tugas akhir karya ilmiah proses ... -...
Post on 06-Feb-2018
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
PROSES COMMUNITY RELATIONS DI RS ICHSAN MEDICAL CENTRE
BINTARO
(Survei Deskriptif : Kegiatan Bakti Sosial yang dilaksanakan RS Ichsan
Medical Centre (IMC) Bintaro Terkait Protes Warga Perumahan Villa
Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan pada 25
Februari 2017)
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh :
CLARA SHINTA OCTAVIANI
4123143806
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Agustus
2017
-
ii
CLARA SHINTA OCTAVIANI (4123143806), PROSES COMMUNITY RELATIONS DI RS ICHSAN MEDICAL CENTRE BINTARO (Survei Deskriptif : Kegiatan Bakti Sosial yang dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro Terkait Protes Warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan pada 25 Februari 2017) : 142 halaman : 38 Lampiran : 26 buku : 2000-2013 : 4 sumber lain : Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017.
ABSTRAK RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro melakukan kegiatan
community relations kepada warga di sekitar RS IMC Bintaro, salah satunya mengadakan kegiatan bakti sosial berupa pengobatan gratis pada tanggal 1 Februari 2017 di Mushola Nurul Taqwa, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan. Namun pada tanggal 25 Februari 2017 RS IMC Bintaro mendapat protes dari warga Perumahan Villa Bintaro Indah. Hal ini dikarenakan pembangunan tambahan RS IMC Bintaro diduga tidak memiliki kajian AMDAL.
Penulis menggunakan konsep manajemen public relations. Variabel dalam penelitian ini adalah proses community relations di RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro, yang memiliki lima dimensi yaitu, menetapkan sasaran, mengenal komunitas, petunjuk program community relations yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas, dan saluran komunikasi.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner, dengan skala interval. Populasi dari penelitian ini adalah warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan sebanyak 300 warga dan memiliki sampel sebanyak 75 warga. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan non probabilitas sampel purposif dan tendensi sentral yang digunakan adalah mean.
Berdasarkan hasil penelitian dari kesuluruhan dimensi pada penelitian ini rata-rata warga Perumahan Villa Bintaro Indah menilai pencapaian sasaran RS IMC Bintaro sudah terlaksana dan RS IMC Bintaro sudah baik dalam melaksanakan proses community relations nya, namun warga juga menilai RS IMC Bintaro masih kurang dalam mengenal seperti apa dan bagaimana masyarakat sekitarnya dan RS IMC Bintaro belum maksimal dalam menangani masalah terutama dalam memberikan informasi kepada warga Perumahan Villa Bintaro Indah.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah RS IMC Bintaro sudah menetapkan sasarannya dengan baik terkait permasalahan pembangunan tambahan RS IMC Bintaro, namun dalam mengenal komunitas RS IMC Bintaro masih belum memperhatikan komunikasi dari organisasi ke komunitas sekitarnya. Penulis menyarankan agar RS IMC Bintaro tetap mempertahankan program community relations yang dilakukan dan RS IMC Bintaro lebih transparansi terhadap informasi terkait kajian AMDAL dari pembangunan tambahan RS IMC Bintaro dan memaksimalkan dalam
-
iii
mengatasi dampak lingkungan yang terjadi agar khalayak tidak merasa cemas lagi dengan adanya pembangunan tambahan RS IMC Bintaro.
Kata Kunci : Manajemen Public Relations, Proses Community Relations
-
iv
CLARA SHINTA OCTAVIANI (4123143806), PROCESS OF COMMUNITY RELATIONS IN RS ICHSAN MEDICAL CENTRE BINTARO (Survey Descriptive: Social Activity conducted by RS Ichsan Medical Center (IMC) Bintaro Related Protest Residents of Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan on February 25 2017): 142 pages: 38 attachments: 26 books: 2000-2013: 4 others sources: Final Scientific, August 2017.
ABSTRACT
RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro conducts community relations activities to the residents around RS IMC Bintaro, one of them holds social activity on February 1, 2017 at Mushola Nurul Taqwa, Kelurahan Jombang for residents. But on February 25, RS IMC Bintaro got protests from residents of Perumahan Villa Bintaro Indah because the additional construction of RS IMC Bintaro is not yet certified AMDAL.
In this research the authors use the concept of management public relations. The variable in this research is the process of community relations which has five dimension, set goals, identify community, instructions for effective community relations program, communicate with the community and communication channels.
This research uses quantitative research using descriptive method. The authors collected data using questionnaires, with interval scales. The population in this research are 300 residents of Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan and the sample are 75 residents. Sampling technique in this research is non probability purposive samples. And the central tendency used is mean.
Based on the results of research from all of dimension in this research. The dimension with the highest mean value is the dimension of set goals, because the average respondent assesses the achievement of the target RS IMC Bintaro has been done. While the dimension with the lowest mean value is the dimension of identity community, because the average respondent assesses RS IMC Bintaro is still lacking in knowing what kind and how the surrounding community. Whereas if based on the mean per indicator of all indicators in this research, the indicator with the highest mean value is the indicator of the implementation of community relations because the respondents assess the RS IMC Bintaro is good in the process of community relations. And the indicator with the lowest mean is an indicator of emphasizing communication from organization to community because the respondent assesses RS IMC Bintaro not maximized in handling the problem especially in providing information to society because success of this effort rely on knowledge of communicator about the audience.
The conclusion of this research is the RS IMC Bintaro still not emphasize communication from the organization to the community. In addition, RS IMC Bintaro is also not maximized in recognizing the community. So RS IMC Bintaro still needs to improve the communication
-
v
from the organization to the community and maximize in recognizing the community. So that community know the purpose and give support to RS IMC Bintaro.
Keywords: Management Public Relations, Process of Community Relations
-
vi
LEMBAR ORISINALITAS
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah
dengan judul PROSES COMMUNITY RELATIONS DI RS ICHSAN MEDICAL
CENTRE BINTARO (Survei Deskriptif: Kegiatan Bakti Sosial yang
dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro Terkait Protes Warga
Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang
Selatan pada 25 Februari 2017) benar-benar hasil karya pribadi dan sudah
mengikuti penulisan karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya
plagiat dalam Tugas Akhir Karya Ilmiah ini, maka penulis sanggup menerima
sanksi yang telah ditentukan.
Jakarta, Agustus 2017
Clara Shinta Octaviani
NIM. 4123143806
-
NAMANIMJUDUL
No.
LEMBAR PENGESAHANTUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
: CLARA SHINTA OCTAVIANI:4123143806: PROSES CAMMUNi,IY RELATTONS Dl RS ICHSAN
MEDICAL CENTRE BINTARO (Survei Deskriptif : KegiatanBakti Sosial yang dilaksanakan RS lchsan Medical Centre(lMC) Bintaro Terkait Protes Warga Perumahan VillaBintaro lndah RW 11, Kelurahan Jombang, TangerangSelatan pada 25 Februari 20171
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
lK-VI
\51.
2.
Nama
Vera Wiiayanti Sutiipto, M.SiKetua Sidang
Pr. Kinkin Yuliatv S.PDosen Pembimbing
Dr. Dini Safitri. M.SiPengujiAhli
Maulina Larasqti P. M.l.KomSekretaris Sidang
Lulus Sidang, )u li zoll
Tanggal
+ *qus*v s 20 l)
3.
4.
31 Tvi' *1rl >
It Jvli lolf
't *cta1lv\ zatl
vll
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Karya Ilmiah dengan baik. Tak lupa kedua Orang Tua penulis yang
senantiasa doa, motivasi, dan dorongan baik moril maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini.
Tugas Akhir Karya Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi DIII Hubungan Masyarakat,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta. Penyusunan laporan ini
tidak mungkin terwujud tanpa perhatian, dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak, baik material maupun moril. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Djaali, Rektor Universitas Negeri Jakarta
2. Dr. Muhammad Zid, M.Hum, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Jakarta
3. Dr. Kinkin Yuliaty S. P, Koordinator Program Studi DIII Hubungan
Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, dan
sebagai Dosen Pembimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
Karya Ilmiah dengan baik.
-
ix
4. Seluruh Dosen Program Studi D-III Hubungan Masyarakat, Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
5. Seluruh pihak RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro dan Warga
Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kota Tangerang
Selatan yang telah membantu penulis saat melakukan penelitian.
6. Kakak saya, Febrina Valentine dan Nenek saya, Hj. Ijah yang selalu
membantu dan memberikan doa dan semangat.
7. Temen-temen seperjuangan mahasiswa Public Relations angkatan
2014, khususnya Mitha, Elsa, Aldilla, Anggia, Amanda, dan Annisa
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir
kata, semoga Tugas Akhir Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, khususnya bagi praktisi kehumasan.
Terimakasih.
