uu sox
Post on 14-Feb-2015
131 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SARBANES OXLEY ACT (SOX/SOA)
A. Latar belakang pembentukan Sarbanes oxley act
Salah satu tema yang sangat menarik dalam Association Certified Fraud Examiner
(ACFE) Annual Fraud conference ke-14 di Chicago adalah diterbitkannya
SarbanesOxley Act (SOX atau SOA). Undang-undang ini merupakan suatu
terobosan dan sebagai reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada
umumnya bagi penilaian corporate governance sejak diterbitkannya Securities
Acts of 1933 and 1934.
Undang-undang tersebut diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan
Representative michael Oxley (Ohio). Undang-undang ini diterbitkan sebagai
jawaban dari Kongres Amerika Serikat yang menetapkan undang-undang
keuangan yang kemudian dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act 2002 (Sarbox) pada
tanggal 30 Juli 2002. Dan terhadap berbagai skandal pada beberapa korporasi
besar seperti:
Enron dan kemudian diikuti oleh WorIdCom, Qwest, Tyco, HeaIthSouth dan lain-
lain, yang juga melibatkan beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang termasuk
dalam kelompok lima besar "the big five" seperti: Arthur Andersen, PWC, dan
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 1
KPMG. Semua skandal ini merupakan contoh yang tragis dan menyedihkan
bagaimana skema kecurangan (fraud schemes) berdampak sangat buruk terhadap
pemegang saham, pasar, pegawai dan masyarakat dalam arti luas.
Dengan diberlakukannya undang-undang Sarbanes Oxley 2002 yang
ditandatangani oleh Presiden george Walker Bush pada 30 Juli 2002 diharapkan
dapat membawa dampak positif bagi berbagai profesi, antara lain : akuntan
publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik (KAP); perusahaan yang
memperdagangkan sahamnya (listed di bursa US (termasuk direksi, komisaris,
karyawan, dan pemegang saham); perantara (broker); penyalur (dealer);
pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik; investor perbankan serta
para analis keuangan. Penerapan undang-undang tersebut dilatarbelakangi oleh
bangkrutnya sejumlah korporasi di Amerika Serikat.
B. Pengaturan dan Pengawasan Perusahaan
Pemerintah mengatur perusahaan melalui berbagai cara, baik melalui
pembentukan undang-undang maupun berbagai peraturan pelaksanaan lainnya.
Pemerintah melakukan regulasi dengan tujuan agar terjadi persaingan yang sehat
diantara pelaku usaha. Selain itu juga untuk menyeleraskan ketidakseimbangan
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 2
kekuatan diantara pelaku usaha, konsumen secara individu, dan masyarakat pada
umumnya. Masyarakat baik dalam arti individu maupun kelompok sangat
membutuhkan adanya suatu lembaga yang mengatur dan melindungi
kepentingan mereka terutama terhadap barang/jasa publik. Tujuan dari adanya
pengaturan tersebut adalah berkaitan dengan 5 (lima) hal sebagai berikut :
Mengatur persaingan (regulate competition)
Melindungi konsumen (protect consumers)
Mendorong keadilan dan keselamatan (promote equity and safety)
Melindungi lingkungan alam (protect natural environment)
Adanya etika untuk mencegah dan menegakkan hukum terhadap tindakan
ilegal (ethics to deter and provide for enforcement against misconduct)
a. Tujuan dari SOX adalah melindungi investor lewat :
Pengungkapan keuangan yang lebih
o Akurat
o Tepat waktu
o Komprehensif
o Dapat dimengerti
Tata kelola perusahaan yang lebih baik
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 3
Pengawasan yang lebih ketat dengan pembentukan PCAOB (Public
Company Accounting Oversight Board).
Pengendalian internal yang lebih baik.
Peraturan ini mengikat semua perusahaan publik yang mencatatkan bursanya di
pasar modal Amerika Serikat (NYSE dan NASDAQ) dan kantor akuntan yang
memeriksanya baik kantor akuntan tersebut berada dalam yurisdiksi Amerika
Serikat maupun bukan.
Peraturan ini mulai berlaku 15 November 2004 untuk perusahaan yang memiliki
float melebihi USD75 juta dan 15 Juli 2005 untuk sisa perusahaan lainnya.
C. Secara garis besar proses pembentukan sarbanes oxley act
a. Pembentukan PCAOB
Pembentukan PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) adalah
amanat dari Sarbox. PCAOB dibentuk untuk mengawasi proses penyusunan,
pemeriksaan dan pelaporan laporan keuangan perusahaan publik di Amerika
Serikat. Tugas dari PCAOB terkait tujuan pembentukan tersebut adalah:
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 4
1. Mendaftar akuntan publik yang akan melakukan pemeriksaan terhadap
perusaaan yang mencatatkan bursanya pasar modal. (Section 102)
2. Menetapkan standar tentang audit, pengendalian mutu, etika,
independensi dan standar yang lain terkait dengan proses penyusunan
laporan audit untuk perusahaan publik. (Section 103)
3. Melakukan pengawasan terhadap kantor akuntan publik. (Section 104)
4. Melakukan penyelidikan dan penegakan disiplin termasuk memberikan
sanksi jika diperlukan kepada kantor akuntan publik atau perorangan yang
berasosiasi dengan suatu kantor akuntan publik. (Section 105)
PCAOB mempunyai anggota 5 orang dan 2 orang diantaranya harus atau pernah
menjadi CPA (Certified Public Accountant). Masa tugas dari badan tersebut adalah
5 tahun dan dapat tidak dapat dipilih lagi setelah dua periode.
b. Independensi auditor
Jasa tambahan yang tidak diperbolehkan.
