analisis implementasi teknologi informasi pada it process

5
Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa Informasi Tahun 2017 “Rekayasa Teknologi Informasi untuk Teknologi Ramah Lingkungan dan Lingkungan yang Berkelanjutan” Batu, Jawa Timur, Indonesia, 24 25 November 2017 7 SENTRIN 2017 Universitas Brawijaya ISBN: 978-602-50782-0-0 Analisis Implementasi Teknologi Informasi Pada IT Process DS5 (Ensure System Security) di RS UHS Awalludiyah Ambarwati 1 , Fajar Zulkarnain 2 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya 1 [email protected], 2 [email protected] ABSTRAK. Selain memiliki misi sosial, rumah sakit (RS) berusaha meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha. RS perlu melakukan kebijakan strategis berupa efisiensi internal dan harus mampu mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat secara cepat dan tepat. Guna mendukung kebijakan strategis tersebut, pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) pada Rumah Sakit menjadi kebutuhan yang sangat mutlak dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Keandalan sistem keamanan TI merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam implementasi TI pada Rumah Sakit. RS UHS memiliki Instalasi Sistem Informasi Manajemen yang bertanggung jawab dalam mengelola aset TI. Beberapa masalah yang dihadapinya berkaitan dengan sistem keamanan TI. Salah satunya berupa penyalahgunaan akses pada aplikasi dimana masih banyak pengguna yang menggunakan password yang sama pada saat memasukkan tindakan pada aplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis implementasi TI ditinjau dari IT Process DS5 (Ensure System Security) menggunakan COBIT 4.1 pada RS UHS. Hasil penelitian menunjukan perhitungan Maturity Level pada IT Process DS5 di RS UHS menghasilkan nilai 2.14 yang dapat dikategorikan berada pada level 2 (Repeatable but Intuitive). Proses atau sistem yang dilakukan telah mengikuti pola yang sudah ditentukan. Kebijakan keamanan sedang dikembangkan, namun keahlian dan peralatan belum memadai. Kata Kunci: Rumah Sakit, Maturity Level, IT Process DS5. ABSTRACT. Beside social mission, Hospital try to improve performance and competitiveness as a business entity. Hospitals need to make strategic policies for internal efficiency and must be able to take decisions to improve services to the community quickly and accurately. In order to support the strategic policy, the utilization of Information Technology (IT) at the Hospital becomes a very absolute requirement and integrated with the organization's business objectives. IT security system reliability is one of the success factors in IT implementation in Hospital. RS UHS has a Management Information System Installation that is responsible for managing IT assets. Some of the problems encounters are related to the IT security system. One of them is misuse of access to applications where there are still many users who use the same password when entering the application. This study aims to analyze IT implementation from IT Process DS5 (Ensure System Security) using COBIT 4.1 in RS UHS. Maturity Level calculation on IT Process DS5 in RS UHS resulted in a value of 2.14 which can be categorized at level 2 (Repeatable but Intuitive). The process or system performed has followed a predetermined pattern. Security policies are being developed, but skills and equipment are inadequate. Keywords: Hospital, Maturity Level, IT Process DS5. PENDAHULUAN Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) pada Rumah Sakit (RS) menjadi kebutuhan yang sangat mutlak. TI telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis suatu rumah sakit. Salah satunya adalah RS UHS yang merupakan rumah sakit milik pemerintah Provinsi Jawa Timur yang didirikan pada tahun 1990. RS UHS resmi dibuka pada tahun 1993 sebagai Rumah Sakit Umum Tipe C. Seiring dengan perkembangan dan peningkatan layanan serta penambahan fasilitas, RS UHS telah menjadi Rumah Sakit Umum Tipe B Pendidikan sejak tahun 2008. RS UHS melayani semua lapisan masyarakat umum dan turut serta mendidik mahasiswa keperawatan dan dokter muda. Implementasi TI telah diterapkan pada sebagian besar proses bisnis RS UHS, di antaranya berupa Sistem Informasi Instalasi Rawat Jalan dan Sistem Informasi Instalasi Rawat Inap. Semua sistem informasi yang terdapat di RS UHS diintegrasikan ke dalam Sistem Informasi Manajemen secara bertahap. Beragam hardware dan software merupakan aset TI yang dipergunakan dalam implementasi TI di RS UHS. Pengelolaan aset TI pada RS UHS dilakukan oleh Instalasi Sistem Informasi Manajemen. Dalam mengelola aset TI, Instalasi Sistem Informasi Manajemen menghadapi masalah berupa lemahnya sistem keamanan TI. Beberapa di antaranya adanya cukup banyak pihak luar yang tidak berwenang dapat memasuki ruangan pengelolaan informasi tanpa ijin. Selain itu juga terjadi penyalahgunaan akses pada aplikasi dimana masih banyak pengguna yang menggunakan password yang sama pada saat memasukkan tindakan pada aplikasi. Keandalan sistem keamanan TI merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam implementasi TI pada RS UHS. Data yang dikelola dan informasi yang dihasilkan termasuk dalam kategori confidential utamanya medical record pasien. Untuk itu sistem keamanan TI yang ada perlu dikaji ulang guna mengetahui maturity level dari kondisi saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis implementasi TI ditinjau dari IT Process DS5 (Ensure System Security) menggunakan COBIT 4.1 pada RS UHS.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa Informasi Tahun 2017 “Rekayasa Teknologi Informasi untuk Teknologi Ramah Lingkungan dan Lingkungan yang Berkelanjutan”

