analisis green accounting sebagai cleaner …eprints.perbanas.ac.id/2804/1/artikel ilmiah.pdf ·...
TRANSCRIPT
ANALISIS GREEN ACCOUNTING SEBAGAI CLEANER PRODUCTION
DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN
ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
ADITYA ANDI WIDIANTO
2013310030
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
S U R A B A Y A
2017
1
ANALISIS GREEN ACCOUNTING SEBAGAI CLEANER PRODUCTION DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN
Aditya Andi Widianto
STIE Perbanas Surabaya Email: [email protected]
Jalan Wonorejo Permai Utara III No.16, Wonorejo, Rungkut, Surabaya
ABSTRACT
The establishment of an Eco-Friendly industry reuires high cost. Industries lately still ignorant about their surrounding environment, which causes contamination that worries people. The regulation about wastes are arranged in Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Numbe. 101 years 2014. The old accounting dicipline act only as information provider to the stakeholders or the persons who take direct contributions to the company, lately the accounting dicipline expands to reveal the environmental cost in their accounting report. The system is knows as the Green Accouniting. The purpose of this research is to gain empiric proof whether a company applies the Green Accounting ?, To gain empiric proof about how the role of Green Accounting is connected to improve the company’s economic performance ?. The method use in this research is qualitative research. The data used in this research are primary and secondary data. The object of this research is the Krembung sugar factory, where the factory located in krembung village, krembung district, Sidoarjo area with data analysis technique used is Spradely model (Ethnography). The result of this research is that the Krembung sugar factory has the fee related to the environment which as know as “Estimated Nuber 515.304”. and the company already cared about the environment and surronfing people by managing the wastes to decrease the negative impact to the lowest rate. Key words : green accounting, environmental costs, financial performance
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang sedang
berkembang menuju negara industri.
Keberadaan industri dianggap mampu untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berkembangnya dunia industri tidak bisa
dipungkiri lagi dapat menimbulkan efek
permesalahan yang besar terhadap lingkungan,
dalam hal ini adalah limbah. Peraturan
mengenai limbah di Indonesia sudah diatur
secara eksplisit dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014
tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun. Untuk membangun perusahaan
yang ramah lingkungan diperlukan biaya yag
tidak sedikit dan pada era perkembangan
perusahaan kearah green company perusahaan
tidak hanya sebatas mengelola limbah, tetapi
masyarakat menuntut bagiamana proses
produksi suatu barang tidak merusak
lingkungan.
Dalam menghadapi isu lingkungan yang
semakin komplek, ilmu akuntansi pun
mengalami perkembangan. Selama ini ilmu
akuntansi hanya memberikan informasi kepada
pihak yang berkontribusi langsung terhadap
perusahaan. Tetapi sekatang ilmu akuntansi
juga berperan melakukan pengungkapan dalam
laporan keuangannya terkait dengan biaya
lingkungan. Sistem akuntansi tersebut dikenal
sebgai green accounting. Pengertian akuntansi
lingkugan adalh ilmu yang berfungsi dan
mengeidentifikasikan, mengukura, menilai dan
2
melaporkan akuntansi biaya lingkungna.
Konsep green accounting sudah dikenal sejak
era 1970 di eropa (Rohmawati 2013). Melalui
penerapan green accounting diharapkan
lingkungan akan terjaga. Fungsi dan peran
akuntansi lingkungan terbagi menjadi dua,
yaitu internal dan eksternal (environmental
accounting guidelines, Japan 2005).
Pabrik gula Krembung merupakan salah satu
pabrik yang dimiliki oleh PTPN X. Pabrik gula
tersebut berlokasi di Desa Krembung
Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
Pabrik gula Krembung berdiri sejak taun 1847
yang bergerak dibidang pembuatan tebu.
Pabrik gula Krembung merupakan pabrik yang
memiliki hasil ampas terbaik dibandingkan
pabrik gula sekitarnya. Dan mulai tahun 2013
pabrik gula Krembung sudah mulai membenahi
sitem peralatan operasional perusahaan.
