pengembangan sistem informasi melalui outsourcing dan...
Post on 23-Sep-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SISTEM INFORMASI UNTUK MANAJEMEN (SIM)
Pengembangan Sistem Informasi Melalui Outsourcing dan Insourcing di
suatu Organisasi
Disusun Oleh :
Ilham Arie Hermanda
K25161127
Dosen :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami telah
mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Melalui
Outsourcing dan Insourcing di suatu Organisasi”. Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Kuantitatif untuk Manajemen.
Kami menyadari bahwa selama penulisan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc selaku dosen mata kuliah Manajemen Kuantitatif untuk
Manajemen..
2. Pihak lain yang turut membantu dalam proses penyusunan makalah ini, baik secara
langsung maupun tidak.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik dalam hal
isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan sarannya yang bersifat membangun dalam penyempurnaan karya tulis ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penyusun umumnya bagi pembaca.
Bogor , Februari 2017
Penyusun
I. PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Saat ini teknologi sudah berkembang dengan sangat pesat. Teknologi mempermudah
segala kebutuhan dan keperluan yang tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi
perusahaan. Perusahaan seolah – olah adalah manusia yang tidak lepas dari kebutuhan
teknologi, terutama teknologi/sistem informasi. Sistem informasi merupakan seperangkat
alat, data, dan prosedur yang bekerja secara bersama – sama untuk memberikan hasil
berupa informasi yang berguna, yang akurat, tepat waktu, relevan, dan valid. Sistem
informasi pada sebuah perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi perusahaan
yang dibutuhkan oleh seluruh anggota dalam perusahaan tersebut sehingga dapat tercipta
komunikasi yang baik di lingkungan perusahaan, dengan demikian akan dapat
mengoptimalkan efektifitas kerja perusahaan tersebut. Hal tersebut menyebakan teknologi
digunakan disetiap elemen kehidupan, sehingga penggunaan teknologi menjadi sangat
kompetitif. Dengan kata lain, perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi
yang kian pesat, menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan yang baik,
tentunya dapat melihat situasi persaingan saat ini yang semakin kompetitif, dan
perusahaan akan menggunakan sistem informasi yang baik sehingga dapat
mengoptimalkan kinerjanya yang akan berdampak pada pencapaian tujuan perusahaan
tersebut. Namun dalam praktiknya, penerapan sistem informasi pada suatu perusahaan
tidaklah semudah yang dibayangkan. Perusahaan belum sepenuhnya memperhatikan
kesiapan keuangan perusahaan dan kesiapan SDM perusahaan. Sehingga banyak diantara
perusahaan-perusahaan tersebut yang membatalkan rencananya dalam membuat suatu
sistem informasi. Perusahaan tidak menyadari bahwa dengan sistem informasi yang
dibangun dapat meningkatkan tingkat efisiensi pembiayaan operasional perusahaan
dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan sebuah sistem itu sendiri.
Sulitanya menerapkan sistem informasi dalam suatu perusahaan, banyak yang
disebabkan oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki perusahaan serta pentingnya peran SI bagi
perusahaan membuat perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan
pengembangan sistem informasi untuk efisiensi operasional perusahaan mutlak harus
dilaksanakan. Perusahaan dapat memutuskan dalam pengembangan system informasinya
menggunakan pendekatan outsourcing atau insourcing tergantung dari kebutuhan dan
keinginan pengguna harus bisa menidentifikasi apa yang menjadi kelebihan dan
kekurangan pendekatan diatas. Pemilihan yang tepat akan memberikan hasil yang
maksimal bagi perusahaan sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. Oleh karena itu
pemilihan sistem outsourcing harus dianalisis dan dilakukan dengan baik sehingga
sehingga memberikan manfaat yang besar serta mampu meningkatkan dan berkontribusi
besar terhadap kinerja perusahaan secara tepat dan efisien.dalam makalah ini akan
diuraikan lebih jauh mengenai kelebihan dan kelemahan penggunaan out
sourcing maupun insourcing yang mendukung operasional suatu perusahaan dalam
penyusunan dan pengembangan sistem informasi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai outsiurcing dan
insourcing, serta peran dan fungsi masing – masing dalam perusahaan dan hubungannya
terhadap pencapaiantujuan perusahaan
1.3 Batasan Masalah
Pengembangan Sistem Informasi dapat mengacu pada tiga hal,yaitu Insourcing, Co-
Sourcing, dan Outsourcing. Namun dalam makalah ini, hanya dibatasi pada 2 jenis, yaitu
Insourcing dan Outsourcing.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi
Sistem adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang saling berkaitan dan
susunan prosedur yang saling berhubungan, yang melaksanakan dan mempermudah
kegiatan-kegiatan utama suatu organisasi. Infomasi adalah data yang telah diproses/diolah
sehingga memiliki arti atau manfaat yang berguna. Informasi pun memunyai umur, yang
dimaksud umur di sini adalah kapan atau sampai kapan sebuah informasi memiliki
nilai/arti bagi penggunanya. Adanya acuan pada titik waktu tertentu dan pernyataan suatu
perubahan pada suatu waktu (Chilem, 2009).
Kualitas Informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus (Chilem, 2009) :
1. Akurat,
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tepat waktu,
Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
3. Relevan,
Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi
untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Dari 3 hal tersebut maka akan di dapatkan sebuah nilai dari informasi tersebut. Nilai
informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu
informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya
mendapatkannya. Sistem informasi adalah kumpulan informasi di dalam sebuah basis data
menggunakan model dan media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan
keputusan bisnis sebuah organisasi. Di dalam suatu organisasi, informasi merupakan
sesuatu yang penting di dalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak
manajemen. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer,
prosedur manual, model manajemen dan basis data.
Dari definisi di atas terdapat beberapa kata kunci (Chilem, 2009) :
1. Berbasis komputer dan sistem manusia dan mesin
Berbasis komputer :
perancang harus memahami pengetahuan komputer dan pemrosesan informasi.
Sistem manusia mesin :
ada interaksi antara manusia sebagai pengelola dan mesin sebagai alat untuk
memroses informasi. Ada proses manual yang harus dilakukan manusia dan ada
proses yang terotomasi oleh mesin. Oleh karena itu diperlukan suatu prosedur/manual
sistem.
