persepsi mahasiswa dalam mengimplementasikan …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1388/1/nur...
Post on 05-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERSEPSI MAHASISWA DALAM
MENGIMPLEMENTASIKAN TRI DHARMA PERGURUAN
TINGGI DI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA TAHUN 2015/2016
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nur Machfud
NIM: 111 09 034
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
i
ii
PERSEPSI MAHASISWA DALAM
MENGIMPLEMENTASIKAN TRI DHARMA PERGURUAN
TINGGI DI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA TAHUN 2015/2016
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nur Machfud
NIM: 111 09 034
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’:53)
“ Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang
lain.”
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak (Mariyoto) dan Ibu (Munjaeniah) yang telah mencurahkan segala daya
dan upaya, demi kesuksesan anaknya. Terimakasih atas cinta dan kasih
sayang yang telah diberikan salama ini, juga untuk setiap do’a yang
diberikan, semoga Allah meridhoi. Tanpa mereka penulis tidak bisa jadi
seperti sekarang ini.
2. Bapak Mertua (Shodrudin Ahmad Gozali) dan Ibu Mertua (Ristatik
Mawatun) yang telah mencurahkan segala daya dan upaya, demi kesuksesan
anak menantunya. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang telah
diberikan salama ini, juga untuk setiap do’a yang diberikan, semoga Allah
meridhoi. Tanpa mereka penulis tidak bisa jadi seperti sekarang ini.
3. Istriku (Izzatul Fitri) dan Anakku (Rafa Ahmad Zulfikri) yang selalu memberi
motivasi dan inspirasi sehingga penulis bisa menjadi seperti sekarang ini.
4. Adik-adikku (Novi Zakiyatunnisa, Shela Fitriyatunnisa) yang selalu
menyemangati penulis dan member inspirasi bagi penulis.
5. Segenap keluarga besarku (Mbah Karsinah, Mbah Rochati, Mbah Fatonah,
Bude Sri Wahyuni M. Pd, Bulek Muawiyah) dsb, jazakumullah khoiron katsir
yang teleh menghadirkan semangat dan selalu menasehati penulis.
6. Segenap Crew Rafa Wisata Tour dan Travel yang teleh berpartisipasi
memberikan dukungan kepada penulis.
7. Seluruh Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga.
8. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang salatiga
9. Seluruh mahasiswa IAIN Salatiga terutama angkatan 2009.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul Anbiya
Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Dalam
Mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi Di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga Tahun 2015/2016” ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
sedalam dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan
3. Ibu Siti Ruhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku pembimbing akademik.
6. Segenap dosen dan karyawan IAIN salatiga
ix
7. Ibu dan Bapakku tercinta dan keluarga yang tak pernah berhenti
mendo’akan dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga tugas ini
dapat terselesaikan dengan lancar.
8. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang salatiga
Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Akhirnya, hanya kepada Allah Swt penulis berserah diri dan semoga
apa yang tertulis dalam skripsi ini memberikan manfaat, khususnya bagi penulis
sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 15 Agustus 2016
Penulis,
Nur Machfud
NIM.111 09 034
x
ABSTRAK
Machfud, Nur. 2016. Persepsi Mahasiswa Dalam Mengimplementasikan Tri
Dharma Perguruan Tinggi Di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga Tahun 2015/2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci: Perspektif, Implementasi, Tri Dharma Perguruan Tinggi
Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah tiga pilar dasar pola piker yang
menjadi kewajiban bagi seluruh mahasiswa sebagai kaum terpelajar, karena
mahasiswa adalah ujung tombak perubahan bangsa Indonesia menuju era yang
lebih baik, sebagaimana ditunjukkan pada sejarah bangsa Indonesia. Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah pertama, ingin mengetahui
pendapat mahasiswa tentang tri dharma perguruan tinggi. Kedua, untuk
mengetahui persepsi mahasiswa dalam mengimplementasikan tri dharma
perguruan tinggi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan memakai metode deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud
membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian,
dalam arti akumulasi data dasar dengan cara deskriptif. Dengan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan
menggunakan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi
sebagai salah satu pondasi dan dasar tanggung jawab yang dipanggul
mahasiswa (sebagai bagian dari perguruan tinggi). Walaupun dalam penelitian
kali ini masih ada beberapa mahasiswa yang kurang tahu atau kurang paham akan
tri dharama perguruan tinggi yang menjadi acuan dan dasar dari perguruan tinggi.
Persepsi dalam mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi, seperti mereka
mencoba untuk bersungguh-sungguh dalam menempuh pendidikan, karena
pendidikan menjadi hal yang pertama dalam tri dharma, selanjutnya mereka
memcoba memperluas wawasan mereka untuk nantinya menjadi bekal dalam
melakukan penelitian-penelitian, seperti membuah karya ilmiah, makalah ataupun
di akhirnya skripsi sebagi syarat kelulusan mereka. Seorang mahasiswa harus jeli
dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul. Dalam pengabdian masyarakat
mereka mencoba untuk selalu berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar
mereka dan mengikuti kegiatan – kegiatan kemasyarakatan.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN LOGO ............................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... v
MOTTO ................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
D. Kegunaan Penelitian ......................................................................................... 5
E. Penegasan Istilah ............................................................................................... 6
F. Metodologi Penelitian ....................................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 15
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Peraepsi Dan Mahasiswa ................................................................................. 17
xii
1. Pengertian Persepsi ..................................................................................... 17
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ........................................... 18
3. Proses Terjadinya Persepsi ......................................................................... 19
4. Indikator-indikator Persepsi ....................................................................... 21
5. Mahasiswa .................................................................................................... 24
B. Implementasi ...................................................................................................... 26
C. Tri Dharma Perguruan Tinggi .......................................................................... 29
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum .............................................................................................. 34
B. Temuan Hasil Penelitian .................................................................................. 52
1. Pendapat Mahasiswa Tentang Tri Dharma
Perguruan Tinggi ....................................................................................... 52
2. Persepsi Mahasiswa dalam Mengimplementasikan
Tri Dharma Perguruan Tinggi ................................................................. 59
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Pendapat Mahasiswa Tentang Tri Dharma
Perguruan tinggi ................................................................................................ 63
B. Analisis Persepsi Mahasiswa Dalam Mengimplementasikan
Tri Dharma Perguruan tinggi ........................................................................... 65
BAB IV : PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................................................. 68
Saran-saran .............................................................................................................. 70
Penutup ................................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perguruan Tinggi merupakan salah satu subsistem pendidikan
Nasional.Keberadaan perguruan tinggi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara memiliki peranan yang sangat penting sebagai wadah penerapan Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian,
kemudian pengabdian. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 20 ayat 2 diungkapkan bahwa
perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Ketiga kewajiban tersebut kemudian
terformulasikan menjadi konsep Tri Darma Perguruan Tinggi.
Peran perguruan tinggi diharapkan mampu memfasilitasi mahasiswa
untuk menjalankan tri darmanya sebagai bentuk usaha mewujudkan generasi
pemimpin masa depan yang cerdas dan bermoral. Dengan tri darmanya
tersebut, eksistensi peguruan tinggi diharapkan berperan penting serta mampu
membawa perubahan-perubahan, yaitu kemajuan pada suatu masyarakat.
Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah tiga pilar dasar pola piker yang
menjadi kewajiban bagi seluruh mahasiswa sebagai kaum terpelajar, karena
mahasiswa adalah ujung tombak perubahan bangsa Indonesia menuju era yang
lebih baik, sebagaimana ditunjukkan pada sejarah bangsa Indonesia, bahwa
perubahan besar yang terjadi sejak zaman penjajahan dimulai para mahasiswa
yang tergabung dalam pemuda-pemudi Indonesia dengan pergerakannya
2
melalui organisasi-organisasi seperti Boedi Utomo yang diprakarsai oleh Ki
Hajar Dewantara.
Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai salah satu pondasi dasar
tanggung jawab yang di panggul mahasiswa (sebagai bagian dari perguruan
tinggi) harus di kembangkan secara bersama-sama. Sebagai mahasiswa perlu
mengetahui dan menyadari bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan
salah satu pedoman untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam rangka
menjawab tantangan bangsa dan negara Indonesia di masa depan.
Dalam al-Quran juga di jelaskan bahwa setiap pedoman itu harus
selalu diperhatikan, dan dari memperhatikan dari setiap hal yang menjadi
pedoman itu seseorang mendapat pelajaran dari apa yang dipelajarinya.
“ ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad:
29)
Al-Quran menjadi pedoman bagi agama islam yang diman setiap
muslim harus memperhatikan dan mendalami arti dari setiap ayat yang ada
dalam Al-Quran. Sama halnya denga tri dharma perguruan tinggi yang menjadi
pedoman dan tanggung jawab mahasiswa dalam menuntut ilmu di bangku
perkuliahan.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa berkewajiban
meningkatkan mutu diri secara khusus agar mutu bangsa pun meningkat pada
umumnya dengan ilmu yang di pelajari selama pendidikan di kampus sesuai
3
dengan bidang keilmuan tertentu. Mahasiswa dan pendidikan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat di pisahkan sehingga ketika mahasiswa melakukan
segala kegiatan dalam hidupnya, semua harus didasari pertimbangan rasional,
bukan dengan adu otot.Itulah yang disebut kedewasaan mahasiswa.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi
manusia, memperbaiki masyarakat dan membangun bangsa yang beradab.
Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang
pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan beragama.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya. Dengan demikian, pendidikan di semua lingkungan, baik di
sekolah, keluarga, dan masyarakat menjadi sangat penting.Berhubung
perolehan pendidikan di sekolah diberikan dengan intensitas pertemuan yang
cukup tinggi, dengan alokasi waktu yang cukup banyak, pendidikan di
lingkungan sekolah membutuhkan perhatian khusus.
Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan
sebaliknya penelitian memerlukan tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan melalui
proses pendidikan. Dengan demikian antara pendidikan dan penelitian,
keduanya saling terkait di lingkungan perguruan tinggi.
4
Ilmu pengetahuan yang di kembangkan sebagai hasil dari penelitian
selanjutnya diformulasikan sebagai dasar pendidikan di lingkungan perguruan
tinggi.Dengan dasar pendidikan tersebut, kemudian pendidik (dosen) dapat
membawa para mahasiswa menguasai ilmu sesuai dengan bidang yang
dipelajarinya, sehingga ilmu yang dikuasai mahasiswa di perguruan tinggi
dapat diterapkan serta diaplikasikan ke dalam praktek hidup bermasyarakat.
Dengan pengaplikasian pendidikan serta penelitiannya, diharapkan
memberikan manfaat yang signifikan kepada masyarakat, agar masyarakat
dapat menikmati hasil kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi
tersebut yang dihasilkan.
Mahasiswa menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan,
yaitu berperan sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah.
Mahasiswa adalah sosok yang paling dekat dengan rakyat dan memahami
secara jelas kondisi masyarakat tersebut.Disini mahasiswa berperan untuk
membela kepentingan masyarakat, tentu tidak dengan jalan kekerasan dan aksi
anarkis, namun menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pendidikan.Oleh karena itu,
pembangunan peradaban perlu berbasis pada nilai-nilai etika yang sudah
melekat dalam jati diri bangsa.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka
muncullah masalah yang menarik peneliti untuk melakukan sebuah penelitian
tentang strategi mahasiswa IAIN Salatiga dalam mengimplementasikan Tri
Dharma Perguruan Tinggi sebagai tiga pilar dasar pola pikirnya sekaligus
menjadi kewajiban yang harus diembannya sebagai kaum intelektual di
5
Indonesia, agar mereka dapat menjalankan pendidikannya dengan baik sesuai
dengan tujuan mereka sebagai mahasiswa yang sebenarnya. Untuk itu penulis
mengkaji persoalan di atas secara kritis dan analitis, melalui penelitian yang
berjudul “ PERSEPSI MAHASISWA DALAM
MENGIMPLEMENTASIKAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
DI IAIN SALATIGA TAHUN 2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul maka yang menjadi fokus masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pendapat mahasiswa tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
2. Bagaimana Persepsi mahasiswa dalam mengimplementasikan Tri
Dharma Perguruan Tinggi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus masalah yang ada, maka dapat penulis
merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
2. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa dalam mengimplementasikan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengaruh
terhadap peneliti, mahasiswa maupun lembaga pendidikan.
6
1. Manfaat Bagi Peneliti
a. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai strategi mahasiswa
dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi di IAIN
Salatiga.
b. Mengetahui upaya-upaya mahasiswa dalam mengimplementasikan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
2. Manfaat Bagi Lembaga
a. Untuk mengetahui dan menilai kemampuan mahasiswa dalam
menerapkan ilmu dan teori yang di dapat di bangku kuliah.
b. Sebagai bahan referensi bagi penelitian yang sejenis dalam masa yang
akan datang.