Untuk menjaga independensi auditor maka sebuah kantor akuntan publik atau
perseorangan yang berasosiasi dengan kantor tersebut apabila mendapatkan
penugasan audit maka dilarang untuk melayani jasa tambahan berikut ini
(Section 201):
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 5
1. Jasa pembukuan
2. Desain sistem informasi keuangan dan pemasangannya
3. Apraisal atau jasa penilaian lain
4. Jasa aktuaria
5. Outsourcing audit intern
6. Fungsi manajemen atau personalia
7. Menjadi pialang, penasehat investasi atau jasa konsultasi investasi
perbankan
8. Jasa hukum dan jasa tenaga ahli lainnya yang tidak terkait dengan audit.
9. Jasa lain yang ditentukan oleh PCAOB
Kantor akuntan publik bisa melakukan jasa lain, kecuali jasa 1-9 diatas,
termasuk jasa perpajakan, dengan mendapatkan persetujuan dari Komite
Audit terlebih dahulu.
Persetujuan Komite Audit.
Sebelum melaksanakan penugasan audit, sebuah kantor akuntan publik harus
mendapatkan persetujuan dari Komite Audit terlebih dahulu.
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 6
Rotasi partner.
Sarbox menetapkan rotasi partner tiap 5 tahun sekali untuk satu klien yang
sama dimulai dari tahun fiscal 6 Mei 2003 kecuali sebelumnya telah menjadi
partner audit klien tersebut selama 7 tahun berturut-turut.
Pelaporan ke Komite Audit
Auditor harus melaporkan kebijakan dan praktek akuntansi yang penting
(critical), alternatif pencatatan sesuai GAAP terkait dengan isu penting dalam
audit, dan komunikasi tertulis antara auditor dan manajemen.
Pengungkapan dalam laporan keuangan
Laporan keuangan harus mengungkapkan fee untuk auditor baik untuk jasa
pemeriksaan, jasa lain yang terkait audit, jasa perpajakan, dan jasa yang
lainnya.
Perekrutan mantan auditor
Seorang auditor tidak boleh menjabat sebagai anggota dewan direktur, CEO,
CFO, COO, CAO, controller, direktur audit intern dan jabatan-jabatan lainnya
tanpa ada tenggang waktu karir.
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 7
Kompensasi partner kantor akuntan publik
Partner kantor akuntan publik tidak boleh menerima kompensasi dari klien
selain jasa audit, perpajakan dan jasa atestasi lainnya.
c. Pengungkapan laporan keuangan
SEC mengeluarkan beberapa peraturan baru terkait dengan pengungkapan
laporann keuangan yang lebih transparan dan tepat waktu bagi para investor.
Beberapa ketentuan baru ada terlihat seperti dibawah ini.
A. Semua koreksi keuangan yang material harus terungkap dalam laporan
keuangan.
B. Pengungkapan tambahan terhadap pengungkapan-pengungkapan yang
tidak disyaratkan oleh standar akuntansi keuangan (GAAP). Informasi-
informasi tersebut antara lain, core earnings, free cash flow, EBITDA, dan
pre-FAS 133 income. Pengungkapan informasi tambahan tersebut bisa
dicantumkan di laporan tahunan, laporan tertulis lainnya atau dalam web
site perusahaan.
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 8
C. SEC menambahkan pengungkapan transaksi diluar neraca (off balance
sheet) yang harus disertakan dalam penjelasan dan analisis manajemen
(management’s discussion and analysis – MD&A) yaitu pengungkapan
tentang pengaturan transaksi diluar neraca dan tabel yang menjelaskan
informasi tentang kewajiban kontraktual yang pasti akan terjadi. Misalnya
standby LC, performance guarantee dll.
d. Audit integral
Perbedaan audit integral dan audit keuangan terletak pada pengujian
pengendalian internal. Dalam audit keuangan sebelumnya, pengujian
pengendalian bertujuan untuk menentukan bentuk, waktu dan tingkat kedalaman
pemeriksaan. Apabila dari hasil pengujian tersebut ditemukan bahwa kita tidak
bisa mengandalkan pengendalian internal klien maka kita akan menggunakan
pendekatan full substantive. Dalam audit integral, pengujian pengendalian
internal merupakan proses untuk menyatakan pendapat terhadap keandalan
pengendalian internal klien. Apabila dalam pengujian tersebut kita menemukan
bahwa pengendalian internal klien tidak dapat diandalkan maka temuan bisa
menjadi kelemahan mendasar (material weaknesses) dalam pengendalian
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 9
internal. Kelemahan mendasar akan menyebabkan pendapat tidak wajar (adverse
opinion) dalam pengendalian internal.
Auditor tidak dapat melakukan pemeriksaan laporan keuangan terhadap
perusahaan publik di Amerika Serikat tanpa sekaligus melakukan pemeriksaan
terhadap pengendalian internal yang ada di perusahaan tersebut. Penugasan
pemeriksaan laporan keuangan dan pengendalian internal merupakan penugasan
yang integral dan tidak dapat dipisahkan.
Hal-hal yang baru dalam audit integral (Section 404)
1. Auditor harus menyatakan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan
sekaligus menyatakan pendapat atas atestasi manajemen terhadap
pengendalian internal. Proses pernyataan pendapat tersebut merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan (audit integral).
2. Pekerjaan dalam pemeriksaan untuk menyatakan kewajaran atas laporan
keuangan maupun pemeriksaan terhadap pengendalian internal harus
saling terkait.
