volume 3 nomor 1 edisi mei 2016 issn 2355-7761 fakultas...
Post on 28-Feb-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Paedagogy
Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | iii
JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Daftar Isi Halaman
AGUS SADID
Rekonstruksi Pemahaman Penilaian Pembejalaran: Gugatan Terhadap
Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan …………….…...…………………..…
1 – 11
M. ARIEF RIZKA
Analisis Strategi Kemitraan Dalam Penyelenggaraan Program
Pendidikan Non Formal (Studi Kasus Pada PKBM ‘Terampil’) ………....
12 – 19
AHMAD MUSLIM
Implementasi Pembelajaran Partisipatif Melalui Focus Group Discussion
Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa ………………..
20 – 24
FARIDA FITRIANI
Peningkatan Kemampuan Menulis Dengan Model Pembelajaran Advance
Organizer Pada Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 7 Mataram ……....………….
25 – 31
AGUS FAHMI
Intensitas Pertemuan Pembelajaran ……………………………………...……
32 – 36
RESTU WIBAWA
Efektivitas Penggunaan Multimedia Pembelajaran Model Tutorial Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ………………………………...……….
37 – 40
HARDIANSYAH
Studi Kritis Peran Komite Sekolah di MTs Nurul Ikhsan …….....……….…..
41 – 45
ANI ENDRIANI
Hubungan Keharmonisan Keluarga Dengan Sikap Disiplin Siswa ……..…...
46 – 53
HASTUTI DIAH IKAWATI
Pengaruh Model Pembelajaran Take and Give Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa …………………………………………………………………………..
54 – 59
HERLINA
Keefektifan Program Pemberdayaan perempuan Melalui Pemberian Modal
Usaha Kursus Menjahit …………………………...…………………………….
60 – 64
ISSN 2355-7761 Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016
Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurnal Paedagogy
Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 12
ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL
(STUDI KASUS PADA PKBM ‘TERAMPIL’)
M. Arief Rizka
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP Mataram
e-mail: m.ariefrizka@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis strategi kemitraan yang digunakan lembaga
PKBM Terampil dalam menyelenggarakan program pendidikan nonformal; dan (2) untuk
mengidentifikasi faktor pendukung dalam pengembangan kemitraan PKBM Terampil. Jenis penelitian
ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian terdiri dari
pengelola, tutor dan mitra PKBM Terampil. Peneliti merupakan instrumen utama dengan didukung
pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan model
analisis interaktif yang meliputi reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan.
Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan diskusi teman sejawat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) strategi kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan
unjuk kerja atau kinerja. Strategi sosialisasi adalah PKBM Terampil mensosialisasikan lembaganya
dengan cara mengirimkan profil lembaga kepada mitra. Sedangkan strategi unjuk kerja atau kinerja
adalah PKBM Terampil menunjukkan kinerja yang baik dalam pelaksanaan program sehingga mitra
tertarik untuk menjalin kerjasama. (2) faktor pendukung pengembangan kemitraan PKBM Terampil
adalah pengelola PKBM Terampil yang pro aktif dalam menjalin kemitraan, manajemen program yang
baik sehingga mitra berminat menjalin kerjasama, dan pengelola PKBM Terampil yang selalu tepat
waktu dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban program kepada mitra.
Kata Kunci : Strategi, Kemitraan, dan Pendidikan Nonformal
PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional
menjelaskan bahwa pendidikan
dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu
jalur pendidikan informal, pendidikan
formal dan pendidikan nonformal.
Antara ketiga jalur tersebut saling
melengkapi dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan
Nonformal sebagaimana tercantum
dalam pasal 26 ayat 4, diuraikan bahwa
satuan Pendidikan Nonformal terdiri
dari pusat kegiatan belajar masyarakat,
lembaga kursus, lembaga pelatihan,
majelis taklim dan satuan pendidikan
yang sejenis.
