skripsi perencanaan strategi digital...
Post on 14-Feb-2020
25 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PERENCANAAN STRATEGI DIGITAL PENGELOLAAN SI/TI
DI PT. NUSA INA LEISURE INDONESIA SPECIALIST
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh :
AKHTA ADLINA CAHYANI
11140930000154
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M / 1441 H
SKRIPSI
PERENCANAAN STRATEGI DIGITAL PENGELOLAAN SI/TI
DI PT. NUSA INA LEISURE INDONESIA SPECIALIST
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
AKHTA ADLINA CAHYANI
11140930000154
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M / 1441 H
SKRIPSI
PERENCANAAN STRATEGI DIGITAL PENGELOLAAN SI/TI
DI PT. NUSA INA LEISURE INDONESIA SPECIALIST
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
AKHTA ADLINA CAHYANI
11140930000154
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M / 1441 H
i
PERENCANAAN STRATEGI DIGITAL PENGELOLAAN SI/TI
DI PT. NUSA INA LEISURE INDONESIA SPECIALIST
Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun oleh:
AKHTA ADLINA CAHYANI
11140930000154
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M / 1441 H
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN STRATEGI DIGITAL PENGELOLAAN SI/TI DI PT.
NUSA INA LEISURE INDONESIA SPECIALIST
Disusun Oleh:
AKHTA ADLINA CAHYANI
11140930000154
Menyetujui,
Pembimbing I
M. Qomarul Huda, Ph. D
NIP. 196704122003121001
Pembimbing II
Nur Aeni Hidayah, MMSI
NIP. 197508182005012008
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syraif Hidayatullah Jakarta
A’ang Subiyakto, Ph.D
NIP. 197602192007101002
iii
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN
Jakarta, September 2019
AKHTA ADLINA CAHYANI
11140930000154
v
ABSTRAK
Akhta Adlina Cahyani – 11140930000154. Perencanaan Strategi Digital
Pengelolaan SI/TI di PT. Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist. Dibawah
bimbingan M. Qomarul Huda dan Nur Aeni Hidayah
Nusa Ina Leisure merupakan suatu perusahaan jasa yang sudah terdaftar dalam
Assosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) yang melayani kebutuhanbusiness to
business (B2B) dan business to customer (B2C). Tidak dapat dipungkiri lagi,
pariwisata di Indonesia semakin tahun semakin berkembang sehingga semakin
banyak perusahaan di bidang pariwisata dengan konsep yang hampir sama
membuat persaingan bisnis pada bidang tersebut semakin ketat. Belum selarasnya
antara strategi bisnis dengan strategi SI/TI juga dapat menjadi salah satu
hambatan tercapainya tujuan perusahaan. Maka untuk bertahan dalam arena
persaingan tersebut, perusahaan jasa di bidang pariwisata harus memiliki strategi
bisnis yang selaras dengan strategi SI/TI untuk dijadikan sebagai suatu
keunggulan agar dapat bertahan. Perencanaan strategi digital pengelolaan SI/TI
dapat dijadikan strategi untuk dapat bersaing dengan pesaing dibidang yang sama.
Banyak perusahaan-perusahaan jasa di bidang pariwisatayang belum memiliki
perencanaan strategi digital pengelolaan SI/TI dalam menggunakan sistem
informasi dan teknologi informasinya. Pada penelitian ini membahas mengenai
bagaimana bentuk rumusan perencanaan strategi digital untuk perusahaan yang
memiliki core bisnis di bidang pariwisata. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metodologi Perencanaan Strategi Digital versi Ward and Peppard.
Model perencanaan strategi digital ini dilakukan berdasarkan analisis lingkungan
bisnis internal dan eksternal, dan analisis lingkungan SI/TI internal dan eksternal.
Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis CSF (Critical Success
Factor), analisis SWOT, analisis Value Chain, analisis PESTEL, analisis Porter’s
Five Forces dan analisis portofolio McFarlan Strategy Grid. Hasil dari
Perencanaan Strategi Digital ini berupa Strategi Bisnis SI, Strategi Teknologi
Informasi dan Strategi Manajemen SI/TI yang dapat menjadi acuan perusahaan
dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan sehingga dapat meningkatkan
daya saing perusahaan.
Kata Kunci: Biro Perjalanan Umum, Perencanaan Strategi Digital, Ward and
Peppard, CSF, SWOT, Value Chain, PESTEL, Porter’s Five Forces, Mcfarlan’s
Strategy Grid
BAB I-V + 139 Halaman + xxvii + 20 Gambar + 22 Tabel + Daftar Pustaka +
Lampiran
Pustaka Acuan (34, 1990-2018)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat, dan
hidayah-Nya yang sungguh melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Perencanaan Strategi Digital Pengelolaan SI/TI pada Nusa
Ina Leisure” dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para
pengikutnya hinga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk dapat
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Nida’ul Hasanati, MMSI
selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan
Teknologi.
3. Bapak Ir. Muhammad Qomarul Huda, M.Kom., Ph.D sebagai Dosen
Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dan arahan kepada penulis
selama proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak untuk seluruh
waktu, tenaga, kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa
memberikan dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
vii
4. Ibu Nur Aeni Hidayah,MMSI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu
menyemangati penulis, mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih atas kesabarannya dalam membimbing penulis,
selalu memberi masukkan yang positif, arahan yang jelas sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan
ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan.
6. Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak
membantu penulis dalam perkuliahan, terutama dalam menyelesaikan
administrasi yang berkaitan dengan skripsi.
7. Kedua orang tua penulis, Papa Nur Syafaat dan Mama Titik Ningrum. Terima
kasih untuk papa dan mama yang telah membesarkan dan mendidik penulis
dari lahir hingga saat ini, terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang
papa dan mama berikan untukku. Terima kasih untuk doa-doa yang selalu
mengiri langkahku disegala keadaan, untuk dukungan moril maupun materil
agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Adik-adikku Hanif Dzikri Juniawan dan ‘Abqary Nur ‘Affan yang selalu
mendoakan agar skripsi ini dapat selesai.
9. Bapak Jongki Adiyasa sebagai Executive Director Nusa Ina Leisure yang
telah meluangkan waktunya untuk diwawancara dan memberikan motivasi
kepada penulis.
10. Sahabat selama perkuliahanku di UIN Ayu, Dwi, Endah. Terima kasih karena
telah menerima penulis apa adanya, selalu ada setiap saat serta memberikan
viii
semangat dan pengaruh yang positif, tidak pernah bosan mendengar keluh
kesah penulis,
11. Laity Qonitah dan Alfi Syahar atas endless support-nya selama ini untuk
penulis. Terima kasih untuk segala masukannya dan selalu sedia mendengar
keluh kesah penulis dalam hal apapun selama proses perjuangan
menyelesaikan skripsi.
12. Seluruh teman-teman Sistem Informasi 2014 terima kasih untuk segala
kenangannya dikampus,dan seluruh responden penelitian yang telah
membantu dalam mengisi kuesioner penelitian ini.
13. Diri saya sendiri, karena telah berjuang menyelesaikan skripsi ini dengan
segala dramanya.
Penulis memohon kepada Allah SWT agar seluruh dukungan, bantuan, dan
bimbingan dari semua pihak dibalas pahala yang berlipat ganda. Selain itu,
penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna sehingga saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan dan dapat disampaikan melalui akhtaadlina@gmail.com. Akhir
kata, semoga penelitian ini dapat membertikan manfaat dan sekaligus menambah
ilmu bagi kira semua. Aamiin ya robbal alamin
Jakarta, September 2019
AKHTA ADLINA CAHYANI
11140930000154
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
PENGESAHAN UJIAN ........................................................................................ iii
PERNYATAAN ..................................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 6
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
1.4 Batasan Masalah............................................................................................ 7
1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8
1.7 Metodologi Penelitian ................................................................................... 9
1.7.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 9
1.7.2 Metodologi Perencanaan Strategi Digital ............................................ 10
1.8 Sistematika Penulisan ................................................................................. 12
x
BAB II ................................................................................................................... 14
LANDASAN TEORI ............................................................................................ 14
2.1 Konsep Dasar Sistem .................................................................................. 14
2.1.1 Pengertian Sistem ................................................................................. 14
2.1.2 Karakteristik Sistem ............................................................................. 14
2.2 Konsep Dasar Informasi .............................................................................. 17
2.2.1 Pengertian Informasi ............................................................................ 17
2.2.2 Kualitas Informasi ................................................................................ 17
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi .................................................................. 19
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi ................................................................ 19
2.3.2 Komponen Sistem Informasi ............................................................... 20
2.4 Perencanaan Strategi Digital ....................................................................... 22
2.5 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi .............................. 23
2.6 Metode Perencanaan Strategis .................................................................... 25
2.6.1 Information Engineering (IE) versi James Martin ............................... 25
2.6.2 Enterprise Architechture Planning (EAP) versi Steven H. Spewak .... 26
2.6.3 The Open Group Architechture Framework (TOGAF) ....................... 28
2.6.4 Zachman Framework for Enterprise Architechture ............................... v
2.6.5 Perencanaan Strategis versi Price Waterhouse .................................... 35
2.6.6 Perencanaan Strategis versi Tozer ....................................................... 36
2.6.7 Perencanaan Strategis versi Wetherbe ................................................. 40
2.6.8 Strategic Planning Information System (SPIS) versi John Ward dan Joe
Peppard ................................................................................................ 41
xi
2.7 Konsep Dasar Perencanaan Strategi Digital ............................................... 46
2.8 Metode Perencanaan Strategi Digital .......................................................... 48
2.8.1 Analisis SWOT .................................................................................... 49
2.8.2 Analisis Value Chain ........................................................................... 51
2.8.3 Analisis Critical Success Factor .......................................................... 53
2.8.4 Analisis Porter’s Five Forces Model.................................................... 55
2.8.5 Analisis McFarlan Strategy Grid ......................................................... 57
2.8.6 Analisis PESTEL ................................................................................. 59
2.9 Biro Perjalanan Wisata ................................................................................ 60
2.9.1 Fungsi Biro Perjalanan Wisata ............................................................. 61
2.9.2 Perbedaan Biro Perjalanan Wisata dengan Agen Perjalanan Wisata ... 62
2.10 Pengertian Perusahaan ........................................................................ 64
2.11 Pengertian Manajemen Perusahaan .......................................................... 68
2.11.1 Fungsi Manajemen Perusahaan .......................................................... 69
2.11.2 Tingkatan Level Manajemen Perusahaan .......................................... 71
2.11.3 Tugas Manajemen Perusahaan ........................................................... 72
BAB III ................................................................................................................. 74
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 74
3.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 74
3.1.1 Wawancara ........................................................................................... 74
3.1.2 Observasi .............................................................................................. 74
3.1.3 Studi Literatur ...................................................................................... 75
3.2 Metode Analisis Perencanaan Strategi Digital ............................................ 76
xii
3.2.1 Analisis Lingkungan Bisnis Internal .................................................... 76
3.2.2 Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal ................................................. 77
3.2.3 Analisis Lingkungan SI/TI Internal ..................................................... 78
3.2.4 Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal ................................................... 78
3.2.5 Strategi Digital ..................................................................................... 79
3.2.6 Strategi Manajemen SI/TI .................................................................... 79
3.3 Kerangka Penelitian .................................................................................... 79
BAB IV ................................................................................................................. 81
PEMBAHASAN ................................................................................................... 81
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ..................................................................... 81
4.1.1 Profil Nusa Ina Leisure ........................................................................ 81
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ..................................................................... 83
4.1.3 Logo Perusahaan .................................................................................. 84
4.1.4 Struktur Organisasi .............................................................................. 85
4.1.5 Uraian Tugas ........................................................................................ 85
4.2 Analisis Lingkungan Bisnis Internal ........................................................... 89
4.2.1 Analisis CSF ........................................................................................ 90
4.2.2 Analisis SWOT .................................................................................... 95
4.2.3 Analisis Value Chain ........................................................................... 99
4.3 Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal ...................................................... 107
4.3.1 Analisis PESTEL ............................................................................... 107
4.3.2 Analisis Porter’s Five Competitives Forces ....................................... 111
4.4 Analisis Lingkungan SI/TI Internal .......................................................... 115
xiii
4.4.1 Analisis Struktur Organisasi .............................................................. 115
4.4.2 Analisis Hardware dan Software ....................................................... 116
4.4.3 Analisis Jaringan Komputer ............................................................... 117
4.4.4 Portofolio Mc Farlan pada Nusa Ina Leisure ..................................... 118
4.5 Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal ........................................................ 120
4.5.1 Tren Sistem Informasi ........................................................................ 120
4.5.2 Tren Teknologi Jaringan .................................................................... 121
4.5.3 Tren Teknologi Digital ....................................................................... 122
4.6 Hasil Perencanaan Strategi Digital............................................................ 122
4.6.1 Strategi Sistem Informasi ................................................................... 123
4.6.2 Strategi Teknologi Informasi ............................................................. 126
4.7 Strategi Manajemen SI/TI ......................................................................... 128
4.8 Usulan Portofolio Aplikasi SI ................................................................... 130
4.9 Estimasi Anggaran dan Rencana Migrasi SI/TI ........................................ 131
BAB V ................................................................................................................. 134
PENUTUP ........................................................................................................... 134
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 134
5.2 Saran .......................................................................................................... 135
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 136
LAMPIRAN ........................................................................................................ 140
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Metodologi Information Engineering ................................................ 25
Gambar 2.2Lapisan Perencanaan Arsitektur Enterprise ....................................... 27
Gambar 2.3Metodologi Perencanaan Strategis TOGAF ....................................... 30
Gambar 2.4Metodologi Perencanaan Strategis Zachman ..................................... 33
Gambar 2.5 Metodologi Perencanaan Strategis versi Price Waterhouse .............. 36
Gambar 2.6 Metodologi Perencanaan Strategis versi Wetherbe ........................... 40
Gambar 2.7 Metodologi Perencanaan Strategis versi Ward and Peppard ............ 42
Gambar 2.8 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI ........... 47
Gambar 2.9 Skema Perencanaan Strategi Digital menurut Ward dan Peppard .... 48
Gambar 2.10 Contoh Model Value Chain ............................................................ 53
Gambar 2.11 Critical Success Factors-Basic Processes ...................................... 54
Gambar 2.12 Porter’s Five Competitive Model’s ................................................. 57
Gambar 2.12 Portofolio McFarland ..................................................................... 58
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian .......................................................................... 80
Gambar 4.1 Logo Perusahaan ............................................................................... 84
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................ 85
Gambar 4.3 Diagram Value Chain ...................................................................... 100
Gambar 4.4 Analisis Porter’s Five Competitive Forces ..................................... 112
Gambar 4.6 Usulan Strategi Jaringan pada Nusa Ina Leisure ............................. 127
Gambar 4.7 Usulan Struktur Organisasi ............................................................. 128
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fase Perencanaan Strategis SI/TI versi Tozer....................................... 36
Tabel 3.1 Literatur Acuan ..................................................................................... 75
Tabel 4.1CSF Tujuan Utama Nusa Ina Leisure .................................................... 90
Tabel 4.2 Penjelasan Tujuan Bagian Digital Marketing Specialist ...................... 91
Tabel 4.3 CSF Bagian Digital Marketing Specialist ............................................. 92
Tabel 4.4 Penjelasan Tujuan Bagian Tour Supervisor .......................................... 93
Tabel 4.5CSF Bagian Tour Supervisor ................................................................. 93
Tabel 4.6 Penjelasan Tujuan Bagian Akunting ..................................................... 94
Tabel 4.7CSF Tujuan Bagian Akunting ................................................................ 94
Tabel 4.8Analisis SWOT ...................................................................................... 96
Tabel 4.9 Matriks SWOT ...................................................................................... 96
Tabel 4.10 Kebutuhan Informasi DigitalMarketing Specialist ........................... 103
Tabel 4.11 Kebutuhan Informasi Tour Supervisor ............................................. 104
Tabel 4.12 Kebutuhan Informasi Bagian Akunting ............................................ 106
Tabel 4.13 Portfolio Aplikasi SI ......................................................................... 118
Tabel 4.14 Pemetaan SI Demand Digital Marketing Specialist ......................... 124
Tabel 4.15 Pemetaan SI Demand Tour Supervisor ............................................ 124
Tabel 4.16 Pemetaan SI Demand terhadap kebutuhan informasi Akunting ....... 125
Tabel 4.17 Tabel Usulan Portofolio SI ............................................................... 130
Tabel 4.18 Rencana Anggaran Pengadaan Tahun 2020...................................... 131
Tabel 4.19 Rencana Anggaran SI/TI Tahun 2020 .............................................. 132
xvi
Tabel 4.20 EstimasiWaktu Migrasi SI/TI pada Nusa Ina Leisure ...................... 133
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Hasil Wawancara ............................................................................................... xviii
Surat Keterangan Bimbingan Skripsi .................................................................. xxv
Surat Izin Penelitan ............................................................................................ xxvi
Surat Keterangan Penelitian .............................................................................. xxvii
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini,teknologi sudah begitu maju dan semakin
mudah untuk digunakan. Tidak dapat dipungkiri, dengan berkembangnya
teknologi setiap organisasi maupun perusahaan harus bersaing secara global.
Organisasi maupun perusahaan harus mampu melakukan terobosan dan
menciptakan inovasi baru. Peranan SI/TI dalam suatu organisasi maupun
perusahaan sangatlah penting untuk membantu organisasi maupun perusahaan
mengambil sebuah keputusan, meningkatkan pelayanan dan menciptakan
manajemen dengan operasional lebih terintegrasi.
Saat ini, setiap perusahaan menerapkan SistemInformasi (SI) dan
Teknologi Informasi (TI) agar dapat memenangkan persaingan bisnis. Sistem
informasi merupakan senjata ampuh untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
dalam proses bisnis. Oleh sebab itu, hampir semua perusahaan memanfaatkan
sistem informasi dan teknologi informasi. SI merupakan sarana andalan guna
memenangkan persaingan dalam industri, memudahkan organisasi dalam
meningkatkan service quality kepada konsumen, membantu dalam pengambilan
keputusan, perencanaan ke masa depan, serta memperluas pasar dan pemasaran
produk. Melalui teknologi informasi perusahaan dapat memperoleh keunggulan
strategis dalam persaingan antar pelaku bisnis yang ketat.Untuk mencapai semua
2
hal tersebut diperlukan suatu perencanaan bisnis di bidang teknologi informasi.
(Maryani & Darudianto, 2010).
Seiring dengan berkembangnya teknologi, digitalisasi sudah merambah
pada semua lini dan aspek kehidupan.Sehingga perusahaan harus bisa
menyesuaikan bisnis dengan infrastruktur menuju era digital. Digitalisasi sangat
identik dengan penggunaan elektronik dan komputer. Hadirnya komputer
semakin mempermudah dan mempercepat tumbuhnya dunia digital. Oleh karena
itu, perusahaan harus memanfaatkan kemampuan komputer serta jaringan global
seperti internet demi kemajuan bisnis pada perusahaan.
Bisnis-bisnis yang dilakukan secara tradisional kini beralih ke digital,
beralihnya bisnis tradisional ke dalam bisnis digital diperlukannya strategi digital.
Strategi digital dapat disebut dengan SMACIT (social, mobile, analytics, cloud,
and internet of things) dan digital teknologi menghadirkan peluang besar bagi
perusahan untuk membandingkan nilai proposisi, khususnya menyatukan
kompetensi yang ada dengan kapabilitas teknologi (Ross et al., 2016).
Perencanaan strategi digital mempelajari pengaruh digital terhadap kinerja bisnis
dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah strategis (John
Ward & Peppard, 2016).
Indonesia adalah "raksasa teknologi digital Asia yang sedang tertidur".
Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa adalah pasar yang besar.
Pengguna smartphone Indonesia juga bertumbuh dengan pesat. Lembaga riset
digital marketing E-marketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif
smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu,
3
Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar
keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika(Tempo.co, 2015).Dapat
terlihat teknologi saat ini sangat maju dan tak bisa terpisahkan dalam kehidupan
sehari-hari. Bisnis dan teknologi pun berjalan seiringan. Bisnis yang semakin
berkembang ini membuktikan bahwa pemikiran masyarakat juga semakin
berkembang dengan seiring majunya teknologi informasi saat ini. Oleh karena itu,
perkembangan bisnis harus memiliki perbedaan dan inovasi untuk meningkatkan
daya saing terhadap pesaingnya. Untuk berkompetisi lebih baik dari pesaing,
peran startegi digital sangat dibutuhkan. Strategi digital dapat menciptakan
berbagai alternatif agar perusahaan dapat tetap berkompetisi, dapat berjalan
dengan baik, serta mendapatkan keuntungan untuk perusahaan
Dengan menerapkan strategi digital ke dalam strategi bisnis perusahaan
maka akan mempermudah dan membantu perusahaan tersebut untuk mencapai
tujuan bisnisnya. Sebelum TIK berkembang pesat dengan penggunaan internet
yang masif, model bisnis travel konvensional terbilang sederhana. Transaksi
(pertukaran) informasi bisa terjadi secara langsung dan juga melalui media
konvensional seperti majalah, surat kabar, pamflet, poster, selebaran, radio,
televisi dan media publik lainnya. Komunikasi pada travel konvensional
(offline).Mayoritas terbentuk secara tatap muka. Dimana ada penyedia tiket
(udara, laut dan darat), penginapan hotel, dan lain-lain
Kemajuan teknologi serta pemanfaatannya, merupakan alasan terkuat
terjadinya evolusi model bisnis travel dari konvensional ke existing atau yang
sedang berjalan saat ini, kemajuan dan penggunaan teknologi mengakibatkan
4
banyaknya perubahan pola bisnis, industri serta perubahan sosial.Kemudahan
mengakses internet, mampu merubah drastis berbagai sektor industri termasuk
pariwisata/travel. Internet telah menjadi sumber informasi yang utama bagi para
wisatawan dan merupakan sebuah platformbagi transaksi bisnis. Kemunculan
situs-situs penyedia informasi hotel dan tempat wisata, sekaligus fitur untuk
pemesanannya, membuat peta bisnis perjalanan wisata pelan-pelan berubah.
Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist merupakan perusahaan yang
menyelenggarakan kegiatan paket wisata dan agen perjalanan atau biasa disebut
biro perjalanan wisata. Nusa Ina Leisure telah berafiliasi dengan banyak mitra
operator tur di seluruh bagian dari tujuan wisata di Indonesia. Perusahaan yang
berdiri sejak tahun 2008 ini telah memiliki banyak klien dari dalam maupun luar
negeri. Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist didukung oleh 6 orang di bagian
operasional, 3 orang di bagian akunting, 1 orang di bagian messenger dan 3 orang
sebagai driver tetap. Dengan memiliki pengetahuan pariwisata dari Sabang
sampai Merauke membuat Nusa Ina Leisure dapat menciptakan produk wisata
secara inovatif.
Berdasarkan hasil wawancara, diketahui alur bisnis Nusa Ina Leisure
masih dilakukan secara konvensional. NusaIna Leisure sendiri sudah memiliki
website, namun masih terbatas pada website statis dimana alur pemesanan yang
terjadi di Nusa Ina Leisure dimulai dari pelanggan request paket perjalanan via
email kemudian dibalas oleh bagian marketing Nusa Ina Leisure. Jika pelanggan
setuju maka akan dikirimkan kembali email untuk permohonan book setelah itu
baru dikirimkan email konfirmasi. Hal tersebut menyebabkan pelanggan harus
5
menunggu balasan pihak Nusa Ina Leisure terlebih dahulu untuk lanjut ke tahap
berikutnya. Nusa Ina Leisure juga masih menggunakan modem yang
kecepatannya yang tidak stabil, sehingga menyebabkan Nusa Ina Leisure tidak
mendapatkan data secara real-time. Hal tersebut tidak sejalan dengan visi misi dan
tujuan perusahaan. Nusa Ina Leisure memiliki visi menjadi perusahaan inbound
tour terbaik di Indonesia dengan misi memberikan jawaban dan pelayanan secara
cepat sehingga konsumen dapat mengetahui info wisata dengan lebih simple yang
tujuannya menjadikan Nusa Ina Leisure sebagai pilihan utama dalam melakukan
perjalanan.
Untuk itu diperlukan sebuah perencanaan strategi digital pengelolaan
SI/TI dengan menggunakan metode Ward and Peppard. Perencanaan strategi
digital merupakan proses identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis computer
yang akan mendukung perusahaan dalam pelaksanaan rencana bisnis dan
merealisasikan tujuan bisnisnya. Selain itu, perencanaan strategi digital juga
menjelaskan berbagai tools, teknik dan kerangka kerja bagi manajemen untuk
menyelaraskan strategi digital dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan
baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Peppard & Ward, 2016).
