Jakarta-Cikampek Ditutup Buruh”. Dengan lead“
Cikarang Pusat-Hari ini ribuan buruh Bekasi kembali bakal turun ke jalan.
Aksi besar-besaran untuk kesekian kalinya ini diperkirakan akan
memacetkan arus lalulintas di Cikarang dan sekitarnya, termasuk jalan tol.
Warga yang akan beraktifitas menuju kawasan industri harus melalui jalur
alternatif. Rute-rute yang diprediksi bakal menjadi titik kumpul massa harus
dihindari”.Berikut analisis datanya:
Tabel 5. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Straight News
RadarBekasi Edisi 3 Oktober 2012
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Judul ”Awas Tol
Jakarta-Cikampek
Ditutup Buruh”.
Dari judul tersebut tidak ditemukan kesalahan
dalam menggunakan Bahasa Jurnalistik
melainkan isi pesan dari judul tersebut dapat
dinyatakan singkat, padat, jelas, menarik,
populis, demokratis,dan sederhana sesuai
dengan ciri Bahasa Jurnalistik. Sehingga
dalam penulisannya pun tidak perlu ada yang
dihilangkan maupun ditambahkan sebagai
keterangan pengganti.
68
lead “ Cikarang Pusat-
Hari ini ribuan buruh
Bekasi kembali bakal
turun ke jalan. Aksi
besar-besaran untuk
kesekian kalinya ini
diperkirakan akan
memacetkan arus
lalulintas di Cikarang
dan sekitarnya, termasuk
jalan tol. Warga yang
akan beraktifitas menuju
kawasan industri harus
melalui jalur alternatif.
Rute-rute yang
diprediksi bakal
menjadi titik kumpul
massa harus dihindari”.
Pada lead disini terdapat ciri tidak singkat
terlalu berbelit-belit tidak langsung to the
point ke pokok masalah, akibatnya terjadi
pengulangan kata. Sehingga ada beberapa
kata dan kalimat yang digarisbawahiharus
dihilangkan, serta kata harus diganti menjadi
dihimbau Menurut penulis kata dan kalimat
tersebut menjadi :
“Cikarang Pusat -Hari ini ribuan buruh Bekasi
kembali turun ke jalan. Aksi ini diperkirakan
akan memacetkan arus lalulintas di Cikarang
dan sekitarnya.
Warga yang akan beraktivitas menuju
kawasan industri dihimbau melalui jalur
alternatif”.
69
Tabel. 6 Ketidaksesuaian Berita Utama Straight News Radar Bekasi
Edisi 3 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
No. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik Frekuensi
1 Singkat 1
2 Padat -
3 Sederhana -
4 Menarik -
5 Jelas -
6 Demokratis -
7 Populis -
Dalam berita utamaStraight News Radar BekasiEdisi 3 Oktober
2012.Ciri tidak singkat menjadi salah satu penyebab kata yangdilanggar.
Terbukti dari dua paragraflead yang diteliti terdapat ada beberapa kata dan
kalimat yang harus dibuang, serta kata harus yang diganti menjadi kata
“dihimbau”.
Berita 4
Berita yang dianalisis adalah berita utamastraight news diRadar
Bekasi Edisi 4 Oktober 2012. Berita yang disajikan oleh koran tersebut
berjudul: “Ratusan Perusahaan Disweeping”. Dengan lead“Cikarang-
Kekhawatiran terjadi pemblokiran di jalan tol Jakarta-Cikampek selama
demo buruh kemarin, ternyata tak terbukti. Petugas kepolisian berhasil
70
menghalau massa masuk ke dalam tol dan memastikan mereka hanya
berkumpul di sejumlah titik di kawasan industri yang sudah disepakati.
Berikut analisis datanya:
Tabel 7. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita UtamaStraight News
Radar BekasiEdisi4 Oktober 2012
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Judul: ”Ratusan
Perusahaan Disweeping”.
Pada judul tersebut terdapat ciri tidak
sederhana, tidak padat, tidak
demokratis, terlebih tidak populis.
Hal ini disebabkan terdapat kata
asing Disweeping yang tidak dicetak
miring sebagaimana mestinya dan
tidak juga banyak orang yang tahu
apa itu Disweeping, sehingga kata
tersebut dinilai tidak akrab di dengar.
