teori jaringan aktor (ant actor network theory) mengenai pasar.pdf
Post on 26-Oct-2015
570 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
6
Perspektif Teori Jaringan-Aktor (Actor-Network Theory, ANT)
mengenai Pasar sebagai Jaringan
Oleh: Dzuli S. Sabianti (sabianti@envika.com)
1. Pasar
Pasar adalah suatu fenomena yang kita temui sehari-hari. Banyak definisi dan
penelitian mengenai pasar. Konsep pasar didiskusikan secara teoritis dalam berbagai
disiplin ilmu yang berbeda, misalnya dalam teori ekonomi neoklasik, manajemen
bisnis, pemasaran, dan sosiolog. Hal ini menyebabkan konsep pasar dapat memiliki
arti yang berbeda tergantung pada konteks tekstual dan disiplin. Pertama akan
dibahas secara garis besar berbagai perspektif yang digunakan pada studi-studi
mengenai fenomena pasar untuk mengetahui dimana posisi studi tesis ini. Posisi
pemilihan perspektif untuk meneliti fenomena pasar dalam studi ini dapat dilihat pada
Tabel 1. dan Gambar 1
1.1 Pandangan ekonomi neoklasik
Ekonomi neoklasik dengan ”ruh” efisien memandang pasar sebagai institusi yang
memungkinkan terbentuknya peluang yang semaksimal mungkin bagi pertukaran
secara bebas, sehingga memungkinkan terwujudnya efisiensi yang seluas-luasnya.
Pasar memungkinkan individu untuk menukar sumberdaya atau komoditas yang
hendak ia gunakan agar bisa memenuhi kebutuhannya. Jika dilihat dari sudut pandang
konsumen, situasi semacam ini terbentuk jika ada banyak jenis barang konsumen di
pasar yang bisa ia pilih. Dari sudut pandang produsen, situasi ini terjadi ketika ada
kesempatan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan banyak cara
yang berbeda. Tanah, tenaga kerja, dan kapital, yang semuanya memiliki banyak lagi
sub kategori di dalamnya, bisa digabungkan dengan proporsi yang berbeda-beda
untuk menghasilkan barang-barang yang dapat dijual di pasar.
7
Tabel 1 Posisi Pemilihan Perspektif Fenomena Pasar dalam Studi ini
Pasar sebagai tempat
Pasar sebagai segmen
Pasar sebagai mekanisme pertukaran
Pasar sebagai proses
Pasar sebagai institusi yang memungkinkan terbentuknya peluang yang semaksimal mungkin bagi pertukaran secara bebas, sehingga memungkinkan terwujudnya efisiensi yang seluas-luasnya. Model penawaran permintaan, persaingan sempurna, persaingan tidak sempurna
Tempat dimana pertukaran terjadi (tempat fisik, geografis, virtual)
Pasar sebagai sekelompok orang atau pelanggan potensial
Pasar sebagai berbagai jenis pertukaran bisnis ke bisnis
Pasar sebagai proses aktif yang melibatkan transaksi pertukaran pembeli dan penjual dan tindakan-tindakan agen lainnya yang memfasilitasi transaksi tersebut
Sistem pasar adalah metode koordinasi sosial dengan penyesuaian bersama antara peserta. Watak pasar bukanlah efisien tapi tergantung masyarakatnya. Sistem pasar bukan tempat tapi jaringan, bukan lokasi tetapi satu set kinerja terkoordinasi.
Analisis pasar berangkat dari jaringan human (manusia) dan non human (objek teknis). Pasar sebagai sebuah devais untuk melakukan koordinasi, dimana agen-agen mengejar kepentingan masing-masing melalui berbagai kalkulasi. Agen-agen memiliki kepentingan yang berbeda yang membawa mereka kepada transaksi dengan penetapan harga.
( Lindblom, 2001)
Relevansi untuk studi ini
tidak tidak tidak tidak tidak Ada relevansi dengan studi iniYa, dengan perspektif teori jaringan - aktor (Actor-Network Theory, ANT )
Perspektif ANTPerspektif
Perspektif teori pemasaran atau manajemen bisnis
Perspektif ekonomi neoklasik
Perspektif Institusional
8
Neo klasik:Efisiensi
Institusional:Koordinasi sosial
Perspektif ANT:Jaringan aktor, relasi, interaksi, kalkulasi‐kalkulasi
Perspektif Pasar
tidak menawarkan sendirimengenai konsep pasar.
Tetapi ketika ANT mempelajaripasar ia memperhatikanjaringan aktor, kalkulasi
(pertimbangan) para pelaku dantranslasi-translasi (interaksi) di
antara pelaku
Bagian dari pasar(bones beneath flesh of market system) :
•Kebebasan (Lyberty)•Hakmilik (Property)•Pertukaran secara sukarela (Quid pro quo)
•Uang•Aktifitas jual beli•Intermediari•Wirausahawan (Entrepreneur)•Kolektifitas
(Market system, Lindblom,2001)
Pasar terbentuk : transaksi sukarela,
memberikanmanfaat
Gambar 1 Perspektif mengenai Pasar
Ekonomi dipandang sebagai proses dimana orang berusaha memaksimalkan
pemenuhan terhadap kebutuhan berdasarkan sumberdaya yang ada. Perspektif
neoklasik memandang pasar terdiri dari transaksi-transaksi yang dilakukan secara
sukarela antar pelaku yang independen yang semuanya sama-sama mengejar
kepentingan pribadinya sendiri-sendiri. Menurut pandangan ini, transaksi-transaksi
ini baru akan terjadi kalau dianggap bisa memberikan peningkatan kemakmuran bagi
kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi.
