rancang bangun alat ukur link pitch …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileta/150309265091_2018.pdfsemakin...
Post on 12-Mar-2019
286 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RANCANG BANGUN ALAT UKUR LINK PITCH
MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIC
TUGAS AKHIR
Robi Matsyuri
150309265091
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2018
RANCANG BANGUN ALAT UKUR LINK PITCH
MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIC
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI POLITEKNIK
NEGERI BALIKPAPAN
ROBI MATSYURI
NIM:15030965091
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2018
ii
iii
iv
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT
karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada:
Ibunda dan Ayahanda tercinta
Kamsiah dan Tumari
Saudara dan saudariku yang kusayangi
Heri Wahyudi dan Eli Asmawati
Dosen pembimbing terbaik saya
Drs. Syaeful Akbar, M.T. dan Randis S.T., M.T.
Seluruh Dosen TMAB beserta staff-staff Politeknik Negeri Balikpapan
Rekan-rekan mahasiswa Prodi Teknik Mesin Alat Berat
Kawan-kawan mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan angkatan 2015
Teman-teman, Sahabat senasib dan seperjuanganku
TMAB 2015, yang penuh semangat yang senantiasa
memberikan bimbingan tanpa mengenal waktu.
Almamater Politeknik Negeri Balikpapan
Serta kuucapkan terimakasih banyak kepada wanita yang selalu menjadi
Inspirasi dan selalu memberikan semangat tiada batas
vi
ABSTRAK
Pengukuran Link pitchdi lakukan untuk mengetahui keausan pin dengan bushing,
semakin lama usia pakai komponen, maka panjang link pitch akan semakin
bertambah. Pengukuran ini dilakukan dengan cara mengencangkan track lalu
mengukur 5 pin dan 4 shoeyang merupakan panjang link pitch. Sampai saat ini,
pengukuran link pitch masih menggunakan alat ukur manual yaitu meteran atau
penggaris, dimana pada saat melakukan pengukuran membutuhkan main power
lebih dari satu, dan meteran atau penggaris sering kali bergeser sehingga
menyebabkan hasil pembacaan pengukuran tidak akurat. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, maka penulis tertarik membuat alat ukur berbasis
elektronik dengan menggunakan sensor ultrasonic, sehingga diharapkan dapat
menghasilkan pengukuran yang akurat. Untuk membuat alat ukur link pitch
tersebut, membutuhhkan Arduino UNO sebagai microcontroller, sedangkan
inputnya adalah sensor ultrasonic dan outputnya buzzer, LCD, dan LED. Adapun
tahap pembuatan dimulai dari merancang sistem elektrik menggunakan software
ISIS, lalu perancangan stand dan case dengan menggunakan software autocad
2007. Selanjutnya pembuatan alat sesuai dengan design yang telah dibuat dan
melakukan pemprograman Arduino menggunakan software Arduino
IDE.Pengujian alat di lakukan dengan 2 cara yaitu pengujian akurasi
menggunakan vernier caliper(jangka sorong) dan pengujian secara langsung pada
PC200-7.Setelah dilakukan pengujian, hasilnya sesuai yang di harapkan sehingga
dapat di simpulkan bahwa alat ukur dapat berfungsi dan bekerja dengan baik.
Dengan pemasangan alat ukur link pitch secara elektronik dapat menghasilkan
pengukuran yang akurat dengan tingkat akurasi sebesar 0.3 mm, sedangkan
pengukuran dengan menggunakan meteran atau penggaris hanya memiliki tingkat
akurasi 0,5 mm.
Kata Kunci :Link Pitch, Alat Ukur, Arduino, dan Sensor Ultrasonic.
vii
ABSRACT
The measurements of Link pitch are done to determine the wear of the inner pins
that rub against each other, the longer the component's life, the longer the link
pitch will increase. This measurements are done by tightening the track then
measuring 5 pins and 4 shoes which are the length of the link pitch. Until now, the
link pitch measurement still uses a manual measuring instrument that is a meter
or ruler, where at the time of measurement requires more than one main power,
and the meter or ruler often shifts so that the measurement results are not
accurate. To overcome these problems, the is interested in making electronic-
based measuring devices using ultrasonic sensors, so that they are expected is
produce accurate measurements. To make the link pitch measuring instrument, it
required Arduino UNO as a microcontroller, while the input is an ultrasonic
sensor and its output were buzzer, LCD, and LED. The manufacturing phase
started from designing an electrical system using ISIS software, then designing
stand and case using autocad 2007 software. Then making the device in
accordance with the design that has been made and doing Arduino programming
used the Arduino IDE software. Tool testing was done in 2 ways, namely accuracy
testing using vernier caliper (calipers) and testing directly on PC200-7. After
testing, the results were as expected so that it can be concluded that the
measuring instrument could do doing its function and work properly. With the
installation of an electronic link gauge tool could produce accurate measurements
witch and accuracy level of 0,3 mm, whilie the measurement using a meter or
ruler only has an accuracy level 0,5 mm.
Keywords: Pitch Link, Measuring Instrument, Arduino, and Ultrasonic Sensor.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
tugas akhir ini. Shalawat serta salam semoga senentiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir
zaman amin.
Penulisan proposal tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat mengikuti seminar proposal pada Jurusan Teknik Mesin Prodi Alat Berat
Politeknik Negeri Balikpapan. Judul penulis ajukan adalah “RANCANG
BANGUN ALAT UKUR LINK PITCH MENGGUNAKAN SENSOR
ULTRASONIC”.
Dalam penyusunan dan penulisan proposal tugas akhir ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Ramli, S.E., M.M. selaku Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bapak Zulkifli, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Program
Studi Alat Berat Politeknik Negeri Balikpapan.
3. Bapak Drs. Syaeful Akbar, M.T. selaku pembimbing 1.
4. Bapak Randis S.T., M.T. selaku pembimbing 2.
5. Ayah dan Ibu atas do’anya.
6. Rekan kerja PT.United Tractors Site Rantau, Kalimantan Selatan.
7. Teman seperjuangan Jurusan Teknik Mesin Program Studi Alat Berat
angkatan 2015.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan tugas
akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Penulis menyadari meskipun telah berusaha dengan sebaik-baiknya
dalam menyelesaikan penyusunan proposal tugas akhir ini tetap saja masih
terdapat kekurangan. Hal ini bukan berarti penulis sengaja melakukannya akan
tetapi dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik
ix
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PESETUJUAN TUGAS AKHIR .......................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSRACT .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah ...........................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian ..........................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................2
1.5.1 Manfaat Bagi Mahasiswa ..............................................................................2
1.5.2 Manfaat Bagi Industri ...................................................................................3
1.5.3 Manfaat Bagi Akademik ...............................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................................3
1.6.1 Bab I Pendahuluan ........................................................................................3
1.6.2 Bab II Landasan Teori ...................................................................................3
1.6.3 Bab III Metodologi Penelitian.......................................................................3
1.6.4 Bab IV Hasil Dan Pembahasan .....................................................................3
1.6.5 Bab V Penutup ..............................................................................................4
1.6.6 Daftar Pustaka ...............................................................................................4
1.6.7 Lampiran .......................................................................................................4
BAB IILANDASAN TEORI .................................................................................. 4
2.1 Pengenalan Komatsu PC 200-7 .....................................................................4
2.2 Maintanance ..................................................................................................7
2.3 Udercarriage ..................................................................................................8
2.4 Program pemeriksaan undercarriage (P2U) .................................................9
2.4.1 Pengukuran Carrier Roller .........................................................................10
2.4.2 Pengukuran Grousher .................................................................................10
2.4.3 Pengukuran Link High ................................................................................11
2.4.4 Pengukuran Outer Bushing .........................................................................11
2.4.5 Pengukuran Idler .........................................................................................12
2.4.6 Pengukuran Sprocket...................................................................................12
xi
2.4.7 Pengukuran Link Pitch ................................................................................13
2.4.8 Pengukuran Pada Track Roller ...................................................................13
2.4.9 Adjust Tension Track ..................................................................................14
2.5 Sensor Ultrasonic HC-SR04 .......................................................................17
2.6 Arduino Uno R3 ..........................................................................................20
2.7 LCD (Liquid Cristal Display) .....................................................................22
2.9 LED (Light Emitting Diode) ...................................................................... 25
2.10 Saklar Toggle. .............................................................................................26
2.11 Diagram Block.............................................................................................27
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN............................................................... 29
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................................29
3.3 Alat dan Bahan Penelitian ...........................................................................29
3.4 Diagram Alir Penelitian ..............................................................................30
3.5 Jadwal Penelitian.........................................................................................33
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 34
4.1 Observasi .....................................................................................................34
4.2 Study Literatur ............................................................................................34
4.3 Perancangan Alat ........................................................................................35
4.3.1 Perancangan Diagram Block .......................................................................35
4.3.2 Perancangan Sistem Mekanik .....................................................................37
4.4 Pembuatan Alat .......................................................................................... 38
4.4.1 Langkah Pembuatan Sistem Elektrik ..........................................................39
4.4.2 Langkah Pembuatan Casing........................................................................44
4.4.3 Pembuatan Stand .........................................................................................46
4.5 Pengujian Alat ............................................................................................47
