supply
Post on 30-Oct-2014
166 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut PPEKI (1989), menyatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan adalah
penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Ekonomi kesehatan adalah ilmu
yang mempelajari supply dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber
daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena
terdapat hubungan antara kesehatan dan ekonomi.
Pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainnya.
Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang
dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan
jiwa seorang. Supply pada pelayanan kesehatan berbeda dengan supply produk secara umum.
Adanya consumer ignorence menyebabkan provider kesehatan memiliki peran yang lebih.
Service yang diberikan oleh provider bukan karena permintaan pasien tetapi provider sendiri
yang menentukan pelayanan atau tindakan apa yang diberikan sesuai dengan penyakitnya.
Besarnya service yang dapat diberikan pelayanan kesehatan sangat tergantung pada
besarnya resources yang dimilikinya, seperti kemampuan tenaga medis dan non-medis,
besarnya cost atau biaya yang dikeluarkan oleh industri kesehatan untuk gaji pegawai,
pembelian peralatan, dan pemeliharaan lainnya.
1.2 Tujuan
a. Mempelajari pengertian supply dan supply maksimal
b. Mempelajari pengertian pelayanan kesehatan
c. Mempelajari pengertian supply maksimal pada pelayanan kesehatan
d. Mempelajari faktor yang mempengaruhi supply pelayanan kesehatan
e. Mempelajari cara menghitung supply maksimal pada pelayanan kesehatan
f. Mempelajari bentuk kurva dan elastisitas supply pada pelayanan kesehatan
1.3 Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Mahasisiwa dapat lebih memahami dan mengerti mengenai supply pada pelayanan
kesehatan serta dapat mengaplikasikannya ketika mengahadapi masalah yang
berkaitan dengan ekonomi kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi pembaca
Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk memperluas pengetahuan
mengenai supply pada pelayanan kesehatan dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari berkaitan dengan masalah ekonomi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Supply dalam Pelayanan Kesehatan
2.1.1 Definisi Supply
Penawaran (supply) adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu
harga dan waktu tertentu. Dalam ilmu ekonomi, penawaran maksimal (supply maksimal)
menunjukkan jumlah (maksimum) yang ingin dijual pada berbagai tingkat harga, atau berapa
harga (minimum) yang masih mendorong penjual untuk menawarkan berbagai jumlah dari
suatu barang. Titik beratnya pada kerelaan atau kesediaan untuk menjual, bukan berapa
barang yang sungguh-sungguh terjual.
Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan
antara harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan para penjual. Hukum
penawaran mengatakan bahwa makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah
barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga
suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan dengan asumsi ceteris
paribus bahwa semua variabel yang sedang tidak dibicarakan diangap tetap dan sama.
Hal mendasar dalam supply baik itu pada produk barang ataupun jasa adalah fungsi
produksi yang meliputi input (6M2T1I) dan proses. Fungsi produksi menggambarkan
hubungan antara output pada barang ataupun jasa tersebut dengan sumber daya (input) yang
digunakan untuk memproduksinya.
2.1.2 Definisi Supply Maksimal
Supply maksimal pelayanan kesehatan adalah jumlah maksimal/ kemampuan
maksimal/ kapasitas maksimal pelayanan yang dapat diberikan dalam periode tertentu.
2.1.3 Definisi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah upaya, pekerjaan atau kegiatan kesehatan yang ditujukan
untuk mencapai derajat kesehatan perorangan/ masyarakat yang optimal/ setinggi-
tingginya.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Supply Pelayanan Kesehatan
2.2.1 Karakteristik Fungsi Produksi (Characteristics of Production Function)
Penawaran terhadap produk atau pelayanan adalah tergantung pada fungsi produksi.
