analisa jurnal

Download analisa JURNAl

If you can't read please download the document

Upload: phoenix-mind

Post on 23-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

analysis of jourmal

TRANSCRIPT

3

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANGTingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas utama di bidang kesehatan. Disamping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat juga dapat menggambar tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab kematian langsung kematian ibu adalah trias yaitu perdarahan, infeksi dan keracunan kehamilan, penyebab kematian langsung tersebut tidak dapat sepenuhnya dimengerti tanpa memperhatikan latar belakang (underlaying factor) yang mana bersifat medic maupun non medic. Diantara factor non medik misalnya keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup, prilaku dan lain-lain. (Sarwono, 2005)

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 per kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula Angka Kematian Bayi (AKB) khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1000 kelahiran hidup, keadaan ini menempatkan upaya prioritas dalam dalam bidang kesehatan, penyebab terpenting kematian maternal di Indonesi adalah perdarahan 40-60%, infeksi 20-30%, dan keracunan kehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memperburuk persalinan. (Dinkes, 2005)Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, dimana proses melahirkan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu, terutama pada ibu primigravida, dimana ibu primigravidabelum memiliki pengalaman melahirkan(Musbikin, 2005).Rasa cemas, panikdan takut yang melanda ibu dengan semua ketidakpastian serta rasa sakit yang luar biasa yang dirasakan ibu dapat mengganggu proses persalinan dan mengakibatkan lamanya proses persalinan (Kurniasih, 2004). Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan bayinya (Bobak, 2005).Secara psikologis, istri membutuhkan pendampingan suami selama proses persalinan. Proses persalinan merupakan masa yang paling berat bagi ibu, dimana ibu membutuhkan dukungan dari berbagai pihakterutama suami agar dapat menjalani proses persalinan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman. Perhatian yang didapat seorang ibu pada masa persalinan akan terus dikenangoleh ibu terutama bagi mereka yang pertama kali melahirkan dan dapat menjadi modal lancarnya persalinan serta membuat ibu menjadi merasa aman dan tidak takut menghadapi persalinan (Fitriyani, 2006).Dukungan yang terus menerus dari seorang pendamping persalinan kepada ibu selama proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan, memberikan rasa nyaman, semangat, membesarkan hati ibu dan meningkatkan rasa percaya diri ibu, serta mengurangi kebutuhan tindakan medis. Salah satunya adalah dukungan suamidalam proses persalinan.Dukungan suami merupakan sumber kekuatan bagi ibu yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan, dukungan suami dapat berupa dorongan, motivasi terhadap istri baik secara moral maupun material serta dukungan fisik, psikologis, emosi, informasi, penilaian dan finansial (Bobak, 2005).Banyak penelitian yang mendukung kehadiran orang kedua saat persalinan berlangsung. Penelitian oleh Hodnett, 1994 ; Simpkin, 1992 ; Hofmeyr, Nikodem & Wolmann, 1991; Hemminki, Virta & Koponen, 1990 yang dikutip dari Depkes tahun 2001 menunjukkan bahwa ibu merasakan kehadiran orang kedua sebagai pendamping dalam persalinan akan memberikan kenyamanan pada saat persalinan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap hasil persalinan, dapat menurunkan rasa sakit, persalinan berlangsung lebih singkat dan menurunkan persalinan dengan operasi termasuk bedahcaesar(Astuti,2006).Pendamping terutama suami selama proses persalinan ternyata dapat membuat persalinan menjadi lebih singkat, nyeri berkurang, robekan jalan lahir jarang. Namun saat ini partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi masih rendah, masih banyak suami belum mampu menunjukkan dukungan penuh terhadap proses persalinan, terdapat sekitar 68% persalinan diIndonesia tidak didampingi suami selama proses persalinan, padahal dari beberapa penelitian menunjukan bahwaibu yang di dampingisuami dalam menjalani persalinan, berlangsung lebih cepat dan lebih mudah. Dalam penelitian tersebut, kehadiran suami akan membawa ketenangan dan menjauhkan sang ibu daristressdan kecemasan yang dapat mempersulit proses kelahiran dan persalinan, kehadiran suami akan membawa pengaruh positif secara psikologis, dan berdampak positif pula pada kesiapan ibu secara fisik (Musbikin, 2005).

