analisa liquor crebospinalis

20
Analisa Liquor Crebospinalis (LCS) Liquor Cerebrospinalis adalah cairan yang menyelimuti susunan syaraf pusat. Fungsinya dalah sebagai pelindung terhadap otak maupun tulang belakang. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur eksitabilitas dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (karena otak tidak mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan terhadap tekanan. Pemeriksaan LCS ditujuakan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses, enchefilitis maupun infeksi virus pada daerah tersebut. Analisa LCS sendiri dibagi menjadi menjadi 3 bagian yaitu makroskopis, mikroskopis dan kimia. Makroskopis Metode :visual Prinsip : LCS diamati warna, kekeruhan, bau, bekuan dengan menggunakn indra manusia dan pH dibaca dengan skala pH Prosedur pemeriksaan : 1. LCS dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian dilihat warna kekeruhan dan bekuan dengan latar belakang yang gelap 2. Kemudian dibaui 3. pH diukur dengan stik pH kemudian dibaca dengan skala pH Pelaporan hasil : 1. Warna - Normal Tidak berwarna - Abnormal Merah, coklat dll 2. Kekeruhan - Normal Jernih - Abnormal Keruh 3. Bekuan - Normal Tidak terdapat bekuan - Abnormal Terdapat bekuan 4. Bau - Normal Tidak berbau - Abnormal Bau busuk dll 5. pH - Normal > 7,0 Mikroskopis hitung Jumlah Sel Leukosit Metode : Turk Pekat Prinsip : LCS dengan larutan tertentu (turk pekat) maka akan tampak sel-sel leukosit, dihitung dalam 4 kotak besar dan dinyatakan dalan ul Prosedur Pemeriksaan 1. homogenisasi LCS

Upload: athira-sm

Post on 06-Aug-2015

1.455 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Liquor Crebospinalis

Analisa Liquor Crebospinalis (LCS)

Liquor Cerebrospinalis adalah cairan yang menyelimuti susunan syaraf pusat. Fungsinya dalah sebagai pelindung terhadap otak maupun tulang belakang. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur eksitabilitas dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (karena otak tidak mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan terhadap tekanan. Pemeriksaan LCS ditujuakan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses, enchefilitis maupun infeksi virus pada daerah tersebut. Analisa LCS sendiri dibagi menjadi menjadi 3 bagian yaitu makroskopis, mikroskopis dan kimia. 

MakroskopisMetode :visualPrinsip : LCS diamati warna, kekeruhan, bau, bekuan dengan menggunakn indra manusia dan pH dibaca dengan skala pHProsedur pemeriksaan :1. LCS dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian dilihat warna kekeruhan dan bekuan dengan latar belakang yang gelap2. Kemudian dibaui3. pH diukur dengan stik pH kemudian dibaca dengan skala pHPelaporan hasil :1. Warna- Normal Tidak berwarna- Abnormal Merah, coklat dll2. Kekeruhan- Normal Jernih- Abnormal Keruh3. Bekuan- Normal Tidak terdapat bekuan- Abnormal Terdapat bekuan4. Bau- Normal Tidak berbau- Abnormal Bau busuk dll5. pH- Normal > 7,0

Mikroskopishitung Jumlah Sel LeukositMetode : Turk PekatPrinsip : LCS dengan larutan tertentu (turk pekat) maka akan tampak sel-sel leukosit, dihitung dalam 4 kotak besar dan dinyatakan dalan ulProsedur Pemeriksaan1. homogenisasi LCS2. Diisap larutan turk pekat sampai tanda 1.o3. Isap LCS sampai tanda 11 kocok4. buang 2-4 tetes, isi bilik hitung5. hitung dengan menkroskop perbesaran 10x10 dalam 4 kotak besarPerhitungan dan pelaporan(11/4) x 10 x (10/9)Normal : 0-5/ulBatas abnormal : 6-10/ ulAbnormal : >10/ul

Hitung Jenis Leukosit

Page 2: Analisa Liquor Crebospinalis

Metode : GiemsaPrinsip :Setetes LCS dibuat hapusan kemudian diwarnai dengan giemsa 1:3 dan diperiksa dengan pembesaran 1000xProsedur Pemeriksaan1. LCS dicentrifuge, ambil endapanya2. buat hapusan dan keringkan3. fiksasi dengan metanol 2 menit4. diwarnai dengan giemsa (1:3), biarkan 7 menit. Cuci dan keringkan5. periksa dibawah mikroskop pembesaran 1000xPelaporanNormal : Hanya terdapat limphosit saja

