analisis beban kerja pada operator air traffic control
TRANSCRIPT
Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Controluntuk Mengurangi Stress Kerja
(Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)
Oleh: Urwatuz Zahara (2509100058)
Dosen Pembimbing:Ir. Sritomo Wignjosoebroto, M.Sc.
Outline
Sekilas Air Traffic Control
Tugas Utama ATC
• Mencegah tabrakan antara pesawat udara yang satu dengan pesawat udara lainnya.
• Mencegah tabrakan di daerah pergerakan antara pesawat udara dengan rintangan di daerah tersebut.
• Memperlancar dan memelihara keteraturan lalu lintas penerbangan.• Memberikan saran dan informasi yang berguna bagi keselamatan dan
efisiensi penerbangan.• Memberitahu kepada organisasi terkait tentang adanya sebuah
pesawat udara yang memerlukan bantuan dan pertolongan serta membantu organisasi tertentu bila diperlukan.
Meningkatnyajumlah penerbangan tiap tahun di
Bandara Ahmad Yani
Traffic yang padat
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Datang (Arrival)
Berangkat (Departure)
Latar Belakang Permasalahan
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012
Jam istirahattidak dapat
dimanfaatkan
Lingkungan kerja yang tidak nyaman
Tuntutan pekerjaan yang
berat
Latar Belakang Permasalahan
Tidak adanya radar
Taxiway danrunway
hanya satu
Latar Belakang Permasalahan
Tidak adanyaradar
Taxiway danrunway
hanya satu
Meningkatnyajumlah penerbangan tiap tahun
Traffic yang padat
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Datang (Arrival)
Berangkat (Departure)
Jam istirahat tidakdapat
dimanfaatkan
Lingkungan kerja yang tidak nyaman
Tuntutan pekerjaan yang
berat
Terjadi near miss dua kali
pada 2012
Latar Belakang Permasalahan
Rumusan Masalah
Bagaimana merancang perbaikan kerja pada
operator ATC Bandara Ahmad Yani Semarang
ditinjau dari analisis risiko, keandalan operator
dan analisis beban kerja sehingga dapat
mengurangi stress kerja dari operator ATC.
Tujuan Penelitian
Mengukur dan menganalisa beban kerja mental pada air traffic controller Mengukur probabilitas
terjadinya human error pada air traffic controller.
Melakukan analisa risiko untuk mengetahui potensi bahaya kesehatan dan keselamatan kerja untuk mitigasi risiko bahaya yang mungkin terjadi
Menyusun rancangan perbaikan sistem kerja ATC
Manfaat PenelitianBagi perusahaan:
• mengetahui beban kerja yang dialami oleh air traffic controller sehingga dapatdijadikan acuan untuk mengurangi beban kerja yang dialami oleh operator.
• Mengetahui tingkat keandalan operator dalam bekerja.
• Memberikan rekomendasi perbaikan pada PT Angkasa Pura I BandaraAhmad Yani Semarang agar dapat mengurangi stress kerja yang dialamiair traffic controller dan mengurangi resiko bahaya yang mungkin terjadi.
Manfaat PenelitianBagi Penulis:
• Mengetahui aplikasi metode NASA-TLX dan HEART dalam dunia kerja.
• Mengetahui kondisi apa saja yang berisiko menimbulkan bahaya atau kecelakaan kerja dalam ruang lingkup Air Traffic Control
Ruang Lingkup Penelitian
Batasan
• Objek penelitian adalah Air Traffic Controller yang bertugas di Semarang Approach dan Yani Tower di Bandar Udara Ahmad Yani Semarang.
Asumsi
• Tidak terjadi perubahan job description dan jumlah operator ATC selama dilakukan penelitian.
• Tidak terjadi perubahan SOP pada PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang.
Tinjauan Pustaka
Risk AnalysisReview
Penelitian Terdahulu
Air Traffic ControlBandara Ahmad Yani
Semarang Approach (APP)Yani Tower (TWR)
Jam Kerja Operator ATC
2 jam sebagai
controller
istirahat selama 45
menit.
