studi eksploratif strategi presentasi diri remaja...
Post on 28-Jan-2021
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
STUDI EKSPLORATIF STRATEGI PRESENTASI DIRI
REMAJA AKHIR DI INSTAGRAM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Ni Nyoman Trisna Umeda
NIM : 149114201
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
HALAMAN MOTO
Menjadi kuat bukan berarti kamu tahu segalanya. Bukan berarti kamu tidak bisa
hancur. Kekuatanmu ada pada kemampuanmu bangkit kembali setelah berkali-
kali jatuh.
-Dee Lestari-
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah menjadi
manusia yang berguna.
-Albert Einstein-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada semua orang yang turut terlibat selama
saya menyelesaikan pendidikan saya seperti memberikan doa, motivasi, semangat,
ataupun keterlibatan dalam hal apapun :
Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu menuntun, melindungi, membimbing,
dan memberikan saya kesempatan untuk melakukan hal yang bermanfaat selama
proses pengerjaan skripsi ini.
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang mengajarkan saya segala
hal terutama pengalaman hidup yang tidak akan saya dapatkan di tempat lain.
Dosen Pembimbing, Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., M. A. yang tidak pernah
lelah untuk membimbing, mengarahkan, meluangkan waktu, serta mendorong
saya hingga mampu menyelesaikan penelitian ini dengan lancar.
Bapak, Ibu, Kakak-kakak, dan Seluruh Keluarga Besar yang selalu memberi
kepercayaan dan bersedia menjadi rumah bagi saya untuk mengeluh serta
meminta pertolongan selama proses menyelesaikan studi ini dan juga yang selalu
sabar menunggu hasil karya ini selesai dibuat.
Sahabat serta Teman-teman yang selalu memberikan semangat, motivasi serta
dukungan secara fisik maupun psikologis selama proses pengerjaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali
yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Oktober 2019
Penulis
Ni Nyoman Trisna Umeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
EXPLORATORY STUDY SELF-PRESENTATION STRATEGIES OF
LATE-ADOLESCENCES ON INSTAGRAM
Ni Nyoman Trisna Umeda
ABSTRACT
This current study was aimed to discover the self-presentation strategies of late
adolescences on Instagram. There were 611 individuals involved in the current study,
consisting of 293 males and 318 females aged 18 to 22 years old. Most of the subjects
involved in this study was in Bachelor’s or Diploma’s level. There were 530 subjects who
are currently in the Bachelor’s or Diploma’s level, 79 subjects in high school level, and 2
subjects in Master’s level. Convenience sampling is used as the sampling technique in
this study. The self-presentation strategies scale has 26 items. The results of this research
showed that there was an exemplification and self presentation strategies is considered
high, intimidation and supplication is considered low. While, ingratiation strategy was
done with medium effort. This study applied Levene Tests it is known there is no
difference between male and female late adolescences in the use of ingratiation,
intimidation, self-promotion and exemplification (sig > 0,05). Meanwhile, there is a
difference between male and female late adolescences in the use of supplication strategy
(sig < 0,05).
Keywords : Self-Presentation, Self-Presentation Strategies, Ingratiation,
Intimidation, Self-Promotion, Exemplification, Supplication, Instagram User, Late
Adolescence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
STUDI EKSPLORATIF STRATEGI PRESENTASI DIRI
REMAJA AKHIR DI INSTAGRAM
Ni Nyoman Trisna Umeda
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi presentasi diri remaja akhir di
Instagram. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 611 individu yang terdiri
dari 293 orang laki-laki dan 318 orang perempuan. Sebagian besar subjek yang terlibat
saat ini berada pada tingkat pendidikan Sarjana atau Diploma sejumlah 530 orang, tingkat
pendidikan SMA atau sederajat 79 orang dan 2 orang subjek berada pada jenjang
Magister. Teknik pemilihan sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah skala presentasi diri. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa subjek remaja akhir di Instagram melakukan strategi presentasi diri
exemplification dan self-promotion pada kategori tinggi. Selanjutnya pada strategi
intimidation dan supplication dilakukan pada kategori rendah. Sementara strategi
ingratiation dilakukan pada kategori sedang. Berdasarkan hasil uji beda menggunakan
Levene Tests dengan bantuan SPSS Windows versi 23 diketahui bahwa tidak ada
perbedaan nilai pada remaja akhir laki-laki dan perempuan dalam menggunakan strategi
ingratiation, intimidation, self-promotion dan exemplification (sig > 0,05). Sementara itu,
terdapat perbedaan nilai pada remaja akhir laki-laki dan perempuan dalam menggunakan
strategi supplication (sig < 0,05).
Kata Kunci : Presentasi Diri, Strategi Presentasi Diri, Ingratiation, Intimidation,
Self-Promotion, Exemplification, Supplication, Pengguna Instagram, Remaja Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata
Dharma :
Nama : Ni Nyoman Trisna Umeda
Nomor Mahasiswa : 149114201
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah yang
berjudul :
STUDI EKSPLORATIF STRATEGI PRESENTASI DIRI
REMAJA AKHIR DI INSTAGRAM
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya di internet atau di media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu permintaan izin dari saya maupun memberi royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 3 Oktober 2019
Yang menyatakan,
(Ni Nyoman Trisna Umeda)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih saya ucapkan kepada Ida Sang Hyang Widhi
Wasa atas segala berkat, bimbingan dan pendampingan selama proses penulisan
skripsi ini. Segala haru, tawa dan berbagai macam emosi turut menyertai
perjalanan peneliti dalam pengerjaan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa banyak
kekurangan dalam penelitian ini. Peneliti juga ingin mengucapkan terimakasih
kepada pihak lain yang turut memberikan kontribusi dalam membantu
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah menandatangani lembar
pengesahan skripsi ini.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D. selaku Kepala Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu proses
akademik selama saya berproses di program studi ini.
3. Ibu Dr. Tjipto Susana selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing serta memotivasi saya selama menempuh pendidikan di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing,
mengarahkan, memberi semangat serta motivasi kepada saya untuk dapat
menyelesaikan proses penulisan skripsi ini. Terimakasih kepada Ibu
karena tidak hanya sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, namun juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
sebagai Ibu kedua serta teman bagi saya dalam memberikan saran-saran
yang membangun saya menjadi lebih baik.
5. Bapak Agung Santoso, Ph. D. dan Bapak T.M. Raditya Hernawa, M.Psi.,
Psi. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan untuk
memperkaya hasil dari penelitian ini. Terimakasih atas diskusi yang
semakin membuka pandangan saya.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah mengajar, mendidik serta memberikan ilmu
pengetahuan dan juga nilai-nilai kehidupan yang sangat berguna bagi saya
kedepannya.
7. Seluruh Staff Fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma: Mas
Gandung, Ibu Nanik, Pak Sidik dan Mas Muji atas kesabaran,
keramahannya, dukungan serta bantuannya dalam urusan administrasi
kemahasiswaan selama menyelesaikan studi.
8. Alm. Nengah Ladri yang selau menantikan saya sampai pada titik ini.
Penelitian ini saya persembahkan untukMu.
9. I Wayan Suka dan Ni Ketut Darmini yang selalu mendengarkan keluh
kesah saya tiap malam dan selalu mengajarkan saya untuk menjadi pribadi
yang sabar dan selalu bekerja keras. Terimakasih kepada Bapak dan Ibu
yang memberikan segala hal baik secara moral maupun materil yang
sangat berarti dibandingkan segalanya di dunia ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
10. Kedua kakakku Ni Putu Linda Sari dan Ni Made Dyanik Dwikasari yang
selalu ada dan setia memberikan semangat serta doa kepada saya sehingga
skripsi dapat terselesaikan.
11. Teman lama yang saat ini menjadi teman seperjuangan saya hingga ke
depannya yaitu I Wayan Robi Suryana. Terimakasih karena terus
mengajarkan peneliti untuk memikirkan hal-hal yang tidak hanya ada di
depan mata saja. Akan tetapi, mempersiapkan diri sampai beberapa
langkah lebih jauh. Dukungan moril yang diberikan, tidak dapat diukur
dengan tingginya langit dan kedalaman laut.
12. Teman, sahabat, kakak, adik dan partner hampir di segala kondisi yaitu
Meilinda Aryani, Sutrisna Dewi, Venny Ardhana, Frederica Wulan,
Cinthya Citra, Efrem Ferdinand, Tania Windana dan Irine Claudia yang
selalu mensupport saya dalam segala kondisi.
13. Bukan teman, bukan juga sahabat, melainkan saudara selama di
perantauan, Yasinta Tiwi Carysa, Wayang Ayu, Agnes Shinta, Laurensia
Aniella Hosea, Vania Lorrayne dan Mentanoia Grace B.J. Terimakasih
karena saling memberi dan sampai bertemu dilain waktu.
14. AKSI 2016, Keluarga BEMF Magis 2017, KMHD Swastika Taruna,
Psychofest 2017, Bina Desa 2017, Psychotour 2017, KPU 2018, teman-
teman Asisten Inventori dan Asisten Tes Proyektif yang telah memberikan
kesempatan untuk saya berdinamika bersama kalian.
15. Teman-teman asistensiku tersayang Awit, Dewi, Dinar, Epek, Shinta,
Valens, Alvin, Rena, Dinar, Natal, Eva, Disa, Cecil, Ovan, Irene, Dyah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
Tegar, Tias, Maria, Adit, Acong, Amos, Areta, Kezia dan Yulia.
Terimakasih atas kebersamaannya dan semangat terus sampai akhir.