TUJUANTujuan Umum

Untuk mengetahui aplikasi jurnal yang berjudul Studi Deskripsi Tingkat Kenyamanan Ibu Bersalin Dengan Pendamping Di Rumah Bersalin Ngudi Saras, Ngringo, Jateng, Karanganyar.Tujuan Khusus

Mengetahui latar belakang penulis meneliti jurnal dengan judul Studi Deskripsi Tingkat Kenyamanan Ibu Bersalin Dengan Pendamping Di Rumah Bersalin Ngudi Saras, Ngringo, Jateng, Karanganyar.Mengetahui metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini.Mengetahui hasil penelitian dengan judul Studi Deskripsi Tingkat Kenyamanan Ibu Bersalin Dengan Pendamping Di Rumah Bersalin Ngudi Saras, Ngringo, Jateng, Karanganyar.Mengetahui pembahasan hasil penelitian

e. Mampu menerapkan hasil penelitian yang ada pada asuhan keperawatan maternitas.

BAB IILANDASAN TEORI

PENGERTIAN PERSALINANAdalah proses dimana janin, dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Prawiroharjo, 2001)

KONSEP PENDAMPINGAN SUAMI

Definisi

Pendampingan berasal dari kata damping yang berarti dekat, karib, persaudaraan. Sedangkan arti dari pendamping adalah orang yang mendampingi, dan arti dari pendampingan adalah suatu cara atau proses mendampingi. (Departemen Pendidikan Nasional : 2005)Suami adalah pemimpin di dalam rumah tangganya serta bertanggung jawab atas baik dan buruknya keadaan anak dan istrinya, idealnya suami harus mengetahui begaimana mengatur rumah tangga yang benar serta ia harus mengetahui bekal apa saja yang di perlukan untuk menjadi nahkoda rumah tangga yang sukses. (DR. Husein Syahatah :2006)Peran Suami Dalam Proses Melahirkan

Menurut Chapman, peran suami dalam proses persalinan di bagi menjadi tiga yaitu :Pelatih

Suami secara aktif membantu wanita selama dan sesudah kontraksi persalinan, seorang pelatih menunjukkan keinginan yang kuat untuk mengendalikan diri mereka dan mengontrol persalinan, wanita memajukan keinginan yang kuat agar suami terlibat secara fisik dalam persalinan.Teman Satu Tim

Suami sebagai teman satu tim akan membantu wanita dengan berespon terhadap permintaan wanita akan dukungan fisik atau dukungan emosi atau keduanya, teman satu tim biasanya mengambil peran sebagai pengikut atau pembantu dan menunggu wanita atau perawat memberitahukan mereka apa yang dapat mereka lakukan.Saksi

Suami sebagai saksi, dalam peraban ini suami bertindak sebagai teman dan memberikan dukungan emosi dan moral, ia memperhatikan wanita bersalin dan melahirkan, akan tetapi seringkali tertidur, menonton televisi atau meninggalkan ruangan untuk waktu yang lama. Saksi yakin tidak banyak yang mereka lakukan secara fisik dan mereka membiarkan perawat dan pemberi jasa kesehatan menangani persalinan pasangannya. Wanita tidak mengharapkan pasangan berperan tidak lebih sekedar hadir. (Bobak : 2005)Peran pasangan dalam persalinan yakni memberikan dukungan dengan penuh rasa cinta, pasangan dapat melakukan berbagai cara untuk membantu ibu bertahan menghadapi rasa sakit dan proses persalinan :Membantu ibu mengajari pernafasannyaMengusap punggung ibu dengan usapan lembutMendorong ibu untuk tetap rileksMembantu ibu dalam posisi melahirrkanMembantu ibu bernafas dan mendorong Memberikan ibu dukungan emosionalMembantu ibu untuk memerangi kelelahan dan bertahan dari rasa sakit (dr. Miriam Stoppard :2009)

Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalina

Menurut Hamilton (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan antara lain :Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi keluarga akan mempengaruhi proses pendampingan suami ketika istri melahirkan, suami yang mempunyai tingkat sosial ekonomi yang mapan akan lebih cenderung memperhatikan dan mendampingi istrinya pada saat melahirkan, hal ini berbeda dengan suami yang mempunyai status sosial ekonomi yang kurang mampu, suami lebih cenderung untuk kurang memperhatikan istri pada saat bersalin, suami lebih sibuk untuk mencari biaya persiapan persalinan bagi istrinya.BudayaKeadaan budaya mempengaruhi psoses pendampingan suami pada saat istri melahirkan, ada beberapa budaya dan sistem religi yang tidak memperbolehkan suami melihat istri melahirkan karena bertentangan dengan nilai budaya dan sistem religi yang dianut oleh individu.LingkunganKeadaan lingkungan mempengaruhi psoses pendampingan suami pada saat istri melahirkan, individu yang berada pada lingkungan pedesaan, kebiasaannya suami tidak mau untuk mendampingi istri pada saat persalinan, suami merasa takut dan tidak tega melihat istrinya melahirkan.PengetahuanPengetahuan individu akan mempengaruhi pelaksanaan pendampingan suami terhadap istri pada saat melahirkan, suami yang mempunyai pengetahuan yang baik akan berusaha semaksimal mungkin memberikan dukungan pendampingan pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan dukungan pendampingan akan memberikan motivasi yang besar kepada istri pada saat melahirkan, begitu pula sebaliknya suami yang mempunyai pengetahuan yang kurang, biasanya tidak mendampingi pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan ketidaktahuan akan manfaat pendampingan suami terhadap istri pada saat melahirkanUmur Suami yang mempunyai usia yang muda, biasanya tidak mendampingi pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan suami merasa takut dan tidak tega melihat istrinya melahirkan. Kategori umur suami dalam pendampingan persalinan 35 tahun dikategorikan dalam usia matang / tua yang akan mempengaruhi pelaksanaan pendampingan suami terhadap istri pada saat melahirkan, suami yang mempunyai usia matang (dewasa) akan berusaha semaksimal mungkin memberikan dukungan pendampingan pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan kematangan usia untuk berusaha mengerti tentang psikologis istri pada saat persalinan PendidikanPendidikan juga dapat dikatakan sebagai proses pendewasaan pribadi. Pendidikan kesehatan merupakan proses yang mencakup dimensi dan kegiatan intelektual, psikologi dan social yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam pengambilan keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraan diri, keluarga, masyarakat. Individu yang berpendidikan akan mempunyai pengetahuan tentang pentinganya pendampingan pada saat persalinan dan mereka cenderung melakukan pendampingan pada saat persalinan, sebaliknya individu yang tidak berpendidikan pengetahuannya akan kurang dan mereka cenderung tidak melakukan pendampingan saat persalinan.

Manfaat Pendampingan Suami Dalam Persalinan

Berikut ini berbagai keuntungan yang akan anda dapatkan saat melibatkan suami dalam persalinan :Ikut bertanggung jawab mempersiapkan kekuatan mental istri dalam menghadapi persalinanWalaupun kehadirannya hanya sebatas menemani, memegang tangan istri, mencium dan membisikkan kata-kata yang menghibur tapi hal ini dapat memberikan dorongan kekuatan mental yang ekstra bagi istriKehadiran suami, bisa membantu untuk melakukan hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian istri selama proses kelahiran sambil ikut membantu mengukur waktu kontraksiSentuhan suami dengan mengusap punggung istri sangat membantuMenjadi titik focus dan bernafas bersama istri pada saat kontraksi(Yessy, 2011 hal 1-2).