Oleh karena itu, menurut penulis kata
tersebut tidak perlu diganti hanya saja
dicetak miring serta diberi penjelasan
melalui tanda kurung mengenai
makna arti dibalik kata disweeping
tersebut.
71
lead “ Cikarang-
Kekhawatiran
terjadipemblokiran di
jalan tol Jakarta-
Cikampek selama demo
buruh kemarin, ternyata
tak terbukti. Petugas
kepolisian berhasil
menghalau massa masuk
ke dalam tol dan
memastikan mereka hanya
berkumpul di sejumlah
titik di kawasan industri
yang sudah disepakati”.
Pada lead tersebut ditemukan
kesalahan kata yang bercirikan tidak
singkat (bertele-tele) yang dapat
memboroskan waktu pembaca.
Oleh karena itu menurut hemat
penulis akan lebih baik kata yang
digarisbawahi dihapus/pun diganti.
Sehingga menjadi:
“Cikarang-Kekhawatiran terjadi
pemblokiran di tol Jakarta-Cikampek
selama demo buruh kemarin ternyata
tidak terbukti. Hal ini diperkuat oleh
petugas kepolisian yang berhasil
menghalau massa masuk ke dalam
tol tersebut”
Tabel.8 Ketidaksesuaian Berita Utama Straight News Radar Bekasi
Edisi 4 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
No. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik Frekuensi
1 Singkat 1
2 Padat 1
3 Sederhana 1
4 Menarik -
72
5 Jelas -
6 Demokratis 1
7 Populis 1
Dalam berita utamaStraight News Radar BekasiEdisi4 Oktober
2012. Ciri tidak padat,jelas, sederhana, demokratis, populis, serta singkat
merupakansalah satu penyebab kata yang dilanggar. Terbukti dari dua
paragraf yang diteliti terdapat satu kata tidak padat, sederhana, demokratis,
populis, dan 1 kalimat yang terbukti tidak singkat melanggar ciri Bahasa
Jurnalistik.
Berita 5
Berita yang dianalisis adalah berita utamastraight news diRadar
BekasiEdisi 5 Oktober 2012. Berita yang disajikan oleh koran tersebut
berjudul:“DALU Digembosi SM2-Anim”. Dengan lead “BEKASI
TIMUR-Dukungan internal PPP, partai pendukung Dadang-Lucky
(DALU) mulai digembosi PDIP. Secara terang-terangan, tim kampanye
pasangan Sumiyati Mochtar Mohammad-Anim Imammudin (SM2-Anim),
mendeklerasikan relawan keluarga besar kabah, kemarin”.Berikut
analisisnya :
73
Tabel 9. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Straight News Radar Bekasi
Edisi 5 Oktober 2012
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Judul: “DALU
Digembosi SM2-Anim”
Dalam judul kalimat ini tedapat
melanggar kata tidak jelas,
sederhana, populis, tidak
demokratis, dan padat karena
penggunaan singkatan DALU dan
SM2-Anim tidak jelas siapa yang
dimaksud tidak ada kalimatpenjelas
sehingga tidak semua khalayak
dapat tahu dan mengerti akan isi
pesan yang disampaikan. Serta
penggunaan kata digembosi tidak
bersifat sederhana, populis,
demokrasi, mengingat masyarakat
Indonesia khususnya Bekasi yang
(heterogen) tidak semua orang
mengetahui makna dibalik kata
digembosi tersebut. Terakhir dari
judul tersebut tidak pula bersifat
padat yang sarat akan informasi.
Oleh karena itu menurut penulis
74
lead “ BEKASI TIMUR-
Dukungan internal PPP,
partai pendukung Dadang-
Lucky (DALU) mulai
digembosi PDIP. Secara
terang-terangan, tim
kampanye pasangan
Sumiyati Mochtar
Mohammad-Anim
Imammudin (SM2-Anim),
mendeklerasikan relawan
keluarga besar kabah,
kemarin”.
akan lebih baik jika penggunaan
nama DALU dan SM2-Anim
diperjelas serta penggunaan kata
digembosi diganti menjadi “Isu
berpindahnya PPP sebagai Partai
Pendukung Dadang-Lucky ke PDIP
sebagai Partai yang mengusung
Sumiyati-Anim”.