2. Sistem basis data terintegrasi
Adanya penggunaan basis data secara bersama-sama (sharing) dalam sebuah data base
manajemen system.
3. Mendukung operasi
Informasi yang diolah dan di hasilkan digunakan untuk mendukung operasi
organisasi.
2.2 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi memiliki komponen berupa subsistem yang merupakan elemen
elemen yang lebih kecil yang membentuk sistem informasi tersebut misalnya bagian input,
proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan dengan baik.
1. Input :
sekumpulan data yang akan kita olah menjadi sebuah informasi yang nantinya akan kita
sajikan bagi masyarakat.
2. Proses :
suatu kegiatan dimana kita mengolah seluruh data yang ada untuk menghasilkan suatu
informasi .
3. Output :
informasi-informasi yang dapat dengan mudah di peroleh, di mengerti dan
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Gambar 1. Komponen Sistem Infrmasi
Sumber: Fathani, 2012
Komponen Fisik pada Sistem Informasi (Chilem, 2009):
1. Perangkat keras komputer :
CPU, storage, perangkat input/output, terminal untuk interaksi, media komunikasi data.
2. Perangkat lunak komputer :
perangkat lunak sistem (sistem operasi dan utilitinya), perangkat lunak umum aplikasi
(bahasa pemrograman), perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll).
3. Basis data :
penyimpanan data pada media penyimpan komputer.
4. Prosedur :
langkah-langkah penggunaan sistem.
5. Personil :
mengoperasikan sistem, menyediakan masukan, mengkonsumsi keluaran dan
melakukan aktivitas manual yang mendukung sistem.
Suatu sistem informasi di buat untuk suatu keperluan tertentu atau untuk memenuhi
permintaan penggunaan tertentu, maka struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-
beda bergantung kepada keperluan dan permintaan yang harus dipenuhi, oleh karena
kepentingan yang harus di layani sangat beraneka ragam, maka sistem informasipun
semakin beraneka ragam. Berbagai bidang dapat di olah melalui sistem informasi,
contohnya, sistem informasi manajemen, sistem informasi akuntansi, sistem informasi
perbankan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada.
Sistem yang sudah lama perlu diperbaiki atau bahkan diganti, dapat disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya yaitu (Chilem, 2009):
1. Kesalahan yang tidak sengaja, yang menyebabkan kebenaran data kurang terjamin.
2. Tidak efisiensinya operasi pengolahan data tersebut.
3. Adanya instruksi-instruksi atau kebijaksanaan yang baru baik dari pemimpin atau dari
luar organisasi seperti peraturan pemerintah.
Dengan sistem informasi masyarakat jadi lebih mudah untuk memperoleh informasi
dengan cepat. Perkembangan sistem informasi pun dari tahun ke tahun berkembang
semakin cepat, dengan di dukung oleh perkembangan teknologi juga tentunya. Informasi
pada saat ini berkembang sangat cepat, melalui banyak media, terutama internet. Internet
mungkin media lebih efisien dan praktis dari pada media yang lainnya seperti koran.
karena di internet orang dapat dengan mudah mencari, merubah ataupun menambahkan
informasi yang belum jelas kebenarannya.
2.3 Pengembanan Sistem Informasi
Hal pertaman yang harus dilakukan dalam pengelolaan sumberdaya informasi adalah
bagaimana mengembangkan sistem informasi. Pengembangan sistem informasi adalah
menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan
atau memperbaiki sistem yang telah ada. Penggantian atau perbaikan ini disebabkan oleh
beberapa hal antara lain (Ludin, 2015) :
1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul pada sistem yang lama atau pada
sistem yang lama timbul ketidakberesan dan pertumbuhan organisasi. Ketidakberesan
sistem lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan
yang diharapkan sehingga kebenaran data kurang terjamin. Sedangkan pertumbuhan
organisasi adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data
yang semakin meningkat, dan adanya perubahan prinsip baru sebagai akibat sistem
lama yang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan
manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan. Dalam persaingan pasar yang semakin ketat,
kecepatan informasi sangat menentukan keberhasilan strategi dan rencana yang
disusun untuk meraih kesempatan dan peluang pasar sehingga teknologi informasi
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi untuk mendukung proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, misalnya dari pemerintah.
2.4 Model – Model Pengembangan Sistem Informasi
Yulianto (2014) menyebutkan beberapa model pengembangan SI :
1. Model Waterfall
Merupakan model pengembangan sistem informasi yang paling mudah dan paling
sering digunakan. Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal
pengembangan sistem yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir pengembangan
sistem yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan
sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bisa kembali atau
mengulang ke tahap sebelumnya.
2. Model Iterasi
Merupakan model pengembangan sistem yang bersifat dinamis dalam artian setiap
tahapan proses pengembangan sistem dapat diulang jika terdapat kekurangan atau
kesalahan. Setiap tahapan pengembangan sistem dapat dikerjakan berupa ringkasan
dan tidak lengkap, namun pada akhir pengembangan akan didapatkan sistem yang
lengkap pada pengembangan sistem. Model Iterasi digambarkan sebagai berikut :
3. MODEL RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)
Merupakan model pengembangan sistem yang melakukan beberapa penyesuaian
terhadap SDLC pada beberapa bagian sehingga lebih cepat untuk sampai ke tangan
pengguna sistem. metodologi ini biasanya mensyaratkan beberapa teknik dan alat-alat
khusus agar proses bisa cepat, misalnya melakukan sesi Joint Application
Development(JAD), penggunaan alat-alat Computer Aided Software Engineering
(CASE Tools), kode generator dan lain-lain. Model RAD ini digambarkan sebagai
berikut :
4. MODEL PROTOTYPING
Merupakan model pengembangan sistem yang proses iterative dalam pengembangan
sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working sistem)
yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis.
Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk
menyederhanakan proses. Prototyping merupakan bentuk dari Rapid Application
Development (RAD). Dalam metode ini, pengembang dan pelanggan dapat saling
berinteraksi selama proses pembuatan sistem.
