sub bidang operasi - eleska iatki · 2017-03-30 · panduan penilaian membentuk suatu kesatuan...
Post on 07-Jul-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 Tahun 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010
i
DAFTAR ISI
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Hal
1. Kode Unit : KTL.IO.205.101.01………………………………………….. 1 Judul Unit : Mengoperasikan sistem pembumian (Arde).
2. Kode Unit : KTL.IO.206.101.01…………………………………………… 6
Judul Unit : Mengoperasikan penangkal /penangkap petir 3. Kode Unit : KTL.IO.207.101.01………………………………………….. 11
Judul Unit : Mengoperasikan catu daya arus searah (DC Power Supply).
4. Kode Unit : KTL.IO.207.102.01………………………………………….. 16 Judul Unit : Mengoperasikan lampu tanda (tanda bahaya,
lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
5. Kode Unit : KTL.IO.207.103.01………………………………………….. 21 Judul Unit : Mengoperasikan lampu penerangan jalan
umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
6. Kode Unit : KTL.IO.201.201.01………………………………………….. 27 Judul Unit : Mengoperasikan papan hubung bagi utama
tegangan rendah (Low Voltage Main
Distribution Board).
7. Kode Unit : KTL.IO.201.202.01………………………………………….. 33
Judul Unit : Mengoperasikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main
Distribution Board).
8. Kode Unit : KTL.IO.202.201.01…………………………………………… 39
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air
bersih dan air limbah).
9. Kode Unit : KTL.IO.202.202.01………………………………………….. 45
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift,
escalator dan conveyor).
10. Kode Unit : KTL.IO.203.201.01………………………………………….. 51
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit motor
kontrol non programmable logic control (Non PLC).
11. Kode Unit : KTL.IO.204.201.01………………………………………….. 56 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit
programmable logic control (PLC).
12. Kode Unit : KTL.IO.207.201.01………………………………………….. 61
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
ii
13. Kode Unit : KTL.IO.207.202.01………………………………………….. 67
Judul Unit : Mengoperasikan Komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA
14. Kode Unit : KTL.IO.207.203.01………………………………………….. 73 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi
listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan
medis.
15. Kode Unit : KTL.IO.207.204.01………………………………………….. 79
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
16. Kode Unit : KTL.IO.207.205.01…………………………………………. 85
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.
17. Kode Unit : KTL.IO.208.201.01…………………………………………. 91 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi
listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik
dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
18. Kode Unit : KTL.IO.208.202.01…………………………………………. 97
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
19. Kode Unit : KTL.IO.208.203.01………………………………………….. 103
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa
tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
20. Kode Unit : KTL.IO.208.204.01…………………………………………. 109 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi
listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan industri (pabrik).
21. Kode Unit : KTL.IO.208.205.01………………………………………….. 115
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan publik.
iii
22. Kode Unit : KTL.IO.208.206.01…………………………………………… 121
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.
1
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.205.101.01
Judul Unit : Mengoperasikan sistem pembumian (Arde).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan sistem pembumian (Arde).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan
mempersiapkan pengoperasian
sistem pembumian (Arde).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Prosedur pengoperasian sistem pembumian disiapkan sesuai dengan persyaratan.
1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pengoperasian sistem pembumian disiapkan
dan dimengerti.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian sistem pembumian diperoleh
dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat
pada tempat kerja.
1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi
yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pengoperasian sistem arde.
2. Mengoperasikan
sistem pembumian (Arde).
2.1. Peraturan dan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Peralatan/material pembumian dioperasikan
sesuai dengan spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku.
2
2.3. Peralatan/material pembumian dioperasikan
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang
telah ditetapkan.
2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan
kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan
tahanan isolasi, sesuai persyaratan.
2.6. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai
persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan
pengoperasian.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya
dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang
berlaku/gambar Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan
alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan selesainya
pengoperasian.
4.1 Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2 Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian sistem pembumian (Arde) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian sistem pembumian (Arde) ini meliputi :
3.1. Pengoperasian elektrode pembumian (earthing rod) yang sesuai
standar.
3.2. Pengoperasian polaritas dengan benar.
3.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam
gambar rencana pengoperasian.
3
3.4. Standar keselamatan dan kesehatan kerja mencakup peraturan
K3.
3.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
3.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
3.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools dan power tools.
3.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan sistem pembumian (Arde).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian sistem pembumian (Arde).
c. Konstruksi sistem pembumian (Arde). d. Hand tools dan power tools untuk pengoperasian sistem
pembumian (Arde). e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar. g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pengoperasian sistem pembumian
(Arde). c. Menerapkan konstruksi sistem pembumian (Arde).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pengoperasian sistem pembumian (Arde).
4
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber
daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang
ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
5
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
6
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.206.101.01
Judul Unit : Mengoperasikan penangkal/penangkap petir.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan penangkal/penangkap petir (Lightning rod).
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan
mempersiapkan pengoperasian
penangkal/ penangkap petir
(Lightning rod).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Prosedur pengoperasian Lightning rod
disiapkan sesuai dengan persyaratan.