Satuan Pendidikan Nonformal
yang sudah mulai menjamur salah
satunya adalah Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM). UNESCO
(dalam Tohani, 2009) menjelaskan
bahwa PKBM dimaksudkan sebagai
sarana bagi masyarakat untuk
mengembangkan segala potensi yang
dimiliki supaya mampu memenuhi
segala kebutuhan hidupnya dalam
rangka mengikuti perkembangan
lingkungan. Pada awalnya PKBM
merupakan tempat belajar bagi warga
masyarakat di sekitar PKBM itu berada.
PKBM didirikan oleh masyarakat, dari
masyarakat, dan untuk masyarakat.
Fokus PKBM ditekankan pada
pemberdayaan masyarakat melalui
pendidikan sesuai dengan kebutuhan
belajar dan potensi masyarakat dalam
mencapai kemajuan pendidikan, sosial,
ekonomi, budaya dan politik. Sudjana
(2003) mengemukakan bahwa PKBM
memiliki fungsi sebagai tempat
pembelajaran kepada warga
masyarakat, melakukan koordinasi
dalam memanfaatkan potensi-potensi di
masyarakat, menyediakan informasi
kepada anggota masyarakat yang
membutuhkan keterampilan fungsional
atau kecakapan hidup, menjadi ajang
pertukaran ilmu pengetahuan, nilai-nilai
dan keterampilan di antara anggota
Jurnal Paedagogy
Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 13
masyarakat, dan menjadi tempat untuk
upaya peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai tertentu
bagi warga masyarakat yang
membutuhkan.
Ada banyak lembaga PKBM
yang programnya berjalan seperti jamur
di musim hujan mereka hanya
menyelenggarakan program apabila
mendapat dana, program yang
dilaksanakan pun biasanya tidak
dibarengi dengan kualitas. Penyebab
hal tersebut terjadi salah satunya adalah
ketidakmampuan pengelola dalam
memanajemen program dan dana yang
ada. Oleh karena itu dalam hal
mempertahankan sustainabilitas
lembaga PKBM Terampil, tidak dapat
berdiri sendiri tanpa mendapat
dukungan dan bantuan dari lembaga
atau instansi dan perusahaan lain. Mitra
diperlukan dalam rangka
meminimalisasi kekurangan-
kekurangan yang ada di lembaga, baik
dari segi sumber daya manusia, dana,
fasilitas, pembinaan dan teknis
administrasi lembaga. Dengan adanya
mitra lembaga mampu bertahan dan
melanjutkan program-program yang ada
dan meningkatkannya melalui tindakan
pengembangan.
Dalam pelaksanaannya ada
beberapa permasalahan kemitraan yang
dihadapi oleh PKBM diantaranya
adalah kurangnya sosialisasi dan
promosi program yang dilakukan oleh
lembaga, kurangnya jejaring yang
dilakukan oleh lembaga dalam
pelaksanaan program, kurangnya
pemahaman bagi pihak lembaga, terkait
bagaimana melaksanakan kemitraan,
proses kemitraan masih terpaku pada
sebatas finansial, dan tidak tersusunnya
strategi promosi dan publikasi sebagai
ajang memperkenalkan keberadaan
lembaga. Berdasarkan uraian tersebut,
dipandang perlu untuk melakukan
penelitian mengenai strategi kemitraan
PKBM Terampil dalam
mempertahankan keberlanjutan
program pendidikan nonformal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitiannya
adalah studi kasus yang bertujuan
deskriptif. Pemi-lihan studi kasus
karena merupakan strategi yang lebih
cocok bila pokok pertanyaan suatu
penelitian berkenaan dengan how atau
why, bila peneliti hanya memiliki
sedikit peluang untuk mengontrol
peristiwa-peris-tiwa yang akan
diselidiki, dan bilamana fokus
penelitiannya terletak pada fenomena
kontemporer (masa kini) di dalam kehi-
dupan nyata (Yin, 2003).
Sumber data dalam penelitian
ini adalah Pengelola PKBM, Tutor, dan
Lembaga Mitra. Dalam penelitian ini,
peneliti merupakan instrumen utama
dalam melakukan penelitian dengan
dibantu oleh pedoman observasi,
pedoman wawancara, dan pedoman
dokumentasi. Selanjutnya, data yang
diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis data model
interaktif (Miles & Huberman, 1994)
yang meliputi pengumpulan data,
reduksi data, display data, dan
verifikasi/pengambilan kesimpulan.
Keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi sumber, triangulasi metode,
dan diskusi teman sejawat untuk
memperoleh kredibilitas data yang
akurat dan obyektif.
HASIL PENELITIAN
Strategi Kemitraan Mitra merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam mendukung dan membantu PKBM melaksanakan tugas dan perannya di masyarakat, PKBM membutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain untuk mempertahankan sustainabilitas lembaganya, untuk itu PKBM memerlukan kerjasama baik dengan sesama PKBM, instansi pemerintah, swasta dan masyarakat.
Jurnal Paedagogy
Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 14
Dalam menjalin kerjasama diperlukan sebuah strategi kemitraan untuk memperluas jejaring dan keberlanjutan kerjasama itu sendiri. PKBM Terampil merupakan salah satu lembaga pendidikan Nonformal yang pada awalnya didirikan di jalan Amir Hamzah No. 3A Karang Sukun, tetapi sekarang telah pindah ke Dasan Sari Udayana. Mitra PKBM Terampil ada sembilan instansi yang merupakan instansi pemerintah baik dari tingkat provinsi maupun kota.
Harus disadari bahwa menjalin hubungan sosial merupakan bagian penting dari manusia menjalani hidup. Bagi PKBM membangun dan menjalin kemitraan merupakan hal penting mengingat perannya dalam memberdayakan masyarakat sangat besar, pemberdayaan masyarakat itu sendiri dapat berlangsung dalam jangka panjang, sehingga dibutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain agar lembaga PKBM dapat bertahan dan berkembang dalam upayanya mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat, membangun kemitraan berarti membangun komunikasi atau hubungan yang saling melengkapi baik kelebihan maupun kelemahan. Untuk itu diperlukan sebuah strategi dalam menjaring kemitraan agar kemitraan lebih terarah dan tujuan dari proses kemitraan dapat tercapai.
Kemitraan dapat dibangun apabila ada rasa saling membutuhkan diantara kedua pihak, seperti yang terjadi antara PKBM Terampil dengan para mitranya, sebagaimana dinyatakan oleh pengelola PKBM Terampil bahwa, “pada dasarnya PKBM adalah suatu wadah bagi pembelajaran masyarakat, jadi setiap dinas atau instansi pemerintah memiliki program yang membutuhkan massa, untuk mencari massa salah satunya adalah di PKBM, strategi kerjasama PKBM Terampil diawali dengan mengirim profil PKBM ke berbagai instansi terkait, kemudian ditindaklanjuti dengan pengajuan
proposal pengajuan program.” Prinsip saling membutuhkan PKBM Terampil dengan mitra merupakan dasar dan roda yang menjalankan kemitraan. Dalam setiap programnya pemerintah sebagai mitra membutuhkan masyarakat, PKBM Terampil dalam menjalankan roda kelembagaannya membutuhkan dana, baik PKBM Terampil maupun mitra saling membantu dan melengkapi kekurangan masing-masing.
PKBM Terampil yang berdiri dari tahun 2005 tetap berkelanjutan disebabkan dukungan dari mitra. Oleh karena itu, untuk menjaga dan mengembangkan jaringan kemitraan PKBM Terampil membutuhkan sebuah strategi. Penjelasan dari pengelola PKBM Terampil bahwa: “Mitra PKBM Terampil yang dominannya adalah pemerintah dengan sendirinya datang ke PKBM Terampil mengajukan program. Fokus kemitraan PKBM Terampil bukanlah pada aspek dana melainkan pada aspek program dan keilmuan seperti kerjasama dengan Dinas Sosial pada program kesejahteraan anak balita, program di PKBM Terampil tetap berjalan, karena kita tidak selalu mengharapkan dana dari mitra. Jadi program-program yang ada tetap berjalan, PAUD cuma sekali dapat dana, haram dua kali, jikalau kita tidak jeli mencari program tidak jeli mencari kegiatan, kegiatan tidak jalan, makanya karena sudah dikenal, orang yang datang ke PKBM saya, dilihat TBMnya bagus disuruh buat proposal diberikan dana, itu yang kita pakai untuk gaji guru untuk studi banding, pelatihan, dan lain-lain.”
