perbedaan sikap, minat dan motivasi siswa di smp...
Post on 03-Dec-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERBEDAAN SIKAP, MINAT DAN MOTIVASI SISWA DI SMP NEGERI 3
GEDANGSARI DAN SISWA DI SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA
DALAM MEMPELAJARI MATEMATIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Beta Tiya Nova
141414004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Some people come in yor life as blessings. Some come in your life as lessons.”
(Mother Theresia)
“Segala sesuatu yang baik selalu datang di saat terbaiknya. Persis waktunya.
Tidak datang lebih cepat, pun tidak lebih lambat.” (Tere Liye)
“Jangan khawatir terhadap pencapaian yang didapat oleh orang lain karena setiap
orang memiliki porsinya masing-masing.” (Cyrenia Novella Krisnamurti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan dan kuperuntukan kepada:
1. Papa dan Mama saya yang telah memberikan dukungan baik moral
maupun materi.
2. Kakak-kakak saya yang telah membantu dan memberi semangat serta
motivasi.
3. Teman spesial yang selalu memberikan motivasi dan mendoakan ku.
4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Beta Tiya Nova. 2018. Perbedaan Sikap, Minat dan Motivasi Siswa Di SMP
Negeri 3 Gedangsari dan Siswa Di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Latar belakang dari penelitian ini adalah kurangnya minat dan motivasi
siswa dalam mempelajari matematika. Beberapa guru berpendapat bahwa, saat
proses belajar-mengajar siswa tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran serta
siswa cenderung pasif dalam menerima penjelasan dari guru. Selain itu, dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa tidak mengerjakan tugas
dengan maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap
pembelajaran matematika. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika dan
mengetahui perbedaan minat dan motivasi siswa antara siswa di SMP Negeri 3
Gedangsari dan siswa di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Pada penelitian ini,
peneliti mengunakan jenis penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Sementara itu, subjek penelitian pada penelitian ini ialah 5 siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Gedangsari dan 5 siswa kelas VIII di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.
Teknik analisis angket data dilakukan berdasarkan langkah-langkah
berikut ini. Langkah yang pertama adalah pemberian skor pada angket sesuai
dengan kaidah penskoran. Langkah yang kedua adalah menghitung persentase
minat dan motivasi. Langkah yang ketiga adalah penarikan kesimpulan hasil
penelitian. Sementara itu, proses analisis hasil wawancara dilakukan berdasarkan
langkah berikut, yang pertama tahap reduksi data. Langkah yang kedua adalah
penyajian data. Pada penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel. Langkah
analisis yang terakhir adalah penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian pada penelitian ini adalah pertama, tidak ada perbedaan
sikap, minat dan motivasi antara siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
pengolahan angket minat dan motivasi siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari yaitu
73,67% dan 76,44%. Sementara itu, hasil pengolahan angket minat dan motivasi
siswa di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yaitu 73,87% dan 76,44%.
Berdasarkan klasifikasi minat dan motivasi, siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari
dan siswa di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tergolong memiliki minat dan
motivasi yang tinggi terhadap matematika. Hasil penelitian yang kedua adalah
siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap pelajaran matematika. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara terhadap siswa yang menyatakan
bahwa saat siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika siswa tidak
hanya diam saja dan pasrah, tetapi siswa berusaha untuk mencari solusi dalam
menyelesaikan masalah.
Kata Kunci: Matematika, Belajar, Pembelajaran, Sikap, Minat, Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Beta Tiya Nova. 2018. The Difference of Perception, Interest, and Motivation
toward Math between Students in Junior School 3 and Students in Kanisius
Gayam Yogyakarta Junior High School . Thesis, Math Education Department,
Math and Science Teacher Training Education Faculty, Sanata Dharma
University of Yogyakarta.
The background of the research is the lack of interest and motivation of
the students learning in math. Some teachers state that, when the process of
teaching and learning happened, the students were have no spirit in doing math
learning and tended to be a passive students while received certain tasks from
math teacher. Besides, they did not give their best in doing the homework. This
research is aimed to find out the attitude or the perception of the students toward
learning math. This research also wants to find out the interest and motivation of
students toward learning math between students in SMP Negeri 3 Gedangsari and
students in SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. The researcher used the qualitative
and quantitative method. Subject of the research was 5 (five) 8th grade students of
each SMP Negeri 3 Gedangsari and SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.
The data analysis and technique of the questionnaire was used based on
this steps. The first step was giving the score to the questionnaire based on the
rules of the scoring method. The second step was calculating the percentage of
interest and motivation. The third step was concluding the findings of the
research. In other hand, the analysis data of the interview was used based on this
ste. The first step was data reduction. The second step was data presentation. The
data was presented in the form of table. And the last step in this reseacrh was
concluding the findings of the research.
The result of the research showed that there is no difference of the
perseption, interest and motivation of students toward learning math between
students in SMP Negeri 3 Gedangsari and students in SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta. This result is proofed by the result of questionnaire that give score
73,67% and 76,44%. to students in SMP Negeri 3 Gedangsari. Also, 73,87% and
76,44% for students in SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Based on the
classification of interest dan motivation rural students and urban students, those
schools have high interest and motivation toward learning Math. Another result,
the students also have positive view/perception toward math. This is proofed by
the result of interview from the students stated that while they have difficulties in
learning Math, they will not give up but find out several solutions to solve the
problems.
Key Words: Math, Learning, Teaching, Perception, Interest, Motivation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Pertama penulis mengucapkan terimakasih atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian yang telah terlaksana
tidak lepas dari masalah-masalah, akan tetapi semua itu dapat diatasi dengan
bantuan, dukungan, kerjasama, serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan syukur dan banyak terimakasih kepada yang terhormat.
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univaersitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. M. Andy Ruditho, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Program Pendidikan Matematika.
4. Ibu Cyrenia Novella Krisnamurti, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dengan sabar dan teliti selama proses penyusunan
skripsi ini dari awal hingga akhir.
5. Bapak Yosef Dwi Kristanto, M.Pd., selaku dosen yang memvalidasi serta
memberikan masukan terhadap instrumen penelitian yang telah peneliti
buat.
6. Kedua orang tuaku terkasih, Bapak Fx. Sumanto dan Ibu Yulia Lucia yang
selalu mendoakan dan memberikan semangat selama penyusunan skripsi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
E. Pembatasan Masalah.........................................................................................4
F. Penjelasan Istilah ............................................................................................. 4
G. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Matematika .................................................................................... 7
B. Belajar...............................................................................................................8
1. Pengertian Belajar….........................................................................................8
2. Tujuan Belajar.................................................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar .................................................. 11
C. Pembelajaran .................................................................................................. 15
D. Sikap.................................................................................................................17
1. Pengertian Sikap.............................................................................................17
2. Komponen Sikap............................................................................................18
3. Pembentukan Sikap........................................................................................20
E. Pengertian Minat............................................................................................22
F. Motivasi Belajar.............................................................................................24
1. Pengertian Motivasi Belajar...........................................................................24
2. Kegunaan atau Fungsi Motivasi Belajar........................................................25
3. Jenis-jenis Motivasi Belajar...........................................................................26
4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar....................................................................27
5. Bentuk-bentuk Motivasi Di Sekolah..............................................................30
G. Kerangka Berpikir..........................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...............................................................................................34
B. Subjek Penelitian............................................................................................34
C. Objek Penelitian..............................................................................................35
D. Bentuk Data Penelitian...................................................................................35
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data.....................................................35
1. Metode Pengumpulan Data............................................................................35
2. Instrumen Pengumpulan Data........................................................................36
F. Teknik Analisis Data......................................................................................38
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian…................................................................41
H. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian..................................................43
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, DAN
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................................44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan................................................45
C. Penyajian Data Penelitian...............................................................................49
D. Analisis Data Penelitian..................................................................................56
E. Pembahasan Hasil Analisis Data....................................................................60
F. Keterbatasan Penelitian...................................................................................76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN….........................................................................77
A. Kesimpulan.....................................................................................................77
B. Saran...............................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. Skor Angket Minat dan Motivasi Siswa..................................................38
Tabel 3.1 Klasifikasi Persentase Minat..................................................................39
Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase Motivasi.............................................................40
Tabel 4. Angket Minat Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari......................................49
Tabel 4.1 Angket Motivasi Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari ............................. 50
Tabel 4.2 Angket Minat Siswa SMP Kanisius Gayam..........................................51
Tabel 4.3 Angket Motivasi Siswa SMP Kanisius Gayam.....................................52
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Minat Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari.......................53
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Motivasi Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari..................54
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Minat Siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta..........55
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Motivasi Siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakart.......55
Tabel 4.8 Analisis dan Penyajian Hasil Analisis Minat Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari.............................................................................................57
Tabel 4.9 Analisis dan Penyajian Hasil Analisis Minat Siswa SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta................................................................................58
Tabel 4.10 Analisis dan Penyajian Hasil Analisis Motivasi Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari.............................................................................................59
Tabel 4.11 Analisis dan Penyajian Hasil Analisis Motivasi Siswa SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta................................................................................60
Tabel 4.12 Jawaban Wawancara Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari dan Siswa SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta...............................................................62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Minat Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari...........................................................................................71
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Minat Siswa SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta..........................................................................................72
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Motivasi Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari...........................................................................................74
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Motivasi Siswa SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta..........................................................................................75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas..............................................................82
LAMPIRAN B
B.1 Validasi Angket Minat dan Motivasi..............................................................83
B.2 Validasi Daftar Pertanyaan Wawancara..........................................................96
LAMPIRAN C
C.1 Angket Minat dan Motivasi Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari.....................100
C.2 Angket Minat dan Motivasi Siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta........120
C.3 Kriteria Reliabilitas Menurut Guildford (1956)............................................140
C.4 SPSS Reliabilitas Angket Minat dan Motivasi Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari....................................................................................................141
C.5 SPSS Reliabilitas Angket Minat dan Motivasi Siswa SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta....................................................................................................142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Matematika adalah ratu sekaligus pelayan semua ilmu
pengetahuan”. Hal tersebut dikemukakan oleh para ahli matematika yang
teritulis dalam buku Landasan Matematika (2012). Hal itu dikarenakan
matematika berkembang tanpa mendasarkan dirinya pada ilmu-ilmu lain.
Frans Susilo juga mengatakan matematika bukan hanya kumpulan angka,
simbol, dan formula yang tidak ada hubungannya dengan dunia nyata.
Namun sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar di dunia nyata dan tanpa
disadari bahwa matematika sudah ada sejak lama. Sementara itu, menurut
Marwanta dan teman-teman dalam buku Mathematics For Senior High
School Year X (2009), menuliskan bahwa “Mathematics is the basic science
which is used as the measuring rod for the development of science and
tecnology”. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikemukakan bahwa
matematika adalah pengetahuan dasar yang digunakan sebagai tolak ukur
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, tak heran
jika ilmu dasar matematika selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika dikenalkan dalam dunia pendidikan saat berada di
bangku sekolah, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas atau kejuruan bahkan hingga saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
perguruan tinggi. Banyak pula yang mengatakan bahwa matematika
merupakan ilmu yang sulit untuk diperlajari. Hal tersebut dapat
mempengaruhi pandangan seseorang terhadap matematika. Selain itu, minat
dan motivasi juga dapat mempengaruhi seseorang dalam mempelajari
matematika. Minat merupakan rasa suka atau ketertarikan seseorang terhadap
suatu hal tertentu. Sementara itu, motivasi adalah dorongan dari dalam diri
manusia untuk melakukan suatu kegiatan. Minat dan motivasi siswa dalam
belajar menentukan keberhasilan siswa dalam berprestasi. Oleh karena itu,
kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika akan
berdampak pada prestasi belajar siswa di bidang matematika.