Semakin besar produksi yang dihasilkan maka
perusahaan pasti akan mengeluarkan biaya
untuk penanganan limbah juga banyak hal
teresebut tentu akan mempengaruhi keuangan
perusahaan upaya tersebut dilakukan sebagai
upaya perusahan dalam mengurangi limbah
yang dapat mencermari lingkungan maupun
masyarakat sekitarperusahaan. Oleh karena itu
diperlukan adanya analisis mengenai biaya
pengolahan limbah sebgai bentuk tanggung
jawab perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
peeliti tertarik melakukan pembahasan green
accounting dengan judul “analisis green
accounting sebagai cleaner production dalam
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan”
LANDASAN TEORITIS DAN EMPIRIS
PENELITIAN TERDAHULU
1. Nor, Bahari dkk (2015)
Nor, Bahari dkk melakukan penelitian yang
memiliki tujuan untuk menyelidiki keberadaan
dari pengungkapan lingkungan dan kinerja
keuangan 100 perusahaan dari kapitalisasi
pasar di Malaysia pada tahun 2012. Sample
penelitian terebut mengunakan 100 perusahaan
kapitalisasi pasar pada tahun 2011. Pemilihan
perusahaan tersebut atas beberapa alasan.
.Hasil dari penelitian ini bahwa ada hubungan
yang signifikan antara jumlah pengungkapan
lingkungan dan margin keuntungan,
pengungkapan lingkungan di Malaysia masih
rendah,
2. Aminah, Noviani (2014)
Aminah, Noviani melakukan penelitian yang
memiliki tujuan untuk menganalisa bagaimana
penerapan akuntansi lingkungan di rumah sakit
Mardi Waluyo. Penelitian ini menggunakan
jenis data sekunder yang datanya dapat berupa
catatan atau literatur yang diperlukan pada
penelitian. Teknik pemilihan sample pada
penelitian tersebut dengan menggunakan teknik
proporsional sample yaitu pemilihan sample
dalam unit usaha pelayanan kesehatan dengan
proporsional dari tingkat wewenang unit usaha
dalam perusahan tersebut yang berkompeten
dimasalah lingkungan. Hasil dari penelitian
Aminah, Noviani adalah perlakuan
pengalokasian biaya dilakukan oleh bagian
keuangan rumah sakit dengan unit sanitasi
lingkungan dimana biaya tersebut diakui
sebagai salah satu aset tetap rumah sakit
dengan konsekuensi biaya yang dikeluarkan
oleh unit tersebut selama operasional mana
biaya tersebut diakui sebagai biaya operasional
rumah sakit. Berdasarkan dari hasil analisis
neraca dan laba rugi pada laporan keugan
rumah sakit diketahui bahwa elemen yang
terkait dengan pengelolaan lingkungan berlum
tersaji secara eksplisit didalam laporan
keuangan karena elemen tersebut masih
tergabung dengan elemen yang dainggap satu
kategori.
3
3. Fitri Nilasari
Fitri Nilasari melakukan penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis komponen biaya
lingkungan terkait pengelolaan limbah di
pabrik gula Djatitirto serta untuk menganalisis
perlakuan akuntansi biaya lingkungan terhadap
pengelolaan limbah. Hasil dari penelitian ini
diketahui bahwa perusahaan telah melakukan
pengklasifikasian biaya lingkungan (dalam hal
pengelolaan limbah) dan telah melakukan
tahapan perlakuan akuntansi biaya lingkungan.
4. Yoshi Anela (2012)
Yoshi Anela melakukan penelitian yang
memiliki tujuan untuk meningkatakan
kesadaran masyarakat untuk menjaga
lingkungan serta memberikan pengertian
kepada perusahaan untuk menjaga lingkungan
serta memberikan pengertian kepada
perusahaan untuk melaksanakan aktivitas
lingkungan dan secara bijaksana melakukan
pencatatan terhadap setiap biaya yang
dikeluarkan terkait dengan aktivitas
lingkungan.
Hasil dari penelitian tersebut
mengungkapakan bahwa penerapan Green
Accounting memiliki dampak positif terhadapa
kinerja Financial perusahaan, yaitu
meningkatnya perspektif positif dari konsumen
berakhir pada peningkatan penjualan dan laba
perusahaan. Selain itu hasil yang lain bahwa
penerapan Green Accounting juga berdampak
pada peningkatan kinerja lingkungan baik
dimensi Environmental Health maupun dalam
Enviorment Vitality.
5. Rosinta dan Holly (2012)
Rosinta dan Holly melakukan penelitian
yang memiliki tujuan untuk mengevaluasi
pelestarian lingkungan terkait dengan
pelaporan keuangan. Sample dalam penelitian
tersebut menggunakan laporan tahunan PT
Tima periode tahun 2009-2011. Penelitian
Rosinta dan Holly metode penyajian data
menggunakanmetode statistik deskriptif.