4.5.1 Pengujian akurasi Alat ukur. .......................................................................48
4.6 Pengujian Alat Ukur Pada Unit PC 200-7 ..................................................49
4.8 Hasil Pengujian ...........................................................................................50
4.9 Biaya Pembuatan.........................................................................................51
4.10 Kelebihan dan Kekurangan Alat Ukur ........................................................52
4.10.1 Kelebihan Alat Ukur ...................................................................................52
4.10.2 Kekurangan Alat Ukur ................................................................................52
4.10.3 Perawatan dan Penyimpanan Alat...............................................................52
BAB VPENUTUP ................................................................................................. 53
5.1 Kesimpulan .................................................................................................53
5.2 Saran ........................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Bagian-Bagian Hydraulic Excavator ...................................................6 Gambar 2.3Power Train Hydraulic Excavator ........................................................7
Gambar 2.4 Persentase kerusakan pada unit ............................................................9 Gambar 2.5 pengukuran carrier roller ..................................................................10 Gambar 2.6 pengukuran grousher .........................................................................11 Gambar. 2.7 pengukuran link Height .....................................................................11
Gambar 2.8 pengukuran outher bushing ................................................................12 Gambar 2.9 pengukuran Idler ................................................................................12 Gambar 2.10 pengukuran sprocket ........................................................................13
Gambar 2.11 pengukuran link pitch .......................................................................13 Gambar 2.12 pengukuran pada carrier roller ........................................................14 Gambar 2.13 Adjust Tension Track........................................................................15 Gambar 2.14 Adjust Track ....................................................................................15
Gambar 2.15 Sensor Ultrasonic HC-SR04 ...........................................................18 Gambar 2.16 Timmimg Diagram Pengoperasian Sensor Ultrasonic HC-SR04....18
Gambar 2.17 Arduino UNO R3 .............................................................................21 Gambar 2.18Liquid Cristal Display .......................................................................23 Gambar 2.19 Aktif Buzzer& Pasif Buzzer .............................................................25
Gambar 2.20 Light Emitting Diode .......................................................................25 Gambar 2.21 Jenis Saklar Toggle Berdasarkan Pole dan Throw ...........................27
Gambar 2.22 Contoh Diagram Block ....................................................................28 Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Penelitian...................................................31
Gambar 4.1 Pengukuran Link Pitch dengan Meteran ............................................34 Gambar 4.2 Diagram Block Rancangan Alat .........................................................35 Gambar 4.3 flow chart sistem kerja alat ...............................................................36 Gambar 4.4 Sketsa Gambar Mekanikal .................................................................37
Gambar 4.5 stand alat ukur ...................................................................................38 Gambar 4.7 Memprogram rangkaian yang telah dibuat ........................................40 Gambar 4.8 Sketch pemprograman ........................................................................44
Gambar 4.9 Pengetesan Hasil Pemprograman .......................................................44 Gambar 4.10 proses pembuatan kotak ...................................................................45 Gambar 4.11 pengoneksian sensor ultrsonic..........................................................45 Gambar 4.12 pengoneksian LCD ...........................................................................45
Gambar 4.13 perakitan alat ....................................................................................46 Gambar 4.14 Hasil Perakitan Komponen ..............................................................46 Gambar 4.15 Pengukuran Bahan ...........................................................................47 Gambar 4.16 Pemotongan Bahan ...........................................................................47 Gambar 4.17 pengujiaan akurasi alat ukur .............................................................48
Gambar 4.18 PemasanganAlat Ukur Link Pitch ....................................................50
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Uno R3 ..................................................................22 Tabel 3.1 Daftar Tabel Alat ...................................................................................29
Tabel 3.2 Daftar Tabel Bahan ................................................................................30 Tabel 3.3 Daftar Tabel Komponen ........................................................................30 Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ...................................................................................33 Tabel 4.1 Job Safety Analysis pembuatan alat ukur ...............................................38 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Alat Ukur .....................................................................50
Tabel 4.3 Biaya Pembuatan ...................................................................................51
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Undercarriage merupakan salah satu komponen yang sangat vital dari
sebuah crawler tractor, dimana komponen tersebut berfungsi sebagai media
penggerak unit untuk berpindah dari tempat satu tempat yang lain. secara garis
besar komponen utama pada Undercarriage terdiri dari track shoe, track roller,
front indler, trake frame,sprocket, recoil spring dan track link.
Track link merupakan komponen yang memiliki perananan penting
mengubah gerak putar menjadi gulungan dan menjadi tempat tumpuan bagi track
roller sehingga memumgkinkan unit dapat berjalan.Kompenen di antaranya yaitu
link,pin, dan bushing. Perawatan Komponen tersebut dinamakan program
pemeriksaan undercarriage.
Program pemeriksaan undercarriage merupakan bagian dari konsep servis
total yang bertujuan mengurangi biaya pemeliharaan undercarriage. Program
pemeriksaan undercarriage terdiri dari pengukuran link pitch, link height, bushing,
carrier roller, idler, siproket dan track roller.
Pengukuran Link pitchdilakukan untuk mengetahui keausan pin dengan
bushing, semakin lama usia pakai komponen, maka panjang link pitch akan
semakin bertambah. Pengukuran ini dilakukan dengan cara mengencangkan track
lalu mengukur 5 pin dan 4 shoeyang merupakan panjang link pitch. Sampai saat
ini, pengukuran link pitch masih menggunakan alat ukur manual yaitu meteran
atau penggaris, dimana pada saat melakukan pengukuran membutuhkan main
power lebih dari satu, dan meteran atau penggaris sering kali bergeser sehingga
menyebabkan hasil pembacaan pengukuran tidak akurat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka penulis tertarik membuat
alat ukur berbasis elektronik dengan menggunakan sensor ultrasonic, sehingga
diharapkan dapat menghasilkan pengukuran yang akurat dengan tingkat akurasi
sebesar 0.3 mm, sedangkan pengukuran dengan menggunakan meteran atau
penggaris hanya memiliki tingkat akurasi 0,5 mm. Alat ini bertujuan untuk
2
memonitoring keausan pin dan busing bagian dalam untuk mengetahui tingkat
keausan komponen sehingga waktu penggantian dapat di rencanakan secara tepat.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk membuat rancang bangun
Alat Ukur link Pitch menggunakan sensor ultrasonic. Dengan adanya alat ukur
link pitch yang menggunakan sensor ultarasonik tersebut, diharapkan dapat
menghasilkan hasil pengukuran yang akurat dan mempermudah pekerjaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang tersebut diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Rancang Bangun alat ukur link pitch yang menggunakan
sensor ultrasonic Sehingga hasil pengukuran lebih akurat, efisien, dan aman.
2. Bagaimana metode penggunaan alat ukur link pitch dengan sensor
ultrasonic secara efisien dan baik.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah bahwa rancang
bangun Alat Ukur LinkPitch dengan menggunakan sensor ultrasonic tersebut
masih dalam tahapan uji coba, dan baru diuji pada Unit PC200-7 di Politeknik
Negeri Balikpapan.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Dapat merancang dan membuat alat ukurlinkpitch yang akurat, efisien, dan
aman.
2. Dapat mempermudah proses pengukuranlink pitchsecara efisien,aman
dengan hasil pengukuran yang akurat.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Manfaat penelitian ini bagi Mahasiswa ialah dapat membuat karya tulis
ilmiah dengan baik dan benar sehingga dapat memperluas dan menambah
wawasan penulis.
3
1.5.2 Manfaat Bagi Industri
Manfaat penelitian ini bagi industri ialah Perusahaan dapat menjadikan
penelitian ini sebagai pedoman untuk merekomendasikan Alat Ukur ini guna
mempermudah dan keamanan dalam bekerja. Sehingga dapat meningkatan
kualitas productnya, dan perbaikan unit yang dilakukan lebih maksimal.
1.5.3 Manfaat Bagi Akademik
Manfaat penelitian ini bagi akademik ialah akademik dapat menjadikan
penelitian ini sebagai referensi bagi mahasiswa selanjutnya, dapat digunakan
sebagai referensi untuk menyelesaikan Proposal Tugas Akhir mahasiswa
selanjutnya, dan penelitian ini bisa dikembangkan sehingga menghasilkan
penelitian yang dapat membawa nama akademik dalam kompetensi kejuaraan
tingkat nasional maupun internasional.
1.6 Sistematika Penulisan
1.6.1 Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang,rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.dalam pengambilan judul
Tugas Akhir (TA).
1.6.2 Bab II Landasan Teori
Bab ini membahas tentang landasan teori yang mendukung latar belakang
dari bab I, dan sebagai informasi pendukung dalam TA ini.
1.6.3 Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang cara dan bagaimana data lapangan didapatkan.
Data tersebut harus menunjang masalah yang timbul pada judul TA yang diambil
oleh penulis.
1.6.4 Bab IV Hasil Dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan penelitian merupakan rincian tentang hasil
penelitian yang terdiri dari data pendukung dan pembahasan terhadap hasil setiap
penelitian tersebut.
4
1.6.5 Bab V Penutup
Pada Bab ini penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan
berisikan tentang rincian poin-poin hasil penelitian sedangkan saran merupakan
suatu kajian tentang kendala, kekurangan pada pelaksanaan penelitian ini agar
pelaksanaan penelitian lanjutan dapat diperbaiki dan disempurnakan.
1.6.6 Daftar Pustaka
1.6.7 Lampiran
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengenalan Komatsu PC 200-7
Komatsu hydraulic excavator merupakan sebuah perangkat alat berat yang
memiliki kontruksi yang dapat berputar 360º dengan sistem penggeraknya full
hydraulic, sehingga alat ini dapat dengan lincah untuk melakukan pekerjaan
penggalian dan pemindahan muatan bahkan ditempat yang sempit. Dikarenakan
kontruksinya yang fleksibel membuatnya cocok untuk mengerjakan beberapa
jenis bidang pekerjaan, semisal agrikultur, forestry, mining dan construksi.
