skripsi analisis perhitungan job order costing tri …
Post on 15-Feb-2022
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
iv
SKRIPSI
ANALISIS PERHITUNGAN JOB ORDER COSTING UNTUK
MENETAPKAN HARGA POKOK PRODUKSI
DAN HARGA POKOK PENJUALAN
PADA UNIT PERCETAKAN
( PERUSDA HOLDING COMPANY GOWA MANDIRI )
TRI WULANDARI
10573 02479 11
FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
v
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Analisis Perhitungan Job Order Costing untukMenetapkan Harga Pokok Produksi dan HargaPokok Penjualan pada Unit Percetakan PERUSDAHolding Company Giowa Mandiri
Nama : TRI WULANDARI
Stambuk : 10573 02479 11
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah di seminar hasilkan dan diujikan pada tanggal 09 juli 2015 dan layakdiujikan pada ujian skripsi.
Menyetujui;
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Drs. H. Hamzah Limpo, MS. Muttiarni, SE, M.Si
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Prodi Akuntansi
Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A Ismail Badollahi, SE,.M.Si, Ak,CA
NBM: 497794 NBM:1073428
vii
ABSTRAK
Tri Wulandari. 2015. Analisis Perhitungan Job Order Costing UntukMenetapkan Harga Pokok Produksi Dan Harga Pokok Penjualan Pada UnitPercetakan PERUSDA Holding Company Gowa Mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan Job Order Costingdalam menetapkan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan Pada UnitPercetakan PERUSDA Holding Company Gowa Mandiri. Adapun tehnikpengumpulan data yaitu data dokumentasi, dan metode yang digunakan adalahAnalisis deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan penetapan harga pokok produksidan harga pokok penjualan dengan metode perhitungan Job Order Costing.
Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa denganmenggunakan metode Job Order Costing dalam menentukan Harga PokokProduksi dan harga Pokok Penjualan maka dapat diketahui perkembangan hargapokok penjualan yang ditetapkan oleh PD.Karya Gowa yang mengalami kenaikanterus selama dua tahun terakhir menurut perusahaan, sedangkan menurutperhitungan Job Order Costing perusahaan mengalami kerugian. hal inimenunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara pencatatan menurutperusahaan dengan metode Job Order Costing.
Kata Kunci : Harga Pokok Produksi, Harga Pokok Penjualan, Job Order Costing
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
karya ini kupersembahkan kepada kedua orang
tuaku yang tersayang atas segala bentuk
dukungan, kasih sayang, perhatian dan segala
pengorbanan demi kesuksesanku, buat saudari -
saudariku, sahabat dan orang-orang yang telah
bersedia bersama memberikan doa, dan
dukungan.
Sesuatu yang didapatkan membuatnya makin berharga.Jadi, kesulitan itu menyimpan nikmat tersendiri
(Ippo ‘right’ Santosa)
“ Ketika kamu jatuh jangan tetap di bawah jatuh bukanberarti kalah, itu hanya berarti kamu harus bangkit dan
kembali mencoba
Jangan pernah berhenti untuk terus belajar, karena daribelajar kamu tidak pernah kehabisan akal.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb.
Alhamdulillah Rabbal Alamin. Dengan segala kerendahan hati penulis
memanjatkan puji syukur kehadirat Illahi Robbi dan berkat Rahmat serta
Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul :
“ Analisis Perhitungan Job Order Costing untuk Menetapkan Harga
Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan pada unit Percetakan
PERUSDA Holding Company Gowa Mandiri ”. Adapun maksud dari
penyusunan ini untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat untuk
memenuhi persyaratan akademik untuk memperoleh gelar sarjana akuntansi
pada fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dalam mengolah data maupun
dalam penyajiannya, yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan serta pemahaman penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran terhadap skripsi ini untuk menyempurnakan penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari
bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada :
1. Terspecial buat kedua Orangtua ku Husni Thamrin dan Kasmini
Aryanti atas doa dan kasih sayangnya yang tak pernah letih
mengarahkan, membimbing penulis dan memberikan dukungan
x
baik moral maupun materi dan buat kakak tersayang yang
senantiasa memberi support.
2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makasar.
3. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE. MA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Drs. H. Hamzah Limpo, MS selaku pembimbing I, yang
dengan tulus memberikan nasehat serta meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dan petunjuk selama penyusunan
proposal ini.
5. Ibu Muttiarni, SE. M.Si selaku pembimbing II, yang sudah
memberikan masukan dan bimbingan dalam proses penyusunan
proposal ini.
6. Pimpinan PERUSDA Holding Company Gowa Mandiri beserta
karyawannya yang senantiasa meluangkan waktunya dalam
membantu penulis
7. Ichwan S.pd yang tak pernah berhenti mensupport penulis pada
proses penyusunan skripsi ini.
8. Teman-teman Seperjuanganku Nurul, Risna, Iin, Dwi, Anti, Rezky,
Tuti, Darmi, Irha yang tetap setia menjadi teman sharing dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh teman-temanku kelas Ak.3 2011 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu semangat semuanya dalam proses akhir
xi
perkuliahan ini, semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan
dan menunjukkan kita kepada keberhasilan. Amin.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Makassar, Juni 2015
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................
ABSTRAK ....................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Biaya .................................................................. 5
B. Sistem Perhitungan Biaya ..................................................... 12
C. Pengertian Job Order Costing ............................................. 17
D. Pengertian Harga Pokok Produksi ....................................... 25
E. Pengertian Harga Jual .......................................................... 29
F. Kerangka Pikir .................................................................... 35
G. Hipotesis ............................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 37
B. Metode Pengumpulan Data .................................................. 37
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 38
D. Metode Analisis .................................................................. 39
xiii
BAB IV SEJARAH PERUSAHAAN
A. Profil Singkat Perusahaan .................................................... 41
B. Sejarah Singkat ................................................................... 42
C. System Manajemen ............................................................. 43
D. Struktur Organisasi ............................................................. 45
E. Data Perlengkapan dan Peralatan ...................................... 46
BAB V PEMBAHASAN
A. Proses Produksi .................................................................. 47
B. Jumlah Produksi ................................................................ 49
C. Biaya Produksi .......................................................... ......... 51
D. Komponen Harga Pokok Produksi .................................... 56
E. Perhitungan Harga pokok Penjualan .................................. 63
F. Analisis Pembahasan ................................................... 67
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 68
B. Saran .............................................................................. 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ........................................................................ 35
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 45
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Peralatan Dan Perlengkapan .................................................. 46
Tabel 5.1 Jumlah Produksi .............................................................................. 49
Tabel 5.2 Biaya Produksi ................................................................................ 52
Tabel 5.3 Biaya Produksi Karcis ..................................................................... 52
Tabel 5.4 Biaya Produksi Tiket Retribusi......................................................... 54
Tabel 5.5 Harga Jual Tahun............................................................................. 65
Tabel 5.3 Kartu Harga Pokok Pesanan ............................................................ 66
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Carter, William K.. 2009. Akuntansi Biaya. Penerjemah : Krista. Buku 1 EdisiKe 14. Salemba Empat. Jakarta.
Drs. Mulyadi, M.Sc. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi ke 5. Yogyakarta: BagianPenerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Diane Pudjiastuti. 2003. Peranan Job Order Costing Method Dalam MenetapkanHarga Pokok Produksi. Dalam Skripsi. Fakultas Ekonomi UniversitasWidyatama. Bandung.
Edward J. Blocher, David E. Stout, Gary Cokins, 2011, Manajemen Biaya, dialihbahasakan oleh David Wijaya, Edisi ke 5, Salemba Empat, Jakarta Selatan.
Iman Firmansyah. Akuntansi Biaya. Cetakan I. Bandung: Bagian PenerbitanDunia Cerdas,2001.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi ke 3. Salemba Empat. Jakarta.Produksi-dan-harga-pokok-penjualan. Html.
Ray. H, Garrison, 2000, Managerial Accounting, 9 Edition, Adivision of TheMogrow-Hill. Company.
Putri, Marsel. 2007. “ Analisis Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan JobOrder Costing Method . Dalam jurnal. Fakultas Ekonomi JurusanAkuntansi: Jakarta.
Weygandt, Jerry. J. et al. 2007. Accounting Principle. Jakarta : Salemba Empat.
http://www.wawasanpendidikan.com/2014/11/pengertian-harga-pokok-produksi-dan-harga-pokok-penjualan.html.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok
produksi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan, sebab apabila
pimpinan kurang tepat di dalam menentukan harga pokok produksi
mengakibatkkan konsumen beralih ke perusahaan yang lain sehingga
kemungkinan pesanan akan berkurang. Akibat dari hal tersebut volume penjualan
akan berkurang sehingga tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Oleh karena itu
kesalahan di dalam perhitungan harga pokok produksi harus di hindarkan agar
perusahaan dapat berjalan dengan baik dan kontiunitas perusahaan lebih terjamin.
Dengan tajamnya persaingan tersebut perusahaan dituntut mampu
menghadapi persaingan yang ada. Karena secara langsung akan mempengaruhi
kelangsungan hidup usahanya, mengingat penjualan dari produk yang dihasilkan
merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan. Untuk mengatasi hal itu,
dituntut untuk mengantisipatif terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam
persaingan, yaitu dengan cara penentuan harga jual.
Penentuan harga jual yang tidak tepat sering berakibat fatal pada masalah
keuangan dan akan mempengaruhi kontiunitas usaha tersebut. Ketidaktepatan
akan menimbulkan resiko, misalnya kerugian yang terus menerus atau
menimbunnya produk di gudang karena macetnya pemasaran. Untuk itu
perusahaan harus menetapkan harga jualnya secara tepat karena harga merupakan
2
satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau
pendapatan bagi usaha tersebut. Harga jual adalah harga yang diperoleh dari
penjumlahan biaya produksi, biaya non produksi serta laba yang di harapkan.