16. Seluruh teman-teman angkatan 2014 yang sangat luar biasa, semangat dan
sukes untuk kalian semua. See you on top guys !
17. Sahabatku Aviandita Akatama, Izza Aprilla dan Ajeng Ganurmala.
Seberapa pun sulitnya perjuangan kalian saat ini, ada cerita dibaliknya
yang bisa mendewasakan kita.
18. Kakakku Ko Edwin, Kevin Irwanto dan Kevin Adian yang rela waktunya
diganggu demi melancarkan penulisan skripsi ini, terimakasih dan sukses
untuk kalian.
19. Seluruh subjek penelitian yang telah bersedia untuk meluangkan waktu
dan tenaga untuk membantu saya dalam pengisian skala penelitian.
Bantuan yang kalian sangat berarti bagi saya dalam penyelesaian skripsi
ini.
20. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga telah
membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kalian diberi
kemudahan dan kebaikan kalian akan peneliti ingat sampai kapan pun.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan tentunya memiliki banyak
kekurangan. Saya sangat terbuka atas kritik dan saran dari pembaca untuk
pengembangan penelitian ini kedepannya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Akhir kata, saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam
penulisan skripsi ini dan peneliti mengucapkan terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
Yogyakarta,
Peneliti
Ni Nyoman Trisna Umeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTO ........................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACK ...................................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJAUN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
1. Manfaat Teoretis ............................................................................ 8
2. Manfaat Praktis .............................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9
A. Presentasi Diri ...................................................................................... 9
1. Definisi Presentasi Diri .................................................................. 9
2. Perkembangan Presentasi Diri ....................................................... 10
3. Strategi Presentasi Diri ................................................................... 13
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Presentasi Diri ....................... 16
5. Dampak Presentasi Diri.................................................................. 18
B. INSTAGRAM ...................................................................................... 19
1. Instagram dan Perkembangannya .................................................. 19
2. Karakteristk Pengguna Instagram .................................................. 21
3. Fitur Pada Instagram ...................................................................... 22
C. REMAJA AKHIR ................................................................................ 24
1. Definisi Remaja Akhir ................................................................... 24
2. Aspek perkembangan Remaja Akhir ............................................. 26
D. KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................ 28
E. PERTANYAAN PENELITIAN .......................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 32
A. JENIS PENELITIAN ........................................................................... 32
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ...................................... 32
C. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................ 32
D. SUBJEK PENELITIAN ....................................................................... 33
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA ............................ 34
F. VALIDITAS, SELEKSI ITEM DAN RELIABILITAS ...................... 38
1. Validitas ......................................................................................... 38
2. Seleksi Item .................................................................................... 38
3. Reliabilitas ..................................................................................... 40
G. METODE ANALISIS DATA .............................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 43
A. PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN ................................................. 43
C. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 45
1. Kategorisasi Subjek Penelitian ....................................................... 45
2. Hasil Penelitian .............................................................................. 63
a. Uji Normalitas .......................................................................... 63
b. Uji Beda ................................................................................... 69
D. PEMBAHASAN .................................................................................. 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 76
A. KESIMPULAN .................................................................................... 76
B. KETERBATASAN PENELITIAN ...................................................... 78
C. SARAN ................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92
LAMPIRAN ..................................................................................................... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Item Skala Presentasi Diri ............................................................. 37
Tabel 2 Seleksi Item ................................................................................... 39
Tabel 3 Koefisien Korelasi Item Total (rix) ................................................ 40
Tabel 4 Koefisien Reliabilitas Jenis Presentasi Diri .................................. 40
Tabel 5 Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ............................................. 44
Tabel 6 Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................... 44
Tabel 7 Kategorisasi Strategi Ingratiation Secara Umum .......................... 46
Tabel 8 Kategorisasi Strategi Ingratiation Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 47
Tabel 9 Kategorisasi Strategi Intimidation ................................................. 49
Tabel 10 Kategorisasi Strategi Intimidation Berdasarkan Jenis Kelamin .... 50
Tabel 11 Kategorisasi Strategi Self-Promotion ............................................ 52
Tabel 12 Kategorisasi Strategi Self-Promotion Berdasarkan Jenis Kelamin 53
Tabel 13 Kategorisasi Strategi Exemplification ........................................... 55
Tabel 14 Kategorisasi Strategi Exemplification Berdasarkan Jenis Kelamin
....................................................................................................... 56
Tabel 15 Kategorisasi Strategi Supplication ................................................ 58
Tabel 16 Kategorisasi Strategi Supplication Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59
Tabel 17 Kesimpulan Kategorisasi Strategi Presentasi Diri Berdasarkan Jenis
Kelamin ......................................................................................... 60
Tabel 18 Chi-Square Tests Antara Strategi Presentasi Diri Berdasarkan Jenis
Kelamin ......................................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
Tabel 19 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) .............................. 63
Tabel 20 Hasil Uji Homogenitas Strategi Ingratiation dan Jenis Kelamin .. 69
Tabel 21 Hasil Uji Homogenitas Strategi Intimidation dan Jenis Kelamin . 70
Tabel 22 Hasil Uji Homogenitas Strategi Self-Promotion dan Jenis
Kelamin ......................................................................................... 70
Tabel 23 Hasil Uji Homogenitas Strategi Exemplification dan Jenis
Kelamin ......................................................................................... 70
Tabel 24 Hasil Uji Homogenitas Strategi Supplication dan Jenis Kelamin . 71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Histogram Strategi Ingratiation ..................................................... 64
Gambar 2 Histogram Strategi Intimidation .................................................... 65
Gambar 3 Histogram Strategi Self-Promotion ............................................... 66
Gambar 4 Histogram Strategi Exemplification .............................................. 67
Gambar 5 Histogram Strategi Supplication ................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Self-Presentation Tactics (SPT) Scale Versi Asli .................... 86
Lampiran 2 Hasil Metode Back-Translation Self-Presentation Tactics
(SPT) Scale Versi Indonesia ..................................................... 89
Lampiran 3 Hasil Metode Back-Translation Self-Presentation Tactics
(SPT) Scale Versi Inggris ......................................................... 93
Lampiran 4 Skala Tryout (Mengacu Pada SPT) .......................................... 96
Lampiran 5 Reliabilitas Skala Presentasi Diri ............................................. 106
Lampiran 6 Skala Presentasi Diri................................................................. 111
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas ................................................................. 118
Lampiran 8 Hasil Uji Beda Strategi Presentasi Diri dan Jenis Kelamin ...... 119
Lampiran 9 Surat Ijin SPT ........................................................................... 122
Lampiran 10 Surat Keterangan Translator ..................................................... 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2017 Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII)
menemukan peningkatan sejak 2016 yang kini pengguna internet mencapai
143,26 juta orang. Ada informasi lain yang ditemukan dari survei tersebut
yaitu sebanyak 87,13% cenderung mengakses sosial media untuk
berkomunikasi (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia [APJII], 2017).
Dewasa ini sosial media digunakan sebagai sarana interaksi, berkolaborasi
dan menunjukkan eksistensi diri (Talani, 2014), yaitu digunakan untuk
mempresentasikan diri (Gustina, 2015).
Platform sosial media yang paling banyak diminati saat ini untuk
mempresentasikan diri adalah Instagram (Ayudhya, 2017). Berdasarkan data
pada Januari 2018 ditemukan, yaitu sebanyak 53 juta orang merupakan
pengguna Instagram (Databoks, 2018). Indonesia juga termasuk sebagai
pengguna Instagram terbesar se-Asia Pasifik tahun 2017 (Haryanto, 2017).
Instagram memiliki banyak penggemar terutama remaja karena interaksi yang
ditawarkan lebih luas, lebih menarik dan interaktif dibandingkan sosial media
lainnya (Dewi, Mayangsari, & Rina, 2016; Ayudhya, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Instagram fokus pada komunikasi dengan media foto ataupun video
(Dewi, Mayangsari, & Rina, 2016). Selain menjadi media komunikasi,
Instagram juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
sebagai album digital karena dapat menyimpan serta membagikan foto itu
sendiri (Gustina, 2015). Foto juga dianggap mampu memberikan kesempatan
bagi seseorang untuk mempresentasikan diri secara kreatif sesuai dengan
keinginannya (Putri, 2016). Dengan demikian, individu dapat
mempresentasikan dirinya melalui foto untuk mewakilkan citra diri yang
ingin ditampilkan kepada orang lain (Gustina, 2015).
Salah satu penggunaan sosial media oleh Awkarin yang sering
mengunggah konten diluar kewajaran orang Indonesia (Kulsum, 2018).
Konten-konten yang diunggah tersebut dianggap tidak pantas untuk
ditampilkan (Kulsum, 2018; Harian Bernas Indonesia, n.d.). Akibatnya,
sebagian followers berusia remaja turut mengecam tindakan yang dilakukan
karena dianggap sebagai usaha untuk mencuci otak dengan melakukan
tindakan yang tidak baik (Hidayat, 2016). Akan tetapi, followers remaja
lainnya menyukai gaya hidup yang ditampilkan karena terkesan berani,
sehingga diidolakan remaja seusianya (Laila, 2016).
Fenomena tersebut didukung oleh penelitian Wahyuningtyas (2017) yang
menjelaskan bahwa presentasi diri yang ditampilkan individu adalah karena
adanya kebutuhan mengekspresikan diri. Pada saat individu menampilkan diri
yang sesuai dengan keinginannya, menimbulkan perasaan nyaman tanpa
terpengaruh oleh penilaian yang diberikan secara sosial. Hal ini menandakan
bahwa diri yang disampaikan kepada orang lain bukan untuk memenuhi
harapan orang lain, melainkan untuk memposisikan diri sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
kepentingan pribadi dengan menunjukkan diri sesuai dengan keinginannya
(Arkin, 1981; Baumeister, 1982).