KimiaTest BusaMetode : VisualPrinsip : LCS bila dikocok akan menimbulkan busa dan kecepat hilangnya busa dapat menunjukan ada tidaknya protein dalam LCSProsedur Pemeriksaan 1. LCS dimasukan dalam tabung reaksi2. Kocok sampai timbul buih3. dihitung waktu menghilangnya buih4. catatPelaporanNormal : hilang dala 1-2 menitAbnormal: hilang > 5 menit

Test NonneMetode : NonnePrinsip : Protein dalam suasana asam akan membentuk endapan atau gumpalanProsedur Pemeriksaan1. 10 tetes LCS dalam tabung reaksi, ditambah 10 tetes larutan ammonium sulfat (1:1) hingga terbentuk 2 lapisan2. biarkan 3 menit dan baca hasilnya diantara 2 lapisanPelaporanNegatif : tidak terbentuk cincin diantara 2 lapisanPositif : Terbentuk cincin diantara 2 lapisan

Test PandyMetode : PandyPrinsip : Adanya protein dalam LCS akan bereaksi dengan phenol jenuh dalam air akan membentuk kekeruhab yang dapat dinilai secara semi kuantitatifProsedur Pemeriksaan1. Satu ml larutan pandy dalam tabun reaksi2. ditambah 1 tetes LCS dan langsung dibacaPelaporanNegatif : Tidak ada kekeruhan (15-45mg%)[+] 1 : Terjadi opalescent (50-100mg%)[+] 2 : Cairan keruh (100-300mg%)[+] 3 : Keruh (300-500mg%)[+] 4 : Keruh seperti susu (>500mg%)

Test MikrobiologiMetode : GramPrinsip : Kuman Gram positif akan mempertahankan warna ungu dari gentian violet sedangkan kuman Gram negatif menyerap warna merah dari larutan fuchsin

Page 3: Analisa Liquor Crebospinalis

Posedur Pemeriksaan1. buat preparat dengan ukuran 2-3 cm, keringkan dan fiksasi.2. teteskan larutan gentian violet tunggu 3 menit. Cuci3. teteskan lugol tunggu 1 menit.cuci4. teteskan alkohol tunggu 30 detik. Cuci5. teteskan larutan fuchsin tunggu 2 menit. Cuci. Keringkan6. periksa dengan mikroskop pembesaran 1.000 kaliPelaporanNormal : tidak ditemukan kuman GramAbnormal: ditemukan kuma Gram

Diposkan oleh Raihannuri di 20:31

CAIRAN OTAK (LIQUOR CEREBRO SPINALIS) / LCS

BAB IX

CAIRAN OTAK (LIQUOR CEREBRO SPINALIS)

IX.1 PENDAHULUAN

IX.1.1 Pengertian

Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi. Kelainan  hasil pemeriksaan dapat memberikan petunjuk ke arah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik kasus akut maupun kronis yang akan diberikan tindakan lebih lanjut oleh klinisi berupa pemberikan terapi adekuat.

Cairan otak biasanya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada lumbal III dan IV dai cavum subarachnoidale, namun dapat pula pada suboccipital ke dalam cisterna magma atau punksi ventrikel, yang dapat disesuaikan dengan indikasi klinik. Seorang klinik yang ahli dapat memperkirakan pengambilan tersebut. Hasil punksi lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara lain :

1.    Tabung I berisi 1 mL

Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena mungkin mengandung darah pada saat penyedotan.

2.    Tabung II berisi 7 mL

Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik.

3.    Tabung III berisi 2 mL

Digunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff.count dan protein kualitatif/kuantitatif.

