analisis dampak kesehatan lingkungan (isi)

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara yang ada di sekitar kita, sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai harganya, berkembangnya jaman membuat pencemaran udara oleh bahan kimia, baik yang berasal dari proses alamiah atau yang berasal dari hasil kegiatan manusia. Pencemaran lingkungan adalah peristiwa Penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang berpotensi mengubah keadaan keseimbangan pada daur materi, sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Suatu zat dikatakan sebagai zat pencemar apabila zat tersebut kadarnya dalam lingkungan melebihi kadar normalnya; berada pada waktu dan tempat yang tidak semestinya. Pencemaran udara oleh bahan-bahan kimia akan menyebabkan masalah yang kompleks karena tidak hanya menyangkut kehidupan manusia, tetapi juga organisme hidup yang lain. Bahan-bahan kimia pencemar udara ini, dalam jumlah dan waktu tertentu, dapat mengganggu kelangsungan hidup. Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, tetapi sangat beracun. Pengukuran tingkat kadar CO yang dilakukan di area parkiran mall untuk memgetahui seberapa besar tingkat kadar CO yang diterima oleh petugas parkir

Upload: sipitnawang

Post on 14-Feb-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan. Gas CO pada tempat parkir pusat perbelanjaan di surabaya (Mall)

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udara yang ada di sekitar kita, sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai

harganya, berkembangnya jaman membuat pencemaran udara oleh bahan

kimia, baik yang berasal dari proses alamiah atau yang berasal dari hasil

kegiatan manusia. Pencemaran lingkungan adalah peristiwa Penyebaran bahan

kimia dengan kadar tertentu yang berpotensi mengubah keadaan

keseimbangan pada daur materi, sehingga mengganggu kesejahteraan

manusia. Suatu zat dikatakan sebagai zat pencemar apabila zat tersebut

kadarnya dalam lingkungan melebihi kadar normalnya; berada pada waktu dan

tempat yang tidak semestinya.

Pencemaran udara oleh bahan-bahan kimia akan menyebabkan masalah

yang kompleks karena tidak hanya menyangkut kehidupan manusia, tetapi

juga organisme hidup yang lain. Bahan-bahan kimia pencemar udara ini,

dalam jumlah dan waktu tertentu, dapat mengganggu kelangsungan hidup.

Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan

tidak berasa, tetapi sangat beracun.

Pengukuran tingkat kadar CO yang dilakukan di area parkiran mall untuk

memgetahui seberapa besar tingkat kadar CO yang diterima oleh petugas

parkir dan pengunjung di sekitar area tersebut. Lamanya pemajanan gas CO

juga dapat mempengaruhi kesehatan pekerja maupun pengunjung, semakin

lama pemajanan maka semakin membahayakan kesehatan.

1.2 Tujuan

a. Umum

Untuk menganalisis risiko kesehatan lingkungan dari pencemaran udara di

sekitar Plaza Surabaya dan BG-Junction terhadap kesehatan masyarakat.

Page 2: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

b. Khusus

1. Melakukan pemeriksaan gas CO di udara sekitar area parkir Plaza Surabaya dan BG-Junction Surabaya.

2. Melakukan wawancara dengan security dan pengunjung mengenai udara di sekitar area parkir Plaza Surabaya dan BG-Junction Surabaya.

3. Menganalisis dampak kesehatan akibat gas CO sekitar area parkir Plaza Surabaya dan BG-Junction Surabaya.

Page 3: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.

2.1 Pencemaran Udara

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun

dengan meningkatnya pembangunan fisik kota, pusat – pusat perbelanjaan

dan saran transportasi yang semakin bertambah, kualitas udara telah

mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor, hal

ini bila tidak segera ditanggulangi perubahan tersebut dapat membahayakan

kesehatan manusia, hewan serta tumbuhan.

Pencemaran udara diartikan sebagai suatu kondisi dimana kualitas

udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat – zat baik yang tidak

berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia.

Pencemaran udara biasanya terjadi di kota – kota besar dan juga daerah padat

industri yang menghasilkan gas – gas yang mengandung zat diatas batas

kewajaran. Salah satu polutan berbahaya yang terkandung dalam udara adalah

gas karbon monoksida (CO).