3 jam sebagai
assistant controller
istirahat selama 45
menit.
Shift 1 : 05.30-13.30
Shift 2 : 13.00-21.00
Assistant Controller
ControllerSupervisor
Air Traffic Control-Yani Tower (TWR)
Air Traffic Control-Approach Control Office (APP)
Penyebab Stress Kerja pada Operator ATC
Tuntutan Pekerjaan: Prosedur Operasi Kerja: Jumlah pesawat yang ditangani Tekanan waktu Lalu lintas udara saat paling tinggi Harus mengikuti aturan Lalu lintas asing Perasaan kehilangan kontrol Kejadian tak terduga Ketakutan atas konsekuensi error
Lingkungan Kerja Organisasi Kerja Pencahayaan, refleksi optik Ambiguitas peraturan
Noise atau gangguan Hubungan antara supervisor dengan rekan kerja
microclimate Kurangnya kontrol saat proses kerja Postur tubuh yang buruk Gaji Istirahat dan fasilitas kantin Opini publik
Alat Kerja Jam Kerja Keterbatasan dan keandalan peralatan Periode tugas tak terputus VDT, R/T dan kualitas telepon Shift dan jam kerja malam Tata letak peralatan
(Sumber: Costa, 1995)
Dampak Stress Kerja pada Operator ATC
(Sumber: Costa, 1995)
Analisa Tingkat Keandalan dengan Metode Heart (Studi Kasus di Stasiun
Kereta Api Poncol Semarang) (Situmeang, 2011)
Pengukuran Beban Kerja Karyawan dengan Menggunakan Kerangka NASA-
TLX di Departemen Organisasi dan Prosedur
PT Petrokimia(Erisianna, 2012)
Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan
Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD Rumah Sakit Haji
Surabaya)(Handini,2013)
Analisis Beban Kerja pada Operator Air
Traffic Control (ATC) untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi
Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)
A Study of Job Stress and Turnover Tendency among Air Traffic Controllers: The
mediating Effects of Job Satisfaction
(Jou R.C., Kuo C.W., Tang M.L.,2013)
Pengukuran keandalan operator (HEART)
Pengukuran Beban Kerja (NASA TLX) dan Penetuan Jumlah Karyawan
Pengukuran Beban Kerja (NASA TLX) dan Keandalan Pekerja (HEART)
Analisis Beban Kerja pada Operator Air
Traffic Control (ATC) untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi
Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)
Job Stress pada ATC
Pengukuran Beban Kerja (NASA TLX) dan Keandalan Pekerja (HEART)
Analisis Beban Kerja pada Operator Air
Traffic Control (ATC) untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi
Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)
Job Stress pada ATC
Metodologi Penelitian
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis dan Pembahasan
Tahap Simpulan dan Saran
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Penetapan Tujuan dan Manfaat Penelitian
Studi Literatur Observasi Lapangan
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis dan Pembahasan
Tahap Simpulan dan Saran
Metodologi Penelitian
Data Primer :• Kuisioner NASA-TLX• Kuisioner FMEA• Detak Jantung ATC,
Pengukuran Human Reliability Assessment
Data Sekunder:• Job Description ATC• Jumlah karyawan• Data accident dan
incident di Bandara Ahmad yani
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis dan Pembahasan
Tahap Simpulan dan Saran
Metodologi Penelitian
Perhitungan Beban Kerja dengan NASA TLX
Perhitungan Keandalan operator ATC dengan
Metode HEART
Analisa Risiko
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis dan Pembahasan
Tahap Simpulan dan Saran
Metodologi Penelitian
Analisis Kondisi Eksisting
Analisis Pengukuran Beban Kerja
Analisis Pengukuran Keandalan Pekerja
Analisis Peta Risiko
Analisis Rekomendasi Perbaikan
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis dan Pembahasan
