pengaruh penyuluhan melalui media animasi kartun …repo.stikesperintis.ac.id/757/1/rizki pirma...
Post on 09-Nov-2020
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PENYULUHAN MELALUI MEDIA
DAN ULAR TANGGA EDUKATIF TERHADAP
PENGETAHUA
SAYUR DAN BUAH
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Gizi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PENYULUHAN MELALUI MEDIA ANIMASI
DAN ULAR TANGGA EDUKATIF TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN KONSUMSI
SAYUR DAN BUAH PADA SISWA SDN 136/III
KOTO TENGAH KERINCI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Gizi
OLEH :
RIZKI PIRMA LAILI
NIM : 1513211034
PROGRAM STUDI SARJANA GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PERINTIS PADANG
2019
ANIMASI KARTUN
PENINGKATAN
KAP, DAN TINDAKAN KONSUMSI
PADA SISWA SDN 136/III
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Gizi
PERINTIS PADANG
KATA PERSEMBAHAN
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
(QS:Al-Alaq 1-5)
Sujud syukur kusembahkan kepada Mu, Tuhan nan Maha Adil nan Maha Penyayang.
Atas takdirmu telah Kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan
bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk
meraih cita-cita besarku.
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia,
dan bertemu orang-orang memberiku sejuta pengalaman, yang telah memberi warna-warni di
kehidupanku.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku
ini untuk orang-orang yang ku sayangi :
“Untuk mu mama (Ermawati) dan papa (Suharman)”
Terimakasih atas limpahan kasih sayang yang berlimpah hingga ku sebesar ini. Terimakasih
telah memberikan doa, semangat, dorongan, nasehat serta pengorbanan yang tak tergantikan
hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada di depanku. Bahkan papa
menyempatkan sholat di sepertiga malam untuk mendokan anak nya supaya lancar dalam
melaksanakan ujian skripsi. Sungguh doa dari kalian yang membuat ku kuat untuk menjalani
rintangan yang ada. Dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala
perasaan tanpa kenal lelah. Maafkan anakmu mama... papa... masih saja menyusahkan
kalian, kadang dongkol saat dimarahi. Doa kecilku untuk mu mama... papa... ya Allah
berikanlah kesehatan kepada orang tua ku khususnya pada mama ku dan lindungilah mereka,
ya Allah berikanlah balasan setimpal surga firdaus untuk mereka, dan jauhilah mereka dari
panasnya api neraka.
“My Brothers and Sister”
Terimakasih untuk wo Ade Eka Putra dan ngah Nanda Pernandes yang telah memberi
dukungan dan semangat selama ini. Semoga Allah tetap menjadikan kita saudara-saudara
yang rukun dan selalu membantu satu sama lain. Teruntuk ngah Nanda yang sekarang
sedang menumpuh study Profesi Ners, semoga lancar sampai wisuda kelak dan menjadi orang
yang sukses kelaknya. Kakak iparku Lisa Rosalina yang sudah berasa kakak kandung
terimakasih juga telah ikut berperan dalam hidupku. Dan untuk si cantik Anaora Zahra
Putri keponakan satu-satunya yang telah membuat hari-hariku ceria dan tetap semangat,
semoga kelak Naora bisa menjadi anak yang selalu berbakti kepada orang tua dan berguna
untuk bangsa dan negara.
“Personil The Bhayangkari’s”
(Kak wiwid, kak Angel, dan ayuk Pemi)
Terima kasih untuk support dari kalian sahabat yang udah terasa seperti saudara sendiri,
kalian banyak sekali memberi masukan dan nasehat untuk ku. Yang tadinya ku galau di
kampus bisa happy dan ketawa lepas kalau sudah sampai kostan. Terimakasih telah
memberikan ilmu tentang polisi yang tadinya aku sama sekali tidak tahu dan sekarang sudah
banyak tahu hahaaa...
“Sahabat dunia Akhiratku”
(Piona, Onny, dan Ory)
Terimakasih guys telah memberikan semangat dalam hidupku. Telah memberikan arti
persahabatan yang luar biasa. Terimakasih untuk empat tahun ini, tanpa kalian mungkin
masa-masa kuliah ku akan menjadi biasa-biasa saja maaf jika banyak salah dengan maaf
yang tak terucap. Terimakasih untuk support yang luar biasa dalam menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
“Personil Kecebong Squad”
(Shiddiq, Adnan, Ary, Kak Susi, Devita, Kiki, Siska dan Sherly)
Terimakasih untuk kalian yang tak hentinya memberi dukungan kepadaku. Terimakasih ya
Allah, Engkau telah mempertemukan ku pada mereka saat PMPKL. Kalian banyak sekali
memberikan ku pelajaran hidup yang sangat berarti. Senang dan sedih kita lalui bersama
selama lebih kurang satu bulan. Kecebong Squad tetap kompak dan solid ya guys... Untuk
semua, sungguh kebersamaan yang kita bangun telah banyak mengubah hidupku. Kemarahan
kalian telah menuntunku menuju kedewasaan, senyum kalian telah membuka cakrawala
dunia dan melepaskan belenggu-belenggu ketakutanku, setetes air mata di pipi telah
mengajariku arti kehidupan yang sebenarnya, dan gelak tawa kalian telah membuatku
bahagia. Sungguh aku bahagia bersama kalian, bahagia memiliki kenangan indah pada setiap
bait pada setiap paragraf kisah persahabatan kita.
“Dosen Pembimbing”
(Ibu Ai Kustiani, M.Si, Ibu Rahmita Yanti, M.Kes dan Ibu Rinda Lestari, M.Pd)
Terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dengan rasa ikhlas dan sabar.
Sabar dalam menghadapi kesalahan yang terdapat pada tiap-tiap paragraf skripsi ini dan
selalu memberukan masukan yang tidak terbayar dengan apapun. Terimakasih untuk Ibu Ai
yang telah menjadi pembimbing yang luar biasa walaupun hanya dapat membimbing sampai
seminar proposal. Sungguh Jasa mu dalam membimbingku tak akan ku lupakan.
“Dosen Penguji”
(Ibu Erina Masri, M.Biomed)
Terimakasih bu, dalam setiap pertanyaan dan masukan yang ibu berikan menjadikan saya
belajar dari kesalahan, walaupun pada saat diuji keringat dingin bercucuran, kaki tak
sanggup lagi menopang beban ketakutan, dan pada akhirnya gelar S.Gz dapat saya sandang
yang tentunya sangat berguna untuk masa depan saya.
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat ku persembahkan kepada
kalian semua, terimakasih kuucapkan.
--RIZKI PIRMA LAILI—
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rizki Pirma laili
NIM : 1513211034
Tempat/Tanggal Lahir : Koto Tengah, 02 September 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Prodi : S1 Gizi
Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga)
Anak Ke : 3 (Tiga)
Nama Orang Tua
Ayah : Suharman, S,Pd
Ibu : Ermawati
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : PNS
Ibu : IRT
Alamat : Koto Tengah Seleman, Kec.Danau
Kerinci, Kab. Kerinci, Prov. Jambi
Email : rizkipirmalaili02@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 33/III Seleman : Tamat tahun 2009
2. SMPN 13 Kerinci : Tamat tahun 2012
3. SMAN 6 Kerinci : Tamat tahun 2015
4. S1 Gizi STIKes Perintis Padang : Tamat tahun 2019
KEGIATAN PBL PKL
1. PBL (Table Manner) di Hotel Novotel, Bukit Tinggi
2. PBL di ACS Bandara Soekarno Hatta
3. PBL di PT Yakult Indonesia Persada, Sukabumi
4. PBL di RS Muhammadiyah Bandung
5. PBL di Universitas Gajah Mada
6. PBL di Poltekes Denpasar
7. PBL di Hotel Pangeran Beach, Padang
8. PBL di Hotel Inna Muara, Padang
9. PBL di AA Catering, Padang
10. PKL RSUD H. Hanafie Muara Bungo
11. PMPKL Terpadu di Nagari Guguak Kabupaten 50 Kota
PROGRAM STUDI S1 GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
Skripsi, Juli 2019
Rizki Pirma Laili
PENGARUH PENYULUHAN MELALUI MEDIA ANIMASI KARTUN
DAN ULAR TANGGA EDUKATIF TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN KONSUMSI SAYUR DAN
BUAH PADA SISWA SDN 136/III KOTO TENGAH KERINCI
77 halaman + 23 tabel + 1 gambar + 11 grafik + 15 lampiran
ABSTRAK
Rendahnya konsumsi sayur dan buah pada anak usia sekolah
menyebabkan penyakit tidak menular terkait kekurangan gizi (BB/TB).
Memberikan informasi tentang pentingnya konsumsi sayur dan buah adalah salah
satu cara untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa untuk
mengkonsumsi sayur dan buah. Pemilihan media animasi kartun dan ular tangga
edukatif merupakan media yang menarik untuk disajikan pada anak usia sekolah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan
media animasi kartun dan ular tangga edukatif terhadap peningkatan pengetahuan,
sikap, dan tindakan konsumsi sayur dan buah pada siswa di SDN 136/III Koto
Tengah.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperiment dengan
rancangan non-equivalent control group design. Sampel penelitian berjumlah 45
orang, pengambilan sampel menggunakan rancangan acak kelmpok. Pengukuran
dilakukan menggunakan lembar kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji
wilcoxon signed rank test karena data tidak terdistribusi normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rerata
pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan melalui media animasi kartun dan
ular tangga edukatif. Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan
ada pengaruh penyuluhan menggunakan media animasi kartun dan ular tangga
edukatif terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa (p<0,05).
Daya terima penyuluhan menggunakan media animasi kartun menunjukkan hasil
yang baik, tetapi hasil uji statistik Mann-Whitney Test menunjukan tidak ada
perbedaan daya terima media animasi kartun dan ular tangga edukatif (p>0,05).
Penelitian ini disimpulkan penyuluhan memiliki pengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan, sikap dan tindakan siswa.
Media penelitian ini dapat digunakan oleh UKS, Puskesmas, dan Dinas
Kesehatan. Diharapkan ada peneliti lain yang akan meneliti penyuluhan dengan
media yang berbeda untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa.
Daftar Bacaan : 2003 - 2018
Kata Kunci : Buah dan sayur, penyuluhan, animasi kartun, ular tangga edukatif,
pengetahuan, sikap, tindakan.
S1 NUTRITION STUDY PROGRAM
HEALTH SCIENCES HIGH SCHOOL PERINTIS PADANG
Scription, July 2019
Rizki Pirma Laili
THE INFLUENCE OF ILLUMINATION THROUGH THE MEDIA
CARTOON ANIMATION AND THE EDUCATIONAL LADDER SNAKE
AGAINST AN INCREASE IN KNOWLEDGE, ATTITUDES, AND
ACTIONS OF VEGETABLE AND FRUIT CONSUMPTION IN
STUDENTS SDN 136/III KOTO TENGAH KERINCI
77 pages + 23 tables + 1 image + 11 charts + 15 attachments
ABSTRACT
The low consumption of vegetables and fruit at school age children not
related to infectious disease causing nutrient deficiencies (BB/TB). Provide
information about the importance of vegetable and fruit consumption is one way
to improve knowledge, attitudes, and actions of the students to consume
vegetables and fruit. The selection of animated cartoon media and educational
ladder snake is an interesting media to be served on school age children. The
purpose of this research is to know the influence of media animated cartoons and
educational ladder snakes against increase in knowledge, attitudes, and actions of
vegetable and fruit consumption in students in SDN 136/III Koto Tengah.
This research uses quasi experiment design research with non-equivalent
control group design. Sample research amounted to 45 people, sampling using
random design group. The measurement is carried out using a questionnaire sheet.
Statistical tests used was a test of wilcoxon signed rank test because the data are
not normally distributed.
The results showed that an increase in average knowledge before and after
illumination through the medium of cartoons and educational ladder snakes. The
results of the test of Wilcoxon Signed Ranks Test statistics indicate there are
influences of outreach using media animated cartoons and educational ladder
snakes to changes in knowledge, attitudes and actions of the students (p < 0.05).
The power guidance received using media animation cartoon shows good results,
but the results of the statistical test Mann-Whitney Test showed no difference
accept media resources of animated cartoons and educational ladder Snake
(p>0.05). This research concluded outreach has increasing influence on the
knowledge, attitudes and actions of the students.
Media research can be used by the infirmary, health centers, and health
services. Expected other researchers that will examine the extension with different
media to enhance the knowledge, attitudes and actions of the students.
Reading List : 2003 - 2018
Keywords : fruit and vegetable, cartoon animation, counselling, educational
ladder snakes, knowledge, attitude, action.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulisan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun dan Ular Tangga
Edukatif Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Konsumsi Sayur dan Buah pada Siswa SDN136/III Koto Tengah Kerinci”.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 Gizi di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Perintis Padang.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari akan keterbatasan
kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih belum sempurna baik
dalam isi maupun penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka akan kritik dan
saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini.
Penyusun skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan
yang sangat berarti dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M. Biomed selaku Ketua STIKes Perintis
Padang.
2. Widia Dara, SP, MP selaku Ketua Program Studi S1 Gizi STIKes Perintis
Padang.
3. Ibu Rahmita Yanti, M. Kes selaku pembimbing 1 yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran dengan penuh kesabaran memberikan masukan
dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Rinda Lestari, M.Pd selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran dengan penuh kesabaran memberikan masukan
dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Erina Masri, M. Biomed selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran dalam penulisan ini.
ii
6. Bapak dan Ibu dosen beserta staf karyawan STIKes Perintis Padang yang
telah memberi masukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, dorongan, dan motivasi serta
kasih sayang yang selalu tercurah selama ini kepada penulis.
8. Teman-teman, sahabat, dan semua pihak yang telah membantu
terlaksananya penulisan proposal ini.
Padang, Juni 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Peneltian ....................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7
2.1 Penyuluhan Gizi ....................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Penyuluhan ................................................................... 7
2.1.2 Metode Penyuluhan Ceramah ......................................................... 7
2.1.3 Media Penyuluhan ........................................................................... 8
2.2 Daya Terima .............................................................................................. 10
2.3 Perilaku ..................................................................................................... 10
2.3.1 Pengetahuan .................................................................................... 11
2.3.2 Sikap ................................................................................................ 12
2.3.3 Tindakan atau Praktik (Pratice) ....................................................... 13
2.4 Sayur dan Buah ........................................................................................ 14
2.4.1 Definisi Sayur dan Buah ................................................................. 14
2.4.2 Kandungan Gizi Sayur dan Buah .................................................... 15
2.4.3 Zat Makanan Non Gizi Sayur dan Buah ......................................... 20
2.4.4 Manfaat Sayur dan Buah ................................................................. 22
2.4.5 Anjuran Konsumsi Sayur dan Buah................................................. 22
iv
2.5 Anak Sekolah ............................................................................................ 23
2.5.1 Pengertian Anak Sekolah ................................................................ 23
2.5.2 Pola Pertumbuhan Anak Sekolah ................................................... 23
2.5.3 Kebutuhan Gizi Anak Sekolah ........................................................ 23
2.5.4 Faktot yang Mempengaruhi Asupan Anak Sekolah ........................ 24
2.6 Penelitian Terkait ..................................................................................... 26
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ...................................... 29
3.1 Kerangka Konsep ...................................................................................... 29
3.2 Definisi Operasional .................................................................................. 30
3.3 Hipotesis ................................................................................................... 32
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 33
4.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 33
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 33
4.2.1 Tempat Penelitian ........................................................................... 33
4.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................. 34
4.3 Populasi dan Sampel ................................................................................ 34
4.3.1 Populasi ........................................................................................... 34
4.3.2 Sampel ............................................................................................ 34
4.4 Instrumen Penelitian ................................................................................. 34
4.5 Tahap Pelaksanaan ................................................................................... 36
4.5.1 Penyuluhan Menggunakan Media Animasi Kartun ........................ 36
4.5.2 Penyuluhan Menggunakan Media Ular Tangga Edukatif ................ 37
4.6 Pengumpulan Data .................................................................................... 38
4.6.1 Data Primer ..................................................................................... 38
4.6.2 Data Sekunder .................................................................................. 38
4.7 Pengolahan dan Analisa Data .................................................................... 39
4.7.1 Pengolahan Data ............................................................................. 39
4.7.2 Analisa Data .................................................................................... 40
4.8 Etika Penelitian ........................................................................................ 41
4.8.1 Subjek Harus Diberi Informasi ........................................................ 41
v
4.8.2 Perlindungan Terhadap Subjek ....................................................... 41
4.8.3 Deception ........................................................................................ 42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................................ 43
5.2 Karakteristik Responden .......................................................................... 43
5.3 Hasil Analisa Univariat ............................................................................ 44
5.3.1 Nilai Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Animasi Kartun ................................................... 45
5.3.2 Nilai Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Animasi Media Kartun ................................................................. 46
5.3.3 Nilai Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Animasi Kartun ............................................................... 48
5.3.4 Nilai Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Ular Tangga Edukatif .......................................... 49
5.3.5 Nilai Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Media Ular Tangga Edukatif ......................................................... 51
5.3.6 Nilai Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Ular Tangga Edukatif .......................................... 52
5.3.7 Nilai Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah pada Kelompok
Kontrol ......................................................................................... 53
5.3.8 Nilai Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah pada Kelompok
Kontrol ......................................................................................... 54
5.3.9 Nilai Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Tanpa pada
Kelompok Kontrol ........................................................................ 55
5.3.10 Daya Terima Animasi Kartun ....................................................... 56
5.3.11 Daya Terima Ular Tangga Edukatif ............................................. 57
5.4 Hasil Analisa Bivariat .............................................................................. 58
5.4.1 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test ................................................. 58
5.4.2 Uji Mann-Whitney Test ................................................................ 65
vi
5.5 Pembahasan .............................................................................................. 62
5.5.1 Perbedaan Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan melalui media animasi kartun .................................. 64
5.5.2 Perbedaan Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
melalui media animasi kartun ...................................................... 65
5.5.3 Perbedaan Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
melalui media animasi kartun ...................................................... 66
5.5.4 Perbedaan Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan melalui mediaular tangga edukatif ........................... 67
5.5.5 Perbedaan Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
melalui mediaular tangga edukatif ............................................... 69
5.5.6 Perbedaan Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
melalui mediaular tangga edukatif ............................................... 70
5.5.7 Perbedaan Pengetahuan Siswa Pre Test dan Post Test Kelompok
Kontrol ......................................................................................... 71
5.5.8 Perbedaan Sikap Siswa Pre Test dan Post Test Kelompok
Kontrol ......................................................................................... 72
5.5.9 Perbedaan Tindakan Siswa Pre Test dan Post Test Kelompok
Kontrol ......................................................................................... 73
5.6 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 75
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 76
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 76
6.2 Saran .......................................................................................................... 77
6.2.1 Bagi Sekolah ................................................................................... 77
6.2.2 Bagi Siswa ....................................................................................... 77
6.2.3 Petugas Kesehatan ........................................................................... 77
6.2.4 Bagi Peneliti ..................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terkait .............................................................................. 26
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................. 30
Tabel 4.1 Perlakuan pada Sampel ..................................................................... 35
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 43
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ........................ 44
Tabel 5.3 Rata-rata Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Animasi Kartun ......................................................... 46
Tabel 5.4 Rata-rata Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Media Animasi Kartun ....................................................................... 47
Tabel 5.5 Rata-rata Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Animasi Kartun ......................................................... 49
Tabel 5.6 Rata-rata Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Ular Tangga Edukatif ............................................... 50
Tabel 5.7 Rata-rata Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Media Ular Tangga Edukatif ............................................................. 51
Tabel 5.8 Rata-rata Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Ular Tangga Edukatif ............................................... 53
Tabel 5.9 Rata-rata Pengetahuan Siswa Kelompok Kontrol ............................. 54
Tabel 5.10 Rata-rata Sikap Siswa Kelompok Kontrol ........................................ 55
Tabel 5.11 Rata-rata Tindakan Siswa Kelompok Kontrol ................................... 56
Tabel 5.12 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Pengetahuan Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun ...................... 58
Tabel 5.13 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Sikap Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun ..................................... 58
Tabel 5.14 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Tindakan Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun ..................................... 59
Tabel 5.15 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Pengetahuan Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif ............. 59
Tabel 5.16 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Sikap Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif ........................... 60
viii
Tabel 5.17 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Tindakan Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif ........................... 61
Tabel 5.18 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Pengetahuan Sebelum dan
Sesudah Tanpa diberi Perlakuan (Kelompok Kontrol) ..................... 61
Tabel 5.19 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Sikap Sebelum dan Sesudah
Tanpa diberi Perlakuan (Kelompok Kontrol) .................................... 62
Tabel 5.20 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Tindakan Sebelum dan Sesudah
Tanpa diberi Perlakuan (Kelompok Kontrol) .................................... 62
Tabel 5.21 Uji Mann-Whitney Test Daya Terima Media Animasi Kartun dan
Ular Tangga Edukatif ........................................................................ 63
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 29
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun ...................................... 45
Grafik 2. Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Animasi Kartun.......................................................... 46
Grafik 3. Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun ...................................... 48
Grafik 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif ............................ 49
Grafik 5. Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif ............................ 51
Grafik 6. Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif ............................ 52
Grafik 7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Kelompok Kontrol .......... 53
Grafik 8. Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Kelompok Kontrol ...................... 54
Grafik 9. Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Kelompok Kontrol ................ 55
Grafik 10. Distribusi Frekuensi Daya Terima Animasi Kartun ......................... 56
Grafik 11. Distribusi Frekuensi Daya Terima Ular Tangga Edukatif ................ 57
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 : Kuesioner Daya Terima
Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 5 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 6 : Tabel Master
Lampiran 7 : Cara Bermain Ular Tangga Edukatif
Lampiran 8 : Pertanyaan Ular Tangga Edukatif
Lampiran 9 : Output SPSS
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi
Lampiran 11 : Izin Pengambilan Data
Lampiran 12 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 13 : Surat Balasan Rekomendasi Penelitian Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Kabupaten Kerinci
Lampiran 14 : Surat Izin Melakukan Penelitian dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Kerinci
Lampiran 15 : Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian dari Kepala
Sekolah SDN 136/III Koto Tengah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pola makan sangat penting dalam mempengaruhi keadaan gizi. Pola
makan dengan gizi seimbang akan menyebabkan keadaan gizi yang baik. Agar
tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit
tidak menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu
ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang. Salah satu pesan gizi seimbang
yaitu cukup konsumsi buah dan sayur (Kemenkes RI, 2014).