Penelitian tentang perencanaan strategis digital telah beberapa kali
dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Ross dkk. tahun 2016 dengan judul
Designing Digital Organizations yang membahas bagaimana menentukan dan
melaksanakan strategi digital. Bharadwaj tahun 2013 dengan judul Digital
Business Strategy : Toward A Next Generation Of Insight yang membahas
mengenai kesuksesan dan kinerja potensial dari strategi bisnis digital dengan
6
mengangkat empat faktor yaitu lingkup strategi bisnis digital, skala strategi bisnis
digital, kecepatan strategi bisnis digital dan sumber penciptaan dan pengambilan
nilai bisnis dalam strategi bisnis digital. Holotiuk & Beimborn tahun 2017 dengan
judul Critical Success Factors of Digital Business Strategy yang membahas 8
dimensi generic dengan total 40 faktor critical success factors untuk strategi
bisnis digital. The Cognizanti Team tahun 2015 dengan judul Digital Business
2020: Getting There From Here Part II yang merupakan kumpulan jurnal
membahas perilaku dan preferensi yang membuat konsumen digital saat ini ada
serta perubahan yang harus dilakukan di era sekarang yang disebabkan oleh
digital.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja serta menghasilkan solusi
bagi Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist diperlukan suatu perencanaan strategi
digital pengelolaan SI/TI. Maka peneliti akan melakukan penelitian skripsi yang
berjudul “Perencanaan Strategi Digital Pengelolaan SI/TI di PT. Nusa Ina Leisure
Indonesia Specialist”. Perencanaan strategi digital pengelolaan SI/TI ini dibuat
agar dapat dapat menganalisis dan mengimplementasi penggabungan strategi TI
dan strategi SI untuk memberikan keunggulan dalam bersaing.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
diidentifikasi permasalahan yang ada pada Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist
yaitu sebagai berikut:
7
1. Alur bisnis yang masih konvensional tidak sejalan dengan misi
perusahaan yang ingin memberikan jawaban dan pelayanan secara
cepat sehingga konsumen dapat mengetahui info wisata dengan lebih
simple.
2. Jaringan internet yang tidak stabil menyebabkan Nusa Ina Leisure
tidak mendapatkan data secara real-time.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka dapat diperoleh rumusan
masalah yaitu “Bagaimana membuat perencanaan strategi digital pengelolaan
SI/TI untuk Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist?”
1.4 Batasan Masalah
Agar lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi hanya pada dua jenis batasan
masalah, yaitu:
1. Studi kasus dilakukan di Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist dengan
menggunakan metode versi Ward dan Peppard (Peppard & Ward, 2016)
dengan keluaran berupa strategi pengelolaan SI/TI.
2. Tools yang digunakan pada metodologi penelitian ini hanya menggunakan
analisis SWOT, analisis PESTEL, McFarlan’s Strategic Grid, dan Porter’s
Five Competitive Model, analisis Value Chain dan analisis CSF
8
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan Perencanaan Strategis
sistem informasi pada Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist untuk meningkatkan
kinerja perusahaan berupa: analisis lingkungan bisnis internal, analisis bisnis
eksternal, analisis lingkungan SI/TI internal, dan analisis lingkungan SI/TI
eksternal. Hasil dari perencanaan strategi digital pengelolaan SI/TI berupa:
Strategi Manajemen, Strategi SI dan Strategi TI.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis
1. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menduduki bangku
perkuliahan.
2. Membandingkan teori sistem informasi yang telah didapat pada saat
perkuliahan dengan permasalahan yang terjadi sebenarnya.
3. Memberikan gambaran secara umum tentang sistem informasi yang
diperlukan oleh Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist.
b. Bagi Universitas
1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran
yang diperoleh dibangku kuliah.
2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan
sebagai bahan evaluasi.
9
3. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam
menghadapi dunia kerja.
4. Menjadi salah satu referensi dan dapat dikembangkan lagi bagi peneliti
berikutnya.
c. Bagi Perusahaan
1. Perusahaan lebih mengetahui secara mendalam tentang sistem
informasi
2. Perusahaan mengetahui pentingnya sebuah perencanaan strategi bagi
kelangsungan bisnis yang dijalankan.
1.7 Metodologi Penelitian
Penulis menggunakan beberapa metodologi untuk melakukan penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Melakukan tanya jawab pada pihak yang terencana di kantor Nusa Ina
Leisure Indonesia Specialist dengan pihak Executive Director untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini.
2. Observasi
10
Melakukan pengamatan dan meninjau langsung bagaimana cara kerja
pada perusahaan tersebut sehingga diperoleh data yang berhubungan
dengan penelitian.
3. Studi Pustaka
Mengumpulkan data dengan mencari referensi-referensi serta literatur
untuk membantu dalam mengumpulkan informasi serta sebagai bahan
acuan dalam penyelesaian penelitian ini.
1.7.2 Metodologi Perencanaan Strategi Digital
Berdasarkan framework yang dikemukakan oleh Ward dan Peppard
(2016) teknik-teknik analisis yang digunakan dalam perencanaan strategi
digital diantaranya adalah:
1. Analisis Lingkungan Internal Bisnis
Analisis lingkungan internal bisnis dari sebuah perusahaan digunakan
untuk mengetahui strategi bisnis perusahaan pada saat ini, visi dan misi
perusahaan, aktivitas dan proses bisnis perusahaan, sumber daya yang
dimiliki dan informasi yang dibutuhkan perusahaan. Adapun teknik-
teknik analisis yang digunakan dalam memahami kondisi situasi pada
lingkungan internal bisnis diantaranya:
a. Analisis Value Chain, digunakan untuk mendapatkan gambaran
hubungan antara aktivitas dan fungsi yang dilakukan di internal
perusahaan.
11
b. Analisis SWOT, digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluan dan ancaman yang berkaitan dengan sistem yang
ada di perusahaan.
c. Analisis Critical Success Factor (CSF), digunakan untuk
mempertimbangkan beberapa hal yang kritis di dalam perusahaan
untuk mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dan kesuksesan perusahaan.
2. Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis
Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan terdiri
dari faktor- faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari
perusahaan. Lingkungan eksternal bisnis ini dapat memberikan
kesempatan besar dari perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi
hambatan dan ancaman untuk maju. Adapun teknik-teknik analisis yang
digunakan untuk memahami kondisi situasi pada lingkungan eksternal
bisnis diantaranya adalah:
a. Analisis Lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi,
Environment dan Legal (PESTEL)
b. Analisis Porter’s Five Competitive model’s, untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan perusahaan.
3. Analisis Lingkungan Internal SI/TI
Analisis ini akan menyediakan informasi yang menyeluruh tentang
lingkungan internal SI/TI perusahaan saat ini, yang dapat digunakan
sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses strategi SI/TI. Penulis
12
menggunakan tools McFarlan Strategy Grid yang didapatkan dari analisis
struktur organisasi, analisis software dan hardware dan analisis jaringan
komputer.
4. Analisa Lingkungan Eksternal SI/TI
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang keadaan dan
perkembangan SI/TI diluar lingkungan perusahaan, yang memberikan
dampak dan pengaruh bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian perencanaan strategis menggunakan metode Ward dan Peppard
pada Nusa Ina Leisure Indonesia Spesialist ini terdiri dari lima bab, adapun
uraiannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN berisikan latar belakang, rumusan masalah, ruang
lingkup dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan
konsep penulisan skripsi. Bagian ini berisi tentang teori dasar, dan beberapa
konsep penting mengenai topik skripsi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN menguraikan tentang metodologi yang
digunakan dalam penelitiann in, yaitu metode pengumuplan data dan metode
analisi yang digunakan.
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN membahas profil singkat Nusa Ina
Leisure dan membahas hasil analisis perencanaan strategis yang akan diusulkan
oleh penulis.
BAB V PENUTUP merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari uraian yang
sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya serta saran guna untuk
pengembangan lebih lanjut.
14
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem (System) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan
dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat
didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan
tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto, 2010).
Sistem juga diartikan sebagai sehimpunan bagian-bagian atau komponen
yang saling berkaitan dan secara bersama-sama berfungsi atau bergerak untuk
mencapai suatu tujuan. Ada pula yang mendefinisikan sebagai sekumpulan
komponen yang secara bersama-sama bekerja untuk mencapai suatu tujuan
bersama(Hartono, 2013).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, maka dalam
penelitian ini sistem dijelaskan dengan menggunakan pendekatan komponen yaitu
kumpulan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Sebuah sistem memiliki paling sedikit sepuluh karakteristik berikut(Jogiyanto,
2010).
15
1. Komponen (components).
Komponen system terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi
dan membentuk satu kesatuan. Komponen atau elemen sistem dapat berupa
subsistem atau beberapa bagian sistem.Setiap subsistem mempunyai
karakteristikdari sistemyang menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Penghubung antar bagian (interface).
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem lainnya. Penghubung inilah yang menyebabkan beberapa
subsistem berintegrasi dan membentuk satu kesatuan
3. Batas (boundary).
Batas system merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan lingkungannyaatau dengan sistem lainnya. Batas system inilah
yang membuat sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
4. Lingkungan (environment).
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar
system yang mempengaruhi sistem.Lingkungan luar system dapat bersifat
menguntungkan sistem atau merugikan sistem.
5. Masukan (input).
Masukkan adalah sesuatu yang dimasukkan kedalam system yang berasal
dari lingkungan. Masukan dapat berupa peralatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang
diproses agar didapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem
16
computer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputernya sedangkan data adalah signal input untuk
diolah menjadi informasi.
6. Mekanisme pengolahan (processing).
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan
berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa
barang jadi.
7. Keluaran (output).
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna.Tujuan (goal/objective). Sesuatu atau keadaan yang
ingin dicapai oleh sistem, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
8. Tujuan (goal/objective).
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objectives). Jika
suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
mempunyai sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
9. Sensor dan kendali (sensor & control).
Sesuatu yang bertugas memantau dan menginformasikan perubahan-
perubahan di dalam lingkungan dan dalam diri sistem kepada sistem.
17
10. Umpan-balik (feedback).
Informasi tentang perubahan-perubahan lingkungan dan perubahan-
perubahan (penyimpangan) dalam diri sistem.
2.2 Konsep Dasar Informasi
2.2.1 Pengertian Informasi
Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan
cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima (Sutarman, 2012).
Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu
bentuk yang berguna bagi penerimanya dan memiliki nilai bagi pengambilan
keputusan saat ini atau di masa yang akan datang (Hartono, 2013).
Informasi adalah data yang sudah mengalami pemrosesan sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan oleh penggunanya dalam membuat keputusan(Samiaji,
2009). Menurut Henry C. Lucas,informasi adalah data yang telah ditafsirkan agar
memberikan makna tertentu bagi seseorang (Hartono, 2013).
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah dan mempunyai arti
bagi penerimanya sehingga dapat digunakan dalam membuat keputusan.
2.2.2 Kualitas Informasi
Berikut ini disampaikan delapan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan
nilai dari suatu informasi. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut
dipaparkan di bawah ini menurut Lippeveld, Sauborn, dan Bodart(Hartono, 2013):
18
1. Relevansi
Informasi disediakan atau disajikan untuk digunakan. Oleh karena itu,
informasi yang bernilai tinggi adalah yang relevan dengan kebutuhan, yaitu
untuk apa informasi itu akan digunakan
2. Kelengkapan dan Keluasan.
Informasi akan bernilai semakin tinggi, jika tersaji secara lengkap dalam
cakupan yang luas. Informasi yang sepotong-sepotong, apalagi tidak tersusun
sistematis, tentu tidak akan banyak artinya. Demikian pun bila informasi itu
hanya mencangkup area yang sempit dari suatu permasalahan.
3. Kebenaran
Kebenaran informasi ditentukan oleh validitas atau dapatnya dibuktikan.
Informmasi berasal dari data, dan data fakta. Informasi yang bernilai tinggi
adalah informasi yang benar-benar berasal dari fakta, bukan opini atau ilusi.
4. Terukur
Informasi berasal dari data arau hasil pengukuran dan pencacatan terhadap
fakta. Jadi, informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang jika dilacak
kembali kepada datanya, data tersebut dapat diukur sesuai dengan faktanya.
5. Keakuratan
Informasi berasal dari data arau hasil pengukuran dan pencacatan terhadap
fakta. Oleh karena itu kecermatan dalam mengukur dan mencatat fakta akan
menentukan keakuratan data dan nilai dari informasi yang dihasilkan.
19
6. Kejelasan
Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk teks, tabel, grafik, chart, dan
lain-lain. Namun, apa pun bentuk yang dipilih, yang penting adalah
menjadikan pemakai mudah memahami maknanya. Oleh sebab itu, selain
bentuk penyajiannya harus benar, juga harus diperhatikan kemampuan pemakai
dalam memahaminya.
7. Keluwesan
Informasi yang baik adalah yang mudah diubah-ubah bentuk penyajiannya
sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi.
8. Ketepatan Waktu
Informasi yang baik adalah informasi yang disajikan tepat pada saat
dibutuhkan. Informasi yang terlambat datang menjadi informasi basi yang tidak
ada lagi nilainya (misalnya untuk pengambilan keputusan).
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sistem yang dapat didefinisikan dengan
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi
untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas
input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi)(Sutarman, 2012).
20
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang diperlukan (Sutabri, 2012).
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem informasi adalah kombinasi antara teknologi informasi
dan aktivitas orang berupa pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data,
penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan untuk mendukung operasi
dan manajemen.
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai
komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia,
hardware, software, data, dan jaringan. Kelima komponen tersebut memainkan
peranan yang sangat penting dalam suatu sistem informasi. Namun, dalam
kenyataannya, tidak semua sistem informasi mencakup kelima komponen
tersebut. Misalnya, sistem informasi pribadi yang tidak mencakup jaringan
telekomunikasi (Agus, 2009). Adapun komponen dalam sistem informasi yang
disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
1. Sumber Daya Manusia
21
Manusia mengambil peranan yang penting bagi sistem informasi. Manusia
dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi. Sumber daya manusia
dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengguna akhir (end user) dan
pakar sistem informasi. Pengguna akhir (end user) adalah orang-orang yang
menggunakan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi, misalnya
pelanggan, pemasok, teknisi, mahasiswa, dosen, dan orang-orang yang
berkepentingan dengan informasi dari sistem informasi tersebut. Sedangkan
pakar sistem informasi adalah orang-orang yang mengembangkan dan
mengoperasikan sistem informasi, misalnya sistem analis, developer, operator
sistem, dan staf administrasi lainnya.
2. Sumber Daya Hardware
Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam
pemrosesan informasi. Sumber daya hardware tidak hanya sebatas komputer
saja, melainkan semua media data seperti lembaran kertas dan disk magnetik
atau optikal.
3. Sumber Daya Software
Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah (instruksi) yang
digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya software tidak hanya
berupa program saja, tetapi juga berupa prosedur. Program merupakan
sekumpulan instruksi untuk memproses informasi. Sedangkan prosedur adalah
sekumpulan aturan yang digunakan untuk mewujudkan pemrosesan informasi
dan mengoperasikan perintah bagi orang-orang yang akan menggunakan
informasi.
22
4. Sumber Daya Data
Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk masukan sebuah
sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber daya organisasi.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya data dapat berbentuk teks, gambar, audio
atau suara, maupun video.
5. Sumber Daya Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan
komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan lainnya, serta dikendalikan
melalui software.
2.4 Perencanaan Strategi Digital
Perencanaan Strategi Digital merupakan strategi organisasi yang
dirumuskan dan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya digital untuk
menciptakan nilai diferensial(Bharadwaj, El Sawy, Pavlou, & Venkatraman,
2013).
Strategi digital adalah konsep yang muncul karena persimpangan antara
sistem informasi dan strategi manajemen. Strategi digital menggambarkan
perpaduan strategi bisnis dengan TI dan penggabungan teknologi digital dalam
strategi bisnis, dengan strategi digital perbedaan tingkatan peran antara strategi TI
dengan strategi bisnis akan hilang karena pendekatan keduanya, sehingga dapat
memanfaatkan internal IT untuk menciptakan persaingan (Holotiuk & Beimborn,
2017).
23
Strategi digital adalah suatu rumusan strategi organisasi dan dilaksanakan
dengan memanfaatkan sumber daya digital untuk menciptakan nilai yang berbeda
(Bharadwaj et al., 2013).
Membuat strategi digital melibatkan perencanaan dan strategi manajemen
jangka panjang yang efektif dari segi organisasi dan bisnis yang berdampak pada
teknologi digital. Di dalam strategi digital terdapat dua komponen penting yaitu
adalah strategi sistem informasi dan strategi teknologi informasi (John Ward &
Peppard, 2016).
Strategi digital adalah strategi yang dapat membantu suatu perusahaan
untuk meningkatkan daya saing serta meningkatkan keuntungan dengan
memanfaatkan sistem informasi dan teknologi informasi (John Ward & Peppard,
2016).
Jadi di dalam suatu perencanaan strategi digital, sistem informasi dan
teknologi informasi memiliki keterkaitan. Dimana sistem informasi adalah suatu
aplikasi sebagai suatu kebutuhan perusahaan, sedangkan teknologi informasi
adalah teknologi yang dapat membantu perusahaan untuk membuat aplikasi
tersebut berjalan dengan baik agar dapat meningkatkan daya saing serta
memunculkan suatu inovasi pada perusahaan.
2.5 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Perencanaan strategi SI/TI merupakan periode pada daur hidup system
ketika sebuah arsitektur informasi , arsitektur system bisnis, dan arsitektur
teknikal pertama kali dibuat dan ketika sekumpulan system bisnis yang konsisten
24
dan terintegrasi akan dikembangkan. Perencanaan Strategi SI/TI merupakan salah
satu langkah dalam information engineering yang berhubungan dengan sasaran
dan target bisnis serta bagaimana teknologi dapat dihunakan untuk menuciptakan
kesempatan baru atau keuntungan kompetitif (Martin, 1990).
Pendekatan sistematis untuk menentukan mana yang paling efektif dan
efisien berkaitan dengan kepuasan pemenuhan kebutuhan informasi(J Ward &
Griffiths, 1996). Perencanaan Strategi Sistem Informasi merupakan sekumpulan
tujuan jangka panjang yang menggambarkan tujuan sistem dan arsitektur
teknologi informasi untuk mencapai tujuan perusahaan (Turban & Potter, 2003).
Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses identifikasi portfolio
aplikasi SI berbasis komputer yang akan mendukung organisasi dalam
pelaksanaan rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya. Perencanaan
strategis SI/TI mempelajari pengaruh SI/TI terhadap kinerja bisnis dan kontribusi
bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan
strategis SI/TI juga menjelaskan berbagai alat, teknik, dan kerangka kerja bagi
manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan
mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif.
Maka dapat disimpulkan definisi dari perencanaan strategi sistem
informasi dan teknologi informasi adalah suatu proses analisis secara menyeluruh
dan sistematis dalam merumuskan tujuan dan sasaran perusahaan, serta
menentukan strategi yang memanfaatkan kelebihan dari sistem informasi dan
dukungan teknologi informasi dalam menunjang strategi bisnis dan memberikan
keunggulan kepada perusahaan dalam bersaing.
25
2.6 Metode Perencanaan Strategis
2.6.1 Information Engineering (IE) versi James Martin
Metode Information Engineering merupakan sebuah pendekatan untuk
perencanaan, analisis, dan implementasi suatu aplikasi dalam suatu perusahaan,
yang bertujuan untuk memungkinkan suatu perusahaan untuk meningkatkan
sumber dayanya termasuk modal, kualitas SDM dan sistem informasi. Hal ini
berguna untuk mendukung visi bisnis perusahaan. Metode Information
Engineering sudah mulai dikembangkan dari tahun 1976 oleh James Martin dan
diterbitkan dalam bentuk literatur pada tahun 1981. Metode ini terdiri dari empat
lapisan. Empat lapisan tersebut bisa dilihat pada gambar berikut.(Yudhistyra &
Nugroho, 2014)
Gambar 2.1Metodologi Information Engineering (Yudhistyra & Nugroho, 2014)
Penjelasan dari masing-masing lapisan metode Information Engineering versi
James Martin adalah sebagai berikut(Yudhistyra & Nugroho, 2014):
26
(a) Perencanaan strategi informasi (information strategic planning) merupakan
tinjauan strategis atas informasi dan pemanfaatan sistem informasi dan
teknologi pada seluruh bagian dalam organisasi untuk perencanaan terhadap
masa depan, sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi.
(b) Analisis area bisnis (business area analysis). Pada lapisan ini akan
menghasilkan suatu model data dan model proses dari area bisnis yang
dianalisis.
(c) Perancangan sistem (system design). Pada lapisan ini digunakan alat bantu
otomatis (automated tools) yang dapat menunjukkan jenis informasi apa saja
yang dapat digunakan pada lapisan ini.
(d) Lapisan konstruksi (construction). Berdasarkan rancangan yang sudah dibuat
pada lapisan atasnya sistem dibangun dengan menggunakan automated code
generator.
2.6.2 Enterprise Architechture Planning (EAP) versi Steven H. Spewak
Enterprise Architecture Planning (EAP) dikembangkan oleh Steven H.
Spewak pada tahun 1992. Tahapan pembangunan EAP adalah tahap untuk
memulai, tahap memahami kondisi saat ini, tahap pendefinisian visi masa depan,
dan tahap untuk menyusun rencana dalam mencapai visi masa depan. Tahapan
pembangunan EAP dapat dilihat pada gambar berikut: (Surendro, 2007)
27
Gambar 2.2 Lapisan Perencanaan Arsitektur Enterprise (Surendro, 2007)
Masing-masing tahapan mempunyai penjelasan sebagai berikut (Surendro, 2007):
(a) Inisiasi perencanaan merupakan sebuah kegiatan mengenai pendefinisian dan
sasaran dari perencanaan yang akan dibuat termasuk di dalamnya faktor
pendukung serta penghambat yang akan ditemui pada saat melakukan
perubahan dan mencapai sasaran visi dan misi organisasi.
(b) Pemodelan bisnis merupakan perumusan dan pencapaian strategi organisasi,
melibatkan semua unit dalam organisasi, mengidentifikasikan tujuan,
program, dan rencana strategis setiap unit untuk mencapai tujuan bersama
organisasi.
(c) Sistem dan teknologi saat ini merupakan penilaian terhadap manfaat yang
telah diberikan terhadap teknologi informasi dan sistem informasi yang telah
diberikan pada saat ini. Melakukan evaluasi berbagai macam data, aplikasi
dan teknologi yang ada untuk melihat peluang dan kesempatan
pengembangan lebih lanjut terhadap teknologi dan sistem yang ada.
(d) Arsitektur data merupakan proses pengidentifikasian objek bisnis
menggunakan Entity Relationship Diagram), yang digunakan untuk melihat
28
kebutuhan data organisasi, sehingga pengembangan database dapat secara
konsisten dikembangkan.
(e) Arsitektur aplikasi merupakan pengidentifikasian mengenai aplikasi yang akan
dibangun dengan melakukan penelitian terhadap bentuk aplikasi dalam bentuk
arsitektur aplikasi, membuat skema arsitektur dan relasi tiap aktivitas data
setiap unit dalam organisasi.
(f) Arsitektur teknologi merupakan pengidentifikasian teknologi yang mendukung
kemajuan bisnis, yang berhubungan dengan arsitektur aplikasi untuk
menentukan teknologi masa depan yang akan digunakan.
(g) Rencana implementasi/migrasi dilakukan untuk menghasilkan teknologi
informasi dan sistem informasi pada arsitektur organisasi dengan
menggunakan matriks aplikasi atau entitas data.
2.6.3 The Open Group Architechture Framework (TOGAF)
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan
framework dan metode untuk arsitektur enterprise yang menyediakan metodologi
untuk menganalisis arsitektur bisnis secara keseluruhan (The Open Group, 2009).
TOGAF memberikan metode yang detail bagaimana membangun dan mengelola
serta menerapkan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan
Architecture Development Method (ADM). ADM merupakan hasil dari kontribusi
secara terus menerus dari banyak pelaksana arsitektur. Terdapat empat domain
arsitektur yang diterima secara umum sebagai bagian dari keseluruhan arsitektur
29
enterprise(The Open Group, 2009). Keempat domain tersebut telah telah
didukung oleh TOGAF, yaitu :
(a) Arsitektur bisnis.
Arsitektur ini mendefinisikan strategi bisnis, peraturan, organisasi, dan kunci
dari proses bisnis.
(b) Arsitektur data.
Arsitektur ini mendeskripsikan struktur dari aset data pada organisasi.
(c) Arsitektur aplikasi.
Arsitektur menyediakan cetak biru sistem aplikasi untuk di deploy, interaksi
dan hubungannya kepada inti proses bisnis dari organisasi.
(d) Arsitektur teknologi.
Arsitektur mendeskripsikan komponen perangkat lunak perangkat keras yang
dibutuhkan untuk mendukung arsitektur bisnis, data dan aplikasi.
