tugas msdm
Post on 27-Dec-2015
37 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Makalah Seminar Manjemen Sumber Daya Manusia
Dosen : Drs.Muhammad Imron,MM
PENGARUH PELAKSANAAN MUTASI JABATAN STRUKTURAL
TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA
KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)
KABUPATEN MAGETAN
Oleh :
Kelompok 3
Anggota
1. Irvan Sapari : 11.21.0041
2. Kalindra Ribut Yuda .S : 11.21.0042
3. Moh.Rivan Ardiansyah : 11.21.0047
4. Nur Hadi Eko Prasetyo : 11.21.0053
5. Yuliara Kevynsari Ramanta : 11.21.0079
6. Yuni Kurnianingsih : 11.21.0080
FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk Nya dalam menyelesaikan malakah ini, Terima kasih penulis
sampaikan pula kepada Bpk Drs.Muhammad Imron, MM selaku dosen mata
kuliah Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia atas
bimbingannya.Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Seminar
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Mungkin dalam makalah ini terdapat beberapa kekurangan yang disengaja
ataupun yang tidak disengaja oleh karena itu mohon dimaklumi,pembuatan
makalah ini tidak lain adalah salah satu proses pembelajaran.
Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Madiun, 8 April 2014
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Perumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mutasi Karyawan
2.2 Persyaratan yang harus dipenuhi dalam mutasi karyawan
2.3 Metode Mutasi
2.4 Sebab dan Alasan Mutasi
BAB III SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN KENAIKAN PANGKAT
3.1 Sistem Penilaian Kerja
3.2 Sistem Kenaikan Pangkat
3.3 Tata Cara Usulan Kenaikan Pangkat
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran Sumber Daya Manusia (SDM) bagi organisasi mempunyai
posisi yang sangat strategis. Dalam organisasi pe-merintahan SDM
yang berperan penting adalah aparatur negara, yaitu Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang bekerja di berbagai instansi baik di pusat maupun
daerah. Sebagai aparatur negara, PNS merupakan tulang punggung
dalam penyelenggaraan roda pemerintahan, dan sebagai abdi
masyarakat harus me-ngabdi pada tugasnya, melaksanakan tugas-nya
yaitu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Berkaitan dengan sangat urgennya peranan PNS dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara maka untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan dan pem-bangunan yang demikian,
diperlukan PNS yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil
melalui pembinaan dan pengembangan SDM yang dilaksanakan
berdasarkan prestasi kerja dan sistem karir. Tujuan pengembangan
SDM menurut Heidjrachman dan Husnan (1990, h.74) adalah untuk
memperbaiki efektivitas kerja pegawai dalam mencapai hasil-hasil
kerja yang telah ditetapkan. Salah satu bentuk dari pengembangan
SDM adalah dengan me-lakukan mutasi. Mutasi adalah kegiatan
pemindahan pegawai dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain. Menurut
Siswanto (1989, h.210) mutasi merupakan kegiatan yang mutlak harus
dilakukan dalam rangka mengembangkan pegawai yang menjadi
tanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan.
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti
dalam mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia tentang mutasi
karyawan khususnya di Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan dan
dapat menambah pengetahuan kita serta mempelajari sebagai topik
pembahasan dalam Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia.
1.3 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah
apa pengertian Mutasi, sistem penilaian kerja dan kenaikan pangkat
dari pelaksanaan mutasi stuktural karyawan di BPS Kabupaten
Magetan.
BAB II
PEMBAHASAN
MUTASI KARYAWAN
2.1 Pengertian Mutasi
Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan
baik secara horizontal maupun vertikal(promosi/demosi) di dalam satu organisasi.
Kalau kita kembali kepada tujuan utama mutasi yaitu tercapainya efisiensi dan
efektivitas kerja, maka tujuan lain dari mutasi dapat kita lihat dari dua sudut
pandang yang berbeda yaitu dari sudut pandang kepentingan pegawai dan juga
organisasi sebagai berikut:
Bagi Kepentingan Pegawai. memperluas atau pengembangan pegawai (program
pelatihan jabatan)
a. Menghilangkan kejenuhan terhadap pekerjaan
b. Memberikan kejenuhan terhadap pekerjaan
c. Penyesuaian pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai
d. Mengatasi perselisihan antara sesame pegawai (kondisional)
Bagi Kepentingan Organisasian menciptakan keseimbangan antara sumber daya
manusia dengan komposisi pekerjaan atau jabatan
a. Meningkatkan produktivitas kerja
b. Memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasi seseorang
c. Alat pendorong agar semangat kerja meningkat melalui persaingan
terbuka.
