analisa perubahan tutupan lahan daerah aliran sungai ... · pada daerah aliran sungai perubahan...

6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 AbstrakPerubahan tutupan lahan (land cover change) ditandai dengan adanya perubahan alih fungsi penggunaan lahan. Pada daerah aliran sungai perubahan tutupaan lahan sekitar daerah aliran sungai tersebut biasanya terjadi pada daerah sisi kanan dan kiri sungai yang digunakan sebagai pemukiman atau daerah industri (pabrik). Sungai Porong sebagai bagian dari Sungai Brantas yang sudah lama beralih fungsi sebagai tempat pembuangan luapan lumpur Lapindo telah banyak mengalami perubahan. Perubahan tersebut mempengaruhi kondisi air, pemukiman dan sosial ekonomi di wilayah tersebut. Untuk mengetahui besarnya perubahan tutupan lahan daerah tersebut dapat digunakan teknologi penginderaan jauh yang berbasis citra satelit menggunakan citra Landsat 7 dan citra Landsat 8. Penggunaan kedua citra yang berbeda tersebut dapat dikatakan sebagai citra multitemporal. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan yaitu dengan melakukan klasifikasi berdasarkan kemiripan maksimum (maximum likelihood). Hasil klasifikasi perubahan tutupan lahan daerah aliran sungai Porong tahun 2013 dikaji bersama rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo tahun 2009-2029 untuk dianalisa kesesuaiannya terhadap rencana pola ruang wilayah untuk pemukiman, perikanan, persawahan dan sempadan sungai. Kata KunciPerubahan Tutupan lahan, Citra Multitemporal, Klasifikasi Maximum Likelihood. I. PENDAHULUAN aerah aliran sungai (DAS) didefinisikan sebagai hamparan wilayah yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik (outlet) [1]. Pengelolaan DAS tidak terlepas dari berbagai permasalahan, antara lain masalah penurunan sumberdaya alamiah, polusi dari berbagai sumber, serta konflik penggunaan lahan di sekitar DAS [2]. Kerusakan DAS dapat ditandai oleh perubahan perilaku hidrologi, seperti tingginya frekuensi kejadian banjir (puncak aliran) dan meningkatnya proses erosi dan sedimentasi. Untuk mengetahui besarnya perubahan tersebut dapat digunakan teknologi penginderaan jauh yang berbasis citra satelit seperti citra Landsat 7 dan citra Landsat 8. Penggunaan kedua citra yang berbeda tersebut dapat dikatakan sebagai citra multitemporal. Citra multitemporal merupakan citra yang memiliki resolusi temporal. Resolusi temporal adalah kemampuan suatu sistem untuk merekam ulang daerah yang sama. Landsat (Land Satellites) merupakan tertua dalam program observasi bumi yang dipelopori oleh NASA Amerika Serikat. Sistem satelit ini bernama ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite) yang pertama kali diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1972 dan disusul ERTS-2 pada tahun 1975 [3]. Untuk pemetaan penutupan dan penggunaan lahan, data citra Landsat TM lebih dipilih daripada data citra multispektral yang lain karena terdapat band infra merah menengah [4]. Salah satu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi perubahan tutupan lahan yaitu dengan melakukan klasifikasi. Pada identifikasi perubahan tutupan lahan klasifikasi yang digunakan yaitu klasifikasi terselia berdasarkan kemiripan maksimum. Klasifikasi berdasarkan kemiripan maksimum (maximum likelihood) merupakan strategi klasifikasi terselia dengan cara mengevaluasi kuantitatif varian maupun korelasi pola tanggapan spektral pada saat mengklasifikasikan pixel yang tidak dikenal. Pada penelitian ini, data yang digunakan untuk mengamati perubahan tutupan lahan di daerah aliran sungai Porong yang berada di wilayah kabupaten Sidoarjo adalah data citra satelit Landsat 7 tahun 2002 dan Landsat 8 tahun 2013, sehingga dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat diketahui perubahan tutupan lahan serta kesesuaiannya terhadap rencana pola ruang yang telah dibuat oleh pemerintah kabupaten Sidoarjo dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2009-2029. II. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di Sungai Porong, Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan data landuse Sungai Porong milik Balai Besar Wilayah Sungai Brantas dan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo, sungai Porong terletak di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tarik, Kecamatan Prambon, Kecamatan Krembung, Kecamatan Porong dan Kecamatan Jabon. Secara geografis, Sungai Porong terletak pada 112.5°-112.9° BT dan 7.3° LS-7.5° LS. Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai Brantas Bagian Hilir Menggunakan Citra Satelit Multitemporal (Studi Kasus: Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo) Aninda Nurry Malia F. 1) dan Ira Mutiara Anjasmara 2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] 2) D