Supply pada pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kemampuan produksi/input yaitu
6M (man, money, material, machine, methode, market ), 2T (time, technology), dan 1I
(information).
a. Man : dokter, dokter spesialis, bidan, perawat, skm, farmasis, tenaga administrasi, dan
lain sebagainya.
b. Money : biaya operasional, biaya infestasi dan biaya lain-lain.
c. Material : berhubungan dengan logistik pelayanan kesehatan, misalnya obat, suntik,
bahan makanan, dan lain sebagainya.
d. Methode : SOP rumah sakit, Standart Pelayanan Minimal (SPM), dll
e. Machiene : peralatan laboratorium, peralatan unit penunjang, incenerator, dll
f. Market : wilayah kerja pelayanan kesehatan, segmentasi pasar, masyarakat sasaran
yang dibidik berdasarkan proses STP (segmenting, targeting dan posisioning)
g. Teknologi : kecanggihan dan kemutakhiran teknologi yang digunakan misalnya finger
print, dan lain sebagainya.
h. Time : waktu yang digunakan untuk pelayanan, unit pelayanan.
i. Informasi : melalui internet, pamflet dan leaflet.
2.2.2 Faktor Dominan dalam Supply Pelayanan Kesehatan
Supply pelayanan kesehatan merupakan derivat dari supply sehingga faktor yang
mempengaruhi juga sama. Faktor paling dominan yang mempengaruhi penawaran pada
pelayanan kesehatan adalah man dan machine (fasilitas medis) sedangkan 4M 2T 1i lainnya
diasumsikan terpenuhi. Sumberdaya manusia dan machine merupakan faktor terpenting
dalam pelayanan kesehatan karena:
a. Pelayanan kesehatan merupakan bisnis jasa, jadi man yang memberi pelayanan (man
sebagai pemberi jasa), seperti paramedic dan non paramedic.
b. Man pada pelayanan kesehatan memiliki kompetensi secara khusus. Kompetensi ini
meliputi keterampilan, kemampuan yang disertai kewenangan yang dilindungi
undang-undang.
c. Fasilitas disini sebagai penunjang keberadaan sumber daya manusia tersebut. Jadi
antara man dan machine harus selalu ada di dalam pelayanan kesehatan.
2.3 Contoh Supply dalam Pelayanan Kesehatan (keperawatan)
Pada Rumah Sakit “X” akan dilakukan perhitungan mengenai jumlah pelayanan
perawat. Jika outputnya adalah pelayanan keperawatan tiap pasien dan input yang digunakan
adalah jumlah dan jenis perawat, alat keperawatan, maka hubungan teknis antara keduanya
adalah sebagai
berikut:
Qnpc = f (RNs, LPNs, Ads, UN)
Keterangan :
Qnpc = Quantity of nursing patient care (kuantitas pelayanan keperawatan pasien)
RNs = Registered Nurse (Perawat yang terdaftar)
LPNs = Licensed Practical Nurse (Perawat yang telah terlisensi/tersertifikasi)
ADs = Nursing Aides (pembantu perawat)
UN = The type of nursing unit (Unit atau tipe perawatan)
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa Qnpc adalah kuantitas pelayanan
keperawatan , RNs (jumlah perawat yang tercatat, perawat yang mahir, sudah memiliki surat
ijin praktek, sudah bisa mandiri sebagai perawat panggilan), AD (pembantu perawat) dan
LPN (perawat praktek yang masih harus dinaungi oleh institusi), ketiga (RNs, LPNs, Ads)
factor diatas terkategori dalam MAN, sedangkan UN terkategori dalam aspek sarana,
prasarana, teknologi, material dan methode.
Karakteristik tertentu dari fungsi produksi pada sektor kesehatan mempengaruhi biaya
dan kuantitas pelayanan yang dapat disediakan. Hubungan dari fungsi ini menyatakan bahwa
antara pelayanan untuk tiap pasien dan jenis perawat dapat digantikan dengan lainnya untuk
menghasilkan kualitas pelayanan yang sama. Tingkat penggantian tersebut bukan berarti jenis
yang satu digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh satu LPN tidak dapat digantikan
oleh satu RN, walaupun RN memiliki skill lebih. LPN hanya dapat menggantikan beberapa
tetapi tidak semua tugas RN dapat digantikan. Tingkat penggantikan tersebut penting untuk
ditentukan karena menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan untuk merencanakan
kombinasi tenaga yang dapat meminimkan cost / biaya yang dikeluarkan produsen dalam
memberikan pelayanan karena pemanfaatan resources yang maksimal.
