visi: menjaga - pa-jakartapusat.go.idpa-jakartapusat.go.id/images/materi rb/bahan presentasi...
Post on 17-Aug-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
2
VISI: Terwujudnya
Badan Peradilan
yang Agung
Menjaga kemandirian badan peradilan
Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan
Meningkat kan kualitas kepemimpinan badan peradilan
Meningkatkan kredibili-tas dan transparansi badan peradilan
MISI
VISI, MISI DIKAITKAN dengan STRATEGI dan NILAI-NILAI UTAMA BADAN PERADILAN
3
TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG
MENJALANKAN KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG MERDEKA UNTUK MENYELENGARAKAN PERADILAN GUNA MENEGAKKAN HUKUM
DAN KEADILAN
KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG
MERDEKA
PENYELENGGARAAN PERADILAN YANG JUJUR DAN
ADIL
MENJAGA KEMANDIRIAN BADAN PERADILAN
MEMBERIKAN PELAYANAN HUKUM YANG BERKEADILAN KEPADA PENCARI KEADILAN
MENINGKATKAN KUALITAS KEPEMIMPINAN BADAN
PERADILAN
MENINGKATKAN KREDIBILITAS &TRANSPARANSI BADAN
PERADILAN
NILAI-NILAI UTAMA:✓KEMANDIRIAN✓INTEGRITAS✓KEJUJURAN
✓AKUNTABILITAS✓RESPONSIBILITAS✓KETERBUKAAN
✓KETIDAKBERPIHAKAN✓PERLAKUAN YANG SAMA DIHADAPAN HUKUM
TUJUAN PENYELENGGARAAN PERADILAN:TEGAKNYA HUKUM
DAN KEADILAN
PENGAKUAN, JAMINAN, PERLINDUNGAN DAN KEPASTIAN HUKUM YANG ADIL BAGI SETIAP ORANG
BADAN PERADILAN YANG MENJALANKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA SECARA EFEKTIF DENGAN DIDASARI
KEAGUNGAN, KELUHURAN DAN KEMULIAAN INSTITUSI
HASIL: KEPERCAYAAN MASYARAKAT, KEPUASAAN PENGGUNA JASA PENGADILAN, KETERJANGKAUAN
PENGADILAN
VISI
MISI
STRATEGI
• Sebagai pengadilan negara tertinggi
• Memeriksa dan memutuskan perkara pada tingkat pertamadan terakhir.
• Hak Uji Materiil terhadap Peraturan Perundangan dibawahUndang-Undang.
Fungsi Peradilan
• Melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannyaperadilan di semua lingkungan peradilan.
• Mengawasi tingkah laku para hakim dan perbuatan pejabatpengadilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman.
Fungsi Pengawasan
• Mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagikelancaran penyelenggaraan peradilan .
• Membuat Peraturan Acara Sendiri Bilamana Dianggap PerluFungsi Mengatur
TUPOKSI MAHKAMAH AGUNG RI 4
• Memberikan Nasihat atau Pertimbangan Hukum KepadaLembaga Tinggi Negara
• Berwenang Meminta Keterangan Dari Dan Memberi PetunjukKepada Pengadilan Di Semua Lingkungan Peradilan
Fungsi Nasihat
• Mengatur Secara Organisatoris, Administratif dan FinansialTerhadap 4 (empat) Lingkungan Badan Peradilan
• Mengatur Tugas Serta Tanggung Jawab, Susunan Organisasidan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan
Fungsi Administratif
• Mahkamah Agung Diserahi Tugas dan Wewenang Lain Berdasarkan Undang-Undang (Pasal 2 Ayat 2 Undang-UndangNomor 14 Tahun 1970 Serta Pasal 38 Undang-Undang Nomor14 Tahun 1985)
Fungsi Lain-Lain
TUPOKSI MAHKAMAH AGUNG RI 5
6
FUNGSI PERADILAN : a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan Kasasi yang bertugas membina
keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan
undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat
pertama dan terakhir.
- Semua sengketa tentang kewenangan mengadili permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun
1985).
- Semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia
berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)
c. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan
perundangan dibawah Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan
dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
PENGERTIAN REFORMASI BIROKRASI
11
APA ITU RB?Reformasi Birokrasi (RB) merupakan salah satu langkah awal atau upayauntuk melakukan pembahaharuan dan perubahan mendasar ataupenataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutamamenyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan(business proses) dan sumber daya manusia (aparatur) shg dapatmenghasilkan penyelenggaraan Pemerintahan yang baik, efektif danefisien sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat danprofesional.
