penyebab fistula
Post on 11-Apr-2016
106 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Penyebab Fistula
Penyebab fistula : infeksi, trauma atau tindakan bedah medis oleh dokter
(Medical Illustration Team, 2004). Fistula yang disebabkan karena cacat bawaan
atau kongenital sangat jarang ditemukan. Daerah anorectal merupakan tempat
yang paling sering ditemukannya abses dan fistula.
Tipe Fistula
1. Blind (buntu) : ujung dan pangkalnya hanya pada satu tempat, tetapi
menghubungkan dua struktur
2. Complete (sempurna) : mempunyai ujung dan pangkal pada daerah internal
dan eksternal
3. Horshoes (bentuk sepatu kuda) : menghubungkan anus dengan satu atau lebih
titik pada permukaan kulit setelah melalui rektum
4. Fistula pada saluran pencernaan
Macam fistula menurut tempatnya (Tresca, 2005) :
1. Fistula enterokolonik, yaitu fistula yang menghubungkan antara usus halus
dengan usus besar
Fistula usus dapat berkembang baik di usus besar dan kecil. Mereka
umumnya terkait dengan penyakit seperti penyakit radang usus (IBD) dan
penyakit Crohn.
2. Fistula enterokutaneous, yaitu fistula yang menghubungkan antara usus halus
dengan permukaan kulit
fistulas arteriovenosa (aVF) dapat berkembang antara arteri dan vena
di bagian manapun dari tubuh. Fistula ini bervariasi dalam ukuran, panjang,
dan frekuensi. Arteri mengandung darah membawa oksigen ke seluruh bagian
tubuh, sedangkan vena membawa darah yang telah diberikan oksigen yang
kembali ke paru-paru. Sambungan antara arteri dan vena menyebabkan
perubahan dalam tekanan darah yang mengakibatkan perkembangan abnormal
dari dinding arteri dan aliran darah yang abnormal
3. Fistula perianal, yaitu fistula yang menghubungkan antara anus dengan
permukaan kulit
Dubur dan dubur fistula berkembang di dinding atau dubur anus.
Mereka menghubungkan interior tubuh untuk bukaan satu atau beberapa di
kulit. Anal fistula dan dubur hampir selalu mulai sebagai peradangan di
kelenjar dubur. Peradangan yang kemudian bergerak ke jaringan otot dan
berkembang menjadi abses. Di sekitar setengah dari semua kasus, abses
berkembang menjadi fistula. Sekitar 9 orang dari setiap 100.000 fistula anal,
laki-laki hampir dua kali lebih mungkin daripada wanita. Meskipun mereka
dapat pada usia berapapun, usia rata-rata untuk kejadian fistulas dubur adalah
38.
4. Fistula enterovesikular, yaitu fistula pada daerah kandung kemih
Jenis yang paling umum dari fistula yang melibatkan sistem ini adalah
fistula vesikovaginal, di mana vagina wanita dihubungkan ke kandung kemih.
Hal ini menyebabkan kebocoran urin dari vagina dan hasil infeksi vagina dan
kandung kemih sering. Fistula juga bisa mengembangkan antara vagina dan
usus besar (fistula enterovaginal) sehingga feses kebocoran dari vagina.
Meskipun kedua jenis fistula jarang terjadi di negara maju, mereka yang
umum di negara berkembang yang miskin, kesulitan persalinan dan
melahirkan, terutama pada gadis-gadis sangat muda. Akibatnya, mereka
kadang-kadang disebut sebagai fistula obstetrik. Beberapa ahli menyarankan
bahwa di beberapa bagian Afrika, sebanyak 3-4 wanita mengalami fistula ini
dari setiap 1.000 kelahiran.
5. Tracheoesophageal fistula (TEF) biasanya lahir cacat. The tenggorokan, atau
trakea, adalah normal terhubung ke kerongkongan. Hal ini memungkinkan
udara untuk memasuki sistem pencernaan dan memungkinkan untuk bernapas
makanan ke dalam paru-paru (aspirasi). Dalam banyak kasus, kerongkongan
juga tidak lengkap, menyebabkan masalah makan segera. Ada beberapa jenis
TEFs dikategorikan oleh dimana fistula berada dan bagaimana kerongkongan
dan trakea yang terhubung, tetapi semua mengancam kehidupan dan
memerlukan operasi segera untuk memperbaiki.TEFs terjadi pada sekitar satu
dari setiap 1,500-3,000 kelahiran.