Batu, Jawa Timur, Indonesia, 24 – 25 November 2017

7 SENTRIN 2017

Universitas Brawijaya

ISBN: 978-602-50782-0-0

Analisis Implementasi Teknologi Informasi

Pada IT Process DS5 (Ensure System Security) di RS UHS

Awalludiyah Ambarwati1, Fajar Zulkarnain2

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya [email protected], [email protected]

ABSTRAK. Selain memiliki misi sosial, rumah sakit (RS) berusaha meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha.

RS perlu melakukan kebijakan strategis berupa efisiensi internal dan harus mampu mengambil keputusan untuk peningkatan

pelayanan kepada masyarakat secara cepat dan tepat. Guna mendukung kebijakan strategis tersebut, pemanfaatan Teknologi

Informasi (TI) pada Rumah Sakit menjadi kebutuhan yang sangat mutlak dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi.

Keandalan sistem keamanan TI merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam implementasi TI pada Rumah Sakit. RS UHS

memiliki Instalasi Sistem Informasi Manajemen yang bertanggung jawab dalam mengelola aset TI. Beberapa masalah yang

dihadapinya berkaitan dengan sistem keamanan TI. Salah satunya berupa penyalahgunaan akses pada aplikasi dimana masih

banyak pengguna yang menggunakan password yang sama pada saat memasukkan tindakan pada aplikasi. Penelitian ini

bertujuan untuk melakukan analisis implementasi TI ditinjau dari IT Process DS5 (Ensure System Security) menggunakan

COBIT 4.1 pada RS UHS. Hasil penelitian menunjukan perhitungan Maturity Level pada IT Process DS5 di RS UHS

menghasilkan nilai 2.14 yang dapat dikategorikan berada pada level 2 (Repeatable but Intuitive). Proses atau sistem yang

dilakukan telah mengikuti pola yang sudah ditentukan. Kebijakan keamanan sedang dikembangkan, namun keahlian dan

peralatan belum memadai.

Kata Kunci: Rumah Sakit, Maturity Level, IT Process DS5.

ABSTRACT. Beside social mission, Hospital try to improve performance and competitiveness as a business entity. Hospitals

need to make strategic policies for internal efficiency and must be able to take decisions to improve services to the community

quickly and accurately. In order to support the strategic policy, the utilization of Information Technology (IT) at the Hospital

becomes a very absolute requirement and integrated with the organization's business objectives. IT security system reliability

is one of the success factors in IT implementation in Hospital. RS UHS has a Management Information System Installation that

is responsible for managing IT assets. Some of the problems encounters are related to the IT security system. One of them is

misuse of access to applications where there are still many users who use the same password when entering the application.

This study aims to analyze IT implementation from IT Process DS5 (Ensure System Security) using COBIT 4.1 in RS UHS.

Maturity Level calculation on IT Process DS5 in RS UHS resulted in a value of 2.14 which can be categorized at level 2

(Repeatable but Intuitive). The process or system performed has followed a predetermined pattern. Security policies are being

developed, but skills and equipment are inadequate.