Berdasarkan pengalaman selama peneliti melaksanakan PPL
(program pengalaman lapangan) di salah satu SMP di kota Yogyakarta, minat
dan motivasi siswa kelas VII dalam mempelajari mata pelajaran matematika
masih kurang karena pada saat guru menjelaskan materi di depan kelas masih
banyak siswa yang sibuk berbicara dan tidak mendengarkan penjelasan yang
telah disampaikan. Tidak hanya itu, para siswa juga mengatakan bahwa
matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk dimengerti. Hasil
penelitian terhadap siswa di SMP Kristen 1 BPK Penabur menunjukkan
bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran dengan hasil
nilai rapot yang tidak memuaskan. Pengamatan penulis di lapangan
menunjukan bahwa masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar
berbubungan dengan minat dan motivasi belajar di SMPK 1 BPK Penabur.
Beberapa guru juga berpendapat bahwa, saat proses belajar-mengajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran serta siswa cenderung pasif
dalam menerima penjelasan dari guru. Selain itu, dalam mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, siswa tidak mengerjakan tugas dengan maksimal,
tidak tepat waktu dalam mengumpulkan, bahkan tidak mengerjakan sama
sekali.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, dapat
dikemukakan hal-hal berikut:
1. Siswa kurang memahami pentingnya belajar matematika.
2. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika.
3. Kurangnya motivasi siswa dalam menyelesaikan tugas yang telah
diberikan oleh guru.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sikap siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta terhadap pembelajaran matematika?
2. Bagaimana minat dan motivasi siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan
siswa di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam mempelajari
matematika?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sikap siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta terhadap pembelajaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Mengetahui motivasi dan minat siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari
dan siswa di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam mempelajari
matematika.
E. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, kajian diarahkan untuk menjawab masalah-
masalah yang teridentifikasi di atas terkait dengan sikap, minat dan
motivasi siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di SMP Kanisius
Gayam. Oleh karena itu, penelitian ini fokus pada perbedaan sikap, minat
dan motivasi siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di SMP
Kanisius Gayam dalam mempelajari matematika.
F. Penjelasan Istilah
1. Menurut Secord & Backman dalam buku Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya (1988), sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal
perasaan, pemikiran, dan tindakan seseorang terhadap suatu aspek di
lingkungan sekitarnya.
2. Menurut Noer Rohmah (2012), motivasi adalah dorongan dari dalam
diri manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan tertentu.
3. Menurut Mohammad Surya (2013), minat adalah rasa senang atau
tidak senang dalam mengahadapi suatu objek.
4. Perbedaan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) perbedaan adalah
perihal yang berbeda atau perihal yang membuat berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
G. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan atau
wawasan dalam lembaga pendidikan khususnya dalam bidang
pendidikan matematika mengenai sikap, minat dan motivasi siswa di
SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di SMP Kanisius Gayam dalam
mempelajari matematika.
2. Manfaat Praktis
a. Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi salah satu pengetahuan tentang sikap
siswa terhadap matematika serta minat dan motivasi siswa yang
berada di siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di SMP
Kanisius Gayam dalam mempelajari matematika.
b. Instansi Pendidikan
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi instansi
pendidikan untuk mengetahui sikap, minat dan motivasi siswa yang
berada di di SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di SMP Kanisius
Gayam.
c. Orang tua siswa
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, orang tua siswa
dapat membantu untuk meningkatkan minat anak terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pelajaran matematika serta dapat memberikan motivasi yang baik
untuk meningkatkan prestasi belajar.
d. Bagi Peneliti
Bagi peneliti yang merupakan calon guru, penelitian ini dapat
menambah pengetahuan mengenai minat, motivasi serta sikap
siswa terhadap pembelajaran matematika sehingga jika kelak
menjadi guru, peneliti dapat membantu meningkatkan motivasi dan
minat belajar siswa dalam mempelajari matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Matematika
St. Suwarsono dalam buku Pendidikan Matematika dan Sains (1998)
mengatakan bahwa peranan matematika semakin dianggap penting. Hal
tersebut terlihat dari sejarah perkembangan peradaban manusia sampai
sekarang. Menurut St. Suwarsono, matematika dianggap penting karena
berguna bagi perkembangan peradaban manusia secara keseluruhan,
contohnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tak hanya
itu, matematika juga berguna untuk perkembangan setiap individu. Bagi
setiap individu, matematika berguna untuk memperoleh keterampilan-
keterampilan tertentu dan untuk pengembangan cara berpikir.
Menurut para ahli, ada beberapa pengertian mengenai matematika.
Frans Susilo (2012 : 1) mengatakan bahwa matematika diumpamakan sebagai
suatu bangunan (yang dibangun oleh manusia lintas generasi selama berabad-
abad), maka bangunan itu sekurang-kurangnya terdiri atas dua bagian pokok,
yaitu bangunannya sendiri dan fondasi atau landasan di atas bangunan itu
didirikan. Menurut Hans Freudental dalam buku Psikologi Pembelajaran
Matematika (2016), “Matematika merupakan cara berpikir logis yang
dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang
telah ada yang tak lepas dari aktivitas insani tersebut”. Sementara itu, St.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Suwarsono mengatakan bahwa “Matematika adalah ilmu yang bersifat
deduktif-aksioma”.
Berdasarkan penjelasan para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa
matematika merupakan ilmu pengetahuan yang terstuktur dan sistematis. Hal
tersebut juga telah diungkapkan oleh beberapa ahli bahwa matematika seperti
sebuah bangunan, cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan,
dan ilmu yang bersifat deduktif-aksioma. Sementara itu, dalam dunia
pendidikan matematika merupakan salah satu cabang dari ilmu eksak yang
berkaitan dengan penalaran deduktif, simbol-simbol dan objek abstrak.
Objek abstrak merupakan suatu objek yang hanya ada dalam pikiran
individu dan tidak dapat disentuh dengan tangan. Salah satu contoh dari
objek abstrak adalah bilangan. Bilangan merupakan suatu konsep
matematika yang hanya ada dalam pikiran individu dan tidak dapat disentuh
dengan tangan. Oleh karena itu, untuk mewakili suatu bilangan digunakanlah
simbol atau lambang matematika. St. Suwarsono mengatakan bahwa ada
beberapa pandangan mengenai matematika, yaitu matematika sebagai alat
yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah dan matematika
merupakan suatu ilmu atau objek pembelajaran.
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut M. Dalyono dalam buku Psikologi Pendidikan (2010),
belajar dapat didefinisikan sebagai “Suatu usaha atau kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
bertujuan mengadakan perubahan dalam diri seseorang, mencakup
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya”. Sementara itu, Slameto dalam buku
Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi (2010) mengatakan
bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan”. Berdasarkan pendapat ahli di atas peneliti menyimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang secara sadar untuk memperoleh suatu perubahan yang berarti
dalam diri individu tersebut.
Perubahan yang dimaksud dalam belajar adalah perubahan
kehidupan yang menjadi lebih baik. Perubahan tersebut dapat diperoleh
melalui pengalaman hidup yang individu alami, misalnya, ia menyadari
bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, ataupun
kebiasaannya bertambah. Namun, perubahan tingkah laku yang terjadi
karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar. Hal ini dikarenakan orang yang bersangkutan
tidak menyadari akan perubahan itu.
2. Tujuan Belajar
Menurut M. Dalyono (2010 : 49), terdapat 5 tujuan belajar, yaitu:
a. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri antara
lain tingkah laku. Jika seorang anak kecil yang tadinya belum masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sekolah beringkah laku manja, cengeng, dan sebagainya, tetapi
setelah beberapa bulan masuk sekolah dasar, tingkah lakunya berubah
menjadi anak yang baik, tidak lagi cengeng dan mau bergaul dengan
teman-temannya. Berdasarkan contoh di atas dapat dipahami bahwa
perubahan yang timbul akibat belajar adalah bersifat positif.
b. Belajar bertujuan untuk mengubah kebiasaan, dari yang buruk
menjadi baik, seperti merokok, minum-minuman keras, bermalas-
malasan dan sebagainya. Hal seperti ini sangat merugikan diri sendiri.
Kebiasaan yang buruk adalah penghambat bagi seseorang untuk
menuju kebahagian dan kesuksesan.
c. Belajar bertujuan untuk mengubah sikap, dari negatif menjadi positif,
seperti orang yang biasanya tidak hormat menjadi hormat, benci
menjadi sayang dan sebagainya. Misalnya seorang remaja yang
tadinya selalu melawan orang tua, tetapi setelah sering mendengar
nasihat yang diberikan, mengikuti ceramah-ceramah agama, sikapnya
berubah menjadi anak yang patuh, cinta dan hormat kepada orang
tuannya.
d. Belajar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, misalnya
olaharaga, kesenian, jasa, teknik dan sebagainya. Seseorang yang
terampil main bulu tangkis, ping pong, bola, menari dan lain
sebagainya adalah berkat belajar dan latihan yang sungguh-sungguh.
e. Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai
bidang ilmu, misalnya tidak bisa membaca, menulis, berhitung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
berbahasa inggris, setelah belahar dengan giat menjadi bisa
semuanya, dari tidak tahu apa saja operasi hitung dengan belajar
siswa bisa tahu apa saja operasi hitung dalam matematika dan lain
sebagainya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Hal yang paling penting dalam belajar adalah proses. Namun, ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar. Menurut M.
Dalyono (2010 : 55), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
individu itu sendiri. Berikut ini merupakan faktor-faktor dalam diri
individu menurut M. Dalyono (2010 : 55) yang mempengaruhi proses
belajar:
1. Faktor Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu kondisi optimal dari pikiran atau
fisik seseorang yang memungkinkan orang tersebut dapat
menjalani hidup yang berkualitas dan produktif. Kesehatan
jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap proses
belajar. Jika seseorang mengalami gangguan kesehatan maka
akan mempengaruhi proses belajar yang sedang ia alami,
misalnya siswa yang sedang sakit gigi. Rasa sakit yang
ditimbulkan itu dapat menghambat proses siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Demikian pula halnya, jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik,
misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa karena
konflik dengan orang tua atau karena hal lainnya, ini dapat
mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Oleh karena itu,
pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik
fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar
dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.
2. Intelegensi dan Bakat
Menurut KBBI, intelegensi adalah daya reaksi atau
penyesuaian yang cepat dan tepat baik secara fisik maupun
mental terhadap pengalaman baru, membuat pengalaman yang
telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta
atau kondisi baru atau bisa juga dikatakan dengan kecerdasaan.
Sementara itu, bakat merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
oleh individu. Bakat yang dimiliki oleh setiap orang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Kedua aspek
kejiwaan (psikis) ini besar sekali pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi baik
umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik.
Sebaliknya, orang yang intelegensinya rendah cenderung
mengalami kesukaran dalam belajar
Bakat juga memiliki pengaruh yang besar dalam
menentukan keberhasilan belajar, misalnya belajar menari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Apabila memiliki bakat dalam menari maka orang tersebut akan
lebih cepat pandai dibandingkan dengan orang yang tidak
memiliki bakat itu. Bila seseorang memiliki intelegensi tinggi
dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari maka proses
belajarnya akan lancar dan sukses bila dibandingkan dengan
orang yang hanya memiliki bakat saja tetapi intelegensinya
rendah. Demikian pula jika dibandingkan dengan orang yang
memiliki intelegensi tinggi, namun bakatnya tidak ada dalam
bidang tersebut, orang berbakat lagi pintar (intelegensi tinggi)
biasanya orang yang sukses dalam kariernya.
3. Minat dan Motivasi
Sama halnya dengan intelegensi dan bakat. Minat dan motivasi
adalah dua aspek kejiwaan yang juga besar pengaruhnya
terhadap hasil belajar siswa. Minat dapat timbul karena adanya
daya tarik yang kuat dari dalam diri maupun dari orang lain.