Jakarta, Agustus 2017
Penulis
Clara Shinta Octaviani
-
x
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................... ii
ABSTRACT ......................................................................................... iv
LEMBAR ORISINALITAS ................................................................... vi
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR DIAGRAM ............................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xx
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 11
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 11
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 12
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Public Relations ................................................. 13
2.2. Community Relations ........................................................... 15
2.3. Proses Community Relations ................................................ 16
2.3.1.1. Menetapkan Sasaran ........................................................... 18
2.3.2. Mengenali Komunitas ........................................................... 19
2.3.3. Petunjuk Program Community Relations yang Efektif ........... 22
2.3.4. Berkomuikasi dengan Komunitas .......................................... 24
2.3.5. Saluran Komunikasi .............................................................. 25
-
xi
2.4. Keterkaitan Antar Konsep ......................................................26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian ...........................................................29
3.2. Jenis Penelitian .....................................................................30
3.3. Metode Penelitian ..................................................................31
3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................32
3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi ...........................................33
3.5.1. Unit Analisis ...........................................................................33
3.5.2. Unit Observasi ......................................................................33
3.6. Populasi dan Sampel .............................................................33
3.6.1. Populasi .................................................................................34
3.6.2. Sampel ..................................................................................34
3.7. Teknik Penarikan Sampel ......................................................37
3.8. Teknik Penarikan Data ..........................................................38
3.8.1. Data Primer ...........................................................................38
3.8.2. Data Sekunder .......................................................................40
3.9. Skala Pengukuran .................................................................41
3.10. Uji Instrumen .........................................................................42
3.10.1. Validitas .................................................................................42
3.10.2. Reliabilitas .............................................................................45
3.11. Teknik Analisis Data ..............................................................48
3.11.1. Tendensasi Sentral ................................................................49
3.12. Definisi kopnsep ....................................................................51
3.13. Operasionalisasi konsep........................................................52
3.14. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ..............................59
BAB VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Organisasi ................................................60
-
xii
4.2. Objek Kajian Penelitian ......................................................... 61
4.3. Hasil Penelitian ..................................................................... 63
4.3.1. Menetapkan Sasaran ............................................................ 63
4.3.1.1. Merencanakan Aktivitas Community Relations ..................... 63
4.3.1.2. Mengimplementasikan Aktivitas Community Relations ......... 66
4.3.1.3. Kebutuhan Komunitas Lokal ................................................. 69
4.3.1.4. Kepedulian Karyawan Perusahaan ....................................... 72
4.3.1.5. Strategi Rencana Tertulis Untuk Community Relations ........ 75
4.3.2. Mengenal Komunitas ............................................................ 78
4.3.2.1. Menilai Kebutuhan Organisasi .............................................. 78
4.3.2.2. Organisasi Harus Mengenal Komunitasnya .......................... 81
4.3.2.3. Menekankan Komunikasi dari Organisasi ke Komunitas ...... 84
4.3.3. Petunjuk Untuk Program Community Relations .................... 87
4.3.3.1. Pencapaian Sasaran ............................................................. 88
4.3.3.2. Strategi Alternatif ................................................................... 90
4.3.3.3. Dampak Program Community Relations dan Komunitas ...... 93
4.3.3.4. Total Biaya dari Kegiatan Nonprofit ....................................... 96
4.3.3.5. Membutuhkan Pengetahuan dan Pemahaman ..................... 99
4.3.4. Berkomunikasi Dengan Komunitas ....................................... 102
4.3.4.1. Perusahaan Terbuka Dengan Komunitas ............................. 102
4.3.4.2. Karyawan Berkomunikasi Dengan Komunitas ...................... 105
4.3.4.3. Perusahaan Berkomunikasi Dengan Opinion Leader ........... 108
4.3.4.4. Memberikan Kesempatan yang Cukup Untuk Melakukan
Komunikasi Informal .............................................................. 112
4.3.5. Saluran Komunikasi .............................................................. 114
4.3.5.1. Pembuatan Iklan di Media Massa ......................................... 114
4.3.5.2. Publikasi Internal ................................................................... 117
4.3.5.3. Mengadakan Open House .................................................... 120
4.4. Analisa Penelitian .................................................................. 123
-
xiii
4.5. Pembahasan Penelitian .........................................................131
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................136
5.2. Saran .....................................................................................137
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................139-142
LAMPIRAN ..........................................................................................xxi - lxi
-
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1. Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas ............................................... 44
3.2. Validitas Proses Community Relations Di RS Ichsan Medical Centre
Bintaro ............................................................................................... 45
3.3. Klarifikasi Reliabilitas ......................................................................... 46
3.4. Case Processing Summary Proses Community Relations di RS Ichsan
Medical Centre Bintaro ...................................................................... 49
3.5. Reability statistic Proses Community Relations di RS Ichsan Medical
Centre Bintaro ................................................................................... 50
3.6. Hubungan antara Analisis dan Variabel ............................................ 52
3.7. Operasionalisasi Konsep ................................................................... 56
4.1. RS IMC Bintaro tidak merencanakan kegiatan bakti sosial pengobatan
gratis.................................................................................................. 63
4.2. RS IMC Bintaro tidak menyusun program kegiatan bakti sosial
pengobatan gratis untuk warga. ........................................................ 64
4.3. RS IMC Bintaro tidak pernah mengundang warga untuk berdiskusi
mengenai pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ........................ 65
4.4 RS IMC Bintaro tidak melaksanakan kegiatan bakti sosial pengobatan
gratis untuk warga. ............................................................................ 66
4.5. RS IMC Bintaro tidak memberikan bantuan pengobatan gratis kepada
warga ................................................................................................. 67
4.6. RS IMC Bintaro tidak melakukan diskusi mengenai pembangunan
tambahan RS IMC Bintaro dengan warga ......................................... 68
4.7. RS IMC Bintaro tidak menyediakan saluran air bersih yang tersalur ke
rumah warga ..................................................................................... 69
4.8. RS IMC Bintaro tidak memberikan kejelasan mengenai kajian AMDAL
terkait pembangunan tambahan RS IMC Bintaro .............................. 70
-
xv
4.9. RS IMC Bintaro tidak menjalankan tahapan kajian AMDAL sesuai
ketentuan yang berlaku ...................................................................... 71
4.10. Tidak ada karyawan yang secara sukarela ikut dalam kegiatan bakti
sosial pengobatan gratis .................................................................... 72
4.11. Karyawan tidak menyampaikan aspirasi warga terkait penolakan
pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ......................................... 73
4.12. Karyawan tidak ikut memberikan solusi mengenai masalah
pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ......................................... 74
4.13. RS IMC Bintaro tidak memberikan bantuan kepada warga berupa
kegiatan bakti sosial pengobatan gratis. ............................................ 75
4.14. RS IMC Bintaro tidak melakukan pendekatan kepada warga untuk
menjalin hubungan dengan masyarakat ............................................ 76
4.15. RS IMC Bintaro tidak menjelaskan mengenai kajian AMDAL secara
terbuka kepada warga ....................................................................... 77
4.16. RS IMC Bintaro memberikan respon tidak baik terhadap keluhan
warga terkait pembangunan tambahan RS IMC Bintaro .................... 78
4.17. Warga tidak menerima bukti kajian AMDAL terkait pembangunan
tambahan RS IMC Bintaro ................................................................. 79
4.18. RS IMC Bintaro tidak maksimal dalam menangani masalah warga
terkait pembangunan tambahan RS IMC Bintaro .............................. 80
4.19. RS IMC Bintaro tidak mengenal publiknya dan tidak mengenali
karakter warga RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah ...................... 81
4.20. RS IMC Bintaro tidak mengetahui struktur organisasi RW 11