III. PEMBAHASAN
3.1 Outsourcing
Outsorcing merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dengan serius
dalam menarik iklim investasi ke Indonesia. Bentuk keseriusan pemerintah tersebut
dengan menugaskan Menteri Tenaga Kerja untuk membuat revisi terhadap Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan [Data Prima, 2010].
Dewasa ini, sudah mulai dikenal suatu istilah yang disebut IT outsourcing, IT
outsourcing sendiri tidak berbeda jauh dengan definisi outsourcing secara umum. IT
outsourcing adalah penyediaan tenaga ahli yang profesional dibidang tehnologi informasi
untuk mendukung dan memberikan solusi guna meningkatkan kinerja perusahaan. IT
Outsourcing adalah layanan terpadu yang ditujukan bagi perusahaan/ organisasi/ institusi
lainnya dalam memenuhi kebutuhan dan pengelolaan sistem informasinya. Sering kali
suatu perusahaan mengalami kesulitan untuk menyediakan tenaga IT yang berkompeten
dalam mengatasi kendala-kendala IT maupun operasional kantor sehari-hari.
Dalam kaitannya dengan TI, outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi TI
secara luas dengan mengontrak penyedia layangan eksternal. Outsourcing TI juga dapat
diterjemahkan sebagai penyediaan tenaga ahli yang profesional di bidang TI untuk
mendukung dan memberikan solusi guna meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini
dikarenakan sering kali suatu perusahaan mengalami kesulitan untuk menyediakan
tenaga TI yang berkompeten dalam mengatasi kendala-kendala TI maupun operasional
kantor sehari-hari. Jadi, outsourcing adalah pemberian sebagian pekerjaan yang tidak
bersifat rutin (temporer) dan bukan inti perkerjaan di sebuah organisasi/perusahaan ke
pihak lain atau pihak ketiga.
Aplikasi IT outsourcing di suatu perusahaan antara lain mencakup layanan sebagai
berikut:
Pemeliharaan aplikasi (Applications maintenance)
Pengembangan dan implementasi aplikasi (Application development and
implementation)
Data centre operations
End-user support
Help desk
Dukungan teknis (Technical support)
Perancangan dan desain jaringan
Network operations
Systems analysis and design
Business analysis
Systems and technical strategy
3.2 Kelebihan dan kekurangan Outsourcing
Penerapan metode outsoucing memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dilihat
dalam table berikut (Mulyawan, 2014):
Kelebihan Kekurangan
1. Biaya menjadi lebih murah karena
perusahaan tidak perlu
membangun sendiri fasilitas SI
dan TI.
2. Memiliki akses ke jaringan para
ahli dan profesional dalam bidang
SI/TI.
3. Perusahaan dapat
mengkonsentrasikan diri dalam
menjalankan dan
mengembangkan bisnis intinya,
karena bisnis non-inti telah
didelegasikan pengerjaannya
melalui outsourcing.
4. Dapat mengeksploitasi skill dan
kepandaian dari
perusahaan outsourcedalam
mengembangkan produk yang
diinginkan perusahaan.
5. Mempersingkat waktu proses
karena beberapa outsourcer dapat
1. Kehilangan kendali terhadap SI
dan data karena bisa saja
pihak outsourcermenjual data
dan informasi perusahaan ke
pesaing.
2. Adanya perbedaan kompensasi
dan manfaat antara tenaga kerja
internal dengan tenaga
kerja outsourcing.
3. Mengurangi keunggulan
kompetitif perusahaan karena
pihak outsourcertidak dapat
diharapkan untuk menyediakan
semua kebutuhan perusahaan
karena harus memikirkan klien
lainnya juga.
4. Jika menandatangani
kontrakoutsourcing yang
berjangka lebih dari 3 tahun,
maka dapat mengurangi
fleksibilitas seandainya
kebutuhan bisnis berubah atau
dipilih sekaligus untuk saling
bekerja sama menyediakan
layanan yang dibutuhkan
perusahaan.
6. Fleksibel dalam merespon
perubahan SI yang cepat sehingga
perubahan arsitektur SI berikut
sumberdayanya lebih mudah
dilakukan karena
perusahaanoutsource SI pasti
memiliki pekerja TI yang
kompeten dan memiliki skill yang
tinggi, serta penerapan teknologi
terbaru dapat menjadi competitive
advantagebagi
perusahaan outsource.
7. Meningkatkan fleksibilitas untuk
melakukan atau tidak melakukan
investasi.
perkembangan teknologi yang
menciptakan peluang baru dan
adanya penurunan harga, maka
perusahaan harus merundingkan
kembali kontraknya dengan
pihakoutsourcer.
5. Ketergantungan dengan
perusahaan pengembang SI
akan terbentuk karena
perusahaan kurang memahami
SI/TI yang dikembangkan
pihak outsourcersehingga sulit
untuk mengembangkan atau
melakukan inovasi secara
internal di masa mendatang.
Dari kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh outsoucing muncul berbagai
pertimbangan kenapa suatu perusahan memilih metode ini. Menurut Rahardjo
(2006), outsourcing sudah tidak dapat dihindari lagi oleh perusahaan. Berbagai manfaat
dapat dipetik dari melakukan outsourcing, seperti penghematan biaya (cost saving),
perusahaan bisa memfokuskan diri pada kegiatan utamanya (core business), dan akses
pada sumber daya (resources) yang tidak dimiliki oleh perusahaan. outsourcing juga
dapat membantu organisasi dalam memanfaatkan penggunaan sumber daya, waktu dan
infrastruktur mereka dengan lebih baik. Outsourcing juga memungkinkan organisasi
untuk mengakses modal intelektual, berfokus pada kompetensi inti, mempersingkat
waktu siklus pengiriman dan mengurangi biaya secara signifikan. Dengan demikian,
organisasi akan merasa outsourcing merupakan strategi bisnis yang efektif untuk
membantu meningkatkan bisnis mereka.