IX.1.2 Parameter Pemeriksaan

Parameter yang umum diperiksa pada cairan otak adalah sebagai berikut :

a.    Makroskopik

-       Warna

-       Kekeruhan (Kejernihan)

Page 4: Analisa Liquor Crebospinalis

-       Bekuan

-       BJ

-       pH

b.    Mikroskopik

-       Hitung Jumlah Sel

-       Hitung Jenis Sel (Diff.Count)

c.    Kimiawi

-       Pandy

-       Nonne

-       Protein

-       Glukosa

-       Chlorida

d.    Bakteriologi (Pembiakan)

IX.2 METODE PEMERIKSAAN

IX.2.1 Makroskopik

§  Metode                : Visual (Manual)

§  Tujuan                  : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi : warna, kejernihan, bekuan, pH dan BJ.

§  Alat dan Bahan    :

-       Tabung reaksi

-       Beaker gelas

-       Kertas indikator pH universal

-       Refraktometer abbe

§  Spesimen            : Cairan LCS

§  Cara Kerja           :

-       Cairan LCS dimasukkan dalam tabung bersih dan kering.

-       Diamati warna, kejernihan, adanya bekuan pada cahaya terang.

-       Dicelupkan indikator pH universal pada LCS dan diukur pH dengan membandingkan deret standar pH.

-       Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ.

§  Hasil dan Interpretasi

No Parameter Penilaian Interpretasi Normal

Page 5: Analisa Liquor Crebospinalis

1. Warna Tidak berwarna, Kuning muda, Kuning, Kuning tua, Kuning coklat, merah, hitam coklat

Tidak berwarna

2. Kejernihan Jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh, keruh kemerahan

Jernih

3. Bekuan Tidak ada bekuan, ada bekuan Tidak ada bekuan

4. pH 7,3 atau setara dengan pH plasma/serum

5. BJ 1.000 – 1.010 1.003 – 1.008

§  Hal yang perlu diperhatikan :

-       LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah, terutama bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.

-       Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan terdiri atas benang fibrin.

IX.2.2 Hitung Jumlah Sel

§  Metode                :            Bilik Hitung

§  Prinsip                  : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop.

§  Tujuan                  : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.

§  Alat dan Reagensia :       

-       Mikroskop

-       Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit

-       Tissue

-       Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL.

§  Spesimen            : LCS

§  Cara Kerja           :

-       Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat

-       Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.

-       Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.

-       Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.

§  Perhitungan         :

PDP   : 1/10  = 0,1x

TKP   : 1/0,1 = 10x

Page 6: Analisa Liquor Crebospinalis

KBH   : 4 kotak leukosit

Ʃ Sel   : Jumlah sel ditemukan (berwarna keunguan dengan inti dan sitoplasma)

Sel    = PDP x  TKP  x Jumlah sel ditemukan

                        KBH

         = 0,1   x  10   x Ʃ

                          4

         = 2,5   x  Ʃ

         = ……..sel/mm3 LCS

§  Interpretasi           : Jumlah sel normal = 0 – 5 sel/mm3 LCS

IX.2.3 Hitung Jenis Sel

§  Metode                : Giemsa Stain

§  Tujuan                  : Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam cairan LCS

§  Alat dan Reagensia :

-       Objek Gelas

-       Kaca Penghapus

-       Sentrifuge

-       Tabung reaksi

-       Metanol absolut

-       Giemsa

-       Timer

§  Spesimen            : LCS

§  Cara Kerja           :

-       Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.

-       Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm

-       Supernatant dibuang dan endapan diambil.

-       Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal

-       Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.

-       Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.

-       Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.

Page 7: Analisa Liquor Crebospinalis

§  Perhitungan         :

Jenis sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah %

MN

PMN

Jumlah

§  Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%

IX.2.4 Uji Pandy

§  Metode                : Pandy

§  Prinsip                  : Protein dalam larutan jenuh phenol akan mengalami denaturasi berupa kekeruhan hingga terjadi endapan putih.

§  Tujuan                  : Untuk mengetahui adanya protein dalam LCS

§  Alat dan Reagensia :

-       Tabung reaksi

-       Pipet tetes

-       Larutan Pandy : phenol 10 mL dan aquadest 90 mL. (larutan bila keruh disaring atau dibiarkan mengendap sisa jenuhnya)

§  Spesimen            :            LCS

§  Cara Kerja           :

-       Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.

-       Ditambah beberapa tetes larutan Pandy.

-       Amati adanya kekeruhan pada larutan tersebut.

§  Interpretasi           :

-       Negatif  : tidak terbentuk kekeruhan putih

-       Positif   : terbentuk kekeruhan putih.