Perumahan Villa Bintaro Indah .......................................................... 82
4.21. RS IMC Bintaro tidak mencari tahu masalah yang sedang dihadapi
warga ................................................................................................. 83
4.22. RS IMC Bintaro tidak berpartisipasi dalam menyampaikan informasi
kepada warga terkait pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ....... 84
-
xvi
4.23. RS IMC Bintaro tidak berkomunikasi dengan warga dalam menangani
masalah kajian AMDAL. .................................................................... 85
4.24. RS IMC Bintaro tidak berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan warga Perumahan Villa Bintaro Indah selama ini .............. 86
4.25 RS IMC Bintaro tidak mengetahui keinginan warga dalam
menyediakan saluran air yang bersih ................................................ 87
4.26. RS IMC Bintaro dipandang tidak baik setelah masalah pembangunan
tambahan RS IMC Bintaro terkait kajian AMDAL .............................. 88
4.27. Dampak negatif dari pembangunan RS IMC Bintaro dirasakan oleh
warga ................................................................................................. 89
4.28. RS IMC Bintaro tidak bertanya kepada warga mengenai apa yang
dibutuhkan oleh warga ...................................................................... 90
4.29. RS IMC Bintaro tidak membantu warga mengatasi dampak negatif dari
pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ........................................ 91
4.30. RS IMC Bintaro tidak mengadakan penjelasan secara transparansi
terkait masalah kajian AMDAL. ......................................................... 92
4.31. Hubungan warga dengan RS IMC Bintaro semakin bermasalah
semenjak adanya pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ............ 93
4.32. RS IMC Bintaro tidak bekerjasama dengan warga dalam menjaga
dampak lingkungan yang terjadi ....................................................... 94
4.33. Tidak saling memahami kebutuhan antara RS IMC Bintaro dan
warga ................................................................................................. 95
4.34. RS IMC Bintaro tidak memberikan obat secara gratis seperti vitamin
untuk 100 warga yang datang dalam kegiatan bakti sosial pengobatan
gratis pada tanggal 1 Februari 2017 di Mushola Nurul Taqwa .......... 96
4.35. RS IMC Bintaro tidak membagikan produk susu kalsium Produgen
dalam kegiatan bakti sosial pengobatan gratis .................................. 97
4.36. RS IMC Bintaro tidak mendatangkan dokter dalam kegiatan bakti
sosial pengobatan gratis .................................................................... 98
-
xvii
4.37. RS IMC Bintaro tidak mengetahui kondisi lingkungan Perumahan Villa
Bintaro Indah, Kelurahan Jombang. ................................................. 99
4.38. RS IMC Bintaro tidak memahami keluhan warga rnengenai kajian
AMDAL terkait pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ............... 100
4.39. RS IMC Bintaro tidak memahami budaya yang ada di masyarakat . 101
4.40. RS IMC Bintaro tidak membicarakan rnengenai pembangunan
tambahan RS IMC Bintaro dengan warga ....................................... 102
4.41. RS IMC Bintaro tidak memberikan informasi yang dibutuhkan warga
rnengenai pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ...................... 103
4.42. RS IMC Bintaro tidak transparasi terhadap informasi rnengenai kajian
AMDAL pembangunan tambahan RS IMC Bintaro .......................... 104
4.43. Karyawan RS IMC Bintaro tidak menceritakan latar belakang
diadakannya pembangunan tambahan RS IMC Bintaro .................. 105
4.44. Karyawan RS IMC Bintaro tidak pernah berbincang dengan warga
untuk menjelaskan mengenai kajian AMDAL ................................. 106
4.45. Karyawan RS IMC Bintaro tidak ikut serta dalam musyawarah
bersama warga ................................................................................ 107
4.46. RS IMC Bintaro tidak mengundang ketua RW 11 Perumahan Villa
Bintaro Indah untuk membicarakan permasalahan kajian AMDAL .. 108
4.47. RS IMC Bintaro tidak melakukan diskusi untuk membicarakan keluhan
warga dengan Bapak Jay selaku juru bicara warga ........................ 109
4.48. RS IMC Bintaro tidak ikut dalam musyawarah warga Perumahan Villa
Bintaro Indah ................................................................................... 110
4.50. RS IMC Bintaro tidak melakukan kunjungan ke rumah warga dalam
menyelasaikan masalah. ................................................................. 112
4.51. Warga sulit bermediasi dengan pihak RS IMC Bintaro. ................... 113
4.52. RS IMC Bintaro tidak membuat permintaan maaf tentang
permasalahan mengenai kajian AMDAL pembangunan tambahan RS
IMC Bintaro di surat kabar ............................................................... 114
-
xviii
4.53. RS IMC Bintaro tidak membuat iklan mengenai pembangunan
tambahan RS IMC Bintaro dengan mengikut sertakan masyarakat. 115
4.54. RS IMC Bintaro tidak membuat iklan untuk mensponsori acara warga
Perumahan Villa Bintaro Indah ........................................................ 116
4.55. RS IMC Bintaro tidak pernah membagikan brosur mengenai
pembangunan tambahan RS IMC Bintaro kepada warga ............... 117
4.56. RS IMC Bintaro tidak memberikan laporan kajian AMDAL kepada
Ketua RW 11 ................................................................................... 118
4.57. RS IMC Bintaro tidak memberikan newsletter yang dibuat oleh RS
IMC Bintaro untuk warga ................................................................. 119
4.58. RS IMC Bintaro tidak pernah mengajak warga untuk berkunjung ke RS
IMC Bintaro ..................................................................................... 120
4.59. RS IMC Bintaro tidak memberikan pengetahuan warga mengenai
pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ....................................... 121
4.60. RS IMC Bintaro tidak mengundang masyarakat secara langsung
dalam program-program pengecekan kesehatan RS IMC Bintaro .. 122
4.61. Mean per Dimensi ........................................................................... 123
4.62. Mean per Indikator .......................................................................... 127
-
xix
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Mean per Dimensi ............................................................ 124
Diagram 4.2 Mean per Indikator ............................................................ 129
-
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Transkrip Hasil Wawancara dengan Juru Bicara Warga
Perumahan Villa Bintaro Indah ........................................... xix
Lampiran 2. Transkrip Wawancara dengan Ketua RW 11 Perumahan
Villa Bintaro Indah .............................................................. xxiii
Lampiran 3. Transkrip Wawancara dengan Humas RS Ichsan Medical
Centre (IMC) Bintaro .......................................................... xxv
Lampiran 4. Berita Internet .................................................................... xxviii
Lampiran 5. Daftar Responden .............................................................. xxxiv
Lampiran 6. Kuesioner ........................................................................... xxxx
Lampiran 7. Coding Sheet ..................................................................... lii
Lampiran 8. Curriculum Vitae................................................................. lxi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebuah perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari hubungan
dengan lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan harus bersedia menjadi
bagian dari kehidupan lingkungan sekitar di mana mereka beroperasi. Segala
risiko yang mungkin terjadi dalam masyarakat sekitar akibat beroperasinya
perusahaan merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa perusahaan
harus mempunyai perhatian dan tanggung jawab kepada masyarakat sekitar
perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk community relations.1 Sebuah
perusahaan harus membangun hubungan yang baik dengan lingkungan dan
memiliki rasa kepedulian terhadap masyarakat sekitarnya, serta
merealisasikannya dengan melakukan community relations.
Community relations merupakan kumpulan individu yang mendiami
lokasi tertentu dan biasanya terkait dengan kepentingan sesama. Saat ini
makin banyak perusahaan dan organisasi yang menyadari tanggung jawab
mereka terhadap komunitas disekitar mereka.2 Harapan perusahaan dengan
adanya relasi dengan komunitas adalah membawa dampak positif
1 Widya Paramita, Public Relations, Jakarta: UNJ Press, 2008, hal 98
2 Vera Wijayanti, Dasar- Dasar Humas, Jakarta, Laboratorium Sosial Politik Press, 2010, hal
147
-
2
perusahaan. Hubungan dengan komunitas mempunyai tujuan untuk
menciptakan saling pengertian dari kedua belah pihak mengetahui harapan-
harapan apa yang diinginkan satu dengan lainnya.3
RS Ichsan Medical Centre Bintaro atau yang biasa disingkat RS IMC
Bintaro berdiri pada tanggal 25 Juli 2003 melalui Yayasan Ichsan (Ichsan
Foundation). Hal ini didasari keinginan saling berbagai dengan sesama dan
bentuk kepedulian terhadap lingkungan disekitar Bintaro terhadap kesehatan
Ibu dan Anak tanpa memandang status sosial dan SARA. RS IMC Bintaro
selalu mengedepankan pelayanan terlebih dahulu, sesuai dengan mottonya
"Melayani Dengan Kasih". RS IMC Bintaro ini berada di Jalan Raya Jombang
No. 56, Ciputat, Jombang, Kota Tangerang Selatan.4
Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar, RS Ichsan
Media Centre (IMC) Bintaro melakukan proses community relations untuk
menjaga hubungan dengan komunitas sekitar. Proses community relations
yang dilakukan RS IMC Bintaro dengan mengadakan kegiatan bakti sosial
berupa kegiatan pengobatan gratis, dan penyerahan bantuan untuk
merenovasi Mushola Nurul Taqwa kepada masyarakat yang bermukim di
sekitar RS IMC Bintaro, seperti para warga RW 11 Perumahan Villa Bintaro
Indah. Kegiatan bakti sosial RS IMC Bintaro berlangsung pada tanggal 1
Februari 2017 dimulai dari pukul 09.00 12.00 WIB di Mushola Nurul Taqwa,
3 Ibid., hal 149
4 Tentang Kami RS IMC Bintaro, http://rsimcbintaro.com/tentang-kami.html, diakses pada 3
April 2017, pukul 10:14 WIB
http://rsimcbintaro.com/tentang-kami.html
-
3
Kelurahan Jombang. Sekitar 100 masyarakat RW 11 Perumahan Villa Bintaro
Indah hadir untuk memeriksakan kesehatannya.5 Dalam penelitian ini penulis
mengambil proses community relations yang dilakukan RS IMC Bintaro
berupa kegiatan bakti sosial yang hanya difokuskan pada kegiatan
pengobatan gratis.