3. Standar yang ditetapkan oleh PCAOB merupakan standar yang integral,
mencakup pekerjaan yang diperlukan dalam audit laporan keuangan dan
audit pengendalian internal.
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 10
4. Audit integral akan menghasilkan tiga opini
Pendapat tentang keefektifan pengendalian internal terhadap
penyusunan laporan keuangan.
Pendapat tentang keefektifan penilaian manajemen terhadap
pengendalian internal.
Pendapat tentang kewajaran laporan keuangan.
Pernyataan pendapat atas pengendalian internal ditentukan oleh temuan pada
saat pemeriksaan lapangan, temuan terhadap pengujian pengendalian internal
dapat dikategorikan menjadi tiga seperti dibawah ini :
1. Internal control deficiencies (kecacatan pengendalian internal)
Apabila ditemukan kecacatan dalam desain pengendalian internal, sehingga
pengendalian internal tidak akan bisa menangkap atau mencegah salah saji
atau kecurangan keuangan. Temuan ini adalah temuan cacat pengendalian
internal yang paling parah. Auditor bisa menggunakan COSO framework
untuk mengukur apakah desain pengendalian internal di sebuah
perusahaan sudah mencukupi atau belum.
2. Significant deficiencies (kecacatan mendasar)
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 11
Kecacatan yang baik berdiri sendiri atau bersama-sama membuat
kemungkinan (remote likehood) perusahaan gagal menangkap atau
mencegah salah saji dalam laporan keuangannya. Salah saji yang tidak
tertangkap tersebut bersiap tidak berpola.
3. Material weaknesses (kelemahan mendasar)
Kecatatan yang mendasar yang membuat perusahaan gagal untuk
mencegah (prevented) atau mendeteksi (detected) sebuah salah saji.
Temuan ini bisa mengakibatkan pernyataan pendapat tidak wajar (adverse
opinion).
Pengendalian internal sebuah perusahaan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan bukan tanggung jawab auditor. Manajemen harus melakukan
penilaian terhadap pengendalian internal mereka sendiri, dan peran tersebut
tidak bisa tergantikan dengan pengujian-pengujian yang dilakukan oleh auditor
terkait dengan pemeriksaan tahunan.
Manajemen perusahaan juga harus membuat dokumentasi terhadap proses
signifikan yang ada di perusahaan tersebut. Dokumentasi proses yang signifikan
ini kemudian akan menjadi dasar penilaian auditor terhadap pengendalian
internal yang dimilliki oleh sebuah perusahaan. Auditor sekarang juga memiliki
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 12
tanggung jawab tambahan untuk mengevalusi pengendalian internal yang secara
khusus dapat menekan resiko terjadinya penyelewengan keuangan (fraud) yang
kemungkinan secara signifikan bisa mempengaruhi sebuah laporan keuangan.
D. Kronologi Sejumlah Perusahaan yang menyebabkan dibuatnya Sarbanes
oxley act
Menurut Jeff Fischer (July 22, 2002), bursa di Amerika telah jatuh jauh sebelum
kasus Enron, WorIdCom dan lain-lain terungkap. Menurut Fischer penyebab
jatuhnya harga saham di bursa bukan karena accounting scandal akan tetapi
karena berbagai keputusan bisnis yang salah yang dilakukan oleh manajemen
(bad business decisions). Sebagai akibat keputusan sebelumnya yang salah maka
kinerja perusahaan terpuruk dan untuk membantu keterpurukan itulah maka
manajemen melakukan windowdressing dengan tujuan untuk menutupi adanya
kerugian tersebut. jatuhnya harga saham di bursa disebabkan oleh dua hal, yaitu :
(1) keputusan bisnis yang salah yang dilakukan oleh manajemen, dan
(2) adanya skandal akuntansi.
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 13
Terjadinya skandal kecurangan yang menimpa sejumlah perusahaan kelas dunia
(world dass) sebagai bukti gagalnya tata kelola perusahaan secara internal dan
pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah. Kecurangan tersebut terjadi
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : pemimpin yang serakah, tidak
efektifnya dewan komisaris, serta faktor-faktor yang lain.
Skandal tersebut dimulai dari Enron dan kemudian diikuti oleh WorIdCom, Qwest,
Tyco, HeaIthSouth, dan lain-lain yang menimbulkan kepanikan di pasar modal dan
menyebabkan terjadinya kerugian lebih dari US $7 triliun yang menimpa pasar
modal di USA. Sejumlah perusahaan terkenal dinyatakan bangkrut. Tabel 1-1
menunjukkan 10 perusahaan terbesar yang dinyatakan bangkrut dalam sejarah
USA dan 6 (enam) diantaranya terjadi pada tahun 2002.