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar
untuk mencapai atau memperoleh tujuan yang diminati itu.
Sementara itu, motivasi berbeda dengan minat. Motivasi
merupakan daya penggerak atau pendorong untuk melakukan
suatu pekerjaan. Motivasi juga bisa berasal dari dalam diri dan
dari luar diri individu. Oleh karena itu, kuat lemahnya motivasi
belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil
belajarnya. Ada orang yang sangat rajin belajar, siang dan
malam tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak
baik karena tidak memberikan kesempatan kepada mata, otak
serta organ tubuhnya untuk beristirahat. Selain itu, teknik belajar
dan waktu belajar pun harus ikut diperhatikan agar hasil belajar
yang diperoleh dapat maksimal.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
individu itu sendiri. Berikut ini merupakan faktor-faktor dari luar
diri induvidu menurut M. Dalyono (2010 : 59) yang mempengaruhi
proses belajar:
1. Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan
anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua,
besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan
bimbingan orang tua serta rukun tidaknya orang tua turut
mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Situasi rumah yang
kondusif dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar.
2. Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan
fasilitas atau perlengkapan di sekolah, tata tertib sekolah dan
sebagainya, semua turut mempengaruhi keberhasilan belajar
anak. Jika suatu sekolah kurang memperhatikan tata tertib
(disiplin), maka murid-muridnya kurang mematuhi perintah para
guru dan mengakibatkan mereka tidak mau belajar sungguh-
sungguh di sekolah maupun di rumah.
3. Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Jika di
sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-
orang berpendidikan, terutama anak-anak yang bersekolah tinggi
dan bermoral baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat
belajar. Akan tetapi, apabila tinggal di lingkungan masyarakat
yang kurang baik seperti banyak anak-anak yang nakal,
penggangguran, tidak sekolah dan bermoral buruk, hal ini akan
mengurangi semangat belajar siswa.
C. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara menyeluruh, sebagai hasil
dari interaksi individu itu dengan lingkungannya. Mohammad Surya dalam
buku Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi (2013) mengatakan bahwa ada
beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran. Prinsip
yang pertama adalah pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses
pembelajaran ialah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Prinsip
kedua, hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara
keseluruhan. Prinsip ini bermakna bahwa perubahan perilaku sebagai hasil
pembelajaran meliputi semua aspek dan bukan hanya satu atau dua aspek
saja. Perubahan perilaku meliputi aspek-aspek perilaku kognitif, konatif,
afektif, dan motorik. Misalnya, seorang siswa telah melaksanakan
pembelajaran dalam bidang matematika, maka pemahaman siswa itu berubah
dalam hal matematika dan memiliki kemampuan dalam menggunakan alat
peraga matematika dengan baik dan semestinya.
Prinsip ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini
bermakna bahwa pembelajaran itu merupakan aktivitas yang
berkesinambungan. Di dalam aktivitas itu terdapat tahapan-tahapan aktvitas
yang sistematis dan terarah. Jadi, pembelajaran bukan sebagai suatu benda
tau keadaan yang statis, melainkan suatu aktivitas-aktivitas yang dinamis dan
saling berkaitan. Prinsip keempat, proses pembelajaran terjadi karena ada
yang mendorong dan ada tujuan yang ingin dicapai. Prinsip ini bermakna
bahwa aktivitas pembelajaran terjadi karena adanya kebutuhan yang harus
dipenuhi dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
suatu tujuan. Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dan tujuan.
Prinsip kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman
pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tertentu. Berdasarkan prinsip yang telah dijelaskan di atas, dapat di simpulkan
bahwa pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu dengan
lingkungannya, sehingga banyak memberikan pengalaman dari situasi nyata.
Selama individu mengikuti pembelajaran hendaknya tercipta suatu situasi
kehidupan yang menyenangkan sehingga memberikan pengalaman yang
berkesan.
D. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
berperilaku. Perilaku baik dan perilaku buruk yang dimiliki manusia
ditentukan oleh bagaimana manusia memandang suatu permasalahan
yang sedang ia hadapi. Menurut Secord & Backman (1964 dalam
Saifuddin Anzwar, 1998), sikap didefinisikan sebagai “Keteraturan
tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan
predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek
dilingkungan sekitarnya”. Sementara itu, menurut Rosenberg dan
Hovland (1960 dalam Saifuddin Anzwar, 1998) mengatakan “Sikap
seseorang terhadap suatu objek selalu berperan sebagai perantara antara
responsnya dan objek yang bersangkutan”.
Rosenberg dan Hovland mengatakan respon diklasifikasikan
dalam 3 macam, yaitu respon kognitif (respon perseptual dan pernyataan
mengenai apa yang diyakini), respon afektif (respons syaraf simpatetik
dan pernyataan afeksi) berkaitan dengan perasaan seseorang, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
respons prilaku atau konatif (respon berupa tindakan dan pernyataan
mengenai prilaku)”. Setiap respons ini berhubungan dengan ketiga
komponen sikap yaitu kognisi, afeksi, dan konasi. Lebih lanjut dikatakan
bahwa dengan melihat salah satu saja diantara ketiga bentuk respons
tersebut sikap seseorang sudah dapat diketahui. Namun, deskripsi
lengkap mengenai sikap individu harus diperoleh dengan melihat ketiga
respons secara lengkap.
Berdasarkan pendapat para ahli psikologi mengenai sikap
individu, peneliti berpendapat bahwa sikap merupakan reaksi terhadap
suatu objek yang berkaitan dengan respon kognitif, respon afektif, dan
respon konatif. Sikap yang timbul tidak hanya ditentukan oleh keadaan
objek yang sedang dihadapi tetapi juga berkaitan dengan pengalaman
pengalaman di masa lalu, apa yang kita ketahui mengenai objek tersebut,
serta harapan-harapan kita untuk masa yang akan datang. Sikap yang
timbul dalam diri menentukan bagaimana manusia berperilaku. Contoh
bentuk perilaku sederhana, misalnya ketika ditawari makanan, biasanya
rasa suka-tidak suka terhadap makanan tersebut sudah cukup menjadi
faktor penentu bagi kita untuk mengatakan “ya” dan menerima makanan
itu atau mengatakan “tidak” untuk menolaknya.
2. Komponen Sikap
Menurut saifuddin Anzwar (1998 : 23), struktur sikap terdiri atas
tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, dan komponen konasi. Komponen kognitif merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
gambaran kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi pemilik sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk,
maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang
dapat diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan dapat terus
berkembang. Pengalaman pribadi, apa yang diceritakan orang lain, dan
kebutuhan emosional kita sendiri merupakan faktor yang menentukan
terbentuknya kepercayaan. Pengalaman pribadi kita mengenai
matematika dapat membentuk kepercayaan bahwa matematika
merupakan ilmu yang sulit untuk dipelajari. Pengalaman pribadi ini lalu
membentuk steriotipe. Steriotip merupakan sesuatu yang telah terpolakan
dalam pikiran individu. Apabila steriotip ini sudah berakar sejak lama,
maka orang kemudian akan mempunyai sikap yang lebih terhadap objek
tersebut. Tentu saja kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu
akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk karena kurangnya
informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi.
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek
sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang
berakar paling dalam sebagai komponen sikap. Aspek emosional juga
merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang
mungkin akan mengubah sikap seseorang. Reaksi emosional ini
dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai dan dianggap
benar bagi objek yang dimaksud. Jika kita percaya bahwa matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
merupakan ilmu yang sulit untuk dipelajari maka akan terbentuk
perasaan tidak suka terhadap pelajaran matematika.
Komponen konasi merupakan kecenderungan untuk bertindak
atau berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek
sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa
kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.
Kecenderungan berperilaku secara konsisten, seirama dengan
kepercayaan dan perasaan akan membentuk sikap individual. Sikap
seseorang akan dicerminkan melalui perilaku individu terhadap suatu
objek. Apabila orang percaya bahwa matematika merupakan ilmu yang
sulit untuk dipelajari, dan ia merasa tidak suka belajar matematika, maka
tidak akan ada usaha yang dilakukan untuk memperbaiki steriotip yang
ada dalam dirinya.
3. Pembentukan Sikap
Menurut Saifuddin Anzwar (1998 : 30), ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi terbentuknya sikap manusia. Faktor yang pertama
adalah pengalaman pribadi. Apa yang telah dan sedang kita alami akan
ikut membentuk dan mempengaruhi sikap kita terhadap suatu hal. Untuk
dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
melibatkan emosional. Namun, dengan pengalaman pribadi tidaklah
cukup menjadi dasar pembentukan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Faktor pembentukan sikap yang kedua adalah pengaruh orang lain
yang dianggap penting. Orang lain yang berada di sekitar individu
merupakan salah satu komponen sosial yang mempengaruhi sikap
individu. Seseorang yang anggap penting, seseorang yang spesial dalam
hidup individu, seseorang yang tidak ingin dikecewakan, atau seseorang
yang berarti khusus, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap
individu terhadap sesuatu. Pada umumnya, individu cenderung memiliki
sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting,
diantaranya adalah orang tua, teman sebaya, guru, teman dekat, dan lain-
lain.
Faktor ketiga dalam pembentukan sikap adalah pengaruh
kebudayaan. Kebudayaan di mana individu hidup dan menetap sangat
menentukan proses pembentukan sikap. Apabila hidup dalam budaya
yang mempunyai norma longgar, sangat mungkin individu akan
mempunyai sikap yang mendukung terhadap suatu masalah. Apabila
hidup dalam budaya sosial yang mengutamakan kehidupan berkelompok,
maka sangat mungkin individu akan memiliki sikap negatif terhdap
kehidupan individualisme yang mengutamakan kepentingan perorangan.
Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan pengarah sikap seseorang
terhadap berbagai masalah. Hanya kepribadian individu yang kuatlah
yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap
individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Faktor keempat dalam pembentukan sikap adalah lembaga
pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan serta lembaga
agama mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan
keduanya menjadi dasar pengertian dan konsep moral dalam diri
individu. Konsep moral dan agama sangat menentukan kepercayaan
maka tidaklah mengherankan kalau konsep tersebut ikut berperan dalam
pembentukan sikap individu terhadap suatu hal. Ajaran moral yang
diperoleh dari lembaga pendidikan dan agama seringkali menjadi faktor
utama yang menentukan pembentukan sikap.
E. Pengertian Minat
Menurut Mohammad Surya (2013 : 60), “Minat dapat diartikan
sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek”. Pada
dasarnya, minat akan menentukan motivasi yang dimiliki oleh setiap individu.
Motivasi seseorang akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki
minat yang besar dalam melakukan suatu kegiatan. Menurut Noer Rohmah
(2012 : 259), “Minat sangat erat hubungannya dengan motivasi”. Noer
Rohmah juga mengatakan bahwa motivasi muncul karena ada kebutuhan,
begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi
yang pokok. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik apabila
disertai dengan minat. Noer Rohmah juga mengatakan “Mengenai minat ini
antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pengalaman yang baik, memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil
yang baik dan mengunakan berbagai macam bentuk mengajar”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti berpendapat bahwa
minat merupakan rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas
tertentu. Sementara itu, minat siswa dalam belajar matematika merupakan
rasa suka atau ketertarikan siswa terhadap pelajaran matematika. Minat
bukan bawaan dari dalam diri manusia sejak lahir, akan tetapi minat diperoleh
dari lingkungan sekitar dan dari pembelajaran. Minat merupakan salah satu
faktor yang menentukan keunikan suatu individu. Keunikan itu bertujuan
untuk menandakan bahwa individu memliki sesuatu yang khas dalam dirinya.
