subject 2 income tax article 21 - nyomandarmayasa.com income tax article 21 (13... · tarif pph...

Post on 04-Feb-2018

228 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Subject 2

Income Tax Article 21

Presented By :

Nyoman Darmayasa

Bali State Polytechnic

2013

http://elearning.pnb.ac.id

www.nyomandarmayasa.com

Subjects

1. Pemotong dan Bukan Pemotong PPh

Pasal 21

2. Objek PPh Pasal 21

3. Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun

4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

5. Tarif PPh Pasal 21

6. Tarif Uang Pesangon, THT atau JHT

7. Tata Cara Perhitungan PPh Pasal 21

(Pegawai Tetap, Upah Harian, dan

Mingguan)

Objective

Memberikan Pemahaman Atas :

Pemotong dan Bukan Pemotong

PPh Pasal 21

Objek PPh Pasal 21

Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun

PTKP

Tarif PPh Pasal 21

Tarif Uang Pesangon dan THT/JHT

Tata Cara Perhitungan PPh Pasal 21

(Pegawai Tetap, Upah Harian, dan

Mingguan)

Pemotong dan BukanPemotong PPh Pasal 21

Pemotong Pajak PPh Pasal 21

(Pasal 21 ayat 1)

a. Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan

sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh

pegawai atau bukan pegawai

b. Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah,

honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan

c. Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan

uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apa

pun dalam rangka pensiun

d. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran

lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa

termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan

bebas

e. Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran

sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan

Pemotong Pajak PPh Pasal 21

(Pasal 21 ayat 2)

Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang wajib

melakukan pemotongan pajak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah kantor

perwakilan negara asing dan organisasi-

organisasi internasional sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3

Pasal 3 UU PPh Pasal 1

a. Kantor perwakilan negara asing

b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan

konsulat

c. Organisasi-organisasi internasional

d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi

internasional

Objek PPh Pasal 21

Objek PPh Pasal 21

Pasal 21 (3)

Penghasilan pegawai tetap atau pensiunan

yang dipotong pajak untuk setiap bulan adalah

jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi

dengan biaya jabatan atau biaya pensiun yang

besarnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri

Keuangan, iuran pensiun, dan Penghasilan Tidak

Kena Pajak.

Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun :

PMK 250/PMK.03/2008

PTKP :

PMK137/PMK.03/2005

UU PPh Pasal 7 (1)

PMK 162/PMK.011/2012 (1-1-2013)

Biaya Jabatan & Biaya

Pensiun

PMK 250/PMK.03/2008

1. Biaya Jabatan

Bagi pegawai tetap, ditetapkan sebesar 5%

dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya

Rp. 6.000.000,00 setahun atau

Rp. 500.000,00 sebulan.

2. Biaya Pensiun

Bagi pensiunan, ditetapkan sebesar 5% dari

penghasilan bruto, setinggi-tingginya

Rp. 2.400.000,00 setahun atau

Rp. 200.000,00 sebulan.

PTKP UU PPh Pasal 7 (1)

No Keterangan PTKP

1Untuk diri Wajib Pajak orang

pribadiRp15.840.000,00

2Untuk Wajib Pajak yang

kawinRp1.320.000,00

3

Untuk seorang isteri yang

penghasilannya digabung

dengan penghasilan suami

Rp15.840.000,00

4

Tambahan untuk setiap

anggota keluarga sedarah

dan keluarga semenda

dalam garis keturunan lurus

serta anak angkat, yang

menjadi tanggungan

sepenuhnya

Rp1.320.000,00

Paling banyak 3 (tiga)

orang untuk setiap

keluarga

PMK 162/PMK.011/2012

No Keterangan PTKP

1Untuk diri Wajib Pajak orang

pribadiRp24.300.000,00

2Untuk Wajib Pajak yang

kawinRp2.025.000,00

3

Untuk seorang isteri yang

penghasilannya digabung

dengan penghasilan suamiRp24.300.000,00

4

Tambahan untuk setiap

anggota keluarga sedarah

dan keluarga semenda

dalam garis keturunan lurus

serta anak angkat, yang

menjadi tanggungan

sepenuhnya

Rp2.025.000,00

Paling banyak 3 (tiga)

orang untuk setiap

keluarga

Objek PPh Pasal 21

Pasal 21 (4)