Keberhasilan perusahaan adalah sangat tergantung dari keterampilan atau
kecermatan dari pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya demi
kelangsungan hidupnya. Suatu perusahaan dikatakan berhasil di dalam mencapai
tujuan utamanya apabila dapat memperoleh keuntungan dan perlu memperhatikan
faktor efisien.
Kebijaksanaan untuk produksi di bidang jasa percetakan yang perlu
diperhatikan dalam aktivitas perusahaan ialah bagaimana pimpinan perusahaan
menentukan suatu tingkat harga produksi yang dihasilkan agar dapat dijangkau
oleh konsumen dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Dalam rangka meningkatkan produksi di bidang jasa percetakan, maka
perhatian produksi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan yang relevan dengan
biaya dalam proses berpengaruh terhadap kualitas produksi apabila biaya ditekan
untuk membiayai produksi.
Untuk memperoleh laba dari kegiatan operasionalnya dalam berbagai faktor
diperhatikan seperti penghasilan dan biaya yang lebih rendah dari penghasilan itu,
perusahaan dapat mencapai laba yang diinginkan. Dalam upaya mencari laba yang
besar perusahaan harus mampu memproduksi dalam jumlah yang besar dan
tingkatan harga tertentu.
Keinginan perusahaan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya,
perusahaan harus meningkatkan kualitas dan mutu produk agar hasil dapat
3
bersaing di pasar dan tetap konsumen memperhatikan. Selama ini disebabkan
karena adanya penetapan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan
sebelum dikalkulasi sejumlah biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan,
karena hasil produksi diserahkan pada bagian pemasaran untuk menetapkan harga
produksi.
Perhatian pada produsen di bidang jasa percetakan tidak terbatas pada
persediaan barang atau hasil produksinya saja, tetapi juga bagaiman barang itu
dapat mencapai pasar. Pasar yang dimaksud disini adalah terdiri dari pelanggan
potensial dengan kebutuhan dan keinginan tertentu atau tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli yang saling berintraksaksi dapat terjadinya transaksi jual beli.
Sehubungan dengan uraian diatas, maka salah satu kebijakan perusahaan
untuk mencapai keuntungan adalah dengan cara analisis perhitungan Job Order
Costing untuk menetapkan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan.
Oleh karena itu perusahaan harus mampu dalam menetapkan harga sebagai
pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dalam bidang produksi maupun
dibidang perencanaan laba dan keuntungan.
Perusahan ini bergerak dalam bidang jasa percetakan di daerah Gowa dan
sekitar atas dasar untuk memenuhi tuntutan permintaan konsumen terhadap harga
jual yang dapat disesuaikan dengan kondisi pasar pada masa sekarang, maka
politik pemasaran barang dagangan dapat lancar di pasar. Dalam menjalankan
usahanya, “Perusda Holding Company Gowa Mandiri” memiliki unit-unit bisnis
yang bertujuan untuk mengumpulkan laba agar dapat berfungsi secara maksimal
sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah kabupaten Gowa.
4
Berdasarkan latar belakang,maka penulis bertitik tolak pada judul “Analisis
Perhitungan Job Order Costing Untuk menetapkan Harga Pokok Produksi dan
Harga Pokok Penjualan pada unit percetakan PERUSDA Holding Company
Gowa Mandiri.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi
masalah pokok dalam pembahasan ini adalah : “Apakah metode perhitungan
harga pokok produksi dan harga pokok penjualan pada unit percetakan yang
digunakan oleh PERUSDA Holding Company Gowa Mandiri telah sesuai dengan
teori perhitungan Job Order Costing yang berlaku? ”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan Job Order
Costing dalam menetapkan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan masukan atau informasi bagi pimpinan perusahaan untuk
mengambil keputusan dalam menentukan harga pokok produk ataupun
harga jual dan untuk menjadi acuan dalam memenuhi kepuasaan
konsumen.
b. Sebagai referensi bagi yang ingin mengadakan penelitian lanjutan untuk
obyek yang sama guna menambah pengetahuan serta wawasan bagi
penulis itu sendiri.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan klasifikasi Biaya
1. Pengertian Biaya
Menentukan biaya yang akurat dari suatu produk atau jasa sangatlah penting
bagi keberhasilan perusahaan di sebagian besar industri. Sebagai contoh, Smith
Febrication Inc. Di Kent, Washington (www.Smithfabinc.com), menggunakan
sistem perhitungan biaya produk untuk mengestimasikan biaya dan membebankan
pelanggan atas produk. Metode perhitungan biaya produk yang digunakan
memberikan nilai kompetitif, yaitu dengan menyediakan informasi biaya akurat
dalam bentuk yang dapat di mengerti oleh pelanggan. Demikian pula, Hammert’s
iron Works di St. Louis, Missouri (http://www.hamnertertsiron.com)
menggunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan dengan sistem
pelaporan tenaga kerja dan bahan baku dalam waktu nyata untuk memberikan
kemampuan menghitung bahan baku dan tenaga kerja secara akurat pada titik
tertentu dalam proses produksi, penting untuk mengelola proses pesanan serta
meningkatkan pelayanan pelanggan.
Mulyadi (2014:40) biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang
dapat diukur dalam satuan uang, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi
untuk tujuan tertentu. Biaya juga diartikan sebagai pengeluaran-pengeluaran atau
kewajiban-kewajiban yang timbul dalam hal memproduksi barang atau jasa.
Adapun ketiga komponen suatu produk, yaitu :
6
a. Bahan baku langsung, bahan-bahan yang dapat dengan mudah dan
langsung diidentifikasikan dengan barang jadi atau menjadi bahan
utama umtuk memproduksi produk.
b. Tenaga kerja langsung, sebagai tenaga kerja secara fisik atau
mental yang dikeluarkan oleh para karyawan/pegawai untuk
kegiatan produksi yang dimana upah para pekerja yang secara
langsung membuat produk dan jasanya dapat langsung
diperhitungkan kedalam harga pokok produksi.
c. Overhead pabrik, biaya-biaya pabrik, selain bahan baku dan tenaga
kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara
langsung dengan brang yang dihasilkan, contoh dari BOP adalah
sebagai berikut :
1) Bahan pembantu/bahan penolong, misalnya perlengkapan
pabrik.
2) Tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang
pekerjaannya tidak dapat diidentifikasi secara langsung dengan
barang yang dihasilkan, misalnya gaji supervisor, konsultan
atau mandor pabrik.
3) Penyusutan aktiva tetap pabrik.
4) Reparasi dan pemeliharaan.
5) Asuransi pabrik.
Berbicara mengenai masalah biaya merupakan suatu masalah yang cukup
luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan. Oleh
7
Winardi, ( 2000:147), menyatakan bahwa bahwa bilamana kita memperhatikan
biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu proses produksi, maka dapat
dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang merupakan biaya bagi produsen adalah
mendapat bagi pihak yang memberikan faktor produksi yang terbaik pada
perusahaan bersangkutan untuk produksi berkualitas.
Demikian halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak
yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. Dalam Kamus Besar
Akuntansi (2002:247) mengungkapkan pengertian biaya adalah sebagai berikut:
“ Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi atau mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan. Dalam
pengertian akuntansi, cost berarti pengeluaran-pengeluaran atau kewajiban-
kewajiban yang timbul dalam hal memproduksi suatu barang dan jasa. Istilah cost
dan expense sering dikacaukan. Cost merupakan pengorbanan semula yang dapat
dibebankan terhadap pendapatan segera atau ditetapkan sebagai suatu aktiva pada
suatu periode tertentu. Sedangkan expense menunjukkan suatu beban terhadap
pendapatan.”
2. Penggolongan Biaya
Biaya digolongkan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan
biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan
penggolongan tersebut.
8
Menurut Mulyadi (2014:13) mengungkapkan bahwa biaya dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Objek Pengeluaran.
b. Fungsi pokok dalam perusahaan.
c. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan
e. Jangka waktu manfaatnya
Uraian dari masing-masing penggolongan biaya diatas adalah sebagai
berikut:
1) Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan
dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah
bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan
bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.
2) Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi adminstrasi dan umum. Oleh
karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok :
a) Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Menurut obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi
9
ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost).
b) Biaya pemasaran. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah
biaya iklan; biaya promosi, biaya angkutan dari gudang
perusahaan ke gudang pembeli; gaji karyawan bagian-bagian
yang melaksanakan kegiatan pemasaran; biaya contoh (sample).
c) Biaya administrasi dan umum. Merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan,
akuntansi, personalia, dan bagian hubungan masyarakat; biaya
pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy.
1) Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang
Dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan:
a) Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang
penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang
dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka
biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya
langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang
dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.
10
b) Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadinya
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan
istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik
(factory overhead costs).
2) Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya
dengan Perubahan Volume Kegiatan.Dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi :
a) Biaya variabel adalah biaya yang berubah yang sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
b) Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel
mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variable.
c) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada
volume produksi tertentu.
d) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur
produksi.
3) Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya , biaya dapat
dibagi menjadi dua: pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.
11
a) Pengeluaran Modal (capital expenditures). Pengeluaran modal
adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode
akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun
kalender). Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk
pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap,
untuk promosi besar-besaran, dan untuk pengeluaran untuk riset
dan pengembangan suatu produk.
b) Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditures). Pengeluaran
pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam
periode akuntansi terjadinya pengeluaran. Pada saat terjadinya,
pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan
dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari
pengeluaran biaya tersebut. Contoh pengeluaran pendapatan
antara lain adalah biaya iklan, dan biaya tenaga kerja.
Menurut Mulyadi (2005: 14), biaya produksi merupakan biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi yang siap untuk dijual.
Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007: 10), Biaya produksi adalah
biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.