a. Tabel 1-1 10 Besar Perusahaan di USA Yang Bangkrut Perusahaan dalam
Jumlah Aktiva (Milyar)
1.WorIdCom $101.9 Juli 2002
2.Enron $63.4 Desember 2001
3.Texaco $35.9 April 1987
4.Financial Cor of America $33.9 September 1988
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 14
5.Global Crossing $25.5 Januari 2002
6.Adelphia $24.4 Juni 2002
7.United Airlines $22.7 Desember 2002
8.PG&E $21.5 Juni 2002
9.Mcor $20.2 Maret 1989
10.KMart $17.0 Januari 2002
Sumber : Albrecht, Albrecht, & Albrecht : Fraud Examination, 20063
E. Legalisasi Sarbanes-Oxley Act (SOX/SOA)
Karena adanya desakan dari masyarakat, Congress cepat untuk bertindak. Pada
tanggal 30 Juli 2002, Presiden Walker Bush mengesahkan suatu undang-undang
yang bernama Sarbanes-Oxley Act of 2002. Undang-undang tersebut bermaksud
untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap pasar modal dan menetapkan
kewajiban dan hukuman yang berat bagi perusahaan publik dan para eksekutif,
direksi, auditor, pengacara, dan analis saham yang melanggar aturan yang telah
ditetapkan. Undang-undang ini merupakan reformasi terbesar di USA bagi
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 15
penilaian corporate governance sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and
1934. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi para akuntan, auditor dan
fraud examiners untuk mempelajari undang-undang ini, dan termasuk juga
Statement on Auditing Standards (SAS) No. 99, agar mengetahui pengaruhnya
bagi organisasi publik, swasta maupun jenis organisasi yang lain serta tanggung
jawab apa saja yang menjadi kewajibannya.
Berikut ini ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act:
• Membentuk independent public company board untuk mengawasi audit
terhadap perusahaan public.
• Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam
bidang keuangan.
• Mensyaratkan untuk melakukan full disclosure kepada para pemegang saham
berkaitan dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks.
• Mensyaratkan Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO)
perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan
keuangan perusahaannya. Jika diketahui mereka melakukan laporan palsu,
mereka akan dipenjara selama 20 tahun dan denda sebesar US$5 juta.
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 16
• Melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti melakukan
konsultasi, ketika mereka sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang
sama. Hal ini untuk menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of
interest).
• Mensyaratkan adanya kode etik, terdaftar pada Securities and Exchange
Commission (Bapepam-LK), untuk para pejabat keuangan (financial officer)
Ancaman hukuman 10 tahun penjara untuk pelaku kecurangan wire and mail
fraud.
• Mensyaratkan mutual fund professional untuk menyampaikan suaranya pada
wakil pemegang saham, sehingga memungkinkan para investor untuk mengetahui
bagaimana saham mereka berpengaruh terhadap keputusan.
• Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan
menyimpang kepada pihak yang berwewenang.
• Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya
penyimpangan kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris, jika perlu
penasehat hukum tersebut berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan jika
manajer senior tersebut mengabaikan laporan tersebut.
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 17
a. Pro dan Kontra Penerapan Sarbanes-Oxley Act (SOA)
Berikut ini sejumlah kritik terhadap penerapan Sarbanes-Oxley Act (SOA) :
1. Membutuhkan biaya besar (it is too costly)
Salah satu perkiraan berdasarkan suatu survai yang dilakukan oleh Financial
Executives International menyatakan bahwa perusahaan dengan pendapatan
sebesar US$5 milyar harus menyisihkan anggaran rata-rata sebesar US$4.7 juta
untuk menerapkan pengendalian intern yang dipersyaratkan oleh SOA, kemudian
juga harus masih mengeluarkan lagi biaya tahunan sebesar US$1.5 juta untuk
menjaga kepatuhan.
2. Memiliki dampak negatif bagi perusahaan terhadap persaingan global (it
impacts negatively on a firm's global competitiveness) Argumen ini juga
mendasarkan atas biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kepatuhan operasi
internal terhadap undang-undang. Kritik ini berargumen bahwa perusahaan lain
yang berasal diluar USA tidak harus menanggung beban ini, kenapa perusahaan-
perusahaan USA harus menanggungnya?
3. Pengeluaran pemerintah juga meningkat untuk menerapkan undang-undang
tersebut (government costs also increase to regulate the law) The SEC (Bapepam-
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 18
LK) menerima tip (pengaduan) tentang danya pelanggaran hukum melalui e-mail
yang telah disediakan (http://www.sec.gov/complaint.shtml). Jumlah pengaduan
meningkat dari 77.000 pada tahun 2001 menjadi 180.000 pada tahun 2003. SEC
menerima pengaduan sekitar 250.000 pada tahun 2006. Setiap hari diterima lebih
dari 1.300 pengaduan lewat e-mail. Sebagian besar pengaduan tersebut berkisar
tentang adanya permasalahan akuntansi pada perusahaan publik.
4. Chief Financial Officer (CFO) bertambah bebannya dan tertekan karena harus
mematuhi akuntabilitas yang dipersyaratkan oleh undang-undang Berdasarkan
survei yang dilakukan oleh majalah CFO menyatakan bahwa sejak 2001, 1/5 dari
eksekutif keuangan mengatakan bahwa mereka merasakan lebih tertekan karena
harus menggunakan metode akuntansi dengan penuh pertimbangan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik. Selain itu mereka juga harus
melakukan sertifikasi terhadap laporan keuangan.
5. Menurunnya Minat Perusahaan Privat Untuk Menjadi Perusahaan Publik
Argumennya adalah dengan menerapkan SOA menyebabkan perusahaan harus
menanggung biaya yang begitu besar sehingga untuk perusahaan ukuran kecil
dan menengah enggan untuk go publik.
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 19
Paul Volcker (ahli dari SEC) dan Arthur Levitt (ahli dari Federal Reserve),
memberikan sejumlah argumen terhadap sejumlah kritik terhadap penerapan
SOA:
1. Biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan SOA adalah lebih kecil dibandingkan
jika tidak menggunakannya (the cost of implementing SOA are minimal to the
costs of not having it). Misalkan terjadinya kerugian dalam saham sebesar US$7
triliun, hal ini belum terhitung kerugian yang dialami oleh pegawai, keluarga
pegawai, dan dampak ekonomi secara keseluruhan.