Berikut adalah beberapa fungsi utama dari hydraulic excavator :
Digging (menggali)
Loading (memuat)
Lifting (mengangkat material)
Scraping (mengikis tebing)
Braking (menghancur batu)
Gradding (meratakan)
Gambar 2.1 Unit PC200-7
(Sumber : Google)
6
PC200-7 penamaan yang terdapat pada hydraulic excavator merupakan
kode produk yang memiliki arti sebagai berikut :
P : Hydraulic Excavator
C : Crawler Tractor / track
300 : Operation Weight / berat unit siap operasi
200 x 0,1 = ± 20 ton
7 : Modification / modifikasi ke 7
Gambaran umum komatsu hydraulic excavator ditunjukan pada gambar dibawah
2.3:
Gambar 2.2 Bagian-Bagian Hydraulic Excavator
(Sumber : Product Knowledge, UT : 2008)
1. Bucket 6. Boom Cylinder
2. Bucket Cylinder 7. Final Drive
3. Arm 8. Track Frame
4. Arm Cylinder 9. Track Shoe
5. Boom 10. Idler
System penggerak atau power train adalah urutan langkah-langkah
perubahan tenaga yang dihasilkan oleh beberapa komponen sehingga unit dapat
7
bergerak secara mekanikal, berikut bagian-bagian power train pada unit PC200-7
pada gambar 2.4 :
Gambar 2.3Power Train Hydraulic Excavator
(Sumber : Product Knowledge, UT : 2008)
1. Front Idler 6. Hydraulic Pump
2. Control Swivel Joint 7. Engine
3. Control Valve 8. Swing Brake Selenoid
4. Final Drive 9. Travel Speed Selenoid
5. Travel Motor 10. Swing Machinery
2.2 Maintanance
Maintenance atau perawatan secara umum dapat didefinisikan sebagai
usaha-usaha atau tindakan-tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar
kondisi dan performance dari sebuah mesin selalu seperti kondisi dan
performance dari mesin tersebut waktu masih baru, namun dengan biaya
perawatan yang serendah-rendahnya. Untuk menjaga agar kondisi dan
performance dari mesin tidak menurun adalah usaha-usaha teknis, sedangkan
menekan biaya perawatan serendah mungkin adalah menyangkut soal-soal
management(Basic Maintenance:2008:2)
8
Maintenance atau perawatan, berdasarkan uraian di atas dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan abnormal
(kerusakaan), sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang
direkomendasikan oleh factory. Kegiatan service meliputi:
1. Pengontrolan (Inspection).
2. Penggantian (Replace).
3. Penyetelan (Adjusting).
4. Perbaikan (Repair).
5. Pengetesan (Testing).
Seluruh kegiatan service di atas merupakan aktivitas secara total. Masih
banyak yang beranggapan bahwa maintenance atau perawatan hanya meliputi
pekerjaan ringan seperti, membersihkan filter, mengganti oli, mengganti filter,
mengganti air pendingin dan pekerjaan rutin sehari-hari lainnya. Terkadang
pekerjaan overhaul, machine inspection dan pekerjaan lainnya tidak dianggap
sebagai aktivitas maintenance. Jika kita memandang aktivitas maintenance secara
total, maka maintenance bertujuan untuk:
1. Menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai (High Availability:
berdaya guna fisik yang tinggi).
2. Menjaga agar suatu alat selalu dalam kemampuan yang prima (Best
Performance: berdaya guna mekanis yang paling baik).
3. Menjaga agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (Reduce Repair Cost:
mengurangi biaya perbaikan).
2.3 Udercarriage
Undercariage adalah komponen bagian bawah, dimana komponen
tersebut berfungsi sebagai media penggerk unit tersebut untuk berpindah dari
tempat satu ke tempat lain. Undercariage juga berfungsi sebagai media penahan
dan penerus berat dari unut buldozer ke tanah.
Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian
dari sebuah crawler tractor yang berfungsi:
untuk menopang dan meneruskan beban unit ke tanah.
bersama-sama dengan sistem steering dan rem mengarahkan unit untuk
bergerak maju, mundur, ke kanan, dan ke kiri.
9
sebagai pembawa dan pendukung unit.
Gambar 2.4 Persentase kerusakan pada unit
Jika dilihat dari fungsinya di atas, maka undercarriage adalah salah satu
komponen yang sangat vital dari sebuah crawler tractor. Komponen-komponen
undercarriage harus dilakuakan perbaikan atau penggantian (service) secara
berkala, sebab jika tidak akan berakibat pada menurunnya performa alat tersebut,
sehingga pengguna harus mengeluarkan banyak biaya untuk perawatan
undercarriage.Dari hasil penelitian dikatakan bahwa biaya perawatan
undercariage sekitar 45%-60% dari total biaya perawatan alat.
2.4 Program pemeriksaan undercarriage (P2U)
Pemeriksaan undercarriage adalah meneliti bagian dari komponen
undercarriage, sehingga dapat diketahui sudah berapa (%) keausan itu terjadi dan
masih berapa lama lagi komponen itu dapat dipakai. Dengan pemeriksaan ini pula
kita dapat menentukan apakah komponen undercarriage tersebut harus
diremajakan (rebuilding) atau diganti (replacement.)
melalui proses peremajaan (rebuild), bisa dikurangi biaya (cost) sebesar 60%
dari harga komponen baru dengan kualitas yang dijamin 80% dari jangka waktu
pakai komponen baru. Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U) terdiri dari
Inspeksi Keausan dan Analisa Keausan:
1. Inspeksi keausan secara berkala atas komponen-komponen
undercarriageseperti tracklink, track roller, carrier roller, front idler atau
sprocket.
10
2. Analisa keausan komponen undercarriage berupa Track Inspection Report
yang memberikan rekomendasi secara terperinci mengenai langkah-langkah
yang sebaiknya diambil untuk pemeliharaan undercarriage agar dapat
mencapai jangka waktu pakai yang maksimal.
2.4.1 Pengukuran Carrier Roller
Pengukuran pada Carrier roller menggunakan outside caliper, metodenya
adalah tentukan titik tengahnya apabila sudah mendapatkan titik tengahnya ukur
bagian tengahnya menggunakan vernier caliper.
Standart : 210.0 mm
Limit : 185.0 m
Gambar 2.5pengukuran carrier roller
2.4.2 Pengukuran Grousher
Pengukuran grousher menggunakan alat depth gauge, sebelumnya
bersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran kemudian taruh depth
gauge antara kedua grouser ambil di tengah shoe. Kemudian ukur menggunakan
vernier caliver.
Standart : 93.0 mm
Limit : 30.0 mm
11
Gambar 2.6 pengukuran grousher
2.4.3 Pengukuran Link High
Pengukuran ini menggunakan depth gauge, seperti biasa bersihkan terlebih
dahulu sebelum melakukan pengukuran kemudian taruh di antara link dan ukur
kembali menggunakan Vernier caliper.
Standart : 181.0 mm
Limit : 163.0 mm
Gambar. 2.7 pengukuran link Height
2.4.4 Pengukuran Outer Bushing
Pengukuran Outer bushing menggunakan OutsideCaliper. bersihkan
terlebih dahulu kemudian ukur. dan ukur kembali menggunakan vernier caliper.
Standart : 98.5 mm
Limit : 92.5 mm
12
Gambar 2.8 pengukuran outher bushing
2.4.5 Pengukuran Idler
Pengukuran ini dilakukan menggunakan depthgauge, bersihkan lokasi
yang akan di ukur kemudian ukur dan setelah di ukur gunakan verniercaliper
Standart : 23.5 mm
Limit : 36.0 mm
Gambar 2.9 pengukuran Idler
2.4.6 Pengukuran Sprocket
Pengukuran pada komponen ini sedikit berbeda dengan komponen lain.
Pengukuranya mengguanakan wear gauge. Ambil tiga point keausan pada gambar
apabila sudah mencapai limitnya maka segera diganti.
Standart : 0.0 mm
Limit : 8.0 mm
13
Gambar 2.10 pengukuran sprocket
2.4.7 Pengukuran Link Pitch
Metode pengukuran linkpitch. Sebelum melakukan pengukuran pastikan
kebersihanya agar pengukuran maksimal dan kencangkan track dengan
mengganjal menggunakan pin agar pengukuran lebih akurat.Pengukuran ini
bertujuan untuk mengukur panjang dari pada link pitch. Tarik meteran di 5 pin 4
shoe dan ukur panjang keausanya.
Standart : 1121.2 mm
Limit : 1133.2 mm
Gambar 2.11 pengukuran linkpitch
2.4.8 Pengukuran Pada Track Roller
Pengukuran ada dua cara yaitu menggunakan Multi Scale dan Outside
Caliper. Untuk Multi Scalepenggunaannya tarik dari bawah link sampai tengah
track roller. Setelah menemukan hasilnya gunakan rumus ini : (B - C) x 2 maka
14
akan dapat diameter track roller. Apabila menggunakan Outside Diameter
prosesnya sama seperi mengukur Carier Roller.
Standar : 270.0 mm
Limit : 200.0 mm
Gambar 2.12 pengukuran pada carrier roller
2.4.9 Adjust Tension Track
Metode mengencangkan atau mengendorkan tracklink, sangat penting
diketahui. Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat keausan idler. Karena apabila
terlalu kencang tracklinkakan menekan idler dan final drive berdampak pada
keausan semakin cepat. dan apabila terlalu kendor track linkakan membebani
komponen lain, dan gerakan track link bisa snaky(tidak lurus) sehingga
berdampak pada keausan lebih cepat untuk semua komponen undercarriage
menyebabkan line clearing tidak maksimal.