Tahap Simpulan dan Saran
Metodologi Penelitian
Penarikan Simpulan
Saran dan Rekomendasi
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis dan Pembahasan
Tahap Simpulan dan Saran
Metodologi Penelitian
Teknik Pengambilan Data
Data Sekunder
Pengolahan DataExpert Peneliti
Pengolahan Data
Identifikasi Kondisi Bahaya
• Physical Hazard• Chemical Hazard• Mechanical Hazard• Electrical Hazard• Ergonomic Hazard• Behavioral Hazard• Environmental Hazard • Biological Hazard• Psychosocial Hazard
• Ergonomic Hazard• Behavioral Hazard• Environmental Hazard • Psychosocial Hazard
Iden
tifik
asi B
ahay
aProses Kerja Jenis Bahaya Potensi Bahaya Penyebab Bahaya
Bahaya tersandung saat menaiki tangga
Tangga pada akses utama menuju ruang kerja kurang lebar dan sempit
Melewatkan informasi penerbangan dari bagian BO
Peletakan layar monitor yang jauh dari pandangan
Bahaya ergonomi
Sakit pada bagian tubuh tertentu
Posisi kerja duduk yang cukup lama
Bahaya psikososial
Kurang fokus dalam bekerja
Jumlah sumber daya yang terbatas, sehingga dalam satu shift kerja seringkali hanya ada dua atau tiga operator ATC
Lama dalam memberikan instruksi pada pilot
Kurang cekatan dalam memberi pengarahan pada pilot
Memandu pilot melebihi batas aturan maksimal
Kecenderungan operator tidak melakukan pergantian tugas ketika jam panduannya telah berakhir
Aerodrome Control
Tower (Yani Tower)
Bahaya tingkah laku
Bahaya lingkungan
Iden
tifik
asiB
ahay
aProses Kerja Jenis Bahaya Potensi Bahaya Penyebab Bahaya
Konsentrasi operator terganggu ketika memandu pesawat
Lokasi kerja tidak berada dalam restricted area sehingga sering terdengar suara motor lalu lalang dan suara adzan karena lokasi yang dekat dengan masjid
Operator merasa jenuh ketika bertugas
Kurangnya fasilitas dalam ruang kerja karena tidak adanya hiburan ketika istirahat
Bahaya ergonomi
sakit pada bagian tubuh tertentu
Posisi kerja duduk yang cukup lama
Bahaya psikososial
Kurang fokus dalam bekerja
Jumlah sumber daya yang terbatas, sehingga dalam satu shift kerja seringkali hanya ada dua atau tiga operator ATC
Lama dalam memberikan instruksi pada pilot
Kurang cekatan dalam memberi pengarahan pada pilot
Memandu pilot melebihi batas maksimal
Kecenderungan operator tidak melakukan pergantian tugas ketika jam panduannya telah berakhir
Bahaya tingkah laku
Bahaya lingkungan
Approach Control Office
(Semarang Approach)
Kategori Penilaian Severity of Harm
(Devi,2011)Fatal Dapat menyebabkan tabrakan antar pesawat
Major Breakdown of separation , menyebabkan hilangnya hari kerja dan dilakukan penanganan pasca kejadian
Moderate Breakdown of communication dan menghilangnya hari kerja
Minor Inconvenience
Fatal Dapat menyebabkan satu atau lebih kematian
MajorLuka atau kerusakan serius pada kesehatan, membutuhkan perhatian dan penanganan medis, tidak sampai menimbulkan kematian
Moderate Kerusakan reversible pada kesehatan, membtuhkan perawatan medis, menyebabkan hilangnya hari kerja
Minor Membutuhkan pertolongan pertama atau tidak menyebabkan hilangnya hari kerja
Kategori Penilaian Likelihood
Very Likely Terjadi pada kebanyakan situasi, ≥ 16 kali/bulan atau hampir tiap hari
Likely Seringkali terjadi pada saat tertentu, 5 ≤ X ≤ 5 kali/bulan
Unlikely Jarang terjadi, 2 ≤ X ≤ 4 kali / bulan
Highly Unlikely Sangat jarang terjadi, ≤ 1 kali/bulan
RACBahaya tersandung saat menaiki tangga 5 Very low /
negligibleTidak perlu diperhatikan
Melewatkan informasi penerbangan dari bagian Briefing Office
3Medium / moderate danger
Sedang
Konsentrasi operator terganggu ketika memandu pesawat