Istilah pasar banyak dibahas dalam bidang ekonomi, dan banyak upaya dikhususkan
untuk mengembangkan teori-teori pasar. Dalam ekonomi mikro pasar didefinisikan,
9
misalnya, sebagai kelompok perusahaan atau individu yang berhubungan satu sama
lain untuk membeli atau menjual barang atau jasa. Salah satu fenomena pasar dalam
perspektif ekonomi neoklasik adalah teori pasar sempurna. Teori ini menunjukkan
situasi pasar di mana beberapa pesaing yang menyediakan produk atau layanan
serupa. Pembeli mengetahui dengan sempurna karakteristik produk dan harga
ditentukan oleh kurva permintaan klasik. Pertukaran di pasar dipandang sebagai
kejadian yang terisolasi, tanpa koneksi ke pertukaran sebelumnya atau antara peserta
pertukaran. Para penjual dan pembeli dianggap memasuki dan meninggalkan situasi
pertukaran tunggal sebagai orang asing. Selain itu, asumsi konsep pasar ini adalah
aktor dipandang sebagai pengambil keputusan yang rasional dan nilai ekonomi dan
biaya merupakan penentu utama dari keputusan pembeli dan penjual.
Namun, para ekonom telah mengidentifikasi berbagai kondisi yang membatasi
pembentukan pasar sempurna. Sejumlah contoh klasik dari kondisi kegagalan pasar
atau market failure antara lain: barang publik, eksternalitas (termasuk pencemaran
dan kerusakan lingkungan), informasi yang tidak simetris, biaya transaksi, kepastian
institusional serta masalah dalam distribusi.
Pandangan teori pemasaran tentang pasar
Fenomena pasar dapat dilihat sebagai isu utama dalam pemasaran atau
manajemen bisnis. Bahkan dapat dilihat bahwa pasar merupakan elemen
mendasar dari setiap perspektif manajemen bisnis. Tema pemasaran seperti harga,
perilaku konsumen, promosi, produk, saluran distribusi, dan lain-lain semua
didasarkan pada fungsi pasar. Gagasan tentang pasar bahkan dapat dianggap
sebagai prasyarat bagi keberadaan pemasaran dan manajemen bisnis. Dalam
pencarian domain yang tepat dari disiplin pemasaran, Halinen (dalam Ulkuniemi
2011) berpendapat bahwa perilaku pasar adalah perilaku pembeli, penjual,
perantara, dan regulator dalam hubungan pertukaran dan bahwa semua ini harus
merupakan fokus dari pemasaran. Selain itu, dalam pandangan ini, pasar dapat
dilihat berada di mana pun, dimana terdapat potensi pertukaran terjadi. Meskipun
10
pemahaman tentang pasar sebagai isu utama manajemen pemasaran dan bisnis,
definisi-definisi yang berbeda masih ada untuk konsep pasar dalam literatur
pemasaran.
Beberapa konsep pasar yang ditemukan dalam literatur pemasaran, yaitu pasar
sebagai tempat, sebagai segmen, sebagai mekanisme pertukaran dan pasar sebagai
suatu proses.
A. Pasar sebagai tempat. Salah satu konsep yang paling sederhana dan
sebenarnya juga merupakan konsep awal pasar adalah dengan
menganggapnya sebagai suatu tempat. Orang bisa bicara tentang pasar, yang
mengacu kepada tempat fisik, atau bahkan lokasi geografis di mana
permintaan dan penawaran bertemu dan pertukaran terjadi, atau tempat di
mana orang dan/atau barang dirakit untuk tujuan pertukaran. Dalam
penelitian dan praktek pemasaran, perspektif pasar sebagai tempat telah
digunakan juga baru-baru ini dalam literatur pemasaran teknologi informasi
dan internet, misalnya konsep pasar untuk merujuk portal www sebagai
sebuah pasar virtual.
B. Pasar sebagai segmen. Selain pemahaman pasar sebagai tempat, dalam
literatur lebih sering digunakan pasar sebagai sekelompok orang atau
organisasi pelanggan. Pasar dipandang sebagai sekelompok orang atau
pelanggan potensial, perspektif yang sangat sering digunakan bahkan hari ini.
Hal ini juga dapat dilihat bahwa pandangan pasar sebagai kelompok
pelanggan potensial cukup dekat dengan perspektif pasar bahwa semua mitra
pertukaran potensial ada di suatu tempat. Dengan kata lain, arti dari konsep
pasar tempat dan segmen dapat dilihat sebagai sebagian tumpang tindih.
C. Pasar sebagai mekanisme pertukaran. Terutama dalam literatur bisnis-ke
bisnis pemasaran saat ini, arti dari pasar berkaitan dengan berbagai jenis
sistem pertukaran yang dilihat melalui mekanisme pertukaran berbeda yang
11
digunakan. Ada berbagai jenis cara di mana perusahaan mengatur pertukaran
ekonomi mereka dengan pihak eksternal. Jenis lain dari situasi atau cara
melakukan pertukaran ekonomi adalah pertukaran relasional, di mana relasi
jangka panjang timbal balik dan saling ketergantungan telah dikembangkan
antara pembeli dan penjual. Pertukaran relasional, di sisi lain, digambarkan
terjadi di jaringan bisnis, yang dilihat sebagai hubungan pertukaran antara
banyak perusahaan.
D. Pasar sebagai suatu proses. Jenis lain untuk konsep pasar adalah memahami
pasar sebagai suatu proses. Perspektif proses pasar telah dipelajari cukup luas
di bidang ekonomi selama beberapa dekade. Penekanan telah diberikan
kepada berbagai masalah yang berbeda; pengusaha, pengetahuan, perilaku
sosial dari pelaku pasar, dan lain-lain, selain keseimbangan harga. Gagasan
pasar sebagai proses yang melibatkan pertukaran antara pelaku pasar,
pembeli, penjual dan berbagai jenis mediator juga telah digunakan sampai
batas tertentu dalam literatur pemasaran. Perspektif proses juga melihat pasar
adalah sistem insentif atau informasi atau bahkan mekanisme koordinasi.
