r. novianto dwi (distorsi pasar menurut islam)

Post on 30-Jun-2015

1.492 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

DISTORSI PASARDALAM PANDANGAN ISLAM

Oleh : R. Novianto Dwi

•Rekayasa penawaran dan permintaan

1

•Tadlis (penipuan)

2

•Taghrir (ketidakpastian)

3

Ada 3 bentuk distorsi pasar

Ba’i Najasyi Ihtikar Talaqqi Rukban

Rekayasa penawaran & permintaan1

Bai’ Najasyi

Bai’ najasyi adalah menciptakan permintaan palsu atau merekayasa permintaan dengan tujuan untuk menaikkan atau menurunkan harga dari harga yang sedang berlaku di pasar.

Contoh bai’ najasyi adalah ada pihak tertentu yang merupakan sekutu pihak penjual yang berpura-pura menjadi calon pembeli. Ia kemudian menawar harga lebih rendah dari yang ditawarkan oleh penjual akan tetapi sebenarnya harga yang diajukannya masih lebih tinggi dari harga yang berlaku di pasar.

Ihtikar

Mengenai ihtikar, Rasulullah SAW pernah bersabda : “Tidaklah orang yang melakukan ihtikar itu kecuali ia berdosa” (Bersumber dari Said bin al-Musyyab dari Ma’mar bin Abdullah al-Adawi)

Ihtikar ini sering kali diterjemahkan sebagai monopoli dan atau penimbunan. Padahal ihtikar tidak identik dengan monopoli dan atau penimbunan. Dalam Islam siapapun boleh berbisnis tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual (monopoli) atau ada penjual lain.menyimpan stok barang untuk persediaan pun tidak dilarang dalam Islam. Jadi monopoli sah-sah saja.demikian pula menyimpan persediaan.

Ihtikar

Monopoli dan menyimpan stok yang dilarang dalam Islam adalah yang dilakukan dengan maksud untuk mengambil keuntungan diatas keuntungan normal yang dengannya merusak mekanisme pasar. Istilah ekonominya ihtikar adalah monopoly’s rent-seeking. 

Tallaqi Rukban

Tindakan yang dilakukan oleh pedagang kota (atau pihak yang memiliki informasi yang lebih lengkap) membeli barang petani (atau produsen yang tidak memiliki informasi yang benar tentang harga di pasar) yang masih diluar kota, untuk mendapatkan harga yang lebih murah dari harga pasar yang sesungguhnya. Rasulullah melarang ini dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, hal ini dalam fiqih disebut tallaqi rukban. 

Kondisi ideal dalam pasar adalah apabila penjual dan pembeli mempunyai informasi yang sama tentang barang yang akan diperjualbelikan. Apabila satu pihak tidak memiliki informasi seperti yang dimiliki pihak lain, maka salah satu pihak akan merasa dirugikan dan terjadi kecurang atau penipuan. Hal ini disebut dengan tadlis/penipuan yaitu unknown to one party.Tadlis dapat ditemukan dalam 4 hal yaitu dalam harga, jumlah, kualitas, dan waktu penyerahan.

Tadlis (Penipuan)2

Menurut Ibn Taimiyah, gharar terjadi bila seseorang tidak tahu apa yang tersimpan bagi dirinya pada akhir suatu kegiatan jual beli. Berbeda dengan tadlis, di mana incomplete information hanya dialami oleh satu pihak saja (unknown to one party, misalnya pembeli saja, atau penjual saja), dalam taghrir, incomplete information ini dialami oleh kedua belah pihak (baik pembeli maupun penjual).Karena itu, kasus taghrir terjadi bila ada unsur ketidakpasitan yang melibatkan kedua belah pihak (uncertain to both parties). Taghrir juga dapat ditemukan dalam 4 hal yaitu dalam harga, jumlah, kualitas, dan waktu penyerahan.

Taghrir (Ketidakpastian)3

Distorsi pasar adalah gangguan yang terjadi atas kondisi ideal mekanisme pasar yang dilakukan secara sengaja oleh satu atau beberapa pihak tertentu.

Kesimpulan

Jazakumullah....

Wassalam...

Click icon to add picture

top related