3. Manfaat Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pertimbangan serta pijakan bagi seluruh
mahasiswa dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi
di IAIN Salatiga pada khususnya, serta mahasiswa seluruh perguruan
tinggi di Indonesia.
E. PenegasanIstilah
1. Persepsi Mahasiswa
Persepsi berasal dari bahasa Inggris perception yang berarti
“penglihatan, tanggapan daya memahami/menanggapi. Persepsi juga bisa
difahami pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
(Rakhmat, 1996:55)
7
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupakan suatu proses psikologi yang didahului oleh
penginderaan berupa pengamatan, pengingat dan pengidentifikasian
suatu objek.
Mahasiswa merupakan status yang di sandang oleh seseorang
karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat
menjadi calon-calon intelektual, atau orang yang menuntut ilmu dan belajar
di perguruan tinggi baik di universitas, institut maupun di akademi. Menurut
Hartaji (2012: 5), mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses
menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan
pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas
2. Implementasi
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan
publik. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan
dirumuskan dengan tujuan yang jelas.Implementasi adalah suatu rangkaian
aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat
sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana yang
diharapkan (Afan Gaffar, 2009: 295).
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2012:21), implementasi
intinya adalah kegiatan untuk mendistribusikan keluaran kebijakan (to
deliver policy output) yang dilakukan oleh para implementor kepada
8
kelompok sasaran (target group) sebagai upaya untuk mewujudkan
kebijakan.
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang implementasi tersebut
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi dalam penelitian ini
adalah rangkaian aktifitas/kegiatan atau langkah-langkah yang tersusun
dalam suatu proses yang dinamis dan membentuk suatu kaitan untuk
memudahkan pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.
3. Tri Dharma Perguruan Tinggi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Tri Dharma adalah
kata dalam bahasa Sanksekerta yang diindonesiakan. Tri berarti “Tiga”, dan
Dharma yang berarti “Kewajiban.Dengan demikian, pengertian Tri Dharma
perguruan tinggi adalah tiga kwajiban yang harus dijalankan oleh perguruan
tinggi dalam mengelola seluruh komponen yang ada di dalamnya
(civitasakademika).
Tri dharma perguruan tinggi merupakan dasar pola pikir dan
menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual negara ini,
tanggung jawab yang dipikul oleh mahasiswa tertuang dalam tri dharma
perguruan tinggi karena mahasiswa memiliki posisi penting sebagai pejuang
terdepan dalam perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik. Pernyataan
ini menjadi terbukti ketika kita melihat sejarah bangsa ini dimana sebagian
perubahan besar yang ada di negara ini dimulai oleh mahasiswa, dalam hal
ini pemuda-pemudi Indonesia. Yang dimana Tri Dharma perguruan tinggi
mencakup tiga hal penting yang harus dikembangkan, yaitu pendidikan,
9
penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Tiga hal ini
saling berkaitan antara satu sama lain sehingga harus diterapkan secara
bersamaan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian
kepada masyarakat (Pasal 20 Ayat 2).
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka maksud dari judul
skripsi “Strategi Mahasiswa dalam Mengimplementasikan Tri Dharma
Perguruan Tinggi” disini adalah langkah-langkah yang akan di rencanakan,
disusun dan diterapkan oleh mahasiswa dalam mencapai tujuan dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
F. Metode Penelitian
Penelitian dapat berhasil dengan baik atau tidak tergantung dari data
yang diperoleh, juga didukung dari proses pengolahan yang dilakukan terhadap
permasalahan. Metode penelitian dianggap paling penting dalam menilai
kualitas hasil penelitian.Hal ini mutlak ada dan tidak dapat dipisahkan dari
keabsahan penelitian.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yakni penelitian yang
berusaha permasalahan yang ada sekarang berdasarkan data – data,
menganalisis dan menginterpretasi data.Penelitian kualitatif lebih banyak
10
bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasan tertentu (Moleong,
2002: 3).
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena meneliti
fenomena yang ada di lapangan atau masyarakat dan memusatkan
perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar
belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan (Asmani, 2011: 6).
Dalam penelitian ini data memungkinkan berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan dokumen rasmi
lainnya.
2. Kehadiran Peneliti
Untuk memperoleh data tentang penelitian ini, maka peneliti
terjun langsung ke lapangan.Kehadiran peneliti dalam penelitian ini
berperan sebagai instrument kunci yang langsung melihat dari kehudupan
subjek dalam waktu penelitian yang sudah ditetapkan peneliti untuk
memperoleh data sesuai dengan ciri penelitian kualitatif.Sebelum peneliti
hadir di lapangan, peneliti memperoleh izin terlebih dahulu dari instansi-
instansi terkait yang bertangung jawab sesuai prosedur yang
berlaku.Peneliti hadir sebagai pewawancara atau pengumpul data tanpa
mempengaruhi subjek.
3. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini bertempat di Institut Agama Islam Negri
Salatiga.Penulis memilih IAIN Salatiga. Jl. Tentara Pelajar No. 2,
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia.
11
4. Sumber Data
Data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data yang
sesuai dengan fokus penelitian yaitu tentang Strategi Mahasiswa Dalam
Mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi Di IAIN Salatiga.
Sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh
(Arikunto, 2013: 107).Jadi sumber data itu menunjukkan hasil
informasi.Data itu harus diperoleh dari sumber yang tepat, jika sumber
data tidak tepat maka mengakibatkan data yang terkumpul tidak relevan
dengan masalah yang diteliti.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk
maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang
ditanganinya.Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama dan tempat objek penelitian dilakukan (Sugiyono,
2009: 137).
Adapun sumber data langsung diperoleh dengan cara
observasi dan mewawancarai mahasiswa IAIN Salatiga dalam hal ini
peneliti mengambil informan sejumlah 11 orang dari beberapa jurusan
yang berbeda di IAIN Salatiga.
b. Data sekunder
12
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau di kumpulkan
peneliti dari sumber-sumber yang telah ada.Data sekunder disebut
juga data yang telah tersedia (Hasan Iqbal, 2002: 82).Data sekunder
yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.Data ini dapat
ditemukan dengan cepat (Sugiyono, 2009: 137).
Dalam penelitian ini, yang menjadi data sekunder berasal dari
berasal dari sumber buku, majalah ilmiah, data-data kepustakaan,
profil, dan dokumen kelembagaan.Data ini berguna untuk melengkapi
data primer. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini diantaranya
data tentang profil mahasiswa, profil lembaga, visi dan misi lembaga.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah alat dan cara untuk
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
beberapa teknik yaitu:
a. Interview
Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang di
lakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi
dari terwawancara.wawancara sebaiknya dilakukan secara mendalam.
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara
13
dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama
(Burhan Bungin, 2008 dalam Asmani, 2011: 122).
Dalam melaksanakan teknik interview (wawancara),
pewawancara harus mampu menciptakan hubungan baik sehingga
informan bersedia bekerjasama dan merasa bebas berbicara dan dapat
memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang
peneliti gunakan adalah secara terstruktur (tertulis), yaitu dengan
menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan
disampaikan kepada informan. Hal ini dimaksud agar pembicara
dalam wawancara ini lebih terarah dan fokus pada tujuan yang
dimaksud dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar.Selain
itu juga digunakan sebagai patokan umum dan dapat dikembangkan
peneliti melalui pertanyaan yang muncul ketika kegiatan wawancara
berlangsung.
Metode ini digunakan sebagai metode dalam mengumpulkan
data tentang strategi mahasiswa dalam mengimplementasikan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
b. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mendapatkan
data mengenai hal-hal atau variabel dengan membuka kembali
catatan, daftar riwayat hidup, transkip, dan lain-lain yang disebut
dokumen. Dokumen adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat
dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi, dan memerlukan
14
interpretasi yang berhubungan sangat dekat konteks rekaman
peristiwa tersebut (Bungin, 2011: 142).Metode dokumentasi disini
digunakan untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan
mahasiswa IAIN Salatiga.
6. Analisis Data
Analisis data penelitian adalah suatu cara penanganan terhadap
obyek ilmiah tertentu dengan jalan memilih. Memilih antara pengertian
yang satu dengan yang lain untuk mendapatkan pengertian baru. Data
yang berhasil dihimpun akan dianalisis secara kualitatif, dengan
menerapkan metode berfikir induktif, yaitu suatu metode berfikir yang
bertolak dari fenomena yang khusus dan kemudian menarik kesimpulan
yang bersifat umum (Cristine, Daymon 2008: 369).
7. Pengecekan Keabsahan Data
Proses pengecekan data dalam hal ini dapat dilakukan melalui
triangulasi dengan sumber yang berarti membandingkan informasi yang
diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda. Artinya dalam
pencapaiannya bisa dilakukan dengan jalan membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan hasil
wawancara dengan suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2002: 178).
8. Tahap- Tahap Penelitian
Penelitian melewati hal-hal berikut:
a. Pengumpulan data.
b. Pemilihan data yang sesuai dengan fokus pembahasan.
15
c. Pemilihan data yang valid.
d. Analisa awal.
e. Penyusunan teks dan penarikan kesimpulan awal.
f. Analisa kesimpulan adakah data yang kurang valid dimasukkan.
g. Penyusunan teks dan laporan akhir penelitian.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan
dikemukakan sistematika hasil penelitian yang secara garis besar dapat dilihar
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah.
2. Fokus Masalah.
3. Tujuan Penelitian.
4. Manfaat Penelitian.
5. Penegasan Istilah.
6. Metode Penelitian.
7. Sistematika Penelitian.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
1. Persepsi dan Mahasiswa.
2. Implementasi
3. Tri Dharma Perguruan Tinggi.
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
16
1. Gambaran Umum Objek Penelitian.
2. Sejarah Singkat Berdirinya IAIN Salatiga.
3. Visi dan Misi IAIN Salatiga.
4. Letak Geografis IAIN Salatiga.
5. Aktivitas Mahasiswa IAIN Salatiga.
6. Sarana Prasarana IAIN Salatiga.
B. Temuan Penelitian
1. Pendapat Mahasiswa Tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi
2. Persepsi Mahasiswa Dalam Mengimplementasikan Tri Dharma
Perguruan Tinggi
BAB IV: PEMBAHASAN
Memuat tentang gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola,
kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap
teori-teori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan
penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir dan penutup dari penyusunan skripsi
yang penulis susun. Dalam bab ini penulis mengemukakan
kesimpulan dari seluruh kesimpulan hasil penelitian, saran - saran atau
rekomendasi dalam rangka meningkatkan persepsi mahasiswa dalam
mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi di IAIN
Salatiga. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, dafrar riwayat hidup,
dan lampiran-lampiran.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi Mahasiswa
1. Pengertian Persepsi
Persepsi berasal dari bahasa Inggris perception yang berarti
“penglihatan, tanggapan daya memahami / menanggapi”
(Shadily,1996:424). Sedangkan secara istilah para ahli psikologi berbeda-
beda dalam mendefinisikan pengertian persepsi, di antaranya:
Menurut Clifford T. Morgan (1961:299) bahwa:
“Perception is the process of discriminating among stimuli and of
interpreting their meanings”. Persepsi adalah proses bagaimana
membedakan rangsangan (stimulus) dan menginterpretasikan
stimulus-stimulus yang diterima.”
Sedangkan menurut Jalaluddin Rakhmat (1996:55) sebagai berikut:
“ Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan.”
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupakan suatu proses psikologi yang didahului oleh
penginderaan berupa pengamatan, pengingat dan pengidentifikasian suatu
objek.
Agar individu dapat menyadari dan dapat mengadakan persepsi,
maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
18
a) Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan
b) Adanya alat indera/reseptor
c) Adanya perhatian. (Walgito, 2002:71)
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentunya ada faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan
mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interpretasi
yang berbeda tentang yang dilihatnya itu. (Siagian,1995:96)
Secara umum menurut Sondang terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:
a) Faktor pelaku persepsi, yaitu diri orang yang bersangkutan apabila
seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang
apa yang dilihatnya itu. Ia dipengaruhi oleh karakteristik individual
yang turut berpengaruh seperti sikap, motif kepentingan, minat,
pengalaman dan harapan.
b) Faktor sasaran persepsi, dapat berupa orang, benda atau peristiwa.
c) Faktor situasi, faktor situasi merupakan keadaan seseorang ketika
melihat sesuatu dan mempersepsinya. (Siagian,1995:104-105)
Sedangkan menurut Irwanto dalam “Psikologi Umum”
menyebutkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap persepsi, yaitu:
a) Perhatian yang selektif
b) Ciri-ciri rangsang
c) Nilai-nilai dan kebutuhan individu
19
d) Pengalaman terdahulu. (Irwanto, dkk, 1991:96-97)
Menurut faktor-faktor tersebut yang berpengaruh terhadap persepsi
dikarenakan persepsi lebih bersifat psikologis daripada proses penginderaan
saja.