1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait
pengoperasian penangkal/penangkap petir (Lightning rod) disiapkan dan dimengerti.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk
pengoperasian penangkal/penangkap petir
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum
memulai pengoperasian penangkap petir.
2. Mengoperasikan penangkal/
penangkap petir
(Lightning rod).
2.1. Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan selama
pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Peralatan/material penangkal/penangkap petir (Lightning rod) dioperasikan sesuai
dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.
7
2.3. Peralatan/material penangkal/penangkap
petir dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan
(Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan
kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan
tahanan isolasi, sesuai persyaratan.
2.6. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai
persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan
pengoperasian.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya
dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang
berlaku / gambar Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan
alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
selesainya pengoperasian.
4.1 Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2 Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian penangkal/penangkap petir (Lightning rod) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian penangkal/penangkap petir (Lightning rod) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian elektrode penangkal/penangkap petir (Lightning
rod) yang sesuai standar.
1.2. Pengoperasian polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di
dalam gambar rencana pengoperasian.
8
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian penangkal/penangkap petir.
c. Konstruksi penangkal/penangkap petir (Lightning rod). d. Hand tools dan power tools untuk pengoperasian
penangkal/penangkap petir (Lightning rod). e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
h. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pengoperasian penangkal/penangkap
petir.
c. Menerapkan konstruksi penangkal/penangkap petir. d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk
pengoperasian penangkal/penangkap petir (Lightning rod).
9
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang
menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang
bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
10
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam
pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya
termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
11
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.207.101.01
Judul Unit : Mengoperasikan catu daya arus searah (DC Power
Supply).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan catu daya arus searah (DC Power Supply).
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan
mempersiapkan pengoperasian
catu daya arus searah (DC Power
Supply).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Prosedur pengoperasian catu daya arus
searah disiapkan sesuai dengan persyaratan.
1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait
pengoperasian catu daya arus searah (DC Power Supply) disiapkan dan dimengerti.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian catu daya arus searah
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum
memulai pengoperasian catu daya DC.
2. Mengoperasikan
catu daya arus searah (DC Power
Supply).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power Supply) dioperasikan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar Shop Drawing.
12
2.3. Peralatan/material catu daya arus searah (DC
Power Supply) dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan terus
menerus sesuai prosedur.
2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk
memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan.
2.6. Pemberian tegangan pada catu daya arus
searah (DC Power Supply) dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
3. Memeriksa
pekerjaan pengoperasian.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan
kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan
alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
selesainya pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pengoperasian catu daya arus searah (DC Power Supply) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian catu daya arus searah (DC Power Supply) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian catu daya arus searah yang sesuai standar.
1.2. Pengoperasian polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di
dalam gambar rencana pengoperasian.
13
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools and power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan catu daya arus searah (DC Power Supply).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian catu daya arus searah.
c. Konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply). d. Hand tools dan power tools untuk pengoperasian catu daya
arus searah (DC Power Supply). e. Elektronika Penyearah (Rectifier).
f. Alat ukur pengukuran listrik.
g. Teori listrik dasar. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pengoperasian catu daya arus searah.
c. Menerapkan konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk
14
pengoperasian catu daya arus searah (DC Power Supply).
e. Menggunakan Elektronika Penyearah (Rectifier). f. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
g. Menerapkan teori listrik dasar. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
15
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang catu daya arus searah.
16
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.207.102.01
Judul Unit : Mengoperasikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu
lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan
lampu kabut).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan mempersiapkan
pengoperasian lampu tanda
(tanda bahaya,
lampu lalu lintas, papan
reklame/Billboard dan lampu
kabut).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Prosedur pengoperasian lampu tanda disiapkan sesuai dengan persyaratan.
1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait
pengoperasian lampu tanda disiapkan dan dimengerti.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk
pengoperasian lampu tanda diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik
dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat
pada tempat kerja.
2. Mengoperasikan
lampu tanda.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Peralatan/material lampu tanda dioperasikan sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
yang berlaku.
17
2.3. Peralatan/material lampu tanda dioperasikan
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang
telah ditetapkan.
2.4. Pemasangan peralatan pengaman instalasi
(LVCB, MCB, Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai
prosedur.
2.6. Setiap rangkaian listrik diukur untuk
memastikan tahanan pembumian dan
tahanan isolasi, sesuai persyaratan.
2.7. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan
3. Memeriksa
pekerjaan pengoperasian
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan
kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang
berlaku / gambar Shop Drawing.
2.1. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan
alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
2.2. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
4. Membuat laporan selesainya
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pengoperasian lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan
reklame/Billboard dan lampu kabut) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian lampu tanda ini meliputi :
1.1. Pengoperasian lampu tanda yang sesuai standar.
1.2. Pengoperasian polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di
18
dalam gambar rencana pengoperasian.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian
terdiri dari hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari
megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua
bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan lampu tanda
(tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan
lampu kabut).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian lampu tanda (tanda bahaya, lampu
lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). c. Konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas,
papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
d. Hand tools dan power tools untuk pengoperasian lampu tanda. e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar. g. Teknik penerangan lampu tanda.
h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
i. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pengoperasian lampu tanda (tanda
19
bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu
kabut). c. Menerapkan konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu
lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk
pengoperasian lampu tanda. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik Penerangan lampu tanda.