Jadi PKBM Terampil dalam setiap kegiatannya selalu melibatkan masyarakat sebagai salah satu mitra, masyarakat merupakan mitra dan aset dalam pelaksanaan program PKBM Terampil, tanpa masyarakat program tidak dapat berjalan, tanpa masyarakat, lembaga tidak akan berarti. Oleh karena itu hubungan baik tetap dijaga. Kemitraan di PKBM Terampil
Jurnal Paedagogy
Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 15
didasarkan pada prinsip saling membutuhkan, pemerintah membutuhkan masyarakat sebagai warga belajar dalam menuntaskan programnya, sementara PKBM Terampil sendiri membutuhkan mitra untuk keberlanjutan dan pengembangan lembaga. PKBM Terampil memediasi antara pemerintah dengan masyarakat yang membutuhkan. Dalam pelaksanaan program PKBM Terampil menyerahkan hampir sepenuhnya kepada pihak mitra, baik dalam penyediaan bahan dan alat, tutor dan dana seperti yang dilakukan oleh lembaga Balai Latihan Kerja dalam salah satu program keterampilan yang diadakan. Kemitraan PKBM Terampil dengan lembaga mitra terbuka menurut pengelola PKBM Terampil bahwa “awalnya disebabkan pengelola PKBM Terampil yang berprofesi sebagai
Pegawai Negeri Sipil tidak hanya bertugas sebagai pendidik tetapi aktif dalam berbagai kegiatan di pemerintahan baik sebagai peserta, juri dan narasumber, seperti pada program BKB dengan BKKBN dan program usaha kecil menengah dengan Dinas Koperasi NTB, mitra datang ke pengelola PKBM Terampil mengusulkan pengajuan proposal ke lembaganya”. Kemampuan sumber daya manusia PKBM Terampil juga mempengaruhi kemitraan, keaktifan pengelola PKBM Terampil dalam berbagai kegiatan pemerintahan, merupakan awal dari sosialisasi kemitraan.
Kemitraan PKBM Terampil lebih banyak ke aspek program, beberapa program yang dimitrakan dapat dlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1. Program PNF dan Mitra PKBM Terampil
No. Program Mitra Sasaran
1.
PAUD terintegrasi
posyandu, KB, TPA dan
TPQ
DIKPORA
Provinsi NTB Anak usia dini
2. Paket A, B, dan C DIKPORA
Provinsi NTB
Anak putus
sekolah
3. KF (Keaksaraan
Fungsional)
DIKPORA
Provinsi NTB
Masyarakat buta
huruf
4. Life Skill/Keterampilan/
KBU
DIKPORA
Provinsi NTB Ibu-ibu produktif
5. BKL (Bina Keluarga
Lansia)
Dinas Sosial
Provinsi NTB Ibu-ibu lansia
6. BKR (Bina Kelompok
Remaja)
BLK (Balai
Latihan Kerja)
Remaja tidak
bekerja
7.
UPPKS ( Usaha
Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera)
BKKBN Provinsi
NTB
Kelompok BKB
(BINA
KELUARGA
BALITA) (bina
keluarga balita)
8. Taman Bacaan Masyarakat
(TBM)
DIKPORA
Provinsi NTB
Masyarakat pasar
dan warga
belajar PLS
9. TPA (Tempat Penitipan
Anak)
DIKPORA
Provinsi NTB
Balita (0 s/d 3
tahun)
10. Bina keluarga sakinah
(Majelis Taklim)
DEPAG Provinsi
NTB
Kelompok
yasinan
Jurnal Paedagogy
Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 16
11. UP2K (Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga)
Dinas Koperasi
Provinsi NTB
Ibu-ibu
wirausaha
(UKM)
12. Pelayanan KB (Keluarga
Berencana)
Dinas Kesehatan
Kota Ibu PUS
13. Layanan gizi buruk Puskesmas Anak-anak balita
14. Motor Pintar ( Perpustakaan
Keliling) Yayasan SIKIB PAUD
15. Cafe Baca Yayasan SIKIB Masyarakat pasar
(umum)
16. TAS (Taman Anak
Sejahtera) Dinas Sosial
Anak PAUD
kurang mampu
17.
