tim penyusun - bppbapmaros.kkp.go.id · karya tulis ilmiah (kti) yang dihasilkan oleh peneliti...
Post on 02-Aug-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
ii
Tim Penyusun Pembina:
Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
Penanggung Jawab:
Plh. Kepala Seksi Tata Operasional
Koordinator:
Plh. Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi
Anggota:
Plh. Sub Seksi Perencanaan dan Penganggaran
Subbagian Tata Usaha
Urusan Keuangan
Urusan Kepegawaian
Plh. Seksi Penyuluhan
Plh. Sub Seksi Kelembagaan Kelompok
Sub Seksi Penyelenggaraan
Anwar
Dahlia
Bagian Monev BRPBAPPP Maros
Jl. Makmur Dg Sitakka No. 129 Telp : (0411) 371544; Fax : (0411) 371545
Email : brpbap3monev@gmail.com
iii
KATA PENGANTAR
ertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkah dan rahmatNYA, Laporan Kinerja Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Tahun 2019 dapat
diselesaikan dengan baik sesuai rencana yang ditetapkan.
Laporan Kinerja Tahun 2019 BRPBAPPP merupakan perwujudan
pertanggungjawaban atas kinerja BRPBAPPP pada Tahun 2019, dengan mengacu
pada standar sebagaimana diatur Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas yang diemban
BRPBAPPP, laporan kinerja ini berfungsi sebagai alat penilai kinerja secara
kuantitatif, merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi
BRPBAPPP menuju terwujudnya good governance, dan sebagai wujud
transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat sekaligus alat
kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja.
Selanjutnya, laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara
utuh atas capaian BRPBAPPP Tahun 2019. Akhirnya, dengan mengucapkan terima
dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas sumbangsih semua pihak yang
turut mendukung pencapaian kinerja BRPBAPPP
P
Maros, 9 Januari 2020
Kepala BRPBAPPP
Andi Indra Jaya Asaad
iv
Daftar Isi
Halaman Tim Penyusun ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv Daftar Tabel v
Daftar Grafik vii
Daftar Gambar viii
Ikhtisar Eksekutif ix
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan 2
1.3. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 2 1.4. Keragaan Sumberdaya Manusia (SDM) 5
1.5. Sistematika Laporan Kinerja (LKj) 9
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 10 2.1. Rencana Strategis 10
2.2. Sasaran Strategis 13
2.3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 17
2.4. Perjanjian Kinerja (PK) 19
2.5. Pengukuran Kinerja 25
III. AKUNTABILITAS KINERJA 26
3.1. Capaian Kinerja Organisasi 26
3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja 29 3.3. Akuntabilitas Keuangan 70
IV. P E N U T U P 72
4.1. Kesimpulan 72
4.2. Rekomendasi 72
LAMPIRAN 73
v
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 1 Rekapitulasi Kepegawaian 6
Tabel 2 Rencana Kinerja Kegiatan Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, 2017-2019 15
Tabel 3 Kerangka Pendanaan Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan Tahun 2017-2019 16
Tabel 4 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, 2019 17
Tabel 5 Perjanjian kinerja (PK) BRPBAPPP 2019 19
Tabel 6 Penjelasan Revisi Perjanjian Kinerja BRPBAPPP dengan
Pusat Riset Perikanan TA.2019 20
Tabel 7
Perjanjian Kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan Tahun 2019 dengan
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan (Per Januari 2019)
21
Tabel 8
Perjanjian Kinerja Gabungan antara Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dengan
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan dan Kepala Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan TA.2019
22
Tabel 9 Revisi Perjanjian Kinerja TA.2019 24
Tabel 10 Capaian kinerja BRPBAPPP 2019 27
Tabel 11 Capaian Jumlah kelompok pelaku utama/pelaku usaha KP
yang meningkat kelasnya 30
Tabel 12
Capaian Jumlah anggota kelompok pelaku utama dan
pelaku usaha yang disuluh yang dinilai kleas
kelompoknya (orang)
31
Tabel 13 Capaian Legalisasi izin usaha mikro kecil (UMK) dan
pedirian koperasi sektor KP (unit) 32
Tabel 14 Capaian Nilai PNBP BRPBAPPP (Miliar) 33
Tabel 15 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 5 TA.2019 34
Tabel 16 Capaian Jumlah Pelaku Utama/ Usaha yang disuluh 34
Tabel 17 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 6 TA.2019 35
Tabel 18 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 7 TA .2019 36
Tabel 19 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 8 TA.2019 37
Tabel 20 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 9 TA.2019 38
Tabel 21 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 10 TA.2019 41
Tabel 22 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 11 TA.2019 51
Tabel 23 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 12 TA.2019 53
Tabel 24 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 13 TA.2019 55
Tabel 25
Status Kelengkapan Dokumen Anggaran dan Dokumen
Paket Lelang Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana
di BRPBAPPP Ta 2019
56
Tabel 26 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK)14 Triwulan
TA. 2019 57
vi
Tabel 27 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK)15 TA. 2019 58
Tabel 28 Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang Dihasilkan oleh Peneliti
Lingkup BRPBAPPP TA.2019 58
Tabel 29 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 16 TA.2019 62
Tabel 30 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 17 TA.2019 63
Tabel 31 Nilai Komponen Dokumen meraih 100,00% 64
Tabel 32 Nilai Komponen Keikutsertaan meraih 100% 64
Tabel 33 Nilai Komponen Keaktifan meraih 100,00% 64
Tabel 34 Penilaian Persentase Capaian Manajemen Pengetahuan 65
Tabel 35 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 18 TA.2019 66
Tabel 36 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 19 TA.2019 67
Tabel 37 Kategori Penilaian Kinerja Anggaran 68
Tabel 38 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 20 TA.2019 69
Tabel 39 Perbandingan Realisasi Anggaran BRPBAPPP TA. 2018-
2019 70
Tabel 40 Capaian realisasi anggaran BRPBAPPP TA. 2019 (Per-
Belanja) 70
vii
Daftar Grafik Halaman
Grafik 1 Sebaran pegawai berdasarkan golongan 6
Grafik 2 Sebaran pegawai berdasarkan jenjang jabatan 7
Grafik 3 Sebaran pegawai berdasarkan jenjang pendidikan 7
Grafik 4 Sebaran pegawai berdasarkan kelompok umur 8
Grafik 5 Rekapitulasi Pensiun 8
Grafik 6 Penerimaan Usulan Pegawai Baru 9
Grafik 7 Perbandingan Realisasi Anggaran Per-Belanja 2018-2019 71
viii
Daftar Gambar Halaman
Gambar 1 Peta Strategis BRBAPPP Maros 2019 ix
Gambar 2 Struktur organisasi BRPBAPPP Maros 2019 5
Gambar 3 Capaian IKU BRPBAPPP 2019 14
Gambar 4 Dashboard nilai NPSS BRPBAPPP 2019 27
Gambar 5 Sertifikat KNAPPP 54
Gambar 6 Nilai Kinerja Anggaran BRPBAPPP pada Tahun 2019 pada
Aplikasi OMSPAN 2019 68
ix
Ikhtisar Eksekutif
aporan kinerja (LKj) BRPBAPPP Tahun 2019, merupakan perwujudan
pertanggungjawaban terhadap atas kegiatan dan program dalam
mencapai visi dan misi, serta sasaran strategisnya kepada stakeholders.
Laporan kinerja (LKj) Tahun 2019 tidak hanya berisi keberhasilan dan kegagalan
capaian strategis BRPBAPPP pada Tahun 2019. Capaian BRPBAPPP dapat dilihat
dari capaian indikator kinerja utama (IKU) serta analisis kinerja berdasarkan
tujuan dan sasaran.
BRPBAPPP telah menetapkan 7 (tujuh) sasaran strategis dan 20 (dua puluh)
indikator kinerja utama (IKU) yang dicapai pada Tahun 2019. Sasaran strategis
dicapai dengan menentukan 20 (dua puluh) indikator kinerja utama (IKU) yang
terukur dan target yang ditetapkan. Capaian kinerja diukur dengan menghitung
20 (dua puluh) target dan realisasi kinerja dan keuangan dari indikator kinerja
utama (IKU) yang ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis capaian
kinerja sasaran strategis yang ditetapkan, secara umum dapat memenuhi target
dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pencapaian target indikator
kinerja utama (IKU) BRPBAPPP dan keberhasilan dalam pelaksanaan partisipasi
seluruh Pegawai BRPBAPPP tidak hanya didasarkan pada komitmen namun juga
berhasil dengan keterlibatan dan dukungan aktif segenap komponen aparatur
negara, masyarakat dan civil society. Secara umum, capaian sasaran strategis dan
indikator kinerja utama (IKU) BRPBAPPP Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Peta Strategis BRBAPPP Maros 2019
L
x
Selanjutnya, berdasarkan analinis akuntabilitas keuangan Tahun Anggaran
2019, BRPBAPPP mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp. 109.996.776.000,-,
dengan tingkat pencapaian realisasi anggaran sebesar Rp. 108.478.185.753,- atau
99%. Tingkat capaian tersebut menunjukan upaya yang sungguh-sungguh, kerja
keras dan konsisten dari seluruh pegawai Sekretariat BRSDM dan komitmen
bersama sepanjang Tahun 2019.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap entitas
pelaporan wajib menyajikan laporan keuangan dan laporan kinerja. Sebagai
entitas pelaporan, BRPBAPPP wajib menyusun laporan keuangan dan laporan
kinerja. Selanjutnya, Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, memberikan definisi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagai rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk
penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,
pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam
rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Lebih lanjut, akuntabilitas kinerja didefinisikan sebagai perwujudan
kewajiban suatu instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan kegiatan yang
telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai
misis organisasi secara terukur dengan sasaran/traget kinerja yang ditelah
ditetapkan melalui kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa, sejumlah peraturan perundang-undangan menjadi guidance bagi
praktik-praktik penyelenggaraan pemerintahan yang mengedepankan good
governance dan clean government, antara lain:
a. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Negara
yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
c. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
d. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
e. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi Atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
2
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan kinerja (LKj) ini disusun dalam rangka pemenuhan kewajiban
atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dengan tujuan:
a. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.
b. Melakukan perbaikan berkesinambungan bagi instansi guna pencapaian
target tahunan.
1.3. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
29/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan. Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dipimpin oleh
seorang Kepala Balai yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Badan. Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut,
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
dibantu oleh:
1.3.1. SUBBAGIAN TATA USAHA
Subbagian tata usaha mempunyai tugas melakukan urusan administrasi
kepegawaian, tata laksana, keuangan, persuratan, kearsipan, rumah
tangga dan perlengkapan.
a. Dalam melaksanakan tugasnya, Subbagian tata usaha
menyelenggarakan fungsi:
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, administrasi jabatan fungsional, dan
tata laksana; dan
c. Pelaksanaan urusan keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga
dan perlengkapan.
Subbagian tata usaha terdiri atas:
a. Urusan kepagawaian
Urusan kepagawaian mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian, administrasi jabatan fungsional dan tata laksana.
b. Urusan keuangan dan umum
Urusan keuangan dan umum mempunyai tugas melakukan urusan
keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga dan perlengkapan.
1.3.2. SEKSI TATA OPERASIONAL
Seksi tata operasional mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
program dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan laporan. Dalam
melaksanakan tugasnya, Seksi tata
operasional menyelenggarakan fungsi:
3
a. Penyusunan rencana program dan Anggaran; dan
b. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan.
Seksi tata operasional terdiri atas:
a. Subseksi Program dan Anggaran
Subseksi program dan anggaran mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan rencana program dan anggaran.
b. Subseksi Monitoring dan Evaluasi
Subseksi monitoring dan evaluasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan.
1.3.3. SEKSI PELAYANAN TEKNIS DAN SARANA
Seksi pelayanan teknis dan sarana mempunyai tugas melakukan pelayanan
teknis, jasa, informasi, komunikasi, kerjasama, serta pengelolaan
prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan
perikanan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi pelayanan teknis dan sarana
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi dan kerjasama riset
perikanan budidaya air payau serta pengelolaan perpustakaan; dan
b. Pengelolaan prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air payau.
Seksi pelayanan teknis dan sarana terdiri atas:
a. Subseksi Pelayanan Teknis
Subseksi pelayanan teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, kerjasama riset
perikanan budidaya air payau dan pengelolaan perpustakaan.
b. Subseksi Prasarana dan Sarana
Subseksi prasarana dan sarana mempunyai tugas melakukan
pengelolaan prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air payau.
1.3.4. SEKSI PENYULUHAN
Seksi penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi
pelaku utama dan pelaku usaha, pengelolaan prasarana dan sarana
penyuluhan, penyusunan materi, metodologi dan pelaksanaan penyuluhan
perikanan, serta kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh swadaya dan
swasta.
Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi penyuluhan menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan bahan pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan
forum masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha, serta
pengelolaan prasarana dan sarana
penyuluhan; dan
4
b. Penyiapan bahan penyusunan materi, metodologi dan
penyelenggaraan penyuluhan perikanan, serta kebutuhan peningkatan
kapasitas penyuluh swadaya dan swasta.
Seksi penyuluhan terdiri atas:
a. Subseksi Kelembagaan Kelompok
Subseksi kelembagaan kelompok mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan
forum masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha, serta
pengelolaan prasarana dan sarana penyuluhan.
b. Subseksi Penyelenggaraan
Subseksi penyelenggaraan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan materi, metodologi dan penyelenggaraan
penyuluhan perikanan, serta kebutuhan peningkatan kapasitas
penyuluh swadaya dan swasta.
1.3.5. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan :
a. Riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi, reproduksi,
genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi dan
teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah, serta
analisis komoditi;
b. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau;
c. Penyuluhan perikanan; dan
d. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan serta
tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kelompok jabatan fungsional terdiri atas peneliti, teknisi litkayasa, penyuluh
perikanan, arsiparis, pranata computer, statistisi, pustakawan dan jabatan
fungsional lainnya yang diatur berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
5
Gambar 2. Struktur organisasi BRPBAPPP Maros 2019
1.4. KERAGAAN SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)
Kualitas SDM pada BRPBAPPP
diharapkan mampu mengembangkan,
memperbaiki, dan memperkenalkan
berbagai program/kegiatan yang
dilaksanakan oleh BRPBAPPP kepada
satuan kerja lingkup BRBAPPP.
Dukungan SDM pada kegiatan-
kegiatan peningkatan dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas
teknis lainnya di BRPBAPPP dapat
dilihat sebagai berikut:
“Sumber daya manusia merupakan salah satu indikator penting
pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam mencapai
tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia
sebagai pengelola system. Agar sistem ini berjalan tentu dalam
pengelolaanya harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, dan
motivasi”
KEPALA BALAI
A. Indra Jaya Asaad, S.Pi,
M.Sc
KELOMPOK FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL
SUBSEKSI PELAYANAN TEKNIS
Rosmiati, A.Md.Kom
SUBSEKSI PRASARANA DAN SARANA
Andi Muhammad Sabir
Page
SEKSI PELAYANAN TEKNIS
DAN SARANA
A. Indra Jaya Asaad, S.Pi, M.Sc
Plh. SUBSEKSI PROGRAM DAN
ANGGARAN
Ahmadirrahman
Fajrihanif
Plh. SUBSEKSI MONITORING DAN
EVALUASI
Rahmadhany Natsir,
S.Sos
Plh. SEKSI TATA OPERASIONAL
Agus Nawang, S.St.Pi
Plh. SEKSI PENYULUHAN
Anton Mulyawan, S.H
Plh. SUBSEKSI KELEMBAGAAN
KELOMPOK
Husain
SUBSEKSI PENYELEGGARAAN
Ansar, A.Md
SUBBAGIAN TATA USAHA
A. Bahtiar, S. St, P.i
URUSAN KEUANGAN DAN UMUM
Dra. Sitti Maemunah
URUSAN KEPEGAWAIAN
Hawasia, S.A.P
6
Tabel 1. Rekapitulasi Kepegawaian
NO Jabatan TA. 2019
(orang)
1 Peneliti 41
2 Fungsional Umum 40
3 Analis Kepegawaian 1
4 Arsiparis 2
5 Fungsional PBJ 1
6 Pustakawan 2
7 Teknisi Litkayasa 26
8 Penyuluh Perikanan 415
Total 528
GOLONGAN
Grafik 1. Sebaran pegawai berdasarkan golongan
Sebaran pegawai BRPBAP3 Maros berdasarkan golongan terbagi
atas golongan IV sebanyak 106 orang, golongan III sebanyak 345 orang,
dan golongan II sebanyak 71 orang. Maka komposisi pegawai BRPBAP3
Maros terbanyak pada golongan III yaitu mencapai 66,09% dan jumlah
terkencil pada golongan II yaitu sebesar 13,60%.
0
100
200
300
400
I II III IV
2018 2019
7
050
100150200250300350400450500550
JABFUNG PELAKSANA
2018 2019
JENJANG JABATAN
Grafik 2. Sebaran pegawai berdasarkan jenjang jabatan
Sebaran pegawai negeri sipil (PNS) BRPBAP3 Maros berdasarkan
jenjang jabatan fungsional sebanyak 483 orang dan pelaksana sebanyak
39 orang.
JENJANG PENDIDIKAN
Grafik 3. Sebaran pegawai berdasarkan jenjang pendidikan
Berdasarkan jenjang pendidikan, terdapat 13 orang dengan
pendidikan S3, 45 orang pendidikan S2, 323 orang pendidikan S1, 22
orang pendidikan D4, 47 orang berpendidikan D3 dan sisanya 72 orang
berpendidikan SLTA.
0
50
100
150
200
250
300
350
S3 S2 S1 D4 D3 SLTA
2018 2019
8
USIA
Grafik 4. Sebaran pegawai berdasarkan kelompok umur
Pengelompokan berdasarkan umur, terdapat pegawai dengan usia
>60 tahun sebanyak 3 orang, usia 51-60 tahun sebanyak 132 orang, usia
46-50 tahun sebanyak 126 orang, usia 36-45 tahun sebanyak 112 orang,
dan usia 26-35 tahun sebanyak 50 orang.
Grafik 5. Rekapitulasi Pensiun
Adanya bagan rekapitulasi pensiun karena sudah banyak pegawai yang
pensiun tidak sebanding dengan penerimaan yang diterima di BRPBAPPP
Kalaupun ada pasti pegawai tersebut pindah, oleh karena itu pegawai bagian
administrasi sangat kurang sekali sehingga BRPBAPPP mengusulkan CPNS
dan sehingga dapat terealisasi
0
50
100
150
200
250
<=25 26-35 36-45 46-50 51-60 >60
2018 2019
9
Grafik 6. Penerimaan Usulan Pegawai Baru
1.5. SISTEMATIKA LAPORAN KINERJA
Laporan Kinerja ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian
kinerja BRBAPPP pada Tahun 2019, yaitu dengan melakukan analisis atas
capaian kinerja (performance results) Tahun 2019 terhadap rencana kinerja
(performance plans) Tahun 2019. Analisis tersebut memungkinkan
teridentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai
umpan balik perbaikan kinerja di triwulan selanjutnya. Sistematika penyajian
laporan kinerja sebagai berikut:
a. Bab I Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum BRPBAPPP, dengan
penekanan kepada aspek strategis BRPBAPPPserta permasalahan utama
(stretegic issued) yang sedang dihadapi BRPBAPPP.
b. Bab II Perencanaan Kinerja, berisi ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja
tahun 2019.
c. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan hasil capaian kinerja dari
indikator-indikator kinerja yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
disertai beberapa capaian indikator kinerja lainnya.
d. Bab IV Penutup, berisi uraian singkat terkait Kesimpulan, Pemasalahan
dan Rekomendasi.
e. Lampiran, menyajikan dokumen pendukung yaitu Penetapan Kinerja
Tahun 2019 dan dokumen lainnya yang terkait.
10
BAB I I P ER ENC ANAAN K I NER J A
2.1. RENCANA STRATEGIS
Dalam struktur organisasi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan
dan Perikanan di bidang riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan
perikanan, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan
Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan. Sebagaimana disebutkan pada Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 29/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan
laporan.
b. Pelaksanaan riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi,
reproduksi, genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi dan
teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah, serta analisis
komoditi.
c. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau.
d. Penyusunan materi, motodologi, pelaksanaan penyuluhan perikanan, serta
pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi
pelaku utama dan pelaku usaha.
e. Penyusunan kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri Sipil
(PNS), swadaya dan swasta.
f. Pengelolaan prasarana sarana riset perikanan budidaya air payau dan
penyuluhan perikanan. Dan
g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan
akuntabel, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada: 1) RENSTRA, 2)
RKT, dan 3) PK.
Langkah-langkah strategis jangka menengah yang akan memberikan arah
bagi pelaksanaan kegiatan Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan ini dituangkan dalam perencanaan strategis periode 5 (lima) tahunan.
Rencana strategis (RENSTRA) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan tahun 2017-2019 merupakan dokumen perencanaan
strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun. Mengacu pada dokumen rencana strategis tersebut Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan membuat perencanaan tahunan
11
guna mencapai indikator sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kegiatan
yang temuat dalam rencana strategis. Perencanaan tersebut dibuat disertai
indikator sasaran dan cara mencapai sasaran tersebut secara strategis baik
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun maupun 5 (lima) tahunan. Rencana kerja
tahunan (RKT) dalam dokumen perencanaan kinerja Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan memuat rencana pelaksanaan
kegiatan Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
termasuk dukungan pembiayaan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
perencanaan. Rencana kerja tahunan (RKT) juga memuat target dan indikator
sasaran yang diingatkan dalam pelaksanaan kegiatan.
Rencana strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan Tahun 2017-2019 berisi langkah-langkah stratejik yang akan memberi
arah bagi penyelenggaraan kegiatan Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan dalam menunjang visi dan misi Badan riset dan SDM
Kelautan dan Perikanan sebagai institusi yang handal dan terpercaya penyedia
IPTEK Kelautan dan Perikanan dan SDM unggul Kelautan dan Perikanan menuju
Indonesia maju.
Rencana umum Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan tahun 2017-2019 merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan mempertimbangkan kekuatan dan peluang yang
dimiliki dan kelemahan atau tantangan yang mungkin dihadapi. Proses tersebut
menghasilkan rencana besar yang meliputi visi, misi, tujuan, sasaran, program,
dan kegiatan yang realistis dalam rangka mencapai tujuan organisasi dari Balai
Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan. Dalam rangkaian
pencapaian tujuan organisasi tersebut, maka menjadi suatu keharusan untuk
dapat mengarahkan segenap anggota organisasi untuk merumuskan tujuan yang
akan dicapai, memformulasikan metode dan prosedur secara umum yang akan
dilalui dan menentukan ukuran keberhasilan/kegagalan yang dituangkan ke
dalam indikator kinerja utama. Penyusunan rencana strategis sejauh mungkin
diupayakan mengakomodasikan kebutuhan pemangku kepentingan, baik
internal KKP maupun instansi lain atau masyarakat yang sesuai dengan tugas dan
fungsi yang diemban.