Bagian inti dari TOGAF merupakan framework untuk mengembangkan desain
arsitektur yang disebut Architecture Development Method (ADM). TOGAF ADM
ini memiliki sembilan fase (The Open Group, 2009), seperti pada gambar berikut:
30
Gambar 2.3Metodologi Perencanaan Strategis TOGAF (The Open Group, 2009)
Persiapan dibutuhkan pada tahapan preliminary yang disesuaikan dengan
kebutuhan organisasi. Sembilan tahapan berikutnya dijelaskan sebagai berikut:
(a) Architecture vision.
Pada tahapan ini digunakan untuk menciptakan keseragaman mengenai
arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam
bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan
dikembangkan. Pada tahapan ini berisi pertanyaan yang diajukan untuk
mendapatkan arsitektur yang ideal sesuai dengan tujuan organisasi.
(b) Business architecture.
Pada tahapan ini digunakan untuk mendefinisikan kondisi awal arsitektur
bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan
31
berdasarkan tujuan dan skenario bisnis. Model DFD atau UML bisa digunakan
untuk membangun model bisnis yang diperlukan.
(c) Information system architecture.
Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana informasi
dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini
meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh
organisasi. Arsitektur data lebih difokuskan sebagaimana data digunakan
untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Arsitektur sistem
informasi mendeskripsikan sistem aplikasi dan perannya dalam mendukung
proses bisnis.
(d) Technology architecture.
Pada tahapan ini digunakan untuk membangun arsitektur teknologi yang
diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan
dengan menggunakan Technology Portfolio Catalogue yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga
mempertimbangkan alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi.
Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location Diagram,
Network Computing Diagram, dan lainnya. Untuk keperluan infrastruktur
Teknologi Informasi, arsitektur teknologi diperinci sampai komponen
hardware, yaitu memetakan kebutuhan hardware sistem aplikasi,
memungkinkan identifikasi hardware yang dapat dipakai bersama,
memungkinkan identifikasi mekanisme integrasi antar komponen sistem
aplikasi yang saling berhubungan.
32
(e) Opportunities and solution.
Manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise ada pada tahapan ini, yang
meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur
teknologi, sehingga menjadi dasar bagi pengambil keputusan untuk memilih
dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Bisa menggunakan
teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram.
(f) Migration planning.
Pada tahapan ini merupakan pembuatan garis besar langkah yang perlu
dilakukan dalam mengaplikasikan arsitektur yang telah dibuat sebelumnya.
(g) Implementation governance.
Pada tahapan ini untuk membuat formula yang merekomendasikan setiap
rencana yang akan diaplikasikan dan untuk memastikan rencana tersebut
berjalan dengan semestinya untuk mencapai tujuan. Meliputi tata kelola
organisasi, tata kelola teknologi informasi, tata kelola arsitektur.
(h) Architecture change management.
Pada tahapan ini digunakan untuk menilai performa dari arsitektur yang
sedang berjalan, jika diperlukan dapat merekomendasikan perubahan dan
melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan
lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan yang
akan dilakukan untuk pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.2.6.4
Zachman Framework for Enterprise Architechture
Arsitektur Enterprise adalah sebuah gambaran untuk mengorganisasikan
semua proses bisnis dalam organisasi, informasi yang dibutuhkan dan teknologi
33
pendukung. Dalam Arsitektur Enterprise terdiri dari definisi keadaan sekarang
(As-Is), visi status masa depan (To-Be) tentang bisnis seperti halnya teknologi,
dan cara lain untuk mengatur kompleksitas (Hewlett, Niles E, 2005). Arsitektur
Enterprise memiliki beragam metode yang dapat digunakan sebagai sebuah alat
penyelesaian masalah yang ada dalam organisasi. Salah satu metode yang
digunakan adalah versi John Zachman semenjak tahun 1987.
Zachman Framework merupakan skema untuk melakukan klasifikasi
pengorganisasian artifak enterprise Zachman Framework terdiri dari 6 kolom dan
6 baris. Tiap kolom merepresentasikan fokus, abstraksi, atau topik arsitektur
enterprise, yaitu: data, fungsi, jaringan, manusia, waktu, dan motivasi (Irfanto &
Andry, 2017). Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.4 Metodologi Perencanaan Strategis Zachman (Irfanto & Andry, 2017)
34
Kerangka kerja Zachman terdiri dari enam kolom dan enam baris. Tiap baris
merepresentasikan perspektif berikut(Irfanto & Andry, 2017):
1. Perspektif Perencana: menetapkan konteks, latar belakang, & tujuan.
2. Perspektif Pemilik: menetapkan model konseptual dari enterprise.
3. Perspektif Perancang: menetapkan model sistem informasi sekaligus
menjembatani hal yang diinginkan pemilik & hal yang dapat direalisasikan
secara teknis dan fisik.
4. Perspektif Pembangun: menetapkan rancangan teknis & fisik yang digunakan
dalam mengawasi implementasi teknis dan fisik.
5.Perspektif Subkontraktor: menetapkan peran dan rujukan bagi pihak yang
bertanggung jawab untuk melakukan pembangunan sistem informasi.
6.Perspektif Fungsional :merepresentasikan perspektif penguna dan wujud nyata
hasil implementasi.
Setiap kolom dalam kerangka kerja Zachman merepresentasikan fokus,
abstraksi atau topik arsitektur, yaitu(Irfanto & Andry, 2017):
(a) What (data): menggambarkan kesatuan data yang dianggap penting dalam
bisnis. Kesatuan tersebut adalah hal yang informasinya perlu dipelihara.
(b) How (function): mendefinisikan fungsi atau aktivitas. Input dan output juga
dipertimbangkan pada kolom ini.
(c) Where (network): menunjukkan lokasi geografis dan hubungannya antara
aktivitas dalam organisasi, meliputi lokasi geografis bisnis yang utama.
35
(d) Who (people): mewakili manusia dalam organisasi dan metric untuk mengukur
kemampuan dan kinerjanya. Kolom ini juga berhubungan dengan antar muka
pengguna dan hubungan antara manusia dan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
(e) When (time): mewakili waktu atau kegiatan yang menunjukkan kriteria kinerja.
Kolom ini berguna untuk mendesain jadwal dan memproses arsitektur.
(f) Why (motivation): menjelaskan motivasi dari organisasi dan pekerjanya. Di
sini terlihat tujuan, sasaran, rencana bisnis, arsitektur pengetahuan, alasan
pikiran, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.
Kerangka kerja Zachman bisa digunakan sebagian-sebagian sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan skala prioritas dan tidak harus menggunakan keseluruhan
kerangka karena akan memakan waktu dan biaya.
2.6.5 Perencanaan Strategis versi Price Waterhouse
Price Waterhouse merupakan sebuah lembaga layanan konsultasi
manajemen kelas dunia yang memperkenalkan sebuah metodologi yang
menjelaskan secara rinci tahapan yang harus dilalui dalam melakukakn
perencanaan strategis sistem informasi (Muchtadi, 2013). Langkah tersebut
terbagi dalam empat tahapan seperti digambarkan sebagai berikut:
36
Gambar 2.5 Metodologi Perencanaan Strategis versi Price Waterhouse (Muchtadi, 2013)
2.6.6 Perencanaan Strategis versi Tozer
Metode Tozer adalah metode pendekatan yang praktis dan formal yang
berdasarkan pada konsep strategis bisnis yang menentukan cara mengeksploitasi
sumber daya SI/TI beserta pemanfaatnya (Tozer, 1996). Tabel di bawah
memperlihatkan fase/tahapan perencanaan strategis SI/TI menurut Tozer.
Tabel 2.1 Fase Perencanaan Strategis SI/TI versi Tozer (Firdausi, 2013)
Fase Langkah Deskripsi
0 Menentukan Konteks dan
Ruang Lingkup
Untuk memastikan keberadaan ruang
lingkup yang berhubungan dengan
SI/TI, perencanaan program kerja dan
jadwal wawancara, survei dan observasi.
1 Menentukan Informasi
Bisnis dan Kebutuhan
Pendukung
Persiapan pengumpulan informasi dan
menentukan informasi bisnis dan
pendukung
Tahap I: Menetukan Kebutuhan Bisnis dan Informasi
Tahap II: Menentukan Target SI
Tahap III: Menetukan dan Memilih Strategi SI
Tahap IV: Mengembangkan Rencana Implentasi
37
2 Mengevaluasi Kesesuaian
Sistem dengan Kebutuhan
Bisnis saat ini
Mengevaluasi aplikasi dan kondisi
teknis saat ini dan membangun
arsitektur informasi.
3 Menentukan Solusi
Strategis
Identifikasi dan memulai kegiatan yang
mendesak, menentukan solusi aplikasi
dan database dan pengembangan kasus
bisnis
4 Mempersiapkan Melakukan
Rencana Aplikasi
Mempersiapkan rencana pengembangan
SDM dan organisasi, menampilkan
rencana dan mengatur implementasinya.
Penjelasan mengenasi fase-fase metodologi perencanaan SI/TI versi Tozer adalah
sebagai berikut (Firdausi, 2013):
Fase 0 – Merupakan konteks dan ruang lingkup.
Tujuan dari fase ini adalah memperoleh batasan, waktu, dan control. Keluaran
yang dihasilkan pada fase ini berupa identifikasi pendahuluan, tim kerja, program
dan jadwal wawancara pendahuluan.
Fase 1 – menentukan informasi mengenai bisnis dan kebutuhan yang
mendukungnya.
Fase ini dibagi menjadi dua kegiatan:
a. Persiapan pengumpulan informasi
Tujuan dari kegiatan ini adalah mempersiapkan dasar analisis dan wawancara
dengan pimpinan dengan keluarannya berupa: aplikasi terkini dan datanya,
asset TI terkini, dan kondisi SDM.
b. Menetukan informasi bisnis dan pendukungnya
Tujuan dari kegiatan ini sebagai dasar atau fakta untuk membangun
perencanaan strategis, dengan menganalisis kondisi perusahaan.
38
Fase 2 – mengevaluasi kesesuaian sistem dengan kebutuhan saat ini dan
mengidentifikasi pilihan solusi.
Pada fase ini terdapat beberapa kegiatan dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Mengevaluasi aplikasi dan kondisi teknis saat ini.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran kemampuan
aplikasi saat ini dalam mendukung bisnis.
b. Membangun arsitektur informasi
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat arsitektur informasi dengan
keluaran mencakup usulan arsitektur sistem informasi berupa aplikasi,
database.
Fase 3 – Menentukan solusi strategis
Pada fase ini terdapat tiga kegiatan dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Identifikasi dan memulai kegiatan yang mendesak
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh kebutuhan yang jelas, tepat
dan cepat dengan keluaran berupa proposal rapid development,
pengembangan solusi, dan keluaran yang diharapkan.
b. Menentukan solusi aplikasi dan database
Tujuan dari kegiatan ini adalah megkaji solusi yang telaj ditawarkan,
membuat prioritas dari aplikasi dan basis data yang paling sesuai dengan
solusi, memperbaiki arsitektur informasi secepatnya, dan membangun
teknologi yang mendukun solusi. Keluaran dari kegiatan ini adalah pilihan dan
beberapa solusi, deifnisi yang paling tepat dengan struktur database yang
39
mendukungnya, penjelasan alasan pemilihan solusi, hasil update arsitektur
informasi.
c. Pengembangan kasus bisnis
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun sponsor, memastikan agar
solusi SI/TI sejalan dengan bisnis dan manfaatnya tercermin dalam
implementasinya, dan memungkinkan manfaat alternative. Keluaran dari
kegiatan ini adalah sponsor yang berkomitmen.
Fase 4 – Menyiapkan dan melakukan rencana implementasi
Tujuan dari fase ini adalah menyelasaikan dan melaksanakan perencanaan
strategis SI/TI, dimana terdapat beberapa kegiatan dengan penjelasan sebagai
berikut:
a. Mempersiapkan rencana pengembangan SDM dan organisasi
Kegiatan ini bertujuan membuat rencana mengembangkan SDM yang sesuai
dengan rencana teknologi informasi. Keluaran dari kegiatan ini berupa
pernyataan dan rencana detail pengembangan SDM.
b. Menampilkan rencana dan mengatur implementasinya
Tujuan kegiatan ini adalah memastikan manajemen senior mengerti dan
menerima rekomendasi solusi, mengatur implementasi, mendapatkan
kesempatan untuk mengkaji, menyesuaikan rencana akhisr selama siklus
perencanaan. Keluaran dari kegiatan ini adalah rencana akhir yang telah
disetujui dan didukung dengan komtimen financial, program implementasi,
dan jaminan untuk dapat meninjau kembali dan menyelasikan perencanaan
strategis SI/TI jika terjadi perubahan lingkungan bisnis.
40
2.6.7 Perencanaan Strategis versi Wetherbe
Model perencanaan wetherbe, disebut juga four-stage model of planning
(pemodelan empat tahap). Pemodelan ini terdiri dari empat aktifitas utama. Empat
aktifitas tersebut adalah perencanaan strategis TI, analisis kebutuhan informasi,
alokasi sumber daya dan perencanaan proyek (Sriminangga, 2013). Penjelasannya
sebagai berikut:
a. Perencanaan strategis TI: Menetapkan hubungan antara rencana
keseluruhan organisasi dengan rencana teknologi informasi
b. Analisis kebutuhan informasi: Mengidentifikasi secara detail kebutuhan
informasi yang diperlukan oleh organisasi.
c. Alokasi sumber daya: Mengalokasikan sumber daya aplikasi teknologi
informasi dan sumber daya operasional.
d. Perencanaan proyek: Mengembangkan rencana yang menguraikan jadwal
proyek sistem informasi.
Gambar 2.6 Metodologi Perencanaan Strategis versi Wetherbe (Turban, Leidner, McLean,
& Wetherbe, 2006)
Strategic IT Planning
Information Requirements
Analysis
Resource Allocation
Project Planning
41
2.6.8 Strategic Planning Information System (SPIS) versi John Ward dan Joe
Peppard
Formulasi strategi merupakan langkah awal untuk mencapai kesuksesan
dalam manajemen Teknologi Informasi dan Komunikasi. Strategi diterapkan, dan
mengirimkan hasil serta memperbaharui strategi untuk mengambarkan perubahan
manajemen Teknologi Informasi dan Komunikasi yang merupakan hal yang
penting dalam menentukan kesuksesan. Gangguan dalam mencapai tujuan dari
strategi sering disebabkan oleh kekurangan organisasi, politik, dan isu budaya
(John Ward & Peppard, 2002).
Salah satu metode perencanaan strategis yang dapat dimanfaatkan adalah
metode versi John Ward dan Joe Peppard. Model John Ward dan Joe Peppard
dimulai dengan pemahaman situasi saat ini, yaitu lingkungan eksternal dan
internal, baik pada lingkungan bisnis maupun pada lingkungan Teknologi
Informasi dan Sistem Informasi. Pemahaman situasi saat ini dapat digunakan
untuk menentukan perencanaan dan strategi untuk masa mendatang, baik strategi
bisnis maupun strategi Teknologi Informasi dan Sistem Informasi. Metode John
Ward dan Joe Peppard dapat dilihat seperti pada gambar berikut:
42
Gambar 2.7 Metodologi Perencanaan Strategis versi Ward and Peppard (John Ward &
Peppard, 2016)
Metode perencanaan strategi versi John Ward dan Joe Peppard memiliki
formulasi berupa masukan (input), kemudian diproses sehingga menghasilkan
keluaran (output) yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Analisis lingkungan bisnis internal saat ini seperti tujuan atau sasaran, sumber
daya, proses serta budaya dan nilai budaya dan bisnis pada organisasi.
(b) Analisis lingkungan bisnis eksternal saat ini, meliputi aspek ekonomi, industri
dan iklim bersaing organisasi.
(c) Analisis lingkungan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi pada saat ini,
yang meliputi tingkat kematangan (maturity), pengaruh terhadap organisasi,
sumber daya, dan infrastruktur teknologi. Portfolio aplikasi yang ada saat ini
juga merupakan bagian dari lingkungan Teknologi Informasi dan Sistem
Informasi pada saat ini.
43
(d) Analisis lingkungan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi yang meliputi
teknologi yang sedang berkembang saat ini dan pemanfaatan teknologi
tersebut.
Tahapan keluar yang merupakan hasil dari suatu proses analisis masukan
(input) berupa perencanaan strategis yang akan digunakan di masa yang akan
datang, adalah sebagai berikut:
(a) Strategi Bisnis Sistem Informasi yang merupakan bagaimana pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi oleh setiap departemen dan unit bisnis
dalam organisasi pada masa yang akan datang, tujuannya untuk mencapai
sasaran organisasi di masa depan.
(b) Strategi Teknologi Informasi yang merupakan kebijakan dan strategi dalam
mengelola Teknologi Informasi dan Sistem Informasi serta sumber daya
manusia.
(c) Strategi Manajemen Teknologi Informasi dan Sistem Informasi pada
organisasi yang merupakan untuk memastikan kesuksesan penerapan
kebijakan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi yang dibutuhkan.
Dibawah ini adalah paparan mengenai analisis lingkungan bisnis internal
dan eksternal:
1. Analisis situasi saat ini dan memahami kebutuhan bisnis
Untuk memahami kebutuhan bisnis yang sedang atau dalam perencanaan serta
yang potensial untuk yang akan datang, maka perlu dilakukan analisis
terhadap strategi bisnis dan evaluasi sistem informasi dan teknologi informasi
saat ini, serta analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal. Alat
44
bantunya dapat berupa analisis value chain, analisis PESTEL, analisis
Porter’s five forces model, analisis CSF, dan analisis SWOT.
2. Analisis lingkungan bisnis
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan beberapa alat bantu yang sesuai
dengan kondisi perusahaan. Alat bantu yang digunakan dalam analisis proses
bisnis internal adalah value chain. Sedangkan alat bantu untuk lingkungan
bisnis eksternal adalah PESTEL dan analisis Porter’s five forces model.
3. Lingkungan Bisnis internal
Input dari proses adalah hasil wawancara, dokumentasi perusahaan, dan hasil
observasi terhadap proses kerja setiap bagian yang kemudian dilakukan
analisis dengan value chain, analisis CSF, analisis BSC dan analisis SWOT
untuk menentukan kebutuhan informasi bisnis organisasi. Tujuan dari subfase
ini adalah untuk mengetahui lingkungan bisnis sebagai dasar identifikasi
peluang pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi, menentukan
strategi sistem informasi dan keunggulan bersaing organisasi. Output adalah
pernyataan strategi, diagram value chain, daftar kebutuhan informasi bisnis
organisasi.
4. Lingkungan bisnis eksternal
Proses bisnis suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh hubungan organisasi
dengan pihak eksternal. Pengaruh eksternal juga akan menentukan hasil akhir
customer organisasi. Identifikasi yang tepat akan pengaruh dari faktor
eksternal tersebut diperlukan untuk memahami strategi bisnis perusahaan.
Analisis lingkungan bisnis eksternal pada kajian ini dilakukan dengan
45
menggunakan analisis PESTEL. Dengan menggunakan analisis ini akan
dibahas beberapa faktor eksternal yang mungkin akan mempengaruhi bisnis
organisasi. Identifikasi faktor dari analisis ini sangat penting dalam
menentukan langkah adaptasi dalam strategi bisnis. Identifikasi ini untuk
mengantisipasi efek negatif dan faktor tersebut yang dapat mengancam bisnis,
serta untuk mengidentifikasi untuk mempertahankan atau bahkan mencari
peluang dalam pengembangan bisnis.
5. Analisis lingkungan SI/TI
Analisis ini dilakukan dengan evaluasi dan analisis operasi sistem, informasi
saat ini, sistemnya, perlengkapan, sumber daya organisasi, keahlian,
pelayanan untuk menentukan daerah cakupan dan kontribusi serta perbaikan
yang bermanfaat.
6. Lingkungan SI/TI internal
Meliputi analisis terhadap organisasi SI/TI dan proses, sumber daya manusia
dan keahlian. Selain itu dilakukan analisis portofolio aplikasi saat ini.
7. Lingkungan SI/TI eksternal
Masukan atau input dapat berupa trend penggunaan SI/TI dan hasil
wawancara analisis untuk menentukan pengaruh tren penggunaan SI/TI dan
potensi pemanfaatannya dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk
mengetahui penggunaan teknologi informasi dalam industry dan menelaah
teknologi tersebut untuk dimanfaatkan dalam mendukung strategi bisnis
organisasi di masa mendatang. Keluaran atau output berupa identifikasi
46
penggunaan eksternal SI/TI yang potensial untuk dimanfaatkan oleh
organisasi
2.7 Konsep Dasar Perencanaan Strategi Digital
Dalam membuat Strategic application tidak boleh hanya memfokuskan
pada analisa terhadap teknologi saja (John Ward & Peppard, 2016). Menurut Earl,
disarankan bahwa jalur yang efektif untuk menghasilkan keuntungan dari SI/TI
adalah dengan mengkonsentrasikan pada pemikiran tentang bisnis yaitu dengan
menganalisa problem bisnis yang ada dan perubahan lingkungannya, dan
menyadari bahwa SI/TI adalah hanya salah satu bentuk solusi yang ditawarkan
(John Ward & Peppard, 2016).
Cara yang tepat untuk mencapai keuntungan strategis dari SI/TI adalah
dengan mengkonsentrasikan atau memikirkan ulang bisnis dengan menganalisa
permasalahan bisnis yang ada sekarang dan perubahan lingkungan dan
menjadikan TI sebagai salah satu resep solusi(Salisah & Syaifullah, 2013).
Earl menyarankan agar strategi SI fokus dalam mengidentifikasi
kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi (application set) dan strategi TI
fokus dalam mengidentifikasi kebutuhan perusahaan terhadap teknologi informasi
dan infrastrukturnya. Hubungan ini dapat digambarkan seperti pada gambar 2.8
(John Ward & Peppard, 2016).
47
Gambar 2.8 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI (John Ward &
Peppard, 2016)
Perencanaan strategis sistem informasi mempelajari pengaruh sistem
informasi terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi perusahaan dalam
menentukan rencana strategis perusahaannya. Perencanaan strategis sistem
informasi juga menjelaskan berbagai teknik dan tools untuk menyelaraskan
strategi sistem informasi dengan strategi bisnis perusahaannya.
Dibawah ini adalah skema perencanaan strategi digital menurut Ward dan
Peppard (John Ward & Peppard, 2016)
48
Gambar 2.9 Skema Perencanaan Strategi Digital menurut Ward dan Peppard(John Ward &
Peppard, 2016)
Jadi, metode Perencanaan Strategi Digital ini merupakan metode yang
dimulai dari kegiatan assesment dan pemahaman terhadap situasi saat ini, baik
terhadap lingkungan bisnis internal dan eksternal maupun lingkungan SI/TI
internal dan eksternal. Hasil yang diperoleh dari penelitian menggunakan metode
ini pada kondisi saat ini ialah strategi sistem informasi (SI), strategi teknologi
informasi (TI), dan strategi manajemen SI/TI
2.8 Metode Perencanaan Strategi Digital
Dalam penelitian perencanaan strategi sistem informasi pada metodologi
ward dan pepard teknik analisa yang digunakan adalah analisis SWOT, analisis
Rantai Nilai (Value Chain), analisis Critical Success Faktor’s, analisis Porter’s
five forces model, analisis Mc Farlan Strategy Grid, dan analisis PESTEL maka
49
penjelasannya mengenai teori teknik analisis tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
2.8.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini
(Rangkuti, 2009).
Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threaths) merupakan
cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal (Kotler &
Keller, 2009). Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area
fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam
semua area bisnis (David, 2008).
Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari
eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan
dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan
kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.
50
Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT yaitu (David, 2008):
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang
berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat
dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah
kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di
pasar
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan.
Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan
manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan
perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecenderungan – kecenderungan penting merupakan salah satu
sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara
perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi
perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan
perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau
51
yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru
atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
2.8.2 Analisis Value Chain
Analisis rantai nilai adalah kegiatan menganalisa kumpulan aktivitas yang
dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan
mendukung produk atau jasa (John Ward & Peppard, 2002). Pendekatan rantai
nilai (value chain) dibedakan menjadi dua tipe aktivitas bisnis :
1. Aktivitas Utama
Aktivitas-aktivitas utama pada perusahaan yang pada akhirnya memberikan
kepuasan pada pelanggan. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan
dengan baik, tapi juga harus saling berhubungan dengan efektif jika keseluruhan
performa bisnis hendak dioptimalkan. Aktivitas utama terdiri dari :
a. Logistik Dalam (Inbound Logistics)
Mendapatkan, menerima, menyimpan, dan pengadaan input kunci dan sumber
daya dalam kualitas dan kuantitas yang tepat bagi bisnis. Ini mungkin
termasuk merekrut staf serta membeli bahan, komponen dan jasa dan
berurusan dengan subkontraktor dan memperoleh peralatan.
b. Operasional (Operations)
Mengubah input menjadi produk atau layanan yang diperlukan oleh para
pelanggan. Ini mencakup sumber daya dan membawa bahan bersama-sama
untuk membuat produk atau menyediakan layanan.
c. Logistik Luar (Outbound Logistics)
52
Mendistribusikan produk ke pelanggan baik secara langsung kepada
pelanggan atau ke agen yang sesuai untuk didistribusi, sehingga pelanggan
dapat memperoleh produk atau jasa dan membayarnya dengan tepat.
d. Penjualan dan Pemasaran (Sales and Marketing)
Menyediakan cara-cara di mana pelanggan dan konsumen sadar akan produk
atau jasa dan bagaimana mereka dapat memperoleh itu, termasuk cara untuk
membujuk mereka untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa.
e. Pelayanan (Services)
Memberikan nilai tambah lebih jauh kepada pelanggan dengan memastikan
pelanggan mendapatkan keuntungan penuh atau nilai dari produk yang dibeli.