IX.2.5 Uji Nonne

§  Metode                : Nonne

Page 8: Analisa Liquor Crebospinalis

§  Prinsip                  : Protein dalam larutan jenuh garam ammonium sulfat akan mengalami denaturasi berupa kekeruhan hingga terbentuka endapan.

§  Tujuan                  : Untuk mengetahui adanya protein jenis globulin dalam LCS

§  Alat dan Reagensia :

-       Tabung reaksi

-       Pipet tetes

-       Larutan Nonne : Ammonium sulfat jenuh 80 gram dalam 100 mL aquadest. (disaring bila keruh)

§  Spesimen            : LCS

§  Cara Kerja           :

-       Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.

-       Ditambah beberapa tetes larutan Nonne melalui dinding tabung dengan kemiringan 45°.

-       Amati adanya cincin putih keruh pada kedua lapis larutan tersebut pada posisi tegak.

§  Interpretasi           :

-       Negatif  : tidak terbentuk cincin putih

-       Positif   : terbentuk cincin putih.

IX.2.6 Protein

§  Metode                : Biuret

§  Prinsip                  : Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam medium alkali membentuk komplek warna yang dapat diukur dengan spektrofotometer

§  Tujuan                  : Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS.

§  Alat                      :

-       Tabung reaksi

-       Mikropipet  20 µLdan 1000 µL.

-       Tip kuning dan biru.

-       Fotometer

§  Reagensia           :

-       Reagen Kerja:  Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L, NaOH 1,15 mol/L, deterjen.

-       Reagen standard : 8,0 g/dL

-       Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu ruang.

§  Spesimen            : LCS

§  Cara Kerja :

Page 9: Analisa Liquor Crebospinalis

-       Masukkan ke dalam tabung berlabel :

Blanko Standar Sampel

Standar

Serum

Reagen kerja

-

-

1000 μl

20 µl

-

1000 μl

-

20 μl

1000 μl

-       Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang.

-       Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer dengan panjang gelombang 578 nm terhadap blanko reagent.

§  Perhitungan :

Total Protein   = Absorben   sampel      x konsentrasi standar (8,0 g/dL)      

         Absorben standard

      = ..............g/dL  x 1000    = ......mg/dL

Nilai Normal   : 15 – 45 mg/dL

IX.2.7 Glukosa

§  Metode                :            GOD-PAP

§  Prinsip                  : Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan hidrogen peroksida yang bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol dengan pengaruh katalis peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah.

§  Tujuan                  : Untuk menentukan kadar glukosa dalam LCS

§   Reaksi                 : Glukosa + ½  O2  + 2 H2O  glukosa oxidase      Glukonate + H2O2.

            2 H2O2 + 4-Aminoantipyrine + Phenol  POD  Quinoneimine + 4 H2O

§  Alat                      :

-     Tabung reaksi kecil                              - Timer

-     Mikropipet 10 dan 1000 µl                    - Tissue

-     Tip kuning dan biru                               - Rak Tabung

-     Fotometer

§  Reagensia :

-       Reagen kerja Glukosa

-       Reagen standar  Glukosa 100 mg/dl

-       Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu 2-8oC.

§  Spesimen            :            LCS

§  Cara kerja:

Page 10: Analisa Liquor Crebospinalis

-       Dipipet ke dalam tabung:

Blanko Standar Sampel

Standar

Serum

Reagen kerja

-

-

1000 µl

10 µl

-

1000 µl

-

10 µl

1000 µl

-       Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.

-       Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm.

§  Pengamatan dan Pembacaan :

-       Absorben blanko aquabidest  : 0,000

-       Dicatat Absorben pengukuran reagent blanko, standar dan sampel

-       Absorben :

§  Perhitungan :

Glukosa          = Absorben   sampel      x konsentrasi standard (100 mg/dL)

         Absorben standard

      = ..............mg/dL

§  Nilai Normal : 45 – 70 mg/dL

IX.2.8 Chlorida

§  Metode                : TPTZ

§  Prinsip                  : Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II), 2,4,4-tri-(2-pyridil)-S-triazide kompleks (TPTZ) membentuk merkuri (II) chlorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion besi (II) menghasilkan warna biru kompleks. Perubahan absorben pada 578 nm sebanding dengan kadar chlorida.