Rencana strategis ini memuat hasil dari suatu proses sistematis yang
berkelanjutan dari pembuatan keputusan mengenai arah strategis yang menjadi
titik tujuan organisasi dan bagaimana cara mencapai titik tujuan tersebut.
Disamping itu juga memuat berbagai langkah antisipasi dengan
mengorganisasikan secara sistematis tahapan pelaksanaan keputusan tersebut
dan mengukur hasilnya melalui umpan balik secara terorganisir dan sistematis
pula. Rencana strategis ini merupakan langkah awal yang diperlukan agar
mampu menjawab tuntutan lingkungan baik local, nasional maupun internasional
yang kelak dijabarkan lebih rinci ke dalam rencana strategis untuk jangka waktu
5 (lima) tahunan. Selain itu, dengan perencanaan yang lebih baik Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dapat lebih
menyerasikan antara visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang
dihadapi dalam upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja. Suatu hal yang harus
diingat bahwa untuk membuat suatu
organisasi tetap eksis dan unggul dalam
12
peraingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang mengalami perubahan
sangat cepat, maka perubahan kea rah perbaikan mutlak harus dilakukan.
Perubahan tersebut perlu disusun dalam suatu pola yang sistematis yang termuat
di dalam renstra dengan tahapan yang konsisten dan berkelanjutan sehingga
dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi kepada pencapaian
hasil.
Rencana strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan tahun 2017-2019 telah disusun dengan diagram alur seperti telah
disebutkan sebelumnya dengan mengcu kepada rancangan awal RPJMN tahun
2015-2019, Rencana strategis KKP 2015-2019, Rencana strategis BRSDM 2017-
2019, Rencana strategis Pusat Riset Perikanan 2017-2019 dan Rencana Strategis
Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan 2015-2019.
2.1.1.VISI
Visi BRSDM mengacu pada Visi KKP yaitu “Mewujudkan pengelolaan
riset perikanan budidaya air payau yang mandiri, maju, kuat dan berbasis
kepentingan nasional”
2.1.2. MISI
Misi BRPBAPPP mengacu pada 3 pilar yang menjadi misi KKP yakni:
a. Mewujudkan pembangunan perikanan budidaya air payau yang
berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumberdaya perikanan melalui pengelolaan riset
perikanan.
b. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya air
payau yang berkelanjutan melalui pengelolaan riset perikanan.
c. Mewujudkan masyarakat perikanan yang sejahtera melalui
pengelolaan riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan
perikanan.
Ketiga misi di atas dilakukan secara bertanggung jawab
berlandaskan gotong royong, sehingga saling memperkuat, memberi
manfaat dan menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya bagi
kepentingan bersama.
2.1.3. TUJUAN
Tujuan merupakan penjabaran lebih lanjut dari Visi dan Misi
BRPBAPPP, meliputi:
a. Diperolehnya data, informasi, dan teknologi perikanan budidaya air
payau yang bertanggung jawab dan berorientasi pada masyarakat
dan industri perikanan.
b. Tersebarluaskan hasil litbang perikanan budidaya air payau; dan
c. Meningkatnya kapasitas sumber daya litbang, kinerja litbang,
pelayanan jasa litbang, dan kerja
sama litbang.
13
Secara keseluruhan sasaran BRPBAPPP yang tertuang dalam Renstra
2015-2019 dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Tersedianya usulan Hak Kekayaan Intelektual, inovasi teknologi dan
produk biologi yang meningkatkan efisiensi produksi, ragam varietas
baru/unggul, kualitas, dan keamanan komoditas unggulan budidaya
air payau;
b. Meluasnya penyebaran dan pemanfaatan hasil litbang perikanan
budidaya air payau melalui sosialisasi, temu konsultasi, promosi,
komersialisasi, dokumentasi, publikasi, dan dempond; dan
c. Meningkatnya kualitas dan kapabilitas sumber daya litbang
perikanan budidaya air payau.
2.2. SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis BRPBAPPP berdasarkan tujuan yang akan dicapai
dibagi dalam (4) empat perspektif yakni:
Costumer Perspective (CP)
a. Stakeholders Perspective
▪ Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP melalui penyediaan SDM
KP yang kompeten.
b. Customer Perspective
▪ Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab
dan berkelanjutan.
c. Internal Process Perspective
▪ Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya
saing dan berkelanjutan.
d. Learning and Growth Perspective
▪ Terwujudnya ASN BRPBAPPP yang kompeten, professional dan
berintegritas.
▪ Tersedianya manajemen pengetahuan BRPBAPPP yang handal dan
mudah diakses.
▪ Terwujudnya birokrasi BRPBAPPP yang efektif, efisien dan berorientasi
pada layanan prima.
▪ Terkelolanya anggaran pembangunan BRPBAPPP secara efisien dan
akuntabel.
Secara terinci, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan memiliki 7 (tujuh) sasaran strategis yang dijabarkan
dalam 20 (dua puluh) indikator kinerja utama untuk mendukung kegiatan
Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan beserya taget
yang akan dicapai selama tahun 2017-2019.
14
Dalam penuangan rencana strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan tahun 2017-2019 diatas juga dituangkan ke dalam
rencana kerja tahunan dan kerangka
Gambar 3. Capaian IKU BRPBAPPP 2019
Selanjutnya, 7(tujuh) sasaran strategis yang ada dijabarkan menjadi 20
(dua puluh) indikator kinerja utama sebagai rencana kinerja program dan
kegiatan BRPBAPPP Tahun 2019.
Secara terinci, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan memiliki 7 (tujuh) sasaran strategis yang dijabarkan dalam 20 (dua
puluh) indikator kinerja utama untuk mendukung kegiatan Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan beserya taget yang akan
dicapai selama tahun 2017-2019.
Dalam penuangan rencana strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan tahun 2017-2019 diatas juga dituangkan ke
dalam rencana kerja tahunan dan kerangka pendanaan sesuai tabel dibawah
ini:
15
Tabel 2. Rencana Kinerja Kegiatan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan, 2017-2019
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TAHUN
2017 2018 2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1
Terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat KP
yang kompeten
1
Jumlah pelaku utama/pelaku
usaha yang kompeten dan
inovatif meningkat
produksinya melalui
penyuluhan perikanan lingkup
BRPBAPPP
- 679 207
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya
pengelolaan SDKP
yang partisipatif,
bertanggungjawab
dan berkelanjutan
2
Jumlah UMK dan koperasi
sektor KP yang dibentuk dan
dilegalisasi
- 917 4.140
3
Legilisasi izin usaha mikro kecil
dan pendirian koperasi sektor
KP
- - 827
4 Nilai PNBP 378.000 259.990 218
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya
tata kelola
pemanfaatan SDKP
yang adil, berdaya
saing dan
berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha
yang disuluh - 39.460 49.710
6 Jumlah profil kelompok pelaku
utama/usaha yang disusun - - 4.971
7
Persentase penyuluh perikanan
yang berkontribusi terhadap
pelaksanaan program KKP
- - 100
8 Tersedianya metode
percontohan penyuluhan KP - 4 4
9 Jumlah data dan/atau informasi
hasil riset perikanan 1 1 1
10 Jumlah komponen inovasi yang
dihasilkan 1 1 2
11
Jumlah inovasi teknologi yang
diusulkan untuk
direkomendasikan
1 1 1
12 Jumlah lembaga riset
perikanan yang terstandar - - 1
13
Jumlah jejaring dan/atau
kerjasama riset perikanan yang
dispakati dan ditindaklanjuti
2 10 5
14
Jumlah sarana dan prasarana
BRPBAPPP yang ditingkatkan
kapasitasnya
1 1 1
15 Jumlah karya tulis ilmiah (KTI)
BRPBAPPP yang dipublikasikan - 25 25
16
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TAHUN
2017 2018 2019
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4
Terwujudnya ASN
BRPBAPPP yang
kompeten,
professional dan
berintegritas
16 Indeks profesionalitas ASN
lingkup BRPBAPPP 80 90 60
5
Tersediannya
manajemen
pengetahuan
BRPBAPPP yang
handal dan mudah
diakses
17
Persentase unit kerja
BRPBAPPP yang menerapkan
system manajemen
pengetahuan yang terstandar
65 65 75
6
Terwujudnya
birokrasi
BRPBAPPP yang
efektif, efisien dan
berorientasi pada
layanan prima
18
Persentase jumlah
rekomendasi hasil pengawasan
yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup
BRPBAPPP
- 80 80
7
Terkelolanya
anggaran
pembangunan
BRPBAPPP secara
efisien dan
akuntabel
19 Nilai kinerja pelaksanaan
anggaran BRPBAPPP
Baik
83
Baik
86
Baik
87
20
Batas tertinggi persentase
temuan LHP BPK atas laporan
keuangan (LK) BRPBAPPP
dibandingkan realisasi
anggaran BRPBAPPP TA 2018
- 1 1
Tabel 3. Kerangka Pendanaan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Tahun 2017-2019
SASARAN INDIKATOR
TARGET ANGGARAN (Rp. Miliar)
2017 2018 2019 2017
(x1.000)
2018
(x1.000)
2019
(x1.000)
Tersedianya
komponen
inovasi
perikanan
yang
dihasilkan
Komponen inovasi
perikanan yang
dihasilkan
- 1 2 - 711.736 2.170.544
Tersedianya
data dan/atau
informasi riset
perikanan
yang
dihasilkan
Jumlah data dan/atau
informasi riset
perikanan air payau
1 1 1 820.502 262.575 262.575
Jumlah inovasi
teknologi perikanan
yang dihasilkan/
direkomndasikan
- 1 1 - 634.761 600.000
Tersedianya
sarana
prasarana
riset
perikanan
Sarana prasarana
riset perikanan 2 1 1 2.154.728 1.109.250 2.278.000
17
SASARAN INDIKATOR
TARGET ANGGARAN (Rp. Miliar)
2017 2018 2019 2017
(x1.000)
2018
(x1.000)
2019
(x1.000)
Tersedianya
layanan
penatausahaan
riset
perikanan
Persentase
pemenuhan layanan
penatausahaan
lingkup BRPBAPPP
4 4 4 545.551 801.918 817.838
Tersedianya
layanan
perkantoran
Jumlah layanan
perkantoran 12 12 12 25.525.813 22.000.792 25.864.007
2.3. RENCANA KERJA TAHUN 2019
Rencana kinerja tahunan pada dasarnya adalah dokumen perencanaan
awal yang merepresentasikan rencana tekad dan janji untuk mentargetkan
kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu
dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ditelitinya sesuai dengan
rencana kinerja Pemerintah.
Rencana kinerja tahunan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan tahun 2019 terdiri dari sasaran, indikator dan target
tahun 2019 yang didasarkan pada dokumen balanced scorecard (BSC).
Dalam rangka mendukung pencapaian visi, misi dan sasaran strategis,
maka Rencana Kerja BRPBAPPP Tahun 2019 merupakan bagian Rencana Kerja
BRSDM yang memiliki 1 (satu) program yaitu Program Riset dan Sumber
Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dengan 1 (satu) kegiatan yaitu
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BRPBAPPP
dengan pagu anggaran Rp. 109.996.776.000,- dengan rincian:
a. Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
b. Komponen Inovasi Perikanan yang dihasilkan
c. Sarana Prasarana Riset Perikanan
d. Inovasi Teknologi Perikanan yang diusulkan untuk direkomendasikan
e. Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
f. Layanan Perkantoran
Tabel 4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan, 2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1
Terwujudnya kesejahteraan
masyarakat KP yang
kompeten
1
Jumlah pelaku utama/pelaku usaha
yang kompeten dan inovatif
meningkat produksinya melalui
penyuluhan perikanan lingkup
BRPBAPPP
207
18
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya pengelolaan
SDKP yang partisipatif,
bertanggungjawab dan
berkelanjutan
2 Jumlah UMK dan koperasi sektor KP
yang dibentuk dan dilegalisasi 4.140
3 Legilisasi izin usaha mikro kecil dan
pendirian koperasi sektor KP 827
4 Nilai PNBP 218
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya tata kelola
pemanfaatan SDKP yang adil,
berdaya saing dan
berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha yang
disuluh 49.710
6 Jumlah profil kelompok pelaku
utama/usaha yang disusun 4.971
7
Persentase penyuluh perikanan yang
berkontribusi terhadap pelaksanaan
program KKP
100
8 Tersedianya metode percontohan
penyuluhan KP 4
9 Jumlah data dan/atau informasi hasil
riset perikanan 1
10 Jumlah komponen inovasi yang
dihasilkan 2
11 Jumlah inovasi teknologi yang
diusulkan untuk direkomendasikan 1
12 Jumlah lembaga riset perikanan yang
terstandar 1
13
Jumlah jejaring dan/atau kerjasama
riset perikanan yang dispakati dan
ditindaklanjuti
5
14
Jumlah sarana dan prasarana
BRPBAPPP yang ditingkatkan
kapasitasnya
1
15 Jumlah karya tulis ilmiah (KTI)
BRPBAPPP yang dipublikasikan 25
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4
Terwujudnya ASN BRPBAPPP
yang kompeten, professional
dan berintegritas
16 Indeks profesionalitas ASN lingkup
BRPBAPPP 60
5
Tersediannya manajemen
pengetahuan BRPBAPPP yang
handal dan mudah diakses
17
Persentase unit kerja BRPBAPPP yang
menerapkan system manajemen
pengetahuan yang terstandar
75
6
Terwujudnya birokrasi
BRPBAPPP yang efektif, efisien
dan berorientasi pada layanan
prima
18
Persentase jumlah rekomendasi hasil
pengawasan yang dimanfaatkan
untuk perbaikan kinerja lingkup
BRPBAPPP
80
7 Terkelolanya anggaran
pembangunan BRPBAPPP 19
Nilai kinerja pelaksanaan anggaran
BRPBAPPP
Baik
87
19
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
secara efisien dan akuntabel
20
Batas tertinggi persentase temuan
LHP BPK atas laporan keuangan (LK)
BRPBAPPP dibandingkan realisasi
anggaran BRPBAPPP TA 2018
1
2.4. PERJANJIAN KINERJA (PK)
Dalam rangka menjamin tercapainya sasaran dan target secara optimal
dan tepat waktu, visi dan misi BRPBAPP harus menjadi acuan sekaligus
landasan penyusunan strategi. Selanjutnya, BRPBAPPP menterjemahkan ke
dalam 7 (tujuh) sasaran strategis yang ada dijabarkan menjadi 20 (dua puluh)
indikator kinerja utama, dengan rincian dan target sebagaimana tertuang
dalam dokumen perjanjian kinerja (PK) Tahun 2019, sebagai berikut:
Tabel 5. Perjanjian kinerja (PK) BRPBAPPP 2019
SASARAN STRATTEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
CUSTOMER PERSPECTIVE
1 SS1
Terwujudnya
pengelolaan SDKP
yang partisipatif,
bertanggung jawab
dan berkelanjutan
IK1 Nilai PNBP BRPPBAPPP (RP.miliar)
0,218
INTERNAL PROCESS PRESPEKTIVE
2 SS2
Terwujudnya
pengelolaan SDKP
yang partisipatif,
bertanggung jawab
dan berkelanjutan
IK2 Jumlah Data dan /atau informasi
Hasil Riset Budidaya Air Payau
yang dihasilkan (paket)
1
IK3 Jumlah Komponen Inovasi Riset
Budidaya air Payau yang dihasilkan
(buah)
2
IK4 Jumlah Inovasi Teknologi Budidaya
Air Payau yang diusulkan untuk
direkomendasikan (paket)
1
IK5 Jumlah Lembaga Riset Budidaya Air
payau yang terstandar(lembaga) 1
3 SS3
Terselenggaranya
program riset dan
pengembangan SDM
mendukung
terwujudnya
kedaulatan dan
IK6 Jumlah jejaring dan /atau
kerjasama Riset Budidaya Air Payau
yang disepakati dan ditindaklanjuti
(dokumen)
5
IK7 Jumlah Sarana dan Prasarana
Budidaya Air Payau yang
ditingkatkan kapasitasnya (paket)
1
20
SASARAN STRATTEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
keberlanjutan IK8 Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Riset Budidaya Air Payau yang
dipublikasikan (KTI) 25
4 SS4
Terwujudnya ASN
BRPBAPPP yang
kompeten, profesional
dan berintegritas
IK9 Indeks Profesionalitas ASN
BRPBAPPP (indeks)
60
5 SS5
Tersedianya
manajemen
pengetahuan
BRPBAPPP yang
handal dan mudah
diakses
IK10 Persentase unit kerja BRPBAPPP
yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan yang
terstandar (%) 75
6 SS6
Terwujudnya Birokrasi
BRPBAPPP yang
efektif, efisien dan
berorientasi pada
layanan prima
IK11 Presentase jumlah Rekomendasi
Hasil Pengawasan yang
Dimanfaatkan untuk Perbaikan
Kinerja Lingkup BRPBAPPP (%) 80
7 SS7
Terkelolanya
anggaran
pembangunan
BRPBAPPP secara
efisien dan akuntabel
IK12 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran
BRPBAPPP (nilai) Baik (87)
IK13 Batas tertinggi persentase temuan
LHP BPK atas (Lk)BRPBAPPP(Nilai) 1
Perjanjian kinerja level 3 dengan Pusat Riset Perikanan telah di revisi
sebanyak 1 (satu) kali yaitu pada bulan Februari. Revisi tersebut dilakukan
karena terdapat pergantian pejabat Kepala Pusat Riset Perikanan dan terdapat
perubahan pada narasi di indikator kinerja (IK) 12. Berikut tabel penjelasan revisi
Perjanjian Kinerja level 3 BRPBAPPP.
Tabel 6. Penjelasan Revisi Perjanjian Kinerja BRPBAPPP dengan Pusat Riset
Perikanan TA.2019
No Poin Perubahan Sebelum Revisi Setelah Revisi
1 Pejabat penanda tangan
Perjanjian Kinerja di
Pusat Riset Perikanan
(Kepala Pusriskan)
Dr. Ir. Toni
Ruchimat, M.Sc
Waluyo Sejati Abutohir,
S.H., M.M
2 Waktu penandatanganan
Perjanjian Kinerja
Januari Februari
3 Narasi IK12 Nilai Kinerja
Anggaran
BRPBAPPP (Nilai)
Nilai Kinerja Pelaksanaan
Anggaran BRPBAPPP
(Nilai)
21
Tabel 7. Perjanjian Kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Tahun 2019 dengan Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan (Per Januari 2019)
SASARAN STRATTEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
STAKEHOLDERS PERFECTIVE
1 SS1
Terwujudnya
Kesejahteraan
Masyarakat KP
melalui penyediaan
SDM KP yang
kompeten
IK1 Jumlah kelompok pelaku utama/
pelaku usaha yang meningkat
kelasnya (kelompok)
207
CUSTOMER PERSPECTIVE
2 SS2
Terwujudnya
pengelolaan SDKP
yang
partisipatif,bertangg
ung jawab dan
berkelanjutan
IK2 Jumlah anggota kelompok pelaku
utama dan pealku usaha yang
disuluh yang dinilai kelas
kelompoknya (orang)
4140
IK3 Legalisasi izin usaha mikro kecil dan
pendirian koperasi sekotr KP (Unit)
827
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3 SS3
Terselenggaranya
tata kelola
pemanfaatan SDKP
yang adil, berdaya
saing dan
berkelanjutan
IK4 Jumlah pelaku utama/ usaha yang
disuluh (orang) 49710
IK5 Jumlah profil kelompok pelaku
utama/ usaha yang disusun
(Dokumen)
4971
IK6 Presentase penyuluh perikanan
yang berkontribusi terhadap
pelaksanaan program KKP (%)
100
IK7 Tersedianya metode percontohan
penyuluhan KP (lokasi) 4
Pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.3 di atas, perjanjian kinerja antara BRPBAPPP dengan
Eselon 2 terkait (Pusriskan dan Puslatluh) selanjutnya di gabung menjadi satu
untuk mengisi aplikasi kinerjaku. Berikut Tabel 2.4 yang menyajikan perjanjian
kinerja gabungan BRPBAPPP dengan Pusriskan dan Puslatluh TA.2019.
22
Tabel 8. Perjanjian Kinerja Gabungan antara Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan dengan Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan dan Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan TA.2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1
Terwujudnya
kesejahteraan masyarakat
KP yang kompeten
1
Jumlah pelaku utama/pelaku usaha yang
kompeten dan inovatif meningkat
produksinya melalui penyuluhan
perikanan lingkup BRPBAPPP
207
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya pengelolaan
SDKP yang partisipatif,
bertanggungjawab dan
berkelanjutan
2 Jumlah UMK dan koperasi sektor KP yang
dibentuk dan dilegalisasi 4.140
3 Legilisasi izin usaha mikro kecil dan
pendirian koperasi sektor KP 827
4 Nilai PNBP 218
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya tata
kelola pemanfaatan SDKP
yang adil, berdaya saing
dan berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha yang disuluh 49.710
6 Jumlah profil kelompok pelaku
utama/usaha yang disusun 4.971
7
Persentase penyuluh perikanan yang
berkontribusi terhadap pelaksanaan
program KKP
100
8 Tersedianya metode percontohan
penyuluhan KP 4
9 Jumlah data dan/atau informasi hasil riset
perikanan 1
10 Jumlah komponen inovasi yang dihasilkan 2
11 Jumlah inovasi teknologi yang diusulkan
untuk direkomendasikan 1
12 Jumlah lembaga riset perikanan yang
terstandar 1
13
Jumlah jejaring dan/atau kerjasama riset
perikanan yang dispakati dan
ditindaklanjuti
5
14 Jumlah sarana dan prasarana BRPBAPPP
yang ditingkatkan kapasitasnya 1
15 Jumlah karya tulis ilmiah (KTI) BRPBAPPP
yang dipublikasikan 25
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4
Terwujudnya ASN
BRPBAPPP yang
kompeten, professional
dan berintegritas
16 Indeks profesionalitas ASN lingkup
BRPBAPPP 60
5
Tersediannya manajemen
pengetahuan BRPBAPPP
yang handal dan mudah
diakses
17
Persentase unit kerja BRPBAPPP yang
menerapkan system manajemen
pengetahuan yang terstandar
75
23
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
6
Terwujudnya birokrasi
BRPBAPPP yang efektif,
efisien dan berorientasi
pada layanan prima
18
Persentase jumlah rekomendasi hasil
pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP
80
7
Terkelolanya anggaran
pembangunan BRPBAPPP
secara efisien dan
akuntabel
19 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran
BRPBAPPP 87
20
Batas tertinggi persentase temuan LHP
BPK atas laporan keuangan (LK)
BRPBAPPP dibandingkan realisasi
anggaran BRPBAPPP TA 2018
1
Kegiatan : Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan
Jumlah Anggaran Tahun 2019 : Rp. 108.193.722.000,-
Perjanjian kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan tahun 2019 merupakan bentuk komitmen yang disepakati oleh Kepala
Pusat Riset Perikanan, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan dengan Kepala Balai. Perjanjian kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluhan Perikanan tahun 2019 memuat sasaran, indikator
kinerja utama dan target. Indikator kinerja utama tersebut merupakan salah satu
kegiatan mendukung pencapaian kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan tahun 2019 yang dianggarkan sebesar Rp.
