sekjen kkp
Post on 18-Nov-2015
48 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja, Ph.D, FRINA
Sekretaris Jenderal, KKP
SURABAYA, 23 SEPTEMBER 2013
-
OUTLINE MANDAT INDONESIA SEBAGAI NEGARA
KEPULAUAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN 2010-2014 IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN SINERGI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI DAN BLUE ECONOMY
-
MANDAT INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN
-
Konsepsi negara kepulauan berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 atau United Nations Convention on The law of The Sea (UNCLOS 1982).
UU No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia dinyatakan bahwa negara Indonesia merupakan negara kepulauan dari 1.65 jt km2 menjadi 5.8 jt km2 yang terdiri dari 3.1 jt km2 wilayah laut teritorial dan perairan kepulauan serta 2.7 jt km2 ZEE Indonesia.
Delapan Misi dalam UU No. 17 Tahun 2007 yang terkait dengan KKP yakni Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat Dan Berbasiskan Kepentingan Nasional
Inti dari misi tersebut :
1. Menumbuhkan wawasan kelautan bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi pada kelautan.
2. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia yang berwawasan kelautan.
3. Mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran.
4. Membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan
MANDAT INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN
-
MODAL DASAR
Wilayah (negara kepulauan)
Kekayaan alam dan keanekaan
hayati
Penduduk (ragam budaya)
Perkembangan politik
(demokratisasi di bidang politik,
ekonomi, desentralisasi)
VISI: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
Mandiri Mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
Maju Diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, dan kemantapan sistem dan kelembagaan politik dan hukum.
Adil Tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah.
Makmur Diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan hidup
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing 3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional
MISI :
ARAH RPJPN 2005-2025 (UU No 17/2007 )
-
Sustainable growth with equity
PILAR STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
PRO - POOR
PRO - JOB
PRO -
GROWTH
PRO
ENVIRON
MENT
5 PILAR PEMBANGUNAN NASIONAL
VISI INDONESIA 2025: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR
(UU No.17 Tahun 2007)
BUDAYA BAHARI
TATA KELOLA DI LAUT
EKONOMI KELAUTAN
HAN, KAM DAN
KESELAMATAN DI LAUT
INDONESIA MENJADI NEGARA KEPULAUAN YANG MANDIRI, MAJU, KUAT, DAN BERBASISKAN KEPENTINGAN NASIONAL (UU No.17 Tahun 2007)
LINGKUNGAN HIDUP
BLUE ECONOMY
PILAR BLUE ECONOMY
PILAR
EKONOMI
PILAR
LINGKUNGAN PILAR
SOSIAL
-
Commercial Fishing
Mining (Offshore)
Commercial Fishing
Supplies
Marine Aquaculture
Seafood Processing & Wholesaling
Retail and Foods Service
Seafood sales
Marine Technology
Water Transportation, Tourism, and Recreation
Marine Education
Transportation & Shipbuilding
Coastal Tourism
Recreational Fishing
Recreational Boating
Research Education College & University
Marine
Other Marine Educational Institutions
Instrumentations Environmental services
1. Sektor perhubungan laut.
2. Sektor industri maritim.
3. Sektor perikanan
4. Sektor wisata bahari
5. Sektor energi dan sumberdaya mineral.
6. Sektor bangunan kelautan .
7. Sektor jasa kelautan.
SEKTOR UTAMA BIDANG KELAUTAN
-
Tahun Peringkat
2009 2010 54
2010 2011 44
2011 2012 46
Daya saing/Global Competitiveness Index (GCI) untuk Indonesia
Aspek yang sangat terkait dengan KP
The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World Economic Forums):
Daya saing Indonesia 2011-2012 berada di peringkat 46 dari 142 negara yang dinilai (menurun 2 peringkat dari 2010-2011).