Dalam industri kesehatan terdapat legal restriction (pembatasan legal) dalam hal tugas
dari pemberi pelayanan kesehatan. Artinya walaupun seorang perawat mampu untuk
melakukan tugas tertentu dari dokter maka perawat itu tidak boleh melakukannnya karena
akan melanggar kode etik profesi. Adanya legal restriction ini membatasi tingkat penggantian
pada fungsi produksi. Sehingga pengambil harus memperhatikan kombinasi pemakaian input
yang akan digunakan.
Karakteristik lain dari fungsi produksi yaitu tidak semua input dapat divariasikan
secara simultan pada setiap waktu. Pada waktu tertentu pengambil keputusan dapat
memvariasikan kombinasi input. Misalnya dalam anaisis jangka waktu yang panjang dengan
mengkombinasikan tipe perawat (memperbanyak atau memperbaikinya) selama penggunaan
yang lebih besar dari mekanisme monitoring. Periode jangka panjang adalah jangka waktu
dimana administrator dapat memvariasikan tidak hanya jumlah dan tipe perawat, tetapi juga
ukuran dan karakteristik dari unit keperawatan. Periode jangka pendek adalah jangka waktu
dimana administrator hanya dpat memvariasikan input , tidak dapat melakukan perubahan
pada unit keperawatan. Contoh lain yaitu dalam periode jangka pendek, untuk menaikkan
pelayanan dokter dapat dilakukan dengan menambah jumlah jam kerja atau dengan
menambah pekerja tambahan. Pada periode jangka panjang dapat dilakukan dengan
pelatihan. Perbedaan antara analisis jangka pendek dan panjang ini penting untuk ditentukan
karena mempengaruhi penetapan biaya terendah dalam pemberian pelayanan kesehatan.
Aspek lain dalam fungsi produksi yang perlu diperhatikan adalah teknologi. Peran
teknologi adalah dalam efisiensi yaitu memperbanyak jumlah output/ pelayanan dari
penggunaan input yang lebih sedikit. Dalam perawatan kesehatan, teknologi dapat merubah
penyakit yang awalnya tidak bisa diobati sekarang dengan adanya kecanggihan dapat di-
treatment dengan kemungkinan sembuh yang lebih tinggi. Tetapi penggunaan teknologi dapat
meningkatkan penggunaan input. Namun dalam hal lain teknologi dapat menurunkan
penggunaan obat baru (input) yang dapat menurunkan perawatan yang mahal.
2.4 Tujuan dan Motif para Pengambil Keputusan (Goals adn incentive of decision
maker)
Efisiensi ekonomi dalam produksi mengharuskan para pengambil keputusan untuk
menggunakan pengetahuan produktivitas marjinal dari input dan harga relatif mereka untuk
menghasilkan output yang dengan biaya minimum. dalam pembuat keputusan kesehatan
lapangan mungkin mempunyai tujuan lain selain minimisasi biaya, lebih lanjut, harga relatif
dari input yang digunakan dalam produksi mungkin terdistorsi. jika ada subsidi pemerintah
untuk input tertentu, seperti modal rumah sakit atau program pendidikan untuk kategori
tenaga kerja tertentu, maka harga relatif dari input bersubsidi telah diturunkan dan relatif
lebih dari itu dapat digunakan dalam produksi karena lebih murah ke pengambil keputusan.
Sejauh bahwa tujuan dari pembuat keputusan berbeda dari minimalisasi biaya, dan
mechanisme pembayaran penyedia memungkinkan mereka untuk mengejar tujuan-tujuan lain
(dan sejauh bahwa ada pembatasan hukum atas penggunaan input). kurva penawaran
perawatan medis akan lebih inelastic dengan kata lain, itu akan membawa kenaikan harga
lebih besar untuk menghasilkan peningkatan layanan dari itu akan jika tujuan dan kendala
yang mirip dengan industri yang kompetitif.
Contoh dari fungsi produksi yang digunakan di atas (asuhan keperawatan), informasi
yang diperlukan dalam rangka untuk dapat meminimalkan biaya (produktivitas marjinal dan
harga relatif), dan asumsi yang mendasari perilaku pembuat keputusan (keinginan untuk
meminimalkan biaya) dapat diterapkan sama baiknya ke tingkat lain dari sektor medis. dokter
menghadapi fungsi produksi dalam menyediakan teratment untuk suatu penyakit dari
diagnosis tertentu dan dari tingkat keparahan tertentu. masukan dalam hal ini akan menjadi
pengaturan kelembagaan yang berbeda, seperti rumah sakit, kantor dokter, atau rumah jompo.