Disisi lain Awkarin terlihat menampilkan diri secara kreatif dan unik
untuk memperoleh public validation atas citra yang telah ditampilkan
(Wahyuningtyas, 2017). Menurut Yang dan Brown (2016) menampilkan diri
yang dilakukan secara online melalui sosial media merupakan cara yang tepat
digunakan oleh remaja untuk mempresentasikan diri. Remaja
mempresentasikan diri pada sosial media karena dapat mempermudah mereka
dalam menjalin hubungan dengan orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Dalam hal ini, remaja akhir adalah mereka yang termasuk dalam rentang usia
18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007). Remaja memiliki kebutuhan untuk
menunjukkan originalitas dirinya (Mönks, Knoers & Haditono, 1987).
Menurut Mönks, Knoers dan Haditono (1987) hal tersebut menyebabkan
remaja memiliki kecenderungan untuk memberikan kesan lain daripada yang
lain dengan menciptakan suatu gaya tersendiri. Bentuk originalitas yang
ditunjukkan biasanya melalui gaya berpakaian, berdandan, gaya rambut, gaya
tingkah laku atau kesenangan musik. Hal ini mengakibatkan munculnya
kebutuhan remaja untuk menjadi populer melalui dukungan-dukungan yang
diberikan lingkungan sosial dan penerimaan oleh orang disekitarnya
(Soesilowindradini, 2005).
Penggunaan sosial media untuk membentuk dan mengelola kesan yang
dimunculkan orang lain tergolong tindakan presentasi diri (Flore, 2008).
Presentasi diri didefinisikan sebagai usaha mengatur kesan yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
untuk membangun kekuatan yang dapat mempengaruhi orang yang hendak
dituju (Tedeschi & Riess, 1981; Lee, Quigley, Nesler, Corbett dan Tedeschi,
1999). Kesan yang ditampilkan adalah originalitas diri agar tercapainya
keinginan untuk memperoleh penghargaan dan menghindari penolakan
lingkungan sosial (Tedeschi & Riess, 1981). Sementara itu, presentasi diri
berarti usaha yang selektif untuk mengungkapkan citra diri agar terbentuk
kesan yang diharapkan orang lain (Jones & Pittman, 1982). Menurut Lee et
al. (1999) sebagai individu yang mempresentasikan diri, mereka akan
melakukan berbagai cara untuk membangun citra yang diinginkan lingkungan
sosial.
Presentasi diri akan berhasil apabila dilakukan bersamaan dengan strategi-
strategi presentasi diri (Jones & Pittman, 1982). Strategi presentasi diri yakni
suatu ciri perilaku secara spesifik yang meliputi style, ekspresi non-verbal
atau komunikasi verbal dalam rangka meningkatkan kekuatan individu dalam
menjalin relasi yang dirancang untuk membentuk kesan yang dimunculkan
orang lain (Jones & Pittman, 1982). Adapun jenis presentasi diri oleh Jones
dan Pittman (1982) meliputi ingratiation (perilaku sosial yang berfokus pada
keinginan untuk disukai dan dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan),
intimidation (perilaku sosial yang menampilkan diri sebagai figur
mengancam atau berbahaya), self-promotion (perilaku sosial yang
ditunjukkan untuk menampilkan kualitas personal yang dimiliki),
exemplification (perilaku sosial yang ditampilkan berkaitan dengan moralitas
individu) dan supplication (perilaku sosial yang ditunjukkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
mendapatkan bantuan dengan menampilkan diri sebagai pribadi tergantung
dan lemah).
Presentasi diri dipercaya dapat memperluas kesempatan individu untuk
menemukan lingkungan atau teman baru (Leary, Nezlek, Downs, Davenport,
Martin & McMullen, 1994; Kusumasari & Hidayati, 2014). Tujuan lain dari
melakukan presentasi diri untuk memperoleh keberhasilan dalam menjalin
relasi (Yang & Brown, 2016). Presentasi diri juga dapat berdampak pada
kesempatan individu belajar dan memudahkannya dalam membagikan
informasi baru (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, usia remaja yang aktif
menggunakan dan mengekspresikan diri melalui sosial media memiliki
dampak kecanduan melebihi kecanduan alkohol dan rokok (Royal Society
For Public Health [RSPH], 2017). Dijelaskan bahwa tahap usia remaja dan
dewasa awal yaitu usia 16 hingga 24 tahun sangat tertarik menggunakan
sosial media yang mengakibatkan mereka akan mengalami kerentanan pada
perkembangan emosionalnya (RSPH, 2017). Kerentanan emosional itu sering
menimbulkan kecemasan atau depresi pada remaja yang aktif bersosial
media. Survei tersebut menjelaskan 4 dari 5 remaja di UK yang menggunakan
sosial media secara aktif mengaku hal itu menimbulkan perasaan cemas yang
berlebih yang berpengaruh pada kehidupan personalnya (RSPH, 2017). Selain
itu, kecemasan yang dirasakan itu berdampak pada body image karena 9 dari
10 remaja perempuan merasa tidak bahagia atas tampilan fisiknya (RSPH,
2017). Hal ini berlanjut pada menurunnya kualitas tidur akibat kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
karena paparan terhadap sosial media yang melebihi kewajaran (RSPH,
2017).
Selain itu, media sosial instagram diketahui memiliki dampak negatif
yang paling tinggi dibanding sosial media seperti youtube, twitter, facebook
dan snapchat (RSPH, 2017). Walaupun demikian, instagram merupakan
media sosial yang paling dapat menjadi sarana mengekspresikan diri dan
mengungkapkan identitas daripada media sosial lainnya (RSPH, 2017). Perlu
adanya perhatian khusus pada orang lain (audience) yang dituju karena
mereka memiliki karakteristik yang berbeda untuk terpengaruh pada
presentasi diri yang ditampilkan (Rui & Stefanone, 2013). Dalam hal ini
karakteristik daripada audience berpengaruh dalam menentukan strategi
presentasi diri yang digunakan (Rui & Stefanone, 2013).
Mengeskpresikan diri yang biasanya ditampilkan melalui foto tidak hanya
untuk mengabadikan momen melainkan juga sebagai sarana menampilkan
diri melalui foto selfie (Simatupang, 2015). Selfie merupakan kegiatan dengan
menampilkan seluruh atau sebagian bagian tubuh dengan kamera handphone
(Simatupang, 2015). Dalam hal ini selfie berhubungan erat dengan self-image
tiap individu, sehingga penggunakan menampilkan sisi terbaik dari dirinya
agar tercipta kesan yang diinginkan (Simatupang, 2015).
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Juditha (2014) tentang presentasi
diri pada media sosial path digunakan sebagai ajang eksistensi diri dengan
menampilkan sisi terbaik. Sisi terbaik ditampilkan melalui tampilan status,
lokasi, foto hingga musik yang sedang didengarkan pada sosial media path.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Djafarova dan Trofimenko
(2018) terkait presentasi diri pada sosial media instagram. diketahui bahwa
kesan positif yang diperoleh seseorang yang mempresentasikan diri dapat
dipengaruhi oleh foto yang ditampilkan. Adanya keinginan yang besar dari
individu untuk membangun relasi dengan orang lain dan menghindari
penolakan mendorong mereka untuk menampilkan sisi positif dari dirinya
agar memperoleh feedback yang positif juga.
Berdasarkan paparan di atas, audience memiliki perbedaan karakteristik
yang dapat mempengaruhi strategi presentasi diri seseorang dalam
menampilkan diri pada sosial media. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui strategi presentasi diri yang dilakukan oleh remaja akhir di
instagram.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
strategi presentasi diri remaja akhir di Instagram?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi presentasi diri remaja akhir
di Instagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan dan informasi dalam bidang Psikologi Sosial dan Psikologi
Komunikasi, terkait dengan presentasi diri di sosial media instagram.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi pengguna
media sosial online khususnya remaja agar lebih memahami strategi
presentasi diri yang ditampilkan dalam sosial media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PRESENTASI DIRI
1. Definisi Presentasi Diri
Presentasi diri adalah usaha yang dilakukan untuk pembentukan kesan
secara selektif untuk menampilkan citra diri agar sesuai dengan harapan
orang lain (Jones & Pittman, 1982). Sementara itu, tidak jauh berbeda dengan
Jones dan Pittman, Tedeschi dan Riess (1981) mendefinisikan presentasi diri
sebagai usaha mengatur kesan yang ditampilkan agar memperoleh
penghargaan dan menghindari hukuman di hadapan orang lain. Melalui
definisi ini dapat dipahami bahwa presentasi diri dilakukan untuk
membangun kekuatan individu untuk mempengaruhi orang yang hendak
dituju sehingga individu dapat diterima secara sosial.
Presentasi diri yang dilakukan individu bertujuan untuk mempengaruhi
persepsi orang lain (Tedeschi & Riess, 1981; Dominick, 1999). Presentasi diri
dilakukan karena individu memiliki dorongan untuk diterima secara sosial
(Schneider, 1981; Djafarova & Trofimenko, 2018). Penerimaan dapat
diperoleh dengan menampilkan perilaku-perilaku yang telah direncanakan
dan dipilih sebelumnya (Arkin, 1981). Walaupun perilaku yang ditampilkan
merupakan perilaku yang telah dipilih, individu penting untuk melakukan
kontrol dalam menampilkan tampilan diri agar terhindar dari penilaian negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
dan memperoleh penilaian positif (Tedeschi & Rosenfeld, 1981; Dominick,
1999). Penilaian positif yang nantinya diperoleh diharapkan dapat
memberikan keuntungan bagi pelaku presentasi diri (Stevens & Kristof,
1995).