PERINGKAT DAYA SAING INDONESIA
-
PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010-2014
-
VISI DAN MISI KKP VISI : Pembangunan kelautan dan perikanan yang Berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Misi : 1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. 2. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. 3. Memelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan. Program : 1. Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap 2. Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya 3. Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan 4. Pengelolaan Sumberdaya Laut, Peisisir dan Pulau-pulau Kecil 5. Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan 6. Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan keamanan 7. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan 8. Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan 9. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur 10. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
-
KERANGKA KERJA KKP DALAM PENYELESAIAN TARGET RPJM 2010-2014
VISI dan MISI
Pengelolaan Sumber Daya Ikan
Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap
Pengembangan Sistem Produksi
Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya
Pengembangan industri pengolahan
Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
Pengelolaan dan Pengembangan
Konservasi
Pengelolaan Sumberdaya Laut, Peisisir dan PPK
Penyelesaian Tindak Pidana
Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Pengembangan dan Pembinaan
Pengembangan Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan keamanan
Penelitian dan Pengembangan IPTEK
Penelitian dan Pengembangan IPTEK
Kelautan dan Perikanan
Pendidikan Kelautan dan Perikanan
Pengembangan Sumberdaya Manusia
Kelautan dan Perikanan
Pengawasan Akuntabilitas
Aparatur
Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur
Pembinaan dan Koordinasi
Peningkatan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan
Minapolitan
Industrialisasi
Blue economy
MINAPOLITAN
INDUSTRIALISASI
BLUE ECONOMY
MP3KI/PKN
MP3EI
LUMBUNG IKAN
P4B
GENDER
Direktif Presiden
DAYA SAING
Pertumbuhan PDB
Produksi Perikanan dan
Garam
NTN/ Pembudidaya
Tingkat Konsumsi Ikan Dalam Negeri
Nilai Ekspor Komoditas Perikanan
Jumlah Kasus Penolakan Ekspor
Luas Kawasan Konservasi
Jumlah Pulau-Pulau Kecil
Bebas IUU Fishing
IKU PROGRAM KEGIATAN SINERGI KEBIJAKAN
MAINSTREAMING HASIL
BERKELANJUTAN
KESEJAHTERAAN
VISI dan MISI
11
11
-
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2014
1. Peningkatan daya saing perikanan melalui peningkatan produktivitas, efisiensi, kualitas produk, dan nilai tambah produk.
2. Pengembangan dan pengawasan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dan ketertelusuran (traceability) produk hasil perikanan dan jaminan ketersediaan bahan baku ikan untuk konsumsi dan industri.
3. Pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan. 4. Penguatan iptek kelautan dan perikanan. 5. Peningkatan kesejahteraan nelayan, pembudidaya. pengolah dan
pemasar hasil perikanan, petambak garam, dan masyarakat pesisir lainnya.
6. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi sektor kelautan dan perikanan di Koridor Ekonomi.
7. Konservasi dan rehabilitasi sumberdaya kelautan dan perikanan serta pengelolaan pulau-pulau kecil dan upaya adaptasi dan mitigasi bencana dan perubahan iklim untuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
8. Penguatan pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.
-
TARGET IKU KKP TAHUN 2014
No Rincian IKU REALISASI
2012
TARGET 2013
TARGET 2014
Semula Menjadi Semula Menjadi
1 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan (%/thn) *
6,48 7,00 7,00 7,25 7,25
2 Produksi (juta ton) Perikanan tangkap *** Perikanan budidaya Garam rakyat
15,26 5,81 9,45 2,02
18,49 5,47
13,02 2,85
17,49 5,86
11,63 0,45
25,69 5,50
16,89 3,30
20,05 6,08
13,97 3,30
3 Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan **
105,37 110 110/104 112 112/105
4 Tingkat Konsumsi Ikan Dalam Negeri (kg/kap/thn)
33,89 35,14 35,14 38,00 38,00
5 Nilai Ekspor Komoditas Perikanan (USD miliar)
3,93 5,0 4,5 5,01 5,65
6 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra (kasus)
9 < 10 < 10 < 10
< 10
7 Luas Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang dikelola secara berkelanjutan (juta ha)
Pengelolaan 2,5 juta ha;
Penambahan 703,02 ribu ha
Pengelolaan 3,6 juta ha;
Penambahan 500 ribu ha
