pertumbuhan mikroorganisme
Post on 18-Jul-2016
87 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Pertumbuhan Mikroorganisme
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
A.DEFINISI PERTUMBUHAN MIKOORGANISME
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di
dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler, pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel
perorganisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme uniseluler yang disebut
pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang berarti juga pertambahan jumlah organisme. Umur
suatu sel ditentukan setelah pembelahan sel selesai. (Black, Jacquelyn G. 2002)
Sedangkan umum kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi. Ukuran sel tergantung
dari kecepatan pertumbuhan. Semakin baik zat nutrisi di dalam substratnya mengakibatkan
pertumbuhan sel semakin cepat. (Black, Jacquelyn G. 2002)
Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian menjadi
besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu sendiri. Pertumbuhan
pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga lingkungan. Apabila
kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme tersebut, maka
mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang relatif singkat dan sempurna.
Pertumbuhan mikroorganisme yang bersel satu berbeda dengan mikroorganisme yang bersel
banyak (multiseluler). Pada mikroorganisme yang bersel satu (uniseluler) pertumbuhan
ditandai dengan bertambahnya sel tersebut. Setiap sel tunggal setelah mencapai ukuran
tertentu akan membelah menjadi mikroorganisme yang lengkap, mempunyai bentuk dan
sifat fisiologis yang sama. Pertumbuhan jasad hidup, dapat ditinjau dari dua segi, yaitu
pertumbuhan sei secara individu dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi.
Pertumbuhan sel diartikan sebagai adanya penambahan volume serta bagian-bagian sel
lainnya, yang diartikan pula sebagai penambahan kuantiatas isi dan kandungan didalam
selnya. Pertumbuhan populasi merupakan akibat dari adanya pertumbuhan individu, misal
dari satu sel menjadi dua, dari dua menjadi empat ,empat menjadi delapan, dan seterusnya
hingga berjumlah banyak. (Brock. TD. Madiqan. MT. 1991)
Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung menjadi
pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel sebagai individu serta satu
kesatuan populasi yang kemudian terjadi kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya,
sulit untuk diamati dan dibedakan. Pada pertumbuhan populasi bakteri misalnya, merupakan
penggambaran jumlah sel atau massa sel yang terjadi pada saat tertentu. Kadang-kadang
didapatkan bahwa konsentrasi sel sesuai dengan jumlah sel perunit volume, sedang kerapatan
sel adalah jumlah materi perunit volume. (Brock. TD. Madiqan. MT. 1991)
Penambahan dan pertumbuhan jumlah sel mikroorganisme pada umumnya dapat
digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan. Kurva tersebut merupakan penjabaran dari
penambahan jumlah sel dalam waktu tertentu, misal bernilai b, maka:
a. Pada generasi pertama, b = 1×2
b. Pada generasi kedua,b = 1×22
c. Pada generasi ke-n,b = 1x2n sehingga akhirnya: b=a x 2n
Dengan perhitungan logaritma, persamaan dapat dituliskan menjadi :
Log b = log 10a + alog 102
= log 10a + 0,301 n
= log 10b – log 10a
atau n = 0,301
Pertumbuhan bakteri dalam biak statik akan mengikuti kurva pertumbuhan. Jika bakteri
ditanam dalam suatu larutan biak, maka bakteri akan terus tumbuh sampai salah satu faktor
mencapai minimum dan pertumbuhan menjadi terbatas. Pertumbuhan biak bakteri dengan
mudah dapat dinyatakan secara grafik dengan logaritme jumlah sel hidup terhadap waktu.
Suatu kurva pertumbuhan punya bentuk sigmoid dan dapat dibedakan dalam beberapa tahap
pertumbuhan. Ada beberepa tahap pertumbuhan yaitu : terdapat kurva pertumbuhan atau
gambar. (Brock. TD. Madiqan. MT. 1991)
Tahap ancang-ancang yang mencakup interval waktu antara saat penanaman dan saat
tercapainya kecepatan pembelahan maksimum, lamanya tahap ancang-ancang ini terutama
tergantung dari biak wal, umur bahan yang ditanam dan juga dari sifat larutan biak.