Gas CO dapat bertahan lama di muka bumi karena kemampuan

atmosfer untuk menyerapnya dalah 1 – 5 tahun. Gas CO utamanya dihasilkan

dari pembakaran tidak sempurna dari senyawa karbon, misalnya berasal dari

minyak tanah, bensin, solar, batu bara, LPG, atau kayu. Karbon monoksida

terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran.

Namun pada umumnya. Gas CO terbentuk secara alamiah maupun sebagai

hasil sampingan kegiatan manusia.

2.2 Karbon Monoksida

Karbon dan oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon

monoksida (CO) sebagai hasil dari pembakaran yang tidak sempurna dan

karbon dioksida (CO2) sebagai hasil dari pembakaran sempurna. Karbon

monoksida adalah pencemar primer berbentuk gas yang tidak berwarna, tidak

memiliki rasa, tidak berbau dan memiliki berat jenis yang lebih kecil dari

Page 4: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

udara serta sangat stabil dan mempunyai waktu tinggal 2-4 bulan

(Purnomohado dalam Satria, 2006). Jika suhu normal, CO berbentuk gas

yang tidak berwarna, berasa, serta tidak berbau. CO memiliki potensi bersifat

racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan

pigmen darah yaitu haemoglobin. Haemoglobin mengira CO adalah O2

sehingga ikut terbawa dalam aliran darah, mengakibatkan darah kekurangan

oksigen dengan dampak paling parah adalah kematian. Karbon monoksida di

lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah

dari kegiatan manusia, Korban monoksida yang berasal dari alam termasuk

dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan

badai listrik alam.

Karbon Monoksida (CO) merupakan gas tak berwarna, tak berbau dan

tak bercitarasa, yang sangat bersifat racun. Karena gas ini tak berbau dan tak

berwarna, orang dapat tertidur tanpa curiga bahwa ia sedang mulai keracunan.

Karbon monoksida mencegah hemoglobin mengangkut oksigen untuk

dipasok ke jaringan tubuh. Ikatan antara hemoglobin dan karbon monoksida

lebih kuat daripada ikatan antara hemoglobin dan oksigen. Tanpa oksigen

manusia dan hewan akan segera tewas. Gejala akibat polusi karbon

monoksida ialah napas pendek, sakit kepala, mudah lelah, mudah

tersinggung, kejang dan koma, yang dapat berakhir dengan kematian bila

konsentrasi gas ini cukup tinggi. Hendaknya dibedakan antara karbon

dioksida (C0 2) yang terdapat dalam limun (minuman ringan berkarbonat)

dan karbon monoksida (CO). Karbon monoksida dihasilkan bila bahan bakar

berkarbon dibakar dengan oksigen yang tak mencukupi banyaknya. Mesin

mobil mengeluarkan gas ini dalam kuantitas maut. Gas ini berperan dalam

menimbulkan pencemaran udara.

Karbon monoksida digunakan sebagai gas bahan cair seperti gas air

(bercampur hidrogen) dan gas kota (bercampur metana), baik untuk industri

maupun untuk rumah tangga. Gas ini juga digunakan untuk memisahkan

logam (besi dan nikel) dari bijihnya dan memurnikannya. Karbon monoksida

juga digunakan untuk bahan pembuat zat-zat tertentu. Secara industri, gas ini

dibuat dari arang, yang dipanaskan dengan karbon dioksida, oksigen

Page 5: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

(kuantitas terbatas) atau air. CO pertama kali dibuat di laboratorium dalam

tahun 1776 oleh J.M.F. deLassone, kimiawan Perancis. Rumusnya ditemukan

oleh William Cruikshank, seorang ahli kimia Inggris.