3. Proses Terjadinya Persepsi
Seseorang bisa mengenali suatu objek berasal dari dunia luar
dan ditangkap melalui inderanya, yakni bagaimana individu menyadari,
mengerti apa yang diindera. Oleh karena itu, proses dapat dijelaskan
melalui:
a) Proses fisik atau kealaman, yaitu dimulai dengan objek menimbulkan
stimulus dan akhirnya stimulus mengenai alat indera atau reseptor.
b) Proses fisiologis, yaitu stimulus yang diterima oleh alat indera
dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak.
c) Proses psikologis, yaitu proses yang terjadi dalam otak sehingga
individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan respon itu,
sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. (Walgito, 1993:54)
Aliran gestalt juga mempunyai hipotesis penting tentang
bagaimana mempersepsi. Menurut aliran ini, dalam persepsi ini akan
cenderung untuk menyusun stimulus-stimulus sepanjang garis tendensi-
tendensi alamiyah tertentu yang mungkin berkaitan dengan fungsi
menyusun dan mengelompokkan yang terdapat dalam otak.
Di antara psikolog masa kini berpendapat bahwa apa yang disebut
dengan tendensi-tendensi alamiah itu adalah hasil pengalaman yang
20
dipelajari. Tendensi itu digolongkan menjadi: similaritas, proksimitas,
kontinuitas dan closure.
a) Similaritas, yaitu tendensi yang digunakan untuk membentuk suatu
persepsi dengan jalan mengelompokkan objek-objek yang sama ukuran,
bentuk atau kualitasnya menjadi satu.
b) Proksimitas, yaitu tendensi yang digunakan membentuk suatu persepsi
dengan jalan mengelompokkan objek-objek yang saling berdekatan
menjadi satu kelompok.
c) Kontinuitas, yaitu suatu tendensi yang digunakan untuk membentuk
suatu persepsi dengan jalan mengelompokkan objek-objek yang
mempunyai arus terus menerus menjadi satu kelompok.
d) Closure, yaitu tendensi yang digunakan untuk membentuk suatu
persepsi dengan jalan melengkapi objek yang belum lengkap sehingga
objek tertentu akan dipersepsikan sebagai suatu keseluruhan. (Mahmud,
1990:43)
Persepsi juga dipengaruhi faktor internal yaitu apa yang ada dalam
diri individu, selain itu juga faktor stimulus dan lingkungan di mana
persepsi berlangsung dan ini disebut faktor eksternal. Mengenai keadaan
individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber,
yaitu berhubungan dengan segi kejasmanian, dan yang berhubungan
dengan segi psikologis. Bila sistem fisiologis terganggu hal tersebut akan
berpengaruh dalam hal persepsi. (Walgito, 2001:47)
21
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi seseorang
terhadap sesuatu tidak muncul begitu saja dengan sendirinya, tetapi ada hal-
hal yang mempengaruhi. Oleh karena itulah persepsi yang dimiliki
seseorang berbeda dengan yang lain, walaupun ada objek yang sama.
Adapun secara umum dapat dituliskan faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi, antara lain:
a) Faktor internal
Yaitu dari pelaku persepsi yang meliputi faktor biologis/jasmani dan
faktor psikologis. Faktor psikologis meliputi: perhatian, sikap motif,
minat, pengalaman dan pendidikan.
b) Faktor eksternal
Yaitu dari luar individu/pelaku persepsi yang meliputi objek sasaran dan
situasi/lingkungan di mana persepsi berlangsung.
4. Indikator-indikator Persepsi
Adapun indikator dari persepsi adalah sebagai berikut:
a. Tanggapan (respon)
Yaitu gambaran tentang sesuatu yang ditinggal dalam ingatan
setelah melakukan pengamatan atau setelah berfantasi. Tanggapan
disebut pula kesan, bekas atau kenangan. Tanggapan kebanyakan
berada dalam ruang bawah sadar atau pra sadar, dan tanggapan itu
disadari kembali setelah dalam ruang kesadaran karena sesuatu sebab.
Tanggapan yang berada pada ruang bawah sadar disebut talent
22
(tersembunyi) sedang yang berada dalam ruang kesadaran disebut
actueel (sungguh-sungguh). (Ahmadi, 1982:43)
Tanggapan adalah kesan yang dialami apabila perangsangnya
sudah tidak ada dan proses pengamatan sudah berhenti; tinggal kesan-
kesannya saja, sehubungan dengan pengamatan dan tanggapan tersebut,
orang lalu mempunyai opini atau pendapat tertentu mengenai suatu
aspek dari realitas dunia ini, dengan bagaimana orang mengadakan
kontrak secara teratur/secara sparadis. Memang dalam tanggapan tidak
hanya dapat menghadapkan kembali apa yang telah diamati (masa
lampau) akan tetapi juga dapat mengantisipasikan yang akan datang,
atau mewakili yang sekarang. (Suryabrata,1998:36),
b. Pendapat
Dalam bahasa harian disebut sebagai: dugaan, perkiraan,
sangkaan, anggapan, pendapat subjektif “perasaan”. (Kartono ,
1991:304). Secara luas pendapat didefinisikan sebagai hasil pekerjaan
fikir meletakkan hubungan antar tanggapan yang satu dengan tanggapan
yang lain, antar pengertian yang satu dengan pengertian yang lain, yang
dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk menyebutkan sebuah pengertian
atau tanggapan biasanya cukup menggunakan satu kata, sedang untuk
menyatakan suatu pendapat menggunakan satu kalimat.
Adapun proses pembentukan pendapat adalah sebagai berikut:
1) Menyadari adanya tanggapan/pengertian karena tidak mungkin kita
membentuk pendapat tanpa menggunakan pengertian/tanggapan.
23
2) Menguraikan tanggapan/pengertian, misalnya: kepada seorang anak
diberikan sepotong karton berbentuk persegi empat. Dari tanggapan
yang majemuk itu (sepotong, karton, kuning, persegi empat)
dianalisa. Kalau anak tersebut ditanya, apakah yang kau terima?
Mungkin jawabannya hanya “karton kuning” karton kuning adalah
suatu pendapat.
3) Menentukan hubungan logis antara bagian-bagian setelah sifat- sifat
dianalisa, berbagai sifat dipisahkan tinggal dua pengertian saja
kemudian satu sama lain dihubungkan, misalnya menjadi “karton
kuning”. Beberapa pengertian yang dibentuk menjadi suatu
pendapat yang dihubungkan dengan sembarangan tidak akan
menghasilkan suatu hubungan logis dan tidak dapat dinyatakan dalam
suatu kalimat yang benar. Suatu kalimat dinyatakan benar dengan ciri
sebagai berikut:
Adanya pokok (subjek)
Adanya sebutan (predikat)
Dan selamanya pokok selalu diterangkan (D) oleh sebutan, atau
sebutan selalu menerangkan (M) pokok. (Ahmadi, 1982:120)
c. Penilaian
Adalah asal kata “nilai” yang mendapat imbuhan awalan “pe”
dan akhiran “an”. Nilai merupakan sifat yang melekat pada suatu
sistem (sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan subjek
yang memberi arti (yakni manusia yang meyakini). Pengertian ini
24
menunjukkan bahwa hubungan antara subjek dengan objek memiliki arti
penting dalam kehidupan.
Bila mempersepsikan sesuatu maka kita memilih pandangan
tertentu tentang hal yang dipersepsikan. Sebagaimana yang dikutip oleh
Renato Tagulisi dalam bukunya Alo Liliwery dalam bukunya yang
berjudul Persepsi Teoritis, Komunikasi Antar Pribadi, menyatakan
bahwa persepsi seseorang mengacu pada proses yang membuatnya
menjadi tahu dan berfikir, menilai sifat-sifat kualitas dan keadaan
internal seseorang. (Liliweri,1994:173)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses akhir dari
persepsi yaitu seseorang menjadi tahu (tanggapan dan pendapat) dan
membuat penilaian atas objek yang dipersepsi. Di sini yang menjadi
objek adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi dan subjeknya yaitu
mahasiswa.
5. Mahasiswa
Mahasiswa merupakan status yang di sandang oleh seseorang
karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat
menjadi calon-calon intelektual, atau orang yang menuntut ilmu dan belajar
di perguruan tinggi baik di universitas, institut maupun di akademi. Menurut
Hartaji (2012: 5), mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses
menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan
pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
25
Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan
sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi,
baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan
perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang
tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak.Berpikir
kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung
melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling
melengkapi.
Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang
usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja
akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas
perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup
(Yusuf, 2012: 27).
Berdasarkan uraian tersebut, maka disimpulkan bahwa mahasiswa
ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan
menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
Dengan berlandaskan pada kedua pengertian terseut di atas, maka
strategi mahasiswa disimpulkan sebagai alat yang digunakan seorang yang
terdaftar dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari
akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas untuk
merespon secara terus menerus suatu tujuan/program jangka panjang,
26
kemudian memutuskan secara cermat kegiatan untuk mencapai
tujuan/program tersebut secara optimal.
B. Implementasi
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan
publik. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan
dirumuskan dengan tujuan yang jelas.Implementasi adalah suatu rangkaian
aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga
kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana yang diharapkan (Afan
Gaffar, 2009: 295).
Secara sedehana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau
penerapan.Browne dan willdavsky (Nurudin dan Usman, 2004: 70)
mengemukakan implementasi adalah perluasan yang saling menyesuaikan,
sedangkan Schubert (Nurudin dan Usman, 2004: 70) mengemukakan bahwa
implementasi adalah system rekayasa.
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2012:21), implementasi
intinya adalah kegiatan untuk mendistribusikan keluaran kebijakan (to deliver
policy output) yang dilakukan oleh para implementor kepada kelompok sasaran
(target group) sebagai upaya untuk mewujudkan kebijakan.
Menurut Agustino (2008:139), implementasi merupakan suatu
proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas
atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang
sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.
27
Ripley dan Franklin (dalam Winarno, 2014: 148) menyatakan
bahwa implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan
yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu
jenis keluaran yang nyata (tangibleoutput). Implementasi mencakup tindakan-
tindakan oleh aktor, khususnya para birokrat yang dimaksudkan untuk
membuat program berjalan.Grindle (dalam Winarno, 2014: 149) memberikan
pandangannya tentang implementasi dengan mengatakan bahwa secara umum,
tugas implementasi adalah membentuk suatu kaitan (linkage) yang
memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa direalisasikan sebagai dampak dari
suatu kegiatan.
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang implementasi tersebut
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah rangkaian
aktifitas/kegiatan atau langkah-langkah yang tersusun dalam suatu proses yang
dinamis dan membentuk suatu kaitan untuk memudahkan pencapaian suatu
tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Riant Nugroho (2004:163) menggambarkan pelaksanaan
atau implementasi kebijakan di dalam konteks manajemen berada di dalam
kerangka organizing-leading-controlling. Jadi ketika kebijakan sudah dibuat,
maka tugas selanjutnnya adalah mengorganisasikan, melaksanakan
kepemimpinan untuk memimpin pelaksanaan dan melakukan pengendalian
pelaksanaan tersebut. Secara rinci kegiatan didalam menejemen implementasi
kebijakan dapat disusun melalui :
a. Implementasi strategi
28
b. Pengorganisasian
c. Penggerakkan dan kepemimpinan
d. Pengendalian
Implementasi melibatkan usaha dari policy makers untuk
memengaruhi apa yang oleh Lipsky disebut “street level bureaucrats” untuk
memberikan pelayanan atau mengatur prilaku kelompok sasaran. Untuk
kebijakan yang sederhana, implementasi hanya melibatkan satu badan yang
berfungsi sebagai implementor, misalnya, kebijakan pembangunan
infrastruktur publik untuk membantu masyarakat agar memiliki kehidupan
yang lebih baik, Sebaliknya untuk kebijakan makro, misalnya, kebijakan
pengurangan kemiskinan di pedesaan, maka usaha-usaha implementasi akan
melibatkan berbagai institusi, seperti birokrasi kabupaten, kecamatan,
pemerintah desa. Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh
banyak variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling
berhubungan satu sama lain. Dengan Adanya Implementasi Kebijakan
mengorganisasikan, melaksanakan kepemimpinan untuk melaksanakan untuk
memimpin pelaksanaan dan melakukan pengendalian pelaksanaan secara rinci
kegiatan implementasi kebijakan di mulai dari implementasi strategi,
pengorganisasian, pergerakan kepemimpinan dan pengendalian akan berjalan
dengan lancar sesuai dengan yang diinginkan.
29
C. Tri Dharma Perguruan Tinggi
1. Pengertian Tri Dharma Perguruan Tinggi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Tri Dharma adalah
kata dalam bahasa Sanksekerta yang diindonesiakan. Tri berarti “Tiga”, dan
Dharma yang berarti “Kewajiban.Dengan demikian, pengertian Tri Dharma
perguruan tinggi adalah tiga kwajiban yang harus dijalankan oleh perguruan
tinggi dalam mengelola seluruh komponen yang ada di dalamnya (civitas
akademika).
Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu tiga dasar tanggung jawab yang
harus diciptakan oeh mahasiswa sebagai kaum intelektual di Negara ini. Tri
Darma Perguruan Tinggi merupakan salah satu visi dan misi yang menjadi
tujuan seluruh Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia baik itu Perguruan
Tinggi negeri maupun swasta. Setiap poin dalam Tri Darma Perguruan
Tinggi merupakan suatu kesatuan yang saling menunjang, tidak boleh ada
pertentangan atau persaingan,dan harus dikembangkan secara simultan atau
bersama-sama. Tri Darma Perguruan Tinggi yang diterapkan mempunyai
tujuan akhir yaitu menghasilkan mahasiswa yang bisa berguna bagi
perkembangan masyarakat Indonesia. (http://iw4nrisw4ndi.blogspot.co.id).
2. Isi Tri Dharma Perguruan Tinggi
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan
manusia terdidik yang memiliki kemampuan akademik dan professional
yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan IPTEK, dan
30
seni. Pendidikan juga bisa berarti proses berlangsungnya pewarisan ilmu
pengetahuan dari dosen atau pun dari kakak mahasiswa. Pendidikan bisa
dijadikan poin yang paling penting dari ketiga poin dalam Tri Darma
Perguruan Tinggi, karena dengan adanya pendidikan yang berkualitas,
maka akan menciptakan para mahasiswa yang berkualitas juga.
Mahasiswa akan banyak melakukan penelitian yang bermanfaat
berdasarkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dan selanjutnya hasil
dari penelitiannya akan di terapkan dalam masyarakat. Dengan adanya
pendidikan yang baik di Perguruan Tinggi, akan menghasilkan generasi
penerus bangsa yang kelak akan menjadikan bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang lebih baik .
b. Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan
konsep, teori atau informasi baru untuk memperkaya IPTEK dan seni.
Penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena dengan
adanya penelitian, maka mahasiswa akan bisa mengembangkan ilmu
pengetahuan dan menerapkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Tanpa
adanya penelitian ,pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
terhambat. Penelitian dapat dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa ahli
yang dihasilkan melalui proses pendidikan.
Penelitian di Pergurun Tinggi tidak hanya dilakukan untuk
menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat pada saat itu
saja, namun penelitian yang dilakukan juga harus mempunyai manfaat
31
yang bisa dirasakan di masa yang akan datang. Perguruan Tinggi harus
mampu menjadi tempat yang dapat menghasilkan temuan-temuan
inovatif melalui kegiatan-kegiatan penelitian yang pada akhirnya dapat
memberikan kontribusi yang nyata bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam berbagai upaya pembaharuan.
Penelitian bisa juga dilakukan guna memecahkan masalah
kemasyarakatan secara ilmiah.
c. Pengabdian Kepada Masyarakat
Merupakan kegiatan yang memanfaatkan IPTEK dalam upaya
memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. Pengabdian kepada
masyarakat merupakan kegiatan dalam rangka kontribusi Perguruan
Tinggi kepada masyarakat dengan melakukan sesuatu yang bersifat nyata
yang langsung dapat dirasakan oleh masyarakat yaitu dengan
menerapkan ilmu teknologi yang kemudian dilanjutkan dengan
melakukan penelitian. Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan
oleh Perguruan Tinggi tidak bersifat untuk mencari keuntungan.
Mahasiswa harus berupaya melakukan sesuatu yang benar-benar dapat
menambah kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di masyarakat
tergantung pada kemampuan para ilmuwan termasuk para mahasiswa
dalam mengembangkan sebuah inovasi baru. Mahasiswa melalui
pemikiran-pemikirannya dapat melakukan pembaharuan pola pikir
masyarakat menjadi lebih modern tetapi masih berpedoman pada
32
Pancasila. Tentunya sebelum mahasiswa melakukan pembaharuan
terhadap masyarakat, mereka harus menguasai ilmu pengetahuan terlebih
dahulu. Dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki, maka mereka akan bisa
melakukan penelitian-penelitian berdasarkan dari ilmu pengetahuan yang
mereka peroleh, hasil dari penelitian tersebut yang diharapkan dapat
lebih membantu masyarakat Indonesia menjadi lebih maju, terutama
masyarakat yang tertinggal dan miskin.
(http://nofitahapsari.blogspot.co.id)
Hasil dari penelitian-penelitian yang dilakukan Mahasiswa
diharapkan bukan hanya melakukan penelitian yang hanya bermanfaat
untuk masyarakat golongan tertentu saja, namun juga terhadap semua
golongan, sehingga nantinya keberhasilan yang dicapai oleh mahasiswa
Indonesia dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, terutama
masyarakat yang kurang maju. Tanpa adanya suatu manfaat yang lebih
dalam sebuah penelitian yang dilakukan, maka akan sia-sia saja apa yang
telah mereka lakukan, toh juga apa yang mereka lakukan tidak akan
mampu mengubah masyarakat menjadi lebih modern.
Tri dharma perguruan tinggi merupakan dasar pola pikir dan
menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual negara ini,
tanggung jawab yang dipikul oleh mahasiswa tertuang dalam tri dharma
perguruan tinggi karena mahasiswa memiliki posisi penting sebagai
pejuang terdepan dalam perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik.
Pernyataan ini menjadi terbukti ketika kita melihat sejarah bangsa ini
33
dimana sebagian perubahan besar yang ada di negara ini dimulai oleh
mahasiswa, dalam hal ini pemuda-pemudi Indonesia. Yang dimana Tri
Dharma perguruan tinggi mencakup tiga hal penting yang harus
dikembangkan, yaitu pendidikan, penelitian dan pengembangan serta
pengabdian masyarakat. Tiga hal ini saling berkaitan antara satu sama
lain sehingga harus diterapkan secara bersamaan. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat (Pasal 20
Ayat 2).
34
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Institut Agama Islam Negeri Salatiga
1. Sejarah Singkat Berdirinya IAIN Salatiga
Institut Agama Islam Negeri Salatiga, sejak awal berdirinya sampai
saat ini telah melewati sejarah perjalanan yang cukup panjang, serta
mengalami beberapa kali perubahan kelembagaan. Pendirian lembata ini
bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan
Tinggi Islam, hingga didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan Islam (FIP)
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Nahdlatul Ulama di Salatiga,
dan menempati gedung milik Pesantren Luhur yang berlokasi di Jalan
Diponegoro Nomor 64 salatiga. Lembaga ini berdiri berkat dukungan
berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa
Tengah.Dalam waktu kurang dari satu tahun sejak didirikannya FIP IKIP
Nahdlatul Ulama Salatiga, lembaga ini kemudian diubah menjadi Fakultas
Tarbiyah dengan maksud agar lembaga ini dapat dinegerikan bersama
dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di
Semarang.Untuk memenuhi persyaratan secara formal, maka dibentuklah
panitia pendiri yang diketuai oleh KH.Zubair dan sekaligus diangkat sebagai
Dekan.
Dalam waktu yang bersamaan, dengan proses pendirian IAIN
Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan
untuk dinegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, namun
35
setelah dilakukan peninjauan oleh Tim Peninjau yang dibentuk IAIN Sunan
Kalijaga, akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga
berada di bawah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berdasarkan keputusan
melalui Surat Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi
Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969.
Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang berdiri, maka
Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status Negeri dan menjadi cabang
IAIN Walisongo.Adapun penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
tersebut didasarkan pada SK Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal
16 April 1970.
Meskipun telah berstatus Negeri dan menjadi IAIN Walisongo,
kondisi Fakultas Tarbiyah Salatiga ini tidak mengalami perubahan dalam
waktu yang lama untuk sejajar dengan Perguruan Tinggi Negeri yang lain.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sarana dan
prasarana yang jauh dari memadai, terutama belum tersedia gedung milik
sendiri, tenaga professional baik edukatif maupun administratif yang masih
kurang, dan animo mahasiswa yang relatif masih kecil.
Awal perkembangan Fakultas Tarbiyah Salatiga ini dimulai ketika
seorang warga Muhammadiyah yang bernama H. Asrori Arif, karena
perhatiannya terhadap keberadaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Salatiga, menawarkan tanah pekarangan seluas 0,75 hektar lengkap dengan
bangunan yang letaknya cukup strategis untuk penyelenggaraan pendidikan.
Berkat perhatian Menteri Agama H. Alamsyah Ratu Prawiranegara terhadap
36
pembangunan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga ini, maka beliau
berkenan mengabulkan usulan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Salatiga Nomor 031/A-a/FT-WS/1979 tertanggal 24 Januari 1979 yang pada
waktu itu dijabat oleh Drs. Achmadi tentang maksud pembelian tanah
tersebut. Dengan dasar Surat Dirjen Binbaga Islam Nomor E/Dag/BI/2828
tanggal 10 Agustus 1982, maka dibelilah tanah tersebut dengan
menggunakan DIP Pusat (tahun anggaran 1980/1981 dan
1981/1982).Pembelian tanah tersebut juga mendapat dukungan dan bantuan
dari Bapak Muhammad Natsir selaku Ketua Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia yang telah lama menaruh perhatian terhadap kehidupan umat
Islam di Salatiga.
Mulai tahun 1982, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga
hijrah dari kampus lama ke kampus baru milik sendiri yang berada di Jalan
Caranggito 2 dan sekarang berubah menjadi Jalan Tentara Pelajar 2.Dalam
perkembangannya, Pemerintah Daerah pun tidak ketinggalan untuk
memberikan bantuan tambahan tanah seluas 3000 meter persegi dalam
waktu yang bersamaan dengan pembangunan masjid kampus atas bantuan
Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila.Secara administratif, memang
masjid tersebut adalah milik Pemda setempat, tetapi secara fungsional
menjadi tanggung jawab Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga.
Seiring bertambahnya fasilitas akademik dan bertambahnya tenaga
kependidikan, khususnya tenaga edukatif mahasiswanya, jumlah mahasiswa
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga pun semakin bertambah dari
37
tahun ke tahun, hingga pada tahun akademik 1983/1984, Perguruan Tinggi
ini yang hanya diberi wewenang menyelenggarakan Program Pendidikan
Sarjana Muda, mulai diberi kewenangan untuk menyelenggarakan Program
Pendidikan Strata Satu (S1) dengan sistem SKS. Selain itu secara yuridis,
kedudukan Perguruan Tinggi ini semakin kokoh dengan diberlakukannya
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang Struktur Organisasi
IAIN dimana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga termasuk di
dalamnya.
Para pejabat yang pernah memimpin Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Salatiga sejak berdirinya pada tahun 1970 hingga beralih status
menjadi STAIN Salatiga adalah sebagai berikut:
a. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga
1) Drs. H. Machbub Masduqi (1971-1973 dan 1973-1976)
2) Drs. Cholid Narbuko (1976-1979)
3) Drs. Achmadi (1979-1982, 1985-1988, dan 1988-1992)
4) Drs. Imam Buwaity (1982-1983)
5) Drs H. M Banany (1983-1985)
6) Drs. H. A. Noerhadi Djamal (1992-1995 dan 1995-1997)
b. Pembantu Dekan
1) Drs. Khomsun Taruno (1971-1973 dan 1973-1976)
2) Drs. Imam Buwaity (1971-1973 dan 1973-1976)
3) Drs. Achmadi (1976-1979)
4) Drs. H. A. Noerhadi Djamal (1985-1988 dan 1988-1992)
38
5) Drs. Chudhori, MA (1985-1988)
6) Drs. H. M. Banany (1988-1992)
7) Drs. H. Anwar Kusnan Riyanto (1985-1988)
8) Drs. M. Zulfa Machasin (1996-1997)
9) Dr. Muh Zuhri, MA (1995-1997)
10) Drs. Komari Alwan (1995-1997)
Pada tanggal 21 Maret tahun 1997, berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, secara yuridis Fakultas
IAIN Walisongo Salatiga telah beralih status dan berdiri sendiri, menjadi
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga di bawah naungan
Departemen Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan/atau professional dalam disiplin ilmu pengetahuan
Agama Islam.
Perubahan status dari Fakultas Tarbiyah menjadi STAIN Salatiga,
membawa berbagai peningkatan baik dari segi fisik maupun non fisik,
meliputi penambahan tanah dan gedung sekretariat. Pada tahun 1997 ini
STAIN Salatiga telah menambah tanah seluas 12.500 meter persegi yang
terletak tidak jauh dari kampus sekarang, kemudian pada tahun 2001 STAIN
Salatiga telah membangun gedung sekretariat berlantai tiga dengan luas
angunan seluruhnya 900 meter persegi di atas tanah bekas KUA Salatiga.
Adapun peningkatan non fisik yang terjadi meliputi peningkatan jumlah dan
pendidikan bagi dosen serta pegawai tetap STAIN Salatiga.Hingga tahun
2007, jumlah dosen tetap STAIN Salatiga sebanyak 94 orang. Dari jumlah
39
tersebut 2 orang telah bergelar professor, 5 orang bergelar Doktor dan, 70
orang bergelar Magister, selebihnya masih menempuh S-2 dan S-3. Di
bidang non edukatif, STAIN Salatiga hingga tahun 2007 memiliki pegawai
tetap sejumlah 27 orang, 2 orang diataranya sudah menyelesaikan S-2.