Hasil dari penelitian tersebut adalah perusahaan
PT Timah belum menerapkan akuntansi
lingkungan secara penuh, kemudian tidak
terlihat sistem informasi yang
mengintegrasikan data lingkungan dengan data
ekonomi yang terkahir adalah perusahaan
belum mengkonversikan satuan unit menjadi
satuan moneter atas efisiensi biaya yang
diperoleh.
TEORI SIGNALLING
Signalling Theory menjelaskan bahwa
manajemen selalu berusaha untuk
mengungkapkan informasi privat yang menurut
pertimbangannya sangat diminati oleh investor
dan pemegang saham khususnya kalo informasi
tersbut memuat berita yang baik (Suwardjono
2013 : 583). Teori signaling pada dasarnya
adalah untuk melandasi pengungkapan
sukarela. Pengungkapan sukarela merupakan
hal yang dilakukan oleh perusahaan diluar apa
yang diwajibkan oleh standard akuntansi
ataupun peraturan badan pengawas.
PENGERTIAN GREEN ACCOUNTING
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan
sekitarnya. Akuntansi lingkungan didefiniskan
sebagai pencegahan, pengurangan dan atau
penghindaran dampak terhadap lingkungan
bergerak dari beberapa kesempatan, dimulai
dari perbaikan kembali kejadian-kejadian yang
menimbukan bencana atas kegiatan-kegiatan
tersebut (Arfan 2008 : 14). Latar belakang
pentingnya akuntansi lingkungan pada
dasarnya menuntun kesadaran penuh
perusahaan-perusahaan maupun organisasi
lainnya yang telah mengambil manfaat dari
lingkungan (Arfan 2008 : 11). menurut Badan
4
Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat
atau United States Environmental Protection
Agency akuntansi lingkungan adalah :
“suatu fungsi penting tentang akuntansi
lingkungan adalah untuk menggambarkan
biaya-biaya lingkungan supaya diperhatikan
oleh para stakeholders perusahaan yang mampu
mendorong dalam pengidentifikasian cara-cara
yang dapat mengurangu atau menghindari
biaya-biaya pada waktu yang bersamaan
dengan usaha memperbaiki kualitas
lingkungan.”
FUNGSI DAN PERAN AKUNTANSI
LINGKUNGAN
Fungsi akuntansi lingkungan terdiri dari dua,
yakni fungsi internal dan fungsi eksternal
(Arfan 2008 : 18) yaitu :
1. Fungsi internal
Fungsi internal merupakan fungsi yang
berkaitan dengan pihak internal perusahaan
sendiri. Pihak internal adalah pihak yang
menyelenggarakan usaha, adapun yang
dimaksud disini adalah pimpinan perusahaan.
Fungsi internal memungkinakn untuk mengatur
biaya konservasi lingkungan dan menganalisis
biaya dari kegiatan konserasi lingkungan yang
efektif dan efisien. Dalam fungsi internal
diaharapkan akutansi lingkungan berfungsi
sebagai alat manajemen bisnis yang dapat
digunakan ketika berhubungan dengan unit-
unit bisnis.
2. Fungsi eksternal
Fungsi eksternal merupakan fungsi
yang berkaitan dengan aspek pelaporan
keuangan. Pada fungsi ini faktor yang perlu
diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan
hasil dari kegiatan konservasi lingkungan
dalam bentuk data akuntansi.
PENTINGYA PENERAPAN GREEN
ACCOUNTING
Ada beberapa alasan penting tentang penerapan
Green Accounting. Menurut Rahmawati (2013)
pelaksanaan akuntansi yang terkait dengan
biaya lingkungan didukung oleh beberapa
alasan penting antara lain :
1. Akan dapat menghasilkan kinerja
lingkungan dan memberikan manfaat
yang signifikan bagi kesehatan
manusia.
2. Dapat mendorong penetapan biaya dan
harga pokok lebih akurat dan dapat
membantu perusahaan dalam
mendesain produksi barang dan jasa
yang ramah lingkungan.
3. Perusahaan akan mempunyai
keunggulan yang kompetitif yang
diperoleh dari proses barang dan jasa
yang bersifat ramah lingkungan.