PKSAB (Program
Kesejahteraan Sosial Anak
Balita)
Dinas Sosial Anak balita
kurang mampu
Program-program kemitraan di PKBM
Terampil dominannya bersifat
temporer, artinya bersifat sementara
disesuaikan dengan kondisi mitra,
apabila mitra masih memiliki dana
untuk program yang telah dimitrakan,
maka program dan kemitraan tetap
berlanjut.
Faktor Pendukung Dalam Kemitraan
PKBM Terampil
Faktor pendukung kemitraan
merupakan aspek yang perlu
ditingkatkan oleh PKBM Terampil
untuk pengembangan dan keberlanjutan
kemitraan. Faktor pendukung
pengembangan kemitraan merupakan
kelebihan lembaga yang membuat mitra
tertarik untuk bekerjasama. PKBM
merupakan sebuah wadah pembelajaran
bagi masyarakat yang memfasilitasi
antara program pemerintah dengan
masyarakat sekitar PKBM.
Keberlanjutan kemitraan tetap diharap
dan ditunggu oleh PKBM Terampil.
Menurut pengelola PKBM Terampil
bahwa “keberlanjutan kemitraan
tergantung kepada mitra, jika mitra
berniat melanjutkan kemitraan, maka
PKBM Terampil pun menunggu dan
siap menerima, PKBM Terampil tidak
datang mencari program atau dana ke
mitra, tetapi karena mitra memiliki
program yang membutuhkan
masyarakat sebagai sasaran dan warga
belajar, sehingga mitra yang
menyalurkan program ke PKBM
Terampil, dan PKBM Terampil pun
dapat menjalankan perannya
mencerdaskan masyarakat sekitar.”
Selanjutnya dijelaskan bahwa
“kemitraan itu bersifat semi maksudnya
kemitraan tersebut bisa berlanjut dan
bisa terputus.” Keberlanjutan
kemitraan tetap ada di tangan mitra,
namun, komunikasi dengan mitra tetap
dijaga, karena mitra tetaplah
berpengaruh terhadap sustainabilitas
PKBM, tidak ada satu lembaga pun
yang mampu berdiri sendiri tanpa
bantuan pihak lain. PKBM tidak akan
mampu mempertahankan
sustainabilitasnya dan berkembang
apabila tidak ada campur tangan dari
pihak luar, seperti manusia yang
merupakan makhluk sosial, tidak bisa
hidup tanpa bantuan orang lain, PKBM
pun demikian tidak akan mampu berdiri
dan berkembang, apabila tidak ada
Jurnal Paedagogy
Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 17
bantuan dan kerjasama yang baik dari
semua pihak
PEMBAHASAN
PKBM Terampil merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal yang memiliki tujuh belas program, yang masing-masing memiliki mitra dan semua mitra PKBM Terampil merupakan instansi pemerintah. Bermitra dengan berbagai instansi pemerintah tidaklah mudah, untuk itu diperlukan sebuah strategi agar hubungan kemitraan dengan pemerintah dapat dijalin. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dalam menjaring kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan unjuk kerja atau kinerja. Strategi kemitraan sosialisasi adalah kemitraan PKBM Terampil diawali dengan mensosialisasikan lembaganya dengan mengirimkan profil PKBM Terampil ke berbagai instansi pemerintah terkait, sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, PKBM Terampil membuat proposal berdasarkan acuan dari mitra. Strategi unjuk kerja adalah PKBM Terampil setelah mendapatkan program dari mitra, melaksanakan program dengan baik, sehingga mitra menjadi tertarik untuk menjalin kemitraan, selain itu kinerja pengelola PKBM Terampil yang cukup baik, dilihat dari segi pelaksanaan program dan pengelolaanya membuat mitra percaya untuk memberikan program kepada PKBM Terampil, sehingga hal tersebut membuat mitra sendiri yang mengunjungi dan menyodorkan program serta meminta pembuatan proposal ke PKBM Terampil. Kepercayaan mitra kepada PKBM Terampil merupakan aspek yang perlu dijaga agar kemitraan dapat berkelanjutan. Selaras dengan hal itu Kamil (2006: 4) menyatakan bahwa di Amerika Serikat, suatu survei yang dilakukan oleh Construction Industry Institute pada proyek kemitraan, ditemukan bahwa partisipan melihat
kepercayaan sebagai suatu faktor sukses kunci proyek kemitraan. Yang perlu dicermati dalam membangun kemitraan adalah bagaimana membangun kepercayaan.