Menurut Hansen Mowen (2006: 19), Biaya produksi adalah biaya yang
terkait dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.
12
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya
produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi dan harus dikeluarkan
untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual.
B. Sistem Perhitungan Biaya
1. Pengertian Perhitungan Biaya
Perhitungan biaya(costing) merupakan proses pengumpulan,
pengelompokan dan pembebanan biaya bahan baku langsung , tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik pada produk, jasa atau proyek. Dalam
mengembangkan sistem perhitungan biaya tertentu agar sesuai dengan perusahaan
tertentu, akuntan manajemen harus membuat tiga pilihan, salah satu dari masing-
masing ketiga pilihan mengikuti karakteristik metode perhitungan biaya sebagai
berikut :
a. Metode akumulasi biaya (Cost Accumulation Method), perhitungan
biaya berdasarkan pesanan (Job Costing), atau perhitungan biaya
berdasarkan proses (Process Costing), atau perhitungan biaya
berdasarkan gabungan ( Joint Costing).
b. Metode pengukuran biaya ( Cost Measurement Method), perhitungan
biaya aktual, normal, atau standar.
c. Metode pembebanan overhead (Overhead Assignment method)
berdasarkan volume atau berdasarkan aktivitas (Activity based
Costing).
13
Setiap sistem perhitungan biaya produk akan merefleksikan ketiga pilihan
tersebut karena kombinasi pilihan tersebut sangat sesuai dengan operasi dan
tujuan strategi perusahaan. Pilihan sistem tertentu tergantung pada sifat industri
dan produk atau jasa, strategi perusahaan, dan kebutuhan informasi bagi pihak
manajemen, serta biaya dan manfaat dari perolehan, perancangan, perubahan, dan
pelaksanaan sistem tertentu.
Sebagaimana sifatnya suatu perusahaan bisa bertahan lama untuk
mempertahankan kontinuitas produksi dan mutu kwalitas, karena perusahaan
memperhatikan selera harga dan kondisi konsumen dimana berada harus
disesuaikan.
Dalam menguraikan pengertian produksi oleh beberapa ahli ekonomi seperti
Sofyan Assauri (2000 : 7), menyatakan bahwa produksi adalah segala kegiatan
dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) barang dan jasa pada suatu
perusahaan.
Sedangkan menurut Martin Kenneth, yang diterjemahkan oleh Mulyadi
dalam pengertian produksi menyatakan bahwa produksi itu merupakan prosedur
desain barang dan jasa sebagai output serta sebagai produk terakhir input element.
Berdasarkan dari kedua definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa produksi adalah suatu usaha untuk menambah nilai guna suatu
barang dan jasa. Jadi barang yang diproduksi mengalami tahapan tersendiri
dengan mempunyai kegunaan tertentu.
14
Selanjutnya akan dikemukakan arti kualitas (mutu) oleh Sofyan Assauri,
(2000; 221) mengemukakan bahwa mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang
terdapat dalam suatu hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai
dengan tujuan untuk apa barang tersebut dibuat.
Sesuai dengan pengertian di atas ada beberapa faktor yang dapat
menghasilkan barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :
a. Faktor produksi tanah
b. Faktor produksi modal
c. Faktor produksi tenaga kerja
Sesuai dengan definisi tersebut di atas, menyebutkan bahwa unsur
keberhati-hatian dalam mempertahankan hasil produksi, karena hasil produksi
inilah yang merupakan pengendalian mutu untuk berperan serta dalam bersaing
di pasar.
Dalam hubungannya dengan pengertian diatas, maka dapat dibagi dalam
beberapa tahap yang mempunyai bagian dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut :
a. Grade yaitu sifat kelakuan, kemiripan, tingkat reabilitas tingkat
operasinya dan lain-lain.
b. Fitenss for use menunjukkan tingkat produk produk yang mana
memberikan kepuasan.
c. Consistency in characteristic adalah suatu kumpulan spesifikasi
untuk setiap komponen dari produk itu. Bilamana produk terakhir
15
sesuai dengan spesifikasi design atau maka disebut consistency atau
quality of conformance (mutu sesuai dengan karakteristiknya).
Jadi setiap perusahaan pabrik/pengolahan dengan menetapkan suatu
standard. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan suatu
standard dikemukakan oleh Harding (2001 ; 58), menyatakan bahwa :
a. Memenuhi syarat kegunaan yang ditetapkan
b. Memenuhi standard kualitas perusahaan
c. Diproduksi dengan peralatan yang ada sekarang.
Pengertian produksi diatas dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan
faktor-faktor produksi sekaligus, maka akan diperoleh suatu faedah dalam
memenuhi kebutuhan atau pemenuhan kebutuhan pertanian yang dihasilkan
akibat bekerjanya faktor-faktor produksi sekaligus saling terkait dengan satu sama
lainnya.
2. Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Untuk dapat menghasilkan suatu perhitungan biaya produksi diperlukan
suatu proses pengumpulan dari biaya-biaya yang terjadi atas suatu produk. Proses
pengumpulan biaya produksi dimulai dari proses mendapat bahan mentah sampai
kepada pengakuan produk selesai. Oleh karena itu sebelum dikemukakan tentang
metode pengumpulan biaya produksi dikemukakan dulu langkah-langkah dalam
proses produksi.
Ada enam langkah dasar dalam proses produksi, yakni:
a. Mendapatkan bahan mentah
16
b. Permintaan bahan mentah
c. Penggunaan tenaga kerja
d. Pengakuan biaya overhead pabrik
e. Pengalokasian dan pembebanan biaya overhead
f. Pengakuan produk selesai
Adapun metode pengumpulan biaya produksi tidak akan terlepas dari
keenam langkah proses produksi tersebut dan ditentukan oleh sifat dari
pengolahan produk yang diproduksi. Pengolahan suatu produk bisa atau mungkin
atas dasar pesanan dari pelanggan atau mungkin pula atas dasar produksi massa
yang dilakukan perusahaan. Menurut Abdul Halim (2007:20), metode
pengumpulan biaya produksi terbagi atas metode harga pokok pesanan dan
metode harga pokok proses.
a. Metode Harga Pokok Pesanan
Pada metode ini harga pokok (biaya produksi) dikumpulkan atas
dasar pekerjaan-pekerjaan atau pesanan-pesanan yang diterima dari
langganan/pembeli mulai dari satu unit pesanan sampai kepada suatu
partai besar yang diproses pada saat yang sama.
b. Metode Harga Pokok Proses
Pada metode ini, harga pokok (biaya produksi) dikumpulkan atas
dasar proses atau departemen untuk suatu periode tertentu, biasanya
satu bulan. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya produksi
tidak langsung (overhead) yang dibebankan, dibebankan pada
rekening-rekening barang dalam proses setiap departemen. Pada setiap
17
akhir periode, total harga pokok yang terjadi (biaya produksi) yang
terjadi pada suatu departemen dibagi dengan jumlah unit yang selesai
diproduksi akan menghasilkan harga pokok per unit departemen yang
bersangkutan.
C. Job Order Costing
1. Definisi Job Order Costing
Blocher, stout, cokins (2011:152) Perhitungan biaya berdasarkan pesanan
merupakan sistem perhitungan biaya yang mengakumulasikan biaya dan
membebankannya pada pesanan, pelanggan, proyek, atau kontrak tertentu.
Dokumen pendukung dasar dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan
adalah kartu biaya pesanan ( Job Cost Sheet). Kartu ini mencatat dan meringkas
biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk
pekerjaan tertentu.
Menurut Mulyadi (2014:161), dalam metode harga pokok pesanan, biaya
produksi dikumpulkan per pesanan dengan menggunakan kartu harga pokok, yang
merupakan rincian rekening kontrol barang dalam proses didalam buku besar,
berdasarkan biaya produksi variabel yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok
produk ini, harga pokok produk jadi dan produk dalam proses dihitung dan
dicatat.
Iman firmansyah (2013:60) Harga pokok pesanan (Job Order Costing )
adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat
berdasarkan pesanan. Metode harga pokok pesanan dirancang untuk mengawasi
18
biaya prusahaan dalam menghasilkan atau mengerjakan masing-masing pekerjaan
pesanan.
Harga pokok pesanan merupakan cara perhitungan harga pokok produksi
untuk produk yang dibuat sesuai pesanan dengan metode dirancang untuk
mengawasi biaya perusahaan dalam menghasilkan atau mengerjakan masing-
masing pekerjaaan pesanan.
Adapun menurut pendapat iman tentang karakteristik biaya pesanan:
a. Sifat produksinya terputus-putus, tergantung pada pesanan yang
diterima.
b. Bentuk produk tergantung dari spesifik pemesan.
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan
yang memuat rincian untuk masing-masing pesanan.
d. Total biaya produksi dikalkulasi setelah pesanan selesai.
e. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi total biaya produksi
dengan total unit yang dipesan.
f. Akumulasi biaya umumnya menggunakan biaya normal.
g. Produk yang sudah selesai langsung diserahkan pada pemesan.
Kartu biaya pesanan adalah dokumen dasar dalam penentuan biaya pesanan
yang mengakumulasi biaya-biaya untuk setiap pesanan. Biaya diakumulasikan
setiap bacth atau loy dalam sistem biaya pesanan menunjukkan bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik yang dibebankan
untuk suatu pesanan.
19
2. Manfaat Job Order Costing
Menurut Mulyadi (2014:39) dalam perusahaan yang diproduksinya
berdasarkan pesanan, informasi harga pokok per pesanan bermanfaat bagi
manajemen untuk :
a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
c. Memantau realisasi biaya produksi.
d. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca.
Jadi, dalam penentuan perhitungan harga pokok secara pesanan perusahaan
perlu memperhatikan penggunaaan sumber daya untuk masing-masing pesanan.