Lakukan adjusttrack apabila track terlalu kencang atau terlalu kendor.
Apabila mengalami kekendoran. Travel unit maju dan mundur di area datar
kemudian jangan di brake, gunakan speed rendah. Biarkan unit berhenti dengan
sendirinya. Apabila sudah berhenti, taruh pengaris panjang di antara carier roller
depan dengan idler. Masukan grease ke dalam greasefitting. Yang akan
mendorong idler ke depan dan ukur clearance antar mistar dan grousher dengan
verniercaliper di bagian tengah yang paling kendor dengan standart clearance 20
– 30 mm. Apabila kekencangan buka grease fitting kemudian biarkan grease
15
keluar sampai standart clearance yang sudah ditentukan. Setelah itu tutup
kembali.
Gambar 2.13Adjust Tension Track
Gambar 2.14Adjust Track
Factor factor Penyebab-penyebab keausan pada komponen Undercarriage:
Keausan pada undercarriage sangat sering terjadi, ada banyak penyebab
keausan pada undercarriage terutama faktor lingkungan, operasi dan aplikasi.
Dengan mengetahui penyebab keausan maka akan diperoleh perbaikan-perbaikan
yang lebih baik. Berikut merupakan faktor-faktor penyebab keausan yang terjadi
pada Undercarriage.
Beberapa faktor external yang mempengaruhi laju keausan undercarriage,
diantaranya adalah:
Kondisi tanah dan dataran ( Apa yang di kerjakan mesin).
Pada umumnya kondisi tanah dan dataran tidak dapat di kontrol karena sudah
terbentuk dengan sendirinya. Kondisi tanah yang mempengaruhi keausan
undercarriage di antaranya adalah:
16
a.) Tingkat kekasaran tanah
Tingkat kekasaran tanah di klasifikasikan menjadi 3 bagian:
1) High (tinggi) Merupakan tanah basah yang mengandung banyak partikel-
partikel keras, kaku dan tajam.
2) Moderate (moderat) Merupakan tanah lembab dan ringan yang mengandung
proporsi partikel-partikel yang keras, kaku dan tajam.
3) Low (rendah) Merupakan tanah kering atau batu yang mengandung sedikit
proporsi partikel-partikel yang keras, kaku dan tajam.
Akibat yang dapat di timbulkan karena tingkat kekasaran yang tinggi adalah
keausan terutama pada komponen bushing, grouser, link dan roller.
b) Faktor benturan/impact variable
Faktor benturan yang di dasarkan oleh kondisi tanah dan dataran juga digolongkan
menjadi 3 golongan:
1) High (tinggi) Permukaan dataran yang keras yang tidak dapat di tembus, yang
tonjolan di atas permukaan selalu tetap berukuran 6” atau lebih.
2) Moderate (moderat) Permukaan dataran yang sebagian dapat di tembus, yang
tonjolan di atas permukaannya berukuran sekitar 3”
3) Low (rendah) Permukaan dataran yang seluruhnya dapat di tembus.
Akibat yang dapat di timbulkan akibat benturan adalah problem-problem
struktural seperti pembengkokan (bending), cracking (keretakan), breaking
(pecah), terpotong-potong (chipping), dan spalling. Jika faktor benturan ini
berbarengan dengan tingkat kekasaran tanah yang tinggi maka menyebabkan
tingkat keausan pada undercarriage akan lebih cepat.
1. Tingkat pelekatan (Packing)
Menggambarkan suatu kondisi dimana material melekat, atau mengumpul di
antara komponen undercarriage yang bergerak. Akibat yang dapat di timbulkan
karena packing adalah:
1) Dapat mengakibatkan menyatunya suku cadang (mating parts) contohnya
terjadi packing pada daerah carier roller yang berkelanjutan, ini akan
mengakibatkan carrier roller macet.
17
2) Particle-particle abrasive akan terikat pada komponen yang bergerak, ini
mengakibatkan meningkatnya laju ke-ausan.Umumnya packing effect tidak
dapat di kontrol kecuali dengan melakukan pembersihan di area sekitar
undercarriage secara terus menerus.
3) Kondisi penerapan/application.
Yang di maksud penerapan di sini ialah kondisi kerja seperti apa yang biasa
dilakukan oleh alat berat tsb sesuai dengan jenis-nya. Kondisi-kondisi kerja ini
juga mengakibatkan ke-ausan di sekitar undercarriage.
2.5 Sensor Ultrasonic HC-SR04
Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang
berfungsi sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik.
Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm - 4m dengan
akurasi 3mm. Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin
Vcc untuk listrik positif dan Gnd untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger
keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari
benda. Piezoelektrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik
ketika dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik
diterapkan, maka material tersebut akan mengalami regangan atau tekanan
mekanis. Jika rangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa elemen
piezoelektrik yang sama, maka dapat digunakan sebagai transmitter dan
receiver.
Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar
gelombang ultrasonik dengan frekuensi tertentu (misal, sebesar 40 kHz) yang
dibangkitkan dari sebuah osilator.Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus
dibuat sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilator dil anjutkan menuju
penguat sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh komponen RLC / kristal
tergantung dari disain osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan
memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke piezoelektrik dan terjadi
reaksi mekanik sehingga bergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai
dengan besar frekuensi pada osilator.
18
Receiver terdiri dari transduser ultrasonik meng gunakan bahan piezoelektrik,
yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari
transmitter yang dikenakan pada permukaan suatu benda atau gelombang
langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter. Oleh karena bahan piezoelektrik
memiliki reaksi yang reversible, elemen keramik akan membang kitkan
tegangan listrik pada saat gelombang datang dengan frekuensi yang resonan
dan akan menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut.
Gambar 2.15 Sensor Ultrasonic HC-SR04
Cara menggunakan alat ini yaitu: ketika kita memberikan tegangan
positif pada pin Trigger selama 10uS, maka sensor akan mengirimkan 8 step
sinyal ultrasonik dengan frekuensi 40kHz. Selanjutnya, sinyal akan diterima
pada pin Echo. Untuk mengukur jarak benda yang memantulkan sinyal
tersebut, maka selisih waktu ketika mengirim dan menerima sinyal digunakan
untukmenentukanjarak benda tersebut.Rumus untuk menghitungnya sudah saya
sampaikan di atas. Berikut adalah visualisasi dari sinyal yang dikirimkan oleh
sensor HC-SR04.
Gambar 2.16Timmimg Diagram Pengoperasian Sensor Ultrasonic HC-
SR04
19
Sensor Ultrasonic ini merupakan salah satu sensoryang dapat
melakukan pengukuranjarak. Pengukuran jarak yang dilakukan oleh sensor ini
termasuk mutakhir, yaitu tidak menggunakan sistem kontak langsung terhadap
benda yang akan diukur jaraknya. Artinya modul HC-SR04 tidak secara
langsung menyentuh benda yang diukur, melainkan menggunakan gelombang
ultrasonic untuk mengetahui jarak benda yang akan diukur. Sensor ini sendiri
memiliki spesifikasi pengukuran elektrik parameter sebagai berikut :
1. Memerlukan tegangan 5 V DC untuk melakukan kerja.
2. Memerlukan arus sebesar 15 mA untuk melakukan kerja.
3. Frekuensi yang dihasilkan sebesar 40 Hz.
4. Maximum range yang dapat dijangkau oleh HC-SR04 adalah
400 cm (4m), O HC-SR04 adalah sebesar 2 cm sehingga range
ukurnya adalah 2 cm < range >400 cm.
5. Sensor dapat mengukur dalam jangkauan sudut sebesar 15
derajat.
Pemanfaatan teknologi saat ini sangat berpengaruh pada kehidupan
manusia sehari-hari. Mulai dari teknologi yang paling kecil sampai pada yang
sangat canggih.
Untuk melakukan sebuah unjuk kerja, sensor ultrasonik tipe HC-SR04
harus dikonfigurasikan menggunakan pin-pinnya.
VCC terhubung ke tegangan 5 volt DC.
TRIG untuk mengirim gelombang ultrasonic.
ECHO untuk menerima pantulan gelombang Ultrasonic.
GND terhubung ke ground.
Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip
pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu
objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya pada daerah diatas gelombang
suara dari 40 KHz hingga 400 KHz. Sensor ultrasonik terdiri dari dari dua unit,
yaitu unit pemancar dan unit penerima.Di dalam robotika, sensor sonar
mempunyai tiga tujuan yang berbeda, tetapi berhubungan,yaitu : Penghindaran
rintangan(Obstacleavoidance), Pemetaan sonar (Sonar Mapping) dan
Pengenalan objek (Object recognition). Prinsip Kerja dari sensor ultrasonik
20
yaitu, sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal yang dipancarkan
tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan
kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s. Setelah sinyal tersebut sampai di
penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung
jaraknya. Sensor jarak ultrasonik ping adalah sensor 40 khz produksi parallax
yang banyak digunakan untuk aplikasi atau kontes robot cerdas. Sensor HC-
SR04 adalah sensor ultrasonik yang diproduksi oleh Devantech.Sensor ini
merupakan sensor jarak yang presisi. Dapat melakukan pengukuran jarak 2 cm
sampai 4 meter dan sangat mudah untuk dihubungkan ke mikrokontroler
menggunakan sebuah pin input dan pin output. Banyak hal yang dapat kita
lakukan untuk mengetahui suatu besaran dalam listrik.salah satunya adalah
melakukan pengukuran. Listrik merupakan elemen elektron yang senantiasa
bergerak dari satu potensial ke potensial lainnya (pada satu sumber arus
listrik).Pengukuran listrik ditujukan sebagai sarana analisis bagi sebagian orang
serta sebagai acuan ilmu pengetahuan bagi awam.Analisis tersebut berkaitan
dengan tujuan bagi ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga kebanyakan
pengukuran dilakukan di bidang keteknikan dan ilmu pengetahuan
alam.Pengukuran yang baik biasanya dilakukan secara terstruktur, baik dari
segi metodologi maupun penerapan berbagai standar-standar yang berlaku.
