penyesuaian dan kelonggaran
Post on 10-Aug-2015
205 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN DALAM
PENGUKURAN WAKTU KERJA
Dosen: Lusi Susanti, Dr.Eng, Santy, M.Eng.ScSelasa/7 Februari 2012
PENGUKURAN WAKTU KERJA
Ditujukan untuk memperoleh waktu baku Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan oleh
seorang pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya secara wajar dalam sistem kerja terbaik (dan baku) pada saat itu [Barnes, 1980].
Dalam sistem manufaktur, waktu baku digunakan sebagai dasar untuk: Penjadualan produksi Perencanaan Pembiayaan Evaluasi produktivitas
TAHAPAN PERHITUNGAN WAKTU BAKU
Waktu Siklus(Ws)
Waktu Normal
(Wn)
Waktu Baku(Wb)
Faktor Penyesuaian
Faktor Kelonggaran
Waktu Siklus:
Waktu penyelesaian satu satuan produksi sejak bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan.
CARA PENGUKURAN WAKTU KERJA1) Pengukuran Waktu Kerja Langsung
Yaitu pengukuran yang dilaksanakan secara langsung pada tempat di mana pekerjaan yang diukur dijalankan.Dua cara termasuk di dalamnya adalah: Menggunakan jam henti (stop watch time study) Menggunakan sampling kerja (work sampling)
2) Pengukuran Waktu Kerja Tidak LangsungYaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan tanpa si
pengamat harus berada di tempat pekerjaan yang diukur. Pengukuran dilakukan dengan membaca tabel waktu yang
tersedia, asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau gerakan. Terdiri dari: Data waktu baku Data waktu gerakan
A. PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI
Bisa dilaksanakan secara kontinu atau terputus-putus
Cara kontinu dilakukan tanpa menghentikan jam henti selama pengukuran berlangsung
Cara terputus-putus, jam henti dihentikan setiap pengukuran satu siklus elemen kegiatan.
CIRI PEKERJAAN YANG COCOK UNTUK PERHITUNGAN JAM HENTI:
Elemen kegiatan dari suatu aktivitas dapat diketahui urutannya dengan pasti
Kegiatan kerja dilakukan berulang-ulang (repetitive)
Waktu penyelesaiannya relatif cepat Sangat relevan digunakan untuk mengukur
tenaga kerja langsung (blue collar)
LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI:
a) Langkah Pendahuluan, yaitu: Mendefinisikan kegiatan kerja yang akan diukur dan tujuan
pengukuran kerja Memilih operator, yaitu pekerja normal (mempunyai kemampuan
rata-rata) Pelatihan operator, agar dapat mengenal sistem kerja yang telah
dibakukan Menguraikan pekerjaan menjadi elemen-elemen kerja yang lebih
kecil dengan mempertimbangkan keterbatasan dan syarat-syarat pemilihan elemen. Elemen-elemen inilah yang akan diukur waktunya Waktu yang diperoleh disebut dengan waktu siklus
Mempersiapkan alat-alat pengukuran, meliputi: jam henti, lembar pengamatan, pena atau pensil, dan papan pengamatan
b) Langkah Pelaksanaan, yaitu: Mengukur dan mencatat waktu
pengamatan setiap elemen kegiatan dengan cara kontinu atau terputus-putus, dengan jumlah pengulangan tertentu (sembarang sebagai pendahuluan)
Melakukan pengujian keseragaman data Melakukan pengujian kecukupan data
c) Langkah Pengolahan Data setelah Pengukuran dan Pengujian
Perhitungan waktu siklus (Ws) Penentuan faktor penyesuaian (fp) Perhitungan waktu normal (Wn) Penentuan faktor kelonggaran (fk) Perhitungan waktu baku (Wb)
PENGUJIAN KESERAGAMAN DATA (Pada Pengukuran dengan Jam Henti)
Dilakukan untuk mengetahui : Homogenitas data Sumber data dari populasi yang sama Data yang tak perlu disertakan dalam
perhitungan (data ekstrim)
LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN KESERAGAMAN DATA
Hitung rata-rata data:
Hitung Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah:
Hasil pengukuran di plot dalam grafik untuk memudahkan pengamatan.
N
XX
N
ii
1
xXAB .3.
xXBB .3.