Keywords: Hospital, Maturity Level, IT Process DS5.

PENDAHULUAN

Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) pada

Rumah Sakit (RS) menjadi kebutuhan yang sangat

mutlak. TI telah menjadi bagian yang tak terpisahkan

dan terintegrasi dengan tujuan bisnis suatu rumah sakit.

Salah satunya adalah RS UHS yang merupakan rumah

sakit milik pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

didirikan pada tahun 1990. RS UHS resmi dibuka pada

tahun 1993 sebagai Rumah Sakit Umum Tipe C.

Seiring dengan perkembangan dan peningkatan

layanan serta penambahan fasilitas, RS UHS telah

menjadi Rumah Sakit Umum Tipe B Pendidikan sejak

tahun 2008. RS UHS melayani semua lapisan

masyarakat umum dan turut serta mendidik mahasiswa

keperawatan dan dokter muda.

Implementasi TI telah diterapkan pada

sebagian besar proses bisnis RS UHS, di antaranya

berupa Sistem Informasi Instalasi Rawat Jalan dan

Sistem Informasi Instalasi Rawat Inap. Semua sistem

informasi yang terdapat di RS UHS diintegrasikan ke

dalam Sistem Informasi Manajemen secara bertahap.

Beragam hardware dan software merupakan aset TI

yang dipergunakan dalam implementasi TI di RS UHS.

Pengelolaan aset TI pada RS UHS dilakukan oleh

Instalasi Sistem Informasi Manajemen.

Dalam mengelola aset TI, Instalasi Sistem

Informasi Manajemen menghadapi masalah berupa

lemahnya sistem keamanan TI. Beberapa di antaranya

adanya cukup banyak pihak luar yang tidak berwenang

dapat memasuki ruangan pengelolaan informasi tanpa

ijin. Selain itu juga terjadi penyalahgunaan akses pada

aplikasi dimana masih banyak pengguna yang

menggunakan password yang sama pada saat

memasukkan tindakan pada aplikasi.

Keandalan sistem keamanan TI merupakan

salah satu faktor keberhasilan dalam implementasi TI

pada RS UHS. Data yang dikelola dan informasi yang

dihasilkan termasuk dalam kategori confidential

utamanya medical record pasien. Untuk itu sistem

keamanan TI yang ada perlu dikaji ulang guna

mengetahui maturity level dari kondisi saat ini.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis

implementasi TI ditinjau dari IT Process DS5 (Ensure

System Security) menggunakan COBIT 4.1 pada RS

UHS.

Analisis Implementasi Teknologi Informasi

8 SENTRIN 2017

Universitas Brawijaya

ISBN: 978-602-50782-0-0

COBIT (Control Objectives for Information

and related Technology) 4.1 merupakan suatu

framework dari IT Governance Institute. Maturity

model yang dikembangkan untuk 34 IT Process dalam

COBIT dapat digunakan manajemen untuk

mengidentifikasi beberapa hal. Pertama, kinerja

sesungguhnya perusahaan dan posisi kondisi

perusahaan sekarang. Kedua, kondisi sekarang dari

industri sebagai perbandingan. Selanjutnya,

peningkatan target perusahaan terhadap kondisi yang

diinginkan serta kebutuhan jalur pertumbuhan antara

kondisi saat ini (as-is) dan kondisi akan datang (to-be)

(IT Governance Institute, 2007).

Pengukuran maturity level menggunaan

COBIT 4.1 dapat diterapkan diberbagai instansi yang

telah menerapkan TI, termasuk rumah sakit. Penelitian

sebelumnya berupa perhitungan tingkat kematangan

proses TI pada domain Plan and Organise pada sebuah

rumah sakit menghasilkan nilai 2.6. Nilai tersebut

termasuk dalam Level 3 (proses terdefinisi). COBIT 4.1

dapat membantu rumah sakit dalam memetakan

perencanaan dan pengorganisasian TI (Gerhana,

2010).