Proses community relations yang dilakukan RS IMC Bintaro dalam
rangka untuk meminta dukungan kepada masyarakat terkait masalah polemik
tahap perluasan pembangunan gedung RS IMC Bintaro yang berada di
sekitar pemukiman warga RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan
Jombang, Kota Tangerang Selatan yang diduga tidak memiliki perizinan dan
kajian AMDAL. Hal ini seperti yang dijelaskan dari hasil wawancara penulis
dengan Bapak Danan selaku Humas RS IMC Bintaro, sebagai berikut:
Tanggal 1 Februari kemarin kami mengadakan serangkaian kegiatan syukuran bakti sosial di Mushola Nurul Taqwa RW 11, berupa pengobatan gratis, seperti konsultasi dengan dokter dengan mendatangkan sebanyak lima dokter, lalu pemberian obat gratis yang paling mendasar seperti obat antibody dan vitamin untuk 100 warga yang datang, lalu memeriksa kesehatan tulang dan membagikan produk susu kalsium Produgen sebanyak 45 sesuai warga usia lanjut yang memeriksa kesehatan tulangnya mba. Selain itu juga ada penyerahan bantuan untuk renovasi Mushola Nurul Taqwa. Ini lebih kepada bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan sekitar, sekitar 100 masyarakat hadir memeriksakan kesehatannya. Oleh sebab itu, kami meminta dukungan kepada masyarakat sekitar untuk mendukung RS IMC yang masih dalam tahap perluasan pembangunan ini mba.
5 Hasil wawancara penulis dengan Humas RS Ichsan Medical Centre Bintaro, pada 20 Mei
2017, pukul 15:30 WIB
-
4
Pemeriksaan kesehatan ini juga akan dilanjut ke tahap berikutnya, langsung dilaksanakan di RS IMC nya6
Sebuah perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari hubungan
dengan lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan harus bersedia menjadi
bagian dari kehidupan lingkungan sekitar di mana mereka beroperasi. Hal ini
dilakukan untuk membangun citra positif dan menjalin hubungan yang
harmonis antara warga dan perusahaan, namun hal sebaliknya dialami oleh
RS IMC Bintaro.
Beberapa bulan terakhir ini RS IMC Bintaro mendapat protes dari
komunitas sekitar perusahaan. Protes dilakukan oleh warga Perumahan Villa
Bintaro Indah Bintaro, dikarenakan banyak warga menanggung dampak
negatif dari pembangunan tambahan RS IMC Bintaro, antara lain polusi
suara, debu yang berterbangan langsung ke rumah warga, saluran air kotor
yang mengalir ke sebagian rumah warga dan ancaman limbah B3 (Beracun,
Berbau dan Berbahaya) yang bisa saja mengakibatkan cacat fisik maupun
mental bagi warga sekitar, serta akan berdampak lebih fatal di masa depan
terkait proses penelitian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
bermasalah.7
Hal ini membuat warga sangat resah dan merasakan dampak negatif
dari pembangunan tambahan RS IMC Bintaro yang berada di dekat
6 Ibid
7 Hasil wawancara penulis dengan juru bicara warga Perumahan Villa Bintaro Indah, pada
tanggal 9 April 2017, pukul 17:00 WIB
-
5
permukiman warga, khususnya RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah, Jalan
Raya Jombang, Kelurahan Jombang, Kota Tangerang Selatan. Hal ini
dibuktikan dengan wawancara penulis dengan Bapak Jay selaku juru bicara
warga Perumahan Villa Bintaro Indah, sebagai berikut:
Warga Villa Bintaro Indah tentunya menolak pembangunan RS IMC Bintaro tersebut ya mba. Pasalnya, pihak RS IMC Bintaro selama ini tidak pernah menjawab surat terkait proses perizinan lingkungan maupun rekomendasi AMDAL. Pembangunan gedung baru tersebut banyak mengganggu kenyamanan warga, apalagi pengerjaannya menyalahi ketentuan yang ada dengan beraktivitas nyaris 24 jam penuh. mesin-mesin berat, crane, truk trailer dan paku bumi beroperasi siang-malam, kami sangat terganggu dengan suara bising itu belum lagi dampak lingkungan yang lain, seperti debu yang berterbangan langsung ke rumah warga, saluran air kotor yang mengalir ke sebagian perumahan warga. Belum lagi bayangan akan dampak yang lebih fatal di masa depan pasca pembangunan 7 lantai itu, serta ancaman limbah B3. Ini yang tidak diperhatikan oleh manajemen IMC Bintaro8
Mengacu UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, peraturan ini mengatur atas kewajiban untuk
melindungi dan mengelola dengan sebaik-baiknya dan sebijak-bijaknya. 9
Oleh karena itu diperlukan sistem perlindungan yang utuh dan menyeluruh,
lengkap mengatur segala hal yang menyangkut kebaikan bersama terhadap
lingkungan hidup. Masyarakat yang terkena dampak lingkungan dapat
dilibatkan dalam melakukan penyusunan Analisa Mengenai Dampak
8 Hasil wawancara penulis dengan juru bicara warga Perumahan Villa Bintaro Indah, pada
tanggal 9 April 2017, pukul 17:00 WIB 9 UU No 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4b2885a7bc5ad/nprt/22/uu-no-32-tahun-2009-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup, diakses pada 7 April 2017, pukul 21:52 WIB
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4b2885a7bc5ad/nprt/22/uu-no-32-tahun-2009-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hiduphttp://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4b2885a7bc5ad/nprt/22/uu-no-32-tahun-2009-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup
-
6
Lingkungan (AMDAL) dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No
17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses
Amdal dan Izin Lingkungan, peraturan ini mengatur tentang tata cara
pelibatan masyarakat dalam proses AMDAL. 10 Namun peraturan tersebut
diabaikan oleh pihak RS IMC Bintaro. Hal ini membuat warga khawatir akan
berdampak jauh lebih buruk dengan adanya pembangunan tambahan RS
IMC Bintaro.
Sampai saat ini, pihak RS IMC Bintaro belum transparan terhadap
informasi-informasi mengenai proses AMDAL tersebut. Sudah beberapa kali
warga masyarakat setempat melakukan pertemuan dan penolakan terhadap
pembangunan RS tersebut. Namun, selama ini pihak RS IMC Bintaro tidak
pernah menjawab surat-surat mengenai proses perizinan lingkungan maupun
rekomendasi AMDAL yang sudah beberapa kali diminta keterangannya oleh
warga Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kota Tangerang
Selatan. Hal ini diperkuat dengan wawancara penulis dengan Bapak Herman
selaku Ketua RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah, sebagai berikut:
Pada awalnya warga tidak punya niat untuk menolak pembangunan RS IMC sebenarnya ya mba. Karena secara logika, manfaatnya disadari akan membantu pelayanan kesehatan masyarakat luas. Namun, warga tidak diberikan sosialisasi yang jelas dan pendekatan kepada warga kurang mengenai proses penelitian AMDAL nya sendiri
10
PERATURAN MENTERI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2012http://www.peraturan.go.id/permen/kemeneglh-nomor-17-tahun-2012-11e44c50a43a22a0b435313232393536.html, diakses pada 7 April 2017, pukul 21:53 WIB
http://www.peraturan.go.id/permen/kemeneglh-nomor-17-tahun-2012-11e44c50a43a22a0b435313232393536.htmlhttp://www.peraturan.go.id/permen/kemeneglh-nomor-17-tahun-2012-11e44c50a43a22a0b435313232393536.html
-
7
Kesepakatan sebelumnya sudah ada dengan pihak RS IMC, cuma pihak RS IMC ada yang disembunyikan, tidak transparan. Sampai detik ini terakhir pun mereka tidak memberikan surat kuasa AMDAL yang mereka sebut sudah ada, sampai sekarang mereka belum bisa menunjukkan11
Beberapa hal penting yang menjadi tuntutan utama warga Perumahan
Villa Bintaro Indah yakni sediakan salurah air yang bersih sehingga tidak
membuat saluran yang mengalir ke rumah warga menjadi kotor, berhentikan
proses perluasan pembangunan RS IMC Bintaro secara total sampai semua
tahapan dan informasi perizinan tersebut jelas dan benar, perbaiki dan
jalankan tahapan perizinan dan kajian AMDAL sesuai ketentuan yang
berlaku. Dan yang terakhir, libatkan perwakilan warga secara terbuka dalam
keseluruhan proses dan tahapan kajian AMDAL serta perizinan lainnya yang
terkait dengan keselamatan warga serta tidak menganggu kenyamanan
warga sekitar dalam proses pembangunan tambahan RS IMC Bintaro 12
Pentingnya izin persetujuan yang jelas dan keterlibatan masyarakat dalam
proses AMDAL dan izin lingkungan pada dasarnya merupakan kebutuhan
yang utama bagi warga sekitar di lingkungan pembangunan tambahan RS
IMC Bintaro.