2. Perubahan yang dipersyaratan untuk menerapkan SOA adalah sulit (the
changes required to implement this law are difficult) Berdasarkan survei yang
dilakukan oleh majalah Corporate Board Member menyatakan bahwa lebih 60%
dari 153 direktur berkeyakinan bahwa SOA memiliki dampak positif bagi
perusahaan mereka, dan lebih dari 70% berpendapat bahwa hukum juga memiliki
dampak positif bagi mereka.
3. Tidak adanya data pendukung terhadap argumen bahwa penerapan SOA akan
menyebabkan perusahaan tidak mampu bersaing dalam lingkungan global. The
NASDAQ stock exchange menyatakan telah terjadi penambahan 6 (enam)
perusahaan internasional yang listing dalam kuartal kedua selama 2004. Dan
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 20
berdasarkan survei yang dilakukan oleh Broadgate Capital Advisory dan the
Valuae Alliance menyatakan bahwa hanya 8% dari 143 perusahaan asing yang
telah go public dan sahamnya diperdagangkan di bursa USA mengklaim bahwa
karena SOA akan menyebabkan mereka untuk berpikir ulang untuk memasuki
pasar USA.
4. Jika suatu perusahaan menerapkan SOA sebagai alasan tidak untuk go public,
perusahaan tidak harus go public atau menggunakan dana dari para investor.
Pasar USA termasuk salah satu pasar yang paling diminati di dunia karena
memiliki regulasi yang sangat baik.
5. Para pejabat dibidang keuangan (financial officer) yang protes tentang
persyaratan dari SOA, ada kemungkinan mereka tertekan karena sebelumnya
tidak memiliki pengendalian intern. Pada tahun 2003, sebanyak 57 perusahaan
dari skala kecil hingga terbesar mengatakan bahwa mereka memiliki kelemahan
yang sangat mengkhawatirkan tentang pengendalian, setelah para auditor yang
bertugas melakukan tes terhadap pengendalian keuangan diberhentikan.
Keputusan ini diambil oleh perusahaan untuk menekan biaya. Polemik tentang
biaya dan manfaat yang diperoleh dari penerapan SOA terus akan berlanjut. Paul
Volcker dan Arthur Levitt menegaskan bahwa "meskipun diperlukan biaya dalam
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 21
meningkatkan kepatuhan, kita berkeyakinan bahwa suatu investasi dalam tata
kelola perusahaan yang baik, professional integrity, dan transaparansi akan
dibayar kembali deviden yang berbentuk meningkatnya kepercayaan dari
investor, pasar yang lebih efisien, dan partisipasi pasar yang lebih baik dimasa
mendatang.
F. Penerapan SOX/SOA di Indonesia
Secara umum SOX’s Act terdiri dari tiga bagian penting yang harus
diperhatikan oleh manajemen perusahaan publik, yaitu: Seksi 404, 906, dan
302. Peraturan ini sudah mulai dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan
publik di AS sejak dikeluarkannya peraturan tersebut, Juli 2002, namun yang
menjadi penekanan adalah seksi 302 dan seksi 404. Seksi 404 berisi peraturan
yang mewajibkan manajemen untuk menilai internal kontrol yang sudah
dilaksanakan atas laporan keuangannya serta pengesahan dari auditor
eksternal. Seksi 906 berisi peraturan yang mewajibkan manajemen perusahaan
secara periodik untuk melaporkan segala sesuatu menyangkut informasi
keuangan yang juga tunduk kepada peraturan bursa saham, serta menyatakan
dengan benar kondisi laporan keuangan dan hasil operasi perusahaan. SOX’s
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 22
act seksi 302 berisi peraturan yang hampir sama dengan seksi 906, tetapi seksi
302 berisi tambahan atas pengungkapan yang berhubungan dengan
pengungkapan internal kontrol dan prsodurnya, serta internal kontrol dan
penipuan/kecurangan.
a. Berikut ini dijelaskan beberapa bagian (section) dari Sarbanes-Oxley
Act yang perlu mendapat perhatian.
A. Seksi 101
Seksi 101 SOX mengatur tentang pembentukan dan ”administrative provisions”
dari Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB memiliki 5
anggota yang menguasai keuangan (financially-literate), menjabat selama 5
tahun. Dua anggota dari PCAOB harus CPA (Certified Public Accountant), dan sisa
tiga anggotanya tidak harus dan dapat bukan CPA.
B. Seksi 102
Seksi 102 SOX mengatur tentang pendaftaran atau registrasi dengan PCAOB.
Kantor akuntan publik (audit firms) yang terlibat dalam audit perusahaan publik
harus terdaftar dalam audit perusahaan publik harus terdaftar pada PCAOB.
C. Seksi 103
Seksi 103 SOX mengatur tentang auditing, pengendalian mutu, dan aturan, aturan
dan standar indenpendensi. PCAOB akan membuat standar auditing dan standar
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 23
atestasi yang berkaitan,standar pengendalian mutu, dan standar etik yang
digunakan kantor akuntan publik dalam penyusunan dan penerbitan laporan
audit dari emiten (issuers) sebagaimana yang disyaratkan oleh Sarbones-Oxley Act
(SOX) dan peraturan SEC. PCAOB akan memasukkan standar auditing suatu
persyaratan bahwa kantor akuntan publik harus menyusun dan memelihara
kertas kerja untuk periode paling sedikit 7 tahun.