Penelitian lain tentang pengukuran maturity

level menggunaan COBIT 4.1 pada rumah sakit adalah

perhitungan tingkat kematangan proses TI dalam

perspektif pelanggan. Nilai maturity yang dihasilkan

adalah 3.21 yang termasuk dalam Level 3 (Defined

Process). Namun demikian rumah sakit tersebut belum

pernah melakukan audit terhadap kinerja server guna

memastikan keamanan sistem informasi (Revinggar,

Tanuwijaya and Mastan, 2012).

METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam sebuah

penelitian ahapan penelitian Analisis Implementasi

Teknologi Informasi Pada IT Process DS5 (Ensure

System Security) Di RS UHS dapat dilihat pada Gambar

1. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap

perencanaan, persiapan dan pelaksanaan serta

pembuatan laporan hasil penelitian. Data yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil

observasi, wawancara dan penyebaran kuisioner.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan

periodik, dokumen yang dipergunakan dan bukti

pendukung lainnya.

Tahap perencanaan diawali dengan

melakukan studi pustaka terkait penggunaan COBIT

4.1 dalam penelitian di rumah sakit. Observasi atau

pengamatan secara langsung dilakukan guna

mengamati proses bisnis yang sedang berlangsung serta

melihat infrastruktur TI khususnya di ruang Instalasi

Sistem Informasi Manajemen RS UHS. Selanjutnya

mengidentifikasi proses bisnis dan TI serta melakukan

identifikasi ruang lingkup dan tujuan yaitu Analisis

Implementasi Teknologi Informasi Pada IT Process

DS5 (Ensure System Security) Di RS UHS. Terakhir,

menentukan metode yang akan digunakan berupa

framework COBIT 4.1 untuk menghitung Maturity

Level.

Gambar 1. Metodologi Penelitian

Pembuatan kuesioner didasarkan pada IT

Process yang telah dipilih, yaitu IT Process DS5

(Ensure System Security). Pertanyaan untuk kuisioner

diperoleh dari setiap pernyataan Maturity Model pada

IT Process DS5 (Pederiva, 2003; Rozas, 2012). Tabel 1

merupakan salah satu transformasi Maturity Level

menjadi pertanyaan kuisioner untuk DS5 Level 0.

Setiap pertanyaan pada kuisioner diberi pilihan

jawaban yang harus diisi oleh sembilan responden

(Gambar 2). Responden diberi empat pilihan jawaban

kualitatif yang terdapat pada Tabel 2. Nilai Kualitatif

jawaban responden pada kuisioner dikonversi menjadi

compliance value untuk penghitungan maturity level.

Tabel 1. Transformasi Maturity Level DS5 Level 0

Menjadi Pertanyaan Kuisioner

Deskripsi Maturity

Level 0

Pertanyaan

(sebelum

dinetralkan)

Pertanyaan

(setelah

dinetralkan)

The organization

does not recognize

the need for IT

security.

Responsibilities and

accountabilities are

not assigned for

ensuring security.

Measures

supporting the

management of IT

The

organization

does not

recognize the

need for IT

security.

Organisasi

mengetahui

kebutuhan akan

keamanan TI

Responsibilities

and

accountabilities

are not

assigned for

Tanggung jawab

dan akuntabilitas

dilakukan untuk

memastikan

keamanan

Mulai

Perencanaan

1. Melakukan studi pustaka, observasi

2. Mengidentifikasi Proses Bisnis dan TI

3. Mengidentifikasi Ruang Lingkup dan Tujuan

4. Menentukan metode yang digunakan

Pelaksanaan

1. Menyebarkan kuisioner dan melakukan

wawancara

2. Melakukan pengumpulan data dan dokumen

pendukung

3. Melakukan perhitungan Maturity Level

4. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)

5. Membuat Grafik

6. Menyusun Rekomendasi

Pembuatan Laporan Hasil Penelitian

Persiapan

1. Menentukan IT Process

2. Pembuatan Kuisioner

Selesai

Analisis Implementasi Teknologi Informasi

9 SENTRIN 2017

Universitas Brawijaya

ISBN: 978-602-50782-0-0

Deskripsi Maturity

Level 0

Pertanyaan

(sebelum

dinetralkan)

Pertanyaan

(setelah

dinetralkan)

security are not

implemented. There

is no IT security

reporting and no

response process for

IT security

breaches. There is a

complete lack of a

recognizable system

security

administration

process.

ensuring

security.