Pada lead tersebut terdapat ciri kata
tidak jelas maksud isi pesan
daripada lead berita tersebut,
sehingga menimbulkan persepsi
yang berbeda-beda (ambigu).
Sehingga kalimat tersebut bisa
diubah menjadi:
Sekelompok masyarakat
mendeklerasikan berdirinya “
Relawan Keluarga Besar Ka’bah”
yang ditujukan untuk mendukung
pasangan calon walikota Bekasi,
Sumiyati Mochtar Muhammad
(SM2)-Anim Imamuddin, Kamis
(4/10). Kendati menggunakan nama
75
Ka’bah, lambang Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), perkumpulan
ini tidak mendukung Dadang-Lucky
(DALU) yang di usung PPP, “Ah,
orang-orang yang hadir di sana
tersebut orang-orang yang pindah-
pindah ke partai mana saja,”tegas
Cemong, Ketua DPC PPP Kota
Bekasi”.
Tabel. 10 Ketidaksesuaian Berita Utama Straight News Radar Bekasi
Edisi 5 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
No. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik Frekuensi
1 Singkat -
2 Padat 1
3 Sederhana 1
4 Menarik -
5 Jelas 1
6 Demokratis
7 Populis
76
Dalam berita utama Straight News Radar Bekasi Edisi 5 Oktober
2012, Ciri tidak sederhana, padat, jelas, demokratis, dan populis yang
ditemukan menjadi salah satu penyebab kata yang tidak sesuai dengan
kaidah berbahasa. Terbukti dari dua elemen berita pada judul dan lead
yang diteliti terdapat lima diantaranya yang tidak sesuai dengan ciri - ciri
Bahasa Jurnalistik.
Dalam berita utama Straight News Edisi 1-5 Oktober 2012.
Terdapat beberapa kesalahan-kesalahan kaidah berbahasa yang tidak
sesuai dengan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik. Hal itu terbukti dari lima berita
utama Straight News yang menjadi berita paling headline yang ditulis
dikoran tersebut banyak ditemukan kata-kata yang tidak singkat, padat,
sederhana, jelas, demokratis, dan populis.
Hasil pembahasan dan penelitian pertama ialah mengupas
penerapan Bahasa Jurnalistik dalam berita utama Straight News di Radar
Bekasi. Kemudian meneliti teks berita utama Straight News yang menjadi
berita paling headline diantara berita lain yang diteliti. Hasil penelitian
dibahas dalam tabel masing-masing berita. Penelitian selanjutnya ialah
menghitung semua kalimat berita straight news tersebut dengan ciri-ciri
Bahasa Jurnalistik yang dikemukakan oleh Haris Sumadiria, akan tetapi
dalam hal ini penulishanya mengambil sample tujuh dari tujuhbelas ciri-
ciri Bahasa Jurnalistik yakni singkat, padat, jelas, sederhana, demokratis,
populis, dan menarik.
77
Untuk mengetahui sesuai atau tidak kalimat berita tersebut dengan
ciri-ciri Bahasa Jurnalistik, penulis akan sajikan dalam bentuk tabel. Tabel
tersebut antara lain sebagai berikut:
Tabel. 11 Ketidaksesuaian Berita Utama Straight News Radar Bekasi
Edisi 1-5 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
No. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik Frekuensi
1 Singkat 2
2 Padat 3
3 Sederhana 3
4 Menarik 0
5 Jelas 3
6 Demokratis 1
7 Populis 1
Dari total jumlah keseluruhan lima berita utama straight news yang
masing-masing diteliti lima antaranya judul dan lima lead di Radar Bekasi
banyak melanggar ciri tidak padat, tidak sederhana, tidak jelas yang paling
banyak dilanggar. Dengan total keseluruhan jumlah pelanggaran sebanyak
limabelas yang diteliti diantaranya terdapat ciri tidak singkat sebanyak
dua, tidak padat sebanyak tiga, sederhana tiga, tidak demokratis dua, tidak
populis dua, serta tidak jelas tiga dari masing-masing lima edisi yang
diambil dari berita utama straightnews yang menjadi berita headline di
Radar Bekasi.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap penerapan
Bahasa Jurnalistik pada berita utama straight news di Surat Kabar Radar
Bekasi, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam hal penulisan berita utama straight news, baik pada judul
maupun lead, Surat Kabar Radar Bekasi telah menerapkan Bahasa
Jurnalistik yang berpedoman kepada kaidah-kaidah umum bahasa
Indonesia baku atau Ejaan yang disempurnakan (EYD). Selain itu,
Surat Kabar Radar Bekasi juga menggunakan Buku Pedoman Penulisan
(Style Book) Jawa Pos National Network (JPNN) sebagai panduan
menulis bagi para wartawannya di seluruh jaringan Jawa Pos Group di
Indonesia. Penggunaan kedua pedoman berbahasa dalam penulisan
berita utama straight news tersebut dimaksudkan agar pesan informasi
dapat dengan mudah dicerna dan dipahami oleh khalayak yang anonim
dan heterogen.