2.2 Persyaratan Yang Harus dipenuhi dalam Mutasi Stuktural
Pengangkatan PNS dalam jabatan struktural pada dasarnya harus
memenuhi semua syarat dan kriteria yang diwajibkan peraturan perundang-
undangan. Agar nantinya setelah dilantik diharapkan pejabat yang diangkat
mampu melaksanakan tugasnya secara baik dan profesional demi mewujudkan
tujuan nasional dan pembangunan nasional. Persyaratan untuk dapat diangkat
dalam jabatan struktural, berdasarkan Pasal 5 PP No 100 Tahun 2000 adalah
sebagai berikut:
a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil;
b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingkat di bawah jenjang
pangkat yang ditentukan;
c. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan;
d. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
e. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan; dan
f. Sehat jasmani dan rohani.
2.3 Metode Mutasi :
Metode Ilmiah
Tidak didasarkan pada norma/standar tertentu,misal analisis
pekerjaan
Berorientasi hanya pada ijazah atau masa kerja,bukan atas
prestasi atau faktor-faktor riil
Berorientasi pada banyaknya anggaran yang tersedia,bukan
atas kebutuhan riil karyawan
Metode Non Ilmiah
Berdasarkan pada norma/standar tertentu,misal analisis
pekerjaan
Berorientasi pada kebutuhan riil
Berorientasi pada formasi riil kepegawaian
Berorientasi pada tujuan yang beraneka ragam
Berdasarkan obyektivitas yang dapat dipertanggung
jawabkan.
2.4 Sebab dan Alasan Mutasi
Permintaan Sendiri
Mutasi yang dilakukan atas keinginan sendiri karyawan yang
bersangkutan dan dengan mendapat persetujuan pimpinan
organisasi.
Alasan-alasannya seperti,masalah kesehatan,keluarga,maupun
karena sulit bekerjasama.
Alih Tugas Produktif (ATP)
Mutasi karena kehendak pimpinan untuk meningkatkan
produktivitas dengan menempatkan karyawan bersangkutan pada
jabatan atau pekerjaan yang sesuai dengan kecakapanya.
BAGAN STUKTURAL ORGANISASI
Istilah
IPDS = Integrasi Pengolahan Desiminasi Statistik
KSK = Koordinator Statistik Kecamatan
BKN ( Pusat )
Seksi
Produksi
Seksi
Nerwilis
Seksi SosialSeksi
Distribusi
Seksi
IPDS
KSK
BPS PROVINSI
KEPALA BPS Kab/Kota
Kab/Kota
BAPERJAKAT
STAFT STAFT STAFT STAFT STAFT
BAB III
SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN KENAIKAN PANGKAT
3.1 Sistem Penilaian Kinerja
Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 yang
dituangkan dalam Bab IV tentang arah kebijakan penyelenggara negara
dinyatakan untuk meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki
kesejahteraan dan keprofesionalan serta melakukan sistem karir berdasarkan
prinsip dengan prinsip memberikan penghargaan dan sangsi. Lebih lanjut
dalam pasal 17ayat (2) UU No. 43 Tahun 1999 dinyatakan bahwa pangkat
Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip
profesionalisme sesuai dengan kompetisi, prestasi kerja dan jejang pangkat
yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa
membedakan jenis kelamin, ras agama, ras atau golongan.
Pelaksanaan pembinaan pegawai dapat menjadi proses perubahan dari
pegawai-pegawai yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan-karyawan yang
cakap, dan karyawan-karyawan sekarang dapat dikembangkan untuk memikul
tanggung jawab baru. Untuk mengukur sukses atau tidaknya program yang
dilaksanakan maka diperlukan adanya penilaian dan evaluasi secara sistematis.