Rata-rata konsumsi sayur dan buah pada anak usia 5-14 tahun di Asia
Tenggara memperlihatkan hasil yang sangat rendah yaitu 182 g/hari. Hasil
tersebut berbeda jauh dengan rekomendasi WHO, bahwa konsumsi buah dan
sayur adalah 400 g (5 porsi) per hari untuk semua kelompok usia (Mohammad
& Madanijah, 2015)
Akhir-akhir ini terjadi berbagai macam pola konsumsi pangan di
Indonesia yaitu berkurangnya konsumsi sayuran dan buah-buhan hampir di
semua provinsi di Indonesia (Santoso, MP., 2011). Hal ini dapat dilihat dari
proporsi rerata nasional perilaku penduduk Indonesia umur ≥ 10 tahun kurang
konsumsi sayur dan buah tahun 2013 yaitu 93,5%, tidak tampak perubahan
dibandingkan 2007 yaitu 93,6%. Sedangkan provinsi Jambi yang juga sangat
kurang akan konsumsi sayur dan buah. Pada tahun 2007 kurang konsumsi
sayur dan buah untuk provinsi Jambi yaitu 92,5% dan meningkat pada tahun
2013 yaitu 96,2% (Litbang Kemkes, 2013).
Hasil Riskesdas tahun 2013 juga menyebutkan bahwa akibat
rendahnya konsumsi sayur dan buah menyebabkan penyakit tidak menular
terkait kekurangan gizi (BB/TB) pada anak usia sekolah dasar (5-12 tahun)
yang masih tinggi (>10%) yaitu 11,2%. Masih sangat rendahnya konsumsi
sayur dan buah di masyarakat khususnya anak-anak diperlukan adanya
kampanye “Makan Sayur dan Buah” dalam upaya mencapai Keluarga Sadar
2
Gizi (KADARZI) terutama pada anak usia sekolah dan remaja sebagai
penerus bangsa (Prihatini, 2016).
Faktor yang mempengaruhi pola dan perilaku konsumsi sayur dan
buah di masyarakat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal terdiri atas faktor yang berpengaruh positif dan
negatif terhadap konsumsi sayur dan buah yang berasal dari pengetahuan dan
sikap. Faktor eksternal merupakan peluang dan hambatan yang berpengaruh
terhadap konsumsi sayur dan buah yang berasal dari luar. Hasil penelitian
(Aswatini, Noveria, & Fitranita, 2008) memperlihatkan faktor tersebut terjadi
pada masyarakat Lampung, bahwa umumnya masyarakat mengetahui
pentingnya konsumsi sayuran dan buah untuk kesehatan, tetapi pemahaman
yang mendalam masih sangat kurang sehingga tidak menjadi dasar timbulnya
motivasi yang kuat untuk mengkonsumsi sayuran dan buah.
Oleh karena itu pendidikan gizi tentang sayur dan buah pada anak
sangat penting dilakukan. Hal ini dikarenakan masa perkembangan anak
merupakan awal dari pembentukan perilaku. Pada usia 10-12 tahun minat
belajar anak tinggi, didukung oleh ingatan yang kuat serta kemampuan dalam
memahami materi yang diberikan (Tandilangi, Mintjelungan, & Wowor,
2016).
Adapun media yang cocok untuk anak sekolah dasar yaitu animasi
kartun dan ular tangga edukatif. Hal ini dikarenakan menarik, mudah
ditangkap dan menyenangkan. Menurut (Tandilangi et al., 2016) media
animasi kartun merupakan salah satu bentuk media audiovisual yang dikenal
sebagai metode pendidikan yang menarik. Media audiovisual dapat
menyampaikan pengertian informasi dengan cara lebih nyata melalui gambar
bergerak dan suara. Media ini memanfaatkan indera pendengaran dan
penglihatan. Semakin banyak indera yang digunakan untuk merekam
informasi, semakin besar memahami maksud informasi yang disampaikan.
3
Media yang cocok juga yaitu ular tangga edukatif. Media ular tangga
edukatif merupakan media penyuluhan gizi yang dapat meningkatkan
pengetahuan anak sekolah. Permainan ini merupakan permainan yang
menyenangkan sehingga anak tertarik untuk belajar sambil bermain dan ular
tangga dapat membantu aspek perkembangan kecerdasan anak (Handayani,
Lubis, & Aritinang, 2018). Dalam penelitian Wulanyani, (2013) terdapat
perbedaan yang signifikan pada pengetahuan kesehatan siswa sebelum dan
setelah diberi permainan ular tangga, pengetahuan setelah diberikan
pengetahuan ular tangga lebih baik dari pada sebelum diberi permaian.
Penelitian ini akan dilakukan di SDN 136/III Koto Tengah, dimana
terletak di kabupaten Kerinci provinsi Jambi. Dari data Badan Pusat Statistik
Provinsi Jambi di dapatkan produksi tanaman sayurandi kabupaten Kerinci
merupkan daerah produksi terbesar di provinsi Jambi (227.244 ton), dan
produksi buah-buahan di kabupaten Kerinci merupakan produksi terbesar
setelah kabupaten Muaro Jambi dan kabupaten Merangin (21.445 ton) (BPS
Provinsi Jambi, 2016).
Survey awal yang dilakukan pada siswa kelas IV, V, dan VI di SDN
136/III Koto Tengah yang terletak di Kabupaten Kerinci dimana masing-
masing kelas diambil 10 orang yang dilakukan dengan sistematik rendom
sampling. Masing-masing siswa diberi kuesioner pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Dari hasil tersebut dapat diketahui pengetahuan siswa (66,6%) masih
dalam kategori cukup, sikap siswa (56,6%) masih dalam kategori cukup, dan
tindakan siswa (60,6%) juga dalam kategori cukup.
Berdasarkan latar belakang diatas, bahwa kabupaten Kerinci
merupakan daerah produksi sayur dan buah terbesar di provinsi Jambi, akan
tetapi konsumsi sayur dan buah masih sangat kurang. Maka dari itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini akan meneliti pengaruh
penyuluhan melalui media animasi kartun dan ular tangga, penggunaan media
animasi kartun dan ular tangga edukatif diharapkan dapat menjadi media yang
efektif dalam penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
tindakan pada anak di SDN 136/III Koto Tengah di Kabupaten Kerinci.
4
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penyuluhan melalui media animasi kartun dan
ular tangga edukatif terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan
konsumsi sayur dan buah pada siswa di SDN 136/III Koto Tengah ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
dengan media animasi kartun dan ular tangga edukatif terhadap peningkatan
pengetahuan, sikap, dan tindakan konsumsi sayur dan buah pada siswa di
SDN 136/III Koto Tengah.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media animasi kartun.
2. Diketahuinya perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan
melalui media animasi kartun.
3. Diketahuiya perbedaan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan
melalui media animasi kartun.
4. Diketahuiya perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media ular tangga edukatif.
5. Diketahuiya perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan melalui
media ular tangga edukatif.
6. Diketahuiya perbedaan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan
melalui media ular tangga edukatif.
7. Diketahuiya perbedaan daya terima media animasi kartun dan media
ular tangga edukatif.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi sekolah dalam
merencanakan program upaya pencegahan dan penanggulangan masalah
gizi pada anak sekolah dasar. Media dalam penyuluhan ini dapat digunakan
oleh pihak sekolah terutama Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan terutama tentang
pentingnya konsumsi sayur dan buah.
1.4.2 Bagi Siswa
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan tindakan siswa tentang pentingnya konsumsi sayur dan buah.
1.4.3 Bagi Petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi petugas kesehatan dalam
merencanakan program upaya dan pencegahan dan penanggulangan
masalah gizi pada anak sekolah dasar yaitu dengan cara melakukan
penyuuhan dengan media animasi kartun dan ular tangga edukatif untuk
meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar.
1.4.4 Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan,
keterampilan dan pengalaman serta menambah wawasan dalam melakukan
penelitian terapan dalam rangka mencegah penyakit degeneratif pada anak
sekolah.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunkan desain penelitian quasi eksperiment.
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 di SDN 136/III Koto Tengah
Kabupaten Kerinci sebanyak 46 orang. Penelitian ini dilakukan mulai pada
November 2018 sampai Juni 2019.
6
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan melalui animasi
kartun dan ular tangga edukatif terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan
tindakan konsumsi sayur dan buah pada siswa SDN 136/III Koto Tengah
Kerinci. Data pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa di ukur menggunakan
pretest dan postest.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyuluhan Gizi
2.1.1 Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan gizi merupakan salah satu program gizi pada khususnya
dan program kesehatan pada umumnya. Penyuluhan gizi tidak dapat berdiri
sendiri dengan program kesehatan lainnya. Penyuluhan gizi merupakan
bagian integral dari program gizi dan kesehatan, kegiatan penyuluhan gizi
diawali dengan kegiatan perencanaan penyuluhan gizi. Perencanaan
penyuluhan merupakan kegiatan tim, perencanaan penyuluhan gizi harus
didasarkan pada pengetahuan yang cukup tentang masalah gizi yang akan
ditanggulangi, program gizi yang akan ditunjang, daerah yang
membutuhkan penyuluhan gizi, sasaran penyuluhan gizi, sarana dan
prasarana yang diperlukan, cara membuat perencanaan penyuluhan gizi
yang baik, dan dasar-dasar penyuluhan gizi. Perencanaan penyuluhan gizi
yang baik sudah harus mengandung unsur evaluasi atau penilaian
(Supariasa, 2012).
2.1.2 Metode Penyuluhan Ceramah
Ceramah adalah menyampaikan atau menjelaskan suatu pengertian
atau pesan secara lisan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh seorang
pembicara (ahli) kepada kelompok pendengar dengan dibantu beberapa alat
peraga yang diperlukan. Ceramah pada hakikatnya adalah transfer informasi
dari penyuluh kepada sasaran (peserta) penyuluhan.
Tujuan ceramah adalah menyediakan fakta, penyampaian pendapat
tentang suatu masalah, menyampaikan pengalaman perjalanan atau
pengalaman pribadi, membangkitkan semangat atau merangsang pemikiran
peserta, dan membuka suatu permasalahan untuk didiskusikan.
8
Keunggulan metode ceramah yaitu cocok untuk berbagai jenis
peserta/sasaran, mudah mengaturnya, beberapa orang lebih dapat belajar
dengan mendengar dari pada dengan membaca, penggunaan waktu yang
efisien, dapat dipakai pada kelompok sasaran yang besar, tidak terlalu
banyak menggunkan alat bantu, dan dapat digunakan untuk memberi
pengantar pada suatu kegiatan (Supariasa, 2012).
2.1.3 Media Penyuluhan
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu
perantara tau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media atau
alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu
untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau
dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi
(Kholid, 2014).
Media penyuluhan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
alat peraga. Syarat-syarat media tersebut antara lain, alat peraga harus
menarik, disesuaikan dengan sasaran penyuluhan, mudah ditangkap, singkat
dan jelas. Sesuai dengan pesan-pesan yang akan disampaikan dan sopan
(Supariasa, 2012).
Beberapa media penyuluhan yaitu sebagai berikut :
a) Animasi Kartun
Animasi kartun merupakan merupakan media bantu yang
mempunyai daya tarik lebih dibandingkan dengan media lainnya
karena memadukan suara dan gambar bergerak dalam
penyampaian informasi. Metode penelitian yang menggunakan
animasi kartun merupakan salah satu bentuk media audiovisual
yang dikenal sebagai metode pendidikan kesehatan yang menarik.
Animasi kartun mempunyai daya tarik lebih dibandingkan dengan
media lain karena memiliki simbol-simbol tertentu yang
9
menyebabkan kelucuan. Media ini memanfaatkan indera
pendengaran dan penglihatan. Semakin banyak indera digunakan
untuk merekam informasi, semakin besar memahami maksud
informasi yang disampaikan (Tandilangi, dkk, 2016).
Animasi kartun termasuk media elektronika karena merupakan
media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika
(Notoatmodjo, 2010).
Kelebihan media eletronik :
1) Lebih mudah dipahami.
2) Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.
3) Bertatap muka.
4) Penyajian dapat dikendalikan.
5) Jangkauan relatif lebih besar.
6) Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
Kelemahan media elektronik :
1) Biaya lebih tinggi.
2) Sedikit rumit.
3) Perlu listrik.
4) Perlu alat canggih untuk produksinya.
5) Perlu persiapan matang.
6) Perlu keterampilan menyimpan.
7) Perlu terampil dalam pengoperasian
b) Ular Tangga Edukatif
Permainan ular tangga merupakan salah satu permainan
rekreasi ringan yang cukup populer di Indonesia. Ular tangga
menjadi bagian dari permainan tradisional di Indonesia meskipun
tidak ada data yang lengkap mengenai kapan munculnya tersebut.
10
Permainan ular tangga ini ringan, sederhana, mendidik, menghibur
dan sangat interaktif jika dimainkan bersama-sama (Wulanyani,
2013).
Kelebihan ular tangga yaitu :
1) Dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
2) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas
belajar individual ataupun kelompok.
3) Struktur kognitif yang diperoleh siswa sebagai hasil dari
proses belajar akan stabil dan tersusun secara relevan
sehingga akan terjaga dalam ingatan.
4) Pengetahuan yang terdapat dalam ingatan (pikiran)
dapat diperoleh kembali sewaktu-waktu.
2.2 Daya Terima
Daya terima adalah tingkat kesukaan seseorang terhadap intervensi
yang diberikan, atau dalam hal ini adalah media pendidikan gizi yang
diberikan. Terdapat enam aspek yang digunakan dalam menglihat daya terima,
contohnya pada media animasi kartun yaitu pemahaman materi, suara dalam
animasi kartun, menarik atau tidaknya gambar, komposisi warna, pesan gizi
yang disampaikan, dan kesukaan terhadap animasi kartun secara keseluruhan
(Cita, 2014).
2.3 Perilaku
Perilaku adalah keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas
seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal.
Perilaku seseorang adalah sangat kompleks, dan mempunyai bentangan yang
sangat luas. Perilaku tersebut dibagi dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afetif dari sikap psikomotor
dan tindakan/ keterampilan (Kholid, 2014).
11
2.3.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan juga
diperoleh dari pendidikan, pengalaman, dan diri sendiri maupun
pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain terpenting dari terbentuknya tindakan seseorang
(Kholid, 2014).
Tingkat pengetahuan seseorang secara rinci terdiri dari enam
tingkatan, yaitu :
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi secara benar.
c) Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) ialah
dapat menggunakan rumus-rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam situasi yang lain.
12
d) Analisis (Analysis)
Adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek di
dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya dengan
yang lain.
e) Sintesis (Synthesis)
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dnegan pengetahuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan kriteria yang teah ada.
2.3.2 Sikap
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya). Sikap merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam
merespon stimulus atau objek, sehingga melibatkan pikiran, perasaan
perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2010).
Sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:
a) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya,
bagaimana keyakinan dan pendapatan atau pemikiran seseorang
terhadap objek.
b) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian (terkandung dalam faktor emosi) orang tersebut
terhadap objek.
c) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku
13
terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku
terbuka (tindakan).
Ada 4 tingkatan sikap berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut :
a) Menerima (receiving)
Menerima diartiakan bahwa seseorang atau subjek mau menerima
stimulus yang diberikan (objek).
b) Menanggapi (responding)
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c) Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjekatau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan
orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespon.
d) Bertanggung jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab
terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil
sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus mengambil risiko
bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain.
2.3.3 Tindakan atau Praktik (Practice)
Tindakan merupakan suatu sikap yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain pendidikan, pekerjaan, pengalaman, yang dienroleh sejak
kecil, keadaan sosial budaya dan norma-norma yang berlaku dilingkungan
tersebut.
14
Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan
menurut kualitasnya, yaitu :
a) Praktik terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi
masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b) Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau
mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau
tindakan mekanis.
c) Adopsi (adoption)
Adosi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang.
Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme
saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku
yang berkualitas.
2.4 Sayur dan Buah
2.4.1 Definisi Buah dan Sayur
Sayuran adalah tanaman hortikultura yang umumnya mempunyai
umur relatif pendek (kurang dari setahun) dan merupakan tanaman
musiman. Setiap jenis dan varietas sayuran mempunyai warna, rasa, aroma,
dan kekerasan yang berbeda-beda sehingga sebagai bahan pangan sayuran
dapat menambahkan variasi makanan (Mucthtadi, 2010).
Ditinjau dari segi nilai gizinya, sayur merupakan sumber zat
pengatur, yaitu sumber vitamin dan mineral. Sayuran merupakan salah satu
sumber provitamin A, vitamin C, vitamin B, Ca, Fe, menyumbang sedikit
kalori serta sejumlah elemen mikro (Siska, 2013).
15
Buah merupakan sumber dietary fiber yang baik. Buah juga
merupakan sumber serat dan zat gizi yang sangat penting bagi kesehatan.
Setiap buah memiliki rasa yang segar dan aroma yang spesifik, memiliki
kadar air yang tinggi. Buah merupakan sumber zat gizi dan non gizi yang
keduanya berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh (Yuliarti, 2011).
2.4.2 Kandungan Gizi Sayur dan Buah
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh, zat ini
berfungsi sebagai sumber enegi untuk aktifitas otak, pembentukan sel
darah merah dan sistem syaraf. Serta membantu dalam proses
metabolisme protein dan lemak. Karbohidrat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu karbohidrat kompleks yang terdiri dari polisakarida (pati,
dekstrin, dan glikogen) serta serat. Sementara karbohidrat sederhana
terdiri dari monosakarida (glukusa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan
prontosa), disakarida (sukrosa, maltosa, laktosa, dan trebalosa), gula
alkohol (sorbitol, manitor, dan inositol), serta oligosakarida (rafinosa,
stakiosa, verbaskosa, dan fruktan). Karbohidrat yang terdapat dalam
sayur dan buah umumnya banyak mengandung pati dan selulosa
(Yuliarti, 2011).
Kadar karbohidrat pada buah dan sayur beraneka ragam.
Adapun buah yang memiliki kadar karbohidrat tingi antara lain pisang
ambon, apel dan pepaya, sedangkan pada sayuran adalah daun
singkong, wortel, dan bayam (Fibrihirzani, 2012).