30;
2
NN
XXSD I
x
30;
1
2
NN
XXSD I
x
CONTOH PETA KONTROL UNTUK MENGUJI KESERAGAMAN DATA:
Data Ekstrim
B.A (Batas Atas)
B.B (Batas Bawah)
No. Pengamatan/Periode
X
X
1 2 3 4 5
Data 1 – 3 – 4 – 5 Data Homogen / kejadian yang wajar.Data 2 Data Ekstrim, sehingga tidak perlu digunakan.Data yang dipakai : 5 – 1 = 4
FAKTOR PENYEBAB DATA DI LUAR BATAS KONTROL:
Waktu pengukuran yang berbeda Kondisi lingkungan yang berbeda Peralatan yang digunakan berbeda Kondisi manusia yang berbeda
Rumus umumnya adalah :
= jumlah pengamatan yang seharusnya diamati N = pengamatan pendahuluan (sembarang) Jika: < N pengamatan cukup
> N perlu tambahan data sejumlah N’ – N K = tingkat kepercayaan S = tingkat ketelitian K = 68% K = 1 S = 5% S = 0,05 K = 95% K = 2 S = 10% S = 0,1 K = 99% K = 3 dst …
PENGUJIAN KECUKUPAN DATA (Pada Pengukuran dengan Jam Henti)
2
1
2
11
2 )()(
'
N
ii
N
ii
N
ii
X
XXNS
K
N
Pengujian kecukupan data dipengaruhi oleh besarnya:
Tingkat ketelitian, yaitu penyimpangan maksimum yang diinginkan dari hasil pengukuran terhadap nilai yang sebenarnya.
Tingkat kepercayaan, yaitu besarnya keyakinan/ besarnya probabilitas bahwa data yang kita dapatkan terletak dalam tingkat ketelitian yang telah ditentukan.
Waktu Siklus:
Waktu Normal: Wn = Ws x P
Waktu Baku: Wb = Wb + l
N
XiWs
Waktu Siklus(Ws)
Waktu Normal
(Wn)
Waktu Baku(Wb)
Faktor Penyesuaian
Faktor Kelonggaran
FAKTOR PENYESUAIAN
Notasi : fp = P Latar belakang: setiap orang mempunyai
tingkat konsistensi yang berbeda-beda dalam bekerja.
Dibagi menjadi 3 kategori : Untuk P > 1 Bekerja Cepat Untuk P = 1 Bekerja Wajar / Normal Untuk P < 1 Bekerja Lambat
Kerja Tidak Wajar
Menormalkan Waktu Kerja
Kadang-kadang Cepat
Kadang-kadang Lambat
Tempo
Speed
Faktor penyesuaian ini akan digunakan sebagai input untuk menghitung waktu normal (Wn), di mana :
Wn = Ws x P
BEBERAPA CARA PERHITUNGAN FAKTOR PENYESUAIAN:
1. PERSENTASE
2. SHUMARD
3. WESTINGHOUSE
4. OBJEKTIF
5. SINTESA
BEBERAPA CARA PERHITUNGAN FAKTOR PENYESUAIAN (2):
1. PERSENTASE Merupakan cara yang paling sederhana dan sangat dipengaruhi oleh
subjektifitas pengukurnya. Contoh : 110% ditentukan secara langsung.
2. SHUMARD Shumard menyusun tabel-tabel faktor penyesuaian dengan cara
membagi beberapa kelas faktor penyesuaian. Pengukur melakukan penilaian berdasarkan kriteria dalam tiap-tiap kelas.