Dalam outsourcing, outsourcer dan mitra outsourcing-nya memiliki hubungan yang
lebih besar jika dibandingkan dengan hubungan antara pembeli dan penjual. Hal ini
dikarenakan outsourcer mempercayakan informasi penting perusahaan kepada
mitra outsourcing-nya. Salah satu kunci kesuksesan dari outsource adalah kesepakatan
untuk membuat hubungan jangka panjang (long term relationship) tidak hanya kepada
proyek jangka dekat. Alasannya sangat sederhana, yaitu outsourcer harus memahami
proses bisnis dari perusahaan. Saat ini, outsourcing tidak lagi terbatas
pada outsourcing layanan TI tetapi juga sudah merambah ke bidang jasa keuangan, jasa
rekayasa, jasa kreatif, layanan entry data dan masih banyak lagi.
3.3 Pro dan Kontra Sistem Outsourcing
Dalam sebagian besar lingkungan bisnis, sudah menjadi rahasia umum bahwa
perbandingan objektif antara pengelolaan IT secara internal dan layanan outsourcing IT
akan mengungkapkan perbedaan yang signifikan dari segi keuntungan biaya,
kehandalan, kualitas, kecepatan, dan fleksibilitas. Outsourcing IT memiliki beberapa
kelebihan bagi perusahaan dibanding pengelolaan IT secara insource, yaitu memberikan
kesempatan untuk meningkatkan operasional dan dukungan; meningkatkan
produktivitas; mengurangi pengeluaran, mendapatkan akses ke teknologi-teknologi baru,
dan untuk meningkatkan tingkat kompetitif di pasar. Kajian lainnya juga
mengungkapkan keuntungan lainnya seperti IT outsourcing memungkinkan percepatan
adaptasi dan transformasi bisnis terhadap perubahan pasar atau ancaman para pesaing.
Salah satu perhatian dalam TI outsourcing adalah pemilihan mitra kerja yang sesuai,
memahami kompleksitas keputusan outsourcing dan memiliki terbukti pendekatan untuk
membantu perusahaan mencapai berbagai manfaat bisnis dimungkinkan oleh outsourcing
(Yakub, 2012)
Pada tahapan pelaksanaan, outsourcing IT mengalami beberapa pertentangan, baik
dari pihak yang mendukung maupun pihak yang menolak. Alasan yang dikemukakan
oleh pihak yang mendukung diantaranya adalah (Yakub, 2012) :
Dapat lebih fokus kepada core business yang sedang di jalankan.
Dapat mengurangi biaya.
Dapat mengubah biaya investasi menjadi biaya belanja.
Tidak dipusingkan jika terjadi turn over tenaga kerja.
Merupakan modernisasi dunia usaha.
Efektivitas manpower.
Tidak perlu membuang-buang waktu dan tenaga untuk suatu pekerjaan yang bukan
merupakan inti bisnis atau pekerjaan yang bukan utama.
Memberdayakan anak perusahaan.
Dealing with unpredicted business condition.
3.4 Insourcing
Kebalikan dari outsourcing adalah insourcing. Umumnya pekerja akan lebih memilih
model ini karena dianggap lebih berpihak kepada mereka. Menurut Mia dalam
blognya, insourcing adalah suatu usaha pengembangan SI dan IT dalam perusahaan yang
hanya melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan dengan
membentuk divisi khusus yang berkompeten di bidangnya, seperti departemen EDP
(Electronic Data Processing). In-sourcing merupakan model pengembangan dan
dukungan sistem teknologi informasi yang dilakukan oleh para pekerja di suatu area
fungsional dalam organisasi (misalnya Akunting, Keuangan, dan produksi) dengan
sedikit bantuan dari pihak spesialis sistem informasi atau tanpa sama sekali. Model ini
dikenal juga dengan istilah end-user computing atau end-user development.
3.5 Kelebihan dan Kekurangan Insourcing
Seperti halnya dengan outsourcing, insourcing juga memiliki kelebihan dan
kelemahan. Menurut Mia kembali dalam blognya insourcing mempunyai kelebihan dan
kekurangan seperti yang terlhat di tabel bawah ini (Ansyari, 2010) :
Tabel 1 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Insourcing
Kelebihan Insourcing Kelemahan Insourcing
Requirement dapat dipahami secara
jelas.
Keterbatasan jumlah dan tingkat
kemampuan SDM yang menguasai
teknologi informasi mungkin tidak
mencukupi untuk membangun sistem
yang sesuai.
Penerapan software/hardware relative Tidak ada batasan biaya dan waktu yang
lebih sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
jelas, karena tidak ada target. Dan
kalaupun ada target, tidak
ada punishment yang jelas ketika target
tidak tercapai.
Mengedepankan peran user dalam
menentukan tujuan dan sasaran
pengembangan infrastruktur sistem,
Minimnya dokumentasi, karena
dikerjakan oleh personel intern.
Meningkatkan partisipasi user dan
rasa memiliki pada infrastruktur yang
dikembangkan.
Kebocoran data mungkin dapat terjadi,
dikarenakan tidak
ada reward dan punishment yang jelas
khususnya kepada karyawan yang
menangani proyek SI.
Relatif mempercepat tahapan
pengembangan karena knowledge
transfer yang lebih mudah.
Pengembangan sistem dengan teknik
SDLC cenderung lambat dan mahal.
Respon yang cepat ketika terjadi
asalah dalam sistem.
Resiko
kerusakan software/hardware ditanggung
oleh perusahaan, begitu juga dengan
peralatan yang sudah lanjut usia.
Keamanan data relatif terjamin. Perubahan kultur perusahaan relatif lebih
sulit dilakukan jika diatur oleh
karyawannya sendiri.
Cocok untuk pengembangan sistem
dan proyek yang bersifat kompleks
Pengambilan keputusan dapat
dikendalikan oleh perusahaan, tanpa
intervensi dari pihak luar.
