analisa hasil surveilens infeksi edit thn 2012

9
ANALISA HASIL SURVEILENS INFEKSI PERIODE JANUARI s/d MARET 2012 NO URAIAN ANALISA REKOMENDASI TINDAK LANJUT 1 ANGKA PENDERITA DECUBITUS Dari bulan Januari s/d Maret 2012 didapatkan data kejadian decubitus sebesar 7 ‰. Hasil wawancara dan observasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kejadian tingginya angka kejadian decubitus adalah sbb: a) Pasien yang mengalami decubitus masuk dalam keadaan umum yang kurang baik, sudah sakit yang cukup lama sebelum masuk RS, sulit untuk melakukan mobilisasi secara berkala karena pasiennya gelisah, dan hal lain yang sangat memungkinkan untuk terjadinya decubitus b) Dari hasil pengamatan di lapangan, masih ditemukan adanya petugas yang belum melakukan tindakan yang optimal untuk mencegah a) Perlu peningkatan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengelolaan pasien lebih komprehensip, sehingga kondisi yang menjadi pencetus terjadinya decubitus dapat lebih diminimalkan b) Perlu peningkatan pengetahuan dan motivasi pada petugas untuk dapat melakukan tindakan dalam pencegahan a) Koordinasi dengan Ketua Tim dan Kepala ruangan untuk lebih proaktif dalam tindakan kolaboratif dengan Tim Kesehatan pada pengelolaan pasien dengan resiko terjadinya decubitus b) Koordinasi dengan Kepala Ruangan untuk pelaksanaan SPO yang berhubungan dengan pencegahan decubitus serta pemantauan pelaksanaannya. c) Koordinasi dengan Tim

Upload: entin-dartini

Post on 28-Sep-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

analisa surveilens

TRANSCRIPT

ANALISA HASIL SURVEILENS INFEKSIPERIODE JANUARI s/d MARET 2012

NOURAIANANALISAREKOMENDASITINDAK LANJUT

1ANGKA PENDERITA DECUBITUSDari bulan Januari s/d Maret 2012 didapatkan data kejadian decubitus sebesar 7 . Hasil wawancara dan observasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kejadian tingginya angka kejadian decubitus adalah sbb:a) Pasien yang mengalami decubitus masuk dalam keadaan umum yang kurang baik, sudah sakit yang cukup lama sebelum masuk RS, sulit untuk melakukan mobilisasi secara berkala karena pasiennya gelisah, dan hal lain yang sangat memungkinkan untuk terjadinya decubitus

b) Dari hasil pengamatan di lapangan, masih ditemukan adanya petugas yang belum melakukan tindakan yang optimal untuk mencegah terjadinya decubitus

c) Belum maksimalnya pencatatan jumlah tirah baring, sehingga jumlah penderita tirah baring yang tercatat jauh lebih sedikit daripada jumlah penderita tirah baring yang sesungguhnya. Hal ini berdampak pada hasil penghitungan angka kejadian decubitus tampak sangat tinggi karena pembaginya jauh lebih kecil dari angka sesungguhnya.

a) Perlu peningkatan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengelolaan pasien lebih komprehensip, sehingga kondisi yang menjadi pencetus terjadinya decubitus dapat lebih diminimalkan

b) Perlu peningkatan pengetahuan dan motivasi pada petugas untuk dapat melakukan tindakan dalam pencegahan terjadinya decubitusc) Perlu peningkatan pemahaman pada pelaksanan keperawatan tentang maksud, tujuan dan tatacara pelaksanaan surveilens serta perlu peningkatan pengawasan dari IPCN dan IPCLN dalam kegiatan surveilens

a) Koordinasi dengan Ketua Tim dan Kepala ruangan untuk lebih proaktif dalam tindakan kolaboratif dengan Tim Kesehatan pada pengelolaan pasien dengan resiko terjadinya decubitus

b) Koordinasi dengan Kepala Ruangan untuk pelaksanaan SPO yang berhubungan dengan pencegahan decubitus serta pemantauan pelaksanaannya.

c) Koordinasi dengan Tim PPI untuk melakukan re-sosialisasi kegiatan surveilens dan untuk meningkatkan pelaksanaan pengawasannya