2. Aktivitas pendukung
Merupakan aktivitas yang dibutuhkan untuk mengontrol dan mengembangkan
bisnis dari waktu ke waktu dengan cara menambahkan nilai secara tidak langsung,
nilainya akan diketahui melalui kesuksesan dari aktivitas utama.Terdiri dari :
a. Teknologi (Technology)
Menjelaskan teknologi apa saja yang digunakan dalam perusahaan tersebut.
b. Sumber Daya Manusia (Human Resource)
Merupakan cara dari perusahaan dalam mengatur SDMnya, misalnya dengan
memberikan pelatihan atau pembekalan skill dan ilmu.
c. Infrastruktur (Infrastructure)
Merupakan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh perusahaan.
d. Pengadaan (Procurement)
53
Suatu proses lengkap untuk mendapatkan barang dan jasa dari persiapan mulai
dari persiapan dan pengolahan dari sebuah daftar permintaan atas invoice
untuk pembayaran.
Gambar 2.10 Contoh Model Value Chain (John Ward & Peppard, 2016)
2.8.3 Analisis Critical Success Factor
Analisis critical success factor (CSF) merupakan area terbatas dalam suatu
bisnis yang apabila terpenuhi maka akan menjamin kesuksesan kinerja kompetitif
bagi perusahaan (John Ward & Peppard, 2002)
Rockart mendefinisikan CSF sebagai area tertentu dalam perusahaan,
dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan, maka akan menjamin
keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana
‘sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar’, sehingga keberhasilan bisnis
dapat dicapai dan terus berkembang (John Ward & Peppard, 2002).
54
CSF merupakan sebuah metode analisis dengan mempertimbangkan
beberapa hal yang kritis di dalam lingkungan perusahaan untuk mendefinisikan
faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan
perusahaan atau organisasi dan dapat ditentukan jika objektif organisasi telah
diidentifikasi. Tahapan dalam CSF yaitu (Hayati, 2016):
1. Identifikasi misi dan tujuan strategis organisasi/perusahaan
2. Setiap tujuan strategis harus dapat menjawab pertanyaan ‘wilayah bisnis apa
yang penting bagi organisasi untuk mencapai tujuan? (kandidat CSF)
3. Evaluasi setiap kandidat CSF
4. Identifikasi bagaimana CSF diawasi dan diukur
5. Komunikasikan CSF kepada setiap elemen penting perusahaan
6. Lakukan pengawasan dan evaluasi ulang CSF
Gambar 2.11 Critical Success Factors-Basic Processes (Sumher: Ward and Peppard, 2016)
55
2.8.4 Analisis Porter’s Five Forces Model
Berikut ini adalah kelima Kekuatan menurut Michael Porter atau lebih
dikenal dengan Porter’s Five Forces Analysis:
1. Threat of new entrants (Hambatan bagi Pendatang Baru)
Kekuatan ini menentukan seberapa mudah (atau sulit) untuk masuk ke
industri tertentu. Jika Industri tersebut bisa mendapatkan profit yang tinggi
dengan sedikit hambatan maka pesaing akan segera bermunculan. Semakin
banyak perusahaan saingan (kompetitor) yang bersaing pada market yang sama
maka profit atau laba akan semakin menurun. Sebaliknya, semakin tinggi
hambatan masuk bagi pendatang baru maka posisi perusahaan kita yang bergerak
di industri tersebut akan semakin diuntungkan.
2. Bargaining power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok untuk menjual
bahan baku pada harga yang tinggi ataupun menjual bahan baku yang berkualitas
rendah kepada pembelinya. Dengan demikian, keuntungan perusahaan akan
menjadi rendah karena memerlukan biaya yang tinggi untuk membeli bahan baku
yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pemasok,
semakin tinggi pula keuntungan perusahaan kita.
Daya tawar pemasok menjadi tinggi apabila hanya sedikit pemasok yang
menyediakan bahan baku yang diinginkan sedangkan banyak pembeli yang ingin
membelinya, hanya terdapat sedikit bahan baku pengganti ataupun pemasok
memonopoli bahan baku yang ada
56
3. Bargaining power of buyers (Daya Tawar Pembeli)
Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari
pembeli/konsumen, semakin tinggi daya tawar pembeli dalam menuntut harga
yang lebih rendah ataupun kualitas produk yang lebih tinggi, semakin rendah
profit atau laba yang akan didapatkan oleh perusahaan produsen. Harga produk
yang lebih rendah berarti pendapatan bagi perusahaan juga semakin rendah. Di
satu sisi, Perusahaan memerlukan biaya yang tinggi dalam menghasilkan produk
yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pembeli maka
semakin menguntungkan bagi perusahaan kita.Daya tawar pembeli tinggi apabila
jumlah produk pengganti yang banyak, banyak stok yang tersedia namun hanya
sedikit pembelinya.
4. Threat of substitutes (Hambatan bagi Produk Pengganti)
Hambatan atau ancaman ini terjadi apabila pembeli/konsumen
mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang
memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah. Semakin
sedikit produk pengganti yang tersedia di pasaran akan semakin menguntungkan
perusahaan kita.
5. Rivalry Among Existing Competitors (Tingkat Persaingan dengan Kompetitor)
Kekuatan ini adalah penentu utama, perusahaan harus bersaing secara
agresif untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar. Perusahaan kita akan
semakin diuntungkan apabila posisi perusahaan kita kuat dan tingkat persaingan
pada pasar (Market) yang sama tersebut yang rendah. Persaingan semakin ketat
akan terjadi apabila banyak pesaing yang merebut pangsa pasar yang sama,
57
loyalitas pelanggan yang rendah, produk dapat dengan cepat digantikan dan
banyak kompetitor yang memiliki kemampuan yang sama dalam menghadapi
persaingan.
Gambar 2.12 Porter’s Five Competitive Model’s (Sumber: Ward and Peppard, 2016)
2.8.5 Analisis McFarlan Strategy Grid
Portofolio McFarland digunakan untuk memetakan aplikasi sistem
informasi berdasarkan kontribusinya terhadap perusahaan. Pemetaan dilakukan
pada map kuadran (strategic, high potential, key operation, and support). Dari
shasil pemetaan tersebut didapatkan gambaran konstribusi sebuah aplikasi sistem
informasi terhadap perusahaan dan pengembangan dimasa mendatang. Keempat
kuadran tersebut dapat dilihat dibawah ini:
58
Gambar 2.12 Portofolio McFarland (John Ward & Peppard, 2002)
Portofolio McFarland memiliki 4 (empat) kuadran, yaitu (John Ward & Peppard,
2002):
1) Application high potential. Merupakan aplikasi yang diperkirakan akan
mempunyai potensi tinggi bagi perusahaan di masa mendatang namun masih
dalam tahap penjajakan dan belum digunakan.
2) Application strategic. Aplikasi yang bersifat kritis bagi perusahaan dan
digunakan sebagi alat untuk mencapai tujuan utama agar perusahaan tersebut
bertahan selama mungkin.
3) Application key operational. Aplikasi yang dapat dikategorikan penting agar
perusahaan dapat terus beroperasi dan terus berjalan.
4) Application support. Aplikasi yang bernilai cukup penting tetapi tidak terlalu
mendukung suksesnya perusahaan secara langsung
59
2.8.6 Analisis PESTEL
Analisis PESTEL adalah suatu teknik dalam manajemen strategis yang digunakan
untuk melihat faktor-faktor lingkungan luar/eksternal bisnis yang berpengaruh
terhadap suatu hal (perusahaan, proyek, masalah, dan lain-lain).
Faktor-faktor tersebut meliputi:
a. Politik
Faktor politik meliputi hukum yang berlaku, kebijakan pemerintah, dan aturan
formal atau informal di lingkungan perusahaan (Contoh: kebijakan pajak dan
peraturandaerah).
b. Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari
customer dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan (Contoh: standar
nilai tukar, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi).
c. Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari
pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada
(Contoh: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi
lingkungan sosial dan lingkungan kerja).
d. Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi
tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis perusahaan (Contoh :
penemuan dan pengembangan baru, biaya dan penggunaan teknologi, perubahan
dalam ilmu pengetahuan, dan dampak dari perubahan teknologi).
60
e. Environment
Faktor lingkungan dapat digunakan ketika melakukan perencanaan strategis atau
mencoba mempengaruhi keputusan pembeli seperti faktor lokasi geografis.
f. Legal
Faktor legal meliputi pengaruh hukum seperti perubahan undang-undang yang ada
atau yang akan datang (Contoh : kesehatan dan keselamatan, arahan pekerjaan,
hak asasi manusia, tata kelola perusahaan, dan tanggung jawab lingkungan).
Analisis PESTEL memiliki beberapa manfaat yang diantaranya :
Tool yang sangat berguna dalam memahami gambaran menyeluruh lingkungan
dimana usaha beroperasi serta kesempatan maupun ancaman yang ada
disekitarnya. Sehingga kesempatan yang ada dapat diambil serta dapat
meminimalisir resiko atau ancaman.
Tool untuk memahami segala resiko terkait dengan pertumbuhan atau
penurunan usaha, dan juga posisi, potensi serta arahan strategis untuk bisnis
maupun organisasi.
Tool orientasi generik untuk mencari tahu apakah organisasi di dalam suatu
konteks lingkungan dengan segala hal terjadi di luar sana pada saat bersamaan
memberi pengaruh ke dalam organisasi.
2.9 Biro Perjalanan Wisata
Seiring berkembangnya industry pariwisata, maka bermunculanlah biro
perjalanan wisata atau travel agent untuk menunjang kegiatan kepariwisataan.
61
Hingga saat ini, pengertian tentang travel agent masih belum dipahami benar
oleh kebanyakan orang. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pariwisata No. Kep 16/U/II/88 tanggal 25 Februari 1988 tentang pelaksanaan
Ketentuan Usaha Perjalanan, pada Bab I Penelitian Umum Pasal 1 memberi
pengertian dengan batasan sebagai berikut:
“Biro perjalanan usaha adalah kegiatan usaha yang bersifat komersil yang
mengatur, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang,
sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk
berwisata”
2.9.1 Fungsi Biro Perjalanan Wisata
Penelitian yang pernah dilakukan terhadap Travel Agent pada beberapa
negara menunjukkan bahwa travel agent menguasai 70% dari usaha-usaha dunia
perjalanan dewasa ini, karena itu pengaruhnya dalam industry pariwisata cukup
besar dan meyakinkan. Mengingat sangat kompleksnya kegiatan yang dilakukan,
terlebih jasa-jasa yang dijualnya bukan milik sendiri, maka keberhasilannya banya
bergantung pada kontak-kontak yag dilakukan, relasi yang dimiliki, terutama
perusahaan-perusahaan yang termasuk kelompok industri pariwisata yang
berfungsi sebagai supplier.
Sebagai perantara bagi perusahaan-perusahaan industru pariwisata denga
wisatan yang potensial, travel agent merupakan mata rantai yang amat penting
untuk mendorong atau merangsang agar orang mau melakukan perjalanan wisata.
62
Melihat dari cara kerja biro perjalanan wisata, sebagai perantara
wisatawan dengan pengusaha industry pariwisata, perantara dalam kepariwisataan
disebut sebagai functional middlemen. Dikatakan demeikan karena para perantara
ini tugasnya hanya mempertemukan pembeli (wisatawan) dengan penjual
(produsen unit-unit usaha industry pariwisata) tanpa memiliki produk yang
dijualnya.
2.9.2 Perbedaan Biro Perjalanan Wisata dengan Agen Perjalanan Wisata
Perbedaan antara Biro Perjalanan Wisata (BPW) dengan Agen Perjalanan
Wisata (APW) ialah pada faktor fungsi, faktor resiko dan faktor imbalan yang
diperoleh.
2.9.2.1 Faktor Fungsi
Biro Perjalanan Wisata memiliki fungsi yang dapat dibedakan menjadi dua
fungsi yaitu :
1. Fungsi umum : Dalam hal ini biro perjalanan wisata merupakan suatu badan
usaha yang dapat memberikan penerangan atau informasi tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan dunia perjalanan pada umumnya dan
perjalanan wisata pada khususnya.
2. Fungsi khusus:
a. Biro perjalanan wisata sebagai perantara. Dalam kegiatannya BPW
bertindak atas nama perusahaan lain dan menjual jasa-jasa perusahaan
63
yang diwakilinya. Karena itu BPW bertindak di antara wisatawan dan
industri wisata.
b. Biro perjalanan wisata sebagai badan usaha yang merencanakan dan
menyelenggarakan tour dengan tanggung jawab dan resikonya sendiri.
c. Biro perjalanan wisata sebagai pengorganisasi yaitu dalam menggiatkan
usaha, BPW aktif menjalin kerjasama dengan perusahaan lain baik dalam
dan luar negeri. Fasilitas yang dimiliki di manfaatkan sebagai
dagangannya.
Sedangkan APW memiliki dua fungsi yaitu:
1. Sebagai Perantara
a. Di daerah asal wisatawan:
Melengkapai informasi bagi wisatawan, memberikan advis bagi calon
wisatawan, menyediakan tiket
b. Di daerah tujuan:
Memberi informasi bagi wisatawan, membantu reservasi, menyediakan
transportasi, mengatur perencanaan, menjual dan memesan tiket
2. Sebagai organisator.
Karena travel agent sebagai perantara, maka ia berada di tengah-tengah
industri pariwisata, maka perlu ada kontrak yang dibuat terlebih dulu. Selain
itu itu harus ada perjanjian khusus yang mengatur hubungan kerja sehingga
jelas tugas, kewajiban dan hak masing-masing pihak.
64
2.9.2.2 Faktor Resiko
Biro Perjalanan Wisata memiliki tanggung jawab yang lebih besar
dibandingkan Agen perjalanan Wisata. Hal ini disebabkan karena BPW
mengeluarkan produknya berupa "Janji Jasa Perjalanan Wisata" yang dijual dalam
bentuk "Brosur Paket Wisata" dan BPW harus bertanggungjawab penuh atas
pelaksanaan produk yang dikeluarkannya. BPW harus menjamin bahwa
wisatawan akan menikmati perjalanannya seperti yang tertulis dalam Brosur Paket
Wisata yang dikeluarkan BPW.
Agen Perjalanan Wisata tidak memiliki tanggung jawab atas produk yang
dijualnya. Hal ini dikarenakan APW hanya sebagai perantara perusahaan produk
kepada konsumen atau pelanggan dan apabila pelanggan tidak puas, mereka harus
komplain kepada pemilik produk (misalnya Hotel atau Maskapai Penerbangan).
2.9.2.3 Faktor Imbalan yang Diperoleh
Biro Perjalanan Wisata memperoleh imbalan atau laba yaitu dari selisih
harga penjualan dengan total harga semua komponen yang dijualnya dalam paket
wisata. Sedangkan Agen Perjalanan Wisata memperoleh imbalan berupa komisi
dari pemilik produk dalam bentuk persen hasil penjualan.
2.10 Pengertian Perusahaan
Rumusan pengertian perusahaan terdapat dalam Pasal 1 Undang-undang
No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (UWDP). Dalam Pasal 1
huruf (b) Undang-undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
65
Perusahaan (UWDP), perusahaan adalah : “Setiap bentuk usaha yang
menjalankan setiap jenis usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus-menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan
dalam wilayah negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan atau
laba”.
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut diperoleh kenyataan bahwa dalam
pengertian perusahaan tersimpul dua hal, yaitu :
a. Bentuk Usaha yang berupa organisasi atau Badan Usaha,dalam bahasa
Inggris disebut company.
b. Jenis Usaha yang berupa kegiatan dalam bidang perekonomian yang
dilakukan secara terus-menerus oleh pengusaha untuk memperoleh
keuntungan atau laba.
Badan Usaha merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis atau kesatuan
organisasi yang terdiri dari faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari
keuntungan. Badan Usaha adalah rumah tangga ekonomi yang bertujuan
mencari laba dengan faktor-faktor produksi.Sebuah usaha /bisnis sendiri dapat
dikatakan berbadan hukum apabila memiliki “Akte Pendirian” yang disahkan
oleh notaris disertai dengan tandatangan di atas materai dan segel.
Adapun bentuk-bentuk Badan Usaha adalah sebagai berikut :
1. Badan Usaha berbentuk Badan Hukum
Karakteristik suatu Badan Hukum yaitu terdapat pemisahan
kekayaan pemilik dengan kekayaan Badan Usaha, sehingga pemilik hanya
bertanggung jawab sebatas harta yang dimilikinya.
66
Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum terdiri dari :
1. Perseroan Terbatas (PT)
a. Memiliki ketentuan minimal modal dasar, dalam UU 40/2007 minimum
modal dasar PT yaitu Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Minimal
25% dari modal dasar telah disetorkan ke dalam PT.
b. Pemegang Saham hanya bertanggung jawab sebatas saham yang
dimilikinya
c. Berdasarkan peraturan perundang-undangan tertentu diwajibkan agar suatu
badan usaha berbentuk PT.
2. Yayasan
Yayasan menurut undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 adalah Badan
Hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan
untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan
yang tidak mempunyai anggota. Pendirian suatu yayasan tentu dengan suatu
akta notaris dan yayasan baru memperoleh status sebagai Badan Hukum
setelah akta pendiriannya disahkan oleh Menteri Kehakiman. Akta pendirian
yayasan yang telah disahkan wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara
RI.
3. Koperasi
Koperasi menurut undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 adalah
beranggotakan orang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
67
rakyat berdasar atas asas kekeluargaan.Sifat keanggotaan koperasi yaitu
sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi anggota koperasi dan terbuka
bahwa tidak ada pengecualian untuk menjadi anggota koperasi.
2. Badan Usaha bukan berbentuk Badan Hukum
Lain halnya dengan Badan Usaha yang bukan berbentuk Badan
Hukum, pada bentuk badan usaha ini, tidak terdapat pemisahan antara
kekayaan Badan Usaha dengan kekayaan pemiliknya.
Badan Usaha bukan berbentuk Badan Hukum terdiri dari:
1. Persekutuan Perdata
a. Suatu perjanjian di mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk
membagi keuntungan yang terjadi karenanya
b. Para sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas Persekutuan Perdata.
2. Firma
a. Suatu Perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah
nama bersama
b. Para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap Firma.
3. Persekutuan Komanditer (CV)
Macam-macam CV ada 3 yaitu sebagai berikut :
a. CV dengan diam-diam adalah CV yang belum menyatakan dirinya
dengan terang-terangan kepada pihak ketiga sebagai CV. Bila CV
68
bertindak keluar, masih menyatakan diri sebagai firma,tetapi kedalam
sudah menjadi CV.
b. CV dengan terang-terangan adalah CV yang dengan terang-terangan
menyatakan dirinya sebagai CV kepada pihak ketiga. Misalnya dapat
dilihat pada papan nama atau pada kepala surat yang keluar dengan
menggunakan nama CV.
c. CV dengan Saham, sebenarnya merupakan CV terang-terangan yang
modalnya terdiri dari saham-saham.
2.11 Pengertian Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan adalah proses dalam membuat suatu perencanaan,
penyusunan, pengendalian, serta memimpin berbagai usaha dari anggota entitas
atau organisasi dengan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki untuk
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan(Stoner, n.d.).Pengertian Manajemen
Perusahaan secara umum adalah serangkaian unsur dalam perusahaan sebagai
proses memimpin, mengarahkan dan mengadministrasikan sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Melalui penjelasan pengertian manajemen perusahaan
tersebut sudah terlihat bahwa manajemen adalah unsur penting yang harus
dimiliki sebuah perusahaan atau bisnis. Dalam sebuah perusahaan, manajemen
merupakan komponen penting yang harus dimiliki perusahaan untuk mewujudkan
visi misi yang ingin dicapai. Tanpa adanya manajemen perusahaan yang baik atau
struktur organisasi yang jelas, tujuan perusahaan akan sulit dicapai dan justru
69
menimbulkan ketidakjelasan pekerjaan dan tanggung jawab setiap anggota atau
timnya.
2.11.1 Fungsi Manajemen Perusahaan
Dari beberapa pengertian manajemen perusahaan diatas, sehingga dengan
adanya manajemen perusahaan yang baik dan terstruktur dalam sebuh bisnis atau
organisasi memiliki beberapa fungsi penting antara lain sebagai berikut(Monroe,
n.d.):
1. Memimpin (Leading)
Manajemen perusahaan yang dijalankan oleh seorang manajer yang
bertindak untuk memimpin agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Adanya
seorang manajer yang menjalankan manajemen perusahaan memiliki tugas untuk:
a. Mengambil keputusan
b. Melakukan komunikasi
c. Memberi motivasi
d. Menentukan sumber daya manusia untuk masuk divisi tertentu
e. Pengembangan SDM melalui penilaian terhadap hasil kinerja dengan
memberikan saran maupun promosi.
2. Merencanakan (Planning)
Manajemen di dalam perusahaan berfungsi sebagai perencana kegiatan
dan aktivitas seperti apa yang akan dilakukan anggota perusahaan. Perencanaan
tersebut meliputi:
a. Menentukan jenis kegiatan
70
b. Menetapkan waktu pelaksanaan kegiatan
c. Membuat target atau sasaran dari setiap kegiatan
d. Mengatur jadwal (scheduling)
e. Mengendalikan biaya agar tidak overbudget
f. Membuat standar operasional prosedur dari setiap kegiatan
Fungsi ini sangat penting karena tanpa adanya manajemen perusahaan yang baik,
perusahaan akan sulit bergerak sesuai dengan tujuannya.
3. Menyusun (Organizing)
Adanya manajemen perusahaan dapat berperan sebagai pengatur dan
penghubung antar divisi pekerjaan sehingga pelaksanaan setiap tanggungjawab
lebih efisien dan efektif, seperti:
a. Membuat desain struktur organisasi
b. Menentukan jobdescription
c. Mendelegasikan tanggung jawab
d. Menetapkan hubungan-hubungan yang membedakan antara atasan dan staff
e. Mendeskripsikan setiap yang hal yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber
daya manusia.
4. Pengawasan (Controlling)
Setiap kegiatan dan tanggung jawab masing-masing divisi di dalam
perusahaan perlu dilakukan pengawasan guna pengendalian jika sewaktu-waktu
terjadi penyimpangan dari suatu divisi. Manajer perusahaan berkewajiban untuk
mengarahkan, memberi saran dan menentukan keputusan seperti apa yang harus
71
diambil jika terjadi penyimpangan. Kegiatan pengawasan, pengendalian dan
pengamatan meliputi:
a. Perkembangan pekerjaan
b. Pengukuran hasil pekerjaan
c. Melakukan tindakan koreksi dan perbaikan terhadap kesalahan
2.11.2 Tingkatan Level Manajemen Perusahaan
Umumnya level atau tingkatan manajemen dalam perusahaan terdiri dari beberapa
bagian, diantaranya(Monroe, n.d.):
1. Top Management
Pada level ini terdiri dari Boards of Director atau lebih dikenal dengan Chief
Of Executif, dan Senior Executif.
2. Middle Management
Pada tingkatan ini terdiri Departement of Division Head.
3. Lower Management
Di level ini terdiri dari Superintenden, GeneralForeman, dan Supervisor.
Jika mengacu kepada kemampuan manajerial dan kemampuan berfikir
maka mereka yang berada pada tingkatan tertinggi akan dituntut kemampuannya
dalam hal konseptual. Sedangkan mereka yang posisinya berada di level bawah
akan dituntut kemampuannya dalam hal teknis operasional dan kemampuan
mikro.
72
2.11.3 Tugas Manajemen Perusahaan
Untuk mewujudkan fungsi-fungsi tersebut, perusahaan biasanya memiliki
beberapa komponen manajemen perusahaan yang terbagi berdasarkan tugas dan
tanggung jawabnya(Monroe, n.d.). Tugas dan tanggungjawab tersebut diwujudkan
melalui sistem atau divisi atau disebut juga departemen yang bertingkat yaitu:
1. Human Research
Divisi ini bertugas sebagai penilai yang memberikan saran dan wawasan
terhadap sumber daya yang biasanya dipimpin oleh seorang HRD.
2. Credit Risk
Divisi yang bertanggung jawab untuk melindungi dan memberi pengawasan
terhadap aset perusahaan serta memegang informasi lengkap yang dapat
berpengaruh terhadap perusahaan.