11
Hasil wawancara penulis dengan Ketua RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah, pada
tanggal 9 April 2017, pukul 18:30 WIB
12 Diduga Tak Kantongi Izin AMDAL dan IMB RS IMC Bintaro di Demo Warga,
http://m.liputanoke.com/read-18991-2017-02-26-diduga-tak-kantongi-izin-amdal-dan-imb-rs-imc-bintaro-di-demo-warga.html#sthash.VcKu2z9a.dpbs, diakses pada 29 Maret 2016, pukul 11:29 WIB
http://m.liputanoke.com/read-18991-2017-02-26-diduga-tak-kantongi-izin-amdal-dan-imb-rs-imc-bintaro-di-demo-warga.html#sthash.VcKu2z9a.dpbshttp://m.liputanoke.com/read-18991-2017-02-26-diduga-tak-kantongi-izin-amdal-dan-imb-rs-imc-bintaro-di-demo-warga.html#sthash.VcKu2z9a.dpbs
-
8
Setelah tidak adanya tanggapan lebih lanjut dari pihak RS IMC
Bintaro, maka berlangsung adanya protes warga Aksi Bela VBI 252 pada 25
Februari 2017 agar pihak RS IMC Bintaro memberhentikan pembangunan
tambahan gedung RS yang rencananya ada 7 lantai di atas tanah seluas 2
hektare. Sekitar 300 Warga dari Perumahan Villa Bintaro Indah Bintaro
melakukan aksi di depan Kantor Proyek pembangunan RS IMC Bintaro. Hal
ini dibuktikan dengan hasil wawancara penulis dengan Bapak Jay selaku
Kordinator Aksi sekaligus juru bicara warga Perumahan Villa Bintaro Indah,
sebagai berikut:
Kami kembali menggelar aksi ini bersama 300 warga lainnya karena pihak rumah sakit tidak segera merespons permintaan kami untuk menyetop sementara perluasan pembangunan gedung tambahan. Warga akan terus melakukan aksi unjuk rasa sampai sebelum proses pembangunan tersebut ini benar-benar dihentikan. Ini semua yang ingin kami ketahui dan pihak RS IMC belum transparan terhadap informasi-informasi tersebut. Dan satu lagi mba terkait kelanjutan pembangunan ini, itu dianggap sebagai tindakan arogansi dari RS IMC.13
Pihak RS IMC Bintaro mengatakan sudah melakukan sosialisasi
mengenai pembangunan tambahan gedung RS tersebut. Warga pun
mengakui adanya sosialisasi sebelumnya dari pihak RS IMC Bintaro, namun
dari hasil pertemuan dan musyarawah dengan warga, pemilik RS IMC Bintaro
mengatakan musyawarah ini memang kurangnya komunikasi antara pihak
13
Hasil wawancara penulis dengan juru bicara warga Perumahan Villa Bintaro Indah, pada
tanggal 9 April 2017, pukul 17:00 WIB
-
9
rumah sakit dan warga sekitar Perumahan Villa Bintaro Indah. Hal ini seperti
yang disampaikan oleh Direktur RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro, Ani
Yuliani, dari hasil pertemuan dan musyawarah dengan warga terkait tuntutan
dari warga mengenai pembangunan tambahan RS IMC Bintaro, sebagai
berikut:
Dimulai dari sosialisasi kemungkinan ada yang kurang atau kurangnya informasi dan pendekatan dengan warga. Semua perijinan sudah lengkap Cuma disisi Amdal ada kekurangan, dan sosialisasi ke warga kurang, dan kurangnya pendekatan dengan warga. Saya minta maaf, saya sebagai owner RS IMC Bintaro tidak menelusuri kebawah. Atas nama RS IMC Bintaro saya mohon maaf.14
Sebelum dilaksanakan pembangunan tambahan RS IMC Bintaro,
warga mengakui adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada warga sekitar.
Namun di samping itu, warga tidak pernah dilibatkan secara langsung
mengenai tahap penanganan AMDAL dan tahapan proses pembangunan
yang tidak mengganggu warga. Sehingga melalui dialog terbuka dengan
warga dan melalui mediasi, warga meminta pembangunan tambahan RS IMC
Bintaro tersebut segera dihentikan. 15 Dalam hal ini, warga khawatir dengan
proses penelitian AMDAL yang bermasalah dan akan berdampak langsung
bagi warga sekitar khususnya di Perumahan Villa Bintaro Indah Bintaro.
14
Musyawarah Warga RS IMC Bintaro Cari Penyelesaian, http://bidiktangsel.com/berita-tangsel/2017/musyawarah-warga-rs-imc-bintaro-cari-penyelesaian.html, diakses pada 3 April 2017, pukul 19:19 WIB 15
RS IMC Bintaro Tidak Transparan Pengelolaan AMDAL, http://bidiktangsel.com/tangerang-selatan/2017/rs-imc-bintaro-tidak-transparan-pengelolaan-amdal.html, diakses pada 3 April 2017, pukul 11:18 WIB
http://bidiktangsel.com/berita-tangsel/2017/musyawarah-warga-rs-imc-bintaro-cari-penyelesaian.htmlhttp://bidiktangsel.com/berita-tangsel/2017/musyawarah-warga-rs-imc-bintaro-cari-penyelesaian.htmlhttp://bidiktangsel.com/tangerang-selatan/2017/rs-imc-bintaro-tidak-transparan-pengelolaan-amdal.htmlhttp://bidiktangsel.com/tangerang-selatan/2017/rs-imc-bintaro-tidak-transparan-pengelolaan-amdal.html
-
10
Alasan penulis memilih permasalahan mengenai proses community
relations di RS Ichsan Medical Centre Bintaro karena berita protes warga
Perumahan Villa Bintaro ini sedang marak di pemberitaan media online dan
terjadi masalah serius di RS IMC Bintaro yaitu tuntutan pemberhentian
pembangunan tambahan gedung RS IMC Bintaro secara total sampai semua
tahapan dan informasi perizinan AMDAL sudah jelas dan benar.
Dalam menghadapi permasalahan tersebut public relations di
perusahaan RS IMC Bintaro berperan penting agar dapat menyelesaikan
permasalahan ini. Karena dalam aktivitasnya public relations diharuskan
untuk membina hubungan baik dengan publiknya, salah satunya adalah
warga sekitar perusahaan. Hal ini yang kemudian akan berdampak pada
keberlangsungan perusahaan. maka disinilah peran community relations
relations diperlukan.16
Berdasaran fakta masalah adanya protes dari warga Perumahan Villa
Bintaro Indah, Jalan Raya Jombang, Kelurahan Jombang, Kota Tangerang
Selatan mengenai pembangunan tambahan RS Ichsan Medical Centre (IMC)
Bintaro, oleh karena itu penulis ingin meneliti proses community relations di
RS Ichsan Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan bakti sosial yang
dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro terkait protes warga
16
Dan Lattimore, et all, Public Relations The Professi & Practice,singapore: Mc Graw Hill,2013, hal 234
-
11
Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang
Selatan pada 25 Februari 2017.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang
penulis ambil adalah bagaimana proses community relations di RS Ichsan
Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan RS
Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro terkait protes warga Perumahan Villa
Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan pada 25
Februari 2017?
1.3. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut tujuan
diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui proses community
relations di RS Ichsan Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan bakti sosial
yang dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro terkait protes
warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang,
Tangerang Selatan pada 25 Februari 2017.
-
12
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan di bidang ilmu
komunikasi khususnya di bidang public relations mengenai proses community
relations di Institusi Perawatan Kesehatan.
1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi para praktisi public relations mengenai proses community relations di
Institusi Perawatan Kesehatan.
-
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Public Relations
Manajemen dalam konteks strategi, mempunyai peran penting untuk
membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
dalam lingkungan usaha. Lingkungan adalah satu set faktor yang muncul dari
luar dan tidak dapat dikendalikan begitu saja secara mudah. Perubahan-
perubahan lingkungan tentu akan mempengaruhi prestasi perusahaan dalam
meraih keuntungan atau memberi kontribusi pada pihak-pihak yang terkait.
Public relations mempunyai peranan yang penting dalam upaya
mengefektifkan organisasi dengan membangun hubungan jangka panjang
dengan lembaga-lembaga strategis.17
Public relations sebagai alat manajemen modern, maka secara
struktural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau
organisasi, artinya public relations bukanlah merupakan fungsi terpisah dari
fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut.18
Dalam buku Rosady Ruslan yang berjudul Manajemen Public
Relations dan Media Komunikasi. Mc Elreath, (Managing Systematic and
17
Renald Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta Grafiti, 2008, hal. 32 18
Rosady Ruslan, Manajemen Public relations& Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi edisi revisi, Jakarta: Raya Grafindo Persada, 2012, hal. 14
-
14
Ethical Public Relations, 1993, Madison, Wisconsin: Brown & Mark)
mendefinisikan Manajem Humas adalah:
Managing public relations means researching, planning implementing
and evaluating an array of communication activities sponsored by the
organizational satellite linked press conference, from simple brochures to
multimedia national campaigns, from open house to grassroots political
campaigns, from public service announcement to crisis management. 19
Manajemen humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan
pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi
mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi
pers internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye
nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house
hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan publik hingga
menangani kasus manajemen krisis.