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
i. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
20
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penerangan.
21
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.207.103.01
Judul Unit : Mengoperasikan lampu penerangan jalan umum
(PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan lampu penerangan jalan
umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan
mempersiapkan pengoperasian
lampu penerangan jalan
umum (PJU) dan
lampu penerangan
lapangan (out door).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Prosedur pengoperasian lampu penerangan
jalan umum dan lampu penerangan lapangan disiapkan sesuai dengan persyaratan.
1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait
pengoperasian lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan
disiapkan dan dimengerti.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian lampu penerangan jalan
umum dan lampu penerangan lapangan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat
bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat
pada tempat kerja.
1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi
yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum
memulai pengoperasian lampu PJU.
22
2. Mengoperasikan
lampu penerangan jalan
umum (PJU) dan lampu
penerangan
lapangan (out door).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan Kontaktor) diperiksa
sesuai instruksi manual dan standar
peralatan.
2.3. Peralatan/material lampu penerangan jalan
umum dan lampu penerangan lapangan dioperasikan sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan yang berlaku.
2.4. Peralatan/material lampu penerangan jalan
umum dan lampu penerangan lapangan dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai
prosedur.
2.6. Setiap rangkaian listrik diukur untuk
memastikan tahanan pembumian dan
tahanan isolasi, sesuai persyaratan.
2.7. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3. Memeriksa
pekerjaan pengoperasian.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan
kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan selesainya
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
23
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pengoperasian lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu
penerangan lapangan (out door) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) yang sesuai standar.
1.2. Pengoperasian polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di
dalam gambar rencana pengoperasian.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis, dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools dan power tools.
1.7. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan
(out door).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pengoperasian lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
c. Konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu
24
penerangan lapangan (out door).
d. Hand tools dan power tools untuk pengoperasian lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan
lapangan (out door). e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan lampu PJU dan penerangan lapangan.
h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
i. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pengoperasian lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
c. Menerapkan konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pengoperasian lampu penerangan jalan umum (PJU) dan
lampu penerangan lapangan (out door). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik Penerangan lampu jalan umum (PJU) dan
penerangan lapangan (out door).
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
i. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi
dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis
struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
25
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus
dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
26
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penerangan.
27
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.201.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution
Board).
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan
mempersiapkan pengoperasian
papan hubung bagi utama
tegangan rendah (Low Voltage Main
Distribution Board).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan
pengoperasian PHB utama tegangan rendah, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan
perusahaan dan SOP.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
dilaksanakan sesuai SOP.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian PHB utama tegangan rendah
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi
untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja.
1.6. Pengoperasian papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main
Distribution Board) disiapkan sesuai dengan SOP.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum
memulai pengoperasian.
28
2. Mengoperasikan
papan hubung bagi utama
tegangan rendah (Low Voltage Main
Distribution Board).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai gambar konstruksi
dan SOP.
2.3. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB,
MCB dan Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan
isolasi, dan polaritas sesuai stándar
konstruksi dan standar Operasi.
2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama
tegangan rendah dilaksanakan sesuai standar konstruksi dan instruksi manual.
2.6. Karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB utama diperiksa dan
nilainya harus sesuai dengan standar operasi.
2.7. PHB utama dan lengkapannya dipasang
sesuai dengan instruksi manual dan standing operation procedure (SOP).
2.8. PHB utama dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.9. Pemberian tegangan pada PHB utama dan
instalasi/jurusan dilaksanakan sesuai SOP.
3. Memeriksa
pekerjaan pengoperasian
papan hubung bagi tegangan
rendah.
3.1. Tegangan pada PHB utama tegangan rendah
setiap fasa diperiksa dengan tester tegangan dan diukur sesuai SOP.
3.2. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama tegangan rendah diperiksa dengan tester
putaran fasa sesuai SOP.
3.3. Pengukuran beban PHB utama tegangan
rendah untuk masing-masing jurusan
instalasi dilaksanakan sesuai SOP.
3.4. PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai
dengan fungsi kerjanya dan SOP.
3.5. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan
alternatif pemecahannya sesuai SOP.