2. Lemak
Lemak merupakan sumber energi tubuh. Kandungan lemak pada
buah dan sayur pada umumya sedikit. Asam lemak yang terdapat dalam
buah dan sayur pangan nabati biasanya berupa asam lemak tidak
jenuh.asam lemak tidak jenuh ini merupakan komponen membran
16
syaraf dan senyawa yang menyerupai horon. Selain itu juga penting
untuk proteksi dan terapi penyakit jantung serta kanker (Yuliarti, 2011).
Kandungan lemak pada buah dan sayuran misalnya terdapat
pada alpokat, durian, buncis, dan kacang panjang (Fibrihirzani, 2012).
3. Protein
Protein berfungsi sebagai bahan dasar pembentukan sel-sel dan
jaringan tubuh. Selain itu protein juga berperan dalam proses
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh yang
mengalami kerusakan. Protein merupakan molekul besar yang terdiri
dari rangkaian asam amino. Tanaman pangan sering kekurangan satu
atau lebih asam amino esensial sehingga penting untuk dikombinasikan
dengan jenis protein lainnya sehingga satu dengan yang lainnya bersifat
saling melengkapi (Yuliarti, 2011).
Buah yang mengandung protein tinggi adalah tomat dan
mangga, sedangkan pada sayur antara lain daun singkong, bayam, dan
kangkung (Fibrihirzani, 2012).
4. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan
dalam jumlah yang sangat kecil. Didalam tubuh, vitamin berperan
sebagai zat pengatur. Vitamin dikelompokkan menjadi dua, yakni
vitamin larut lemak dan vitamin larut air (Yuliarti, 2011).
a) Vitamin Larut Lemak
1) Vitamin A
Sayur dan buah-buahan umumnya dalam bentuk provitamin
A yang akan diubah menjadi vitamin A didalam tubuh.
Misalnya daun ketuk, bayam, kentang, wortel, mangga, pepaya,
tomat, dan labu kuning. Berperan dalam berbagai fungsi faali
tubuh, diantaranya menjaga kesehatan mata, memelihara proses
17
deferensiasi sel, menjaga fungsi kekebalan tubuh, berperan
dalam proses sintesis protein, berperan dalam proses reproduksi,
serta mencegah kanker dan penyakit jantung.
2) Vitamin D
Buah dan sayuran hanya mengandung sedikit vitamin D.
Berfungsi membantu dalam pembentukan dan pemeliharaan
tulang bersama-sama dengan vitamin A dan C. Vitamin C
berperan dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor yang
tersedia didalam darah diendapkan untuk pengerasan tulang.
3) Vitamin E
Banyak terdapat dalam kecambah, asparagus, avokad,
brokoli, sayuran hijau, dan tomat. Vitamin E dalam tubuh
berperan sebagai antioksidan yang dapat mengurangi pengaruh
burukdari radikal bebas, proses penuaan dan karsinogen. Selain
itu vitamin E juga berfungsi memelihara integritas membran sel,
sintesis DNA, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah
keguguran dan sterilisasi, serta mencegah gangguan menstruasi.
4) Vitamin K
Vitamin K banyak terdapat dalam sayuran berhijau daun,
brokoli, lettuce, kubis, bayam, teh hijau, asparagus, oats,
gandum, dan kacang polong. Vitamin K berperan dalam proses
pembekuan darah, kesehatan tulang, serta kofaktor enzim
karboksilase dalam metabolisme protein.
b) Vitamin Larut Air
1) B1 (Thiamin)
Sumber utama thiamin yaitu kacang-kacangan dan serealia.
Berperan dalam oksidasi zat gizi dan pelepasan energi dalam
tubuh, merupakan bagian dari sistem enzim yang terlibat dalam
18
metabolisme karbohidrat, menormalkan fungsi syaraf, otot, dan
jantung.
2) B2 (Reboflavin)
Reboflavin dalam sayur dan buah hanya ada dalam jumlah
ynag tidak terlalu banyak. Berperan dalam pembentukan enzim
yang teribat dalam produksi energi, membantu pertumbuhan dan
reproduksi, membantu metabolisme berbagai zat gizi, menjaga
kesehatan mata, kulit, kuku, rambut, mulut, bibir, dan
tenggorokan.
3) B3 (Niasin)
Niasin dalam jumlah cukup terdapat dalam avokad.
Niasin bisa diproduksi tubuh. Karena niasin tidak esensial bagi
tubuh selama kebutuhan triptofan terpenuhi. Niasin merupakan
bagian dari enzim yang berperan dalam berbagai proses tubuh
misalnya menghasilkan energi, metabolisme lemak, kolesterol,
karbohidrat, serta pembuatan berbagai senyawa tubuh seperti
hormon seks dan adrenalin.
4) B5 (Asam Pantotenat)
Bauh dan sayur yang mengandung asam pantotenat cukup
tinggi misalnya kembang kol, brokoli, jeruk, dan stroberi.
Sebagai bagian dari koenzim A yang diperlukan dalam berbagai
reaksi metabolisme. Berperan dalam sintesis hormon steroid,
kolesterol, fosfolipid, dan forfirin yang diperlukan dalam
pembentukan hemoglobin.
5) B6 (Piridoksin)
Buah dan sayur yang mengandung piridoksin adalah
pisang, kentang, kubis, dan kembang kol. Berperan dalam
pembentukan protein jaringan dan senyawa struktural, sel darah
19
merah, serta hormon prostaglandin juga berperan dalam
menjaga keseimbangan hormon dan proses kekebalan tubuh.
6) B12 (Cobalamin)
Sayur dan buah hanya sedikit mengandung cobalamin.
Cobalamin diperlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk
aktif dan fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel
saluran pencernaan, sum-sum tulang, dan jaringan syaraf.
7) Asam Folat
Banyak terdapat dalam sayuran hijau, bit, asparagus,
brokoli, dan kubis. Asam folat bersama-sama dengan B12
berperan pada beberapa fungsi tubuh serta sintesis DNA, juga
membentuk sel darah merah dan sel darah putih pada sum-sum
tulang belakang.
8) Biotin
Banyak terdapat dalam kembang kol dan jamur. Berperan
dalam produksi dan penggunaan lemak oleh asam amino.
9) Vitamin C
Buah dan sayuran merupakan sumber utama vitamin C.
Buah yang banyak mengandung vitamin C diantaranya adalah
jambu biji, jeruk, mangga, dan sirsak. Sedangkan sayuran yang
banyak mengandung vitamin C adalah tomat, brokoli, cabai, dan
kentang.
Berfungsi sebagai koenzim dan kofaktor fungsi vitamin C.
Erat kaitannya dengan pembentukan kolagen, sintesis karnitin
yang berperan dalam pengangkutan asam lemak rantai panjang
dalam mitokondria sel, meningkatkan absorbsi dan metabolisme
kalsium, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi,
20
berperan dalam pencegahan kanker, serta sebagai antioksidan
yang sangat penting.
2.4.3 Zat Makanan Non Gizi Sayur dan Buah
1. Serat Makanan (Diatery Fiber)
Sebagian besar serat pada dinding tanaman terdiri dari zat-zat
yang larut dalam air. Selain daya kerja yang sama dengan serat yang
tidak larut air, serat jenis ini dapat berfungsi sebagai penurun kolesterol,
serat jenis ini juga membentuk gel sehingga isi lambung cepat penuh
dan menyebabkan cepat kenyang yang disebabkan karena kemampuan
menyerap air. Sebagian besar serat makanan yang terdapat dalam buah-
buahan berupa pektin. Pektin terdapat dalam semua dinding sel
tanaman dan kulit paling luar dari buah-buahan dan sayur-sayuran
(Yuliarti, 2011).
2. Enzim
Enzim akan bekerja sama dengan vitamin untuk mempercepat
reaksi kimia. Enzim terdapat dalam jumlah banyak pada makanan segar
karena sangat sensitif terhadap panas dan akan rusak selama
pemasakan ataupun pasteurisasi. Enzim utama dalam buah dan sayur
adalah sintetase dan hodrolase (Yuliarti, 2011).
3. Pigmen
Karoten atau karotenoid merupakan pigmen yang paling banyak
tersebar secara alami. Karoten dikenal mempunyai kemampuan
mengonversi menjadi vitamin A dan sebagai antioksidan. Sumber
karoten yang utama adalah sayuran berdaun hijau, seperti kangkung,
bayam, daun singkong, daun pepaya, dan lain sebagainya. Karoten juga
terdapat pada buah yang berwarna kuning oranye.
21
Falvonoid merupakan kelompok pigmen makanan yang
memberikan perlindungan terhadap serangan radikal bebas yang
merusak. Senyawa ini berperan dalam memberikan warna pada buah
dan bunga. Beberapa fungsi flavonoid diantaranya meningkatkan kadar
vitamin C dalam tubuh, mengurangi kebocoran dan pecahnya pembuluh
darah kecil, mengurangi kerusakan akibat serangan radikal bebas dan
memperkuat struktur persendian.
Klorofil adalah pigmen tanaman yang ada dalam kloroplas
tanaman. Klorofil juga berfungsi sebagai anti oksidan dan anti kanker.
Dianjurkan agar klorofil ditambahkan dalam makanan-makanan
tertentu. Oleh karena itu, sayuran hijau perlu dikonsumsi setiap hari
untuk mengimbangi makanan yang digoreng, dibakar, ataupun
dipanggang (Yuliarti, 2011).
3 Zat-zat yang Menyerupai Vitamin
Beberapa zat dalam makanan bereaksi dengan vitamin yakni
berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam tubuh. Alasan zat-zat
ini tidak dimasukan dalam vitamin adalah karena zat-zat ini meruakan
kelompok makanan yang nonesensial. Yang termasuk dalam golongan
ini adalah karnitin, kholin, koenzim Q10, dan inositol (Yuliarti, 2011).
4 Zat-zat Makanan Minor
Komponsen-komponen tanaman lainnya juga dapat berpengaruh
bagi kesehatan. Beberapa dari komponen ini dikelompokkan dalam zat
makanan minor. Zat makanan minor ini diantaranya glutation yang ada
pada beragam buah dan sayuran. Glutation merupakan anti kanker yang
penting dalam membantu menetralkan logam berat seperti Hg,
pestisida, dan pelarut lainnya. Buah-buahan dan sayur-sayuran
mengandung glutation yang berarti. Sedangkan pada makanan yang
dimasak jumlahnya menurun secara drastis (Yuliarti, 2011).
22
2.4.4 Manfaat Sayur dan Buah
Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup berperan dalam
menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol darah.
Konsumsi sayur dan buah-buahan yang cukup juga menurunkan risiko sulit
buang air besar (BAB/sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan
bahwa konsumsi sayur dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam
pencegahan penyakit tidak menular kronik. Konsumsi sayur dan buah-
buahan secara cukup merupakan salah satu indikator sederhana gizi
seimbang (Kemenkes RI, 2014).
2.4.5 Anjuran Konsumsi Sayur dan Buah
Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan
konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah 400 g
perorang perhari, yang terdari dari 250 g sayur (setara dengan 2 ½ porsi atau
gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 g buah. (setara dengan 3
buah pisang ambon ukuran sedang atau ½ potong pepaya ukuran sedang
atau 3 buah jeruk ukuran sedang). Bagi orang Indonesia dianjurkan
konsumsi sayur dan buah-buahan 300-400 g perorang perhari bagi anak
balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 g perorang perhari bagi remaja
dan orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayur
dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur (Kemenkes RI, 2014).
Konsumsi sayur dan buah-buahan berdasarkan anjuran makan sehari
untuk anak usia 10-12 tahun sejumlah 350 gram perorang perhari, yang
terdiri atas 150 gram sayur (setara 1,5 porsi) dan 200 gram buah (setara
dengan 2 porsi).
23
2.5 Anak Sekolah
2.5.1 Pengertian Anak Sekolah
Anak usia sekolah digolongkan sebagai usia sekolah adalah mulai
dari 6 hingga 12 tahun. Pada fase ini anak mulai mengenali lingkungan
baru, yaitu sekolah. Sebagian besar waktu anak banyak dihabiskan di luar
rumah untuk sekolah dan juga bermain bersama teman-temannya. Karena
itu aktivitas anak juga meningkat sehingga kebutuhan gizi anak juga
meningkat (Fikawati, dkk. 2017).
2.5.2 Pola Pertumbuhan Anak Sekolah
Kecepatan pertumbuhan anak usia sekolah relatif stabil dan tidak
sebesar masi bayi, namun demikian kebutuhan gizinya terus meningkat.
Periode anak usia sekolah ini juga bisa disebut dengan fase laten. Disebut
fase laten karena perubahan pada periode usia anak sekolah relatif stabil
dibandingkan periode sebelumnya (bayi dan prasekolah) (Fikawati, dkk.
2017).
2.5.3 Kebutuhan Gizi Anak Sekolah
Fungsi gizi pada anak usia sekolah antara lain adalah memberikan
bahan pembangun untuk pertumbuhan, menyediakan kebutuhan energi
untuk aktivitas fisik, membantu menjaga daya tahan tubuh terhadap infeksi,
serta menjamin ketersediaan gizi dalam tubuh untuk kebutuhan
pertumbuhan.
Menurut AKG (2013), kebutuhan gizi untuk laki-laki dan perempuan
adalah sama sampai usia 9 tahun (menjelang pubertas), pada usia 10-12
tahun kebutuhan gizi anak laki-laki lebih besar dari pada perempuan
(Fikawati, dkk. 2017).
24
2.5.4 Faktor yang mempengaruhi Asupan Anak Sekolah
1. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang dan berkumpul serta tinggal
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Secara prinsip
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang
atau lebih, adanya ikatan perkawinan dan ikatan darah, hidup dalam
satu rumah tangga, di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga,
berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga
mempunyai perannya masing-masing, menciptakan dan
mempertahankan suatu kebudayaan.
Pola asuh makan anak mempengaruhi kebiasaan anak
selanjutnya. Masalah yang terjadi pada anak sekolah salah satunya
adalah tidak suka sayuran. Penyebabnya karena orang tua relatif jarang
menghidangkan sayuran dalam menu makanan sehari-hari di rumah.
2. Sekolah
Saat ini anak-anak di perkotaan menghabiskan waktu 4-7 jam di
sekolah. Meski secara kuantitas, waktu tersebut masih cukup banyak
dihabiskan di lingkungan sosial dan keluarga, namun secara kualitas,
masa makan aktif anak justru lebih banyak dihabiskan pada jam sekolah
tersebut. Kebanyakan anak mendapat makanan dari jajan di sekitar
sekolah.
Saat berada di sekolah teman dapat membawa pengaruh yang
sangat penting. Meskipun dirumah sudah tersedia makanan yang enak
dan bersih, bukan tidak mungkin anak tetap ingin jajan. Anak sekolah
dasar merupakan kelompok masyarakat yang rentan dan berisiko tinggi
tertular penyakit melalui makanan dan anak seusia sekolah dasar sangat
rentan terhadap infeksi kuman pantogen.
25
3. Media
Dibanyak negara, termasuk Indonesia, iklan yang paling sering
muncul pada acara ditujukan pada anak-anak adalah kategori pangan.
Kenyataan ini perlu ditanggapi kritis karena dapat mengubah pola
makan yang buruk pada anak-anak. Media televisi merupakan media
yang paling besar pengaruhnya terhadap perilaku makan anak.
Pemilihan media televisi merupakan yang paling tepat untuk
memengaruhi anak dalam perilaku membeli.
Media juga berpengaruh pada usaha diet anak yang berusia 9-12
tahun. Beberapa anak usia 9-12 tahun, terutama pada perempuan
menyadari bahwa kegemukan merupakan momok. Agar tidak jadi
sasaran empuk untuk diolok-olok, mereka berusaha keras menjaga
kelangsingan tubuhnya. Fenomena ini muncul akibat kuatnya pengaruh
layar kaca yang mempertontonkan tokoh-tokoh cilik dan menjadi
“hero”, misalnya bidadari cantik bertubuh langsing. Semua akan
terekam dalam benak anak, hingga mereka terobsesi ingin langsing,
seperti tokoh idolanya tersebut.
26
2.6 Penelitian Terkait
Tabel 2.1 Penelitian Terkait
No Nama Tahun Judul Hasil
1 Andika
Mohammad
dan Siti
Madanijah
2015 Konsumsi buah
dan sayur anak
usia sekolah dasar
Jenis buah dan sayur yang sering
dikonsumsi di SDN kabupaten
adalah jambu biji dan wortel
sedangkan SDN kota adalah
pepaya dan bayam. Konsumsi
buah dan sayur di SDN kota
(≥100 g/hari dan 60-120 g/hari)
signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan SDN
kabupaten (50-100 g/hari).
Pengetahuan gizi anak dan
pengetahuan orang tua
berhubungan psitif dengan
konsumsi buah dan sayur anak,
sedangkan uang saku,
ketersediaan buah, dan
pendapatan keluarga berhungan
positif dengan konsumsi buah
anak.
2 Ratu Ayu
Dewi Sartika
2011 Pengaruh
pendidikan gizi
terhadap
pengetahuan dan
perilaku konsumsi
serat pada siswa
Hasil penelitian menunjukkan :
1. Asupan serat seluruh siswa
SD/MI dinyatakan masih
rendah (mencapai 20% dari
AKG yang akan dianjurkan).
2. Pendidikan gizi menggunakan
kombinasi penyuluhan dan
permainan dapat
27
meningkatkan skor
pengetahuan (p<0,05), dan
skor perilaku siswa.
Peningkatan skor perilaku
tertinggi terdapat pada siswa
SD negeri, (p<0,005) diikuti
oleh siswa MI (p<0,05) dan
SD swasta (p>0,05).
3 Ronasari
Mahaji Putri
dan Neni
Maemunah
2017 Peran pendidikan
kesehatan dalam
meningkatkan
pengetahuan anak
tentang
pentingnya sayur
Pengaruh pendidikan kesehatan
(gizi) terhadap pengetahuan
tentang pentingnya sayur pada
anak prasekolah di RA Al
Madaniyah. Pentingnya
pendampingan dan motivasi orang
tua dalam mengenalkan sayur
pada anak prasekolah, melalui
penyampaian informasi singkat
secara kontinyu mengenai jenis,
manfaat, dan dampak sayur setiap
kali acara makan. Diharapkan
pengenalan sayur sejak dini, akan
terbentuk kebiasaan
mengkonsumsi sayur.
4 Putri
Ronitawati,
Busi
Setiawan, &
Tiurma
Sinaga
2016 Analisis konsumsi
buah dan sayur
pada model
sistem
penyelenggaraan
makanan di
sekolah dasar
Konsumsi serat memiliki
perbedaan secara nyata p=0,048
sedangkan konsumsi vitamin A
dan vitamin C tidak memiliki
perbedaan secara nyata di kedua
sekolah secara berturut-turut
p=0,955 dan p=0,458. Konsumsi
serat di SDIT Al Hidayah lebih
tinggi dibandingkan dengan SDI
28
Al Muslim.
5 Fitria Laras
Azadirachta
& Sri
Sumarmi
2017 Pendidikan gizi
menggunkan
media buku saku
meningkatkan
pengetahuan dan
praktik konsumsi
sayur dan buah
pada siswa
sekolah dasar
Adanya penggunaan media buku
saku sebagai salah satu media
pendidikan gizi mengenai
pentingnya konsumsi sayur dan
buah dapat meningkatkan
pengetahuan dan praktik siswa
sekolah dasar. Media buku saku
lebih efektif dalam meningkatkan
pengetahuan dan prakti siswa
dalam kelompok perlakuan dari
pada kelompok kontrol yang
diberikan media leaflet.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Penyuluhan gizi
melalui media animasi
kartun dan ular tangga
edukatif
Daya terima
media pendidikan
gizi
Pengetahuan, sikap,
dan tindakan
konsumsi sayur dan
buah anak SD
30
3.2 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No Variabel Defenisi Instrumen Hasil Ukur Skala Ukur
1 Penyuluhan
Gizi
Suatu kegiatan
yang dapat
memberikan
informasi kepada
masyarakat, agar
terjadi perubahan
pengetahuan,
dengan
pengetahuan yang
diperoleh dapat
mengubah sikap
dan tindakan.
1. Animasi
kartun
2. Ular
tangga
edukatif
1. Perubahan
pengetahuan.
2. Perubahan
sikap.
3. Perubahan
tindakan.
-
2 Daya terima Daya terima adalah
tingkat kesukaan
seseorang terhadap
intervensi yang
diberikan, atau
dalam hal ini
adalah media
pendidikan gizi
yang diberikan.
Kuesioner − Tidak
menyukai
media : jika
skor < 40%.