108.193.722.000,-.
Akan tetapi bulan November terjadi revisi DIPA dan revisi target Perjanjian
Kinerja terjadi pada bulan oktober 2019 pada IKU 16. Indeks profesioanlitas ASN
lingkup BRPBAPPP yang target awalnya 60 menjadi 71%.
24
Tabel 9. Revisi Perjanjian Kinerja TA.2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1
Terwujudnya
kesejahteraan masyarakat
KP yang kompeten
1
Jumlah pelaku utama/pelaku usaha yang
kompeten dan inovatif meningkat
produksinya melalui penyuluhan
perikanan lingkup BRPBAPPP
207
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya pengelolaan
SDKP yang partisipatif,
bertanggungjawab dan
berkelanjutan
2 Jumlah UMK dan koperasi sektor KP yang
dibentuk dan dilegalisasi 4.140
3 Legilisasi izin usaha mikro kecil dan
pendirian koperasi sektor KP 827
4 Nilai PNBP 218
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya tata
kelola pemanfaatan SDKP
yang adil, berdaya saing
dan berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha yang disuluh 49.710
6 Jumlah profil kelompok pelaku
utama/usaha yang disusun 4.971
7
Persentase penyuluh perikanan yang
berkontribusi terhadap pelaksanaan
program KKP
100
8 Tersedianya metode percontohan
penyuluhan KP 4
9 Jumlah data dan/atau informasi hasil riset
perikanan 1
10 Jumlah komponen inovasi yang dihasilkan 2
11 Jumlah inovasi teknologi yang diusulkan
untuk direkomendasikan 1
12 Jumlah lembaga riset perikanan yang
terstandar 1
13
Jumlah jejaring dan/atau kerjasama riset
perikanan yang dispakati dan
ditindaklanjuti
5
14 Jumlah sarana dan prasarana BRPBAPPP
yang ditingkatkan kapasitasnya 1
15 Jumlah karya tulis ilmiah (KTI) BRPBAPPP
yang dipublikasikan 25
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4
Terwujudnya ASN
BRPBAPPP yang
kompeten, professional
dan berintegritas
16 Indeks profesionalitas ASN lingkup
BRPBAPPP 71
5
Tersediannya manajemen
pengetahuan BRPBAPPP
yang handal dan mudah
diakses
17
Persentase unit kerja BRPBAPPP yang
menerapkan system manajemen
pengetahuan yang terstandar
75
25
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
6
Terwujudnya birokrasi
BRPBAPPP yang efektif,
efisien dan berorientasi
pada layanan prima
18
Persentase jumlah rekomendasi hasil
pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP
80
7
Terkelolanya anggaran
pembangunan BRPBAPPP
secara efisien dan
akuntabel
19 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran
BRPBAPPP 86
20
Batas tertinggi persentase temuan LHP
BPK atas laporan keuangan (LK)
BRPBAPPP dibandingkan realisasi
anggaran BRPBAPPP TA 2018
1
Kegiatan : Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan
Jumlah Anggaran Tahun 2019 : Rp. 109.996.776.000,-
2.5. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran capaian kinerja BRPBAPPP Tahun 2019, dilakukan dengan
membandingkan antara data target dan realisasi indikator kinerja utama,
akan diperoleh indeks capaian indikator kinerja utama. Penghitungan indeks
capaian indikator kinerja utama perlu memperhitungkan jenis polarisasi
indikator kinerja utama yang berlaku yaitu maximize, minimize, dan stabilize.
Ketentuan penetapan indeks capaian indikator kinerja utama adalah:
a. Angka maksimum adalah 120.
b. Angka minimum adalah 0.
c. Formula penghitungan indeks capain IKU untuk setiap jenis polarisasi
adalah berbeda;
d. Adapun status Indeks capaian IKU adalah sebagai berikut:
Pengukuran kinerja dilakukan dengan mengacu kepada Manual
indikator kinerja utama pada masing-masing Indikator yang ada dalam
dokumen Balanced Scorecard (BSC).
Hijau
i
C
a
p
a
i
a
n
k
i
n
Kuning
Merah
Baik
( Skor >= 100 )
Hati-hati
( 80 <= Skor < 100 )
Buruk
( Skor < 80 )
26
BAB I I I AKUNTABIL ITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas kinerja organisasi merupakan kinerja secara kolektif dari 4
(empat) Bagian dan 8 (delapan) Subbagian yang ada di dalam struktur organisasi
BRPBAPPP. Dengan didasarkan atas dokumen Perjanjian Kinerja seluruh level
lingkup BRPBAPPP, telah dilakukan pengukuran dan evaluasi kinerja secara
berkala, dengan menggunakan Sistem Aplikasi Pengelolaan Kinerja (SAPK),
Kinerja utama Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan Maros ditentukan sampai sejauh mana hasil-hasil riset dan penyuluhan
perikanan dimanfaatkan pengguna sesuai dengan sasaran strategis yang telah
ditetapkan dengan mengimplementasikan metode Balanced Scorecard (BSC)
dalam pengelolaan kinerjanya, meskipun dalam prakteknya belum sepenuhnya
mengakomidir prinsip-prinsip Balanced Scorecard (BSC), namun hal tersebut
tetap dilanjutkan dengan tujuan untuk memastikan target-target sasaran yang
telah dicanangkan akan tercapai, dimana dengan harapan akhir misi-misinya
dapat terwujud dengan nyata. Manfaat positif lainnya adalah dapat
terhindarkannya duplikasi (overlap) kegiatan unit kerja lingkup Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros, dan dapat
ditelusurinya kontribusi unit kerja bawahan terhadap sasaran kinerja yang telah
ditetapkan. Dalam manajemen kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan tahun 2019 terdapat 7 (enam) sasaran strategis dan 20
(tiga belas) indikator kinerja utama.
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian
kinerja organisasi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan Maros pada tahun 2019 adalah sebesar 103,80%. Nilai tersebut berasal
dari capaian kinerja pada masing-masing perspektif yang ditetapkan sesuai
dengan gambar berikut :
27
Gambar 4. Dashboard nilai NPSS BRPBAPPP 2019
Sesuai hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian
nilai kinerja organisasi (NKO) BRPBAPPP adalah sebesar 103,80%, nilai tersebut
berasal dari capaian kinerja pada masing-masing perspektif.
Tabel 10. Capaian kinerja BRPBAPPP 2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE T R %
1
Terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat KP yang
kompeten
1
Jumlah pelaku utama/pelaku
usaha yang kompeten dan
inovatif meningkat produksinya
melalui penyuluhan perikanan
lingkup BRPBAPPP
207 210 101,45
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya
pengelolaan SDKP yang
partisipatif,
bertanggungjawab dan
berkelanjutan
2
Jumlah UMK dan koperasi sektor
KP yang dibentuk dan
dilegalisasi
4.140 4.218 101,88
3
Legilisasi izin usaha mikro kecil
dan pendirian koperasi sektor
KP
827 828 100,12
4 Nilai PNBP 0,218 0,485 107,78
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya tata
kelola pemanfaatan
SDKP yang adil, berdaya
saing dan berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha
yang disuluh 49.710
50.669 101,93
6 Jumlah profil kelompok pelaku
utama/usaha yang disusun 4.971
5.021 101,01
7
Persentase penyuluh perikanan
yang berkontribusi terhadap
pelaksanaan program KKP
100 100 100,00
28
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2019
8 Tersedianya metode
percontohan penyuluhan KP 4
4 100,00
9 Jumlah data dan/atau informasi
hasil riset perikanan 1
1 100,00
10 Jumlah komponen inovasi yang
dihasilkan 2 2 100,00
11
Jumlah inovasi teknologi yang
diusulkan untuk
direkomendasikan
1 1 100,00
12 Jumlah lembaga riset perikanan
yang terstandar 1 1 100,00
13
Jumlah jejaring dan/atau
kerjasama riset perikanan yang
dispakati dan ditindaklanjuti
5 7 100,00
14
Jumlah sarana dan prasarana
BRPBAPPP yang ditingkatkan
kapasitasnya
1 1 100,00
15 Jumlah karya tulis ilmiah (KTI)
BRPBAPPP yang dipublikasikan 25 25 100,00
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4
Terwujudnya ASN
BRPBAPPP yang
kompeten, professional
dan berintegritas
16 Indeks profesionalitas ASN
lingkup BRPBAPPP 71 73,02 102,85
5
Tersediannya
manajemen
pengetahuan BRPBAPPP
yang handal dan mudah
diakses
17
Persentase unit kerja BRPBAPPP
yang menerapkan system
manajemen pengetahuan yang
terstandar
75 100,00 120,00
6
Terwujudnya birokrasi
BRPBAPPP yang efektif,
efisien dan berorientasi
pada layanan prima
18
Persentase jumlah rekomendasi
hasil pengawasan yang
dimanfaatkan untuk perbaikan
kinerja lingkup BRPBAPPP
80 81,82 102,28
7
Terkelolanya anggaran
pembangunan
BRPBAPPP secara efisien
dan akuntabel
19 Nilai kinerja pelaksanaan
anggaran BRPBAPPP
Baik
87 97,54 112,11
20
Batas tertinggi persentase
temuan LHP BPK atas laporan
keuangan (LK) BRPBAPPP
dibandingkan realisasi anggaran
BRPBAPPP TA 2018
1 0,01 0,01
29
3.2. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
Evaluasi dan analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan formulir
pengukuran kinerja sebagaimana Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja digunakan
sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi BRPBAPPP. Pengukuran kinerja dimaksud
merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada Indikator Kinerja
Utama yang telah diidentifikasi agar sasaran-sasaran strategis dan tujuan
strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Peta Strategi BRPBAPPP yang
menjadi kontrak kinerja pada Tahun 2019 dapat tercapai.
1. CAPAIAN KINERJA PADA STAKEHOLDERS
Capaian kinerja BRPBAPPP pada stakeholders terdiri atas 1 (satu)
Sasaran Strategis dan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama.
SASARAN STRATEGIS 1
TERWUJUDNYA KESEJATERAAN MASYARAKAT KP MELALUI
PENYEDIAAN SDM KP YANG KOMPETEN
Nilai sasaran strategis “Terwujudnya Kesejahteraan Masyakarat KP
MelaluiPenyediaan SDM KP yang kompeten sebesar 101,45%. indikator
kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut
terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja utama sebagai berikut:
IKU 1
JUMLAH KELOMPOK PELAKU UTAMA/PELAKU USAHA YANG
MENINGKAT KELASNYA (KELOMPOK)
Merupakan indikator kinerja yang menunjukkan jumlah kelompok
pelaku utama/pelaku usaha KP yang meningkat kelasnya setelah
mendapatkan penyuluhan berbasis teknologi tepat guna/inovatif. Kriteria
peningkatan kelas kelompok sesuai dengan Kepmen KP No. 14 Tahun
2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan Pengembangan
Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan.
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk menggambarkan
kontribusi BRPBAPPP dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat KP
melalui peningkatan kelembagaan kelompok melalui pendampingan
Penyuluh Perikanan.
Cara pengukuran capaian indikator kinerja ini adalah melalui
penghitungan jumlah pelaku utama/pelaku usaha KP yang meningkat
kelasnya yang memenuhi kriteria peningkatan kelas yang termuat di
dalam laporan kinerja penyuluh perikanan. Bukti capaian akhir dari
indikator kinerja ini adalah: (1) data kelompok pelaku utama dan pelaku
usaha yang meningkat kelasnya
beserta nama penyuluh perikanan
30
pembina dan nomor sertifikat kenaikan kelas kelompoknya serta nilai /
skor hasil penilaian kelas kelompok; dan (2) data yang disajikan
merupakan legal terdapat pengesahan pimpinan.
Adapun capaian atas indikator kinerja utama jumlah kelompok
pelaku utama/pelaku usaha KP yang meningkat kelasnya dideskripsikan
sebagai berikut:
Tabel 11. Capaian Jumlah kelompok pelaku utama/pelaku usaha KP yang
meningkat kelasnya
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH KELOMPOK PELAKU
UTAMA/PELAKU USAHA KP YANG
MENINGKAT KELASNYA
2018 97 97 214,00
2019 207 210 101,45
Berdasarkan tabel diatas capaian indikator kinerja utama Jumlah
kelompok pelaku utama/pelaku usaha KP yang meningkat kelasnya TA
2019 sebesar 210 (101,45%) kelompok jauh lebih banyak dibandingkan
dengan TA 2018 yakni 97 (214,00%) kelompok.
Faktor keberhasilan IKU ini dengan adanya dukungan data dan
laporan dari penyuluh perikanan yang tepat waktu pengumpulannya,
disiplin dan integritas dari pengelola laporan penyuluhan.
2. CAPAIAN KINERJA PADA CUSTUMER PERSPEKTIVE
Capaian kinerja BRPBAPPP pada Perspektif pemangku kepentingan
(Costumer Perspective) yang berasal dari 1 (satu) sasaran strategis dan 3
(tiga) Indikator Kinerja Utama.
SASARAN STRATEGIS 2
TERWUJUDNYA PENGELOLAAN SDKP YANG PARTISIPATIF
BERTANGGUNG JAWAB DAN BERKELANJUTAN
Nilai Sasaran Strategis “Terwujudnya Pengelolaan Sdkp Yang Partisipatif
Bertanggung Jawab Dan Berkelanjutan” sebesar 103,63%. Indikator kinerja
yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri
dari 3 (tiga) indikator kinerja utama sebagai berikut.
IKU 2
JUMLAH ANGGOTA KELOMPOK PELAKU UTAMA DAN PELAKU
USAHA YANG DISULUH YANG DINILAI KELAS KELOMPOKNYA
(ORANG)
Merupakan indikator yang menunjukkan jumlah anggota kelompok
pelaku utama/pelaku usaha KP yang dinilai kelas kelompoknya sesuai
Kepmen KP No. 14 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan
Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan. Tujuan dari
indikator kinerja ini adalah untuk menggambarkan kontribusi BRPBAPPP
dalam dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat KP melalui
31
peningkatan kelembagaan kelompok melalui pendampingan Penyuluh
Perikanan.
Cara pengukuran capaian indikator kinerja ini adalah dengan
menghitung jumlah anggota kelompok pelaku utama/pelaku usaha KP
yang dinilai kelas kelompoknya yang termuat di dalam laporan kinerja
penyuluh perikanan. Bukti capaian akhir dari indikator kinerja ini adalah:
(1) Data anggota kelompok pelaku utama dan pelaku usaha yang dinilai
kelas kelompoknya by name by address beserta nama penyuluh
perikanan pembina dan nomor berita acara penilaian kelas kelompok;
dan (2) Rekapitulasi dilengkapi dengan pengesahan pimpinan.
Capaian Indikator Kinerja (IK) jumlah anggota kelompok pelaku
utama/pelaku usaha KP yang dinilai kelas kelompoknya pada tahun 2019
ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12. Capaian Jumlah anggota kelompok pelaku utama dan pelaku
usaha yang disuluh yang dinilai kleas kelompoknya (orang)
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH ANGGOTA KELOMPOK
PELAKU UTAMA DAN PELAKU USAHA
YANG DISULUH YANG DINILAI KELAS
KELOMPOKNYA (ORANG)
2019 4.140 4.218 101,88
Berdasarkan tabel diatas capaian indikator kinerja utama Jumlah anggota
kelompok pelaku utama dan pelaku usaha yang disuluh yang dinilai kelas
kelompoknya (orang) Tahun 2019 tercapai sebesar 4.218 orang atau
101,88% lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 4.140 orang.
IKU ini merupakan baru di TA 2019.
Faktor keberhasilan tercapainya IKU ini karena adanya dukungan
data dan laporan dari penyuluh perikanan yang tepat waktu
pengumpulannya, disiplin dan integritas dari pengelola laporan
penyuluhan.
IKU 3
LEGALISASI IZIN USAHA MIKRO KECIL (UMK) DAN PENDIRIAN
KOPERASI SEKTOR KP (UNIT)
Merupakan indikator yang menunjukkan jumlah pelaku usaha yang
difasilitasi dalam mendapatkan izin usaha skala mikro dan/atau kecil
sektor KP, serta fasilitasi dalam mendapatkan legalitas usaha menjadi
Koperasi sektor KP melalui pendampingan oleh Penyuluh perikanan,
sesuai Pemendagri No 83 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Izin
Usaha Mikro dan Kecil, serta Permenkop dan UKM RI No. 10 Tahun 2015
tentang Kelembagaan Koperasi. Tujuan dari indikator kinerja ini adalah
untuk menggambarkan kontribusi BRPBAPPP dalam mendukung
produktivitas usaha melalui penumbuhan dan pembentukan UMKM dan
Koperasi sektor KP
32
Cara penghitungan IKU ini adalah : Hitung jumlah pelaku usaha yang
telah mendapatkan izin usaha skala mikro dan/atau skala kecil serta
kelompok yang telah mendapatkan legalitas usaha menjadi Koperasi
sektor KP dalam satuan unit.
Adapun capaian atas indikator kinerja utama Legalisasi izin usaha
mikro kecil (UMK) dan pedirian koperasi sektor KP (unit) dideskripsikan
sebagai berikut:
Tabel 13. Capaian Legalisasi izin usaha mikro kecil (UMK) dan pedirian
koperasi sektor KP (unit)
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
LEGALISASI IZIN USAHA MIKRO KECIL (UMK)
DAN PEDIRIAN KOPERASI SEKTOR KP (UNIT)
2018 917 944 102,94
2019 827 828 100,12
Berdasarkan tabel diatas capaian indikator kinerja utama Legalisasi
izin usaha mikro kecil (UMK) dan pedirian koperasi sektor KP (unit) Tahun 2019
tercapai sebesar 828 UMK/Unit atau sebesar 100,12% lebih tinggi dari
target yang ditetapkan sebesar 827 UMK/Unit. Jika dibandingkan
persentase capaian pada Tahun 2018 yaitu sebesar 917 atau sebesar
102,94%, maka capaian di Tahun 2019 mengalami penurunan target dan
capaian sebesar 116 UMK/Unit atau sebesar 2,82%. Adanya penurunan
target langsung dari Puslatluh. Walaupun adanya penurunan target sm
capaian jika diliat kembali target pertahun telah mencapai dari target
pertahun.
Faktor keberhasilan tercapainya IKU ini karena adanya dukungan
data dan laporan dari penyuluh perikanan yang tepat waktu
pengumpulannya, disiplin dan integritas dari pengelola laporan
penyuluhan
IKU 4
NILAI PNBP BRPBAPPP (Miliar)
Definisi dari IKU Nilai PNBP merupakan indikator yang menunjukkan
presentase peningkatan PNBP dari hasil penyelenggaraan riset. IKU ini
bertujuan untuk menggambarkan kontribusi BRPBAPPP dalam
mendukung pendapatan negara melalui hasil penyelenggaraan layanan
jasa riset dan SDM KP.
Cara penghitungan IKU ini adalah Jumlah total nilai PNBP dari hasil
penyelenggaraan riset dan SDM dengan aplikasi SIMPONI, dengan target
sebesar Rp. 218.000.000 (Rp 0,218 milliar). Adapun capaian atas indikator
kinerja utama Nilai PNBP BRPBAPPP (Miliar) dideskripsikan sebagai
berikut:
33
Tabel 14. Capaian Nilai PNBP BRPBAPPP (Miliar)
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
NILAI PNBP BRPBAPPP (Miliar)
2017 1.997 434 21,77
2018 260 301 120,00
2019 0,218 0,485 120,00
Berdasarkan tabel diatas bahwa IKU ini untuk capaian selama 2015-
2019 fluktuatif. Capaian tetinggi pada tahun 2019 yakni sebesar 190%
sedangkan capaian paling rendah pada tahun 2017 yankni hanya hanya
sebesar 10%. Hal ini disebabkan karena target yang terlalu besar
sedangkan anggaran penelitian pada tahun 2017 turun drastis dimana
sumber PNBP terbesar adalah dari hasil samping kegiatan penelitian.
Faktor keberhasilan dari IKU ini karena adanya koordinasi dan
monitoring terhadap pengembalian belanja pegawai kepada pegawai
yang mendapatkan TGR akibat perberhentian Fungsional dan penjualan
hasil samping kegiatan riset serta hasil dari lab uji umum.
3. CAPAIAN KINERJA PADA INTERNAL PROCESS PERSPEKTIVE
Capaian kinerja BRPBAPPP pada Perspektif pemangku kepentingan
(Internal Perspective) yang berasal dari 1 (satu) sasaran strategis dan 11
(sebelas) Indikator Kinerja Utama.
SASARAN STRATEGIS 3
TERSELENGGARANYA TATA KELOLA PEMANFAATAN SDKP YANG
ADIL, BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN
Nilai Sasaran Strategis “terselenggaranya tata kelola pemanfaatan
sdkp yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan” sebesar 102,37%.
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
strategis tersebut terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja utama sebagai
berikut.
IKU 5
JUMLAH PELAKU UTAMA/ USAHA YANG DISULUH (ORANG)
Merupakan indikator kinerja yang menggambarkan jumlah pelaku
utama/usaha yang disuluh mendukung terselenggaranya tata kelola SDKP
yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan melalui penyelenggaraan
penyuluhan. Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk
menggambarkan kontribusi BRPBAPPP dalam mendukung penyediaan
SDM KP yang kompeten untuk pengelolaan sumberdaya KP yang
berkeadilan dan berdaya saing.
Penghitungan untuk indikator kinerja ini dilakukan dengan cara
menjumlahkan jumlah pelaku utama/pelaku usaha KP yang disuluh. Bukti
akhir dari indikator kinerja ini adalah data pelaku utama/pelaku usaha KP
yang disuluh sampai akhir tahun by name by address.
Capaian Indikator Kinerja (IK) jumlah pelaku utama/ usaha yang
disuluh dapat dilihat pada tabel
berikut.
34
Tabel 15. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 5 TA.2019
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH PELAKU UTAMA/ USAHA
YANG DISULUH (ORANG) 2019 49.710 50.669 101,93
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator kinerja jumlah
pelaku utama/usaha yang disuluh pada tahun 2019 tercapai 50.669 orang
atau sebesar 101,92% dari target 49.710 Iku ini merupakan IKU baru di
tahun 2019.
