rabu onov odes takadaproklama dalam...

Post on 31-Jan-2018

225 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Pikiran Rakyato Selasa • Mingguo Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu

10 1124· 25 26

OJul • Ags

12 1327 28

OSep OOkt

14 1529 30 31ONov ODes

9

Tak Ada ProklamaDalam Novel Sund

AK syak lagi,ProklamasiKemerdekaanmerupakanperistiwa ter-amat pentingdalam sejarahkebangsaan

dan kenegaraan kita. Masukakal apabila peristiwa pentingitu didokumentasikan dalamberbagai bentuk tertulis, takterkecuali dalam bentuk karyasastra. Akan tetapi, merujukAbdullah Mustappa (LimaAbad Sastra Sunda, 2000),jangan harap kita akan mene-mukan rekaman peristiwa pen-ting itu dalam novel-novelSunda. Tak ada proklamasidalam novel Sunda.Para pengarang novel Sunda

membiarkan peristiwa pentingitu berlalu begitu saja. Padahal,peristiwa itu adalah peristiwanasional yang berdampak se-cara nasional pula, termasuketnis Sunda di dalamnya.

Apakah justru karena peristiwaitu bersifat nasional yangmembuat para pengarang no-vel Sunda tidak tertarik untukmerekamnya dalam karya-kar-ya mereka? Sebab, terhadapperistiwa yang bersifat lokalJawa Barat, peristiwa DIjTIImisalnya, para pengarang no-vel Sunda terkesan antusiasuntuk merekamnya ke dalamkarya-karya mereka. Novel-no-vel Sunda yang mempunyaikaitan dengan peristiwa DIj.TQ;tidak sulit dicari. Jauh berbedadengan novel-novel Sundayang ada kaitannya denganProklamasi Kemerdekaan.Barangkali, bagi para penga-

rang novel Sunda, peristiwa 10-kal yang mempunyai kaitanlangsung dengan kehidupansehari-harijauh lebih menarikdaripada peristiwa yang terjadipada skala nasional. PeristiwaG 30 SjPKI yang berpengaruhsangat besar bagi tatanan ke-hidupan kita, ternyata bernasib

sama dengan Proklamasi Ke- Sunda yang terbit, ada tiga nov-merdekaan. Peristiwa berskala el yang berkisah tentang ger-nasional itu tak akan dite- akan reformasi, setidak-mukan rekamannya dalam tidaknya menjadikan suasana. novel-novel Sunda. reformasi sebagai bagian pen-

"Memang tidak ada keharu- ting dari law belakang ceritera.san seorang penulis mencatat Novel-novel tersebut adalahzamannya," kata Abdullah Galuring Gending karya TatangMustappa. "Namun, kalau ge- Sumarsono (Kiblat Buku Uta-jolak sosial yang cukup feno- ma.zooi), Sandekala karya Go-menal itu tidak mendorong se- di Suwarna (Kelir, 2007), danorang pengarang untuk ter- Deng karya Godi Suwarna (Puribangkitkan ilhamnya, siapa Pustaka, 2009). Dalam ketigatahu ada sesuatu yang layak novel itu, peristiwa reformasiuntuk diperhatikan." Siapa ta- direkam dalam tema cerita.hu hal itu merupakan pencer- Galuring Gending danminan dari kondisi masyarakat Sandekala bertema "mahasiswapada zamannya yang meng- sebagai pelopor gerakan refor-anggap tidak penting per- masi", sedangkan Dengsoalan-persoalan yang tidak mengedepankan tema "per-bersentuhan langsung dengan juangan rakyat di Era Refor-kepentingan hidup sehari-hari. masi dalam menuntut keadi-Refonnasi tema cerita '/ lan".Beruntung, ketidaktertari-' Sepertijuga Galuring Gen-

kan para pengarang Sunda ter- ding karya Tatang Sumarsono,hadap peristiwa berskala na- novel Sandekala karya Godisional itu, dalam hal ini Prokla- Suwarna menggambarkanmasi Kemerdekaan dan G 30 keadaan di saat-saat akhir tu-SjPKI, tidak berlangsung seti- runnya Soeharto dari tampukap zaman. Di zaman reformasi, .kekuasaan Orde Baru. Kalauzaman yang mendorong Tatang Sumarsono menggam-masyarakatnya bersikap kritis, barkan keadaan yang dialamiterbuka, vokal, dan berani ber- masyarakat perkotaan, Goditindak, rekaman terhadap pe- Suwarna mengungkapkanristiwa berskala nasional dapat keadaan masyarakat di sebuahkitajumpai dalam novel-novel kota kecil Ciamis, yang mem-Sunda. peroleh imbas panaseya suhuDalam sebelas tahun era re- politik ibu kota.

formasi (21Mei 1998 s.d. 21 Apa yang digambarkan Godi-<M=e::..i2:::;0""0~)..:dari=·:..:e::.:n::::am:.::..:n::;;0:..:.,,.:::el~__ Suwarna melalui Sandekala

adalah gambaran keadaan-"-T-'--'