− Kurang
menyukai
media : jika
skor 40-60%.
− Cukup
menyukai
media : jika
skor 61-80%.
− Sangat
menyukai
media : jika
skor ≥ 80%
Ordinal
31
(Saloso, 2011)
3 Pengetahuan Pengetahuan
merupakan hasil
dari “tahu” dan ini
terjadi setelah
melakukan
penginderaan
terhadap suatu
objek tertentu.
Kuesioner − Kurang : jika
skor < 55%.
− Cukup : jika
skor 56-74%.
− Baik : jika
skor ≥ 75%.
(Budiman
2013).
Ordinal
4 Sikap Sikap adalah
perasaan positif
ataupun negatif
sebagai respon
seseorang terhadap
suatu objek, orang
dan lingkungan,
sebagai hasil dari
pengetahuan dan
pengalaman yang
telah didapatkan.
Kuesioner − Kurang : jika
skor < 55%.
− Cukup : jika
skor 56-75%.
− Baik : jika
skor 76-100%.
(Budiman
2013).
Ordinal
5 Tindakan Tindakan adalah
reaksi seseorang
terhada suatu
stimulus baik
secara secara aktif
maupun pasif.
Kuesioner − Kurang : jika
skor < 55%.
− Cukup : jika
skor 56-75%.
− Baik : jika
skor 76-100%.
(Budiman
2013).
Ordinal
32
3.3 Hipotesa
Ha : Ada perbedaan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum dan
sesudah penyuluhan tentang konsumsi sayur dan buah pada siswa di
SDN 136/III Koto Tengah.
Ha : Ada perbedaan daya terima penyuluhan menggunakan media animasi
kartun dan media ular tangga edukatif.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperiment
dengan rancangan non-equivalent control group design. Dalam penelitian ini
akan terdapat tiga kelompok dengan tujuan tertentu yaitu melihat kesetaraan
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Berdasarkan desain penelitian yang telah dikemukakan diatas, berikut
merupakan gambaran penelitian :
O1 X1 X2 O2 (Kelompok animasi kartun)
O1 X1 X2 O2 (Kelompok ular tangga edukatif)
O1 - - O2 (Kelompok kontrol)
Keterangan :
O1 : Pengetahuan, perilaku, dan tindakan sebelum mendapatkan penyuluhan.
X1 : Dilakukan penyuluhan pertama.
X2 : Dilakukan Penyuluhan kedua.
O2 : Pengetahuan, perilaku, dan tindakan sesudah mendapatkan penyuluan.
- : Tidak diberikan perlakuan.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
4.2.1 Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 136/III Koto
Tengah, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
34
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November 2018 sampai
dengan bulan Juni 2019.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 di
Sekolah Dasar 136/III Koto Tengah Kabupaten Kerinci dengan jumlah 46
siswa.
4.3.2 Sampel
Peneliti memilih tiga kelompok sebagai sampel penelitian, yaitu
kelompok ekperimen animasi kartun, kelompok eksperimen ular tangga
edukatif, dan kelompok kontrol. Kelompok yang akan dipilih dengan
rancangan acak kelmpok. Sampel minimal akan ditentukan menggukan
rumus Supranto J (2000) sebagai berikut :
(t – 1) (r – 1) ≥ 15
Keterangan :
t : Banyaknya kelompok perlakuan
r : Jumlah replikasi
(t – 1) (r – 1) ≥ 15
(3 – 1) (r – 1) ≥ 15
2 (r – 1) ≥ 15
2r – 2 ≥ 15
2r ≥ 15 + 2
2r ≥ 17
35
r ≥ ��
�
r ≥ 8,5
r ≥ 9
Jadi jumlah sampel minimal setiap perlakuan dalam penelitian ini
adalah 9 orang.
Adapun perlakuan pada sampel dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel yang di tetapkan oleh
peneliti sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Adapun kriteria sampel adalah sebagai berikut :
Kriteria inklusi :
a. Bersedia menjadi sampel dan menandatangani surat pernyataan
kesediaan menjadi sampel.
b. Bisa membaca dan menulis.
Kriteria ekslusi :
a. Subjek membatalkan kesediaannya untuk menjadi responden
penelitian.
b. Subjek berhalangan hadir atau tidak ditempat ketika
pengumpuan data dilakukan.
4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa
angket atau kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Sugiono, 2013
menyatakan bahwa “instrumen penelitian merupakan suatu alat pengumpulan
data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati”. Dengan demikian, instrumen peneltian yaitu untuk mencari informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial.
36
4.5 Tahap Pelaksanaan
4.5.1 Penyuluhan Menggunakan Media Animasi Kartun
Media animasi kartun yang digunakan merupakan animasi kartun
dari Kementrian Kesehatan RI yang di download dari
https://www.youtube.com/watch?v=cwLskcVtO6Q.
Tahap pelaksanaan penelitian penyuluhan menggunakan media
animasi kartun dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap awal penelitian ini yaitu menetapkan sampel penelitian yang
telah ditetapkan sebelumnya.
b. Sebelum diberi penyuluhan, terlebih dahulu responden diminta
untuk mengisi lembar persetujuan menjadi responden dan mengisi
lembar pretest yang disediakan. Materi penyuluhan yang diberikan
adalah tentang sayur dan buah.
c. Penyuluhan tahap pertama dilakukan dengan metode penyuluhan
ceramah dan tanya jawab. Sebelum memberikan materi, peneliti
terlebih dahulu menciptakan hubungan yang baik dengan
responden penyuluhan. Selain itu peneliti memberi animasi kartun
kepada responden. Waktu penyuluhan yaitu 50 menit, meliputi
persiapan, pembukaan, perkenalan, pelaksanaan hingga penutup.
d. Penyuluh memberikan lembar posttest kepada responden. Posttest
dilakukan sesudah penyuluhan dengan menggunakan kuesioner
yang telah disediakan.
e. Penyuluhan tahap kedua dilakukan seminggu sesudah penyuluhan
tahap pertama. Penyuluhan tahap kedua juga menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Waktu penyuluhan yaitu 50 menit.
f. Posttest dilakukan sesudah penyuluhan dengan menggunakan
kuesioner yang telah disediakan. Posttest digunakan sebagai
evaluasi dari perlakuan yang telah diberikan.
37
g. Pada tahap akhir responden diberi kuesioner daya terima media
animasi kartun. Terdapat enam aspek digunakan dalam daya terima
media animasi kartun yaitu : pemahaman materi, ukuran tulisan,
menarik atau tidaknya gambar, komposisi warna, pesan gizi yang
disampaikan, dan kesukaan animasi kartun secara keseluruhan.
4.5.2 Penyuluhan Menggunakan Media Ular Tangga Edukatif
Tahap pelaksanaan penelitian penyuluhan menggunakan media ular
tangga edukatif dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap awal penelitian ini yaitu menetapkan sampel penelitian yang
telah ditetapkan sebelumnya.
b. Sebelum diberi penyuluhan, terlebih dahulu responden diminta
untuk mengisi lembar persetujuan menjadi responden dan mengisi
lembar pretest yang disediakan. Materi penyuluhan yang diberikan
adalah tentang sayur dan buah.
c. Penyuluhan tahap pertama dilakukan dengan metode penyuluhan
ceramah dan tanya jawab. Sebelum memberikan materi, peneliti
terlebih dahulu menciptakan hubungan yang baik dengan
responden penyuluhan. Selain itu peneliti memberikan ular tangga
edukatifkepada responden. Waktu penyuluhan yaitu 50 menit,
meliputi persiapan, pembukaan, perkenalan, pelaksanaan hingga
penutup.
d. Penyuluh memberikan lembar posttest kepada responden. Posttest
dilakukan sesudah penyuluhan dengan menggunakan kuesioner
yang telah disediakan.
e. Penyuluhan tahap kedua dilakukan seminggu sesudah penyuluhan
tahap pertama. Penyuluhan tahap kedua juga menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Waktu penyuluhan yaitu 50 menit.
38
f. Posttest dilakukan sesudah penyuluhan dengan menggunakan
kuesioner yang telah disediakan. Posttest digunakan sebagai
evaluasi dari perlakuan yang telah diberikan.
g. Pada tahap akhir responden diberi kuesioner daya terima media
ular tangga edukatif. Terdapat enam aspek digunakan dalam daya
terima media ular tangga edukatif yaitu : pemahaman materi,
ukuran tulisan, menarik atau tidaknya gambar, komposisi warna,
pesan gizi yang disampaikan, dan kesukaan ular tangga edukatif
secara keseluruhan.
4.6 Pengumpulan Data
4.6.1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti di
SDN 136/III Koto Tengah Kabupaten Kerinci. Pengumpulan data dilakukan
oleh peneliti dan dibantu oleh beberapa rekan peneliti. Data yang diperoleh
yaitu :
a. Pengetahuan siswa SDN 136/III Koto Tengah.
b. Sikap siswa SDN 136/III Koto Tengah.
c. Tindakan siswa SDN 136/III Koto Tengah.
d. Daya terima media siswa SDN 136/III Koto Tengah.
4.6.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sekolah, yaitu :
a. Gambaran umum SDN 136/III Koto Tengah.
b. Data identitas siswa SDN 136/III Koto Tengah.
c. Jumlah populasi siswa SDN 136/III Koto Tengah.
d. Kegiatan proses belajar dan mengajar SDN 136/III Koto Tengah.
e. Dan lain-lain.
39
4.7 Pengolahan dan Analisa Data
4.7.1 Pengolahan Data
1. Pemeriksaan Data (Editing)
Data pengetahuan siswa tentang pentingnya konsumsi sayur dan
buah yang telah didapatkan dari tempat penelitian berupa koesioner,
dilakukan pengecekan kembali untuk memastikan data yang diperoleh
adalah data yang benar terisi secara lengkap dan dapat dibaca dengan
baik.
2. Mengkode Data (Coding)
Sesudah data pengetahuan siswa tentang pentingnya konsumsi
sayur dan buah berupa koesioner diperiksa kelengkapannya, maka
diberikan pemberian nomor atau kode pada setiap jawaban untuk
memudahkan pengolahan data.
3. Memasukan Data (Entry data)
Entry data dilakukan agar data pengetahuan, sikap, dan tindakan
siswa tentang konsumsi sayur dan buah berupa koesioner dianalisa.
Entry data dilakukan dengan cara mengentri data dengan format
pengumpulan data ke master tabel yaitu data yang sudah diberi kode.
4. Membersihkan Data (Cleaning)
Data yang telah dimasukan dalam master tabel di cek kembali,
dengan melihat distribusi frekuensi masing-masing variabel, sehingga
tidak ditemukan lagi kesalahan dalam mengentri data.
40
4.7.2 Analisa Data
1. Analisa Data Univariat
Analisa data bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian dan gambaran pengetahaun,
sikap, dan tindakan sebelum dan sesudah di berikan penyuluhan gizi
tentang sayur dan buah yang disajikan menggunakan tabel distribusi
frekuensi.
2. Analisa Bivariat
Dalam analisa bivariat ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat
(dependent). Dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
a) Penelitian ini menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk karena
jumlah sampel 45 orang. Dalam pendistribusiannya, jika nilai
signifikasi > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal,
sebaliknya jika nilai signifikasi < 0,05 maka data tersebut tidak
berdistribusi normal (Sahid Raharjo, 2014).
b) Apabila distribusi data sudah normal, maka dapat dilakukan analisa
bivariat. Analisa bivariat dilakukan dengan uji T berpasangan
(paired t-test) adalah suatu metode pengujian hipotesis dimana data
yang digunakan tidak bebas atau berpasangan (dependent).
c) Apabila pendistribusian data tidak normal, maka analisis bivariat
dapat dilakukan dengan uji nonparametrik yaitu uji Wilcoxon Signed
Rank Test. Uji Wilcoxon Signed Rank Test merupakan uji alternatif
non parametrik jika uji T perpasangan (paired t-test) tidak
terdistribusi normal. Dalam pendistribusiannya, jika nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) = < 0,05 maka Ha diterima dan jika Asymp. Sig. (2-
tailed) = > 0,05 maka Ha di tolak.
41
4.8 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aspek etik penelitian
psikologi (perilaku), (PSEPPKN, 2017) :
4.8.1 Subjek Harus Diberi Informasi
a) Pernyataan bahwa keikutsertaan subjek adalah sukarela dan bahwa
penolakan untuk ikut serta tidak akan mengakibatkan kosekuensi
apapun atau kerugian dibandingkan dengan subjek yang ikut serta.
b) Tujuan Penelitian.
c) Prosedur dan tata cara penelitian.
d) Semua risiko terduga dan ketidak nyamanan terhadap subjek (bila
ada). Termasuk disini tidak hanya masalah fisik tetapi juga
kemungkinan masalah psikologi.
e) Keuntungan penelitian terhadap masyarakat dan kemungkinan
keuntungan bagi subjek secara individual.
f) Lama waktu subjek terlibat dalam penelitian.
g) Contact Person untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau bila
ada cedera atau kegawatan.
h) Hak subjek atas kerahasiaan dan hak untuk menarik diri dari
penelitian setiap saat tanpa kosekuensi apapun.
4.8.2 Perlindungan Terhadap Subjek
Para peneliti harus menjamin bahwa subjek yang ikut serta dalam
penelitian itu tidak akan mengalami distress. Mereka harus dilindungi dari
segala kerugian fisik dan mental, artinya tidak boleh mempermalukan,
menakut-nakuti, melecehkan, atau merugikan subjek.
Secara normal, risiko kerugian harus tidak lebih besar dari pada
kehidupan sehari-hari, yaitu subjek tidak mengalami risiko lebih dari yang
mereka hadapi dikehidupan sehari-hari. Peneliti juga harus menjamin bahwa
bila mengikutsertakan kelompok rentan (manula, penyandang cacat, anak-
anak, dan lain-lain) mereka harus diperlakukan secara khusus.
42
4.8.3 Deception
Keadaan deception ini adalah keaadan subjek mengalami salah
paham atau salah penjelasan tentang tujuan penelitian. Jenis deception
termasuk :
a. Deliberate misleading (menyesatkan dengan sengaja), yaitu
menggunakan persekongkolan, menipulasi terencana dalam tata
lapangan, instruksi yang menyesatkan.
b. Deception by omission (penyesatan terencana), contohnya
kegagalan untuk memberikan seluruh informasi tentang penelitian
atau menciptakan ketidak pastian.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
SDN 136/III Koto Tengah merupakan sekolah negeri yang
beralamatkan di desa Koto Tengah Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten
Kerinci Provinsi Jambi memiliki luas tanah 2.129 m3. Jumlah siswa yang
belajar di SDN 136/III Koto Tengah berjumlah 122 orang yang terdiri dari 6
tingkatan kelas yaitu kelas 1 sampai kelas 6. SDN 136/III Koto Tengah
memiliki 6 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha,
perpustakaan dan koperasi/toko. SDN 136/III Koto Tengah memiliki 16 orang
guru yang terbagi 7 guru laki-laki dan 9 guru perempuan.
5.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui jenis kelamin dan umur
dari responden di SDN 136/III Koto Tengah dapat dilihat berdasarkan tabel
berikut :
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
N %
Laki-laki
Perempuan
22
23
48,9
51,1
Jumlah 45 100,0
Berdasarkan tabel 5.1 distribusi frekuensi karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin pada anak SDN 136/III Koto Tengah, dapat dilihat
frekuensi jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan sebanyak 23 orang
(51,1%).
44
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur
Umur
(Tahun)
Jumlah
N %
10
11
12
19
20
6
42,2
44,4
13,3
Jumlah 45 100,0
Berdasarkan tabel 5.2 distribusi frekuensi karakteristik responden
berdasarkan umur pada anak SDN 136/III Koto Tengah, dapat dilihat frekuensi
umur terbanyak yaitu 11 tahun sebanyak 20 orang (44,4%).
5.3 Hasil Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi
masing-masing variabel yang akan diteliti. Variabel yang diteliti pada
penelitian ini meliputi perbedaan nilai pengetahuan, sikap, dan tindakan
responden sebelum dan sesudah penyuluhan melalui media animasi kartun dan
ular tangga edukatif di SDN 136/III Koto Tengah.
5.3.1 Nilai Pengetahuan Siswa Sebelum
Media Animasi Kartun
Distribusi frekuensi siswa
sesudah penyuluhan melalui media animasi ka
1.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun
Berdasarkan grafik 1 dapat dilihat sebagian besar pengetahuan siswa
saat dilakukan
pengetahuan siswa meningkat, hampir seluruh siswa memiliki pengetahuan
baik (80%).
Rata-rata skor pengetahuan siswa s
menggunakan media animasi kartun dapat dilihat pada tabel 5.3.
0
20
40
60
80
100
45
Nilai Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Animasi Kartun
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan pengetahuan
sesudah penyuluhan melalui media animasi kartun dapat dilihat pada grafik
Grafik 1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun
Berdasarkan grafik 1 dapat dilihat sebagian besar pengetahuan siswa
saat dilakukan pre test yaitu cukup (60%). Setelah dilakukan
pengetahuan siswa meningkat, hampir seluruh siswa memiliki pengetahuan
rata skor pengetahuan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
menggunakan media animasi kartun dapat dilihat pada tabel 5.3.
206,7
60
13,320
80
Pre Test Post Test
Kurang (%) Cukup (%) Baik (%)
Penyuluhan Melalui
berdasarkan pengetahuan sebelum dan
rtun dapat dilihat pada grafik
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Berdasarkan grafik 1 dapat dilihat sebagian besar pengetahuan siswa
yaitu cukup (60%). Setelah dilakukan post test
pengetahuan siswa meningkat, hampir seluruh siswa memiliki pengetahuan
ebelum dan sesudah penyuluhan
menggunakan media animasi kartun dapat dilihat pada tabel 5.3.
80
Rata-rata Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Animasi Kartun
Pre Test
Post Test
Berdasarkan tabel 5.3 pada variabel pengetahuan sebelum
penyuluhan (pre test
pengetahuan siswa meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata
pre test = 64,00 dan
5.3.2 Nilai Sikap Siswa Sebelum
Media Kartun
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan
penyuluhan melalui media animasi ka
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun
Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat setengah dari siswa memiliki
sikap baik saat dilakukan
sikap siswa meningkat, hampir seluruh siswa memiliki sikap baik (86,7%).
0
20
40
60
80
100
46
Tabel 5.3
rata Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Animasi Kartun
Animasi Kartun N Mean Standar
Deviation
Minimum
15 64,00 12,984 40
15 84,00 15,025 50
Berdasarkan tabel 5.3 pada variabel pengetahuan sebelum
pre test) dan setelah penyuluhan (post test) dapat dilihat bahwa
pengetahuan siswa meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata
= 64,00 dan post test = 84,00.
Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui Animasi
Kartun
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan sikap sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media animasi kartun dapat dilihat pada grafik 2
Grafik 2
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun
Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat setengah dari siswa memiliki
sikap baik saat dilakukan pre test yaitu (53,3%). Setelah dilakukan
sikap siswa meningkat, hampir seluruh siswa memiliki sikap baik (86,7%).
6,70
40
13,3
53,3
86,7
Pre Test Post Test
Kurang (%) Cukup (%) Baik (%)
rata Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Minimum Maximum
40 90
50 100
Berdasarkan tabel 5.3 pada variabel pengetahuan sebelum
) dapat dilihat bahwa
pengetahuan siswa meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata-rata
Penyuluhan Melalui Animasi
sikap sebelum dan sesudah
rtun dapat dilihat pada grafik 2.
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah
Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat setengah dari siswa memiliki
yaitu (53,3%). Setelah dilakukan post test
sikap siswa meningkat, hampir seluruh siswa memiliki sikap baik (86,7%).
47
Rata-rata skor sikap siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
menggunakan media animasi kartun dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4
Rata-rata Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Media Animasi Kartun
Animasi Kartun N Mean Standar
Deviation
Minimum Maximum
Pre Test 15 73,60 13,141 42 98
Post Test 15 89,47 11,575 60 100
Berdasarkan tabel 5.4 pada variabel sikap sebelum penyuluhan (pre
test) dan setelah penyuluhan (post test) dapat dilihat bahwa sikap siswa
meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata-rata pre test = 73,60 dan
post test = 89,47.
5.3.3 Nilai Tindakan
Animasi Kartun
Distribusi frekuensi siswa
sesudah penyuluhan melalui media animasi ka
3.
Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun
Berdasarkan grafik 3 dapat dilihat hampir setengah siswa saat
dilakukan pre test
Setelah dilakukan
Rata-rata skor tindakan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
menggunakan media animasi kartun dapat dilihat pada tabel 5.5.
0
20
40
60
80
48
Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Animasi Kartun
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan tindakan
sesudah penyuluhan melalui media animasi kartun dapat dilihat pada grafik
Grafik 3
Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun
Berdasarkan grafik 3 dapat dilihat hampir setengah siswa saat
pre test yaitu masih banyak tindakan yang kurang (46,7%).
Setelah dilakukan post test tindakan siswa meningkat baik (66,7%).
rata skor tindakan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
menggunakan media animasi kartun dapat dilihat pada tabel 5.5.
46,7
6,7
40
26,7
13,3
66,7
Pre Test Post Test
Kurang (%) Cukup (%) Baik (%)
Penyuluhan Melalui
berdasarkan tindakan sebelum dan
rtun dapat dilihat pada grafik
Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah
Berdasarkan grafik 3 dapat dilihat hampir setengah siswa saat
yaitu masih banyak tindakan yang kurang (46,7%).
tindakan siswa meningkat baik (66,7%).
rata skor tindakan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
menggunakan media animasi kartun dapat dilihat pada tabel 5.5.
Rata-rata Tindakan
Animasi Kartun
Pre Test
Post Test
Berdasarkan tabel 5.5 pada variabel tindakan sebelum penyuluhan
(pre test) dan setelah penyuluhan (
siswa meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata
47,33 dan post test
5.3.4 Nilai Pengetahuan
Media Ular Tangga Edukatif
Distribusi
sesudah penyuluhan melalui media ular tangga edukatif dapat dilihat pada
grafik 4.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan grafik 4
saat dilakukan
pengetahuan siswa meningkat, hampir seluruh siswa
baik (93,3%).
0
50
100
49
Tabel 5.5
rata Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Media Animasi Kartun
Animasi Kartun N Mean Standar
Deviation
Minimum
15 47,33 27,115
15 75,33 11,255 50
Berdasarkan tabel 5.5 pada variabel tindakan sebelum penyuluhan
) dan setelah penyuluhan (post test) dapat dilihat bahwa tindakan
siswa meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata-
post test = 75,33.
Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Media Ular Tangga Edukatif
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan melalui media ular tangga edukatif dapat dilihat pada
Grafik 4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan grafik 4 dapat dilihat sebagian besar pengetahuan siswa
lakukan pre test yaitu cukup (46,7%). Setelah dilakukan
pengetahuan siswa meningkat, hampir seluruh siswa memiliki pengetahuan
40
0
46,7
6,713,3
93,3
Pre Test Post Test
Kurang (%) Cukup (%) Baik (%)
Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Minimum Maximum
0 80
50 90
Berdasarkan tabel 5.5 pada variabel tindakan sebelum penyuluhan
) dapat dilihat bahwa tindakan
-rata pre test =
enyuluhan Melalui
rkan pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan melalui media ular tangga edukatif dapat dilihat pada
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
dapat dilihat sebagian besar pengetahuan siswa
%). Setelah dilakukan post test
memiliki pengetahuan
50
Rata-rata skor Pengetahuan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
menggunakan media ular tangga edukatif dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6
Rata-rata Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Ular Tangga Edukatif N Mean Standar
Deviation
Minimum Maximum
Pre Test 15 57,33 15,337 30 80
Post Test 15 95,33 9,155 70 100
Berdasarkan tabel 5.6 pada variabel pengetahuan sebelum
penyuluhan (pre test) dan setelah penyuluhan (post test) dapat dilihat bahwa
pengetahuan siswa meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata-rata
pre test = 57,33 dan post test = 95,33.
5.3.5 Nilai Sikap Siswa Sebelum
Ular Tangga Edukatif
Distribusi frekuensi siswa
penyuluhan melalui media
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan grafik 5 dapat dilihat sebagian besar sikap siswa saat
dilakukan pre test
meningkat, hampir seluruh siswa memiliki sikap baik (93,3%).
Rata-rata skor sikap siswa sebelum dan sesudah penyuluh
menggunakan media ular tangga edukatif dapat dilihat pada tabel 5.7.
Rata-rata Sikap
Ular Tangga Edukatif
Pre Test
Post Test
Berdasarkan tabel 5.7 pada variabel sikap sebelum penyuluhan (
test) dan setelah penyuluhan (
meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata
post test = 92,27.
0
20
40
60
80
100
51
Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui Media
Ular Tangga Edukatif
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan sikap sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media ular tangga edukatif dapat dilihat pada grafik 5
Grafik 5
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
asarkan grafik 5 dapat dilihat sebagian besar sikap siswa saat
pre test yaitu baik (60%). Setelah dilakukan post test
meningkat, hampir seluruh siswa memiliki sikap baik (93,3%).
rata skor sikap siswa sebelum dan sesudah penyuluh
menggunakan media ular tangga edukatif dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7
rata Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyulu
Media Ular Tangga Edukatif
Ular Tangga Edukatif N Mean Standar
Deviation
Minimum
15 76,13 12,950 44
15 92,27 7,440 70
Berdasarkan tabel 5.7 pada variabel sikap sebelum penyuluhan (
) dan setelah penyuluhan (post test) dapat dilihat bahwa sikap siswa
meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata-rata pre test
= 92,27.
6,7 0
33,3
6,7
60
93,3
Pre Test Post Test
Kurang (%) Cukup (%) Baik (%)
enyuluhan Melalui Media
sebelum dan sesudah
ular tangga edukatif dapat dilihat pada grafik 5.
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
asarkan grafik 5 dapat dilihat sebagian besar sikap siswa saat
post test sikap siswa
meningkat, hampir seluruh siswa memiliki sikap baik (93,3%).
rata skor sikap siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
menggunakan media ular tangga edukatif dapat dilihat pada tabel 5.7.
Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Minimum Maximum
44 98
70 100
Berdasarkan tabel 5.7 pada variabel sikap sebelum penyuluhan (pre
) dapat dilihat bahwa sikap siswa
pre test = 76,13 dan
5.3.6 Nilai Tindakan
Ular Tangga Edukatif
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan tindakan sebelum dan
sesudah penyuluhan melalui media ular tangga eduk
grafik 6.
Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan grafik 6 dapat dilihat hampir setengah dari siswa saat
dilakukan pre test
Setelah dilakukan
memiliki tindakan baik (80%).
Rata-rata skor Tindakan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
menggunakan media ular tangga edukat
0
20
40
60
80
100
52
Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Ular Tangga Edukatif
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan tindakan sebelum dan
sesudah penyuluhan melalui media ular tangga edukatif dapat dilihat pada
Grafik 6
Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan grafik 6 dapat dilihat hampir setengah dari siswa saat
pre test memiliki tindakan yang masih kurang yaitu (46,7%).
Setelah dilakukan post test tindakan siswa meningkat, hampir seluruh siswa
memiliki tindakan baik (80%).
rata skor Tindakan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
menggunakan media ular tangga edukatif dapat dilihat pada tabel 5.8.
46,7
0
46,7
206,7
80
Pre Test Post Test
Kurang (%) Cukup (%) Baik (%)
Penyuluhan Melalui Media
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan tindakan sebelum dan
atif dapat dilihat pada
Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan grafik 6 dapat dilihat hampir setengah dari siswa saat
memiliki tindakan yang masih kurang yaitu (46,7%).
tindakan siswa meningkat, hampir seluruh siswa
rata skor Tindakan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
if dapat dilihat pada tabel 5.8.
Rata-rata Tindakan
Ular Tangga Edukatif
Pre Test
Post Test
Berdasarkan tabel 5.8 pada variabel tindakan sebelum penyuluhan
(pre test) dan setelah penyuluhan (
siswa meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata
54,00 dan post test
5.3.7 Nilai Pengetahuan
Kontrol
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan pengetahuan sebelum dan
sesudah tanpa diberi perlakuan atau kelompok kontrol dapat dilihat pada
grafik 7.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Si
Berdasarkan grafik 7 dapat dilihat hampir setengah dari siswa
memiliki pengetahuan kurang (40%). Seminggu kemudian dilakukan test
kembali dan pengetahuan siswa meningkat yaitu cukup (53,3%).
0
20
40
60
53
Tabel 5.8
rata Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyulu
Media Ular Tangga Edukatif
Ular Tangga Edukatif N Mean Standar
Deviation
Minimum
15 54,00 17,238 20
15 82,00 10,142 60
Berdasarkan tabel 5.8 pada variabel tindakan sebelum penyuluhan
) dan setelah penyuluhan (post test) dapat dilihat bahwa tindakan
siswa meningkat yang ditandai dengan peningkatan rata-
post test = 82,00.
Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah pada Kelompok
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan pengetahuan sebelum dan
sesudah tanpa diberi perlakuan atau kelompok kontrol dapat dilihat pada
Grafik 7
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik 7 dapat dilihat hampir setengah dari siswa
memiliki pengetahuan kurang (40%). Seminggu kemudian dilakukan test
kembali dan pengetahuan siswa meningkat yaitu cukup (53,3%).
40
20
33,3
53,3
26,7
Sebelum Sesudah
Kurang (%) Cukup (%) Baik (%)
Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Minimum Maximum
20 80
60 100
Berdasarkan tabel 5.8 pada variabel tindakan sebelum penyuluhan
) dapat dilihat bahwa tindakan
-rata pre test =
dan Sesudah pada Kelompok
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan pengetahuan sebelum dan
sesudah tanpa diberi perlakuan atau kelompok kontrol dapat dilihat pada
swa Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik 7 dapat dilihat hampir setengah dari siswa
memiliki pengetahuan kurang (40%). Seminggu kemudian dilakukan test
kembali dan pengetahuan siswa meningkat yaitu cukup (53,3%).
26,7
Rata-rata skor pengetahuan siswa untuk
dilihat pada tabel 5.9.
Rata
Kontrol
Pre Test
Post Test
Berdasarkan tabel 5.9 pada variabel pengetahuan
test dapat dilihat bahwa pengetahuan siswa meningkat yang ditandai dengan
peningkatan rata
5.3.8 Nilai Sikap Siswa Sebelum
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan sikap sebelum dan sesudah
tanpa diberi penyuluhan atau kelompok kont
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik 8 dapat dilihat lebih setengah dari siswa
memiliki sikap baik (60%). Seminggu kemudian dilakukan test kembali dan
sikap siswa meningkat tetapi tidak signifikan yaitu (66,7%).
0
20
40
60
80
54
rata skor pengetahuan siswa untuk kelompok kontrol dapat
dilihat pada tabel 5.9.
Tabel 5.9
Rata-rata Pengetahuan Siswa Kelompok Kontrol
N Mean Standar
Deviation
Minimum
15 63,33 12,910 50
15 66,00 13,522 40
Berdasarkan tabel 5.9 pada variabel pengetahuan pre test
dapat dilihat bahwa pengetahuan siswa meningkat yang ditandai dengan
peningkatan rata-rata pre test = 63,33 dan post test = 66,00.
Siswa Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kontrol
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan sikap sebelum dan sesudah
tanpa diberi penyuluhan atau kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik 8
Grafik 8
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik 8 dapat dilihat lebih setengah dari siswa
memiliki sikap baik (60%). Seminggu kemudian dilakukan test kembali dan
sikap siswa meningkat tetapi tidak signifikan yaitu (66,7%).
13,36,7
26,7 26,7
6066,7
Sebelum Sesudah
Kurang (%) Cukup (%) Baik (%)
kelompok kontrol dapat
Kelompok Kontrol
Minimum Maximum
50 80
40 80
pre test dan post
dapat dilihat bahwa pengetahuan siswa meningkat yang ditandai dengan
= 66,00.
dan Sesudah pada Kelompok Kontrol
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan sikap sebelum dan sesudah
rol dapat dilihat pada grafik 8.
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik 8 dapat dilihat lebih setengah dari siswa
memiliki sikap baik (60%). Seminggu kemudian dilakukan test kembali dan
sikap siswa meningkat tetapi tidak signifikan yaitu (66,7%).
66,7
Rata-rata skor sikap siswa untuk kelompok kontrol dapat dili
pada tabel 5.10.
Kontrol
Pre Test
Post Test
Berdasarkan tabel 5.10 pada variabel sikap
dapat dilihat bahwa sikap siswa meningkat yang ditandai dengan
peningkatan rata
5.3.9 Nilai Tindakan
Kontrol
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan tindakan sebelum dan
sesudah tanpa diberi penyuluhan atau kelompok kontro
grafik 9.
Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik 9 dapat dilihat hampir setengah dari siswa
memiliki Tindakan kurang (46,7%). Seminggu
kembali dan tindakan siswa meningkat tetapi tidak signifikan yaitu baik
(13,3 %).
0
10
20
30
40
50
55
rata skor sikap siswa untuk kelompok kontrol dapat dili
pada tabel 5.10.
Tabel 5.10
Rata-rata Sikap Siswa Kelompok Kontrol
N Mean Standar
Deviation
Minimum
15 74,67 14,356 44
15 77,07 11,853 50
Berdasarkan tabel 5.10 pada variabel sikap pre test
dapat dilihat bahwa sikap siswa meningkat yang ditandai dengan
peningkatan rata-rata pre test = 74,67 dan post test = 77,07.
Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Tanpa pada kelompok
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan tindakan sebelum dan
sesudah tanpa diberi penyuluhan atau kelompok kontrol dapat dilihat pada
Grafik 9
Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik 9 dapat dilihat hampir setengah dari siswa
memiliki Tindakan kurang (46,7%). Seminggu kemudian dilakukan test
kembali dan tindakan siswa meningkat tetapi tidak signifikan yaitu baik
46,740
46,7 46,7
6,713,3
Sebelum Sesudah
Kurang (%) Cukup (%) Baik (%)
rata skor sikap siswa untuk kelompok kontrol dapat dilihat
Kelompok Kontrol
Minimum Maximum
44 94
50 96
pre test dan post test
dapat dilihat bahwa sikap siswa meningkat yang ditandai dengan
= 77,07.
dan Sesudah Tanpa pada kelompok
Distribusi frekuensi siswa berdasarkan tindakan sebelum dan
l dapat dilihat pada
Distribusi Frekuensi Tindakan Siswa Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik 9 dapat dilihat hampir setengah dari siswa
kemudian dilakukan test
kembali dan tindakan siswa meningkat tetapi tidak signifikan yaitu baik
13,3
Rata-rata skor tindakan siswa sebelum dan sesudah untuk kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel 5.11.
Rata
Kontrol
Pre Test
Post Test
Berdasarkan tabel 5.11 pada variabel tindakan
dapat dilihat bahwa sikap siswa meningkat yang ditandai dengan
peningkatan rata
5.3.10 Daya Terima Animasi Kartun
Distribusi frekuensi daya terima siswa terhadap animasi kartun dapat
dilihat pada grafik
Distribusi Frekuensi Daya Terima Animasi Kartun
Berdasarkan grafik 10 dapat dilihat sebagian besar siswa sangat
menyukai animasi kartun yaitu (80%). Tetapi masih ada siswa yang kurang
menyukai animasi kartun yaitu (6,7%).
0
20
40
60
80
100
Tidak Suka
56
rata skor tindakan siswa sebelum dan sesudah untuk kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel 5.11.
Tabel 5.11
Rata-rata Tindakan Siswa Kelompok Kontrol
N Mean Standar
Deviation
Minimum
15 52,67 14,376 20
15 60,00 13,093 40
Berdasarkan tabel 5.11 pada variabel tindakan pre test
dapat dilihat bahwa sikap siswa meningkat yang ditandai dengan
peningkatan rata-rata pre test = 52,67 dan post test = 60,00.
Daya Terima Animasi Kartun
Distribusi frekuensi daya terima siswa terhadap animasi kartun dapat
dilihat pada grafik 10.
Grafik 10
Distribusi Frekuensi Daya Terima Animasi Kartun
Berdasarkan grafik 10 dapat dilihat sebagian besar siswa sangat
menyukai animasi kartun yaitu (80%). Tetapi masih ada siswa yang kurang
menyukai animasi kartun yaitu (6,7%).
0 1 212
0,06,7
13,3
80,0
Tidak Suka Kurang Suka Suka Sangat Suka
n %
rata skor tindakan siswa sebelum dan sesudah untuk kelompok
ontrol
Minimum Maximum
20 80
40 80
pre test dan post test
dapat dilihat bahwa sikap siswa meningkat yang ditandai dengan
= 60,00.
Distribusi frekuensi daya terima siswa terhadap animasi kartun dapat
Distribusi Frekuensi Daya Terima Animasi Kartun
Berdasarkan grafik 10 dapat dilihat sebagian besar siswa sangat
menyukai animasi kartun yaitu (80%). Tetapi masih ada siswa yang kurang
80,0
Sangat Suka
5.3.11 Daya Terima Ular Tangga
Distribusi frekuensi daya teri
dapat dilihat pada grafik 1
Distribusi Frek
Berdasarkan grafik 11 dapat dilihat hampir semua siswa sangat
menyukai ular tangg
0
20
40
60
80
100
Tidak Suka
57
Daya Terima Ular Tangga Edukatif
Distribusi frekuensi daya terima siswa terhadap ular tangga edukatif
dapat dilihat pada grafik 11.
Grafik 11
Distribusi Frekuensi Daya Terima Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan grafik 11 dapat dilihat hampir semua siswa sangat
menyukai ular tangga edukatif yaitu (93,3%).
0 0 114
0,0 0,06,7
93,3
Tidak Suka Kurang Suka Suka Sangat Suka
n %
ma siswa terhadap ular tangga edukatif
uensi Daya Terima Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan grafik 11 dapat dilihat hampir semua siswa sangat
93,3
Sangat Suka
58
5.4 Hasil Analisa Bivariat
5.4.1 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test merupakan uji alternatif
nonparametrik jika data pada uji T berpasangan atau Paired T Test
terdistribusi tidak normal. Tujuan dilakukan uji Wilcoxon Signed Ranks Test
yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara nilai sebelum dan nilai
sesudah diberikan perlakuan terhadap responden. Dasar pengambilan
keputusan uji Wilcoxon Signed Ranks Test yaitu jika nilai Asymp. Sig (2-
tailed) lebih kecil dari < 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika nilai
Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari > 0,05 maka Ha di tolak.
Tabel 5.12
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Pengetahuan Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun
Variabel Pengetahuan Mean Z P
Pre Test 64,00 -2,537 0,011
Post Test 84,00
Berdasarkan hasil test normalitas data didapatkan p pengetahuan
sebelum penyuluhan (0,470) dan p pengetahuan sesudah penyuluhan
(0,056). Selanjutnya data dilanjutkan dengan menggunakan uji alternatif
nonparametrik Paired T Test yaitu Wilcoxon Signed Ranks Test, dari tabel
5.12 diperoleh nilai Z = -2,537 dan p = 0,011 yang berarti ada perbedaan
yang signifikan antara pengetahuan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan
melalui media animasi kartun (p<0,05).
59
Tabel 5.13
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Sikap Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun
Variabel Sikap Mean Z P
Pre Test 73.60 -3,071 0,002
Post Test 89.47
Berdasarkan hasil test normalitas data didapatkan p sikap sebelum
penyuluhan (0,669) dan p sikap sesudah penyuluhan (0,006) berarti data
berdistribusi tidak normal. Selanjutnya data dilanjutkan dengan
menggunakan uji alternatif nonparametrik Paired T Test yaitu Wilcoxon
Signed Ranks Test, dari tabel 5.13 diperoleh nilai Z = -3,071 dan p = 0,002
yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara sikap siswa sebelum dan
sesudah penyuluhan melalui media animasi kartun (p<0,05).
Tabel 5.14
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Tindakan Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun
Variabel Tindakan Mean Z P
Pre Test 47,33 -2,738 0,006
Post Test 75,33
Berdasarkan hasil test normalitas data didapatkan p tindakan
sebelum penyuluhan (0,093) dan p tindakan sesudah penyuluhan (0,015)
berarti data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya data dilanjutkan dengan
menggunakan uji alternatif nonparametrik Paired T Test yaitu Wilcoxon
Signed Ranks Test, dari tabel 5.14 diperoleh nilai Z = -2,738 dan p = 0,006
yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara tindakan siswa sebelum
dan sesudah penyuluhan melalui media animasi kartun (p<0,05).