2.3 Cara Masuk Gas Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran

darah akan menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin

(Hb) dalam darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak

dan organ vital penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat

beracun bagi tubu manusia, sehingga akibatnya bisa fatal. Ikatan CO dan Hb

dalam darah akan membentuk karboksi haemoglobin. Ini menyebabkan dua

hal :

1. Oksigen akan kalah bersaing dengan karbon monoksida sehingga kadar

oksigen dalam darah manusia akan menurun drastis. Seperti yang kita

tahu, oksigen diperlukan dalam proses metabolisme tubuh sel, jaringan dan

organ dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan CO di dalam darah, maka

akan menghambat metabolisme tubuh manusia.

2. Gas CO akan menghambat terjadinya proses respirasi atau oksidasi

sitokrom. Hal ini akan mengakibatkan pembentukan energi tidak

maksimal. Karbon monoksida akan berikatan langsung dengan sel otot

jantung dan sel tulang. Akibatnya terjadi keracunan CO pada sel tersebut

dan merembet pada sistem saraf manusia. Jika seseorang mengalami

paparan CO 1.000 ppm selama beberapa menit akan menimbulkan

kejenuhan karboksi haemoglobin. Orang tersebut akan bekurang

kesadarannya atau pingsan. Sedangkan jika ditambah beberapa menit lagi

maka dapat mengakibatkan kematian.

2.4 Gejala Keracunan Gas Karbon Monoksida (CO)

Paparan karbon monoksida dalam jumlah besar akan menimbulkan

gejala seperti keracunan, yakni sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala ini

akan bertambah dengan rasa lelah, mengeluarkan keringat cukup banyak, pola

pernafasan menjadi cepat dan pendek, adanya rasa gugup dan berkurangnya

Page 6: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

fungsi penglihatan. Puncak dari gejala ini adalah berkurangnya kesadaran

bahkan hingga pingsan yang sebelumnya ditandai dengan sakit dada yang

sangat mendadak. Jika terjadi nyeri dada, maka CO sudah berada di jantung.

Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon monoksida ini terjadi karena

kesulitan bernafas dan edema paru yang disebabkan adanya kekurangan

oksigen pada level sel, dimana sel tidak mendapatkan cukup oksigen dari

darah karena justru mengikat gas CO.

2.5 Sumber dan Distribusi

Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama dengan

bahan bakar bensin. Berdasar estimasi, jumlah CO dari sumber buatan

diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini

berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bensin dan sepertiga

berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak

dari industri dan pembakaran sammpah domestik.

2.6 Dampak Gas Karbon Monoksida

2.6.1 Terhadap Kesehatan

Pada tingkat konsentrasi tertentu zat – zat pencemar udara dapat

berakibat langsung terhadap kesehatan manusia, baik secara mendadak

atau akut, menahun atau kronis atau sub klinis dan dengan gejala –

gejala yang samar. Dimulai dari iritasi saluran pernafasan, iritasi mata,

dan alergi kulit sampai pada timbulnya tumbuhan atau kanker paru.

Gangguanj kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara dengan

sendirinya mempengaruhi daya kerja seseorang, yang berakibat

turunnya nilai produktivitas serta mengakibatkan kerugian ekonomis

pada jangka panjang dan timbulnya permasalahan sosial ekonomi

keluarga dan masyarakat.

Dampak buruk polusi udara bagi kesehatan mausia tidak dapat dibantah

lagi, baik polusi udara yang terjadi di alam bebas ataupun yang terjadi

di dalam ruangan, polusi yang terjadi di luar ruangan terjadi karena

bahan pencemar yang berasal dari industri, transportasi, sementara

Page 7: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

polusi yang terjadi di dalam ruangan dapat berasal dari asap rokok, dan

gangguan sirkulasi udara.

Ada tiga cara masuknya bahan pencemar udara ke dalam tubuh

manusia, yaitu melalui inhalasi, ingesti, dan penetrasi kulit. Inhalasi

adalah masuknya bahan pencemar udara ke tubuh manusia melalui

sistem pernafasan. Bahan pencemar ini dapat mengakibatkan gangguan

pada paru – paru dan saluran pernafasan, selain itu bahan pencemar ini

kemudian masuk dalam peredaran darah dan menimbulkan akibat pada

alat tubuh lain. Akibat – akibat yang timbul pada tubuh manusia karena

bahan pencemar udara dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis

bahan pencemar, toksisitasnya dan ukuran partikelnya. Secara umum

ada tiga faktor utama yang berpengaruh dalam proses inhalasi bahan

pencemar ke dalam paru – paru, yaitu komponen fisik, komponen

kimiawi dan faktor penjamu. Aspek komponen fisik adalah keadaan

dari bahan yang diinhalasi itu sendiri, apakah berupa gas, debu, uap,

dan lain – lain. Ukuran dan bentuk partikel juga berpengaruh dalam

proses penimbunan pencemaran di paru – paru.