D. Seksi 104
Seksi 104 SOX mengatur tentang inspeksi kantor akuntan publik. Inspeksi
pengendalian mutu tahunan harus dilakukan setiap tahun untuk kantor akuntan
publik yang melakukan audit lebih dari 100 emiten. Kantor akuntan publik yang
lain harus diinspeksi paling sedikit 3 tahun sekali. Inspeksi khusus dapat dilakukan
berdasarkan permintaan SEC atau PCAOB.
E. Seksi 105
Seksi 105 SOX mengatur tentang investigasi dan tindakan disipliner (disciplinary
procedings). Apabila PCAOB telah menentukan bahwa sebuah kantor akuntan
publik melakukan praktik yang melanggar Sarbanes-Oxley Act (SOX), peraturan-
peraturan PCAOB, atau peraturan pasar modal yang berkaitan dengan penerbitan
laporan audit, PCAOB dapat menjatuhkan sanksi, mencakup suspensi sementara
atau pencabutan (revocation) izin permanen atau dikeluarkan dari asosiasi
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 24
akuntan publik, denda financial, pemberian hukuman, pendidikan atau pelatihan
tambahan, atau sanksi lain yang diberikan berdasarkan peraturan PCAOB.
F. Seksi 201
Seksi 201 mengatur jasa di luar ruang lingkup praktik auditor. Adalah melanggar
hukum bagi sebuah kantor akuntan publik yang memberikan jasa non audit
kepada emiten. Jasa non-audit dapat diberikan apabila jasa tersebut disetujui
terlebih dahulu oleh komite audit. Komite audit akan mengungkapkan kepada
investor dalam laporan berkala keputusannya dalam pemberian persetujuan
pendahuluan untuk jasa non-audit.
G. Seksi 203
Seksi 203 SOX mengatur rotasi partner audit. Partner yang mengepalai atau
mengkoordinasi dan partner penelaah (reviewing partner) harus dirotasikan
setiap 5 tahun.
H. Seksi 204
Seksi 204 SOX mengatur tentang laporan auditor kepala komite audit. Kantor
akuntan publik
harus melaporkan kepada komite audit semua:
· Kebijakan dan praktik akuntansi kritikal yang digunakan;
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 25
· Seluruh perlakuan alternatif dari informasi keuangan dalam prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principle/GAAP)
yang telah didiskusikan dengan manajemen.
I. Seksi 206
Seksi 206 SOX mengatur tentang benturan kepentingan (conflicts of interest) CEO,
CFO, Chief Accounting Officer atau orang yang berada dalam posisi ekuivalen
tidak boleh kantor akuntan publik perusahaan selam periode satu tahun setelah
audit (1 years pepreceding audit).
J. Seksi 207
Seksi 207 SOX mengatur tentang studi keharusan rotasi akuntan publik terdaftar.
GAO melakukan studi atas pengaruh potensial dari mensyaratkan keharusan
rotasi dari kantor akuntan publik.
K. Seksi 301
Seksi 301 SOX mengatur tentang komite audit perusahaan publik. Setiap anggota
dari audit harus merupakan anggota independen dari board of directors emiten.
Komite audit secara langsung bertanggung jawab atas penunjukan, kompensasi,
dan pengawasan dari pekerja kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh emiten.
L. Seksi 302
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 26
SOX’s Act 2002 seksi 302 ini merupakan dokumen penjelasan manajemen
atas internal kontrol yang ada pada perusahaan. Pihak manajemen yang
bertanggungjawab dalam pengungkapan ini adalah direktur utama dan
direktur keuangan perusahaan.
M. Seksi 303
Seksi 303 SOX mengatur tentang pengaruh yang tidak tepat atas pelaksanaan
audit. Adalah dalam hal melanggar hukum bagi setiap pejabat atau direktur dari
emiten melakukan tindakan apapun untuk melaporkan secara curang
mempengaruhi, memaksakan, memanipulasi, atau menyesatkan siapapun auditor
yang ditunjuk dalam pelaksanaan suatu audit dengan tujuan untuk membuat
laporan keuangan secara material menyesatkan.
N. Seksi 404
SOX’s Act seksi 404 ini berisi kewajiban bagi manajemen perusahaan untuk
menilai internal control yang sudah dilaksanakan atas laporan keuangannya;
1. Perusahaan harus mengevaluasi internal kontrol atas laporan keuangannya
setiap tahun. Manajemen harus menyimpulkan efektifitas dari internal kontrol
setiap akhir tahun. Pihak yang bertanggungjawab untuk mengevaluasi internal
kontrol perusahaan adalah departemen internal control/audit
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 27
2. Akuntan publik yang disewa perusahaan harus menegaskan dan
melaporkan hasil evaluasi atas internal kontrol atas laporan keuangan
perusahaan. Seksi 404 secara khusus memberikan perhatian kepada internal
kontrol perusahaan atas laporan keuangannya. Dalam mengevaluasi internal
kontrol yang dilaksanakan perusahaan, manajemen melalui departemen
internal kontrol/audit perlu menggunakan kerangka yang disusun oleh COSO
(Committee of Sponsoring Organization of the Tradeway Commission).
P. Seksi 407
Seksi 407 SOX mengatur tentang pengungkapan dari keahlian keuangan komite
audit. SEC akan menerbitkan peraturan yang mensyaratkan emiten
mengungkapkan apakah paling sedikit satu anggota dari komite audit adalah ahli
keuangan seperti yang didefinisikan dalam seksi 407 SOX.