Penilaian prestasi pegawai dikenal dengan istilah “performance rating,
performance appraisal, personnel assessment, employee evaluation, merit
rating, efficiency rating, service rating.”
Penilaian kinerja yang dikemukakan oleh Roger Bellows (dalam
manulang, 2001) penilaian kerja sering disebut seperti: employee evaluation,
merit rating, efficiency rating, progress report dan personal review. Sementara
itu Amstrong dan Baron menyebutnya performance measurement. Lebih
lanjut Schuler dan Jackson (terjemahan Penerbit Erlangga, 1999)
menyebutkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu sistem formal dan
terstruktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang
berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat
ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif
seseorang karyawan sehingga organisasi dan masyarakat semuanya
memperoleh manfaat. Lebih lanjut (Prawirosentono, 1999) menyatakan bahwa
performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika.
Penilaian kinerja di lingkungan Pegawai Negeri Sipil dalam sistem
administrasi negara Indonesia, mempunyai peran dan kedudukan yang sangat
signifikan.
Pegawai Negeri sebagai unsur utama aparatur pemerintah bertugas
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan untuk mencapai
tujuan nasional. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
nasional sangat tergantung pada kualitas Pegawai Negeri. Kedudukan penting
Pegawai Negeri telah ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 43 tahun 1999
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian, yang dinyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil
berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas memberikan
palayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
Di lingkungan Pegawai Negeri Sipil Penilaian Kinerja Pegawai
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1979 tentang
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.
Penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS dituangkan dalam suatu daftar
(yang popular dengan singkatan DP-3) yang memuat hasil penilaian
pelaksanaan pekerjaan seorang PNS dalam jangka waktu 1 (satu) tahun, yaitu
sejak bulan Januari sampai dengan Desember.
DP-3 ini merupakan bahan pertimbangan yang obyektif dalam
pembinaan karir PNS yang dibuat oleh Pejabat Penilai dan ditanda tangani
oleh 3 (tiga) pihak, yaitu: pegawai yang dinilai, oleh Pejabat Penilai dan
Atasan Pejabat Penilai. Sedangkan unsur-unsur yang dinilai ada 8 (delapan)
yang terdiri dari:
a. Kesetiaan;
b. Prestasi Kerja;
c. Tanggung Jawab;
d. Ketaatan;
e. Kejujuran;
f. Kerjasama;
g. Prakarsa; dan
h. Kepemimpinan (khusus bagi PNS yang menjadi pejabat eselon V
keatas).
DP-3 bagi CPNS dibuat dalam tahun yang bersangkutan, apabila yang
bersangkutan belum bekerja selama 6 (enam ) bulan maka DP-3nya dibuat
pada tahun berikutnya.Khusus menjadi CPNS yang akan diangkat menjadi
PNS, DP-3nya dibuat setelah yang bersangkuatan sekurang - kurangnya
telah 1 (satu) tahun menjadi CPNS terhitung yang bersangkutan secara nyata
melaksanakan tugasnya.
Pejabat yang berwenang memberikan nilai dalam DP-3 tersebut
dinamakan Pejabat Penilai,sedangkan pejabat yang secara vertikal
membawahi Pejabat penilai disebut Atasan Pejabat penilai. Pejabat Penilai
ini serendah-rendahnya menduduki jabatan eselon V atau eselon terendah
dalam suatu unit organisasi.
Dalam proses penilaian, sebelum CPNS atau PNS menandatangani DP-3,
yang bersangkutan memiliki hak untuk setuju atau tidak setuju. Apabila
setuju maka yang bersangkutan menandatanganinya dan apabila tidak setuju
maka yang bersangkutan boleh menyatakan keberatan dalam formulir DP-3
pada kolom atau lembar yang tersedia. Dalam hal demikian,
ia mengajukan keberatannya kepada Atasan Pejabat Penilai sebagai
pengambil keputusan terakhir.
Penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut dinyatakan dengan sebutan dan
angka sebagai berikut:
a. Amat baik dengan angka 91 sampai dengan 100
b. Baik dengan angka 76 sampai dengan 90
c. Cukup dengan angka 61 sampai dengan 75
d. Sedang dengan angka 51 sampai dengan 60
e. Kurang dengan angka 50 ke bawah;
DP-3 bersifat rahasia, artinya hanya Pejabat Penilai, Atasan Pejabat Penilai,
yang bersangkutan dan pejabat lain yang karena tugasnya berurusan dengan
DP-3 yang berhak mengetahuinya.