Pengelolaan 3,6 juta ha;
Penambahan 500 ribu ha
Pengelolaan 4,5 juta ha;
Penambahan 500 ribu ha
Pengelolaan 4,5 juta ha;
Penambahan 500 ribu ha
8 Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau terluar dikelola (pulau)
60 60 60 30 30
9 Wilayah Perairan bebas IUU Fishing dan kegiatan yang merusak (%)
41 41 41 39 39
-
CAPAIAN 2010-2012 DAN TARGET 2013-2014 PRODUKSI PERIKANAN
5.38 5.41 5.81 5.86 6,08
6.28 6.98
9.45
11.63
13.97
11.66 12.39
15.26
17.49
20.05
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
2010 2011 2012 2013 * 2014 *
Juta
ton
Perikanan Tangkap Perikana Budidaya
Total Produksi Perikanan
* Angka target
Produksi perikanan tangkap, termasuk produksi penangkapan di perairan umum daratan dan laut lepas
Produksi perikanan budidaya meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan produksi perikanan tangkap
Peningkatan produksi perikanan harus diikuti dengan pengembangan pasar domestik dan internasional
-
3.01 3.37 3.97 3.70
6.04
6.96 6.48
7.00 7.25
6.22 6.49 6.23 6.20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2010 2011 2012 2013 * 2014 *
Pertanian Perikanan Nasional
PERTUMBUHAN PDB PERIKANAN DIBANGINGKAN DENGAN PDB PERTANIAN
DAN PDB NASIONAL
2013 : PDB sampai dengan triwulan II 2014 : Target PDB Perikanan
Sumber : BPS
-
TARGET DAN NILAI EKSPOR HASIL PERIKANAN
2.86
3.52 3.93
4.50
5.65
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
2010 2011 2012 2013 * 2014 *
USD
Mil
iar
* Angka target
Ekspor hasil perikanan telah mengarah pada produk bernilai tambah
Pertumbuhan nilai ekspor 2011-2012 : Perikanan : 11,62% Nasional : - 6,25%
Pertumbuhan nilai impor 2011-2012 Perikanan : - 15,43% Nasional : 9,40%
Neraca Perdagangan 2012 : Perikanan : surplus USD 3,52 miliar atau
81,11% dari total transaksi perdagangan ekspor impor
Nasional : defisit USD -1,33 miliar
Perkembangan Ekspor Tahun 2013: Pada Semester I Tahun 2013 mencapai US $ 1,97 miliar dengan Volume 621,2 ribu ton, bila
dibandingkan dengan Semester I Tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 4,2 % (nilai ekspor) dan 5,3 % (volume).
Nilai ekspor udang memberikan kontribusi tertinggi terhadap total nilai ekspor, yaitu sebesar 36,7 % atau US $ 723,6 juta, dengan negara tujuan utama AS dan Jepang serta China dan Uni Eropa.
Neraca Perdagangan mengalami surplus sebesar US $ 1,78 miliar atau naik 3,5 % dibandingkan dengan semester I Tahun 2012
Pada Semester II Tahun 2013 diperkirakan terjadi peningkatan Ekspor, terutama pada komoditas udang.
-
IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
-
PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING
BAGI KESEJAHTERAN RAKYAT
KETERBATASAN KETERSEDIAAN
INFRASTRUKTUR
INSTABILITAS KEBIJAKAN
KETERBATASAN AKSES
FINANSIAL TENAGA KERJA TIDAK
TERDIDIK/TERAMPIL ETOS KERJA YANG LEMAH
(PELAKU UTAMA)
Penguatan infrastruktur Kelautan dan Perikanan di lokasi-lokasi prioritas dan peningkatan konektivitas
1. Regulasi yang kondusif 2. Konsistensi pelaksanaan
kebijakan
1. Pemberdayaan nelayan melalui: penguatan akses permodalan, diversifikasi usaha, penguatan kelembagaan usaha, dll
2. Penyediaan sarana usaha bagi pelaku usaha skala kecil
3. Peningkatan ketrampilan/keahlian nelayan
PERMASALAHAN UPAYA PENGEMBANGAN
Tugas utama
pemerintah dalam
melayani rakyat, dan
perlu didukung anggaran
yang memadai
-
PENINGKATAN NILAI TAMBAH
DAN DAYA SAING
HULU
HILIR
KKP INCORPORATED
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Penyerapan tenaga kerja
Peningkatan output
perekonomian
Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
PEMPUS
Sarpras lintas sektor
Regulasi
PEMDA
Sarpras lintas SKPD
Regulasi
Penyediaan lahan
PERBANKAN
Permodalan
Pendampingan usaha
INDUSTRI/ASOSIASI
Investasi
Akses pasar
Kemitraan
MASYARAKAT
Penerapan standar pasar
-
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP
Kantong kemiskinan
nelayan
10 IKU
PUMP PT
Pemberdayaan nelayan berbasis desa
1. Bantuan langsung kepada KUB
2. Permodalan Kapal INKAMINA
3. Penguatan data & informasi
PKN Pemberdayaan nelayan
berbasis PP/PPI
1. SeHAT nelayan;
2. Kartu nelayan;
3. Asuransi; 4. BBG; 5. Rumah ikan
6.Data & informasi; 7.PP/PPI Bersih
sebagai pusat bisnis;
8.Bantuan sarana perikanan tangkap
9.Bantuan INKAMINA
MINAPOLITAN PT
Manejemen ekonomi kawasan dengan motor penggerak
perikanan tangkap berbasis Kab./Kota
1. Intervensi K/L; 2. Sarana & Prasarana; 3. Sistem Data & Informasi; 4. Koordinasi K/L & Pemda; 5. Pemberdayaan Pelaku Utama; 6. Penguatan Pokja.