2. Dalam penerapan Bahasa Jurnalistik terkait dengan penulisan judul dan
lead, Surat Kabar Radar Bekasi sudah menerapkan karakteristik atau
ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yang baik seperti singkat, padat, sederhana,
jelas, demokratis, populis, dan menarik. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya masih ada beberapa diantaranya yang ditemukan
kesalahan-kesalahan penulisan bahasa. Pada judul penulis menemukan
79
beberapa kesalahan penulisan, seperti tidak sederhana. Padahal,
khalayak pembaca Surat Kabar Radar Bekasi baik secara sosiografis
maupun psikografis sangat heterogen. Melihat mayoritas penduduk
kota/kabupaten Bekasi sebagai pembaca utama Surat Kabar Radar
Bekasi, penggunaan bahasa berita yang kurang memenuhi karakteristik
Bahasa Jurnalistik dikhawatirkan tidak dapat dipahami, sehingga isi
pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak tersebut tidak
komunikatif. Sedangkan pada lead, tidak sedikit pula ditemukan
kesalahan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik, misalnya penulisan lead yang
terlalu panjang/tidak singkat. Padahal, lead merupakan intisari dari isi
pesan berita yang ingin disampaikan.
B. Saran
Berkenaan dengan kesimpulan di atas, penulis menyampaikan
beberapa saran terhadap penulisan Bahasa Jurnalistik, Baik bagi
mahasiswa Jurusan Jurnalistik maupun para wartawan Surat Kabar Radar
Bekasi sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa Jurusan Jurnalistik khususnya penulis, diharapkan
agar lebih memperdalam lagi mempelajari Bahasa Jurnalistik dengan
baik, sehingga ketika terjun menjadi wartawan, kesalahan-kesalahan
ejaan dan penulisan kalimat dapat dihindari. Sehingga tidak akan ada
lagi istilah ditemukannya kesalahan-kesalahan dalam penggunaan
Bahasa Jurnalistik baik itu di media elektronik (TV/ radio),, online,
maupun media cetak.
80
2. Bagi mahasiswa Jurusan Jurnalistik diharapkan dapat mengikuti
pelatihan jurnalistik sebelum bekerja di industri media massa. Salah
satunya dengan ikut serta berpartisipasi dalam seminar/workshop
jurnalistik, karena dengan begitu diharapkan mahasiswa Jurusan
Jurnalistik dapat lebih terampil dan percaya diri menjadi seorang
jurnalis sejati karena telah memiliki keterampilan menulis dengan
baik.
3. Dalam penggunaan Bahasa Jurnalistik, wartawan Surat Kabar Radar
Bekasi harus lebih meningkatkan lagi pengetahuannya terhadap
penggunaan Bahasa Jurnalistik, terlebih kepada editor bahasa atau
penyelaras bahasa.
4. Wartawan Surat Kabar Radar Bekasi diharapkan dapat menghindari
penulisan Bahasa Jurnalistik yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia baku, terutama yang terkait dengan ejaan yang
disempurnakan (EYD). Bahasa Jurnalistik sebagai salah satu ragam
bahasa Indonesia, cukup efektif untuk menyampaikan pesan informasi
kepada khalayak yang heterogen.