Jumlah mahasiswa regular sampai dengan tahun ini sebanyak 1991
mahasiswa.
Para dosen yang pernah menjabat sebagai pimpinan di STAIN
Salatiga adalah sebagai berikut:
a. Periode 1997-1998 (masa peralihan)
Ketua : Drs. H. A. Noerhadi Djamal
Pembantu Ketua I : Drs. Muh Zuhri, MA
Pembantu Ketua II : Drs. H. Komari Alwan
Pembantu Ketua III : Drs. Muh Zulfa Machasin
b. Periode 1998-2002
Ketua : Prof. Dr. Muh Zuhri, MA
Pembantu Ketua I : Drs. H Muh Zulfa Machasin
Pembantu Ketua II : Drs. Sukari Tamsir, M.Pd
Pembantu Ketua III : Drs. Badwan, M.Ag.
c. Periode 2002-2006
Ketua : Drs. Badwan, M.Ag
Pembantu Ketua I : Drs. Imam Sutomo, M.Ag
Pembantu Ketua II : Drs. Imam Baihaqi, M.Ag
Pembantu Ketua III : Drs. H. Nasafi
40
d. Periode 2006-2010
Ketua : Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Pembantu Ketua I : Drs. Muh Saerozi, M.Ag
Pembantu Ketua II : Drs. Imam Baihaqi, M.Ag
Pembantu Ketua III : Drs. Miftahuddin, M.Ag
e. Periode 2010-2014
Ketua : Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Pembantu Ketua I : Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
Pembantu Ketua II : Drs. H. Miftahuddin, M.Ag
Pembantu Ketua III : H. Agus Waluyo, M.Ag.
f. Periode 2014-2019
Rektor : Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
Wakil Rektor I : Dr. Agus Waluyo, M.Ag
Wakil Rektor II : Drs. Kastolani, M.Ag
Wakil Rektor III : Muh. Khusen, M.Ag., M.A.
Pada tahun 2014 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga resmi beralih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, dan dikukuhkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor
143 Tahun 2014, tertanggal 17 Oktober 2014.
2. Visi, Misi, Tujuan, Dasar dan Fungsi IAIN Salatiga
a. Visi
“Tahun 2030 menjadi rujukan studi Islam Indonesia bagi terwujudnya
masyarakat damai bermartabat.”
41
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai disiplin ilmu
keislaman padanilai-nilai keindonesiaan.
2) Menyelenggarakan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu keislaman
bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan.
3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset bagi
penguatan nilai-nilai keindonesiaan.
4) Mengembangkan budaya masyarakat kampus yang mencerminkan
nilai-nilai islam Indonesia.
5) Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan tinggi yang professional
dan akuntabel.
c. Tujuan
1) Mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan
berbudaya untuk kepentingan bangsa.
2) Menghasilkan lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan
atau teknologi yang berbasis ilmu keislaman untuk memenuhi
kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa.
3) Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian
yang memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai keislaman agar
bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan
kesejahteraan umat manusia.
42
4) Mewujudkan pengabdian kepada masyarakat berbasis ilmu keislaman
dan karya penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan
umum, mencerdasakan kehidupan bangsa dalam rangka mewujudkan
masyarakat damai bermartabat.
d. Dasar
1) Pancasila,
2) Undang-Undang Dasra 1945,
3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,
4) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi,
5) Peraturan Presiden Nomor 143 Tahun 2014 tentang Perubahan
sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga menjadi Institut Agama
Islam Negeri Salatiga.
e. Fungsi
1) Merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan program.
2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan
agama Islam dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam.
3) Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan agama Islam dan Teknologi serta seni yang bernafaskan
Islam.
4) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
5) Pelaksana pembinaan kemahasiswaan.
43
6) Pelaksanaan kegiatan sivitas akademika dan hubungan dengan
lingkungannya.
7) Pelaksana kerja dengan Perguruan Tinggi dan/atau lembaga-lembaga
lain.
8) Menyelenggarakan administrasi dan manajemen.
9) Pelaksana pengendalian dan pengawasan kegiatan.
10) Melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan
serta penyusunan laporan.
3. Fakultas dan Jurusan di IAIN Salatiga
a. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
1) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Tujuan Program Studi:
Untuk menghasilkan sarjana muslim yang mampu menjadi guru
agama Islam yang professional pada jenjang pendidikan dasar dan
menengan.
Kompetensi Lulusan:
a) Memahami wawasan pendidikan secara komperehensif.
b) Mengusai ilmu-ilmu keislaman dan metodologi pembelajaran.
c) Memiliki sikap demokratis.
d) Memiliki profesinalisme dan melaksanakan tugas.
e) Mencintai ilmu.
f) Memiliki sikap responsive, inovatif dan kreatif.
g) Memilikisikap keteladanan dalam melaksanakan tugas.
44
h) Terampil menerapkan teori-teori kependidikan dan melaksanakan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Tujuan:
Menyiapkan lulusan sebagai pendidik MI dengan keterampilan dan
keahlian dalam hal pendidikan dasar keislaman dan kepribadian anak,
serta mampu mengembangkan keahlian secara kreatif, produktif dan
mandiri.
Sasaran Program Studi:
Menghasilkan sarjana pendidkan Islam yang mampu menerapkan
keilmuan dan keahliannya pada jenjang pendidikan dasar dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai intelektualitas, profesionalitas, dan
spiritualitas.
3) Jurusan Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA)
Visi
Menjadi program studi yang sepenuh hati berdedikasi, berkarya, dan
menorehkan prestasi dalam upaya membentuk sarjana muslim yang
kompeten dalam bidang pendidikan prasekolah, berdaya saing tinggi,
dan berakhlak mulia.
Misi
Adapun misi prodi PGRA STAIN Salatiga (1) Menyelenggarakan
program pendidikan dan pengajaran RA secara sinergis untuk
membekali lulusan dengan kemampuan bersaing di pasar global dan
45
siap melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, (2) Menggiatkan
penelitian untuk mengembangkan RA dan terapannya yang
bermanfaat dalam pengembangan ilmu RA, (3) Melaksanakan
pengabdian pada masyarakat melalui penyebarluasan dan penerapan
ilmu RA sehingga meningkatkan apresiasi RA dalam rangka lebih
membumikan RA pada masyarakat, (4) Menjalin kerja sama yang
saling menguntungkan dengan pihak lain, baik dalam maupun luar
negeri, untuk mendukung kualitas pendidikan RA.
Tujuan Umum
Memberikan kesempatan luas kepada masyarakat khususnya lulusan
SMA dan Madrasah Aliyah (MA) atau sederajat untuk memperoleh
pendidikan yang berkualitas dalam bidang PGRA dengan basis
keIslaman.
Tujuan Khusus
Menyiapkan lulusan yang siap sebagai pendidik dengan ketrampilan
dan keahlian yang dimiliki dalam hal : (1) integritas kepribadian yang
tinggi, bersikap terbuka dan tanggap terhadap perubahan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat, (2) kemampuan berpikir logis dan analitis dalam proses
abstraksi, generalisasi dan interpretasi dalam memanfaatkan RA untuk
menyelesaikan suatu permasalahan, (3) kemampuan untuk memahami
dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dasar mengajar RA
sehingga dapat mengembangkan diri secara mandiri baik dalam
46
profesi yang ditekuni maupun bidang lain yang terkait, (4) wawasan
pengetahuan yang luas dan mendalam dalam bidang RA serta mampu
beradaptasi dengan lingkungan, (5) penguasaan bidang RA aplikatif
untuk mendukung perilaku berkarya dalam usaha produktif di
masyarakat, (6) pengetahuan dasar yang cukup untuk melanjutkan
studi ke jenjang yang lebih tinggi.
4) Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
Visi
Pendidikan bahasa Arab tahun 2030 menjadi menghasilkan sarjana
muslim yang memiliki kemampuan akademik dan keahlian dalam
bidang pembelajaran Arab pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan nilai-nilai Islam Indonesia.
Misi
a) Menyelenggarakan proses pembelajaran bahasa Arab yang
berkualitas.
b) Mengembangkan kemampuan professional dan potensi akademik.
c) Menyelenggarakan sistem pendidikan yang akademis dan religious.
Tujuan Program Studi:
Program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) memiliki fokus tujuan
menghasilkan guru bahasa Arab yang professional, bermutu, berdaya
saing, untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Strategi Pencapaian Sasaran:
47
a) Pengelolaan pendidikan dan pengajaran berbasis mutu manajemen
kelembagaan.
b) Peningkatan kualitas staf pengajar dan tenaga kependidikan melalui
pelatihan profesi dan kompetensi, penyediaan fasilitas pendukung,
dan penciptaan lingkungan bahasa Arab dan peningkatan
kesejahteraan.
c) Membangun dan mengembangkan kerja sama di bidang penelitian
dan publikasi dengan lembaga riset dan pendidikan baik di dalam
maupun luar negeri.
d) Menjalin dan meningkatkan kerja sama dengan pemangku
kepentingan di bidang kebahasaan.
e) Pemutakhiran dan pembaruan kurikulum berbasis perkembangan
keilmuan dan teknologi.
f) Membangun transparansi di antara civitas akademika,
mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dan pelibatan
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian masyarakat.
Kompetensi Lulusan:
a) Memahami wawasan pendidikan secara komperehensif.
b) Menguasai ilmu-ilmu bahasa Arab dan metodologi pembelajaran.
c) Memiliki profesionalisme dalam melaksanakan tugas.
d) Memiliki sikap responsive, inovatif, dan kreatif.
e) Terampil menerapkan teori-teori kependidikan dalam
melaksanakan pembelajaran bahasa Arab.
48
f) Memiliki sikap demokratis.
g) Mencintai ilmu pengetahuan.
h) Memiliki keterampilan bahasa Arab.
i) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan
pengabdian.
5) Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI)
Tujuan:
Menghasilkan sarjana muslim yang mampu menjadi guru Bahasa
Inggris pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Kompetensi Lulusan:
a) Memahami wawasan pendidikan secara komperehensif.
b) Menguasai substansi ilmu-ilmu bahasa Inggris dan metodologi
pembelajarannya.
c) Memiliki sikap demokratis.
d) Memiliki profesionalisme dalam melaksanakan tugas.
e) Mencintai ilmu pengetahuan.
f) Memiliki sikap responsive, inovatif dan kreatif.
g) Memiliki sikap keteladanan dalam melaksanakantugas.
h) Terampil menerapkan teori-teori kependidikan dalam
melaksanakan pembelajaran pendidikan bahasa Inggris.
i) Memiliki keterampilan berbahasa Inggris.
6) Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)
7) Tadris Matematika (T.Matematika)
49
b. Fakultas Syariah
1) Jurusan Al-Ahwal al Syaksiyyah/Perdata Islam (AS)
Tujuan:
Menghasilkan sarjana muslim ahli Hukum Islam dan mampu menjadi
praktisi hukum di lingkungan peradilan.
Kompetensi Lulusan:
a) Memahami hukum Islam dan hukum positif di Indonesia.
b) Menjadi tenaga peradilan dan ahli hisab yang obyektif dan
menunjung tinggi keadilan.
c) Memiliki profesionalisme dalam melaksanakan tugas.
d) Mencintai ilmu.
e) Memiliki sipak responsive, inovatif dan kreatif.
f) Memiliki keterampilan dalam legitasi dan non legitasi.
g) Terampil melakukan hisab dan rukyat.
2) Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES)
3) Jurusan Hukum Tata Negara (HTN)
c. Fakultas Dahwah terdapat Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
d. Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUAH)
1) Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
2) Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA)
3) Jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir (IAT)
4) Jurusan Filsafat Agama (FA)
e. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
50
1) Jurusan Perbankan Syariah S1 (PS S1)
Tujuan Program Studi:
a) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu manajemen
keuangan syariah.
b) Membentuk sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang
manajemen dan keuangan syariah.
c) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan atau professional yang dapat
menerapkan dan mengembangkan ilmu-ilmu keislaman, teknologi
dan ilmu manajamen keuangan.
d) Menyiapkan calon entrepreneur yang memiliki semangat
kewirausahaan Islami.
e) Mempelopori pengembangan studi manajemen keuangan syariah
yang unggul.
f) Menghasilkan riset di bidang manajemen keuangan syariah.
Kompetensi Lulusan:
a) Mampu memahami dan mengaplikasikan manajemen kelembagaan
umat.
b) Mampu merintis dan mengelola lembaga keuangan/bisnis.
Indikator Pencapaian:
a) Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan manajemen
syariah dalam bidang zakat, wakaf, dan asuransi.