Measures

supporting the

management of

IT security are

not

implemented.

Ukuran untuk

mendukung

manajemen

keamanan TI

diimplementasik

an

There is no IT

security

reporting and

no response

process for IT

security

breaches.

Adanya

pelaporan

keamanan TI dan

proses respons

untuk

pelanggaran

keamanan TI

There is a

complete lack

of a

recognizable

system security

administration

process.

Apakah

Kekurangan

akan proses

administrasi

keamanan sistem

diketahui.

Tahap Pelaksanaan terdiri dari enam aktifitas.

Pertama, menyebarkan kuisioner dan melakukan

wawancara kepada sembilan responden di antaranya

manajemen dan pengguna teknologi informasi khusus

pada staf Instalasi Sistem Informasi Manajemen RS

UHS. Kemudian melakukan pengumpulan data dan

dokumen pendukung berupa profil dari perusahaan,

kebijakan dan SOP (Standard Operating Procedure)

yang digunakan. Selanjutnya, melakukan perhitungan

Maturity Level (Pederiva, 2003; Rozas, 2012).

Gambar 2. Contoh kuisioner DS5

Pedoman dalam menentukan tingkat

kematangan didasarkan pada index maturity level yang

terdapat pada Tabel 3 (Krisanthi, Sukarsa and Bayupati,

2014; Ratih, Bayupati and Sukarsa, 2014; Putri, Lestari

and Aknuranda, 2017). Sedangkan Tabel 4 menyajikan

Maturity Model DS5 yang merupakan alat bantu untuk

mengetahui tingkat kematangan IT Process yang terdiri

dari enam level, mulai Level 0 hingga Level 5 (IT

Governance Institute, 2007; Sarno, 2009).

Tabel 2. Nilai Pilihan Jawaban Agreement

with

Statement

Compliance

Value

Nilai

Kualitatif Deskripsi

Not at all 0 Kurang Setuju Tidak ada

sama sekali

A little 0.33 Cukup Setuju Sedikit

Quite a lot 0.66 Setuju Dalam tingkatan

tertentu

Completely 1 Sangat Setuju Lengkap

Sumber: (Pederiva, 2003)

Tabel 3. Index Maturity Level

Maturity Index Maturity Level

0.00 – 0.50 0 Non-existent

0.51 – 1.50 1 Initial / Ad Hoc

1.51 – 2.50 2 Repeatable but Intuitive

2.51 – 3.50 3 Defined Process

3.51 – 4.50 4 Managed and Measurable

4.51 – 5.00 5 Optimised

Sumber: (Krisanthi, Sukarsa and Bayupati, 2014;

Ratih, Bayupati and Sukarsa, 2014; Putri,

Lestari and Aknuranda, 2017)

Tabel 4. Maturity Model DS5

Level Keterangan

0

Non-existent

Perusahaan belum menyadari kebutuhan akan

keamanan TI. Tanggung jawab dan penanggung jawab belum ditentukan untuk kepastian keamanan.

Pengukuran yang mendukung pengelolaan keamanan

TI tidak diimplementasikan. Tidak ada laporan keamanan TI dan tidak ada proses respon terhadap

pelanggaran TI. Terdapat banyak kekurangan

terhadap proses administrasi keamanan sistem yang ada.

1

Initial/Ad Hoc

Perusahaan menyadari kebutuhan akan keamanan TI.

Kesadaran akan kebutuhan keamanan terutama bergantung pada tiap individu. Keamanan TI

ditempatkan berdasar pada kemampuan reaktif.

Keamanan TI tidak diukur. Pelanggaran keamanan TI yang terdeteksi menyebabkan respon saling

menunjuk karena tanggung jawab yang tidak jelas.

Respon terhadap pelanggaran keamanan TI tidak dapat diprediksi.

2 Repeatable

but Intuitive

Tanggung jawab dan akuntabilitas keamanan TI ditugaskan ke koordinator keamanan TI, walaupun

otoritas manajemennya terbatas. Kesadaran akan

kebutuhan keamanan terfragmentasi dan terbatas. Walaupun informasi terkait keamanan diproduksi

oleh sistem, namun tidak dianalisa. Layanan dari

pihak ketiga mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan keamanan perusahaan secara spesifik organisasi.