Dasar Hukum : Permenpan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Evaluasi PMPRB
SASARAN REFORMASI BIROKRASI12
Maraknya KKN
Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja
Buruknya Pelayanan Publik
8 Area Perubaha
n9 Program Percepatan
RB
• Bersih dari KKNBersih
• Kapasitas dan Akuntabilitas Meningkat
Akuntabel
• Pelayanan Publik yang Baik
Melayani
KONDISI UMUM SEBELUM REFORMASI BIROKRASI
13
MASIH DIWARNAI DENGAN PRAKTEK KKN DAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG
PELAYANAN PUBLIK BELUM SEPERTI YANG DIHARAPKAN
KINERJANYA BELUM EFEKTIF, EFISIEN, DAN AKUNTABEL
MENIMBULKAN KETIDAKPUASAN/ KETIDAKPERCAYAAN MASYARAKAT
SEHARUSNYA MEMPERLANCAR, MALAHAN MEMPERLAMBAT PROSES PEMBANGUNAN
MENGHAMBAT DUNIA USAHA DAN DAYA SAING NASIONAL
AKIBAT
LANGKAH – LANGKAH REFORMASI BIROKRASI14
Mendapatkan komitmen pimpinan yang kuat
Melibatkan seluruh pemangku kepentingan
Membentuk tim reformasi birokrasi
Menetapkan Road Map (8 Area Perubahan)
Menerapkan manajemen berbasis kinerja
Menginformasikan upaya dan hasil secara berkala, termasuk quick wins
Melaksanakan monitoring dan evaluasi (PMPRB)
Menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi
Kerangka Logis Evaluasi RB (Internal dan Eksternal)
15
H A S I L ( 4 0 % )P E N G U N G K I T ( 6 0 % )
P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N
SASARAN REFORMASI BIROKRASI
PROGRAM REFORMASI BIROKRASI
Kapasitas danAkuntabilitas
Organisasi(20%)
Pemerintahyang bersih
dan bebas KKN (10%)
PeningkatanPelayanan
Publik (10%)
MA
NA
JEM
EN P
ERU
BA
HA
N (
5%)
PEN
ATA
AN
PER
ATU
RA
N
PER
UN
DA
NG
-UN
DA
NG
AN
(5
%)
PENGUATAN PENGAWASAN (12%)
PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA (6%)
PEN
ING
KA
TAN
KU
ALI
TAS
PEL
AYA
NA
N P
UB
LIK
6%
)
PENATAAN & PENGUATAN
ORGANISASI (6%)
PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM
(15%)
PENATAAN TATALAKSANA
(5%)
PROSES BISNIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 16
Road Map
Proses RB
PMPRB
Perencanaan
Monitoring danEvaluasi Internal
Indeks RB danRencana Aksi Tindak
Lanjut
Pelaporan danRencana
Perbaikan
PelaksanaanFeedback
PROSES INTERNAL
EVALUASI EKSTERNAL UPRBN DAN TIM QA
Proses SeleksiPenerimaan CPNS telahbersih dan transparan
Promosi jabatanpimpinan tinggi telah
dilakukan secara terbuka
Kinerja organisasi telahterukur dan akuntabel
Penambahan dan Penguatan Jabatan
Fungsional
Opini WTP dari BPK terhadap laporan
keuangan 2012 s/d 2015
Inovasi pelayanan publiksemakin banyak
Penerapan kebijakanketerbukaan informasi
publik
PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASIYANG TELAH OPTIMAL DI MAHKAMAH AGUNG
17
FOKUS KE DEPAN 18
Meningkatan kualitaspelaksanaan ReformasiBirokrasi di Lingkungan
Mahkamah Agung dan 4 (Empat) Lingkungan Peradilan.
Mendorong peningkatanpelaksanaaan Reformasi Birokrasidi 4 (Empat) Lingkungan Peradilan pada Pengdailan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama.
Mendorong Pengadilan Tingkat Pertama untuk
menjadi Wilayah bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
birokrasi bersih dan melayani (WBBM)
KENDALA 19
Kurangnya komitmen dariPimpinan Organisasi,
Kurangnya PemahamanTentang Reformasi Birokrasi,
Keengganan untuk berubah(mengganggu dari comfort zone ke competitive zone).
PROSES PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 20
Reformasi Birokrasi pada hakikatnya telah dilaksanakan oleh
Mahkamah Agung RI sejak tahun 2004 yang diumumkan tahun
2009 kemudian dilakukan revisi dan menghasilkan cetak Biru Tahun
2010 – 2035, dimana dalam Cetak Biru tersebut secara jelas
digariskan bahwa reformasi peradilan menjadi bagian penting yang
tidak dapat dipisahkan dari reformasi birokrasi. Selain itu cetak
biru memuat quickwin dalam perkembangannya telah menjadi
pengungkit bagi proses pembaharuan peradilan dan memberi
manfaat bagi perkembangan proses peradilan serta terintegrasi
dengan Grand Design Reformasi Birokrasi.
PENGUNGKIT:46,06
(59,23)
HASIL : 27,08
(28,80)
TOTAL : 73,14
(88,03)
REFORMASI BIROKRASI MARI 2014-2015
IMPLEMENTASI DAN CAPAIAN REFORMASI BIROKRASI DI MAHKAMAH AGUNG
23
Area I
Manajemen Perubahan meliputi :
Tim RB telah melakukan monitoring dan evaluasi rencana kerja, dan hasil evaluasi telah ditindaklanjuti
Tim RB ini telah melaksanakan tugas sesuai dengan rencana kerja melalui pelaksanaan program kegiatan RB, Laporan Pendampingan Pelaksanaan Evaluasi RB dan kegiatan PMPRB
Dan Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung No 65B/SEK/SK/12/2014 tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung R.I
Kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor: 43/KMA/SK/III/2013 tanggal 8 Maret 2013 tentang Penunjukan Koordinator Assesor
PMPRB Mahkamah Agung
Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi sesuai dengan SK KMA 033/KMA/SK/III/2011tentang pembentukan tim pembaharuan peradilan yang bertanggungjawab untukmelaksanakan dan menyelesaikan program RB sesuai dengan areanya
1. Tim Reformasi Birokrasi
2. Road Map Reformasi Birokrasi 24
Road Map disusun dan ditetapkan sebagai dokumen formal terdapat dalam cetak biru
Pembaruan Peradilan 2010 – 2035
Road Map 2015 – 2019 telah disesuaikan dengan Peraturan Menpan Nomor 11 Tahun 2015 meliputi 9
rencana aksi : manajemen perubahan, penguatan sistem pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja
penguatan kelembagaan, penguatan tatalaksana, penguatan sistem manajemen SDM ASN, penguatan peraturan perundang-undangan, peningkatan kualitas
pelayanan publik dan quick wins
Road Map telah mencakup Quick Wins sesuai dengan ekspektasi dan dapat
diselesaikan dalam waktu cepat melalui Program Quick Wins Mahkamah Agung RI
dan capaiannya
Penyusunan road map telah melibatkan seluruh unit
organisasi melalui rapat-rapat pokja yang tertuang dalam struktur tim pembaharuan
Melakukan sosialisasi/internalisasi road
map kepada anggota organisasi melalui program
quick wins Mahkamah Agung
3. Pemantauan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi 25
a. PMPRB telah direncanakan dan diorganisasikan dengan baik melalui Surat Keputusan KetuaMahkamah Agung RI Nomor: 43/KMA/SK/III/2013 tentang Penunjukan Koordinator Asesor Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