Upload: nguyendien

Post on 29-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai ... · Pada daerah aliran sungai perubahan tutupaan lahan sekitar daerah aliran sungai tersebut biasanya terjadi pada daerah sisi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print)

1

Abstrak— Perubahan tutupan lahan (land cover change)

ditandai dengan adanya perubahan alih fungsi penggunaan lahan.

Pada daerah aliran sungai perubahan tutupaan lahan sekitar

daerah aliran sungai tersebut biasanya terjadi pada daerah sisi

kanan dan kiri sungai yang digunakan sebagai pemukiman atau

daerah industri (pabrik). Sungai Porong sebagai bagian dari

Sungai Brantas yang sudah lama beralih fungsi sebagai tempat

pembuangan luapan lumpur Lapindo telah banyak mengalami

perubahan. Perubahan tersebut mempengaruhi kondisi air,

pemukiman dan sosial ekonomi di wilayah tersebut. Untuk

mengetahui besarnya perubahan tutupan lahan daerah tersebut

dapat digunakan teknologi penginderaan jauh yang berbasis

citra satelit menggunakan citra Landsat 7 dan citra Landsat

8. Penggunaan kedua citra yang berbeda tersebut dapat

dikatakan sebagai citra multitemporal. Salah satu metode yang

digunakan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan yaitu

dengan melakukan klasifikasi berdasarkan kemiripan maksimum

(maximum likelihood). Hasil klasifikasi perubahan tutupan lahan

daerah aliran sungai Porong tahun 2013 dikaji bersama rencana

tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo tahun 2009-2029

untuk dianalisa kesesuaiannya terhadap rencana pola ruang

wilayah untuk pemukiman, perikanan, persawahan dan

sempadan sungai.

Kata Kunci—Perubahan Tutupan lahan, Citra Multitemporal,

Klasifikasi Maximum Likelihood.

I. PENDAHULUAN

aerah aliran sungai (DAS) didefinisikan sebagai

hamparan wilayah yang dibatasi oleh pembatas

topografi (punggung bukit) yang menerima,

mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara

serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar

pada satu titik (outlet) [1].

Pengelolaan DAS tidak terlepas dari berbagai

permasalahan, antara lain masalah penurunan sumberdaya

alamiah, polusi dari berbagai sumber, serta konflik

penggunaan lahan di sekitar DAS [2]. Kerusakan DAS dapat

ditandai oleh perubahan perilaku hidrologi, seperti tingginya

frekuensi kejadian banjir (puncak aliran) dan meningkatnya

proses erosi dan sedimentasi. Untuk mengetahui besarnya

perubahan tersebut dapat digunakan teknologi penginderaan

jauh yang berbasis citra satelit seperti citra Landsat 7 dan

citra Landsat 8. Penggunaan kedua citra yang berbeda

tersebut dapat dikatakan sebagai citra multitemporal. Citra

multitemporal merupakan citra yang memiliki resolusi

temporal. Resolusi temporal adalah kemampuan suatu sistem

untuk merekam ulang daerah yang sama. Landsat (Land

Satellites) merupakan tertua dalam program observasi bumi

yang dipelopori oleh NASA Amerika Serikat. Sistem satelit ini

bernama ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite)

yang pertama kali diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1972 dan

disusul ERTS-2 pada tahun 1975 [3].

Untuk pemetaan penutupan dan penggunaan lahan, data

citra Landsat TM lebih dipilih daripada data citra

multispektral yang lain karena terdapat band infra merah

menengah [4]. Salah satu metode yang digunakan untuk

mengidentifikasi perubahan tutupan lahan yaitu dengan

melakukan klasifikasi. Pada identifikasi perubahan tutupan

lahan klasifikasi yang digunakan yaitu klasifikasi terselia

berdasarkan kemiripan maksimum. Klasifikasi berdasarkan

kemiripan maksimum (maximum likelihood) merupakan

strategi klasifikasi terselia dengan cara mengevaluasi

kuantitatif varian maupun korelasi pola tanggapan spektral

pada saat mengklasifikasikan pixel yang tidak dikenal.