Faktor keberhasilan tercapainya IKU ini karena adanya dukungan
data dan laporan dari penyuluh perikanan yang tepat waktu
pengumpulannya, disiplin dan integritas dari pengelola laporan
penyuluhan. Hal tersebut merupakan pencapaian penyuluh dari
Satminkal BRPBAPPP yang berada di 4 Provinsi yang tersebar di berbagai
daerah. Jumlah rincian tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 16. Capaian Jumlah Pelaku Utama/ Usaha yang disuluh
No. Provinsi Jumlah (Orang)
1. Sulawesi Selatan 30.986
2. Sulawesi Tenggara 4.664
3. Sulawesi Barat 15.019
Jumlah Total : 50.669
IKU 6
JUMLAH PROFIL KELOMPOK PELAKU UTAMA/ USAHA YANG
DISUSUN (DOKUMEN)
Merupakan indikator kinerja yang menunjukkan penyediaan
dokumen profil dan administrasi kelompok pelaku utama/usaha
perikanan yang disuluh yang berisikan seperangkat catatan atau
dokumen yang menyangkut semua kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok, dan profiling untuk membangun jejaring kerja dan
penyampaian informasi tentang kelompok perikanan kepada stakeholder
baik internal maupun eksternal perusahaan.
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk menggambarkan
kontribusi BRPBAPPP dalam meningkatkan produktivitas kegiatan
penyuluhan perikanan dengan melengkapi administrasi dan profil
kelompok perikanan untuk memperkuat peran kelompok sebagai kelas
belajar, unit produksi usaha perikanan dan wahana kerjasama.
Penghitungan untuk indikator kinerja ini dilakukan dengan cara:
1. Melakukan penyediaan kelengkapan administrasi kelompok
perikanan sesuai kelompok yang
disuluh; dan
35
2. Melakukan penyediaan profil kelompok perikanan sesuai kelompok
yang disuluh. Bukti akhir dari indikator kinerja ini adalah :
a. Tersedianya data 4.971 kelompok pelaku utama/usaha yang
disusun profilnya;
b. Dokumen profil kelompok perikanan;
c. Dokumen administrasi kelompok perikanan.
Capaian Indikator Kinerja (IK) jumlah profil kelompok pelaku utama/
usaha yang disusun dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 6 TA.2019
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator kinerja jumlah
profil kelompok pelaku utama/ usaha yang disusun pada tahun 2019
tercapai 5.021 dokumen atau sebesar 101,01% dari target 4.971 Iku ini
merupakan IKU baru di tahun 2019.
Faktor keberhasilan ini karena adanya dokumen administrasi
kelompok yang sesuai form yang telah diberikan untuk dicetak Dalam
tahapan permintaan dokumen dan data dukung profil dan Dokumen
administrasi kelompok sesuai form yang telah dibagikan untuk dicetak
melalui tender dengan 1 penyedia selanjutnya akan didistribusikan ke
masing-masing kelompok.
IKU 7
PERSENTASE PENYULUH PERIKANAN YANG BERKONTRIBUSI
TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KKP (%)
Merupakan indikator kinerja yang menunjukkan persentase
penyuluh perikanan, baik itu PNS maupun Penyuluh Perikanan Bantu
(PPB) yang melakukan penyuluhan dan pendampingan terhadap
pelaksanaan program KKP tahun 2019 dan tahun sebelumnya seperti
SKPT, bantuan pemerintah, Kusuka dll untuk mendukung tata kelola
pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan. Tujuan
dari indikator kinerja ini adalah untuk menggambarkan kontribusi
BRPBAPPP dalam mendukung penyediaan SDM KP yang kompeten untuk
pengelolaan sumberdaya KP yang berkeadilan dan berdaya saing.
Penghitungan capaian indikator kinerja ini dilakukan dengan cara
menjumlah Penyuluh Perikanan PNS dan PPB yang berkontribusi
terhadap pelaksanaan program KKP dibanding dengan total Jumlah
Penyuluh Perikanan PNS dan PPB sebesar 100 %. Bukti akhir dari capaian
indikator kinerja ini adalah: (1) Data penyuluh perikanan yang
berkontribusi terhadap pelaksanaan program KKP (sesuai format yang
telah ditentukan); dan (2) Laporan Kinerja Penyuluh Perikanan, rekap
nama penyuluh, serta kelompok penerima bantuan yang didampingi dan
program KKP yang didampinginya.
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH PROFIL KELOMPOK
PELAKU UTAMA/ USAHA YANG
DISUSUN (DOKUMEN)
2019 4.971 5.021 101,01
36
Capaian Indikator Kinerja (IK) persentase penyuluh perikanan yang
berkontribusi terhadap pelaksanaan program kkp (%) dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 18. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 7 TA .2019
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator kinerja ) persentase
penyuluh perikanan yang berkontribusi terhadap pelaksanaan program
kkp (%) pada tahun 2019 tercapai 100,00 dari target 100,00 IKU ini
merupakan IKU baru di tahun 2019.
Faktor keberhasilan IKU ini karena lebih banyaknya kontribusi
penyuluh dalam pelaksanaan program KKP
IKU 8
TERSEDIANYA METODE PERCONTOHAN PENYULUHAN KP
(LOKASI)
Merupakan indikator yang menunjukkan salah satu metode
penyuluhan dalam bentuk percontohan penyuluhan KP di lokasi
percontohan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan hasil inovasi
teknologi kelautan perikanan tepat guna. Tujuan dari indikator kinerja ini
adalah untuk menggambarkan kontribusi BRPBAPPP dalam mendukung
penyediaan SDM KP yang kompeten untuk pengelolaan sumberdaya KP
yang berkeadilan dan berdaya saing.
Penghitungan capaian indikator kinerja ini dilakukan dengan cara
menjumlah percontohan penyuluhan KP yang telah dilaksanakan. Bukti
akhir capaian indikator kinerja ini adalah berupa laporan hasil
pelaksanaan percontohan penyuluhan di semua lokasi percontohan.
Beberapa tahapan yang harus dilaksanakan dalam rangka
menerapkan metode percontohan penyuluhan ini adalah : (1) Satminkal
menginformasikan kegiatan percontohan ke penyuluh, (2) Penyuluh
membuat dan mengusulkan proposal kegiatan percontohan ke satminkal,
(3) Satminkal melakukan seleksi proposal yang telah dikirim oleh
penyuluh, (4) Satminkal menetapkan SK tim pelaksana, lokasi, dan jenis
inovasi teknologi percontohan, dan (5) Satminkal melakukan temu lapang
untuk mensosialisasikan teknologi budidaya yang menjadi percontohan
di lokasi yang telah ditetapkan.
Dalam melakukan pemilihan inovasi teknologi yang
terekomendasikan yang akan diterapkan sebagai metode percontohan
penyuluhan harus memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut: (1)
Secara teknologi dapat dikuasai; (2) Secara ekonomi menguntungkan;
dan (3) Secara sosial dapat diterima
masyarakat serta lokasi. Sedangkan
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN T R %
PERSENTASE PENYULUH
PERIKANAN YANG BERKONTRIBUSI
TERHADAP PELAKSANAAN
PROGRAM KKP (%)
2019 100,00 100,00 100,00
37
dalam menentukan lokasi metode percontohan penyuluhan diharapkan
dapat memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut : (1) Merupakan
kawasan sentra yang memiliki potensi kelautan dan perikanan; (2)
Terdapat kelompok pelaku utama/ pelaku usaha binaan Penyuluh
Perikanan; (3) Terdapat penyuluh perikanan; (4) Komoditas dapat
dikembangkan sesuai lokasi spesifik daerah; (5) Lahan milik pelaku
utama; (6) Akses transportasi mudah; (7) Akses pasar mudah.
Capaian Indikator Kinerja (IK) tersedianya metode percontohan
penyuluhan KP dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 19. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 8 TA.2019
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator kinerja tersedianya
metode percontohan penyuluhan KP pada tahun 2019 tercapai 4 Lokasi
dari target 4 Lokasi dengan anggaran sebesar Rp. 290.259.000 yang
realisasinya sebesar Rp. 270.000.000 (93,02%). Sedangkan pada tahun
2018 IKU ini ada tapi karena anggarannya di refaining maka tidak
dilakukanlah pendampingan kelompok pada tahun 2018 sehingga target
dan capaiannya pada tahun 2018 tidak tercapai
Tabel 3.20 Kegiatan Percontohan yang dilaksanakan di tahun 2019
sebagai berikut :
Sulawesi Selatan Maros Budidaya 1
Budidaya Rumput Laut dengan
Menggunakan Bibit Hasil
Seleksi
Sulawesi Selatan Mamuju Budidaya 2
Budidaya Udang Vaname
Tradisional Plus dgn
meggunakan Probiotik Rica
Sulawesi Selatan Barru Budidaya 3
Aplikasi Penggunaan
Probiotik Rica Serbuk di
Pembenihan Skala Rumah
Tangga
Sulawesi Selatan Wajo Budidaya 4
Penggemukan Kepiting Bakau
dengan Pemanfaatan Galon
Bekas
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN T R %
TERSEDIANYA METODE
PERCONTOHAN PENYULUHAN
KP (LOKASI)
2019 4 4 100,00
38
1. Unit Percontohan Pemanfaatan Lahan Budidaya Pembibitan
Rumput Laut Gracilaria Hasil Seleksi Kulur Jaringan Di Kabupaten
Maros BRPBAPPP Maros 2019
Gambar 5. Peraktek Magang Seleksi, mengikat dan pembenihan rumput laut Gracillaria, sp
kultur jaringan di Instalasi Tambak Maranak BRPBAPPP Maros di bersama
penyuluh, petani rumput laut dan teknisi yang didampingi oleh Peneliti ahli
rumput laut
2. Unit Percontohan Budidaya Udang Vaname Tradisional Plus
Dengan Menggunakan Probiotik Rica Di Kabupaten Mamuju
BRPBAPPP Maros 2019
Gambar 6. Antusias masyarakat dan pemerintah setempat untuk program kampong
probiotik rica setelah melihat hasil dari panen perdana percontohan yang
dilaksanakan di Desa Papalang Kab.Mamuju Sulawesi
39
3. Unit Percontohan Pembenihan Udang Windu Skala Rumah Tangga
Menggunakan Probiotik Rica Serbuk Di Kabupaten Barru
Gambar 7. Peraktek aplikasi probiotik rica serbuk dimulai dari magang di hatchery
NC IPWU Barru BRPBAPPP oleh Penyuluh perikanan dan empat orang
pelaku usaha pembenihan skala rumah tangga yang didampingi langsung
oleh Peneliti Bertempat di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan
4. Unit Percontohan Pemanfaatan Lahan Penggemukan Kepiting
Bakau Dengan Menggunakan Media Galon Bekas Di Kabupaten
Wajo BRPBAPPP Maros 2019
Gambar 8. Pendampingan Peneliti Ahli Kepiting memberikan pengalaman dalam
pembenihan dan penggemukan kepiting Bakau di Desa Keera Kab. Wajo
dalam rangka perconohan penggemukan kepiting bakau dengan
menggunakan media gallon bekas
Unit Percontohan Satminkal BRPBAPPP pada tahun 2019 di laksanakan
pada bulan Agustus 2019 karena keterlambatan pemberian juknis
pelaksanaan percontohan sehingga banyaknya kegiatan yang mengalami
keterlambatan pelaksanaan dan adanya beberapa kegiatan yang diubah
lokasi dan judulnya sehigga tidak sesuai dengan usuln Pertama yaitu
Budidaya Mina Padi Udang Vaname dan Nila Salin yang perencanaan
awalnya dilaksanakan di Kab. Barru menjadi Budiaya Udang Vaname
menggunakan Probiotik Rica yang dilaksanakan di Kab. Mamuju Sulawesi
Barat.
Faktor keberhasilan tercapaianya IKU ini karena adanya dukungan
dan anggaran dari Pusat dan dukungan dari peneliti dan dalam
mengaplikasikan teknologi di lokasi percontohan, dukungan penyuluhan
perikanan melakukan pendampingan kelompok sesuai rencana
kunjungan yang dilakukan oleh Seksi Penyuluhan BRPBAPPP.
Faktor terhambatnya IKU ini dikarenakan waktu pelaksanaan
terlambat dikarenakan juknis pelaksanaan belum di terima hungga
semester 2.
40
IKU 9
JUMLAH DATA DAN/ ATAU INFORMASI HASIL RISET PERIKANAN
BUDIDAYA AIR PAYAU (PAKET)
Merupakan indikator kinerja yang menunjukkan data informasi hasil
riset yang telah disusun dalam bentuk paket informasi (hasil pengolahan
dan analisis data). Indikator kinerja ini bertujuan untuk menggambarkan
kontribusi BRPBAPPP dalam memberikan data dan informasi dan
rekomendasi hasil riset KP untuk pengelolaan sumberdaya KP yang
berkeadilan dan berdaya saing.
Pengukuran indikator kinerja ini adalah dengan cara menghitung
jumlah data dan informasi yang dihasilkan dan sudah disampaikan secara
resmi oleh Kepala UPT kepada Kepala Pusat Riset Perikanan. Bukti
capaian akhir yang diminta adalah berupa laporan akhir riset data
informasi.
Judul untuk kegiatan riset yang menghasilkan data dan informasi
adalah “Kajian Kawasan dan Lingkungan Perikanan Budidaya Air Payau
yang kemudian terbagi menjadi 2 (dua) sub judul yaitu: (1) Kajian Tingkat
Adopsi, Aplikasi dan Efektifitas Pelaksanaan BIB berbasis Kluster pada
Tambak Tradisional; dan (2) Kajian Lingkungan Perikanan Budidaya.
Capaian indikator kinerja jumlah data dan informasi hasil riset
kelautan dan perikanan budidaya air payau dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 20. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 9 TA.2019
P
a
d
B
B
e
r
d
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian dan target
indikator kinerja jumlah data dan informasi hasil riset kelautan dan
perikanan budidaya air payau pada tahun 2019 sebesar 1 paket data dan
informasi riset dengan kata lain presentase realisasi sebesar 100%.
Capaian ini disebabkan karena pada tahun 2019, kegiatan penelitian dan
penyusunan laporan tahunan untuk setiap kegiatan riset telah selesai
dilaksanakan. Dalam penyusunan laporan tahunan kegiatan riset, selain
berdasarkan atas proposal teknis yang dibuat di awal tahun 2019, juga
diperkaya dengan masukan dari evaluator eksternal. Jumlah data dan/
atau infromasi hasil riset perikanan budidaya air payau telah mencapai
target sebesar 1 paket (100,00%) dari target 1 paket.
Pada tahun 2018 pagu anggaranya sebesar Rp. 262.575.000 dengan
realisasi sebesar Rp. 256.982.215 (97,87%), sedangkan pada tahun 2019
pagu anggarannya sebesar Rp. 262.575.000 dengan realisasi sebesar Rp.
258.225.100 (98,34%). Sehingga adanya peningkatan anggaran dan
peningkatan realisasi di tahun 2019,
dibanding pada tahun 2018.
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH DATA DAN/ ATAU
INFORMASI HASIL RISET PERIKANAN
BUDIDAYA AIR PAYAU (PAKET)
2015 4 4 100
2016 5 5 100
2017 1 1 100
2018 1 1 100
2019 1 1 100
41
Walaupun hanya satu paket data dan atau informasi riset perikanan
budidaya yang ditargetkan untuk dihasilkan oleh BRPBAPPP dalam kurun
1 tahun anggaran (2019), namun paket ini didukung oleh 2 kegiatan riset.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2015 capaian IK
9 ini sebanyak 4 paket dan targetnya juga 4 paket, tahun 2016 target dan
capaiannya ada 5 paket. Tentu saja, dengan didukung oleh 2 kegiatan
riset, maka paket data dan informasi yang diperoleh akan lebih detail dan
kompherensif. Sebaiknya dengan dua kegiatan riset, diharapkan dapat
diklarifikasikan beberapa kegiatan yang memiliki topik yang
berhubungan erat dan saling mendukung.
kedua sub kegiatan riset yang mendukung 1 paket iku 9 : Jumlah
data dan/ atau informasi hasil riset perikanan budidaya air payau sebagai
berikut :
1) Kajian Tingkat Adopsi, Aplikasi dan Efektifitas Pelaksanaan
CBIB berbasis Kluster pada Tambak Tradisional
Pemanfaatan dan produktivitas lahan untuk budidaya tambak masih
tergolong rendah. Hasil dari kegiatan riset aplikasi informasi dan analisis
geospasial 2015-2018 secara umum menujukkan adanya berbagai
kendala teknis pengelolaan kawasan tambak di sentra-sentra produksi
udang di Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan karenapengelolaan
lahan tambak dikelola secara individual dan proses bimbingan teknis
peningkatan produktivitas lahan budidaya juga masih bersifat parsial dan
cenderung tidak terkoordinasi sehingga kelebihan dan kekurangan dari
teknologi yang diterapkan juga hanya dapat diketahui secara individu
atau oleh kelompok-kelompok petambak tertentu. Cara Budidaya Ikan
yang Baik (CBIB) berbasis klaster diharapkan dapat memfasilitasi
operasional kelompok-kelompok atau organisasi pembudidaya yang
menggabungkan aksi kolektif para pembudidaya skala kecil untuk
mengatasi berbagai tantangan dalam budidaya tambak. Penelitian ini
dilaksanakan disentra pengembangan budidaya tambak di kecamatan
lanrisang dan Kecamatan Mattirosompe Kabupaten Pinrang, provinsi
Sulawesi Selatan.
Hasil secara umum menunjukkan bahwa tingkat dopsi CBIB oleh para
pembudidaya di Kabupaten Pinrang baru pada kisaran 40-45%. Dari 4
aspek yang dievaluasi yang meliputi 1) Aspek Teknis; 2) Aspek
Manajemen; 3) Aspek Keamanan Pangan; dan 4) Aspek Lingkungan
menunjukkan persentase penerapan CBIB di tambak Kecamatan
Lanrisang dan Mattiro Sompe tertinggi pada Aspek Keamanan Pangan
dan Teknis dan yang rendah pada Aspek Manajemen dan Lingkungan.
Keempat aspek yang dinilai tersebut menunjukkan bahwa persentase
penerapan CBIB di tambak Pokdakan SalopokkoE, CempaE, Pottotau, dan
Rawa Subur Lapolo Balena berturut-turut 45,89; 43,80; 47,50%; dan 44,63
dengan rata-rata 45,46%. Aspek Manajemen dan Lingkungan harus
menjadi aspek yang mendapatkan perhatian serius untuk meningkatkan
penerapan CBIB di Kabupaten Pinrang. Juga disarankan agar Aspek
Sosial Ekonomi dipertimbangkan dalam penilaian penerapan CBIB di
tambak. Manfaat langsung dari
teknologi berupa keuntungan relatif
42
termasuk keuntungan ekonomi (produksi dan pendapatan) yang lebih
tinggi merupakan faktor yang paling mempengaruhi keputusan
pembudiya untuk mengadopsi teknologi CBIB. Selain itu juga didorong
anggapan bahwa penerapan CBIB dapat memperbaiki reputasi positif
didalam masyarakat serta dapat berkontribusi dalam memperbaiki
lingkungan budidaya. Tingkat adopsi juga dapat dimaksimalkan jika ada
dukungan pengusaha ekspor atau pengusaha lokal serta adanya arahan
dan pendampingan dari pemerintah terkait, balai riset dan akademisi.
Para pembudidaya meyakini bahwa untuk memaksimalkan tingkat
adopsi dan aplikasi CBIB prioritas utama yang harus diperbaiki adalah
aspek fisik seperti lokasi; pengelolaan air; penanganan, penggunaan dan
pembuatan pakan yang harus sesuai dengan syarat dan pedoman CBIB.
Hal ini sejalan dengan hasil analisis aspek rekayasa dan faktor pembatas
lingkungan dimana pada kedua kluster tambak diketahui bahwa
keberadaan faktor-faktor pembatas kualitas air berkaitan erat dengan
kondisi petakan tambak yang bermasalah dalam melakukan pergantian
air termasuk membuang secara tuntas limbah budidaya setelah
beroperasi. Kedua klaster tambak CBIB dapat dikategorikan sebagai
tanah berpasir (kisaran kandungan pasir 56 – 90%) dan juga memiliki
karakteristik tanah sulfat masam. Faktor rekayasa tambak dan kualitas
lingkungan ini akan menjadi faktor penghambat utama penerapan dan
tingkat adopsi CBIB di lokasi studi.
2) Kajian Lingkungan Perikanan Budidaya
Telah dilakukan survei II. Survei I dilakukan sebelum ada kegiatan
budidaya udang vaname di tambak intensif sehingga data yang diperoleh
meggambarkan rona awal perairan, sedangkan survei II dilakukan
setelah adanya proses budidaya. Data yang diperoleh dari survei II akan
memberikan gambaran rona perairan setelah kegiataan budidaya
berlangsung. Hasil pengukuran kualitas air secara insitu, secara umum
perairan Arungkeke Kabupaten Jeneponto memiliki suhu perairan antara
26,5 – 27,8 C dengan rerata 26,87 C, DO antara 5,97 – 6,70 mg/L dengan
rerata 6,37 mg/L, salinitas sekitar 33,46 – 34,01 ppt dengan rerata 33,85
ppt dan pH berkisar antara 8,22 – 8,43 dengan rerata 8,38. Hasil
pengukuran karakteristik sedimen secara langsung menunjukkan bahwa
pHF berkisar antara 6,88 – 8,10 dengan rerata 7,71 dan potensial redoks
antara -319,9 – 261,1 mV dengan rerata -30,5 mV. Selanjutnya masih
dilakukan analisa kualitas air di laboratorium untuk parameter
amonia,nitrat, nitrit, fosfat, BOT danTSS. Demikian pula dengan
parameter sedimen yaitu bahan organik, karbon organik, total-N, dan
fosfat. Juga dilakukan analisa plankton dan makrozoobentos.
IKU 10
JUMLAH KOMPONEN INOVASI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR
PAYAU YANG DIHASILKAN (BUAH)
Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2008 tentang “Penyelenggaran
Penelitian dan Pengembangan Perikanan” disebutkan:
1. Inovasi Teknologi
(Pengembangan eksperimental
43
perikanan) merupakan kegiatan sistematik dengan menggunakan
pengetahuan yang sudah ada yang diperoleh melalui penelitian dasar
dan/atau penelitian terapan, untuk memperoleh sistem teknologi
yang lebih efektif dan efisien serta menghasilkan produk unggulan;
2. Sistem teknologi berupa teknologi sederhana, murah, terjangkau,
adaptif, dan ramah lingkungan Produk unggulan berupa produk yang
memiliki nilai tambah tinggi, berdaya saing, dan aman dikonsumsi
serta terjangkau masyarakat luas;
3. Hasil kegiatan riset perikanan yang memiliki kebaruan sebagian atau
seluruhnya yang akan dipergunakan dalam mengembangkan sistem
produksi, pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK berupa:
a. Komponen inovasi perikanan yang dihasilkan oleh UPT;
b. Inovasi teknologi adaptif lokasi perikanan oleh Pusriskan;
c. Inovasi Teknologi yang diusulkan untuk direkomendasikan.
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk memberikan
gambaran/data jumlah hasil riset inovatif yang dihasilkan oleh BRPBAPPP.