b. Aktivitas PMPRB telah dikomunikasikan pada Mahkamah Agung RI
c. Telah dilakukan pelatihan yang cukup bagi Tim Asessor PMPRB melalui Pelaksanaan Pelatihan secara intensifdi Badan Pengawasan dan Balitbang Diklat Megamendung untuk seluruh Unit Eselon I di Mahkamah Agung
d. Pelaksanaan PMPRB dilakukan oleh Asesor telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan terdapat penunjukan keikutsertaan pejabat struktural lapis kedua sebagai asesor PMPRB yang terlibat sepenuhnya sejak tahap awal hingga akhir proses PMPRB melalui :
1) Surat Keputusan KetuaMahkamah Agung RINomor: 43/KMA/SK/III/2013 tentang Penunjukan Koordinator Asesor Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
2) Surat Keputusan KepalaBadan PengawasanMahkamah Agung RINomor: 05/BP/SK/II/2013 tentang Pembentukan Tim Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
3) Surat Keputusan KepalaBadan UrusanAdministrasi MahkamahAgung RI Nomor: 35/BUA/SK/III/2013 tentang Penunjukan Asesor dan Pembantu Asesor PMPRB BUA
3. Pemantauan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi 26
e. Koordinator assessor telah melakukan reviu terhadap seluruh kertas kerja sebelum menyusun kertas kerja Instansi yang tertuang dalam Kertas Kerja PMPRB
f. Para asesor telah mencapai konsensus atas pengisian kertas kerja sebelum menetapkan nilai PMPRB instansi dan membahas seluruh kriteria melalui Rapat PMPRB seluruh Unit Eselon I yang dipimpin oleh Sekretaris Mahkamah Agung RI
g. Terdapat Rencana Aksi dan Tindak Lanjut (RATL) yang telah dikomunikasikan dan dilaksanakan melalui Rencana Aksi dan Tindak Lanjut PMPRB 2014
4. Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kinerja27
a. Seluruh jajaran pimpinan tertinggi pada Mahkamah Agung RI telah terlibat secara aktif dan berkelanjutan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi melalui rapat Reformasi Birokrasi yang dipimpin oleh pimpinan Mahkamah Agung (TUAKA BIN) yang melibatkan seluruh pimpinan
b. Telah terdapat media komunikasi secara reguler untuk menyosialisasikan tentang reformasi birokrasi yang sedang dan akan dilakukan yang cakupannya menjangkau seluruh pegawai dan pemangku kepentingan terkait serta dilaksanakan secara berkala antara lain melalui Website Pembaruan Peradilan, Website JDIH Mahkamah Agung, Website Mahkamah Agung, Majalah Mahkamah Agung, Newslater Kepaniteraan dan Majalah Badilag
c. Sudah terdapat upaya pembentukan Agent of Change secara formal dan sesuai ukuran organisasi, dan sudah mengikuti pelatihan sebagai role model dalam perubahan melalui:
1) Kegiatan Pelatihan Manajemen Perubahan bekerjama dengan Rumah Perubahan Rhenald Kasali
2) Pelatihan Certified Human Resource Professional (CHRP) kerjasama dengan USAID dan MA dan Unika Atmajaya
AREA II : PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 28
Kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Mahkamah Agung RI di
bidang Penataan Peraturan Perundang-Undangan dapat dilihat dari capaian pada
2 (dua) program reformasi
1. Harmonisasi
2. Sistem Pengendalian dalam Penyusunan Peraturan
AREA II : PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 29
1. Harmonisasia. Telah dilakukan identifikasi,
analisis, dan pemetaan terhadap seluruh peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis/sinkron melalui:
1) Surat Keputusan KetuaMahkamah Agung RI Nomor 271/KMA/SK/X/2013 tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan Mahkamah Agung
2) Surat Keputusan KetuaMahkamah Agung RI Nomor: 26/KMA/SK/II/2014 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan Surat Edaran Mahkamah Agung tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan dan Sistem Informasi Manajemen Perkara Berbasis Elektronik
AREA II : PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 30
1. Harmonisasib. Telah dilakukan revisi peraturan
perundang-undangan yang tidak harmonis / tidak sinkron melalui:
1) SEMA No. 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Elektronik Sebagai Kelengkapan Permohonan Kasasi dan Peninjauan Kembali telah diubah dengan SEMA Nomor 1 Tahun 2014 tentang perubahan atas SEMA No. 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Elektronik Sebagai Kelengkapan Permohonan Kasasi dan Peninjauan Kembali
2) SEMA Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengajuan Permohonan Peninjauan Kembali dalam Perkara Pidana telah dirubah dengan SEMA Nomor 07 Tahun 2014.
AREA II : PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 31
2. Sistem Pengendalian dalam Penyusunan Peraturan
a. Adanya Sistem pengendalian penyusunan peraturan perundangan yang mensyaratkan adanya Rapat Koordinasi, Naskah Akademis/kajian/policy paper, dan Paraf Koordinasi melalui SK Kepala Biro Hukum dan Humas Nomor: 02A/SK/Bua.6/Hs/III/2012 tentang Penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP)Biro Hukum dan Humas Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung Republik Indonesia
b. Telah dilakukan evaluasi atas pelaksanaan sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan berupa Bisnis proses sistem pengendalian Peraturan Perundangan-Undangan melalui :
1) SOP Harmonisasi/ Penyusunan/ Pembentukan Perundang-Undangan Dalam Bentuk Peraturan Mahkamah Agung-RI, Surat Edaran Mahkamah Agung-RI dan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung-RI tanggal Revisi 31 Desember 2013 efektif tanggal 6 Januari 2014
2) SK KABUA Nomor 25.b/BUA/SK/I/2014 tentang Pembentukan Tim Pengelola dan Penerbit ProdukJaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) di lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan 4 (empat) lingkungan Peradilan dibawahnya
AREA III : PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI 32
a
• Telah dilakukan evaluasi untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi kepada seluruhunit organisasi melalui SK KMA No. 7/KMA/SK/IV/2013 tentang Pembentukan kelompok KerjaPenyusunan Restrukturisasi Organisasi MA dan Evaluasi Pemisahan Organisasi Panitera dan Sekretaris
b• Telah dilakukan evaluasi yang mengukur jenjang organisasi kepada seluruh unit organisasi melalui
Naskah Akademis Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan.