Selain menyebabkan O2 tidak terikat oleh haemoglobin, CO juga

memberi beberapa dampak buruk bagi kesehatan manusia. CO kadar

tinggi menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat dan sistem

kardiovaskuler, serta menyebabkan perubahan tekanan darah, dan

meningkatkan resiko gagal jantung.

2.6.2 Terhadap Ekosistem dan Lingkungan

Di udara, karbon monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat

sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di perkotaan dengan lalu lintas yang

padat konsentrasi gas CO antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama

diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi)

dapat menyebabkan gangguan pada ekosistem dan lingkungan kita.

Page 8: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

2.6.3 Terhadap Hewan

Pada hewan, dampak dari kadar karbon monoksida yang berlebihan

hamper menyerupai dampak yang terjadi pada manusia, dapat

menyebabkan kematian.

2.6.4 Terhadap Tumbuhan

Bagi Tumbuhan, kadar CO 100ppm pengaruhnya hamper tidak ada

khususnya tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO 200ppm dengan waktu

kontak 24 jam dapat mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh

bakteri bebas terutama yang terdapat pada akar tumbuhan.

2.6.5 Dampak Terhadap Material

Pada material, dampak pencemaran udara oleh karbon monoksida

adalah menghitamnya benda-benda pada daerah yang telah tercemar

oleh karbon monoksida.

Page 9: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

3.1 Sampel

Lokasi pengambilan : Delta Plaza Surabaya

Jl. Pemuda No.31-37 Surabaya

: BG- Junction Surabaya

Jl. Kranggan No. 8 – A, Bubutan, Surabaya

Waktu : Pukul 12.30 – 14.30 WIB

Hari/Tanggal : Rabu, 25 November 2015

Petugas : Kelompok B

3.2 Sistem Pengambilan

Pengambilan Sampel gas CO

1. Menentukan titik pengambilan sampel

2. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

3. Mematahkan kedua ujung gas detector tub indikator CO pada lubang

yang ada di alat gas detector tube

4. Menancapkan gas detector tube indikator CO pada alat gas detector tube

5. Tarik injeksi, hingga menujukkan angka nol

6. Biarkan selama 2 menit, lepaskan indikator CO dari gas detector

7. Baca hasil gas CO dan catat

3.3 Analisis Data

Berdasarkan Baku Mutu Lingkungan Udara Ambient di Indonesia menurut

Kep.Men. KLH 02/MENKLH/1988, Nilai Ambang Batas gas CO sebagai

berikut:

Zat Nilai Ambang Batas (ppm)SO2 0.10CO 20NO 1.15O3 0.10DEBU 0.26Pb 0.06

Page 10: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

H2S 0.03NH3 2.0HC 0.24

Sumber: Baku Mutu Lingkungan Udara Ambient di Indonesia menurut Kep.Men. KLH 02/MENKLH/1988.

Pada praktikum yang kami lakukan yang diambil di Delta Plaza Surabaya dan BG Junction menunjukkan bahwa sampel mempunyai kadar CO sebesar berikut :

Tempat Hasil kandungan gas CO

Delta Plaza Surabaya 19

BG Junction 15

Menurut Baku Mutu Lingkungan Udara Ambient di Indonesia menurut

Kep.Men. KLH 02/MENKLH/1988 maksimal kandungan gas CO adalah

sebesar 20 ppm, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kadar CO di area tersebut

masih memenuhi syarat karena dibawah nilai ambang batas.