2

3

4.ANGKA KEJADIAN PLEBITIS

ILO

ISKDari bulan Januari sampai dengan Maret 2012 ditemukan angka kejadian infeksi karena jarum infus sebesar 5,7 . Hasil wawancara dan observasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan angka kejadian plebitis adalah sebagai berikut:a) Pada kasus pasien dengan penyakit syaraf dan beberapa kasus lain didapatkan data bahwa pasien mendapatkan therapi cairan intravena dan therapi injeksi IV yang cukup banyak dengan tingkat osmolalitas yang tinggi, sehingga resiko terjadinya infeksi menjadi meningkat

b) Pada kasus anak masih ditemukan beberapa kendala yang berhubungan dengan tingkat kesulitan pada saat pemasangan dan penggantian iv catheter.

c) Pemasangan, penggantian, pemeliharaan dan pencatatan tindakan infus belum dilakukan secara maksimal sesuai dengan ketentuan

Dari bulan Januari s/d Maret 2012 ditemukan angka kejadian infeksi luka operasi adalah 0,18 % dan ini terjadi hanya pada jenis operasi kotor saja.Hasil wawancara dan observasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan angka kejadian ILO adalah sebagai berikut:a) ILO terjadi pada pasien dengan jenis operasinya operasi kotor dan dilakukan dengan tindakan cito. Kondisi umum pasien memang sangat kurang baik sehingga sangat beresiko untuk terjadinya infeksi luka operasi atau bahkan adanya komlikasi lain pasca operasi

b) Alat perawatan luka di beberapa ruangan kurang memadai sehingga apabila ada luka operasi yang infeksi akan kesulitan dalam pengaturan alat-alat perawatan luka

c) Pemahaman pelaksana keperawatan untuk pencegahan ILO masih terbatas

Dari bulan Januari s/d Maret 2012 ditemukan angka kejadian Infeksi Saluran Kencing adalah 0,9 . Hasil wawancara dan observasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan angka kejadian ISK adalah sebagai berikut:a) Kurang optimalnya tindakan pemasangan, perawatan dan pencatatan tindakan kateter

a) Perlu peningkatan pengawasan resiko terjadinya plebitis pada pasien-pasien dengan therapi yang cukup banyak

b) Perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk tindakan pemasangan infus pada anak

c) Perlu peningkatan pengawasan terhadap tatacara pemasangan, penggantian, pemeliharaan dan pencatatan tindakan infus

a) Perlu peningkatan pengawasan dan tindakan kolaboratif untuk pasien-pasien dengan tindakan operasi kotor

b) Perlu penambahan alat-alat untuk perawatan luka dan tatacara pengelolaannya

c) Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk pencegahan terjadinya infeksi luka operasi

a) Perlu peningkatan pemahaman dan kemampuan tindakan komputer

a) koordinasi dengan kepala ruangan untuk meningkatkan pengawasan stafnya dalam perawatan pasien yang mendapatkan therapi cukup banyak

b) koordinasi dengan kepala ruangan untuk memotivasi pelaksana dalam menigkatkan keterampilan pemasangan infus pada anak

c) koordinasi dengan kepala ruangan, IPCN dan IPCLN untuk peningkatan pengawasan terhadap tatacara pemasangan, penggantian, pemeliharaan dan pencatatan tindakan infus

a) Koordinasi dengan kepala ruangan untuk meningkatkan pengawasan terhadap pasien dengan tindakan operasi kotor dan lebihproaktif dalam tindakan kolaboratif dengan tim untuk pengelolaannya.

b) *Koordinasi dengan bidang pelayanan untuk melengkapi pengadaan alat-alat perawatan luka sesuai dengan kebutuhan yang diajukan oleh ruangan*Koordinasi dengan bagian CSSD untuk pengelolaan alat-alat perawatan lukac) Koordinasi dengan kepala ruangan dan Tim PPI untuk menambah wawasan pelaksana tentang pencegahan terjadinya ILO

Koordinasi dengan kepala ruangan dalam pelaksanaan dan pengawasan SPO tindakan kateter Koordinasi dengan ketua tim untuk meningkatkan kolaborasi dengan tim kesehatan

ANALISA HASIL SURVEILENS INFEKSIPERIODE APRIL s/d JUNI 2012

NOURAIANANALISAREKOMENDASITINDAK LANJUT

1ANGKA PENDERITA DECUBITUSDari bulan April s/d Juni 2012 didapatkan data kejadian decubitus sebesar 1,6 . Hal ini menunjukkan adanya penurunan dari periode sebelumnya.Hasil wawancara dan observasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan angka kejadian decubitus adalah sbb:a) Pasien yang mengalami decubitus adalah pasien yang memang dengan kondisi umum kurang baik

b) Dibeberapa ruangan masih belum optimal dalam pencatatan jumlah hari pasien yang tirah baring

a) *Perlu terus di tingkatan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengelolaan pasien lebih komprehensip, sehingga resiko terjadinya decubitus dapat diminimalkan*Perlu ditingkatkan perawatan dan pengawasan pada pasien dengan kondisi umum kurang baik, sehingga dapat diminimalkan resiko terjadinya decubitus

b) Perlu peningkatan motivasi untuk melakukan pencatatan sesuai dengan ketentuan

a) *Koordinasi dengan Ketua Tim dan Kepala ruangan untuk terus meningkatkan kolaborasi dengan Tim kesehatan lain dalam pengelolaan pasien