Pada penelitian ini, data yang digunakan untuk

mengamati perubahan tutupan lahan di daerah aliran sungai

Porong yang berada di wilayah kabupaten Sidoarjo adalah data

citra satelit Landsat 7 tahun 2002 dan Landsat 8 tahun 2013,

sehingga dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat diketahui

perubahan tutupan lahan serta kesesuaiannya terhadap rencana

pola ruang yang telah dibuat oleh pemerintah kabupaten

Sidoarjo dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun

2009-2029.

II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan di Sungai Porong,

Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan data landuse Sungai Porong

milik Balai Besar Wilayah Sungai Brantas dan Peta Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo, sungai Porong

terletak di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tarik, Kecamatan

Prambon, Kecamatan Krembung, Kecamatan Porong dan

Kecamatan Jabon. Secara geografis, Sungai Porong terletak

pada 112.5°-112.9° BT dan 7.3° LS-7.5° LS.

Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai Brantas

Bagian Hilir Menggunakan Citra Satelit Multitemporal

(Studi Kasus: Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo) Aninda Nurry Malia F. 1) dan Ira Mutiara Anjasmara2)

Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected])

D

Page 2: Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai ... · Pada daerah aliran sungai perubahan tutupaan lahan sekitar daerah aliran sungai tersebut biasanya terjadi pada daerah sisi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print)

2

Gambar 1. Lokasi Penelitian

B. Data yang Digunakan

Pada tugas akhir ini, data yang digunakan yaitu data citra

satelit Landsat 7 tahun 2002 dan Landsat 8 tahun 2013. Data

citra satelit tersebut dapat diunduh secara bebas di

glovis.usgs.gov.us. Selain itu data lain yang digunakan yaitu

peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Kecamatan Mojosari dan

Porong tahun 1999 skala 1:25.000 untuk georeference pada

citra serta data batas kecamatan Tarik, Prambon, Krembung,

Porong, dan Jabon dengan format vektor .

C. Tahapan Penelitian

Pada proses pembuatan peta tutupan lahan Kali Porong

tahun 2002 dan 2013 hal yang pertama dilakukan yaitu dengan

melakukan koreksi geometrik pada citra dengan peta RBI

sebagai data referensinya. Kemudian dilakukan pemotongan

citra sesuai area studi penelitian. Untuk mengetahui perubahan

tutupan lahan, metode yang digunakan yaitu klasifikasi terselia

kemiripan maksimum (maximum likelihood). Proses klasifikasi

ini dilakukan dengan menggunakan software ER Mapper 7.0.

Langkah pertama adalah membuat training area, yaitu membuat

poligon-poligon pada setiap kelas yang akan diklasifikasikan.

Traning area dibuat menyebar dan merata terhadap tiap-tiap

kelas yang mencakup seluruh daerah penelitian. Setelah itu

dilakukan proses klasifikasi terselia. Kemudian dilakukan

pemberian warna terhadap masing-masing kelas tutupan lahan

hasil klasifikasi. Hasil dari proses klasifikasi tersebut yaitu peta

tutupan lahan Kali Porong tahun 2002 dan 2013. Berdasarkan

hasil peta tutupan lahan wilayah Kali Porong kemudian

dilakukan kajian perubahan tutupan lahan wilayah Kali Porong

berdasarkan data dan perencanaan lahan berdasarkan peraturan

atau ketetapan dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Sidoarjo tahun 2009-2029.

Input Data Citra Landsat 8 Wilayah Kali Porong

tahun 2013

Input Data Citra landsat 7 Wilayah Kali Porong

tahun 2002

Koreksi Geometrik Koreksi

Geometrik

RMS E ≤ 1 piksel RMS ≤ 1

piksel

Komposit Warna (Color Composite)

ya

Perbaikan Citra (Image

Enhancement)

Klasifikasi Terbimbing

Uji Ketelitian Klasifikasi ≥ 85%

Groundtruth

Cropping Area Cropping Area

ya

tidaktidak

Komposit Warna (Color Composite)

Perbaikan Citra (Image

Enhancement)

Klasifikasi Terbimbing

Uji Ketelitian Klasifikasi ≥ 85%

tidak

Groundtruth

Kajian Perubahan Tutupan Lahan Wilayah Kali Porong 2002-2013 dan Kesesuaian Penggunaan Lahan berdasarkan RTRW