3. Karakteristik Job Order Costing Method
Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan
yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan
memiliki karakteristik sebagi berikut :
a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan
spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga
pokok produksinya secara individual.
b. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan
produk menjadi dua kelompok berikut ini ; biaya produksi langsung
dan biaya produksi tidak langsung.
20
c. Biaya produksi langsung terdiri dari bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut
dengan istilah biaya overhead pabrik.
d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok
produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya
terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan kedalam
harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
e. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai
diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Sehingga Job Order, Job atau pesanan adalah suatu satuan akuntansi yang
di bebankan biaya bahan, upah, dan biaya overhead dengan menggunakan nomor-
nomor Order, biaya untuk disetiap pesanan yang dikerjakan untuk pelanggan
tertentu dicatat dalam suatu kartu yang disebut kartu biaya Job Order ( Job Order
Cost Sheet). kartu induknya disusun untuk mengumpulkan semua biaya bahan,
upah, dan biaya overhead yang dibebankan khusus pada pesanan yang
bersangkutan. dapat juga disimpulkan harga pokok pesanan merupakan sistem
akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak,
atau tumpukan produk yang spesifik.
4. Pengumpulan Biaya Produksi dalam Metode Harga Pokok Pesanan
Adapun teknik pengumpulan biaya produksi dalam metode harga pokok
pesanan sebagai berikut :
21
a. Pencatatan Biaya Bahan Baku (BBB)
Pencatatan BBB di bagi menjadi dua prosedur, yaitu sebagai berikut :
1) Prosedur pencatatan pembelian bahan baku, jurnalnya sebagai berikut:
Persediaan Bahan Baku xxx
Utang Dagang / kas xxx
2) Prosedur pencatatan pemakaian bahan baku, menggunakan metode
mutasi persediaan (perpectual). Dalam setiap pemakaian bahan baku
harus diketahui pesanan mana yang memerlukannya. Jurnalnya
sebagai berikut:
Barang dalam proses-Biaya Bahan Baku xxx
Persediaan Bahan Baku xxx
b. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
Diperlukan pengumpulan dua macam jam kerja, yaitu jam kerja total selama
periode kerja tertentu dan jam kerja yang digunakan untuk mengerjakan setiap
pesanan. Perusahaan harus mencatat penggunaan jam kerja masing-masing
karyawan untuk mengerjakan pesanan ( masing-masing karyawan dibuatkan kartu
jam kerja/ Job Time Ticket). Jurnal untuk pembagian upah adalah sebagai berikut :
Barang dalam proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Gaji dan Upah xxx
c. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik (BOP)
1) Klasifikasi BOP
dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu sebagai berikut :
22
a) Biaya bahan penolong.
b) Biaya reparasi dan pemeliharaan, berupa pemakaian persediaan
spareparts dan persediaan supplies pabrik.
c) Biaya tenaga kerja tak langsung.
d) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
(contoh : biaya penyusutan aktiva tetap).
e) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu (contoh :
terpakainya asuransi dibayar di muka).
f) Biaya Overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan
pengeluaran tunai ( contoh : biaya reparasi mesin pabrik, biaya listrik).
g) BOP dalam metode harga pokok pesanan harus dibebankan kepada
setiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
2) Penentuan tarif BOP
Bop yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan selama satu tahun yang
sama, kemudian pada akhir tahun dibandingkan dengan yang dibebankan
kepada produk atas dasar tarif. Tarif BOP ditentukan pada awal
tahun/periode dengan cara berikut ini :
Tarif BOP :
Dasar pembebanan BOP :
a) Satuan produk.
b) Biaya bahan baku.
23
c) Biaya tenaga kerja langsung.
d) Jam tenaga kerja langsung.
e) Jam mesin.
d. Pencatatan BOP yang dibebankan kepada produk
Barang dalam proses-Biaya Overhead Pabrik xxx
Biaya Overhead Pabrik dibebankan xxx
Jurnal penutupan rekening biaya Overhead pabrik yang di bebankan (untuk
mempertemukan BOP dibebankan dengan BOP sesungguhnya).
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
e. Pencatatan BOP yang sesungguhnya
1) Pemakaian bahan penolong :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
Persediaan Bahan Penolong xxx
2) Pencatatan biaya tenaga kerja tak langsung
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
Gaji dan Upah xxx
f. Pencatatan produk selesai
Biaya produksi yang telah dikumpulkan dalam “kartu harga pokok” dijumlah
dan dikeluarkan dari rekening “ barang dalam proses” dengan jurnal sebagai
berikut :
24
Persediaan Produk Jadi xxx
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku xxx
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xxx
g. Pencatatan harga pokok yang dijual
Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dalam rekening
harga pokok penjualan dan rekening persediaan produk jadi, jurnal sebagai
berikut :
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Produk Jadi xxx
h. Pencatatan pendapatan penjualan produk
Pendepatan yang diperoleh dari penjualan produk pada pemesan dicatat
dengan mendebit rekening piutang dagang dan mengkredit rekening hasil
penjualan, jurnal sebagai berikut :
Piutang Dagang xxx
Hasil Penjualan xxx
5. Metode Pencatatan Job Order Costing
Adapun metodenya sebagai berikut:
a. Harus pencatatan biaya pada pembeli bahan diadakan jurnal
pembelian tunai maupun kredit.
b. Dari jurnal pembelian tersebut dipindahkan kedalam buku kontrol.
c. Setiap pesanan diberikan nomor kode identifikasi dari pesanan
tersebut.
25
d. Membuat daftar hadir karyawan dan daftar jangka waktu
penyelesaian pesanan.
e. Membuat daftar upah buruh sesuai dengan jumlah jam kerja untuk
menyelesaikan pesanan.
f. Pembebanan biaya umum pabrik melalui penafsiran biaya dari total
biaya umum pabrik yang telah dianggarankan ( budgeting).
g. Dari penafsiran biaya umum pabrik per unit dialokasikan kedalam
jumlah unit yang diproduksi.
h. Membuat kartu harga pokok ( Job Cost sheet) untuk mengetahui
berapa biaya produksi untuk menyelesaikan unit produk.
D. Pengertian dan Tujuan Penetapan Harga Pokok Produksi
1. Pengertian Harga Pokok Produksi
Iman Firmansyah (2013:57) Harga pokok produksi adalah penjumlahan
seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan
baku menjadi produk jadi.
Suatu perusahaan perlu menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan
karena harga pokok merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi harga
jual dasar dan penentuan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
pengolahan perusahaan. Karena dimana tujuan Harga pokok produksi untuk
menentukan keuntungan dari diperoleh suatu perusahaan.
Pengumpulan atau perhitungan harga pokok produksi dimulai dengan
menjumlahkan biaya-biaya produksi yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya
26
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya
yang dibebankan pada pekerjaan pada suatu periode.
Untuk mendapatkan gambaran tentang perhitungan harga pokok produksi,
penulis memperlihatkan contoh perhitungan sederhana sebagaimana dikemukakan
oleh Suharwan sebagai beberikut :
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Untuk Jenis Perusahaan Dagang
Persediaan awal barang dagangan Rp. ............
Pembelian barang dagangan ' ............
Jumlah barang dagangan yang siap dijual Rp. ............
Persediaan akhir barang dagangan ' ............
Harga Pokok Produksi Rp. ...........
Sedangkan harga pokok produksi (HPP) untuk jenis perusahaan industri
(manufacturing), yang tidak mempunyai barang setengah jadi, dengan
membandingkan perhitungan harga pokok penjualan pada perusahaan industri
yang memproduksi pada suatu tertentu dan sudah dikenal oleh masyarakat
konsumen.
Mengingat pentingnya suatu produksi pada perusahaan industri dengan
memperhitungkan yang berdasarkan persediaan bahan baku yang harus diadakan
27
pengendalian, agar produk tersebut dapat dipertahankan mutu dan kualitas produk
terjamin.
Untuk memproduksi barang yang setengah jadi membutuhkan waktu dalam
proses produksi, sehingga dalam bahan baku telah diadakan pengendalian terlebih
dahulu yang dapat menjamin mutu produk perusahaan agar konsumen dapat
mengenal.
Selanjutnya, perhitungan biaya yang terkait dengan proses produksi tentu
diperhitungkan seluruh pengeluaran yaitu mulai pembelian bahan baku, ongkos
angkut, tenaga kerja langsung, biaya tenaga tidak langsung dan biaya pemasaran
serta biaya administrasi turut diperhitungkan dalam penentuan harga pokok
produksi, kemudian untuk dapat ditentukan harga pokok penjualan. Penetapan
harga pokok produksi perusahaan dapat menetapkan setelah ditetapkan biaya-
biaya dalam proses produksi pada periode tertentu.
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Untuk Perusahaan Industri Barang Setengah Jadi
a. Pemakaian bahan :
- Persediaan awal bahan baku Rp. .........
- Pembelian bahan baku Rp. ......... +
- Jumlah bahan yang siap untuk diproduksi Rp. .........
28
- Persediaan akhir bahan baku Rp. ......... -
- Jumlah Nilai bahan baku yang dipakai Rp…………
b. Perhitungan Biaya Produksi :
- Persediaan awal barang setengah jadi Rp. .........
- Nilai bahan baku yang dipakai Rp. .......
- Biaya upah Rp. .......
- Biaya operasi pabrik Rp. ........ +
- Jumlah nilai barang setengah jadi yang dapat Rp. ..........
menjadi barang jadi
- Persediaan akhir barang setengah jadi Rp. ............
- Jumlah biaya produksi Rp. .........
c. Perhitungan harga pokok penjualan :
- Persediaan awal barang jadi Rp. .........
- Nilai barang yang diproduksi Rp. ......... +
Jumlah nilai barang yang siap dijual Rp. .........