Pengukuran indikator kinerja ini adalah dengan menghitung jumlah hasil
riset perikanan berupa riset output komponen inovasi perikanan yang
dihasilkan oleh UPT dan inovasi teknologi adaptif lokasi perikanan oleh
Pusriskan. Bukti akhir dari capaian indikator kinerja ini adalah laporan
akhir kegiatan riset Komponen Inovasi yang Dihasilkan oleh BRPBAPPP.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Jumlah Hasil Riset yang Inovatif untuk
Pembangunan Perikanan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 21. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 10 TA.2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian dan target
indikator kinerja jumlah komponen inovasi riset perikanan budidaya air
payau yang dihasilkan (buah) pada tahun 2018 maupun tahun 2019
sebesar 1 paket dengan kata lain presentase realisasi sebesar 100%.
Capaian ini disebabkan karena pada tahun 2019, kegiatan penelitian
dan penyusunan laporan tahunan untuk setiap kegiatan riset telah selesai
dilaksanakan. Dalam penyusunan laporan tahunan kegiatan riset, selain
berdasarkan atas proposal teknis yang dibuat di awal tahun 2019, juga
diperkaya dengan masukan dari evaluator eksternal.
Pada tahun 2018 pagu anggaran sebesar Rp. 1.331.206.000 dengan
realisasi sebesar Rp. 693.289.090 (52,08%), sedangkan tahun 2019 pagu
anggaran sebesar Rp. 2.170.544.000 dengan realisasi sebesar Rp.
1.544.665.2366666 (71,16%). Sehingga adanya peningkatan pagu dan
realisasi pada tahun 2019 jika
dibandingkan pada tahun 2018.
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH KOMPONEN INOVASI RISET
PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU
YANG DIHASILKAN (BUAH)
2018 1 1 100,00
2019 1 1 100,00
44
Pada tahun 2019 ini, judul kegiatan riset yang menghasilkan
komponen inovasi adalah “Perbenihan dan Pembesaran Krustase dan
Ikan” yang kemudian terbagi menjadi 5 (lima) sub judul, yaitu : (1)
Aplikasi Probiotik pada Produksi Larva SPF dan Pengembangan
Teknologi Peningkatan Resistensi dan Kualitas Udang Windu; (2)
Perbaikan Sistem Produksi dan Perakitan Calon Induk Unggul Dalam
Mendukung Domestikasi Kepiting Bakau; (3) Penelitian dan
Pengembangan Pakan Ikan Beronang; (4) Pencegahan Penyakit Udang;
(5) Riset Minapadi Air Payau (Padi dan Udang)
1) Aplikasi Probiotik pada Produksi Larva SPF dan Pengembangan
Teknologi Peningkatan Resistensi dan Kualitas Udang Windu.
Keberlanjutan budidaya udang windu Penaeus monodon sangat
tergantung dari penyedian benih dan calon induk unggul. Produksi benih
unggul SPF difokuskan pada pengembangan penggunaan probiotik
bubuk dalam proses produksi larva. Selain itu akan dilakukan kajian
reproduksi induk dan penilaian morfologi serta pengujian vitalitas benih
yang dihasilkan. Pada Tahun 2018, riset aplikasi probiotuk RICA cair dan
bubuk (tepung) memperlihatkan hasil yang cukup baik dibandingkan
dengan kontrol dan probiotik komersil yang dicobakan. Oleh karena itu,
probiotik bubuk memberikan harapan yang cukup potensial untuk
dikembangan kedepan. Pada Tahun 2019, produksi larva udang windu
SPF difokuskan pada aplikasi probiotik bubuk dengan melakukan aktivasi
bakteri sebelum digunakan. Benur SPF yang dihasilkan tetap
didistribusikan ke pembudidaya. Riset perakitan strain udang windu
tahan penyakit dan teknologi RNAi (RNA interferensi) merupakan
kelanjutan dari riset sebelumnya dengan menitik beratkan pada
peningkatan resistensi dalam melawan patogen penyebab penyakit
khususnya WSSV. Riset RNAi pada Tahun 2018 menunjukkan keberhasilan
dalam produksi dsRNA VP-WSSV baik secara in-vitro (menggunakan kit
RNAi Megascript) maupun in-vivo (kloning gen pada bakteri
rekombinan). Aplikasi dsRNA in-vivo dan invitro pada udang windu
melalui injeksi dan perendaman memperlihatkan sintasan dan respon
imun yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol (tanpa dsRNA).
Dengan pertimbangan kemudahan dalam produksi dan aplikasi massal,
maka pada tahun 2019, pengembangan teknologi RNAi difokuskan pada
dsRNA in-vivo dengan metode aplikasi menggunakan pakan pellet yang
diperkaya dengan dsRNA. Salah satu kendala dalam pengembangan
domestikasi udang windu adalah rendahnya kualitas calon induk yang
dihasilkan dari tambak. Selain kendala serangan penyakit, pematangan
induk hasil domestikasi juga menjadi kendala. Peningkatan kualitas calon
induk udang windu yang diproduksi dari tambak perlu dilakukan dengan
berbagai upaya, diantaranya pemacuan pematangan gonad
menggunakan hormon dan herbal. Penerapan inseminasi buatan pada
induk hasil dari tambak menjadi salah satu penentu kesuksesan
pemijahannya. Aplikasi teknologi krio-preservasi spermatofora menjadi
salah satu aspek yang perlu dikaji dalam menghasilkan spermatofora
yang selalu siap saat diperlukan
untuk inseminiasi buatan.
45
Keberhasilan beberapa komponen teknologi inovasi tersebut sangat
diperlukan dalam menghasilkan larva unggul SPF dan peningkatan
risistesinya terhadap penyakit bintik putih serta pemijahan udang windu
hasil produksi dari tambak. Hasil penelitian ini diharapan dapat
mendukung peningkatan produksi larva dan pembesaran udang windu di
tambak, serta mendukung isu akuakultur berkelanjutan dan pengentasan
kemiskinan pembudidaya. Hasil riset yang dicapai pada 2019 ,meliputi,
aplikasi probiotik RICA pada produksi massal benur udang windu SPF
memperlihatkan hasil yang lebih baik pada aktivasi probiotik RICA
selama 24 jam sebelum digunakan, dan kegiatan ini telah menghasilkan
produk biologi larva PL-12 udang windu SPF sebanyak 2.510.100 (100,4%
dari target 2,5 juta) yang sudah didistribusikan ke pembudidaya di
beberapa Kab/Kota di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Penggunaan
dsRNA pada pakan memberikan sintasan udang windu yang lebih tinggi
(27,3% ) dibandingkan dengan pakan tanpa dsRNA serta respon imun
yang lebih baik. Perbaikan kualitas udang windu dapat dilakukan dengan
menggunakan hormon, herbal dan penyimpanan spermatofora dapat
dilakukan dengan teknik kriopreservasi. Hormon 17α- methyl testoteron
300ng/100g bobot udang memberikan respon peningkatan jumlah
sperma tertinggi dan TKG. Ekstrak rimpang rumput teki mengandung 1,7
% juvenile hormone dari berat kering, aplikasinya memberikan respon
perkembangan vitellogenin dan spermatogenin. Penggunaan
kriopreservasi gliserol 15%, memberikan respon sel sperma lebih baik
dibandingkan dengan gliserol 5%. Meskipun demikian, litbang
peningkatan resistensi dan kualitas udang windu masih perlu dilakukan
dalam upaya mendukup keberhasilan domestikasi. Output riset yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh stakeholder seperti: Ditjen Perikanan
Budidaya, Perguruan Tinggi, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan
pembudidaya/pembenih.
2) Perbaikan Sistem Produksi dan Perakitan Calon Induk Unggul
Dalam Mendukung Domestikasi Kepiting Bakau
Penelitian “Perbaikan sistem produksi dan perakitan calon induk
ungguldalam mendukung domestikasi kepiting bakau” terdiri dari 3 Unit
Penelitian. Unit 1 penanggung jawab Drs. Gunarto MSc, “Upaya kawin
silang kepiting bakau scylla spp” Tahap 1, berlangsung dari bulan
Februari hingga Juni 2019. Dalam rangka untuk memperbaiki ukuran
kepiting bakau S. olivacea, maka penelitian kawin silang kepiting bakau
perlu dilakukan. Kawin silang pada kepiting bakau Scylla spp telah
berhasil dilakukan di bak terkontrol, Namun belum ada informasi ukuran
kepiting jantan S. tranquebarica yang paling tepat untuk mengawini
kepiting betina S. olivacea. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan
ukuran kepiting jantan S. tranquebarica yang lebih sering mengawini
kepiting betina S. olivacea yang baru molting. 15 individu kepiting betina
remaja S. olivacea dipelihara secara individu di bak-bak kerucut ukuran
diameter 60 cm, tinggi 100 cm, diisi air sebanyak 500 L yang satu dengan
lainnya saling terhubung membentuk
sistem resirkulasi. Di bak segi empat
46
lainnya sebanyak 12 unit juga dipelihara secara individu di setiap bak
sebanyak 1 ekor kepiting jantan S. tranquebarica ukuran 200-500g.
Kepiting diberi pakan ikan rucah secara et libitum sebanyak 3x/hari
(pagi, siang dan sore). Kepiting betina yang molting segera dipindah ke
bak perkawinan, selanjutnya juga ditebar kepiting jantan S.
tranquebarica berbagai ukuran yang mewakili tiga group ukuran
kepiting jantan. Kemudian ditunggu hingga satu diantara kepiting jantan
mengawini kepiting betina yang baru molting. Setelah selesai kawin,
ukuran kepiting yang kawin (panjang dan lebar karapas serta berat) baik
jantan maupun betina dicatat. Selanjutnya kepiting betina dipelihara
secara individu di bak agar matang gonad hingga memijah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepiting jantan S.tranquebarica berat
>300g adalah paling sering mengawini kepiting betina S. olivacea
sebaliknya tidak satu ekorpun kepiting jantan S.tranquebarica ukuran <
300g sukses mengawini kepiting betina S. olivacea. Waktu paling cepat
yang dibutuhkan dari setelah kawin hingga matang gonad stadia IV
adalah 59 hari pemeliharaan. Tahap 2. Penelitian berlangsung dari bulan
Agustus hingga Oktober 2019. Tujuan penelitian adalah melanjutkan
upaya kawin silang kepiting bakauantara kepiting jantan S. tranquebarica
dan S. olivacea untuk dapat mengawini kepiting betina S. olivacea dan S.
serrata. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1). Calon induk
betina S. serrata masih banci dilepas satu pasang kaki jalannya, ukuran
lebar karapas 100-130 mm dan berat dengan kisaran 180-380g ditebar di
dua bak fiber bulat ukuran 4 ton dan masing masing diisi air sebanyak 1
ton. Padat tebar kepiting betina dalam setiap bak adalah 5 ekor/bak.
Selanjutnya di setiap bak juga ditebar 2 ekor jantan S. olivacea dan 3 ekor
jantan S. tranquebarica ukuran dengan kisaran 200-500g. 2). Calon induk
betina S. olivacea masih banci dilepas satu pasang kaki jalannya, dengan
lebar karapas 100-130 mm dan berat 120-250 g ditebar di dua bak fiber
bulat ukuran 4 ton, masing-masing diisi air sebanyak 1 ton. Padat tebar
kepiting betina adalah 5 ekor/bak. Selanjutnya di setiap bak ditebar 2
ekor jantan S. olivacea dan 3 ekor jantan S. tranquebarica ukuran 200-
500g. Kepiting diberi pakan ikan rucah secara et libitum sebanyak
3x/hari (pagi, siang dan sore). Kepiting jantan dibiarkan memilih
pasangannya sendiri untuk dikawini. Setelah melakukan perkawinan baik
kepiting jantan maupun kepiting betina ditimbang beratnya dan diukur
panjang dan lebar karapasnya. Selanjutnya kepiting betina dipelihara
secara individu di bak fiber kerucut volume 500 L agar matang gonad
hingga memijah. Data ukuran kepiting jantan yang kawin dibandingkan
ukurannya berdasarkan spesies dan dianalisis secara deskriptif. Kepiting
betina yang sudah kawin tetapi mati, maka dibuka karapasnya untuk
melihat status kondisi perkembangan gonadnya. Berdasarkan data
ukuran kepiting jantan yang kawin diketahui bahwa betina S. olivacea
dikawini oleh jantan S. tranquebarica ukuran >300g sebanyak 3 ekor dan
ukuran >200g sebanyak 1 ekor dan dikawini oleh jantan S. olivacea
ukuran >400g sebanyak 2 ekor. Sedangkan kepiting betina S. serrata
dikawini oleh jantan S. tranquebarica ukuran >200g sebanyak 2 ekor dan
dikawini oleh jantan S. olivacea
sebanyak 1 ekor. Dari 9 ekor betina
47
yang kawin, sampai awal Desember 2019 baru dua ekor yang memijah
yaitu betina S. serrata yang kawin dengan jantan S. tranquebarica ukuran
280g. Telur yang dihasilkan berwarna kuning pucat, fekundtas sekitar
satu juta, namun yang berhasil menetas hanya beberapa ekor dan
larvanya lemah, mayoritas telur hanya
berkembang hingga stadia gastrula. Sedangkan induk memijah yang
kedua adalah kepiting bakau betina S. olivacea yang kawin dengan
kepiting jantan S. tranquebarica (ukuran 423 g, lebar karapas 118,5 mm)
memijah setelah 57 hari dari perkawinan. Saat ini induk masih diinkubasi
agar menetaskan telurnya. Unit 2. “Pembalikan jenis kelamin”. Terdapat
perbedaan pertumbuhan antara jantan dan betina pada kepiting bakau,
dimana kepiting jantan tumbuh lebih cepat dibandingkan betina. Namun
demikian, nilai jual kepiting betina dapat lebih tinggi dibandingkan
jantan pada saat kepiting betina mengandung telur yang bisa mencapai
1/3 bobot bandannya. Oleh karena itu, pemilihan jenis kelamin kepiting
dapat memberikan perbedaan nilai ekonomi yang nyata di dalam usaha
budidayanya. Pembalikan jenis kelamin telah berhasil dilakukan pada
berbagai jenis ikan budidaya namun belum umum dilakukan pada jenis
krustase apalagi pada kepiting bakau. Penelitian ini bertujuan melakukan
penelitian pendahuluan untuk mengetahui kemungkinan jantanisasi
kepiting bakau dengan perlakuan hormon Methyl Testosterone (MT). Dua
seri penelitian telah dilakukan yang pertama adalah perendaman crablet
instar-4 (C-4) dengan berbagai dosis hormon MT (0, 1, 10, dan 100 ppm)
selama empat jam. Yang kedua adalah perlakuan pemberian hormon
melalui pakan selama satu bulan dengan dosis yang berbeda (0, 2.5, 5.0
dan 7.5 ppm) setelah terlebih dahulu dilakukan perendaman dengan
dosis 7.5 ppm selama empat jam.
Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa perendaman dengan
larutan hormon MT pada dosis 100 ppm selama empat jam menyebabkan
kematian krablet C-4 100% namun tidak terjadi kematian pada 0 dan 1
ppm. Sedangakan pada perlakuan 10 ppm, terjadi kematian 10%. Setelah
dipelihara lebih lanjut selama 2 bulan, diperoleh seks ratio jantan dan
betina yang tidak berbeda nyata antar perlakuan. Dengan kata lain,
perendaman larutan hormon MT selama empat jam tidak efektif untuk
merubah jenis kelamin kepiting bakau C-4. Hasil penelitian kedua
menunjukkan bahwa perendaman krablet C-4 dengan dosis 7.5 ppm
yang dilanjutkan dengan perlakuan MT malalui pakan dari dosis 2.5-7.5
ppm menghasilkan 100% jantan. Unit 3. “Pengujian nilai toleransi larva
kepiting bakau terhadap faktor lingkungan”. Pengujian toleransi salinitas
diperoleh bahwa salinitas 0-10 ppt dan salinitas 50 ppt adalah salinitas
yang ekstrim bagi larva kepiting bakau yang ditunjukkan pada hasil
paparan salinitas tersebut setelah 1 jam larva yang bertahan tidak lebih
dari 50 % (untuk salinitas 5-10 ppt) dan 0 % pada salinitas 0 dan 50 ppt.
Untuk salinitas 15 ppt masih bertahan 80 % hidup pada 1 jam pertama
tetapi setelah 24 jam sudah mati total 100 %. Untuk pengujian salinitas 20-
40 ppt masih bertahan hidup hingga 24 jam lebih. Proses adaptasi
dilakukan melalui proses osmoregulasi. Nilai Osmolalitas Media (OM)
menurun ketika terjadi perubahan
penurunan salinitas, dan sebaliknya
48
OM meningkat ketika salinitas meningkat. Pengujian suhu tinggi dengan
suhu air media awal saat penebaran larva kepiting bakau adalah 27oC,
setelah 5 menit meningkat
menjadi 35oC (SR 53 %), 7 menit 39oC (33%), 10 menit 42oC (0%).
Untuk shock treatmen larva langsung pada suhu 40-42oC, larva yang
berasal dari stok bak inkunasi awal, mati dalam waktu 5 menit sedangkan
larva yang fit (pemisahan stok hasil seleksi) baru mati setelah 15 menit
paparan suhu 42 oC. Pengujian suhu rendah (cold shock treatment),
kisaran suhu 10-20oC ( ± 14oC), 50 % larva masih bergerak pada menit
ke-20-30. Selanjutnya suhu menurun <10 oC (hingga 5 oC). Setelah 40
menit, larva yang bergerak sisa 20 % dan pada menit ke-60, larva sudah
mati semua. Pengujian pH meliputi kisaran : 3; 4; 6,5; 7,5; 8, 9 dan 10
menggunakan wadah toples berisi air laut 1-2 liter yang diisii larva zoea
sebanyak 10-20 ekor. Pengamatan larva hari pertama dilakukan tiap 30
menit, hari berikutnya pengamatan/penghitungan larva dilakukan 2 kali
sehari yakni pada pagi (07.00) dan sore (16.00) hingga larva habis /mati
semua.
3) Penelitian dan Pengembangan Pakan Ikan Beronang
Penelitian ini terdiri dari 2 unit kegiatan yaitu: (1). Isolasi dan uji
pemanfaatan mikroba probiotik dari usus ikan baronang dalam
peningkatan mutu bahan baku pakan, dan (2) Penggunaan EM (Effective
microorganism) dalam pakan pembesaran ikan baronang (S. guttatus).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komponen teknologi berupa:
(i) mikroba probiotik dari usus ikan baronang untuk meningkatkan mutu
bahan baku pakan; (ii) mengevaluasi penggunaan EM (effective
microorganism) dalam fermentasi bahan pakan (Sargassum) dan pakan
terhadap kinerja pertumbuhan ikan baronang, S. guttatus. Unit 1
dilakukan dengan mengisolasi kandidat bakteri probiotik dari usus ikan
baronang alam, kemudian bakteri tersebut diseleksi berdasarkan
aktivitas enzim pencernaan (protease, amilase, dan sellulase) yang
dihasilkan. Dilanjutkan dengan uji patogenitas bakteri, kemudian dikultur
massal, lalu dijadikan bakteri fermentor dalam peningkatan mutu tepung
sargassum. Tepung sargassum hasil fermentasi dianalisis proksimat untuk
selajutnya dianalisis secara deskriptif kualitasnya. Unit 2 terdiri dari 2 sub
unit yaitu: 2.1. Dosis penggunaan EM dalam fermentasi pakan
pembesaran ikan baronang dan 2.2. Perbaikan mutu bahan baku pakan
(Sargassum sp) melalui fermentasi dengan EM-4. Pada sub unit 2.1.
perlakuan yang dicobakan adalah fermentasi pakan baronang dengan
dosis EM-4 berbeda (10 mL/kg, 20 mL/kg, 30 mL/kg, dan 40 mL/kg) dan
pakan tanpa fermentasi. Pada sub unit 2.2. juga terdiri dari 2 unit sub unit
yaitu: 2.1.1. Fermentasi tepung sargassum menggunakan EM-4 dengan
metode fermentasi dan kadar air berbeda. Perlakuan yang dicobakan
adalah fermentasi dengan metode aerob, fakultatif, dan an-aerob pada
kadar air substrat 35%, 50%, dan 65% dan didisain dengan rancangan
acak lengkap pola faktorial. Pada unit sub unit 2.1.1. Fermentasi tepung
sargassum dengan dosis EM-4 dan lama fermentasi. Perlakuan yang
dicobakan adalah dosis EM-4 yaitu:
10 mL/kg, 20 mL/kg, 30 mL/kg, 40
49
mL/kg dan 50 mL/kg dengan lama waktu fermentasi 5 hari, 10 hari, dan
15 hari.
Hasil penelitian didapatkan 10 isolat bakteri dari usus ikan baronang
alam memiliki aktivitas enzim amilase, protease, dan selulase. Hasil uji
patogenitas menunjukkan bahwa ke 10 isolat bakteri tersebut tidak
memiliki aktivitas pathogen terhadap ikan baronang. Pada ujicoba
pemanfaatannya melalui fermentasi menunjukkan bahwa bakteri tersebut
dapat meningkatkan mutu (meningkatkan kandungan protein dan bahan
ekstrak tanpa nitrogen serta menurunkan serat kasar) bahan pakan
tepung sargassum. Ke-10 isolate bakteri usus tersebut berpotensi sebagai
probiotik untuk meningkatkan mutu bahan baku dan pemanfaatan pakan
bagi pertumbuhan ikan baronang pada khususnya, dan ikan budidaya
pada umumnya.
Pada perlakuan dosis penggunaan EM-4 dalam fermentasi pakan
pembesaran ikan baronang menunjukkan tingkat pemanfaatan pakan dan
laju petumbuhan ikan baronang tidak berbeda nyata (P>0,05) di antara
perlakuan, namun pakan yang tidak difermentasi cenderung memberikan
respon pertumbuhan ikan sedikit lebih tinggi dibandingkan yang diberi
pakan hasil fermentasi EM-4. Pada perlakuan metode fermentasi dan
kadar air substrat berbeda menunjukkan hasil bahwa kandungan
proksimat tepung sargassum hasil fermentasi tidak berbeda nyata
(P>0,05) di antara perlakuan baik dengan metode fermentasi maupun
dengan kadar air substrat. Namun demikian rata-rata kandungan serat
kasar terendah yaitu 14,6% dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)
tinggi yaitu 47,8% terjadi pada metode fermentasi anaerob dengan kadar
air 65%. Sementara tepung sargassum yang tidak difermentasi memiliki
kandungan serat kasar cukup tinggi rata-rata 24,0% dan kandungan BETN
cukup rendah rata-rata 38,0%.
Pada perlakuan dosis EM-4 dan lama waktu fermentasi yang berbeda
menunjukkan hasil bahwa kandungan protein tepung sargassum hasil
fermentasi tertinggi didapatkan pada perlakuan dosis EM-4 sebanyak 30
mL/kg dengan lama fermentasi 5 hari. Kandungan lemak tepung
sargassum hasil fermentasi tertinggi terjadi pada lama fermentasi 5 hari.