3. Corporate Treasury
Divisi yang bertanggungjawab untuk mengelola keuangan perusahaan.
4. Compliance
Divisi yang bertindak untuk mengidentifikasi dan memberi bimbingan terhadap
pelanggaran aturan serta mendesain aturan yang efektif untuk mendukung
komitmen perusahaan.
5. Firm Risk Management
Divisi yang bertanggung jawab atas pengembangan manajemen risiko.
6. Firm Strategy and Execution
Divisi yang bertanggungjawab untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
7. Finance
73
Divisi yang melaporkan keuangan perusahaan kepada pimpinan.
8. Internal Audit
Divisi ini bertugas memberikan tinjauan independen dari kualitas pengendalian
internal, manajemen risiko, dan sistem tata kelola proses perusahaan.
9. Market Risk
Divisi ini bertugas mengelola semua eksposur risiko pasar dalam kegiatan
bisnis perusahaan.
10. Operational Risk
Bagian dari perusahaan yang bekerja sama dengan unit bisnis dan kelompok
kontrol untuk membantu memastikan perusahaan memiliki program yang
transparan.
74
74
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian kali ini terdiri dari dua metode
yaitu, metode pengumpulan data dan metode analisis. Metode pengumpulan data
terdiri atas wawancara, observasi dan studi literatur. Metode analisis yang
digunakan adalah metode analisis menurut Ward & Peppard tahun 2016.
3.1 Metode Pengumpulan Data
3.1.1 Wawancara
Wawancara dilakukan di kantor Nusa Ina Leisure pada tanggal 28 Februari
2018 dengan Jongki Adiyasa selaku Executive Director. Hasil yang diperoleh dari
wawancara adalah berupa data yang diperlukan dalam penelitian seperti gambaran
umum mengenai Nusa Ina Leisure serta kendala yang dialami perusahaan untuk
melengkapi analisis pada bab selanjutnya (hasil wawancara terlampir).
3.1.2 Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat langsung proses dan kegiatan bisnis
yang berjalan pada Nusa Ina Leisure. Hasil yang dicapai dari observasi ini adalah
peneliti melihat secara langsung kegiatan bisnis, perangkat yang digunakan untuk
mendukung kegiatan bisnis pada Nusa Ina Leisure untuk melengkapi analisis pada
bab selanjutnya.
75
Kegiatan observasi ini dilakukan di bawah pengawasan Executive Director
dari Nusa Ina Leisure. Kegiatan observasi ini dapat mengetahui bagaimana
kondisi dari sistem informasi, teknologi informasi serta infrastruktur yang ada
pada Nusa Ina Leisure. Kegiatan observasi ini dilakukan di kantor Nusa Ina
Leisure yang beralamat di Perkantoran KebonJerukInterconBlok AA 1 No. 8
MeruyaSelatan, Jakarta Barat (terlampir).
3.1.3 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan informasi
yang dibutuhkan berupa buku referensi, penelitian sejenis, jurnal-jurnal hasil
penelitian dan situs internet. Literature yang dijadikan acuan oleh penulis
dirangkum dalam tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Literatur Acuan
No Penulis Tahun Judul
1 Ward, John
Peppard, Joe
2016 The Strategic Management Of
Information Systems: Building A
Digital Strategy
2 Holotiuk, Friedrich
Beimborn, Daniel
2017 Critical Success Factors of
Digital Business Strategy
3 Arif, Nurochman
2011 Strategi Digital untuk
Meningkatkan Pemanfaatan E-
Journal: Perspektif Pustakawan
dan Perpustakaan
4 Halifi, Ridwan 2017 Perencanaan Strategi Digital
Pada CV Anugrah Prima
5 Sutanto, Alvin
Sudarmaningtyas,
Pantjawati
Sutomo, Erwin
2016 Perencanaa Strategis Sistem dan
Teknologi Informasi Pada PT
QTA Travelindo Jaya Surabaya
6 Desmin, Hayyumitya 2014 Perencanaan Strategis Sistem
76
Informasi pada PT Sasmita
Wikrama Nusantara
7 Hardiyanti, Lenny
Prima
Pratama, Yongki
Welda
2013 Perencanaan Strategis Sistem
Informasi Pada Wisma Grand
Kemala
8 Bharadwaj, Anandhi
El Sawy, Omar A.
Pavlou, Paul A.
Venkatraman, N.
2013 Digital Business Strategy :
Toward A Next Generation Of
Insight
9 Afriyano, Muhammad
Darwiyanto, Eko
Wisudiawan, Gede
Agung Ary
2016 Perencanaan Strategis Sistem
Informasi Menggunakan Metode
Ward and Peppard Pada PT.
Grahacipta Bangko Jaya
3.2 Metode Analisis Perencanaan Strategi Digital
3.2.1 Analisis Lingkungan Bisnis Internal
Analisis lingkungan bisnis internal merupakan tahapan yang dilakukan
oleh penulis untuk mengetahui strategi bisnis Nusa Ina Leisure pada saat ini,
seperti visi dan misi perusahaan, aktivitas dan proses bisnis perusahaan, dan
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dalam melakukan analisis lingkungan
bisnis internal ini, penulis melakukan beberapa analisis untuk mendapatkan hasil
yang dibutuhkan diantaranya:
a. Analisis Critical Success Factor(CSF), penulis menentukan aktivitas yang
harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkanoleh Nusa Ina Leisure
sehingga penerapan sistem informasi dapat diselaraskan dengan tujuan
Nusa Ina Leisure. Faktor-faktor kritis yang digunakan dalam analisis ini
merujuk pada jurnal tahun 2017 yang ditulis oleh Holotiuk dan Beimborn
dengan judul “Critical Success Factors for Digital Business Strategy”.
77
b. Analisis SWOT, dimana penulis mencari tahumengenai kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta mengetahui mengenai peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
c. AnalisisValue Chain atau rantai pasok, penulis mengidentifikasi mana
yang merupakan aktivitas utama dan juga aktivitas pendukungpada Nusa
Ina Leisure.
3.2.2 Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal
Analisis lingkungan bisnis eksternal merupakan tahapan dimana penulis
mengidentifikasi komponen-komponen apa saja dari lingkungan luar perusahaan
yang dapat berpengaruh pada perkembangan dan jalannya perusahaan. Untuk
mengetahui hal tersebut, penulis melakukan beberapa analisis diantaranya:
a. Analisis PESTEL,penulis mengidentifikasi faktor politik seperti kondisi
dan stabilitas destinasi yang menarik wisatawan, faktor ekonomi seperti
pengaruh pendapatan perkapita dan pajak terhadap banyaknya wisatawan,
faktor social seperti dampak yang dihasilkan pada daerah tertentu setelah
kedatangan wisatawan, faktor teknologi seperti bagaimana Nusa Ina
Leisure mengikuti perkembangan teknologi terkini dalam melayani
konsumen, faktor lingkungan dan faktor hukum seperti pengaruh
ketentuan dan peraturan pemerintah dalam menghasilkan paket-paket
perjalanan yang mempengaruhi kondisi bisnis Nusa Ina Leisure.
b. AnalisisPorter, penulis menganalisis lima faktor yang akan mempengaruhi
bisnis Nusa Ina Leisure diantaranya hambatan bagi pendatang baru, daya
78
tawar pemasok, daya tawar pembeli, hambatan bagi produk pengganti dan
tingkat persaingan dengan kompetitor.
3.2.3 Analisis Lingkungan SI/TI Internal
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang menyeluruh
tentang lingkungan internal SI/TI pada Nusa Ina Leisure saat ini yang dapat
digunakan sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses penelitian ini.Teknik
yang penulis gunakan dalam analisis ini yaitu McFarlan Strategy Grid, pada
tahapan ini penulis mengidentifikasikan sistem informasi dan aplikasi mana saja
yang berpengaruh pada jalannya bisnis pada Nusa Ina Leisure yang dibagi ke
dalam beberapa kuadran.
3.2.4 Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal
Penulis juga perlu melakukan analisis tentang keadaandan perkembangan
SI/TI diluar lingkungan Nusa Ina Leisure yang memberikan dampak dan pengaruh
bagi perusahan baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan utama dari
analisis ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang peluang untuk
mengimplementasikan teknologi yang termutakhir namun juga dapatberupa
peluang untuk menggunakan teknologi yang sudah ada dengan cara yang lebih
efisien dan tepat dalam penggunaannya atau peluang untuk menggunakan
teknologi dengan cara lain yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Pada
tahapan ini penulis banyak membaca artikel-artikel yang membahas teknologi
terkini untuk dijadikan acuan sehingga dapat diterapkan pada Nusa Ina Leisure.
79
3.2.5 Strategi Digital
Strategi digital merupakan keluaran dari analisis yang telah dilakukan,
dimana strategi ini dibutuhkan supaya setiap unit bisnis yang terdapat pada Nusa
Ina Leisure memanfaatkan propek dunia digital untuk mencapai sasaran
bisnisnya.Strategi digital bertujuan mengatasi kesenjangan dengan mengambil
pandangan yang lebih luas pada strategy TI dan mengenali perubahan karena
digitalisasi.
3.2.6 Strategi Manajemen SI/TI
Strategi Manajemen SI/TI merupakan keluaran dari analisis yang telah
dilakukan mencakup elemen umum dari strategi yang akan diaplikasikan pada
Nusa Ina Leisure secara menyeluruh, memastikan konsistensi kebijakan
berdasarkan kebutuhan. Strategi manajemen SI/TI pada Nusa Ina Leisure
didapatkan dari hasil analisis perencanaan strategis digital berupa kebijakan
organisasi dalam menerapkan strategi digital sesuai kondisi manajemen.
3.3 Kerangka Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan tahapan-tahapan
kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka
penelitian meliputi metode pengumpulan data dan metode analisis perencanaan
strategi digital yang dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
80
Mulai
Tahap
pengumpulan data
Wawancara
Observasi
Studi Pustaka
Hasil: Visi misi tujuan
perusahaan, struktur
organisasi dan jobdesk
Hasil:
Infrastruktur
jaringan,
proses bisnis
Hasil: Literatur
penelitian sejenis
Tahap Perencanaan
Strategi Digital (Ward
and Peppard, 2016)
Input
Proses
Analisis Lingkungan Bisnis Internal:
Analisis CSF, SWOT, Value Chain
Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal:
Analisis PESTEL, Porter’s Five Force
Analisis Lingkungan SI/TI Internal:
Analisis McFarlan Strategic Grid
Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal:
Tren Sistem Informasi, teknologi
jaringan, teknologi digital
Analisis
Kebutuhan
Informasi
Analisis faktor
eksternal yg
mempengaruhi
perusahaan
Analisis struktur
organisasi,
jaringan
komputer, aplikasi
yg digunakan
Analisis
tren yang
sedang
booming
Output
Strategi Digital
(Strategi SI & TI)
Strategi
Manajemen SI/TI
Portofolio masa
depan
Kesimpulan dan
saranSelesai
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
72
81
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Profil Nusa Ina Leisure
PT. Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist adalah suatu perusahaan jasa
yang sudah terdaftar dalam Assosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA). PT.
Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist berada di Jl. Kebun Jeruk Intercon Blok
AA 1 No.8 Meruya Selatan, Jakarta Barat, Indonesia. PT. Nusa Ina Leisure
Indonesia specialist biro perjalanan perseorangan terbatas, yang didirikan oleh
Jongki Adiyasa dan Adelina Hutagalung. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 1
Maret 2008 dengan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pariwisata
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Izin Tetap Usaha Parawisata (ITUP)
No. 2749/2008 dengan Surat Izin Usaha (SIUP) No.09.02.1.63.35186.
Sesuai dengan ITUP 2749/2008, jenis usaha PT. Nusa Ina Leisure
Indonesia Specialist adalah sebagai berikut :
Tour
Nusa Ina Leisure adalah tour operator yang bergerak dalam bidang
Inboundtour(mendatangkan dan mengatur wisatawan mancanegara ke
Indonesia).Umumnya perjalanan yang dilakukan adalah ke seluruh
provinsi di Indonesia.Selain itu juga melayani tour bagi wisatawan
Nusantara (Domestik).
Dokumen
82
Bisnis dokumen disini spesifiknya adalah pelayanan pembuatan KITAS
Lansia. Kitas adalah surat izin tinggal terbatas yang diperuntukan bagi
paraWNA Lansia. Syarat dan ketentuan berlaku bagi pengurusan surat izin
ini.Pembuatan Kitas Lansia berlaku selama 1 tahun dan dapat
diperpanjang jikamasa berlakunya habis.
Ticketing
PT. Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist tidak melayani bisnis
ticketingsebagai pendapatan utama perusahaan. Ticketing hanya sebagai
“supporting tour”, artinya jika ada tamu membeli paket tour kami akan
melayani servicetersebut. Selain itu bisnis ticketing dapat dilakukan
kepada corporate yangsudah menjalin kerja sama dengan perusahaan.
Hotel Reservation
Sebagai biro perjalanan umum PT. Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist
juga melayani untuk bidang akomodasi yaitu pemesanan hotel-hotel yang
diinginkan oleh pelanggannya.
PT. Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist sudah berjalan kurang lebih 10
tahun sejak terbentuk. Walaupun hanya memilik 13 orang karyawan, PT. Nusa Ina
Leisure Indonesia Specialist telah berafiliasi dengan banyak mitra operator tur di
seluruh bagian dari tujuan wisata di Indonesia. Beberapa klien yang sudah
menggunakan jasa PT. Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist adalah French
Military Official Trip, Thailand Military Official Trip, China Hangzhou Tourism,
Michigan State University USA, Harvard University USA, Ikatan Dokter
Neorolog Indonesia, DPRD Banjarmasin dan masih banyak yang lain.
83
PT. Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist tidak hanya memiliki
kemampuan dalam korespondensi respon yang cepat, ketepatan waktu dalam
persiapan dan menyempurnakan operasi tur, tetapi juga secara inovatif
menciptakan produk-produk wisata.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Setiap organisasi atau perusahaan tentu memiliki visi dan misi yang ingin
dicapai. Perencanaan usaha tidak terlepas dari visi dan misi perusahaan. Visi
merupakan bentuk jawaban dari apa yang dilakukan sekarang, yaitu suatu
keinginan perusahan kelak dan apa yang ingin dicapai menurut cita-cita
perusahaan sebagai gambaran masa depan yang akan dipilih dan diwujudkan pada
saat yang ditentukan dalam perencanaan perusahaan.
Sedangkan misi adalah tindakan atau pengarahan langkah untuk
merealisasikan visi. Misi berfungsi sebagai upaya mewujudkan cita-cita landasan
kerja yang harus diikuti, didukung dan dilaksanakan. PT. Nusa Ina Leisure
Indonesia Specialist memiliki visi dan misi yang ingin dicapai, yaitu:
Visi
Memberikan perjalanan wisata yang bernuansa dan menjadi perusahaan
inbound tour terbaik di Indonesia.
Misi
1. Memajukan pariwisata Nusantara di mata dunia
2. Memberikan nuansa yang unik dan berbeda dalam setiap perjalanan
wisata
84
3. Memberikan rasa aman disetiap perjalanan
4. Kenyamanan dalam perjalanan wisata selalu diutamakan
5. Memberikan jawaban dan pelayanan secara cepat, sehingga konsumen
dapat mengetahui info wisata dengan lebih simple
Tujuan
1. Menjadikan Nusa Ina Leisure sebagai pilihan utama dalam melakukan
perjalanan
2. Meningkatkan keuntungan perusahaan
3. Membantu konsumen mendapatkan pengalaman perjalanan yang
menyenangkan
4.1.3 Logo Perusahaan
Gambar 4.1 Logo Perusahaan
85
4.1.4 Struktur Organisasi
Executive Director
Operational
Director
Head of
AccountingTour Supervisor
Digital Marketing
Specialist
Accounting Staff Reservation StaffTransportation
StaffAdmin Staff
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan
4.1.5 Uraian Tugas
Uraian tugas pada setiap bagian pada PT. Nusa Ina Leisure Indonesia
Specialist adalah sebagai berikut:
1. Executive Director
- Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan perusahaan
- Menentukan target perusahaan setiap tahun
- Menentukan pendapatan karyawan setiap tahun
- Menerima laporan keuangan
86
- Melakukan perekrutan karyawan mulai dari melakukan interview
sampai dengan menetukan kandidat yang diterima oleh perusahaan
- Merencanakan strategi penjualan dalam rangka menembus pangsa
pasar yang ditargetkan
- Menganalisa produk tur yang sedang diminati pasar
2. Operational Director
- Memantau kegiatan operasional
- Mengatur kelancaran operasional dengan memantau kesiapan
pramuwisata (tour guide) dan transport dalam menjalan tur
- Mengatasi masalah dalam kegiatan operasional
3. Head of Accounting
- Memproses data keuangan perusahaan secara keseluruhan
- Melakukan analisa keuangan
- Mengatur jadwal pembayaran terhadap supplier
- Melakukan fungsi pengaturan dan pengawasan keuangan.
- Bertanggung jawab atas accounting staff
4. Accounting Staff
- Membuat laporan laba rugi perusahaan
- Membuat laporan pajak tahunan
- Membuat laporan keluar masuk keuangan perusahaan.
87
- Membuat invoice ke klien dan mengirimkannya melalui email
- Menginput data jurnal akuntansi ke dalam sistem yang dimiliki
perusahaan.
- Memeriksa dan melakukan verifikasi kelengkapan dokumen yang
berhubungan dengan transaksi keuangan.
5. Tour Supervisor
- Menyusun rute perjalanan dan acara (itinerary), menghitung harga dan
menentukan persyaratannya untuk diajukan kepada calon pelanggan.
- Memberikan petunjuk-petunjuk dan penjelasan yang diperlukan
mengenai tugas yang akan dihadapi oleh pramuwisata (tour guide) dan
pengemudi.
- Membantu pramuwisata (tour guide) apabila terjadi hambatan.
- Mengecek laporan keuangan pramuwisata (tour guide) setelah selesai
tur sebelum diserahkan ke bagian accounting.
- Membina hubungan kerja yang baik dengan rekan-rekan sejawat dan
rekanan yang diperlukan untuk kelancaran tugasnya.
6. Reservation Staff
- Melakukan reservasi ke supplier (transport, airlines, guide, hotel)
- Mempertahankan pengetahuan tentang produk dan pelayanan yang ada
di perusahaan seperti harga & fasilitas promosi, harga khusus dll
- Melakukan penjualan tur, dokumen, dan rental transport
88
- Mencapai target penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan
- Mencatat dan memproses pemesanan yang dilakukan dengan berbagai
macam media
- Membuat laporan reservasi
7. Transportation Staff
- Memastikan seluruh kendaraan dan pengemudinya dalam keadaan siap
untuk beroperasi
- Membuat laporan dan evaluasi terhadap aktivitas pulang pergi dari
pengemudi dan kendaraan
8. Digital Marketing Specialist
- Melakukan promosi secara berkala.
- Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemasaran dan branding produknya secara digital
- Memikirkan dan mengkonsep ide campaign marketing di ranah digital
secara keseluruhan.
- Memasarkan produk ke pelanggan
- Memastikan kepuasan pelanggan.
9. Admin Staff
- Membuat berkas-berkas yang diperlukan untuk kegiatan tur seperti
surat perintah jalan, program, questioner, instruksi guide, dll
89
- Menyiapkan dan menyediakan segala keperluan administratif sesuai
dengan SOP (Standart Operational Procedur) yang berlaku.
- Membuat surat keluar yang diperlukan oleh kantor
- Membuat dan mencatat absensi pegawai
- Memesan ATK yang diperlukan kantor
4.2 Analisis Lingkungan Bisnis Internal
Analisis terhadap lingkungan bisnis internal perusahaan bertujuan untuk
mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan
perusahaan, mengidentifkasi sejumlah kekuatan dan kelemahan yang terdapat
pada sumber daya dan pendukung yang menambah nilai produk. Sumber daya dan
proses bisnis internal dikatakan memiliki kekuatan apabila sumber daya dan
proses bisnis internal dikatakan memiliki kemampuan (capability) yang akan
menciptakan distinctive competencies sehingga untuk mengukur kemampuan
sumber daya internal perusahaan, antara lain: Analisis CSF (Critical Success
Factor), analisis SWOT (Strength, Weakness, Opprtunities, Threat) dan analisis
Value Chain (nilai rantai). Masing-masing alat analisis memiliki kelebihan dan
kelemahan dalam melakukan analisis lingkungan bisnis internal perusahaan.
Pada tahapan ini dilakukan analisis lingkungan bisnis internal yaitu
analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi dengan
beberapa alat bantu (tools) yang sesuai dengan Nusa Ina Leisure. Alat yang
digunakan dalam menganalisis lingkungan bisnis internal adalah: Analisis CSF
yang digunakan untuk mengetahui faktor penentu keberhasilan organisasi atau
90
strategi bisnis organisasi melalui input wawancara dan output nya pemetaan
tujuan dan CSF/sasaran setiap unit kerja. Analisis value chain untuk menganalisis
alur kerja atau proses bisnis perusahaan melalui input wawancara dan observasi
serta output nya diagram value chain. Analisis SWOT untuk mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di dalam perusahaan melalui input
wawancara dan output-nya faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) serta
diformulasikan ke dalam matriks SWOT. Analisis kebutuhan informasi
didapatkan dari ketiga output analisis yaitu: CSF, value chain dan SWOT.
4.2.1 Analisis CSF
Berdasarkan hasil wawancara dengan Nusa Ina Leisure didapatkan tujuan utama
Nusa Ina Leisure kemudian diidentifikasikan CSF yang sesuai mengacu pada
jurnal Critical Success Factors of Digital Business Strategyoleh Friesdrich
Holotiuk dan Daniel Beimborn, serta untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
dilakukan measurement untuk mengetahui ukuran tingkat keberhasilan
perusahaan dalam bentuk indicator sasaran. Bagan analisis CSF dapat di lihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1CSF Tujuan Utama Nusa Ina Leisure
Tujuan Utama CSF Measurement
Menjadikan Nusa Ina
Leisure sebagai pilihan
utama dalam melakukan
perjalanan
- Menggabungkan sumber
daya manusia dengan
digital
- Pemrosesan data secara
real time dan skala yang
besar
- Digitalisasi interaksi
Adanya peningkatan
jumlah pelanggan
91
dengan pelanggan serta
produk dan layanan
Membantu pelanggan
mendapatkan perjalanan
yang menyenangkan
- Pengalaman dan
kepuasan pelanggan
- Aspirasi untuk
perbaikan
- Kemampuan SDM
Survei kepuasan
pelanggan
Meningkatkan
keuntungan perusahaan
- Membuat dan
menumbuhkan pola
pikir digital dengan
agenda digital
- Mitra eksternal
Peningkatan pendapatan
perusahaan
Pada tabel di atas terdapat tiga kolom yaitu: tujuan utama, CSF dan
measurement (ukuran keberhasilan) sasaran program. Tujuan dari Nusa Ina
Leisure dijabarkan pada kolom pertama yang didapatkan dari wawancara, lalu
menentukan faktor yang sesuai dengan tujuan utama pada kolom CSF yang
mengacu pada jurnal Critical Success Factors of Digital Business Strategyoleh
Friesdrich Holotiuk dan Daniel Beimborn. Pada kolom ketiga,
terdapatmeasurement sasaran program dari tujuan utama Nusa Ina Leisure.
Selanjutnya, tujuan utama tersebut kemudian dijabarkan menjadi tujuan setiap
bagian yang ada di Nusa Ina Leisure. Berikut ini identifikasi CSF berdasarkan
tujuan dan ukuran pada setiap bagian.
Tabel 4.2 Penjelasan Tujuan Bagian Digital Marketing Specialist
Tujuan Utama Nusa Ina
Leisure
Tujuan Bagian Digital
Marketing Specialist
Penjelasan
Menjadikan Nusa Ina
Leisure sebagai pilihan
utama dalam melakukan
perjalanan
Mengenalkan Nusa Ina
Leisure melalui platform
digital
Bagian Digital
Marketing Specialist
membuat konten yang
menarik untuk
pemasaran di
92
platform digital dan
mengaktifkan
kembali social
mediayang dimiliki
Nusa Ina Leisure
Pada tabel di atas terdapat tiga kolom yaitu: tujuan utama, tujun bagian,
serta penjelasan. Tujuan utama Nusa Ina Leisure dijabarkan pada kolom pertama,
lalu pada kolom kedua dijabarkan tujuan bagian Digital Marketing Specialist yang
digunakan untuk penjabaran CSF dan measurement pada tabel selanjutnya, pada
kolom ketiga terdapat penjelasan mengenai tujuan bagian Digital Marketing
Spesialist.