- Persediaan akhir barang jadi Rp. ......... _
- Harga pokok penjualan Rp ……..
29
2. Tujuan Penetapan Harga Pokok
Adapun tujuan penetapan harga pokok sebagaimana dikemukakan Winardi
(2002; 149), mengemukakan bahwa :
a. Sebagai alat untuk perencanaan
b. Sebagai alat untuk pengawasan atau pengendalian biaya.
c. Sebagai alat untuk memecahkan persoalan khusus.
Sedangkan Mulyadi menyatakan bahwa tujuan penetapan harga pokok
adalah :
a. Sebagai dasar bagi harga pokok penawaran.
b. Sebagai dasar guna menentukan hasil - hasil perusahaan.
c. Penilaian mengenai harga-harga pasar yang berlaku.
d. Sebagai alat guna mengontrol efisiensi perusahaan.
Dengan demikian, apabila diketahui harga pokok sesuatu barang yang
diproduksikan, maka penentuan harga pokok penjualan dapat pula ditentukan.
Demikian pula dengan diketahuinya harga pokok produksi dalam suatu barang,
maka untuk kepentingan pengendalian efisiensi dalam proses produksi dengan
mudah dapat dilakukan pengontrolan dan pengawasan.
Efisiensi yang dimaksud tersebut adalah penawaran prinsip-prinsip
ekonomi dalam perusahaan, yaitu dengan pengorbanan yang seminimal akan
mencapai hasil yang maksimal mungkin.
30
E. Pengertian dan Tujuan Penetapan Harga Pokok Penjualan
1. Pengertian Harga Jual
Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Perusahaan
selalu menetapkan harga produknya dengan harapan produk tersebut laku terjual
dan boleh memperoleh laba yang maksimal.
Menurut Hansen dan Mowen (2001:633) mendefinisikan, harga jual adalah
jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau
pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.
Menurut Mulyadi (2001:78) pada prinsipnya harga jual harus dapat
menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan
biaya produksi ditambah mark-up.
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah
sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang
atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu
untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang
dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga
yang tepat untuk produk yang terjual.
2. Faktor – Faktor Penentuan Harga Jual
Secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam
menetapkan harga yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan
eksternal
31
a. Faktor Internal Perusahaan
1) Tujuan Pemasaran, Faktor utama yang menentukan dalam penetapan
harga adalah tujuan pemasaran perusahaan.
2) Biaya, Biaya merupakan Faktor yang menentukan harga minimal
yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
3) Strategi Bauran Pemasaran, Harga hanyalah salah satu komponen
dari bauran pemasaran.
b. Faktor Lingkungan Eksternal
1) Unsur-unsur lingkungan eksternal lain, Selain faktor diatas,
perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi
(inflasi, resis, tingkat bunga) kebijakan dan peraturan pemerintah
dan aspek sosial.
2) Sifat Pasar dan Permintaan, Setiap perusahaan perlu memahami sifat
pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar
persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli atau
monopoli.
3) Persaingan, Ada lima kekuatan pokok dalam persaingan dalam
industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan
dan ancaman pendatang baru.
3. Metode Penentuan Harga Jual
Penetuan harga jual merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian
yang dihadapi oleh pengambilan keputusan yang merupakan dasar untuk
memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian atau
32
menentukan harga jual untuk melihat struktur biaya perusahaan pesaing sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar. Adapun metode
penentuan harga jual adalah sebagai berikut:
a. Penentuan harga jual dalam keadaan normal (Normal Pricing).
Metode penentuan harga jual seringkali disebut dengan istilah cost
plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya
yang akan datang dengan presentase mark up (tambahan diatas
jumlah biaya).
b. Penetuan harga jual dalam Cost Type Contract adalah kontrak
pembuatan produk/jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli
produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang
sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen dan laba yang sebesar
presentase.
c. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus, pesanan khusus merupakan
pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar pesanan reguler
perusahaan.
d. Penentuan Harga Jual Produk/Jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
yang diatur dengan peraturan pemerintah. Harga jual produk atau jasa
ditentukan berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang ditambah
dengan laba yang diharapkan.
e. Penetuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time and Material Pricing).
Rumus harga jual berdasarkan Cost Plus Pricing :
Harga Jual = Biaya + Laba yang diharapkan
33
Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat
dinyatakan dalam persamaan :
Persentase mark up dihitung dengan rumus :
Persentase mark up = Laba yang diharapkan + Biaya yang berhubungan langsung
oleh produk
Biaya yang dipengaruhi langsung oleh produk
Cara perhitungan Harga Jual per unit berdasarkan pendekatan Full
Costing:
Perhitungan Markup:
Biaya administrasi dan umum Rp XXX
Biaya pemasaran Rp XXX
Laba yang diharapkan : ....% ROI x Investasi Rp XXX +
Jumlah Rp XXX
Biaya Produksi:
Biaya bahan baku Rp. XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp. XXX
Biaya overhead Rp. XXX+
Jumlah biaya produksi Rp XXX:
Persentase markup y %
Harga Jual Per Unit = Biaya (per unit) + persentase mark up (per unit)
34
Perhitungan Harga Jual:
Biaya produksi Rp XXX
Markup y % x Biaya produksi Rp XXX+
Harga Jual Rp XXX
Volume produk Rp XXX:
Harga Jual per unit Rp XXX
4. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga barang yang dijual. Penentuan harga
pokok penjualan pada perusahaan industri, pada umumnya pada persediaan awal
produk jadi ditambah dengan jumlah harga produksi ( harga pokok produk) dan
dikurangi dengan persediaan akhir produk.
Menurut Julius Mulyadi,Se (2000:135) biaya penjualan adalah biaya-biaya
yang diperlukan untuk menjual (komisi penjualan, gaji staf penjualan,
pengiklanan dan promosi penjualan) dan untuk mendistribusikan barang kepada
konsumen (biaya pemrosesan pesanan, penanganan, penyimpanan, dan
pengiriman). Manajer harus menilai efesiensi dan efektivitas dalam mendapatkan
dan memenuhi pesanan.
Jadi pengertian harga pokok penjualan ialah bahwa saldo awal dari
persediaan ditambah harga pokok barang-barang yang dibeli untuk dijual
dikurangi jumlah persediaan akhir adalah harga pokok penjualan termasuk semua
upah baru langsung dan biaya bahan-bahan ditambah seluruh biaya pabrik
(produksi) tak langsung dikoreksi dengan jumlah-jumlah saldo awal dan akhir
35
persediaan. Harga pokok penjualan mencakup semua biaya bersifat langsung atau
tidak langsung sampai barang tersebut siap untuk dijual.
F. Kerangka pikir
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan
diatas, maka untuk memudahkan penulis dalam membahas lebih lanjut disusunlah
kerangka Pikir, dapat digambarkan bentuk skema sebagai berikut :
Gambar 2.1
Bagan Alur Kerangka Pikir
Hasil Perhitungan danmetode Job Order
Costing
Perusda HoldingCompany Gowa
Mandiri
Penetapan HargaPokok Produksi
Penetapan HargaPokok Penjualan
Hasil (Harga Jual)
36
G. Hipotesis
Sesuai dengan masalah pokok diatas, maka hipotesis yang dikemukakan
adalah:
“Diduga bahwa PERUSDA Holding Company Gowa Mandiri unit
Percetakan dalam menetapkan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan
berdasarkan Job Order Costing belum sesuai teori”.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis memilih obyek
penelitian pada “PERUSDA Holding Company Gowa Mandiri yang dimana
penelitian ini di fokuskan pada anak perusahaan yang bergerak di bidang
percetakan.” Waktu penelitian bulan Maret sampai dengan bulan April 2015.
B. Metode Pengumpulan Data
Didalam penulisan ini, penulis mengadakan penelitian dengan
menggunakan metode pustaka pengumpulan data, sebagai berikut :
1. Penelitian pustaka (library research) adalah penelitian yang dilakukan
dengan cara mengadakan peninjauan pada berbagai pustaka dengan
membaca atau mempelajari buku-buku lainnya yang erat
hubungannya dengan pembahasan ini yang dapat mendukung pokok
pembahasan.
2. Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang bertujuan
untuk memperoleh data yang sehubungan dengan penulisan ini. Untuk
perbandingan hal tersebut maka penulis mengadakan :
a. Observasi
Mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek
penelitian dengan jalan membuat suatu konsep mengenai
masalah yang berhubungan dengan judul penelitian penulis.
38
b. Wawancara
Mengadakan interview yang dilakukan dengan jalan wawancara
secara langsung dengan pimpinan perusahaan, kepala bagian
pembukuan dan keuangan atau sejumlah personil yang
berhubungan dengan “PERUSDA Holding Company Gowa
Mandiri”.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik
dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang
diteliti dalam bentuk angka-angka dan dapat digunakan untuk
pembahasan lebih lanjut utamanya data biaya.
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengadakan
pengamatan serta wawancara secara langsung dengan Pimpinan
Perusahaan.
b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dengan jalan
mengumpulkan dokumen-dokumen serta sumber lainnya berupa
informasi lainnya terutama mengenai prosedur pembayaran yang
diperoleh pada Bagian Umum Perusahaan dan data dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Gowa.
39
D. Metode Analisis
Untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan membuktikan hipotesis yang
diajukan dalam penulisan ini, maka penulis menggunakan metode Analisis
deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan penetapan harga pokok produksi dan
harga pokok penjualan dengan metode perhitungan Job Order Costing pada
perusahaan.
Kartu Harga Pokok Pesanan
PERUSDA Holding Company Gowa Mandiri
No. Pesanan : xxx Pemesanan : PT XY
Jenis produk : xxx Sifat Pesanan : xxx
Tgl pesan : xxx Jumlah : xxx
Tgl selesai : xxx Harga Jual : xxx
Bahan Baku Rp. ..........