2. Perkembangan Presentasi Diri
Pada kondisi sosial, individu dituntut untuk bertindak secara sengaja atau
tidak disengaja dalam mengekspresikan diri agar dapat menimbulkan
interaksi sosial (Goffman, 1956). Goffman berasumsi bahwa saat seseorang
muncul di hadapan orang lain, maka orang tersebut mencoba untuk
mengendalikan kesan yang dimunculkan dari situasi yang dihadapi. Dahulu
hal ini dikenal dengan impression management oleh Goffman (1956). Seiring
dengan perkembangan teori oleh beberapa ahli, istilah ini berkembang
menjadi self-presentation atau presentasi diri yang memiliki hubungan erat
dengan istilah impression management yang pertama kali diperkenalkan oleh
Goffman (Schneider, 1981).
Impression management berkaitan dengan tampilan diri yang dikelola
dengan cara menyajikan tampilan diri yang tidak hanya ditampilkan oleh diri
sendiri melainkan juga dapat disampaikan oleh pihak ketiga (Schneider,
1981). Sedangkan self-presentation atau presentasi diri digunakan untuk
tujuan mengatur kesan yang dimunculkan orang lain (Schneider, 1981).
Saat memulai interaksi, individu tidak dapat memungkiri untuk
mempresentasikan diri kepada orang lain (Dayakisni dan Hudaniah, 2009).
Hal ini digunakan untuk mencapai keberhasilan dalam menjalin relasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
orang lain melalui tindakan menampilkan citra diri (Yang dan Brown, 2016).
Yang dan Brown (2016) menyebutkan bahwa citra diri yang dibangun
tersebut adalah usaha untuk mempermudah dalam menjalin relasi dengan
orang lain. Presentasi diri dianggap sebagai cara yang tepat dalam memulai
hubungan melalui pengungkapan informasi pribadi agar diketahui orang lain
(Kusumasari dan Hidayati, 2014).
Menurut perkembangannya, presentasi diri dilakukan mulanya dilakukan
secara offline namun kini dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan
termasuk online (Bojmel, Moran & Shahar, 2016). Hal ini semakin didukung
dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat sehingga terjadilah
pergeseran presentasi diri tersebut (Huang, 2014). Perbedaan yang terlihat
dari konteks presentasi diri offline dan online yakni pada media online yang
dapat digunakan secara lebih bebas untuk mengekspresikan diri (Huang,
2014; Putri, 2016). Ditambah lagi ketiadaan elemen verbal dalam interaksi
yang dilakukan saat mempresentasikan diri secara online semakin
memudahkan untuk melakukan presentasi diri (Gustina, 2015). Oleh karena
itu, individu yang mempresentasikan diri secara online dapat fokus pada
aspek tertentu dalam dirinya yang ingin ditonjolkan (Huang, 2014).
Selain itu, pelaku presentasi diri percaya bahwa melalui dunia online
dirinya memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bertemu dengan orang
baru dan dapat menampilkan diri yang berbeda dari offline self (Aryani,
Hardjajani, & Nugroho, 2013). Hal ini menandakan bahwa individu sadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
bahwa dalam dunia online perlu mengatur tampilan diri agar terlihat menarik
di hadapan orang lain (Aryani, Hardjajani, & Nugroho, 2013).
Berdasarkan penjelasan tersebut menandakan bahwa dunia online
merupakan tempat ideal bagi individu dalam mempresentasikan diri karena
individu merasa lebih bebas dalam membentuk kesan melalui akun
pribadinya (Huang, 2014). Kecenderungan mempresentasi diri dapat
tercermin dari tindakan penataan diri seperti menuliskan atau membagikan
kata-kata bijak, menyampaikan kritik melalui komentar dalam sebuah
postingan, membagikan kondisi pribadi yang sedang terjadi, bahkan hingga
membagikan gambar maupun video di berbagai lokasi (Luik, 2012).
Tindakan presentasi diri secara online biasanya dilakukan pada sosial
media (Aldhafferi, Watson, & Sajeev, 2013). Tindakan presentasi diri dalam
media sosial sangat dipengaruhi oleh tampilan visual dari penggunanya.
Media sosial dalam hal ini dianggap sebagai perpanjangan tangan
penggunanya, sehingga dapat mewakili presentasi diri yang dilakukan (Luik,
2012). Dalam hal ini presentasi diri identik dengan foto yang diunggah pada
akun media sosial (Yang dan Brown, 2016). Instagram adalah sosial media
berbagi informasi melalui foto ataupun video oleh pengguna ataupun orang
lain secara instan (Gustina, 2015).
Foto tidak hanya mengabadikan sebuah momen atau salah satunya
menampilkan kegiatan selfie (Simatupang, 2015). Simatupang (2015)
menjelaskan selfie sebagai kegiatan berfoto dengan menampilkan seluruh
atau sebagian tubuh dengan menggunakan kamera handphone. Selfie
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
berkaitan erat dengan self image seseorang. Hal ini membuat seseorang dalam
menggunakan Instagram selalu ingin menampilkan sisi terbaik dirinya agar
memperoleh kesan yang diinginkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Djafarova dan Trofimenko (2018) tentang
presentasi diri melalui Instagram menunjukkan data bahwa ketika seseorang
mengunggah foto yang menggambarkan kesan positif, juga akan memperoleh
feedback yang positif dari followersnya. Hal ini disebabkan oleh keinginan
yang besar dari individu untuk membangun relasi dengan orang lain dan
menghindari penolakan.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Juditha (2014) tentang
presentasi diri pada path digunakan sebagai ajang eksistensi dengan
menampilkan diri terbaik mereka pada sosial media. Sosial media
dimanfaatkan untuk mendeskripsikan diri dengan menampilkan status, lokasi,
foto ataupun musik yang sedang didengar. Hal yang ditampilkan adalah hal
terbaik yang telah melalui proses editing.
3. Strategi Presentasi Diri
Menurut Jones dan Pittman (1982) strategi presentasi diri diartikan
sebagai suatu ciri perilaku secara spesifik yang meliputi style, ekspresi non-
verbal atau komunikasi verbal dalam rangka meningkatkan kekuatan individu
dalam menjalin relasi yang dirancang untuk membentuk kesan yang
dimunculkan orang lain. Ada lima strategi presentasi diri yaitu :
a. Ingratiation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
Ingratiation salah satu strategi presentasi diri yang paling banyak dipilih
oleh individu (Jones & Pittman, 1982). Ingratiation merupakan perilaku
sosial yang dilakukan untuk menampilkan diri sebagai figur hangat (Lee et al,
1999; Dimmer, 2016). Seorang ingritator memiliki tujuan untuk disukai oleh
orang lain, sehingga memperoleh beberapa keuntungan dari orang lain (Lee et
al., 1999; Dimmer, 2016). Sederhananya ingratiation bertujuan supaya
individu dipersepsikan sebagai individu yang hangat, humoris, bisa
dipercaya, mempesona dan berpenampilan menarik.
b. Intimidation
Berbeda halnya dengan ingratiation, intimidation merupakan perilaku
sosial yang cenderung menampilkan diri sebagai figur yang kuat dan
berbahaya bagi orang lain (Jones & Pittman, 1982; Lee et al., 1999).
Intimidator cenderung mengabaikan keinginan untuk disukai dan lebih
menampilkan kekuatan yang dimiliki agar orang lain merasa tidak nyaman
(Jones & Pittman, 1982). Jones dan Pittman (1982) melihat bahwa
intimidator cenderung dilakukan oleh orang-orang dengan kekuatan yang
tinggi ke orang dengan kekuatan yang lebih rendah.
c. Self-promotion
Self-promotion merupakan perilaku sosial yang ditunjukkan untuk mencari
pengakuan atas kemampuan tertentu yang dimiliki (Jones & Pittman, 1982).
Tujuan dari perilaku promoter adalah untuk memperoleh perhatian atas
kualitas personal yang dimiliki (Jones & Pittman, 1982). Menurut Jones dan
Pittman (1982) promoter berusaha untuk mencari atribusi atas kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
yang mengacu pada tingkat kemampuan umum (kecerdasan atau kemampuan
atletik) ataupun pada keterampilan tertentu (keahlian mengetik atau bermain
alat musik), sehingga mendapatkan hak istimewa di lingkungan sosial dan
terhindari dari kesan inferior. Alasan yang paling utama dan penting yakni
ingin membuat orang lain terkagum-kagum dengan kemampuan yang dimiliki
(Jones & Pittman, 1982).
d. Exemplification
Exemplification merupakan perilaku sosial untuk memproyeksikan
integritas dan bermoral baik. Begitu juga halnya individu dengan strategi
exemplification ingin terlihat jujur, disiplin, murah hati dan dermawan (Jones
& Pittman, 1982). Strategi ini memiliki kaitan erat dengan moralitas individu
sehingga dibutuhkan perilaku konsisten saat memahami nilai dari perilaku
yang ditampilkan, sehingga nantinya dapat dinilai layak secara moral (Jones
& Pittman, 1982).
e. Supplication
Supplication adalah perilaku sosial yang ditunjukkan sebagai bentuk
kehilangan kemampuan diri. Perilaku yang tercermin adalah perilaku
mengeksploitasi diri sebagai pribadi yang lemah dan bergantung pada orang
lain (Jones & Pittman, 1982). Individu dengan strategi ini berusaha
menampilkan diri sebagai pribadi yang bergantung untuk memperoleh
pertolongan dan simpati dari orang lain (Jones & Pittman, 1982; Lee et al.,
1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Kelima strategi ini digunakan juga dalam penelitian terbaru yang
dilakukan oleh Lee et al. (1999). Penelitian Lee et al. (1999) menggunakan 12
strategi presentasi diri, yang mana dari 12 strategi tersebut terdapat lima
strategi yang juga mengacu pada strategi presentasi diri miliki Jones dan
Pittman (1982). Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi
yang diajukan oleh Jones dan Pittman (1982) yakni sebanyak lima strategi.