Kab.Sidoarjo

Peta RBI Kabupaten

Sidoarjo tahun 1999

Peta RBI Kabupaten

Sidoarjo tahun 1999

tidak

Citra Terkoreksi Citra

Terkoreksi

Peta Tutupan Lahan Wilayah Kali Porong

dengan Landsat 7 tahun 2002

Peta Tutupan Lahan Wilayah Kali Porong

dengan Landsat 8 tahun 2013

Overlay

Peta Perubahan Tutupan Lahan Kali

Porong

Rencana Tata Ruang Wilayah Kab.Sidoarjo

tahun 2009-2029

Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data

Page 3: Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai ... · Pada daerah aliran sungai perubahan tutupaan lahan sekitar daerah aliran sungai tersebut biasanya terjadi pada daerah sisi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print)

3

III. HASIL DAN ANALISA

A. Koreksi Geometrik

Koreksi geometrik merupakan koreksi yang dilakukan

pada data citra yang memiliki distorsi atau kesalahan

geometrik. Kesalahan ini dapat dikoreksi dengan menggunakan

titik ikat medan (Ground Control Point/GCP), GCP adalah

titik-titik atau kenampakan dipermukaan bumi yang diketahui

posisinya pada citra (baris dan kolom) dan diketahui juga

koordinatnya pada peta acuan [5].

Tabel 1. Perhitungan RMS Error pada Citra

Landsat 7 tahun 2002 Titik X

(Piksel) Y (Piksel)

Easting (Meter)

Northing (Meter)

RMSe

1 2570.19 780.12 703509.57 9165685.59 0.84

2 2467.43 805.66 700379.89 9164897.24 0.68

3 2364.09 763.35 697314.68 9166165.30 0.35

4 2225.57 882.26 693158.98 9162570.06 0.83

5 2116.00 780.17 689865.43 9165666.94 0.55

6 2007.58 913.47 686568.26 9161604.91 0.92

7 2118.92 1070.15 689879.37 9156869.11 0.21

8 1986.34 1043.06 685931.87 9157659.68 0.95

9 1821.63 929.67 681034.71 9161135.19 0.72

10 1758.98 748.04 679180.75 9166618.79 0.49

11 1577.45 863.19 673717.36 9163148.74 0.55

12 1515.69 672.00 671927.46 9168946.64 0.59

13 1607.75 550.98 674715.20 9172573.37 0.88

14 1324.92 483.25 666278.45 9174640.59 0.59

15 1253.96 609.39 664108.24 9170836.44 0.53

16 1007.82 671.34 656683.88 9168941.89 0.81

17 1056.23 821.76 658128.31 9164373.31 0.46

Tabel 2. Perhitungan RMS Error pada Citra

Landsat 8 tahun 2013 Titik X

(Piksel)

Y

(Piksel)

Easting

(Meter)

Northing

(Meter)

RMSe

1 2832.93 423.17 703343.47 9165805.02 0.72

2 2718.49 465.91 699896.27 9164529.61 0.87

3 2633.57 410.42 697314.68 9166165.30 0.63

4 2493.57 531.77 693130.76 9162505.33 0.88

5 2385.90 427.06 689865.43 9165666.94 0.71

6 2275.80 561.77 686568.26 9161604.91 0.49

7 2386.50 720.65 689879.37 9156869.11 0.36

8 2255.04 693.79 685931.87 9157659.68 0.05

9 2092.49 578.11 681034.71 9161135.19 0.74

10 2030.56 394.66 679180.75 9166618.79 0.87

11 1848.41 509.47 673717.36 9163148.74 0.84

12 1788.01 316.07 671927.46 9168946.64 0.83

13 1879.90 195.65 674715.20 9172573.37 0.79

14 1599.99 126.95 666278.45 9174640.59 0.28

15 1528.23 254.05 664108.24 9170836.44 0.57

16 1281.05 317.00 656683.88 9168941.89 0.51

17 1328.81 469.23 658128.31 9164373.31 0.84

Dari koreksi geometrik yang sudah dilakukan,

didapatkan nilai rata-rata RMSe tahun 2013 = 0.6458 piksel dan

RMSe tahun 2002 = 0.6441 piksel. Kedua citra tersebut

memiliki nilai RMSe < 1 piksel, sehingga koreksi geometrik

sudah memenuhi ketelitian yang sudah ditetapkan.

Sementara nilai kekuatan jaring atau Strength of Figure

(SoF) dikatakan baik apabila nilai tersebut mendekati nol.