§  Tujuan                  : Untuk menentukan kadar Chlorida dalam LCS

§  Alat                      :

-     Tabung reaksi kecil                              - Timer

-     Mikropipet 10 dan 1000 µl                    - Tissue

-     Tip kuning dan biru                               - Rak Tabung

-     Fotometer

§  Reagensia           :

-       Reagen warna : 2,4,6-tri-(2-pyridil)-S-triazide (TPTZ) dan merkuri (II) kompleks 0,96 mmol/L dan besi (II) sulfat 0,5 mmol/L

-       Standard Chlorida : Natrium chlorida 100 mmol/L atau 355 mg/dL

§  Spesimen            : LCS

Page 11: Analisa Liquor Crebospinalis

§  Cara Kerja           :

-       Dipipet ke dalam tabung:

Blanko Standar Sampel

Standar

Serum

Reagen kerja

-

-

1000 µl

10 µl

-

1000 µl

-

10 µl

1000 µl

-       Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.

-       Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm.

§  Perhitungan :

       Chlorida  = Absorben   sampel      x konsentrasi standard (100 mmol/L)           

         Absorben standard

      = ..............mmol/L

§  Nilai Normal : 98 - 106 mmol/L

LCS ( liquor cerebro spinalis )

LIQUOR CEREBRO SPINALIS (LCS)

·         Produksi LCS:

–        70% à pleksus khoroid ventrikel (proses sekresi aktif dan ultrafiltrasi dari plasma)

–        30% à cairan interstitial (ruang interseluler otak dan sumsum tulang belakang)

·         Fungsi LCS :

–        Menerima hasil metabolisme otak dan SSP (Susunan saraf pusat)

–        Memberikan nutrisi pada SSP

–        Sebagai bantalan

–        Sebagai regulator TIK (Tekanan Intra Kranial)

·         Blood Brain Barier : Kemampuan otak untuk mempertahankan masuknya zat-zat yang mempunyai BM besar

·         Komposisi LCS : NA, K, urea, as. Laktat, sulfonamid

·         LCS tidak mengandung : bilirubin, fibrinogen, Ig (imunoglobulin)à BM besar Internal

·         Mekanisme Aliran LCS

o   Internal sistem :

§  Ventrikel lateralis (I & II)

Page 12: Analisa Liquor Crebospinalis

                                                  ↓   dihub oleh Foramen Interventrikel (For. Monroe)

§  Ventrikel tertius (III)

                                                                          ↓  dihub oleh Aquaduktus Sylvii

§  Ventrikel quartus (IV)

o   External sistem :

§  Ruang subarachnoid

§  Cisterna

§  Cerebrum

§  Medula spinalis

Internal sistem dengan External sistem dihub oleh For. Luschka & Magendi

l  Volume total LCS : 90 – 150 ml (org dws)

–        ventrikel : 20 ml

–        sisterna subarakhnoid : 60 ml

–        kanalis spinalis : 70 ml

l  Kecepatan formasinya : 500 ml/hari atau 20 ml/jam

l  Produksi LCS ↑ : hydrosephalus

l  Cara pengambilan :

–        Pungsi lumbal à L2-L3 atau L3-L4 (Hanya terdapat filum terminale sehingga kemungkinan melukai system saraf adalah kecil)

l  Volume LCS untuk pemeriksaan antara 15 sampai 20 ml, dibagi dalam 3 buah tabung steril:

–        Tabung I à untuk analisa kimia, serologi, dan pemeriksaan khusus misalnya imunologi.

–        Tabung II à untuk analisa bakteriologi.

–        Tabung III à untuk analisa mikroskopis sel

l  Syarat pemeriksaan :

                Dilakukan dlm wkt < 30’, karena bila > 30’ jml sel akan berkurang yang disebabkan:

–        Sel mengalami sitolisis

–        Sel akan mengendap, shg sulit mendapat sampel yang homogen

–        Sel terperangkap dalam bekuan

–        Sel cepat mengalami perubahan morfologi

Macam pemeriksaan :

a.       Pemeriksaan Rutin

                                - makroskopis

Page 13: Analisa Liquor Crebospinalis

                                - mikroskopis

                                - kimia

                                - bakteriologi

b.      Pemeriksaan Fisik

                                - tekanan

c.       Pemeriksaan Khusus

                                - elektroforesa protein

                                - imunoelektroforesa

                                - serologi

                                - imunoglobulin

l  Pemeriksaan makroskopis meliputi

–        Warna

–        Kekeruhan

–        pH

–        Konsistensi (bekuan)

–        Berat jenis

l  Warna

Normal warna LCS tampak jernih, ujud dan viskositasnya sebanding air.