c
• Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan duplikasi fungsi kepada seluruh unit kerjamelalui Naskah Akademis Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung terkait duplikasi struktursekretariat Mahkamah Agung dengan Badan Urusan Administrasi
d
• Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis satuan organisasi yang berbeda tujuan namun ditempatkandalam satu kelompok kepada seluruh unit kerja melalui kajian tentang Direktorat Pratalak yangseharusnya masuk kedalam kelompok kepaniteraan bukan masuk kelompok direktorat jenderal
e
• Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkina adanya pejabat yang melapor kepada lebih dariseorang atasan kepada seluruh unit kerja berdasarkan cetak biru MA RI tahun 2010-2935 pada Bab VIarahan Pembaruan Akuntabilitas Sistem Pengawasan
E
V
A
L
U
A
S
I
1
AREA III : PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI 33
P
E
N
A
T
A
A
N
2Seluruh hasil evaluasi telah ditindaklanjuti denganmengajukan perubahan organisasi berupa NaskahAkademis Restrukturisasi Organisasi MahkamahAgung dan penyampaian surat ke Menpan Tanggal20 Agustus 2013 Nomor 102/KMA/HK.01/VIII/2013
AREA IV : PENATAAN TATALAKSANA 34
a. Seluruh unit organisasi telah memiliki peta proses bisnis yang sesuai dengantugas dan fungsi berupa Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor:026/KMA/SK/II/2012 tentang Standar Pelayanan Peradilan, Persesma Nomor 01tahun 2012 tentang Pedoman Monev Terhadap SOP Dilingkungan MahkamahAgung RI dan badan Peradilan Dibawahnya dan Peraturan Sekretaris MahkamahAgung RI Nomor: 02 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan SOPdilingkungan Mahkamah Agung RI dan badan Peradilan Dibawahnya
b. Seluruh unit organisasi telah menerapkan prosedur operasional tetap (SOP) pada masing-masing unit eselon I
c. Terdapat evalusi terhadap efisiensi dan efektivitas peta proses bisnis dan SOPsecara berkala dan seluruh hasilnya telah ditindaklanjuti berupa evaluasi SOPmengacu SK Sekma Nomor 01 dan 02 tahun 2012, SK Dirjen Badilag Nomor0012/DJA.1/SK/KU/II/2014 tentang Kegiatan Penyusunan NaskahKetatalaksanaan Monitoring dan Evaluasi SOP Ditjen Badilag
1. Proses Bisnis dan Prosedur Operasional Tetap (SOP)
AREA IV : PENATAAN TATALAKSANA35
2. E-GOVERMENT
a. Sudah memiliki rencana pengembangan e-government dilingkungan instansi berupa Master Plan SIMARI 2011-2014
b. Sudah dilakukan implementasi pengembangan e-government secara terintegrasi melalui:
1) Memorandum Biro Humas Nomor : 6/Bua.6/Hm.01.1/I/2013 Tgl 14 Januari 2013 Perihal Laporan kemajuan pengembangan SistemInformasi MA (SIMARI) Terintegrasi untuk diimplementasikan padaSatker BUA
2) SK Dirjen Badilum No.87/DJU/SK/HM02.3/6/2014 tentangPembentukan Tim Pengembangan Sistem Informasi PenelusuranPerkara (SIPP)
AREA IV : PENATAAN TATALAKSANA36
2. E-GOVERMENT
3). SEMA No : 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas surat edaran MA No. 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Elektronik sebagaipelengkap permohonan Kasasi dan Peninjauan Kembali
4). Aplikasi KOMDANAS
c. Sudah dilakukan implementasi pengembangan e-government secara terintegrasi berdasarkan SK KMA Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011, SIMARI, Website MARI, Meja pengaduan di 4 (empat) lingkungan peradilan.
d. Sudah dilakukan implementasi pengembangan e-government secara terintegrasi berupa: SMS Gateway/SMS Pengaduan/Proses Berpekara/CTS/Sistem Penelusuran Perkara/SIADPA/SADMIL/ SIATUN/Direktori Putusan pada MA dan 4 (empat) Lingkungan Peradilan/One Day Publish
AREA IV : PENATAAN TATALAKSANA37
3. Keterbukaan Informasi Publik
a. Telah ada kebijakan pimpinan tentang keterbukaan informasi berdasarkan SK KMA Nomor 1-144 tahun 2011, Surat Dirjen Badilag Nomor 2189/DJA.l/HM.00/VII/2011 tentang Pedoman Pelayanan Meja Informasi Dilingkungan Peradilan Agama, KeputusanSekretaris MA No.1/SEK/SK/I/2014 tentangpenerapan unit layanan pengadaan padaDitjen Badilum,Badilag, Badimiltun dan BawasMA-RI) dan Surat Sekretaris MA tentangPermintaan Lembar Pengesahan RencanaUmum Pengadaan (RUP) tahun anggaran 2014
b. Seluruh informasi publik telah dapat diakses melalui Meja Informasi, Website seluruh pengadilan
c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik melalui LaporanMonitoring pelayananpublik dan mejainformasi tahun 2011 dan2014 Ditjen Badilag danlaporan pelayanan publikdan meja informasi tahun2011 dan 2014
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 38
1. Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dgn kebutuhanorganisasi
Telah dilakukan analisis beban jabatan dan analisis beban kerja kepada seluruh jabatan di lingkungan Mahkamah Agung RI melalui Dokumen Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerjatertuang dalam : Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 340/Bua.2/Peng.01.2/XII/2012 tentang Penyusunan Formasi Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Mahkamah Agung RI dan 4 (empat) Lingkungan Peradilan Tahun Anggaran 2013
Telah dilakukan perhitungan kebutuhan pegawai kepada seluruh unit organisasi Mahkamah Agung RI yang tertuang dalam Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor:100-1/SEK/KU.01/4/2014 tentang Penyusunan Formasi Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Mahkamah Agung RI dan 4 (empat) Lingkungan Peradilan Tahun Anggaran 2014 dan secara online melalui formasi.menpan.go.id
Kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Mahkamah Agung RI dibidang penataan sistem manajemen SDM dapat dilihat dari capaian pada 8 (delapan)program reformasi
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 39
Telah disusun dan diformalkan rencana redistribusi pegawai yang tertuang dalam:
SK Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 140/KMA/SK/VIII/2013 tentang :
Penyempurnaan Pola Promosi dan MutasiPeradilan Umum
SK Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 192/KMA/SK/XI/2014 tentang pembaruan pola promosi dan mutasi hakim peradilan agama