Berikut desain jaring kedua citra dan hasil perhitungan nilai

SoF.

Gambar 3. Desain Jaring Landsat 7 tahun 2002 dan Landsat 8

sesuai Lokasi Penelitian

Besar SoF = [𝑻𝒓𝒂𝒄𝒆(𝐀𝐓.𝐀)−𝟏]

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒓𝒂𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 = 0.225

B. Hasil Klasifikasi Tutupan Lahan Kali Porong pada Citra

Landsat 7 berdasarkan peta RBI

Proses klasifikasi perubahan tutupan lahan Kali Porong

pada citra Landsat 7 tahun 2002 mengacu pada peta RBI

wilayah Mojosari dan Porong. Berdasarkan legenda pada peta

RBI kelas yang dapat mewakili klasifikasi tutupan lahan pada

citra Landsat 7 yaitu : sawah, hutan, tegalan, tanah kosong,

sungai, empang atau tambak dan pemukiman dan bangunan.

Klasifikasi tersebut menggunakan metode klasifikasi

supervised maximum likelihood.

Hasil perubahan tutupan lahan Kali Porong didapatkan

berdasarkan hasil klasifikasi pada citra Landsat 7 tahun 2002.

Hasil klasifikasi tersebut terbagi menjadi 7 kelas untuk Landsat

7 tahun 2002 seperti yang tercantum pada tabel 3.

Tabel 3. Luas Area Tutupan Lahan Kali Porong

Berdasarkan Hasil Klasifikasi Citra Landsat 7 tahun 2002

Kelas Luas (Ha) %

Lahan Terbangun 5244.513 0.8

Sawah 9100.884 3.3

Tambak 1364.632 5.5

Badan Air 2801.008 1.3

Hutan 703.05 5.7

Tegalan 985.258 9.3

Lahan Kosong 1023.253 45.0

Total 21222.598 100

C. Hasil Klasifikasi Tutupan Lahan Kali Porong pada Citra

Landsat 8 berdasarkan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Sidoarjo tahun 2009-2029

Proses klasifikasi perubahan tutupan lahan Kali Porong

pada citra Landsat 8 tahun 2013 mengacu pada peta RTRW

Kabupeten Sidoarjo tahun 2009-2029. Perbedaan acuan

klasifikasi pada Landsat 8 dikarenakan perubahan tutupan lahan

Sidoarjo karena adanya semburan lumpur Lapindo.

Berdasarkan legenda pada peta RTRW Kabupaten Sidoarjo

kelas yang dapat mewakili klasifikasi tutupan lahan pada citra

Landsat 8 yaitu : kawasan lahan sawah yaitu sawah dan tegalan,

kawasan hutan (hutan bakau), sungai, perikanan (tambak),

Page 4: Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai ... · Pada daerah aliran sungai perubahan tutupaan lahan sekitar daerah aliran sungai tersebut biasanya terjadi pada daerah sisi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print)

4

kawasan lindung geologi (terdampak lumpur), Pemukiman dan

Industri sebagai lahan terbangun. Klasifikasi tersebut

menggunakan metode klasifikasi supervised maximum

likelihood.

Hasil perubahan tutupan lahan Kali Porong didapatkan

berdasarkan hasil klasifikasi pada citra Landsat 8 tahun 2013.

Hasil klasifikasi tersebut terbagi menjadi 9 kelas untuk Landsat

8 tahun 2013 seperti yang tercantum pada tabel 4.

Tabel 4. Luas Area Tutupan Lahan Kali Porong

Berdasarkan Hasil Klasifikasi Citra Landsat 8 tahun 2013

Kelas Luas (Ha) %

Lahan Terbangun 4971.816 23.42

Sawah 8938.214 42.11

Tambak 2068.748 9.74

Badan Air 1742.722 8.21

Hutan 1080.575 5.09

Tegalan 1289.04 6.07

Lahan Kosong 180.877 0.80

Lumpur 649.61 3.06

Pulau Sarinah 298.89 1.5

Total 21222.498 100

D. Analisa Perubahan Tutupan Lahan Kali Porong tahun

2002 dan 2013

Berdasarkan hasil klasifikasi citra Landsat 7 dan Landsat

8 didapatkan luasan tutupan lahan tahun 2002 dan 2013 yang

Masing-masing prosentase luasan tutupan lahan Kali Porong

tahun 2002 dan 2013 didapatkan hasil perbandingan luasan

tutupan lahan seperti yang ada pada tabel 5.