4. Akuntansi untuk biaya lingkungan dan
kinerja lingkungan dapat mendukung
perkembangan perusahaan dan operasi
dari sistem manajemen lingkungan
secara keseluruhan.
5. Pengungkapan biaya lingkungan akan
meningkatkan nilai dari pemegang
saham karena kepeduliannya terhadap
pelestarian lingkungan.
AKUNTANSI LINGKUNGAN DALAM
MENINGKATKAN KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN
Lingkungan dengan perekonomian memiliki
hubungan yang sangat relevan. Dimana akhir-
akhir ini telah digemparkan dengan
permasalahan mengenai Green Accounting
yang menjadi perhatian serius dalam
mengaitkan antara aktivitas produksi suatu
industri dengan dampak lingkungan yang
dihasilkan. Sehingga bisa dibuat rencana
strategis dan pengambilan keputusan
manajemen yang tepat jika di cantumkan akun-
5
akun yang terkait dengan lingkungan.
Perusahaan yang menerapkan Green
Accounting dan mampu menunjukan kinerja
lingkungan yang baik, maka akan berdampak
pada kinerja keuangan perusahaan yang baik.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa
masyarakat merespon positif terhadap apa yang
dilakukan perusahaan terhadap masyarakat
sekitar sehingga meningkatkan aktivitas
ekonomi perusahaan
METODE PENELITIAN
RANCANANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif dimana metode penelitian
menggunakan metode studi kasus. Rancangan
penelitian berfungsi sebagai patokan dasar
dalam melakukan penelitian agar
pelaksanaannya berjalan sesuai tahapan yang
direncanakan. Penelitian ini diklasifikasikan
berdasarkan klasifikasi penelitian. Berdasarkan
tujuan penelitian ini berujuan untuk
menganalisis Green Accounting sebagai
Cleaner Production dalam meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan
tujuan tersebut penelitian ini termasuk
penelitian eksploratif karena penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengekplorasi
suatu keadaan yang menjadi sasaran penelitian.
Berdasarkan sumber data penelitian, penelitian
ini termasuk menggunakan sumber data
penelitian yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang didapat dari
sumber pertama yang bersifat individu atau
perseorangan sedangkan data sekunder
merupakan data yang sudah tersedia peneliti
hanya meminta, mencari, mengumpulkan dan
melakukan analisis terhadap data tersebut.
METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang diperoleh dari
hasil wawancara dengan informan yang sedang
dijadikan sampel dalam penelitiannya
sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh terkait dengan biaya-biaya
lingkungan. Informan yang dimaksud disini
adalah bagian staff keuangan perusahaan serta
bagian produksi.
1. Wawancara
Metode ini merupakan metode
pengumpulan data yang terdiri dari
sejumlah pertanyaan yang akan
diajukan kepada informan sesuai
dengan topik penelitian. Wawancara
dilakukan dengan staff perusahaan yang
berkaitan dengan pelaporan biaya
lingkungan dan permasalahan yang
diteliti. Yaitu dengan bagian staff
keuangan dan bagian produksi untuk
memperoleh gambaran bagaimana
proses produksi, penanganan limbah
serta pengidentifikasian, pengukuran,
dan pengalokasian biaya lingkungan
dalam laporan keuangan.
2. Dokumentasi
Metode pengumpulan data ini
dilakukan dengan mengumpulkan dan
mempelajari dokumen-dokumen
perusahaan yang dibutuhkan oleh
peneleiti untuk mendukung penelitian.
Dokumentasi juga membantu peneliti
dalam mencocokan data yang diperoleh
dari isu yang beredar dengan data yang
bersangkutan. Hal tersebut dapat
menjadi pertimbangan pembenaran
apabila dokumenter bertentangan
dengan informasi yang diberikan oleh
narasumber. Teknik dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti adalah dengan
melakukan pengambilan gambar
6
dengan para narasumber, bagaimana
kondisi disekitar pabrik, serta
mendokumentasikan terkait dengan
pelaporan keuangan terkait dengan
biaya-biaya lingkungan
3. Observasi
Metode pengumpulan data ini
mengharuskan peneliti terjun langsung
ke lapangan untuk memperoleh data
yang diinginkan sesuai dengan topik
penelitian. Teknik observasi ini
dilakukan oleh penelti dengan melihat
laporan keunagan terkait dengan biaya
lingkungan, serta melihat fenomena
yang terjadi di sekitar perusahaan.
TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kualitatif
model Spradely (Etnografi) dalam (Emzir
2010:209). Menurut spradely analisis data
kualitatif disesuaikan dengan tahapan
penelitian antara lain :
1. Tahap penjelajahan dengan teknik
pengumpulan data
Analisis domain : digunakan untuk
memperoleh gambaran umum dan
menyeluruh dari objek penelitian,
dalam hal ini adalah penerapan Green
Accounting dalam hal biaya pengolahan
limbah yang berpotensi menimbulkan
polutan
2. Tahap menentukan fokus analisis data
Analisis Taksonomi analisis terhadap
keseluruhan datayang terkumpul
berdasarkan domain yang telah
ditetapkan dalam hal pengelolaan biaya
limbah.
3. Tahap selection
Analisis Kompensional : mencari data
yang sesuai dengan indikator yang
diharkan untuk diungkapkan. Elemen
pengukuran adalah :
1. metode pencatatan biaya
pengolahan limbah
2. metode pengukuran biaya
pengolahan limbah
3. metode perhitungan biaya
penglahan limbah
4. metode penyajian biaya
pengolahan limbah
5. metode pengungkapan limbah
4. Pembahasan dan Kesimpulan
Setelah melakukan tahapan Selection
yang menghasilkan pengkajian pada
komponen Green Accounting maka
dapat ditarik kesimpulan. Dimana
kesimpulan akan dideskripsikan pada
akhir bab
GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN
DAN ANALISIS DATA
GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN
Gambaran subjek penelitian merupakan
penjelasan dan gambaran dasar mengenai objek
atau sampel yang diteliti. Pada gambaran
subjek penelitian akan dijelaskan mengenai
seharah perusahaan, visi misi perusahaan,
lokasi perusahaan dan juga struktur organisasi
perusahaan.
Sejarah PG Krembung
PG Krembung merpakan pabrik peninggalan
jamam Belanda yang didirikan oleh N.V. Cooy
dan Coster Van Voor Hout pada tahun 1847
bertepat di desa Krembung, Kecamatan
Krembung, Kabupaten Sidoarjo. Pada awal
mula perusahaan ini memproduksi gula masih
menggunakan perlatan yang sederhana dan bisa
dikatakan masih bersifat Home Industry. pasca
kemerdekaan Indonesia tahun 1945 pabrik gula
Krembung masih melum dapat memproduksi
gula. Tepat lima tahun pada tahun 1950 pabrik
mulai dibangun lagi dan memulai produksi
kembali. Pada tahun 1957 kepengurusan
7
ditangani oleh Kementrian Perkebunan Lama
diubah menjadi Perusahaan Negara
Perkebunan. Pada tahun 1973 Perusahaan
Negara Perkebunan diubah menjadi Perseroan
Terbatas Perkebunan. Dengan itu maka PNP
XXI dan PNP XXII dilebur menjadi satu yaitu
PTP XXI-XXII. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun
1966. Tanggal 14 Februari 1996 PTP XIX
Klaten dan PTP XXVII Jember dilebur menjadi
satu menjadi PTP Nusantara X. Dimana PG
Krembung termasuk didalam PTP Nusantara
X.
ANALISIS DATA
1. Produk Pabrik Gula Krembung
Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa
selain memiliki hasil utama yaitu gula, akan
tetapi PG Krembung memiliki hasil sampingan
yaitu adalh tetes. Tetes memiliki nilai lebih
dapat digunakan sebagai bioetanol, spirtus dan
juga sebagai bumbu peyedap rasa.
Area lahan yang digunakan oleh pabrk sebagai
penyedia bahan baku ada dua yaitu lahan petani
dan sewa lahan petani. Masing masing sistem
penanaman memiliki cara yang berbeda-beda.
2. Pelaksanaan Produksi Bersih
Perusahaan Krembung ingin menjadikan
perusahaan yang besar dan ramah lingkungan.
Hal itu sudah dibuktikan dengan adanya
pengolahan limbah yang dilakukan oleh
perusahaan. Terdapat dua jenis limbah yang
dihasilkan yaitu limbah padat dan limba cair.
a.Limbah Padat
1. Ampas Tebu
Ampas tebu muncul dari kegiatan penggiling
tebu di stasiun giling. Ampas tebu memiliki
kegunaan sebgai bahan bakar, bahan campuran
pupuk, dan dekspor ke Jepang untuk dijadikan
bahan bakar.