–        Merah muda → perdarahan trauma akibat pungsi

–        Merah tua atau coklat → perdarahan subarakhnoid akibat hemolisis dan akan terlihat jelas sesudah disentrifuge

–        Hijau atau keabu-abuan →  pus

–        Coklat → terbentuknya methemalbumin pada hematoma subdural kronik

–        Xanthokromia → (kekuning-kuningan) pelepasan hemoglobin dari eritrosit yang lisis (perdarahan intraserebral/subarachnoid); juga disebabkan oleh kadar protein tinggi (> 200 mg/dl)

–        Kekeruhan

–        Normal → tidak ada kekeruhan atau jernih. Walaupun demikian LCS yang jernih terdapat juga pada meningitis luetika, tabes dorsalis, poliomyelitis, dan meningitis tuberkulosa.

–        Keruh  → ringan seperti kabut mulai tampak jika

–        lekosit 200-500/ul3

–        eritrosit > 400/ml

–        mikroorganisme (bakteri, fungi, amoeba)

–        aspirasi lemak epidural sewaktu dilakukan pungsi

Page 14: Analisa Liquor Crebospinalis

–        media kontras radiografi.

–        Konsistensi bekuan

–        Bekuan à banyak darah masuk

–        Normal → tidak terlihat bekuan

–        Bekuan → banyaknya fibrinogen yang berubah menjadi fibrin.

                Disebabkan: trauma pungsi, meningitis supurativa, atau meningitis tuberkulosa.

                Jendalan sangat halus à LCS didiamkan di dalam almari es selama 12-24 jam.

Analisa Laboratorium

l  Metode : perbandingan dengan aquadest secara visual

l  Prinsip : pada keadaan normal wujud LCS seperti air, dengan membandingkannya dapat dinilai adanya perubahan ujud LCS.

l  Peralatan yang dipergunakan :

–        Tabung reaksi

–        Kertas putih

l  Tata cara pemeriksaan :

–        Tabung reaksi diisi aquadest secukupnya sebagai pembanding.

–        Contoh bahan diisikan pada tabung reaksi yang sama ukurannya dengan pembanding.

–        Kedua tabung diletakkan berdekatan dengan latar belakang kertas putih.

–        Bandingkan contoh bahan dengan aquadest.

l  Tata cara pembacaan hasil :

–        Warna

–        Kejernihan / kekeruhan

•          0 = jernih

•          + 1 = berkabut

•          + 2 = kekeruhan ringan

•          + 3 = kekeruhan nyata

•          + 4 = sangat keruh

–        Bekuan, tidak ada (negatif) atau ada bekuan (positif)

PEMERIKSAAN MIKROSOKOPIS

l  Eritrosit dan leukosit masuk ke dalam LCS à ada kerusakan pada pembuluh darah atau sebagai akibat reaksi terhadap iritasi.

l  Perhitungan sel lekosit dan eritrosità segera dilakukan ( 40% dari lekosit lisis setelah 2 jam, Eritrosit lisis setelah 1 jam pada suhu ruangan)

Page 15: Analisa Liquor Crebospinalis

                DD: trama pungsi vs hemorhagi subarakhnoid

l  Nilai rujukan normal jumlah lekosit (monosit dan limposit) adalah

–        Anak & dewasa : 0 – 5 sel/ul

–        neonatus 0 – 30 sel/ul

                                                                                                ----------à Tidak Dilakukan

Analisa Laboratorium Jumlah Leukosit

l  Metode : bilik hitung Improved Neubauer

l  Prinsip : LCS diencerkan dalam perbandingan tertentu dan lekosit dihitung dalam volume tertentu.

l  Alat yang dipakai :

–        Pipet lekosit

–        Bilik hitung Improved Neubauer

–        Tabung reaksi kecil

–        Mikroskop

l  Reagen yang dipakai : larutan Turk

l  Tata cara pemeriksaan

–        Kocoklah dengan perlahan-lahan LCS yang akan diperiksa.