Unit kerja Pusat/Prov/
Kab/Kota
DATA & INFORMASI
REGULASI
KISS REFORMASI BIROKRASI
Nilai tambah Daya saing
INDUSTRIALISASI PT
1. Penguatan Sistem & Manajemen: 1)Pemulihan SDI 2)Pelabuhan perikanan 3)Pendaratan ikan 4)Standarisasi & modernisasi
sarana perikanan tangkap 5)Perijinan & Pendaftaran Kapal 6)Modal & investasi 7)Usaha nelayan 8)Data & informasi
Proses perubahan sosial ekonomi dan budaya nelayan melalui
pendekatan industri yang dicirikan dengan modernisasi
usaha perikanan tangkap
2. Pembangunan Infrastruktur
Unit kerja Pusat/Prov/
Kab/Kota
Unit kerja Pusat/Prov/
Kab/Kota
Unit kerja Pusat/Prov/
Kab/Kota
816 PP
21 Kab/Kota 5 Lokasi
9.900 KUB
-
PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PADA KEGIATAN REVITALISASI TAMBAK MELALUI DEMFARM
PEMERINTAH
Rehabilitasi saluran air dan Penyediaan sebagian sarana
produksi
Penyediaan Posikandu (peralatan lab, bangunan,
sepeda motor)
Pembangunan pabrik es, cold storage, pengadaan sarana
pemasaran, sarana pengolahan, sarana SRD, SPDN
Pendampingan teknis oleh Penyuluh KP, UPT-DJPB
MITRA
Perbaikan pematang dan pendalaman kolam Pendampingan teknologi semi intensif dan intensif Pemasangan instalasi listrik Penyediaan gudang pakan dan bangunan lain Penyediaan tempat penanganan pasca panen Penyediaan tenaga pemasangan plastik mulsa Menjamin pemasaran udang Menambah Penebaran benur hingga 100 ekor/m2
Penyediaan pakan 2 bulan pemeliharaan
POKDAKAN
Penyediaan lahan
Pengelola operasional pemeliharaan udang
Menerima bantuan
SWASTA PENYEDIA SARANA BUDIDAYA
Penyediaan pakan, benur dan sarana penunjang
lainnya
Penyediaan tenaga pendamping (technical
service)
PERBANKAN
Penyediaan layanan kredit program (KUR, KKPE,dsb)
21
-
NO LOKASI LUAS LAHAN (Ha) TENAGA KERJA TIDAK LANGSUNG
TENAGA KERJA LANGSUNG (ON FARM)
TOTAL TENAGA
KERJA (ORANG)
UDANG BANDENG REHAB.
TAMBAK PEMASANGAN
PLASTIK JUMLAH UDANG BANDENG JUMLAH
1 Serang 209 50
3.135 22.990 26.125
1.045 100
1.145 27.270
2 Karawang 60 100
900 6.600 7.500
300 200
500 8.000
3 Subang 360 75
5.400 39.600 45.000
1.800 150
1.950 46.950
4 Indramayu 126 100
1.890 13.860 15.750
630 200
830 16.580
5 Cirebon 245 75
3.675 26.950 30.625
1.225 150
1.375 32.000
6 Tangerang 0 100
0 0 0
- 200
200 200
JUMLAH 1.000 500 15.000 110.000 125.000 5.000 1.000 6.000 131.000
AsumsI: - Rehabilitasi Tambak per Hektar membutuhkan 15 orang tenaga kerja/hari dengan alat berat - Pemasangan pelasatik mulsa dan pembuatan pasak bambu per hektar tambak membutuhkan 110 orang tenaga kerja/hari -Tenaga kerja langsung (on farm) budidaya udang : 5 orang/hektar; budidaya bandeng: 2 orang/hektar.