Ulkuniemi (2011) melihat pasar sebagai suatu proses memberikan perspektif
yang lebih menyeluruh dari masalah, terutama jika untuk tujuan pemasaran.
Menurut definisi mereka, pasar adalah proses aktif yang melibatkan transaksi
pertukaran pembeli dan penjual dan tindakan agen-agen lainnya yang
memfasilitasi transaksi tersebut. Dengan kata lain, pemahaman pasar sebagai
suatu proses memberikan pemahaman lebih luas daripada melihat pasar dari
perspektif segmen.
1.2 Perspektif Institusional
Menurut Lindblom (2001), sistem pasar adalah metode koordinasi sosial dengan
penyesuaian bersama antara peserta dan bukannya dengan koordinasi terpusat.
a market system is a method of social coordination by mutual adjustment among
participants rather than by a central coordination. All real-world coordinating
12
system are, of course, hybrids in which centrally and mutual adjustment depend
on each other, neither being wholly absent.
Untuk dapat kerjasama sosial - dari kehidupan keluarga sampai politik - masyarakat
menggunakan proses interaksi yang kompleks daripada hanya aturan dan otoritas.
Proses interaktif sering menggunakan informasi dan kecerdasan lebih baik daripada
aturan dan otoritas.
For most social cooperation – from family life to politics – societies consequently
use complex processes of interaction rather than rules and authority. Interactive
processes often make better use of information and intelligence than do rules and
authority.
Lindblom (2001) memberikan ilustrasi bagaimana pasar bekerja dengan salah satu
contoh produksi sepatu di Indonesia. Perhatikan, misalnya, beberapa dari banyak
koneksi kerjasama dipraktekkan dalam pembuatan sepatu. Sebuah perusahaan Korea
beroperasi di Indonesia dan merakit sepatu dengan desain dan bahan yang ditentukan
oleh perusahaan di Oregon Amerika Serikat dan dengan desain lebih lanjut oleh
perusahaan di Taiwan. Ternak dipelihara, disembelih, dikuliti di Texas menyediakan
kulit untuk bagian atas sepatu. Kulit tersebut dibawa pergi dengan angkutan kereta
api dari Texas ke Los Angeles, kemudian dengan kapal laut atau udara ke Pusan
untuk melalui proses penyamakan, kemudian dibawa melalui angkutan udara ke
Indonesia. Bagian midsoles sepatu dibuat dari minyak bumi berbasis bahan kimia,
salah satunya adalah disuling dari minyak bumi Saudi yang dikirim dalam tanker ke
kilang Korea. Karet sintetik untuk bagian luar sepatu diproduksi di Taiwan dengan
listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Sebuah mesin buatan jepang menjahit
logo perusahaan pada sepatu. Sepatu dibungkus dengan kertas yang dibuat dari pohon
yang ditebang di Sumatera, kemudian dikemas dalam kotak karton tebal dari pabrik
kertas di New Mexico dan dikirim melintasi Pasifik ke Amerika Serikat pada sebuah
kapal supercontainer. Setiap link dari perusahaan-perusahaan bekerja sama dengan
13
ratusan pemasok dan karyawan secara langsung dan bekerja sama dan dengan ribuan
atau jutaan pemasok yang lebih jauh lagi secara tidak langsung tapi tetap terkait,
seperti mereka yang menyediakan bahan bakar, dan yang menambang bijih yang
diperlukan untuk kabel listrik nuklir. Gambaran ini diuraikan untuk menghargai
lingkup dan detail kerja sama bukan untuk mengidealkan. Keluhan umum tentang
industri sepatu adalah bahwa industri ini memberikan bayaran terlalu rendah kepada
buruh di negara berkembang atas kontribusi mereka terhadap kerjasama ini.
Bahkan kinerja dan benda-benda yang tampaknya merupakan produksi lokal
memerlukan rantai panjang kinerja kerjasama. Jika kita memanggil tukang kayu
untuk mengganti tiang pagar, ia dapat melakukan pekerjaan hanya karena kerjasama
sebelumnya dari mereka yang membuat sekop dan palu. Dan tentu saja pada
gilirannya sekop dan palu bergantung pada semua orang yang memberikan mereka
logam, power supply, dan sebagainya.
Ambil catatan khusus juga, pembangunan besar berupa konstruksi bangunan
disediakan untuk menyediakan sepatu, atau tiang pagar baru. Pertambangan, kapal,
pabrik, lokomotif, dan generator adalah bagian dari kerjasama. Belum lagi lahan
sampai dengan dan tenaga kerja yang dilengkapi dengan sumber daya buatan
manusia - modal adalah istilah umum bagi mereka – Kinerja itu memerlukan dua
tugas khusus koordinasi sosial untuk menciptakan modal. Yang pertama adalah
pengalihan alokasi besar tenaga kerja dan sumber daya alam dari memproduksi
langsung bagi pengguna akhir untuk menghasilkan hal-hal yang mereka hasilkan. Ini
adalah pengalihan, misalnya, dari memproduksi gandum untuk memproduksi traktor.
Yang kedua adalah munculnya atau proliferasi peserta sangat khusus. Seorang juru
tulis duduk di meja dengan pena di tangan, digantikan oleh sebuah percetakan atau
mesin fotokopi. Proses penyalinan sekarang meminta produsen percetakan, pemasok
komponen, mekanik pemelihara, jasa transportasi, instruktur - sebuah daftar panjang
pemain peran khusus.