Pengukuran dalam bidang keilmuan biasanya dilakukan di tempat tertentu,
misalkan laboratorium. Percobaan kali ini akan membahas mengenai
mekanisme kerja dari multimeter. Selain itu, kita juga akan membahas lebih
lanjut mengenai sistematika pemasangan multimeter di berbagai sistem
pengukuran besaran utamalistrik. Fungsi listrik disini adalah sebagai
pembangkit sinyal pada sensor ultrasonik HC-SR04. Seperti spesifikasi sensor
yang telah tertera dalam datasheet sensor. Listrik yang digunakan adalah listrik
searah atau direct current.
2.6 Arduino Uno R3
Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan (development board)
mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Disebut sebagai papan
pengembangan karena board ini memang berfungsi sebagai arena
21
prototypingsirkuit mikrokontroller. Dengan menggunakan papan pengembangan,
anda akan lebih mudah merangkai rangkaian elektronika mikrokontroller
dibanding jika anda memulai merakit ATMega328 dari awal di breadboard.
Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
dimana 6 pin diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 pin
inputanalog, menggunakan crystal 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header
ICSP dan tombol reset. Hal tersebut adalah semua yang diperlukan untuk
mendukung sebuah rangkaian mikrokontroler. Cukup dengan menghubungkannya
ke komputer dengan kabel USB atau diberi power dengan adaptor AC-DC atau
baterai, anda sudah dapat bermain-main dengan Arduino UNO anda tanpa
khawatir akan melakukan sesuatu yang salah. Kemungkinan paling buruk
hanyalah kerusakan pada chip ATMega328, yang bisa anda ganti sendiri dengan
mudah dan dengan harga yang relatif murah.
Gambar 2.17 Arduino UNO R3
( Sumber : http://ecadio.com )
Kata " Uno " berasal dari bahasa Italia yang berarti "satu", dan dipilih untuk
menandai peluncuran Software Arduino (IDE) versi 1.0. Arduino. Sejak awal
peluncuran hingga sekarang, Uno telah berkembang menjadi versi Revisi 3 atau
biasa ditulis REV 3 atau R3. Software Arduino IDE, yang bisa diinstall di
Windows maupun Mac dan Linux, berfungsi sebagai software yang membantu
anda memasukkan (upload) program ke chip ATMega328 dengan mudah.
22
Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Uno R3
Uraian Keterangan
Chip mikrokontroller ATmega328P
Tegangan operasi 5V
Tegangan input (yang
direkomendasikan, via jack DC) 7V - 12V
Tegangan input (limit, via jack
DC) 6V - 20V
Digital I/O pin 14 buah, 6 diantaranya menyediakan PWM
Analog Input pin 6 buah
Arus DC per pin I/O 20 Ma
Arus DC pin 3.3V 50 Ma
Memori Flash 32 KB, 0.5 KB telah digunakan untuk
bootloader
Uraian Keterangan
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock speed 16 Mhz
Dimensi 68.6 mm x 53.4 mm
Berat 25 g
2.7 LCD (Liquid Cristal Display)
LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik
yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak
menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya
terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal
Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf,
angka ataupun grafik.
23
Gambar 2.18Liquid Cristal Display
( Sumber: http://elektronika-dasar.web.id )
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang
berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).
Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori
dan register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah :
a) DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori
tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
b) CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan
memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari
karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
c) CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut
merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh
pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga
pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat
merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.
Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah.
a) Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari
mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses
penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display)
dapat dibaca pada saat pembacaan data.
b) Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau
ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut
ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.
24
Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display)
diantaranya adalah :
a) Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin
ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat
dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler
dengan lebar data 8 bit.
b) Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang
menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low
menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high
menunjukan data.
c) Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low
tulis data, sedangkan high baca data.
d) Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
e) Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin
ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan
dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5
Volt.
2.8 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi
untukmengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip
kerja buzzer hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri dari
kumparanyang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut
dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena
kumparan dipasang pada diafragma makasetiap gerakan kumparan akan
menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar
yang akan menghasilkan suara.
Pada gambar 2.20 merupakan 2 macam buzzer yaitu buzzer aktif dan
pasif. Buzzer aktif adalah buzzer yang mempunyai suaranya sendiri, sehingga
buzzer jenis ini dapat berdiri sendiri, cukup menghubungkannya ke listrik dan
terdengar suara tanpa perlu tambahan rangkaian oscilator. Buzzer pasif adalah
buzzer yang tidak mempunyai suaranya sendiri. Sehingga perlu ditambahkan
25
suara atau nada. Dibutuhkan rangkaian oscilator untuk membangkitkan suara
buzzer pasif. Salah satu contoh buzzer pasif yaitu speaker.
Gambar 2.19 Aktif Buzzer& Pasif Buzzer
Sumber : (Ulum, Bahar. 2017)
2.9 LED (Light Emitting Diode)
LED adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya ketika di berikan
tegangan.LED merupakan keluarga dioda yang terbuat dari bahan semi konduktor.
Warna-warna cahaya yang di pancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipegunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah
yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV
ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Gambar 2.20 Light Emitting Diode
Cara kerja :
Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang
terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang
memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya
26
akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari
Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga
menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam
semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity)
pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan
yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari
Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan
berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang
bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan
melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri
tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat
mengubah Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.
2.10 Saklar Toggle.
Saklar toggle adalah bentuk saklar yang paling sederhana, dioperasikan
oleh sebuah tuas/toggle yang dapat ditekan ke atas atau ke bawah. Saklar toggle
yang sederhana memiliki dua buah terminal, yang mengindikasikan bahwa
saklar-saklar ini memiliki kontak jenis single pole single throw atau satu kutub
satu arah, yang biasanya disingkat dengan istilah saklar SPST.
Saklar toggle beban besar (heavy duty), memiliki kemampuan untuk
menyambungkan arus hingga sebesar 10A AC. Saklar-saklar toggle beban
besar sering kali digunakan untuk mensaklarkan pasokan listrik dari sumber
PLN ke berbagai peralatan dan perangkat listrik. Akan tetapi, saklar-saklar
jenis ini juga dapat digunakan untuk menyambungkan arus listrik yang lebih
kecil, pada umumnya digunakan pada rangkaian elektronika.
Berdasarkan pole dan throw, jenis saklar toggle dibedakan menjadi:
1. SPST, yaitu Saklar ON/OFF yang paling sederhana dengan hanya
memiliki 2 Terminal. Contohnya Saklar Listrik ON/OFF pada lam
2. SPDT, yaitu Saklar yang memiliki 3 Terminal. Saklar jenis ini dapat
digunakan sebagai Saklar Pemilih. Contohnya Saklar pemilih Tegangan
Input Adaptor yaitu 110V atau 220V.
27
3. DPST, yaitu saklar yang memiliki 4 Terminal. DPST dapat diartikan
sebagai 2 Saklar SPST yang dikendalikan dalam satu mekanisme.
4. DPDT, yaitu saklar yang memiliki 6 Terminal. DPDT dapat diartikan
sebagai 2 Saklar SPDT yang dikendalikan dalam satu mekanisme.
Gambar 2.21 Jenis Saklar Toggle Berdasarkan Pole dan Throw
Sumber : (Kho, Dickson. 2017
2.11 Diagram Block
Diagram blok adalah diagram dari sebuah sistem, dimana bagian utama
atau fungsi yang diwakili oleh blok-blok yang dihubungkan dengan garis, yang
menunjukkan hubungan dari blok. Suatu penyajian bergambar dari fungsi yang
dilakukan oleh tiap komponen dan aliran sinyalnya. Dalam suatu diagram blok,
semua variable sistem saling dihubungkan dengan menggunakan blok
fungsional seperti pada gambar 2.34. Diagram blok mengandung informasi
perilaku dinamik tetapi tidak mengandung informasi mengenai konstruksi fisik
dari sistem. Oleh karena itu, beberapa sistem yang berbeda dan tidak
mempunyai relasi satu sama lain dapat dinyatakan dalam diagram blok yang
sama. Diagram blok suatu sistem adalah tidak unik. Suatu sistem dapat
digambarkan dengan diagram blok yang berbeda bergantung pada titik pandang
analisis.