Cukup banyak definisi manajemen PR/Humas (public relations
management) yang dikemukakan oleh pakar, akademisi, dan praktisi. Dari
berbagai definisi tersebut, garis besarnya adalah manajemen humas dapat
dilihat secara konseptual, fungsional dan unsur-unsurnya dalam aktivitas atau
kegiatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengertian manajemen
19
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo, Persada, 2003, hal 31
-
15
humas dalam organisasi. Baik untuk tujuan komunikasi dua arah timbal balik
(reciprocal communication), membangun hubungan baik (relationship)
maupun komunikasi persuasif searah (one way persuasive communication),
yang pada akhirnya bertujuan untuk membangun saling pengertian,
menghargai, dukungan yang baik hingga menciptakan citra positif.20
Kegiatan manajemen public relations mencakup fungsi-fungsi pokok
manajemen secara umum, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengkomunikasian, pengawasan, dan penilaian yang dapat menentukan
kelancaran proses manajemen dalam fungsi kehumasan dari lembaga.21
2.2. Community Relations
Saat ini makin banyak perusahaan dan organisasi yang menyadari
tanggung jawab mereka terhadap komunitas disekitar mereka. 22 Harapan
perusahaan dengan adanya relasi dengan komunitas adalah membawa
dampak positif perusahaan. Hubungan dengan komunitas mempunyai tujuan
untuk menciptakan saling pengertian dari kedua belah pihak mengetahui
harapan-harapan apa yang diinginkan satu dengan lainnya.23
20
Kinkin Yuliaty Subarsa Putri, Manajamen Public Relations, Jakarta: Laboraturium Sosial Politik Press 2010, hal, 29 21
Ibid., hal. 29 22
Vera Wijayanti, Dasar- Dasar Humas, Jakarta, Laboratorium Sosial Politik Press, 2010, hal 147 23
Ibid., hal 149
-
16
Community relations yang efektif bergantung pada pengenalan
mengenai saling bergantungnya lembaga dan komunitas. 24 Sebuah
organisasi harus bisa menjadi bagian dari komunitas menciptakan solusi
saling menguntungkan (win-win solutions) yang menghasilkan garis besar
yang lebih sehat serta membawa keuntungan bagi stakeholders dan
masyarakat secara keseluruhan. Kunci sebuah community relations yang
efektif adalah adanya tindakan positif dan bertanggung jawab secara sosial
untuk membantu masyarakat sebagai bagian dari organisasi.25
2.3. Proses Community Relations
Kejelasan dari adanya saling berkepentingan antara organisasi dan
komunitas tidak mengimplikasikan bahwa community relations dapat
dipraktikan tanpa perencanaan dan eksekusi yang hati-hati. Community
relations yang efektif tidak terjadi begitu saja, juga bukan sebagai hasil yang
tidak bisa dijelaskan dari organisasi yang berjalan dengan baik dan
senantiasa memikirkan kepentingan umum. Seperti semua aspek dari public
relations, program community relations yang berhasil harus dibangun dalam
struktur dan budaya organisasi. Community relations tidak didasarkan pada
altruisme murni karena kegiatan ini memperhatikan kepentingan pribadi
24
Dan Lattimore, et al, Public Relations: Profesi dan Praktik, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, hal 255 25
Dan Lattimore, et all, Public Relations The Professi & Practice, Singapore: Mc Graw Hill, 2013, hal 235
-
17
organisasi. W.J. Peak menawarkan definisi terbaik community relations yang
pernah kita temukan.
Seperti fungsi public relations, community relations adalah partisipasi
dari lembaga yang terencana, aktif, dan terus menerus dengan masyarakat,
dalam rangka memelihara dan meningkatkan lingkungannya untuk
memperoleh keuntungan, bagi lembaga maupun komunitas.26
Community relations yang baik adalah sebuah kemitraan yang saling
menguntungkan, jauh melampaui, katakanlah, sekedar suatu donasi
keuangan atau kedermawanan untuk mendanai proyek masyarakat.
Idealnya, sebuah situasi akan mengumpulkan sumber dayanya, produk dan
jasa yang diberikan perusahaan, relasi dengan konsumen, rekrutmen,
employee relations, proses produksi, strategi pemasaran dan iklan,
rancangan gedung dan fasilitas organisasi dan menggunakan semua itu
untuk membuat komunitas menjadi lebih baik serta untuk membentuk
komunitas di tempat institusi tersebut berada. Sebagaimana dikatakan
profesor Universitas Stanford David P. Baron.27
Bagi banyak perusahaan, sukses pasar tidak hanya bergantung pada
produk dan jasa mereka, efisiensi organisasi mereka, organisasi internal
mereka, organisasi dari rantai suplai mereka, serta distribusi jaringan aliansi
26
Ibid, hal 236 27
Ibid, hal 237
-
18
yang mereka miliki. sukses juga bergantung pada seberapa efektif mereka
berurusan dengan pemerintah, kelompok juga bergantung pada seberapa
efektif mereka berurusan dengan pemerintah, kelompok berkepentingan,
para aktivis dan publik. Kekuatan yang dihasilkan dari kelompok ini. Dapat
menutup pintu masuk ke pasar baru, membatasi kenaikan harga,dan
meningkatkan biaya persaingan. Mereka juga bisa membuka kunci pasar,
mengurangi regulasi, menghalangi pesaing, dan menghasilkan persaingan
yang menguntungkan. Kekuatan ini termanifestasi di luar pasar, namun
sering bekerja selaras dengan mereka. 28
Bisa juga dikatakan bahwa community relations merupakan sikap
organisasi atau keadaan pikiran organisasi daripada proses atau praktik yang
spesifik. Pemilik Coca-Cola Rob Baskin, mencatat bahwa membangun
hubungan dengan komunitas merupakan public relations terbaik" dan hal
tersebut merupakan "jenis pekerjaan yang tidak pernah dapat dikurangi.29
2.3.1. Menetapkan Sasaran
Perusahaan harus melibatkan karyawannya ketika merencanakan dan
mengimplementasikan aktivitas community relations-nya. Kebutuhan
komunitas lokal dan kepedulian karyawan perusahaan adalah dua kriteria
paling penting dalam menentukan apa yang perlu diberi dukungan. Para
28
Ibid, 237 29
Ibid, 237
-
19
karyawan ini berpartisipasi dalam kegiatan yang dipilih, membawa komitmen
sosial mereka pada kehidupan, dan membuat tim duta perusahaan ke
masyarakat.
Namun, sasaran secara umum saja tentu tidak cukup. Perusahaan
perlu memiliki strategi rencana dengan tertulis untuk community relations ini.
Rencana tersebut harus menegaskan pandangan pihak manajemen tentang
kewajibannya kepada komunitas sehingga usaha-usaha yang akan dilakukan
dapat terkoordinasi dan terfokus sasaran community relations yang spesifik
harus diterangkan dengan saksama. Kegagalan dalam melakukan hal ini
dapat mematikan berbagai program community relations sebelum program
tersebut dimulai.30
2.3.2. Mengenali Komunitas
Kebijakan dan sasaran community relations tidak ditentukan
berdasarkan prinsip-prinsip idealis. Mereka terjadi dengan melihat keahlian
dan menilai kebutuhan organisasi, sumber daya dan keahlian dalam
organisasi pada satu sisi, serta kebutuhan dan harapan komunitas di sisi
lainnya. Sebelum kebijakan dan sasaran yang penting dikembangkan,
organisasi harus mengenal komunitasnya.
30
Ibid, 237
-
20
Walaupun community relations biasanya menekankan komunikasi
dari organisasi ke komunitas, keberhasilan usaha ini bersandar pada
pengetahuan komunikator tentang audiensinya. Setiap komunitas memiliki
publiknya sendiri dan tidak ada antara publik ini yang persis sama. Sebagai
contoh, daerah Detroit, Michigan dihuni populasi Arub terbesar di USA.
Banyak pekerja teknologi yang tinggal di San Fransisco adalah orang Asia
dan ada orang yang memperkirakan bahwa lebih dari 50 persen dari semua
anak kelas satu di sistem sekolah umum Texas adalah keturunan Hispanik.
Namun, pengetahuan nyata tentang komunitas melampaui data demogrnfis,
etnik, geografis, dan ekonomi standar. Untuk membangun komunitas, Anda
harus berpartisipasi dalam komunitas tersebut, ungkap Annie Heckenberg
dari GPTMC perusahaan pemasaran wisata philadephin. Pihak GPTMC lebih
memilih menggunakan blog yang disebut dengan uwishunu (you wish you
knew) dari pada situs Web untuk mendorong pelestarian aset lokal, seperti
restoran kota, kehidupan malam, seni, musik, dan kegiatan lainnya.
Program community relations yang solid harus dibangun atas jawaban
dari pertanyaan seperti berikut.
1. Bagaimana struktur komunitas?
Apakah penduduknya homogen atau heterogen?
Apa bentuk kepemimpinan formal dan nonformalnya?
Apa struktur nilai yang paling berpengaruh?
-
21
Bagaimana struktur saluran komunikasinya?
2. Apa kekuatan dan kelemahan komunitas?
Apa masalah khusus yang dihadapi komunitas?
Bagaimana situasi ekonomi lokal di komunitas?
Bagaimana situasi politik lokal ?
Apa saja sumber daya unik yang dimiliki komunitas (manusia,
budaya, alam)
3. Apa yang diketahui dan dirasakan komunitas tentang organisasi?
Apakah masyarakat sekitar memahami produk, jasa, praktik, dan
kebijakan organisasi? Apa yang dirasakan komunitas tentang
organisasi?
Apakah ada kesalahpahaman komunitas tentang organisasi?
Apa harapan komunitas terkait aktivitas organisasi?