DAFTAR PUSTAKA
Widyanti, Wina Ratna. 2015. Pengembangan Sistem Informasi Outsourcing dan Insourcing
pada Perusahaan. http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/15/pengembangan-sistem-
informasi-outsourcing-dan-insourcing-pada-perusahaan/ . (diakses pada 20 Januari 2017)
Cathrine. 2015. Pengembangan Sistem Informasi dengan Menggunakan Pendekatan
Indourcing dan Outsourcing (Study Case: PT. Bank Jabar Banten).
http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/15/pengembangan-sistem-informasi-dengan-
menggunakan-pendekatan-insourcing-dan-outsourcing-study-case-pt-bank-jabar-banten/
Diakses 20 Januari 2017
Lastogar, Hezron. 2015. Pengembangan Sistem Infromasi dengan Menggunakan Pendekatan
Insourcing dan Outsourcing di Perusahaan.
http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/15/pengembangan-sistem-informasi-dengan-
menggunakan-pendekatan-insourcing-dan-outsourcing-diperusahaan/ Diakses pada 25
Januari 2017
Ludin, Jamal. 2015. Pengembangan Sistem Informasi di Perusahaan Melalui Cosourcing dan
outsourcing. https://sijemss.wordpress.com/2015/07/27/pengembangan-sistem-informasi-
di-perusahaan-melalui-cosourcing-dan-outsourcing/ (Diakses 30 Januari 2017)
Mulyawan, Tyo. 2014. Metode Pengembangan Sistem Informasi Perusahaan Insourcing,
Outsourcing, Cosourcing. https://tyomulyawan.wordpress.com/2014/01/02/metode-
pengembangan-sistem-informasi-perusahaan-insourcing-outsourcing-co-sourcing/
(Diakses 30 Januari 2017)
Yulianto, Aan. 2014. Macam – macam Model Pengembangan Sistem Informasi
http://4nextdreams.blogspot.co.id/2014/06/macam-macam-model-pengembangan-
sistem.html Diakses 30 Januari 2017
Fathani, Pretty. 2012. Tugas Softkills Informasi Manajemen.
http://prettyfathani.blogspot.co.id/2012/10/tugas-sistem-informasi-manajemen.html
(Diakses 30 Januari 2017)
Chilem. 2009. Definisi Sistem Informasi. http://chilem-iam.blogspot.co.id/2009/10/sistem-
informasi-sistem-adalah-suatu.html (Dikses 1 Februari 2017)
[Admin]. 2010. IT Outsourcing. http://dataprima.com/berita-130-it-outsorcing.html (Diakses
2 Februari 2017)
Yakub. 2012. Outsourcing, Kelebihan dan Kelemahan dalam Manajemen IT di Perusahaan.
https://yakubmind.wordpress.com/2012/08/02/outsourcing-kelebihan-dan-kelemahan-
dalam-manajemen-it-di-perusahaan/ (Diakses 2 Februari)
Ansyari, Faisal. 2012. Dilema Penerapan Outsourcing / Insourcing Sistem dan Teknologi
Informasi dalam Perusahaan dan Solusinya.
https://faisalansyari.wordpress.com/2010/12/31/8/ (Diakses 3 Februari 2017)
SISTEM INFORMASI UNTUK MANAJEMEN (SIM)
Urgensi Kualitas Sofware (Dilihat dari Aspek Maintenance Ablity) Bagi
Perusahaan
Disusun Oleh :
Ilham Arie Hermanda
K25161127
Dosen :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami telah
mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Urgensi Kualitas Sofware (Dilihat dari
Aspek Maintenance Ablity) Bagi Perusahaan ”. Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Kuantitatif untuk Manajemen.
Kami menyadari bahwa selama penulisan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc selaku dosen mata kuliah Manajemen Kuantitatif untuk
Manajemen..
2. Pihak lain yang turut membantu dalam proses penyusunan makalah ini, baik secara
langsung maupun tidak.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik dalam hal
isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan sarannya yang bersifat membangun dalam penyempurnaan karya tulis ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penyusun umumnya bagi pembaca.
Bogor , Februari 2017
Penyusun
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berkembangnya teknologi yang semakin modern menyebabkan persaingan yang ketat
disetiap aspek kehidupan saat ini, tidak terkecuali bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk dapat bertahan dalam pesaingan yang ketat, setiap perusahaan dituntut untuk
menggunakan teknologi terkini, khususnya pada teknologi informasi (TI). Berdasarkan
Indrajit dalam Rahmah (2014), sistem Informasi merupakan suatu kumpulan dari
komponen-komponen dalam suatu organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan
dan pengaliran informasi. Keandalan suatu sistem informasi dalam sebuah organisasi
terletak pada keterkaitan antara komponen yang ada, sehingga dapat dihasilkan dan
dialirkan suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan, dan
sebagainya) untuk organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian, perusahaan yang baik,
tentunya dapat melihat situasi persaingan saat ini yang semakin kompetitif, dan
perusahaan akan menggunakan teknologi informasi yang baik sehingga dapat
mengoptimalkan kinerjanya yang akan berdampak pada pencapaian tujuan perusahaan
tersebut. Teknologi informasi yang baik adalah suatu sistem terpadu atau kombinasi
teratur dari seluruh elemen yang ada, baik individu, hardware, software maupun jaringan
komunikasi, untuk meyediakan informasi yang berguna dalam mendukung kegiatan
operasional dan fungsi pengambilan keputusan dari sebuah organisasi (Ghifarini, 2014).
Sistem informasi dibangun bertujuan untuk mendukung kinerja perusahaan,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial,
serta memperkuat posisi kompetitif perusahaan. Banyaknya manfaat yang diberikan oleh
sistem informasi menjadikan perusahaan berbondong-bondong melakukan investasi dan
beralih menggunakan teknologi informasi. Tujuannya tak lain untuk membantu
memecahkan permasalahan dalam mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan yang
terintegrasi, serta mampu melintasi berbagai batas fungsi tradisional bisnis agar dapat
merekayasa ulang dan meningkatkan proses bisnis yang penting di semua lintas fungsi
perusahaan.
Maintainability menjadi salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan
software untuk menjalani perubahan yang terjadi dalam perusahaan. Software
maintenance merupakan aktivitas yang pertama kali dilakukan semenjak perangkat lunak
mulai dioperasikan hingga pada akhirnya software tersebut tidak dioperasikan atau
digunakan lagi. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja, beradaptasi
dengan lingkungan perusahaan dan bisnis yang baru, memperbaiki kesalahan pada
software dan juga untuk mencegah terjadinya kesalahan. Sehingga mau tak mau software
maintenance menjadi kegiatan yang mutlak harus dilakukan dalam manajemen bisnis
[blog detik].