29
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low
Voltage Main Distribution Board) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam
gambar rencana pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes dan peralatan pencarian gangguan.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah
dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian
komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
30
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan papan hubung
bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen
papan hubung bagi utama tegangan rendah. c. Prosedur pengoperasian papan hubung bagi utama tegangan
rendah (Low Voltage Main Distribution Board). d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index
Protection) papan hubung bagi utama tegangan rendah. e. Peralatan/perkakas kerja untuk mengoperasikan PHB utama
tegangan rendah. f. Alat ukur dan pengukuran listrik.
g. Teori listrik dasar.
h. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Penulisan Laporan Pengoperasian PHB Utama.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama tegangan rendah.
c. Menerapkan prosedur pengoperasian papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution
Board). d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan
(Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan rendah.
e. Menggunakan peralatan/perkakas kerja untuk
mengoperasikan PHB utama tegangan rendah. f. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik.
g. Menggunakan teori listrik dasar. h. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik.
i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Menuliskan Laporan Pengoperasian PHB utama.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
31
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
32
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang papan hubung bagi utama tegangan
rendah.
33
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.201.202.01
Judul Unit : Mengoperasikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution
Board).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan papan hubung bagi utama
tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan mempersiapkan
pengoperasian papan hubung
bagi utama tegangan
menengah (Medium Voltage
Main Distribution Board).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB utama tegangan
menengah, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk
pengoperasian PHB utama tegangan menengah diperiksa dengan kondisi dapat
bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif pada tempat kerja.
1.6. Pengoperasian papan hubung bagi utama
tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) disiapkan sesuai dengan
SOP.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi
yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pengoperasian MVMDB.
34
2. Mengoperasikan
papan hubung bagi utama
tegangan menengah
(Medium Voltage Main Distribution
Board).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan menengah diperiksa sesuai gambar
konstruksi dan SOP.
2.3. Pemasangan peralatan pengaman instalasi
(LBS, PMT dan Fuse TM) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan
isolasi, dan polaritas sesuai stándar
konstruksi dan standar operasi.
2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama
tegangan menengah dilaksanakan sesuai standar konstruksi dan instruksi manual.
2.6. Karakteristik dan rating relai pembatas arus yang dipasang pada PHB utama diperiksa dan
nilainya harus sesuai dengan standar operasi.
2.7. PHB utama dan lengkapannya dipasang
sesuai dengan instruksi manual dan standing operation procedure (SOP).
2.8. PHB utama dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.9. Pemberian tegangan pada PHB utama dan
instalasi/jurusan dilaksanakan sesuai SOP.
3. Memeriksa pekerjaan
pengoperasian papan hubung
bagi tegangan menengah.
3.1. Kontinuitas/kesinambungan penghantar pada PHB utama setiap fasa diperiksa dan diukur
sesuai SOP.
3.2. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama
diperiksa sesuai SOP.
3.3. Pengukuran beban PHB utama tegangan
menengah untuk masing-masing jurusan
instalasi dilaksanakan sesuai SOP.
3.4. PHB utama tegangan menengah diperiksa
sesuai dengan fungsi kerjanya dan SOP.
3.5. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan
alternatif pemecahannya sesuai SOP.
35
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) yang dapat dilaksanakan
oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian papan hubung bagi utama tegangan menengah
(Medium Voltage Main Distribution Board) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam
gambar rencana pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes dan peralatan pencarian gangguan.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah
dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua
bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
36
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan papan hubung
bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen
papan hubung bagi utama tegangan menengah. c. Prosedur pengoperasian papan hubung bagi utama tegangan
menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index
Protection) papan hubung bagi utama tegangan menengah. e. Peralatan/perkakas kerja untuk mengoperasikan PHB utama
tegangan menengah. f. Alat ukur dan pengukuran listrik.
g. Teori listrik dasar.
h. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Penulisan Laporan Pengoperasian PHB Utama.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama tegangan menengah.
c. Menerapkan prosedur pengoperasian papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution
Board). d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan
(Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan menengah.
e. Menggunakan peralatan/perkakas kerja untuk
mengoperasikan PHB utama tegangan menengah. f. Menggunakan Alat ukur dan pengukuran listrik.
g. Menggunakan Teori listrik dasar. h. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik.
i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Menuliskan Laporan Pengoperasian PHB utama.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
37
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
38
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal D3 Listrik dengan pengalaman di
bidang papan hubung bagi utama tegangan menengah.
39
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.202.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih
dan air limbah).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan mempersiapkan
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi
listrik pompa (untuk hydrant,
sprinkler, air bersih dan air
limbah).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pengoperasian komponen
dan sirkit instalasi listrik pompa disiapkan
dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian komponen dan sirkit instalasi
listrik pompa diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta
terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi
listrik pompa direncanakan untuk memasti-kan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan
pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.
1.5. Jenis sistem Perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan
disiapkan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi peralatan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat
pada tempat kerja.
40
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi
yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pengoperasian instalasi.
2. Mengoperasikan komponen dan
sirkit instalasi listrik pompa
(untuk hydrant, sprinkler, air
bersih dan air
limbah).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama
pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi
(LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar
peralatan.
2.3. Komponen instalasi listrik pompa dan lengkapannya dioperasikan sesuai dengan
standar, dan persyaratan yang berlaku.
2.4. Sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapan
nya dioperasikan sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai
prosedur.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa
dan lengkapannya diperiksa sesuai dengan
fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan
nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai
persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan
pengoperasian.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya
dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku/gambar Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
41
4. Membuat laporan
selesainya pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah) yang dapat dilaksanakan
oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk
hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik pompa yang
sesuai standar.