14
Hal yang penting dalam semua ini adalah bukan hanya sepatu tidak bernyawa tetapi
sebuah jaringan usaha manusia yang luar biasa luas, ditenun bersama dari usaha
manusia. Sebuah sistem pasar adalah pola perilaku kerjasama manusia, tidak hanya
sekedar sepasang sepatu yang bergerak. Untuk memahami pasar kerja sama dan
koordinasi ini, kita harus menjaga mata (keep the eye) pada perilaku, bukan sekedar
pada benda-benda seperti sepatu yang diproduksi saja.
Meskipun kinerja sering berujung pada sebuah benda, namun seringkali juga tidak.
Dokter, tukang kebun, dan guru misalnya, memainkan peran mereka bekerjasama
melalui kinerja mereka yang langsung diberikan kepada orang lain, mereka tidak
menawarkan benda-benda, tetapi memberikan bantuan atau jasa. Dalam masyarakat
industri maju, kurang dari setengah penduduk yang bekerja bergerak dalam
memproduksi benda, sebagian lebihnya malah menghasilkan jasa. Dan ketika
aktivitas pasar akhirnya menghasilkan benda-benda, adalah manusia yang bekerja di
bidang jasa yang menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Menurut Lindbloom, istilah dari pasar adalah, kebetulan dan hampir selalu keliru.
Sistem pasar bukan tempat tapi jaringan, bukan lokasi tetapi satu set kinerja
terkoordinasi. Beberapa interaksi terhubung satu sama lain dalam sistem pasar
terjadi di lokasi yang pasti - pasar petani atau pertukaran saham - yang bisa disebut
pasar. Tetapi banyak pasar tanpa tempat (placeless), peserta berinteraksi dan mereka
terpisah sangat jauh. Mereka diwakili oleh koneksi telepon atau komunikasi internet
dari tempat manapun di belahan dunia.
Lebih lanjut Lindbloom menyatakan, meskipun sistem pasar mengatur kerjasama, ia
tidak akan menyebut bahwa itu tujuannya. Sistem pasar ada tidak untuk kerjasama,
atau untuk tujuan lain yang sering dikaitkan dengan hal itu. Sistem pasar ini bukan
untuk kepuasan memenuhi keinginan atau untuk akumulasi modal atau untuk
eksploitasi elit massa, tiga tujuan yang berbeda yang sering ditugaskan untuk itu.
15
Orang, bukan proses sosial, mengejar tujuan, seperti halnya beberapa hewan dan
organisasi. Tapi sistem pasar tidak, meskipun tentu saja peserta dalam sistem pasar
melakukan. Ini adalah sebuah sistem pasar tanpa pikiran dan tanpa tujuan yang
menyelesaikan tugas besar kerja sama sosial. Dan lagi, itu mengatur kerjasama yang
melayani semua jenis tujuan individu, tetapi tidak terbatas pada memfasilitasi
kategori tujuan yang disebut ekonomi.
Menurut Lindblom (2001) bagian-bagian dari sistem pasar, atau yang disebutnya
bones beneath flesh dari sistem pasar adalah: kebebasan (liberty), hak milik
(property), quid pro quo (pertukaran yang setara), uang, aktifitas jual beli, perantara
(intermediaries), pengusaha (entrepreneur), dan kolektifitas. Kebebasan (liberty) –
misalnya seseorang memiliki kebebasan untuk membangun rumah; property – untuk
membangun rumah, harus memiliki hak milik atas sebidang tanah tempat rumah akan
dibangun ; quid pro quo – seseorang bisa mendapat bantuan dari tukang untuk
membangun rumah, bila dapat menawarkan benefit kepada mereka sesuai
pengorbanannya; uang – objek yang setiap orang sukarela menerimanya sebagai alat
tukar; aktifitas jual beli – misalnya, memiliki pilihan terlibat dalam jual beli,
daripada membangun rumah mungkin lebih bermanfaat jika membeli rumah;
perantara (intermediary) – misalnya, membeli rumah bukan langsung dari pemilik
rumah; pengusaha – intermediari yang menspesialisasikan dirinya dengan peran
menciptakan hubungan dan mengorganisasikan pekerja, tanah, dan modal atau
menciptakan perusahaan; kolektif –pengusaha tidak bisa beroperasi secara individu
sehingga harus beroperasi secara kolektif.
1.3 Perspektif Teori Jaringan-Aktor (Actor-Network Theory, ANT) mengenai pasar sebagai jaringan
Perspektif institusional (Lindblom, 2001) mengenai pasar menjembatani antara
perspektif neoklasik menuju perspektif ANT. Menurut Lindblom, watak alamiah
pasar itu bukan efisien – seperti yang didengungkan neoklasik - alih-alih begitu, pasar
16
itu mempunyai beragam watak tergantung masyarakatnya. Ini suatu pernyataan yang
secara fundamental berbeda dan akan berimplikasi pada perlakuan yang berbeda
terhadap pasar.
ANT tidak menawarkan sendiri mengenai konsep pasar. Tetapi ketika ANT
mempelajari pasar ia memperhatikan jaringan aktor, para pelaku dan translasi-
translasi 3.