Kelima strategi ini dipilih karena strategi yang diajukan oleh Lee et al. (1999)
didasarkan pada konteks offline, sehingga sulit untuk diadaptasi pada
penelitian ini dengan konteks online. Selain itu, kelima strategi ini lebih dapat
memberikan gambaran perilaku yang dapat digeneralisasi dalam kehidupan
online self dan offline self daripada pengguna instagram (Dominick, 1999).
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Presentasi Diri
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku presentasi diri yang
dilakukan individu, yaitu social anxiety (Schlenker & Leary, 1982), self-
esteem (Rozika & Ramdhani, 2016; Nastiti & Purworini, 2018) dan jenis
kelamin (Monago, Graham, Greenfield & Salimkhan, 2008; Herring &
Kapidzig , 2015). Berikut penjelasannya:
a. Social Anxiety
Perilaku menampilkan diri yang dilakukan individu terkadang
menghasilkan kesan yang diinginkan atau kesan yang tidak diinginkan. Kesan
yang dimunculkan orang lain memicu munculnya perilaku mengontrol
tampilan diri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Schlenker
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
dan Leary (1982) menjelaskan bahwa perasaan cemas yang dialami memicu
timbulnya motivasi untuk mengontrol kesan orang lain terhadap dirinya.
b. Self-Esteem
Perilaku presentasi diri yang dilakukan oleh individu terutama remaja pada
Instagram ditujukkan untuk membentuk harga dirinya menjadi lebih tinggi.
Penyebabnya adalah adanya keinginan untuk diakui oleh publik sehingga
menimbulkan tindakan menampilkan diri secara luas dan mendalam (Nastiti
& Purworini, 2018). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nastiti dan
Purworini (2018) menunjukkan bahwa presentasi diri yang dilakukan untuk
membangun konsep diri yang disebarluaskan sehingga memperoleh feedback
dari orang lain yang dapat menciptakan harga diri mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa presentasi diri yang dilakukan adalah untuk
menciptakan harga diri dihadapan publik. Selain itu, hasil penelitian oleh
Rozika dan Ramdhani (2016) dijelaskan bahwa semakin tinggi harga diri
seseorang maka semakin tinggi juga presentasi diri yang dilakukan. penelitian
tersebut menjelaskan bahwa harga diri yang tinggi dari individu
menyebabkan individu cenderung sering mengunggah foto pribadi di akun
Instagramnya.
c. Jenis Kelamin
Perilaku presentasi diri di media sosial merupakan mekanisme baru dalam
pembentukan identitas remaja (Monago et al, 2008). Penggunaan gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
sebagai media mempresentasikan diri ditujukan untuk memperoleh
persetujuan secara sosial. Laki-laki dan perempuan menunjukkan presentasi
diri yang berbeda. Hasil dari penelitian Monago et al. (2008) menunjukkan
bahwa perempuan mempresentasikan diri dengan menampilkan daya tarik
fisik seperti tampilan tubuh atau kecantikan fisik. Sedangkan laki-laki lebih
enggan mempresentasikan diri dengan menunjukkan daya tarik fisik dan lebih
kepada status sosialnya.
Hasil penelitian Herring dan Kapidzic (2015) menunjukkan bahwa remaja
perempuan lebih mempresentasikan diri melalui tampilan fisik yang menarik
dan terlihat menarik secara seksual. Sedangkan laki-laki lebih
mempresentasikan diri dengan kurang jelas. Tapi antara laki-laki dan
perempuan sama-sama menggunakan foto sebagai media presentasi diri pada
sosial media. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian oleh Chua dan
Chang (2016) yaitu remaja perempuan berusaha menunjukkan presentasi diri
dengan menunjukkan foto selfie yang menarik agar memperoleh penerimaan
dari kelompok sosialnya dengan mencocokan performa diri yang ditampilkan
agar sesuai dengan harapan orang lain. Penerimaan merupakan indikator
penting pada tampilan fisik yang dilihat berdasarkan followers, likes dan
comment yang ada di akun Instagramnya.
5. Dampak Presentasi Diri
Presentasi diri adalah salah satu cara yang digunakan untuk memulai
sebuah hubungan dengan mengungkapkan informasi pribadi agar diketahui
orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014). Usaha yang dilakukan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
mempresentasikan diri dilakukan untuk memperoleh penerimaan dari
lingkungan sekitar. Alasan ini digunakan oleh pelaku presentasi diri agar
mereka memperoleh perhatian dari orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Presentasi diri yang dilakukan individu dapat memunculkan dampak
positif seperti mempererat hubungan pertemanan ataupun kekeluargaan
dengan mereka yang letaknya berjauhan (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Tidak hanya itu, mempresentasikan diri juga dapat memperluas pertemanan
dan meningkatkan kesempatan untuk belajar dan memudahkan seseorang
untuk membagikan informasi baru (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Selain memberikan dampak positif, presentasi diri juga dapat
menimbulkan dampak negatif pada pelakunya. Dampaknya dari
mempresentasikan diri adalah berkuranngnya privasi pribadi (Kusumasari &
Hidayati, 2014). Selain itu, pelaku yang melakukan presentasi diri dapat
kehilangan kemampuan bersosialisasi diri di dunia nyata, bahkan menjadi
korban cybercrime (Kusumasari & Hidayati, 2014).
B. INSTAGRAM
1. Instagram dan Perkembangannya
Internet dengan berbagai fitur yang tersedia di media sosial dianggap
dapat membantu manusia dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan
manusia lainnya (Ratnasari, 2005). Menurut Ayudhya (2017) komunikasi
yang dianggap mampu meningkatkan kualitas pertemanan, terutama
komunikasi melalui Instagram. Instagram merupakan kependekan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
“instant-telegram” agar lebih mudah dieja oleh semua orang (@mrbambang,
2012). Instagram merupakan sosial media yang sangat populer saat ini.
Instagram menjadi media yang mampu menampilkan foto maupun video yang
dapat diakses dengan cepat oleh penggunanya maupun orang lain (Gustina,
2015). Oleh sebab itu, Putri (2016) melihat Instagram sebagai jurnal pribadi
individu untuk dijadikan album foto digital karena dapat mengunggah foto
yang diinginkan secara bebas.
Dilansir dari halaman resminya, Instagram mulai diluncurkan pada
tanggal 6 Oktober 2010 yang didirikan oleh Burbn, Inc (Lee, Lee, Moon &
Sung, 2015). Aplikasi ini diluncurkan sebagai aplikasi berbagi foto melalui
handphone (Lee et al, 2015). Pada april tahun 2012, akhirnya Instagram
memutuskan untuk bekerjasama dengan Facebook untuk membangun
jaringan komunikasi yang lebih luas (Instagram-press.com, 9/04/2012). Hal
ini dilakukan Instagram dalam rangka menciptakan pengalaman foto yang
lebih baik.
Perkembangan pesat ditunjukkan Instagram mulai dari memperbaiki
fitur-fitur yang ada. Mulai dari fitur stories, explore, geotag, @mention
sharing, gif stickers, IGTV, hingga music in strories dan lainnya. Bahkan
Instagram sudah menggunakan 25 bahasa untuk mempermudah pengguna
untuk memahami Instagram sebagai jaringan global (Lee et al, 2015).
Instagram dapat memfasilitasi individu dalam mempresentasikan diri
secara maksimal melalui virtual (Putri, 2016). Menurut Ayudhya (2017),
kehadiran Instagram sebagai media sosial mampu menjadi penataan diri bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
para penggunanya. Oleh sebab itu, semakin majunya perkembangan jaman
dalam pengunaan media sosial khususnya, menyebabkan individu mengalami
pergeseran presentasi diri dari “real life” menjadi “virtual life”.
Perkembangan yang semakin pesat juga menyebabkan individu berlomba-
lomba untuk menampilkan diri dalam kehidupan virtualnya (Hanika, 2016).
Kebutuhan untuk berinteraksi dengan lingkungan, menyebabkan
Instagram sangat sesuai untuk menampilkan diri serta menciptakan citra diri
sesuai dengan keinginan penggunanya. Melalui media foto yang digunakan
sebagai sarana mempresentasikan diri, merupakan pilihan yang tepat untuk
memberikan deskripsi diri dan dapat dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga
sesuai dengan harapan mereka.
Penelitian oleh Kleemans, Daalmans, Carbaat dan Anschutz (2018)
melihat bahwa sebagian besar responden melakukan manipulasi atas foto
yang diunggah pada akun Instagram. Terjadinya hal tersebut dikarenakan foto
yang sudah dimanipulasi melalui proses editing mendapatkan tanggapan yang
lebih baik daripada foto asli saat diunggah. Selain itu, individu yang
melakukan manipulasi terhadap unggahan foto di sosial medianya memiliki
kecemasan terhadap kecenderungan social comparison. Hal semacam ini
dinilai oleh Tedeschi dan Riess (1981) sebagai usaha untuk mengumpulkan
kekuatan individu dari penghargaan orang-orang yang menyukainya. Individu
merasa sangat senang saat dirinya disukai dan akan menghabiskan banyak
waktu untuk mencapai sumber kekuatan itu (Tedeschi & Riess, 1981).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
2. Karakteristik Pengguna Instagram
Instagram adalah media sosial yang identik melalui tampilan visual karena
dapat dengan bebas untuk mempresentasikan diri (Putri, 2016). Pengguna
instagram cenderung menggunakan media visual seperti foto dan video
sebagai media presentasi diri (Dewi, Mayangsari & Rina, 2016). Menurut
Hartawan (2017) foto-foto dan video yang ditampilkan meliputi kegiatan
sehari-hari, barang kepunyaan pribadi yang baru dibeli, baju ataupun aksesoris
dan lain sebagainya.
