analisis pengaruh pertumbuhan … pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah,...

186
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Oleh : SERI JEFRY ADIL WARUWU NIM: 121324018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: trannhu

Post on 06-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,

PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN

INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI

INDONESIA TAHUN 1995 – 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh :

SERI JEFRY ADIL WARUWU

NIM: 121324018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

i

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,

PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN

INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI

INDONESIA TAHUN 1995 – 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh :

SERI JEFRY ADIL WARUWU

NIM: 121324018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini aku persembahkan untuk:

Allah Bapa, Yesus Kristus, Bunda Maria yang selalu memberi

kekuatan, rahmat yang berlimpah.

Orang Tua Tercinta

Adik-adikku tersayang

Melyda Agustini Rahman

Sahabat-sahabatku

Almamaterku, Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

v

MOTTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan

mendapat; ketoklah maka pintu aka dibukakan bagimu” (Matius 7:7)

“Carilah dulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu

akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6 :33)

"Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang

besar, tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang

besar " (Mother Teresa)

“You'll Never Walk Alone” (Liverpool CF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

viii

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,

PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI

TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA

TAHUN 1995 - 2014

Seri Jefry Adil Waruwu

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah, dan investasi terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Jenis penelitian ini adalah expost facto. Pengumpulan data dengan teknik

dokumentasi yaitu dengan mencari data yang didapat dari Badan Pusat Statistik

(BPS), Bank Indonesia (BI), BAPPENAS di Indonesia. Teknik analisis data yang

digunakan adalah Regresi Linier Berganda.

Analisis data menunjukkan bahwa: (1) pertumbuhan ekonomi berpengaruh

negatif terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014; (2)

pengangguran berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun

1995-2014; (3) belanja pemerintah berpengaruh negatif terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia 1995-2014; dan (4) investasi tidak berpengaruh terhadap

tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah, investasi,

dan tingkat kemiskinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

ix

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF ECONOMIC GROWTH,

UNEMPLOYMENT, GOVERNMENT EXPENDITURE, AND

INVESTMENT TO POVERTY RATE IN INDONESIA: 1995-2014 PERIOD

Seri Jefry Adil Waruwu

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2016

The research aims to analyze the effect of economic growth,

unemployment, government expenditure, and investment to poverty in Indoenesia:

1994-2014 period.

This type of research is an ex post facto. Technical documentation was

applied for searching the data from Statistics Central Board, Indonesia Bank,

BAPPENAS in Indoenesia. Data analysis technique was Multiple Linear

Regression.

Data analysis shows that: (1) there is negative influeces towards economic

growth in the rate of Indonesian poverty in 1995-2014; (2) unemployment

influeces positively in the rate of Indonesian poverty in 1995-2014; (3)

government expenditure influeces negatively towards the rate of Indonesian

poverty in 1995-2014; (4) investment does not influence towards the poverty rate

of Indonesian in 1995-2014.

Key words: economic growth, unemployment, government expenditure,

investment, poverty.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

“Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Belanja

Pemerintah, dan Investasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia

Tahun 1995 – 2014”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana di Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata

Dharma. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari mulai awal sampai pada penulisan skripsi ini selesai, sangatlah sulit

bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah bapa disurga, Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria yang memberi

kekuatan dan rahmat yang berlimpah.

2. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatna, M.Sc., Ph,D. selaku rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan memperoleh

pendidikan yang terbaik di Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahun Sosial.

5. Ibu Dra. Chatarina Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Ekonomi.

6. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang

telah membimbing dengan sabar, selalu memotivasi dan mengarahkan dari

awal saya menulis skripsi ini hingga selesai. Terimakasih banyak Pak.

7. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono M.S. selaku dosen penguji skripsi. Terimakasih

banyak Pak.

8. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc selaku dosen penguji skripsi.

Terimakasih banyak Pak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

xi

9. Segenap dosen Program Pendidikan ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Ekonomi yang telah banyak memberikan pengetahuan, mendidik

dan membimbing saya selama perkuliahan.

10. Segenap dosen universitas Sanata Dharma.

11. Bapak Dr. Joko Wicoyo M.Si. yang membantu dan memeriksa abstrak.

Terimaksih banyak ya Pak.

12. Sekretariat Pendidikan Ekonomi: Bu Titin yang telah banyak membantu

dalam urusan kuliah.

13. Staf dan Karyawan USD yang telah memberikan bantuan selama menempuh

kuliah.

14. Orang tuaku: Alm. Fatiziduhu Waruwu dan Sadima Zai, yang telah

memberikan dukungan doa, motivasi, dan harapan.

15. Kekasih hati: Melyda Agustini Rahman yang selalu setia mendukung dan

pemberi semangat.

16. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi angkatan 2012 : Agus, Sisil, Rizky,

Oliv,Cristi, Bima, Adit, Henri, Anggi, Yani, Mitri, Jatu, Putri, Vidia, Bruder

Ivan, Fiber, Tus, Postin, Harini, Aldi, Erlin, Nur, Nina, Made, Cipluk, Sarni,

Hesti, Dika, Daniel yang selalu mendukung, memberi semangat. Terimakasih

teman-teman.

17. Teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi angakatan 2012 dari Nias Barat :

Postinus Gulo dan Fiberniat Lahagu yang selalu membantu selama

perkuliahan.

18. Kepada teman-teman seperjuangan dari Nias Barat angakatan 2012 : Postin,

Fiber, Poppy, Wasri, Silvester, Firminus, Risma, Rohani, Metina, Dewi, Sri,

Frans, Timo, Petra, Legi, Ratih, Mariati, Sefin, dan Otami yang selalu

memberikan semangat. Terimakasih teman-teman.

19. Para Pamong di asrama Student Residence, Sanata Dharma.

20. Teman-teman di asrama Student Residence, Sanata Dharma.

21. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebut satu per satu yang telah

memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 13

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................................... 15

1. Kemiskinan .............................................................................. 15

a. Definisi Kemiskinan ............................................................ 15

b. Penduduk Miskin ................................................................. 18

c. Penyebab Kemiskinan .......................................................... 23

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Kemiskinan .... 25

e. Ukuran Kemiskinan ............................................................. 27

f. Strategi atau Kebijakan dalam mengurangi Kemiskinan .... 37

2. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................ ..... 39

a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi ........................................... 38

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................... 41

c. Pengukuran Pertumbuhan Ekonomi .................................... 54

d. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat

Kemiskinan .......................................................................... 55

3. Pengangguran ........................................................................... 57

a. Definisi Pengangguran ......................................................... 57

b. Pengaruh Pengangguran terhadap Tingkat kemiskinan ....... 61

4. Belanja Pemerintah .................................................................. 64

a. Definisi Belanja Pemerintah ................................................ 64

b.Komponen Belanja Pemerintah ............................................ 68

c. Pengaruh Belanja Pemerintah terhadap Tingkat

Kemiskinan .......................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

xv

5. Investasi ................................................................................... 73

a. Definisi Investasi ................................................................. 73

b. Jenis Investasi ...................................................................... 79

c. Manfaat Investasi ................................................................. 88

d. Proses Investasi .................................................................... 88

e. Pengaruh Investasi terhadap Tingkat Kemiskinan ............... 92

B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 95

C. Hipotesis dan Kerangka Berpikir .................................................. 97

1. Kerangka Berpikir ..................................................................... 97

2. Hipotesis .................................................................................... 99

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 100

B. Sumber dan Jenis Data .................................................................. 100

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 101

D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 101

E. Uji Prasyarat .................................................................................. 103

1. Uji Normalitas ........................................................................... 103

2. Uji Linearitas ............................................................................. 104

F. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 104

1. Uji Multikolinearitas................................................................... 104

2. Uji Heteroskedatisitas ................................................................. 105

3. Uji Autokorelasi ......................................................................... 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

xvi

G. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 105

1. Rumusan Hipotesis .................................................................... 106

2. Uji F ........................................................................................... 107

3. Uji T ........................................................................................... 108

4. Koefisien Determinasi ............................................................... 109

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 110

1. Deskripsi Data ........................................................................... 110

2. Analisis Data .............................................................................. 119

a. Uji Prasyarat .......................................................................... 119

1) Uji Normalitas .................................................................. 119

2) Uji Linearitas .................................................................... 120

b. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 121

1) Uji multikolinearitas ......................................................... 121

2) Uji Heteroskedatisitas ...................................................... 123

3) Uji Autokorelasi ............................................................... 124

c. Pengujian Hipotesis ............................................................... 127

1) Uji F .................................................................................. 127

2) Uji T ................................................................................. 129

3) Koefisien Determinasi ...................................................... 132

B. Pembahasan ................................................................................... 133

1. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan

di Indonesia tahun 1995-2014 ................................................... 134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

xvii

2. Pengaruh pengangguran terhadap tingkat kemiskinan

di Indonesia tahun 1995-2014 ................................................... 137

3. Pengaruh belanja pemerintah terhadap tingkat kemiskinan

di Indonesia tahun 1995-2014 .................................................. 139

4. Pengaruh investasi terhdap tingkat kemiskinan

di Indonesia tahun 1995-2014 ................................................... 141

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 144

B. Saran .............................................................................................. 145

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 147

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lingkaran Setan Kemiskinan .................................................... 24

Gambar 2.2 Investasi dan Kesejahteraan Masyarakat ................................... 94

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................. 97

Gambar 4.1 Persentase Tingkat Kemiskinan di Indonesia

tahun 1995-2014 ....................................................................... 113

Gambar 4.2 Tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia

tahun 1995-2014 ....................................................................... 114

Gambar 4.3 Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 1995-2014 ............... 116