Ada berbagai definisi mengenai pasar seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Namun yang sesuai dengan pandangan ANT adalah pasar merupakan institusi
heterogen yang tersusun atas unsur-unsur manusia dan non manusia, serta suatu
pengendalian atas relasi di antara unsur-unsur tersebut.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, gagasan tentang pasar mendapat perhatian
sentral dalam teori ekonomi. Dalam teori neoklasik tentang pasar, diasumsikan bahwa
agen-agen manusia (penjual penyalur, dan pembeli) dan unsur-unsur nonmanusia
(barang-barang dan sumber-sumber ekonomik) terpisah satu sama lain dengan batas-
batas yang tegas. Barang-barang merupakan entitas (wujud) yang pasif sedangkan
agen-agen manusia berperan aktif dalam membuat kalkulasi dan keputusan yang
kompleks. Yang menjadi pertanyaan di sini adalah: bagaimana institusi pasar
terbentuk, dan bagaimana agen-agen mendapatkan kompetensi untuk melakukan
kalkulasi? Teori ekonomi neoklasik lebih menaruh perhatian pada bagaimana institusi
pasar bekerja, bukan pada bagaimana terbentuknya. Agen-agen manusia yang terlibat
dalam pasar diasumsikan kompetensinya, yaitu agen-agen yang melakukan kalkulasi
rasional untuk memaksimalkan keuntungan. Tetapi pertanyaan tentang bagaimana
kompetensi ini diraih bukan menjadi perhatian teori tersebut4.
Callon (1998) mendefinisikan pasar sebagai sebuah devais5 untuk melakukan
koordinasi. Kemudian dengan meminjam definisi dari teori neoklasik, ia
3 Konsep translasi dijelaskan di II.2.4 4 Yuliar, 2009
5 Konsep devais dijelaskan di II.2.6
17
menggambarkan dimana melalui devais tersebut agen-agen mengejar kepentingan
mereka masing-masing melalui berbagai kalkulasi ekonomik. Agen-agen memiliki
kepentingan yang saling berlawanan, yang membawa mereka pada transaksi untuk
meresolusi perbedaan kepentingan melalui penetapan harga. Definisi demikian
tentang pasar menekankan ciri-ciri penting sebagai berikut:
• pengambilan keputusan secara terdesentralisasi;
• definisi aktor sebagai agen kalkulatif (agen yang berkompetisi untuk
melakukan kalkulasi);
• perbedaan kepentingan yang diresolusi dalam transaksi dengan cara
penetapan harga.
Callon mengadop definisi tersebut di atas dari teori neoklasik dengan menggunakan
konsep-konsep ANT.
Persamaan antara pendekatan institusional dari Lindbloom dan ANT dari Callon
adalah keduanya sama-sama mendefinisikan pasar sebagai koordinasi sosial
(Lindbloom, 2001) dan divais untuk melakukan koordinasi (Callon, 1998), namun
Callon lebih rinci dengan menganalisis bagaimana kalkulasi-kalkulasi dikerahkan dan
disirkulasikan.
Ilustrasi pertukaran : hadiah vs pertukaran pasar “quid pro quo”6
Jika menengok kegiatan bertukar, tidak setiap pertukaran itu pasar, misalnya
pertukaran hadiah atau kenang-kenangan. Di sini mungkin tidak ada “konflik”, untuk
pemberi, dia tidak merasa ada kehilangan, tidak ada tawar menawar (kalkulasinya
mungkin ingin dikenang, persahabatan dan kemungkinan lain). Berbeda dengan
pertukaran pasar quid pro quo… yang mengharapkan pertukaran tersebut ada benefit
dengan nilai pertukaran yang membuat pertukaran terjadi secara sukarela, kemudian
6 Quid pro quo ("this for that" in Latin) most often means a more‐or‐less equal exchange or substitution of goods or services. English speakers often use the term to mean "a favor for a favor" and the phrases with almost identical meaning include: "give and take", dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Quid_pro_quo
18
setelah pertukaran tidak ada urusan lagi dan putus hubungan. Sementara pertukaran
hadiah, justru karena ingin dikenang sebagai alat pengikat emosional. Ini pertukaran
juga tapi berbeda dengan pertukaran pasar. Sebagai fenomena sosial keduanya
merupakan pertukaran (hadiah dan transaksi), tetapi yang dimaksud oleh ekonom
dengan pertukaran pasar adalah pertukaran yang “quid pro quo” – pertukaran dimana
orang ingin mendapatkan benefit dengan nilai pertukaran yang pantas dan dilakukan
secara sukarela tidak terpaksa.
Ketika dua pelaku memutuskan bertransaksi, ia akan memutuskan memberikan
sesuatu yang berharga.. secara umum ia akan memperhitungkan pengorbanan yang
pantas untuk mendapatkannya. Masalahnya yang “pantas” itu seperti apa? Di sinilah
kalkulasi-kalkulasi dilakukan, ada yang ditimbang-timbang. Kalau di neoklasik..
terlalu direduksi, seolah-olah transaksi terjadi hanya karena memaksimalkan
keuntungan saja.
Lebih jauh lagi yang tidak digambarkan dalam neoklasik adalah di masyarakat
modern disebarkan alat-alat kalkulasi untuk bisa menggiring calon pembeli melalui
berbagai market device (teks, iklan). Bagaimana komoditas dibingkai dan konsepsi
kebutuhan digiring dan bagaimana calon konsumen diyakinkan bahwa inilah yang
dibutuhkan dengan pengorbanan yang layak. Contohnya adalah iklan-iklan kosmetik
pemutih kulit yang ditayangkan di televisi.
Studi ini akan menggunakan pandangan dengan orientasi sosiologi tentang pasar
dengan perspektif Teori Jaringan-Aktor (Actor-Network Theory), sehingga
sebelumnya akan dijelaskan dahulu mengenai Teori Jaringan – Aktor dan diuraikan
pula beberapa terminologi yang umum digunakan dalam Teori Jaringan – Aktor.