Kliping Humas Unpad 2010

umumnya kota-kota, besarataupun kecil, di seluruh tanahair, yang masyarakatnya di-hinggapi kecemasan luar biasa.Keadaan zaman yang haru-biru di saat-saat akhir pemer-intahan Orde Baru dan meng-geliatnya rezim baru yang ber-usaha meraih kekuasaan me-lalui apa yang disebut gerakanreformasi, sangat terwakilioleh apa yang digambarkanSandekala karya Godi Suwar-na. Termasuk di dalamnyagambarantentangteDadinyapertentangan yang tajam an-tara pihak yang menghendakipembaharuan dan pihak yangingin tetap mempertahankanstatus quo. Selain menggam-barkan panasnya suasana poli-tik, Sandekala juga menggam-barkan keadaan masyarakatperdesaan pada zamannya, de-ngan segala persoalannya,.yang tak kalah sengitnya daripersoalan-persoalan yang di-hadapi orang-orang kota.Jika Galuring Gending dan

Sandekala mencerminkankeadaan masyarakat di zamanpergantian rezim, dari OrdeBaru ke reformasi, Deng karyaGodi Suwarna menggambar-kan suasana ketika kita sudahberada di era reformasi, ketikakekuasan telah beralih rezim.Namun , keadaan di zaman se-belumnya, yaitu zaman OrdeBaru terungkapkan pula mela-lui percakapan tokoh-tokoh-nya. Perjuangan di era refor-masi yang dilakukan pendudukyang bermukim tidakjauh dariPasir Harendong dan Pasir Ki-nanti, pada dasarnya adalahlanjutan dari apa yang merekapsrjuangkan di masa OrdeBaru.

Reformasi teknikpenceritaanSalah satu ciri dari masya-

rakat di masa reformasi adalahmenggebu-gebunya semangatpembaharuan, semangat untukmemperbaharui segala halyang merupakan produk za-man sebelumnya. Hal itu terja-di juga dalam dunia ke-pengarangan. Pembaharuantidak saja terjadi dalam temacerita, sebagaimana dikemuka-kan tadi, melainkanjugadalam teknik penceritaan. Se-mangat pembaharuan yangsangat kental mewarnai alampikiran masyarakat zaman re-formasi, tercermin dengan je-las dalam penyajian alur ceritadan pengambilan sudut pan-dang.Dalam Sandekala dan Deng,

alur cerita tidak tersusun se-cara "normal" sebagaimanalayaknya novel yang terikat pa-da konvensi penulisan novel(Sunda) zaman sebelumnya.Sandekala yang mengisahkandampak dari pergolakansosial-politik di tanah air men-jelang dan sesudah kejatuhan

Soeharto terhadap suasana ke-hidupan di kota kecil Kawalipenyusunan alurnya dibaurkandengan alur cerita Perang Bu-bat ketika Kawali masih men-jadi ibu kota Kerajaan Galuh.Alur yang sulam-menyulamdalam Sandekala itu, antaraharu-biru gerakan reformasimasa kini dan kisah patrlotikPerang Bubat di masa lalu, je-las merupakan hal baru dalamteknik penceritaan novel Sun-da. Penyusunan alur yangdemikian itu tentu saja meru-pakan pembaharuan dari kon-vensi penyusunan alur se-belumnya yang cenderungbersifat linear yang kadang-kadang diselipi di sana-sinidengan kisah-kisah kilas baliktetapi dengan benang merahdari cerita yang sama, bukandengan cerita dari masa laluyangjauh.Dalam Deng, pembauran itu

teD~di antara cerita tentangperjuangan menegakkan ke-adilan dan legenda Sangkuri-ang. Kendati jarak waktunyabeDauhan, pembauran alur an-

tara cerita masa kini dan kisahmasa lalu itu terasa harmoniskarena kedua-duanya disam- 'bungkan dengan benang me-rah yang sama, yaitu pemba-ngunan telaga. Cerita di masakini adalah perjuangan mene-gakkan keadilan berupa tuntu-tan pembayaran ganti rugitanah yang digunakan untukpembangunan telaga, sedang-kan kisah di masa lalu adalahperjuangan Sangkuriang mem-bangun telaga serta membuatperahu untuk digunakan lala-yaran dengan Dayang Sumbi.Pengambilansudutpandang

yang menyimpang dari kon-vensi dalam zaman sebelumnya~pak dalam Galuring Gen-dmg. Pengambilan sudut pan-dang dal~ GalIfring Gending,yang centanya dibagi menjadiempat puluh bagian itu di-lakukan secara "tidak konsis-ten". Kadang-kadang, sudutpandang itu diambil secarasubjektif (akuan), kadang-kadang beralih menjadi sudutp~~g objektif (diaan) tanpadigmng dengan narasi yang

~emungkinkan perubahan itutidak terasa sebagai hentakankarena terjadi begitu tiba-tib~Peng~bilan sudut pandang .y~g tidak konsisten" itu tentusaja merupakan hal barn dalamteknik penulisan novel SundaJadi,jika dalam novel-nov~l

Sunda yang terbit pada masaOrde Lama dan Orde Barnti~ ~ta temukan rekamanpenstiwa nasional sepertiPr0!d~asi Kemerdekaan danpenstiwa-peristiwa di sekitar-nya, serta G 30 SjPKI dandampaknya yang dahsyat bagikernanusiaan, dalam novel

fjSundarang terbit pada era re-ormasi rekaman peristiwayang berskala nasional denganmudah dapat kita temukan It-ulah lornpatan pembaharn~~ang terjadi, Pembaharnan itutidak h~ya dalam penyajiantema centa melainkan jugadalam penulisan teknikpenceritaan. ***

YAYAT HENDAYANA,dosen luar biasa pada

Fakultas Sastra Unpad.

top related