.
Pemeriksaan fistula tergantung dari lokasinya, dapat didiagnosa dengan
beberapa macam pemeriksaan diagnostik yang sering dilakukan untuk
pemeriksaan pada peradangan penyakit usus, seperti pemeriksaan dengan barium
enema, colonoscopy, sigmoidoscopy, endoscopy dan dapat didiagnosa dengan
pemeriksaan fistulografi.
Pengertian
Fistulografi adalah pemeriksaan radiologi pada fistula dengan menggunakan
media kontras positif.
Persiapan Pasien
Fistulografi tidak memerlukan persiapan secara khusus, hanya pada daerah
fistula terbebas dari benda-benda radioopaque yang dapat mengganggu radiograf
(Bryan, 1979. Apabila pemeriksaan untuk fistula pada daerah abdomen maka
saluran usus halus terbebas dari udara dan fekal material (Ballinger, 1995)
Persiapan Alat dan bahan
1. Pesawat sinar-X yang dilengkapi fluoroscopy
2. Film dan kaset sesuai kebutuhan
3. Marker R & L
4. Apron dan sarung tangan Pb
5. Cairan saflon
6. Peralatan steril : Duk steril, kateter, spuit ukuran 2– 20 ml, korentang, gunting,
hand scoen, kain kasa, jelli, abocath, duk lobang
7. Alkohol, Batadine
8. Obat anti alergi
9. Media kontras, jenis water soluble
Teknik Pemeriksaan
1. Membuat foto pendahuluan sebelum MK dimasukkan ke dalam saluran fistula
dengan proyeksi AP
2. Memasukan MK dengan kateter atau abocath melalui muara dari fistula
biasanya diikuti dengan menggunakan fluoroskopi.
3. Lakukan pemotretan pada saat MK penuh saluran fistula. Hal ini dapat dilihat
pada layar fluoroscopi dan ditandai dengan keluarnya MK melalui muara
fistula (Ballinger, 1995). Jumlah MK yang dimasukkan tergantung seberapa
luas fistula tersebut
Proyeksi AP
1. Proyeksi AP dilakukan sebelum dan sesusah pemasukan MK kedalam saluran
fistula
2. Pasien supine diatas meja pemeriksaan. Kedua tangan diatas dada dan kedua
kaki lurus. Pelvis diataur simetris terhadap meja pemeriksaan. Kedua kaki
diendorotasi 15° -20° kecuali ada fraktur atau dislokasi hip joint.
3. CR vertikal tegak lurus kaset. CP pada pertengahan kedua SIAS. FFD 100 cm
dan ekspose pada saat pasien diam
4. Kriteria : tampak pelvis tidak rotasi, daerah proksimal femur, trokhanter
mayor dan minor, sakrum dan kogsigis segaris dengan simpisis pubis, foramen
obturatorium simetris, kedua spina iliaka sejajar
Proyeksi AP
Selanjutnya dilakukan pemasukan MK yang diikuti dengan menggunakan
fluoroskopi. Kemudian dilakukan pemotretan pada saat bahan kontras
diinjeksikan melalui muara fistula
Proyeksi Lateral
Pasien tidur miring disalah satu sisi yang akan difoto, kedua lengan
ditekuk keatas untuk bantalan kepala. MSP sejajar meja pemeriksaan dan bidang
axial dipertengahan meja pemeriksaan.
CR vertikal tegak lurus kaset. CP pada daerah perianal kira-kita MAL
setinggi 2-3 inchi diatas simpisis pubis. FFD 90 cm dan ekspos pada saat pasien
diam
Kriteria : tampak pelvis dan daerah proksimal femur, sakrum dan kogsigis,
bagian belakang ischium dan illium saling superposisi, lingkar fossa yang besar
berjarak sama dari lingkar fossa yang kecil
Proyeksi Oblik
Pasien prone kemudian dirotasikan kesalah satu sisi yang diperiksa untuk
menunjukkan letak fistula ± 45°. Lengan yang dekat dengan film diatur dibawah
kepala untuk bantalan sedangkan yang lain menyilang didepan tubuh. Kaki yang
dekat dengan film menempel meja pemeriksaan, kaki yang lain ditekuk untuk
menopang tubuh. Pelvis diatur 45° terhadap meja pemeriksaan.