Setelah itu dilakukan penjabaran CSF dan measurement di bagian Digital
Marketing Specialist. CSF dan measurementbagian Digital Marketing Specialist
dijabarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 CSF Bagian Digital Marketing Specialist
Tujuan Bagian Digital
Marketing Specialist
CSF Measurement
Mengenalkan Nusa Ina
Leisure melalui platform
digital
- Menggabungkan sumber
daya manusia dengan
digital
- Pemrosesan data secara
real time dan skala yang
besar
- Digitalisasi interaksi
dengan pelanggan serta
produk dan layanan
Aktifitas platform digital
Nusa Ina Leisure
meningkat baik dari
pemesanan maupun
interaksi dengan
pelanggan
Setelah dijelaskan tujuan dari bagian Digital Marketing Specialistpada
tabel 4.2, selanjutnya penulis menentukan CSF dan measurement untuk bagian
93
Digital Marketing Specialist. Pada tabel 4.3 di atas terdapat tiga kolom yaitu:
tujuan, CSF serta measurementtingkat keberhasilan dari bagian Digital Marketing
Specialist. Tujuan dari bagian Digital Marketing Specialist dijabarkan pada kolom
pertama, lalu disesuaikan dengan CSF yang terdapat pada jurnal Holotiuk pada
kolom kedua. Kemudian pada kolom ketiga dijelaskan measurementsasaran
program mengenai ukuran tingkat keberhasian dari tujuan bagian Digital
Marketing Specialist.
Selanjutnya langkah-langkah di atas dilakukan kembali untuk bagian lain
yaitu Tour Supervisor dan Akunting. Berikut adalah hasil analisa CSF pada
bagian-bagian tersebut.
Tabel 4.4 Penjelasan Tujuan Bagian Tour Supervisor
Tujuan Utama Nusa Ina
Leisure
Tujuan Bagian Tour
Supervisor
Penjelasan
Membantu
pelangganmendapatkan
perjalanan yang
menyenangkan
- Menciptakan produk
produk yang inovatif
- Memberikan layanan
yang terbaik untuk
pelanggan
Bagian Tour Supervisor
harus memastikan
pelanggan mendapatkan
layanan yang terbaik
dengan mengedepankan
produk-produk andalan
di Nusa Ina Leisure
Tabel 4.5CSF Bagian Tour Supervisor
Tujuan Bagian Tour
Supervisor
CSF Measurement
Menciptakan produk
produk yang inovatif
- Pengalaman dan
kepuasan pelanggan
- Aspirasi untuk
perbaikan
Survei kepuasaan
pelanggan
Memberikan layanan
yang terbaik untuk
Kemampuan SDM Survei kepuasaan
94
pelanggan pelanggan
Tabel 4.6 Penjelasan Tujuan Bagian Akunting
Tujuan Utama Nusa Ina
Leisure
Tujuan Bagian
Akunting
Penjelasan
Meningkatkan
keuntungan bagi semua
pihak terkait (perusahaan,
supplier¸ dan pelanggan)
- Membuat perencanaan
harga negosiasi dengan
supplier
- Mencatat laporan
keuangan perusahaan
Bagian Akunting
melakukan pembukuan
terkait transaksi yang
terjadi di perusahaan
serta membuat
perencanaan harga
negosiasi dengan
supplier
Tabel 4.7CSF Tujuan Bagian Akunting
Tujuan Bagian
Akunting
CSF Measurement
- Membuat perencanaan
harga negosiasi dengan
supplier
- Mencatat laporan
keuangan perusahaan
- Mitra eksternal
- Membuat dan
menumbuhkan pola
pikir digital dengan
agenda digital
- Penentuan arah
keuangan
- Pemasukan dan
pengeluaran
perusahaan stabil dan
tercatat dengan baik
Setelah melakukan analisis CSF pada Nusa Ina Leisure, didapatkan beberapa
faktor yang berpengaruh dalam perencanaan strategis digital ini. Beberapa faktor
tersebut berfokus pada pemanfaatan teknologi digital dan bagaimana
penerapannya untuk menciptakan nilai bisnisyang pada akhirnya mengarah pada
model bisnis digital.
95
Jadi, faktor tersebut merupakan hal-hal yang harus berjalan dengan baik untuk
memastikan keberhasilan perusahaan yang diukur dari kolom measurement.
4.2.2 Analisis SWOT
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yaitu hasil pendalaman potensi
dan permasalahan (analisis lingkungan strategis, permasalahan dan tantangan)
dari Nusa Ina Leisure yang berhubungan dalam proses bisnis, sehingga diketahui
faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), ancaman (threat).
Analisis kekuatan dilakukan untuk mengetahui kekuatan apa saja yang
dimiliki perusahaan sehingga dapat meneruskan dan mempertahankan bisnis,
dengan mengetahui letak kekuatan, maka perusahaan akan dapat memaksimalkan
potensi perusahan sehingga dapat memajukan bisnis serta lebih siap dalam
menghadapi pesaing. Analisis kelemahan dilakukan untuk mengetahui kelemahan
apa saja yang dimiliki oleh perusahaan, dengan begitu perusahaan dapat
memperbaiki kelemahan tersebut.
Analisis peluang dilakukan untuk melihat peluang yang dapat
dipergunakan perusahaan bagi keuntungan perusahaan baik peluang masa kini
maupun peluang dimasa yang akan datang, dengan begitu perusahaan dapat
menyiapkan strategi-strategi baru demi menafaatkan peluang tersebut.
Analisis ancaman dilakukan untuk mengetahui ancaman seperti apa yang
akan dihadapi perusahaan, dengan begitu perusahaan dapat sesegera mungkin
memnimalisir ataupun mempersiapkan diri dalam menghadapi ancaman
96
tersebut.Maka berikut ini merupakan analisis SWOT yang diperoleh dari
wawancara yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8Analisis SWOT
Kekuatan (Strengths)* Kelemahan (Weakness)*
1. Sudah berpengalaman
menangani banyak klien
2. Nama yang sudah cukup
dikenal
3. Memiliki kerjasamayang baik
dengan berbagai jenis industri
pariwisata
4. Menguasai pengetahuan wisata
seluruh wilayah Indonesia
1. Kurangnya kualitas SDM dalam
Product Knowledge perusahaan
2. Kurangnya sarana dan prasarana
dalam penggunaan teknologi
3. Belum terdapat fungsi
bagianResearch & Development
4. Terbatasnya modal perusahaan
5. Kurangnya awareness terhadap
perkembangan digitalisasi
Peluang (Opportunity)* Ancaman (Threat)*
1. Banyaknya wisatawan yang
berminat datang ke Indonesia
2. Jumlah wisatawan meningkat
setiap tahunnya
3. Kekayaan budaya dan
keindahan alam di Indonesia
yang masih terus dapat
dikembangkan
1. Perkembangan perdagangan
bebas
2. Persaingan dengan perusahaan
besar sejenis yang sudah lebih
terkenal
*Hasil wawancara dengan Executive Director
Setelah itu, SWOT dari Nusa Ina Leisure diformulasikaan ke dalam bentuk
matriks SWOT. Berikut hasil kesimpulan dari matriks SWOT berupa Strategy
Opportunity SO), Strategy Threat (ST), Weakness Opportunity (WO) dan
Weakness Threat (WT)
Tabel 4.9 Matriks SWOT
KEKUATAN
(STRENGTHS)*
KELEMAHAN
(WEAKNESS)*
1. Sudah berpengalaman
menangani banyak klien
1. Kurangnya kualitas
SDM dalam Product
97
2. Nama yang sudah cukup
dikenal
3. Memiliki kerjasama
yang baik dengan
berbagai jenis industri
pariwisata
4. Menguasai pengetahuan
wisata seluruh wilayah
Indonesia
Knowledge
perusahaan
2. Kurangnya sarana
dan prasarana dalam
penggunaan
teknologi
3. Belum terdapat
fungsi bagian
Research &
Development
4. Terbatasnya modal
perusahaan
5. Kurangnya
awareness terhadap
perkembangan
digitalisasi
PELUANG
(OPPORTUNITY)*
STRATEGI S-O
STRATEGI W-O
1. Banyaknya
wisatawan yang
berminat datang ke
Indonesia
2. Jumlah wisatawan
meningkat setiap
tahunnya
3. Kekayaan budaya
dan keindahan alam
di Indonesia yang
masih terus dapat
dikembangkan
1. Banyaknya klien yang
sudah ditangani dapat
digunakan untuk
menarik jumlah
wisatawan yang
meningkat setiap
tahunnya agar
menggunakan jasa
perusahaan sebagai biro
perjalanan wisata
(S1,O2)
2. Dengan menguasai
pengetahuan wisata
seluruh wilayah
Indonesia dapat
digunakan untuk
mengenalkan kepada
wisatawan yang
berminat datang ke
1. Menambah kualitas
SDM dalam Product
Knowledge
perusahaan
dikarenakan
kekayaan budaya
dan keindahan alam
di Indonesia masih
terus dapat
dikembangkan dan
dijadikan produk
oleh perusahaan
(W1, O3)
98
Indonesia (S4,O1)
ANCAMAN
(THREAT)*
STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1. Perkembangan
perdagangan bebas
2. Persaingan dengan
perusahaan besar
sejenis yang sudah
lebih terkenal
3. Mulai
berkembangnya OTA
(online travel agent)
1. Dengan nama yang
cukup dikenal di
masyarakat, perusahaan
dapat
mengimbangipersaingan
dengan perusahan besar
(S2, T2)
2. Memiliki aliansi usaha
yang baik dengan jenis
industri pariwisata dapat
digunakan untuk
menghadapi
perkembangan
perdagangan bebas (S3,
T1)
1. Menyiapkan strategi
untuk mengimbangi
perkembangan
digitalisasi sehingga
dapat bersaing
dengan OTA. (W5,
T3)
2. Meningkatkan sarana
dan prasarana
penggunaan
teknologi seiring
dengan
perkembangan
perdangan bebas,
agar tidak kalah
dengan para
kompetitor (W2, T2)
* Hasil wawancara dengan Executive Director
Matriks diatas menggambarkan strategi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Hasil perumusan dari SWOT tersebut dapat
digunakan perusahaan sebagai bahan untuk memecahkan masalah, meningkatkan
kinerja perusahaan dan memanfaatkan peluang untuk mengembangkan
perusahaan. Empat kategori perumusan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Strategi SO (Strengths Opportunity)
Dengan menganalisa kekuatan yang ada, Nusa Ina Leisure dapat meraih peluang
yang ada atau bahkan menciptakan peluang baru bagi perusahaan
2. Strategi WO (Weakness Opportunity)
99
Dengan memanfaatkan peluang yang ada di pasar, maka Nusa Ina Leisure dapat
meminimalkan bahkan menghapus kelemahan yang dimiliki.
3. Strategi ST (Strengths Threat)
Dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki perusahaan, Nusa Ina Leisure
dapat menghadapi ancaman yang muncul.
4. Strategi WT (Weakness Threat)
Nusa Ina Leisure dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang timbul
dengan menyusun strategi untuk menghadapinya.
Setelah melakukan analisis SWOT pada Nusa Ina Leisure, dapat diketahui
bahwa Nusa Ina Leisure memiliki pengetahuan wisata di seluruh wilayah
Indonesia. Dimana hal tersebut merupakan kekuatan perusahaan yang jarang
bahkan hampir tidak dimiliki perusahaan lain. Karena pada umumnya perusahaan
di bidang jasa perjalanan wisata hanya cenderung ke satu wilayah di Indonesia.
4.2.3 Analisis Value Chain
Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi pada Nusa Ina
Leisuredidapatkan hasil pengamatan dan pemetaan tugas dan fungsi dari masing-
masing bagian di Nusa Ina Leisure, maka diketahui aktivitas utama dan aktivitas
pendukung yang dikumpulkan dalam satu diagram valuechain. Analisis
valuechain dilakukan untuk merinci suatu rangkaian dari alur kerja atau proses
kerja yang digunakan menjadi kegiatan strategi yang relevan untuk memahami
dari bahan baku hingga produk akhir. Diagram value chain dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
100
Gambar 4.3 Diagram Value Chain
A. Aktivitas Utama (Primary Activities)
Aktivitas utama yang terdapat pada value chain Nusa Ina Leisure
1. Daftar harga dari pemasok.
Sebelum Nusa Ina Leisure menyusun paket perjalanan, Nusa Ina Leisure harus
mendapatkan daftar harga dari pemasok agar dapat menentukan harga yang
ditawarkan ke pelanggan.
2. Menyusun dan menyelenggarakan paket wisata
Nusa Ina Leisure akan menyusun dan mentukan paket wisata yang sesuai
untuk pelanggan.
3. Tersedianya paket wisata
Produk yang dihasilkan (Outbound Logistic) Nusa Ina Leisure ialah
tersedianya paket wisata yang siap dipasarkan kepada pelanggan
101
4. Mengoptimalkan social media
Mengoptimalkan social media merupakan aktivitas marketing pada Nusa Ina
Leisure
5. Reservasi via email
Nusa Ina Leisure melakukan aktivitas sales dengan melayani reservasi via
6. Call center
Pelanggan bisa memanfaatkan aktivitas call center yang disediakan oleh Nusa
Ina Leisure untuk menanyakan informasi atau hal lain seputar paket wisata.
B. Aktivitas Pendukung (Support Activities)
Aktivitas pendukung yang terdapat pada value chain Nusa Ina Leisure adalah
sebagai berikut:
1. Hukum
Sebagai biro perjalanan wisata yang baik, Nusa Ina Leisure menaati hokum
yang berlaku di Indonesia mengenai biro perjalanan wisata dengan sudah
tercatatnya Nusa Ina Leisure dibawah badan hukum.
2. Administrasi
Aktivitas ini sangat penting untuk mengetahui pemesanan masuk dan keluar di
Nusa Ina Leisure.
3. Keuangan
Aktivitas ini sangat penting demi menunjang bisnis agar terus berjalan dengan
lancar.
102
4. Perekrutan SDM
Untuk menjalankan bisnis, Nusa Ina Leisure membutuhkan SDM yang
kompeten. Maka dari itu aktivitas perekrutan SDM ini sangat dibutuhkan
5. Pelatihan SDM
Nusa Ina Leisure membutuhkan SDM yang berkualitas. Oleh karena itu,
aktivitas ini dibutuhkan sebagai pendukung jalannya bisnis.
6. Mengembangkan sistem komputer
Untuk menunjang jalannya bisnis, Nusa Ina Leisure perlu mengembangkan
sistem komputer yang digunakan agar lebih efektif dan efisien
7. Mencari produk terbaik
Mencari produk terbaik diantara pemasok tanpa mengeluarkan biaya lebih
merupakan procurement agar bisnis yang dijalankan mendapat keuntungan.
Setelah melakukan analisis value chain, perusahaan Nusa Ina Leisure
memiliki aktivitas utama dan pendukung dalam proses bisnisnya. Salah satu
aktivitas utama yang sangat penting yaitu menyusun dan menyelenggarakan
paket wisata karena Nusa Ina Leisure bergerak di bidang jasa perjalanan wisata.
4.2.3.1 Analisis Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi dapat diperoleh dari analisis CSF yang menganalisis
tujuan dari bagian-bagian yang ada di Nusa Ina Leisure. Kemudian, dilakukan
pendalaman lagi terhadap CSF/sasaran melalui measures/indikator. Selanjutnya,
103
ukuran tersebut dipetakan ke dalam value chain untuk mendapatkan kebutuhan
informasi pada bagian-bagian yang ada di Nusa Ina Leisure. Identifikasi
kebutuhan informasi pada bagian-bagian yang ada di Nusa Ina Leisure terdiri dari
enam kolom, yaitu: tujuan, CSF/Sasaran, measure/indikator sasaran program,
value chain, analisis SWOT dan kebutuhan informasi. Hasil dari analisis
kebutuhan informasi tersebut akan dipetakan dalam seluruh aktivitas bisnis yang
ada pada Nusa Ina Leisure. Berikut adalah analisis kebutuhan informasi masing-
masing bagian dalam struktur organisasi.
Tabel 4.10 Kebutuhan Informasi DigitalMarketing Specialist
Tujuan
Bagian
Digital
Marketing
Specialist
CSF Measurement Strategi
SWOT Value Chain
Kebutuhan
Informasi
Mengenalkan
Nusa Ina
Leisure
melalui
platform
digital
- Menggabung
kan sumber
daya manusia
dengan
digital
- Pemrosesan
data secara
real time dan
skala yang
besar
- Digitalisasi
interaksi
dengan
pelanggan
serta produk
dan layanan
Aktifitas
platform
digital Nusa
Ina Leisure
meningkat
baik dari
pemesanan
maupun
interaksi
dengan
pelanggan
WT1,
WT2
Product &
Technology
Development,
Sales &
Marketing
Profil
perusahaan,
Data produk,
Data
pelanggan
104
Analisis kebutuhan informasi pada bagian Digital Marketing Specialist
dimulai dengan menjabarkan tujuan bagian Digital Marketing Specialist dan CSF
yang mempengaruhi strategi bisnis dari bagian Digital Marketing Specialist yang
ada pada pembahasan sebelumnya dimana terdapat tiga kolom, yaitu: tujuan
utama, CSF, dan measurement. Seperti pada tabel 4.3, tujuan bagian Digital
Marketing Specialist akan dijabarkan satu-persatu pada kolom pertama.Lalu CSF
yang sudah disesuaikan dengan tujuan bagian Digital Marketing Specialist ditulis
kembalik di kolom CSF. Kemudian, pada kolom ketiga terdapatmeasurement
mengenai ukuran tingkat keberhasilan dari masing-masing tujuan bagian Digital
Marketing Specialistseperti yang sudah dijabarkan juga pada tabel 4.3.
Selanjutnya, di kolom strategi SWOT diambil strategi yang cocok dengan tujuan
bagian Digital Marketing Specialist dari matriks SWOT pada tabel 4.9. Di kolom
kelima dijabarkan value chain dimana proses bisnis dari tujuan bagian Digital
Marketing Specialist tersebut berjalan. Untuk memenuhi perencanaan strategi di
bagian Digital Marketing Specialist ini maka diperlukan profil perusahaan, data
produk dan data pelanggan Nusa Ina agar tujuan bagian Digital Marketing
Specialist dapat tercapai. Hal ini akan memudahkan untuk melihat data apa yang
dibutuhkan dalam membuat aplikasi SI/TI usulan yang akan dibuat nantinya.
Tabel 4.11 Kebutuhan Informasi Tour Supervisor
Tujuan
Bagian Tour
Supervisor
CSF Measurement Strategi
SWOT Value Chain
Kebutuhan
Informasi
Menciptakan
produk
produk yang
inovatif
- Pengalaman
dan
kepuasan
pelanggan
Survei
kepuasaan
pelanggan
WO1,
SO2
Operation,
Procurement
Data
destinasi
wisata, data
supplier,
105
- Aspirasi
untuk
perbaikan
Data produk
Memberikan
layanan yang
terbaik untuk
pelanggan
Kemampuan
SDM
Survei
kepuasaan
pelanggan
WO1 Human
Resource
Management
Data standar
kualitas
layanan,
Data
kepuasan
pelanggan
Analisis kebutuhan informasi pada bagian Tour Supervisor dimulai dengan
menjabarkan tujuan bagian Tour Supervisor dan CSF yang mempengaruhi strategi
bisnis dari bagian Tour Supervisor yang ada pada pembahasan sebelumnya
dimana terdapat tiga kolom, yaitu: tujuan utama, CSF, dan measurement. Seperti
pada tabel 4.5, tujuan bagian Tour Supervisor akan dijabarkan satu-persatu pada
kolom pertama. Lalu CSF yang sudah disesuaikan dengan tujuan bagian Tour
Supervisor ditulis kembali di kolom CSF. Kemudian, pada kolom ketiga terdapat
measurement mengenai ukuran tingkat keberhasilan dari masing-masing tujuan
bagian Tour Supervisor seperti yang sudah dijabarkan juga pada tabel 4.5.
Selanjutnya, di kolom strategi SWOT diambil strategi yang cocok dengan tujuan
bagian Tour Supervisor dari matriks SWOT pada tabel 4.9. Di kolom kelima
dijabarkan value chain dimana proses bisnis dari tujuan bagian Tour Supervisor
tersebut berjalan. Untuk memenuhi perencanaan strategi di bagian Tour
Supervisor ini maka diperlukan Data destinasi wisata, data supplier, Data produk,
Data standar kualitas layanan, Data kepuasan pelanggan pada Nusa Ina agar
tujuan bagian Tour Supervisor dapat tercapai. Hal ini akan memudahkan untuk
106
melihat data apa yang dibutuhkan dalam membuat aplikasi SI/TI usulan yang
akan dibuat nantinya.
Tabel 4.12 Kebutuhan Informasi Bagian Akunting
Tujuan
Bagian
Akunting
CSF Measurement Strategi
SWOT
Value
Chain
Kebutuhan
Informasi
- Membuat
perencanaan
harga
negosiasi
dengan
supplier
- Mencatat
laporan
keuangan
perusahaan
- Mitra
eksternal
- Membuat
dan
menumbu
hkan pola
pikir
digital
dengan
agenda
digital
- Penentuan
arah
keuangan
- Pemasukan
dan
pengeluaran
perusahaan
stabil dan
tercatat
dengan baik
SO1 Infrastruct
ure, Sales
&
Marketing
Data
supplier,
Data
Perencanaan
Keuangan,
Data Laporan
Keuangan
Analisis kebutuhan informasi pada bagian Akuntingdimulai dengan
menjabarkan tujuan bagian Akuntingdan CSF yang mempengaruhi strategi bisnis
dari bagian Akuntingyang ada pada pembahasan sebelumnya dimana terdapat tiga
kolom, yaitu: tujuan utama, CSF, dan measurement. Seperti pada tabel 4.7, tujuan
bagian Akunting akan dijabarkan satu-persatu pada kolom pertama. Lalu CSF
yang sudah disesuaikan dengan tujuan bagian Akuntingditulis kembali di kolom
CSF. Kemudian, pada kolom ketiga terdapat measurement mengenai ukuran
tingkat keberhasilan dari masing-masing tujuan bagian Akunting seperti yang
sudah dijabarkan juga pada tabel 4.7. Selanjutnya, di kolom strategi SWOT
diambil strategi yang cocok dengan tujuan bagian Akunting dari matriks SWOT
pada tabel 4.9. Di kolom kelima dijabarkan value chain dimana proses bisnis dari
107
tujuan bagian Akunting tersebut berjalan. Untuk memenuhi perencanaan strategi
di bagian Akunting ini maka diperlukan Data supplier, Data Perencanaan
Keuangan, Data Laporan Keuangan Nusa Ina agar tujuan bagian Akunting dapat
tercapai. Hal ini akan memudahkan untuk melihat data apa yang dibutuhkan
dalam membuat aplikasi SI/TI usulan yang akan dibuat nantinya.
Setelah melakukan analisis kebutuhan informasi, dari beberapa tabel di
atas dapat diketahui data-data apa saja yang dibutuhkan untuk mempermudah
melakukan perencanaan strategi digital.
4.3 Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal
Analisis lingkungan eksternal organisasi diperlukan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor dari luar organisasi yang mempengaruhi
kelangsungan bisnis Nusa Ina Leisure. Untuk menganalisis lingkungan bisnis
eksternal Nusa Ina Leisure digunakan beberapa metode, diantaranya analisis
PESTEL dan analisis Porter’s Five CompetitiveForces. Di bawah ini adalah hasil-
hasil analisis dari metode metode di atas.
4.3.1 Analisis PESTEL
Analisis PESTEL merupakan analisis terhadap kekuatan eksternal yang
dapat mempengaruhi proses bisnis. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain
Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environtment dan Legal. Dengan mengenali
dan mengevaluasi peluang dan ancaman eksternal, perusahaan akan mampu
mengembangkan visi dan misi sebagai dasar strategi yang tepat untuk mencapai
108
sasaran jangka panjang. Faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi yang
dapat mempengaruhi perusahaan diantaranya adalah :
a. Politik
Dalam dunia politik, suatu negara sangat terikat dengan hubungan
kerjasama antar negara. Dalam rangka mendukung perkembangan dan
pertumbuhan industri pariwisata Indonesia serta untuk menambah pendapatan
devisa negara, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Bebas Visa Kunjungan bagi orang asing. Warga
negara dari negara tertentu dibebaskan dari kewajiban memiliki visa kunjungan
untuk masuk wilayah Indonesia dalam rangka kunjungan wisata. Dengan
bertambahnya jumlah negara yang mendapat fasilitas bebas visa menjadi 169
negara(Perpres No 21 ttg Bebas Visa Kunjungan, 2016), diharapkan kunjungan
wisatawan asing ke Indonesia pun akan meningkat.
Berlakunya kebijakan tersebut menimbulkan dampak terhadap dunia usaha
biro perjalanan wisata baik level nasional maupun daerah. Dengan kebijakan yang
membebaskan visa kunjungan asing sangat menguntungkan biro perjalanan
karena banyak wisatawan asing yang berkunjung serta menggunakan jasa biro
perjalanan wisata.
b. Ekonomi
Data dari Kementerian Pariwisata tahun 2018, jumlah wisatawan asing
yang datang ke Indonesia per Januari-Desember 2018 mencapai 15 juta orang.