Kebijakan keamanan sedang dikembangkan, namun

keahlian dan peralatan tidak memadai. Pelaporan keamanan TI tidak lengkap, cenderung

membingungkan atau tidak berhubungan. Pelatihan

keamanan tersedia namun umumnya dilakukan arena inisiatif individu. Keamanan TI terutama dilihat

sebagai tanggung jawab dan domain TI sementara

bisnis tidak melihat keamanan TI dalam domainnya. 3

Defined

Process

Kesadaran keamanan ada dan dipromosikan oleh

manajemen. Prosedur keamanan TI didefinisikan dan

diselaraskan dengan kebijakan keamanan TI. Tanggung jawab keamanan TI ditugaskan dan

dipahami, namun tidak diselenggarakan secara

Pernyataan

Tid

ak

ad

a

sam

a s

ek

ali

Sed

ikit

Dala

m

tin

gk

ata

n

terte

ntu

Len

gk

ap

Organisasi mengetahui kebutuhan akan

keamanan TI

Tanggung jawab dan akuntabilitas

dilakukan untuk memastikan keamanan

Ukuran untuk mendukung manajemen

keamanan TI diimplementasikan

Adanya pelaporan keamanan TI dan

proses respons untuk pelanggaran

keamanan TI

Apakah Kekurangan akan proses

administrasi keamanan sistem diketahui.

Analisis Implementasi Teknologi Informasi

10 SENTRIN 2017

Universitas Brawijaya

ISBN: 978-602-50782-0-0

Level Keterangan

konsisten. Ada rencana keamanan dan solusi

keamanan TI yang didorong oleh analisis risiko. Pelaporan keamanan tidak mengandung fokus bisnis

yang jelas. Pengujian keamanan adhoc (misalnya

Intrusion testing) dilakukan. Pelatihan keamanan tersedia untuk TI dan bisnis, namun hanya

dijadwalkan dan dikelola secara informal.

4 Managed

and

Measurable

Tanggung jawab keamanan TI secara jelas ditetapkan, dikelola dan diberlakukan. Risiko keamanan TI dan

analisis dampak dilakukan secara konsisten.

Kebijakan dan prosedur keamanan dilengkapi dengan dasar keamanan khusus. Paparan metode untuk

mempromosikan kesadaran keamanan adalah hal

yang wajib. Identifikasi, otentikasi dan otorisasi pengguna terstandarisasi. Sertifikasi keamanan

diikuti oleh anggota staf yang bertanggung jawab

terhadap audit dan pengelolaan keamanan. Pengujian keamanan dilengkapi menggunakan standar dan

proses formal, yang mengarah pada perbaikan tingkat

keamanan. Proses keamanan TI dikoordinasikan dengan seluruh fungsi keamanan organisasi.

Pelaporan keamanan TI dikaitkan dengan tujuan

bisnis. Pelatihan keamanan TI dilakukan di kedua area Bisnis dan IT. Pelatihan keamanan TI

direncanakan dan dikelola dengan cara yang sesuai

dengan kebutuhan bisnis dan riwayat risiko keamanan yang terdefinisi. Tujuan dan metrik untuk

pengelolaan keamanan sudah terdefinisi namun

belum diukur. 5

Optimised

Keamanan TI merupakan tanggung jawab bersama

dari manajemen bisnis dan TI serta terintegrasi

dengan tujuan bisnis keamanan perusahaan. Kebutuhan keamanan didefinisikan secara jelas,

dioptimalkan dan disertakan dalam rencana

keamanan yang disetujui. Pengguna dan pelanggan secara meningkat bertanggung jawab dalam

mendefinisikan kebutuhan keamanan, dan fungsi

keamanan diintegrasikan dengan aplikasi pada tahap perancangan. Insiden keamanan ditempatkan secara

tepat dengan prosedur respon insiden formal yang

didukung dengan peralatan otomatis. Penilaian

keamanan periodik dilakukan untuk mengevaluasi

efektifitas implementasi rencana keamanan. Informasi tentang ancaman dan kerentanan

dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis. Kontrol

yang memadai untuk mengurangi risiko dikomunikasikan dan diimplementasikan secara

tepat. Pengujian keamanan, analisis penyebab utama

dari insiden keamanan dan identifikasi risiko secara proaktif digunakan untuk peningkatan proses yang

berkelanjutan. Proses dan teknologi keamanan

terintegrasi secara terpadu di perusahaan. Metrik untuk manajemen keamanan diukur, dikumpulkan

dan dikomunikasikan. Manajemen menggunakan

pengukuran ini untuk membenahi rencana keamanan dalam proses perbaikan berkelanjutan.