CR vertikal tegak lurus kaset. CP pada daerah perianal kira-kita MAL
setinggi 2-3 inchi diatas simpisis pubis. FFD 90 cm dan ekspos pada saat pasien
diam
Kriteria : tampak hip joint dan femur superposisi, kedua iliaka tidak
berjarak sama, tampak foramen obturatorium tidak simetris, sakrum dan kogsigis
tidak segaris dengan simpisis pubis
Proyeksi Chassard-Lapine Method
Pasien duduk diatas meja pemeriksaan. Kedua tangan lurus kebawah
menggenggam lutut. Pasien membungkukkan punggung semaksimal mungkin
sampai simpisis pubis menyentuh meja pemeriksaan. Sudut yang dibentuk antara
pelvis dengan sumbu vertikal ± 45°.
CR vertikal tegak lurus kaset. CP melalui lumbosakral menembus
trokhanter mayor. FFD 90 cm dan ekspos pada saat pasiem diam.
Kriteria : tampak kaput femur, asetabulum, keseluruhan pelvis sampai bagian
proksimal dari femur, pelvis tidak mengalami rotasi, kedua trokhanter mayor
berjarak sama dari pertengahan kaset atau sakrum
Proyeksi Taylor
Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan kedua tangan diletakkan
diatas dada dan kedua kaki lurus. Pelvis diatur sehingga tepat AP. Kedua krista
iliaka kanan dan kiri berjarak sama terhadap meja pemeriksaan dan MSP berada
dipertengahan meja pemeriksaan.
CR menyudut 30° chepalad. CP pada 2 inchi di bawah batas atas dari
simpisis pubis. FFD 90 cm dan ekspos pada saat diam.
Kriteria : tampak tulang pubis dan iskhium mengalami magnifikasi,
tampak tulang pubis superposisi dengan sakrum dan kogsigis, tampak foramen
obturatorium simetris, tampak tulang pubis dan ischium dekat dengan film dan
tampak hip joint.
Penyebab dan gejala
Penyebab dan gejala fistulas bervariasi tergantung pada lokasi mereka.
Anal dan fistulas dubur biasanya disebabkan oleh abses. Gejala termasuk konstan
berdenyut nyeri dan pembengkakan di daerah dubur. Nanah kadang-kadang
terlihat mengalir dari pembukaan fistula pada kulit. Banyak orang mengalami
demam akibat infeksi yang menyebabkan abses. fistulas vagina disebabkan oleh
infeksi dan trauma pada jaringan selama persalinan.Mereka mudah terdeteksi,
karena perempuan itu bau yang tidak menyenangkan dan kebocoran urin atau tinja
melalui vaginanya. Jarang fistula ini dapat berkembang sebagai komplikasi
histerektomi.
fistula Tracheoesophageal adalah hasil dari kesalahan dalam
perkembangan janin.Mereka terbukti saat lahir, karena bayi tidak dapat menelan
atau makan normal dan dianggap sebagai darurat medis yang membutuhkan
operasi jika bayi adalah untuk bertahan hidup.
fistulas arteriovenosa yang paling sering cacat bawaan. Gejala bervariasi
tergantung pada ukuran dan lokasi fistula. Seringkali kulit merah merah muda
atau gelap cerah di daerah fistula tersebut. Individu mungkin mengeluh rasa sakit.
rasa sakit ini adalah hasil dari beberapa jaringan tidak menerima oksigen yang
cukup karena aliran darah abnormal.
Diagnosa
Tes digunakan untuk menentukan adanya fistula bervariasi dengan lokasi fistula.
Ketika ada pembukaan ke luar, dokter mungkin dapat melihat fistula dan probe
itu. Berbagai pencitraan seperti sinar x, CT scan, enema barium, endoskopi, dan
ultrasonografi digunakan untuk menemukan fistulas kurang terlihat.