81
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yanuar. Dasar-dasar Kewartawanan, Teori dan Praktek. Padang:
Angkasa Raya,1992.
Alwi Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
2000.
Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa suatu pengantar edisi revisi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1992.
Azies Furqanul, dan Alwasiah A. Chaedar. Pengajaran Bahasa Komunikatif,
Teori, dan Praktek. Bandung: PT Rosdakarya, 2000.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 1988.
Dewabrata, AM. Kalimat Jurnalistik, Panduan Mencermati Penulisan Berita.
Yogyakarta: GadjahMada University Press, 2004.
Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2004. Cetakan ke-3.
Ghony, Djunaidi. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik, dan Teori
Grounded. Bandung: Bina Ilmu, 2007.
Gunadi, Y.S.Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1998.
Hafied, Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006.
Indah, Suryawati. Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011.
Ingram David dan Henshall Peter, Menjadi Jurnalis. Yogyakarta: LKIS, 2000.
Kriyanto, Rachmat. Metodologi Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
82
Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2006.
Mondry.Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia,
2008.
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi :Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007.
Muhammad, Rohmadi. Jurnalistik Media Cetak: Kiat Sukses Menjadi Penulis dan
Wartawan Profesional. Surakarta: Cakrawala Media, 2011.
Olii, Helena. Berita dan Informasi Jurnalistik Radio. Jakarta: PT Index, 2007.
Putra Sareb, Masri. Media Cetak Bagiamana Merancang dan Memproduksi.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Rahardi, Kunjana. Dasar-dasar Penyuntingan Bahasa Media. Depok: Gramata
Publishing, 2010.
Rhenald,Khasali. Manajemen Periklanan: Konsepdan Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2004.
Romli, Asep M. Syamsul. Kamus Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2008.
Sarwoko, Tri adi.Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: Andi, 2007.
Setiati, Eni. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (strategi wartawan
menghadapi tugas jurnalistik). Yogyakarta: c.v. Andi Offset, 2005.
Siregar, Ras. Bahasa Jurnalistik Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Karya Grafika
Utama, 1987.
Soehoet, Hoeta. Kumpulan Kertas Kuliah Pengadaan Berita dan Pendapat.
Jakarta: IISIP Pers, 1986/1987.
---------------------.Dasar-dasarJurnalistik. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta-
IISIP, 2003.
Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik seputar orgnisasi, produk, dan kode
etik.Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2004.
Sumadiria, Haris. Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006. Cet ke-1
-----------------------.Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Features Panduan
Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008.
83
---------------------.Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2006.
Suhaemi dan Nasrullah, Rully. Bahasa Jurnalistik. Jakarta :Lembaga penelitian
UIN Jakarta, 2009.
Susanto, S. Astrid. Komunikasi dalam Teori dan Praktik. Bandung: Bina Cipta,
1998.
Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia, 2005.
Uchjana, Onong Effendy. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju, 1989.
----------------------.Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2011.
Yosef, Jani. To Be A Journalist.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Zaenuddin, HM. THE JOURNALIST (Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor,
dan Mahasiswa Jurnalistik). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011.
DAFTAR WAWANCARA RADAR BEKASI
(Seputar Profil Radar Bekasi)
T : Kapan Radar Bekasi pertama kali terbit?
J : Radar Bekasi terbit pertama kali pada tanggal 19 Januari 2009 untuk
memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Bekasi.
T : Bagaimana sejarah/ apa yang melatarbelakangi penerbitan surat kabar Radar
Bekasi?
J : Radar Bekasi terbit pertama kali pada tanggal 19 Januari 2009 untuk
memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Bekasi. Surat kabar ini berada
dibawah naungan Jawa Pos Group, perusahaan surat kabar yang berada di
Surabaya Jawa Timur. Selain Radar Bekasi, Jawa Pos Group memiliki lebih
dari 100 koran local yang tersebar di seluruh Indonesia, beberapa
diantaranya adalah Radar Surabaya, Radar Madura, Radar Tegal, Metro
Asahan, Metro Tapanuli, Palembang Pos, Malang Pos, Radar Depok,
Radar Bogor, Bali, Bengkulu Ekspres, Samarinda Pos, dan Radar Timika.