Sumber: (Sarno, 2009), (IT Governance Institute,

2007)

Sumber: (IT Governance Institute, 2007)

Gambar 3. Representasi Grafis Maturity Model

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyebaran kuisioner berisi daftar pernyataan

diberikan kepada sembilan responden yang merupakan

manajemen dan pengguna teknologi informasi khusus

pada staf Instalasi Sistem Informasi Manajemen RS

UHS. Kuisioner yang telah diisi responden tersebut

kemudian ditabulasikan untuk mendapatkan nilai

compliance (Tabel 5). Kemudian dilakukan normalisasi

nilai compliance dilanjutkan dengan menghitung

maturity level (Sarno, 2009).

Tabel 6 menyajikan perhitungan nilai maturity

level pada IT Process DS5. Berdasarkan Tabel 6, dibuat

Representasi Grafis Maturity Model yang ditampilkan

pada Gambar 4. Analisis kesenjangan (gap analysis)

dilakukan untuk mengidentifikasi kegiatan yang perlu

dilakukan oleh RS UHS agar tingkat kematangan bisa

mencapai tingkat kematangan yang diharapkan (to-be).

Tabel 7 menyajikan analisis kesenjangan IT Process

DS5.

Tabel 5. Perhitungan Nilai Compliance Pada DS5

Level

Nilai

Compliance

(A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Tingkat

Compliance

(A/B)

0 2.64 5 0.53

1 2.97 6 0.50 2 4.29 8 0.54

3 2.31 7 0.33

4 4.62 12 0.39 5 4.95 11 0.45

Tabel 6. Perhitungan Nilai Maturity Level Pada IT

Process DS5

Level

Tingkat

Compliance

(A)

Kontribusi

tiap Level

(B)

Nilai

(A*B)

0 0.53 0.0 0

1 0.50 0.3 0.15

2 0.54 0.7 0.38

3 0.33 1.0 0.33

4 0.39 1.3 0.51

5 0.45 1.7 0.77

Nilai Maturity Level 2.14

Tabel 7. Analisis Kesenjangan Maturity Level DS5

IT Process As Is

(X)

To Be

(Y)

Gap

(Y-X)

DS5 2.14 4 1.86

Gambar 4. Representasi Grafis DS5

Tabel 8. Control Objective DS5 Control Objective DS5 Ensure Systems Security

DS5.1 Management of IT Security

DS5.2 IT Security Plan

DS5.3 Identity Management

DS5.4 User Account Management

DS5.5 Security Testing, Surveillance and Monitoring

Analisis Implementasi Teknologi Informasi

11 SENTRIN 2017

Universitas Brawijaya

ISBN: 978-602-50782-0-0

Control Objective DS5 Ensure Systems Security

DS5.6 Security Incident Definition

DS5.7 Protection of Security Technology

DS5.8 Cryptographic Key Management

DS5.9 Malicious Software Prevention, Detection and

Correction

DS5.10 Network Security

DS5.11 Exchange of Sensitive Data

Sumber: (IT Governance Institute, 2007)