SK Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 193/KMA/SK/XI/2014 tentang pembaruan pola promosi dan mutasi kepaniteraan peradilan agama
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 40
Telah disusun dan diformalkan proyeksi kebutuhan pegawai untuk 5 tahun yang tertuang dalam Surat Sekretaris MahkamahAgung RI Nomor: 002/Bua.2/F.001/II/2011 tentang Mahkamah Agung telah mengajukan formasi pegawai sebanyak 35,340 orang yang diprediksi sampai dengan tahun 2025
d Perhitungan formasi jabatan yang menunjang kinerja utama instansi telah dihitung dan diformalkan melaluiSurat Sekma No:100-1/SEK/KU,01/4/2014 tentang PenyusunanFormasi Calon PegawaiNegeri Sipil di Lingkungan MahkamahAgung RI dan 4(empat) Lingkungan PeradilanTahun Anggaran 2014
e
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 41
2. Proses Penerimaan Pega-wai yg Transparan, Objektif, Akuntabel& Bebas KKN
a. Pengumuman penerimaan telah disebarluaskan melalui berbagai media diantaranya:
Surat dari Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 389/-1/SEK/KU.01/9/2013 perihal Seleksi Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil MA-RI TA. 2013
Website www.mahkamahagung.go.id, cpnsonline.mahkamahagung.go.id, dan website Pengadilan Tk. Banding dan Pengadilan Tk. Pertama
Pengumuman Rekrutmen Hakim Ad Hoc melalui website mahkamahagung.go.id, media massa dan Pengadilan Tingkat Banding setempat
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 42
2. Proses Penerimaan Pegawai Yang Transparan, Objektif, Akuntabel dan Bebas KKN
b. Telah terdapat kejelasan persyaratan administrasi dan kompetensi serta telah memberikan kesempatan luas kepada masyarakat yang tertuang dalam Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI selaku Ketua Panitia Pusat Nomor: 401A/SEK/KU.01/9/2013 tanggal 30 September 2013 perihal Persiapan Seleksi Ujian Masuk Bagi CPNS Pelamar Umum dan Honorer Kategori II
c. Proses seleksi yang transparan, objektif, adil, akuntabel, bebas KKN serta dapat dipertanggungjawabkan yang tertuang dalam:
1) Proses seleksi CPNS MA telah dilakukan dengan menggunakan metode Sistem CAT, sesuai dengan Surat dari Menpan Nomor: B/2215/M.PAN- RB/7/2013 tentang Reformasi Sistem Pengadaan CPNS tanggal 03 Juli 2013 dan Nomor: B-2432/M.PAN.RB/7/2013 tentang Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT)
2) Proses seleksi CPNS Mahkamah Agung RI dilakukan oleh Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) Kementerian PAN dan RB
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 43
2. Proses Penerimaan Pegawai Yang Transparan, Objektif, Akuntabel dan Bebas KKN
d. Pengumuman hasil seleksi telah diinformasikan secara terbuka yang tertuang dalam : Pengumuman hasil seleksi
dapat diakses melalui http://cpnsonline.mahkamahagung.go.id
1) Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI No : 524-1/SEK/KU.01/12/2013 tanggal 20 Desember 2013 tentang Penyampaian Daftar Nama Calon Pegawai yang dinyatakan Lulus Ujian Seleksi Tahun Anggaran 2013
2)
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 44
3.Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi
a. Telah terdapat kebijakan tentang kompetensi jabatan yang tertuang dalam :
Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 019A/SEK/SK/3/2012 tentang Standar Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil Mahkamah Agung dan 4 (empat) Lingkungan Peradilan di Bawah Mahkamah Agung tanggal 29 Maret 2012
Kajian Pengembangan Profil Kompetensi inti Mahkamah Agung dan Profil Kompetensi Jabatan di Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 45
3. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi
b. Telah dilakukan asessment kepada sebagian besar pegawai yang tertuang dalam :
Laporan Assesment Kompetensi Individu Pejabatan Eselon, I, II, III, dan IV Mahkamah Agung RI
Assessment Hakim Tinggi Pengawas dan Aparat Pengawas
Laporan Akhir Assessment Individu Pejabat Eselon III dan IV Mahkamah Agung RI, Surat Perjanjian Nomor : 450/Bua.2/07/XI/2013 tanggal 15 November 2013 antara Mahkamah Agung RI dan Quantum HRM Internasional
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 46
3. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi
c. Telah diidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi kepada seluruh pegawai yang tertuang dalam :
Dokumen hasil Analisa Kebutuhan pendidikan dan pelatihan (AKP) / laporan tahunan Balitbang Diklat Kumdil
Dokumen Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Pegawai berdasarkan perhitungan analisis jabatan dan beban kerja (masing-masing dirjen)
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 47
3. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi
d. Telah disusun rencana pengembangan kompetensi seluruh pegawai dengan dukungan anggaran yang mencukupi yang tertuang dalam RencanaKegiatan Pelatihan Cakim, Prajabatan, Sertifikasi (TOR, RKA-KL)
e. Telah dilakukan pengembangan berbasis kompetensi kepada sebagian besar pegawai sesuai dengan rencana dan kebutuhan pengembangan kompetensi yang tertuang dalam :1) Dokumen Kegiatan Fit and Proper Test Calon Pimpinan PT. Tahun 2014 Pelaksanaan di
Hotel Red TOP Tanggal 16-19 Maret 2014.2) Dokumen kegiatan fit and Proper test calon pimpinan pengadilan negeri klas IA Khusus
dan klas IA di lingkungan peradilan Umum TA. 2014 dan pengumuman hasil fit and Proper test calon pimpinan PN. Klas I Khusus dan Klas I TA. 2014 Jakarta 6 November 2014
f. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai berbasis kompetensi secara berkala yang tertuang dalam Laporan Tim Monitoring dan Evaluasi Program Magang 1, 2 dan 3
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 48
4. Promosi Jabatan Dilakukan Secara Terbuka
a. Telah terdapat kebijakan tentang promosi terbuka dan telah ditetapkan melalui:
1) SK Ketua Mahkamah Agung RI Nomor:36/KMA/SK/II/2014 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Fit and Proper Test Bagi Calon Pimpinan Pengadilan Tingkat Banding Tahun Anggaran 2014.