T : Apa yang membedakan surat kabar Radar Bekasi dengan media cetak
lainnya?
J : Radar Bekasi merupakan koran local pertama di Bekasi, berbeda dengan
surat kabar nasional yang minim porsi berita lokalnya, yaitu hanya berkisar
10%, Radar Bekasi hadir dengan porsi berita local yang dominan, yaitu
berkisar 70% dan 30% untuk berita nasional. Jadi, tidak berlebihan jika surat
kabar ini memilki slogan “ Korannya Orang Bekasi” karena sebanyak 70%
berita yang diangkat setiap harinya memang informasi yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat Bekasi.1
(Seputar Bahasa Jurnalistik Radar Bekasi)
T : Bagaimana Penerapan Bahasa Jurnalistik yang umumnya dipakai dalam
Radar Bekasi?
J : Pada umumnya masing - masing media mempunyai ciri khas tersendiri,
begitu juga dengan Radar Bekasi. Dalam hal ini secara garis besar Radar
Bekasi menggunakan EYD yang diterapkan di Buku Pedoman Penulisan
(Style Book) Jawa Pos National Network (JPNN) yang setiap setahun sekali
direvisi sebagai panduan menulis bagi para wartawannya di seluruh jaringan
Jawa Pos Group di Indonesia, terlebih khususnya Radar Bekasi.
T : Apakah ada ketentuan/pedoman yang dipakai dalam penerapan penyajian
penulisan beritanya?
J : Tentu saja ada, seperti yang tadi telah dikatakan bahwa dalam penerapan
Bahasa Jurnalistik bahkan sekalipun penyajian penulisan berita maupun
judul Radar Bekasi tetap berpegangan pada panduan penulisan (Style Book)
yang dikeluarkan oleh Jawa Pos National Network (JPNN). terkecuali
jikalau terdapat judul yang tidak sesuai maka kewenangan dari redakturlah
untuk mengganti judul tersebut dengan judul yang baru
T : Siapakah yang berwenang mengganti judul berita, jika ditemukan terdapat
sebuah judul yang tidak sesuai dengan isi beritanya?
1 Diolah dari hasil wawancara pribadi dengan Editor Redaksi Radar Bekasi, Bekasi, 26
Februari 2013.
J : Pada judul yang mempunyai kewenangan untuk mengganti adalah redaktur,
akan tetapi walau begitu seorang wartawan tetap menulis berita yang
kemudian dari isi maupun judul beritanya nanti akan di filter (saring) lagi
mana yang lebih bagus dan pas untuk masuk kategori judul sebuah berita
yang dapat menarik minat khalayak untuk sekedar melihat, membeli, bahkan
dengan senang hati membacanya.
T : Bagaimana gambaran umum/ sasaran bagi pembaca Radar Bekasi?
J : Target marketnya seluruh golongan baik itu kalangan bawah bahkan sampai
kalangan atas, akan tetapi yang jelas WNI khususnya warga Kota maupun
Kabupaten Bekasi. Karena bagaimanapun Radar Bekasi merupakan media
local yang bernaung di Bekasi.
T : Dalam penulisan berita, apakah mutlak ditulis oleh seorang wartawan/ ada
proses edit (pengecekan ulang kembali)? Dan bagaimanakah proses/alurnya?
J : Tentu, karena bagaimanapun wartawanlah yang mencari, mengolah,
meliput, bahkan yang wajib menulis berita yang telah diambil untuk
dijadikan sebagai bahan berita yang sedang hangat diperbincangkan
ditengah-tengah masyarakat khususnya masyarakat Kota Bekasi. Lagi-lagi
bagaimanapun kewenangan seorang redakturlah yang
memperbaiki/mengedit sebuah berita yang kurang/tidak sesuai. Alur
prosesnya dari seorang wartawan => redaktu => editor => baru setelahnya
terakhir ke bagian layout halaman.
T : Bagaimana penerapan yang digunakan dalam mengambil istilah-istilah
asing/ selain Bahasa Indonesia dalam penyajian berita utama straight news
di Radar Bekasi?
J : Tetap gunakan Bahasa Asing kemudian cetak miring jika terdengar familiar,
akan tetapi jika sebaliknya maka tetap diberikan pengertian. Sedangkan jika
terdapat kata maupun kalimat asing terdengar dan masih bisa di-
Indonesiakan maka akan di- Indonesiakan.