*Kolaborasi dengan Kepala ruangan untuk meningkatkan pengawasan dalam pengelolaan pasien

b) Koordinasi dengan IPCN, IPCLN dan Kepala Ruangan untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan dalam pencatatan surveilens sesuai ketentuan

2

3

4ANGKA KEJADIAN PLEBITIS

ILO

ISKDari bulan April s/d Juni 2012 ditemukan angka kejadian infeksi karena jarum infus sebesar 3,2 . Hal ini menunjukkan adanya penurunan dari periode sebelumnya. Hasil wawancara dan observasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan angka kejadian plebitis adalah sebagai berikut:a) Angka kejadian plebitis pada pasien dengan therapi yang cukup banyak masih ditemukan

b) Pada kasus anak masih ditemukan beberapa kendala yang berhubungan dengan tingkat kesulitan pada saat pemasangan dan penggantian iv catheter.

c) Pemasangan, penggantian, pemeliharaan dan pencatatan tindakan infus belum dilakukan secara maksimal sesuai dengan ketentuan

Dari bulan April s/d Juni 2012 ditemukan angka kejadian infeksi luka operasi adalah 0,09 % dan ini masih terjadi hanya pada jenis operasi kotor saja. Apabila dilihat dari periode sebelumnya menunjukkan penurunan.Hasil wawancara dan observasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan angka kejadian ILO adalah sebagai berikut:a) Pada jenis operasi kotor masih terdapat infeksi luka perasi. Hal ini sangat berhubungan dengan belum optimalnya tindakan keperawatan untuk pencegahan terjadinya ILO

b) Pengelolaan alat perawatan luka belum optimal

c) Alat perawatan luka yang telah diusulkan untuk pengadaannya belum sepenuhnya tercukupi

Dari bulan Januari s/d Maret 2012 ditemukan angka kejadian infeksi saluran kencing adalah 0,9 . Hasil wawancara dan observasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan angka kejadian ISK adalah sebagai berikut:a) Kurang pemahaman dari pelaksana tentang pencegahan terjadinya ISK

a) *Perlu terus di tingkatkan pengawasan resiko terjadinya plebitis pada pasien-pasien dengan therapi yang cukup banyak

*Perlu diperhatikan tatacara pemberian therapi sesuai ketentuan

b) Perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk tindakan pemasangan infus pada anak

c) Perlu peningkatan pengawasan terhadap tatacara pemasangan, penggantian, pemeliharaan dan pencatatan tindakan infus

a) Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk pencegahan terjadinya infeksi luka operasi

b) Perlu peningkatan pemahaman SPO pengelolaan alat-alat perawatan luka

c) Perlu penambahan alat-alat untuk perawatan luka dan tatacara pengelolaannya

a) Perlu adanya re-freshing untuk tindakan pencegahan ISK

a) *koordinasi dengan kepala ruangan untuk terus meningkatkan pengawasan stafnya dalam perawatan pasien yang mendapatkan therapi cukup banyak

*Koordinasi dengan kepala ruangan untuk melakukan pengawasan dalam tatacara pemberian therapi sesuai ketentuan

b) koordinasi bagian DIKLAT untuk refreshing tehnik pemasangan infus dan perawatan tempat insersi jarum khususnya untuk penanganan pada pasien anak

c) koordinasi dengan kepala ruangan, IPCN dan IPCLN untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap tatacara pemasangan, penggantian, pemeliharaan dan pencatatan tindakan infus

a) Koordinasi dengan DIKLAT dan TIM PPI untuk pelatihan pencegahan ILO.

b) Koordinasi dengan kepala ruangan dan IPCN untuk re-sosialisasi SPO pengelolaan alat

c) Koordinasi dengan bidang pelayanan dan bidang keperawatan untuk melengkapi pengadaan alat-alat perawatan luka sesuai dengan kebutuhan yang diajukan oleh ruangan

a) Koordinasi dengan Bidang Keperawatan dan Diklat untuk pelatihan pencegahan ISK