1.2. Pengoperasian polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pengoperasian.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian
komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
42
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan
sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik
pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). d. Hand tools dan power tools untuk pengoperasian komponen
dan sirkit instalasi listrik pompa. e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar. g. Teknik instalasi tenaga.
h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa).
i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Sistem pembumian.
k. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan
air limbah). c. Menerapkan konstruksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik pompa.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan teknik instalasi tenaga. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa).
i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Menerapkan sistem pembumian. k. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
43
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang
menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang
bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus
dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
44
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan
pengalaman di bidang instalasi tenaga listrik.
45
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.202.202.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi motor
listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift,
escalator dan conveyor).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan mempersiapkan
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi
motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan
conveyor).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pengoperasian komponen
dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk
pengoperasian komponen dan sirkit instalasi motor listrik diperoleh dan diperiksa dengan
kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi motor listrik direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat
sesuai dengan persyaratan.
1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang
sesuai standar dan dokumen pengoperasian.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
46
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi
yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pengoperasian instalasi.
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
motor listrik
(untuk air conditioning/AC,
lift, escalator dan conveyor).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi
(LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar
peralatan.
2.3. Komponen dan sirkit instalasi motor listrik
(untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) dan lengkapannya dioperasikan
sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor)
dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan
kebenaran pengawatan dilakukan terus
menerus sesuai prosedur.
2.6. Komponen instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai
persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3. Memeriksa
pekerjaan pengoperasian.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan
kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku/gambar Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
47
4. Membuat laporan
selesainya pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) yang dapat dilaksanakan
oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi motor listrik yang sesuai standar.
1.2. Pengoperasian polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pengoperasian.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari
megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
48
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift,
escalator dan conveyor).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pengoperasian komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
d. Hand tools dan power tools untuk pengoperasian komponen dan sirkit instalasi motor listrik.
e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar.
g. Teknik instalasi tenaga.
h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit
instalasi motor listrik). i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Sistem pembumian. k. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur komponen dan sirkit instalasi motor
listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). c. Menerapkan Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pengoperasian komponen dan sirkit instalasi motor listrik.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan teknik instalasi tenaga. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik).
i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Menerapkan sistem pembumian. k. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
49
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup:
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus
dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
50
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan
pengalaman di bidang instalasi tenaga listrik.
51
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.203.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit motor kontrol
non programmable logic control (Non PLC).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan komponen dan sirkit motor
kontrol non programmable logic control (Non PLC).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan
mempersiapkan pengoperasian
komponen dan sirkit motor
kontrol non programmable
logic control (Non PLC).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder),
dan gambar pengawatan pengoperasian komponen dan sirkit motor kontrol non PLC
disiapkan sesuai instruksi manual.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian komponen dan sirkit motor
kontrol diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian komponen dan sirkit motor kontrol non PLC direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan tahap pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan dan instruksi
manual.
1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang
sesuai standar dan dokumen pengoperasian.
1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi
untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum
memulai pengoperasian.
52
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit motor
kontrol non programmable
logic control (Non PLC).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa
sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
2.3. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC dan lengkapannya dioperasikan sesuai
dengan instruksi manual dan persyaratan yang berlaku.
2.4. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC
dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
2.5. Komponen dan instalasi motor kontrol non
PLC, diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.6. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU
diloading dengan program yang sesuai untuk operasi motor kontrol dan Modem disiapkan,
sesuai instruksi manual dan SOP.
3. Memeriksa
pekerjaan pengoperasian.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan
kondisi perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram tangga (Ladder) dan
membandingkan gambar Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan
alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
selesainya pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian komponen dan sirkit motor kontrol non programmable
logic control (Non PLC) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit motor kontrol non programmable
53
logic control (Non PLC) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen dan sirkit motor yang sesuai standar.
1.2. Pengoperasian polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pengoperasian.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian
terdiri dari hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari
megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian
komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan
sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
c. Prosedur pengoperasian komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pengoperasian komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
e. Alat ukur dan pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar.
g. Standar dan spesifikasi pengoperasian komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Penulisan Laporan Pengoperasian.
54
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan
pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. c. Menerapkan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit
motor kontrol non PLC. d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan
(Index Protection) pengoperasian komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. f. Menggunakan teori listrik dasar.
g. Menerapkan standar dan spesifikasi pengoperasian komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Menuliskan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
55
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan
pengalaman di bidang sistem motor kontrol.
56
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.204.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit programmable
logic control (PLC).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan
mempersiapkan pengoperasian
komponen dan sirkit
programmable logic control
(PLC).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder),
dan gambar pengawatan pengoperasian komponen dan sirkit PLC disiapkan sesuai
instruksi manual..
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk
pengoperasian diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian komponen dan sirkit
programmable logic control (PLC) direncanakan dan disiapkan sesuai dengan
persyaratan.