51
b) Mahasiswa mampu memahami pengertian, dalil, dan
mengaplikasikan penghitungan asuransi syariah.
c) Mampu memahami teknik perencanaan dan penilaian kelayakan
bisnis berdasarkan ajaran Islam.
d) Mempraktikkan kemampuan teoritis dalam dunia usaha, bahkan
mendirikan usaha bisnis mikro.
2) Perbankan Syariah D3 (PS D3)
Tujuan Program Studi:
Menghasilkan praktisi di bidang keuangan dan perbankan yang
professional.
Kompetensi Lulusan:
a) Memahami kaidah-kaidah muamalah dan wilayah keuangan dan
perbankan Islam.
b) Memiliki sikap yang obyektif dan adil.
c) Memiliki sikap prfesional.
d) Mencintai ilmu pengetahuan.
e) Memiliki sikap inovatif, kreatif dan advikatif.
f) Memiliki keterampilan dalam menyusun kebijakan dan strategi
pembangunan ekonomi.
4. Unit Kegiatan Mahasiswa IAIN Salatiga
Di Institut Agama Islam Negeri Salatiga ada sekitar 15 UKK dan UKM di
tingkat Institut yaitu:
52
a. Senat Mahasiswa
b. Dewan Mahasiswa
c. Racana Kusumadilaga
d. Resimen Mahasiswa (MENWA)
e. Student Sport Club (SSC)
f. Mapala MITAPASA
g. Teater GETAR
h. SMC IAIN Salatiga
i. Comunicative English Club
j. ITTAQO (Bahasa Arab)
k. Jamiatul Quro’ wal Hufadz
l. Kopma FATAWA
m. Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
n. Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI)
o. Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika
Dan ada juga yang berada di tingkat fakultas masing-masing yaitu:
a. Senat Mahasiswa (Per Fakultas)
b. Dewan Mahasiswa (Per Fakultas)
c. Himpunan Mahasiswa Jurusan (Per Jurusan)
B. Temuan Hasil Penelitian
1. Pendapat Mahasiswa Tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi
Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir
dan menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara
53
ini. Karena mahasiswa adalah ujung tombak perubahan bangsa kita ke arah
yang lebih baik. Pernyataan ini menjadi terbukti ketika kita melihat sejarah
bangsa ini dimana sebagian perubahan besar yang ada di negara ini dimulai
oleh mahasiswa, dalam hal ini pemuda-pemudi Indonesia.
Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai salah satu pondasi dan dasar
tanggung jawab yang dipanggul mahasiswa (sebagai bagian dari perguruan
tinggi) harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama. Sebagai
mahasiswa baru perlu mengetahui dan menyadari salah satu pedoman
untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam rangka menjawab tantangan
negara dan bangsa Indonesia di masa depan.
Sebagaimana hasil dalam hasil wawancara yang dilakukan kepada
SR mahasiswa jurusan Sejarah Kebudayaan Islam semester 7 sebagai
berikut:
“ Tri dharma perguruan tinggi adalah acuan dasar mahasiswa dan
menjadi sebuah tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa, karena
mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change).”(wawancara
pada tanggal 2 Agustus 2016)
Hal serupa juga di ungkapakan oleh ZA mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam semester 5, dengan hasil wawancara:
“Mahasiswa harus tahu dan faham akan tri dharma perguruan tinggi,
karena itu menjadi dasar penrguruan tinggi secara umum dan
mahasiswa secara khusus. Tri dharma perguruan tinggi harus di
laksanakan ketika menjadi seorang mahasiswa” (wawancara pada
tanggal 2 Agustus 2016)
54
Pendapat lain juga diutarakan oleh LNS mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam semester 7.
“tri dhrama perguruan tinggi adalah poin-poin yang harus dicapai
sebagai seorang mahasiswa, Karena itu tanggung jawab sebagai
mahasiswa” (wawancara pada tanggal 2 Agustus 2016)
Pendapat lain juga diutarakan oleh FM mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam semester 7,
“Tri dhrma perguruan tinggi itu menjadi tanggung jawab sebuah
perguruan tinggi, karena perguruan tinggilah yang nantinya
membentuk mahasiswa sesuai dengan tri dharma itu dengan melalu
dosen sebagai tangan panjang sebuah perguruan tinggi.” (wawancara
pada tanggal 2 Agustus 2016)
SF mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab semester 9 juga
berpendapat bahwa:
“ tri dharma perguruan tinggi adalah tiga hal yang menjadi tugas suatu
perguruan tinggi” (wawancara pada tanggal 2 Agustus 2016)
ID mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam semester 7 juga
berpendapat bahwa:
“tri dharma perguruan tinggi merupakan salah satu bentuk visi misi
dari perguruan tinggi di Indonesia” (wawancara pada tanggal 2
Agustus 2016)
SJ mahasiswa jurusan Ahwalul Syasiah semester 5 juga
berpendapat bahwa:
“tri dharma perguruan tinggi adalah merupakan salah satu visi / tujuan
pencapaian yang harus di lakukan oleh perguruan tinggi tersebut.
Setiap perguruan tinggi harus melahirkan orang – orang atau
mahasiswa yang memiliki semangat juang yang tinggi, memiliki
pemikiran kritis, kreatif, mandiri, dan inovatif.” (wawancara pada
tanggal 2 Agustus 2016)
55
Dapat di pahami dari hasil wawancara di atas bahwa Tri Dharma
Perguruan Tinggi adalah hal-hal dasar yang harus ada saat menjalani
aktivitas akademik. Dasar dan tanggung jawab tersebut dilakukan secara
terus-menerus dan dikembangkan secara beriringan, tanggung jawab Tri
Dharma Perguruan tinggi itu sendiri sebenarnya diberikan kepada seluruh
civitas akademik terutama dosen dan mahasiswa. Dosen sebagai pengajar,
pembimbing sekaligus pendamping, sedangkan mahasiswa sebagai anak
didik yang menuntut ilmu.
Ada juga dari beberapa mahasiswa hanya tahu tentang point-point
yang ada dalam tri dharma perguruan tinggi, sebagaimana hasil wawancara
yaitu:
NF mahasiswa jurusan Tadris Bahasa Inggris semester 9
mengungkapkan sebagai berikut:
“ iya saya sedikit tahu tentang tri dharma perguruan tinggi tapi hanya
tentang point-pointnya” (wawancara pada tanggal 2 Agustus 2016)
MA mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam semester 9
mengungkapkan sebagai berikut:
“saya kurang tahu tentang tri dharma perguruan tinggi itu bagaimana,
tapi saya sedikit tahu tentang poin-point nya walaupun tidak semua”
(wawancara pada tanggal 2 Agustus 2016)
Saat ini kesadaran mahasiswa akan tanggung jawabnya dalam
menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi semakin menurun. Tri dharma
perguruan tinggi sebagai salah satu pondasi dan dasar tanggung jawab yang
dipanggul mahasiswa terkadang sampai dilupakan oleh beberapa
mahasiswa.
56
Sebagaimana hasil dalam hasil wawncara yang dilakukan kepada
MR mahasiswa jurusan Tadris Bahasa Inggris semester 3 sebagai berikut:
“ Saya kurang tahu apa itu tri dharma perguruan tinggi, karana ketika
saya masuk kuliah atau menjadi mahasiswa saya belum mendapatkan
arahan atau pengetahuan tentang apa tri dharma perguruan tinggi”
(wawancara pada tanggal 2 Agustus 2016)
Hal yang hampir sama juga di ungkapkan oleh RA mahasiswa
jurusan Tadris Bahasa Inggris semester 9.
“terkait dengan tri dharma perguruan tinggi saya kurang tahu, karena
dalam kuliah tidak pernah membahas tentang tri dharma perguruan
tinggi” (wawancara pada tanggal 2 Agustus 2016)
Dapat di fahami bahwa untuk saat ini tidak semua mahasiswa tahu
akan tri dharma perguruan tinggi yang menjadi dasar dan tanggung
jawabnya Sebagai mahasiswa. Seharusnya mereka tahu dan faham tentang
tri dharma perguruan tinggi, karena merekalah yang nantinya menjadi ujung
tombak dan orang yang merubah bangsa.
Dari pemaparan di atas, kiranya sudah memberikan gambaran
mengenai pendapat mahsiswa tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Namun untuk mengerti maksud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi kiranya
masih memerlukan penjabaran yang luas dan mendalam. Adapun Tri
Dharma Perguruan tinggi itu sendiri meliputi :
a. Pendidikan
Adanya mahasiswa yang unggul dalam bidang ilmu
pengetahuan tidak bisa terlepas dari peran perguruan tinggi itu sendiri.
57
Perguruan tinggi baik swasta maupun negeri diberikan kebebasan
tersendiri untuk menyusun konsep dari pendidikan.
Demi mencapai tujuan dari Tri Dharma Perguruan tinggi
tersebut, mahasiswa dituntut aktif untuk mengeksplor, mencari dan
menggali sendiri terkait keilmuan yang digeluti. Dengan demikian,
mahasiswa sadar betul apa yang dilakukannya dan dalam rangka meraih
keilmuan apa. Semakin spesifik keilmuan seseorang, maka semakin
matang dan sempurna.
Pendidikan merupakan hal yang pertama dalam tri dhrama
perguruan tinggi, sebab dalam pendidikanlah yang pertama membentuk
mahasiswa yang cerdas, intelektual, dan kreatif. Yang nantinya menjadi
acuan dalam menjalankan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Pendidikan dan mahasiswa merupakan satu kesatuan yang selalu
terkait. Sebagai kaum intelektual, kualitas diri dalam hal pendidikan
harus terus di tingkatkan supaya mutu bangsa juga bertambah
berdasarkan ilmu yang dipelajari selama jenjang pendidikan.
b. Penelitian dan pengembangan
Penelitian dan Pengembangan. Peranan yang sangat penting
dalam rangka kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dipegang oleh
isi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berbunyi Penelitian dan
Pengembangan. Ilmu yang mahasiswa kuasai melalaui proses pendidikan
di perguruan tinggi harus diimplementasikan dan diterapkan. Salah
satunya dengan langkah ilmiah, seperti melalui penelitian. Penelitian
58
mahasiswa bukan hanya akan mengembangkan diri mahasiswa itu
sendiri, namun juga memberikan manfaat bagi kemajuan peradaban dan
kepentingan bangsa kita dalam menyejahterakan bangsa.
Selain itu tanpa penelitian maka pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi akan menjadi terhambat. Penelitian ini
tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi harus dilihat keterkaitannya dalam
pembangunan dalam arti luas, yakni penelitain tidak semata-mata hanya
untuk hal yang diperlukan atau langsung dapat digunakan oleh
masyarakat pada saat itu saja, akan tetapi harus dilihat dengan proyeksi
kemasa depan. Dengan kata lain penelitian di Pergurun Tinggi tidak
hanya diarahkan untuk penelitian terapan saja, tetapi juga sekaligus
melaksanakan penelitian ilmu-ilmu dasar yang manfaatnya baru terasa
penting dimasa yang akan datang.
c. Pengabdian masyarakat
Pengabdian kepada Masyarakat, menjadi isi ketiga pada Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa menempati lapisan kedua dalam
relasi kemasyarakatan, yaitu berperan sebagai penghubung antara
masyarakat dengan pemerintah. Mahasiswa adalah yang paling dekat
dengan rakyat dan memahami secara jelas kondisi masyarakat tersebut.
Dharma pengabdian pada masyarakat harus diartiakan dalam
rangka penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
dikembangkan di Perguruan Tinggi, khususnya sebagi hasil dari berbagai
penelitian. Pengabdian pada masyarakat merupakan serangkaian aktivitas
59
dalam rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang
bersiafat konkrit dan langsung dirasakan manfaatnya dalam waktu yang
relatif pendek. Aktivitas ini dapat dilakukan atas inisiatif individu atau
kelompok anggota civitas akademika perguruan tinggi terhadap
masyarakat maupun terhadap inisiatif perguruan tinggi yang
bersangkutan yang bersifat nonprofit (tidak mencari keuntungan).
Dengan aktivitas ini diharapkan adanya umpan balik dari masyarakat ke
perguruan tinggi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut.
2. Persepsi Mahasiswa Dalam Mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi
Tri dharma perguruan tinggi mencangkup 3 hal penting yang harus
dikembangkan oleh para mahasiswa. Yaitu pendidikan, penelitian dan
pengembangan, dan pengabdian masyarakat. Ketiga hal ini saling berkaitan
satu sama lain sehingga harus diterapkan secara bersamaan. Masing-masing
mempunyai tugas dan fungsi yang sama dan saling menunjang sehingga
tidak bisa dipisahkan dalam pelaksanaannya. Dalam melaksanakan tri
dharma perguruan tinggi dibutuhkan strategi agar bisa berjalan dengan
maksimal.