PROYEKSI SERAPAN TENAGA KERJA
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN POKOK: INDUSTRIALISASI PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI
REVITALISASI TAMBAK (DEMFARM)
-
Tambak idle Rehabilitasi Tambak
Pembuatan pasak bambu
Pemasangan plastik mulsa
23
Tambak lainnya : Tambak di Cirebon (size 100) dan Tambak di Serang (size 100)
Tambak di Krawang (Size panen 100)
Tambak di Subang (Size panen 90)
Tambak di Tanggerang (Size panen 55)
Tambak di Indramayu (Size panen 50)
PROSES REHABILITASI TAMBAK PERKEMBANGAN TAMBAK
-
LIMA PILAR PENGELOLAAN LAUT, PESISIR DAN PPK
-
UJI COBA IMPLEMENTASI KONSEPSI SLIN TAHAP I KORIDOR KENDARI-BANGGAI & MALUKU 2013
Koridor Banggai Kepulauan*)
Kondisi Intervensi Fasilitas
Komoditas unggulan:
Pelagis Kecil (Layang,
Sardine)
Ada komitmen Pemda
mengelola rantai pasok
Pabrik es
ABF
Gudang Dingin
Kendaraan angkut es
Kendaraan berinsulasi
*) hasil FGD
Koridor Kendari (PPS Kendari) *)
Kondisi Intervensi Fasilitas*)
Komoditas: Pelagis Kecil
(Layang, Sardine,) , Tuna,
Tongkol, Cakalang
Masalah: BBM , rumpon,
armada dan sarana
pendngin
Ada komitmen Pemda
mengelola rantai pasok
Pengembangan
dermaga (jetty)
Pembangunan Pabrik
es, gudang dingin 500
ton & ABF
Kendaraan angkut es
Kendaraan berinsulasi
*) hasil FGD
Surabaya-Brondong
Kondisi Pengembangan
Tersedia fasilitas
PPDI Brondong
Pabrik es &ABF
Gudang Dingin
Kendaraan
berinsulasi
Jakarta (PPS Nizam Zachman)
Kondisi Pengembangan
Serapan pasar tradisional
dan modern tinggi
Fasilitas logistik perikanan
relatif lengkap
Gudang Dingin
4.000 ton
Kendaraan
berinsulasi
Koridor Ambon (PPN Ambon) *)
Kondisi Intervensi Fasilitas
Integrasi dengan Program
LIN (Lumbung Ikan
Nasional)
Komoditas unggulan tun,
tongkol, cakalang
Pabrik es
ABF
Gudang Dingin
Kendaraan angkut es
Kendaraan berinsulasi
*) hasil FGD
Sentra produksi ikan
Sentra produksi/distribusi ikan
Banggai
Ambon
Surabaya
Jakarta
Kendari
-
Medan
Pakanbaru
Palembang
Lampung
Jakarta
Surabaya Makasar
Kendari
Banggai
Ambon
Bitung Ternate
Sorong Balikpapan
Toli-Toli
Banyuwangi
Jember
Semarang
Tasikmalaya
Serang
Lamongan
Bandung Sukabumi
Bogor
Bau-Bau Buton
Aceh
LIN UP4B MP3EI
MINAPOLITAN, MP3KI-PENINGKATAN KEHIDUPAN NELAYAN
BERBASIS KAWASAN & PRODUK UNGGULAN
Ket : 2013 2014
Tahap selanjutnya
Timika
Merauke
-
Koridor Palu*)
Kondisi Rencana Intervensi
Potensi bahan baku melimpah
Integrasi dengan rencana pembangunan PPP Ogotua
Komitmen Pemda tinggi Masalah: infrastruktur
dermaga dan sarana pendingin
Ada komitmen Pemda membenahi rantai pasok
Pengembangan dermaga (jetty)
Pembangunan Pabrik es , gudang dingin dan ABF
Kendaraan angkut es Kendaraan
berinsulasi
*) hasil FGD
Koridor Pulau Buton*)
Kondisi Rencana Intervensi
Masalah: infrastruktur dermaga, armada tangkap., rumpon dan sarana pendingin
Ada komitmen Pemda membenahi rantai pasok
Pengembangan dermaga (jetty)
Pembangunan Pabrik es, gudang dingin & ABF
Kendaraan angkut es
Kendaraan berinsulasi
*) hasil FGD
Koridor Aceh Sentra produksi TTC
untuk Sumatera
Koridor Bengkulu Produksen TTC di Pantai
Barat Sumatera Integrasi dengan
Program rantai dingin KADIN
RENCANA PENGEMBANGAN KORIDOR UJI COBA IMPLEMENTASI KONSEPSI SLIN TAHAP II
(KORIDOR PALU- P. BUTON & SUMATERA) 2014
Sentra produksi ikan
Sentra produksi/distribusi ikan
Balikpapan