1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait
dioperasikan sesuai standar dan dokumen pemasangan.
1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi
yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum
memulai pengoperasian.
57
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit
programmable logic control
(PLC).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) dan lengkapannya dioperasikan
sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku.
2.3 Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) dioperasikan sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah
ditetapkan.
2.4 Komponen instalasi programmable logic control (PLC), diperiksa sesuai dengan fungsi
kerjanya.
2.5 Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU di-
loading dengan program yang sesuai untuk operasi PLC dan Modem disiapkan, sesuai
instruksi manual dan SOP.
3. Memeriksa
pekerjaan
pengoperasian
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan
kondisi perencanaan dilakukan dengan
pemeriksaan diagram tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit programmable logic control (PLC)
yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari
verifikator.
58
Pengoperasian komponen dan sirkit programmable logic control (PLC)
ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi, dan seperti yang tercantum di dalam
gambar rencana pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah
dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan
pemasangan komponen dan sirkit PLC. c. Prosedur pengoperasian komponen dan sirkit PLC.
d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemasangan PLC.
e. Alat ukur dan pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar. g. Standar dan spesifikasi pemasangan PLC.
h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Penulisan Laporan Pengoperasian.
59
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan
pemasangan komponen dan sirkit PLC. c. Menerapkan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit
PLC. d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan
(Index Protection) pemasangan PLC. e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik.
f. Menggunakan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar dan spesifikasi pemasangan PLC.
h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Menuliskan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
60
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabe.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan
pengalaman di bidang sistem kontrol PLC.
61
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.207.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
kolam renang tegangan rendah.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi
listrik kolam renang tegangan rendah.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan mempersiapkan
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik kolam
renang tegangan
rendah.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pengoperasian komponen
dan sirkit instalasi listrik kolam renang disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian komponen dan sirkit instalasi
listrik kolam renang diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi
listrik kolam renang direncanakan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3
diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.
1.5. Jenis sistem Perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan
disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat
pada tempat kerja.
62
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum
memulai pengoperasian instalasi.
2. Mengoperasikan komponen dan
sirkit instalasi listrik kolam
renang tegangan rendah.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama
pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB,
MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
2.3. Komponen instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya dioperasikan sesuai dengan
standar, dan persyaratan yang berlaku.
2.4. Sirkit instalasi listrik kolam renang dan
lengkapannya dioperasikan sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam
renang dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.6 Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan terus
menerus sesuai prosedur.
2.7 Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam
renang dan lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8 Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai
persyaratan.
2.9 Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai
persyaratan.
3. Memeriksa
pekerjaan pengoperasian.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan
kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
63
4. Membuat laporan
selesainya pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik yang sesuai standar.
1.2. Pengoperasian polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pengoperasian.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari
megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua
bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
64
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan
sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik
kolam renang tegangan rendah. c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
kolam renang tegangan rendah. d. Hand tools dan power tools untuk pengoperasian komponen
dan sirkit instalasi listrik kolam renang. e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan kolam renang.
h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit
instalasi listrik kolam renang).
i. Bahan instalasi listrik untuk kolam renang tegangan rendah. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Sistem pembumian. l. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit
instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. c. Menerapkan konstruksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk
pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan teknik Penerangan kolam renang. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang).
i. Menerapkan bahan instalasi listrik untuk kolam renang. j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Menerapkan sistem pembumian.
l. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
65
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus
dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
66
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
67
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.207.202.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga, yang digunakan
untuk bangunan khusus sistem SCADA.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan mempersiapkan
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi
listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pengoperasian komponen
dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan
dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi
diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait
yang akan dioperasikan diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pengoperasian.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif dengan yang lain yang terlibat
pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi
yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pengoperasian sistem.
68
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai
instruksi manual peralatan dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau
pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pengoperasian secara bertahap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol)
dioperasikan sesuai prosedur.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dioperasikan sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang
digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA dan lengkapannya dioperasikan
sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang
digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA diperiksa sesuai dengan fungsi
kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan
nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum
dioperasikan sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA dioperasikan sesuai
dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik
dioperasikan dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection)
yang telah ditetapkan.
69
3. Memeriksa
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat
sesuai prosedur.
3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan
alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur
dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi
dilakukan identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait
diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA ini
meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam
Laporan Pengoperasian.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
70
tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari
megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua
bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan
sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pengoperasian instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem SCADA). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa
tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem SCADA).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan
71
khusus sistem SCADA.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
72
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan
pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
73
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.207.203.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk
bangunan khusus layanan medis.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi
listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan
mempersiapkan pengoperasian
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan
dokumen terkait pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan
dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk
pengoperasian diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dioperasikan diidentifikasi sesuai
kebijakan dan persyaratan pengoperasian.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat
pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum
memulai pengoperasian sistem.