Angka ini meningkat sebesar 12,58% dibandingkan periode yang sama pada tahun
sebelumnya(Kementrian Pariwisata, 2018). Adanya pelemahan rupiah juga
109
menjadi momentum Indonesia untuk mendapatkan keuntungan dari para
wisatawan mancanegara. Ini karena jumlah uang yang ditukarkan oleh wisatawan
akan jauh lebih besar dan berpotensi meningkatkan tingkat konsumsi para
wisatawan. Kondisi tersebut secara tidak langsung akan mendorong
perekonomian di daerah wisatamenjadi lebih maju karena adanya peningkatan
pendapatan masyarakatdan juga membantu tingkat pertumbuhan ekonomi
nasional menjadi lebih baik.
c. Sosial
Kekayaan alam dan budaya Indonesia menjadikan Indonesia masuk ke daftar
sepuluh negara terbaik untuk dikunjungi di tahun 2019 menurut Lonely Planet,
pengelola buku panduan perjalanan dan penerbit media digital terbesar di dunia.
Hal itu menyebabkan banyaknya turis asing yang berminat untuk berkunjung ke
Indonesia. Ini dapat memberikan manfaat dan dampak untuk masyarakat lokal.
Masyarakat lokal dapat mengenalkan sejarah penduduk lokal serta memberikan
pengertian dan pemahaman budaya masyarakat lokal. Namun, dampak negatif
perubahan social budaya akibat kedatangan wisatawan asing akan dirasakan
masyarakat jika tidak adanya penyaringan terhadap kedatangan wisatawan serta
cara dan pola piker masyarakat itu sendiri.
d. Teknologi
Perkembangan teknologi dan informasi membuat Nusa Ina Leisure
menjadi semakin efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas-tugasnya.Dengan
menggunakan teknologi yang sedang berkembang sekarang pun, penjualan dan
pemasaran dapat dilakukan dengan mudah. Namun, karena perkembangan
110
teknologi yang begitu cepat, Nusa Ina Leisure pun harus memperbaharui sistem
yang dia miliki agar selalu up to date dengan perkembangan teknologi dan
informasi jaman sekarang. Karena perusahaan sejenis lain pun merasa tidak ingin
kalah dalam pelayanan yang menggunakan sarana teknologi terkini. Ide-ide dan
inovasi pun harus dikembangkan agar persaingan dengan perusahaan lain dapat
diambil alih.
e. Environment
Kondisi lingkungan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap minatnya
wisatawan yang datang ke Indonesia. Wisatawan tentu ingin merasa aman saat
melakukan perjalanan wisata. Berdasarkan laporan Gallup 2018 Global Law and
Order, Indonesia masuk daftar 10 negara teraman di dunia. Posisi Indonesia
berada di peringkat 9 dengan skor 89 di bawah Kanada yang mendapat nilai 90,
tapi di atas Denmark yang memiliki skor 88. Sementara peringkat pertama
ditempati Singapura dengan nilai 97. Posisi Indonesia tersebut mampu bersanding
dengan negara-negara maju. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh Nusa Ina
Leisure sebagai biro perjalanan wisata untuk menyusun paket wisata di Indonesia.
f. Legal
Dalam menjalankan sebuah perusahaan tidak mungkin terlepas dari hukum
karena hukum sangat berperan penting di dalam mengatur kegiatan bisnis agar
perusahaan bisa berjalan dengan lancar, tertib, aman sehingga tidak ada pihak-
pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis tersebut. Sebagaimana telah
diatur dalam UU Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 15 Tentang
Kepariwisataan mewajibkan seluruh pengusaha pariwisata mendaftarkan
111
usahanya ke Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Peraturan mengenai pendaftaran
daftar usaha pariwisata itu sendiri sudah diatur dalam Peraturan Menteri
Pariwisata Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pendaftaran Usaha
Pariwisata Nusa Ina Leisure sendiri sudah memiliki Izin Tetap Usaha Pariwisata
(ITUP) No. 2749/2008 dengan Surat Izin Usaha (SIUP) No. 09.02.1.63.35186.
Namun, tidak konsistennya pemerintah dalam menegakkan hukum menjadikan
banyak badan usaha yang tidak terdaftar pada Pemerintah ikut bersaing dalam
usaha bisnis biro perjalanan wisata ini. Hal tersebut merupakan ancaman bagi
Nusa Ina Leisure.
Dari faktor-faktor eksternal yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui
bahwa faktor politik, ekonomi, social, dan lingkungan dapat menjadi peluang
yang bagus bagi Nusa Ina Leisure. Sedangkan untuk faktor hukum dapat menjadi
ancaman bagi Nusa Ina Leisure jika biro perjalanan wisata yang tidak terdaftar
secara sah kian menjamur. Nusa Ina Leisure juga tidak dapat bersaing jika belum
mengikuti teknologi yang berkembang di masyrakat.
4.3.2 Analisis Porter’s Five Competitives Forces
Analisis ini digunakan untuk mengkaji posisi Nusa Ina Leisure
dibandingkan kekuatan eksternal yang mempengaruhi jalannya proses bisnis pada
Nusa Ina Leisure. Berikut hasil analisis Porter’sFive Competitive Forcesyang
telah dilakukan pada perusahaan.
112
Pendatang Baru
Biro perjalanan wisata yang
baru bermunculan dan
sudah menggunakan
teknologi terkini
Konsumen
- Travel agen
- Perusahaan
- Masyarakat
umum
Pesaing Industri
- Petra Tour &Travel
- Esa Tour
Pemasok
- Maskapai
Penerbangan
- Akomodasi
- Rumah Makan
- Transportasi
- Asuransi
Produk Pengganti
marketplace di bidang
travel seperti
traveloka, tiket.com dll
Gambar 4.4 Analisis Porter’s Five Competitive Forces
1. Persaingan Antar Kompetitif dalam Industri yang Sama (Industry
Rivalry)
Saat ini sudah banyak perusahaan biro perjalanan wisata yang pada akhirnya
menjadi kompetitor Nusa Ina Leisure. Berdasarkan hasil wawancara diketahui
kompetitor Nusa Ina Leisure diantaranya: Petra Tour & Travel dan Esa
Tour.Persaingan ini dipengaruhi beberapa faktor seperti harga, produk dan
imej perusahaan itu sendiri.
113
2. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)
Seiring meningkatnya target pemerintah dalam peningkatan turis asing di
tahun 2019, maka semakin banyak pula perusahaan biro perjalanan wisata
bermunculan. Perusahaan-perusahaan tersebut berlomba-lomba menawarkan
produk dan jasanya pada wisatawan. Hal tersebut tentu saja menjadi ancaman
bagi Nusa Ina Leisure. Berikut perkembangan usaha jasa perjalanan wisata
yang semakin meningkat:
Gambar 4.5 Perkembangan Usaha Jasa Perjalanan Wisata
3. Ancaman Produk-produk atau Jasa-jasa Pengganti (Substitute Products
or Services)
Pada era yang serba digital seperti saat ini, wisatawan cenderung
menggunakan OTA (Online Travel Agencies) seperti traveloka, tiket.com, dsb.
Sebagai pilihan untuk melakukan perjalanan wisata. Sebanyak 71,44% dari
responden pada survei OTA (Online Travel Agencies) menggunakan layanan
114
OTA untuk keperluan reservasi tiket/hotel. Hal tersebut menjadikan Nusa Ina
Leisure perlu menggali lagi keunggulan yang ditawarkan agar dapat bersaing
dengan banyaknya produk pengganti dari perusahaan biro perjalanan wisata.
4. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers)
Pelanggan Nusa Ina Leisure diantaranya travel agen, perusahaan-perusahaan,
kelompok-kelompok tertentu maupun masyarakat umum. Banyaknya
perusahaan biro perjalanan wisata yang memiliki kualitas yang sama
menyebabkan meningkatnya daya saing. Oleh sebab itu, Nusa Ina Leisure
harus mampu mempertahankan pelanggannya dengan memberikan pelayanan
yang maksimal.
5. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)
Nusa Ina Leisure bekerja sama dengan banyak pemasok untuk menunjang
jalannya bisnis. Pemasok pada Nusa Ina Leisure diantaranya: maskapai
penerbangan, akomodasi, rumah makan, transportasi dan asuransi.
Setelah melakukan analisis Porter’s Five Competitive Forces, ancaman
produk-produk atau jasa-jasa pengganti dirasa paling berperan dalam bisnis Nusa
Ina Leisure karena pada era yang serba digital ini wisatawan cenderung
menggunakan OTA (Online Travel Agencies) sebagai pilihan utuk melakukan
perjalanan wisata.
115
4.4 Analisis Lingkungan SI/TI Internal
Analisis pada lingkungan SI/TI internal dilakukan guna memperoleh
gambaran mengenai kondisi infrastruktur SI/TI yang ada pada Nusa Ina Leisure
saat ini. Hal ini sebagai dasar pertimbangan melakukan perencanaan strategi
digital. Pada tahapan ini akan dibahas bagaimana struktur organisasi yang ada di
Nusa Ina Leisure, penerapan aplikasi SI danhubungan antara aplikasi SIyang
nantinya akan dipetakan ke dalam model portofolio McFarlan strategic
grid,selanjutnyaadalah pemaparan infrastuktur teknologi informasi yaitu
perangkat keras (hardware) yang digunakan dan bentuk jaringankomputer. Di
bawah ini adalah hasil dari analisis lingkungan SI/TI Internal.
4.4.1 Analisis Struktur Organisasi
Pada saat ini Nusa Ina Leisure sudah memiliki Executive Director,
Operasional Director, Accounting, Tour Supervisor dan Digital Marketing
Specialist seperti yang sudah digambarkan pada gambar 4.2. Namun hingga saat
ini Nusa Ina Leisure masih belum memliki posisi khusus Sales dan IT Support.
Saat ini, pegawai di posisi Digital Marketing Specialist yang mengemban tugas
Sales.Sedangkan untuk urusan IT, perusahaan masih harus memanggil orang dari
luar sehingga memakan biaya ekstra.
Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan proses bisnis yang lebih baik
serta meningkatkan kualitas perusahaan, diperlukan SDM yang dapat mengisi
posisi yang diperlukan.Dengan adanya orang yang mengisi posisi tersebut,
diharapkan proses bisnis Nusa Ina Leisure berjalan lebih efektif dan efisien..
116
4.4.2 Analisis Hardware dan Software
Analisis ini digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi apa saja
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan
Nusa Ina Leisure dalam menjalankan proses bisnis dan mencapai tujuan bisnisnya.
Dari hasil observasi ke lapangan, dapat diketahui Nusa Ina Leisure memiliki
beberapa perangkat keras untuk menunjang aktifitas bisnis. Perangkat keras yang
digunakan Nusa Ina Leisure terdiri dari: 2 unit pc kantor, 5 unit laptop pegawai,2
unit printer. Dari segi kuantitas, secara umum jumlah pc seharusnya dapat
ditingkatkan. Mengingat bagian penting dari perusahaan seperti bagian keuangan
masih mengharuskan pegawainya membawa laptop sendiri.
Untuk perangkat lunak, Nusa Ina Leisure menggunakan beberapa aplikasi
untuk menunjang masing-masing bagian. Dapat dilihat dalam uraian berikut.
a. Sistem operasi
Perangkat lunak yang digunakan dibagi menjadi dua jenis yaitu Microsoft
Windows 7 dan Microsoft Windows 10. Microsoft Windows 7 digunakan pada
pc kantor sedangkan sisanya menggunakan Microsoft Windows 10.
b. Aplikasi
Berbagai aplikasi juga digunakan untuk menunjang kegiatan bisnis pada Nusa
Ina Leisure. Diantaranya Ms. Office, aplikasi keuangan Global Travel Agency
System Solutions (GTASS), email, Adobe Photoshop dan Google Drive.
117
4.4.3 Analisis Jaringan Komputer
Semua device yang ada pada Nusa Ina Leisure dapat terhubung dengan
internet. Hal ini dikarenakan kesadaran akan pentingnya pemanfaatan sistem
informasi dan teknologi informasi untuk membantu kegiatan bisnis, pemasaran
atau promosi, dan guna mencapai tujuan bisnis Nusa Ina Leisure. Berdasarkan
hasil observasi di lapangan, arsitektur jaringan komputer Nusa Ina Leisure dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Cloud
Router
Admin
Reservation Staff
Accounting Accounting Accounting
Wireless Access Point
Gambar 4.5 Jaringan Komputer Nusa Ina Leisure
118
4.4.4 Portofolio Mc Farlan pada Nusa Ina Leisure
Berdasarkan penilaian dan kontribusi aplikasi sistem informasi terhadap
bisnis Nusa Ina Leisure, seluruh aplikasi yang ada pada Nusa Ina Leisure
dipetakan ke dalam model portfolio McFarlan.
Pemetaan ini mempermudah Nusa Ina Leisure untuk mengambil
keputusan dalam menentukan posisi sistem informasi Nusa Ina Leisure di dalam
kuadran tersebut. Selain itu pemetaan ini juga digunakan untuk mengidentifikasi
keinginan Nusa Ina Leisure dalam menentukan ke arah mana sistem informasi
akan dipenuhi sesuai dengan kapabilitas dan proses bisnis Nusa Ina Leisure di
masa yang akan datang. Penempatan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.13 Portfolio Aplikasi SI
Strategic* High Potential*
Website
Social Media
Adobe Photoshop
Ms. Office
GTASS
Google Drive
Key Operational* Support*
*Hasil dari wawancara
Dari tabel di atas terdapat empat kuadran yaitu Strategic, HighPotential,
KeyOperational, dan Support. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
kuadran:
119
1. Strategic adalah aplikasi penting untuk mendukung strategis di masa datang.
Aplikasi yang termasuk kelompok strategic di Nusa Ina Leisure yaitu:
Website, Social Media dan Adobe Photoshop.
2. High Potential adalah aplikasi yang mungkin akan menentukan keberhasilan
di masa mendatang. Saat ini Nusa Ina Leisure belum mempunyai aplikasi
yang masuk dalam kelompok High Potential.
3. Key Operational adalah aplikasi yang saat ini sangat diperlukan dalam
mencapai keberhasilan. Aplikasi yang termasuk dalam kelompok Key
Operational di Nusa Ina Leisure diantaranya: Ms. Office, Email, aplikasi
keuangan GTASS
4. Support adalah aplikasi yang berguna tetapi tidak menentukan kesuksesan,
sebagai pendukung kegiatan proses bisnis. Aplikasi yang termasuk dalam
kelompok support di Nusa Ina Leisure ialah: Google Drive.
Setelah melakukan analisis lingkungan SI/TI internal, dapat diketahui ada
beberapa yang harus ditambah dan dikembangkan guna kelangsungan bisnis Nusa
Ina Leisure ke depannya. Seperti perlu dikembangkannya struktur organisasi
perusahaan agar proses bisnis dapat berjalan lebih baik. Penambahan perangkat
keras juga dirasa perlu mengingat bagian penting dari perusahaan masih
mengharuskan pegawainya membawa laptop sendiri. Begitu juga aplikasi SI yang
terdapat pada Nusa Ina Leisure, perlu adanya pengembangan agar dapat meraih
tujuan perusahaan.
120
4.5 Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal
4.5.1 Tren Sistem Informasi
Seiring dengan perkembangan teknologi dan internet, sistem informasi
juga ikut berkembang pesat dan memberi pengaruh yang cukup besar dalam
kegiatan bisnis perusahaan. Banyak bermunculan berbagai macam produk yang
lebih inovatif dan mudah diakses serta mudah dalam penggunaannya. Salah satu
pemanfaatan perkembangan tersebut adalah sistem informasi berbasis web.
Sistem informasi berbasis web mempunyai banyak keuntungan, antara lain:
a. Dapat dijalankan di platform manapun
Sistem informasi berbasis web dapat dijalankan di berbagai macam perangkat
dan sistem operasi. Sistem informasi berbasis web dapat diakses melalui
browser yang ada dalam sistem operasi tersebut. Sistem informasi berbasis
web dapat diakses melalui komputer, laptop, smartphone atau tablet yang
menggunakan perangkat berbasis Windows, iOS, Mac OS, Blackberry,
Android, atau yang lainnya
b. Dapat diakses melalui banyak media
Sistem informasi berbasis web dapat diakses melalui berbagai media, seperti
komputer, notebook dan handphone yang sudah sesuai standar WAP (Wireless
Application Protocol). Dengan begitu akan memudahkan karyawan
perusahaan untuk melakukan tugasnya dimanapun mereka berada selama
memiliki koneksi internet.
121
4.5.2 Tren Teknologi Jaringan
BeberapatrenteknologijaringanyangdapatdimanfaatkanolehNusa Ina Leisure
adalah:
1. Edge Computing
Edge computing merupakan jaringan mesh dari pusat data mikro yang
memproses atau menyimpan data penting secara lokal dan mendorong semua
data yang diterima ke pusat data atau cloud untuk diproses. Jaringan ini
mengurangi latency karena data tidak harus melintasi jaringan ke data pusat
atau cloud untuk dapat diproses. Jaringan ini sangat ideal untuk perusahaan
yang menyediakan layanan keuangan, telekomunikasi, manufaktur dan
perawatan kesehatan.Egdecomputing dapat memungkinkan data yang
dihasilkan dari perangkat IoT (Internetof Things) diproseslebih ketepian
jaringan yang memungkinkan menganalisis data penting dalam waktu dekat,
teknologi ini dapat digunakan jika Nusa Ina Leisure sudah menerapkan IoT
(Internet of Things).
2. Application Programming Interface
Application Programming Interface atau yang biasa disingkat API
memungkinkan developer untuk mengintegrasikan dua bagian dari aplikasi
atau dengan aplikasi yang berbeda secara bersamaan. API terdiri dari berbagai
elemen seperti function, protocols, dan tools lainnya yang memungkinkan
developers untuk membuat aplikasi. Tujuan penggunaan API adalah untuk
mempercepat proses development dengan menyediakan function secara
terpisah sehingga developer tidak perlu membuat fitur yang serupa. Penerapan
122
API akan sangaat terasa jika fitur yang diinginkan sudah sangat kompleks,
tentu membutuhkan waktu untuk membuat yang serupa dengannya. Misalnya:
integrasi dengan payment gateway.
4.5.3 Tren Teknologi Digital
Pada era teknologi digital seperti saat ini, e-tourism dapat menjadi
kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat khususnya di sektor pariwisata. E-
Tourism adalah platform digital yang menghubungkan seluruh stakeholder
pariwisata, mempermudah proses perizinan, mengintegrasikan seluruh kegiatan
pariwisata serta memberikan kemudahan bagi seluruh wisatawan menjelajahi
pesona Indonesia melalui aplikasi yang mudah digunakan, kapan pun dan di mana
pun.
Untuk menunjang e-tourism, Nusa Ina Leisure dapat menerapkan tren
teknologi dengan konsep API (application programming interface). Dengan
konsep API, diharapkan seluruh stakeholder pariwisata ikut berpartisipasi
memberikan basis datanya untuk membantu mempermudah jalannya proses bisnis
pada Nusa Ina Leisure.
4.6 Hasil Perencanaan Strategi Digital
Dari hasil analisis terhadap kebutuhan bisnis dan informasi yang sudah
diuraikan sebelumnya, tahap selanjutnya adalah menetukan strategy SI/TI Nusa
Ina Leisure. Strategi SI ini menentukan portofolio yang harus dibangun.
Sedangkan strategi TI menentukan infrastuktur TI yang diperlukan untuk
123
mendukung strategi SI. Penentuan strategi tersebut diawali dengan merumuskan
visi dan misi yang akan menjadi pedoman pelaksanaan aktivitas bidang SI/TI
Nusa Ina Leisure.
Berdasarkan wawancara dan hasil penelitian, rumusan visi dan misi
perusahaan masih dibuat secara umum. Agar dapat mengikuti perkembangan era
digital, maka perlu ditambahkan rumusan misi yang baru.Maka rumusan misi
SI/TI usulan untuk Nusa Ina Leisure adalah menambahkan poin di bawah ini
sebagai rumusan misi untuk Nusa Ina Leisure:
“Selalu up to date dengan perkembangan teknologi digital agar
memudahkan pelanggan mengakses Nusa Ina Leisure”
4.6.1 Strategi Sistem Informasi
Strategi SI harus dapat mendukung proses bisnis Nusa Ina Leisure agar
tujuan bisnisnya dapat tercapai. Strategi ini disusun dan diharapkan dapat
memberikan arahan bagi pengembangan aplikasi sistem informasi dimasa yang
akan datang. Aplikasi sistem informasi yang dikembangkan harus bisa
menyajikan dan mengelolah informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, hasil
dari analisis lingkungan SI/TI internal yang berupa kebutuhuan informasi menjadi
basis utama untuk menentukan solusi aplikasi sistem informasi yang akan
diusulkan. Untuk menentukan solusi aplikasi sistem informasi, maka dibuat
pemetaan tujuan bagian (divisi) dengan CSF, SWOT, valuechain, kebutuhan
informasi terhadap IS Demand. Berikut adalah hasil pemetaan untuk masing-
masing bagian:
124
Tabel 4.14 Pemetaan SI Demand terhadap kebutuhan informasi Digital Marketing Specialist
Tujuan Bagian
Digital Marketing
Specialist
CSF Measure Strategi
SWOT Value Chain
Kebutuhan
Informasi IS Demand
Mengenalkan Nusa
Ina Leisure melalui
platform digital
- Menggabungkan
sumber daya manusia
dengan digital
- Pemrosesan data
secara real time dan
skala yang besar
- Digitalisasi interaksi
dengan pelanggan
serta produk dan
layanan
Aktifitas platform
digital Nusa Ina
Leisure meningkat
baik dari pemesanan
maupun interaksi
dengan pelanggan
WT1, WT2 Product &
Technology
Development,
Sales &
Marketing
Profil perusahaan,
Data produk, Data
pelanggan
Website dan social
media
Tabel 4.15 Pemetaan SI Demand terhadap kebutuhan informasi Tour Supervisor
Tujuan Bagian Tour
Supervisor CSF Measurement
Strategi
SWOT Value Chain
Kebutuhan
Informasi
IS Demand
Menciptakan produk
produk yang inovatif
- Pengalaman dan
kepuasan pelanggan
- Aspirasi untuk
perbaikan
Survei kepuasaan
pelanggan
WO1, SO2 Operation,
Procurement
Data destinasi
wisata,
datasupplier, Data
produk
SI CRM
125
Memberikan layanan
yang terbaik untuk
pelanggan
Kemampuan SDM Survei kepuasaan
pelanggan
WO1 Human Resource
Management
Data standar
kualitas layanan,
Data kepuasan
pelanggan
Tabel 4.16 Pemetaan SI Demand terhadap kebutuhan informasi Akunting
Tujuan Bagian
Akunting CSF Measurement
Strategi
SWOT Value Chain
Kebutuhan
Informasi IS Demand
- Membuat
perencanaan harga
negosiasi dengan
supplier
- Mencatat laporan
keuangan perusahaan
- Mitra eksternal
- Membuat dan
menumbuhkan pola
pikir digital dengan
agenda digital
- Penentuan arah
keuangan
- Pemasukan dan
pengeluaran perusahaan
stabil dan tercatat
dengan baik
SO1 Infrastructure,
Sales &
Marketing
Data supplier, Data
Perencanaan
Keuangan, Data
Laporan Keuangan
SIA, SIK
126
4.6.2 Strategi Teknologi Informasi
Strategi teknologi informasi didapatkan dari hasil analisis lingkungan
SI/TI eksternal. Jaringan komputer yang diterapkan saat ini, dan usulan struktur
organisasi yang telah dijabarkan sebelumnya. Untuk usulan kebutuhan jaringan
komputer pada Nusa Ina Leisure yang pertama yaitu penggunaan router.
Router memiliki fungsi utama untuk membagi atau mendistribusikan IP
Address, baik secara statis ataupun DHCP (Dynamic Host Configuration
Protocol) kepada semua computer yang terhubung ke router tersebut. Pada saat
ini, perangkat router sudah lebih canggih dan modern. Untuk mendistribusikan IP
address kepada setiap komputer pada suatu jaringan, fungsi router tidak saja
hanya dapat menghubungkan dengan sambungan kabel LAN, melainkan dapat
dengan teknologi wireless. Dengan demikian, router pada saat ini dapat
disambungkan pada setiap komputer, laptop, gadget, smartphone yang berada
pada jangkauan router tersebut. Cukup dengan memanfaatkan sebuah gelombang
radio yang dipancarkan oleh router
Selanjutnya, penggunaan Wifi Access Pointyang merupakan sebuah
perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa wireless klien
komputer atau perangkat jaringan yang tergabung di dalam sebuah jaringan yang
sama. Jika diibaratkan sebagai nirkabel, wifi access point dapat dianggap sebagai
sebuah switch atau Hub yang bertindak sebagai pusat dari pemancar dan juga
penerima pada sinyal-sinyal radio.