3.2 Sistem Kenaikan Pangkat
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan PNS atas dasar sistem
prestasi kerja dan sistem karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja,
maka PNS yang memenuhi syarat dapat dinaikkan pangkatnya. Kenaikan
pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian
PNS terhadap negara. Selain itu, kenaikan pangkat juga dimaksudkan sebagai
dorongan kepada PNS untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan
pengabdiannya. Dalam PP No. 99 Tahun 2000 jo. PP No. 12 Tahun 2002
disebutkan adanya 2 jenis kenaikan pangkat, yaitu kenaikan pangkat reguler
dan kenaikan pangkat pilihan.
Dalam lingkungan PNS terdapat 17 jenjang pangkat, 4 (empat) golongan,
dimana setiap golongan dibagi ke dalam 4 (empat) ruang, kecuali golongan
IV yang dibagi ke dalam 5 (lima) ruang. Di bawah ini adalah matriks jenjang
pangkat dan golongan penggajian yang berlaku di lingkungan Pegawai Negeri
Sipil.
No PANGKAT GOLONGAN RUANG
1 Juru Muda I A
2 Juru Muda Tk. I I B
3 Juru I C
4 Juru Tk. I I D
5 Pengatur Muda II A
6 Pengatur Muda Tk. I II B
7 Pengatur II C
8 Pengatur Tk. I II D
9 Penata Muda III A
10 Penata Muda Tk. I III B
11 Penata III C
12 Penata Tk. I III D
13 Pembina IV A
14 Pembina Tk. I IV B
15 Pembina Utama Muda IV C
16Pembina Utama
MadyaIV D
17 Pembina Utama IV e
1. Kenaikan Pangkat Reguler
Kenaikan pangkat reguler adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan.
Kenaikan pangkat reguler diberikan kepada PNS yang:
a. Tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu;
b. Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan
struktural atau jabatan fungsional tertentu; dan
c. Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induk
dan tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional
tertentu.
Kenaikan pangkat reguler diberikan sepanjang tidak melampaui pangkat
atasan langsungnya dan setelah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;
b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Kenaikan pangkat reguler ini tidak secara terus menerus diberikan kepada
PNS, akan tetapi sangat dipengaruhi oleh jenjang pendidikan PNS yang
bersangkutan. Pangkat puncak/tertinggi yang dapat dicapai oleh PNS,
yaitu sampai dengan:
a. Pengatur Muda, golongan ruang II/a bagi yang memiliki STTB
Sekolah Dasar;
b. Pengatur, golongan ruang II/c bagi yang memiliki STTB Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama;
c. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d bagi yang memiliki STTB
Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama;
d. Penata muda Tingkat I, golongan ruang III/b bagi yang memiliki
STTB Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah Lanjutan Kejuruan
Tingkat Atas 3 (tiga), Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 4
(empat), Diploma I atau Diploma II;
e. Penata golongan ruang III/c bagi yang memiliki Ijazah Sekolah Guru
Pendidikan Luar Biasa, Diploma III, Sarjana Muda, Akademi, atau
Bakaloreat;
f. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d bagi yang memiliki ijazah
Sarjana (S1) atau Diploma IV;
g. Pembina, golongan ruang IV/a bagi yang memiliki Ijazah Dokter,
Apoteker, magister (S2), atau Ijazah lain yang setara; dan
h. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki ijazah
Doktor (S3).
2. Kenaikan Pangkat Pilihan
Kenaikan pangkat pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang
diberikan kepada PNS atas prestasi kerjanya yang tinggi. Kenaikan
pangkat pilihan diberikan kepada PNS yang:
a. Menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu;
b. Menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan
Keputusan Presiden;
c. Menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya;
d. Menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara;
e. Diangkat menjadi pejabat negara;
f. Memperoleh STTB atau ijazah;
g. Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan
struktural atau jabatan fungsional tertentu;
h. Telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar; dan
i. Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi
induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan atau jabatan
fungsional tertentu.