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa jenis- jenis software maintenance
2. Apa alasan pentingnya (manfaat) software maintenance
3. Apa Urgensi dari penerapan Software Maintenance
III.Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Jenis – Jenis software maintenance
2. Manfaat software maintenance
3. Urgensi penerapan software maintenance
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil
keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen (Hernawan).
Tujuan Umum SIM adalah untuk Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam
perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen,
menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan, dan Menyediakan informasi untuk
pengambilan keputusan. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan
pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan
mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat
membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan
mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua
tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
Kegiatan SIM juga dapat mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan dan sangat
penting untuk kelangsungan perusahaan. Jadi perusahaan harus memiliki komitmen untuk
menjalankan Sistem Informasi Manajemen, supaya berbagai proses pada perusahaan
termasuk proses produksi dapat berjalan dengan baik dan tentunya dapat memberikan
keuntungan juga.
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi
dan transaksi keuangan.
Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi
untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan
penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information
systems).
Sistem informasi personalia (personal information systems).
Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).
Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).
Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development
information systems).
Sistem informasi analisis software
Sistem informasi teknik (engineering information systems).
2.2 Manfaat Sistem Informasi Manajemen Bagi Perusahaan
Adapun beberapa manfaat yang didapatkan dari SIM untuk perusahaan, diantaranya
(Sora, 2016):
Adanya ketersediaan kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi.
Meningkatkan aksesbilitas informasi secara tepat waktu dan secara akurat untuk para
penggunanya, tanpa diperlukan perantara.
Dapat berguna untuk mengelola berbagai transaksi, mengurangi biaya dan
menghasilkan informasi baru yang dapat menciptakan keuntungan.
Dapat mengembangkan proses perencanaan yang telah dibuat supaya menjadi lebih
efektif.
Dapat mengidentifikasi berbagai macam kebutuhan keterampilan yang mendukung
sistem informasi.
Mengantisipasi dan memahami berbagai macam konsekuensi ekonomis dari suatu
sistem informasi dan teknologi yang baru.
Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pemeliharaan maupun pengembangan
sistem informasi.
Mendukung untuk pengambilan suatu keputusan manajemen.
Terdapat faktor-faktor lain yang membuat SIM menjadi sangat diperlukan, salah
satunya dalam dunia bisnis. Misalnya manajer harus langsung berhadapan dengan
lingkungan bisnis yang semakin kompleks atau rumit. Salah satu alasannya dari kerumitan
ini yaitu semakin ketatnya persaingan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Bukan hanya rumit, tapi lingkungan bisnis juga selalu dinamis sehingga para manajer
harus membuat keputusan yang tepat dari informasi yang telah di didapatkannya untuk
membuat keputusan bisnisnya.
2.3 Klasifikasi Sistem Informasi Manajajemen
SIM adalah kumpulan dari berbagai macam sistem informasi, oleh karena itu SIM terdiri
dari sistem-sistem seperti (Sora, 2016) :
a. Sistem informasi personalia
Menyediakan berbagai macam informasi yang ada hubungannya dengan anggota,
pegawai, pengumuman dan lain-lain.
b. Sistem informasi akuntansi
Menyediakan berbagai macam informasi dari transaksi keuangan pada suatu organisasi
atau perusahaan.
c. Sistem informasi pemasaran
Menyediakan berbagai macam informasi yang ada hubungannya dengan penjualan,
promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.
d. Sistem informasi manajemen persediaan
Menyediakan berbagai macam informasi yang ada hubungannya dengan persiapan,
persediaan, cadangan dan lain-lain.
e. Sistem informasi distribusi
Menyediakan berbagai macam informasi yang ada hubungannya dengan penyaluran
dan pengiriman barang atau jasa ke berbagai tempat.
f. Sistem informasi pembelian
Menyediakan berbagai macam informasi yang ada hubungannya dengan permintaan
barang dari konsumen dan lain-lain.
g. Sistem informasi kekayaan
Menyediakan berbagai macam informasi yang ada hubungannya dengan investasi, aset
perusahaan dan lain-lain.
h. Sistem informasi penelitian & pengembangan
Menyediakan berbagai macam informasi yang ada hubungannya dengan analisis data,
penyajian data dan lain-lain untuk memecahkan masalah yang ada demi kemajuan dan
perkembangan organisasi.
i. Sistem informasi analisis kredit
Menyediakan berbagai macam informasi yang ada hubungannya dengan permohonan
kredit dari berbagai aspek yang ada pada organisasi .
j. Sistem informasi teknik
Menyediakan berbagai macam informasi yang ada hubungannya dengan sistem-sistem
yang ada pada organisasi.
2.4 Komponen SIM secara Fisik
Componen Sistem Informasi Manajemen secara fisik adalah keseluruhan perangkat
dan peralatan fisik yang digunakan untuk menjalankan sistem informasi manajemen.
Komponen-komponen tersebut meliputi (vpaw.wordpress.com):
a. Perangkat keras:
Perangkat keras adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang sifat alat nya
bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung atau yang berbentuk nyata, yang
berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi. Hardware dapat bekerja berdasarkan
perintah yang telah ditentukan ada padanya, atau yang juga disebut dengan dengan istilah
instruction set. Dengan adanya perintah yang dapat dimengerti oleh hardware tersebut,
maka hardware tersebut dapat melakukan berbagai kegiatan yang telah ditentukan oleh
pemberi perintah.
Hardware memiliki komponen pokok yaitu :
Input
Pemrosesan (CPU)
Penyimpanan
Output
b. Perangkat lunak
Jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat diliat dan disentuh oleh
manusia, maka software atau Perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik..
Software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data
elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang
akan menjalankan suatu perintah. melalui sofware atau perangkat lunak inilah suatu
komputer dapat menjalankan suatu perintah
Perangkat Lunak dibagi menjadi 3 :
1. Sistem perangkat lunak umum, seperti siste1. sistem pengoperasian dan sistem
manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem computer
2. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan
3. Aplikasi perangkat lunak yg terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk
setiap aplikasi
c. DataBase
Database berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan informasi oleh beberapa
unit organisasi, dimana database mempunyai kecenderungan berkembang sejalan dengan
perkembangan organisasi, sehingga interaksi antar unit akan bertambah besar yang
menyebabkan informasi yang dibutuhkan juga akan semakin bertambah.