74
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai
instruksi manual peralatan dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau
pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pengoperasian secara bertahap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol)
dioperasikan sesuai prosedur.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dioperasikan sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang
digunakan untuk bangunan khusus layanan medis dan lengkapannya, dioperasikan
sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang
digunakan untuk bangunan khusus layanan medis diperiksa sesuai dengan fungsi
kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan
nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum
dioperasikan sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis, dioperasikan sesuai
dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik
dioperasikan dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection)
yang telah ditetapkan.
75
3. Memeriksa
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat
sesuai prosedur.
3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan
alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur
dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi
dilakukan identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait
diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis ini
meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di
dalam Laporan Pengoperasian.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
76
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan khusus layanan medis.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan medis).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pengoperasian instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan medis). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa
77
tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan
khusus layanan medis. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
78
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan
pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
79
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.207.204.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk
ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga, yang digunakan
untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan
mempersiapkan pengoperasian
komponen dan
sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan
dokumen terkait pengoperasian komponen
dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk
pengoperasian diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dioperasikan diidentifikasi sesuai
kebijakan dan persyaratan pengoperasian.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum
memulai pengoperasian sistem.
80
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai
instruksi manual peralatan dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau
pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pengoperasian secara bertahap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol)
dioperasikan sesuai prosedur.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dioperasikan sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang
digunakan untuk ruang khusus medis dan lengkapannya, dioperasikan sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk ruang khusus medis
diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan
nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian
sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum
dioperasikan sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis, dioperasikan sesuai dengan
fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik
dioperasikan dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection)
yang telah ditetapkan.
81
3. Memeriksa
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat
sesuai prosedur.
3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan
alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur
dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi
dilakukan identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait
diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan
pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam Laporan Pengoperasian.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
82
tertulis.
1.4. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.5. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari
megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua
bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan
sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pengoperasian instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik ruang khusus medis/ruang roentgen/ruang operasi).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang
roentgen, ruang operasi). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis/ruang
83
roentgen/ruang operasi).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk ruang khusus
medis (ruang roentgen, ruang operasi). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
84
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
85
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.207.205.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan
rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan mempersiapkan
pengoperasian
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan
dokumen terkait pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan
dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi
diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait
yang akan dioperasikan diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pengoperasian.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat
pada tempat kerja.
86
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai
instruksi manual peralatan dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau
pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pengoperasian secara bertahap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dioperasikan sesuai prosedur
yang ditentukan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dioperasikan sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri khusus
dan lengkapannya, dioperasikan sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri khusus
diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan
nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum
dioperasikan sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus, dioperasikan sesuai dengan
fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik
dioperasikan dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection)
yang telah ditetapkan.
87
3. Memeriksa
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat
sesuai prosedur.
3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan
alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur
dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi
dilakukan identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi
bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan
terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di
dalam Laporan Pengoperasian.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
88
tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari
megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua
bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan
sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pengoperasian instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa
tiga, yang digunakan untuk bangunan industri khusus). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan
89
industri khusus.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
90
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan
pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
91
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.208.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah
tangga (Home Appliances).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi
listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti
rumah tangga (Home Appliances).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan mempersiapkan
pengoperasian
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan
dokumen terkait pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan
dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk
memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat
sesuai dengan persyaratan.
1.5. Jenis lokasi sirkit dan komponen terkait yang
dioperasikan sesuai standar peralatan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
92
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi
yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pengoperasian instalasi.
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Penyambungan dan terminasi komponen dan sirkit instalasi listrik dengan bagian lain
diperiksa, sesuai dokumen pemasangan dan SOP.
2.3. Pemasangan peralatan pengaman instalasi
(MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.
2.4. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sesuai SOP dan
dokumen pemasangan.
2.5. Komponen instalasi listrik tegangan rendah
fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti
rumah tangga (Home Appliances), dioperasi-kan sesuai dengan fungsi kerjanya, dan
persyaratan yang berlaku.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik
dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa pengoperasian
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat sesuai prosedur.
3.2. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan
dicatat sesuai SOP.
3.3. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan
alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.5. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
93
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan
piranti rumah tangga (Home Appliances) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam
gambar rencana pemasangan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools dan power tools.
1.7. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger
dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua
bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
94
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan
sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah
tangga (Home Appliances).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang
digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menggunakan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa
tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik
dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
95
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
96
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan
pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
97
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.208.202.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah
tangga (Home Appliances).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi
listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti
rumah tangga (Home Appliances).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan mempersiapkan
pengoperasian
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan
dokumen terkait pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan
dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk
memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat
sesuai dengan persyaratan.
1.5. Jenis lokasi sirkit dan komponen terkait yang
dioperasikan sesuai standar peralatan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
98
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi
yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pengoperasian instalasi.
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Penyambungan dan terminasi komponen dan
sirkit instalasi listrik dengan bagian lain diperiksa, sesuai dokumen pemasangan dan
SOP.
2.3. Pemasangan peralatan pengaman instalasi
(MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.