Makassar
Riau
Palembang
Lampung
Jakarta Surabaya
Medan
Aceh
-
PEMANTAUAN OPERASIONAL PENGAWASAN
PENANGANAN PELANGGARAN
PENGAWASAN SD PERIKANAN
PENGAWASAN SD KELAUTAN
OPERASI KAPAL PENGAWAS
PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA
PENGAWASAN
BAKORKAMLA, TNI-AL, POLAIR
PENEGAKAN HUKUM
PENUNTUTAN. PENERAPAN
SANKI HUKUM
DJ PT: SIPI/SIKPI
DJ PB: IZIN BUDIDAYA IKAN
DJ P2HP:IZIN IMPORTASI IKAN
KEMENDAG: IZIN IMPORTASI GARAM
DJ KP3K: IZIN SURVEY DAN
PENGANGKAT-AN BMKT
DJ KP3K: DOKUMEN
PERENCANAAN PWP3K
DJ PSDKP
BKIPM SURAT PELEPASAN &
IZIN DISTRIBUSI
TERTIB PELAKSANAAN PERATURAN PER-UNDANG-UNDANGAN, UNTUK KEBERLANJUTAN
PEMANFAATAN SDKP
-
7 FOKUS RISET DAN PENGEMBANGAN IPTEK KP
Mendukung Industrialisasi Kelautan dan Perikanan a. Perikanan Budidaya (calon bibit/induk unggul tumbuh cepat untuk komoditas industrialisasi, vaksin/probiotik,
formulasi pakan bahan baku lokal memenuhi SNI, kelayakan/kesesuaian lahan dan model penerapan Iptek); b. Perikanan Tangkap (data potensi SDI dan informasi pasokan stock ikan, informasi daerah penangkapan ikan,
pemantauan kualitas lingkungan pesisir dan laut) c. Pengolahan dan Peningkatan Nilai Tambah Produk KP (teknologi pasca panen dan pengujian mutu-keamanan) d. Inovasi Teknologi Sarana dan Prasarana Kelautan dan Perikanan (Rancang Bangun Kapal Ikan, Alat Tangkap, IPAL
dst)
Pemanfaatan Energi Laut : uji coba turbin arus pasut dan analisis teknis dan ekonomis pengembangan dan pemanfaatan energi laut
Penelitian Marikultur : yang menghasikan calon induk unggul tumbuh cepat, vaksin/probiotik, sumber-sumber pakan alami dan model penerapan Iptek (kerapu, abalone dan tuna), serta Sarana Pembesaran Tuna;
Penelitian Blue Economy : pengembangan konsep Blue Economy pada kawasan prospektif (Minapolitan dan Industrialisasi)
Penelitian Farmasetika Laut : mengeksplorasi sumber bahan senyawa bioaktif dari sumberhayati laut sebagai bahan obatan dan kosmetika;
Penelitian dan Pengembangan Garam Industri : Pengembangan Produk Turunan Garam dan Garam Industri, Penataan Klaster Kawasan Industri Garam Rakyat dan Model Penerapan;
Menopang CTI : penelitian lingkungan dan keragaman genetik dan rehabilitasi habitat, variabilitas CO2, potensi penyerapan karbon laut dan dampak pengasaman laut terhadap terumbu karang.
-
Pendidikan KP
Pelatihan KP
Penyuluhan KP
BPSDM KP APARATUR
- Berpendidikan S1, S2 & S3
- Aparatur Kompeten Diklat Manajemen & Teknis
- Peningkatan Kapasitas Penyuluh
PELAKU UTAMA
-Anak Usia Sekolah - Pelaku Utama / Pemuda
Putus Sekolah - Pelaku Usaha - Penerima PUMP, PUGAR - Industrialisasi KP - PKN
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME IMPACT
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KP
PROGRAM PRIORITAS
KKP
KEGIATAN EKONOMI
MASYARAKAT KP
1. UU No 31/2004 Jo No. 45 / 2009: PERIKANAN 2. UU No. 16 /2006 : SP4K 3. UU No. 25 /2010 : RPJMN 4. UU No. 20 /2004 : SISDIKNAS 5. UU No. 17/2007 : RPJPN 2005-2025
6. UU No. 17 /2008: Pelayaran 7. UU No. 32 /2004 : Pemerintahan Daerah 8. UU No. 12 /2012 : Pendidikan Tinggi 9. UU No. 27 /2007 : Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil 10. UU No. 32/2009 : Perlindungan & Pengelolaan LH
PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN UNTUK PENGUATAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT MELALUI INDUSTRIALISASI DENGAN PENDEKATAN EKONOMI BIRU (BLUE ECONOMY)