Tidak hanya ingin bebas dalam menampilkan diri, pengguna instagram
juga ingin menampilkan tampilan yang berbeda dari yang umumnya
ditampilkan orang lain (Putri, 2016). Individu merasa ingin menjadi yang
berbeda dari yang lainnya agar selalu dinilai unik dan diingat oleh orang yang
melihatnya. Hal tersebut yang mengakibatkan individu berlomba-lomba untuk
menganut budaya anti-mainstream dan menampilkan foto atau video yang
belum banyakk dipublikasikan oleh orang lain (Putri, 2016).
Selain itu, dalam menampilkan diri pengguna instagram akan mencari
celah untuk terlihat lebih unggul dibandingkan pengguna lainya untuk
menampilkan keunggulan dirinya. Hal yang biasa dilakukan dengan
memberikan hashtag atau geotag agar orang lain menemukan foto ataupun
informasi tertentu dari apa yang telah diunggah (Putri, 2016). Menampilkan
diri dengan cara itu dapat menarik perhatian pengguna lainnya, sehingga akan
memberikan komentar dan like (Putri, 2016). Kecenderungan menampilkan
perilaku tersebut mengarah pada perilaku pengguna yang berusaha untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
menampilkan segala aktifitasnya agar diketahui pengikutnya (Dewi,
Mayangsari & Rina, 2016).
3. Fitur Pada Instagram
Instagram memiliki beberapa fitur yang menyebabkannya memiliki daya
tarik khusus dibandingkan media sosial lainnya yaitu:
a. Pengikut (follower)
Instagram menawarkan fitur pengikut yang dikenal dengan follower.
Fitur ini berguna untuk melakukan interaksi antar sesama pengguna
Instagram berupa tanda suka, komentar atau direct message
(@mrbambang, 2012).
b. Mengunggah Foto maupun Video
Foto ataupun video merupakan fokus utama dari kemunculan
Instagram sendiri. Aktivitas mengunggah foto ataupun video dilengkapi
dengan fitur editan yang menyertainya. Instagram turut memfasilitasi
kreatifitas dari penggunanya dengan menyediakan filter yang dapat
mendukung hasil foto dan video yang lebih menarik lagi (Instagram-
press.com, 16/12/2014). Selain memberikan efek pada foto maupun video,
pengguna juga dapat memberikan judul foto yang akan diunggah. Selain
itu, juga dapat memberikan geotagging atau menandai tempat tersebut.
c. Likes dan Comment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
Fitur ini berguna untuk berinteraksi dengan pengguna lainnya. Fitur
ini juga memiliki kesamaan dengan fitur yang ditawarkan oleh Facebook.
Fitur ini berguna untuk menyukai foto yang telah diunggah atau diunggah
orang lain. Selain itu, fitur komen juga digunakan untuk mengungkap
pemikiran seseorang pada apa yang dilihat dalam kabar berita di
berandanya (@mrbambang, 2012).
d. Instagram Direct
Tidak hanya komunikasi secara bebas dengan pengikut saja,
melainkan Instagram menawarkan komunikasi yang lebih privat antar
pengguna lainnya (Instagram-press.com, 12/12/2013).
e. Instagram Stories
Instagram Stories merupakan fitur yang dirancang untuk membagikan
momen keseharian selain melalui foto ataupun video yang diunggah pada
profil akun. Fitur ini menawarkan video ataupun foto dalam bentuk
slideshow (Instagram-press.com, 2/08/2016).
C. REMAJA AKHIR
1. Definisi Remaja Akhir
Remaja merupakan fase perubahan hidup manusia melalui fase transisi
dari masa kanak-kanak menuju dewasa (Dradjat, 1959; Santrock, 2007).
Masa remaja juga dikatakan sebagai periode kritis pada tahap perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
individu karena harus melewati persoalan-persoalan yang sulit dalam dirinya
(Soesilowindradini, 2005). Menurut Lewin (dalam Mönks, Knoers &
Haditono, 1987) remaja dikatakan berada dalam tempat marginal. Dikatakan
demikian sebab remaja lebih mudah dikelompokkan dalam kategori anak
dibandingkan dewasa sehingga kerap mendapatkan perhatian masyarakat di
sekitarnya (Mönks, Knoers & Haditono, 1987). Santrock (2007)
mengkategorikan remaja dalam rentang usia 10 hingga 22 tahun. Rentang
usia tersebut meliputi usia 10 sampai 13 tahun sebagai remaja awal dan 18
hingga 22 tahun sebagai remaja akhir. Pada tiap fasenya, remaja mengalami
sejumlah perubahan yang meliputi aspek kognitif, emosi dan sosial.
Fase remaja yang akan dibahas secara spesifik adalah tingkat
perkembangan remaja akhir atau late adolescene. Remaja akhir identik
dengan periode penemuan diri yang menyebabkan mereka mampu
memutuskan pilihan sendiri untuk berperilaku (Santrock, 2016). Selain itu,
remaja akhir cenderung berfokus pada eksplorasi identitas, minat karir dan
relasi romantis dibandingkan remaja awal (Santrock, 2016).
Menurut Mappiare (1982) pada masa ini ada kebutuhan khas yang harus
terpenuhi yaitu remaja memiliki kebutuhan untuk berdiri sendiri, kebutuhan
untuk ikut serta dan diterima dalam kelompok, kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan untuk memperoleh pengakuan dari orang lain dan kebutuhan untuk
dihargai. Hal tersebut tidak berlaku bagi keseluruhan remaja karena
kebutuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Akan tetapi,
Mappiare (1982) menjelaskan kebutuhan psikologis-sosiologis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
dibutuhkan remaja Indonesia yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok
teman sebaya dan kebutuhan untuk menghindari penolakan dari teman
sebaya.
Dradjat (1959) menjelaskan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang
maka mereka semakin membutuhkan interaksi dengan lingkungan sosialnya.
Bagi remaja, pertemanan merupakan hal yang penting untuk menjaga relasi
mereka dengan lingkungan sosialnya. Hubungan pertemanan menjadi hal
yang penting karena respon yang diberikan seperti bantuan, dukungan,
kepercayaan, kesetiaan dan persahabatan yang bertahan lama merupakan
harapan mereka (Soesilowindradini, 2005).
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Herring dan
Kapidzic (2015) dijelaskan bahwa remaja cenderung menggunakan media
visual seperti foto untuk mempresentasikan diri. Melalui sosial media, remaja
cenderung mengobservasi profil yang dapat diterima oleh orang lain sehingga
hal tersebut diadaptasi dan diterapkan pada diri mereka, sehingga remaja
mampu untuk mencapai keadaan sempurna.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa remaja
akhir merupakan masa dimana seseorang mulai memiliki pemikiran, sikap
dan perilaku yang ditampilkan untuk menunjukkan kematangannya dalam
berbagai aspek seperti kognitif, emosi dan sosial sehingga dapat
mengeksplorasi lingkungan sosialnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
2. Aspek Perkembangan Remaja Akhir
Adapun tiga aspek perkembangan remaja tahap akhir yaitu aspek kognitif,
aspek emosi dan aspek sosial (Mappiare, 1982). Penjelasan lebih lanjutnya
sebagai berikut :
a. Perkembangan Kognitif
Remaja akhir memiliki kebebasan dalam berpikir. Kebebasan tersebut
dapat meningkatkan kreatifitas remaja dalam memecahkan sebuah masalah
ataupun menarik kesimpulan dari hal yang terjadi. Pola pikir yang demikian
diharapkan dapat membantu remaja dalam menyusun rencana, menyusun
alternatif pilihan, sehingga dapat menetapkan pilihan-pilihannya. Kaitannya
adalah dengan pemilihan jurusan, kelanjutan studi hingga pemilihan teman
hidup.
Selain itu, keseharian remaja yang berusaha menunjukkan originalitasnya
melalui gaya berpakaian, berdandan, gaya rambut, gaya tingkah laku bahkan
hingga kesenangan musik atau apapun yang dapat memanifestasikan diri
mereka sebagai diri yang berbeda dari yang lainnya (Mönks, Knoers &
Haditono, 1987). Menurut Mönks, Knoers dan Haditono (1987) remaja
menunjukkan kecenderungan lain daripada yang lain agar dapat menciptakan
suatu gaya berbeda. Remaja merupakan salah satu rentang kehidupan
manusia yang memiliki kecenderungan untuk mencari ciri khas tertentu
dalam dirinya untuk menciptakan suatu gaya tersendiri (Mönks, Knoers &
Haditono, 1987; Megawati & Herdiyanto, 2016).
b. Perkembangan Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Remaja akhir dalam tahap perkembangannya dapat dikatakan memiliki
emosi yang stabil. Walaupun dalam hal tertentu kadang kala masih goyah
apabila ada campur tangan dari figur otorita karena ketergantungan dalam hal
ekonomi. Secara umum, perasaan dari remaja akhir cenderung lebih tenang
walaupun terkadang mengalami gesekan. Hal tersebut akan diatasi secara
tenang dan melihat norma orang dewasa sebagai pengendali perilakunya.
c. Perkembangan Sosial
Perkembangan pribadi, sosial dan moral yang sudah dimiliki pada tahap
remaja awal akan dimatangkan dalam tahap remaja akhir. Hal yang menjadi
perhatian pada perkembangan sosial adalah pola hubungan dengan keluarga
serta relasi dengan teman sebaya.Apalagi peranan teman sebaya sangat
memberikan pengaruh terhadap citra diri yang hendak dibentuk. Penerimaan
yang diberikan teman sebaya juga memberikan dampak penilaian diri yang
positif pada diri remaja.