Masa atau periode kenaikan pangkat PNS ditetapkan pada tanggal 01
April dan 01 Oktober setiap tahun. Selanjutnya selain jenis-jenis kenaikan
pangkat reguler dan pilihan, ada juga kenaikan pangkat Anumerta dan
kenaikan pangkat Pengabdian.
PNS yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya masih satu
tingkat dibawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan
itu, dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila;
a. Telah 1 (satu) tahun dalam pangkat yang dimiliki;
b. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dlam jabatan struktural yang
didudukinya, dan
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir.
PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya selama 1
(satu) tahun terakhir, dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa
terikat pada jenjang pangkat apabila:
a. sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir; dan
b. setiap unsur penilaian prestasi kerja bernilai amat baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir.
Dengan Keputusan Presiden, PNS dapat dinaikkan pangkatnya
setingkat lebih tinggi apabila menemukan penemuan baru yang bermanfaat
bagi negara tanpa terikat dengan jenjang pangkatnya. Hal ini dapat
dilakukan apabila PNS yang bersangkutan telah 1 (satu) tahun dalam
pangkat terakhir dan mempunyai penilaian prestasi kerja dalam 1 (satu)
tahun terakhir rata-rata bernilai baik.
Begitu pula bagi PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan
diberhentikan dari jabatan organiknya, dapat dinaikkan pangkatnya setiap
kali setingkat lebih tinggi tanpa terikat dengan jenjang pangkatnya apabila:
a. sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir; dan
b. setiap unsur penilaian prestasi kerja dalam 1 (satu) tahun terakhir
sekurang-kurangnya bernilai baik.
PNS juga dapat dinaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila
yang bersangkutan memperoleh:
a. Surat Tanda Tamat Belajar atau Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru Muda Tingkat
I, golongan ruang I/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi
Juru, golongan ruang I/c;
b. Surat Tanda Tamat Belajar atau Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas,
Diploma I atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru Tingkat I,
golongan ruang I/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi
Pengatur Muda, golongan ruang II/a;
c. Surat tanda Tamat Belajar atau Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar
Biasa atau Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda, golongan
ruang II/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur
Tingkat I, golongan ruang II/b;
d. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah Diploma III dan
masih berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b ke
bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur, golongan ruang
II/c;
e. Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV dan masih berpangkat
Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan
pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a;
f. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah lain yang setara, Ijazah
Magister (S2) dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang
III/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda
Tingkat I, golongan ruang III/b;
g. Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I,
golongan ruang III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi
Penata, golongan ruang III/c;
Demikian pula bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus
dan memperoleh:
a. Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II dan masih
berpangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a ke bawah, dapat
dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Tingkat I, golongan ruang
II/b;
b. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah Diploma III dan
masih berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b ke
bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur, golongan ruang
II/c;
c. Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV dan masih berpangkat
Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan
pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a;
d. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah lain yang setara, Ijazah
Magister (S2) dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang
III/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda
Tingkat I, golongan ruang III/b;
e. Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I,
golongan ruang III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi
Juru, golongan ruang III/c
3. Kenaikan Pangkat Anumerta
Kenaikan Pangkat Anumerta adalah kenaikan pangkat yang diberikan
kepada PNS yang dinyatakan tewas, artinya meninggal dunia dalam dan
karena menjalankan tugas kewajibannya. Untuk menghargai keadaan
tersebut Pemerintah memberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
dari pangkat yang dimilikinya, yang berlaku mulai tanggal PNS yang
bersangkutan tewas (artinya tidak mengikuti masa kenaikan pangkat
sebagaimana tersebut dalam alinea diatas ini).
4. Kenaikan Pangkat Pengabdian
Kenaikan pangkat Pengabdian adalah kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi yang diberikan kepada PNS yang meninggal dunia atau akan
diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena mencapai batas
usia pensiun,dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih
tinggi apabila:
a. Memiliki masa kerja sebagai PNS:
1) Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun secara terus menerus
dan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) bulan dalam pangkat
terakhir;
2) Sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun secara terus menerus
dan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat
terakhir;
3) Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus dan
sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;
b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir;
c. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin Tingkat Sedang atau berat
dalam 1 (satu) tahun terakhir.