Tabel 5 Hasil Perbandingan Luasan Tutupan Lahan Kali

Porong tahun 2002 dan 2013

.Kelas

2002

Luas

(Ha) %

2013

Luas

(Ha) %

Perubahan

(Ha) %

Lahan

Terbangun 5244.513 24.71 4971.816 23.42 -272.697 -1.29

Sawah 9100.884 42.88 8938.214 42.11 -162.68 -0.77

Tambak 1364.632 6.43 2068.748 9.74 +704.116 +3.31

Badan Air 2801.008 13.19 1742.722 8.21 -1058.286 -4.98

Hutan 703.05 3.31 1080.575 5.09 +377.525 +1.78

Tegalan 985.258 4.64 1289.04 6.07 +303.782 +1.43

Lahan Kosong 1023.253 4.82 180.877 0.80 -852.376 -4.02

Lumpur - - 649.61 3.06 - -

Pulau Sarinah - - 298.89 - - -

Total 21222.598 100 21222.492 100 -970.616

-

4.52%

Berdasarkan tabel 5, pada area lahan terbangun mengalami

penurunan luasan tutupan lahan sebesar 4.43% dari tahun 2002

ke 2013. Hal tersebut disebabkan adanya fenomena luapan

lumpur LAPINDO dengan luas 649.61 Ha di wilayah

kecamatan Porong yang masih menjadi tutupan lahan dari Kali

Porong.

Tabel 6 Hasil Perubahan Luasan Tutupan Lahan Kali Porong

tahun 2002 dan 2013 per-Kecamatan

Kecamatan

2002 2013

Luas

(Ha) %

Luas

(Ha) %

Tarik 3670.21 17.27 3670.21 17.27

Prambon 3352.108 15.77 3352.12 15.77

Krembung 2860.233 13.45 2860.30 13.46

Porong 3063.525 14.41 3063.53 14.41

Jabon 8303.834 39.07 8303.62 39.07

Hasil persentase perbandingan luasan tutupan lahan kali

Porong, luas tutupan lahan kali Porong tahun 2002 mengalami

penurunan dari 21222.59 Ha menjadi 21222.49 dengan

prosentase sebesar 4.52%. Perubahan luas tutupan lahan yang

cukup signifikan tersebut terkait dengan adanya luapan lumpur

Lapindo pada tahun 2006 dan adanya pembentukan pulau

Sarinah.

Gambar 4. Perbandingan Luasan Tutupan Lahan Kali Porong

tahun 2002 dan 2013

E. Analisa Kesesuaian Perencanaan Penggunaan Lahan

Hasil Klasifikasi Citra Landsat 7 tahun 2002 dan Landsat 8

tahun 2013 dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Sidoarjo tahun 2009-2029

Berdasarkan hasil pengolahan citra Landsat 7 tahun

2002 dan Landsat 8 tahun 2013, didapatkan 7 kelas untuk

Landsat 7 yaitu : sungai, sawah, lahan terbangun, lahan kosong,

tegalan, tambak dan hutan bakau. Sementara pada citra Landsat

8 didapatkan 9 kelas yaitu: sungai, sawah, lahan terbangun,

lahan kosong,tegalan, tambak, hutan bakau, kawasan semburan

lumpur Lapindo dan pulau Sarinah. Perbedaan hasil kelas pada

citra Landsat 7 dan Landsat 8 ditinjau dari perkembangan

lingkungan yang terjadi selama kurun waktu 2002 hingga 2013

Tutupan lahan Kali Porong terdapat di lima Kecamatan

di Kabupaten Sidoarjo yaitu Kecamatan, Tarik, Kecamatan

Krembung, Kecamatan Prambon, Kecamatan Porong dan

Kecamatan Jabon.

Pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo

tahun 2009-2029 kebijakan yang diambil untuk

pengembangan dan pengelolaan hutan bakau dengan

ketentuan kawasan pantai berhutan bakau di tetapkan selebar

Page 5: Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai ... · Pada daerah aliran sungai perubahan tutupaan lahan sekitar daerah aliran sungai tersebut biasanya terjadi pada daerah sisi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print)

5

350 meter diukur dari garis pantai. Kebijaksanaan tersebut

diambil dengan mengacu pada aturan dan disesuaikan dengan

kondisi yang ada dilapangan. Berdasarkan rencana Tata Ruang

Wilayah tahun 2009-2029 kawasan hutan bakau yang ada di

wilayah Jabon yaitu sebesar 314.21Ha. Hasil klasifikasi pada

citra Landsat 8 tahun 2013, kawasan hutan telah mencapai

1232.73 Ha yang berarti belum sesuai dengan perencanaan

yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

Sementara pada rencana luas kawasan lahan terbangun

yang meliputi pemukiman, industri, fasilitas umum dan sentra

perdagangan jasa untuk daerah kecamatan Tarik, Krembung,

Prambon, Porong dan Jabon hingga tahun 2029 yaitu sebesar

8734.7 Ha. Hasil klasifikasi citra menunjukkan peggunaan

lahan hingga tahun 2013 yaitu sebesar 4971.816 Ha. Hal

tersebut menunjukkan bahwa luas lahan terbangun yang ada

sudah sesuai dan masih memungkinkan untuk terus

diadakannya pembangunan untuk pemukiman, fasilitas umum,

bangunan pabrik untuk industri di kawasan tersebut.

Pada rencana pengembangan kawasan sawah tanaman

pangan (lahan sawah) di Kabupaten Sidoarjo berdasarkan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) hingga 2029 yaitu

seluas 13544.07 Ha. Sementara untuk daerah tutupan

kecamatan Tarik, Prambon, Krembung, Porong dan Jabon yaitu

sebesar 6699.1 Ha. Berdasarkan hasil klasifikasi Landsat 8, luas

sawah hingga tahun 2013 yaitu 8938.21 Ha. Hal tersebut tidak

sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Sidoarjo 2009-2029. Sawah sebagian besar berada di wilayah

Kecamatan Krembung dan Prambon.

Luas rencana pengembangan kawasan tambak pada

tahun 2009-2029 adalah 13349.13 Ha dimana posisi kawasan

tambak tersebut berada di kecamatan Porong 496.30 Ha dan

Jabon 4144.10 Ha. Berdasarkan hasil klasifikasi, didapatkan

hasil 2068.748 Ha untuk tambak. Kawasan tambak yang saat

ini sebagian besar berada di Kecamatan Jabon juga terdapat

pulau Sarinah yang yang merupakan reklamasi dari lumpur

yang dialirkan melalui sungai Porong.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemantauan

perubahan tutupan lahan Kali Porong dengan menggunakan

citra satelit Landsat 7 dan Landsat 8, maka didapatkan beberapa

kesimpulan akhir yaitu:

a. Tutupan Lahan Kali Porong Kabupaten Sidoarjo tahun 2002

yang paling besar adalah kelas sawah sebesar 42.88 % dan

paling kecil adalah kelas hutan sebesar 3.31 % dari luas

wilayah.

b. Tutupan Lahan Kali Porong Kabupaten Sidoarjo tahun 2013

yang paling besar adalah kelas sawah sebesar 42.11 % dan

paling kecil adalah kelas lahan kosong sebesar 0.8 % dari

luas wilayah.

c. Perubahan luas untuk kelas tutupan lahan dari tahun 2002

sampai 2013 yaitu seluas -970.616 Ha. Kelas yang

mengalami perubahan paling besar adalah kelas badan air

(sungai) dan perubahan paling kecil adalah kelas lahan

kosong.

d. Berdasarkan hasil klasifikasi tutupan lahan, kelas yang

sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Sidoarjo tahun 2009-2029 hingga tahun 2013 ini

yaitu kelas lahan terbangun dengan persentase 65.17% dari

perencanaan, tambak dengan persentase 15.7% dari

perencanaan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dunne, T., & Leopold, L. B. 1978. Water in Environtmental Planning.

San Francisco: W.H. Freeman and Company

[2] Clark, N. 1996. Evolutionary dynamics and sustainable development: A system approach. Cambridge: Cambridge University Press.

[3] Thoha, A. S. 2008. Karakteristik Citra Satelit. Diakses pada tanggal 10

Oktober, 2013, dari http://abuhaniyya.files.wordpress.com/2009/02/karakteristik20citra20sat

elit6.pdf. [4] Danoedoro, P, 1996. Pengolahan Citra Digital. Fakultas Geografi,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Page 6: Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai ... · Pada daerah aliran sungai perubahan tutupaan lahan sekitar daerah aliran sungai tersebut biasanya terjadi pada daerah sisi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print)

6

LAMPIRAN