BTKL Rp. ..........
BOP Rp. ..........
Harga Pokok Produksi Rp. .........
Beban Adm & Umum Rp. .........
Beban Pemasaran Rp. .........
Beban Iklan Rp. .........
Harga Pokok penjualan Rp. .........
Laba Kontribusi Rp. .........
Harga Jual Rp. .........
40
Adapun metode pencatatan Job Order Costing sebagai berikut:
1. Harus pencatatan biaya pada pembeli bahan diadakan jurnal
pembelian tunai maupun kredit.
2. Dari jurnal pembelian tersebut dipindahkan kedalam buku kontrol.
3. Setiap pesanan diberikan nomor kode identifikasi dari pesanan
tersebut.
4. Membuat daftar hadir karyawan dan daftar jangka waktu penyelesaian
pesanan.
5. Membuat daftar upah buruh sesuai dengan jumlah jam kerja untuk
menyelesaikan pesanan.
6. Pembebanan biaya umum pabrik melalui penafsiran biaya dari total
biaya umum pabrik yang telah dianggarankan ( budgeting).
7. Dari penafsiran biaya umum pabrik per unit dialokasikan kedalam
jumlah unit yang diproduksi.
8. Membuat kartu harga pokok ( Job Cost sheet) untuk mengetahui
berapa biaya produksi untuk menyelesaikan unit produk.
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Profil Singkat
“PERUSDA Holding Company Gowa Mandiri merupakan BUMD ( Badan
Usaha Milik Daerah) dimana Kantor Pusat (Holding Company) bertempat di Jalan
Habibu Dg. Kulle No.3 Telp/Fax.(0411)863646 Sungguminasa – Gowa.
PERUSDA Holding Company Gowa Mandiri mempunyai berbagai macam kantor
general manager diantara yaitu :
1. PD. Perdagangan Umum ( Taksi Gowata)
Jalan Mangka Dg. Bombong No. 29A Sungguminasa – Gowa.
2. PD. Jasa Kontribusi
Jalan KH. Wahid Hasyim No. 252 Sungguminasa – Gowa.
3. PD. Karya Gowa
Jalan KH. Wahid Hasyim No. 252 Sungguminasa – Gowa.
4. PD. Agrabisnis
Jalan Poros Pallangga Komp. Terminal Cappa Bungaya Sungguminasa –
Gowa.
5. PD. Peternakan
Jalan Poros Malino RPH ( Rumah Pemotongan Ayam) Tamarunang,
Sungguminasa – Gowa.
42
B. Sejarah Singkat
Perusahaan Daerah ( Holding Company) Gowa Mandiri dibentuk
berdasarkan peraturan daerah PERDA Kabupaten Gowa No.3 Tahun 2007
bertujuan untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan didaerah dan
menyelenggarakan pelayanan umum, pengembangan kemitraan dengan
masyarakat/ usaha mikro, menata struktur organisasi dan manajemen, proses dan
strategis bisnis, struktur keuangan dan permodalan, Sumber Daya Manusia,
menjadi perintis kegiatan – kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi.
Pembentukan Holding Company dimaksudkan agar perusahaan daerah
dapat dikelola secara profesional, produktif dan efisien, transparan berdasarkan
tatakrama perusahaan yang baik ( good corporate governance ), meletakkan dasar-
dasar / prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Peningkatan efisiensi dan
produktifitas BUMD harus dilakukan melalui langkah- langkah restruktutisasi
yang bertujuan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga tercapai
efisiensi dan pelayanan yang optimal.
Adapun Fungsi dan kedudukan :
1. Sebagai Induk Perusahaan, Holding Company memegang kendali,
pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh aktifitas anak
perusahaan.
2. Sebagai Lembaga Usaha Pemerintah kabupaten Gowa berfungsi untuk
melaksanakan urusan rumah tangga di bidang pengembangan usaha.
43
3. Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah ( PAD) Kabupaten
Gowa.
4. Sebagai motivator, fasilitator, penyeimbang dan stabilisator
pembangunan.
C. System Manajemen
Perusahaan Daerah (Holding Company) “ Gowa Mandiri” sebagai induk
perusahaan (parent company) sahamnya dimilki oleh pemerintahan Kabupaten
Gowa, sedangkan saham anak perusahaan dimiliki oleh perusahaan induk yakni
Perusahaan Daerah (Holding company) “ Gowa Mandiri”. Tugas selanjutnya
Perusahaan Daerah (Holding Company) “ Gowa Mandiri” dituntut untuk selalu
berorientansi pada intelegensi pemikiran luas dan perilaku business
kewirausahaan mandiri yang pada akhirnya dituntut berlaku efisiensi, efektif,
produktif, inovatif, dan antisipatif.
Pada tahun 2007 berdasarkan Peraturan daerah no. 3, dilakukan
penggabungan Perusahaan Daerah Anak Perusahaan kedalam satu kesatuan Induk
Perusahaan yakni Perusahaan Daerah ( Holding Company) Gowa Mandiri.
Sebagai Induk ( Parent Company) dari Perusahaan Daerah ( Holding Company) “
Gowa Mandiri “ mempunyai anak perusahaan, Meliputi :
1. Perusahaan Daerah “ Karya Gowa”
2. Perusahaan Daerah Jasa Konstruksi
3. Perusahaan Daerah “ Agribisnis”
4. Perusahaan Daerah “ Perdagangan Umum”
5. Perusahaan Daerah “ Peternakan”
44
Peneliti mengambil obyek penelitian pada Perusahaan Daerah “ Karya
Gowa”. Kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut bergerak dibidang
percetakan yang memproduksi :
a. Karcis
b. Tiket retribusi
Hasil produksi tersebut berdasarkan pesanan dari konsumen dimana yang
dimaksud konsumen tersebut ialah Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa.
45
D. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
PERUSAHAAN DAERAH KARYA GOWA
PENGURUS
1. RAFLY FAUZI sebagai general manager yang bertanggung jawab secara
keseluruhan terhadap perusahaan.
2. RACHMAN HASANUDDIN sebagai kepala bagian operasional yang
bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap operasional perusahaan.
3. KAMARUDDIN sebagai kepala bagian umum yang bertanggung jawab
secara umum khususnya bagian administrasi.
GM. PD. KARYAGOWA
RAFLY FAUZI
KABAG. UMUMKAMARUDDIN
STAF
KABAG. OPERASIONALRACHMAN
HASANUDDIN
KABAG.BENDAHARA
SUKRIANTI
46
4. SUKRIANTI sebagai kepala bagian bendahara yang bertanggung jawab
secara keseluruhan terhadap keuangan perusahaan.
5. STAF sebagai pendukung kegiatan operasional perusahaan.
E. Data Peralatan Dan Perlengkapan
Tabel 4.1 Data Peralatan Dan Perlengkapan
NO.
JENIS
PERALATAN JUMLAH MEREK TAHUN KONDISI
1 Mesin Pelubang 1 BAIK
2 Mesin Pemotong 1 Paper cutting machine BAIK
3 Mesin Obset 1 Ryobi uminited 500N-NP BAIK
4 Mesin Cetak 1 Hamadastar BAIK
5 Print 1 HP BAIK
Sebagaimana yang telah kita liat diatas adalah segala bentuk peralatan dan
perlengkapan yang digunakan perusahaan dalam proses pembuatan produk.
47
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Proses Produksi
Proses produksi merupakan kegiatan yang sangat penting bagi setiap
perusahaan baik yang bergerak di dalam bidang percetakan maupun di bidang
produksi lainnya, dimana proses produksi tersebut merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan
dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
PERUSDA Karya Gowa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
percetakan, penelitian ini lebih ditekankan pada percetakan karcis dan tiket
retribusi.
Dalam melakukan kegiatan produksi PERUSDA Karya Gowa menggunakan
bahan bahan seperti :
1. Bahan Baku yang digunakan :
a. NCR Putih Atas
b. NCR Kuning Tengah
c. NCR Merah Tengah
d. NCR Hijau Bawah
e. HVS Warna
f. HVS 70 Gram
2. Bahan Pembantu :
a. BC Lux Warna
48
b. Kessing
c. Karton Manila
d. Kalkir
e. Plat Seng folio
f. Peluru Hecter
g. Lem Fox Putih
h. Tinta Cetak Hitam
i. Tinta Cetak Warna
j. Fonstansolusion
k. Gum
l. Corrector
m. Bensin
n. Kain Lap
o. Karet Gelang
p. Tali Rapiah
q. Developer
r. Biaya Nomerator
3. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi :
a. Mesin Pelubang
b. Mesin Pemotong
c. Mesin Obset
d. Mesin Cetak
e. Print
49
B. Jumlah Produksi
Jumlah produksi yang di hasilkan oleh PERUSDA Karya Gowa ada 2 jenis
yaitu tiket retribusi dan karcis berdasarkan pesanan dari PEMDA Kabupaten
Gowa yang terdiri dari berbagai kantor dinas dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.1Jumlah produksi
Nama KantorJenis Produksi
Tahun
DINAS
PERTAMBANGAN
2012 2013
Pajak Tambang 1000 Blok 1.000 Blok
Skap SERI "A" 600 Blok 600 Blok
Skap SERI "B" 600 Blok 600 Blok
Skap SERI "C" 200 Blok 200 Blok
Skap SERI "D" 100 Blok 200 Blok
DINAS
KEBUDAYAAN &
PARIWISATA
Pajak Hotel 40 Blok 40 Blok
Pajak Restorant 250 Blok 250 Blok
Ret. Obyek Sejarah &
Budaya 100 Blok 100 Blok
Ret. Rekreasi dan Olahraga 250 Blok 350 Blok
Karcis Pajak Hiburan 2 Blok 2 Blok
DINAS
PETERNAKAN
Kartu hewan Gratis 88.000 Lbr 100.000Lbr
Ret. Pem. Kes. Kerbau,
Sapi/Kuda 135 Blok 150 Blok
Ret. Pem. Kes Babi Rp. 40 Blok 40 Blok
50
5000,-
Ret. Potong Usaha Hewan
Besar 50 Blok 50 Blok
Ret. Potong Hajat 20 Blok 15 Blok
DINAS PKD
Karcis Pasar Rp. 1000,- 3.500 Blok 4.000 Blok
Sewa Bulanan Lods/Kios
pasar Rp.8000,- 500 Blok 230 Blok
Sewa Bulanan Lods/Kios
Pasar Rp.10.000 20 Blok
Sewa Bulanan lods/Kios
pasar Rp.12.500 30 Blok
Sewa Bulanan Lods/Kios
Pasar Rp.17.500 10 Blok
Sewa Bulanan Lods/Kios
Pasar Rp. 20.000 10 Blok
DINAS
PEKERJAAN
UMUM
Ret. Kebersihan R3/S3 200 Blok 500 Blok
Ret. Kebersihan U1/I1 30 Blok 50 Blok
Ret. Kebersihan U2/I2 20 Blok 50 Blok
Ret. Kebersihan U3/I3 20 Blok 40 Blok
Ret. Angkutan Barang 2.500 Blok 2.500 Blok
Ret. Pemakaman 20 Blok 10 Blok
DINAS Karcis Parkir Sepeda 600 Blok 350 Blok
51
PERHUBUNGAN,
KOMUNIKASI &
Informasi
Motor
Karcis Parkir Mobil 150 Blok 375 Blok
Retribusi MCK ( Mandi ) 40 Blok 10 Blok
Retribusi MCK ( Buang
Air Besar ) 10 Blok 10 Blok
Retribusi MCK ( Buang
Air kecil ) 10 Blok 10 Blok
JUMLAH 98.987 111.902
Sumber : PERUSDA Karya Gowa
Berdasarkan dari tabel diatas, maka dapat di jelaskan perkembangan hasil
produksi PERUSDA Karya Gowa selama dua tahun terakhir yaitu pada tahun
2012 dan tahun 2013.