Dari hasil wawancara dengan informan bagaimana cara mereka
atau strategi sebagai mahasiswa dalam mengimplementasikan tri dharma
perguruan tinggi, hasilnya sebagai berikut:
60
Dari hasil wawancara dengan SR mahasiswa jurusan Sejarah
Kebudayaan Islam semester 7 yaitu:
“dalam hal pendidikan untuk sekarang saya lebih focus dan
mendalami dan serius dalam perkuliahan, dalam hal penelitian saya
masih mencoba utuk melakukan penelitian dan untuk pengabdian
masyarakat saya masih memcoba memahami masyarakat dan ikut
dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakat. Selain itu juga dengan ikut
UKM di kampus sebagai cara untuk mengaktualisasikan diri ”
(wawancara pada tangal 2 Agustus 2016)
Hal serupa juga di ungkapkan oleh ZA mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam semester 5.
“ strategi saya dalam mengimplementasikan tri dharma perguruan
tinggi dengan memperluas wawasan, lebih serius dalam pendidikan
dan mencoba untuk selalu berinteraksi dengan masyarakat dan ikut
dalam kegitan kemasyarakatan.” (wawancara pada tangal 2 Agustus
2016)
Hampir sama juga pendapat dari LNS mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam semester 7.
“strategi yang saya lakukan dengan melakukan dan menggunakan
ruang lingkup yang ada di sekitar saya, kalau di kampus dengan
mengikuti UKM dan berkuliah dengan sungguh-sungguh. Dan kalau
di masyarakat dengan cara menjaga hubungan baik dan
berkomunikasi denga masyarakat di sekitar saya.” (wawancara pada
tangal 2 Agustus 2016)
SJ mahasiswa jurusan Ahwalul Syasiah semester 5 juga
berpendapat bahwa:
“ untuk strategi yang saya lakukan mungkin dengan menggunakan
tekonologi yang ada dan mengikuti perkembangan saat ini untuk
lebih menambah wawasan dalam menempuh pendidikan, dan lebih
peka, tanggap akan lingkungan maupun permasalahan sosial yang
ada dalam masyarakat.” (wawancara pada tangal 2 Agustus 2016)
61
Dapat dipahami dari wawancara diatas bahwa mencoba untuk
bersungguh – sungguh dalam perkuliahan, mencoba menambah wawasan
untuk membuat penelitian, ikut dalam organisasi kampus (UKM) untuk
aktualisasi diri, dan menjaga komunikasi dengan masyarakat serta ikut
dalam kegiatan kemasyarakat menjadi cara atau strategi dalam
mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi.
Lain halnya dengan FM mahasiswa jurusan Pendidikan Agama
Islam semester 7 juga berpendapat bahwa:
“ strategi yang saya lakukan dengan mencoba untuk serius kuliah,
dan bagaimana memberdayakan masyarakat melalui budaya
membaca dan menulis serta menghidupkan kembali sikap gotong
royong di masyarakat.” (wawancara pada tangal 2 Agustus 2016)
Menurut hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa untuk
mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi yaitu bagaimana harus
memberdayakan masyarakat melalui budaya membaca dan menulis serta
mengihidupkan kembali sikap gotong royong, ini menunjukan bahwa peran
mahasiswa dalam pengabdian masyarakat.
Hasil wawancara dengan RA, MR, MA, NF, ID, dan SF hampir
semua mereka kurang paham dan kurang tahu akan strategi dalam
mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi karena masih binggung.
Dikarenakan mungkin selama masa awal masuk kuliah sampai sekarang
tidak pernah dalam perkuliahan yang membahas tentang tri dharma
perguruan tinggi. Dan mereka Cuma mendengar dari kakak tingkat mereka
62
jadi hanya mengerti tentang apa itu tri dharma perguruan tinggi dan poin-
poin yang ada didalamnya.
Jadi memang tidak sedikit mahasiswa yang tidak mengerti tentang
apa sesungguhnya tanggungjawab mereka sebagai mahasiswa. Dari sebelas
mahasiswa yang saya temui ada enam yang, mengaku kurang paham dalam
strategi mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi. Lalu apa yang
menjadi dasar para mahasiswa ini bertindak. Sehingga tidak sedikit juga
mahasiswa yang hingga saatnya lulus, mereka tidak tahu arah kemana
hendak melangkah.
63
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan dari teori yang dipaparkan pada Bab II dan data yang di
hasilkan dari wawancara, dokumentasi, dan observasi kepada beberapa informan
mengenai strategi mahasiswa dalam mengimplementasikan tri dharnma perguruan
tinggi yang di paparkan di Bab III, maka peneliti akan melakukan analisa data
untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian. Sesuai dengan teknik analisis yang
telah di pilih oleh peneliti yaitu analisis diskriptif kualitatif (pemaparan) yang
menggambarkan fenomena yang ada saat ini atau lampau dari seluruh data hasil
wawancara, dokumentasi dan observasi.
A. Analisis Pendapat Mahasiswa Tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi
Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai salah satu pondasi dan dasar
tanggung jawab yang dipanggul mahasiswa (sebagai bagian dari perguruan
tinggi) harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama. Sebagai
mahasiswa baru perlu mengetahui dan menyadari salah satu pedoman
untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam rangka menjawab tantangan
negara dan bangsa Indonesia di masa depan.
Tri dharma perguruan tinggi mencangkup 3 hal penting yang harus
dikembangkan oleh para mahasiswa. Yaitu pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat. Ketiga hal ini saling berkaitan satu sama lain sehingga
harus diterapkan secara bersamaan. Masing-masing mempunyai tugas dan
fungsi yang sama dan saling menunjang sehingga tidak bisa dipisahkan dalam
pelaksanaannya.
64
Walaupun dalam penelitian kali ini masih ada beberapa mahasiswa
yang kurang tahu atau kurang paham akan tri dharama perguruan tinggi yang
menjadi acuan dan dasar dari perguruan tinggi. Sebenarnya tanggung jawab
yang dipikul oleh mahasiswa tertuang dalam tri dharma perguruan tinggi.
Karena peran mahasiswa dalam aktualisasi tri dharma perguruan tinggi sangat
di perlukan. Karena mahasiswa diharapkan untuk menjadi mahasiswa yang
lebih termotivasi dan sadar bahwa betapa pentingnya peranan kita sebagai
mahasiswa untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertuang
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.
1. Pendidikan
Dengan pendidikan, mahasiswa hendaknya punya dasar berpikir yang benar
dalam memutuskan berbagai hal di dunia kampus maupun luar kampus. Dan
seharusnya mahasiswa mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang
layak dan sesuai, seperti dosen yang profesional, serta pendidikan softskill.
Tapi apa terjadi sekarang, tidak sedikit mahasiswa yang merasa salah masuk
jurusan, dan hal ini berdampak pada rendahnya minat untuk belajar lebih
mendalam ilmu yang digelutinya.
2. Penelitian dan Pemgembangan
Merupakan bentuk implementasi dari ilmu pengetahuan yang diperoleh
semasa proses pendidikan di perguruan tinggi. Dengan penelitian, para
mahasiswa akan bertambah cakap dalam disiplin ilmunya, serta akan
menjadi semakin paham.
65
Dengan penelitian juga mahasiswa nantinya akan menemukan berbagai hal
yang baru, sehingga dapat memperkaya penguasaan ilmunya. Hasil
penelitian itu pula, nantinya akan sangat bermanfaat bagi pengembangan
disiplin ilmunya.
3. Pengabdian masyarakat
Pengabdian masyarakat bertujuan untuk membantu masyarakat agar mau
dan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Seperti bina desa, pelatihan
dan penyuluhan masyarakat desa, bimbingan belajar pada anak-anak, bakti
sosial, KKN-PPL dan lain sebagainya.
B. Analisis Persepsi Mahasiswa Dalam Mengimplementasikan Tri Dharma
Perguruan Tinggi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Pemahaman yang baik tentang tri dharma perguruan tinggi
sangat penting untuk menetukan suksesnya strategi dalam
mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi.
Dalam proses mengimplementasikan memerlukan suatu rangakaian
aktifitas dalam rangka mengahantarkan hasil maksimal atau yang diharapkan.
Implementasi tri dharma perguruan tinggi terkait dengan bagaiman
pelaksanaan dan penerapannya. Bagi sebagaian mahasiswa ada yang tahu apa
yang akan dilakukan atau strategi yang dilakukan dalam mengimplementasikan
tri dharma perguruan tinggi, seperti mereka mencoba untuk bersungguh-
sungguh dalam menempuh pendidikan, karena pendidikan menjadi hal yang
66
pertama dalam tri dharma, selanjutnya mereka memcoba memperluas wawasan
mereka untuk nantinya menjadi bekal dalam melakukan penelitian-penelitian,
seperti membuah karya ilmiah, makalah ataupun di akhirnya skripsi sebagi
syarat kelulusan mereka. Seorang mahasiswa harus jeli dan tanggap terhadap
permasalahan yang muncul. Dalam pengabdian masyarakat mereka mencoba
untuk selalu berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar mereka dan
mengikuti kegiatan – kegiatan kemasyarakatan.
Dari perguruan tinggi pun juga ada program –program yang selalu
mengacu pada tri dharma perguruan tinggi, tidak mungkin sebuah perguruan
tinggi program – program kepada mahasiswa tidak mengacu kepada tri dharma
perguruan tinggi, sebenarnya maahasiswa tetap diarahkan untuk juga mengacu
kepada tri dharma perguruan tinggi karena itu menjadi dasar, seperti kegiatan
PPL dan KKN itu menjadi program perguruan tinggi yang jelas – jelas
mengacu kepada tri dharma perguruan tinggi.
Tapi terkadang beberapa mahasiswa ketika di Tanya terkait
bagaimana cara mereka mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi
mereka menjawab kurang tahu dan kurang paham, karena anggapan mereka
selama perkuliahan mereka tidak pernah ada hal yang berkaitan atau
perkuliahan yang membahas soal tri dharma perguruan tinggi. Mungkin juga
mereka binggung kurang paham itu tadi, jadi proses perencanaan dan aktifitas
dalam rangka mengahantarkan hasil maksimal atau yang diharapkan dalam
mengimplemtasikan tri dharma perguruan tinggi itu tidak terlaksana.
67
Dari sebelas informan dari mahasiswa yang lima diantaranya
mengungkapkan beberapa strategi mereka dalam mengimplementasikan tri
dharma perguruan tinggi. Dan enam diantara informan itu mengungkapkan
bahwa mereka kurang faham dan kurang tahu dalam
mengimplementasikannya.
68
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian serta pemahaman yang mengacu pada
rumusan masalah, dan pembahasan dan analisis tentang “Strategi Mahasiswa
Dalam Mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi di IAIN Salatiga”,
maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendapat Mahasiswa Tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi
Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai salah satu pondasi dan dasar
tanggung jawab yang dipanggul mahasiswa (sebagai bagian dari perguruan
tinggi) harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama. Sebagai
mahasiswa baru perlu mengetahui dan menyadari salah satu pedoman
untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam rangka menjawab tantangan
negara dan bangsa Indonesia di masa depan.
Peran mahasiswa dalam aktualisasi tri dharma perguruan tinggi
sangat di perlukan. Karena mahasiswa diharapkan untuk menjadi mahasiswa
yang lebih termotivasi dan sadar bahwa betapa pentingnya peranan kita
sebagai mahasiswa untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu “Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa”. 1) Dengan pendidikan, mahasiswa hendaknya punya dasar
berpikir yang benar dalam memutuskan berbagai hal di dunia kampus
maupun luar kampus. Dan seharusnya mahasiswa mempunyai hak untuk
memperoleh pendidikan yang layak dan sesuai yang digelutinya. 2)
69
penelitian dan pengembangan Merupakan bentuk implementasi dari ilmu
pengetahuan yang diperoleh semasa proses pendidikan di perguruan tinggi.
Dengan penelitian, para mahasiswa akan bertambah cakap dalam disiplin
ilmunya, serta akan menjadi semakin paham. 3) Pengabdian masyarakat
bertujuan untuk membantu masyarakat agar mau dan mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri. Dan mahasiwa sebagai bagian dari masyarakat harus
mengabdi kepada masyarakat.
Walaupun dalam penelitian kali ini masih ada beberapa mahasiswa
yang kurang tahu atau kurang paham akan tri dharama perguruan tinggi
yang menjadi acuan dan dasar dari perguruan tinggi.
2. Persepsi Mahasiswa Dalam Mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi
Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi terkait dengan
bagaiman pelaksanaan dan penerapannya. Bagi sebagaian mahasiswa ada
yang tahu apa yang akan dilakukan atau strategi yang dilakukan dalam
mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi, seperti mereka mencoba
untuk bersungguh-sungguh dalam menempuh pendidikan, karena
pendidikan menjadi hal yang pertama dalam Tri Dharma, selanjutnya
mereka memcoba memperluas wawasan mereka untuk nantinya menjadi
bekal dalam melakukan penelitian-penelitian, seperti membuah karya
ilmiah, makalah ataupun di akhirnya skripsi sebagi syarat kelulusan mereka.