feedback
-
SINERGI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI DAN
BLUE ECONOMY
-
BLUE
ECONOMY
INDUSTRIALISASI KP
MINAPOLITAN BASIS:
WILAYAH DAN KAWASAN
PERCEPATAN: PENINGKATAN NILAI TAMBAH
DAN DAYA SAING
PARADIGMA EKONOMI KELAUTAN & PERIKANAN
BERKELANJUTAN
EKONOMI BERBASIS KP
SINERGI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI DAN BLUE ECONOMY
-
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN EKONOMI BIRU/BLUE ECONOMY
Tranformasi Ekomoni : Dari Berbasis SDA menuju Berbasis SDA, Industri, dan Jasa
Inovatif Peningkatan nilai tambah, value, daya
saing : lapangan kerja Produk primer bermutu/bahan baku
industri/produk olahan Limbah menjadi produk daur ulang
bernilai ekonomi Berorientasi pasar domestik dan
internasional Integrasi hulu-hilir Multiplier effect : pendapatan
1. Pertumbuhan ekonomi nasional (pertumbuhan PDB, nilai ekspor, ketahanan pangan)
2. Manfaat bagi pelaku (NTN, lapangan kerja)
3. Ramah lingkungan (zero waste, keberlanjutan)
Keunggulan kompetitif berbasis keunggulan komparatif
Sinergitas pemangku pekentingan : KKP incorporated
Konektivitas
Keunggulan komparatif
Peningkatan produksi (volume)
Sus-sistem terputus
Subsisten
Berbasis SDA Berbasis SDA, Industri, dan Jasa 3 Sasaran KKP
-
DASAR :
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No Per.18/MEN/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kawasan Minapolitan
TUJUAN:
Peningkatan produksi, produktivitas, dan kualitas produk kelautan dan perikanan
Peningkatan kesejahteraan masyarakat
PENDEKATAN / STRATEGI:
Wilayah dan Sistem Manajemen Kawasan (sentra-sentra produksi)
Infrastruktur terintegrasi
KOMODITAS UNGGULAN
BERKELANJUTAN: pelestarian lingkungan
MINAPOLITAN
-
TUJUAN: Peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah dan
daya saing komoditas dan produk KP Peningkatan kesejahteraan masyarakat
PENDEKATAN / STRATEGI : Integrasi Hulu dan Hilir Konektivitas Bisnis (rantai nilai dan rantai pasok) dan Infrastruktur terintegrasi
KOMODITAS DAN PRODUK UNGGULAN: Keseimbangan produksi bahan baku dan produk akhir Penguatan pengolahan dan pemasaran
BERKELANJUTAN: Berwawasan lingkungan
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
-
TUJUAN: Peningkatan efisiensi sumberdaya alam Peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk dengan
prinsip: efisiensi SDA tanpa limbah Peningkatan pendapatan masyarakat Perluasan lapangan kerja
PENDEKATAN / STRATEGI : Integrasi sistem produksi lintas core business (bisnis utama) Konektivitas bisnis (rantai nilai dan rantai pasok) dan Infrastruktur terintegrasi
KOMODITAS DAN PRODUK UNGGULAN: Multiple commodities and products Penciptaan pasar baru (new market)
BERKELANJUTAN: Berwawasan lingkungan
BLUE ECONOMY
-
Hatchery
Benih
Produksi Udang Closed
System
Hidup Mati segar
Produk
Olahan
Restoran
Limbah Plastik
Limbah
Citosan
Citin
Pupuk/Probiotik
/Pakan
Farmasi
Industri Plastik
Sarpras Budidaya
Sumber Energi:
BBM
Listrik
Tenaga Surya
Tenaga Air
Gas
Efisiensi
Pemanfaatan Air
Rumput Laut/ikan
Industri
Peralatan Hulu
Hilir
Limbah organik
Sudah berkembang
Mulai berkembang
Belumberkembang
-
HASIL LAUT
Ikan Segar BM = 5% Kapasitas
8.028.800 ton
Gracilaria sp Gelidium sp Prod: 28.500T