2) Keputusan Dirjen Badilmiltun Nomor:34/DjMT/Kep/III/2014 tentang TPM Kepaniteraan (Beserta Lampiran Rencana Promosi dan Mutasi di Lingkungan Pengadilan Milter Dirjen BadilMiltun MA RI 2014 dan Bahan Rapat TPM Hari Kamis Tanggal 5 September 2014).
3) SK Dirjen Badan Peradilan Umum Nomor:81/DJU/SK/PP00.4/6/2014 tentang Pedomaan Pelaksanaan Tentang Fit and Proper Test Bagi Panitera / Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding di Lingkungan Badan Peradilan Umum.
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 49
4. Promosi Jabatan Dilakukan Secara Terbuka
Promosi terbuka pengisian jabatan pimpinan tinggi telah dilaksanakan melalui SK Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 36/KMA/SK/II/2014 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Fit and Proper Test Bagi Calon Pimpinan Pengadilan Tingkat Banding TahunAnggaran 2014
Telah ditetapkan susunan panitia seleksi yang berasal dari pihak-pihak independen melalui SK Ketua Mahkamah Agung RI tentang Panitia Seleksi Hakim Ad Hoc
Hasil setiap tahapan seleksi diumumkan secara terbuka melalui Website Mahkamah Agung dan media cetak
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 50
5. Penetapan Kinerja Individu
a. Penerapan penetapan kinerja individu telah dilakukan terhadap seluruh pegawai yang tertuang dalam:
1) SK Penetapan SKP Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013 Tanggal 3 Januari 2013 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
2) Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 03 Tahun 2013 tentang Pedoman SKP di Lingkungan
Mahkamah Agung RI. Seluruh pegawai telah melakukan penilaian kinerja individu yang terkait dengan
kinerja organisasi melalui Sasaran Kerja Pegawai (SKP) pada masing-masing Unit Eselon I.
b. Sebagian besar pegawai telah memiliki ukuran kinerja individu yang sesuai dengan indikator kinerja individu
diatasnya melalui SKP seluruh pegawai Mahkamah Agung RI.
c. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara triwulanan yang dapat dilihat dari:
1) Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 30A/SEK/KU.01/1/2014 tanggal 22 Januari 2014 tentang
Penyusunan Laporan Evaluasi Sasaran Kerja Pegawai.
2) Penilaian Capaian Sasaran kerja PNS (Triwulan 2014 an Dirjen Badilag ke Sekretaris Dirjen Badilag).
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 51
5. Penetapan Kinerja Individu
d. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja individu meskipun belum secara berkala
yang termuat dalam SK Sekretaris MA tentang Monev atas Pencapaian Kinerja Individu Tahun 2013 dan
Laporan Monev atas pencapaian kinerja invidu (masing-masing unit eselon 1).
e. Capaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk pemberian tunjangan kinerja kepada seluruh pegawai
melalui Analisis Jabatan, Evaluasi Jabatan, Nilai Jabatan dan Harga Jabatan dengan Metode HAY yang telah
diubah menjadi metode Faktor Evaluasi Sistem (FES).
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 52
6. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai
a. Telah terdapat kebijakan tentang disiplin/kode etik/kode perilaku yaitu Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim, Kode Etik panitera dan Jurusita serta Kode Etik tentang aturan
PNS Mahkamah Agung.
b. Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi telah diimplementasikan kepada seluruh
unit organisasi yang dibuktikan dengan diumumkannya secara berkala (triwulan) hukuman
disiplin oleh Badan Pengawasan melalui website Mahkamah Agung dan Badan Pengawasan.
c. Adanya monev atas pelaksanaan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi secara
berkala yaitu Monev SKB KMA dan KY No : 047/KMA/SK/IV/2009 - 02/SKB/P.KY/IV/2009
dirubah menjadi Peraturan Bersama MA dan KY No : 02/PB/MA/IX/2012 -
02/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan PPH
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 53
6. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai
Foto Majelis Kehormatan Hakim
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 54
7. Pelaksanaan Evaluasi Jabatan
a. Informasi faktor jabatan telah disusun yang tertuang dalam organisasi dan tata kerja (Buku Biru)
b. Seluruh unit organisasi telah menetapkan peta jabatan ke dalam Peta Jabatan Mahkamah Agung RI.
c. Seluruh unit organisasi telah menetapkan kelas jabatan melalui Organisasi Tata Kerja, Analisis Jabatan dan Evaluasi Jabatan dengan Metode Hay berubah menjadi metode FES (Faktor Evaluasi Sistem)
AREA V : PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 55
8. Sistem Informasi Pegawai
a. Telah terdapat sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan yaitu Sistem informasi SDM pada SIMARI Terintegrasi dibangun sesuai dengan Master Plan IT Mahkamah Agung RI tahun Anggaran 2010, Simpeg Badilum, Badilag, Badilmiltun, Bawas danBalitbang Diklat KumdilMA.
b. Seluruh unit organisasi terus memutakhirkan Sistem Informasi Kepegawaian yang terlihat dari proses update data kepegawaian yang dilakukan oleh masing-masing eselon I dengan aplikasi SIMPEG (Ditjen Badan Peradilan Umum, Ditjen Badan Peradilan Agama, Ditjen Badan Peradilan Militer dan TUN) dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Mahkamah Agung RI.
c. Sistem informasi kepegawaian digunakan sebagai pendukung pengambilan kebijakan manajemen SDM diantaranya melalui proses pengisian jabatan dalam Rapat Baperjakat Mahkamah Agung RI.