Pengobatan
Dubur dan dubur fistulas diperlakukan oleh menguras nanah daerah yang
terinfeksi.Individu juga antibiotik biasanya diberikan untuk membantu mencegah
terulangnya abses. Jika ini gagal untuk menyembuhkan fistula, operasi mungkin
diperlukan.
fistula usus diperlakukan pertama dengan mengurangi peradangan di usus
dan kemudian, jika perlu dengan operasi. Perawatan sangat bervariasi tergantung
pada derajat keparahan gejala fistula. TEFs selalu dirawat dengan operasi. fistula
obstetrik juga harus diperbaiki dengan pembedahan. Perlakuan fistulas
arteriovenosa tergantung pada ukuran dan lokasi fistula dan biasanya meliputi
operasi.
• Fistula Vesikovaginal,
merupakan salah satu jenis fistula urogenital pada wanita. Fistula vesikovaginal
terjadi karena terbentuknya saluran fistel abnormal yang menghubungkan antara
kandung kemih dan vagina. Fistula yang terbentuk memungkinkan pengeluaran
urine tanpa disadari kedalam liang vagina.
Pada negara berkembang penyebab tersering fistula vesikovaginal adalah
persalinan macet yang berkepanjangan. Sedangkan pada negara maju trauma
selama dalam pembedahan ginekologik menjadi penyebab utama terbentuknya
fistula. Fistula vesikovaginal paling sering ditemukan pada primigravida usia
muda
a. Gejala Fistula Vesikovaginal
Pasien mungkin mengeluhkan peningkatan pengeluaran sekret vagina yang terjadi
setelah operasi panggul atau radioterapi pada panggul dengan atau tanpa operasi
sebelumnya. Drainase urine ke vagina biasanya berkelanjutan, walaupun pada
fistula yang ukurannya sangat kecil sekali drainase urine bisa bersifat intermitten.
Inkontinensia urine kadangkala bisa menyerupai gambaran stres inkontinensia
dimana urine keluar selama aktivitas fisik atau pasien berubah posisi dari baring
menjadi duduk atau berdiri.
Inkontinensia urine yang terjadi biasanya tanpa disertai nyeri. Peningkatan nyeri
abdominal, panggul atau pinggang pasca operasi, ileus berkepanjangan dan
demam memungkinkan adanya suatu urinoma atau asites urine dan membutuhkan
evaluasi segera. Sistitis rekuren atau pielonefritis, aliran urine abnormal dan
hematuria juga menjadi penanda untuk pemeriksaan lanjutan.
Waktu antara terbentuknya fistula sampai timbulnya gejala klinis bergantung
kepada etiologi dari fistula vesikovaginalis.
Fistula vesikovaginalis yang timbul sekunder akibat laserasi kandung kemih
biasanya timbul segera.
Kira-kira 90% fistula genitourinaria yang timbul akibat operasi panggul. Berbeda
dengan fistula vesikovaginalis akibat radiasi yang timbul karena nekrosis
devaskularisasi yang berkembang lambat dan biasanya tampak dalam 30 hari
sampai 30 tahun kemudian. Pasien dengan fistula vesikovaginal pada awalnya
menampakkan gejala sistitis radiasi, hematuri dan kontraktur kandung kemih.
Pada fistula vesikovaginal yang lama bisa terjadi vaginitis dan timbul ekskoriasi
pada akibat iritasi dari urine.
b. Penanganan
Fistula vesikovaginal yang disebabkan oleh trauma. Pada keadaan ini segera
setelah terjadi fistula, kelihatan air kencing menetes ke dalam vagina. Jika hal ini
ditemukan, harus segera dilakukan penjahitan luka yang terjadi. Sebelum
penjahitan, terlebih dahulu dipasang kateter tetap dalam vesika urinaria, kemudian
baru luka dijahit lapis demi lapis sesuai dengan bentuk anatomi vesika urinaria;
yaitu mula-mula dijahit selaput lendir, kemudian otot-otot dinding vesika urinaria
lalu dinding depan vagina. Jahitan dapat dilakukan secara terputus-putus atau
jahitan angka delapan (figure of eight suture).
Kateter tetap dibiarkan di tempat selama beberapa waktu. Fistula vesikovaginal
yang disebabkan oleh karena lepasnya jaringan nekrosis.