2. Abu Ketel
Untuk mengurangi dampak yang dihasilkan
dari abu. Cerobong asap diberikan Electrostatic
Precipitator dengan menggunakan alat ini
maka 95% mengurangi dampak terhadap
lingkungan. Abu ketel juga dapat dimanfaatkan
sebgai bahan campuran untuk pembuatan
pupuk kompos.
3. Blotong
Blotong merupakan limbah padat yang
merupakan hasil pemisahan bukan gula dari
proses permunian gula. Kegunaan dari abu
blotong adalh sebagai campuran pupuk
kompos.
b. Limbah Cair
1.air limbah ceceran minyak
Air limbah ini muncul dari ceceren munyak
atau oli yang dihasilkan dari mesin-meisn
produksi. Sebelum dimasukan ke IPAL air ini
diolah di satu unit penangkapan minyak.
System bak ini adalah dengan menggunakan
sistem penyaringan beda jenis air.
2.Instalasi Pengolahan air limbah
1. Bak penampung
Air limbah campuran yang sudah dipisahkan
dengan minyak dilarikan ke bak penampungan
kemudian dipompa dan dikabutkan untuk
mendinginkan. Pada bak penampungan ini
dipasang termometer yang dengan mudah
mengetahui suhu.
2.Bak pengemdapan awal
Pengoperasian bak ini dilakukan secara
bertahap yang berfungsi untuk mendapatkan
padatan yang tidak terlarut. Dengan adanya bak
pengendapan awal maka padataan diturunkan
sebelum masuk ke bak aerasi.
3.Bak pengendapan air
Air dala kolam aerasi sebelum dikeluarkan ke
badan air terlebih dahulu dilewatkan melalui
bak pengendap akhir untuk mengendapkan
sludgenya.
3. Kebisingan
Berdirinya suatu perusahaan memiliki
permasalahan mengenai kebisingan suara.
Kebisingan memang sangat meresahka warga,
8
apabila perusahaan tersebut berdiri ditengah
masyarakat. Kebisingan yang diisyaratkan
adalah 80 HZ. Dan berdasarkan uji anaisis
maka pabrik gula krembung dinyatakan lolos
uji kebisingan dengan nilai dibawah 80 HZ.
Dikarenakan alat yang digunakan sudah ramah
lingkungan.
PENGIDENTFIKASIAN BIAYA
LINGKUNGAN
Pembahasan terkait identifikasian biaya
lingkungan meruakan karakteristik Green
Accounting. PG Krembung mengungkapkan
bahwa biaya lingkungan dkenal dengan sebutan
biaya rekondisi dan pengelolaan lingkungan
dengan nomer perkiraan 515.304. Adapun
penjabaran mengenai biaya 515.304 ada
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Perkiraan 515.304
Kode Nama Perkiraan
515 Pengolahaan
515.304 Rekondisi dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
515.304.01 Pembersihan IPAL
515.304.02 Perbaikan IPAL
515.304.08 Penyempurnaan In House
Keeping
515.304.09 Pengukuran Udara Emisi dan
Ambien
515.304.10 Analisa Contoh Air Limbah
515.304.12 Biaya Sewa Lahan Buang
Blotong ompensasi Lingkungan
515.304.13 Bantuan Pencemaran
Lingkungan
a. Pengakuan biaya Lingkungan
PG Krembung mengakui biaya lingkungan
dengan sebutan biaya rekondisi dan
pengelolaan lingkungan hidup dengan nomer
perkiraan 515.304 baiay tersebut diakui sesuai
dengan jumlah yang dianggarkan.
b. Pengukuran
PG Krembung mengukur biaya lingkungan
dengan satuan nilai mata uang rupiah
berdasarkan biaya yang dikeluarkan.
“Sedangkan untuk pengukuran biaya itu diukur
tetap berdasarkan mata uang kita berdasarkan
rupiah”
c. Pencatatan
PG Krembung mencatat biaya pada saat biaya
tersebut direalisasikan. Proses pencatan dimulai
dari bagian pengolahan mengajukan Purchase
Requisitions kemudian pengolahan akan
menerima Purchase Order yang nantinya
bagian perencanaan pabrik akan mengeluarkan
kwitansi merah dan biru. Merah akan
digunakan arsip kasir dan biru akan dipegang
oleh pengolahan untuk mencairkan uangnya.