Walaupun minat terhadap sesuatu bukanlah hal yang wajib, minat akan
membantu seseorang untuk mempelajari hal tersebut. Oleh karena itu, minat
memiliki peran yang penting dalam kehidupan seseorang, terutama pada masa
kanak-kanak. Begitu orang tua menemukan minat anak, orang tua semestinya
menghargai dan mendukung dengan menunjukkan persetujuan dan membantu
mengekspresikan minat anak.
Jika minat anak memang tidak sehat dan menyimpang dari norma
sosial, orang tua dengan cara yang demokratis, melalui komunikasi
menyadarkan anak tentang dampak negatif dari minatnya. Bahayanya, jika
anak dipaksa mengikuti kegiatan yang tidak menarik atau membosankan akan
muncul sikap dan perilaku yang mengganggu penyesuaian sosial dan pribadi.
Hal ini nantinya akan mengganggu mental pribadi individu dan hal itu sangat
merugikan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang tua juga harus sigap dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mengetahui minat yang dimiliki oleh anak. Minat anak dapat diketahui sejak
dini dengan mengamati kebiasaan, hobi, dan informasi dari lingkungan di
mana anak bersosialisasi.
F. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah hal penting yang mendukung seseorang
untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi siswa dalam belajar dapat
menentukan prestasi belajar siswa. Ada beberapa ahli yang memaparkan
pengertian tentang motivasi belajar. Syaiful Bahri Djamarah (2011 : 148)
mengatakan bahwa “Motivasi merupakan suatu pendorong yang
mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata
untuk mencapai tujuan tertentu”. Saat proses belajar, motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Sementara itu, menurut Noer Rohmah (2012 : 239), “Motivasi
manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak
lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu”.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di
dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti berpendapat
bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul karena adanya rangsangan
dari dalam maupun dari luar individu untuk melakukan suatu aktivitas
demi tercapainya suatu tujuan. Sementara itu, motivasi belajar adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dorongan dalam diri manusia untuk melakukan kegiatan belajar demi
menambah pengetahuan dan pengalaman. Motivasi belajar matematika
adalah dorongan dari dalam diri manusia untuk mempelajari matematika.
Dorongan inilah yang akan membantu seseorang untuk menyelesaikan
masalah yang terkait dengan matematika.
2. Kegunaan atau Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi belajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar
karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tepatnya, semakin besar
motivasi siswa dalam belajar, maka semakin baik pula hasil belajar yang
diperoleh. Oleh karena itu, motivasi akan senantiasa menentukan
intensitas usaha belajar bagi para siswa dan motivasi berkaitan dengan
suatu tujuan. Hal itu menjadi acuan bahwa motivasi belajar mendorong
timbulnya tingkah laku serta mempengaruhi dan merubah tingkah laku
seseorang. Berikut ini 3 fungsi dari motivasi yang dikemukakan oleh
Syaiful Bahri Djamarah (2011:157) yang pertama yaitu motivasi
berfungsi sebagai pendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Maksud dari motivasi sebagai
penggerak atau motor adalah motivasi menjadi dasar bagi seseorang
untuk melakukan kegiatan belajar. Besar kecilnya motivasi yang dimiliki
siswa menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Semakin besar
motivasi yang dimiliki oleh siswa semakin cepat pula tercapainya suatu
tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Fungsi motivasi yang kedua adalah motivasi berfungsi untuk
menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Seorang siswa yang
ingin mendapatkan nilai matematika yang baik tidak mungkin
dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran lain. Pasti siswa akan
mempelajari materi matematika untuk mencapai tujuannya tersebut.
Sesuatu yang dipelajari oleh siswa merupakan tujuan dari belajar.
Tujuan belajar sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada
siswa dalam belajar. Segala sesuatu yang mengganggu pikiran siswa
dalam belajar diusahakan disingkirkan jauh-jauh karena dapat
menghalangi tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, motivasi dapat
berperan sebagai pengarah perbuatan siswa dalam belajar. Sementara itu,
fungsi motivasi yang ketiga adalah sebagai penyeleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi
guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
3. Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Menurut Noer Rohmah (2012:254) dalam buku Psikologi
Pendidikan, motivasi belajar dibagi menjadi dua jenis, yaitu motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Siswa yang mempunyai motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi
orang yang terdidik dan berpengetahuan. Belajar adalah satu-satunya
jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai. Tanpa belajar manusia
tidak mungkin bisa mendapat pengetahuan dan tidak bisa mencapai
tujuannya. Jadi, motivasi muncul dari kesadaran diri sendiri dengan
tujuan secara mendasar dan bukan sekedar simbol.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi belajar yang dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktifitas belajar. Namun, bukan berarti bahwa motivasi
ekstrinsik ini tidak penting. Motivasi ekstrinsik ini memiliki peranan
yang baik dalam kegiatan belajar mengajar karena keadaan siswa yang
dapat berubah-ubah. Tak hanya itu, dalam proses belajar mengajar,
minat siswa juga berbeda-beda sehingga motivasi ekstrinsik dibutuhkan.
4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah prinsip motivasi belajar ada 6.
Prinsip yang pertama adalah motivasi sebagai dasar penggerak yang
mendorong aktivitas belajar. Seseorang melakukan aktivitas belajar
karena ada sesuatu yang mendorongnya. Motivasi merupakan dasar
penggerak yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang
berminat untuk belajar namun belum memiliki motivasi belajar dalam
dirinya maka aktivitas belajar tidak akan berlangsung. Minat merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi.
Jika seseorang sudah termotivasi untuk belajar maka dia akan melakukan
aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah,
motivasi disebut sebagai daya penggerak yang mendorong aktivitas
belajar seseorang.
Prinsip yang kedua adalah motivasi instrinsik lebih utama
daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar. Efek dari pemberian
motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik
terhadap segala sesuatu dari luar dirinya. Selain kurang percaya diri,
anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh
karena itu, motivasi intrinsik lebih diutamakan dalam belajar. Anak
didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit
terpengaruh dari luar. Semangat belajar yang dimiliki juga kuat. Dia
belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai, hadiah, atau pujian yang
dijanjikan oleh guru tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-
banyaknya. Tanpa diberikan janji-janji pun anak didik dapat belajar
sendiri tanpa diperintah oleh orang lain.
Prinsip yang ketiga adalah motivasi berupa pujian lebih baik
daripada hukuman. Setiap orang lebih senang dihargai daripada dihukum
dalam bentuk apapun juga. Memuji orang lain berarti memberikan
apresiasi terhadap hasil kerjanya. Hal ini akan memberikan semangat
kepada orang tersebut untuk lebih meningkatkan prestasinya. Akan
tetapi, pujian yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dialami oleh individu yang bersangkutan. Pujian yang diberikan tidak
asal ucap karena dapat bermakna mengejek. Berbeda dengan pujian,
hukuman merupakan sanksi yang diberikan kepada anak didik yang
melakukan suatu kesalahan. Hukuman fisik yang dilakukan pada
pendidikan tradisional tidak dipakai lagi dalam pendidikan modern
sekarang karena hal itu tidak mendidik. Hukuman yang mendidik adalah
hukuman sanksi dalam bentuk penugasan seperi meringkas mata
pelajaran tertentu.
Prinsip yang keempat adalah motivasi berhubungan erat dengan
kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang ingin dimiliki oleh anak didik
adalah kebutuhan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, anak didik harus belajar demi memperoleh ilmu pengetahuan.
Perhatian, ketenaran, status, martabat dan sebagainya merupakan
kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan
motivasi bagi anak didik dalam belajar.
Prinsip yang kelima adalah motivasi dapat memupuk optimisme
dalam belajar. Anak didik yang memiliki motivasi dalam belajar selalu
yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin
bahwa belajar bukanlah hal yang sia-sia. Hasil yang diperoleh pun pasti
akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga dihari-hari mendatang. Setiap
ulangan yang diberikan oleh guru dihadapi dengan tenang dan tidak
pesimis. Biarpun ada anak didik lain yang membuka catatan ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
ulangan, individu tak terpengaruh dan tetap tenang menjawab soal dari
awal hingga akhhir waktu yang ditentukan.
Prinsip yang terakhir adalah motivasi melahirkan prestasi dalam
belajar. Sudah banyak diketahui bahwa motivasi dapat mempengaruhi
prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator
baik buruknya prestasi belajar seseorang. Jika anak didik menyenangi
suatu mata pelajaran tertentu maka ia akan senang hati untuk
mempelajari materinya. Individu selalu membaca pelajaran tersebut jika
ada waktu luang. Wajar saja jika isi mata pelajaran dapat dikuasai dalam
waktu yang relatif singkat.
5. Bentuk-bentuk Motivasi Di Sekolah
Berdasarkan buku Psikologi Pendidikan (2012) yang di tulis
oleh Noer Rohmah, dikatakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu memberi
angka, hadiah, hasrat untuk belajar dan mengetahui hasil. Memberi
angka yang dimaksud adalah siswa belajar hanya untuk mencapai angka
atau nilai yang baik. Biasanya siswa hanya mengejar nilai ulangan atau
nilai-nilai raport saja. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan
motivasi yang kuat karena dapat meningkatkan semangat belajar mereka.
Akan tetapi, ada juga bahkan banyak siswa belajar hanya ingin mengejar
naik kelas saja. Selain pemberian angka, hadiah merupakan salah satu
bentuk motivasi ekstrinsik, namun tidak selalu. Hal ini dikarenakan
hadiah untuk suatu pekerjaan belum tentu menarik bagi siswa yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
berbakat dalam bidang tersebut. Cara untuk menumbuhkan motivasi
yang ketiga adalah hasrat untuk belajar.
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hal ini merupakan tindakan yang baik bagi siswa, bila
dibandingkan dengan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat
untuk belajar berarti pada diri siswa itu memang ada motivasi untuk
belajar, sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik. Segala sesutu
yang telah dipersiapkan dengan baik akan membuahkan hasil yang baik
pula. Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan,
akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Hal ini terjadi karena
munculnya rasa senang dan rasa puas dalam diri siswa ketika ia berhasil
menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Semakin meningkatnya hasil
belajar siswa maka akan ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar,
dengan suatu harapan hasilnya akan terus meningkat.
G. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan pelajaran yang dipandang sulit oleh sebagian
siswa. Anggapan ini peneliti temukan pada saat peneliti melaksanakan
kegiatan PPL di salah satu SMP di Yogyakarta. Sebagian siswa berpendapat
bahwa matematika itu sulit untuk dipahami. Siswa mengatakan hal itu terjadi
karena faktor dari tenaga pendidik yang kurang tegas serta kurang jelas saat
menjelaskan materi. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang memaknai
setiap proses belajar yang terjadi saat pelajaran matematika. Selain itu,
berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan saat menjalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PPL, siswa kelas VII di SMP tersebut kurang berminat terhadap matematika.
Hal ini terlihat ketika siswa diminta untuk mengerjakan tugas yang telah
diberikan. Sebagian siswa ada yang mengerjakan dan sebagiannya lagi malas-
malasan dan lebih memilih untuk mengobrol dengan teman terdekatnya.
Tidak hanya di Yogyakarta, di salah satu SMP lainnya juga terjadi hal yang
sama, yaitu kurangnya minat dan motivasi belajar siswa dalam pelajaran
matematika. Hal ini terjadi karena dalam proses belajar-mengajar siswa tidak
bersemangat dalam mengikuti pelajaran serta siswa cenderung pasif dalam
menerima penjelasan dari guru.
Dari permasalahan yang peneliti paparkan di atas, peneliti ingin
mengetahui bagaimana sikap siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta terhadap pembelajaran matematika.
Peneliti juga ingin mengetahui minat dan motivasi siswa di SMP Negeri 3
Gedangsari dan siswa di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Akankah ada
perbedaan sikap, minat dan motivasi antara siswa yang berada di daerah
pedesaan dan siswa yang berada di daerah perkotaan. Penelitian ini
diharapkan dapat berguna bagi para guru dan masyarakat untuk mengetahui
bagaimana sikap siswa terhadap matematika serta bagaimana minat dan
motivasi siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta dalam mempelajari matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Berikut ini merupakan bagan dari kerangka berpikir yang telah
peneliti jelaskan di atas.