Tahap eksponensial; Pada tahap pertumbuhan eksponensial terciri oleh kecepatan
pembelahan maksimum yang konstan kecepatan pembelahan diri sepanjang tahap log bersifat
spesifik untuk tiap jenis bakteri dan tergantung lingkungan. (Brock. TD. Madiqan. MT. 1991)
Tahap stationer;
Tahap ini dimulai kalau sel-sel sudah tidak tumbuh lagi. Kecepatan pertumbuhan tergantung
dari kadar substrat, menurunnya kecepatan pertumbuhan sudah terjadi ketika kadar subtrat
berkurang sebelum subtrat habis terpakai. Massa bakteri yang dicapai pada tahap stationer
dinamakan hasil atau keuntungan.
Tahap kematian;
Pada tahap kematian dan sebab-sebab kematian sel bakteri dalam larutan biak normal masih
kurang diteliti. Ada kemungkinan bahwa sel-sel dihancurkan oleh pengaruh enzim asal sel
sendiri (otolisis)
Pertumbuhan bakteri dalam biak sinambung tidak akan mengikuti kurva pertumbuhan. Dalam
pertumbuhan bakteri ini terdapat prosedur yang menjadi dasar biak sinambung yang
dilakukan dalam kemostat dan turbidostat. (Tortora Gerard J. et al. 1992)
1. Pertumbuhan dalam kemostat
Kemostat terdiri dari bejana biak yang dimasuki larutan biak dari bejana persediaan dengan
kecepatan aliran tetap. Diusahakan dalam bejana biak terdapat pemasokan O2 secara
optimum dan supaya selekas mungkin terjadi distribusi merata dari nutrien yang dialirkan
masuk sebagai larutan biak. Kecepatan pertambahan dinyatakan sebagai μx = dx/dt dan
kerapatan bakteri meningkat dengan x = x0 e μ/t. Biak dalam kemostat dikendalikan subtrat.
Stabilitas sistem ini berlandaskan keterbatasan kecepatan tumbuh oleh konsentrasi subtrat
yang diperlukan pertumbuhan (donor H, sumber N, Sumber S, atau sumber P).(Tortora
Gerard J. et al. 1992)
2. Pertumbuhan dalam turbidostat
Sistem ini didasarkan pada kerapatan bakteri tertentu atau kekeruhan tertentu yang
dipertahankan konstan. Ada perbedaan mendasar antara biak statik klasik dengan biak
sinambung dalam kemostat biak static harus dilihat sebagai sistem tertutup (boleh disamakan
dengan organisme sial, tahap stationer dan tahap kematian. Kalau pada biak sinambung
merupakan sistem terbuka yang mengupayakan keseimbangan aliran untuk organisme selalu
terdapat kondisi lingkungan yang sama.(Tortora Gerard J. et al. 1992)
Dalam pertumbuhan sinkron akan terjadi sinkronisasi pembelahan sel. Hal ini dimaksudkan
agar proses metabolisme siklus pembelahan bakteri dapat dipelajari disperlukan suspensi sel
yang mengalami pembelahan sel dalam waktu sama yaitu sinkron. Sinkronisasi populasi sel
dapat dicapai dengan berbagai tindakan buatan antara lain dengan merubah suhu rangsangan
cahaya, pembatasan nutrien atau menyaring untuk memperoleh sel-sel yang sama ukurannya.
Sinkronisasi pertumbuhan ini juga dimaksudkan untuk menyediakan stater dengan usia yang
sama. .(Tortora Gerard J. et al. 1992)
4.3 Fase-Fase Pertumbuhan Mikroorganisme
Secara umum fase-fase pertumbuhan mikroorganisme adalah sebagai berikut.