Q. Seksi 701
Seksi 701 SOX mengatur tentang studi GAO dan laporan yang berkaitan dengan
konsolidasi dari kantor akuntan publik. GAO akan melakukan studi untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menuntun konsolidasi kantor akuntan sejak
1989, pengaruh dari konsolidasi atas pembentukan modal dan pasar ekuitas, dan
solusi terhadap setiap masalah yang diidentifikasi, mencakup cara-cara untuk
meningkatkan kompetensi dan jumlah perusahaan yang mampu untuk
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 28
menyediakan jasa audit kepada organisasi usaha besar yang bergantung pada
peraturan sekuritas.
R. Seksi 802
Seksi 802 SOX mengatur tentang hukuman kriminal untuk mengubah dokumen.
Adalah tindak pidana yang tergolong berat, secara sengaja merusak atau
menciptakan dokumen untuk menghalangi (impede/obstruct) atau
mempengaruhi setiap investigasi federal yang sedang berlangsung atau akan
diadakan.
S. Seksi 806
Seksi 806 SOX mengatur tentang ”Employee Whistleblower Protection”. Seksi
806 memungkinkan suatu aksi sipil bagi pekerja perusahaan publik yang
mendapatkan pembalasan (retailiation) dari pemberi kerja karena
mengungkapkan aktivitas illegal. Seksi 806 dari Sarbanes-Oxley Act melarang
perusahaan publik membebaskan (discharging), menurunkan jabatan
(threatening), mengganggu (harassing) atau dengan cara-cara lain melakukan
diskriminasi terhadap setiap pejabat, karyawan, kontraktor, subkontraktor, atau
agen, karena suatu tindakan yang sesuai dengan hukum (lawful act) yang
dilakukan oleh orang tersebut, memberikan informasi, menyebabkan informasi
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 29
diberikan, ataupun membantu dalam menyelidiki setiap tindakan tersebut yang
melanggar hukum, seperti mail, Wire, bank dan securities fraud.
T. Seksi 906
Sarbanes Oxley Act section 906 berisi :
1. CEO dan CFO melakukan sertifikasi bahwa, laporan periodik ‘fully complies’
peraturan yang dikeluarkan oleh US SEC, informasi yang terkandung pada laporan
periodik tersebut disajikan secara
wajar, dalam keseluruhan hal yang material, terhadap kondisi keuangan dan
hasil operasi perusahaan.
2. Hukuman atas penyimpangan dalam section 906 bagi individu yang secara
sadar melakukan penyimpangan dikenakan denda sampai dengan $1 juta dan
hukuman penjara sampai dengan 10 tahun. Dan, bagi individu yang dengan
sengaja dan secara sadar melakukan penyimpangan, akan dikenakan denda
sampai dengan $5 juta dan hukuman penjara sampai dengan 20 tahun.
U. Seksi 1102
Seksi 1102 SOX mengatur tentang perusakan catatan ataupun penghilangan acara
kerja (official proceeding). Setiap orang yang secara korup mengubah, merusak
(destroy/mutilate) atau menyembunyikan setiap catatan, dokumen atau objek
lain dengan maksud untuk merusak integritas objek tersebut atau ketersediaanya
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 30
untuk penggunaan dalam acara kerja pejabat atau merusak, mempengaruhi atau
menghalangi setiap acara kerja pejabat akan didenda dan/atau dipenjarakan
samapai dengan 20 tahun.
b. Contoh perusahaan di Indonesia yang menerapkan Sarbanes oxley
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai perusahaan yang telah tercatat di bursa
saham dalam negeri dan luar negeri berkomitmen penuh untuk mengembangkan
dan menerapkan kebijakan serta praktek tata kelola perusahaan dengan
pembenahan internal dan pemenuhan standard internasional. Standard
internasional khususnya aturan yang ditetapkan oleh US Securities and Exchange
Commission (US SEC) yang harus diadopsi oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk,
sebagai salah satu perusahaan yang telah listing di New York Stock Exchange
(NYSE), adalah Sarbanes Oxley Act (SOA). Sistem pengendalian internal yang
tercantum dalam Sarbanes Oxley Act merupakan unsur penting dalam praktek
Good Corporate Governance. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk saat ini
menerapkan tiga section Sarbanes Oxley Act, yaitu section 302, section 404, dan
section 906. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan tiga section tersebut dapat
diterapkan sebagai langkah awal implementasi Sarbanes Oxley Act. Sedangkan
untuk section lainnya, kemungkinan di masa mendatang juga akan diterapkan
secara bertahap bila perusahaan telah mampu menjalankan tiga section tersebut
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 31
dengan lengkap dan benar, serta adanya pertimbangan manajemen terhadap
benefit yang diperoleh.
G. keunggulan dan keterbatasan SOX/SOA
A. Keunggulan Penerapan SOA
1) Tanggung Jawab Perusahaan
Undang-undang ini menekankan dan meminta perusahaan untuk
bertanggungjawab secara terafiliasi. Manajemen harus membuat pernyataan
bahwa laporan keuangan telah disajikan secara akurat dan tidak menimbulkan
salah tafsir. Selain itu, pernyataan manajemen juga harus mencakup bahwa
laporan keuangan yang disajikan telah menerapkan sistem pengawasan internal
yang sehat. Komite Audit harus berperan aktif antara lain dengan melakukan
pengawasan ketat terhadap auditor, melakukan pemisahan antara audit service
dengan non-audit service, dan melakukan persetujuan dan pengungkapan atas
semua jasa non-audit.
2) Auditor
Walaupun selama ini sudah diatur tentang independensi akuntan publik tetapi
dalam undang-undang ini diperketat lagi kewajiban mempertahankan
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 32
independensi akuntan dan membentuk Dewan Pengawas Akuntan Publik.