Tujuan utama dari data base adalah:
1. Menghindari pengulangan data (redudansi)
2. Mencapai indepedensi data (kemampuan untuk membuat perubahan dalam stuktur
data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data. Indepedensi data
dicapai dengan menempatkan spesifikasi dalam table dan kamus yang terpisah secara
fisik dari program.
d. Prosedur pengoperasian
Prosedur merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dlm bentuk fisik
seperti buku panduan & instruksi, terdiri dari 3 jenis prosedur
1. Instruksi untuk pemakai, cara yang diperlukan bagi pemakai untuk mendapatkan
informasi yang akan digunakan
2. Instruksi penyiapan data sebagai input
3. Instruksi operasional
e. Personalia pengoperasian
1. Operator
2. Programmer
3. Analisa sistem
4. Personalia penyiapan data
5. Koordinator operasional SIM dan pengembangannya.
III. PEMBAHASAN
Pemeliharaan Perangkat Lunak adalah proses umum pengubahan/pengembangan
perangkat lunak setelah diserahkan ke konsumen. Perubahan mungkin berupa perubahan
sederhana untuk membetulkan error koding atau perubahan yg lebih ekstensif untuk
membetulkan error perancangan/perbaikan signifikan untuk membetulkan error
spesifikasi/akomodasi persyaratan baru.
Jenis-Jenis Pemeliharaan Software (Dita, 2014)
1. Corrective (perubahan yang dilakukan guna memperbaiki kesalahan)
Perawatan perangkat lunak korektif melibatkan mengembangkan dan menyebarkan
solusi untuk masalah (“bug”) yang timbul selama penggunaan program perangkat
lunak. Pengguna komputer akan melihat masalah kinerja dengan perangkat lunak,
seperti pesan error yang datang pada layar atau program pembekuan atau menabrak,
berarti perawatan perangkat lunak perbaikan perlu dilakukan. Seringkali perbaikan
ini secara permanen memecahkan masalah, tetapi tidak selalu. Beberapa perbaikan
bertindak sebagai solusi sementara sambil pemrogram komputer bekerja pada solusi
yang lebih permanen.
2. Perfective (perubahan untuk meningkatkan kualitas sistem tanpa merubah fungsi)
Tidak ada program perangkat lunak yang berisi nol kekurangan atau area yang perlu
diperbaiki. Perawatan perangkat lunak perfektif melibatkan pemrogram komputer
bekerja untuk meningkatkan cara fungsi program perangkat lunak atau seberapa
cepat proses permintaan. Programmer juga dapat terlibat dalam perawatan perangkat
lunak perfektif untuk meningkatkan tata letak menu perangkat lunak dan antarmuka
perintah. Terkadang programmer perlu melakukan pemeliharaan perfektif pada
perangkat lunak karena pengaruh luar, seperti peraturan pemerintah baru yang
mempengaruhi bagaimana bisnis beroperasi.
3. Adaptive (perawatan berdasarkan perubahan lingkungan)
Bidang teknologi terus berubah melalui hardware dan pengembangan perangkat
lunak. Perawatan perangkat lunak Adaptive mengatasi perubahan ini. Perubahan
dalam kecepatan prosesor, misalnya, akan mempengaruhi bagaimana perangkat
lunak melakukan pada sebuah komputer. Software berinteraksi dengan program
perangkat lunak lain pada komputer atau jaringan, yang berarti perubahan dalam
satu program dapat memerlukan perubahan dalam program lain. Seorang pengguna
akhirnya akan memperkenalkan perangkat lunak baru ke komputer atau jaringan,
yang juga dapat mempengaruhi bagaimana perangkat lunak lain yang sudah ada
beroperasi.
4. Preventative
Ketika pemrogram komputer terlibat dalam perawatan perangkat lunak preventif
mereka mencoba untuk mencegah masalah dengan program perangkat lunak
sebelum terjadi. Programmer berusaha mencegah pemeliharaan korektif sebanyak
mungkin, sementara juga mengantisipasi kebutuhan pemeliharaan adaptif sebelum
pengguna mengalami masalah. Programer komputer yang pengujian perangkat
lunak, sebagai perusahaan otomotif menguji kendaraan yang mereka buat, untuk
memastikan perangkat lunak dapat menangani beban data yang tinggi dan operasi
stres lain tanpa masalah. Programmer komputer juga menguji perangkat lunak
dengan pengguna program lain kemungkinan akan digunakan pada komputer
mereka, membuat masalah kompatibilitas yakin tidak muncul.
Manfaat Pemeliharaan Software
Ada beberapa manfaat dari pemeliharaan software, yaitu sebagai berikut :
1. Dapat memastikan kesesuaian dengan kebutuhan fungsionalitas teknis software.
2. Dapat memastikan kesesuaian kebutuhan pihak manajerial mengenai jadwal dan budget.
3. Dapat meningkatkan efisiensi software berikut juga aktifitas pemeliharaannya.
Ada 4 katagotri pemeliharaan software yaitu (Hernawan) :
1. CorrectiveMaintenance, perubahan yang dilakukan guna memperbaiki kesalahan.
2. Adaptive Maintenance, perawatan berdasarkan perubahan lingkungan.
3. PerfectiveMaintenance, perubahan untuk meningkatkan kualitas sistem tanpamer
ubah fungsinya.
4. Preventive Maintenance, Meningkatkan reliability, future maintainability, future
enhancement (reverse engineering dan re-engineering)
Kenapa biaya pemeliharaan lebih tinggi dari pada biaya pengembangan, berikut
adalah beberapa faktor yang menyebabkannya :
1. Stabilitas Tim,
biasanya tim pengembang dan tim pemelihara adalah orang yang berbeda karena
tim pengembang biasanya sudah lari ke proyek baru sehingga tim pemeliharanya
tidak begitu paham atas sistem yang dikembangkan.