Kandungan abu dan serat kasar tepung sargassum hasil fermentasi tidak
berbeda nyata (P>0,05) di antara perlakuan, namun sudah mengalami
penurunan yang cukup tinggi dibandingkan tepung sargassum yang
tidak difermentasi. Kandungan BETN tertinggi terjadi pada tepung
sargasum hasil fermentasi selama 10 dan 15 hari dan tidak dipengaruhi
oleh dosis EM-4 yang dicobakan. Populasi bakteri heterotrof pada tepung
sargassum yang difermentasi menunjukkan jumlah yang berbeda nyata
(P<0,05) di antara perlakuan dosis EM-4 dan lama fermentasi, namun
tidak ada interaksi di antara perlakuan. Jumlah populasi bakteri
heterotrof tertinggi terjadi pada hari ke- 5 waktu fermentasi, dan
cenderung menurun pada hari ke 10 dan hari ke 15 waktu fermentasi.
Sementara berdasarkan dosis EM-4, ternyata jumlah populasi bakteri
heterotroph tertinggi terjadi pada perlakuan dosis EM-4 sebanyak 50
mL/kg substrat. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpukan bahwa
fermantasi tepung sargassum dengan
EM-4 dapat dilakukan selama
50
fermentasi 5 hari dan dosis EM-4 sebanyak 30 mL/kg substrat untuk
menurunkan kandungan serat kasar dan meningkatkan kandungan
protein dan BETN tepung sargassum.
4) Pencegahan Penyakit Udang
Kematian udang di tambak akibat serangan penyakit masih sering
terjadi, baik oleh vibriosis maupun oleh White Spot Syndrome Virus
(WSSV). Peningkatan rasio vibrio dengan bakteri umum (TBV/TPC)
hingga lebih 10% berkorelasi dengan kematian udang di tambak.
Probiotik RICA cair telah terbukti mampu mengendalikan penyakit
udang, namun penggunaannya ke pulau lain masih terkendala pada
pengirimannya, sehingga dicoba pembuatan dalam bentuk serbuk. Pada
tahun 2016, probiotik RICA serbuk telah dicobakan pada pemeliharaan
larva udang windu di hatchery, juga pentokolan dan pembesaran udang
windu di tambak. Upaya lain untuk pencegahan penyakit udang adalah
pemanfaatan herbal mangrove. Hingga tahun 2014 didapatkan beberapa
jenis mangrove yang potensial sebagai anti Vibrio harveyi yaitu
Sonneratia alba, S. caseolaris, S. lanceolata, dan Bruguiera gymnorrhiza,
sedangkan sebagai anti WSSV adalah S. alba dan B. gymnorrhiza. Tahun
2018 herbal mangrove telah diujicobakan untuk pencegahan penyakit
udang di tambak, namun masih perlu dibandingkan dengan penggunaan
probiotik RICA serbuk dan mikroalga. Penanggulangan vibriosis
menggunakan mikroalga sebagai anti quorum sensing telah dimulai pada
tahun 2016. Hasil penelitian tahun 2017 menunjukkan, bahwa secara
umum ekstrak mikroalga hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Vibrio pada 24 jam pertama, sedangkan mikroalga Nannochloropsis sp
dapat menurunkan populasi bakteri Vibrio patogen dalam media
pemeliharaan. Pada tahun 2018 didapatkan bahwa mikroalga
Nannochloropsis sp dan Porpyridium sp dapat mempertahankan
kelangsungan hidup udang sekitar 90% meskipun telah diinfeksi dengan
Vibrio harveyi berpendar. Dengan tujuan untuk mendapatkan alternatif
pencegahan penyakit udang yang ramah lingkungan, maka penelitian
tahun 2019 terbagi dalam tujuh (7) unit penelitian, yaitu 1) Pemantauan
penyakit udang di Sulawesi Selatan; 2) Pemanfaatan mikroalga untuk
pencegahan penyakit pada pembenihan udang windu; 3) Pemanfaatan
mikroalga sebagai immunostimulan pada udang; 4) Pencegahan vibriosis
pada udang menggunakan ekstrak mangrove; 5) Pencegahan penyakit
WSSV pada udang menggunakan ekstrak mangrove; 6) Pencegahan
penyakit udang di tambak melalui aplikasi probiotik, ekstrak mangrove,
dan mikroalga; 7) Efektivitas probiotik serbuk pada pencegahan
penyakit udang di tambak. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa
udang budidaya di kawasan pertambakan di Kabupaten Pinrang, Bone,
Bulukumba, dan Jeneponto terindikasi adanya serangan White Spot
Syndrome Virus (WSSV) dan protozoa hemo gregarin. Sedangkan EHP
diduga juga menyerang udang di Kabupaten Bulukumba. Penggunaan
Nannochloropsis sp di pembenihan udang windu walaupun mampu
menekan perkembangbiakan bakteri
Vibrio spp, namun tidak mampu
51
meningkatkan sintasan benih udang windu hingga PL12. Penambahan
ekstrak mikroalga Porphyridium aerugenum dalam pakan udang dapat
meningkatkan jumlah hemosit dan aktivitas Pro-PO. Perendaman dalam
larutan ekstrak mangrove Sonneratia alba selama 24-48 jam dapat
meningkatkan ketahanan udang windu dari serangan Vibrio harveyi
patogen. Penyuntikan ekstrak perebusan daun Sonneratia alba kering
masih lebih baik daripada dengan daun segarnya dalam upaya
mencegah serangan White Spot Syndrome Virus (WSSV). Penggunaan
herbal mangrove S. alba di tambak dengan alkalinitas rendah masih
cenderung menghasilkan produksi udang windu sedikit lebih baik dari
pada penggunaan probiotik RICA serbuk ataupun mikroalga
Nannochloropsis sp.
Probiotik RICA4-5-3 dalam bentuk serbuk masih cukup efektif untuk
menurunkan kandungan bahan organik total (BOT) dan kualitas air
lainnya, serta mampu menurunkan rasio TBV/TPC dalam sedimen dan air
tambak. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa produksi dan sintasan
udang windu yang diaplikasikan probiotik serbuk cenderung lebih baik
daripada aplikasi bentuk cair, walaupun keduanya berbeda tidak nyata.
Di masa datang probiotik serbuk dapat menggantikan probiotik cair yang
relatif sulit dalam distribusinya, sehingga pembudidaya udang dapat
lebih mudah mendapatkan bahan yang ramah lingkungan dalam
pencegahan penyakit udang di tambak.
5) Riset Minapadi Air Payau (Padi dan Udang)
Pemanfaatan lahan sawah yang terintrusi air laut melalui kegiatan
budidaya padi udang Windu telah dirintis tahun 2018 oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melalui program INTAN-AP
Pusat Riset Perikanan-BRSDM_KP. Peneliti BRPABAP3 Maros sebagai
pelaksana pada kegiatan di lapangan melalui koordinasi dengan Puriskan
telah melakukan serangkaian program pemanfaatan lahan yang dimulai
dari perencanaan, koordinasi dengan pemerintah daerah, survei hingga
pelaksanaan kegiatan pada lokasi milik kelompok tani Massiddi’e dengan
luasan sekitar 1 ha di Dusun Oring Desa Lawallu Kecamatan Soppeng
Riaja Kabupaten Barru Sulawesi Selatan yang telah di tentukan
berdasarkan survei kelayakan lahan. Lahan yang digunakan tersebut
pada awalnya ditinggalkan pemiliknya karena tidak layak untuk ditanami
padi sehingga terlantar berpuluh tahun.
Pada uji coba tahun 2018 telah dilakukan rekonstruksi dan
pengolahan lahan dalam rangka persiapan budidaya padi udang Windu.
Kegiatan persiapan lahan setelah rekonstruksi berupa pembalikan tanah
menggunakan eskavator, pengolahan lahan persemaian dan pelataran
sawah menggunakan hand tractor milik kelompok tani, penaburan benih,
tanam pindah di lahan pelataran sawah dan selanjutnya pemeliharaan
padi yang diikuti dengan pemberantasan hama menggunakan
biopestisida nabati, pemupukan, penyiangan gulma, sampling
pertumbuhan hingga panen. Seiring dengan itu dilakukan pula persiapan
lahan caren ; berupa pengapuran, pengisian air, pemberantasan hama
menggunakan saponin, penumbuhan
plankton, pemupukan, penebaran
52
tokolan udang Windu, sampling pertumbuhan dan berakhir dengan
panen udang Windu.
Benih padi yang ditanam pada lahan tersebut toleran terhadap
salinitas <7 ppt, yaitu INPARI 34 dan INPARI 35 hasil rekomendasi dari BB
Padi Sukamandi. Sementara tokolan udang Windu yang digunakan
diproduksi dari IPUW Barru telah diadaptasikan terhadap kadar salinitas
rendah yakni <7 ppt. Kedua teknologi tersebut dapat diintegrasikan
menjadi sebuah inovasi untuk menjawab permasalahan lahan tidur/idle
yang disebabkan oleh intrusi air laut.
Budidaya padi dan udang Windu tahun 2019 merupakan lanjutan
kegiatan tahun 2018 yang dilakukan dalam 2 musim tanam, yakni musim
tanam I (musim hujan pada bulan Februari-Mei 2019), sedangkan musim
tanam II ( awal musim kemarau pada bulan Mei hingga November 2019).
Padi ditanam dengan jajar legowo pada luasan 0,363 ha di lahan
pelataran dan dilakukan pemeliharaan padi sekitar 110 hari, sedangkan
udang Windu ditebar pada luasan 0,242 ha caren dengan kepadatan 2-4
ekor/m2 dan dilakukan pemeliharaan selama 65 hari. Potensi total hasil
yang didapatkan yakni : hasil panen padi diperoleh sekitar 3,5 - 4,5 ton
gabah kering giling (konversi ke luasan ha) dan hasil panen udang
Windu diperoleh sekitar 125 - 278 kg/ha (di konversi ke produksi per ha)
dengan survival rate (SR) 22-55
IKU 11
JUMLAH INOVASI TEKNOLOGI RISET BUDIDAYA AIR PAYAU YANG
DIUSULKAN UNTUK DIREKOMENDASIKAN (PAKET)
Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2008 tentang “Penyelenggaran Penelitian dan
Pengembangan Perikanan” disebutkan :
1. Inovasi Teknologi (Pengembangan eksperimental perikanan) merupakan
kegiatan sistematik dengan menggunakan pengetahuan yang sudah ada yang
diperoleh melalui penelitian dasar dan/atau penelitian terapan, untuk
memperoleh sistem teknologi yang lebih efektif dan efisien serta
menghasilkan produk unggulan;
2. Sistem teknologi berupa teknologi sederhana, murah, terjangkau, adaptif,
dan ramah lingkungan Produk unggulan berupa produk yang memiliki nilai
tambah tinggi, berdaya saing, dan aman dikonsumsi serta terjangkau
masyarakat luas;
3. Hasil kegiatan riset perikanan yang memiliki kebaruan sebagian atau
seluruhnya yang akan dipergunakan dalam mengembangkan sistem
produksi, pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK berupa:
a. Komponen inovasi perikanan yang dihasilkan oleh UPT;
b. Inovasi teknologi adaptif lokasi perikanan oleh Pusriskan;
c. Inovasi Teknologi yang diusulkan untuk direkomendasikan.
Indikator kinerja ini bertujuan untuk memberikan gambaran/data jumlah
hasil riset teknologi perikanan budidaya air payau yang diusulkan untuk
direkomendasikan oleh BRPBAPPP.
Pengukuran indikator kinerja ini adalah
53
dengan menghitung jumlah inovasi teknologi riset perikanan budidaya air payau
yang diusulkan untuk direkomendasikan yang dihasilkan oleh BRPBAPPP. Bukti
akhir dari capaian indikator kinerja ini adalah laporan akhir kegiatan riset inovasi
teknologi riset perikanan budidaya air payau yang diusulkan untuk
direkomendasikan yang dihasilkan oleh BRPBAPPP.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Jumlah Inovasi Teknologi Riset Perikanan
Budidaya Air Payau yang diusulakn untuk direkomnedasikan (buah) dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 22. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 11 TA.2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian dan target indikator
kinerja jumlah inovasi teknologi riset budidaya air payau yang diusulkan untuk
direkomendasikan (paket) pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 sebesar 1
paket dengan kata lain presentase realisasi sebesar 100%.
Capaian ini disebabkan karena pada tahun 2019, kegiatan penelitian dan
penyusunan laporan tahunan untuk setiap kegiatan riset telah selesai
dilaksanakan. Dalam penyusunan laporan tahunan kegiatan riset, selain
berdasarkan atas proposal teknis yang dibuat di awal tahun 2019, juga diperkaya
dengan masukan dari evaluator eksternal.
Pada tahun 2018 pagu anggaran sebesar Rp. 634.761.000 dengan realisasi
sebesar Rp. 581.783.165 (91,65%), sedangkan pada tahun 2019 pagu anggaran
sebesar Rp. 600.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 5810152.238 (96,86%)
sehinnga adanya peningkatan pagu dan realisasi pada tahun 2019 dibandingkan
pada tahun 2018.
Pada tahun 2019 ini, judul kegiatan riset inovasi teknologi riset perikanan
budidaya air payau yang diusulkan untuk direkomendasikan adalah “Kajian
Budidaya Ikan dan Udang Ramah Lingkungan” yang kemudian terbagi menjadi
10 (sepuluh) sub kegiatan, yaitu : (1) Pemanfaatan IPAL sebagai media budidaya;
(2) Pemanfaatan limbah sedimen IPAL untuk semaian mangrove; (3) Pemanfaatan
Sedimen IPAL Tambak Untuk Produksi Pupuk Organik; dan (4) Aplikasi pupuk
organik berbahan limbah padat tambak udang untuk pendederan ikan nila; (5)
Manajemen kualitas air melalui aplikasi mineral dalam budidaya udang vaname
kepadatan tinggi; (6) Rancang Bangun RAS pada pendederan udang vaname; (7)
Pendederan udang vaname skala rumah tangga dengan sistem resirkulasi; (8)
Pembesaran udang vaname skala rumah tangga dengan sistem resirkulasi; (9)
Kajian aquaponik udang di salinitas rendah; (10) Polikultur udang dan nila.
1) Kajian Budidaya Ikan dan Udang Ramah Lingkungan Target produksi udang masih dihadapkan pada berbagai tantangan, satu
diantaranya adalah manajemen budidaya yang mampu menghasilkan tingkat
produktivitas yang tinggi dengan beban
limbah budidaya yang minimal. Untuk saat
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH INOVASI TEKNOLOGI RISET BUDIDAYA
AIR PAYAU YANG DIUSULKAN UNTUK
DIREKOMENDASIKAN (PAKET)
2017 1 1 100,00
2018 1 1 100,00
2019 1 1 100,00
54
ini, udang vaname masih menjadi tumpuan yang strategis bagi upaya pencapaian
target produksi udang dalam rangka industrialisasi perikanan budidaya.
Padat penebaran tinggi yang diaplikasikan dalam sistem budidaya udang
memberikan konsekuensi terhadap beban limbah yang dihasilkan. Retensi N dan
P pakan pada budidaya udang vaname masing-masing 22,27% dan 9,79%
sehingga nutrien yang terbuang ke lingkungan perairan tambak masing-masing
mencapai 77,73% Nirogen dan 90,21% Phosphor (Hongsheng et al. 2008). Syah et
al. (2006) melaporkan budidaya udang vaname dengan padat penebaran 50
ekor/m2 menghasilkan beban limbah yang terbuang ke lingkungan perairan
mencapai 108,49±1,53 kgN dan 56,13±6,56 kgP. Pada padat penebaran 500 dan
600 ekor/m2, retensi N masing-masing 30,47% dan 33,34% serta retensi P
masing-masing 16,59% dan 18,05% (Syah et al. 2014). Dengan demikian beban
limbah N dan P yang dihasilkan dapat mencapai 406,57 kgN dan 100,33 kgP (500
ekor/m2) serta 532,30 kgN dan 119,50 kg (600 ekor/m2).
Limbah budidaya udang memiliki potensi dampak negatif terhadap kualitas
lingkungan badan air penerima beban limbah. Sementara intensitas dampak
tergantung pada manajemen air (jumlah dan frekuensi pergantian), padat
penebaran yang diaplikasikan dan jumlah pakan yang dibutuhkan, profil pantai
dan karakteristik badan air penerima effluent. Berdasarkan potensi dampak yang
dapat ditimbulkan, maka upaya meminimalisir dampak negatif limbah budidaya
harus dilakukan melalui aplikasi IPAL sebagai bagian dari sistem budidaya yang
utuh dan berkelanjutan.
Upaya pengolahan air buangan tambak udang intensif telah dikembangkan
dengan menggunakan sistem resirkulasi (Castin et al. 2013, Hochheimer, 2003),
kolam sedimentasi dan penggunaan kembali air buangan serta mengkonstruksi
lahan basah (Anh et al., 2010), sistem lahan basah buatan aliran air permukaan
yang ditanami rumput vetiver, Chrysopogon zizanioides, L (Rahardjo et al., 2015),
pemanfaatan kekerangan, Crassostrea lugubris dan kerang hijau, Perna viridis
serta rumput laut Gracilaria fisheri untuk memperbaiki kualitas air buangan
tambak udang (Songsangjinda, 2004), filtrasi oleh bivalve, Saccostrea
commercialis (Jones et al., 2001), oyster, Cassostrea rhizophore (de Azevedo et al.,
2015), lumut Enteromorfa flexuosa dan rumput laut, Gracilaria verrucosa (Devi &
Gowri, 2007) atau melalui aplikasi teknologi bioflok (Crab et al., 2007,
Krummenauer et al., 2014) serta penggunaan filter (Jegatheesan, et al., 2006) dan
teknik bioremediasi (Divya et al., 2015). Sebagian besar penelitian tersebut
masih dalam skala laboratorium sehingga perlu ditingkatkan kapasitasnya untuk
skala komersial.
Pada tahun 2015, IPAL tambak telah dibangun dan berfungsi dengan baik.
Dari kajian awal diperoleh informasi bahwa parameter TSS, pH, DO, BOD, BOT air
limbah dapat diturunkan sampai batas ambang yang diprasyaratkan bagi air
limbah tambak. Sementara parameter Total Nitrogen dan Phosphat belum
mencapai batas ambang yang dipersyaratkan (Fahrur et al. 2016). Untuk itu,
kajian pengolahan limbah TSI dan evaluasi kinerja IPAL masih perlu dilanjutkan.
Pada tahun 2016 diperoleh informasi bahwa efektifitas kinerja IPAL untuk
parameter kunci air limbah (TSS, Total N, Phosphat) dikategorikan sangat efisien
dengan nilai efektifitas >90%. Sementara untuk parameter BOD5 dikategorikan
efisien dan parameter BOT cukup efisien (Syah et al., 2017). Sarang tawon
sebagai media pembiakan mikroba cukup
efektif dalam upaya memperbaiki kualitas air
55
limbah tambak untuk parameter TAN (>90%) dan BOT (>15%). Peletakan sarang
tawon pada kolam aerasi-1 sebanyak 25% dari volume kolam sudah cukup efektif
memperbaiki kualitas air limbah tambak. Kerang hijau cukup efektif menurunkan
kandungan TSS air limbah tambak selama 6 jam pengamatan. Semakin tinggi
kepadatan kerang hijau, semakin cepat penurunan kandungan TSS dalam media
air limbah tambak dengan laju filtrasi kerang hijau berkisar 87—244 mL/ind/jam.
Semakin padat kerang hijau, laju filtrasi semakin menurun. Nilai efektifitas
kerang hijau dalam menurunkan kadar TSS air limbah berkisar antara 55—50%.
Oleh karena itu keberadaan IPAL tambak diharapkan mampu memperbaiki dan
menjamin buangan limbah tambak berada dan memenuhi syarat baku mutu
lingkungan bagi limbah tambak sebelum dibuang ke perairan (Syah et al., 2018).
Pada tahun 2019 kajian riset difokuskan pada (a) Pemanfaatan IPAL tambak
sebagai media budidaya ikan, (b) Pemanfaatan sedimen limbah tambak untuk
semaian mangrove dan bahan baku pupuk organik, (c) Manajemen kualitas air
melalui aplikasi kapur, (d) Aplikasi Teknologi resirkulasi dalam sistem budidaya,
dan (e) Pengembangan akuponik udang dan sayur di salinitas rendah dan (f)
Polikultur. Hasil kajian ini digunakan sebagai bahan penyusunan rekomendasi
teknologi hasil litbang Kelautan dan Perikanan TA 2019 yakni teknologi
pentokolan benur udang vaname kepadatan tinggi skala rumah tangga.
Meningkatnya perhatian pemerintah terhadap pembangunan di sektor
kelautan dan perikanan mendorong meningkatnya juga kebutuhan teknologi
terekomendasi bidang kelautan dan perikanan. Berdasarkan Pasal 28 UU No 16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang
menyatakan bahwa materi penyuluhan dalam bentuk teknologi tertentu yang
akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha harus mendapat
rekomendasi dari lembaga pemerintah dan ditetapkan oleh Menteri.
Berdasarkan hal tersebut maka telah disusun bahan rekomendasi teknologi
pentokolan benur vaname kepadatan tinggi skala rumah tangga.
IKU 12
JUMLAH LEMBAGA RISET BUDIDAYA AIR PAYAU YANG TERSTANDAR
(LEMBAGA)
IKU ini didefinisikan sebagai Merupakan indikator yang menunjukkan
jumlah lembaga riset perikanan yang terstandard di bawah BRSDM yang masih
berlangsung. Yaitu lembaga riset perikanan yang terstandar seperti akreditasi
ISO/KNAPPP/PUI.
Penghitungan dilakukan dengan cara : Hitung ∑ lembaga riset perikanan yang
terstandar
IKU ini bertujuan untuk menggambarkan kontribusi BRPBAPPP dalam
menyiapkan sarana prasarana Riset terstandar untuk menghasilkan Riset dan
SDM kompeten dalam mengelola sumberdaya KP yang berkeadilan dan berdaya
saing.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Jumlah Lembaga Riset Budidaya Air Payau
yang terstandar (lembaga) dapat dilihat pada tabel berikut.
56
Tabel 23. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 12 TA.2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa IKU ini mulai ada pada tahun 2018 dengan
capaian pertahun 100% hal ini karena adanya komitmen pimpinan menjadikan
BRPBAPPP sebagai lembaga riset yang terstandar untuk menghasilkan Riset dan
SDM kompeten dalam mengelola sumberdaya KP yang berkeadilan dan berdaya
saing. Pada tahun 2019 telah tercapai sudah 100% yakni KNAPPP. Capaian IK ini
tercapai pada triwulan 2. IKU ini merupakan IKU baru pada tahun 2019.