Perhatian dengan fungsi produksi pada tingkat agregat biasanya dibahas dalam hal
organisasi untuk pengiriman perawatan-yaitu medis. kombinasi pengaturan institusional yang
paling mahal untuk memproduksi perawatan pasien. untuk menentukan sistem pengiriman
(kombinasi dari input atau pengaturan institusional) dalam fungsi produksi untuk
memberikan perawatan medis yang paling mahal, kita perlu memiliki informasi yang
berkaitan dengan produktivitas marjinal dan biaya relatif dari pengaturan kelembagaan yang
berbeda, dan pemahaman tentang tujuan dari pembuat keputusan yang bertanggung jawab
untuk menggabungkan input untuk menghasilkan layanan pasien.
2.5 Menentukan Kombinasi Biaya Minimum dari Input (Cost combination of Input)
Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kombinasi biaya minimum dari input
ketika output ditingkatkan adalah :
1. Perlu memiliki pengetahuan tentang peningkatan marginal pelayanan keperawatan
ketika setiap tipe personal keperawatan ditingkatkan. Perlu diketahui bahwa jika
jumlah LPNs dan ADs tetap konstan, peningkatan pelayanan pasien yang setara
dengan peningkatan jumlah RNs adalah tidak konstan. Hukum proporsi variabel
menyatakan bahwa setelah beberapa titik, produk marginal (kontribusi) dari produk
tambahan akan mulai menurun. Hal ini juga akan berlaku untuk setiap kategori lain
dari keperawatan personal.
2. Informasi jenis kedua yang dibutuhkan adalah harga relatif dari berbagai input yang
digunakan dalam fungsi produksi. Jika sebuah RN menyumbang satu setengah kali
lebih untuk pelayanan pasien daripada LPN, peningkatan pasien tidak seharusnya
dicapai melalui peningkatan jumlah RNs. Jika upah RN dua kali lebih besar dari pada
mereka yang LPN, maka akan lebih murah untuk mencapai peningkatan pelayanan
keperawatan dengan meningkatkan LPN dari pada RN, dengan asumsi tidak ada
perubahan kualitas.
Jadi, harga realtif (upah) dari berbagai input, bersama dengan pengetahuan tentang
produktivitas relatif dari input, akan menentukan kombinasi input yang digunakan untuk
menghasilkan tingkat output tertentu atau untuk memenuhi peningkatan output.
Untuk menuju dari fungsi produksi ke jadwal persediaan, perlu menggabungkan
informasi tentang produktifitas input dengan informasi tentang harga relatifnya. Yang mana
jadwal persediaan atau jumlah output dapat disediakan pada berbagai harga output tersebut.
Jadwal persediaan meningkat karena untuk menyediakan jumlah output yang lebih besar,
input produktivitas marginal akhirnya menurun dan biaya marjinal naik, karenanya biaya
output tambahan meningkat. Juga, untuk meningkatkan kualitas pelayanan, beberapa
sumberdaya harus ditarik ke dalam produksi, dan perlu membayar upah lebih tinggi untuk
sumber daya tersebut.
Dalam jangka panjang, ketika semua persediaan dalam fungsi produksi dapat
divariasi, jadwal persediaan akan menjadi lebih elastis, artinya, ia akan membutuhkan lebih
sedikit kenaikan biaya untuk meningkatkan pasien. Asumsi lain biasanya dibuat berkenaan
dengan fungsi produksi dan jadwal persediaan dari berbagai kombinasi input yang dapat
digunakan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang efisien, yaitu, kebutuhan kuantitas
minimum untuk menghasilkan tingkat pelayanan yang diberikan.
Kombinasi input yang secara ekonomi paling efisien tidak digunakan, karena
kombinasi input yang digunakan mungkin tergantung dari produktivitas marginal input tanpa
harga relatifnya. Asumsi pengambil keputusan adalah peminimalisasian biaya produksi
pelayanan kesehatan harus ditentukan.