127
Cloud
Router
AdminReservation Staff Accounting
Wireless Access Point
Firewall
AccountingAccounting
Multi functional printer
Design Graphic
Multi functional printer
Gambar 4.6 Usulan Strategi Jaringan pada Nusa Ina Leisure
Usulan teknologi informasi pada Nusa Ina Leisure terdiri dari penggantian unit
computer pada bagian Akunting untuk menjaga sekuritas data perusahaan. Penulis
juga mengusulkan adanya penambahan printer di lantai dua yang digunakan
khusus untuk bagian Akunting agar dapat bekerja lebih efisien. Sedangkan untuk
design graphic, admin, dan reservation staff menggunakan wireless printer yang
terletak di lantai satu. Jadi semua komputer dan laptop yang ada terhubung
dengan wirelessprinter dan scanner sesuai dengan tempat kerjanya. Sehingga
semua bagian di Nusa Ina Leisure dapat mencetak dokumen dan melakukan
scanning dokumen dengan efisien.
128
4.7 Strategi Manajemen SI/TI
Dalam perannya, strategi manajemen SI/TI harus dapat mendukung kebijakan dari
Nusa Ina Leisure agar tujuan dan sasarannya dapat tercapai. Usulan strategi yang
dihasilkan ini dipertimbangkan dari analisis lingkungan bisnis internal dengan
melihat struktur organisasi yang sudah berjalan dan melihat usulan portofolio
aplikasi yang sudah dihasilkan. Diantaranya melakukan strategi pengembangan
SI/TI pada beberapa bidang seperti pada usulan struktur organisasi dibawah ini:
Executive Director
Operational
Director
Head of
AccountingTour Supervisor
Digital Marketing
Specialist
Accounting Staff
Reservation Staff
Transportation
Staff
Admin StaffResearch &
DevelopmentSales staff
IT Support
Operational
Gambar 4.7 Usulan Struktur Organisasi
129
Dari gambar diatas dapat diketahui terdapat sedikit perubahan pengelompokan
struktur organisasi. Seperti dapat dilihat pada gambar 4.2 terdapat penambahan
posisi pada bagian Tour Supervisor yaitu Research&Development. Kemudian
terdapat pengelompSokan baru yaitu Operational yang membawahi Admin Staff
dan IT Support. Sedangkan Digital Marketing Specialist membawahi Sales Staff.
Jadi, terdapat tiga posisi yang diusulkan ada pada Nusa Ina Leisure untuk
menunjang strategi bisnis ke depannya. Berikut adalah penjelasan masing-masing
usulan posisi:
1. Research & Development
Posisi ini akan berfungsi untuk melakukan penelitan dan pengembangan
lebih lanjut mengenai daerah wisata yang dapat dijelajah untuk dijadikan
produk di Nusa Ina Leisure.
2. IT Support
Dikarenakan pada usulan SI/TI terdapat pengembangan website, maka
diharapkan Nusa Ina Leisure mempunyai IT Support sendiri yang dapat
menangani masalah yang terjadi pada website tersebut.
3. Sales Staff
Selama ini Nusa Ina pegawai marketing di Nusa Ina Leisure masih
melakukan pekerjaan ganda menjadi sales. Untuk mendapakan kinerja
pegawai yang semakin baik, maka diharapkan Nusa Ina Leisure memiliki
pegawai yang juga ditempatkan sebagai sales yang berfungsi untuk
memasarkan produk kepada pelanggan.
130
4.8 Usulan Portofolio Aplikasi SI
Usulan portofolio aplikasi SI dilakukan melalui pemetaan kebutuhan informasi
dan portofolio McFarlan Strategic Grid yang telah dijabarkan sebelumnya pada
analisis lingkungan internal. Hasil perencanaan strategi SI berupa arsitektur sistem
informasi yang dapat dipetakan ke dalam portofolio aplikasi SI di masa depan.
Proses pemertaan aplikasi SI didasarkan pada model portofolio McFarlan
Strategic Grid. Penempatan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan Nusa Ina
Leisure dapa dipetakan sebagai berikut:
Tabel 4.17 Tabel Usulan Portofolio SI
Strategic High Potential
Website’
Social Media’
Adobe Photoshop^
SI CRM*
Mobile Apps*
Ms. Office^
Email^
GTASS^
Google Drive^
Key Operational Support
* Aplikasi yang diusulkan
^ Aplikasi yang sudah dijalankan sesuai kebutuhan
‘ Aplikasi yang butuh di update
Seperti yang sudah tertera pada tabel 4.17, penulis mengusulkan beberapa
aplikasi SI yaitu: SI CRM yang berfungsi sebagai identifikasi faktor-faktor yang
penting bagi pelanggan. menangani komplain pelanggan, dapat meningkatkan
loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan serta memaksimalkan hubungan
pelanggan dengan perusahaan.Mobile Apps yang berfungsi untuk memudahkan
pelanggan mengakses Nusa Ina Leisure kapanpun dan di manapun
131
4.9 Estimasi Anggaran dan Rencana Migrasi SI/TI
Setelah melakukan semua analisis dan mendapatkan strategi digital, maka
disusunlah suatu estimasi anggaran dan estimasi waktu yang sesuai dalam rangka
implementasi Perencanaan Strategi Digital. Selanjutnya rencana implementasi
dilaksanakan sesuai dengan urutan prioritas rencana migrasi SI/TI. Sebelum
diimplementasikan dihitung biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam perencanaan
proyek yang disusun sebagai berikut:
1. Estimasi Anggaran Pengadaan Tahun 2020
Tabel 4.18 Rencana Anggaran Pengadaan Tahun 2020
No Kategori Rencana SI/TI
Anggaran
(Rp)
Keterangan
1
Sumber Daya
Manusia
Research &
Development Team
60.000.000
Gaji Karyawan
(www.jobstreet.com) 2 IT Support 36.000.000
3 Sales 30.000.000
4
Jaringan
Infrastruktur
2 unit PC
@9.300.000
18.600.000
HP All-in-One 20-
C316d
(www.bhinneka.com)
5 Wireless Router 3.800.000
ASUS RT-AC66U
(www.dimensidata.com)
132
6 Multifungsi Printer 3.430.000
EPSON L455
(www.pricebook.co.id)
Total Estimasi Anggaran Tahun 2020 151.830.000
2. Estimasi Anggaran SI/TI 2020
Tabel 4.19 Rencana Anggaran SI/TI Tahun 2020
No. Rencana SI/TI
Anggaran
(Rp)
Keterangan
1. SI CRM 6.000.000
Menggunakan aplikasi Barantum
CRM dari internet dengan
bayaran 500.000/bulan.
(www.barantum.com)
2.
Pengembangan Website&
Mobile apps
7.000.000
Menggunakan jasa pengembangan
website dengan estimasi
pengerjaan selama 2 bulan
(www.appshop.id)
Total Estimasi Anggaran
Tahun 2020
13.000.000
Total Estimasi Anggaran Migrasi SI/TI
= Rp 151.830.000; + Rp 13.000.000;
= Rp 164.830.000
133
3. Estimasi Waktu Migrasi SI/TI
Berdasarkan rencana estimasi anggaran investasi SI/TI yang telah dibuat
untuk Nusa Ina Leisure, maka disusunlah estimasi untuk pengembangan
SI/TI tersebut yang sesuai dalam rangka implementasi Perencanaan
Strategi Digital. Selanjutnya rencana implementasi dilaksanakan sesuai
dengan urutan prioritas rencana migrasi SI/TI. Berikut adalah estimasi
waktuPengembangan SI/TI pada Nusa Ina Leisure.
Tabel 4.20 EstimasiWaktu Migrasi SI/TI pada Nusa Ina Leisure
Nama Pengadaaan
Investasi SI / TI
Tahun 2020
01/20 02/20 03/20 04/20 05/20
Sales
IT Support
Research & Development
Team
PC
Wireless Router
Pengembangan Website &
Mobile apps
SI CRM
134
134
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka menghasilkan
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Perencanaan strategi digital pengelolaan SI/TI ini dibuat untuk membantu
Nusa Ina Leisure dalam merencanakan hal-hal strategis seperti pengadaan
mobile apps, peningkatan website, serta pengadaan infrastruktur dan SDM
baruyang akan membantu Nusa Ina Leisure dalam mencapai tujuan
bisnisnya agar lebih efektif dan efisien.
2. Analisis telah dilakukan dengan tools Analisis CSF, SWOT, Value Chain,
PESTEL, Five Forces Model dan McFarlan Strategic Grid
3. Dari Analisis CSF didapatkan beberapa faktor yang harus berjalan dengan
baik untuk memastikan keberhasilan perusahaan. Sedangkan dari analisis
SWOT diketahui bahwa Nusa Ina Leisure merupakan perusahaan yang
menguasai pariwisata di seluruh Indonesia. Analisis Value Chain
menjelaskan aktivitas utama yang sangat penting yaitu menyusun dan
menyelenggarakan paket wisata. Sedangkan diketahui dari analisis
PESTEL bahwa faktor politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan dapat
menjadi peluang yang bagus bagi Nusa Ina Leisure.Dari analisis Porter’s
Five Competitive Forces dapat diketahui semakin banyaknya OTA
(Online Travel Agencies) yang dinilai sangat berperan untuk perusahaan
135
dan analisis McFarlan Strategic Grid menghasilkan usulan portofolio
SI/TI yang dapat membuat perusahaan menghadapi persaingan di era
digital.
4. Strategi manajemen SI/TI menghasilkan usulan terhadap struktur
organisasi dengan menambahkan tim research & development, tim IT
support dan tim sales agar setiap unit kerja dapat fokus mengerjakan tugas
sesuai job desc-nya sehingga meningkatkan kinerja perusahaan
5. Perencanaan Strategi Digital pada Nusa Ina Leisure ini diharapkan dapat
meningkatkan keunggulan seperti menjangkau pasar yang lebih luas
sehingga dapat bersaing diantara perusahaan sejenis.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dihasilkan untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Perlu kajian lebih lanjut dengan tools-tools yang tidak digunakan penulis
dalam penelitian ini terhadap kesuksesan penerapan Perencanaan Strategi
Digital di perusahaan lainnya. Contohnya adalah penggunaan analisis
Balanced Scorecard, Competitive Strategy Analysis, Business Process
Analysis, Audit Grid, Clustering Matrix, Organizational Modelling dan
lain sebagainya.
2. Pihak Nusa Ina Leisure perlu melakukan evaluasi Perencanaan Strategi
Digital secara berkala untuk mengevaluasi dan mengontrol penggunaan
SI/TI oleh sumber daya yang ada.
136
DAFTAR PUSTAKA
Agus, M. (2009). Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Bharadwaj, A., El Sawy, O. A., Pavlou, P. A., & Venkatraman, N. (2013).
DIGITAL BUSINESS STRATEGY : TOWARD A NEXT GENERATION OF
INSIGHT. 37(2), 471–482.
David, F. R. (2008). Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: Salemba Empat.
Firdausi, A. Z. (2013). Perencanaan Strategis Teknologi Informasi Pondok
Pesantren Al_Ishlah Bondowoso Dengan Metode Tozer. UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Hartono, B. (2013). Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hayati, N. (2016). Analisis Bisnis Internal dengan Metode Critical Success
Factors ( CSF ) dan Value Chain ( Studi Kasus PT . Farmasi X ). VIII(1),
62–71.
Hewlett, Niles E, P. (2005). The USDA Enterprise Architecture Program.
Enterprise Architecture Division Office of the Chief Information Officer.
Holotiuk, F., & Beimborn, D. (2017). Critical Success Factors of Digital Business
Strategy. 13th International Conference on Wirtschaftsinformatik, 991–1005.
Irfanto, R., & Andry, J. F. (2017). Perancangan Enterprise Architecture
Menggunakan Zachman Framework (PT. Vivamas Adipratama). Semnastek
UMJ, (November).
137
Jogiyanto. (2010). Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta: Andi Offset.
Kementrian Pariwisata. (2018). PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISATAWAN
MANCANEGARA KE INDONESIA TAHUN 2018 vs 2017.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Martin, J. (1990). Information Engineering. Book II: Planning and Analysis.
(Prentice H).
Maryani, & Darudianto, S. (2010). Perancangan rencana strategis sistem
informasi dan teknologi informasi (SI/TI): Studi Kasus Stmik XYZ.
CommIT, 4(2), 77–85.
Monroe, M. (n.d.). Manajemen Perusahaan: Pengertian, Fungsi, Tujuan,
Tingkatannya.
Muchtadi, R. H. (2013). Perencanaan Strategis Sistem Informasi Dalam
Mendukung Pengembangan E-Goverment Pada Pemerintah Kota Serang.
Universitas Indonesia.
Perpres No 21 ttg Bebas Visa Kunjungan. , (2016).
Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ross, J., Sebastian, I. M., Beath, C., Scantlebury, S., Mockner, M., Fonstand, N.,
… Consulting), (Technology Advantage Practice of The Boston. (2016).
Designing Digital Organizations. MIT Sloan CISR, (March 2016), 22.
Retrieved from
http://cisr.mit.edu/blog/documents/2016/03/10/mit_cisrwp406_designingdigi
talorganzations_rosssebastianbeathscantleburymockerfonstadkaganmoloneyk
138
rusellbcg.pdf/
Salisah, F. N., & Syaifullah. (2013). ANALISIS PERENCANAAN STRATEGI
SISTEM INFORMASI PADA INSTITUSI PENDIDIKAN. Jurnal Sains,
Teknologi & Industri, Vol.11 No., 1–9.
Samiaji, S. (2009). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Grasindo.
Sriminangga, N. P. (2013). Perencanaan Strategis Teknologi Informasi Pada
Pondok Pesantren Annur II Al-Murtadlo Malang dengan Metode Wetherbe.
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Stoner, J. A. . (n.d.). Manajemen.
Surendro, K. (2007). Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning Untuk
Perencanaan Strategis Sistem Iinformasi. Jurnal Informatika, 8(1), 1–9.
Sutabri, T. (2012). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Sutarman. (2012). Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tempo.co. (2015). Indonesia Raksasa Teknologi Digital Asia. Tempo. Retrieved
from https://kolom.tempo.co/read/1001638/indonesia-raksasa-teknologi-
digital-asia
The Open Group. (2009). TOGAF Version 9. In Architecture.
https://doi.org/10.1111/j.1365-2702.2009.02827.x
Tozer, E. E. (1996). Strategic IS/IT Planning (Profession). Boston: Butterworth-
Heinemann.
Turban, Leidner, McLean, & Wetherbe. (2006). Information Technology For
Management 6th Edition. New york: John Wiley & Sons, Inc.
Turban, R., & Potter. (2003). Introduction To Information Technology (Second
139
Edi). New Jersey: John Willey dan Sons, Inc.
Ward, J, & Griffiths, P. (1996). Strategic Planning For Information System
(Second Edi). Chichester: John Willey dan Sons.
Ward, John, & Peppard, J. (2002). Strategic Planning For Information System
(3rd Editio). Chichester: John Willey & Sons, Buffins Lane.
Ward, John, & Peppard, J. (2016). The Strategic Management Of Information
Systems: Building A Digital Strategy (Fourth Edi). Wiley.
Yudhistyra, W. I., & Nugroho, E. (2014). Lima Metode Perencanaan Strategis
Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Untuk Pengembangan E-
Goverment. Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Komunikasi,
2014(Sentika).
140
LAMPIRAN
xviii
Hasil Wawancara
Target : Executive Director
Tanggal : Rabu, 28 Februari 2018
Waktu : 11.00 WIB
Narasumber : Jongki Adiyasa
Jabatan : Executive Director
1. Boleh Bapak ceritakan secara singkat profil perusahaan dari mulai berdirinya
Nusa Ina Leisure?
Perusahaan saya bergerak di bidang jasa perjalanan wisata, termasuk ke dalam
biro perjalanan wisata dengan nama PT Nusa Ina Leisure Indonesia Specialist
yang sudah terdaftar dalam Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA).
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 1 Maret 2008 berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Perusahaan ini menyediakan jasa tur operator, dokumen untuk wisatawan
asing, reservasi hotel dan tiket. Perusahaan saya memiliki visi, misi dan tujuan
yaitu:
Visi
Memberikan perjalanan wisata yang bernuansa dan menjadi perusahaan
inbound tour terbaik di Indonesia.
Misi
- Memajukan pariwisata Nusantara di mata dunia
- Memberikan nuansa yang unik dan berbeda dalam setiap perjalanan
wisata
- Memberikan rasa aman disetiap perjalanan
- Kenyamanan dalam perjalanan wisata selalu diutamakan
- Memberikan jawaban dan pelayanan secara cepat, sehingga konsumen
dapat mengetahui info wisata dengan lebih simple
xix
Tujuan
- Menjadikan Nusa Ina Leisure sebagai pilihan utama dalam melakukan
perjalanan
- Meningkatkan keuntungan perusahaan
- Membantu konsumen mendapatkan pengalaman perjalanan yang
menyenangkan
2. Bagaimana kegiatan bisnis yang berjalan di Nusa Ina Leisure?
Konsumen mengirim request email kami mengatur dan menyusun rencana
perjalanan kami mengirimkan kembali ke konsumen untuk di
approve/revisi jika perlu konsumen membalas email bahwa menerima dan
menyetujui rencana perjalanan kami mengirimkan email konfirmasi dan
tagihan konsumen membayar minimal 50% dari tagihan lalu menyerahkan
bukti pembayaran kami menerima bukti pembayaran dan mulai
menghubungi mitra yang terlibat konsumen melunasi pembayaran dan siap
untuk wisata
3. Bagaimana strategi bisnis yang ada pada perusahaan ini?
Kami bekerja sama dengan mitra mitra yang berkualitas agar dapat
menghasilkan produk tur yang memberikan pengalaman yang menyenangkan
bagi konsumen
4. Dengan cara apa Nusa Ina Leisure memperoleh keuntungan?
Dengan komisi yang diberikan supplier pada setiap jenis instrument yang
terlibat dalam paket wisata.
5. Siapa saja yang menjadi sasaran bisnis Nusa Ina Leisure?
Agen – agen perjalanan wisata dan turis – turis mancanegara yang ingin
berkunjung ke Indonesia
xx
6. Bagaimana struktur organisasi pada perusahaan ini
Executive Director
Operational
Director
Head of
AccountingTour Supervisor
Digital Marketing
Specialist
Accounting Staff Reservation StaffTransportation
StaffAdmin Staff
7. Bagaimana dengan tugas pokok dan fungsi dari divisi yang ada pada Nusa Ina
Leisure.
- Executive Director: pembuat strategi dan keputusan yang menentukan arah
dan perkembangan Nusa Ina Leisure
- Operational Director: mengatur dan memantau kelancaran kegiatan
operasional
- Accounting: memproses data keuangan perusahaan
- Tour Supervisor: bertanggung jawab atas produk tur
- Digital Marketing Specialist: bertanggung jawab terhadap segala sesuatu
yang berkaitan dengan pemasaran dan branding produk secara digital
8. Berdasarkan struktur organisasi yang ada, apakah struktur organisasi di Nusa
Ina Leisure sudah mencukupi?
Sebenernya sudah mencukupi, karena kami juga selalu memberikan
kesempatan setiap tahunnya bagi siswa pkl disini. Namun dengan orang yang
xxi
sedikit, ada lah beberapa orang yang mengerjakan tugas yang lebih banyak
dibanding yang lainnya.
9. Faktor apa saja yang menjadi strength pada Nusa Ina Leisure?
- Kami memiliki pengetahuan wisata seluruh wilayah Indonesia.
- Kami sudah berpengalaman menangani banyak klien
- Kami memiliki kerjasama yang baik dengan berbagai jenis mitra di
industry pariwisata
10. Faktor apa saja yang menjadi weakness pada Nusa Ina Leisure
- Terbatasnya modal perusahaan
- Tidak adanya fungsi bagian Research & Development
- Kurangnya kualitas SDM dalam Product Knowledge perusahaan
- Kurangnya awareness terhadap perkembangan digitalisasi
11. Faktor apa saja yang menjadi opportunity pada Nusa Ina Leisure
- Banyaknya wisatawan yang berminat datang ke Indonesia
- Jumlah wisatawan meningkat setiap tahunnya
- Kekayaan budaya dan keindahan alam di Indonesia yang masih terus
dapat dikembangkan
12. Faktor apa saja yang menjadi Threat pada Nusa Ina Leisure
- Perkembangan perdagangan bebas
- Persaingan dengan perusahaan besar sejenis yang lebih terkenal
13. Apa saja aktifitas utama pada Nusa Ina Leisure?
Intinya kami mengatur, menyusun dan menyelenggarakan paket wisata
sehingga mendapatkan output tersedianya paket wisata. Namun untuk
melakukan itu semua kami perlu mendapatkan daftar harga dari pemasok agar
kami dapat menyajikan paket wisata yang sesuai dengan keinginan konsumen.
xxii
Setelah tersedianya paket wisata kami mengoptimalkan social media untuk
pemasarannya dan konsumen dapat melakukan reservasi lewat email. Kami
juga menyediakan call center untuk konsumen yang membutuhkan bantuan
mengenai paket wisata.
14. Apa saja aktifitas pendukung pada Nusa Ina Leisure?
Seperti perusahaan pada umumnya kami juga mengadakan perekrutan dan
training SDM, memanfaatkan penggunaan SI/TI, menyusun administrasi dan
keuangan. Kami juga memastikan mendapatkan instrument yang berkualitas
dengan harga yang terjangkau dari para pemasok maupun mitra.
15. Menurut Anda adakah faktor eksternal dari sisi politik yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan Nusa Ina Leisure?
Adanya Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Bebas Visa
Kunjungan yang menyebutkan 169 negara bebas visa sehingga wisatawan
mancanegara tergerak untuk datang ke Indonesia. Hal tersebut memberi kami
kesempatan untuk mengenalkan wisata Indonesia ke turis asing.
16. Menurut Anda adakah faktor eksternal dari sisi ekonomi yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan Nusa Ina Leisure?
Kunjungan wisatawan asing yang meningkat di tahun 2018 menyebabkan
pertumbuhan pendapatan devisa negara juga meningkat. Adanya pelemahan
rupiah
17. Menurut Anda adakah faktor eksternal dari sisi sosial yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan Nusa Ina Leisure?
Mengambil sisi positif dari pertukaran social budaya masyarakat Indonesia
dengan wisatawan asing sehingga masyarakat lokal dapat ikut berkembang
18. Menurut Anda adakah faktor eksternal dari sisi teknologi yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan Nusa Ina Leisure?
xxiii
Perkembangan teknologi sekarang yang membuat semakin banyak situs
maupun aplikasi digital semacam tiket.com, traveloka dll yang membuat kami
harus terus berkembang mengikuti jaman.
19. Menurut Anda adakah faktor eksternal dari sisi lingkungan yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan Nusa Ina Leisure?
Indonesia berada di urutan ke 9 negara teraman di dunia sehingga wisatawan
asing masih terus ingin berkunjung ke Indonesia
20. Menurut Anda adakah faktor eksternal dari sisi hukum yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan Nusa Ina Leisure?
Adanya aturan tentang kepariwisataan yang mengharuskan pengusaha
pariwisata mendaftarkan usahanya dalam UU Republik Indonesia Nomor 10
tahun 2009 pasal 15 tentang Kepariwisataan
21. Apa yang menjadi tantangan bagi Nusa Ina Leisure?
Persaingan di antara biro perjalanan wisata yang mulai menggunakan
teknologi digital untuk mendukung bisnis mereka
22. Boleh saya tau jumlah pelanggan Nusa Ina Leisure 3 tahun ke belakang?
Pada tahun 2015 sebanyak 24 grup wisatawan dan 25 wisatawan
individu/pasangan. Pada tahun 2016 sebanyak 22 grup wisatawan dan 24
wisatawan individu/pasangan, pada tahun 2017 sebanyak 21 grup wisatawan
dan 22 wisatawan individu/pasangan, pada tahun 2018 sebanyak 18 grup
wisatawan dan 23 wisatawan individu/pasangan. Kami juga menjual
setidaknya 10 paket wisata kepada Agen perjalanan wisata setiap tahunnya.
23. Siapa saja konsumen Nusa Ina Leisure?
Travel agen, perusahaan dan masyarakat umum yang ingin berwisata
24. Siapa yang menjadi pemasok untuk Nusa Ina Leisure?
xxiv
Maskapai penerbangan, akomodasi, rumah makan, asuransi
25. Siapa saja yang berpotensi menjadi pesaing bagi Nusa Ina Leisure?
Petra Tour & Travel dan Esa Tour.
26. Aplikasi software apa saja yang digunakan Nusa Ina Leisure untuk menunjang
bisnis?
Ms. Office, aplikasi keuangan Global Travel Agency System Solutions
(GTASS), email, Adobe Photoshop dan Google Drive.
xxv
Surat Keterangan Bimbingan Skripsi
xxvi
Surat Izin Penelitan
xxvii
Surat Keterangan Penelitian
xxviii
top related