Permasalahan yang
terjadi:
1. Kurangnya minat
dan motivasi siswa
dalam belajar
matematika.
2. Siswa selalu
memandang
bahwa matematika
itu sulit.
Meneliti sikap, minat dan
motivasi siswa kelas VIII
SMP Negeri 3 Gedangsari
dan siswa kelas VIII SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta
Hasil yang ingin dicapai:
1. Ingin mengetahui sikap
siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Gedangsari dan
siswa kelas VIII SMP
Kanisius Gayam terhadap
matematika.
2. Ingin mengetahui apakah
ada perbedaan minat dan
motivasi antara siswa kelas
VIII SMP Negeri 3
Gedangsari dan siswa
kelas VIII SMP Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014 : 13), “Metode
penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting)”.
Penelitian ini dilakukan pada objek yang alamiah. Sementara itu, yang
dimaksud dengan objek alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya
dan tidak dimanipulasi oleh peneliti. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Sugiyono
(2014), metode penelitian kuantitatif ini juga disebut sebagai metode ilmiah/
scientific karena memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, objektif,
terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut sebagai metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian peneliti adalah 5 orang siswa kelas VIII dari SMP
Negeri 3 Gedangsari dan 5 orang siswa kelas VIII dari SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini berupa perbedaan sikap, minat dan motivasi
siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa di SMP Kanisius Gayam
dalam mempelajari matematika.
D. Bentuk Data Penelitian
Data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif berbentuk deskripsi
atau kata-kata yang diperoleh dari data hasil wawancara peneliti dengan
subjek penelitian. Sementara itu, data yang dihasilkan dalam penelitian
kuantitatif berupa angka-angka yang diperoleh dari hasil pengolahan angket
minat dan motivasi.
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang pertama adalah penyebaran
angket. Pada penelitian ini angket disebarkan kepada para siswa di salah
satu kelas VIII di SMP Negeri 3 Gedangsari yang rumahnya berada di
daerah tempat peneliti melakukan kegiatan KKN. Dari seluruh angket
yang telah diisi oleh para siswa, peneliti akan mengambil 5 angket secara
acak untuk dijadikan data penelitian. Sama seperti siswa kelas VIII di
SMP Negeri 3 Gedangsari, peneliti juga menyebarkan angket minat dan
motivasi kepada siswa yang ada di kelas gabungan VIIIB dan VIIIC. Dari
seluruh angket yang telah diisi oleh siswa, peneliti mengambil 5 angket
secara acak yang akan dijadikan sebagai data penelitian. Tujuan dari
penyebaran angket ini adalah untuk mengukur sikap, minat dan motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
siswa dalam mempelajari matematika. Sementara itu, wawancara dalam
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dari subjek
penelitian. Data yang diperoleh dari subjek penelitian digunakan untuk
mengukur sikap, minat dan motivasi siswa terhadap matematika.
Wawancara dilakukan saat jam istirahat sekolah.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah angket
minat dan motivasi serta daftar pertanyaan wawancara. Menurut
Sanapiah Faisal (1981 : 2) angket adalah pengumpulan data melalui
daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang disusun dan disebarkan
untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber dta yang
berbentuk orang (responden). Pembuatan angket minat dan motivasi ini
melalui beberapa tahap, yaitu mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada
dosen pembimbing skripsi tentang butir atau item pernyataan yang akan
diteliti. Tahap selanjutnya adalah melakukan validasi. Validasi angket
minat dan motivasi dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang
tersebut. Oleh karena itu, peneliti memilih salah satu dosen dari program
studi pendidikan matematika untuk memvalidasi angket yang telah
peneliti buat.
Pernyataan-pernyataan yang peneliti buat dalam angket ini
berkaitan dengan sikap, minat, dan motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik yang telah dikemukan oleh Noer Rohmah dalam buku
Psikologi Pendidikan (2012). Pada awalnya, angket yang peneliti buat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
terdiri dari 10 pernyataan yang terkait dengan minat siswa terhadap
pembelajaran matematika dan 10 pernyataan yang terkait dengan
motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Akan tetapi, setelah
dilakukan proses validasi angket tersebut belumlah sempurna sehingga
diperlukan perbaikan terhadap butir-butir pernyataan baik pernyataan
minat maupun motivasi. Terdapat beberapa kekurangan dalam
pernyataan yang sudah peneliti buat sebelumnya, yaitu terkait dengan
pernyataan mengenai aktivitas pembelajaran siswa serta pernyataan
mengenai interaksi sosial siswa dengan sesama.
Setelah melakukan proses revisi atau perbaikan, angket yang
peneliti gunakan terdiri dari 30 butir pernyataan terkait dengan sikap,
motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran matematika. 30 butir
pernyataan itu terdiri dari 15 butir pernyataan berkaitan dengan minat
siswa terhadap matematika yang terbagi menjadi 9 pernyataan yang
bersifat positif atau mendukung pembelajaran matematika dan 6 butir
pernyataan negatif atau pernyataan yang tidak mendukung pembelajaran
matematika. Selain pernyataan minat, angket juga terdiri dari 15 butir
pernyataan yang berhubungan dengan motivasi siswa terhadap
pembelajaran matematika yang terbagi menjadi 8 butir pernyataan positif
dan 7 pernyataan negatif terhadap pembelajaran matematika. Sementara
itu, daftar pertanyaan wawancara sudah divalidasi oleh ahli. Setelah
divalidasi pertanyaan tersebut diberikan kepada siswa saat peneliti
melakukan penelitian. Daftar pertanyaan wawancara terdiri dari 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pertanyaan terkait sikap, minat dan motivasi siswa dalam mempelajari
matematika.
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Kuisioner Atau Angket
Untuk menganalisa hasil angket dilakukan berdasarkan langkah-langkah
berikut:
a. Pemberian Skor
Data minat dan motivasi yang diisi oleh siswa harus sesuai dengan
panduan skor yang telah ditetapkan. Pemberian skor dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3. Skor Angket Minat dan Motivasi Siswa Menurut Suharsimi
Arikunto (2013)
Alternatif Jawaban
Skor
Positif Negatif
SS 5 1
S 4 2
N 3 3
TS 2 4
STS 1 5
b. Menghitung Persentase Minat dan Motivasi
Untuk memperoleh persentase dapat dihitung dengan rumus yang
telah dikemukakan oleh Sudjana (2002 : 69) berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
∑
Keterangan rumus:
persentase
∑ skor yang diperoleh siswa
jumlah skor maksimum
konstanta
a. Pengklasifikasian Tingkat Minat dan Motivasi
Setelah diperoleh persentase, tiap siswa diklasifikasikan
tingkat minat dan motivasinya. Sementara itu, klasifikasi skor
angket dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Klasifikasi Persentase Minat (Antonius Tatak H. K.,
2010 : 76)
Interval Patokan (%) Klasifikasi Minat
81 – 100 Minat Sangat Tinggi
66 – 80 Minat Tinggi
56 – 65 Minat Sedang
46 – 55 Minat Rendah
45 Minat Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase Motivasi (Antonius Tatak H.
K., 2010 : 78)
Interval Patokan (%) Klasifikasi Minat
81 – 100 Motivasi Sangat Tinggi
66 – 80 Motivasi Tinggi
56 – 65 Motivasi Sedang
46 – 55 Motivasi Rendah
45 Motivasi Sangat Rendah
2. Teknik Analisis Jawaban Wawancara
Untuk menganalisis jawaban dari hasi wawancara dengan siswa, peneliti
akan melakukan 3 tahap, yaitu:
a. Reduksi Data
Data yang berasal dari hasil wawancara disaring kembali.
Penyaringan data ini bertujuan agar data yang dihasilkan sesuai
dengan tujuan penelitian.
b. Penyajian Data
Data wawancara yang telah diperoleh dari proses reduksi data
disajikan dalam bentuk tabel hasil wawancara.
c. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam proses wawancara ini digunakan
untuk mendeskripsikan sikap siswa terhadap matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
1. Penyusunan Proposal
Penyusunan proposal dibuat sebelum melaksanakan penelitian
di SMP Gayam Yogyakarta. Penyusunan ini meliputi bab 1, bab 2, dan
bab 3. Sementara itu, penelitian untuk siswa yang berada di SMP
Negeri 3 Gedangsari tidak menggunakan proposal penelitian
dikarenakan penelitian dilaksanakan pada saat peneliti melaksanakan
program KKN di SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul.
2. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dilakukan dalam tahap-tahap berikut ini:
a. Membuat Proposal Penelitian
Pembuatan proposal penelitian bertujuan untuk pengambilan data di
sekolah yang menjadi objek penelitian. Hal itu dikarenakan beberapa
sekolah di Yogyakarta menjadikan proposal penelitian sebagai syarat
untuk pengambilan data di sekolah tersebut.
b. Penyusunan Instrumen Penelitian
Langkah-langkah menyusun instrumen penelitian adalah:
1) Memperdalam pemahaman serta pengetahuan mengenai
pengertian mengenai matematika, belajar, pembelajaran, sikap,
hakekat motivasi, minat siwa serta hal-hal yang terkait dengan
penyusunan angket.
2) Menyusun angket atau kuisioner yang akan digunakan untuk
mengukur sikap, motivasi, dan minat siswa terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembelajaran matemtika. Penyusunan butir angket berpedoman
pada kajian pustaka yang telah dibuat pada bab sebelumnya,
yaitu bab 2.
3) Validasi Angket
Angket atau kuisioner divalidasi oleh dosen di program studi
pendidikan matematika yaitu Bapak Yosef Dwi Kristanto, M.
Pd. Kesimpulan dari validasi angket ini adalah angket layak
digunakan dengan revisi (LDR). Setelah melakukan revisi atau
perbaikan, angket yang peneliti buat sudah bisa digunakan
sebagai alat pengumpulan data penelitian.
4) Validasi Daftar Pertanyaan Wawancara
Daftar pertanyaan wawancara divalidasi oleh dosen di program
studi pendidikan matematika yaitu Ibu Cyrenia Novella
Krisnamurti, M. Sc. Kesimpulan dari validasi daftar pertanyaan
ini adalah layak digunakan (LD).
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang pertama peneliti laksanakan di SMP Negeri 3
Gedangsari Gunung Kidul. Pertama-tama peneliti berbincang-bincang
terlebih dahulu kepada para siswa dengan tujuan untuk mengakrabkan
diri antara satu sama lain. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara
kepada beberapa siswa SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul terkait
sikap siswa terhadap matematika. Tahap selanjutnya, peneliti
memberikan angket minat dan motivasi yang telah peneliti sediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Peneliti mengambil 5 siswa yang akan menjadi sampel untuk mewakili
populasi yang ada di kelas VIII di SMP Negeri 3 Gedangsari.
Penelitian kedua akan peneliti laksanakan di SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta. Langkah pertama dalam melaksanakan penelitian
ini adalah membuat surat izin untuk melakukan penelitian di SMP
tersebut. Tahap selanjutnya, peneliti mengantarkan surat tersebut ke
sekolah yang menjadi objek penelitian serta menentukan hari untuk
pelaksanaan penelitian. Setelah itu, peneliti memberikan angket minat
dan motivasi yang peneliti sediakan kepada siswa kelas VIII di SMP
Kanisius Gayam dan melakukan wawancara singkat kepada beberapa
siswa saat istirahat sekolah. Dari semua angket yang telah diisi oleh
siswa, peneliti akan mengambil 5 sampel secara acak untuk mewakili
jawaban dari seluruh siswa kelas VIII yang ada di SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta.
H. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian untuk 5 siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung kidul
dilaksanakan pada:
Tanggal : Januari 2018
Tempat : kelas VIII A
Penelitian untuk 5 siswa di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dilaksanakan
pada:
Tanggal : April – Mei 2108
Tempat : kelas VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB 4
PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, DAN ANALISIS
DATA
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Peneliti menggunakan 2 lokasi penelitian untuk memperoleh data,
yaitu SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul dan SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta. Lokasi penelitian peneliti yang pertama adalah SMP Negeri 3
Gedangsari Gunung Kidul. SMP tersebut merupakan salah satu SMP Negeri
yang ada di Kecamatan Gedangsari. SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung
Kidul beralamat di Gedangan, RT/ RW 0/0, Dusun Gedangan,
Desa/kelurahan Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung
Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kode pos 55863. SMP Negeri 3
Gedangsari ini berdiri tahun 1996 dan sekarang sekolah tersebut sudah
berakreditasi B. SMP Negeri 3 Gedangsari menggunakan kurikulum 2013
sebagai acuan dalam proses belajar mengajar. SMP tersebut memiliki 17
ruangan yang terdiri dari 13 ruang kelas, 3 ruang laboratorium dan 1 ruang
perpustakaan.
Sementara itu, lokasi kedua yang peneliti gunakan adalah SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta. SMP Kanisius Gayam Yogyakarta merupakan
salah satu SMP swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta. SMP tersebut
terletak di jalan Dokter Sutomo No. 16, Baciro, Gondokusuman, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kode pos 55225. SMP
Kanisius Gayam berdiri pada tahun 1986. Sekolah tersebut sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sudah berakreditasi A dan menggunakan kurikulum 2013 dalam proses
pembelajarannya. SMP Kaniusius Gayam Yogyakarta memiliki 12 ruangan
yaitu 8 ruang kelas, 3 ruang laboratorium dan 1 ruang perpustakaan.
B. Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan
1. Pengumpulan Data atau Kegiatan di Dusun Magirejo Desa Ngalang
Gunung Kidul
Pengumpulan data dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Rabu, 25 Januari 2018
Waktu : 07.15 – 08.45
Kelas : VIIIA
Pertama-tama, peneliti mengamati bagaimana situasi kelas pada
saat pelajaran matematika selama melakukan program KKN di SMP
tersebut. Pada tahap selanjutnya, peneliti berbincang-bincang dengan
beberapa siswa untuk mengakrabkan diri dengan subjel penelitian. Guru
matematika kelas VIII khususnya kelas VIIIA di SMP Negeri 3
Gedangsari Gunung Kidul adalah seorang lelaki berumur kurang lebih 45
tahun sampai 50 tahun. Guru tersebut sangat disiplin saat mengajar.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa yang ada di
kelas tersebut mengatakan bahwa guru matematika mereka merupakan
guru yang disiplin. Hal ini dikarenakan jika siswa tidak mengerjakan PR
yang telah diberikan, guru akan marah. Jika siswa tidak mendengarkan
saat guru menjelaskan serta tidak mencatat apa yang telah dituliskan guru
itupun akan memberikan beberapa nasihat kepada para siswa. Akan tetapi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
siswa-siswa itu juga mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
guru mereka merupakan bentuk kepedulian yang diberikan guru kepada
siswanya. Mereka menyadari bahwa guru mereka melakukan hal tersebut
demi kebaikan mereka sendiri.
Setelah itu, peneliti membagikan angket yang telah peneliti
sediakan kepada semua siswa yang ada di kelas. Jumlah siswa yang ada di
kelas VIIIA SMP Negeri 3 Gedangsari adalah 29 siswa yang terdiri dari 18
siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Namun, peneliti hanya
mengambil 5 subjek secara acak yang nantinya akan digunakan sebagai
subjek penelitian. Kelima subjek tersebut terdiri dari 4 siswa perempuan
dan 1 siswa laki-laki. Pengumpulan data dilakukan sebanyak 1 kali yaitu
saat pemberian angket kepada siswa dan saat siswa mengisi angket
sekaligus mengembalikannya kepada peneliti. Pada tahap pemberian
angket ini peneliti menjelaskan terlebih dahulu kepada para siswa bahwa
angket ini tidak akan mempengaruhi nilai mereka di sekolah. Peneliti
menjelaskan secara singkat tentang petunjuk pengisian angket yang
terdapat di angket minat dan motivasi yang telah peneliti bagikan.
Pengisian angket minat dan motivasi dilaksanakan 20 menit sebelum
pelajaran berakhir dan kemudian dikumpulkan pada saat itu juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Pengumpulan Data atau Kegiatan di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
Pengumpulan data dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Selasa, 8 Mei 2018
Waktu : 09.45 – 11.15
Kelas : VIIIB dan VIIIC
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta sedang melakukan renovasi
gedung sekolah. Oleh karena itu, siswa kelas VIII yang tadinya terdiri
dari tiga kelas sementara ini digabungkan menjadi dua kelas. Kelas
pertama terdiri dari gabungan antara kelas VIIIA dan separuh dari VIIIB
sedangkan kelas kedua merupakan kelas gabungan dari VIIIB dan VIIIC.
Pada kesempatan ini peneliti diberikan kepercayaan untuk meneliti kelas
gabungan dari VIIIB dan VIIIC. Kelas gabungan ini terdiri dari 42
siswa. Sebelum renovasi dilakukan, jumlah murid di masing-masing
kelas kurang lebih 27 siswa. Pada tahap pertama peneliti mengamati
terlebih dahulu aktivitas yang terjadi di kelas saat pelajaran matematika.
Hampir semua siswa mengikuti kegiatan belajar dengan semangat yang
tinggi. Guru yang mengajar disana juga tergolong masih muda dan dapat
mencairkan suasana kelas saat pembelajaran. Guru matematika kelas
VIII khususnya gabungan kelas VIIIB dan VIIIC di SMP Kanisius
Gayam merupakan seorang wanita muda yang masih berumur sekitaran
28 tahun.
Pada tahap selanjutnya, peneliti membagikan angket yang telah
peneliti sediakan kepada seluruh siswa yang ada di kelas tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Sebelum siswa mengisi angket yang telah disediakan, peneliti
menjelaskan kembali bagaimana cara pengisian angket tersebut serta
singkatan-singakatan yang ada dalam angket minat dan motivasi. Para
siswa diberikan waktu selama 20 menit untuk mengisi angket dengan
jujur dan teliti. Dari 42 siswa yang ada di kelas tersebut, peneliti akan
mengambil 5 angket secara acak untuk mewakili semua siswa yang ada
di kelas sebagai subjek penelitian. Kelima subjek yang terpilih terdiri
dari 2 siswa kelas VIIIB (laki-laki dan perempuan) dan 3 siswa dari kelas
VIIIC (2 perempuan dan 1 laki-laki). Tahap terakhir, peneliti melakukan
wawancara kepada beberapa siswa yang ada di kelas untuk mengetahui
pandangan siswa terhadap matematika yang dilakukan pada jam istirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
C. Penyajian Data Penelitian
Tabel 4.
Angket Minat Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul Terhadap Matematika
NAMA SISWA
NO BUTIR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A1 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 2 5
A2 4 4 2 4 5 4 4 3 5 4 5 3 4 3 4
A3 4 3 4 5 2 3 2 2 2 3 3 4 4 1 3
A4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3
A5 4 4 1 3 5 5 3 3 4 3 5 3 3 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.1
Angket Motivasi Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul Terhadap Matematika
NAMA SISWA
NO BUTIR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A1 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 3 4 5 3 4
A2 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4
A3 4 4 3 3 4 5 4 3 3 4 3 4 4 5 3
A4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4
A5 3 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 3 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.2
Angket Minat Siswa Di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Terhadap Matematika
NAMA SISWA
NO BUTIR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
B1 5 4 2 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2
B2 4 4 1 4 5 3 4 3 5 3 5 3 5 3 5
B3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 5 3 3 4 3
B4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4
B5 4 4 3 5 5 4 3 3 3 3 5 5 3 3 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.3
Angket Motivasi Siswa Di Smp Kanisius Gayam Yogyakarta Terhadap Matematika
NAMA SISWA
NO BUTIR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
B1 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
B2 5 3 4 4 4 3 4 5 3 5 3 4 4 3 5
B3 5 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 5 4 4 4
B4 5 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3
B5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Setelah peneliti melakukan perhitungan dengan menggunakan bantuan
software SPSS diperolehlah hasil reliabilitas sebagai berikut:
1. Koefisien Reliabilitas Angket Minat dan Motivasi Siswa SMP Negeri
3 Gedangsari Terhadap Matematika
a. Koefisien Reliabilitas Angket Minat Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari Terhadap Matematika
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Minat Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari Gunung Kidul Terhadap Matematika
Variabel Nilai Reliabilitas Cronbach
Alpha (
Minat Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari Gunung Kidul
Terhadap Matematika
Sumber : Lampiran
Berdasarkan hasil perhitungan 15 item pertanyaan
terhadap 5 responden minat pada tabel 4.5 menghasilkan nilai
Cronbach Alpha sebesar 0,654. Oleh karena itu, berdasarkan
tabel kriteria reliabilitas menurut Guildford (1956) dapat
disimpulkan bahwa angket yang digunakan dalam penelitian ini
reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
b. Koefisien Reliabilitas Angket Motivasi Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari Terhadap Matematika
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Motivasi Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari Gunung Kidul Terhadap Matematika
Variabel Nilai Reliabilitas Cronbach
Alpha (
Motivasi Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari Gunung Kidul
Terhadap Matematika
Sumber : Lampiran
Berdasarkan hasil perhitungan 15 item pertanyaan
terhadap 5 responden minat pada tabel 4.6 menghasilkan nilai
Cronbach Alpha sebesar 0,867. Oleh karena itu, berdasarkan
tabel kriteria reliabilitas menurut Guildford (1956) dapat
disimpulkan bahwa angket yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
2. Koefisien Reliabilitas Angket Minat dan Motivasi Siswa SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta Terhadap Matematika
a. Koefisien Reliabilitas Angket Minat Siswa SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta Terhadap Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Minat Siswa SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta Terhadap Matematika
Variabel Nilai Reliabilitas Cronbach
Alpha (
Motivasi Siswa SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta Terhadap
Matematika
Sumber : Lampiran
Berdasarkan hasil perhitungan 15 item pertanyaan
terhadap 5 responden minat pada tabel 4.7 menghasilkan nilai
Cronbach Alpha sebesar 0,584. Oleh karena itu, berdasarkan
tabel kriteria reliabilitas menurut Guildford (1956) dapat
disimpulkan bahwa angket yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki tingkat reliabilitas yang reliabel.
b. Koefisien Reliabilitas Angket Motivasi Siswa SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta Terhadap Matematika
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Motivasi Siswa SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta Terhadap Matematika
Variabel Nilai Reliabilitas Cronbach
Alpha (
Motivasi Siswa SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta Terhadap
Matematika
Sumber : Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan hasil perhitungan 15 item pertanyaan
terhadap 5 responden minat pada tabel 4.8 menghasilkan nilai
Cronbach Alpha sebesar 0,932 . Oleh karena itu, berdasarkan
tabel kriteria reliabilitas menurut Guildford (1956) dapat
disimpulkan bahwa angket yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.
D. Analisis Data Penelitian
Deskripsi data subjek penelitian minat dan motivasi siswa di daerah
pedesaan dan daerah perkotaan terhadap matematika dianalisis dan
dikelompokkan ke dalam 5 kriteria dengan menggunakan acuan kriteria
menurut Antonius Tatak H (2010). Tujuan dari pengelompokan ini adalah
menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang.