Kenaikan Pangkat Pengabdian mulai berlaku:
a. Tanggal PNS yang bersangkutan meninggal dunia;
b. Tanggal 1 (satu) pada bulan PNS yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat dengan hak pensiun.
Selain itu kepada PNS atau CPNS yang oleh Tim Penguji Kesehatan
dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua
jabatan negeri, diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih
tinggi.
Selanjutnya bagi PNS yang akan naik golongan, yaitu dari golongan I
ke golongan II, dan dari golongan II ke golongan III untuk dapat dinaikkan
ke golongan lebih tinggi selain harus memenuhi syarat yang ditentukan
juga harus lulus ujian dinas.Dikecualikandari Ujian Dinas bagi PNS yang:
a. Akan diberikan kenaikan pangkat karena telah menunjukkan prestasi
kerja luar biasa baiknya;
b. Akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan penemuan baru
yang bermanfaat bagi negara;
c. Diberikan kenaikan pangkat pengabdian karena:
1) Mencapai batas usia pensiun;
2) Dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi
dalam semua jabatan negeri oleh Tim Penguji Kesehatan.
d. Telah memperoleh:
1) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk Ujian Dinas Tk.I.
2) Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Magister (S2) dan Ijazah lain
yang setara atau Doktor (S3) untuk ujian dinas Tk. I atau Tk. II.
3) Telah mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan.
3.3 Tata Cara Usulan Kenaikan Pangkat
1.Prosedur Pengajuan Usul
a. Pangkat Penata Muda (III/a) sampai dengan pangkat Pembina Utama
IV/e
Pengajuan usul kenaikan pangkat untuk memperoleh penetapan
kenaikan pangkat dalam rentang pangkat Penata Muda (III/a) sampai
dengan pangkat Pembina Utama (IV/e) disampaikan ke BPS.
Selanjutnya usul kenaikan pangkat Penata Muda (III/a) sampai dengan
Pembina Tk. I (IV/b) akan diteruskan kepada Kepala BKN. Sedangkan
usul kenaikan pangkat Pembina Utama Muda (IV/c) ke atas
disampaikan ke Presiden melalui Sekretariat Negara dengan tembusan
kepada Kepala BKN.
b. Pangkat Pengatur Tk. I (II/d) ke bawah
1) Pengajuan usul kenaikan pangkat untuk memperoleh penetapan
kenaikan pangkat Pengatur Tk. I (II/d) ke bawah bagi pegawai BPS
yang bekerja di BPS Provinsi/Kabupaten/Kota dikoordinasikan
kepada BPS Provinsi masing-masing untuk selanjutnya akan
diproses melalui Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara
yang bersangkutan.
2) Bagi pegawai BPS yang berpangkat Pengatur Tk. I (II/d) ke bawah
yang bekerja di BPS (Pusat), usul kenaikan pangkat golongan
dimaksud disampaikan kepada Biro Kepegawaian untuk
selanjutnya akan diproses penetapan kenaikan pangkatnya melalui
Badan Kepegawaian Negara.
c. Prosedur pengajuan usul kenaikan pangkat menurut pangkat/golongan
tersebut dalam butir a dan b di atas berlaku untuk semua jenis kenaikan
pangkat.
2. Tata Cara Pengajuan Usul
Untuk menjamin kelancaran proses administrasi dan keseragaman
prosedur maka seluruh usul kenaikan pangkat harus menggunakan
formulir Usul Kenaikan Pangkat Pegawai seperti terlampir.
Formulir Usul Kenaikan Pangkat Pegawai dibuat secara perorangan
dengan lampiran kelengkapan administrasi kenaikan pangkat yang sesuai
dengan jenis kenaikan pangkat yang diusulkan.
Formulir Usul Kenaikan Pangkat Pegawai berisi informasi tentang
Nama, Nip, Nomor Seri KARPEG, Tempat dan Tanggal Lahir, Jabatan,
Pangkat/Golongan terakhir, Pangkat/Golongan yang diusulkan,
Keterangan Nama/NIP/Pangkat/Jabatan atasan langsung, dan tally check
kelengkapan administrasi kenaikan pangkat.