2 Teori Jaringan -Aktor (Actor - Network Theory, ANT)
Teori Jaringan-Aktor (Actor-Network Theory, selanjutnya popular disingkat ANT)
berkembang sejak pertengahan 1980-an melalui riset-riset empiris oleh Bruno Latour,
Michel Callon, dan John Law. Teori Jaringan-Aktor merupakan perkembangan yang
19
penting dalam literartur STS (Science Technologies Studies). ANT melihat pekerjaan
sains secara fundamental tidak berbeda dari aktifitas-aktifitas sosial. Kerangka
konseptual ANT adalah mengeksplorasi proses-proses kolektif dari sosioteknis. ANT
menggunakan prinsip simetri umum untuk menjelaskan fenomena sosial dan bukan
berangkat dari pendekatan-pendekatan determinisme sosial, baik makro maupun
mikro. Prinsip yang ke dua adalah heterogenitas substans, dimana sebuah analisis
berangkat dari jaringan, unsur-unsur dalam jaringan ini merupakan manusia maupun
non manusia, yakni artefak material. Entitas sosial dan entitas teknik merupakan
realitas tunggal yang membentuk jaringan aktor.
2.1 Performativity : Pandangan Kemenjadian (in the becoming)
ANT mendasari kerangka kerja konseptualnya dengan suatu pandangan kemenjadian
(in the becoming), melalui serangkaian translasi dalam konfigurasi-konfigurasi relasi.
Hal yang fundamental bagi ANT bukanlah keadaan (state) melainkan gerak.
Keberadaan entitas sosial merupakan keberadaan yang bersifat performatif, para aktor
itulah yang memberikan keberadaan entitas sosial melalui performansi mereka.
Tetapi ini bukan berarti bahwa keberadaan entitas sosial mendahului keberadaan
aktor-aktor dan aksi-aksi mereka. Entitas sosial mengalami penyusunan,
pembongkaran dan penyusunan kembali secara terus menerus melalui performansi
yang berlapis-lapis. Berpijak pada asumsi-asumsi ini, tugas dari suatu teori sosial
adalah menelusuri atau melacak para aktor dalam praktik performansi mereka (to
follow the actors in action).
2.2 Keagenan (agency)
Cara pandang ANT yang khas tentang aksi dan aktor adalah adanya keagenan
manusia dan non manusia (objek-objek teknis). Perbedaan mendasar dari keagenan
manusia dan non manusia (objek-objek teknis) adalah agen manusia memiliki
pilihan-pilihan, memutuskan pilihan-pilihan dan mengharapkan sesuatu dari aksi-
aksinya. Sementara agen non manusia (material) tidak memiliki pilihan-pilihan, tidak
mengharapkan sesuatu. Tetapi ANT memandang perbedaan ini tidak relevan dalam
20
analisis empiris atas aksi. Untuk tujuan analisis, atribut aksi dapat diberikan juga pada
objek-objek teknis, karena meski manusia sebagai inisiator aksi, proses beraksi tidak
sepenuhnya berada dalam kendali inisiator tersebut. Mediator (atau intermediari)
manusia dan non manusia memberikan efek-efek tertentu yang memengaruhi aktor
manusia. Karena agen-agen manusia dan non manusia sama-sama memberikan
kontribusi ke dalam aksi, maka analisis atas aksi harus memperlakukan keduanya
simetri.
2.3 Kehadiran Jaringan Aktor
Semua unsur manusia dan non manusia berperan dalam memelihara keutuhan
jaringan. Jaringan heterogen fundamental bagi ANT. Jaringan dan aksi merupakan
suatu yang tidak terpisahkan. Suatu aksi mendapat sumbernya dari jaringan dan suatu
jaringan terbentuk dari aksi-aksi. Dalam perspektif teoritis yang ditawarkan ANT,
entitas sosial dan entitas teknis adalah dua aspek yang dari sebuah realitas tunggal:
jaringan aktor. Istilah seperti asembli sosioteknis (sosioteknogram) digunakan untuk
merujuk pada entitas jaringan aktor.
2.4 Translasi
Translasi adalah proses membentuk suatu jaringan. Istilah translasi sangat umum
digunakan dalam diskusi-diskusi ataupun tulisan-tulisan ANT, karena translasi
merupakan proses elementer yang membawa kehadiran suatu jaringan-aktor. Callon
mengelompokan translasi ke dalam empat momen : momen problematisasi (moment
of problematization), momen penarikan (moment of interessment), momen pelibatan
(moment of enrollment), dan momen mobilisasi (moment of mobilization).
Momen problematisasi (moment of problematization) adalah ketika suatu isu atau
masalah dihadirkan oleh sebuah aktor (inisiator aksi) untuk menjadi perhatian aktor-
aktor lain, dan ditransformasikan ke dalam masalah-masalah yang didefinisikan oleh
aktor-aktor lain. Aktor yang menginisiasi aksi tersebut berupaya mentranslasikan
aktor-aktor lain dengan cara mengangkat isu tersebut.
21
Momen penarikan (moment of interessment) : apabila momen problematisasi berhasil,
para aktor yang terstimulasi mungkin mengikuti inisiasi tersebut atau menolak.
Inisiator aksi melanjutkan inisiasinya dengan berupaya meyakinkan aktor-aktor yang
lain, bahwa apa yang diinisiasinya adalah penting bagi yang lain.
Momen pelibatan (moment of enrollment) : para aktor mulai saling mendelegasikan
satu terhadap yang lain, saling menjajaki berbagai kompetensi. Berbagai bentuk
resistensi mulai teratasi. Apabila momen berhasil, aktor-aktor saling berperan satu
terhadap yang lain.
Momen mobilisasi (moment of mobilization) : Jaringan-aktor telah mendapatkan
wujudnya, memiliki eksistensi temporal (bersifat durabel) dan eksistensi spasial. Para
aktor dan mediator telah sampai pada suatu keadaan konvergen, meski hakekatnya
heterogen.