Deskripsi data objek penelitian dihitung persentasenya untuk dilihat apakah
ada perbedaan minat dan motivasi siswa yang berada di SMP Negeri 3
Gedangsari dan siswa yang berada di SMP Kanisius Gayam terhadap
matematika.
1. Minat Siswa
Jawaban angket minat dari seluruh siswa diperiksa dan diberi skor
sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan pada Bab III. Minat
siswa terhadap matematika diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu:
Minat Sangat Tinggi
Minat Sedang
Minat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Minat Sangat Rendah
Berikut ini merupakan tabel analisis data penelitian yang telah
dilakukan:
a. Jawaban angket minat siswa SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung
Kidul.
Tabel 4.8 Analisis dan Penyajian Hasil Analisis Minat Siswa
SMP Negeri 3 Gedangsari
Nama
Siswa
Skor yang
dicapai
Skor
Maks.
Persentase
(%)
Kriteria
minat
A1 57 75 76 Minat
Tinggi
A2 58 75 77,33 Minat
Tinggi
A3 45 75 60 Minat
Sedang
A4 53 75 70,67 Minat
Tinggi
A5 53 75 70,67 Minat
Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
b. Jawaban angket minat siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
Tabel 4.9 Analisis dan Penyajian Hasil Analisis Minat
Siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
Nama
Siswa
Skor yang
dicapai
Skor
Maks.
Persentase
(%)
Kriteria
minat
B1 60 75 80 Minat
Tinggi
B2 57 75 76 Minat
Tinggi
B3 52 75 69,33 Minat
Tinggi
B4 50 75 66,67 Minat
Tinggi
B5 58 75 77,33 Minat
Tinggi
2. Motivasi Siswa
Sama halnya seperti minat, jawaban angket motivasi siswa diperiksa dan
diberi skor sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan pada Bab III.
Motivasi siswa dalam mempelajari matematika diklasifikasikan menjadi 4
kelompok yaitu:
Motivasi Sangat Tinggi
Motivasi Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Motivasi Rendah
Motivasi Sangat Rendah
Berikut ini merupakan tabel analisis data penelitian yang telah dilakukan:
a. Jawaban Motivasi Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul
Tabel 4.10 Analisis dan Penyajian Hasil Analisis Motivasi Siswa
SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul
Nama
Siswa
Skor yang
dicapai
Skor
Maks.
Persentase
(%)
Kriteria
Motivasi
A1 64 75 85,33 Motivasi Sangat
Tinggi
A2 70 75 93,33 Motivasi Sangat
Tinggi
A3 56 75 74,67 Motivasi Tinggi
A4 58 75 77,33 Motivasi Tinggi
A5 55 75 73,33 Motivasi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b. Jawaban Motivasi Siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
Tabel 4.11 Analisis dan Penyajian Hasil Analisis Motivasi Siswa
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
Nama
Siswa
Skor yang
dicapai
Skor
maksimal
Persentase
(%)
Kriteria
Motivasi
B1 59 75 78,67 Motivasi
Tinggi
B2 59 75 78,67 Motivasi
Tinggi
B3 55 75 73,33 Motivasi
Tinggi
B4 55 75 73,33 Motivasi
Tinggi
B5 73 75 97,33 Motivasi
Sangat Tinggi
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif atau sering disebut
metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah. Oleh karena itu, data penelitian yang diperoleh juga
berkembang apa adanya dan tidak dimanipulasi oleh peneliti. Penelitian ini
mengumpulkan data dengan beberapa teknik, yaitu angket dan wawancara.
Berikut data hasil penelitian yang telah diperoleh dalam penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1. Hasil dari Wawancara
Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah beberapa siswa kelas
VIIIA SMP Negeri 3 Gedangsari dan siswa kelas VIIIB dan VIIIC SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta. Wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh data penelitian langsung dari subjek penelitian untuk
mengukur sikap siswa terhadap pembelajaran matematika serta mengukur
minat dan motivasi siswa dalam mempelajari matematika. Berikut ini
rangkuman hasil wawancara berdasarkan pertanyaan peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.12. Jawaban Wawancara Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul dan Siswa SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta
No. Pertanyaan Wawancara Siswa
Jawaban Wawancara Siswa SMP
Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul
Jawaban Wawancara
Siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
1. Bagaimana kondisi kelas saat
pelajaran matematika sedang
berlangsung?
Siswa mengatakan bahwa kondisi
kelas saat belajar matematika
hening. Hal ini dikarenakan guru
matematika yang mengajar di kelas
mereka merupakan guru yang
disiplin yang terkesan galak bagi
para siswa. Oleh karena itu, pada
saat pelajaran matematika para
Siswa mengatakan bahwa kondisi kelas saat
belajar matematika terlalu ramai karena dalam
satu kelas muridnya terlalu banyak. Hal ini
dikarenakan kondisi sekolah yang sedang
melakukan renovasi gedung sekolah. Apabila
keadaan sudah kembali seperti semula di mana
dalam 1 kelas berisi kurang lebih 29 siswa maka
kondisi kelas akan kembali kondusif. Saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
siswa tidak berani membuat kondisi
kelas menjadi tidak kondusif dan
mendengarkan penjelasan yang
disampaikan guru dengan baik.
Akan tetapi, para siswa mengatakan
bahwa sikap disiplin yang
diterapkan oleh guru matematika
mereka merupakan salah satu
bentuk kasih sayang dari guru
untuk siswa demi masa depan
siswa-siswa kelas VIIIA itu sendiri.
pelajaran matematika kebanyakan siswanya aktif
untuk berpendapat karena guru nya masih muda
dan tidak galak. Ada saat di mana saling bercanda
dan ada saat seriusnya.
2. Apakah kamu belajar jauh
sebelum ulangan matematika
diadakan?
Kebanyakan para siswa belajar H-1
ketika ulangan matematika
diadakan. Hal ini dikarenakan jika
Iya, karena menurut siswa matematika itu adalah
pelajaran sulit. Jadi sebelum ulangan, siswa harus
memahami materi ulangan terlebih dahulu. Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
belajar dari jauh hari atau H-3
maupun H-2 jeda nya terlalu lama.
Siswa berpendapat bahwa jika
jedanya terlalu lama maka malah
akan lupa terhadap apa yang telah
dipelajari. Oleh karena itu,
biasanya siswa belajar 1 malam
sebelum ulangan matematika
diadakan. Akan tetapi, ada 1 siswa
yang mengatakan bahwa dia belajar
matemtika setiap hari walaupun
hanya sebentar.
merasa ketika belajarpun belum tentu dapat
memahami materi ulangan apalagi jika tidak
belajar, siswa merasa akan tidak bisa menjawab
ulangan tersebut.
3. Apakah banyak siswa yang
bolos saat pelajaran
Tidak ada siswa yang membolos
saat pelajaran matematika karena
Tidak ada siswa yang membolos saat pelajaran
matematika sedang berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
matematika? para siswa takut ketahuan oleh guru
matematika yang disiplin tersebut.
4. Apakah guru matematika
menjelaskan materi dengan
jelas?
Sebenarnya sudah jelas tetapi
kadang apa yang diajarkan oleh
guru sulit untuk dibayangkan oleh
para siswa. Ketika belajar bangun
datar atau bangun ruang siswa sulit
untuk membayangkan bentuknya
seperti apa dan gurupun saat
mengajar tidak menggunakan alat
peraga.
Iya, siswa berpendapat bahwa guru mereka
menjelaskan materi dengan jelas. Akan tetapi,
jika guru terlalu cepat menjelaskan mereka akan
mengatakannya kepada guru yang bersangkutan.
5. Jika kamu menemukan
kesulitan dalam belajar
matematika, bagaimana cara
Jika mendapat kesulitan dalam
belajar matematika dan tidak berani
untuk brtanya kepada guru, siswa
Jika mendapat kesulitan maka siswa akan bertanya
pada teman sebaya. Akan tetapi, siswa juga
berani untuk langsung bertanya kepada guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kamu untuk mengatasinya? kemudian bertanya kepada teman
sebayanya yang sudah memahami
cara menyelesaikan masalah yang
diberikan.
matematika apabila mendapat kesulitan dalam
belajar materi matematika.
6. Bagaimana tanggapan orang
tuamu ketika melihat hasil
belajar yang kamu peroleh
dalam pelajaran matematika
selama ini?
Apabila siswa mendapat nilai yang
kurang baik dalam pelajaran
matematika orang tua lebih
mengingatkan dan menasehati
siswa agar dapat memperbaiki
nilainya pada ulangan selanjutnya
maupun dalam mengikuti remedial.
Sementara itu, jika siswa mendapat
nilai yang sudah baik orang tua
memberikan pujian kepada para
Jika mendapat nilai kurang baik orang tua siswa
tidak marah kepada siswa. Akan tetapi, orang tua
menasehati dan bertanya kepada siswa mengapa
siswa bisa mendapatkan nilai yang kurang baik
apakah karena siswa yang kurang memahami
materi yang sulit atau karena guru yang
menjelaskan kurang jelas. Sementara itu, jika
mendapat nilai yang baik orang tua siswa
memberikan semangat lagi untuk mendapat nilai
yang lebih baik. Ada juga orang tua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
siswa dan menyemangati mereka
agar bisa meningkatkan hasil
belajar tersebut agar tidak menurun.
memberikan hadiah kepada siswa dengan
mengajaknya keluar untuk makan di tempat yang
enak.
7. Bagaimana sikap kamu dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika?
Para siswa mengatakan bahwa
matematika merupakan pelajaran
yang susah-susah gampang.
Maksud dari susah-susah gampang
adalah ada saatnya matematika
merupakan pelajaran yang sulit dan
ada saatnya matematika dapat
dikatakan sebagai pelajaran yang
gampang dan menyenangkan.
Matematika dianggap sulit oleh
siswa apabila memasuki materi
Siswa mengatakan bahwa ia akan berusaha untuk
memahami pelajaran yang diajarkan guru dengan
cara belajar dengan sungguh-sungguh,
mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru
serta bertanya apabila tidak mengerti materi yang
telah disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
yang rumit, seperti materi bangun
ruang karena memerlukan tingkat
pemahaman yang lebih dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, siswa di SMP
Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul dan siswa di SMP Kanisius Gayam
mengatakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang susah-susah
gampang. Maksud dari pernyataan siswa tersebut adalah terkadang
matematika berada di posisi pelajaran yang susah atau sulit dipahami,
terkadang siswa juga merasa bahwa matematika merupakan pelajaran
yang mudah untuk dipahami.
Dari pernyataan para siswa tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul dan
siswa kelas VIII di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta memiliki sikap
yang positif terhadap matematika. Hal ini diperkuat dengan hasil
wawancara yang mengatakan bahwa jika mengalami kesulitan dalam
belajar matematika siswa tidak hanya diam saja dan pasrah, tetapi siswa
berusaha untuk mencari solusi dalam menyelesaikan masalah yang ia
hadapi yaitu dengan bertanya kepada teman sebaya maupun bertanya
langsung kepada guru yang bersangkutan.
Sesuai dengan teori sikap yang telah dikemukakan oleh Saifuddin
Anwar (1998) mengenai pembentukan sikap, ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi terbentuknya sikap manusia. Berdasarkan analisis
peneliti, terbentuknya sikap positif siswa SMP Negeri 3 Gedangsari
Gunung Kidul dan siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta didukung
oleh faktor tenaga pendidik (guru), teman sebaya dan orang tua siswa.
Siswa SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul mengatakan bahwa guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
matematika di SMP tersebut merupakan guru yang disiplin dan tegas.
Siswa menyadari bahwa kedisiplinan yang diterapkan guru saat di kelas
merupakan bentuk kasih sayang guru terhadap siswa. Para siswa
menyadari tujuan guru bersikap disiplin itu supaya anak didiknya
berhasil dengan baik dalam pelajaran matematika.