60
Tabel 5.15
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Pengetahuan Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Variabel Pengetahuan Mean Z P
Pre Test 57,33 -3,422 0,001
Post Test 95,33
Berdasarkan hasil test normalitas data didapatkan p pengetahuan
sebelum penyuluhan (0,401) dan p pengetahuan sesudah penyuluhan (0,000)
berarti data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya data dilanjutkan dengan
menggunakan uji alternatif nonparametrik Paired T Test yaitu Wilcoxon
Signed Ranks Test, dari tabel 5.15 diperoleh nilai Z = -3,422 dan p = 0,001
yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan siswa
sebelum dan sesudah penyuluhan melalui media ular tangga edukatif
(p<0,05).
Tabel 5.16
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Sikap Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Variabel Sikap Mean Z P
Pre Test 76.13 -3,242 0,001
Post Test 92.27
Berdasarkan hasil test normalitas data didapatkan p sikap sebelum
penyuluhan (0,097) dan p sikap sesudah penyuluhan (0,003) berarti data
berdistribusi tidak normal. Selanjutnya data dilanjutkan dengan
menggunakan uji alternatif nonparametrik Paired T Test yaitu Wilcoxon
Signed Ranks Test, dari tabel 5.16 diperoleh nilai Z = -3,242 dan p = 0,001
yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara sikap siswa sebelum dan
sesudah penyuluhan melalui media ular tangga edukatif (p<0,05).
61
Tabel 5.17
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Tindakan Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Variabel Tindakan Mean Z P
Pre Test 54,00 -3,200 0,001
Post Test 82,00
Berdasarkan hasil test normalitas data didapatkan p tindakan
sebelum penyuluhan (0,417) dan p sikap sesudah penyuluhan (0,125) berarti
data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya data dilanjutkan dengan
menggunakan uji alternatif nonparametrik Paired T Test yaitu Wilcoxon
Signed Ranks Test, dari tabel 5.17 diperoleh nilai Z = -3,200 dan p = 0,001
yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara tindakan siswa sebelum
dan sesudah penyuluhan melalui media ular tangga edukatif (p<0,05).
Tabel 5.18
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Pengetahuan pada Kelompok Kontrol
Variabel Pengetahuan Mean Z P
Pre Test 63,33 -1,100 0,271
Post Test 66,00
Berdasarkan hasil test normalitas data didapatkan p pengetahuan pre
test kelompok kontrol (0,005) dan p sikap post test (0,013) berarti data
berdistribusi tidak normal. Selanjutnya data dilanjutkan dengan
menggunakan uji alternatif nonparametrik Paired T Test yaitu Wilcoxon
Signed Ranks Test, dari tabel 5.18 diperoleh nilai Z = -1,100 dan p = 0,271
yang berarti tidak ada perbedaan antara pengetahuan siswa pre test dan post
test (p>0,05).
62
Tabel 5.19
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Sikap pada Kelompok Kontrol
Variabel Sikap Mean Z P
Pre Test 74.67 -2,124 0,034
Post Test 77.07
Berdasarkan hasil test normalitas data didapatkan p sikap pre test
kelompok kontrol (0,004) dan p sikap post test (0,171) berarti data
berdistribusi tidak normal. Selanjutnya data dilanjutkan dengan
menggunakan uji alternatif nonparametrik Paired T Test yaitu Wilcoxon
Signed Ranks Test, dari tabel 5.19 diperoleh nilai Z = -2,124 dan p = 0,034
yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara sikap siswa pre test dan
post tetst (p<0,05).
Tabel 5.20
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Tindakan pada Kelompok Kontrol
Variabel Pengetahuan Mean Z P
Pre Test 52,67 -2,264 0,024
Post Test 60,00
Berdasarkan hasil test normalitas data didapatkan p tindakan pre test
kelompok kontrol (0,042) dan p tindakan post test (0,208) berarti data
berdistribusi tidak normal. Selanjutnya data dilanjutkan dengan
menggunakan uji alternatif nonparametrik Paired T Test yaitu Wilcoxon
Signed Ranks Test, dari tabel 5.20 diperoleh nilai Z = -2,264 dan p = 0,024
yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara tindakan siswa pre test
dan post tetst (p<0,05).
63
5.4.2 Uji Mann-Whitney Test
Uji Mann-Whitnet Test merupakan uji alternatif nonparametrik jika
data uji Independen T Test tidak terdistribusi normal. Tujuan dilakukan uji
Mann-Whitnet Test yaitu untuk mengetahui petbedaan media dua kelompok
bebas yaitu daya terima animasi kartun dan daya terima ular tangga
edukatif. Dasar pengambilan keputusan uji Mann-Whitnet Test yaitu jika
Asymp. Sig (2-tailed) lebih kecil dari < 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya
jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari > 0,05 maka Ha di tolak.
Tabel 5.21
Uji Mann-Whitnet Test Daya Terima Media Animasi Kartun dan
Media Ular Tangga Edukatif
Media Z P
Animasi Kartun -1,737 0,082
Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan hasil test normalitas data didapatkan p daya terima
media animasi kartun 0,001 dan p daya terima media ular tangga edukatif
0,000 berarti data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya data dilanjutkan
dengan menggunakan uji alternatif nonparametrik Independent T Test yaitu
uji Mann-Whitnet Test, dari tabel 5.21 diperoleh nilai Z = -1,737 dan p =
0,082 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara daya terima
animasi kartun dan daya terima ular tangga edukatif (p<0,05).
64
5.5 Pembahasan
5.5.1 Perbedaan Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Animasi Kartun
Menurut Notoatmodjo, (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu
yang terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Dalam penelitian ini, pengetahuan siswa diukur
menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan siswa
sebelum dan sesudah penyuluhan melalui media animasi kartun diketahui
rata-rata pengetahuan sebelum penyuluhan (pre test) 64,00 dan setelah
penyuluhan (post test) 84,00 sehingga peningkatan sebesar 20,00.
Selanjutnya berdasarkan hasil uji analisis statistik perbedaan pengetahuan
siswa sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan melalui media animasi
kartun di peroleh ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan siswa
sebelum dan sesudah penyuluhan melalui media animasi kartun (p<0,05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Rahmi, dkk. 2017) yang menyatakan bahwa vidio animasi yang
digunakan secara tidak langsung meningkatkan daya ingat responden.
Terbukti bahwa penyuluhan dengan media vidio animasi berpengaruh
signifikan pada variabel pengetahuan dengan (p=0,001).
Penelitian yang dilakukan oleh (Andriany, 2016) mengenai
efektifitas media kartun animasi terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut juga terbukti bahwa terjadi peningktan pengetahuan siswa. Sebelum
diberi penyuluhan pengetahuan siswa cukup (47,6%) dan setelah diberi
penyuluhan pengetahuan siswa meningkat baik (81%).
Sebelum dilakukakan penyuluhan pengetahuan siswa masih dalam
kategori cukup (60%) dan setelah dilakukan penyuluhan pengetahuan
siswa meningkat dengan kategori baik (80%). Pengetahuan siswa
meningkat 20%, perubahan dan peningkatan nilai pengetahuan sebelum
dan sesudah penyuluhan pada siswa dimungkinkan karena berbagai hal
yang berkaitan saat penyuluhan, diantaranya penyuluhan yang
65
disampaikan dapat dipahami dengan baik sehingga responden bisa
menjawab pertanyaan pada kuesioner yang diberikan.
5.5.2 Perbedaan Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Media Animasi Kartun
Berdasarkan hasil penelitian sikap siswa sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media animasi kartun diketahui rata-rata sikap
sebelum penyuluhan (pre test) 73,60 dan setelah penyuluhan (post test)
89,47 sehingga peningkatan sebesar 15,87. Selanjutnya berdasarkan hasil
uji analisis statistik perbedaan sikap siswa sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan melalui media animasi kartun di peroleh ada perbedaan yang
signifikan antara sikap siswa sebelum dan sesudah penyuluhan melalui
media animasi kartun (p<0,05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Haris, 2018) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
antara sikap siswa SD tentang makanan bergizi, seimbang dan aman
sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan dengan animasi, terbukti
dengan uji Wilcoxon dengan hasil (p<0,05). Penelitian yang dilakukan
oleh (Nurul, 2015) juga menyebutkan bahwa terdapat pengaruh pemberian
animasi kartun terhadap perubahan sikap gizi seimbang dengan nilai p =
0,000 < α (0,05).
Sikap yang terbentuk pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa
komponen diantaranya adalah komponen kognitif yang berhubungan
dengan kepercayaan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap
objek. Dalam hal ini sikap siswa terhadap konsumsi sayur dan buah
dipengaruhi oleh penginderaan terhadap animasi kartun atau objek yang
telah dikenalkan selama proses penyuluhan (Allport dalam Notoatmodjo,
2010).
66
Sebelum dilakukan penyuluhan sikap siswa 53,3% dan setelah
dilakukan penyuluhan sikap siswa meningkat 86,7%, sikap siswa
meningkat 33,4 %. Sebelum diberikan penyuluhan tentang buah dan sayur
melalui media animasi kartun responden memiliki sikap negatif,
responden belum memiliki sifat positif dalam mengkonsumsi buah dan
sayur. Setelah diberikan penyuluhan terjadi perubahan sikap sehingga
mayoritas sikap responden positif.
5.5.3 Perbedaan Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Animasi Kartun
Berdasarkan hasil penelitian tindakan siswa sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media animasi kartun diketahui rata-rata tindakan
siswa sebelum penyuluhan (pre test) 47,33 dan setelah penyuluhan (post
test) 75,33 sehingga peningkatan sebesar 28,00. Selanjutnya berdasarkan
uji analisis statistik perbedaan tindakan siswa sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media animasi kartun diperoleh ada perbedaan yang
signifikan antara tindakan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan melalui
media animasi kartun (p<0,05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Lulut, dkk. 2014) yang menyatakan bahwa media audio visual
berpengaruh terhadap tindakan tentang jajanan sehat pada anak usia
sekolah di SDN Seduri 1 Balongbedo Sidoarjo p = 0,004 (p<0,05).
Sebelum dilakukan penyuluhan tindakan siswa masih banyak yang
kurang (46,7%) dan setelah dilakukan penyuluhan tindakan siswa
meningkat baik (66,7%), sikap siswa meningkat 20%. Hal ini disebabkan
tindakan atau perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan
bertahan lama dibandingkan dengan tindakan atau perilaku yang tidak
didasari pengetahuan. Apabila seseorang mendapatkan pengetahuan yang
baik, dan menyikapinya dengan baik hal tersebut dapat menjadikan
tindakan seseorang yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan akan
bertahan lama.
67
5.5.4 Perbedaan Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan siswa sebelum dan
sesudah melalui media ular tangga edukatif diketahui pengetahuan siswa
sebelum penyuluhan (pre test) 57,33 dan setelah penyuluhan (post test)
95,33 sehingga peningkatan sebesar 38,00. Selanjutnya berdasarkan uji
analisis statistik perbedaan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media ular tangga edukatif diperoleh ada perbedaan
yang signifikan antara pengetahuan siswa sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media ular tangga edukatif (p<0,05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Handayani et al., 2018) bahwa pemberian penyuluhan dengan media
permainan ular tangga yang dimodifikasi tentang gambar dan materi buah
dan sayur memberikan pengaruh yang positif kepada siswa yang dilihat
dari adanya peningkatan pengetahuan siswa tentang buah dan sayur
setelah intervensi atau perlakuan, diperoleh nilai p (0,0001) < α (0,05).
Penelitian yang dilakukan oleh (Hamdalah, 2013) juga
menyebutkan bahwa terjadi terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan
siswa sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media ular tangga. Nilai
rata-rata pre test menggunkan ular tangga adalah 7,69 dan post test adalah
11,53. Pada penelitian ini pengetahuan siswa meningkat sebesar 3,65.
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil
pengindraan manusia atau hasil dari tahu seseorang setelah melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, penciuman, rasa, dan
raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.
68
Sebelum dilakukan penyuluhan pengetahuan siswa masih dalam
kategori cukup (46,7%) dan setelah dilakukan penyuluhan pengetahuan
siswa meningkat baik (93,3%), pengetahuan siswa meningkat 46,6%. Hal
ini disebabkan media yang digunakan dalam penelitian ini telah
dimodifikasi dengan menambahkan pertanyaan-pertanyaan sehingga
meningkatkan ketertarikan siswa untuk bermain. Pemberian informasi
dengan permainan ular tangga yang menarik dan suasana belajar yang
menyenangkan dapat membuat responden lebih dapat menerima informasi
yang diberikan.
5.5.5 Perbedaan Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Melalui
Media Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan hasil penelitian sikap siswa sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media ular tangga edukatif diketahui rata-rata sikap
sebelum penyuluhan (pre test) 76,13 dan setelah penyuluhan (post test)
92,27 sehingga peningkatan sebesar 16,14. Selanjutnya berdasarkan hasil
uji analisis statistik perbedaan sikap siswa sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan melalui media animasi kartun di peroleh ada perbedaan yang
signifikan antara sikap siswa sebelum dan sesudah penyuluhan melalui
media ular tangga edukatif (p<0,05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Hamdalah, 2013), dalam penelitiannya setelah dilakukan penyuluhan
dengan metode ular tangga yang mendukung bertambah dua kali lipat dari
9 (34, 62%) responden menjadi 18 (69,23%) responden. Penelitian yang
dilakukan oleh (Ernita, dkk. 2012) juga menyebutkan bahwa pendidikan
kesehatan dengan metode permainan simulasi ular tangga berpengaruh
terhadap perubahan sikap siswa dengan p = 0,001 (p<0,05).
Sebelum dilakukan penyuluhan sikap siswa 60% dan setelah
dilakukan penyuluhan sikap siswa meningkat 93,3%, sikap siswa
meningkat 33,3%. Hal ini disebabkan sikap yang terbentuk pada seseorang
dipengaruhi oleh beberapa komponen kognitif yang berhubungan dengan
69
kepercayaan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
Dalam hal ini sikap siswa terhadap konsumsi sayur dan buah di pengaruhi
oleh pengindraan terhadap objek yang telah dikenalkan selama proses
penyuluhan (Allport dalam Notoatmodjo, 2010).
5.5.6 Perbedaan Tindakan Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Melalui Media Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan hasil penelitian tindakan siswa sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media ular tangga edukatif diketahui rata-rata
tindakan siswa sebelum penyuluhan (pre test) 54,00 dan setelah
penyuluhan (post test) 82,00 sehingga peningkatan sebesar 28,00.
Selanjutnya berdasarkan uji analisis statistik perbedaan tindakan siswa
sebelum dan sesudah penyuluhan melalui media ular tangga edukatif
diperoleh ada perbedaan yang signifikan antara tindakan siswa sebelum
dan sesudah penyuluhan melalui media ular tangga edukatif (p<0,05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Hamdalah, 2013), dalam penelitiannya setelah dilakukan penyuluhan
dengan metode ular tangga terjadi peningkatan nilai rata-rata praktik siswa
pre test 4,08 setelah post test berubah menjadi 6,92. Penelitian yang
dilakukan oleh (Sari, dkk. 2012) juga menyebutkan bahwa pendidikan
kesehatan dengan metode permainan simulasi ular tangga berpengaruh
terhadap perubahan tindakan siswa dengan p = 0,000 (p<0,05).
Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan tindakan atau
perilaku adalah dengan cara pemberian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap sehingga menimbulkan kesadaran yang pada
akhirnya orang itu akan memilih tindakan yang sesuai dengan
pengetahuannya. Salah satu penyampaian informasi dapat dilakukan
dengan penyuluhan (WHO dalam Notoatmodjo, 2003)
70
Sebelum dilakukan penyuluhan tindakan siswa masih banyak yang
kurang (46,7%) dan setelah dilakukan penyuluhan tindakan siswa
meningkat baik (80%), tindakan siswa meningkat 33,3%. Hal ini
disebabkan tindakan seseorang akan berubah dengan sendirinya jika
diberikan informasi. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
terpenting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pada tindakan yang
didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada tindakan yang tidak di
dasari pengetahuan.
5.5.7 Perbedaan Pengetahuan Siswa Pre Test dan Post Test Kelompok
Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian yang diukur menggunkan kuesioner
tentang buah dan sayur didapatkan bahwa rata-rata skor pengetahuan
responden pre test kelompok kontrol 63,33 dan post test 66,00, sehingga
peningkatan sebesar 2,67. Hasil ini tidak terlalu tinggi jika dibandingkan
dengan peningkatan kelompok eksperimen animasi kartun (20,00) dan
kelompok ekperimen ular tangga edukatif (38,00). Hasil uji statistik
didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan siswa
pre test dan post test (p>0,05).
Perbedaan pengetahuan siswa pada kelompok kontrol juga dapat
dilihat dari pre test dan post tetst siswa. Pre test pada kelompok kontrol
masih banyak yang kurang (40%) dan post tets tindakan siswa (53,3%),
pengetahuan siswa meningkat 13,3%. Peningkatan pengetahuan siswa
pada kelompok kontrol sangat rendah jika dibandingkan dengan kelompok
eksperimen animasi kartun dan ular tangga edukatif. Hal ini disebabkan
siswa mengisi kuesioner hanya berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya.
71
Menurut (Rahayu, 2010) salah satu yang mempengaruhi
pengetahuan adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan sebuah
proses pengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Tidak adanya pendidikan kesehatan yang dilakukan pada kelompok
kontrol yang menyebabkan pengetahuan siswa dalam pentingnya
konsumsi buah dan sayur tidak mengalami peningktan yang maksimal.
5.5.8 Perbedaan Sikap Siswa Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian yang diukur menggunkan kuesioner
tentang buah dan sayur didapatkan bahwa rata-rata skor sikap responden
pre test kelompok kontrol 74,67 dan post test 77,07. Hasil uji statistik
didapatkan ada perbedaan yang bermakna antara sikap siswa pre test dan
post test (p<0,05). Akan tetapi peningkatan sikap yang terjadi pada
kelompok kontrol tidak signifikan hal ini dapat dilihat pada hasil rata-rata
sikap pre test dan post test yang tidak tampak peningkatan yang tinggi,
skor bertambah hanya 2,4.
Perbedaan sikap siswa pada kelompok kontrol juga dapat dilihat
dari pre test dan post test siswa. Pre test sikap baik pada kelompok kontrol
60% dan post test sikap siswa 66,7%, sikap siswa meningkat 13,3%.
Peningkatan sikap siswa pada kelompok kontrol sangat rendah jika
dibandingkan dengan kelompok eksperimen animasi kartun dan ular
tangga edukatif.
Menurut (Anwar, 2011), proses perubahan sikap pada individu
dipengaruhi oleh penerimaan sebuah pesan, dan berapa penting dan
relevan pesan tersebut untuk individu itu sendiri. Pada kelompok kontrol
ini dikarenakan tidak adanya perlakuan atau tidak ada penerimaan pesan,
sehingga perubahan sikap tidak terlihat pada kelompok kontrol.
72
5.5.9 Perbedaan Tindakan Siswa Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian yang diukur menggunkan kuesioner
tentang buah dan sayur didapatkan bahwa rata-rata skor tindakan responden
pre test kelompok kontrol 52,67 dan post test 60,00. Hasil uji statistik
didapatkan ada perbedaan yang bermakna antara sikap siswa pre test dan
post test (p<0,05). Akan tetapi peningkatan tindakan yang terjadi pada
kelompok kontrol tidak signifikan hal ini dapat dilihat pada hasil rata-rata
tindakan pre test dan post test yang tidak tampak peningkatan yang tinggi,
skor bertambah hanya 7,33.
Perbedaan tindakan siswa pada kelompok kontrol juga dapat dilihat
dari pre test dan post test siswa. Pada pre test tindakan pada kelompok
kontrol hampir setengah dari siswa memiliki tindakan kurang (46,7%) dan
setelah dilakukan post test tindakan siswa tidak tampak perubahan, siswa
yang memiliki tindakan kurang 40%. Peningkatan tindakan siswa pada
kelompok kontrol sangat rendah jika dibandingkan dengan kelompok
eksperimen animasi kartun dan ular tangga edukatif.
Menurut (Notoatmodjo, 2010), yang menyatakan bahwa perilaku
dimulai pada domain kognitif dalam arti siswa tahu terlebih dahulu
terhadap stimulus tentang pentingnya buah dan sayur dan menimbulkan
respon batin dalam bentuk sikap, akhirnya rangsangan kepada siswa telah
diketahui dan disadari sepenuhnya, dan akan menimbulkan respon lebih
jauh berupa tindakan. Tetapi dalam penelitian ini terhadap kelompok
kontrol tidak adanya domain kognitif sehingga perubahan tindakan tidak
dirasakan oleh siswa.