Hasil Wawancara

Hasil wawancara dengan Bapak Budi yang bekerja selama 8 jam per hari,

beliau merasakan sesak nafas dan akhir – akhir ini masih merasakan sesak nafas,

namun tidak merasakan nyeri di dada. Beliau juga merasakan pusing saat bekerja

di area parkir tersebut, namun tidak sakit kepala dan tidak mual. Tempat kerja

Bapak Budi tidak menyediakan masker, sehingga pada saat bekerja Bapak Budi

tidak memakai masker. Beliau pun tidak memeriksakan kesehatannya setiap

sebulan sekali. Bapak Rizki juga tidak mengetahui apa efek asap kendaraan jika

masuk ke dalam tubuh.

Hasil wawancara dengan bapak rizki adalah selama 8 jam bekerja Bapak

Rizki pernah mengalami sesak nafas akhir – akhir ini saat berada di area parkiran.

Sesak nafas yang dirasakan oleh beliau diikuti dengan rasa nyeri di dada. Beliau

juga merasakan pusing dan sakit kepala, namun tidak merasakan mual selama

bekerja di area tersebut. Pak rizki tidak memeriksakan kesehatannya setiap bulan.

Walaupun dari tempat kerja beliau tidak disediakan masker, Pak Rizki tetap

memakai masker. Menurut Pak Rizki memakai masker dapat meminimalisir

Page 11: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

masuknya asap ke dalam tubuh beliau, karena Pak Rizki tahu efek asap kendaraan

dapat mempengaruhi kesehatan.

Melalui wawancara kepada pengunjung bahwa rata-rata dari pengunjung

pusat perbelanjaan sepertia Delta Plaza dan BG-Junction Surabaya, berada di area

parkir hanya sebentar untuk keperluan parkir. Sebagian besar dari mereka tidak

mengalami gangguan pernafasan seperti sesak nafas dan nyeri dada, kecuali pada

pengunjung yang memiliki riwayat penyakit saluran pernafasan. Beberapa

pengunjung mengalami pusing, sakit kepala, dan mual saat di area parkir.

Pengunjung yang kami wawancarai tidak pernah memeriksakan kesehatannya

setiap bulan. Beberapa pengunjung memakai masker saat berkendara saja, namun

pada saat di area parkir kebanyakan tidak memakai masker padahal mereka tahu

bahwa asap kendaraan bermotor dapat mempengaruhi kesehatan.

Page 12: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

BAB IV

PROSES KEGIATAN DALAM ARKL

4.1. Rumusan Masalah

1. Apakah kadar gas CO di udara pada area Parkir Delta Plaza Surabaya dan

BG-Junction Surabaya memenuhi persyaratan?

2. Apakah rona lingkungan di sekitar Parkir Delta Plaza Surabaya dan BG-

Junction Surabaya memenuhi syarat?

3. Bagaimana dampak kesehatan yang ditimbulkan di Parkir Delta Plaza

Surabaya dan BG-Junction Surabaya?

4.2. Identifikasi Masalah

Aktivitas kendaraan mobil dan sepeda motor yang hendak parkir

menimbulkan pencemaran udara seperti asap dan gas-gas yang dapat

menurunkan kualitas kimia udara. Apabila udara yang tercemar terus menerus

diterima oleh manusia akan terakumulasi didalam tubuh manusia dan

menimbulkan gangguan kesehatan. Selain itu udara yang tercemar juga dapat

menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar.

4.3. Karakteristik bahaya

Kendaraan mobil maupun sepeda motor menghasilkan asap dan gas-

gas yang berbahaya bagi lingkungan sekitar area parkir Delta Plaza Surabaya

dan BG Junction. Selain itu asap maupun gas-gas tersebut juga dapat

menyebabkan gangguan kesehatan bagi pekerja di area tersebut. Asap dan gas

yang yang dihasilkan dari kendaraan mobil maupun sepeda motor akan

terakumulasi di dalam udara sehingga emisi kendaraan tersebut menyebakan

polusi udara dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia

seperti meningkatkan penyakit paru-paru, saluran pernafasan, dan lain-lain.