2 High / serious danger Mengancam
Operator merasa jenuh ketika bertugas 3
Medium / moderate danger
Sedang
Bahaya Ergonomi
Sakit pada bagian tubuh tertentu 3
Medium / moderate danger
Sedang
Bahaya Psikososial
Kurang fokus dalam bekerja 3
Medium / moderate danger
Sedang
Lama dalam memberikan instruksi pada pilot 3
Medium / moderate danger
Sedang
Memandu pilot melebihi batas jam maksimal 2 High / serious
danger Mengancam
Bahaya Lingkungan
Bahaya Tingkah
Laku
Jenis Bahaya Kategori BahayaRi
sk M
appi
ng
Pengolahan Data
Task AnalysisProses Persiapan
1.11.21.3
1
Plan 0
Operator menyiapkan formulir, strip marking, dan menyalakan mesinMeneliti NOTAM yang berlaku yang berkaitan dengan semua fasilitas dan operasi Meneliti semua fasilitas yang terkait operasi pelayanan lalu lintas
Proses persiapan pelayanan lalu lintas penerbanganSebelum melakukan pelayanan penerbangan, pastikan semua fasilitas dan
operasi penerbangan dalam kondisi siap
Task AnalysisProses Bertugas
2.1 2.22.32.42.52.62.72.82.9
2
Plan 1
Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait
Mencatat semua hal penting terkait dengan pelayanan lalu lintas udara
Memberi instruksi pada pilot untuk menyalakan mesin
Proses Bertugas
Sebelum melakukan pekerjaan pastikan semua unit yang terkait dalam operasi penerbangan dalam kondisi siap
Memberi instruksi pada pilot untuk memasuki taxiwayMemberi instruksi pada pilot untuk memasuki runwayMemberi instruksi pada pilot untuk holding posititionMemberi instruksi pada pilot untuk take offMemberi instruksi pada pilot untuk mencapai ketinggian tertentuMemberi panduan kepada pesawat dari bandara lain yang melewati Bandara
Task AnalysisProses Transfer Tugas
3.13.2
3
Plan 2
Operator membaca catatan operasi penerbangan pada shift sebelumnyaOperator mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
Sebelum melanjutkan pekerjaan perhatikan catatan operasi penerbangan pada shift sebelumnya
Proses Transfer Tugas
Task AnalysisProses Selesai Tugas
4.14.2
4 Proses Selesai Tugas
Perhatikan unit lain yang terkait dengan layanan penerbanganPlan 3Operator merekap catatan operasi penerbanganOperator mematikan semua mesin
Possible Error
Tasks Stopping Rule Possible Error Akibat Awal Akibat LanjutOperator ATC menyiapkan formulir, strip marking, dan menyalakan mesin
Operator ATC salah menempatkan urutan strip marking
Operator ATC akan kesulitan ketika melayani penerbangan
Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan
Meneliti NOTAM yang berlaku yang berkaitan dengan semua fasilitas dan operasi penerbangan
Operator ATC mengabaikan NOTAM yang berkaitan dengan operasi penerbangan
Kurangnya kesiapan dari operator ATC apabila terjadi suatu gangguan
Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan
Meneliti semua fasilitas yang terkait operasi pelayanan lalu lintas
Operator ATC tidak meneliti fasilitas yang terkait dengan pelayanan lalu lintas udara
Mengganggu jalannya pemanduan pesawat apabila terjadi kerusakan pada fasilitas kerja ATC
Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan dan mendapat banyak keluhan dari maskapai penerbangan
Proses persiapan pelayanan lalu
lintas penerbangan
Possible Error (2)Tasks Stopping Rule Possible Error Akibat Awal Akibat Lanjut
Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait
Operator ATC tidak berkoordinasi dengan semua pihak
Operator ATC akan kesulitan ketika melayani penerbangan
Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan
Mencatat semua hal penting terkait dengan pelayanan lalu lintas udara