73
5.5.10 Perbedaan Daya Terima Animasi Kartun dan Ular Tangga Edukatif
Berdasarkan hasil penelitian responden yang kurang suka dengan
animasi kartun 6,7%, suka 13,3%, dan sangat suka 80%. Dari data tersebut
dapat kita lihat sebagian besar responden sangat menyukai animasi kartun,
tetapi masih ada responden yang kurang menyukainya yaitu 6,7%.
Dibandingkan dengan animasi kartun, daya terima ular tangga edukatif
menunjukkan hasil yang baik, hampir semua responden sangat suka
dengan ular tangga edukatif 93,3%. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada
perbedaan yang bermakna antara daya terima animasi kartun dan daya
terima ular tangga edukatif (p<0,05).
Daya terima responden terhadap animasi kartun berkaitan dengan
proses penyuluhan diantaranya adalah materi yang terdapat pada media
menarik minat responden sehingga responden mudah memahi isi materi
pendidikan kesehatan yang disampaikan. Akan tetapi keterampilan
menyimak setiap responden berbeda-beda, karena dalam penelitian ini
peneliti menemukan bahwa masih ada responden yang kurang suka
dengan media animasi kartun.
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hampir seluruh
responden menyukai media ular tangga edukatif hal ini disebabkan ular
tangga edukatif dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Belajar sambil bermain sangat merangsang responden untuk melakukan
kegiatan ini. Permainan ular tangga edukatif ini sangat cepat untuk
responden mengingat materi penyuluhan yang disampaikan.
74
5.6 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan peneliti selama penelitian adalah :
1. Pertanyaan dalam kuesioner cukup banyak untuk usia anak SD, data akan
sangat tergantung pada keterusterangan dan kejujuran responden serta
ketekunan dan kesabaran responden saat pengisian jumlah butir
kuesioner.
2. Adanya kendala saat siswa mengisi kuesioner post test waktu istirahat
telah tiba dan siswa ingin cepat-cepat keluar.
3. Siswa kadang bertanya ataupun melihat jawaban pada temannya,
sehingga peneliti harus selalu mengingatkan siswa agar tidak bertanya
pada temannya.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media animasi kartun (p-value 0,011) (p < 0,05).
2. Terdapat perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan melalui
media animasi kartun (p-value 0,002) (p < 0,05).
3. Terdapat perbedaan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan melalui
media animasi kartun (p-value 0,006) (p < 0,05).
4. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui media ular tangga edukatif (p-value 0,001)
(p < 0,05).
5. Terdapat perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan melalui
media ular tangga edukatif (p-value 0,001) (p < 0,05).
6. Terdapat perbedaan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan melalui
media ular tangga edukatif (p-value 0,001) (p < 0,05).
7. Tidak ada perbedaan daya terima media animasi kartun dan ular tangga
edukatif ((p-value 0,082) (p > 0,05).
76
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Sekolah
Media dalam penyuluhan ini dapat digunakan oleh pihak sekolah
terutama Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang kesehatan terutama
pentingnya konsumsi sayur dan buah.
6.2.2 Bagi Siswa
Bagi siswa SDN 136/III Koto Tengah Kerinci diharapkan mampu
meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang pentingnya
konsumsi sayur dan buah.
6.2.3 Petugas Kesehatan
Media animasi kartun dan ular tangga edukatif dalam penelitian ini
dapat digunakan pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan karena kedua
media sama-sama bagus untuk kegiatan promosi kesehatan ke masyarakat
dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang permasalahan
kesehatan terutama tentang pentingnya konsumsi sayur dan buah.
6.2.4 Bagi Peneliti
Diharapkan ada peneliti lain yang dapat melanjutkan penelitian
penyuluhan dengan media yang berbeda untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang konsumsi sayur dan buah.
DAFTAR PUSTAKA
Alport dalam Notoatmodjo. (2010). Pengertian Sikap. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Andriany, P. (2016). Perbandingan Efektivitas Media Penyuluhan Poster Dan
Kartun Animasi Terhadap Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut. Journal
of Syiah Kuala Dentistry Society, 1(1), 21–28.
Aswatini, Noveria, M., & Fitranita. (2008). Konsummsi Sayur Dan Buah Di
Masyarakat Dalam Konteks Pemenuhan Gizi Seimbang. Jurnal
Kependudukan Indonesia, Ill(2), 97–119. https://doi.org/bhp270
[pii]\r10.1093/cercor/bhp270
Azadirachta, F. L., & Sumarmi, S. (2018). Pendidikan Gizi Menggunakan Media
Buku Saku Meningkatkan Pengetahuan Dan Praktik Konsumsi Sayur Dan
Buah Pada Siswa Sekolah Dasar. Media Gizi Indonesia, 12(2), 107.
https://doi.org/10.20473/mgi.v12i2.107-115
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2018. Provinsi Jambi Dalam Angka ( Jambi
Province in Figures 2018). Jambi : BPS Provinsi Jambi
Budiman dan Riyanto. (2013). Kapita Selekta Koesioner : Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Selemba Medika.
Cita, D., Annisa. (2014). Pengembangan Materi dan Daya Terima Pendidikan
Gizi Melalui Media Visual Terhadap Pengetahuan Gizi Anak Usia Sekolah
Dasar.Skripsi. Bogor: Ekologi Manusia ITB.
Depertemen Kesehatan RI. (2017). Pedoman Dan Standar Etik Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Nasional (PSEPPKN).
Fibrihirzani, H. (2012). Hubungan antara karakteristik individu, orang tua dan
lingkungan dengan konsumsi buah dan sayur.Skripsi. Depok: FKM UI
Fikawati, S., Syafiq, Ahmad & Veratamala, A. (2017). Gizi Anak dan Remaja.
Depok: PT. Raja Grafindo.
Hamdalah, A. (2013). Efektivitas Media Cerita Bergambar dan Ular Tangga
dalam Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SDN 2 Patrang
Kabupaten Jember. Jurnal Promkes, 1(2), 118–123.
https://doi.org/10.1002/ejoc.201200111
Handayani, I., Lubis, Z., & Aritinang, E. Y. (2018). Alumni Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat USU. Penel Dosen Prodi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Email:, 3(1), 115–
123.
Haris, V. S. D. (2018). Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Animasi Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Tentang Makanan Bergizi , Seimbang Dan Aman
Bagi Siswa SD 08 Cilandak Barat Jakarta Selatan Tahun 2017. Quality
Jurnal Kesehatan, 1(1), 38–42.
Kemenkes RI. (2014). Pedoman Gizi Lansia. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kholid, Ahmad. (2014). Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku,
Media, dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Litbang Kemkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan
Nasional 2013.
Lulut, R. Siwi, dkk. (2014).Meningkatkan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat pada
Anak Sekolah Melalui Media Audio Vidual. Jurnal Pediomaternal, vol 3(1),
p. 1-8.
Mucthadi, T. R. (2010). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Jakarta: Alfabeta.
Mohammad, A., & Madanijah, S. (2015). Konsumsi Buah Dan Sayur Anak Usia
Sekolah Dasar Di Bogor. Jurnal Gizi Dan Pangan, 10(1), 71–76.
https://doi.org/10.25182/jgp.2015.10.1.%p
Nurul, Lolona., L. (2015). Pengaruh Pemberian Animasi Terhadap Perubahan
Pengetahuan dan Sikap gizi Seimbang Pada Siswa kelas VI SDN Tanjung
Duren Utara 01 Pagi JAKBAR. Skripsi. Jakarta : Universitas Esa Unggul
Notoadmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Prihatini, H. dan. (2016). Gambaran Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk
Indonesia dalam Konteks Gizi Seimbang : Analisis Lanjut Survei Konsumsi
Makanan Individu ( SKMI ) 2014 FRUITS AND VEGETABLES
CONSUMPTION OF INDONESIAN POPULATION IN THE CONTEXT
OF BALANCED NUTRITION : A Further An. Buletin Penelitian
Kesehatan, 44(3), 4–10.
Rahmi, P. S., Dewi E., & Abu, Bakar. (2017). Perbandingan Efektifitas
Penyuluhan dengan Vidio dan Animasi tentang Makanan Kariogenik
terhadap Pengetahuan Siswa. Jurnal B-Dent, vol. 4(2), p. 117-125.
Ronasari, M., P. & Neni, M. (2017). Peran pendidikan kesehatan dalam
meningkatkan pengetahuan anak tentang pentingnya sayur, Jurnal
Keperawatan, vol. 8(1), p. 54-64.
Ronitawati, P., Setiawan, B., Sinaga, T., Masyarakat, D. G., Manusia, F. E., &
Bogor, I. P. (2016). ANALISIS KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA
MODEL SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DI SEKOLAH DASAR
Analysis Consumption Fruits and Vegetables in the Model of Food Service
System in Elementary School. 12(1), 35–40.
Sari, Ernita Kurnia, dkk. 2012. Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi Dengan Metode
Permainan Simulasi Ular Tangga Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap
dan Aplikasi Tindakan Gosok Gigi Anak Usia Sekolah di SD Wilayah Paron
Ngawi. Artikel Penelitian Fakultas Keperwatan Universitas Airlangga.
Surabaya
Saloso, I. (2011). Pengaruh Media Audio ( Lagu Anak-Anak ) Dan Media Visual (
Kartu Bergambar ) Terhadap Pengetahuan Gizi ( Pugs Dan Phbs ) Serta
Tingkat Penerimaannya Pada Anak Usia Sekolah Dasar Negeri Di Kota
Bogor Imam Saloso Departemen Gizi Masyarakat.
Santoso, MP., A. I. (2011). Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya. (75),
35–40.
Sartika, R. A. D. (2011). Pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan dan
perilaku konsumsi serat pada siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17(Nomor
4, Februari), 322–330.
Siska, Y. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Konsumsi
Buah Dan Sayur Pada Anak Kelas Iv-V Sd Pertiwi 3. 1–69.
Sugiono (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.I
Supriasa, I., Dewa, Nyoman. (2012). Pendidikan & Konsultasi Gizi. EGC:
Jakarta.
Tandilangi, M., Mintjelungan, C., & Wowor, V. N. S. (2016). Efektivitas dental
health education dengan media animasi kartun terhadap perubahan perilaku
kesehatan gigi dan mulut Siswa SD Advent 02 Sario Manado. E-GIGI, 4(2).
https://doi.org/10.35790/eg.4.2.2016.13503
WHO, Notoatmodjo. (2003). Upaya Pemberian Informasi dengan Penyuluhan.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Wulanyani, Ni Made. (2013). Meningkatkan pengetahuan kesehatan melalui
permainan ular tangga, Jurnal Psikologi, vol. 40(2), p. 181-192.
Yuliarti, Nurheti. (2011). 1001 Khasiat Buah-buahan. Yogyakarta: ANDI.
Lampiran 1
LEMBAR PESETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi
responden dalam penelitian yang akan dilkukan oleh :
Nama : RIZKI PIRMA LAILI
NIM : 1513211034
Adapun judul dari penelitian ini adalah “Analisis Daya Terima
Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun dan Ular Tangga Edukatif
Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Konsumsi Sayur dan Buah
Siswa SDN 136/III Koto Tengah Kerinci”. Saya memahami dan mengerti
bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk terhadap saya, maka dari itu saya
bersedia menjadi responden peneliti.
Kerinci, Juni 2019
Peneliti Responden
(Rizki Pirma Laili) ( )
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Analisis Daya Terima Penyuluhan Melalui Media Animasi Kartun dan Ular
Tangga Edukatif Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Konsumsi
Sayur dan Buah Siswa SDN 136/III Koto Tengah Kabupaten Kerinci
Catatan : Hasi tes ini TIDAK akan berpengaruh pada nilaimu di sekolah.
A. Pengetahuan
Pilih jawaban dengan menyilang (X) pada hurufnya.
1. Apa manfaat mengkonsumsi sayur dan buah ?
a. Sebagai sumber tenaga, pembangun, dan pengatur.
b. Untuk menjaga kesehatan
c. Dapat mengenyangkan perut
2. Apakah gizi yang terkandung dalam sayur dan buah ?
a. Karbohidrat
b. Vitamin, mineral, dan serat
c. Lemak
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Kelas :
3. Apa manfaat/kegunaan vitamin, mineral, dan serat yang terkandung
dalam sayuran dan buah ?
a. Sebagai zat pembangun dan pelindung
b. Mencegah terjadinya penyakit
c. Mengenyangkan perut
4. Apa akibat jika seseorang kurang mengkonsumsi sayur dan buah ?
a. Akan mengalami kegemukan, susah BAB
b. Mudah lapar, rambut rontok, tidak bersemangat
c. Mudah lapar, bodoh, cepat tua
5. Apa manfaat dari vitamin C ?
a. Kekebalan tubuh, mencegah sariawan, menghambat proses
penuaan
b. Mencegah kurang nafsu makan, mengandung serat
c. Mencegah kerontokan rambut
6. Apa manfaat dari vitamin A ?
a. Kekebalan tubuh, anti kanker, mengenyangkan perut
b. Kesehatan mata, kekebalan tubuh, pertumbuhan jaringan tubuh
c. Makanan bergizi, mengandung serat, mencegah sariawan
7. Dibawah ini, makanan yang mengandung vitamin C terdapat pada ?
a. Wortel, mangga, labu
b. Jeruk, mangga, brokoli
c. Taige, ubi, kangkung
8. Dibawah ini, makanan yang mengandung vitamin A terdapat pada ?
a. Wortel dan bayam
b. Nanas dan jeruk
c. Kangkung dan nanas
9. Dibawah ini, makanan yang mengandung vitamin E terdapat pada ?
a. Kacang panjang, buncis, apel
b. Bayam, anggur, wortel
c. Tomat, alpukat, tauge
10. Konsumsi sayur dan buah pada anak 10-12 tahun adalah sebanyak ?
a. 1,5 mangkuk sayur dan 2 mangkuk buah
b. 2 mangkuk sayur dan 2 mangkuk buah
c. 3 mangkuk sayur dan 3 mangkuk buah
B. Sikap
Pilih jawaban dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada jawaban
pilihan anda.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TD : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Buah yang baik dan bergizi
adalah buah yang enak dan mahal
harganya.
2 Dengan memakan sayur dan buah,
dapat menjaga kesehatan kita.
3 Sayur dan buah merupakan bahan
makanan yang banyak
mengandung zat gizi yang tidak
dibutuhkan tubuh.
4 Jenis buah dan sayur haruslah
beraneka ragam.
5 Mengkonsumsi sayur dan buah
secara teratur tidak dapat
mencegah tubuh dari penyakit.
6 Mengkonsumsi buah di pagi hari
sangat baik karena buah memberi
cukup energi sampai saatnya
makan siang.
7 Vitamin, mineral, dan serat
merupakan zat gizi yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh.
8 Vitamin, meneral, dan serat
banyak terdapat di sayuran dan
buah.
9 Mengkonsumsi jeruk tidak dapat
mencegah kita dari sariawan dan
bibir pecah-pecah.
10 Mengkonsumsi wortel dapat
mencegah kita dari gangguan
penglihatan dan meningkatkan
daya tahan tubuh.
C. Tindakan
Pilih jawaban dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada jawaban
pilihan anda.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Saya makan sayur setiap hari
2 Saya makan buah setiap hari
3 Saya selalu mengkonsumsi buah
setelah makan
4 Jika saya susah BAB saya
mengkonsumsi pepaya untuk
melancarkan BAB
5 Jika bibir saya pecah-pecah dan
sariawan saya selalu
mengkonsumsi jeruk
6 Saya selalu mengkonsumsi buah
dan sayur supaya terhindar dari
berbagai penyakit
7 Apabila saya tidak mengkonsumsi
sayur dan buah kulit saya akan
terlihat kusam dan kering
8 Saya selalu mengkonsumsi buah
dan sayur supaya terhindar dari
kelebihan berat badan
9 Saya sering mengkonsumsi wortel
supaya saat belajar tulisan di
papan tulis dapat terlihat jelas
10 Gusi saya sering berdarah karena
jarang konsumsi buah dan sayur
Lampiran 3
DATA KESUKAAN SISWA PADA
MEDIA ANIMASI KARTUN
Catatan : Hasi tes ini TIDAK akan berpengaruh pada nilaimu di sekolah.
Pilih jawaban dengan menyilang (X) pada hurufnya.
1. Menurutmu, bagaimana dengan isi materi yang dijelaskan dalam animasi
kartun tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur ?
a. Sangat mudah dipahami
b. Mudah dipahami
c. Kurang mudah dipahami
d. Sulit untuk dipahami
2. Bagaimana dengan suara dalam animasi kartun tentang penting pentingnya
konsumsi buah dan sayur ?
a. Suara dapat didengar dengan baik
b. Suara terlalu keras
c. Suara kurang dapat didengar
d. Suara tidak dapat didengar
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Kelas :
3. Bagaimana gambar-gambar yang terdapatdalamanimasi kartun tentang
penting pentingnya konsumsi buah dan sayur ?
a. Gambar sangat menarik
b. Gambar cukup menarik
c. Gambar kurang menarik
d. Gambar tidak menarik
4. Bagaimana pemilihan warna yang terdapat dalamanimasi kartun tentang
penting pentingnya konsumsi buah dan sayur ?
a. Warna sangat menarik
b. Warna cukup menarik
c. Warna kurang menarik
d. Warna tidak menarik
5. Menurutmu, bagaimana dengan pesan gizi yang disampaikan
dalamanimasi kartun tentang penting pentingnya konsumsi buah dan sayur
?
a. Sangat mudah dipahami
b. Mudah dipahami
c. Kurang mudah dipahami
d. Sulit untuk dipahami
6. Secara keseluruhan apakah kamu menyukaianimasi kartun tentang penting
pentingnya konsumsi buah dan sayur ?
a. Sangat menyukai
b. Cukup menyukai
c. Kurang menyukai
d. Tidak menyukai
DATA KESUKAAN SISWA PADA
MEDIA ULAR TANGGA EDUKATIF
Catatan : Hasi tes ini TIDAK akan berpengaruh pada nilaimu di sekolah.
Pilih jawaban dengan menyilang (X) pada hurufnya.
1. Menurutmu, bagaimana dengan isi materi yang dijelaskan dalam ular
tangga edukatif tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur ?
a. Sangat mudah dipahami
b. Mudah dipahami
c. Kurang mudah dipahami
d. Sulit untuk dipahami
2. Bagaimana dengan ukuran tulisan dalam ular tangga edukatif tentang
penting pentingnya konsumsi buah dan sayur ?
a. Tulisan dapat dibaca dengan baik
b. Tulisan terlalu besar
c. Tulisan kurang dapat terbaca/terlalu kecil
d. Tulisan tidak dapat terbaca
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Kelas :
3. Bagaimana gambar-gambar yang terdapatdalam ular tangga edukatif
tentang penting pentingnya konsumsi buah dan sayur ?
a. Gambar sangat menarik
b. Gambar cukup menarik
c. Gambar kurang menarik
d. Gambar tidak menarik
4. Bagaimana pemilihan warna yang terdapat dalam ular tangga edukatif
tentang penting pentingnya konsumsi buah dan sayur ?
a. Warna sangat menarik
b. Warna cukup menarik
c. Warna kurang menarik
d. Warna tidak menarik
5. Menurutmu, bagaimana dengan pesan gizi yang disampaikan dalam ular
tangga edukatif tentang penting pentingnya konsumsi buah dan sayur ?
a. Sangat mudah dipahami
b. Mudah dipahami
c. Kurang mudah dipahami
d. Sulit untuk dipahami
6. Secara keseluruhan apakah kamu menyukai ular tangga edukatif tentang
penting pentingnya konsumsi buah dan sayur ?
a. Sangat menyukai
b. Cukup menyukai
c. Kurang menyukai
d. Tidak menyukai
Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Tentang Konsumsi Sayur
dan Buah
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Konsumsi Sayur dan Buah
Tempat : SD 136/III Koto Tengah, Kec. Kerinci, Kab.
Kerinci, Prov. Jambi
Sasaran : Anak SD Kelas IV dan V
Waktu : 09.00 – 09.50 (50 menit)
Hari/Tanggal : Jumat, Juni 2019
Penyuluh : Rizki Pirma Laili
A. Latar Belakang
Pola makan sangat penting dalam mempengaruhi keadaan gizi.