Sebenarnya BRPBAPP menghasilkan 2 paket dari Jumlah lembaga riset budidaya
air payau yang terstandar (lembaga) yakni PUI dan KNAPPP
Gambar 9. Sertifikat KNAPPP
IKU 13
JUMLAH JEJARING DAN/ ATAU KERJASAMA RISET BUDIDAYA AIR PAYAU
YANG DISEPAKATI DAN DITINDAKLANJUTI
Beberapa definisi terkait dengan indikator kinerja ini adalah :
Jumlah jejaring, kemitraan dan/atau kerja sama riset dan SDM perikanan;
Jejaring adalah jalinan asosiasi/forum/organisasi lainnya yang memiliki
kesamaan profesi/kepakaran yang diikuti oleh BRPBAPPP;
Kemitraan adalah hubungan dengan badan/ perorangan untuk melakukan
aktivitas bersama dan/atau memiliki perjanjian kerja sama; • Kerja sama
riset dan SDM adalah penyelenggaraan kerja sama antara Pusriskan
dengan pihak mitra pada tahun berjalan dan yang dituangkan dalam
perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan
ruang lingkup meliputi :
1. Penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek;
2. Peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan;
3. Pertukaran ilmu pengetahuan, teknologi, tenaga ahli dan material
penelitian;
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH LEMBAGA RISET BUDIDAYA AIR
PAYAU YANG TERSTANDAR (LEMBAGA)
2018 1 1 100,00
2019 1 1 100,00
57
4. Perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan hasil litbang;
5. Diseminasi dan publikasi;
6. Pertemuan ilmiah, seminar bersama dan lokakarya bersama;
7. Peningkatan pelayanan publik atas ilmu pengetahuan dan teknologi
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah sebagai upaya peningkatan
kapasitas dan kapabilitas sumberdaya riset dan layanan iptek KP. Pengukuran
indikator kinerja ini adalah dengan menghitung jumlah jejaring, kemitraan
dan/atau kerjasama yang dijalin oleh BRPBAPPP pada tahun yang masih berjalan
(on going) dan terbentuk di tahun 2019.
Bukti capaian akhir dari indikator kinerja ini adalah berupa: (1) Dokumen
kesepakatan yang sudah ditandatangani oleh pejabat berwenang (KB/IA,
PKS/MoU, KAK yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, SK/dokumen
lainnya yang sejenis); dan (2) Rencana Kerja Bersama dengan Pemerintah Daerah
yang ditandatangani oleh para pihak.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Jumlah Jejaring dan/atau Kerjasama
BRPBAPPP yang Disepakati dan Ditindaklanjuti (Dokumen) dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 24. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 13 TA.2019
Berdasarkan tabel diatas IKU ini memiliki target dan realisasi kecil dibandingkan
dengan tahun-tahun yang lalu.akan tetapi walaupun targetnya sebanyak 5 buah
namun telah mencapai target 7 buah.
Pada tahun 2019 di BRPBAPPP telah mencapai 3 dokumen kerjasama yang
disepakati dan 4 dokumen kerjasama yang ditindak lanjuti, yaitu :
A. Perjanjian Kerjasama yang disepakati
Terdapat capaian sebanyak 3 dokumen perjanjian kerjasama yang
disepakati, yaitu :
1. STIP Muhammadyah Bone.
Penelitian, pelatihan/magang teknologi perikanan budidaya air payau
meliputi bidang kajian sumberdaya budidaya, kesehatan ikan dan
lingkungan, nutrisi dan teknologi pakan, bioteknologi dan keteknikan
budidaya, praktek kerja lapangan, seminar dan penelitian mahasiswa
yang sesui dengan kajian BRPBAPPP.
2. Radius Artha Djaya
Kerjasama dalam bidang magang teknologi budidaya udang vanname
3. PT. Minerindo Trifabuana
Kerjasama dalam bidang Riset Aplikasi zeolit pada budidaya udang
B. Perjanjian Kerjasama yang ditindaklanjuti
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH JEJARING DAN/ ATAU KERJASAMA
RISET BUDIDAYA AIR PAYAU YANG
DISEPAKATI DAN DITINDAKLANJUTI
2016 7 10 120,00
2017 8 12 120,00
2018 10 17 120,00
2019 5 7 120,00
58
Terdapat capaian sebanyak 4 dokumen perjanjian kerjasama yang
ditindaklanjuti, yaitu :
1. Universitas Malaysia Trengganu.
Kerjasama dalam bidang Collaboration in Aquaculture research, Staff and
student exchange, training intnship
2. Universitas Dayanu Ikhsanuddin
Kerjasama di Bidang Program Penelitian, Pelatihan dan Magang Bidang
Teknologi Budidaya Air Payau
3. ACIAR
Accelerating the Development of Finfish Marine culture in Cambodia
through south-south research cooperation with Indonesia
4. STIPM Sinjai
Kerjasama dalam bidang pembinaan dan pengembangan sumberdaya
manusia di bidang teknologi budidaya air payau
IKU 14
JUMLAH SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA AIR PAYAU YANG
DITINGKATKAN KAPASITASNYA.
IKU ini didefinisikan sebagai peningkatan kapasitas jumlah sarana dan
prasarana serta kelembagaan yang berbentuk pengadaan fisik/belanja modal
atau ruang lingkup akreditasi yang dilaksanakan oleh satuan kerja lingkup
BRPBAPPP. Formulasinya adalah sarana dan prasarana serta kelembagaan yang
berbentuk penagdaan fisik/belanja modal atau ruang lingkup akreditasi yang
diusulkan. Dengan menggunakan klarifikasi maximize, dimana capaian yang
diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Capaian IKU jumlah sarana
dan prasarana budidaya air payau yang ditingkatkan kapasitasnya terdiri dari 1
paket yakni paket pengadaan Pembangunan asrama di Barru dan pembangunan
tambak udang windu di Takalar.
Pada tahun 2018 pagu anggaran sebesar Rp. 1.109.250.000 dengan
realisasi sebesar Rp. 1.099.518.800 (99,12%), sedangkan pada tahun 2019 pagu
anggaran sebesar Rp. 2.278.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 2.260.727.696
(99,24%) sehingga adanya peningkatan pagu dan realisasi pad tahun 2019
dibanding tahun 2018.
Tabel 25. Status Kelengkapan Dokumen Anggaran dan Dokumen Paket Lelang
Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana di BRPBAPPP TA. 2019.
Sumber : http// dashboard.apmukp.org/2019/index.php?pages=lelang
59
Pembangunan Asrama dan Pembangunan Tambak Udang Windu
terselesaikan pada Tahun Anggaran 2019; dimana progress pembangunan
diawasi oleh tenaga pengawas di lapangan yang dituangkan dalam laporan
pendahuluan, antara dan akhir serta berita acara serah terima dalam aplikasi
dashboard sebagai implementasi pengawasan terhadap sarana dan prasarana di
BRPBAPPP. Dokumen serta gambar pada pembangunan asrama dan pembanguna
tambak udang windu secara berturut-turut dapat diunduh pada tautan berikut :
http// dashboard.apmukp.org/2019/index.php?pages=lelang;
Dengan memilih file apa yang akan dilihat/diunduh.
Paket Pembangunan Asrama dimenangkan oleh CV. Mulia Jaya Konstruksi
dan telah diterbitkan Berita Acara Serah Terima Barang pada tanggal 25 Oktober
2019 dengan masa pemeliharaan 180 hari yakni dimulai dari tanggal 25 Oktober
2019 s.d 21 April 2020. Dalam pelaksanaan pembangunan tambak udang windu,
pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah disepakati yang
ditandai dengan diterbitnya Berita Acara Serah Terima Barang pada tanggal 16
Desember 2019 dari CV. Cakra kepada BRPBAPPP dengan masa pemeliharaan
selama 180 hari dimulai dari tanggal 30 november 2019 s.d 27 Mei 2020.
Paket Pembangunan Asrama sudah dipakai oleh dosen dan mahasiswa dari
Poltek Bone. Sedangkan pada pembangunan tambak udang windu belum ada
outputnya.
Adapun capaian atas indikator kinerja utama jumlah sarana dan prasarana
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan yang
ditingkatkan kapasitasnya dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 26. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK)14 Triwulan TA. 2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa IKU ini mulai ada pada tahun 2015 dengan
capaian pertahun 100%.
Faktor keberhasilan IKU ini adalah Komitmen pimpinan menjadikan
BRPBAPPP sebagai lembaga riset yang terpecaya sehingga dapat menghasilkan
Riset yang berkeadilan dan berdaya saing
IKU 15
JUMLAH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) BUDIDAYA AIR PAYAU YANG
DIPUBLIKASIKAN (KTI)
Karya Tulis Ilmiah (KTI) pada indikator kinerja ini adalah tulisan yang
disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan riset yang
telah diterbitkan di media jurnal terakreditasi, prosiding, bunga rampai, buku
hasil riset, naskah akademik dan buletin ilmiah yang diterbitkan dalam negeri
dan/atau luar negeri pada tahun berjalan.
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA
AIR PAYAU YANG DITINGKATKAN
KAPASITASNYA.
2015 2 2 100,00
2016 1 1 100,00
2017 1 2 120,00
2018 1 1 100,00
2019 1 1 100,00
60
mendapatkan gambaran jumlah KTI yang dihasilkan oleh peneliti lingkup
BRPBAPPP.
Pengukuran indikator kinerja ini adalah dengan cara menghitung jumlah
karya tulis ilmiah yang sudah diterbitkan di tahun berjalan berdasarkan penulis
pertama untuk terbitan dalam negeri, dan dihitung sampai penulis kedua untuk
terbitan internasional yang diterbitkan di media jurnal terakreditasi, prosiding,
bunga rampai, buku hasil riset, naskah akademik dan buletin ilmiah yang
diterbitkan dalam negeri dan/atau luar negeri. Bukti akhir capaian dari indikator
kinerja ini adalah KTI yang telah tercantum dalam jurnal, prosiding, bunga
rampai, dan buletin ilmiah yang telah diterbitkan pada tahun berjalan.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) BRPBAPPP yang
dipublikasikan (Buah) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 27. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK)15 TA. 2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa capain IKU pada tahun 2018 tidak mencapai
target dikarenakan ada beberapa naskah yang masih dalam proses, sehingga
belum terbit di tahun 2018. Jika dibandingkan dengan realisasi di tahun-tahun
sebelumnya, realisasi pada tahun 2018 relatif lebih kecil. Sebagai contoh,
realisasi di tahun 2015 sebesar 167% dimana ditargetkan 33 KTI yang
direalisasikan dengan 55 KTI; selanjutnya di tahun 2016, ditargetkan untuk
dihasilkan 36 KTI dengan realisasi 44 KTI atau 122,2% dari target. Namun
demikian jika dihitung dengan KTI yang sedang dalam proses review maka
realisasi dapat ditingkatkan. Selanjutnya, walaupun belum dapat dilakukan
pengukuran terhadap naskah KTI yang sedang dalam proses review, naskah
tersebut diproyeksikan untuk dipublish di tahun 2019 sehingga dapat menjadi
realisasi target di tahun 2019. Untuk meningkatkan realisasi KTI di tahun 2019,
perlu peningkatan anggaran penelitian dengan memperhatikan Peraturan Hasil
Kerja Minimal Peneliti yang dikeluarkan LIPI
Sedangkan pada tahun 2019 capaian IKU ini telah mencapai target karena
didukung oleh para peneliti yang rajin membuat KTI.
Indikator kinerja jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) Riset Perikanan Budidaya
Air Payau yang dipublikasikan pada tahun 2019 telah mencapai target. Beberapa
Karya Tulis ilmiah (KTI) yang telah terbit TA 2019 antara lain adalah :
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
JUMLAH KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
BUDIDAYA AIR PAYAU YANG
DIPUBLIKASIKAN (KTI)
2018 25 24 96,00
2019 25 25 100,00
61
Tabel 28. Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang Dihasilkan oleh Peneliti Lingkup
BRPBAPPP TA.2019.
No Judul Publikasi Nama Peneliti
Perekayasa
Nama Jurnal, Volume
Tahun, Status
(Accepted-Published)
Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi
1 Kondisi Plankton pada Tambak
Udang Windu (Penaeus monodon
Fabricius) dengan Substrat Berbeda
Erfan Andi Hendrajat
dan A. Sahrijanna
Jurnal Berita Biologi
LIPI, Vol 18 (1): 47-57,
Terakreditasi Peringkat
2, No Akreditasi
21/E/KPT/2018.
2 Performa Rumput Laut Kappaphycus
alvarezii Hasil Seleksi di Perairan
Laikang, Kabupaten Takalar.
Mat Fahrur, A.
Parenrengi, Makmur
dan Sri Redjeki Hesti M
Media Akuakultur, 14
(1), 2019, 9-18
3 Pengaruh sumber spermatofor pada
inseminasi buatan induk betina
udang windu turunan pertama (F-1)
terhadap pemijahan, kualitas telur
dan larva turunannya (F-2)
Samuel Lante dan
Usman
Media Akuakultur Vol
14 (2)
4 Suplementasi ragi roti
(Saccharomyces cerevisiae) dalam
pakan pembesaran ikan baronang
(Siganus gutttus).
Kamaruddin,
Lideman, Bunga R.
Tampangallo, dan
Usman
Media Akuakultur Vol
14 (2) 2019
5 Konstrasi dan penentuan status
kualitas air untuk budidaya tambak
di Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur
Akhmad Mustafa,
Hasnawi, Taruna
Mulia, Muhammad
Banda Salamat dan
Muh, Farid S
Media Akuakultur Vol
14 (2) 2019
6 Estimasi Kebutuhan Kapur Untuk
Tambak Tanah Sulfat Masam (TSM)
Di Pulau Laut, Kabupaten Kota Baru
Provinsi Kalimantan Selatan
Tarunamulia,
Hasnawi, Admi Athirah
Jurnal Riset Akuakultur,
Vol. 14 (2) 2019
7 Peremajaan bibit rumput laut,
Gracilaria verrucosa hasil kultur
jaringan melalui seleksi massal
Sri Redjeki Hesti
Mulyaningrum, Andi
Indra Jaya Asaad,
Hidayat Suryanto
Suwoyo, Erfan Andi H
Jurnal Riset Akuakultur,
Vol. 14 (3) 2019
8 Performa bibit rumput laut
Gracilaria verrucosa hasil kultur
jaringan dengan budidaya metode
sebar (broadcoast) di tambak
Kabupaten Sinjai
Rosmiati, Emma
Suryati, Herlina
Usman, Rohama Daud,
dan Herlinah
Jurnal Riset Akuakultur,
Vol. 14 (3) 2019
9 Performansi pertumbuhan dan
reproduksi udang windu Penaeus
monodon yang diberi pakan dengan
penambahan vitamin C dan E
Usman,Kamaruddin,
Samuel Lante, dan
Bunga Rante
Tamppangallo
Jurnal Riset Akuakultur,
Vol. 14 (4) 2019
62
No Judul Publikasi Nama Peneliti
Perekayasa
Nama Jurnal, Volume
Tahun, Status
(Accepted-Published)
10 Penagaruh Aplikasi dsRNA VP-15 In-
Vitro dan In-Vivo Terhadap Sintasan
dan Respon Imun Udang Windu
Penaeus Monodon
Andi Parenrengi,
Andi Tenriulo, Sri
Redjeki Hesti M,
Samuel Lante dan
Agus Nawang
Jurnal Riset Akuakultur,
Vol. 14 (4) 2019
11 Larva Development and growth of
mangrove crab, Scylla tranquebarica
crablet form individual selection for
the broodstock candidate
Gunarto, Muh Nur
Syafaat, Herlinah
Aquacultura
Indonesiana Vol. 20 (1 )
: 24-31
12 Fatty Acid Profile of Hepatopancreas
and Oocyte of Tiger Shrimp,
Penaeus monodon, Fed Modified-
commercial Diet by Supplementing
Vitamin C and E
Usman, Kamaruddin,
Asda Laining, and Ike
Trismawanti
Aquacultura
Indonesiana (2019) 20
(1): 15-23
13 The Preference siza of male mud
crab, Scylla tranquebarica at succes
mating with female, Scylla olivacea
in controlled tanks
Gunarto, Sulaiman
dan Herlinah
Aquacultura
Indonesiana (2019) 20
(2): 37-45
14 Epiphyte Identification on
Kappaphycus alvarezii Seaweed
Farming Area in Arungkeke Waters,
Jeneponto and the Effect on
Carrageenan Quality
Sri Redjeki Hesti
Mulyaningrum,
Hidayat Suryanto
Suwoyo, Mudian
Paena, Bunga Rante
Tampangallo
ILMU KELAUTAN:
Indonesian Journal of
Marine Sciences
September 2019 Vol
24(3):146-152
15 Analisis resiko produksi dan
pendapatan pada usaha tambak
udang windu di Kabupaten Kota
Baru, Provinsi Kalimantan Selatan
A. Indra Jaya Asaad,
Ruzkiah Asaf, Admi
Athirah, dan Erna
Ratnawati
Jurnal Sosial Ekonomi
Perikanan Vol. 14 (2)
Tahun 2019
16 Identifikasi konsentrasi logam berat
pada air di perairan sekitar tambak
Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati,
Semarang
Ruskiah Asaf, Admi
Athirah M dan Hasnawi
Jurnal Universitas
Gorontalo Tahun 2019
Jurnal Ilmiah Internasional Terakreditasi
17 Influence of Squid Meal in
Maturation Diet on Gonadosomatic
Index and Gonadal Amino Acid
Content of Golden Spotted
Rabbitfish, Siganus guttatus.
Asda Laining, Ike
Trismawanti, Usman,
and Muhammad Hafid
Masruri
Indonesian Aquaculture
Journal, 14 (1), 2019, 31-
38
18 Effects of different feeding regimes
on larvae and crablets of purple
mud crab, Scylla tranquebarica
(Fabricius, 1798)
Muhammad Nur
Syafaat, Gunarto,
Sulaeman, Herlinah ,
Hongyu Ma , Mhd
Ikhwanuddin
Aquaculture Reports, p
1-7
journal homepage:
www.elsevier.com
63
No Judul Publikasi Nama Peneliti
Perekayasa
Nama Jurnal, Volume
Tahun, Status
(Accepted-Published)
19 Detection of Vibrio harveyi using
IAVh primer in shrimp fy infected
under different immersion time
A.K. Kadriah and
Nurbaya
IOP Conference Series:
Earth and
Environmental Science
Publishing Science 253
(2019) 012015 p 1-7
20 Study on the potential of Aaptos
aaptos aqueous extract as an
antibacterial agent Vibrio harveyi in
tiger shrimp (Penaeus monodon
Fabricus) post larvae
Rosmiati, and Muliani IOP Conference Series:
Earth and
Environmental Science
Publishing Science 253
(2019) 012015 p 1-7
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
21 Karakterisasi spasio-Temporal
Kualitas Air di Tambak dan perairan
sekitar kawasan pertambakan
minapolitan
Kamariah,
Tarunamulia dan
Hasnawi
Prosiding simposium
Nasional VI Keluatan
dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
Makassar, 21 Juli 2019
22 Karakteristik sosial ekonomi
masyarakat nelayan pesisir di
Kabupaten Pulau Morotai
Erna Ratnawati,
Ruzkiah Asaf, dan
Tarunamulia
Prosiding simposium
Nasional VI Keluatan
dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
Makassar, 21 Juli 2019
23 Analisis sarana produksi tambak di
kawasan inti minapolitan Kecamatan
Suppa Kabupaten Pinrang Sulawesi
Selatan
Atmi Athirah,
Ruzkiah Asaf, dan
Tarunamulia
Prosiding simposium
Nasional VI Keluatan
dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
Makassar, 21 Juli 2019
BUKU:
24 Penerapan teknologi transgenesis
dalam menghasilkan udang windu
tahan penyakit
Andi Perenrengi,
Andi Tenriulo,
Herlinah dan Agus
Nawang
Buku : Status dan
Prospek Penerapan
Molekuler Genetik Pada
Udang Windu Penaeus
monodon
25 Aplikasi penanda DNA Mikrosatelit
ketahanan penyakit pada udang
wuindu (Penaeus monodon)
A.Tenriulo, Herlinah,
Emma Suryati, dan
Andi Parenrengi
Buku : Status dan
Prospek Penerapan
Molekuler Genetik Pada
Udang Windu Penaeus
monodon
4. CAPAIAN KINERJA PADA LEARN AND GROWTH PERSPEKTIVE
Capaian kinerja BRPBAPPP pada perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
(Learn and Growth Perspektive) dengan bobot perspektif pada TA. 2019 sebesar
107,80% yang berasal dari 4 (empat) Sasaran Strategis dan 4 (empat) Indikator
Kinerja Utama
64
SASARAN STRATEGIS 4
TERWUJUDNYA ASN BRPBAPPP YANG KOMPETEN, PROFESIONAL DAN
BERINTEGRITAS
Nilai Sasaran Strategis “terwujudnya ASN BRPBAPPP yang kompeten, profesional
dan berintegritas” sebesar 107,80%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk
mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut terdiri dari 1 (satu) indikator
kinerja utama sebagai berikut.
IKU 16
INDEKS PROFESIONALITAS ASN LINGKUP BRPPBAPPP (INDEKS)
Profesionalitas adalah kualitas para anggota profesi terhadap profesinya
serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk melakukan
tugastugasnya. Indeks Profesionalitas ASN adalah ukuran statistik yang
menggambarkan kualitas ASN berdasarkan kesesuaian kualifikasi, kompetensi,
kinerja, dan kedisiplinan pegawai ASN dalam melaksanakan tugas jabatan
(Permen PAN dan RB No. 38 Tahun 2018). Nilai indeks profesionalitas ASN
merupakan gambaran kualitas profesionalitas ASN KKP yang diukur setiap tahun
oleh Biro SDMA, Sekretariat Jenderal dengan mengacu pada Peraturan Menteri
PAN dan RB No. 38 Tahun 2018 tentang Peraturan Indeks Profesionalitas Aparatur
Sipil Negara.
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk mengukur profesionalitas ASN
lingkup BRPBAPPP berdasarkan kesesuaian kualifikasi, kompetensi, kinerja dan
disiplin (Peraturan Menteri PAN dan RB No. 38 Tahun 2018).
Penghitungan capaian indikator kinerja ini dilakukan dengan cara
menghitung indeks berdasarkan bobot 4 (empat) komponen yang telah
ditetapkan meliputi : (1) Kualifikasi (Bobot 25%); (2) Kompetensi (Bobot 40%); (3)
Kinerja (Bobot 30%); dan (4) Disiplin (Bobot 5%). Nilai Indeks Profesionalitas ASN
(IPA) pegawai BRPBAPPP ini nantinya diperoleh dari total nilai IPA pegawai
BRPBAPPP dibagi total pegawai BRPBAPPP. Sedangkan untuk total nilai IPA
pegawai BRPBAPPP merupakan penjumlahan dari IPA pegawai BRPBAPPP yang
menduduki jabatan struktural, fungsional tertentu dan fungsional umum. Nilai IPA
BRPBAPPP dapat kita lihat pada website http://ropeg.kkp.go.id.