–        Isaplah larutan Turk dengan pipet lekosit sampai tanda 1 (satu).

–        Kemudian LCS dihisap sampai tanda 11 dan seterusnya dikocok.

–        Letakkan kaca penutup di atas bilik hitung.

–        Larutan LCS yang ada dalam pipet lekosit dibuang antara 2-3 tetes, kemudian diteteskan pada bilik hitng hingga bidang-bidang pada bilik hitung terisi. Diamkan lebih kurang 5 menit dalam posisi datar.

–        Kemudian diperiksa dalam mikroskop cahaya dengan pembesaran lensa obyektif 10 X

–        Hitung semua lekosit yang terdapat pada 9 (sembilan) bidang besar.

PEMERIKSAAN KIMIA

l  Analisa kimia LCS à membantu diagnosis / menilai prognosis. Pemeriksaan rutin :

–        penetapan protein secara kualitatif

–        kadar protein

–        kadar glukosa

ANALISA LABORATORIUM PROTEIN KUALITATIF

l  Keadaan normalà cairan otak mengandung sedikit sekali protein (BM besar).

l  Perbandingan antara albumin dan globulin > LCS daripada dalam plasma (molekul albumin >kecil)

l  Konsentrasi protein ↑ :

Page 16: Analisa Liquor Crebospinalis

–        Permeabilitas sawar darah-otak ↑ oleh radang

–        Meningitis yang berat

A. TEST PANDY

l  Prinsip : reagen pandy memberikan reaksi terhadap protein (albumin dan globulin) dalam bentuk kekeruhan. Pada keadaan normal tidak terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti kabut.

l  Alat dan reagen yang dipakai

–        Tabung serologi (garis tengah 7 mm)

–        Kertas putih

–        Reagen Pandy (larutan phenol jenuh dalam air)

l  Tata cara pemeriksaan :

–        Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Pandy

–        Tambahkan 1 tetes LCS

–        Kemudian dilihat segera ada tidaknya kekeruhan.

l  Tata cara pembacaan hasil

–        Negatif : tidak ada kekeruhan

–        Positif : terlihat kekeruhan yang jelas

•          +1           : opalescent (kekeruhan ringan seperti kabut)

•          +2           : keruh

•          +3           : sangat keruh

•          +4           : Kekeruhan seperti susu

Nilai normal          : (-) / (+1)

TEST NONNE APELT

l  Prinsip : reagen Nonne memberikan reaksi terhadap protein globulindalam bentuk kekeruhan yang berupa cincin. Ketebalan cincin àberhubungan dengan kadar globulin, makin tinggi kadarnya maka cincin yang terbentuk makin tebal.

 Alat dan reagen yang dipakai :

–        Tabung serologi (garis tengah 7 mm)

–        Reagen Nonne (larutan ammonium sulfat jenuh dalam air)

l  Tata cara pemeriksaan :

–        Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Nonne

–        Tambahkan 1 ml LCS dengan cara pelan-pelan sehingga terbentuk 2 lapisan, di mana lapisan atas adalah LCS. Diamkan selama 3 menit.

–        Kemudian dilihat pada perbatasan kedua lapisan dengan latar belakang gelap.

Page 17: Analisa Liquor Crebospinalis

l  Tata cara pembacaan hasil :

–        Negatif : tidak terbentuk cincin antara kedua lapisan

–        +1 : cincin yang terbentuk menghilang setelah dikocok (tidak ada bekasnya).

–        +2 : setelah dikocok terjadi opalesensi

–        +3 : mengawan setelah dikocok

l  Normal : (-)

GLUKOSA

l  Menyusutnya kadar glukosa dalam LCS à meningitis purulenta (metabolisme leukosit & bakteri ↓ kadar glukosa à 0).

l  Semua mikroorganisme menggunakan glukosaà pe↓ kadar glukosa dapat disebabkan oleh : fungi, protozoa, bakteri tuberculosis, dan bakteri piogen.

l  Meningitis oleh virus à sedikit me↓ kadar glukosa dalam LCS.

ASAM LAKTAT

l  Konsentrasi asam laktat à aktifitas glikolisis setempat.

l  Kadar asam laktat > 35 mg/dl àjarang terjadi kecuali pada meningitis oleh bakteri atau fungi.