Contoh : Normal = 60, kemudian jika pekerja termasuk “excelent” = 80Sehingga : P = 80/60 = 1,333
Kelas Penyesuaian Kelas Penyesuaian
Superlast
Fast +
Fast
Fast –
Excellent
Good +
Good
100
95
90
85
80
75
70
Good –
Normal
Fair +
Fair
Fair –
Poor
65
60
55
50
45
40
3. WESTINGHOUSE Performance rating dibagi 4 faktor, yaitu:
a) Keterampilan (skill)b) Usaha (effort)c) Kondisi lingkungan / kondisi kerjad) Konsistensi / kesesuaian
(dapat dilihat pada tabel 9.2, Sutalaksana [1979])
BEBERAPA CARA PERHITUNGAN FAKTOR PENYESUAIAN (3):
Cara perhitungan:
Misalkan suatu pekerjaan dengan mengacu pada tabel yang ada:
Keterampilan : Fair (E1) = -0,05 Usaha : Good (C2) = +0,02 Kondisi Lingk.: Excelent (B) = +0,04 Konsistensi : Poor (F) = -0,04
-0,03 P1
P = P0 P1 P0 = 1 (Keadaan Wajar)
P = 1 – 0,03 = 0,97
Jadi faktor penyesuaian = 97%
WESTINGHOUSE (2)
4. OBJEKTIFMembagi performance rating menjadi 2 kriteria : Kecepatan kerja Tingkat kesulitan kerja
(Dapat dilihat pada tabel 9.3 Sutalaksana [1979])
BEBERAPA CARA PERHITUNGAN FAKTOR PENYESUAIAN (4):
OBJEKTIF (2)
Misalnya evaluasi terhadap suatu tingkat kesulitan kerja terhadap anggota badan yang terpakai : Bagian badan yang dipakai : C = 2 Pedal kaki : F = 0 Penggunaan tangan : H = 0 Koordinasi tangan & kaki : L = 7 Peralatan : O = 1 Berat badan : B5= 13
P2 = 23
P2 = (1+0,23) = 1,23
Jika P1 = 0,9 faktor kecepatan kerja (yang ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap pekerja), maka:
P = P1 x P2 P = 0,9 x 1,23 = 1,11
5. SINTESA Waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan
dengan harga yang diperoleh dari tabel data waktu gerakan (Tabel 12 Sutalaksana [1979]), untuk kemudian dihitung harga rata-ratanya.Harga rata-rata ini dinilai sebagai faktor penyesuaian bagi satu siklus yang bersangkutan.Contoh:Waktu siklus elemen kerja 1,2,3 adalah 17, 10 dan 32 detik. Berdasarkan tabel data waktu gerakan, waktu siklus untuk elemen yang sama adalah 17, 12 dan 29 detik. Perbedaan pada elemen 2 dan 3. Maka perbandingannya 12/10 dan 29/32. Faktor penyesuaian =
BEBERAPA CARA PERHITUNGAN FAKTOR PENYESUAIAN (5):
055,12
11,2
232
2910
12
FAKTOR KELONGGARAN
Setiap pekerja harus diberi kelonggaran waktu untuk keperluan yang bersifat : Kebutuhan pribadi (personal allowance)
Misalnya: ke kamar kecil, dll Keterlambatan yang tidak dapat dihindari (unavoidable
delay)Misalnya: menerima petunjuk pengawas, melakukan penyesuaian mesin, memperbaiki kemacetan, dll.
Menghilangkan Kelelahan (fatigue allowance)Misalnya: Istirahat, dll
(Tabel faktor kelonggaran dapat dilihat pada tabel 9.4 Sutalaksana [1979]).
Faktor kelonggaran ini digunakan sebagai input untuk menghitung waktu baku (Wb), di mana :
atau
Wb = Wn + (Wn x allowance)
allowancex
%%100
%100
WnWb
Contoh Soal : Suatu aktivitas pengukuran waktu kerja dengan data sebagai
berikut:
Performance rating 15% di atas normal. Total allowance diestimasikan sebesar 13%. Jika upah dasar dari operator sebesar Rp. 16.000,- per-hari dalam kurun 8 jam, maka hitung :
a) Waktu yang diperlukan oleh operator untuk menyelesaikan 1 unit produk dari aktivitas ini (jam/unit)
b) Output yang dihasilkan per-jamnya c) Piece work rate (Rp/unit)
ELEMENWaktu Elemen Kerja Rata-rata
( dalam 0,01 menit)
A
B
C
D
E
0,770
1,485
0,828
2,265
0,110
PENYELESAIAN:
a) Ws = 0,770 + 1,485 + 2,265 + 0,110 = 5,458fp = 100% + 15% = 115% = 1,15Wn = Ws x fp = 5,458 x 1,15 = 6,2727 menit
(waktu yang digunakan untuk menghasilkan satu unit produk)
b) Output Standar = 1/Wb = 1/0,12024 = 8,317 ~ 8 unit/jam
c) Piece work rate:8 jam = Rp. 16,000,- 1 jam = Rp. 16,000,- / 8 jam = Rp. 2,000,- untuk 8 unitsehingga : Rp. 2,000,- / 8 unit = Rp. 250,-/unit
unitjamunitmenitx
allowancexWnWb
/12024,0/2146,7%13%100
%1002727,6
%%100
%100
B. SAMPLING PEKERJAAN
Ciri-cirinya: Objek pengukuran, yaitu: pekerja langsung,
pekerja tak langsung, kerja mesin, dll. Diamati secara acak (random).
Cocok untuk pekerjaan yang sifatnya tidak berulang.
Urutan pekerjaannya tidak menentu sehingga beban kerja tidak tetap.
Waktu penyelesaiannya relatif panjang.
KEGUNAAN SAMPLING PEKERJAAN:
Mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja/ kelompok kerja.