28
Gambar 2.22 Contoh Diagram Block
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah field research yaitu penelitian lapangan yang
melibatkan pengumpulan data primer atau informasi yang benar dan terkait
dengan kondisi nyata yang ada di lapangan dengan metode experiment.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Workshop Politeknik Negeri
Balikpapan, Kalimantan Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April
2018 – Juni 2018.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
Penelitian ini membutuhkan peralatan dan bahan untuk membantu
dalam penelitian diantaranya sebagai berikut :
3.3.1 Alat
Alat yang di perlukan dalam penelitian adalah:
Tabel 3.1 Daftar Tabel Alat
NO Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Obeng Plus (+) 1 Buah
2 Obeng Minus (-) 1 Buah
3 Bor Listrik PCB 1 Buah
4 Tang kombinasi 1 Buah
5 Tang Potong 1 Buah
6 Gergaji Besi 1 Buah
7 Multimeter Analog 1Buah
8 Multimeter Digital 1 Buah
9 Solder 20-80 volt 1 Buah
10 penggaris kayu 1 meter 1 Buah
30
3.3.2 Bahan
Bahan yang di perlukan dalam penelitian adalah:
Tabel 3.2 Daftar Tabel Bahan
NO Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1 Plat Besi 1 M 1 Buah
2 Baut 1,5 mm 20 Buah
3 Mur 1,5 mm 20 Buah
4 Amplas No.800 1 Buah
5 Timah Sold - 1 Roll
6 Kabel - 5 M
7 Mata Bor 0,8-1,5 mm 1Buah
8 Maghnet - 2 Buah
9 Besi Bulat - 4 Buah
3.3.3. Komponen
Komponen yang di perlukan dalam penelitian adalah:
Tabel 3.3 Daftar Tabel Komponen
3.4 Diagram Alir Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis memerlukan gambaran penelitian
sepertidiagram alir untuk mempermudah pembaca maupun penulis untuk
memahami masalah yang diangkat oleh penulis.
Diagram alir penelitian tersebutdigambarkanpada gambar
3.1sebagaiberikut :
NO Nama Komponen Spesifikasi Jumlah
1 Arduino Uno R3 1 Buah
2 Ultrasonic HC-SR04 1 Buah
3 LCD 2X16 1Buah
31
No
O
YES
Gambar : 3.1 Diagram Alir Rancangan Penelitian
Sesuai dengan diagram alir pada gambar 3.1 diatas terdapat beberapa
tahapan untuk melakukan penelitian yaitu :
Start
Studi Literatur
Pembuatan Alat
Finish
Berfungsi?
Buku Referensi Buku
Perancangan Modifikasi
Observasi
Pengujian Alat
Internet
Kesimpulan
Hasil dan Pembahasan
32
1. Tahap observasi
Tahap peneliti mengumpulkan data-data terkait dengan proses pengukuran
link pitch, dengan metode dan alat yang biasa digunakan untuk melakukan
pengukuran link pitch.
2. Tahap studi literature
Tahap ini peneliti mengumpulkan data dari buku-buku referensi mengenai
Basic Maintanance, Arduino, sensor ultrasonik dan Undercarriage system,
dan internet. Data-data dari sumber tersebut akan dikelola sebagai bahan
referensi pembuatan rancang bangun alat ukur link pitch menggunakan
Sensor Ultrasonik.
3. Tahap perancangan alat
Tahap ini peneliti merancang alat ukur link pitch berdasarkan data-data
yang telah dikumpulkan dari tahap observasi hingga tahap studi literature.
ada 2 bagian dari perancangan design alat yaitu perancangan
mekanikuntuk membuat stand alat dengan menggunakan software
Autocaddan perancangan elektronik untuk membuat skematik dengan
menggunakan software Proteus ISIS.
4. Tahap pembuatan
Tahap ini peneliti membuat rancang bangun alat ukur link pitch
menggunakan sensor ultrasonik berdasarkan hasil rancangan yang telah
dibuat. Dimulai dari membuat rangkaian sesuai dengan hasil rancangan
skematik, membuat stand hingga menjadi sebuah alat.Untuk pembuatan
listing program di lakukan hingga berhasil, ketika berhasil di lanjutkan
dengan melakukan pengujian rangkaian alat satu per satu. Dan pembuatan
stand yang bertujuan sebagai wadah / tempat sensor ultrasonik untuk
mengukur jarak
5. Tahap pengujian
Tahap ini peneliti melakukan pengujian terhadap alat yang telat dibuat
untuk mengetahui alat berfungsi dengan baik atau tidak. Pengujian hasil
akurasi ini di lakukan dengan cara menggunakanfernier caliper ( jangka
sorong ), dan Pengujian alat akan dilakukan deangan cara mengukur link
33
pitch pada unit excavator PC 200-7 yang ada di workshop teknik mesin
sebanyak kurang lebih 30 kali. Selanjutnya hasil pengukuran diuji
menggunakan statistic normalitas data. Apabila sebaran data hasil
pengukuran berdistribusi normal, maka alatukur tersebut dapat dikatakan
akurat. Jika hasilnya tidak normal, maka perlu dilakukan modifikasi atau
perbaikan sampai hasil pengukuran berdistribusi normal. Ketika pengujian
berhasil di lanjutkan dengan pengoperasian alat sehingga dapat bekerja
dengan sempurna.
6. Tahap hasil dan pembahasan
Tahap ini peneliti melakukan pembahasan mengenai hasil pengujian
rancang bangun alat ukur link pitch menggunakan sensor ultrasonic HC-
SR04. Membahas cara kerja alat tersebut, membahas hasil pengujian alat,
dan membahas proses pembuatan alat.
7. Tahap kesimpulan dan saran
Tahap ini peneliti menyimpulkan hasil pengujian alat tersebut dan juga
memberikan saran kepada peneliti yang akan meneruskan penelitian ini
lebih jauh.
3.5 Jadwal Penelitian
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan
3 4 5 6
1 Observasi
2 Membuat proposal tugas akhir
3 Seminar proposal tugas akhir
4 Merancang Alat
5 Membuat Alat
6 Uji coba Alat
7 Menganalisa data
8 Membuat laporan tugas akhir
9 Ujian Tugas akhir
Sumber : Dokumen Pribadi
Keterangan :
: Sudah Dilakukan
: Belum Dilakukan
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Observasi
Seperti yang di jelaskan pada latar belakang bahwa pengukuran Link
pitchdi lakukan untuk mengetahui keausan pin bagian dalam yang saling
bergesekan satu sama lain, semakin lama usia pakai komponen, maka panjang link
pitch akan semakin bertambah. Pengukuran ini dilakukan dengan cara
mengencangkan track lalu mengukur 5 pin dan 4 shoeyang merupakan panjang
link pitch. Sampai saat ini, pengukuran link pitch masih menggunakan alat ukur
manual yaitu meteran atau penggaris, dimana pada saat melakukan pengukuran
membutuhkan main power lebih dari satu, dan meteran atau penggaris sering kali
bergeser sehingga menyebabkan hasil pembacaan pengukuran tidak akurat.Untuk
mencegah potensi tersebut, maka dibutuhkanlah alat ukur link pitch menggunakan
Sensor Ultrasonic, berfungsi untuk melakukan pengukuran secara otomatis yang
bertujuan untuk memonitoring keausan komponen undercarriagesehingga waktu
penggantian dapat di rencanakan secara tepat.
Gambar 4.1 Pengukuran Link Pitch dengan Meteran
4.2 StudyLiteratur
Berdasarkan sistem kerja alat ukur yang akan di rancang, maka di
butuhkanundercarriage system yang bertujuan untuk mengetahui posisi
komponen yang akan dilakukan proses pengukuran. Selain itu alat ukur tersebut
membutuhkan arduino sebagai controller maka harus mengetahui bahsa
pemprograman untuk melakukan pemprograman arduino.
35
4.3 Perancangan Alat
Ada 2 jenis perancangan dalam perancangan alat ukur link pitch yaitu
perancangan sistem elektronik berupa skematik eliktrik dan berupa casingdan
stand alat ukur link pitch.
4.3.1 PerancanganDiagram Block
Perancangan Alat ini bertujuan untuk menjelaskan proses sistem aplikasi
Alat Ukur Link Pitch menggunakan sensor ultrasonic secara lebih detail, pada
gambar 4.2 merupakan diagram block alat ukur. Dimana terdiri dari tiga bagian
yaitu input, proses, dan output, yang berperan sebagai input pada alat ini yaitu
sensor ultrasonic dan baterai sebagai sumber tenaga bagi sistem. Yang berperan
sebagai process adalah arduino yaitu microcontroller, lalu sebagai output adalah
buzzer yang akan mengeluarkan peringatan berupa suara, LCD menampilkan hasil
berupa tulisan dan LED sebagai lampu indicator.
Gambar 4.2 Diagram Block Rancangan Alat
Pada gambar 4.3 memperlihatkan diagram alir dari sistem alat ukur. Pada
saat sensor ultrasonic telah aktif, sensor akan memancarkan sinyal gelombang
ultrasonic kemudian mendeteksi jarak yang akan di input dan di proses melalui
Arduino. Apabila jarak mulai 0 – 3000 mm lampu LED hijau akan menyala,
sedangakan jika jarak tidak sesuai standar yang telah di tentukan pada arduino,
maka buzzerakan berbunyi dan lampu LED merah akan menyala. Dari hasil
proses tersebut, hasil pengukuran untuk mengukur jarak yang telah di buat akan di
tampilkan pada LCD. Adapun diagram alur sistem kerja alat dimaksud adalah
sebagai berikut :
36
Gambar 4.3 flow chart sistem kerja alat
Mulai
Tampilkan hasil
jarak ke LCD
Selesai
Jarak standar
0-3000mm
sesuai
Tidak sesuai
sesuai Lampu led merah
dan Buzzer
Lampu led
hijau
Inisialisasi
Pembacaan Input Arduino
Pembacaan Sensor Ultrasonic
37
4.3.2 Perancangan Sistem Mekanik
Setelah melakukan perancangan diagram block, selanjutnya melakukan
perancangan design autocad
Gambar 4.4Sketsa Gambar Mekanikal
keterangan:
1. Sensor ultrasonic
2. Case microcontroller
3. Objek pembatas
Gambar 4.4 merupakan gambar sketsa dari alat dan penempatan sensor
ultrasonic yang akan diaplikasikan pada unit. Terlihat dari keterangan nomor (1)
dari gambar 4.4 merupakan posisi sensor ultrasonic yang akan membaca jarak
antara lima pin. Jarak maksimal yang di baca dari sensor ini adalah 3000mm,
apabila jarak melebihi maka pembacaan sensor ultrasonic akan tidak akurat dan
buzzer akan bunyi. Untuk nomor (2) merupakan case dari sistem alat ukur sensor
ultrasonic yang berisi microcontroller dan komponen-komponen lainnya. Dan
gambar nomor (3) merupakan objek yang berfungsi sebagai pembatas pembacaan
dari sensor ultrasonic tersebut.