Pada tahun 2012 perusahaan menghasilkan hasil produksi percetakan
sebanyak 98.987 blok, sedangkan pada tahun 2013 perusahaan mengalami
kenaikan sebanyak 111.902 blok.
C. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik, biaya produksi pada PERUSDA Karya Gowa selama dua tahun:
52
Tabel 5.2 Biaya Produksi
Biaya Produksi
Tahun
2012
(Rp)
2013
(Rp)
Biaya Bahan Baku 42.220.500 46.355.500
Biaya Tenaga Kerja
Langsung12.000.000 12.000.000
Biaya Overhead Pabrik 16.105.000 21.547.500
Jumlah 70.325.500 79.903.000
Sumber: PERUSDA Karya Gowa
Berdasarkan tabel diatas jumlah biaya produksi setiap tahun mengalami
kenaikan. Pada tahun 2012 jumlah biaya produksinya sebesar Rp 70.325.500 dan
tahun 2013 jumlah biaya produksinya sebesar Rp. 79.903.000.
Adapun untuk menghitung Biaya Produksi yang di mana penulis
memfokuskan kepada dua produk yang di hasilkan oleh PERUSDA Karya Gowa
ialah sebagai berikut :
Tabel 5.3 Biaya Produksi Karcis 3.500 Blok
Bahan Baku Jumlah Harga satuan Total
HVS Warna 180 Rim @ Rp. 32.000 Rp. 5.760.000
Tinta 1 Kg. @ Rp. 45.000 Rp. 45.000
53
Total Biaya Bahan Baku Rp. 5.805.000
Biaya tenaga kerja langsung Harga Upah
Bagian cetak Rp. 650.000
Bagian pemotongan Rp. 350.000
Total Biaya tenaga kerja langsung Rp. 1.000.000
Biaya Overhead Pabrik Total
Klise Rp. 10.000
Plat Rp.10.000
Peluru klip Rp.14.000
Pembungkus Rp.12.500
Lem Rp.15.000
Pembatas Karton Rp.18.750
Biaya Numerator 12.500 x 50 Rp.625.000
Bensin Rp.8.000
Total biaya overhead Rp. 713.250
Perhitungan
54
Bahan baku Rp 5.805.000
Tenaga kerja Rp 1.000.000
Biaya overhead pabrik Rp 713.250
Biaya produksi Rp 7.518.250
Dari perhitungan di atas dijelaskan biaya produksi untuk satu jenis produk
yang di hasilkan dari PERUSDA Karya Gowa yaitu itu karcis dengan jumlah
pesanan 3.500 blok
Tabel 5.4 Biaya Produksi Tiket Retribusi 200 blok
Bahan Baku Jumlah Harga satuan Total
HVS 60gram 20 Rim @ Rp. 37.500 Rp. 750.000
Tinta 1 Kg. @ Rp. 45.000 Rp. 45.000
Total Biaya Bahan Baku Rp. 795.000
Biaya tenaga kerja langsung Harga Upah
Bagian cetak Rp. 650.000
Bagian pemotongan Rp. 350.000
Total Biaya tenaga kerja langsung Rp. 1.000.000
55
Biaya Overhead Pabrik Total
Klise Rp. 10.000
Plat Rp.10.000
Peluru klip Rp.14.000
Pembungkus Rp.12.500
Lem Rp.15.000
Pembatas Karton Rp.18.750
Biaya Numerator 12.500 x 50 Rp.625.000
Bensin Rp.8.000
Total biaya overhead Rp. 713.250
Perhitungan
Bahan baku Rp 795.000
Tenaga kerja Rp 1.000.000
Biaya overhead pabrik Rp 713.250
Biaya produksi Rp 2.508.250
56
Dari perhitungan di atas dijelaskan biaya produksi untuk satu jenis produk
yang di hasilkan dari PERUSDA Karya Gowa yaitu itu tiket retribusi dengan
jumlah pesanan 200 blok.
D. Komponen Harga Pokok produksi
Dalam menentukan harga Pokok Produksi ini menempuh kebijaksanaan lain
dalam menetapkan harga pokok produksinya. Untuk itu berikut ini akan di
tunjukkan beberapa contoh jenis produk serta cara perhitungan yang diterapkan
oleh PERUSDA Karya Gowa dalam menetapkan harga pokok produksi. Untuk
jelasnya jumlah biaya yang dikeluarkan selama produksi berlangsung dapat
dikelompokkan kedalam biaya yakni :
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku pada PERUSDA Karya Gowa adalah biaya yang timbul
pada saat memproduksi hasil percetakan. PERUSDA Karya Gowa
mengelolah bahan baku berupa kertas menjadi tiket retribusi dan karcis, Dan
mengenai jenis kertas yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
hasil percetakan, PERUSDA Karya Gowa memakai berbagai macam jenis
kertas sesuai dengan pesanan.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung pada PERUSDA Karya Gowa adalah biaya
yang dikeluarkan sebagai balas jasa pada karyawan pabrik yang melakukan
pekerjaan dalam proses pembuatan produksi dalam hal ini berupa percetakan
seperti karcis dan tiket retribusi. Biaya tenaga kerja langsung terdiri:
a. Bagian cetak
57
b. Bagian pemotongan
c. Bagian Hotprint/ Finishing
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pada PERUSDA Karya Gowa adalah biaya yang
dikeluarkan guna menunjang terlaksananya proses produksi, biaya ini
meliputi:
a. Biaya penyusutan gedung
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung
c. Biaya listrik
d. Biaya telepon
PERUSDA KARYA GOWA
Laporan Harga Pokok Produksi Karcis
Periode 31 desember 2012
Pemakaian bahan baku 3.500 blok
Persediaan bahan baku awal 180 rim x @ Rp 32.000 Rp 5.760.000
Pembelian bahan baku Rp 14.000.000
Bahan yg tersedia untuk di pakai Rp 19.760.000
Persediaan bahan baku akhir (Rp _ )
Bahan yang terpakai Rp 19.760.000
BTKL Rp 12.000.000
58
Rp 31.760.000
BOP :
Klise Rp 10.000
Plat Rp 10.000
Peluru klip Rp 14.000
Pembungkus Rp 12.500
Lem Rp 15.000
Pembatas karton Rp 18.750
Biaya Numerator 12.500 x 50 Rp 625.000
Bensin Rp 8.000
Total BOP Rp 713.250
Total biaya produksi Rp 32.473.250
Pers. BDP awal Rp 2.350.000
Total bahan yang di proses Rp 34.823.250
Pers. BDP akhir (Rp _ )
Harga Pokok Produksi Rp 34.823.250
59
PERUSDA KARYA GOWA
Laporan Harga Pokok Produksi Karcis
Periode 31 desember 2013
Pemakaian bahan baku 4.000 blok
Persediaan bahan baku awal 155 rim x @ Rp 32.000 Rp 4.960.000
Pembelian bahan baku Rp 16.000.000
Bahan yg tersedia untuk di pakai Rp 20.960.000
Persediaan bahan baku akhir (Rp _ )
Bahan yang terpakai Rp 20.960.000
BTKL Rp 12.000.000
Rp 32.960.000
BOP :
Klise Rp 20.000
Plat Rp 15.000
Peluru klip Rp 14.000
Pembungkus Rp 15.500
Lem Rp 17.000
Pembatas karton Rp 18.750
Biaya Numerator 12.500 x 50 Rp 625.000
Bensin Rp 8.000
Total BOP Rp 733.250
60
Total biaya produksi Rp 33.693.250
Pers. BDP awal Rp 3.025.000
Total bahan yang di proses Rp 36.718.250
Pers. BDP akhir (Rp _ )
Harga Pokok Produksi Rp 36.718.250
PERUSDA KARYA GOWA
Laporan Harga Pokok Produksi Tiket Retribusi
Periode 31 desember 2012
Pemakaian bahan baku 200 blok
Persediaan bahan baku awal 20 rim x @ Rp 37.500 Rp 750.000
Pembelian bahan baku Rp 2.500.000
Bahan yg tersedia untuk di pakai Rp 3.250.000
Persediaan bahan baku akhir (Rp _ )
Bahan yang terpakai Rp 3.250.000
BTKL Rp 12.000.000
Rp 15.250.000
BOP :
Klise Rp 10.000
Plat Rp 10.000
Peluru klip Rp 14.000
61
Pembungkus Rp 12.500
Lem Rp 15.000
Pembatas karton Rp 18.750
Biaya Numerator 12.500 x 50 Rp 625.000
Bensin Rp 8.000
Total BOP Rp 713.250
Total biaya produksi Rp 15.963.250
Pers. BDP awal Rp 1.250.000
Total bahan yang di proses Rp 17.213.250
Pers. BDP akhir (Rp _ )
Harga Pokok Produksi Rp 17.213.250
PERUSDA KARYA GOWA
Laporan Harga Pokok Produksi Tiket Retribusi
Periode 31 desember 2013
Pemakaian bahan baku 500 blok
Persediaan bahan baku awal 53 rim x @ Rp 32.000 Rp 1.987.500
Pembelian bahan baku Rp 7.500.000
Bahan yg tersedia untuk di pakai Rp 9.487.500
Persediaan bahan baku akhir (Rp _ )
Bahan yang terpakai Rp 9.487.500
62
BTKL Rp 12.000.000
Rp 21.487.500
BOP :
Klise Rp 20.000
Plat Rp 15.000
Peluru klip Rp 14.000
Pembungkus Rp 15.500
Lem Rp 17.000
Pembatas karton Rp 18.750
Biaya Numerator 12.500 x 50 Rp 625.000
Bensin Rp 8.000
Total BOP Rp 733.250
Total biaya produksi Rp 22.220.750
Pers. BDP awal Rp 900.000
Total bahan yang di proses Rp 23.120.750
Pers. BDP akhir (Rp _ )
Harga Pokok Produksi Rp 23.120.750
Dari perhitungan di atas dapat di lihat bahwa PERUSDA Karya Gowa
mempunyai harga pokok produksi yang mengalami peningkatan setiap tahunnya,
63
ini dapat disimpulkan bahwa PERUSDA sangat baik dalam mengelolah harga
produksinya.