2. Tanggung Jawab Kontrak,
kontrak bagi pengembang dan pemelihara kebanyakan terpisah atau diberikan
kepada perusahaan yang berbeda dan bahkan bukan pengembang sistem aslinya,
akibatnya tidak ada insentif bagi pengembang untuk membuat sistem yang mudah
untuk diubah.
3. Keahlian Staff,
staff pemelihara kebanyakan tidak berpengalaman dalam hal pemeliharaan
software dan staff pemelihara sering diaangap tidak memerlukan keahlian yang
mendalam di bidang software.
4. Umur dan Struktur Program,
program yang sudah tua biasanya strukturnya sudah terdegradasi oleh
perkembangan jaman sehingga sangat sulih dipahami oleh pemelihara.
Beberapa permasalahan yang sering muncul dalam pemeliharaan software :
Kesulitan melakukan pelacakan evolusi software pd versi sebelumnya,
Kesulitan pelacakan pada proses pengembangan software,
Sulit untuk mengerti program orang lain,
Tidak adanya dokumentasi yang baik,
Tidak adanya nara sumber,
Kebanyakan software dirancang tanpa adanya pemikiran untuk diubah.
Maintainability dari suatu Sitem Informasi (SI) diartikan sebagai kapabilitas SI untuk
ditingkatkan atau diperluas fungsi-fungsinya, di mana pemakaian sumberdaya dalam
aktivitas pemeliharaan, pengoperasian dan penggunaannya adalah seekonomis mungkin.
Alokasi sumberdaya perlu dipertimbangkan dengan cermat, baik biaya maupun effort yang
akan dikeluarkan kelak dalam pemeliharaan SI. Hal ini perlu dicermati bilamana
organisasi menilai maintainability SI yang dimilikinya akan memberikan benefit
dikemudian hari (swanson dalam Berutu, 2015)
Gambar 1. Biaya perbaikan kesalahan yang meningkat sejalan dengan tahapan
pengembanagan
Sumber : Boehm, software Engineering Economics dalam Berutu (2015)
Urgensi maintainability SI perlu dicermati karena biaya yang dikeluarkan untuk
pemeliharaan cukup besar. Boehm (1982) dalam Berutu (2015) mengungkapkan hasil
studinya di mana biaya pemeliharaan memakan porsi resource dana kegiatan
pengembangan dan implementasi perangkat lunak yang relatif besar, di mana biaya
pemeliharaan perangkat lunak mengambil porsi 49%, sedangkan biaya pengembangan
adalah 43% dan sisanya (8%) untuk kegiatan lain-lain. Biaya perbaikan kesalahan pada
suatu perangkat lunak juga meningkat sejalan dengan tahapan pengembangannya. Boehm
(1981) dalam Berutu (2015) mengungkapkan multiplikasi biaya tindakan korektif, di mana
biaya perbaikan kesalahan pada tahap analisa yang hanya memerlukan biaya 2 satuan
dibandingkan biaya perbaikan untuk kesalahan yang sama pada tahap operasi yang
memelukan biaya 200 satuan
Maintainability merupakan hal yang penting karena SI harus terus beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan penggunaan maupun kebutuhan-kebutuhan yang baru,
selain memenuhi tuntutan user untuk keandalan sistem perangkat lunak yang membangun
SI dari koreksi atas kesalahan-kesalahan (bugs).. Boehm (1982) dalam Berutu (2015)
memecah serapan biaya pemeliharaan sebesar 49% kedalam empat jenis aktivitas, yaitu
tindakan corrective (21%), adaptive (25%), preventive (4%) dan perfective (50%).
Kelompok aktivitas penyempurnaan (perfective) ternyata mengambil setengah porsi dari
total kebutuhan biaya pemeliharaan.
Untuk mendukung keandalan dan memenuhi kebutuhan serta mempertimbangkan
biaya pemeliharaan software yang besar, alokasi sumberdaya perlu diperhitungkan dengan
baik. Resource yang ditinjau meliputi biaya (maintenace cost) dan usaha (maintenance
effort)
DAFTAR PUSTAKA
Berutu, Gibranius. 2015. Urgensi Maintainability dalam Konteks Implementasi Suatu Sistem
Informasi Perusahaan. http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/13/urgensi-
mantainaibility-dalam-konteks-implementasi-suatu-sistem-informasi-di-
perusahaan-2/ Diakses 2 Februari 2017
Yozita, Ajeng Dita. 2014. Pemeliharaan Software (Sofware Maintenance).
http://ajengdita.blog.widyatama.ac.id/2014/01/08/tugas-rpl-pemeliharaan-
software-software-maintenance/. Diakses 3 Februari 2017
Rahmah, Lia Nur Alia. 2014. Urgensi Maintenance dalam Pengembangan Software/
http://alia52.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/Urgensi-Maintenance-dalam-
Pengembangan-Software-System.pdf Diakses 2 Februari 2017
Ghifarini, Anindila Ftiria. 2016. Urgensi Maintenance Software dalam Pembangunan Sistem
Informasi. http://fitria52.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/09/30/urgensi-
maintenance-software-dalam-pembangunan-sistem-informasi/ Diakses 3 Februari
2017
Sipayung, Metha Naomi Putri. 2015/ Pentingnya Software dalam Sistem Informasi Manajemen.
http://metha52e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2015/01/SIM-Pentingnya-
Software-Maintenance-dalam-Sistem-Informasi-Manajemen.pdf Diakses 4
Februari 2017
[Blog Detik]. 2014. Pentingnya Software Maintenance dalamManajemen Bisnis.
http://prosoftware.blogdetik.com/2014/11/21/pentingnya-software-maintenance-
dalam-manajemen-bisnis/ Diakses 3Februari 2017
Sora. 2016. Pengertian Sistem Informasi anajemen dan Manfaatnya Umum.
http://www.pengertianku.net/2016/09/pengertian-sistem-informasi-manajemen-
dan-manfaatnya.html Diases 2 Februari 2017
Hernawan, Nico. Artikel SIM (Sistem Informasi Manajemen).
https://nicohernawan.wordpress.com/artikel-sim-sistem-informasi-manajemen/
Diakses 2 Februari 2017
top related