Dukungan Pendampingan SuamiMenurut Marshall (2000) menyebutkan bahwa dukungan pada persalinan dapat dibagi menjadi dua yaitu :

Dukungan fisik adalah dukungan langsung berupa pertolongan langsung yang diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin antara lain :

Perhatikan kebutuhan makan dan minum sang istri. Kadang karena merasa nyeri, tidak nyaman, dan lain lain lalu selera makan berkurang. Ingatkan bahwa makan dan minum sangat penting untuk tenaga persalinan terutama saat mengejan dan untuk zat nutrisi bayi dalam kandunganBerpikir positif akan memberi energi positif bagi istri. Satu hal yang paling penting berusahalah untuk tetap tenang. Jangan menambah kepanikan istri dengan kekuatiran dan kebingungan. Saya bisa mengerti ini tidak mudah. Terlebih pada pengalaman menjadi calon ayah pertama kali. Berusahalah untuk tetap bertahan berada di sisinya dan memberi perhatian jika anda menyaksikan istri mungkin menangis atau mengerang. Percayalah Tuhan menciptakan wanita begitu kuat dan luar biasa. Dia akan bisa bertahan. Yang diperlukan adalah sikap tenang dan pikiran positif anda. Ini akan memberi energi positif juga bagi istri andaMembuat sang istri merasa nyaman dan aman. Semakin mendekati proses bersalin biasanya rasa nyeri akan dirasakan oleh sang istri lebih sering. Hal ini akibat kontraksi dari rahim istri anda dalam proses kemajuan fase persalinan. Anda bisa membantu mengurangi keluhan nyeri dengan memijat ringan di pinggang dan di punggung . Bila pelukan membuatnya merasa lebih nyaman lakukan saja. Ketika istri merasa bosan dan letih, anda bisa menghiburnya dengan mengusap perut sang istri dan bicara pada bayi anda. Cara ini cukup efektif dan berhasil untuk mengurangi ketegangan, istri merasa aman dan dilindungi.

Dukungan emosional adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan saat persalinan

Yakinkan bahwa istri anda mampu melahirkan dengan lancer. Jika dokter dan bidan anda mengatakan bahwa semua hasil pemeriksaan baik dan bisa melahirkan dengan lancar, anda harus terus menanamkan rasa percaya diri dan memberi semangat pada istri bahwa dia mampu untuk melalui seluruh proses tersebut. Kecemasan yang berlebihan kadang bercampur baur dengan perasaan tidak tega. Bisa dimaklumi bagaimana perasaan cemas juga pasti anda rasakan ketika menyaksikan istri berjuang untuk melewati tahap demi tahap persalinan. Seringkali moment ini menjadi saat kritis dimana akhirnya suami memutuskanSabar dan memberi semangat. Menunggu istri selama persalinan ada kalanya melelahkan, menimbulkan ketegangan mental. Yang dibutuhkan adalah kesabaran anda sebagai suami untuk tetap tenang melewati proses demi proses persalinan. Pada moment itu anda adalah orang terdekat yang mampu memberikan support dan ketenangan bagi sang istri yang sedang berjuang untuk melahirkanCiptakan suasana yang relaks. Jika perlu lakukan hal - hal yang bermanfaat selama menunggu proses itu berlangsung dengan menyetel musik intrumen lembut atau berlatih relaksasi seperti ketika biasa anda lakukan di rumah bersama istri . Bila anda telah mengikuti kelas prenatal hal ini adalah kesempatan untuk mempraktekkan semua pengetahuan yang anda peroleh dalam menyongsong kelahiran buah hati.Memberikan motivasi kepada istri. Memberikan motivasi kepada istri dalm proses persalinan dapat menumbuhkan semangat istri. berikan dorongan berupa kata-kata yang dapat membuat istri semangat dalam melawan rasa nyeri saat proses persalinan.Peduli dan memperhatikan permintaan istri. Proses persalinan membutuhkan banyak kebutuhan baik kebutuhan fisik maupun mental.setiap kebutuhan seorang istri harus selalu terpenuhi, hal ini akan menimbulkan rasa senang dan rasa selalu di cintai oleh seorang suami.