Kemitraan antara PKBM Terampil dengan mitra sendiri lebih banyak berbentuk program, pada dasarnya program yang dikerjasamakan satu paket dengan dana, pengembangan tutor dan sebagainya, sehingga PKBM Terampil lebih bersifat sebagai wadah pembelajaran masyarakat yang memfasilitasi program dari mitra untuk ditujukan kepada masyarakat sasaran yang membutuhkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hiryanto (2009: 1) tentang PKBM bahwa pada awal berdirinya PKBM merupakan tempat belajar bagi warga masyarakat tempat PKBM itu berada. PKBM didirikan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Kegiatan utama PKBM adalah membelajarkan masyarakat melalui berbagai layanan program pendidikan luar sekolah.
Program yang ada di PKBM Terampil bersifat temporer artinya hanya bersifat sementara tergantung dari mitra, program yang bersifat temporer di PKBM Terampil antara lain program keaksaraan fungsional, paket A, B dan C, program TAS, PKSAB, café baca, bina kelompok remaja, layanan gizi buruk, pelayanan KB, bina keluarga sakinah, usaha peningkatan pendapatan keluarga, TPA, bina keluarga lansia, dan life skill. Program tersebut berlanjut tidaknya tergantung kepada mitra. Namun ada beberapa program yang tetap berkelanjutan dilaksanakan lembaga PKBM Terampil yang berpengaruh terhadap keberlanjutan lembaga, yaitu PAUD/RA, TPQ, TBM, dan motor pintar, namun sekarang ini motor pintar sudah tidak terlalu aktif, PAUD/RA merupakan program inti dari PKBM Terampil yang tetap berjalan dengan atau tanpa dukungan dari mitra, selain itu TBM juga biasanya mendapatkan
Jurnal Paedagogy
Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 18
sumbangan buku dari Perpustakaan Kota Mataram, sehingga TBM tetap terlaksana di PKBM Terampil, untuk keberlanjutan PKBM pengelola tidak terlalu mengharapkan sokongan dari mitra, karena menurutnya seorang yang mendirikan PKBM seharusnya itu mampu baik secara ekonomi, waktu dan tenaga dalam menjalankan roda PKBM, karena PKBM itu tidak selalu mendapatkan dana. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk kemitraan PKBM dominannya pada program, selain itu PKBM juga bermitra dalam ijin operasional lembaga dan penyediaan fasilitas pembelajaran seperti APE dengan DIKPORA PROVINSI NTB, penyediaan koleksi-koleksi buku untuk TBM dan motor pintar dari Yayasan SIKIB dan Perpustakaan Kota Mataram, dan pendampingan manajerial program dan pendanaan program.