Pencatatan dilakukan ketika biaya bersifat
final, apabila biaya masih bersifat uang muka
maka tidak dilakukan proses pencatatan.
d. Penyajian dan Pengungkapan
Tabel 4.2
Penyajian dan Pengungkapan Biaya pada
perkiraan 515.304
(rekondisi dan pengelolaan lingkungan
hidup)
Keterangan Pabrik Gula Krembung
Sidoarjo
Penyajian dan
pengungkapan
biaya
Pabrik gula Krembung
sudah menyajikan laporan
mengenai biaya terakit
lingkungan yaitu dengan no
perkiraan 515.304 rekondisi
dan pengelolaan lingkungan
hidup dan pabrik ini setiap
tahun selalu menganggarkan
biaya untuk pengelolaan
limbah yang setiap tahun
kebutuhannya selalu
berbeda. Pengungkapan
9
biaya 515.304 dilaporkan
kedalam neraca.
Pabrik Gula Krembung Sidoarjo melakukan
penyajian biaya lingkungan tersebut kedalam
biaya rekondisi dan pengelolaan lingkungan
hidup dengan nomer perikiraan 515.304 yang
terjadi dibagian pengolahan pabrik gula
krembung. Dimana fokus biaya digunakan
sebagai biaya untuk megelola limbah pabrik
agar tidak mengakibatkan pencemaran bagi
lingkungan maupun masyarakat sekitar. Biaya
terkait lingkungan tersebut diungkapkan
kedalam neraca akan tetapi tidak dijabarkan
digunakan untuk apa saja biaya tersebut
dikarenakan biaya tersebut sudah menjadi satu
kesatuan dalam nomer perkiraan 515.304.
Peran Green Accounting dalam
Meningkatkan kinerja keuangan
Semakin besar biaya yang dikeluarkan maka
keuntungan perusahaan semakin menurun.
Akan tetapi pada kenyataanya biaya yang
dikeluarkan tidak berpengaruh terhadap
keuntungan perusahaan. Dikarenakan sudah
ada biaya sesuai dengan pos-pos yang
dibutuhkan. Apabila pabrik gula Krembung
tidak melakukan pengajuan dana untuk biaya
pembiayaan limbah maka dipastikan biaya
yang dikeluarkan semakin banyak daripada
perkiraan karena dana yang pada awalnya
dialokasikan untuk operasional perusahaan
diambil untuk pengolahan limbah dan bahkan
hal tersebut bisa membuat keuntungan menjadi
turun dan kinerja keuangan dari pabrik gula
Krembung menjadi tidak stabil. Dengan
demikian bahwa pengungkapan biaya
lingkungan akan menggambarkan etika bisnis
yang dilakukan perusahaan serta pengelolaan
sumber daya yang bertanggung jawab. Hal
tersebut akan berampak pada kepercayaan dari
masyarakat dimana pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kinerja keuangan.
KESIMPULAN
Dalam menjalankan usahanya Pabrik Gula
Krembung sudah menngalokasikan biaya untuk
mengolah limbah yang dihasilkan pabrik gula
Krembung. Dimana biaya tersebut memiliki
nomer perkiraan 515.304 tentang rekondisi dan
pengelolaan lingkungan hidup. semua biaya
dengan nomer perkiraan 515.304 adalah biaya
yang digunakan oleh bagian pengolahan untuk
mengurangi dampak limbah bagi masyarakat
maupun lingkungan di pabrik gula Krembung.
Sistem pencatatan Pabrik Gula Krembung
menggunakan accrual basis karena pencatatan
dilakukan nyata berdasarkan aktifitasnya.
Pengukuran diakuan berdasarkan mata uangan
rupiah tergantung jenis biaya yang dikeluarkan
sesuai denga kebijakan perusahaan. Kemudian
pengukuran didsarakan berdasarkan RKAP
Rencana Kreja Anggaran Perusahaan. Dapat
disimpulkan pula apabila perusahaan
menganggarkan biaya lingkungan maka
financial perusahaan akan menigkat. Hal itu
dikarenakan apabila perusahaan tidak
menganggarkan biaya lingkungan tetapi
mengambil dari anggaran lain, maka pelaporan
keuangan akan acak-acakan dan bahkan akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
KETERBATASAN PENELITIAN
Pada Penelitian ini yang berjudul “Analisis
Green Accounting Sebagai Clener Production
Dalam Meingkatkan Kinerja Keuangan” ini
memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin
dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga
masih dibutuhkan perbaikan. Adapun
keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan dalam penelitian ini
adalah bahwa buku acuan yang
digunakan sangat sedikit mengenai
Green Accounting sehingga peneliti
10
mengalami kesulitan mengenai konsep
dari Green Accounting.