Perhitungan maturity level pada IT Process

DS5 menghasilkan nilai 2.14. Berdasarkan Tabel 3,

maka nilai tersebut dapat dikategorikan pada Level 2

(Repeatable but Intuitive). Deskripsi detail maturity

model untuk IT Process DS5 Level 2 disajikan pada

Tabel 4. Tabel 7 menyajikan analisis kesenjangan

maturity level. Nilai maturity level yang diperoleh saat

ini adalah 2.14, sedangkan nilai yang diharapkan adalah

4. Dengan demikian terdapat kesenjangan atau gap

sebesar 1.86. Gambar 4 menyajikan nilai maturity level

yang diharapkan diberi tanda bintang, sedangkan nilai

maturity level yang dicapai saat ini diberi simbol

bintang segi banyak (menyerupai lingkaran). Tanda

panah ke atas merupakan rata-rata nilai dalam industri

sejenis. Untuk mencapai maturity level dengan nilai 4,

RS UHS perlu menyiapkan dan melakukan segala hal

yang tertera pada Tabel 4 Level 4. Di antaranya

menetapkan tanggung jawab keamanan TI secara jelas

dan membuat standarisasi terhadap identifikasi,

otentikasi dan otorisasi pengguna. Selain itu,

melakukan risiko keamanan TI dan analisis dampak

secara konsisten. Kebijakan dan prosedur keamanan

dilengkapi dengan dasar keamanan khusus. Selain itu

RS UHS juga perlu menerapkan Control Objective DS5

yang disajikan pada Tabel 8.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil perhitungan Maturity Level pada IT

Process DS5 (ensure system security) di RS UHS

adalah 2.14. Nilai tersebut dapat dikategorikan pada

Level 2 (Repeatable but Intuitive) yang berarti bahwa

proses atau sistem yang dilakukan telah mengikuti pola

yang sudah ditentukan. Kebijakan keamanan TI sedang

dikembangkan RS UHS, namun keahlian dan peralatan

yang tersedia belum memadai. Rekomendasi yang

diberikan untuk meminimalkan kesenjangan atau gap

pada Maturity Level di antaranya berupa menerapkan

Control Objective DS5 dan melakukan sosialisasi serta

implementasi kebijakan keamanan TI yang didukungan

penuh oleh top management RS UHS.

DAFTAR RUJUKAN

Gerhana, Y. A. 2010. Audit Tata Kelola Sistem

Informasi Rumah Sakit Dengan Menggunakan

Framework COBIT Versi 4.1 Domain Plan

And Organise (Studi Kasus : RS “ ABC ”)’,

Media Informatika, 9(1), pp. 26–39. Available

at:

http://jurnal.likmi.ac.id/Jurnal/3_2010/Audit_

Tt_Kelola_SI_RS_yana_.pdf.

IT Governance Institute. 2007. COBIT 4.1: Framework

Control Objective, Management Guidelines,

Maturity Models. Rolling Meadows: IT

Governance Institute.

Krisanthi, G. A. T., Sukarsa, I. M. and Bayupati, I. P.

A. 2014. Governance Audit Of Application

Procurement. Journal of Theoretical and

Applied Information Technology, 59(2), pp.

342–351.

Pederiva, A. 2003. The COBIT Maturity Model in a

Vendor Evaluation Case. Information Systems

Control Journal, 3.

Putri, M. A., Lestari, V. A. and Aknuranda, I. 2017.

Audit of Information Technology Governance

Using COBIT 4.1: Case Study in PT. XY.

INTERNETWORKING INDONESIA

JOURNAL, 9(1), pp. 47–52.

Ratih, I. G. D. S., Bayupati, I. P. A. and Sukarsa, I. M.

2014. Measuring the Performance of IT

Management in Financial Enterprise by Using

COBIT. I.J. Information Engineering and

Electronic Business, (February), pp. 15–24.

doi: 10.5815/ijieeb.2014.01.02.

Revinggar, B. N., Tanuwijaya, H. and Mastan, I. A.

2012. Audit Sistem Informasi Instalasi Rawat

Jalan Berdasarkan Perspektif Pelanggan

Balanced Scorecard Dan Standar Cobit 4.1

(Studi Kasus: Rumah Sakit Umum Haji

Surabaya). Jurnal JSIKA, 1(1). Available at:

http://jurnal.stikom.edu/index.php/jsika/articl

e/view/90.

Rozas, I. S. 2012. Model Perhitungan Tingkat

Kedewasaan TI (Maturity Level)

Menggunakan Framework COBIT 4.1.

Prosiding Seminar Nasional Teknik

Informatika (SANTIKA 2012). Surabaya:

Teknik Informatika-Fakultas Teknologi

Industri Universitas Pembangunan Nasional

‘Veteran’ Jawa Timur, pp. 3–77.

Sarno, R. 2009. Audit Sistem & Teknologi Informasi.

Surabaya: ITS Press.