4.4 Analisis Pajanan

Cara pemajanan: udara tercemar terhirup oleh manusia melalui saluran

pernafasan sehingga dapat menyebabkan gangguan pernafasan misalnya

Page 13: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

sesak nafas. Sedangkan gas beracun yang kontak langsung dengan tubuh

manusia yang terkena mata dan kulit dapat menyebabkan iritasi

4.5 Kualitas kimia udara

Pemeriksaan udara gas CO dimana sampling udara dilakukan di area

parkir sepeda motor Delta Plaza menunjukkan bahwa kadar CO mempunyai

kandungan sebesar 19 ppm. Hal ini dikarenakan area parkir Delta Plaza

berada di tepi jalan dan terbuka sehingga ada penambahan gas CO dari

kendaraan lain yang melintas di depan area parkir. Sedangkan sampling udara

yang dilakukan di area parkir mobil BG Junction menunjukkan bahwa kadar

CO mempunyai kandungan sebesar 15 ppm. Hal ini dikarenakan area parkir

BG-Junction berada di tempat tertutup sehingga tidak ada penambahan gas

CO dari sumber lain.

Menurut Baku Mutu Lingkungan Udara Ambient di Indonesia

menurut Kep.Men. KLH 02/MENKLH/1988 maksimal kandungan gas CO

adalah sebesar 20 ppm, hal ini menunjukkan bahwa sampel yang kita periksa

masih dibawah Nilai Ambang Batas. Namun jika udara tersebut terhirup

dalam jangka panjang maka dapat menimbulkan pengaruh pada anggota

tubuh.

4.6 Rona Lingkungan

Banyaknya kendaraan yang akan parkir di area parkir sepeda motor

Delta Plaza Surabaya dan area parkir BG Junction menyebabkan penambahan

pencemaran udara. Sedangkan tanaman penyerap polusi di area tersebut

kurang mampu untuk mengurangi dampak polusi udara dikarenakan

kuantitasnya yang tidak sebanding dengan banyaknya kendaraan.

Selain itu adanya pusat perbelanjaan di dekat area tersebut juga

memberi kontribusi pencemaran lingkungan tidak hanya udara melainkan

sampah yang dihasilkan dalam aktivitas perdagangan.

4.7 Dampak kesehatan

Page 14: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

Gas Karbon Monoksida (CO) dapat menyebabkan O2 tidak terikat

oleh haemoglobin, CO juga memberi beberapa dampak buruk bagi kesehatan

manusia. CO kadar tinggi menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat

dan sistem kardiovaskuler, serta menyebabkan perubahan tekanan darah, dan

meningkatkan resiko gagal jantung.

4.8 Karakteristik Risiko

Di area parkir motor Delta Plaza Surabaya dan area parkir mobil BG -

Junction terdapat banyak kendaraan yang menghasilkan asap, dan gas-gas

yang berbahaya terutama CO yang dihasilkan dari pembakaran mesin

kendaraan. Pada praktikum ini, pengukuran gas CO dilakukan pada sampel

udara yang diambil di area parkir motor Delta Plaza Surabaya dan area parkir

mobil BG – Junction. Setelah dilakukan pengambilan sampel udara dan

dilakukan pemeriksaan ternyata dihasilkan bahwa dilokasi tersebut terdapat

gas CO.

Gas CO yang terhirup dapat bereaksi dengan hemoglobin pada sel

darah merah sehingga menghalangi pengangkutan oksigen yang sangat

dibutuhkan tubuh. Efek gas CO yang ditimbulkan diantaranya adalah pusing,

mual, pingsan, kerusakan otak dan kematian. Gas CO yang terhirup dapat

pula berdampak pada kulit dan menyebabkan masalah jangka panjang pada

penglihatan. Gas CO juga memberi beberapa dampak buruk bagi kesehatan

manusia yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskuler,

serta menyebabkan perubahan tekanan darah, dan meningkatkan resiko gagal

jantung.