2.5 Kalkulasi
Arti kata kalkulasi menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah
memperhitungkan, perhitungan atau ongkos. Sedangkan menurut Webster
Encyclopedic Dictionary: to ascertain by computation; to compute; to reckon up; to
estimate; to make the necessary or usual computation; to weigh all the the
circumstances. Definisi to weigh all the the circumstances, yang lebih sesuai dengan
penelitian ini, kalkulasi adalah mempertimbangan semua keadaan yang mungkin.
Law dan Callon (2003) dalam Yuliar (2009) memperluas definisi kalkulsi mencakup
judgement atau kualifikasi. Kalkulasi merupakan karakteristik penting dari aksi
manusia, dalam arti bahwa setiap aksi selalu melibatkan kalkulasi dalam satu atau
lain bentuk
Untuk bisa membuat kontrak, menelusuri kandungan barang-barang, menyimpulkan
mutu barang, dan memutuskan harga, para agen memerlukan informasi tentang
berbagai keadaan yang mungkin. Para agen tersebut perlu mampu melakukan
22
kalkulasi dan mengambil keputusan berdasarkan kalkulasi yang mereka lakukan.
Untuk bisa melakukan kalkulasi, para agen tersebut perlu sekurang-kurangnya:
• membuat daftar rentang keadaan-keadaan yang mungkin;
• membuat peringkat prioritas atas keadaan-keadaan ini
• mengidentifikasi aksi-aksi yang diperlukan untuk menghasilkan keadaan-
keadaan tersebut, dan mengidentifikasi konsekuensi dari aksi-aksi tersebut.
2.6 Divais Pasar, Perangkat Pasar (Market Device)
Menurut Callon (2007) gagasan perangkat pasar (market device) adalah cara untuk
merujuk pada materi (bisa teks, alat-alat, dan artefak lainnya) dan diskursif dalam
konstruksi pasar. Lebih jelas dinyatakan,
the notion of market device is a simple way of referring to the material and
discursive of assemblages that intervene in the construction of markets. After all,
can a market exist without a set of market device?
2.7 Pembingkaian (framing)
Dalam Yuliar (2009) dituliskan bahwa gagasan tentang pembingkaian (framing) telah
dikenal luas dalam literatur antropologi, khususnya dalam studi media dan
komunikasi. Dalam antropologi, pembingkaian didefinisikan sebagai pembingkaian
makna, dengan cara membentuk konteks dengan menggunakan kaidah penafsiran.
Jadi, definisi pembingkaian ini menekankan aspek kognitif (penafsiran-penafsiran).
Melalui studinya atas pasar, Callon (1998) memperluas definisi pembingkaian
tersebut, mencakup berbagai devais material dan objek teknis yang terlibat dalam
pembingkaian. Dalam definisi yang disarankan Callon (1998), pembingkaian
merupakan suatu operasi yang digunakan untuk mendefinisikan atau memberikan
batasan pada agen-agen individual yang heterogen wujudnya. Melalui pembingkaian,
agen-agen tersebut dilepaskan dari hubungan asalnya (disentanglement), dan
kemudian disusun dalam konfigurasi hubungan yang baru (entanglement). Untuk
23
menjelaskan bagaimana konsep pembingkaian digunakan dalam analisis, Callon
membahas kasus konstruksi pasar strawberi modern sebagai proses pembingkaian
yang merujuk pada pengamatannya tentang perkembangan pasar strawberi di
Perancis. Berbagai jenis devais teknis berkontribusi dalam proses pembingkaian
transaksi pasar. Devais tersebut bekerja dengan cara memutus/menjalin relasi-relasi
hingga mengontruksi sebuah arena di mana setiap entitas terputus dari entitas lainnya.
Teknik pelelangan secara bertahap, peragaan transaksi pada papan elektronik,
kualifikasi dari batches strawberi dan pengetahuan pasar, semua membuat transaksi
menjadi dapat dikalkulasi. Arena baru yang terbentuk ini menyediakan ruang
kalkulasi. Kasus organisasi pasar strawberi memperlihatkan bagaimana unsur
material (gudang, keranjang, katalog), unsur metereologis (berbagai alat ukur dan
peraga) dan prosedur menjadi bagian penting dalam konfigurasi pasar.
Efek-efek kalkulasional oleh agen-agen pelaku pasar diperoleh melalui serangkaian
translasi. Agen-agen dan objek teknis yang terlibat dalam kalkulasi mengalami
pemutusan atau pelemahan relasi yang semula ada – disentangelment. Serentak
dengan ini terjadi penjalinan atau penguatan relasi yang baru – entangelment. Melalui
pembingkaian seperti ini seluruh agen terlepas dari batasan yang lama dan mendapat
batasan yang baru. Dalam bingkai relasi yang baru, seorang pembeli dapat melihat
strawberi-strawberi yang berbeda identitasnya. Para produser dan penyalur tidak lagi
terikat dalam hubungan-hubungan antarpersonal.
Pembingkaian yang terjadi melalui serangkaian translasi memungkinkan para agen
memilih relasi tertentu yang ingin diperhitungkan dan memutus relasi yang tidak
ingin diperhitungkan. Dengan kondisi ini, agen-agen tersebut dapat melakukan
kalkulasi. Konsep disentangelment itu sendiri telah lama dikenal dalam teori ekonomi
sebagai ’eksternalitas’, yaitu semua relasi dan efek yang tidak ingin diperhitungkan
oleh para agen ekonomi dalam kalkulasi mereka ketika memasuki transaksi pasar,
misalnya dampak pencemaran lingkungan dari suatu kegiatan ekonomi.