Pola makan dengan gizi seimbang akan menyebabkan keadaan gizi yang
baik. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis
atau penyakit tidak menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan
masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang. Akhir-
akhir ini terjadi berbagai macam pola konsumsi pangan di Indonesia yaitu
berkurangnya konsumsi sayuran dan buah-buhan hampir di semua provinsi
di Indonesia. pendidikan gizi tentang sayur dan buah pada anak sangat
penting dilakukan.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang Pentingnya Konsumsi Sayur
dan Buah selama 50 menit, diharapkan siswa di SDN 136/III Koto Tengah
dapat memahami pentingnya Konsumsi Sayur dan Buah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 50 menit diharapkan siswa
dapat :
1. Menjelaskan pengertian sayur
2. Menjelaskan pengertian buah
3. Menjelaskan kandungan gizi dalam sayur dan buah
4. Menyebutkan fungsi sayur dan buah
5. Menjelaskan anjuran konsumsi sayur dan buah
D. Materi
1. Pengertian sayur
2. Pengertian buah
3. Kandungan gizi sayur dan buah
4. Fungsi buah dan sayur
5. Anjuran konsumsi sayur dan buah
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Animasi Kartun
2. Ular Tangga Edukatif
G. Kegiatan
No
Tahap
Waktu
Kegiatan
Penyuluhan Peserta
1 Pendahuluan 5 menit 1. Membuka pertemuan
dengan mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan diri
3. Mengucapkan terima
kasih atas waktu yang
telah diberikan
4. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
5. Menyampaikan
kontrak waktu
6. Memberikan sedikit
gambaran mengenai
informasi yang akan
diberikan
1. Menjawab
salam
2. Mendengarkan
materi
2 Inti/pengembangan
materi
20 menit Penyampaian materi tentang :
1. Pengertian sayur
2. Pengertian buah
3. Kandungan gizi
sayur dan buah
4. Fungsi buah dan
sayur
5. Anjuran konsumsi
sayur dan buah
1. Menyimak dan
mencatat
3 Evaluasi 20 menit 1. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
2. Mendiskusikan
bersama dengan para
peserta
3. Memberikan
koesioner
1. Bertanya
2. Mengisi
koesioner
4 Penutup 5 menit 1. Bersama-sama
menyimpulkan
2. Penyuluh
mengucapakan terima
kasih atas perhatian
peserta
3. Mengucapkan salam
penutup
1. Bersama-sama
menyimpulkan
2. Menjawab
salam
H. Sumber bacaan
Yulandari, Nurheti. (2013). 1001 Khasiat Buah-buahan. Yogyakarta: ANDI.
Mucthadi, T. R. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Jakarta: Alfabeta.
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Sayur
Sayuran merupakan salah satu sumber provitamin A, vitamin C,
vitamin B, Ca, Fe, menyumbang sedikit kalori serta sejumlah elemen
mikro. Ditinjau dari segi nilai gizinya, sayur merupakan sumber zat
pengatur, yaitu sumber vitamin dan mineral.
Sayuran adalah tanaman hortikultura yang umumnya mempunyai
umur relatif pendek (kurang dari setahun) dan merupakan tanaman
musiman. Setiap jenis dan varietas sayuran mempunyai warna, rasa,
aroma, dan kekerasan yang berbeda-beda sehingga sebagai bahan pangan
sayuran dapat menambahkan variasi makanan.
B. Pengertian Buah
Buah merupakan sumber dietary fiber yang baik. Buah juga
merupakan sumber serat dan zat gizi yang sangat penting bagi kesehatan.
Setiap buah memiliki rasa yang segar dan aroma yang spesifik, memiliki
kadar air yang tinggi. Buah merupakan sumber zat gizi dan non gizi yang
keduanya berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
C. Kandungan Gizi Dalam Sayur dan Buah
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh, zat ini
berfungsi sebagai sumber enegi untuk aktifitas otak, pembentukan sel
darah merah dan sistem syaraf.
Adapun buah yang memiliki kadar karbohidrat tinggi antara lain
pisang ambon, apel dan pepaya, sedangkan pada sayuran adalah daun
singkong, wortel, dan bayam
2. Protein
Protein berfungsi sebagai bahan dasar pembentukan sel-sel dan
jaringan tubuh. Selain itu protein juga berperan dalam proses
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh yang
mengalami kerusakan.
Buah yang mengandung protein tinggi adalah tomat dan mangga,
sedangkan pada sayur antara lain daun singkong, bayam, dan
kangkung.
3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi tubuh dan berfungsi sebagai
cadangan makanan.
Kandungan lemak pada buah dan sayuran misalnya terdapat pada
alpokat, durian, buncis, dan kacang panjang.
4. Vitamin A
Berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh, diantaranya menjaga
kesehatan mata, memelihara proses deferensiasi sel, menjaga fungsi
kekebalan tubuh, berperan dalam proses sintesis protein, berperan
dalam proses reproduksi, serta mencegah kanker dan penyakit jantung.
Terdapat pada daun ketuk, bayam, kentang, wortel, mangga,
pepaya, tomat, dan labu kuning.
5. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri.
Bermanfaat untuk membantu pelancaran sirkulasi darah, metabolisme,
maupun fungsi otak.
Sumber utama thiamin yaitu kacang-kacangan dan serealia.
6. Vitamin C
Kekurangan vitamin c dapat menyebabkan sariawan, gusi bedarah,
dan bibir pecah-pecah.
Buah yang banyak mengandung vitamin C diantaranya adalah
jambu biji, jeruk, mangga, dan sirsak. Sedangkan sayuran yang banyak
mengandung vitamin C adalah tomat, brokoli, cabai, dan kentang.
7. Vtamin E
Vitamin E berfungsi memelihara integritas membran sel, sintesis
DNA, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan
sterilisasi, serta mencegah gangguan menstruasi.
Banyak terdapat dalam kecambah, asparagus, avokad, brokoli,
sayuran hijau, dan tomat.
8. Vitamin K
Vitamin K berperan dalam proses pembekuan darah, kesehatan
tulang, serta kofaktor enzim karboksilase dalam metabolisme protein.
Vitamin K banyak terdapat dalam sayuran berhijau daun, brokoli,
lettuce, kubis, bayam, teh hijau, asparagus, oats, gandum, dan kacang
polong.
9. Serat
Serat dapat menurunkan kolesterol, mencegah kegemukan,
melancarkan pencernaan, mencegah penyakit jantung koroner.
Buah sumber serat adalah pepaya, sirsak, anggur, dan stroberi.
Sumber sayur adalah tomat. Kangkung, dan brokoli.
D. Manfaat Sayur dan Buah
1. Mengurangi risiko penyakit jantung
2. Mengurangi risiko tekanan darah tinggi
3. Mengurangi risiko diabetes tipe II
4. Mengurangi risiko kanker
5. Melancarkan sistem pencernaan
6. Sistem penglihatan yang sehat
7. Fungsi memori yang sehat
8. Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh
9. Tulang dan gigi yang sehat
10. Terhindar dari kegemukan
E. Anjuran Konsumsi Sayur dan Buah
Konsumsi sayur dan buah untuk anak umur 10-12 tahun adalah 350
gram perhari atau setara dengan 1,5 porsi dan 200 gram buah perhari setari
dengan 2 porsi.
Lampiran 5
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 7
Cara bermain ular tangga edukatif :
1. Setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama dan secara
bergiliran melempar dadu.
2. Bidak dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul.
3. Bila pemain mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat pergi
ke ujung tangga yang lain degan syarat mereka harus dapat menjawab
pertanyaan yang telah disediakan. Apa bila tidak dapat menjawab
pertanyaan mereka tetap berada di ujung bawah tangga.
4. Bila pemain mendarat di kotak dengan ular maka mereka harus turun ke
kotak di ujung bawah ular. Akan tetapi apabila mereka dapat menjawab
pertanyaan yang telah disediakan maka mereka tidak turun ke ujung
bawah ular atau tetap di posisinya.
Lampiran 8
Apa manfaat dari vitamin A ?
a. Kekebalan tubuh, anti kanker,
mengenyangkan perut
b. Kesehatan mata, kekebalan
tubuh, pertumbuhan jaringan
tubuh
c. Makanan bergizi, mengandung
serat, mencegah sariawan
Apa manfaat mengkonsumsi sayur dan
buah ?
a. Sebagai sumber tenaga,
pembangun, dan pengatur.
b. Untuk menjaga kesehatan
c. Dapat mengenyangkan perut
Apa manfaat/kegunaan vitamin, mineral,
dan serat yang terkandung dalam sayuran
dan buah ?
a. Sebagai zat pembangun dan
pelindung
b. Mencegah terjadinya penyakit
c. Mengenyangkan perut
Apakah gizi yang terkandung dalam sayur
dan buah ?
a. Karbohidrat
b. Vitamin, mineral, dan serat
c. Lemak
Dibawah ini, makanan yang mengandung
vitamin A terdapat pada ?
a. Wortel dan bayam
b. Nanas dan jeruk
c. Kangkung dan nanas
Dibawah ini, makanan yang mengandung
vitamin C terdapat pada ?
a. Wortel, mangga, labu
b. Jeruk, mangga, brokoli
c. Tauge, ubi, kangkung
Apa akibat jika seseorang kurang
mengkonsumsi sayur dan buah ?
a. Akan mengalami kegemukan,
susah BAB
b. Mudah lapar, rambut rontok,
tidak bersemangat
c. Mudah lapar, bodoh, cepat tua
Apa manfaat dari vitamin C ?
a. Kekebalan tubuh, mencegah
sariawan, menghambat proses
penuaan
b. Mencegah kurang nafsu makan,
mengandung serat
c. Mencegah kerontokan rambut
Dibawah ini, makanan yang mengandung
vitamin E terdapat pada ?
a. Kacang panjang, buncis, apel
b. Bayam, anggur, wortel
c. Tomat, alpukat, tauge
Konsumsi sayur dan buah pada anak 10-12
tahun adalah sebanyak ?
a. 1,5 mangkuk sayur dan 2
mangkuk buah
b. 2 mangkuk sayur dan 2 mangkuk
buah
c. 3 mangkuk sayur dan 3 mangkuk
buah
Lampiran 9
Tabel Distribusi Jenis Kelamin dan Umur
Frequencies
Statistics
Jenis Kelamin Umur
N Valid 45 45
Missing 0 0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 22 48.9 48.9 48.9
Perempuan 23 51.1 51.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 19 42.2 42.2 42.2
11 20 44.4 44.4 86.7
12 6 13.3 13.3 100.0
Total 45 100.0 100.0
Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Animasi Kartun
Frequencies
posttetst pengetahuan
Freque
ncy %
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 12 80.0 80.0 80.0
Cukup 2 13.3 13.3 93.3
Kurang 1 6.7 6.7 100.0
Total 15
100.
0 100.0
posttetst sikap
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 13 86.7 86.7 86.7
Cukup 2 13.3 13.3 100.0
Total 15
100.
0 100.0
posttetst tindakan
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 10 66.7 66.7 66.7
Cukup 4 26.7 26.7 93.3
Kurang 1 6.7 6.7 100.0
Total 15
100.
0 100.0
pretest pengetahuan
Freque
ncy %
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 3 20.0 20.0 20.0
Cukup 9 60.0 60.0 80.0
Kurang 3 20.0 20.0 100.0
Total 15
100.
0 100.0
pretest sikap
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 8 53.3 53.3 53.3
Cukup 6 40.0 40.0 93.3
Kurang 1 6.7 6.7 100.0
Total 15
100.
0 100.0
pretest tindakan
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 2 13.3 13.3 13.3
Cukup 6 40.0 40.0 53.3
Kurang 7 46.7 46.7 100.0
Total 15
100.
0 100.0
Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Ular Tangga Edukatif
Frequencies
posttetst pengetahuan
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 14 93.3 93.3 93.3
Cukup 1 6.7 6.7 100.0
Total 15
100.
0 100.0
posttetst sikap
Frequen
cy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 14 93.3 93.3 93.3
Cukup 1 6.7 6.7 100.0
Total 15
100.
0 100.0
posttetst tindakan
Frequen
cy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 12 80.0 80.0 80.0
Cukup 3 20.0 20.0 100.0
Total 15
100.
0 100.0
pretest pengetahuan
Frequ
ency
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 2 13.3 13.3 13.3
Cukup 7 46.7 46.7 60.0
Kurang 6 40.0 40.0 100.0
Total 15
100.
0 100.0
pretest sikap
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 9 60.0 60.0 60.0
Cukup 5 33.3 33.3 93.3
Kurang 1 6.7 6.7 100.0
Total 15
100.
0 100.0
pretest tindakan
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 1 6.7 6.7 6.7
Cukup 7 46.7 46.7 53.3
Kurang 7 46.7 46.7 100.0
Total 15
100.
0 100.0
Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Kelompok Kontrol
Frequency
pengetahun posttest
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Val
id
B 4 26.7 26.7 26.7
C 8 53.3 53.3 80.0
K 3 20.0 20.0 100.0
Total 15
100.
0 100.0
sikap posttest
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid B 10 66.7 66.7 66.7
C 4 26.7 26.7 93.3
K 1 6.7 6.7 100.0
Total 15
100.
0 100.0
tindakan posttest
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid B 2 13.3 13.3 13.3
C 7 46.7 46.7 60.0
K 6 40.0 40.0 100.0
Total 15
100.
0 100.0
pengetahuan pretes
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid B 4 26.7 26.7 26.7
C 5 33.3 33.3 60.0
K 6 40.0 40.0 100.0
Total 15
100.
0 100.0
sikap pretest
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid B 9 60.0 60.0 60.0
C 4 26.7 26.7 86.7
K 2 13.3 13.3 100.0
Total 15
100.
0 100.0
tindakan pretest
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid B 1 6.7 6.7 6.7
C 7 46.7 46.7 53.3
K 7 46.7 46.7 100.0
Total 15
100.
0 100.0
Tabel Distribusi Frekuensi Daya Terima Animasi Kartun dan
Ular Tangga Edukatif
Frequencies
Statistics
animasikartun
ulartanggaeduka
tif
N Valid 15 15
Missing 0 0
Animasikartun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KURANG 1 6.7 6.7 6.7
SANGAT 12 80.0 80.0 86.7
SUKA 2 13.3 13.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Ulartanggaedukatif
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SANGAT 14 93.3 93.3 93.3
SUKA 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Test Normalitas Pengetahuan Animasi Kartun
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest pengetahuan 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
posttest pengetahuan 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest pengetahuan .221 15 .047 .946 15 .470
posttest pengetahuan .195 15 .129 .885 15 .056
a. Lilliefors Significance Correction
Test Normalitas Sikap Animasi Kartun
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest sikap 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
posttest sikap 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest sikap .118 15 .200* .959 15 .669
posttest sikap .253 15 .010 .816 15 .006
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test Normalitas Tindakan Animasi Kartun
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest tindakan 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
posttest tindakan 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
pretest tindakan .213 15 .065 .899 15 .093
posttest tindakan .327 15 .000 .846 15 .015
a. Lilliefors Significance Correction
Test Normalitas Pengetahuan Ular Tangga Edukatif
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest pengetahuan 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
posttest pengetahuan 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
pretest pengetahuan .169 15 .200* .941 15 .401
posttest pengetahuan .428 15 .000 .596 15 .000
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test Normalitas Sikap Ular Tangga Edukatif
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest sikap 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
posttest sikap 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
pretest sikap .205 15 .090 .901 15 .097
posttest sikap .219 15 .051 .794 15 .003
a. Lilliefors Significance Correction
Test Normalitas Tindakan Ular Tangga Edukatif
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest tindakan 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
posttest tindakan 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
pretest tindakan .169 15 .200* .943 15 .417
posttest tindakan .222 15 .045 .916 15 .165
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test Normalitas Pengetahuan Kelompok Kontrol
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Posttest 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pretest .249 15 .013 .807 15 .005
Posttest .283 15 .002 .842 15 .013
a. Lilliefors Significance Correction
Test Normalitas Sikap Kelompok Kontrol
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Posttest 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pretest .192 15 .143 .878 15 .044
Posttest .201 15 .104 .917 15 .171
a. Lilliefors Significance Correction
Test Normalitas Tindakan Kelompok Kontrol
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Posttest 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pretest .238 15 .022 .876 15 .042
Posttest .177 15 .200* .922 15 .208
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
UJI WILCOXON PENGETAHUAN ANIMASI KARTUN
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pretest 15 64.00 12.984 40 90
Posttest 15 84.00 15.024 50 100
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttest – pretest Negative Ranks 3a 4.17 12.50
Positive Ranks 11b 8.41 92.50
Ties 1c
Total 15
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest
Test Statisticsb
posttest – pretest
Z -2.537a
Asymp. Sig. (2-tailed) .011
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
UJI WILCOXON SIKAP ANIMASI KARTUN
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
pretest 15 73.60 13.141 42 98
Posttest 15 89.47 11.575 60 100
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttest – pretest Negative Ranks 2a 3.00 6.00
Positive Ranks 13b 8.77 114.00
Ties 0c
Total 15
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest
Test Statisticsb
posttest – pretest
Z -3.071a
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
UJI WILCOXON TINDAKAN ANIMASI KARTUN
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pretest 15 47.33 27.115 0 80
Posttest 15 75.33 11.255 50 90
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank
Sum of
Ranks
posttest – pretest Negative Ranks 2a 4.50 9.00
Positive Ranks 12b 8.00 96.00
Ties 1c
Total 15
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest
UJI WILCOXON PENGETAHUAN ULAR TANGGA EDUKATIF
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
pretest 15 57.33 15.337 30 80
posttest 15 95.33 9.155 70 100
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttest – pretest Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 15b 8.00 120.00
Ties 0c
Total 15
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest
Test Statisticsb
posttest – pretest
Z -3.422a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsb
posttest – pretest
Z -2.738a
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
UJI WILCOXON SIKAP ULAR TANGGA EDUKATIF
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pretest 15 76.13 12.950 44 98
Posttest 15 92.27 7.440 70 100
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttest – pretest Negative Ranks 1a 1.00 1.00
Positive Ranks 13b 8.00 104.00
Ties 1c
Total 15
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest
Test Statisticsb
posttest – pretest
Z -3.242a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
UJI WILCOXON TINDAKAN ULAR TANGGA EDUKATIF
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pretest 15 54.00 17.238 20 80
Posttest 15 82.00 10.142 60 100
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttest – pretest Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 13b 7.00 91.00
Ties 2c
Total 15
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest
Test Statisticsb
posttest – pretest
Z -3.200a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
UJI WILCOXON PENGETAHUAN KELOMPOK KONTROL
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pretest 15 63.33 12.910 50 80
posttest 15 66.00 13.522 40 80
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttest – pretest Negative Ranks 3a 3.50 10.50
Positive Ranks 5b 5.10 25.50
Ties 7c
Total 15
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest
Test Statisticsb
posttest – pretest
Z -1.100a
Asymp. Sig. (2-tailed) .271
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
UJI WILCOXON SIKAP KELOMPOK KONTROL
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pretest 15 74.67 14.356 44 94
Posttest 15 77.07 11.853 50 96
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttest – pretest Negative Ranks 1a 1.50 1.50
Positive Ranks 6b 4.42 26.50
Ties 8c
Total 15
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest
Test Statisticsb
posttest – pretest
Z -2.124a
Asymp. Sig. (2-tailed) .034
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
UJI WILCOXON TINDAKAN KELOMPOK KONTROL
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
pretest 15 52.67 14.376 20 80
posttest 15 60.00 13.093 40 80
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttest – pretest Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 6b 3.50 21.00
Ties 9c
Total 15
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest
Test Statisticsb
posttest – pretest
Z -2.264a
Asymp. Sig. (2-tailed) .024
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Normalitas Daya Terima Animasi Kartun dan
Ular Tangga Edukatif
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Animasi Kartun 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Ular Tangga Edukatif 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Animasi Kartun .220 15 .049 .749 15 .001
Ular Tangga Edukatif .384 15 .000 .493 15 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Mann-Whitney Test Daya Terima Animasi Kartun dan
Ular Tangga Edukatif
Mann-Whitney Test
Ranks
Media N Mean Rank Sum of Ranks
Hasil penyuluhan animasi kartun 15 12.77 191.50
ular tangga edukatif 15 18.23 273.50
Total 30
Test Statisticsb
Hasil
penyuluhan
Mann-Whitney U 71.500
Wilcoxon W 191.500
Z -1.737
Asymp. Sig. (2-tailed) .082
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .089a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Media
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
top related