Seorang mahasiswa harus jeli dan tanggap terhadap permasalahan yang
muncul. Dalam pengabdian masyarakat mereka mencoba untuk selalu
70
berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar mereka dan mengikuti kegiatan
– kegiatan kemasyarakatan.
Walaupun dari sebelas informan dari mahasiswa yang lima
diantaranya mengungkapkan beberapa strategi mereka dalam
mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dan enam diantara
informan itu mengungkapkan bahwa mereka kurang faham dan kurang tahu
dalam mengimplementasikannya.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sekiranya penulis
menyampaikan beberapa saran yang di tujukan kepada mahasiswa dalam
memahami tri dharma peruguruan tinggi. Hendaknya mahasiswa bukan hanya
tahu tentang tri dharma perguruan tinggi saja tapi juga harus mampu
mengimplementasikannya karena itu menjadi acuan atau dasar dari setiap
mahasiswa. Dan juga perlu namanya strategi dalam melaksanakan tri dharma
itu mulai dari poin pertama pendidikan, kedua penelitian dan ketiga
pengabdian masyarakat.
Sekiranya saran tersebut yang dapat peneliti sampaikan, semoga dapat
berkontribusi buat kemajuan dan pemahaman mahasiswa akan tri dharma
perguruan tinggi sebagai tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa.
C. Penutup
Alhamdulillah saya ucapakan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat serta hidayah Nya, peneliti dapat memulai dan menyelesaikan
skripsi ini. Peneliti sadah bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini masih
71
banyak sekali kekurangan, maka dari itu dimohon agar selalu memberikan
kritik dan saran yang membangun.
Ucapkan terima kasih juga saya ucapkan kepada yang terhormat
dosen pembimmbing, berkat bimbingannya penyusunan skripsi ini dapat
selesai. Akhirnya peneliti berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca serta bagi peneliti pribadi, Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. ______, Bandung.
Ahmadi, Abu, 1982. Psikologi Umum, Bina Ilmu, Surabaya.
Asmani, 2011, Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan :
Diva Press, Jakarta.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana. Jakarta.
Daymon, Christine. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relations
dan Marketing. Bentang. Yogyakarta.
F. Rangkuti, 1998. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia.
Pustaka Utama. Jakarta.
Gaffar, Afan, 2009. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Cetakan V,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Grant, Robert M, 1999. Analisis Strategi Komtemporer, Konsep, Teknik,
Aplikasi. Edisi kedua. Erlangga, Jakarta.
Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah
Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma. (tidak diterbitkan)
James, H. Donelly, Jr, 1996. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses (Alih bahasa:
Nunuk Adiami). Jakarta: Binarupa Aksara
John M. Echols, Hasan Shadily, 1996, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia,
Jakarta.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta .
Hatten, Kenneth J dan Mary Louise Hatten, 1998, Effective Strategic
Managemen, Prentice Hall, Engewood Cliffs.
http://nofitahapsari.blogspot.co.id. makalah-tri-darma-perguruan tinggi_2.html(di
akses pada tanggal 28 Juli 2016, pukul 20.00 wib)
http://iw4nrisw4ndi.blogspot.co.id. pengertian-tri-dharma-perguruan-tinggi.html
(di akses pada tanggal 28 Juli 2016, pukul 20.00 wib)
Irwanto, dkk. 1991, Psikologi Umum, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Liliweri, Alo, 1994, Persepsi Teoritis, Komunikasi antar Pribadi, Cipta Aditya
Bakti, Bandung.
Mahmud, M. Dimyati, 1990, Psikologi Suatu Pengantar, BPFE, Yogyakarta.
Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Porter, Michael E, 2002. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan
Pesaing. Erlangga, Jakarta.
Purwanto, Irwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2012. Implementasi
Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.Gava Media,
Yokyakarta.
Rakhmat, Jalaluddin, 1996 , Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rangkuti, F. 2000. Bussiness Plan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Siagian, Sondang P. 1995, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Rineka Cipta,
Jakarta.
Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Alfabeta, Bandung.
Suharsimi, Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Cetakan. Kelimabelas. Rineka Cipta, Jakarta.
Suryabrata, Sumadi , 1998, Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Umar, Husein, 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.
Gramedia Pustaka, Jakarta.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Depdiknas, Jakarta.
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Yusuf, Syamsu. 2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Walgito, Bimo, 2002, Pengantar Psikologi Umum, Andi, Yogyakarta.
Winarno, Budi. 2014, Kebijakan Publik,teori dan proses. Media Presindo
Yogyakarta.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : SR
Hari / Tanggal : 02 Agustus 2016
Jurusan / Semester : Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam semester 7
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“ saya tahu”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“ Tri dharma perguruan tinggi adalah acuan dasar mahasiswa dan
menjadi sebuah tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa, karena
mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change).”
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
a. Pendidikan: “karena yang pertama pendidikan, jadi di suruh untuk
mempunyai pendidikan”
b. Penelitian dan pengembangan: “ penelitian tidak jauh dari objek
pendidikan, untuk membuktikan tolak ukur dari pendidikan”
c. Pengabdian Masyarakat: “ berkorelasi dengan mahasiswa yang
nantinya kembali dan terjun langsung di dalam masyarakat”
4. Bagaimana persepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“dalam hal pendidikan untuk sekarang saya lebih focus dan mendalami
dan serius dalam perkuliahan, dalam hal penelitian saya masih mencoba
utuk melakukan penelitian dan untuk pengabdian masyarakat saya masih
memcoba memahami masyarakat dan ikut dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakat. Selain itu juga dengan ikut UKM di kampus sebagai cara
untuk mengaktualisasikan diri ”
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : ZA
Hari / Tanggal : 02 Agustus 2016
Jurusan / Semester : Jurusan Pendidikan Agama Islam semester 5
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“saya tahu”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“Mahasiswa harus tahu dan faham akan tri dharma perguruan tinggi,
karena itu menjadi dasar penrguruan tinggi secara umum dan mahasiswa
secara khusus. Tri dharma perguruan tinggi harus di laksanakan ketika
menjadi seorang mahasiswa”
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
a. Pendidikan: “ kenapa yang pertama pendidikan karena kita di tuntut
untuk berpendidikan dulu”
b. Penelitian dan pengembangan: “ penelitian memjadi proses
pengembangan dari pendidikan”
c. Pengabdian masyarakat: “ mahasiswa nantinya terjun ke masyarakat
dan menjadi lapisan di masyarakat, maka harus mengabdikan diri ke
masyarakat”
4. Bagaimana persepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“ strategi saya dalam mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi
dengan memperluas wawasan, lebih serius dalam pendidikan dan
mencoba untuk selalu berinteraksi dengan masyarakat dan ikut dalam
kegitan kemasyarakatan.”
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : LNS
Hari / Tanggal : 02 Agustus 2016
Jurusan / Semester : Jurusan Pendidikan Agama Islam semester 7
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“saya tahu”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“tri dhrama perguruan tinggi adalah poin-poin yang harus dicapai
sebagai seorang mahasiswa, Karena itu tanggung jawab sebagai
mahasiswa”
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
a. Pendidikan: “ point pertama dan utama dari tri dharma perguruan
tinggi dan mempunyai peranan penting”
b. Penelitian dan pengembangan: “ penelitian menjadi sebuah proses
untuk memperoleh suatu perubahan yang akan membawa kearah yang
lebih baik”
c. Pengabdian masyrakat: “ pengabdian masyarakat untuk aplikasi yang
dilakukan guna berbagi kegiatan yang positif”
4. Bagaimana persepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“strategi yang saya lakukan dengan melakukan dan menggunakan ruang lingkup
yang ada di sekitar saya, kalau di kampus dengan mengikuti UKM dan berkuliah
dengan sungguh-sungguh. Dan kalau di masyarakat dengan cara menjaga
hubungan baik dan berkomunikasi denga masyarakat di sekitar saya.”
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : FM
Hari / Tanggal : 02 Agustus 2016
Jurusan / Semester : Jurusan Pendidikan Agama Islam semester 7
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“ya saya tahu”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“Tri dhrma perguruan tinggi itu menjadi tanggung jawab sebuah
perguruan tinggi, karena perguruan tinggilah yang nantinya membentuk
mahasiswa sesuai dengan tri dharma itu dengan melalu dosen sebagai
tangan panjang sebuah perguruan tinggi.”
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
a. Pendidikan: “ pendidikan merupakan peran sangat penting dalam
suatu proses pembelajaran, pendidikan yang baik akan menghasilkan
bibit yang unggul dan mampu membawa bangsa ini kearah yang lebih
baik”
b. Penelitian dan pengembangan: “ dengan penelitian mampu
mengembangkan keilmuan dan teknologi”
c. Pengabdian masyarakat: “ mahasiswa harus mampu bersosialisasi
dengan masyrakat, dan harus tahu porsi dan tugas mereka dalam
pengabdian masyarakat”
4. Bagaimana persepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“ strategi yang saya lakukan dengan mencoba untuk serius kuliah, dan
bagaimana memberdayakan masyarakat melalui budaya membaca dan
menulis serta menghidupkan kembali sikap gotong royong di
masyarakat.”
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : SF
Hari / Tanggal : 02 Agustus 2016
Jurusan / Semester : Jurusan Pendidikan Bahasa Arab semester 9
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“Ya tahu”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“ tri dharma perguruan tinggi adalah tiga hal yang menjadi tugas suatu
perguruan tinggi”
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
-------
4. Bagaimana persepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“ saya kurang paham dengan strateginya”
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : ID
Hari / Tanggal : 02 Agustus 2016
Jurusan / Semester : Jurusan Pendidikan Agama Islam semester 7
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“ ya tahu”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“tri dharma perguruan tinggi merupakan salah satu bentuk visi misi dari
perguruan tinggi di Indonesia”
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
---------
4. Bagaimana persepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“ kurang paham yang penting mengalir saja”
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : SJ
Hari / Tanggal : 02 Agustus 2016
Jurusan / Semester : Jurusan Ahwalul Syasiah semester 5
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“ya tahu”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“tri dharma perguruan tinggi adalah merupakan salah satu visi / tujuan
pencapaian yang harus di lakukan oleh perguruan tinggi tersebut. Setiap
perguruan tinggi harus melahirkan orang – orang atau mahasiswa yang
memiliki semangat juang yang tinggi, memiliki pemikiran kritis, kreatif,
mandiri, dan inovatif.”
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
a. Pendidikan: “ pendidikan adalah hal yang utama dalam tri dharma
perguruan tinggi”
b. Penelitian dan pengembangan: “ penelitian berfungsi sebagai tolak
ukur dari proses pendidikan “
c. Pengabdian masyarakat: “ pengabdian masyarakat adalah tahap
terkhir yang dimana setelah pengetahuan yang di dapat akan di
aplikasikan langsung di masyarakat secara nyata”
4. Bagaimana persepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“ untuk strategi yang saya lakukan mungkin dengan menggunakan
tekonologi yang ada dan mengikuti perkembangan saat ini untuk lebih
menambah wawasan dalam menempuh pendidikan, dan lebih peka,
tanggap akan lingkungan maupun permasalahan sosial yang ada dalam
masyarakat.”
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : NF
Hari / Tanggal : 02 Agustus
Jurusan / Semester : Jurusan Tadris Bahasa Inggris semester 9
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“iya saya sedikit tahu”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“tentang tri dharma perguruan tinggi tapi hanya tahu tentang point-
pointnya saja”
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
-------
4. Bagaimana persepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“ kurang paham dan belum tahu”
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : MA
Hari / Tanggal : 02 Agustus 2016
Jurusan / Semester : Jurusan Pendidikan Agama Islam semester 9
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“kurang tahu”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“saya kurang tahu tentang tri dharma perguruan tinggi itu bagaimana,
tapi saya sedikit tahu tentang poin-point nya walaupun tidak semua”
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
-------
4. Bagaimana spersepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“ kuarang tahu caranya atau strateginya”
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : MR
Hari / Tanggal : 02 Agustus 2016
Jurusan / Semester : Jurusan Tadris Bahasa Inggris semester 3
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“ Saya kurang tahu apa itu tri dharma perguruan tinggi,”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“karana ketika saya masuk kuliah atau menjadi mahasiswa saya belum
mendapatkan arahan atau pengetahuan tentang apa tri dharma perguruan
tinggi , makanya saya kurang tahu“
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
--------
4. Bagaimana persepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“ belum tahu caranya”
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : RA
Hari / Tanggal : 02 Agustus 2016
Jurusan / Semester : Jurusan Tadris Bahasa Inggris semester 9
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“kurang tahu”
2. Bagaimana Pendapat anda tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi?
“terkait dengan tri dharma perguruan tinggi saya kurang tahu, karena
dalam kuliah tidak pernah membahas tentang tri dharma perguruan
tinggi”
3. Jelaskan tentang poin-poin Tri Dharma Perguruan Tinggi?
-------
4. Bagaimana persepsi anda mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi?
“ belum tahu bagaimana strateginya”
top related