Jawaban terhadap pertanyaan di atas tidak begitu saja diperoleh
dengan mudah. Apalagi, jawabannya jadi berubah dari waktu ke waktu
sehingga dibutuhkan pemantauan yang intens. Informasi berharga diperoleh
melalui beberapa cara. Laporan sensus AS memuat informasi berharga
tentang komunitas dan orang yang tinggal disana. Banyak organisasi
melakukan riset survei untuk mencari tahu pengetahuan, sikap, dan
persepsi.31
31
Ibid, hal 259
-
22
Komunitas organisasi polling profesional sering dipakai dan dibayar
untuk menyediakan jasa seperti ini. Hubungan dekat dengan pimpinan
komunitas adalah sumber informasi yang sangat penting. para pemimpin
profesional, agama, dan persaudaraan, pemimpin politik. Serta editor media,
umumnya dapat dijangkau melalui keanggotaan pada organisas lokal atau
melalui pertemuan dengan tatap muka dalam berbagai kegiatan. Beberapa
organisasi membuat usaha seperti itu menjadi formal dengan memasukkan
pimpinan komunitas dalam gugus tugas mereka atau ke dalam komite yang
berurusan dengan masalah-masalah komunitas.32
2.3.3. Petunjuk untuk Program Community Relations yang Efektif
Setelah menyusun untuk input komunitas yang terus menerus,
petunjuk berikut harus digunakan untuk menyusun program community
relations yang efektif.
1. Penyusunan pencapaian sasaran. Yang diharapkan oleh mnajemen
puncak harus dilakukan secara hati-hati. Organisasi dapat mencari
beberapa sasaran, reputasi, pengalaman potensial payoff di masa
datang, stabilitas lingkungan, dan sebagainya tetapi apapun yang
dicari sebaiknya dibangun dalam kondisi yang realistis dan konkret.
32
Ibid, hal 237-238
-
23
2. Strategi alternatif harus di ekplorasi sebelum membuat pilihan. Jika
organisasi ingin memperbaiki keadaan perumahan di kota tempat
organisasi beroperasi, sebagai contoh, kemungkinan tindakan yang
dapat dilakukan terbentang mulai dari mendanai riset parsial dalam
rangka mencari cara baru membangun rumah yang hemat biaya,
sampai benar-benar membangun rumah yang hemat biaya tersebut.
3. Dampak program community relations terhadap organisasi dan
komunitas harus diantisipasi, menawarkan latihan kerja untuk
pekerjaan yang tidak ada setelah pelatihan selesai tidak akan
menolong siapa pun.
4. Perlu diperhatikan perkiraan total biaya dari semua kegiatan nonprofit
ini serta total volume sumber daya organisasi yang digunakan dan
dialokasikan untuk program community relations. Sesuatu yang tidak
menguntungkan, baik bagi organisasi maupun komunitas, jika tiba-tiba
organisasi menemukan program yang ditetapkan berbiaya sangat
tinggi dan dengan tiba-tiba harus menghentikan semua layanan yang
telah diberikan kepada komunitas.
5. Banyak manajer telah menyadari bahwa keterlibatan jenis tertentu
dalam urusan kota membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang
melampaui bakat bisnis teknis kemampuan manajerial yang biasa.
Kerampilan politik pemahaman mendalam tentang masalah komunitas,
dan kemampuan menyelesaikan masalah setting budaya yang tidak
-
24
biasa merupakan beberapa persyaratan untuk beberapa aktivitas.
keahlian khusus mungkin juga diperlukan.33
2.3.4. Berkomunikasi dengan Komunitas
Komunikasi pada komunitas tidak memiliki audiensi tunggal.
Perusahaan harus terbuka terhadap berbagai taktik komunikasi jika mereka
ingin menjangkau publik yang penting satu paling signifikan untuk
menjangkau melalui komunikasi karyawan. Sebagai contoh, karyawan Home
Depot biasanya tinggal di komunitas lokal.
Para karyawan ini dapat membagi pesan dengan tetangga mereka
dan teman sekolah mereka saat bermain bola kaki, saat berbelanja, ketika
menjemput anak anak mereka di sekolah, saat pergi ke gereja, dan di banyak
tempat lainnya.
Saluran komunikasi penting lain terdiri atas pemimpin opini komunitas
seperti guru, ustad, pejabat, pemerintah, para eksekutif dan profesional,
pemilik bank, pimpinan serikat pekerja, serta pimpinan kelompok etnik dan
lingkungan sekitar.
Organisasi lokal juga merupakan wahana penting komunikasi dalam
komunitas klub flaternitas, warga, jasa, dan sosial: organisasi budaya, politik,
33
Ibid, 238-239
-
25
veteran, dan keagamaan, serta kelompok pemuda semuanya memberikan
platform bagi pesan kelembagaan dan memberikan kesempatan yang cukup
untuk melakukan komunikasi informal, para manajer organisasi harus
didorong untuk menjadi bagian dari kelompok seperti ini dari bersiap
memberikan ceramah publik untuk mereka.34
2.3.5. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi yang melaluinya, dimana audiensi yang dijangkau
bisa beragam, mulai dari mengobrol informal setelah makan siang di Klub
Rotary atau pertemuan Kiwanis Club sampai pembuatan iklan di media
massa setempat seperti di surat kabar, radio, dan televisi. Publikasi internal,
brosur, dan tahunan dapat dibagi dengan mudah kepada pemimpin
komunitas. Beberapa organisasi, bahkan membuat newsletter yang ditujukan
khusus untuk masyarakat di sekitarnya.
Sebuah metode komunikasi organisasi yang berorientasi pada
komunitas adalah open house. Open house yang sukses memberikan wisata
kelompok kecil pada fasilitas organisasi dengan petunjuk yang komprehensif
termasuk di dalamnya, film, tampilan dan brosur biasanya sampel produk
yang bisa dibawa pulang oleh partisipan. Tentu saja pesan utama dari
34
Ibid, 239
-
26
aktivitas ini adalah adanya saling ketergantungan antara lembaga dan
komunitas.
Dalam beberapa hal, wisata perusahaan dan industri bisa atraksi turis
yang penting. Pabrik General Motor Corvette di Bowling Green. Kentucky dan
pabrik Callaway Golf di Carlsbad, California, adalah dua contoh untuk hal ini.
Akan tetapi, mungkin perlu bagi organisasi untuk membatasi atau mungkin
membatalkan rencana wisata ini karena masalah yang terkait kekhawatiran
adanya mata-mata industri, masalah dunia, atau alasan lainnya. Pengunjung
di pabrik Corvette tidak diperkenankan mengambil foto. Kota San Jose
California, membatalkan rencana kunjungan ke pabrik setelah peristiwa 11
September 2001 karena seluruh kota dalam kontrol polusi airnya Times
membatasi kunjungan hanya di lokasi keadaan darurat pada saat itu. The
Seattle Times membatasi kunjungan hanya di lokal North Creek dan harus
ada janji sebelumnya.35
2.4. Keterkaitan Antar Konsep
Manajemen public relations menjalankan fungsi membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi
atau perusahaan dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau
kegagalan organisasi atau perusahaan tersebut.
35
Ibid, 239-240
-
27
Salah satu bagian dalam mempertahankan hubungan yang baik
antara perusahaan dengan publik atau yaitu community relations berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan perusahaan dengan komunitas atau
masyarakat disekitarnya.
Community relations bisa bermakna lebih dari sekedar membangun
hubungan baik antara organisasi dan komunitas sekitarnya. Community
relations merupakan partisipasi dari lembaga yang terencana, aktif, dan
terus-menerus dengan masyarakat, dalam rangka memelihara dan
meningkatkan lingkungannya untuk memperoleh keuntungan, bagi lembaga
maupun bagi komunitas.
Dalam proses community relations terdapat beberapa tahapan-
tahapan, yaitu menetapkan sasaran, mengenali komunitas, petunjuk untuk
program community relations yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas
dan saluran komunikasi, yang dimana kelima proses tersebut saling
berkaitan. Dengan adanya proses community relations maka akan terjalin
hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat.
Keuntungan yang diciptakan dalam proses community relations bukan
hanya untuk mengambil keuntungan dari masing-masing pihak tapi
merupakan suatu hubungan kemitraan untuk menciptakan harmonisasi
antara keduanya.
-
28
Oleh karena itu, apabila praktisi public relations mengaplikasikan
community relations dengan baik dalam pekerjaan sehari-hari, otomatis akan
mampu memudahkan pekerjaan bagi seorang praktisi public relations.
-
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang syarat dengan
angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis
data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu
statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial (yang menggunakan
rumus-rumus statistik non-parametrik). Kesimpulan hasil penelitian pun
berupa hasil perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variabel.36
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ada.37
Penelitian ini menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang
hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian penelitian ini tidak terlalu
mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan
36
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010, hal. 47 37
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006. hal. 8.
-
30
aspek keluasaan data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari
seluruh populasi.38
Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif untuk penelitian, karena
pendekatan tersebut menggambarkan atau menjelaskan mengenai proses
community relations di RS Ichsan Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan
bakti sosial yang dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro
terkait protes warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan
Jombang, Tangerang Selatan pada 25 Februari 2017.