2.6 Elastisitas Supply dalam Pelayanan Kesehatan
Efisiensi ekonomis pada sisi supply dalam sektor pelayanan kesehatan juga memiliki
dampak kebijakan penting. Jika sisi supply pelayanan kesehatan secara relatif inelastis.
Kebutuhan peningkatan harga yang besar secara relatif selalu membawa kelanjutan
peningkatan pada output pelayanan kesehatan (karena provider tidak sedang berusaha untuk
meminimalisasi biaya mereka).maka hal ini akan mempengaruhi jenis redistribusi tujuan
program dalam sisi demand, secara spesifik, jenisprogram asuransi kesehatan nasional yang
dapat diinstitusikan. Seperti ditunjukkan pada gambar, kurva supply yang relatif inelastis,
digambarkan dengan S1, akan, dengan peningkatan demand dari D1 ke D2, menghasilkan
peningkatan harga yang lebih baik dan peningkatan penyediaan layanan yang lebih kecil
daripada jika supply pelayanan kesehatan adalah lebih elastis. Daftar supply yang lebih
elastis menjadi, sama meningkat dalam demand, menggambarkan Q2-Q1 meningkatkan
pelayanan dengan peningkatan harga yang lebih kecil: P2 dibandingkan dengan P1. Total
biaya dalam peningkatan demand menjadi P1 xQ1 dalam kasus yang inelastis. Versus P2 xQ2
dalam situasi jika suplai lebih elastis.
Dalam kasus terakhir, peningkatan yang lebih dalam total peningkatan belanja akan
menyebabkan peningkatan pelayanan kesehatan, mengingat bentuknya maka akan lebih
meningkatkan harga dengan cepat dengan peningkatan pelayanan yang lebih kecil. Biaya
untuk program asuransi kesehatan nasional menjadi lebih baik dan kesediaan pelayanan.
Kuantitas pelayanan medis
Gambar 2.3. Pengaruh elastisitas supply berbeda pada kuantitas, harga, dan biaya asuransi
kesehatan nasional.
Efisiensi ekonomi dari sisi penawaran perawatan medis akan mempengaruhi
pengambilan keputusan kita untuk jenis program asuransi kesehatan nasional yang
dikembangkan, ketika akan dilaksanakan, dan apa yang akan menutupi. Juga akan ada efek
redistributif di antara kelompok penduduk yang berbeda dalam masyarakat tergantung pada
sifat kaku pasokan pelayanan medis. sifat kaku lebih besar akan berarti lebih meningkatkan
harga, upah, dan pendapatan dari penyedia layanan kesehatan. Sisanya penduduk akan
membiayai kenaikan tersebut dari pendapatan mereka sendiri dan dari pajak mereka
membayar untuk mendukung program pergeseran permintaan dalam perawatan medis.
Dengan menganalisis elastisitas penyediaan pelayanan medis, adalah mungkin untuk
lebih akurat memperkirakan efek pada harga dan pengeluaran program peningkatan
permintaan dan untuk mengevaluasi kinerja penyedia perawatan medis. Jika analisis
menunjukkan bahwa pasokan pelayanan medis hanya ditentukan oleh sifat fungsi produksi
untuk menghasilkan jasa tersebut, dan selanjutnya, bahwa penyedia sedang berusaha untuk
meminimalkan biaya mereka, maka sangat sedikit perubahan akan mungkin untuk
meningkatkan kinerja industri. Kenaikan harga medis dan jenis output yang dihasilkan tidak
dapat diubah tanpa efek serius dan berbahaya pada industri dan pasien. Namun jika, fungsi
produksi secara artifisial dibatasi oleh batasan hukum, dan ada beberapa insentif bagi
penyedia layanan untuk meminimalkan biaya produksi mereka, maka akan mungkin untuk
meningkatkan kinerja sektor medis.