1. Fase lag (fase masa persiapan, fase adaptasi, adaptation phase)
Pada fase ini laju pertumbuhan belum memperlihatkan pertumbuhan ekponensial, tetapi
dalam tahap masa persiapan. Hal ini tergantung dari kondisi permulaan, apabila
mikroorganisme yang ditanami pada substrat atau medium yang sesuai, maka pertumbuhan
akan terjadi. Namun sebaliknya apabila diinokulasikan mikroorganisme yang sudah tua
meskipun makanannya cocok, maka pertumbuhannya mikroorganisme ini membutuhkan
masa persiapan atau fase lag. Waktu yang diperlukan pada fase ini digunakan untuk
mensintesa enzim. Sehingga mencapai konsentrasi yang cukup untuk melaksanakan
pertumbuhan ekponensial. Fase ini berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari,
tergantung dari jenis mikroorganisme serta lingkungan yang hidup.
Selama fase ini perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah individu tidak secara nyata
terlihat. Karena fase ini dapat juga dinamakan sebagai fase adaptasi (penyesuaian) ataupun
fase-pengaturan jasad untuk suatu aktivitas didalam lingkungan yang mungkin baru.
Sehingga grafik selama fase ini umumnya mendatar. (Tortora Gerard J. et al. 1992)
Kalau G ( = waktu generasi rata-rata ) sama dengan t ( = waktu yang dibutuhkan dari jumlah
a menjadi b ) dibagi oleh a ( = jumlah keturunan ) sehingga:
G = t / n
= 0,301
log10a – -log10b
2. Fase tumbuh dipercepat (fase logaritme, fase eksponensial, logaritma phase)
Pada setiap akhir persiapan sel mikroorganisme akan membelah diri.masa ini disebut masa
pertumbuhan, yang setiap selnya tidak sama dalam waktu masa persiapan.Sehingga secara
berangsur-angsur kenaikan jumlah populasi sel mikroorganisme ini mencapai masa akhir fase
pertumbuhan mikroorganisme. (Kusnadi, dkk. 2003)
Setelah setiap individu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru selama fase lag, maka
mulailah mengadakan perubahan bentuk dan meningkatkan jumlah individu sel sehingga
kurva meningkat dengan tajam (menanjak). Peningkatan ini harus diimbangi dengan banyak
faktor, antara lain:
Faktor biologis,
yaitu bentuk dan sifat jasad terhadap lingkungan yang ada, serta assosiasi kehidupan di
antara jasad yang ada kalau jumlah jenis lebih dari sebuah. (Kusnadi, dkk. 2003)
Faktor non-biologis,
antara lain kandungan sumber nutrien di dalam media, temperatur, kadar oksigen, cahaya,
dan lain sebagainya.
Kalau faktor-faktor di atas optimal, maka peningkatan kurva akan nampak tajam seperti
gambar. Pada fase ini pertumbuhan secara teratur telah tercapai. Maka pertumbuhan secara
ekponensial akan tercapai. Pada fase ini menunjukkan kemampuan mikroorganisme
berkembang biak secara maksimal. Setiap sel mempunyai kemampuan hidup dan
berkembang biak secara tepat. Fase pengurangan pertumbuhan akan terlihat berupa keadaan
puncak dari fase logaritmik sebelum mencapai fase stasioner, dimana penambahan jumlah
individu mulai berkurang atau menurun yang di sebabkan oleh banyak faktor, antara lain
berkurangnya sumber nutrien di dalam media tercapainya jumlah kejenuhan pertumbuhan
jasad. Fase tumbuh reda akan terlihat dimana fase logaritma mencapai puncaknya, maka zat-
zat makanan yang diproduksi oleh setiap sel mikroorganisme akan mengakibatkan
pertumbuhan mikroorganisme, sehingga pada masa pertumbuhan ini reda atau dikatakan
sebagai fase tumbuh reda. (Kusnadi, dkk. 2003)
Fase stasioner
Pengurangan sumber nutrien serta faktor –faktor yang terkandung di dalam jasadnya sendiri,