Pada gambar 4.5 merupakan perancangan stand yang akan di buat yang terdiri dari
dua buah stand yang bertujuan untuk mencari titik tengah pada bushing, stand
pertama untuk meletakkan sensor ultrasonic dan stand yang kedua sebagai
pembatas pembacaan dari sensor ultrasonic.
2
1
3
38
Gambar 4.5stand alat ukur
4.4 PembuatanAlat
Setelah proses perancangan alat ukur link pitch maka proses selanjutnya
adalah proses pembuatan alat.Sebelum melakukan perkerjaan/peroses pembuatan
alat, penulis melakukan analisis potensi bahaya /Job Safety Analysissebagai
berikut :
Tabel 4.1 Job Safety Analysis pembuatan alat ukur
No. Uraian perkerjaan Potensi bahaya Tindakan
1 Persiapan alat dan
bahan yang akan
di gunakan
1. Tergores
2. Terpeleset
3. Tersandung
1. Gunakan APD standar
2. Perhtikan kondisi lantai
tempat kerja
3. Bersihkan tempat kerja dari
benda yang berserakan
2 Memakai gergaji 1. Tangan tergores 1. Gunakan sarung tangan
3 Menggunakan
mesin bor
1. Terkena gram
‘sisa pengeboran
2. Benda kerja ikut
terputar saat
pengeboran
1. Gunakan safety glass
2. Perhatikan posisi benda kerja
yang di bor.
4 Menggunakan
mesin grinda
1. Grinda terlempar 1. Hati-hati dalam
penggunaan
2. Jangan terburu-buru
4 Penggunaan lem 1. Lem terkena 1. Gunakan lem secukupnya
39
tembak tangan
2. Terkena setrum
2. Perhatikan kondisi alat yang
dipakai
5 Melakukan
penyolderan
1. Tersengat lisrik
2. Tekena elmen
panas
1. Perhatikan kondidsi alat yang
di gunakan
2. Hati-hati dalam penggunaan
alat
4.4.1 Langkah Pembuatan Sistem Elektrik
Berikut proses pembuuatan sistem elektrik alat ukur link pitch adalah
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat dan bahan sesuai dengan perencanaan yang telah di buat.
2. Merangkai komponen-komponen sesuai design.
Gambar 4.6Rangkaian alat ukur link pitch
Keterangan :
1. Sensor Ultrasonic HCSR04
2. Arduino
3. Liquid qristal display (16X2)
4. Buzzer
5. LED
6. Switch on/of
7. Baterai
40
Pada gambar di bawah merupakan gambar rangkaian alat ukur link pitch.
Alat ini memilik 6 buah komponen elektronik yang dirangkai menjadi sebuah
alat. Setiap komponen mempunyai fungsi tersendiri. Sensor Ultrasonic sebagai
inputan dari arduino yang berfungsi sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol
gelombang ultrasonic. Sensor ultrasonic ini memiliki 4 pin yaitu pin VCC untuk
listrik positif yang terhubung pada port 5, pin trigger untuk mengirim keluarnya
sinyal dari sensor yang terhubung pada arduino yang terhubung pada port 12, pin
echo untuk menangkap sinyal yang di pantulkan dari benda yang terhubung pada
arduino yang terhubung pada port 11, dan GND untuk groundnya terhubung pada
port GND sedangkan arduino sebagai microcontroller dari alat ini. LCD berfungsi
sebagai output dari arduino yang akan mengeluarkan hasil dari pengukuran
tersebut.Buzzer dan LED sebagai indicator untuk mendeteksi jarak aman atau
tidaknya pembacaan dari sensor tersebut. jika jarak aman maka LED berwarna
hijau akan menyala, Sedangkan jika jarak melebihi batas dari pembacaan sensor
ultrasonic LED berwarna merah akan menyala dan buzzer akan bunyi.
3. Memprogram arduino menggunakan software Arduino IDE seperti yang
terlihat pada gambar 4.7
Gambar 4.7 Memprogram rangkaian yang telah dibuat
Langkah pertama untuk memulai pemprograman yatu buka terlebih dahulu
software Arduino IDE. Tuliskan program ke dalam sketch seperti dibawaah ini:
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
Tambahkan konfirmasi LCD, perhatikan koneksi LCD dengan pin arduino:
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F,16,2);
41
Bagian deklarasi awal digunakan untuk mendeskripsikan variable-variable
yang akan di gunakan dalam program utama dan juga untuk menambah file-file
program yang di butuhkan untuk menjalankan program utama antara lain:
const int trigPin=12;
const int echoPin=11;
pada void setup kita atur yang di gunakan sebagai input dan output.
Sebagai input adalah echo, dan sebagai output adalah trigger. Selain itu pada
void setup yaitu di void loop menyetel pengaturan awal yaitu LCD akan
menampilkan tulisan “ jarak link pitch “ dan buzzer akan berbunyi selama 1
detik jika jarak melampaui batas standar yang sudah di program pada arduino.
void setup()
{
lcd.backlight();
pinMode (trigPin, OUTPUT);
pinMode (echoPin, INPUT);
Serial.begin (9600);
}
void loop() {
digitalWrite (trigPin,LOW);
delayMicroseconds (2);
digitalWrite (trigPin, HIGH);
delayMicroseconds (10);
digitalWrite (trigPin, LOW);
duration = pulseIn (echoPin, HIGH);
duration1 = pulseIn(ECHO_PIN,HIGH);
duration2 = pulseIn(ECHO_PIN,HIGH);
keausanPin = (194.25 - (duration1*0.170));
hasilPengukuran = (duration1*0.170);
wormRate = (((194.25 - (duration1*0.170))/(194.25 - 190.15))*1);
if (hasilPengukuran < 190.15)
{
Serial.println(hasilPengukuran); //menampilkan jarak ukur
42
delay(1000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("hasil pengukuran ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(hasilPengukuran);
lcd.print(" mm");
delay(3000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("keausan pin ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(keausanPin);
lcd.print(" mm");
delay(3000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("worm rate ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(wormRate);
lcd.print(" % ");
delay(1000);
}
else
{
Serial.println(hasilPengukuran); //menampilkan jarak ukur
delay(1000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("hasil pengukuran ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(hasilPengukuran);
43
lcd.print(" mm");
delay(3000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("keausan pin ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(keausanPin);
lcd.print(" mm");
delay(3000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("worm rate ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(wormRate);
lcd.print(" % ");
delay(1000);
}
setelah membuat program tersebut selanjutnya klik verify untuk
memastikan kode tidak ada yang eror sebelum di-upload. Setelah selesai maka
pilih menu tool pilih port yang tersambung dengan arduino dan ubah board ke
Arduino/Genuino Uno, setelah itu klik upload dan tunggu beberapa saat
sampai sketch ter-upload dalam arduino.
44
Gambar 4.8Sketch pemprograman
4. Melakukan pengetesan untuk memastikan alat bekerja sesuai dengan program
yang telah di upload.
Gambar 4.9 Pengetesan Hasil Pemprograman
Pada gambar 4. Merupakan pengetesan hasil pemprograman dimana mengetes
buzzer, LED, dan LCD ketika sensor di lakukan pengetesan. Setelah melakukan
pengetesan terlihat bahwa pemprograman pada arduino sudah sesuai dengan kode
yang di masukan pada arduino. Dan langkah terakhir adalh membersihkan area
tempat kerja setelah selesai pembuatan.
4.4.2 LangkahPembuatanCasing
Berikut proses pembuatan alat ukur link pitchadalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
45
2. Mengukur, menandai bahan sesuai dengan ukuran, dan prosespembuatan
kotak untuk penempatan berbagai komponen dengan panjang, seperti yang
terlihat pada gambar 4.10
Gambar 4.10 proses pembuatan kotak
3. Melakukan pengeboran sesuai dengan design.
4. Mengaplas bagian yang tajam setelah dilakukan pemotongan.
5. Memasukkan komponen elektronik yang telah dibuat ke dalam casing
6. Proses pengoneksian pin arduino ke sensor ultrasonik.
Gambar 4.11 pengoneksian sensor ultrsonic
7. Proses pengoneksian pin arduino ke LCD.
Gambar 4.12 pengoneksian LCD
8. Menyatukan mika yang telah di potong dengan lem dan memastikan semua
komponen telah terkoneksi dan berfungsi dengan benar.
46
Gambar 4.13 perakitan alat
9. Membersihkan tempat kerja
Pada gambar 4.14 merupakan hasil perakitan komponen
keseluruhan.Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian alat
untuk memastikan apakah alat tersebut dapat berfungsi dengan baik atau
tidak.
Gambar 4.14 Hasil Perakitan Komponen
4.4.3 PembuatanStand
Setelah melakukan pembuatan casing yang berfungsi untuk melindungi
komponen-komponen elektrik, maka selanjutnya melakukan pembuatan stand
pada alat ukur. Berikut proses pembuatan stand alat ukur link pitch adalah sebagai
berikut:
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang di butuhkan.