T : Apakah dalam Radar Bekasi juga menggunakan istilah pedoman yang sama
dengan koran nasional lainnya yakni menggunakan Standard Operational
Procedural (SOP)?
J : Tetap memakai SOP, dengan ketentuan dari Buku Pedoman Penulisan (Style
Book) Jawa Pos National Network (JPNN).
T : Bagaimana penulisan judul berita di Radar Bekasi, dan siapakah yang
mempunyai wewenang untuk mengganti/ mengedit judul?
J : Sesuai kesepakatan bersama di Radar Bekasi dalam penulisan judul berita
memakai huruf kapital kecuali di, dengan, yang, sedangkan kalau kata “jadi”
dalam buku pedoman penulisan (Style Book JPNN) memakai huruf kecil.
T : Siapakah yang berhak untuk mengedit sebuah berita?
J : Dalam hal ini masing - masing halaman mampunyai redaktur, jadi disini
yang mempunyai wewenang untuk mngedit sebuah berita adalah redaktur.
T : Apa saja kriteria - kriteria dalam menentukan topik berita utama straight
news?
J : Tidak ada kriteria - kriteria khusus, akan tetapi biasa yang digunakan adalah
kriteria berita yang aneh/ luar biasa, tetap berita hangat yang sedang
diperbincangkan di masyarakat, dan pastinya yang menarik minat
masyarakat.
T : Siapa saja yang biasa ikut terlibat dalam rapat redaksi untuk menentukan
berita utama straight news?
J : Semua staf redaksi, tanpa terkecuali redaktur dan wartawan biasanya ikut
terlibat.
T : Berapa kali rapat redaksi dilaksanakan?
J : Biasanya rapat redaksi dilakukan seminggu sekali, setiap senin jam 3 sore.
Sedangkan kalaupun pada saat itu terdapat sebuah berita yang harus
dirapatkan terlebih dahulu maka secara bersama dadakan akan dirapatkan
pada hari, dan jam itu juga.
T : Jika seandainya dalam suatu edisi ada beberapa peristiwa yang sama-sama
penting yg layak dijadikan berita utama straight news, maka bagaimana cara
menentukan berita utamanya?
J : Tergantung dilihat dari keakuratan berita tersebut.
T : Jika seandainya terdapat moment berita nasional maupun internasional,
maka manakah berita antara keduanya yang layak dijadikan sebagai berita
utama straight news?
J : Tetap dilihat tergantung keakuratan beritanya, jika berita nasional lebih
akurat isi beritanya maka yang dimuat pastinya berita nasional begitupun
sebaliknya. Akan tetapi biasanya dalam Radar Bekasi masing – masing
berita nasional maupun internasional terdapat halaman khusus yang memuat
berita tersebut.
T : Jika seandainya terdapat moment berita local maupun nasional, maka
manakah berita antara keduanya yang layak dijadikan sebagai berita utama
straight news?
J : Tetap dilihat tergantung keakuratan berita tersebut, jika berita local lebih
akurat isi beritanya maka yang dimuat pastinya berita local begitupun
sebaliknya.
T : Bagaimana jika dalam beritanya Radar Bekasi mengalami/ menemukan
kerancuan bahasa?
J : Biasanya tetap menggunakan bahasa yang dipakai oleh narasumber,
tergantung daripada narasumber yang diwawancarai, atau dikutip tetap
sesuai dengan perkataan narasumber.
T : Apakah dalam penggunaan Bahasa Jurnalistik/Bahasa Pers tersebut terdapat
kata - kata yang telah disepakati oleh Radar Bekasi?
J: Ada seperti istilah kata “menggelar” dalam Buku Pedoman Penulisan Style
Book JPNN, Sedangkan kesepakatan bersama di Radar Bekasi kata/istilah
tersebut diganti dengan “menghelat” agar masyarakat Bekasi dapat dengan
mudah mencerna isi berita yang ingin disampaikan.2
2 Diolah dari hasil wawancara pribadi dengan Editor Redaksi Radar Bekasi, Bekasi, 26
Februari 2013.
top related