Akan tetapi, aksi pembingkaian tidak akan pernah sempurna. Selalu mungkin terjadi
overflowing. Misalnya pembingkaian relasi antara produser mobil, pembeli mobil dan
24
mobil tidak pernah mencapai totalitas. Surat-surat legal kepemilikan mobil dapat
dibingkai, sehingga kepemilikan legal atas mobil berpindah dari produser ke pembeli.
Tetapi pengetahuan know-how yang terkandung dalam mobil tidak bisa sepenuhnya
dibingkai. Begitu berpindah tangan, pembeli tersebut dapat mempelajari pengetahuan
secara reverse engineering. Begitu pula pada perusahaan farmasi yang ingin
mematenkan produknya. Hak paten dapat dibingkai menjadi milik perusahaan
tersebut, tetapi ini menyebabkan diketahuinya pengetahuan yang diajukan hak
patennya tersebut secara luas, sehingga perusahaan lain bisa mengetahui dan
memanfaat pengetahuan tersebut untuk dikembangkan lebih lanjut.
Mengenai komoditisasi , Callon (1998) merujuk tesis Thomas bahwa, one is not born
a commodity, one becomes it.
"Commodities are here understood as objects, persons, or elements of persons which
are placed in a context in which they have exchange value and can be alienated. The
alienation of a thing is its dissociation from producers, former users, or prior
context" .
Lebih lanjut dikatakan:
To construct a market transaction, that is to say to transform something into a
commodity, it is necessary to cut the ties between this thing and other objects or
human beings one by one. It must be decontextualized, dissociated and detached.
Sebagai ilustrasi, untuk kasus penjulan mobil, sebuah mobil berpindah dari penjual ke
pembeli, mobil tersebut harus dilepas dari hubungan asalnya (disentangelment).
Dengan kondisi ini kalkulasi bisa diulang terus; begitu transaksi dilakukan maka
pembeli dan penjual pergi.
Gagasan entanglement sangat berguna, baik untuk teoritis dan praktis. Hal ini
memungkinkan kita untuk berpikir dan untuk menggambarkan proses komoditisasi
yang, seperti proses framing atau pelepasan relasi (disentangelment),
mengimplikasikan investasi dan tindakan yang tepat untuk memutuskan hubungan
tertentu dan menginternalisasikan hal lain. Keuntungannya adalah bahwa analisis ini
25
berlaku untuk apa saja dan memungkinkan seseorang untuk melepaskan diri dari
risiko esensialisme 7 .
Ilustrasi analisis transaksi jual beli mobil dengan konsep pembingkaian
Untuk menggambarkan hal ini, Callon (2005) mengambil contoh pembeli mobil
(katakanlah pembeli tertentu bernama Sofie, karena tentunya pembeli lain akan
memiliki kalkulasi-kalkulasi yang berbeda dengan Sofie) dan penjual mobil. Pada
akhirnya transaksi tidak bisa terjadi jika pasar mobil belum ketat dibingkai.
Bayangkan adegan yang sama jika, dalam interaksi mereka, pembeli dan penjual
harus mempertimbangkan dampak mobil pada kemacetan lalu lintas, perubahan
iklim, eksploitasi pekerja di negara-negara berkembang yang bekerja untuk produsen
mobil, korban kecelakaan di jalan, dan lain-lain. Agar transaksi terjadi, semua elemen
yang tidak diperhitungkan harus dikeluarkan dari bingkai (frame) pasar, setidaknya
untuk saat itu. Kasus khusus ini menunjukkan bahwa tidak ada yang abadi mengenai
framing ini dan bahwa hal itu dapat terjadi setiap saat. Mungkin tidak oleh pembeli
atau penjual yang fokus pada transaksi yang akan dilakukan, tapi oleh agen lain
yang memiliki perhatian pada overflowing, yang memperhitungkan apa yang pembeli
dan penjual mobil menolak untuk mempertimbangkan dan yang mengarah ke hasil
berikut: jika semua eksternalitas diinternalisasikan, maka mungkin mobil tersebut
tidak akan pernah terlihat layak dibeli. Setelah menyingkirkan pemanasan global,
kemacetan lalu lintas, masalah tol perkotaan atau keselamatan di jalan, Sofie dan
penjual mobil bisa fokus pada kualifikasi mobil yang Sofie (mungkin) akan beli dan
pada proses pelekatan (attachment) mobil kepada dunianya. Setelah itu dicapai
(dengan asumsi itu dicapai) dan Sofie telah membulatkan tekad, transaksi pasar dapat
terjadi. Objek transaksi mungkin juga dalam bentuk layanan, atau sesuatu
'immaterial'. Misalnya dalam kasus Sofie penjualan dapat mencakup kontrak leasing
atau layanan purna jual. Penjual dan pembeli pergi setelah transaksi selesai. Dengan
7 Esensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada esensi dibandingkan eksistensi. Esensialisme tidak memperkirakan individu bebas memilih dan menentukan. Individu dianggap hasil dari determinisme yang menentukannya dan yang tidak bisa lepas darinya.
26
kata lain pelepasan relasi mobil dari dunia penjual yang rumit dan heterogen telah
dilakukan.
Untuk menjelaskan transaksi pasar antara Sofie dan penjual mobil, dapat dianalisis
lebih jauh (Callon dan Muniesa 2005) - tidak hanya operasi framing yang
mengecualikan ekternaliti dan overflowings, tetapi juga semua mekanisme yang
mempersiapkan dan mengatur pertemuan antara agen-agen individu dan penjalinan
relasi (Cochoy 2004), misalnya digiringnya Sofie oleh seorang penjual ke mobil
merek dan jenis tertentu dan bukan merek dan jenis lain 8.
8 Ilustrasi transaksi antara Sophie dan salesman mobil, dalam Callon, Why Virtualism paves the way to political impotence. A reply to Daniel Miller’s Critique of The Laws of the Markets, 2005.
top related