Page 15: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menurut Baku Mutu Lingkungan Udara Ambient di Indonesia

menurut Kep.Men. KLH 02/MENKLH/1988 maksimal kandungan gas CO

adalah sebesar 20 ppm, sedangkan kandungan gas CO yang terdapat di area

parkiran motor Delta Plaza Surabaya adalah sebesar 19 ppm sedangkan di area

parkiran mobil BG Junction kadar kandungan gas CO adalah sebesar 15 ppm

yang artinya masih memenuhi persyaratan.

5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan penambahan penanaman pohon yang dapat menyerap

gas CO di sekitar area parkir Delta Plaza Surabaya. Contoh tanaman yang

dapat meyerap CO yaitu lili paris, lidah mertua, blanceng, palem kuning, dan

lainnya.

Sedangkan di area parkir BG-Junction sebaiknya dilakukan pemasangan

exhauster sehingga ada pertukaran udara antara area parkir dengan udara luar.

Selain itu sebaiknya pekerja di area parkir Delta Plaza dan BG-Junction

diwajibkan menggunakan masker, apabila tidak menggunakan maka

dikenakan sanksi yang tegas

Page 16: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

DAFTAR PUSTAKA

Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Kimia SMA. Jakarta Selatan. Penerbit

Cmedia

Sumardjo, Drs. Damin.2009.Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata.Jakarta.Buku

Kedokteran EGC.

Admin. 2012. Bahaya Gas Karbon Monoksida dan Tips Pencegahan Keracunan.

http://ridwanaz.com/kesehatan/bahaya-gas-karbon-monoksida-bagi-

manusia/ Diakses pada tanggal 30 November 2015 Pukul 11.05 WIB

Rahmawati, Aisa. 2013. Karbon Monoksida.

http://basoarif10ribu.blogspot.co.id/2013/02/karbon-monoksida.html?m=1

Diakses pada tanggal 30 November 2015 Pukul 14.00 WIB

Page 17: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

LAMPIRAN I

KUESIONER SECURITY DI PARKIRAN

DELTA PLAZA DAN BG - JUNCTION

Tanggal Wawancara : No Responden :

Jam mulai wawancara :

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Masa Kerja :

Jam Kerja/ hari :

B. Data Khusus

1. Apakah saudara pernah mengalami gangguan sesak nafas selama berada di

tempat parkir ?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah dalam sebulan terakhir ini saudara mengalaminya?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah saat saudara mengalami sesak nafas diikuti dengan rasa nyeri pada

dada?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah saudara pernah mengalami pusing-pusing selama bekerja disini?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah saudara pernah mengalami sakit kepala selama bekerja disini ?

Page 18: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

a. Ya

b. Tidak

6. Apakah saudara pernah mengalami mual-mual selama bekerja disini ?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah saudara melakukan pemeriksaan kesehatan tiap bulannya?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah saat saudara bekerja memakai masker ?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah di tempat saudara bekerja di sediakan masker?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah saudara mengetahui efek bila terpapar asap kendaraan setiap hari?

a. Ya

b. Tidak

Page 19: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

LAMPIRAN II

KUESIONER PENGUNJUNG DI PARKIRAN

DELTA PLAZA DAN BG - JUNCTION

Tanggal Wawancara : No Responden :

Jam mulai wawancara :

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

B. Data Khusus

1. Selama berkunjung di mall, berapa lama saudara berada di tempat parkir ?

a. Kurangdari 1 jam

b. Lebihdari 1 jam

2. Apakah saudara pernah mengalami gangguan sesak nafas selama berada di

tempat parkir ?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah dalam sebulan terakhir ini saudara mengalaminya?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah saat saudara mengalami sesak nafas diikuti dengan rasa nyeri pada

dada?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah saudara pernah mengalami pusing-pusing selama berada di tempat

parkir?

a. Ya

Page 20: Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (Isi)

b. Tidak

6. Apakah saudara pernah mengalami sakit kepala selama berada di tempat

parkir ?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah saudara pernah mengalami mual-mual selama berada di tempat

parkir?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah saudara melakukan pemeriksaan kesehatan tiap bulannya?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah saat di tempat parkir saudara memakai masker?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah saudara mengetahui efek bila terpapar asap kendaraan setiap hari?

a. Ya

b. Tidak