Kebudayaan dan Partisipasi Suami

Banyak rumah sakit mendorong ayah untuk hadir selama persalinan dan melahirkan. Apabila suami tidak dapat hadir, orang yang dekat dengannya dapat hadir. Pada beberapa kebudayaan, ayah mungkin hadir, tetapi kehadirannya di sisi pasangannya mungkin di anggap tidak pantas sehingga ia mungkin di anggap tidak pantas sehingga ia menolak untuk terlibat. Prilakunya dapat di salah artikan oleh staf perawat sebagai kurang peduli, kurang perhatian, kurang berminat. Sedangkan dalam kebudayaan Cina suami tidak diperbolehkan masuk kamar bersalin karena ia dapat tercemar oleh darah wanita. Perawat dari latar belakang budaya berbeda mungkin merasa aneh melihat seorang suami Cina tidak memberi dukungan emosi kepada istrinya selama proses persalinan dan melahirkan akan tetapi wanita cina mempunyai orang terdekat lain yang dapat memberi mereka dukungan emosional, jika di perlukan. Karena banyak variasi pilihan orang yang lebih disukai untuk hadir adalah penting bagi bidan untuk menentukan siapa yang diinginkan untuk hadir dalam proses persalinannya dan saat ia melahirkan.

BAB III ANALISA JURNAL

Judul:Studi Deskripsi Tingkat Kenyamanan Ibu Bersalin Dengan Pendamping Di Rumah Bersalin Ngudi Saras, Ngringo, Jateng, Karanganyar.

Saran:Judul sudah bagus dan lokasi penelitian disini sudah disebutkan. Pendahuluan: Dalam penelitian ini sudah menyampaikan latar belakang permasalahan secara sistematis sesuai dengan tata cara penulisan penelitian dari yang umum ke khusus digambarkan sebagai piramida terbalik.

Saran :Dalam penelitian ini hanya mencakup latar belakang masalah. Sebaiknya di setiap penelitian pendahuluan haruslah dilengkapi semua cakupan mulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan umum dan khusus, manfaat penelitian, ruang lingkup masalah, dan keaslian penelitian karena itu sangat penting sebagai referensi mengapa mengambil judul penelitian tersebut. Sedangkan pada penelitian ini belum mencakup keseluruhan ketentuan tersebut.

Tinjauan PustakaDalam jurnal ini belum mencantumkan landasan teori, kerangka teori, kerangka konsep, serta hipotesa penelitian juga belum dicantumkan.

Saran: tinjauan pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi makalah dan buku yang bermanfat dan ada hubunganya dengan penelitian yang dilakukan serta merujuk pada semua hasil penelitian terdahulu pada bidang tersebut. Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan penelitian, pertanyaan, pertanyaan penelitian dan masalah yang akan dipecahkan, serta dicantumkan nama penilis dan tahun penerbit. Landasan teori: teori yang dirujuk harus mengacu pada variabel-variabel yang diteliti.Kerangka teori: disajikan dalam bentuk bagan atau skema yang menggambarkan keterkaitan antar variabel langsung dan tidak langsung dengan variabel yang akan diteliti.Kerangka konsep: merupakan operasionalisasi keterkaitan antar variabel-variabel yang berasal dari kerangka teori yang dijadikan dasar masalah penelitian.

SampelPengambilan sampel sebanyak 24 orang, ibu 2 jam post partum yang persalinannya dengan pendamping di Rumah Bersalin Ngudi Saras, Ngringo, Jateng, Karanganyar. Populasi pada penelitian ini tidak disebukan.