Dalam hal ini gejala beser kencing tidak segera dapat dilihat. Gejala-gejala baru
kelihatan setelah 3-10 hari pasca persalinan.
Kadang-kadang pada fistula yang kecil, dengan menggunakan kateter tetap (untuk
drainase vesika urinaria) selama beberapa minggu, fistula yang kecil tersebut
dapat menutup sendiri. Pada fistula yang agak besar, penutupan fistula baru dapat
dilakukan setelah 3-6 bulan pasca persalinan. Fistula rectovaginal Merupakan
suatu fistula yang terjadi karena adanya perforasi pada septum rectovaginal dapat
terjadi karena proses persalinan.
• Fistula Urethrovaginal
Fistula Ini merupakan pembukaan antara uretra dan vagina dan biasanya karena
cedera obstetrik. Fistula di uretra yang dekat dengan leher kandung kemih sering
dikaitkan dengan inkontinensia. Pemeriksaan biasanya akan mengidentifikasi
fistula besar, sedangkan urethroscopy, cystoscopy dan vaginoscopy mungkin
diperlukan untuk mendeteksi lebih kecil.
a. Pengobatan
Kebanyakan diperbaiki setelah beberapa 12 minggu agar peradangan asli dari
cedera untuk menetap. Fistula simtomatik yang terbaik diperbaiki dengan eksisi
hati-hati dan penutupan berlapis. Penggunaan bantalan lemak labial (Martius flap)
atau flap otot gracilis mungkin berguna. Sebuah kateter Foley yang tersisa untuk
sekitar 14 hari. Komplikasi mencakup inkontinensia, pembentukan fistula
berulang dan striktur uretra.
• Fistula Rectovaginal atau Enterovaginal
Fistula Rectovaginal atau Enterovaginal Fistula antara rectum dan vagina.
Kejadian fistula ini sudah jarang dijumpai karena persalinan kasep yang makin
jarang terjadi. Fistula terjadi karena tekanan langsung jaringan lunak antara kepala
janin yang telah berada di dasar panggul dengan jalan lahir tulang. Oleh karena
itu, setelah melakukan pertolongan persalinan kasep perlu dilakukan eksplorasi
untuk mencari kemungkinan robckan jalan lahir yang dapat menjadi fistula.
Untuk menghindari terjadinya fistula postpartum, selalu dipasang dauer kateter
sehingga vaskularisasi jaringan yang tertekan membaik dan terhindar dari nekrosis
dan fistula. Operasi rekonstruksi fistula sulit dan keberhasilannya belum
memuaskan.
Untuk mengurangi kejadian fistula maka persalinan harus telah dirujuk pada saat
mcncapai garis waspada, sehingga dapat dilakukan tindakan tepat dan cepat untuk
dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas. Pada kasus ibu hamil yang telah
pernah menjalani operasi rekonstruksi fistula, persalinan selalu dilakukan dengan
tindakan operasi seksio sesarea.
Pengobatan
Satu-satunya pengobatan yang efektif adalah pembedahan (fistulotomi), dimana
otot melingkarnya bisa ikut terpotong. Bila terlalu banyak otot melingkar yang
terpotong, penderita bisa mengalami kesulitan mengendalikan buang air besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alianos. 2011. Fistula yang sulit di tebak available from : Fistula yang sulit di tebak « alianos xx.htm{23 agustus 2011: 20.33 wita}
F:\ulttult\fistula-vesiko-vagina 3.htm diarymusto. 2009. kuliah: avariable from “ http./diary_mustofo-pnjang /htm 3 smester {23 agustus 2011: 20.33 wita}
FISTULA VESIKOVAGINAL. 2011. { fistula-vesikovaginal-.htm (23 agustus 2011}{23 agustus 2011: 20.33 wita}
Nasawasi lakshmi. 2009. Fistula Ani Luka Bernanah : available from: ini blog bedah banget. Htm. {23 agustus 2011: 20.33 wita}
Khanzima. 2010. Asuhan Kebianan Patologi pada Partus Prematurus : available from: fistula-vesikovaginal-.htm {23 agustus 2011: 20:12}
top related