AREA VI : PENGUATAN AKUNTABILITAS56
Kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Mahkamah Agung RI di bidang penguatan akuntabilitasn dapat dilihat dari capaian pada 2 (dua) program reformasi :
Keterlibatan Pimpinan
Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja
AREA VI : PENGUATAN AKUNTABILITAS57
1. Keterlibatan Pimpinan
a. Seluruh pimpinan telah terlibat secara langsung pada saat penyusunan Renstra dengan ditetapkan SK Ketua MahkamahAgung RI Nomor:40/KMA/SK/III/2014 tentang Pembentukan Tim Penyusun Renstra Mahkamah Agung RITahun 2015 s.d 2019
b. Seluruh pimpinan telah terlibat secara langsung pada saat penyusunan Penetapan Kinerja, dengan ditetapkan Penetapan Kinerja Mahkamah Agung Tahun 2014; Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Urusan Administrasi Tahun 2014; dan Pernyataan Penetapan Kinerja Biro Perencanaan dan Organisasi Tahun 2014 serta Penetapan Kinerja dari masing-masing unit eselon I
c. Seluruh pimpinan telah memantau pencapaian kinerja secara berkala dengan dilaksanakannya hasil Reviu Renstra Mahkamah Agung RI dan BUA 2010 s.d 2014 dan seluruh satuan kerja masing-masing eselon 1
AREA VI : PENGUATAN AKUNTABILITAS58
2. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja
a. Seluruh unit organisasi telah berupaya meningkatkan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja dengan melaksanakan Kegiatan Asistensi dan Konsolidasi ke Pengadilan Tingkat Banding dan Kegiatan LAKIP angkatan I dan II pada Badan Peradilan oleh Litbang
b. Telah ditetapkan pedoman akuntabilitas kinerja berupa SK Sekretaris MahkamahAgung RI Nomor: 041/SEK/SK/VIII/2012 tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama Mahkamah Agung RI
c. Telah dilaksanakan pemutakhiran data kinerja dilakukan secara berkala melalui laporan SIMARI dan Komdanas, e-monev Bappenas dan e-monev anggaran
AREA VII : PENGUATAN PENGAWASAN59
Kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Mahkamah Agung RI di bidang penguatan pengawasan dapat dilihat dari capaian pada 7 (tujuh) program reformasi :
1. Gratifikasi2. Penerapan
SPIP
3. Pengaduan Masyarakat
4. Whistle-Blowing System
5. Penanganan Benturan Kepentingan
6.Pembangunan Zona Integritas
7. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
AREA VII : PENGUATAN PENGAWASAN60
a. Telah terdapat kebijakan dalam penanganan gratifikasi yang diantaranya termuat dalam:
1) SK Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 138A/KMA/SK/VIII/2014 tentang Pembentukan Unit Pengendali Gratifikasi Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan dibawahnya
2) Peraturan Sekma Nomor: 3 Tahun 2014 tentang Penanganan Gratifikasi di Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan dibawahnya.
3) Peraturan Sekma Nomor: 01B Tahun 2014 tentang Unit Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Mahkamah Agung RI
b. Public campaign telah dilakukan secara berkala diantaranya melalui website, brosur dan banner di seluruh lingkungan Mahkamah Agung dan badan Peradilan dibawahnya.
1. Gratifikasi
AREA VII : PENGUATAN PENGAWASAN61
a. Telah ditetapkan kebijakan tentang penanganan pengaduan melalui SK Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 076/KMA/SK/VI/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Penanganan Pengaduan di Lingkungan Lembaga Peradilan.
b. Seluruh hasil penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti dan dapat diakses melalui https://www.mahkamahagung.go.id/di_web3/ index.asp. dan MejaPengaduan Mahkamah Agung.
c. Seluruh hasil penanganan pengaduan masyarakat ditindaklanjuti diantaranya melalui:
1) Hukuman disiplin sudah dipublikasikan pada website Mahkamah Agung dan website Badan Pengawasan tiap 3 bulan sekali.
2) Surat pemberitahuan kepada Pelapor bahwa pengaduan sudah ditindaklanjuti.
3) Data Pengaduan masyarakat telah diupload pada website Bawas dan dilaporakn pada Laporan Tahunan Mahkamah Agung
3.Pengaduan Masyarakat
AREA VII : PENGUATAN PENGAWASAN62
4. Whistle-Blowing System
a. Telah terdapat kebijakan tentang Whistle Blowing System yang ditampung pada SK. Kabawas No : 62a/BP/SK/X/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Penanganan Pengaduan Internal (Whistle Blower) di Lingkungan MA dan badan peradilan dibawahnya.
b. Whistle blowing system telah disosialisasikan ke seluruh organisasi yang termuat didalam Laporan Tahunan MA Tahun 2013
c. Kebijakan whistle blowing system telah diimplementasikan dimana penyampaian pengaduan berkaitan dengan whistleblowerjustice collabulator melalui aplikasi sistem web bawas dengan alamat http://bawas.mahkamagung.goidportal/whistleblowing-system/wbs-login
AREA VII : PENGUATAN PENGAWASAN63
5. Penanganan Benturan Kepentingan
• Telah terdapat peraturan/kebijakan Penanganan Benturan Kepentingan yaitu SK Sekma No : 59A/Sek/SK/11/2014 tentang Pedoman Penanganan BenturanKepentingan di Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan dibawahnya
6. Pembangunan Zona Integritas
• Telah terdapat Dokumen Pencanangan Zona Integritas ditandatangani sesuai ketentuan yaitu SK KMA No : 194A/KMA/SK/XI/2014 tentang Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas Mahkamah Agung
AREA VII : PENGUATAN PENGAWASAN64
7. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
a. Seluruh rekomendasi yang memerlukan komitmen pimpinan telah ditindaklanjuti dalam 2 tahun terakhir diataranya terdapat dalam monitoring pemeriksaan reguler
c. APIP didukung dengan anggaran yang memadai yang terdapat dalam DIPA Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI
d. Seluruh fungsi pengawasan internal berfokus pada client dan audit berbasis risiko yang terdapat dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan
b. Sebagian besar fungsi pengawasan internal tertangani oleh SDM yang kompeten baik secara kuantitas maupun kualitas dengan cara melakukan kegiatan Assessment Aparat Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI
AREA VIII : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK65
Kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Mahkamah Agung RI di bidang peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilihat dari capaian pada 5 (lima) program reformasi :
1. Standar Pelayanan2. Budaya Pelayanan
Prima3. Pengelolaan
Pengaduan
4. Penilaian Kepuasan terhadap Pelayanan
5. Pemanfaatan Teknologi Informasi
AREA VIII : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK66
1. Standar Pelayanan
a. Telah terdapat kebijakan standar pelayanan yang mencakup kejelasan biaya, waktu, persyaratan perijinan melalui SK
Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 026/KMA/SK/II/2012 tentang Standar Pelayanan Peradilan dan SK Ketua
Mahkamah Agung RI Nomor: 1-144/KMA/SK/I/2011.
b. Standar pelayanan telah dimaklumatkan pada seluruh jenis pelayanan melalui Website Mahkamah Agung, informasi
standar pelayanan dan jadwal sidang.