Mengukur “Ratio Delay” untuk operator atau mesin.
Mengukur “Performance Level”. Menentukan “Waktu Standar”. Menentukan “Output Standar”. Mengukur “Beban Kerja”.
LANGKAH PELAKSANAAN SAMPLING PEKERJAAN:
1. Identifikasikan kategori kegiatan kerja produktif dan non produktif
Contoh : Kasir di Supermarketa) Menghitung jumlah belanja seseorang (pembeli)b) Menerima uangc) Memberikan uang kembalid) Menyobek kertas pembayaran
2. Penentuan waktu pengamatan dan jumlah pengamatan
a) Tentukan interval waktu kerja operator diluar jam istirahat dalam 1 hari (interval : rentang waktu pengamatan)
b) Tentukan waktu antar kunjungan.
LANGKAH PELAKSANAAN SAMPLING PEKERJAAN (2):
c) Hitung “Angka Random Maximum” (A.R.M.)
d) Tentukan “frekuensi kunjungan”e) Ambil angka randomf) Petakan angka random dalam interval
pengamatan (jam kerja)g) Tentukan jam “pengamatan”
KunjunganAntarWaktu
KerjaWaktuA.R.M
PENENTUAN JAM PENGAMATAN
1 hari = 8 jam 1 jam untuk istirahat sehingga yang diamati hanya 7 jam. 1 hari = 7 jam = 420 menit Selang waktu kunjungan = 10 menit A.R.M. = 420 / 10 = 42 Frekuensi kunjungan, misal : 5 kali. Hitung Random:
02 ; 04 ; 07 ; 12 ; 15 (disusun dari terkecil terbesar) Waktu kunjungan :
07.00 + (02 x 10') = 07.20
7.00 ... 12.00 13.00 15.00
LANGKAH PELAKSANAAN SAMPLING PEKERJAAN (3):
h) Penyusunan “Aktivitas Pengamatan” dalam suatu tabel. Contoh:
No Jam PengamatanMotivasi
Produktif Non Produktif
1. 07.20
2. 07.40
3. 08.10
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
10.
8 2
PENGUJIAN KESERAGAMAN DATA (Pada Pengukuran dengan Sampling Pekerjaan)
Hitung rata-rata data:Pi = Persentase idle / non produktif pengamatan ke-i
n = Jumlah pengamatan total (seluruh hasil pengamatan)
Hitung Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah: n = Jumlah pengamatan per
siklus kerja
K = Tingkat Kepercayaan
Hasil pengukuran di plot dalam grafik untuk memudahkan pengamatan.
n
PP
n
ii
1
n
P1PKPA.B
n
P1PKPB.B
Rumus umumnya adalah :
S = tingkat ketelitian K = tingkat kepercayaan = persentase idle N = jumlah pengamatan sebenarnya
PENGUJIAN KECUKUPAN DATA (Pada Pengukuran dengan Sampling Pekerjaan)
P
PSKN
)1(/ 22
P
Contoh Soal: Sampling kerja untuk suatu proses produksi dilakukan selama 10 hari kerja.
Dalam waktu 8 jam/hari kerja dilaksanakan sebanyak 80 x pengamatan random/hari terhadap kerja operator. Jumlah operator idle yang diketahui pada saat pengamatan tercatat sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Ditetapkan tingkat kepercayaan 95% dan derajat ketelitian 5%. Pertanyaan :
Berapa prosentase idle yang terjadi pada studi awal jika diperoleh jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan adalah sebesar 3000
Berapa tingkat ketelitian (S) yang bisa dicapai dari kasus di atas pada K = 95% ?
Buatlah peta kontrolnya berdasarkan data tersebut.
Tgl. 4/1 5/1 6/1 7/1 9/1 10/1 11/1 12/1 13/1 14/1 Jumlah
Jml
Operator idle
10 8 15 3 12 10 14 25 12 5 118
% idle 12,5 10 18,75 8,75 15 12,5 17,5 31,25 15 6,25 14,75% (118/800)
Penyelesaian :
10 hari kerja
1 hari
8 jam
80 kali
K = 95% K = 2
S = 5 % S = 0,05
%8,3416004600
)1(16003000
)1(05,0/23000
)1(/...
22
22
PP
PP
P
P
P
PSKNa
%1717,0)1475,01(1475,0800
12
1(
1
%75,14%1001080
118.
xPPN
KS
xx
idlePb
0.0682
80
0,1475)0,1475(120,1475
nP1P
KPB.B
0,226880
0,1475)0,1475(120,1475
nP1P
KPB.A
0,1475Pc.
top related