Walaupun demikian, remaja belum memiliki tempat yang jelas dalam
lingkup masyarakat (Mönks, Knoers & Haditono, 1987). Remaja baru akan
memperoleh tempat dan penghargaan di masyarakat apabila mereka mampu
untuk patuh pada norma yang berlaku dalam masyarakat itu sendiri (Mönks,
Knoers & Haditono, 1987). Oleh sebab itu, kecenderungan-kecenderungan
yang muncul pada masa remaja yang berkaitan dengan pencarian identitas
yang ekstrem dapat muncul resiko-resiko bagi keberlangsungan kehidupan
remaja (Berk, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
D. KERANGKA KONSEPTUAL
Presentasi diri menjadi perilaku penting yang sering dilakukan beberapa
tahun belakangan ini (Djafarova & Trofimenko, 2018). Penyebabnya yakni
kebutuhan individu untuk diterima dalam lingkungan sosial (Schneider, 1981;
Djafarova & Trofimenko, 2018). Sebenarnya, presentasi diri ialah usaha yang
dilakukan secara selektif untuk meningkatkan kekuatan individu agar sesuai
dengan harapan orang lain, sehingga diterima secara sosial (Jones & Pittman,
1982).
Presentasi diri akan menampilkan perilaku yang telah direncanakan dan
dipilih untuk mempresentasikan diri ketika nantinya berinteraksi dengan
lingkungan sosial (Arkin, 1981). Penerimaan tersebut akan terwujud apabila
individu mampu mencapai penilaian positif dan terhindari dari penilaian
negatif (Tedeschi & Rosenfeld, 1981). Menurut Schneider (1981) hal tersebut
yakni cara membangun kekuatan dalam rangka meyakinkan orang yang hendak
dituju.
Sampai saat ini, presentasi diri mengalami perkembangan yang pesat dalam
konteks online. Padahal presentasi diri dulunya berawal dari konteks offline
karena ada kebutuhan untuk menjalin relasi sosial di lingkungan (Dayakisni &
Hudaniah, 2009). Menurut Yang dan Brown (2016) seseorang akan
menampilkan citra diri tertentu untuk mempermudah dalam menjalin relasi.
Oleh sebab itu, presentasi merupakan cara yang tepat untuk mengungkapkan
informasi pribadi agar diketahui orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
Menurut Schneider (1981) presentasi diri dilakukan seseorang untuk
membangun kekuatan dan mempengaruhi orang yang hendak dituju. Dengan
demikian, presentasi diri dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan baik
online maupun offline (Bojmel, Moran & Shahar, 2016). Presentasi diri secara
online digemari karena media online dapat lebih bebas untuk
mempresentasikan diri (Huang, 2014). Menurut Gustina (2015) ketiadaan
elemen verbal dalam presentasi diri online dapat memudahkan individu. Oleh
sebab itu pelaku presentasi diri akan dengan mudah terhubung dengan teman
atau[un keluarga yang letaknya jauh (Kusumasari & Hidayati, 2014). Selain
itu, pelaku presentasi diri juga dapat belajar dan mempermudah dalam
memperoleh informasi baru (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Tindakan presentasi diri secara online identik dengan menampilkan foto
atau media berbentuk visual (Yang & Brown, 2016). Foto dapat mencerminkan
penggunanya yang tidak hanya digunakan untuk mengabadikan suatu moment,
namun juga untuk selfie (Simatupang, 2015). Menurut Gustina (2015) sosial
media yang sering digunakan untuk mempresentasikan diri adalah Instagram.
Hal ini diakibat dari kemampuan untuk memfasilitasi individu dalam
mempresentasikan diri secara maksimal melalui virtual (Putri, 2016).
Semakin didukung oleh perkembangan teknologi menyebabkan presentasi
diri secara online digemari terutama dikalangan remaja (Chua & Chang, 2016).
Terutama pada remaja akhir yang cenderung ingin menampilkan originalitas
diri yang berbeda dari orang lainnya, sehingga mendorong mereka untuk
menciptakan kesan yang berbeda (Mönks, Knoers & Haditono, 1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
Biasanya remaja akan menunjukkan originalitasnya melalui gaya berpakaian,
berdandan, gaya rambut, gaya tingkah laku, kesenangan musik bahkan apapun
yang dapat memanifestasikan diri yang berbeda dari yang lainnya (Mönks,
Knoers & Haditono, 1987). Hal ini menyebabkan remaja cenderung mencari
ciri khas tertentu untuk menciptakan gaya tersendiri (Mönks, Knoers &
Haditono, 1987; Megawati & Herdiyanto, 2016). Remaja akhir dikategorikan
berada dalam rentang usia 18 hingga 22 tahun (Santrock, Remaja, 2007).
Remaja akhir memiliki kebutuhan yang tinggi untuk bergaul dengan teman
sebaya (Santrock, Remaja, 2007). Kebutuhan tersebut memicu keinginan
remaja untuk mendapatkan penerimaan dalam bentuk dukungan, bantuan,
kepercayaan, kesetiaan dan persahabatan yang bertahan lama
(Soesilowindradini, 2005).
Ciri khas yang biasanya ditampilkan saat mempresentasikan diri yaitu
menunjukkan tampilan diri sebagai sosok yang menyenangkan (Djafarova &
Trofimenko, 2018). Dalam strategi presentasi diri hal tersebut dikenal dengan
ingratiation. Ingratiation merupakan perilaku sosial untuk disukai sebagai
sosok yang hangat dan memiliki daya tarik tertentu (Lee et al, 1999; Dimmer,
2016). Selain itu, ada strategi presentasi diri lainnya yaitu intimidation, self-
promotion, exemplification dan supplication. Intimidation merupakan strategi
yang cenderung menampilkan diri sebagai figur yang kuat atau berbahaya (Lee
et al, 1999; Dimmer, 2016). Selanjutnya adalah self-promotion yaitu perilaku
sosial untuk mencari pengakuan atas kualitas personal yang dimiliki (Jones &
Pittman, 1982). Exemplification merupakan perilaku sosial yang berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
menunjukkan diri sebagai sosok yang berkompeten, menyenangkan dan dinilai
sopan santun (Jones & Pittman, 1982). Terakhir adalah supplication yang
identik dengan menampilkan diri sebagai seorang yang kehilangan kemampuan
diri, sehingga menampilkan diri sebagai orang lemah dan bergantung pada
orang lain (Jones & Pittman, 1982).
Penelitian ini akan akan mendeskripsikan strategi presentasi diri yang
digunakan remaja akhir di Instagram. Strategi presentasi diri yang dipilih untuk
digunakan remaja akhir dalam mempresentasikan diri dapat memberi pengaruh
pada penerimaan lingkungan sosial.
E. PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimanakah strategi presentasi diri remaja akhir di Instagram?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka desain penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif eksploratif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan
menekankan analisis yang dihasilkan melalui data numerikal atau angka-
angka yang diolah menggunakan metode statistika (Azwar, 2012). Melalui
metode kuantitatif dapat diketahui perbedaan kelompok dari variabel yang
diteliti. Menurut Arikunto (1989) penelitian eksploratif dilakukan untuk
menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi
terjadinya sesuatu, sehingga penelitian model ini digunakan juga untuk
mengungkap hal-hal yang baru muncul di masyarakat (Mantra, 2004).
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi
presentasi diri.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dari presentasi diri ialah usaha yang dilakukan secara
selektif untuk meningkatkan kekuatan remaja akhir pengguna Instagram agar
sesuai dengan harapan orang lain, sehingga dapat diterima secara sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
Penelitian ini menggunakan alat ukur milik Lee et al (1999) yaitu Self-
Presentation Tactics Scale atau SPT. Skala tersebut disusun berdasarkan
strategi presentasi diri milik Jones dan Pittman (1982). Jenis presentasi diri
dari skala yang digunakan yaitu ingratiation yaitu perilaku sosial yang
dilakukan untuk menampilkan diri sebagai figur hangat, intimidation adalah
perilaku sosial yang cenderung menampilkan diri sebagai figur yang kuat dan
berbahaya bagi orang lain, enhancement (self-promotion) adalah perilaku
sosial yang ditunjukkan untuk mencari pengakuan atas kemampuan tertentu
yang dimiliki, exemplification yaitu perilaku sosial untuk memproyeksikan
integritas dan bermoral baik dan suppication adalah perilaku sosial yang
ditunjukkan sebagai bentuk kehilangan kemampuan diri. Data mengenai
presentasi diri dapat diketahui dari perolehan skor hasil pengisian skala,
bahwa semakin tinggi skor, maka semakin tinggi masing-masing strategi
presentasi diri pada remaja akhir di Instagram. Hal sebaliknya terjadi apabila
semakin rendah skor, maka semakin rendah masing-masing strategi
presentasi diri remaja akhir di Instagram.