c. Telah disusun SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan pada seluruh jenis pelayanan melalui SOP Kehumasan tentang
standar pelayanan.
d. Telah dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan secara berkala dan dilakukan dengan melibatkan
stakeholders melalui :
1) Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 1 Tahun 2012 tentang Monitoring dan Evaluasi SOP di
Lingkungan Mahkamah Agung RI;
2) Surat Tugas Nomor 90/BUA.6/HS/IX/2013 Tanggal 2 September 2013 Tentang Observer Pelatihan Hubungan
Kehumasan Di PN Makassar yang diselenggarakan USAID dan;
3) Surat Tugas Nomor 17/BUA.6/HS/III/2014 Tanggal 21 Maret 2014 Tentang Observer Pelatihan Hubungan
Kehumasan Di PN Bangkinang yang diselenggarakan oleh C4J.
e. Telah dilakukan reviu dan perbaikan SOP secara berkala melalui SK Karo Humas Nomor 12/SK/BUA.6/HS/VIII/2012
Tanggal 2 Agustus 2012 Tentang Penunjukan Tim Penyusun Rencana Kerja T.A 2013 Biro Humas dalam Rangka
Peningkatan Program RB.
AREA VIII : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK67
2. Budaya Pelayanan Prima
a. Telah dilakukan sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan Budaya Pelayanan Prima dengan
ditetapkan:
1) SK Kepala Biro Humas Nomor 14/SK/BUA.6/HS/X/2011 Tentang Penunjukan Peserta
Sosialisasi Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 1-144/KMA/SK/I/2011 Bagi
Para Ketua Pengadilan Tingkat Banding serta Para Ketua Pengadilan Tingkat Pertama pada
empat lingkungan peradilan di Wilayah Provinsi Ambon, Papua dan Maluku Utara dan;
2) SK Kepala Biro Humas Nomor: 05/SK/BUA.6/HS/IV/2012 Tentang Penunjukjan Narasumber
dan Panitia Pelaksana Kegiatan Bimtek Kehumasan Pada Empat Lingkungan Peradilan di
Wilayah Provinsi Jawa Timur.
AREA VIII : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK68
2. Budaya Pelayanan Prima
b. Telah dilaksanakan informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media yaitu:
1) WEBSITE Mahkamah Agung, SIADPA, CTS, Direktori Putusan, Papan Pengumuman, SIPP MILTUN, SMS
GATEWAY;
2) Website mahkamhahagung.go.id;
3) Buku Profil Mahkamah Agung;
4) Majalah Media Komunikasi Mahkamah Agung;
5) Iklan layanan masyarakat di media cetak dan elektronik;
6) Newslater Kepaniteraan.
c. Telah terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima
layanan bila layanan tidak sesuai standar dan sudah diimplementasikan dengan:
1) Untuk punishment terdapat dalam Laporan Triwulan Hukuman Disiplin di Web Mahkamah Agung.
2) Untuk Reward terdapat dalam SK Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 42/KMA/SK/III/2014 tentang
Penetapan Hakim Agung dengan Kinerja Penanganan Perkara Tertinggi pada Semester Kedua Tahun 2013
AREA VIII : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK69
2. Budaya Pelayanan Prima
a. Telah dilakukan pelayanan secara terpadu/terintegrasi melalui sarana layanan berupa:
1) Adanya Meja 1, Meja 2 dan Meja 3 dalam Pelayanan Perkara;
2) Layanan Sidang Keliling Terpadu;
3) DESK INFO, LEAFLET.
b. Telah terdapat bukti inovasi pelayanan yang diciptakan dan bermanfaat bagi penerima pelayanan
dengan ditetapkan:
1) SK Panitera Mahkamah Agung RI No : 159-a/PAN/SK/IV/2012 tentang Standar Layanan
Informasi "One Day Publish" pada Kepaniteraan MA-RI.
2) Sidang Keliling.
3) Pos Pelayanan Hukum, Peraturan MA Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Layanan
Hukum Bagi Masyarakat Tidak mampu serta biayanya.
AREA VIII : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK70
3. Pengelolaan Pengaduan
a. Telah ditetapkan media pelayanan pengaduan secara jelas dan terbuka melalui Web Mahkamah Agung, Meja Pengaduan dan SMS Pengaduan
b. Telah ditetapkan SOP pelayanan pengaduan secara komprehensif melalui SOP Pelayanan Pengaduan Badan Pengawasan MA-RI
c. Telah ditetapkan unit pengelola pengaduan yaitu melalui Layanan Pengaduan pd Badan Pengawasan, Meja Informasi di Mahkamah Agung RI dan di Seluruh Lingkungan Peradilan
d. Telah dilakukan tindak lanjut atas seluruh pengaduan pelayanan untuk perbaikan kualitas pelayanan melalui Aplikasi Lapor, Pelaporan Penanganan Pengaduan
AREA VIII : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK71
Telah dilakukan surveykepuasan masyarakatterhadap pelayanansecara berkala melaluiSurvey PSHK (Pusat StudiHukum dan Kebijakan).
a
Telah tersedia mediauntuk mengakses datahasil survey denganmudah yaitu melaluiWeb Pengadilan yangtelah diservey oleh PSHKatas Layanan Pengadilan
b
Telah dilakukan tindaklanjut atas seluruh hasilsurvey kepuasanmasyarakat melaluiPerbaikan PelayananPengadilan, PerbaikanSOP dan pelaksanaanSidak oleh BadanPengawasan MahkamahAgung (MysteriousShopper)
c
4. Penilaian Kepuasan terhadap Pelayanan
AREA VIII : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK72
Telah memiliki rencana penerapan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan berupa Master Plan SIMARI 2011 - 2014, Arahan Strategis IT pada Cetak Biru dan Arahan Kebijakan Tim Pembaruan
a
Telah menerapkan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan melalui CTS, SIADPA, KOMDANAS, SIADPTUN, SIADMIL Direktori Putusan (Mendapatkan Penghargaaan Internasional)
b
Telah dilakukan perbaikan secara terus menerus berupa Dokumen Teknis Pengembangan Sistem IT Mahkamah Agung dan SK Payung
c
5. Pemanfaatan Teknologi Informasi
top related