Instrumen dan Prosedur Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik non probability sampling dengan jenis accidental sampling.

Analisa DataAnalisis data dilakukan dengan analisis bivariat.

HasilHasil penelitian tingkat kenyamanan dengan pendamping paling banak pada katagori nyaman sejumlah 19 responden (79,2%) dan paling sedikit pada katagori tidak nyaman sejumlah 2 responden (8,3%). Berdasarkan prioritas, mayoritas responden mempunyai tingkat kenyamanan kategori nyaman berdasarkan paritas primipara sebanyak 14 responden (58,3%). Berdasarkan umur, mayorits responden mempunya tingkat kenyamanan kategori nyaman berdasarkan umur 20-35 tahun sebanyak 14 responden (58,3%).

Etika PenelitianPada penelitian ini tidak terdapat kemungkinan yang membahayakan responden .Penelitian ini dilakukan oleh dengan menganalisis tingkat kenyamanan.

Simpulan:Dari hasil penelitian tingkat kenyamanan ib bersalin denga pendamping di Rumah Bersalin Ngudi Saras, Ngringo, Jateng, Karanganyar diperoleh kesimpulan sebagai berikut : mayoritas tingkat kenyamanan ibu bersalin dengan pendamping pada katagori nyaman sejumlah 19 responden (79,2%), mayoritas ibu bersalin dengan pendamping berdasarkan paritas primipara sebanyak 14 rsponden (58,3%), mayoritas tingkat kenyamanan ibu bersalin degan pendamping berdasarkan umur 20-35 tahun sebanyak 14 responden (58,3%).

BAB IVPEMBAHASAN

ANALISA SWOTAnalisa SWOT adalah instrumen perencanaan strategi yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta kesempatan eksternal dan ancaman, instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

Strong (Kekuatan)

Dari hasil penelitian Studi Deskripsi Tingkat Kenyamanan Ibu Bersalin Dengan Pendamping Di Rumah Bersalin Ngudi Saras, Ngringo, Jateng, Karanganyar diketahui secara umum responden dalam katagori nyaman. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yaitu bayi maupun ari-ari, dari jalan lahir yang disebut spontan atau dengan alat. Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu dan keluarga.Persalinan menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Kerena itu, pastikan bahwa setiap ibu mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan. Persalinan dapat berjalan dengan baik apabila ibu yang mau melahirkan mempunyai dorongan yang kuat untuk memiliki bayi. Karena itu dibutuhkan seorang pendamping bagi si ibu dalam proses persalinan.Pendamping ibu yang bersalin sebaiknya adalah suami karena suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan. Di tengah kondisi yang tidak nyaman, istri memerlukan pegangan, dukungan dan semangat untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya. Selain memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan selama persalinan saat istri berteriak-teriak. Kesakitan bisa berkuran bila suami di sampingnya dapat menghibur istri.Banyak penelitian yang mendukung kehadiran orang kedua saat persalinan berlangsung. Penelitian oleh Hodnett, 1994 ; Simpkin, 1992 ; Hofmeyr, Nikodem & Wolmann, 1991; Hemminki, Virta & Koponen, 1990 yang dikutip dari Depkes tahun 2001 menunjukkan bahwa ibu merasakan kehadiran orang kedua sebagai pendamping dalam persalinan akan memberikan kenyamanan pada saat persalinan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap hasil persalinan, dapat menurunkan rasa sakit, persalinan berlangsung lebih singkat dan menurunkan persalinan dengan operasi termasuk bedahcaesar(Astuti,2006).

Weaknesses (Kelemahan)

Dalam jurnal ini tidak mencantumkan landasan teori, kerangka konsep, serta tidak menjelaskan tentang definisi operasional sehingga sulit bagi pembaca untuk mengetahui isi yang dimaksud oleh peneliti.