Dengan menggunakan formulir tersebut diharapkan segala kekurang
lengkapan berkas administrasi kenaikan pangkat dapat dideteksi lebih dini,
sehingga dapat diantisipasi di tingkat pengolah administrasi kepegawaian
di BPS Provinsi/Kota/ Kabupaten atau di Biro Kepegawaian. Setiap usulan
kenaikan pangkat pegawai harus melampirkan berkas kelengkapan
administrasi kenaikan pangkat yang sesuai masing-masing rangkap 2
(dua).
Bagi usulan kenaikan pangkat pegawai yang tidak dilengkapi dengan
persyaratan sesuai yang ditentukan, maka akan ditangguhkan
pemrosesannya sampai dengan dipenuhinya kelengkapan administrasi
dimaksud.
3. Persyaratan Usul Kenaikan Pangkat
Persyaratan usul kenaikan pangkat adalah dokumen-dokumen yang
harus dilampirkan bersama usul kenaikan pangkat. Dokumen yang
dilampirkan tersebut berbeda-beda jenisnya tergantung jenis kenaikan
pangkat yang diusulkan. Untuk lebih memudahkan berikut ini ditampilkan
tabel jenis kenaikan pangkat dan jenis dokumen yang diperlukan.
Bagan Pelaksanaan Mutasi stuktural di kantor BPS dalam provinsi
PINDAH DALAM PROVINSI
Pelaksanaan mutasi jabatan stuktural yang terjadi dari Staf ke KSK
atau KSK ke Staf dalam lingkup dalam Provinsi.Pada tahap pertama
Kepala BPS Kab/Kota menyampaikan usulan mengenai pengangkatan
atau pemindahan data calon pejabat stuktural di lingkungan BPS
pemerintah kabupaten,yang disampaikan kepada Kepala BPS
Provinsi,sebelum Kepala BPS Provinsi mengambil keputusan,maka
dibentuk suatu tim yang bertugas memberikan saran dan per-
timbangan dalam pengangkatan jabatan yaitu Badan Pertimbangan
Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat)Provinsi.Dari usulan yang di
ajukan Kepala BPS Kab/Kota diseleksi kembali oleh tim Baperjakat
Provinsi,Data calon yang diusulkan untuk diajukan dalam sidang
Baperjakat harus sesuai dengan format yang ditentukan,dan dilampiri
Daftar Riwayat Hidup dan dengan melihat perkembangan PNS
tersebut terutama melalui Daftar Penilaian Prestasi Kerja (DP-3)
selama 2 (dua) tahun terakhir.Dari sidang Baperjakat maka dihasilkan
suatu keputusan yang akan ditetapkan oleh ketua Baperjakat
Provinsi,apabila data calon yang diusulkan telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan format yang ditentukan maka akan
dibuatkan SK mutasi apabila di setujui,sebaliknya bila tidak memenuhi
persyaratan akan ditolak.Hasil keputusan yang telah disetujui akan
ditandatangani oleh BPS Prov setelah ada persetujuan BPS
pusat(BKN),Kemudian oleh Ketua Baperjakat akan diserahkan
kebagian Simpeg(Sistem Informasi Pegawai) untuk dikirim ke pihak
yang bersangkutan.SK mutasi akan dikirimkan kepada kepala BPS
Kab/Kota setempat.