Eucheuma sp Prod: 10.500T Eucheuma cott Prod: 93.500T
Sargasum sp Turbinaria sp
Rumput Laut BM = 5%
Daging
Hati
Sirip
Kepala
Silase
Kulit
Tulang
Ikan Kaleng* BM = 10%
Kap: 415.000T
Ikan Beku BM = 15%
Kap: 1.541.729T
Tepung Ikan BM = 5%
Kap: 176.245T
Minyak Ikan BM = 5%
Kap:
Makanan dari Sirip Ikan
Tepung Ikan BM = 0%
Kap: 176.245T
Pakan Ternak
Kulit Samak
Gelatin
Kerajinan Tulang
Minyak goreng
Pharmasi
Pakan Ternak
Barang Kulit
Pharmasi
Emulsifier
Bahan Gigi Buatan
Shampoo
Pasta Gigi
Sabun
Farmasi
Pakan Ternak
Pengeboran
Cat
Printing Tekstil
Kertas
Keramik
Soft Drink
Ice Cream
Susu Coklat
Roti
Jam
Fotografi
Pembuatan Kertas
Farmasi
Kosmetik
Pengolahan Air
Pengawetan Kayu
Agar-Agar BM = 5%
Kap: 23.127T
Karaginan BM = 5%
Kap: 8.400T
Alginat BM = 5%
Udang Segar BM = 5% Kap:+/-4700.000T
Udang Kaleng BM = 5%
Kap: 415.000T
Udang Beku BM = 5%
Kap: 1.587.981T
Kerupuk Udang BM = 5%
Daging BM = 5%
Limbah Kulit
Farmasi Grade
Industrial Grade
Food Grade
Khitin
Khitosan * Kap. Ikan dan udang digabung
POHON INDUSTRI HASIL LAUT: 1. IKAN SEGAR 2. UDANG 3. RUMPUT LAUT
-
Limbah TTC
Kepala
Bantalan mata
Omega 3
Tulang
Tepung untuk pupuk
Gelatin
Untuk pangan, kosmetik, medis/
farmasi
Kolagen Untuk kosmetik, medis/farmasi
Daging
Tepung untuk pakan
Fish Jelly Product (Pangan)
Minyak Minyak ikan
Daging
Daging Fish Jelly Product
Tepung untuk pakan
Minyak Minyak ikan
Kulit
Kolagen Untuk kosmetik, medis/farmasi
Gelatin Untuk pangan, kosmetik,
medis/farmasi
Tulang
Tepung Tepung untuk
pupuk
Kolagen Untuk kosmetik,
medis/farmasi
Gelatin Untuk pangan,
Kosmetik, medis/farmasi
Insang Tepung Tepung untuk
pupuk
Limbah Cair Fish Protein Concentrate
Tuna, Tongkol, dan Cakalang
Produk Utama (Segar,
Loin dan Olahan
lainnya)
MODEL INDUSTRIALISASI TUNA, TONGKOL, DAN CAKALANG MODEL BLUE ECONOMY
BLUE ECONOMY
BERBASIS TTC
-
Limbah Ikan Patin
Kepala
Tulang Tepung untuk pupuk
Gelatin
Untuk pangan, kosmetik,
medis/farmasi
Kolagen Untuk kosmetik, medis/farmasi
Daging
Tepung untuk pakan
Fish Jelly Product
Daging
Daging
Fish Jelly Product
Tepung untuk pakan
Minyak Minyak ikan
Kulit
Kolagen Untuk kosmetik, medis/farmasi
Gelatin Untuk pangan,
kosmetik, medis/farmasi
Tulang
Tepung Tepung untuk pupuk
Kolagen Untuk kosmetik,
medis/farmasi
Gelatin Untuk pangan,
Kosmetik, medis/farmasi
Insang Tepung Tepung untuk pupuk
Limbah Cair
Fish Protein Concentrate
PATIN
Produk Utama (Segar,
Filet dan Olahan
lainnya)
MODEL INDUSTRIALISASI PATIN MODEL BLUE ECONOMY
-
MODEL INDUSTRIALISASI UDANG BERBASIS BLUE ECONOMY
Value added
Tepung Kepala Udang
-
Pertanian (Pupuk, perawat benih, fungisida,
bakterisida, nematocides)
Chitin
Medical Grade (kosmetik, salep, obat2an,
benang operasi, bedah tulang, balut luka)
Chitosan
Industrial Grade (pengolahan air, kertas,
mengolah limbah, penghilang ion logam)
Food Grade (pengawet alami,
fat blocker, rasa, aditif, anti kolesterol, keseimbangan makkanan)
PRODUK TURUNAN DARI LIMBAH
UDANG DAN CRUSTACEA
Kulit, kepala (udang,
kepiting, rajungan, cumi)
-
KERANG MUTIARA DAN PRODUK TURUNANNYA
Kerang Mutiara
Butiran Mutiara (Produk Utama)
Kulit Kerang Mutiara (Produk Turunan)
Daging (Produk Turunan)
Powder penanganan kerang Mutiara (Produk
Turunan)
Produk Perhiasan dan
Kerajinan
Kosmetik / Farmasi
Makanan Olahan
Produk Perhiasan
-
TERIMA KASIH
top related