Opportunity (Kesempatan)

Hasil dari penelitian ini sudah bagus, ini dapat menjadi acuan bagi Rumah sakit lain untuk dapat mengizinkan dan memotivasi suami untuk menjadi pendamping bagi istri selama proses melahirkan.

Threat (Tantangan)

Dengan bertambah banyaknya ibu hamil dan ibu yang melahirkan di rumah sakit RSUD Kabupaten Sukoharjo, maka merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan tentang mengizinkan dan memotivasi suami untuk menjadi pendamping saat istri melahirkan.

IMPLIKASI TERHADAP KEPERAWATANDi RSUD kabupaten Sukoharjo belum mengizinkan adanya pendamping saat ibu melahirkan, di harapkan dengan adanya jurnal ini RSUD kabupaten Sukoharjo dapat mengizinkan suami untuk mendampingi istri mereka pada saat persalinan. Hal ini dapat menjadi acuan bagi Rumah Sakit lain untuk dapat memberikan mengizinkan dan memotivasi suami untuk menjadi pendaming ibu, agar suami dapat lebih memahami perjuangan ibu untuk kelahira bayi mereka.

BAB VPENUTUP

KESIMPULANHasil penelitian tingkat kenyamanan dengan pendamping di Rumah Bersalin Ngudi Saras, Ngringo, Jateng, Karanganyar paling banyak pada katagori nyaman sejumlah 19 responden (79,2%) dan paling sedikit pada katagori tidak nyaman sejumlah 2 responden (8,3%). Berdasarkan prioritas, mayoritas responden mempunyai tingkat kenyamanan kategori nyaman berdasarkan paritas primipara sebanyak 14 responden (58,3%). Berdasarkan umur, mayorits responden mempunya tingkat kenyamanan kategori nyaman berdasarkan umur 20-35 tahun sebanyak 14 responden (58,3%).

SARANBagi Pasien

Diharapkan suami dan keluarga klien dapat mendampingi ibu selama proses persalinan agar proses persalinan berjalan lancer dan ibu merasa nyaman.Bagi tenagakesehatan

Bagi tenaga kesehatan untuk lebih menerapkan asuhan sayang ibu untuk meningkatkan kualitas kenyamanan pada ibu melahirkan, yaitu salah satunya dengan mengizinkan atau memotivasi keluarga atau suami untuk mendampingi ibu selama proses persalinan sehingga dapat memepercepat proses persalinan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Childbirth Conection. Labor Pain. 30 Juni 2008. [Online] diakses tanggal 22 Juni 2014 dari:http://www.childbirthconnection.org/printerfriendly.asp?ck=10183Field T et al. Labor pain is reduced by message therapy.1997. [Online] diakses tanggal 22 Juni 2014 dari:http://informahealthcare.com/doi/abs/10.3109/01674829709080701?journalCode=pobGreen J, Amis A, Barbara A., Continuous Labor Support. Journal of Perinatal Education. Vol.16. Page 25-28. May 2007.Keputusan Menteri Kesehatan No.369/MEKKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi BidanPairman S. Pinocomble J. Thorogood C. Tracy S. Midwifery Preparation for Practice.Elsevier. Autralia. 2006Rock JP. Epidural Anasthesia in Labor. Journal for Midwives. 2000 [Online] diakses tanggal 10 Desember 2011 dari:http://midwifeinfo.com/articles/epidural-anesthesia-in-laborSimkin P. Comfort in Labor. How You Can Help Your Self to a Normal Satisfying Childbirt. 2007. [Online] Diakses tanggal 22 Juni 2014 dari: http://www. Childbirthconnection.orgSpencer KM. The Primal Touch of Birth: Midwives, Mothers and Massage. 2004. Midwifery Today. [Online] diakses tanggal 22 Juni 2014 dari:http://www.midwiferytoday.com/articles/primaltouch.aspStillerman E. A Midwives Touch. Midwifery Today. 2008. [Online] 22 Juni 2014 dari:http://midwiferytoday.com/articles/midwifestouch.asp