D. SUBJEK PENELITIAN
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience
sampling (Creswell, 2014). Teknik sampling ini menentukan sampel dengan
melakukan pertimbangan tertentu seperti kemudahan dalam mengakses
sampel yang digunakan untuk mewakili populasi. Penelitian ini menggunakan
subjek penelitian dengan kriteria atau ciri-ciri sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
a. Subjek penelitian tergolong remaja akhir yang berusia 18-22 tahun
b. Subjek memiliki akun Instagram
c. Subjek sudah menggunakan Instagram lebih dari 1 tahun
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
penyebaran alat ukur berupa skala. Skala dalam bentuk kuesioner menurut
Hadi (2004) merupakan laporan langsung tentang diri sendiri atau self-report.
Hal ini dianggap paling sesuai untuk dilaukan karena mengingat jumlah
responden yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Selain itu,
dipilihnya teknik ini semata-mata karena subjek merupakan orang yang paling
mengetahui dirinya sehingga jawaban yang diberikan kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya (Hadi, 2004).
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan model skala likert. Model
skala likert adalah metode penskalaan yang cukup sederhana dan mudah
dipahami. Selain itu, model penskalaan ini dapat menunjukkan sikap pro dan
kontra, positif atau negatif serta mengungkapkan kesetujuan dan
ketidaksetujuan seseorang pada suatu objek sosial (Azwar, 2012).
Menurut Supraktiknya (2014) penskalaan model likert akan meminta subjek
untuk memberikan kesetujuan-ketidaksetujuan pada sebuah kontinum yang
terdiri dari 5 respon yaitu: sangat setuju, setuju, tidak tahu/netral, tidak setuju
dan sangat tidak setuju. Akan tetapi, dalam perkembangannya terdapat
modifikasi terhadap penskalaan likert yaitu dengan penggunaan opsi jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
dengan jumlah genap untuk menghindari jawaban netral (Supratiknya, 2014).
Oleh sebab itu, penelitian ini akan menggunakan model penskalaan likert
dengan opsi jawaban genap untuk menghindari kecenderungan central
tendency effect atau kecenderungan memilih jawaban netral oleh subjek yang
defensif, ragu-ragu atau tidak bersedia mengerjakan skala dengan serius yang
dapat mengancam validitas item tes (Supratiknya, 2014). Pemberian skor pada
pernyataan dalam skala yaitu skor 4 untuk jawaban sangat setuju (SS), skor 3
untuk setuju (S), skor 2 untuk tidak setuju (TS) dan skor 1 untuk sangat tidak
setuju (STS).
Penelitian ini menggunakan skala presentasi diri (Lee et al, 1999) yang
disusun berdasarkan strategi presentasi diri milik Jones dan Pittman (1982)
berdasarkan 5 jenis presentasi diri yaitu ingratiation, intimidation, self-
promotion, exemplification dan supplication.
Skala presentasi diri dalam penelitian ini merupakan instrumen yang telah
dibuat sebelumnya oleh peneliti lain dan akan digunakan kembali dalam
penelitian ini (Creswell, 2009 dalam Supratiknya, 2015) dan berbahasa asing,
sehingga akan dilakukan adaptasi terlebih dahulu dengan menerjemahkan skala
ke dalam Bahasa Indonesia dan akan disesuaikan dengan konteks penelitian.
Metode penerjemahan skala yang digunakan yaitu metode translate-back
translate. Back-translation ialah metode yang melibatkan pengambilan
protokol dalam sebuah penelitian dalam bahasa tertentu. Kemudian protokol
tersebut akan diterjemahkan ke dalam bahasa lain, kemudian meminta orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
lain untuk menerjemahkan kembali ke dalam bahasa aslinya untuk
meminimalisir kemungkinan bias yang terjadi (Matsumoto & Juang, 2008).
Sebelum menggunakan skala SPT dalam penelitian ini, peneliti sudah
memperoleh ijin dari pihak atau peneliti-peneliti yang berkaitan langsung
dengan skala (terlampir). Setelah itu, peneliti juga turut melibatkan dosen
pembimbing sebagai expert judgement atau ahli yang memiliki kompetensi
untuk melakukan analisis rasional untuk pengujian terhadap kelayakan atau
relevansi isi dari skala (Azwar, 2012).
Pada penelitian ini, peneliti meminta bantuan dari freelance translator yang
merupakan lulusan Program Studi Sasta Inggris Universitas Sanata Dharma
untuk menerjemahkan skala SPT versi asli ke dalam Bahasa Indonesia. Setelah
skala terjemahan SPT dalam bahasa indonesia diperoleh, peneliti meminta
bantuan pada penerjemah lain yang berprofesi sebagai freelance translator
yang merupakan lulusan Program Studi Sastra Inggris Universitas Udayana.
Skala hasil back-translatiom kemudian dibandingkan antara peneliti dengan
penerjemah dengan skala aslinya. Proses back-translation skala SPT dapat
dilihat pada lampiran. Penerjemah menyatakan bahwa hasil back-translation
skala SPT sama dan sesuai dengan versi aslinya. Penerjemah tidak menemukan
perbedaan maupun pergeseran dari esensi dan makna pada kalimat-kalimat
yang diterjemahkan dari skala SPT. Menurut Brislin (1970) saat skala asli dan
skala hasil back-translation memiliki sifat yang identik, maka skala yang sudah
diterjemahkan dengan skala aslinya memiliki kesetaraan makna. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
hasil back-translation tersebut, didapatkan skala SPT versi Bahasa Indonesia
akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan skala dalam penelitian ini.
Selanjutnya, peneliti melakukan modifikasi pada item dari skala tersebut
yang menyesuaikan dengan tujuan penelitian. Modifikasi dilakukan karena
konteks item sebelumnya mengukur strategi presentasi diri pada kehidupan
sehari-hari, sedangkan penelitian yang akan dilakukan untuk mengukur strategi
presentasi diri dalam konteks online pada remaja akhir di Instagram. Dilakukan
penyesuaian item pada skala sebelumnya karena presentasi diri pada konteks
online memiliki perilaku yang terbatas. Hal ini dikarenakan presentasi diri
yang dilakukan secara online adalah perihal mengunggah foto ataupun video
sehingga agak sulit apabila menggunakan pada item skala asli. Selain itu,
perilaku presentasi diri yang dilakukan dalam media sosial merupakan
mekanisme baru dalam pembentukan identitas remaja (Monago, et al, 2008).
Tabel 1. Item skala presentasi diri
No. Jenis Nomor Item Jumlah
Favorable
1. Ingratiation 1, 4, 7, 12, 15, 18, 21, 24 8
2. Intimidation 2, 8, 13, 19, 25 5
3. Self-promotion 3, 9, 14, 20, 26 5
4. Exemplification 5, 10, 16, 22, 27 5
5. Supplication 6, 11, 17, 23, 28 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
F. VALIDITAS, RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM
1. Validitas
Validitas dilakukan untuk mengetahui keakuratan skala psikologi yang
dibuat agar sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2012). Validitas dengan
kata lain ditentukan oleh besarnya proporsi kemampuan, atau kestabilan
atribut psikologis yang terletak dalam diri individu dan tentunya memiliki
relevansi dengan tujuan tes (Azwar, 2011). Hal ini mengartikan bahwa valid
atau tidaknya suatu alat ukur dilihat dari ketepatan alat ukur dalam mencapai
tujuan pengukuran (Azwar, 2011).
Pengujian validitas pada penelitian ini yakni menggunakan evidensi terkait
isi atau yang dikenal dengan validitas isi (IVI). Menurut Azwar (2011)
validitas isi adalah salah satu jenis validitas yang dilakukan melalui pengujian
skala dengan analisis rasional atau professional judgement melalui panel
expert yaitu dengan cara meminta penilaian pada orang yang memiliki
kompetensi dalam hal penggunaan bahasa yang tepat dan pemahaman akan
materi yang diteliti. Professional judgement dalam penelitian ini adalah dosen
pembimbing skripsi.
2. Seleksi Item
Untuk meninjau kualitas dari skala penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini, peneliti melakukan pengujian daya beda item melalui proses uji
coba skala. Salah satu caranya dengan melihat nilai koefisien korelasi item
total atau rix (Azwar, 2012). Nilai korelasi item total yang baik adalah rit ≥
0,30 karena dianggap memiliki daya beda yang memuaskan (Azwar, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
Item dengan nilai rix kurang dari 0,30 dinyatakan sebagai item dengan daya
beda yang rendah.
Tryout dilakukan tanggal 21 Mei 2019 pada subjek mahasiswa yang
menggunakan Instagram. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Skala yang
disebar oleh peneliti sejumlah 55 eksemplar. Sebanyak 5 eksemplar memiliki
data yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria penelitian. Jadi
total skala yang dapat diolah dalam penelitian ini berjumlah 50 eksemplar.
Adapun seleksi item yang dilakukan menghasilkan 2 item yang harus
gugur berikut :
Tabel 2. Seleksi item
No. Jenis Nomor Item Jumlah
Fav
1. Ingratiation 1, 4, 7, 12, 15, 18, 21, 24 8
2. Intimidation 2, 8, 13, 19, 25 4
3. Self-promotion 3, 9, 14, 20, 26 5
4. Exemplification 5, 10, 16, 22, 27 5
5. Supplication 6, 11, 17, 23, 28 4
Total 26
Berdasarkan 26 item skala presentasi diri setelah uji coba dan dianalisis
kisaran koefisien korelasi item total (rix) untuk tiap jenis presentasi diri dalam
skala yang dibuat yaitu sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
Tabel 3. Koefisien Korelasi Item Total (r
top related