2. Mengukur dan menandai bahan yang sesuai dengan ukuran, seperti yang
terlihat pada gambar 4.15.
47
Gambar 4.15 Pengukuran Bahan
3. Lakukan pemotongan plat setebal 5mm sesuai dengan ukuran, seperti yang
terlihat pada gambar 4. 16
Gambar 4.16 Pemotongan Bahan
4. Mengamplas plat bagian yang tajam setelah di lakukan pemotongan.
5. Melakukan pengelasan dan Melakukan pengeboran sesuai dengan design plat.
6. Merangkai plat yang sudah di lakukan pengelasan dan pengeboran.
7. Membersihkan tempat kerja.
4.5 PengujianAlat
Setelah alat ukur dibuat sesuai dengan rancangan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan pengujian alat. Ada 2 macam pengujian yang akan dilakukan
48
yaitu pengujian akurasi hasil pengukuran dengan menggunakan vernier caliper(
janla sorong ) dan pengujian langsung pada unit PC200-7. Berikut ini langkah-
langkah pengujian alat ukur link pitch pada PC200-7 :
4.5.1 Pengujianakurasi Alat ukur.
Sebelum melakukan pengujian pada unit secara langsung, maka dilakukan
pengujian akurasi alat ukur dengan menggunakan vernier caliper(jangka sorong).
Pengujian ini di lakukan untuk mengetahui kerja alat, proses pengujian alat di
lakukan dengan cara mengukur jarak/panjang objek tertentu yang telah di ukur
jaraknya terlebih dahulu. Artinya, objek di letakkan pada jarak tertentu, sehingga
secara otomatis sensor akan menampilkan jarak pada benda tersebut. .
Gambar 4.17 pengujiaanakurasi alatukur
Tabel di bawah merupakan hasil pengujian akurasi alat ukur menggunakan
jangka sorong dan membandingkan dengan alat ukur sensor ultrasonic, sehingga
di ketahui bahwa hasil tingkat keakurasian pada alat alat ukur dengan hasil rata
rata 0.3 mm.
49
Tabel 4.1Hasil PengujianAkurasi Alat Ukur
4.6 Pengujian Alat Ukur Pada Unit PC 200-7
Sebelum melakukan pengujian, pertama kita siapkan alat dan bahan yang
di butuhkan seperti tool books, penggaris, stand, dan alat ukur.selanjutnya
melakukan pemasangan stand pada komponen undercarriage yaitu bushing agar
sensorultrasonic berada pada titik tengah, setelah mendapatkan titik tengah
kemudian melakukan pengujian pada unit PC200-7 dan selanjutnya melakukan
pengukuran dengan mistar 1 kali dan alat ukur sensor ultrasonic sebanyak kurang
lebih 10 kali percobaan.
50
Gambar 4.18 PemasanganAlat Ukur Link Pitch
4.8 Hasil Pengujian
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Alat Ukur
No Jarak
Sensor
Jarak
penggaris/mistar
Selisih
1 780 mm 780 mm 0 mm
2 780 mm 780 mm 0 mm
3 780 mm 780 mm 0 mm
4 780 mm 780 mm 0 mm
5 781 mm 780 mm 1 mm
6 780 mm 780 mm 0 mm
7 780 mm 780 mm 0 mm
8 781 mm 780 mm 1 mm
9 780mm 780 mm 0 mm
10 780 mm 780 mm 1 mm
Rata rata 0,3 mm
51
Dari tabel diatas merupakan hasil pengujian alat ukur yang di lakukan
pada unit secara langsung dan dapat di di lihat pada tabel 4.2 pengujian alat ukur
yang di lakukan sebanyak 10 kali. Pada hasil pengujian alat ukur memiliki nilai
rata-rata sebesar 0,3 mm. dari hasil pengujian ini di sebabkan oleh beberapa hal di
antaranya karena kurangnya ketelitian saat melakukan pengukuran, pemasangan
sensor yang kurang akurat menyebabkan hasil pengukuran kurang maksimal.
4.9 BiayaPembuatan
Adapun biaya yang di perlukan untuk membuat alat ini yaiti sebesar Rp
309,000 yang rinciannya dapat di lihat pada tabel 4.3. data ini dapat di pakai
sebagai acuan jika ingin memperbanyak alat tersebut.
Tabel 4.3 Biaya Pembuatan
No
NAMA BAHAN JUMLAH
HARGA
SATUAN
TOTAL
HARGA
1 Arduino 1 Pcs Rp 90,000 Rp 90,000
2 Board Kecil 1 Pcs Rp 10,000 Rp 10,000
3 LCD 16X2 Witch I2C 1 Pcs Rp 45,000 Rp 45,000
4 Buzzer 1 Pcs Rp 8,000 Rp 8000
5 Kabel Jumper 1 Pcs Rp 30,000 Rp 30,000
6 Jack 1 Pcs Rp 8,000 Rp 8,000
7 Baut dan Mur ( 3mm) 10 Pcs Rp 800 Rp 8,000
8 Kotak Hitam 1 Pcs Rp 24,000 Rp 24,000
9 LED 2 pcs Rp 500 Rp 1,000
10 Mata Gergaji Besi 1 Pcs Rp 8,000 Rp 8,000
11 Mata Gerinda Potong 1 Pcs Rp 5,000 Rp 5,000
Total Rp 309,000
52
4.10 Kelebihan dan Kekurangan Alat Ukur
4.10.1 KelebihanAlat Ukur
1. Menghemat main power saat melakukan P2U.
2. Menampilkan hasil pengukuran secara cepat dibandingkan menggunakan
penggaris.
4.10.2 Kekurangan Alat Ukur
1. Hanya bisa mendeteksi jarak kurang dari 3000 mm.
2. Case alat mudah pecah karena terbuat dari plastik.
4.10.3 Perawatan dan Penyimpanan Alat
Cara perawatan alat yang baiak dan benar, agar alat ukur bertahan lama dan
kondisi tetap terjaga, berikut cara perawatan dan penyimpanan alat:
1. Simpanlah alat di tempat yang kering dan terhindar dari air.
2. Usahakan alat dalam keadaan/tempat yang aman dan terhindar dari
benturan.
3. Usahakan alat dalam kondisi/keadaan yang bersih.
53
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat di
simpulkan bahwa:
1. Rancang BangunAlat ukur link pitch dengan menggunakan sensor
ultrasonic dibuat berdasarkansensor ultrasonicyang akan memancarkan
gelombang ultrasonic, Selanjutnya mendeteksi jarak yang kemudian
diinputke arduino selanjutnya hasil pengukuran ditampilkan pada
LCD.Untuk menjamin hasil pengukuran yang akurat, maka sensitifitas
alat diseting pada jarak 0-3000 mm. Apabila jarak pengukuran mulai 0-
3000 mm, maka lampu hijau akan menyala, sedangkan jika jarak
melebihi dari 3000 mm, maka lampu merah akan menyala dan buzzer
akan berbunyi yang menandakan bahwa jarakyang terdeteksi melebihi
batas/hasil pengukuran tidak akurat.
2. Metode penggunaan alat ukur link pitch dengan sensor ultrasonic yaitu
pertama, melakukan pemasangan standpada bushing, dengan
memposisikan stand tegak lurus dan presisi untuk mendapatkan titik
tengah pada sensor ultrasonic, selanjutnya pemasangansensor ultrasonic
pada pin 1 dan memasang pembatas pada pin 5 untukmengukur jaraklink
pitch, kemudian menekan tombol switch on/off untuk membaca hasil
pengukuran yang ditampilkan pada LCD.
5.2 Saran
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, masih banyak kekurangan pada alat
ukur tersebut. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan beberapa saran yang di
harapkan kedepannya di lakukan pengembangan yang dapat memperbaiki
kekurangan dari alat ukur ini . Saran yang di sampaikan yaitu:
1. Pada saat melakukan pengukuran disarankan menunggu selama 1 detik
agar sensor ultrasonic dapat bekerja dengan maksimal.
54
2. Case alat akur mudah pecah karena terbuat dari plastik, maka di saran
kan pada saat melakukan pengukuran meletakkan dan menyimpan pada
tempat yang aman.
55
DAFTAR PUSTAKA
UT School. 2008. Product Knowledge. Jakarta: Yayasan Karya Bakti United
Tractors.
UT School. 2008. Basic Maintenace. Jakarta: Yayasan Karya Bakti United
Tractors.
UNITED TRACTOR. 2008. Product Knowledge, Basic Course I. Penerbit
PT. UNITED TRACTORS Tbk.
UNITED TRACTOR. 2008. Final Drive & Undercarriage, Basic Course I.
Penerbit PT. UNITED TRACTORS Tbk.
Komponen Undercarriage (2015). Diakses 19 april 2017. Available from:
http:/www.otopos.net/2015/01/komponen-undercarriage-track-link.html
komponen Undercarriage PC 200-7 (2016). Diakses 19 april 2017. Available
from:http:/komponenalat-berat.blogspot.co.id/2016/12/komponen-under-
carriage-pada-alatberat 31.html
Ardianto, H dan Aan Darmawan. 2016. Arduino Belajar Cepat dan
Pemprograman. Bandung : Informatika Bandung.
Santoso, Hari. 2015. Panduan Arduino Praktis Untuk Pemula. Diambil dari
ebookswww.elangsakti.com.
Elektronika Dasar. 2012. LCD (Liquid Cristal Display). Diakses tanggal 03 April
2018 pada http://eletronika –dasar.web.id/lcd-liquid-cristal-display/.
Andrianto, H dan Aan, D. 2016. Arduino belajar cepat dan pemprograman .
Bandung: informatika Bandung.
top related