Undang-undang ini melarang pemberian jasa non-audit diluar jasa perpajakan dan
juga mencantumkan adanya kewajiban untuk melakukan tugas bergilir terhadap
pelaksana dan penanggung jawab audit.
3) Perluasan Pengungkapan
Dalam undang-undang ini ada beberapa hal yang wajib diungkapkan, antara lain:
penilaian setiap tahun oleh manajemen dan auditor terhadap sistem
pengawasan internal, kewajiban untuk menyajikan laporan proforma, pelaporan
transaksi saham internal dalam jangka waktu dua hari, pengungkapan semua
pembiayaan yang bersifat off-balance sheet dan pembiayaan yang bersifat
kontingensi (seperti pada industri perbankan), dan beberapa informasi tertentu
yang dianggap penting harus di laporkan secara real time.
4) Analis Saham
Analis saham harus mendapatkan pengungkapan terhadap informasi yang
berkenaan dengan kemungkinan adanya konflik kepentingan (conflict of interest).
5) Securities Exchange Committee (SEC)
SEC memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan perusahaan,
meningkatkan kekuasaan
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 33
untuk memaksa perusahaan melaksanakan peraturannnya dan menaikkan biaya
hukuman terhadap setiap pelanggaran UU pasar modal.
B. Keterbatasan SOA
Sarbanes Oxley Act memberikan beberapa perhatian untuk pengendalian internal
terbukti dengan adanya jasa hotlines yang disediakan untuk proses pelaporan
frauds yang disaksikan oleh pegawai dan perlindungan terhadap pegawai tersebut
atas pelaporannya. Tapi sayangnya SOA memiliki beberapa kelemahan, yang
pertama adalah memfokuskan pada pemberian sanksi dan perlakuan terhadap
subject, namun pada kenyataanya kebanyakan kasus fraud yang terjadi bukan
hanya terjadi karena individu yang melakukannya (Moral Hazard) tapi lebih
dikarenakan adanya permainan dalam sistem.
Oleh karena itu, terdapatlah limitation of Internal Controls yang berarti
kebanyakan kegagalan yang terjadi dalam internal controls terjadi karena
masing-masing individu, yang seharusnya menerapkan prinsip internal controls
ini dengan baik, dengan sengaja melakukan pelanggaran dan bersepakat secara
bersama-sama menyeleweng. Dan sampai saat ini belum ada sistem yang dapat
menakut-nakuti orang-orang yang memiliki peluang untuk melakukan kecurangan
baik dalam lingkup manajemen ataupun individu. Efek sanksi dengan adanya
SOA nampaknya tidak terlalu ampuh untuk dipopulerkan. Ini terbukti dengan
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 34
terjadinya kasus frauds untuk kesekian kalinya di Amerika yang secara
menyeluruh mengadopsi SOA. Bahkan terjadi beberapa kasus fraud lebih
parah dan sampai-sampai menyebabkan kerusakan ekonomi global. Ada
komponen lain yang menyebabkan internal controls tidak berjalan secara
semestinya, yaitu ketika moral hazard atas individu yang terjadi dalam sebuah
perusahaan sudah tersistem. Contoh kasusnya adalah AIG yang merupakan
salah satu perusahaan asuransi besar didunia. Hedge Fund dan peluang
pengendalian uang yang besar oleh manajemen menjadi daya tarik tersendiri
untuk melakukan skandal keuangan.
Pengendalian dan pengontrolan terhadap manajemen perusahan tidak hanya
dilakukan oleh komite audit tapi juga harus sejalan dengan regulasi dan
pengontrolan yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, daya pikir kritis
terhadap kondisi sebuah perusahaan yang sudah dianggap baik haruslah
ditingkatkan. Inspeksi keuangan pada sebuah perusahaan harus dilakukan
secara berkala agar pendeteksian kecurangan bisa ditemukan lebih awal.
Pembuatan regulasi dan sanksi luar biasa dalam pengendalian moral hazard
harus dilakukan agar tidak terjadi suatu kegagalan sistemik yang akan
mengakibatkan semua instrument pengendalian baik regulasi pemerintah, kode
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 35
etik perusahaan, maupun nilai-nilai/budaya dalam perusahaaan harus kembali
diperbaiki lagi dari awal.
H. Kesimpulan
Sarbanes Oxley Act bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor pasca
skandal akuntansi dan kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar di Amerika.
Secara umum SOA mengatur tentang Akuntansi, pengungkapan dan
pembaharuan governance, yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih
banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai
manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan komite audit
yang independen, pembatasan kompensasi eksekutif dan lain-lain. Sehingga pada
intinya SOA memberikan persyaratan bagi sebuah perusahaan terhadap
pengendalian internalnya. Perdebatan mengenai untung rugi penerapan SOA
masih terus terjadi. Para pendukungnya merasa bahwa aturan ini diperlukan dan
memegang peranan penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap
pasar modal nasional dengan antara lain memperkuat pengawasan akuntansi
perusahaan. Sementara para penentangnya berkilah bahwa SOA tidak
diperlukan dan campur tangan pemerintah dalam manajemen perusahaan
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 36
menempatkan perusahaan-perusahaan pada kerugian kompetitif terhadap
perusahaan asing.
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 37
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/palembang/attachments/146_ARTIKEL-SOA-WEB.pdf
http://www.iaiglobal.or.id/v02/
Seminar Pemeriksaan Akuntan – Sarbanes Oxley Act 38
top related