Bukti akhir capaian indikator kinerja ini meliputi 4 (empat) komponen yang
menjadi kriteria Indeks Profesionalitas ASN, yaitu :
1. Kualifikasi pendidikan : data export dari database simpeg, sampel ijazah/SK
pencantuman gelar; 2. Kompetensi : sertifikat diklatpim untuk diklatpim;
sertifikat diklat fungsional untuk diklat fungsional; sertifikat diklat teknis /diklat
lainnya untuk diklat 20 JP; Seminar ( Sertifikat/undangan/ SPT/laporan singkat
untuk seminar/bimtek, foto kegiatan, daftar hadir learning session dan laporan
singkat untuk learning session); 3. Kinerja (Prestasi Kerja) : export data dari menu
laporan, laporan akhir SKP untuk Database BKN; sampel penilaian prestasi kerja
yang telah selesai ditandangani oleh pegawai, pejabat penilai dan atasan pejabat
penilai; 4. Disiplin : rekap pegawai dijatuhi hukuman disiplin; contoh SK hukuman
Disiplin yang dijatuhkan.
65
Tabel 29. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 16 TA.2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa IKU ini adalah merupakan IKU baru pada
tahun 2019. Dari tahun 2015 – 2018 belum ada IKU tersebut sehingga tidak bisa
dibandingkan capaian pertahun 2015-2019 namum untuk capaian 2019 sebesar
102,93%.
Beberapa langkah yang telah dilakukan oleh BRPBAPPP untuk melakukan
penilaian Indeks Profesionalitas ASN Lingkup BRPPBAPPP antara lain adalah:
1. Melakukan pengisian capaian output kualifikasi di simpeg apabila ada
pegawai yang telah melaksanakan pendidikan dan sudah pencantuman gelar
dari bulan Januari sampai dengan Desember untuk mengetahui persentase
kualifikasi pendidikan
2. Melakukan pengisian capaian output kompetensi di simpeg apabila ada
pegawai yang telah melaksanakan Diklat, pelatihan, seminar dll dari bulan
Januari sampai dengan Desember untuk mengetahui persentase kompetensi.
3. Melakukan pengisian capaian output kinerja pegawai melalui SKP on-line
dari bulan Januari sampai dengan Desember untuk mengetahui persentase
capaian output kinerja pegawai pada SKP serta merekap nilai kinerja ASN per
bagian (Tata Usaha, Tata Operasional, Pelayan Teknis dan Sarana, dan
Penyuluhan Perikanan) lingkup BRPBAPPP dari bulan Januari sampai dengan
bulan Desember berdasarkan data dari
e-SKP BRPBAPPP
4. Melakukan rekap absensi seluruh pegawai BRPBAPPP dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember untuk mengetahui persentase tingkat
kehadiran pegawai;
Faktor keberhasilan IKU ini adalah karena adanya pembinaan dari
kepegawaian terhadap pencapaian e-skp dan melakukan pemantauan atau
monitoring secara berkala terkait capaian kinerja eskp.
SASARAN STRATEGIS 5
TERSEDIANYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BRPBAPPP YANG HANDAL
DAN MUDAH DIAKSES
Nilai Sasaran Strategis “Tersedianya manajemen pengetahuan BRPBAPPP yang
handal dan mudah diakses” sebesar 120,00%. Indikator kinerja yang ditetapkan
untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut terdiri dari 1 (satu)
indikator kinerja utama sebagai berikut.
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
INDEKS PROFESIONALITAS ASN LINGKUP
BRPPBAPPP (INDEKS) 2019 71,00 73,02 102,85
66
IKU 17
PRESENTASE UNIT KERJA BRPBAPPP YANG MENERAPKAN SISTEM
MANAJEMEN PENGETAHUAN YANG TERSTANDAR (%)
Merupakan indikator kinerja yang menunjukkan persentase unit kerja
BRPBAPPP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar.
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah tersedianya manajemen pengetahuan
BRPBAPPP yang handal dan mudah diakses.
Tingkat penerapan MP, dihitung dari 3 variabel, yaitu : (i) Sharing dokumen,
(bobot 20%) (ii) keikutsertaan level 3 s.d staf (bobot 40%), (iii) keaktifan level 3
s.d 4 dalam Sistem Informasi MP yang terpilih (bobot 40%). Bukti akhir capaian
indikator kinerja ini adalah berupa laporan tahunan terkait penerapan penerapan
manajemen pengetahuan terstandar lingkup BRPBAPPP disertai dengan lampiran
capture posting melalui aplikasi kinerjakkp.bitix24.com.
Tabel 30. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 17 TA.2019
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator kinerja persentase unit
kerja BRPPBAPPP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar pada tahun anggaran 2019 ini sudah melebihi target tahunan sebanyak
75.00 sedangkan capaian 100,00 (120,00%), dibandingkan pada tahun
sebelumnya capaian dan targetnya lebh tinggi pada tahun 2019. Hasil penilaian
nilai manajemen pengetahuan secara rinci per komponen pengukuran sebagai
berikut:
Tabel 31. Nilai Komponen Dokumen meraih 100,00%
DOKUMEN
Dokumen Capaian Target %
Perjanjian Kinerja 13 13 100,00%
Laporan Kinerja (LAPRIN) 4 4 100,00%
Rata-Rata 100,00%
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
PRESENTASE UNIT KERJA BRPBAPPP YANG
MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN
PENGETAHUAN YANG TERSTANDAR (%)
2016 50,00 58,10 116,20
2017 45,00 55,38 120,00
2018 65,00 78,75 120,00
2019 75,00 100,00 120,00
67
Tabel 32. Nilai Komponen Keikutsertaan meraih 100%
KEIKUTSERTAAN
LEVEL Capaian (Orang) Target (Orang) %
3 1 1 100,00%
4 4 4 100,00%
5 8 8 100,00%
Rata-Rata 100,00%
Tabel 33. Nilai Komponen Keaktifan meraih 100,00%
KEAKTIFAN
LEVEL Capaian (Orang) Target (Orang) %
3 1 1 0
4 4 4 100,00%
5 8 8 100,00%
Rata-Rata 100,00%
Tabel 34. Penilaian Persentase Capaian Manajemen Pengetahuan
PENILAIAN
Komponen Nilai Bobot %
Dokumen 87,50% 20% 20,00%
Keikutsertaan 100,00% 40% 40,00%
Keaktifan 100,00% 40% 40,00%
Rata-Rata 100,00%
Dari tabel Penilaian diatas didapat komponen nilai dokumen 87,50% dengan
bobot 20% menjadi 20,00%, nilai keikutsertaan 100% dengan bobot 40%
menjadi 100%, dan nilai komponen keaktifan 100,00% dengan bobot 40%
menjadi 40,00%. Sehingga akumulasi nilai dari 3 komponen %MP sebesar
100,00%
Dari data-data yang dijabarkan di atas, capaian Tahun 2019 meraih
keberhasilan disebabkan oleh :
1) Seluruh pejabat struktural sudah
berkontribusi dalam hal ini rajin
68
mengupdate data di aplikasi bitrix dalam semua komponen di Manajemen
Pengetahuan
2) Plh. Ka Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi selalu mengingatkan Eselon 3,4
dan 5 untuk selalu memposting di aplikasi bitrix24.com
(www.kinerjakkp.bitrixx24.com) kegiatan yang dilakukan agar nilai MP
bisa meningkat.
SASARAN STRATEGIS 6
TERWUJUDNYA BIROKRASI BRPBAPPP YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN
BERIORENTASI PADA LAYANAN PRIMA
Nilai Sasaran Strategis “terwujudnya birokrasi brpbappp yang efektif, efisien dan
beriorentasi pada layanan prima” sebesar 102,28%. Indikator kinerja yang
ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut terdiri dari 1
(satu) indikator kinerja utama sebagai berikut.
IKU 18
PRESENTASE JUMLAH REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN YANG
DIMANFAATKAN UNTUK PERBAIKAN KINERJA LINGKUP BRPBAPPP (%)
Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP adalah jumlah rekomendasi hasil
pengawasan Inspektorat Jenderal KKP kepada BRPBAPPP berdasarkan LHP
(terbatas pada LHP audit, reviu dan evaluasi baik bentuk surat maupun bab)
yang terbit pada triwulan IV tahun 2018 s/d triwulan IV tahun 2019 yang telah
ditindaklanjuti (berstatus proses dan/atau tuntas) oleh BRPBAPPP yang menjadi
objek pengawasan.
Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP diukur dari jumlah rekomendasi hasil
pengawasan Inspektorat Jenderal KKP yang ditindaklanjuti oleh BRPBAPPP yang
menjadi objek pengawasan sebanyak minimal 80% dari seluruh rekomendasi
yang diberikan kepada BRPBAPPP selama periode pengukuran.
Adapun capaian atas indikator kinerja utama persentase jumlah
rekomendasi hasil pengawasan hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 35. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 18 TA.2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa IKU ini adalah merupakan IKU baru pada
tahun 2019. Dari tahun 2015 – 2018 belum ada IKU tersebut sehingga tidak bisa
dibandingkan capaian pertahun 2015-2019 namum untuk capaian 2019 sebesar
102,28%.
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
PRESENTASE JUMLAH REKOMENDASI HASIL
PENGAWASAN YANG DIMANFAATKAN UNTUK
PERBAIKAN KINERJA LINGKUP BRPBAPPP (%)
2019 80,00 81,82 102,28
69
Faktor keberhasilan capaian IKU adalah adanya komitmen pimpinan
BRPBAPPP untuk segera menyelesaikan tindak lanjut rekomendasi hasil
pengawasan Inspektorat Jenderal KKP
SASARAN STRATEGIS 7
TERKELOLANYA ANGGARAN PEMBANGUNAN BRPBAPPP SECARA
EFEKTIF, EFISIEN DAN BERORIENTASI PADA LAYANAN PRIMA
Nilai Sasaran Strategis “terkelolanya anggaran pembangunan brpbappp secara
efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima” sebesar 106,06%. Indikator
kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut
terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja utama sebagai berikut.
IKU 19
NILAI KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN BRPBAPPP
Kinerja pelaksanaan anggaran adalah sebagai evaluasi dan spending review
terhadap optimalisasi belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka ketahanan
fiscal dan ekonomi berdasarkan 12 (dua belas) indikator pelaksanaan anggaran
yaitu revisi DIPA, halaman III DIPA, pengelolaan UP, rekon LPj Bendahara, data
kontrak, penyelesaian tagihan, penyerapan anggaran, retur SP2D, perencanaan
kas, pengembalian SPM, dispensasi penyampaian SPM dan pagu minus. Indikator
Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) menjadi ukuran evaluasi kinerja
pelaksanaan anggaran yang mencerminkan aspek kesesuaian perencanaan dan
pelaksanaan anggaran, kepatuhan pada regulasi, serta efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan. Penjelasan dan formula perhitungan sebagaimana
terlampir:
IKPA akan menjadi salah satu alat monitoring dan evaluasi serta pembinaan
pelaksanaan anggaran oleh karena itu dihimbau untuk:
1. Melakukan revisi DIPA secara selektif.
2. Meningkatkan akurasi pencairan dana sesuai perencanaannya (halaman III
DIPA).
70
3. Mengantisipasi dan menyelesaikan pagu minus sesegera mungkin.
4. Menyampaikan data kontrak ke KPPN tepat waktu (max 5 hari kerja sejak
tanggal kontrak).
5. Ketepatan waktu dalam revolving UP (minimal 1x dalam 1 bulan) dan
pertanggungjawaban TUP (SPM-PTUP tidak lebih dari 1 bulan dan tidak ada
sisa penyetoran dana TUP).
6. Ketepatan waktu penyampaian LPJ Bendahara Pengeluaran/Penerimaan
(upload ke aplikasi SPRINT sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya).
7. Menghindari adanya dispensasi SPM.
8. Meningkatkan ketelitian dalam memproses SPM dan nomor rekening
penerima/tujuan untuk menghindari retur SP2D.
9. Mengeksekusi anggaran secara proporsional sesuai dengan target
penyerapan anggaran dengan melakukan perencanaan yang baik.
10. Memastikan ketepatan waktu penyelesaian tagihan SPM-LS Non Belanja
Pegawai (maksimal 17 hari kerja sejak serah terima/penyelesaian
pekerjaan)
11. Meningkatkan akurasi perencanaan kas/RPD Harian dengan cara
mengajukan SPM dengan sesuai Renkas
12. Meningkatkan ketelitian dalam penerbitan SPM untuk menghindari
kesalahan/pengembalian SPM oleh sistem di KPPN.
Adapun capaian atas indikator kinerja utama nilai kinerja pelaksanaan anggaran
BRPBAPPP dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 36. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 19 TA.2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa IKU ini untuk capaian selama 2015-2019
rata-rata masih diatas target. Capaian tertinggi pada tahun 2017 yakni sebesar
104,46%.
Tabel 37. Kategori Penilaian Kinerja Anggaran
No Nilai Angka Inteprestasi
1. > 90% - 100% Sangat baik
2. > 80% - 90% Baik
3. > 60% - 80% Cukup / Normal
4. > 50% - 60% Kurang
5. ≥50% Sangat kurang
Sumber : Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 249/PMK.02/2011
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
NILAI KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN
BRPBAPPP
2015 80,00 94,50 104,00
2016 85,00 69,02 81,02
2017 83,00 86,71 104,46
2018 86,00 88,31 100,36
2019 87,00 97,16 111,68
71
Nilai kinerja pelaksanaan anggaran BRPBAPPP pada tahun 2019 adalah
sebesar 97,16% atau tergolong ke dalam kategori sangat baik. Nilai kinerja
anggaran ini dapat dilihat pada aplikasi OMSPAN tahun anggaran 2019. Sampai
dengan akhir bulan desember tahun 2019, BRPBAPPP telah mencapai nilai
realisasi anggaran sebesar Rp. 107.469.221.452,- atau 97,70%. Berikut adalah
nilai kinerja anggaran BRPBAPPP pada TA. 2019 yang terdapat pada aplikasi
OMSPAN 2019.
Gambar 10. Nilai Kinerja Anggaran BRPBAPPP pada Tahun 2019 pada Aplikasi
OMSPAN 2019
Keberhasilan atas kinerja IKU ini antara lain :
1. Komitmen pimpinan dalam kontrol pelaksanaan anggaran dimana setiap
kegiatan revisi DIPA harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Balai.
Disamping itu, kemampuan petugas keuangan juga menjadi faktor penentu
sehingga BRPBAPPP melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi
melalui kegiatan bimbingan teknis dan kegiatan rekonsiliasi setiap bulan
dilakukan untuk mencocokan data yang ada pada PUMK.
2. Adanya BRPBAPPP sangat selektif dalam melakukan pergeseran anggaran
dalam revisi DIPA BRPBAPPP senantiasa meningkatkan kedisplinan,
ketertiban dan ketepatan waktu dalam penyampaian LPJ sebelum tanggal
10 bulan berikutnya, dan memastikan data LPJ telah terverifikasi oleh KPPN
pada aplikasi SPRINT penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerja
setelah ditandatangani dan dipastikan verifikasi kebenaran data
kontraknya (approval) oleh KPPN
3. Penyelesaian tagihan kontraktual (LS Non-Belanja Pegawai) paling lambat
dalam 17 hari kerja setelah BAST ditanda tangani sudah diajukan SPM-nya
ke KPPN dan lebih teliti, lengkap, dan akurat dalam pengisian uraian pada
SPM terutama untuk tanggal dan nomor BAST/BAPP.
Faktor keberhasilan pada IKU ini,antara lain: melakukan perencanaan dan
eksekusi kegiatan secara relevan dan terjadwal, sehingga tidak menumpuk
pencairan anggaran pada akhir tahun.
72
IKU 20
BATAS TERTINGGI PERSENTASE TEMUAN LHP BPK ATAS LAPORAN
KEUANGAN (LK) BRPBAPPP DIBANDINGKAN REALISASI ANGGARAN
BRPBAPPP TA.2018 (%)
Merupakan indikator kinerja yang mempengaruhi terkelolanya anggaran
pembangunan BRPBAPPP secara efisien dan akuntabel atau tidak. Untuk batas
tertinggi persentase temuan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) BPK atas LK
(Laporan Keuangan) BRPBAPPP dibandingkan dengan realisasi anggaran
BRPBAPPP TA.2018 adalah sebesar 1%. Pada tahun 2018, pagu anggaran
BRPBAPPP adalah sebesar Rp. 113.027.497.000,-. Sehingga temuan LHP BPK harus
kurang dari 1% dari pagu anggaran tahun 2018 atau tidak boleh lebih dari
Rp. 113.027.497.000,-.
Tabel 38. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 20 TA.2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa IKU ini merupakan persentase temuan LHP
(Laporan Hasil Pemeriksaan) BPK atas LK (Laporan Keuangan) BRPBAPPP. Pada
tahun 2017 dan 2019 tidak ada temuan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) BPK atas
LK (Laporan Keuangan) BRPBAPPP sedangkan tahun 2018 BPK tidak melakukan
pemeriksaan atas laporan keuagan di BRPBAPPP
Beberapa langkah yang telah dilakukan oleh BRPBAPPP untuk mencapai indikator
kinerja tersebut antara lain adalah membuat laporan keuangan dan updating
laporan keuangan melalui aplikasi SAIBA (Sistem Akuntansi Instansi Basis
Akrual), SAS, Silabi, SIMPONI, E-SPT, E-BILING, dan sebagainya.
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Berdasarkan surat pengesahan DIPA (SP-DIPA) induk Tahun Anggaran 2019
dari Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan dengan Nomor: DIPA
032.12.2.403828/2019, maka alokasi anggaran untuk BRPBAPPP adalah Rp.
109.996.776.000,-. Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BRPBAPPP Tahun 2019 dari total
pagu sebesar Rp. 109.996.776.000,- terealisasi sebesar Rp. 107.469.221.452,- atau
97,70% (sesuai data OMSPAN, Kemenkeu). Jika dibandingkan dengan persentase
realisasi anggaran Tahun 2018 sebesar 95,60%, performance persentase realisasi
anggaran Tahun 2019 lebih tinggi sebesar 2,10%, dengan rincian sebagai
berikut:
INDIKATOR
KINERJA UTAMA TAHUN T R %
BATAS TERTINGGI PERSENTASE TEMUAN LHP
BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN (LK) BRPBAPPP
DIBANDINGKAN REALISASI ANGGARAN
BRPBAPPP TA.2018 (%)
2018 1 0,01 100,00
2019 1 0,01 100,00
73
Tabel 39. Perbandingan Realisasi Anggaran BRPBAPPP TA. 2018-2019
RUPIAH MURNI
B. PEGAWAI B. BARANG B. MODAL
PAGU 2018 96.473.571.000 15.444.676.000 1.109.250.000
2019 85.601.348.000 22.017.028.000 2.378.400.000
REALISASI 2018 94.870.732.705 12.089.019.767 1.099.518.800
2019 85.178.098.952 21.121.930.731 2.289.195.491
TOTAL PAGU 2018 113.027.497.000
2019 109.996.776.000
TOTAL REALISASI
2018 108.059.271.272
(95,60%)
2019 108.589.225.174
(98,72%)
Realisasi pada Tahun 2019 sebesar 108.589.225.174 (98,72%) lebih tinggi
capaiannya, jika dibandingkan realisasi Tahun 2018 sebesar 108.059.271.272
(95,60%) terlihat jelas perbedaan yang sangat signifikan dimiliki oleh BRPBAPPP,
dikarenakan pada Tahun 2018 dana untuk pelaksanaan kinerja seksi penyuluhan
(IK16 yang telah dihapuskan) tidak dapat direalisasikan mengingat waktu refining
anggaran dicabut pada awal Triwulan IV sehingga masa realisasinya relatif
pendek
Tabel 40. Capaian realisasi anggaran BRPBAPPP TA. 2019 (Per-Belanja)
RUPIAH MURNI
B. PEGAWAI B. BARANG B. MODAL
PAGU 85.601.348.000 22.017.028.000 2.378.400.000
REALISASI 85.178.098.952 21.121.930.731 2.289.195.491
99,08% 92,55% 98,72%
TOTAL PAGU 109.996.776.000
TOTAL REALISASI 108.589.225.174
98,72%
Sumber: OMSPAN Kemenkeu, 08 Januari 2020
Sampai dengan tanggal 08 Januari 2020, capaian realisasi anggaran
BRPBAPPP sebesar Rp. 108.589.225.174 atau 98,72% dari total anggaran sebesar
Rp. 109.996.776.000,-. Sesuai dengan tabel diatas maka realisasi tertinggi
menurut data per-belanja adalah 1) Belanja Pegawai sebesar 99,51%, 2) Belanja
Modal sebesar 96,25%, dan 3) Belanja Barang sebesar 99,93%.
Jika dibandingkan dengan alokasi anggaran Tahun 2018 sebesar Rp.
113.027.497.000,- dan realisasi Tahun 2018 yaitu sebesar Rp. 108.059.271.272,-
mengalami penurunan sebesar Rp. 590.049.820,-. Adapun ditinjau dari realisasi
anggaran, performance penyerapan anggaran Tahun 2018 lebih rendah (95,60%)
dibandingkan dengan Tahun 2019 lebih tinggi (98,72%).
74
Grafik 7. perbandingan realisasi anggaran per-belanja 2018-2019
Secara umum penyerapan anggaran per-Belanja pada BRPBAPPP pada kurun
waktu 2018-2019 cukup baik. Lonjakan penyerapan anggaran banyak
dipengaruhi oleh oleh lancarnya revolving dana UP setiap bulan (realisasi
belanja pegawai dan belanja modal).
75
BAB IV PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Hasil pengukuran kinerja BRPBAPPP Tahun 2019 menunjukkan perolehan
nilai NPSS sebesar 104,64% dengan rincian sebagai berikut:
1) Stakeholders Perspective dengan bobot 33,33%, nilai capaian 101,45%
2) Customer Perspective dengan bobot 33,33%, nilai capaian 109,56%;
3) Internal Process Perspective dengan bobot 33,33%, nilai capaian 102,37%;
4) Learn and Growth Perspective dengan bobot 33,33%, nilai capaian 107,76%.
Capaian pada masing-masing perspektif ini dipenuhi dari pencapaian 7
(tujuh) Sasaran Strategis yang didukung oleh 20 (dua puluh) Indikator Kinerja
Utama. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa 7 (tujuh) Sasaran Strategis dan 20
(dua puluh) Indikator Kinerja Utama dapat dicapai/ status baik (100%).
Keberhasilan terhadap pencapaian ini tidak terlepas dari komitmen pimpinan
BRPBAPPP dan koordinasi yang baik antar level pimpinan.
4.2. REKOMENDASI
Dalam rangka meningkatkan kinerja BRPBAPPP serta mendorong
tercapaianya target Tahun 2019, maka beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Menetapkan SK Penanggungjawab IKU.
2. Menyusun dan melengkapi manual IKU.
76
Lampiran 1) Penetapan Kinerja BRPBAPPP TA. 2019
2) Renaksi TA. 2019
3) SK Tim Penyusun LKJ TA. 2019
77
1. PERJANJIAN KINERJA
A. PK Level 3 Riset
78
79
80
B. PK Level 3 Penyuluh
81
82
C. PK Gabungan
83
84
SK TIM PENYUSUN LKj TA 2019
85
86
top related