maka sampailah puncak aktivitas pertumbuhan kepada titik yang tidak bisa dilampaui lagi,
sehingga selama fase ini, gambaran grafik seakan mendatar. Populasi jasad hidup di dalam
keadaan yang maksimal stasioner yang konstan. (Kusnadi, dkk. 2003)
Fase kematian
Fase ini diawali setelah jumlah mikroorganisme yang di hasilkan mencapai jumlah yang
konstan, sehingga jumlah akhir mikroorganisme tetap maksimum pada masa tertentu. Setelah
masa dilampaui, maka secara perlahan-lahan jumlah sel yang mati melebihi jumlah sel yang
hidup. Fase ini disebut fase kematian dipercepat. Fase kematian dipercepat mengalami
penurunan jumlah sel, karena jumlah sel mikroorganisme mati. Namun penurunan jumlah sel
tidak mencapai nol, sebab sebagian kecil sel yang mampu beradaptasi dan tetap hidup dalam
beberapa saat waktu tertentu. Pada fase ini merupakan akhir dari suatu kurva dimana jumlah
individu secara tajam akan menurun sehingga grafik tampaknya akan kembali ke titik awal
lagi. (Kusnadi, dkk. 2003)
SYARAT-SYARAT PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Mikroorganisme untuk pertumbuhannya memerlukan nutrisi dan faktor lingkungan untuk
kelangsungan hidupnya. Mikroorganisme memerlukan komponen-komponen tertentu untuk
pertumbuhannya, yaitu :
1. Energi, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan kebutuhan energinya,
yaitu : mikroorganisme fototrof dan kemotrof. Mikroorganisme fototrof menggunakan cahaya
matahari sebagai sumber energinya, sedangkan mikroorganisme kemotrof sumber energi berasal
dari oksidasi senyawa organik seperti glukosa atau senyawa anorganik seperti H2S atau NaNO2
2. Sumber karbon, berdasarkan kebutuhan karbonnya mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu : mikroorganisme autotrof dan heterotrof. Mikroorganisme autotrof adalah
mikroorganisme yang menggunakan karbon anorganik (CO2) sebagai sumber karbonnya,
sedangkan mikroorganisme heterotrof memerlukan sumber karbon organik, misalnya glukosa.
3. Sumber nitrogen, mikroorganisme mengambil sumber N dalam bentuk gas nitrogen, amonium,
garam nitrat atau berupa N dari senyawa organik (mis. Asam amino)
4. Elemen Non Metal, Terutama Sulfur dan Fosfor
5. Elemen metal terdiri dari Ca2+, Zn2+, Na,Cu2+, Mn2+,Mg2+, Fe2+, Fe2+ dalam bentuk garam-
garam anorganik. Ion-ion ini berperan penting dalam osmoregulasi, mengatur aktivitas enzim,
dan transfer elektron.
6. Vitamin,penting dalam pertumbuhan sel dan diperlukan dalam jumlah sedikit.Juga berperan
sebagai koenzim.
7. Air,semua sel memerlukan air dalam mediumnya sebagai pelarut, sehingga
nutrien dengan berat molekul rendah dapat melewati membran sel (Fardiaz, S. 1987)
.Medium pertumbuhan mikroorganisme, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikoorganisme
2. Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba.3.Media harusdalam keadaansteril, artinya sebelum ditanami mikroorganisme yang
diinginkan, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. (Fardiaz, S. 1987)
Daftar Pustaka
Black, Jacquelyn G. 2002. Microbiology. John Wiley & Sons, Inc.
Brock. TD. Madiqan. MT. 1991. Biology of Microorganisms. Sixth ed. Prentice-HallInternational, Inc.
Fardiaz, S. 1987. Fisiologi Fermentasi, PAU IPB.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi (Common Teksbook). Biologi FPMIPA UPI,IMSTEP.
Tortora Gerard J. et al. 1992. Microbiology an Introduction. Fourth Ed. TheBenjamin Cummings Publishing Company, Inc.
top related