Operator ATC tidak mencatat hal penting terkait dengan penerbangan
Kurang antisipasi ketika terjadi suatu masalah yang sama
Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan
Memberi instruksi pada pilot untuk menyalakan mesin
Operator ATC terlambat/Terlalu cepat memberi instruksi menyalakan mesin pesawat pada pilot
Apabila terlambat akan menyebabkan delay dan apabila terlalu cepat menyebabkan borosnya bahan bakar (avtur) pesawat
Mendapat banyak keluhan dari maskapai penerbangan
Memberi instruksi pada pilot untuk memasuki taxiway
Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk memasuki taxiway
Apabila terlalu lama akan menyebabkan borosnya bahan bakar, namun apabila terlalu cepat dapat mengganggu jalannya pesawat lain untuk menuju apron
Tidak teraturnya jadwal penerbangan sehingga akan menimbulakan banyak keluhan dari maskapai penerbangan
Memberi instruksi pada pilot untuk memasuki runway
Operator ATC salah dalam menempatkan pesawat pada posisi runway
Menyebabkan borosnya bahan bakar pesawat dan mengganggu jadwal penerbangan untuk pesawat berikutnya
Mendapat banyak keluhan dari maskapai penerbangan
Proses Bertugas
Possible Error (3)
Tasks Stopping Rule Possible Error Akibat Awal Akibat Lanjut
Memberi instruksi pada pilot untuk holding positition
Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk holding positition
Menyebabkan borosnya bahan bakar pesawat
Mendapat banyak keluhan dari maskapai penerbangan
Memberi instruksi pada pilot untuk take off
Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk take off
Apabila terlalu lama akan menyebabkan borosnya bahan bakar, namun apabila terlalu cepat dapat mengganggu pesawat lain yang akan mendarat
Menyebabkan tabrakan antar pesawat
Memberi instruksi pada pilot untuk mencapai ketinggian tertentu
Operator ATC salah dalam memberi instruksi ketinggian pesawat
Jarak separasi antar pesawat di udara kurang dari 1000 ft
Menyebabkan tabrakan antar pesawat
Memberi panduan kepada pesawat dari bandara lain yang melewati Bandara Ahmad Yani
Operator ATC salah dalam memberi panduan
Penerbangan akan mengalami ketidaknyamanan
Menyebabkan tabrakan antar pesawat
Proses Bertugas
Possible Error (4)
Tasks Stopping Rule Possible Error Akibat Awal Akibat Lanjut
Operator ATC membaca catatan operasi penerbangan pada shift sebelumnya
Operator ATC tidak membaca catatan pada shift sebelumnya
Kurangnya kesiapan dari operator ATC apabila terjadi suatu gangguan
Penerbangan akan mengalami ketidaknyamanan dan adanya keluhan dari maskapai penerbangan
Operator ATC mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
Operator ATC tidak mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
Operator ATC akan kesulitan ketika melayani penerbangan
Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan dan mendapat banyak keluhan dari maskapai penerbangan
Proses Transfer Tugas
Possible Error (5)
Tasks Stopping Rule Possible Error Akibat Awal Akibat Lanjut
Operator ATC merekap catatan operasi penerbangan
Operator ATC tidak merekap catatan operasi penerbangan
Tidak adanya rekam penerbangan untuk memberi rating pada operator dan laporan penerbangan pada maskapai penerbangan
Pemberian rating pada operator ATC menjadi tidak valid
Operator ATC mematikan semua mesin
Operator ATC tidak mematikan semua mesin
Menyebabkan borosnya konsumsi listrik Mesin akan cepat rusak
Proses Selesai Tugas
Generic Task
Deskripsi Aksi Operator
Nominal Human Unreliability
Error Producing Conditions Total HEART effect
Assessed Proportion
Assessed Effect
2. Kurangnya waktu yang tersedia untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan
11 0,1 2
0,18
0,09
HEP Operator ATC salah menempatkan urutan strip marking
Probability of Failure
D. Pekerjaan sederhana yang jelas dilakukan dengan cepat atau dengan memberikan sedikit
perhatianOperator ATC mengisi dan mengurutkan strip
marking sesuai dengan urutan pemanduan, berdasarkan data dari Briefing Office
Penilaian HEP
Assessed Effect = ((Total Heart Effect-1) x Assesed proportion)+1
Probability of failure = Nominal Human Unreliability x Assessed Effect(i)
= 9,9965,E-01 x 1,0000,E+00 x 8,9964,E-01 x 1,0000,E+00
= 0,8993
No Kegagalan Tugas HEP1 HEP Operator ATC salah menempatkan urutan strip marking 0,1800
2 HEP Operator ATC mengabaikan NOTAM yang berkaitan dengan operasi penerbangan 0,0204
3 HEP Operator ATC tidak meneliti fasilitas yang terkait dengan pelayanan lalu lintas udara 0,0954
4 HEP Operator ATC tidak berkoordinasi dengan semua pihak 0,0008
5 HEP Operator ATC tidak mencatat hal penting terkait dengan penerbangan 0,0012
6 HEP Operator ATC terlambat/Terlalu cepat memberi instruksi menyalakan mesin pesawat pada pilot 0,1909
7 HEP Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk memasuki taxiway 0,3519
8 HEP Operator ATC salah dalam menempatkan pesawat pada posisi runway 0,2916
9 HEP Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk holding positition 0,5568
10 HEP Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk take off 0,5184
11 HEP Operator ATC salah dalam memberi instruksi 0,3568
12 HEP Operator ATC salah dalam memberi panduan kepada pesawat yang melintasi Bandara Ahmad Yani 0,3568
13 HEP Operator ATC tidak membaca catatan pada shift sebelumnya 0,316814 HEP Operator ATC tidak mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan 0,316815 HEP Operator ATC tidak merekap catatan operasi penerbangan 0,001416 HEP Operator ATC tidak mematikan semua mesin 0,0004
Hasil Perhitungan Metode HEART
Berdasarkan hasil Perhitungan didapatkan hasil bahwa :
Sehingga dapat dikatakan operator dalam kondisi handal ketika memandu pesawat
100,8
= 0,8993
Hasil Pengolahan NASA TLX
Rating Weight Product Rating Weight ProductKebutuhan Fisik 40 0 0 80 0 0Kebutuhan Mental 60 5 300 100 2 200Kebutuhan Waktu 30 4 120 80 1 80Performansi 99 2 198 90 5 450Tingkat Stress 60 1 60 60 4 240Usaha 90 3 270 95 3 285
948 125515 15
63,2 83,6667
DeskriptorOperator ATC 1 Operator ATC 2
Total Bobot Total BobotWWL WWL
Rata-rata WWL Rata-rata WWL
Tingkat Kebutuhan Rata-rata Total Product PresentaseKebutuhan Fisik 46 695 4%Kebutuhan Mental 270 4052 23%Kebutuhan Waktu 188 2813 16%Performansi 264 3966 23%Tingkat Stress 173 2595 15%Usaha 226 3388 19%
Hasil Pengolahan NASA TLX
Simpulan
• Dari hasil pengolahan kuisioner pengukuran beban kerja dengan metode Nasa TLX didapatkan nilai rata-rata WWL (Weighted workload) sebesar 77,8 sehingga masuk dalam kategori agak tinggi.
• Dari hasil pengukuran dengan metode Heart diketahui bahwa tugas yang memiliki tingkat error paling besar ada pada pemberian instruksi untuk holding position yakni sebesar 0,55 dan operator memberi instruksi pada pilot untuk take off sebanyak 0,51. Sedangkan nilai keandalan dari operator sebesar 0,89 dari batas minimun yang ditetapkan perusahaan sebesar 0,8. Sehingga operator ATC cukup handal dalam melakukan pekerjaannya
• Perbaikan yang dilakukan dari analisis risiko yaitu memindahkan lokasi kerja APP ke tempat yang jauh dari jangkauan masyarakat umum dan perbaikan tingkah laku, dimana ada kecenderungan dari operator untuk memandu pesawat lebih dari batas maksimum pemanduan pesawat.