Bagan Pelaksanaan Mutasi stuktural di kantor BPS antar Provinsi
PINDAH ANTAR PROVINSI
Pelaksanaan Mutasi jabatan stuktural yang terjadi antar provinsi.Pada
Tahap pertama pejabat Eselon II menyampaikan usulan mengenai
pengangkatan atau pemindahan data calon pejabat stuktural di
lingkungan BPS pemerintah Kab/Kota setempat yang disertai berkas-
berkas dari data calon pejabat yang akan dimutasikan untuk
disampaikan kepada Ketua Baperjakat dan Sestama BPS
Pusat,Baperjakat akan mengkaji ulang data calon yang akan
dimutasikan dengan melihat berkas-berkas yang sertakan,apabila data
calon yang diusulkan telah memenihi persyaratan sesuai dengan format
yang ditentukan,Dimana dilampirkan Daftar Riwayat Hidup dan Daftar
Penilaian Prestasi kerja (DP-3) selama 2 tahun terakhir,maka Ketua
Baperjakat akan menyetujui dan menimbang surat penawaran
penempatan (Prov tujuan dan asal) yang diajukan BPS Prov yang akan
menjadi tempat mutasi dari calon pejabat bersangkutan,apabila usulan
tersebut disetujui oleh Ketua Baperjakat dan Sestama BPS pusat dan
ditanda tangani setelah ada persetujuan dari BPS Pusat(BKN) maka
akan dibuatkan SK mutasi untuk calon yang bersangkutan,Kemudian
SK mutasi akan dikirimkan kepada pihak yang bersangkutan melalui
Simpeg(Sistem Informasi Pegawai) kepada Kepala BPS Kab/Kota
yang bersangkutan.
Bagan Pelaksanaan Mutasi kenaikan Jabatan
MUTASI/PROMOSI JABATAN
Pelaksanaan Mutasi/Promosi jabatan,Misal yang dikenakan kepada
pejabat Eselon III untuk naik jabatan ke Eselon IV,pelaksanaannya
dilakuakan oleh Ketua Baperjakat dan Sestama BPS Pusat atas usul
BPS Prov,Dari data calon yang diusulkan oleh pejabat Eselon II yang
ada di Prov yang disertai berkas-berkas pengajuan mutasi jabatan akan
diterima dan ditampung oleh Baperjakat Pusat,Setelah diseleksi dan
sesuai dengan persyaratan yang diajukan maka disetujui oleh Ketua
Baperjakat Pusat dan ditanda tangani BPS Pusat(BKN),Hasil dari
keputusan Ketua Baperjakat maka akan dibuatkan SK kenaikan
Jabatan untuk calon pejabat Eselon III yang akan dipromosikan
mendudiki jabatan Eselon IV,Setelah berkas-berkas telah memenuhi
persyaratan dan SK kenaikan Jabatan telah disetujui,maka dilakuakan
pelantikan dan pengambilan sumpah janji sebagai bagian seremonial
serta penguatan hukum atas pelantikan pejabat struktural di SKPD.
SPP dan SK Eselon IV kemudian akan dikirimkan kepada pihak
bersangkutan melalui Simpeg(Sistem Informasi Pegawai) kepada BPS
Kab/Kota yang bersangkutan.
Bagan Pelaksanaan Mutasi stuktural antara instansi
PINDAH ANTAR INSTANSI
Pelaksanaan Mutasi jabatan stuktural Antar Instansi,Pada tahap
pertama dilakukan pengajuan usulan oleh Ketua BPS Kab/Kota dalam
satu Prov disertai berkas-berkas sebagai persyaratan mutasi bagi calon
yang diajukan,Dari usulan tersebut akan ditampung oleh Ketua
Baperjakat dan Sestama BPS Prov,yang kemudian akan dilakukan
sidang baperjakat dari hasil sidang Baperjakat tersebut akan dibuat
keputusan setelah melihat berkas-berkas dan menimbang dari data
calon yang akan di mutasi telah memenuhi persyaratan dengan format
yang ditentukan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Mutasi stuktural karyawan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
pelaksanaan pembinaan PNS atas dasar sistem prestasi kerja dan sistem
karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja, maka PNS yang
memenuhi syarat dapat dinaikkan pangkatnya. Kenaikan pangkat adalah
penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian PNS
terhadap negara.
Adapun persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural,garus
sesuai berdasarkan Pasal 5 PP No 100 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:
a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil;
b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingkat di bawah
jenjang pangkat yang ditentukan;
c. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan;
d. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
e. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan; dan
f. Sehat jasmani dan rohani.
4.2 SARAN
Dalam melakukan mutasi karyawan disarankan kepada tim Baperjakat
untuk lebih selektif lagi dalam memilih PNS yang akan diangkat dalam
jabatan stuktural,jangan mengangkat PNS yang disiplin ilmunya tidak
sesuai dengan bidang tugasnya,karena itu akan menghambat kinerja PNS
yang berimbas kepada pelayanan masyarakat.
top related