E. Harga Pokok Penjualan
Dalam menentukan harga jual dengan laba yang di inginkan PERUSDA
Karya Gowa harus mengetahui harga pokok penjualannya terlebih dahulu. Untuk
mengetahui harga pokok penjualan harus mengetahui biaya non produksinya
terlebih dahulu. Biaya non produksi terdiri dari biaya pemasaran dan biaya
administrasi. Harga Jual adalah besarnya harga yang dibebankan kepada
konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non
produksi dan laba yang diharapkan.Berdasarkan dari hasil penelitian yang
dilakukan pada PERUSDA Karya Gowa, dalam menetapkan harga jual
perusahaan menggunakan metode perhitungan Job Order Costing.Dimana unsur-
unsur yang diperhitungkan adalah biaya produksi, biaya non produksi, dan laba
yang diharapkan.perhitungan harga jual produk dengan metode Job Order
Costing.
Adapun perhitungan mark up yaitu :
Perhitungan Markup:
Biaya administrasi dan umum Rp 100.000
Biaya pemasaran Rp 630.000
Laba yang diharapkan : 50% ROI x 174.097.500 Rp 87.048.750+
Jumlah Rp 87.778.750
64
Biaya Produksi:
Biaya bahan baku Rp. 46.335.500
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 12.000.000
Biaya overhead Rp. 21.547.500+
Jumlah biaya produksi Rp 79.903.000:
Persentase markup 109 %
Perhitungan Harga Jual:
Biaya produksi Rp 79.903.000
Markup 109 % x 79.903.000 Rp 87.094.270+
Rp 166.997.270:
Harga Jual Rp 1500
Dari perhitungan mark up di atas laba yang di harapkan 50%, dimana 50%
merupakan laba yang diinginkan dari PERUSDA Karya Gowa dan persentase
mark up 109% d hasilkan dari jumlah biaya pemasaran, administrasi dan laba
yang diharapkan di bagi dengan biaya produksi. Setelah itu perhitungan harga jual
biaya produksi di tambah dengan hasil kali 109% dikali biaya produksi dan hasil
tambah tersebut dibagi dengan jumlah produksi yaitu 111.902 pertahun
PERUSDA Karya Gowa setelah itu dapat di lihat harga jual perblok.
65
Tabel 5.5 Harga Jual
Tahun Jumlah Produksi/ blok Harga Jual
2012 98.987 151.199.825
2013 111.902 166.997.270
Sumber : PERUSDA Karya Gowa
Berdasarkan dari table diatas, jumlah produksi dari tahun ketahun
mengalami kenaikan. Sedangkan harga jual dari tahun ketahun juga mengalami
kenaikan, dimana pada tahun 2012 jumlah produksinya sebanyak 98.987 blok
dengan harga jualnya Rp. 160.825.000 pertahun, dan pada tahun 2013 jumlah
produksi sebanyak 111.902blok dengan harga jualnya sebesar Rp.
166.997.270Pertahun.
66
perhitungan dalam penetapan harga jual
Kartu Harga Pokok Pesanan
PERUSDA Karya Gowa
KARTU HARGA POKOK
No. Pesanan : xxx Pemesanan : PT XY
Jenis produk : Karcis Sifat Pesanan : Segera
Tgl pesan : xxx Jumlah : 3.500 Blok
Tgl selesai : xxx Harga Jual :Rp.19.463.500
Tabel 5.6 Kartu Harga Pokok
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik
No. BPBG Ket Jumlah
Kertas Hvs 5.760.000
Tinta 45.000
Jumlah 5.705.000
Tgl No.Kartu Jumlah
Jam Kerja
12.000.000
Jumlah 12.000.000
Jumlah Total biaya
Tgl Jam Mesin Tarif Jumlah
Biaya TKL 713.250
Jumlah 713.250
Produksi adalah .......... 18.418.250
Tabel di atas menunjukkan perhitungan Harga pokok pesanan dalam kartu
harga pokok dengan pesanan karcis adapun biaya produksinya terdiri dari bahan
baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dari total keseluruhan
tersebut ditambahkan dengan biaya aministrasi dan pemasaran untuk
mendapatkan harga jual.
67
F. Analisis Pembahasan
Berdasarkan hipotesis yang penulis ajukan diduga bahwa PERUSDA
Holding Company Gowa Mandiri unit percetakan dalam menetapkan harga
pokok produksi dan harga pokok penjualan berdasarkan Job Order Costing
belum sesuai teori . Hal ini dapat dilihat pada data dan hasil wawancara yang
peroleh dari peneliti menyatakan bahwa PERUSDA Holding Company Gowa
Mandiri belum menggunakan perhitungan dengan metode Job order costing,
perusahaan tersebut masih mengunakan perhitungan secara langsung karena
menururt perusahaan lebih memudahkan.
68
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan diatas, maka kesimpulan
yang dapat ditarik, sebagai berikut:
1. Bahwa jumlah produksi yang dihasilkan selama dua tahun berturut turut
mengalami kenaikan antara tahun 2012 sampai 2013. Pada tahun 2012
jumlah produksi yang dihasilkan sebanyak 98.987 Blok dan pada tahun
2013 sebanyak 111.902 Blok.
2. Bahwa perkembangan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan
mengalami kenaikan selama dua tahun terakhir. Dimana pada tahun 2012
jumlah biaya produksi sebesar Rp. 70.325.500 sedangkan pada tahun 2013
sebesar Rp.79.903.000.
3. Bahwa perkembangan harga pokok penjualan yang ditetapkan oleh
PD.Karya Gowa mengalami kenaikan selama dua tahun terakhir. Dimana
pada tahun 2012 harga pokok penjualan Rp. 151.199.825dan tahun 2013
harga pokok penjualan Rp. 166.997.270
4. Dari hasil analisis dengan menggunakan metode Job Order Costing
diperoleh hasil perusahaan mengalami kerugian hal ini menunjukkan
bahwa metode yang digunakan oleh perusahaan dalam melakukan
pencatatan belum sesuai, hal ini berbanding terbalik dengan hasil
perhitungan yang dilakukan perusahaan (keuntungan).
69
B. Saran
Berdasarkan analisa yang telah dibuat, maka penulis mencoba
memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi PD. Karya Gowa.
Adapun saran yang akan diberikan adalah sebagai berikut:
b. Pimpinan perusahaan harus menentukan harga pokok produksi untuk
menentukan harga pokok penjualan..
c. Disarankan kepada pimpinan perusahaan lebih meningkatkan pengawasan
dan memberikan arahan kepada pekerjanya.
d. Pimpinan harus menempati pekerjanya sesuai dengan keahliannya.
75
RIWAYAT HIDUP
Tri Wulandari, Lahir di Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu,
kelurahan Paccinongan, Provinsi Sulawesi Selatan, Pada Tanggal
31 Januari 1993. Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan
Husni Thamrin dan Kasmini Aryanti. Penulis mulai masuk ke
jenjang Pendidikan Dasar Tahun 1999 dan lulus pada Tahun 2005
di SD Negeri Pao-Pao. Dan pada tahun yang sama masuk ke
SMPN 2 Sungguminasa dan lulus pada Tahun 2008. Pada tahun yang sama pula penulis
melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Somba Opu dan lulus pada tahun 2011. Kemudian
penulis melanjutkan studi ke Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2011 jurusan
Akuntansi Program Strata Satu (S1).
top related