• Perbaikan yang dilakukan berkaitan dengan fasilitas kerja, adanya penambahan fasilitas hiburan di dekat ruang kerja ATC. Selain itu sebaiknya operator ATC diberi pelatihan yang berkaitan dengan keamanan penerbangan sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk menaati peraturan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Simpulan
Saran
• Perlu dilakukan penentuan jumlah operator optimal dalam satu shift kerja dengan mempertimbangkan tingkat kepadatan lalu lintas udara pada jam-jam tertentu.
• Adanya penentuan jumlah lini kerja untuk perkembangan Bandara Ahmad Yani.
Referensi
Arsi, R.M. (2012). Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar pada Job Description (Studi Kasus: Jurusan Teknik Industri, ITS , Surabaya),Tugas Akhir Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Badan Pusat Statistik (2012), Data Penerbangan di Bandara Ahmad Yani Semarang, BPS Provinsi Jawa Tengah, Semarang
Airways New Zealand, What is ATC?, Dipetik dari: http://www.airways.co.nz/careers/what_is_atc.asp.
Chandler, F. (2004). Using Root Cause Analysis to Understand Failures and Accident. Washington DC.
Costa, G. (1995). Occupational stress and stress prevention in air traffic control, International Labour Office, University of Verona, Geneva
Devi, L.M. (2011). Evaluasi Faktor Lingkungan Fisik dan K3 dengan Ergonomic Assessment pada Pembuatan Waterwall Panel (Studi Kasus: PT Alstom Power ESI). Tugas Akhir Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Erisianna, A. (2012). Pengukuran Beban Kerja Karyawan dengan Menggunakan Kerangka NASA-TLX di Departemen Organisasi dan Prosedur PT Petrokimia. Tugas Akhir Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Referensi
Handini, E. (2013). Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD Rumah Sakit Haji Surabaya). Tugas Akhir Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Jou R.C., Kuo C.W., Tang M.L., (2013) .” A study of job stress and turnover tendency among air traffic controllers: The mediating effects of job satisfaction”
Kirwan, B, (1994). A Guide to Practical Human Reliability Assessment. Taylor & Francis.
Manampiring, H, (2011). Ngobrol dengan Air Traffic Control, dipetik dari http://manampiring17.wordpress.com/2011/08/16/ngobrol-dengan-air-traffic-controller/
Materi Workshop, (2013). Workload Analysis (Analisa Beban Kerja) FTE Methode, dipetik dari http://materiworkshop.wordpress.com/2013/03/12/workload-analysis-analisa-beban-kerja-fte-methode/
Simanjuntak, R.A.,(2010). “Analisis Beban Kerja Mental dengan Metoda NASA TASK LOAD INDEX”,Situmeang, C.A., (2011). Analisa Tingkat Keandalan Dengan Metode Heart (Studi Kasus di Stasiun Kereta Api Poncol Semarang). Tugas Akhir Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang
Referensi
Susetyo, J., Simanjuntak,R.A., Wibisono, R.C.,(2012). “Pengaruh Beban Kerja Mental dengan Menggunakan Metode Nasatask Load Iindex (TLX) terhadap Stres Kerja”, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) ,Yogyakarta
Widyanti, A., Johnson, A., & Waard, D. d. (2010). “Pengukuran Beban Kerja Mental dalam Searching Task dengan Metode Rating Scale Mental Effort (RSME)”.
Wignjosoebroto, S., & Zaini, P. (1999). “Studi Aplikasi Ergonomi Kognitif untuk Beban Kerja Mental Pilot dalam Pelaksanaan Prosedur Pengendalian Pesawat dengan Metode “SWAT””.