2.7 Cara Menghitung Supply Maksimal pada Pelayanan Kesehatan
2.7.1 Rawat Inap
a. Sumber Daya
Sumber daya paling dominan pada rawat inap adalah material ( tempat tidur ),
Material disini adalah sarana dan prasarana yang berhubungan dengan tempat tidur di
rumah sakit. Material yang dimaksud adalah bantal, sarung bantal, guling, sarung
guling dan seprei, untuk 5M 2T 1i, diasumsikan sebagai faktor penunjang dan
terpenuhi. Berikut pelayanan rawat inap rumah sakit X dengan jumlah tempat tidur
100 buah.
b. Supply Maximal
Perhitungan supply maximal untuk pelayanan rawat inap di rumah sakit X
dengan jumlah tempat tidur sebanyak 100 buah adalah sebagai berikut :
1. ∑ pasien yg dirawat = 365 hari x1 hari x 100 TT
Rata−rata hari pasien yangdirawat
Apabila rata-rata hari pasien yang dirawat disamakan dengan standart yaitu
berjumlah 6 maka:
∑ pasien yg dirawat = 365 x 1 x 100
6
= 6083,33
= 6084 pasien
Jadi jumlah pasien maksimal yang dirawat untuk 100 TT dalam waktu 1 tahun
adalah 6084 pasien.
2. ∑ hari rawat = 365 hari x jumlahTT x 24 jam
24 jam
= 365 x 100 x24
24 jam
= 36.500 hari
Jumlah hari rawat maksimal untuk 100 TT dalam waktu 1 tahun adalah 36.500
hari.
2.7.2 Rawat Jalan
a. Sumber Daya
Sumber daya paling dominan pada rawat jalan adalah Man (dokter), maka untuk 5M
2T 1i, diasumsikan sebagai faktor penunjang dan terpenuhi. Berikut contoh supply
maksimal pada balai pengobatan dengan satu dokter
1. Dokter 1 orang
Pelayanan Kesehatan untuk 1 pasien berupa:
Anamnesa 2 menit
Pemeriksaan fisik 3 menit
Penentuan diagnose 1 menit
Pemberian obat 2 menit
Pemberian HE 2 menit
TOTAL 10 menit
2. Jam Pelayanan 08.00-15.00
Waktu pelayanan
Jam Kerja pukul : 08.00 – 15.00, dan istirahat pukul 12.00 – 13.00
Jadi dalam 1 hari dokter memiliki jam pelayanan selama 6 jam = 360 menit
Hari pelayanan
Hari Pelayanan yaitu Senin – Sabtu
Jadi dalam 1 minggu dokter memilki hari pelayanan selama 6 hari
b. Supply maksimal dalam satu bulan
1. Jumlah hari pelayanan dalam 1 bulan
30 hari – 4 hari = 26 hari
2. Pasien yg dapat dilayani dalam 1 bulan
= Jumlahwaktu pelayanan x jumlahhari x jumlah man(dokter)
Waktu pelayananuntuk 1 pasien
= 360 x 26 x1
10
= 936 pasien/bulan
2.7.3 Rawat penunjang (Radiologi)
a. Sumber Daya
Sumber daya paling dominan pada rawat penunjang adalah material (alat) maka untuk
5M 2T 1i, diasumsikan sebagai faktor penunjang dan terpenuhi.
Instalasi Radiologi RSU Dr. Soewandhi Surabaya
Jumlah Alat rontgen : 2 ( dua ) unit
Waktu Pelayanan : Senin sampai Minggu, pukul 07.00 sampai
21.00 WIB. Istirahat selama 1 jam, pukul 12.00-13.00 WIB
Total pelayanan : 07.00 sampai 21.00, istirahat 1 jam
= 13 jam
= 13 x 60 menit
= 780 menit
Lama @ Pelayanan : Foto Rontgen menit
Supplay Maximal 1 hari
= jumlah waktu pelayanan tersedia× jumlah alat
Wakturata 2 pelayanan
= 780× 2
10
= 156 kali rongten/ hari
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Supply adalah fungsi produksi yang meliputi input (6M2T1I) dan proses.
2. Supply maksimal adalah jumlah maksimal/ kemampuan maksimal/ kapasitas
maksimal barang atau jasa yang dapat dihasilkan dalam periode tertentu.
3. Supply pelayanan kesehatan merupakan derivate (turunan) dari supply.
4. Faktor dominan dalam pelayanan kesehatan adalah MAN dan Machine.
5. Faktor penunjang dalam pelayanan kesehatan meliputi Money, Material,Method,
Market, Teknologi, Time, Informasi.
6. Kombinasi input diperlukan sebagai faktor economic efficiency of production
7. Kurva pelayanan kesehatan cenderung inelastis.
top related