Kemitraan memiliki pengaruh pada keberlanjutan PKBM Terampil, karena itu kemitraan PKBM seharusnya lebih dikembangkan jaringannya tidak hanya pada lingkup pemerintah tetapi juga kepada swasta. Keberlanjutan kerjasama antara PKBM dengan mitra yang sudah ada pun harus tetap dibangun. Pada dasarnya kerjasama PKBM Terampil didasari saling membutuhkan. Untuk itu dalam pengembangan kemitraan PKBM Terampil harus menjaga dan meningkatkan faktor pendukung dan keberlanjutan dari kemitraan yang merupakan kelebihan yang dimiliki oleh lembaga. Sedangkan faktor penghambat kemitraan perlu diminimalisir sehingga tidak menjadi batu sandungan dalam sustainabilitas PKBM Terampil. Program dan lembaga yang produktif dan berkelanjutan salah satunya adalah yang banyak mendapatkan dukungan dan bantuan sumber daya dari pihak luar.
Ada beberapa faktor pendukung pengembangan dan keberlanjutan
kemitraan PKBM Terampil, pertama pengelola PKBM Terampil aktif dalam menjalin kemitraan, hal ini dibuktikan dengan adanya mitra pada masing-masing program yang dilaksanakan, kedua dalam pelaksanaan program PKBM Terampil mampu memanajemen program tersebut dengan baik, sehingga mitra menjadi tertarik untuk menjalin kerjasama, ketiga pengelola PKBM Terampil mendapat kepercayaan dari mitra dikarenakan tidak pernah mengecewakan mitra terutama berkaitan dengan laporan pertanggungjawaban yang selalu dikerjakan tepat waktu sesuai kesepakatan.
Dengan memiliki sembilan mitra dan program pendidikan nonformal yang variatif, PKBM Terampil mampu mempertahankan keberlanjutannya. Walaupun program-program yang ada di PKBM Terampil dominannya bersifat temporer, namun dengan banyaknya program dan manajemen yang baik PKBM Terampil tetap berkelanjutan. Oleh karena itu, hubungan dan komunikasi dengan mitra tetap dijaga dan ditingkatkan agar kemitraan tetap berkelanjutan dan berkembang.
SIMPULAN
Simpulan yang dapat ditarik dari
kajian ini adalah:
1. Strategi kemitraan PKBM
Terampil menggunakan strategi
sosialisasi dan unjuk kerja atau
kinerja. Strategi sosialisasi adalah
PKBM Terampil
mensosialisasikan lembaganya
dengan cara mengirimkan profil
lembaga kepada mitra. Sedangkan
strategi unjuk kerja atau kinerja
adalah PKBM Terampil
menunjukkan kinerja yang baik
dalam pelaksanaan program
sehingga mitra tertarik untuk
menjalin kerjasama.
Jurnal Paedagogy
Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 19
2. Faktor pendukung pengembangan
kemitraan PKBM Terampil
adalah pengelola PKBM Terampil
yang aktif dalam menjalin
kemitraan, manajemen program
yang baik sehingga mitra
berminat menjalin kerjasama, dan
pengelola PKBM Terampil yang
selalu tepat waktu dalam
pembuatan laporan
pertanggungjawaban pogram
kepada mitra.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan. (2010).
Membangun Jejaring Kerja dan
Kemitraan. Jakarta.
Hiryanto. 2009. Strategi Pengelolaan
dan Pengembangan Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM). Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Kamil, Mustafa. 2006. Strategi Kemitra
an dalam Membangun PNF Mel
alui Pemberdayaan Masyarakat
(Model, Keunggulan Dan
Kelemahan). Bandung : Seminar
dan Lokakarya Penyelenggaraan
Pendidikan Nonformal dalam
Era Otonomi Daerah.
Sudjana. 2003. Strategi Pengelolaan
dan Pengembangan Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat.
Makalah Disampaikan Pada
Rakoor Persiapan dan
Penyelenggaraan Backstooping
PKBM. Solo.
Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal
Wawasan, Sejarah, Filsafat
Teori Pendukung Asas.
Bandung: Falah Production.
Miles, M.B., and Huberman, A.M.
(1994). Qualitative Data
Analysis (2nd ed.). London:
SAGE Pablication.
Tohani, Entoh. 2009. Strategi
Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM).
Hasil Penelitian. Jurusan PLS
FIP UNY.
Yin, Robert K. (2003). Case Study Re-
search: Design and Methods:
Third Edition. Newbury Park,
CA: Sage
top related