2. keterbatasan dalam pengambilan
rekaman dikarenak narasumber tidak
berkenan direkam sehingga peneliti sedikit
mengalami kesulitan.
SARAN
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang
telah disimpulkan diatas masih banyak
kekurangan dan belum sempurna, sehingga
peneliti menmberikan saran kepada pihak yang
akan memiliki kepentingan dengan hasil
penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat mencari literatur buku mengenai
Green Accounting sebanyak mungkin, serta
agar peneliti selanjutnya juga dapat
memahami dengan baik konsep mengenai
Green Accounting agar dalam penelitian
tidak mengalami kseulitan yang cukup
serius.
2. Bagi peniliti selanjutnya diharapkan
agar dapat merekam secara diam-diam agar
dapat membantu dalam mencari data yang
dibutuhkan berdasarkan rekaman yang ada
DAFTAR RUJUKAN
Adnan, N. A., Bahari, N. A. S., Nor, N. M.,
Kamal, S. M. Q. A. S., & Ali, I. M.
(2016). The Effects of Environmental
Disclosure on Financial Performance in
Malaysia. Procedia Economics and
Finance, 35, 117-12
Aminah dan Noviani (2014). Analisis
penerapan akuntansi lingkungan di
Rumah Sakit Abdi waluyo Metro.
Jurnal Universitas Bandar Lampung
(UBL) Vol5, No 2
Almilia, L. S., Dewi, N. H. U., & Hartono, V.
H. I. (2011). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan
Tanggung jawab sosial dan Dampaknya
terhadap Kinerja keuangan dan Ukuran
Perusahaan. Fokus Ekonomi, 10(1), 50-
68.
Arfan Ihsan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan
Pengungkapannya. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Akuntan Indonesia, mitra dalam perubahan.
(2007, November). Audit Lingkungan
Suatu Keharusan?, Edisi No.3. Dipetik
April 17, 2012, dari
www.iaiglobal.or.id/data/referensi/ai_e
disi_03.pdf
Dowling, J., & Pfeffer, J. (1975).
Organizational legitimacy: Social
values and organizational
behavior. Pacific sociological review,
122-136.
Eric, G. (2012). Tinjauan Teoritis Biaya
Lingkungan Terhadap Kualitas Produk
Dan Konsekuensinya Terhadap
Keunggulan Kompetitif
Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi, 1(2), 47-50.
Fitri, N. (2014). Analisis Penerapan Akuntansi
Lingkungan Terhadap Pengelolaan
Limbah (PG Djatiroto).
Kompasiana(online). 24 September 2014
Peraturan pemerintah Republik indonesia
Nomor 101 tahun 2014 tentang
pengolahan libah berbaya dan beracun.
Jakarta Kementrian Koordiator Bidang
Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
Rahmawati, Ala’. 2012. Pengaruh Kinerja
Lingkungan Terhadap Corporate
Financial Perfomance Dengan
Corporate Social Responbility
Disclosure Sebagai Variabel
Intervening (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur di BEI Periode
Tahun 2009-2011)
11
Rosinta, R., dan Holly, D. (2012). Evaluasi
Pengungkapan Akuntansi
Lingkungandalam Perspektif PT Timah
(Persero) Tbk. Binus Business
Review, 3(2), 1010-1028.
Suharto.Ign. (2011). Limbah Kimia dalam
Pencemaran Air dan
Udara. Yogyakarta : CV. Andi Offset.
Suwardjono, 2013. Teori Akuntansi
Perekayasaan Pelaporan Keuangan,
BPFE, Yogyakarta.
Spradley, James P. 1980. Metode etnografi.
Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Yoshi, A. (2012). Peran Akuntansi Lingkungan
Dalam Meningkatkan Kinerja Lingkungan
Dan Kinerja Keuangan
Perusahaan. Berkala Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi, 1(1).
,