Sementara itu, siswa SMP Kanisius Gayam mengatakan bahwa
guru mereka merupakan guru matematika yang asik. Cara guru tersebut
mengajar juga membuat siswa senang karena terkadang guru
menyelipkan gurauan supaya kondisi kelas saat belajar matematika tidak
terkesan mencekam. Akan tetapi, siswa mengatakan bahwa mereka
mengetahui kapan saatnya bercanda dan kapan saat mereka harus serius
dalam memahami materi yang sedang dijelaskan. Faktor yang kedua
adalah teman sebaya, teman sebaya juga merupakan salah satu faktor
yang membantu pembentukan sikap positif para siswa. Bantuan yang
diberikan saat siswa mengalami kesulitan belajar memberikan efek yang
baik bagi pembentukan sikap siswa. Dari pertolongan itu siswa merasa
tidak sendiri karena teman-teman mau membantu, mengajari dan peduli
terhadap dirinya.
Tak hanya itu, orang tua merupakan salah satu faktor terpenting
yang membantu terbentuknya sikap postif yang dimiliki oleh siswa di
SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul dan siswa di SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta. Orang tua siswa selalu memberi respon yang baik
terhadap hasil belajar siswa. Orang tua juga selalu memberikan semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dan tak henti-hentinya menasehati pada saat siswa mendapat nilai yang
kurang baik dalam pelajaran matematika.
2. Minat dan Motivasi Siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan Siswa Di
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Dalam Mempelajari Matematika
a. Minat
Dari tabel klasifikasi minat siswa terhadap matematika (tabel 3.1),
kemudian disusun dalam tabel frekuensi siswa berdasarkan
klasifikasi minat terhadap matematika.
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Minat Siswa Di
SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul
Interval
Patokan (%)
Klasifikasi Minat Frekuensi %
Frekuensi
81 – 100 Minat Sangat Tinggi - -
66 – 80 Minat Tinggi 4 73,67
56 – 65 Minat Sedang 1 60
46 – 55 Minat Rendah - -
45 Minat Sangat
Rendah
- -
Tabel 4.13 menjelaskan tentang minat siswa SMP Negeri 3
Gedangsari Gunung Kidul yang menyatakan bahwa:
1) Siswa yang memiliki minat dalam mempelajari matematika
dengan klasifikasi minat tinggi ada 4 orang (73,67%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2) Siswa yang memiliki minat dalam mempelajari matematika
dengan klasifikasi minat sedang ada 1 orang (60%).
Berdasarkan klasifikasi minat, siswa yang mendapat nilai
frekuensi paling tinggi adalah klasifikasi minat tinggi dengan
frekuensi 4 orang (73,67%). Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa minat siswa SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul dalam
mempelajari matematika masuk dalam kategori minat tinggi.
Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi minat siswa di
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Minat Siswa Di
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
Interval
Patokan (%)
Klasifikasi Minat Frekuensi % Frekuensi
81 – 100 Minat Sangat
Tinggi
- -
66 – 80 Minat Tinggi 5 73,87
56 – 65 Minat Sedang - -
46 – 55 Minat Rendah - -
45 Minat Sangat
Rendah
- -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.14 menjelaskan tentang minat siswa SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta yang menyatakan bahwa kelima subjek
penelitian masuk dalam klasifikasi minat tinggi (73,87 %). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Kanisius Gayam
memiliki minat yang tinggi terhadap matematika.
Berdasarkan penjelasan tabel 4.13 dan 4.14 dapat
disimpulkan bahwa tidak perbedaan minat antara siswa di SMP
Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul dan siswa di SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta. Para siswa sama-sama memiliki minat yang
tinggi dalam mempelajari matematika. Tingginya minat siswa juga
didukung dari hasil wawancara kepada siswa yang menunjukan
bahwa:
1) Muncul perasaan senang saat siswa belajar matematika.
2) Tidak ada siswa yang membolos saat pelajaran matematika.
3) Adanya kemauan siswa untuk mendengarkan penjelasan materi
yang telah disampaikan oleh guru.
b. Motivasi
Dari tabel klasifikasi motivasi siswa terhadap matematika (tabel
3.2), kemudian disusun dalam tabel frekuensi siswa berdasarkan
klasifikasi motivasi terhadap matematika. Berikut ini merupakan
tabel distribusi frekuensi motivasi siswa di SMP Negeri 3
Gedangsari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Motivasi Siswa Di
SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul
Interval
Patokan (%)
Klasifikasi
Motivasi
Frekuensi %
Frekuensi
81 – 100 Motivasi Sangat
Tinggi
2 89,33
66 – 80 Motivasi Tinggi 3 76,44
56 – 65 Motivasi Sedang - -
46 – 55 Motivasi Rendah - -
45 Motivasi Sangat
Rendah
- -
Tabel 4.15 menjelaskan tentang motivasi siswa SMP Negeri
3 Gedangsari Gunung Kidul yang menyatakan bahwa:
1) Siswa yang memiliki motivasi terhadap matematika dengan
klasifikasi motivasi sangat tinggi ada 2 orang (89,33 %).
2) Siswa yang memiliki motivasi terhadap matematika dengan
klasifikasi motivasi tinggi ada 3 orang (76 %). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 3
Gedangsari Gunung Kidul memiliki motivasi yang sanagt
tinggi terhadap matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Berikut ini merupakan tabel ditribusi frekuensi motivasi siswa
di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Motivasi Siswa
Di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
Interval
Patokan (%)
Klasifikasi
Motivasi
Frekuensi % Frekuensi
81 – 100 Motivasi
Sangat Tinggi
1 97,33
66 – 80 Motivasi
Tinggi
4 76
56 – 65 Motivasi
Sedang
- -
46 – 55 Motivasi
Rendah
- -
45 Motivasi
Sangat Rendah
- -
Tabel 4.16 menjelaskan tentang motivasi siswa SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta, bahwa:
1) Siswa yang memiliki motivasi terhadap matematika dengan
klasifikasi motivasi sangat tinggi ada 1 orang (97,33 %).
2) Siswa yang memiliki motivasi terhadap matematika dengan
klasifikasi motivasi tinggi ada 4 orang (76 %). Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta memiliki motivasi yang tinggi terhadap
matematika.
Berdasarkan penjelasan tabel 4.15 dan 4.16 dapat
disimpulkan bahwa siswa sama-sama memliki motivasi yang tinggi
terhadap matematika. Tingginya motivasi siswa ini didukung dari
hasil wawancara mengenai motivasi siswa yang menunjukan
bahwa:
1) Siswa berusaha mendapatkan nilai terbaik dalam pelajaran
matematika.
2) Siswa mau berusaha menyelesaikan kesulitan yang mereka
hadapi pada saat belajar matematika dengan cara bertanya
kepada guru maupun teman sebaya.
F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih banyak keterbatasan dikarenakan adanya beberapa faktor,
yakni:
1. Jadwal penelitian bersamaan dengan jadwal ujian sekolah sehingga jadwal
penelitian menjadi mundur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pada penelitian ini, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Sikap Siswa Di SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul dan Siswa Di
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
Sikap siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul dan siswa
di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta menunjukkan sikap yang positf
terhadap matematika. Sikap positif siswa ditunjukkan oleh beberapa
alasan yang diungkapkan dalam wawancara, yaitu : walaupun siswa
memandang matematika sebagai pelajaran yang sulit, siswa tetap mau
berusaha untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi. Sikap positif
yang terbentuk dalam diri siswa dibantu oleh guru yang selalu
menerapkan sikap disiplin dalam belajar matematika serta guru yang
selalu ceria saat mengajarkan materi kepada siswa. Tak hanya guru,
orang tua juga orang yang berperan penting dalam terbentuknya sikap
positif yang dimiliki oleh siswa, yaitu dengan cara selalu mendukung dan
menasehati siswa apabila mendapat nilai yang kurang baik.
2. Minat dan Motivasi Siswa Di SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung Kidul
dan Siswa Di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan minat dan motivasi antara siswa di SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Negeri 3 Gedangsari dan siswa di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengolahan angket minat dan
motivasi siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari yaitu 73,67% dan 76,44%.
Sementara itu, hasil pengolahan angket minat dan motivasi siswa di SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta yaitu 73,87% dan 76,44%. Persentase yang
telah diperoleh dalam perhitungan angket digunakan untuk melihat
klasifikasi minat dan motivasi siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari dan
siswa di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Berdasarkan klasifikasi
tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa di SMP Negeri 3 Gedangsari
dan siswa di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta memiliki minat dan
motivasi yang tinggi dalam mempelajari matematika.
B. Saran
1. Saran Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa
terhadap matematika dengan cara mengubah suasana belajar supaya
lebih menarik, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi,
menciptakan lingkungan kelas yang bebas ancaman, dan lain
sebagainya.
2. Saran Bagi Orang Tua
Orang tua diharapkan dapat mengerti dan memahami sikap dan minat
siswa terhadap matematika serta memberikan motivasi yang baik
supaya siswa dapat berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3. Bagi Peneliti Yang Akan Melakukan Penelitian Lanjutan
Bagi peneliti yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini, peneliti
dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan dalam penelitian
selanjutnya. Subjek dari penelitian ini masih dapat dikembangkan,
misalnya subjek penelitian ini tidak hanya siswa saja, tetapi dapat
melibatkan guru atau orang tua siswa. Dalam pemilihan lokasi
penelitian, peneliti disarankan untuk memilih lokasi yang mudah
dijangkau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Saifuddin. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Liberty.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Aritonang, Keke T. 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. [Internet]. [diunduh 2018 Feb 11].
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Faisal, Sanapinah. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya:
Usaha Nasional.
Gunawan, Imam. 2016. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
H. K, Antonius Tatak. Identifikasi minat, motivasi dan kesulitan siswa
dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika secara
bilingual (Indonesia – Inggris) pada program Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI) di SMAN 7 Purworejo tahun ajaran
2009/2010 [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Sanata
Dharma.
Kusnandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta
Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers.
Mar’at. 1981. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Marwanta, dkk. 2009. Mathematics For Senior High School Year X.
Jakarta: Yudhistira.
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Pustaka Familia. 2006. Warna-Warni Kecerdasan Anak dan
Pendampingannya. Yogyakarta: Kanisius.
Purwanto, Ngalim. 1991. Psikologi Pendidikan Umum. Bandung: CV.
Remaja Karya.
Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Teras.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatof, Kualitatif, Dan
Kombinasi ( Mixed Methods). Bandung: CV ALFABETA.
Surya, Mohammad. 2013. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi.
Bandung: ALFABETA.
Susilo, Frans. 1998. Pendidikan Matematika dan Sains : Tantangan dan
Harapan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Susilo, Frans. 2012. Landasan Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di
Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahab, Rohmalina. 2016. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
A.1 Surat Izin Penelitian di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
B.1 Valiadasi Angket Minat dan Motivasi
1. Validasi Angket Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
2. Validasi Angket Motivasi Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3. Hasil Angket Minat dan Motivasi Yang Telah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
B.2 Validasi Daftar Pertanyaan Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
C.1 Angket Minat dan Motivasi Siswa Di SMP Negeri 3 Gedangsari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
C.2 Angket Minat dan Motivasi Siswa Di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
C.3 Kriteria reliabilitas menurut Guildford (1956)
Tingkat Reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas
Sangat Rendah (tidak reliabel)
Rendah
Sedang/Cukup
Tinggi
Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
C.4 SPSS Reliabilitas Angket Minat dan Motivasi Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari
1. Koefisien Reliabilitas Angket Minat Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari
2. Koefisien Reliabilitas Angket Motivasi Siswa SMP Negeri 3
Gedangsari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
C.5 SPSS Reliabilitas Angket Minat dan Motivasi Siswa SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta
1. Koefisien Reliabilitas Angket Minat Siswa SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta
2. Koefisien Reliabilitas Angket Motivasi Siswa SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related