3.2. Jenis Penelitian
Menurut Rosady Ruslan, penelitian deskriptif yaitu untuk
menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok
tertentu.39 Penelitian deskriptif merupakan bukan eksperimen karena tidak
dimaksudkan untuk mengetahui akibat dari suatu perlakuan. Dengan
penelitian deskriptif, peneliti hanya bermaksud menggambarkan atau
menerangkan gejala.40
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian relatif sederhana
yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesis
38
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009, hal 55 39
Ibid hal. 12. 40
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hal. 250.
-
31
tertentu. Penelitian ini hanya menggambarkan karakteristik, fakta-fakta, dan
sifat-sifat objek tertentu.41
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif,
karena dalam penelitian ini penulis hanya membuat deskripsi secara
sistematis yang relatif sederhana dan tidak memerlukan landasan teoritis
rumit, hanya menggambarkan dan menjelaskan proses community relations
di RS Ichsan Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan bakti sosial yang
dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro terkait protes warga
Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang
Selatan pada 25 Februari 2017.
3.3. Metode Penelitian
Metode riset dalam penelitian terdapat tiga macam metode salah
satunya adalah metode survei. Metode survei adalah metode riset dengan
menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan datanya.
Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang
dianggap mewakili populasi tertentu.42 Secara umum metode survei terdiri
dari dua jenis yaitu deskriptif dan eksplanatif. 43
Jenis survei deskriptif digunakan untuk menggambarkan populasi yang
sedang diteliti. Fokus riset ini adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri
41
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 12. 42
Rachmat Kriyantono, Op.Cit, hal 59 43
Ibid.
-
32
dari satu variabel. 44 Penelitian ini menggunakan metode survei karena
menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data yang
dianggap mewakili populasi dan untuk menggambarkan suatu masalah
mengenai proses community relations di RS Ichsan Medical Centre Bintaro
mengenai kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre
(IMC) Bintaro terkait protes warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11,
Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan pada 25 Februari 2017.
3.4. Waktu dan Tempat Penelitian
Berdasarkan dimensi waktu, kita bisa membedakan penelitian menjadi
cross sectional dan penelitian longitudinal. Penelitian dimensi waktu ini
termasuk kedalam penelitian cross sectional. Penelitian cross sectional
adalah penelitian yang dilakukan dalam waktu tertentu. Penelitian ini hanya
digunakan dalam waktu yang tertentu dan tidak akan dilakukan penelitian lain
diwaktu yang berbeda untuk dipertimbangkan.45
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada bulan April-
Mei 2017. Penelitian ini dilakukan di Perumahan Villa Bintaro Indah,
Kelurahan Jombang, Kota Tangerang Selatan. Penulis melakukan penelitian
hanya pada waktu tersebut, tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang
berbeda untuk diperbandingkan.
44
Ibid. 45
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 45
-
33
3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi
3.5.1. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang dihitung
sebagai subjek penelitian.46 Unit analisis merupakan keseluruhan satuan unit
yang akan diteliti, unit analisis dapat berupa individu, kelompok, organisasi
atau keluarga.47
Dalam penelitian ini unit analisis data yang digunakan oleh penulis
adalah individu, yaitu warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11,
Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan yang melakukan protes terhadap
pembangunan tambahan RS Ichsan Medical Centre Bintaro.
3.5.2. Unit Observasi
Unit observasi merupakan unit terbesar dari unit analisis yang akan
kita teliti yang digunakan untuk mengukur suatu variabel.48 Unit Observasi
merupakan unit sosial yang lebih besar dari tingkatan unit analisis. Unit
observasi pada penelitian kuantitatif adalah organisasi atau perusahaan, dan
masyarakat atau kelompok masyarakat.49 Unit observasi yaitu mengamati
secara langsung objek yang akan diteliti.
46
Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2010), hlm. 187 47
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm. 65 48
Ibid. 49
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul, Op. Cit, hal 42.
-
34
Unit observasi dari penelitian ini adalah kelompok. Kelompok yang
dimaksud adalah kelompok warga Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan
Jombang, Tangerang Selatan untuk mengetahui proses community relations
di RS Ichsan Medical Centre Bintaro.
3.6. Populasi dan Sampel
3.6.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.50
Populasi dalam penelitian ini adalah warga Perumahan Villa Bintaro
Indah, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan. Jumlah populasi dalam
penelitian mengenai proses community relations di RS Ichsan Medical Centre
Bintaro sebanyak 300 warga Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan
Jombang, Tangerang Selatan yang melakukan protes terkait pembangunan
tambahan RS Ichsan Medical Centre Bintaro.51
3.6.1. Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono dalam bukunya yang berjudul
metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, sampel adalah bagian dari
50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 80. 51
Hasil wawancara penulis dengan Ketua RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah, pada 6 Mei
2017, pukul 15:00 WIB
-
35
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili). Sampel representatif adalah sampel yang
merefleksikan populasi secara akurat sehingga sampel adalah satu
kehidupan kecil dari populasi.52
Rumus Slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari
populasi yang diketahui jumlahnya. 53 Penulis menggunakan rumus Slovin
untuk menentukan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah warga
Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang
Selatan dengan kriteria yakni mengetahui berita pembangunan tambahan RS
Ichsan Medical Centre Bintaro dan merasakan dampak negatif dari
pembangunan tambahan RS IMC Bintaro. Sehingga penulis memilihnya
sebagai sampel karena dianggap mewakili.
52
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama. 2012. hal. 260 53
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), hal. 253
-
36
Rumusnya adalah:
n = N
1 + Ne%
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir, misalnya 2%, kemudian e ini dikuadratkan.
Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada
yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5% atau 10%.54
n = 300
1 + 300 x 10%
n = 300
1 + 300 x 0,01
n = 300 = 75 orang
4
Setelah perhitungan di atas dengan mengunakan rumus Slovin, maka
populasi yang didapat untuk menjadi sampel yaitu 75 orang yakni warga
54
Rachmat Kriyantono, Op. Cit., 2010, hal. 164.
-
37
Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang
Selatan.
3.7. Teknik Penarikan Sampel
Pengambilan jumlah sampel dari populasi memiliki aturan atau ada
tekniknya. Dengan menggunakan teknik yang benar, sampel diharapkan
dapat mewakili populasi, sehingga kesimpulan untuk sampel dapat
digeneralisasikan menjadi kesimpulan populasi.55
Dalam riset komunikasi dikenal dua jenis teknik sampling, yaitu:
sampel probabilitas dan sampel nonprobabilita. Teknik penarikan sampel
nonprobabilita, Kriyantono menjelaskan yang dimaksud nonprobabilita adalah
sampel tidak melalui teknik random (acak). Disini semua anggota populasi
belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel,
disebabkan pertimbangan-pertimbangan tertentu oleh periset.56
Salah satu teknik sampling yang termasuk nonprobabilitas adalah
sampling purposif (purposive sampling), teknik ini mencakup orang-orang
yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang disebut periset
berdasarkan tujuan riset.57
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik penarikan sampel
nonprobabilita, karena seluruh anggota populasi tidak memiliki kesempatan
55
Etta Mamang Sangadji. Metodelogi Penelitian, Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta. Refika Aditama. 2010 hal. 186 56
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009, hal 158 57
Ibid, hal 159.
-
38
yang sama untuk dijadikan sampel. Dalam penarikan sampel non probabilita
ini peneliti menggunakan teknik sampling purposive (purposive sampling)
dengan pertimbangan populasi yang dapat dijadikan sampel memiliki kriteria-
kriteria yakni mengetahui berita pembangunan tambahan RS Ichsan Medical
Centre Bintaro dan merasakan dampak negatif dari pembangunan tambahan
RS IMC Bintaro.
3.8. Teknik Pengumpulan Data
Rachmat Kriyantono mendifinisikan instrumen pengumpulan data atau
disebut saja sebagai instrumen riset adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh periset dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan itu
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.58 Instrumen penelitian proses
community relations di RS Ichsan Medical Centre Bintaro, yang penulis
kumpulkan bertujuan agar penelitian ini berjalan dengan sistematis. Data
menurut cara perolehannya terbagi menjadi dua yaitu data primer dan
sekunder.
3.8.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi. Data primer adalah
data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di
58
Ibid, hal 96.
-
39
lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset dari hasil
pengisian kuesioner.59
Kuesioner adalah pernyataan tertulis yang diberikan kepada
responden untuk dijawab. Responden dapat memberikan jawaban dengan
memberi tanda pada salah satu atau beberapa jawaban yang telah
disediakan, atau dengan menuliskan jawabannya.60
Pada penelitian ini penulis menggunakan data primer berupa
kuesioner. Tujuan penyebaran kuesioner dalam penelitian ini adalah mencari
inforrmasi yang lengkap tentang proses community relations di RS Ichsan
Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan RS
Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro terkait protes warga Perumahan Villa
Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan pada 25
Februari 2017.
Ada beberapa jenis cara pengisian kuesioner yaitu aself-administered
questionnaire, face to face interview, email administered, dan telephone
interview. 61 Pada penelitian ini penulis menggunaka
top related