2.4. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sesuai SOP dan
dokumen pemasangan
2.5. Komponen instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga,
dioperasikan sesuai dengan fungsi kerjanya, dan persyaratan yang berlaku.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik
dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat
sesuai prosedur.
3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan
alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur
dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.
3.5. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.6. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
99
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan
pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools and power tools.
1.7. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
100
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan
sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga
(Home Appliances).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti
rumah tangga (Home Appliances). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menggunakan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan
piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
101
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup:
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
102
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
103
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.208.203.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga
(Home Industries).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi
listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah
tangga (Home Industries).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan mempersiapkan
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pengoperasian komponen
dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk
pengoperasian diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi
diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait
yang akan dioperasikan diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pengoperasian.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
104
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai
instruksi manual peralatan dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau
pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pengoperasian secara bertahap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dioperasikan sesuai prosedur
yang ditentukan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dioperasikan sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti
elektronik dan piranti industri rumah tangga dan lengkapannya, dioperasikan sesuai
prosedur pengoperasian.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang
digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri rumah tangga
diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan
nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai
persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum
dioperasikan sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga, dioperasikan sesuai
dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik
dioperasikan dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection)
yang telah ditetapkan.
105
3. Memeriksa
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat
sesuai prosedur.
3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan
alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan
dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait
diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan
pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam Laporan Pengoperasian.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
106
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pengoperasian instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga/home
Industries). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa
tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pengoperasian instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
107
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga/home
Industries). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa
tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
108
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus
dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
109
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.208.204.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan
rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan
mempersiapkan
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pengoperasian komponen
dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk
pengoperasian diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dioperasikan diidentifikasi sesuai
kebijakan dan persyaratan pengoperasian.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan
secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
110
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai
instruksi manual peralatan dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau
pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pengoperasian secara bertahap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dioperasikan sesuai prosedur
yang ditentukan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dioperasikan sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik)
dan lengkapannya, dioperasikan sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik)
diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan
nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum
dioperasikan sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik), dioperasikan sesuai
dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik
dioperasikan dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection)
yang telah ditetapkan.
111
3. Memeriksa
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat
sesuai prosedur.
3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan
alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur
dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi
dilakukan identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait
diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di
dalam Laporan Pengoperasian.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
112
tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari
megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua
bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan
sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri
(pabrik).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pengoperasian instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa
113
tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan
industri (pabrik). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
114
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan
pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
115
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.208.205.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan publik.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan
mempersiapkan pengoperasian
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan
dokumen terkait pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan
dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi
diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait
yang akan dioperasikan diidentifikasi sesuai
kebijakan dan persyaratan pengoperasian.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat
pada tempat kerja.
116
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai
instruksi manual peralatan dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau
pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pengoperasian secara bertahap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dioperasikan sesuai prosedur
yang ditentukan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dioperasikan sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang
digunakan untuk bangunan publik dan lengkapannya dioperasikan sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan publik diperiksa
sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan
nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian
sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum
dioperasikan sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik, dioperasikan sesuai dengan fungsi
kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik
dioperasikan dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection)
yang telah ditetapkan.
117
3. Memeriksa
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat
sesuai prosedur.
3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan
alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan
dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait
diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan publik ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan
pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di
dalam Laporan Pengoperasian.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
tertulis.
118
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan public.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan public).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan public.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pengoperasian instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik bangunan publik). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa
tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan publik.
119
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
120
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
121
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
Kode Unit : KTL.IO.208.206.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri
hiburan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi
listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
industri hiburan.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan
dan
mempersiapkan pengoperasian
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti
untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan.
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan
dokumen terkait pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan
dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu
dan gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pengoperasian direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi
diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait
yang akan dioperasikan diidentifikasi sesuai
kebijakan dan persyaratan pengoperasian.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat
pada tempat kerja.
122
2. Mengoperasikan
komponen dan sirkit instalasi
listrik.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai
instruksi manual peralatan dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau
pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pengoperasian secara bertahap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dioperasikan sesuai prosedur
yang ditentukan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dioperasikan sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri hiburan
dan lengkapannya, dioperasikan sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri hiburan
diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan
nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk
memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum
dioperasikan sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan, dioperasikan sesuai
dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik
dioperasikan dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection)
yang telah ditetapkan.
123
3. Memeriksa
pengoperasian komponen dan
sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat
sesuai prosedur.
3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan
alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur
dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi
dilakukan identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi
bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan
terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur
yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai
dengan persyaratan.
4. Membuat laporan
pengoperasian.
4.1. Laporan pengoperasian dibuat sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pengoperasian diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Pengoperasian komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan ini meliputi :
1.1. Pengoperasian komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di
dalam Laporan Pengoperasian.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi
124
tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari
megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan
rendah fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan
sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk
bangunan industri hiburan. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pengoperasian instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan
persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang
125
digunakan untuk bangunan industri hiburan.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang
menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang
bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
126
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
top related