Penghasilan pegawai harian, mingguan, serta

pegawai tidak tetap lainnya yang dipotong

pajak adalah jumlah penghasilan bruto setelah

dikurangi bagian penghasilan yang tidak

dikenakan pemotongan yang besarnya

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

PTKP :

PMK 206/PMK.011/2012 (Rp. 200.000), dan tidak

berlaku bila:

1. Penghasilan bruto dimaksud jumlahnya

melebihi Rp. 2.025.000,00/bulan

2. Atau dibayar secara bulanan

Tarif PPh Pasal 21

Tarif PPh Pasal 21

Pasal 21 (5)

Tarif pemotongan atas penghasilan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah tarif pajak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)

huruf a, kecuali ditetapkan lain dengan Peraturan

Pemerintah.

PP No. 68 Tahun 2009 Uang Pesangon, THT,

dan JHT

Pasal 21 (6)

Besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat

(5) yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang

tidak memiliki NPWP lebih tinggi 20% (dua puluh

persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap

Wajib Pajak yang dapat menunjukkan NPWP.

Tarif PPh Pasal 17 (1a)

Taxable income brackets Tax Rate

Article 17 (1a) – Personal Tax

Payer

Rp50.000.000,00 or less 5 %

Over Rp50.000.000,00 –

Rp250.000.000,0015 %

Over Rp250.000.000,00 –

Rp500.000.000,0025 %

Over Rp500.000.000,00 30 %

Tarif Uang Pesangon

Lapisan Uang Pesangon Tarif

Penghasilan bruto sampai dengan

Rp50.000.000,00 0 %

Penghasilan bruto di atas

Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp

100.000.000,00

5 %

Penghasilan bruto di atas Rp

100.000.000,00 sampai dengan

Rp500.000.000,00

15 %

Penghasilan bruto di atas

Rp500.000.000,00

25 %

Tarif Uang Manfaat Pensiun,

THT atau JHT

PP No. 68 Tahun 2009

Tarif PPh atas Uang Manfaat Pensiun

Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua

1. O% (nol persen) atas penghasilan bruto

sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah);

2. 5% (lima persen) atas penghasilan bruto

di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah).

Tata Cara Perhitungan PPhPasal 21

Tata Cara Perhitungan PPh

Pasal 21Pasal 21 (8)

Ketentuan mengenai petunjuk pelaksanaan

pemotongan pajak atas penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau

kegiatan diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan.

Per 31/PJ.03/2009 (dicabut)

Per 57/PJ.03/2009 (dicabut)

Per 31/PJ/2012

Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran

dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau

Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan

Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi

Summary & Questions

Summary

1. Pemberi Kerja, Penyelenggara Kegiatan

merupakan contoh pemotong PPh Pasal

21.

2. Kantor perwakilan negara asing dan

pejabatnya bukan merupakan pemotong

PPh Pasal 21

3. Biaya Jabatan, Biaya Pensiun, dan PTKP

merupakan pengurang penghasilan bruto.

4. Tarif PPh Pasal 21 sesuai dengan pasal

17 (1a) dan PP No. 68 Tahun 2009.

5. Tarif PPh Pasal 21 diterapkan lebih tinggi

20 % bagi WP yang tidak bisa

menunjukkan NPWP

Questions

1. Sebutkan Pemotong dan bukan

Pemotong PPh Pasal 21?

2. Sebutkan Objek PPh Pasal 21?

3. Sebutkan Tarif PPh Pasal 21?

4. Sebutkan Besaran PTKP?

5. Sebutkan Tarif Uang Pesangon, THT

atau JHT?

6. Jelaskan Tata Cara Perhitungan PPh

Pasal 21 Pegawai Tetap dan Upah

Harian!

References

• IKPI, 2012, Kumpulan Soal & Jawab

Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak "A, B,

& C", PT Cipta Bina Parama, Jakarta

• IKPI, 2011, Rangkuman Undang-

Undang Perpajakan, PT Cipta Bina

Parama, Jakarta

• Mardiasmo, 2011 , Perpajakan , Edisi

Revisi, Andi Yogyakarta

• Taf Consulting, 2008, Executive Tax

Program Pendidikan Pajak Terapan

Komprehensif Brevet A-B-C, PT. Taf

Consulting, Jakarta

Thank You

International Registered Tax Consultant

www.nyomandarmayasa.com

As long as we still keep our exciting

goal in mind, we should not stop half

way.

In reality, there is no real success

achieved without any failure.

top related