Gambar 4.4 Belanja pemerintah di Indonesia tahun 1995-2014 ................... 117

Gambar 4.5 Investasi di Indonesia tahun 1995-2014 .................................... 118

Gambar 4.6 Uji Heteroskedatisitas ................................................................ 124

Gambar 4.7 Uji Autokorelasi ........................................................................ 126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

xix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Batas Kemiskinan Kota dan Desa (Kg) .................................... 35

Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................... 95

Tabel 4.1 Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 1995 – 2014 ............. 112

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Normalitas ...................................................... 119

Tabel 4.3 Hasil Uji Linearitas ................................................................... 120

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ................................................................. 121

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ........................................................................ 125

Tabel 4.6 Statistik Durbin-Watson ............................................................ 126

Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Simultan (Uji F) .......................................... 128

Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji T ................................................................. 130

Tabel 4.9 R-Square .................................................................................... 132

Tabel 4.10 Coefficients ............................................................................... 133

Tabel 4.11 Tingkat Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi ..................... 135

Tabel 4.12 Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran .................................. 137

Tabel 4.12 Tingkat Kemiskinan dan Belanja Pemerintah ........................... 140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tingkat Kemiskinan ................................................................. 152

Lampiran 2 Pertumbuhan Ekonomi ............................................................ 153

Lampiran 3 Pengangguran .......................................................................... 154

Lampiran 4 Belanja Pemerintah ................................................................. 155

Lampiran 5 Investasi .................................................................................. 156

Lampiran 6 Uji Normalitas ........................................................................ 157

Lampiran 7 Uji Linearitas ........................................................................... 158

Lampiran 8 Uji Multikolinearitas ............................................................... 159

Lampiran 9 Uji Heteroskedatisitas .............................................................. 160

Lampiran 10 Uji Autokorelasi .................................................................... 161

Lampiran 11 Hasil Analisis Uji Simultan (Uji F) ...................................... 162

Lampiran 12 Hasil Analisis Uji T ............................................................... 163

Lampiran 13 R-Square ................................................................................ 164

Lampiran 14 Regression ............................................................................. 165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan masalah penting bagi semua negara yang ada

di dunia, khususnya di Indonesia yang masih merupakan Negara Sedang

Berkembang (NSB). Sejak negara ini merdeka, kemiskinan menjadi masalah

yang serius di Indonesia. Masalah kemiskinan yang begitu kompleks

berkaitan dengan banyak aspek, yaitu aspek sosial, budaya, ekonomi, dan

aspek yang lainnya. Kemiskinan yang terjadi di dalam suatu negara harus

diperhatikan sebagai masalah yang serius, karena kemiskinan membuat

banyak masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-

sehari.

Kemiskinan di Indonesia merupakan salah satu penyakit dalam

ekonomi, sehingga harus ada solusi atau kebijakan untuk mengurangi tingkat

kemiskinan. Masasalah kemiskinan merupakan masalah yang rumit dan

kompleks serta bersifat multidimensional. Oleh karena itu, kebijakan yang

dibuat untuk pengentasan kemiskinan pun harus dilakukan secara menyeluruh

dan terpadu. Istilah kemiskinan adalah ketika seseorang atau kelompok tidak

mampu memenuhi kebutuhan atau kemakmuran ekonomi yang sesuai dengan

standar hidup disuatu wilayah tertentu.

Menurut Siregar & Wahyuniarti (2008 :25), kemiskinan adalah situasi

dimana pendapatan tahunan individu disuatu kawasan tidak dapat memenuhi

standar pengeluaran minimum yang dibutuhkan individu untuk dapat hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

2

layak di kawasan tersebut. Individu yang hidup di bawah standar pengeluaran

tersebut tergolong miskin. Ketika perekonomian berkembang di suatu

kawasan (negara atau kawasan tertentu yang lebih kecil), terdapat lebih

banyak pendapatan untuk dibelanjakan, yang jika terdistribusi dengan baik

diantara penduduk kawasan tersebut akan mengurangi kemiskinan. Dengan

kata lain, secara teoritis pertumbuhan ekonomi memainkan peranan penting

dalam mengatasi penurunan kemiskinan.

Menurut Siregar & Wahyuniarti (2008:27), seseorang dikatakan

miskin atau hidup dalam kemiskinan jika pendapatan atau aksesnya terhadap

barang dan jasa relatif rendah dibandingkan rata-rata orang lain dalam

perekonomian tersebut. Secara absolut, seseorang dinyatakan miskin apabila

tingkat pendapatan atau standar hidupnya secara absolut berada dibawah

subsisten. Ukuran subsistensi tersebut dapat diproksi dengan garis

kemiskinan. secara umum, kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk

mencapai standar atas setiap aspek kehidupan. Menurut Sen, 1999 (Siregar &

Wahyuniarti 2008:27) kemiskinan lebih terkait pada ketidakmampuan untuk

mencapai standar hidup tersebut dari pada apakah standar hidup tersebut

tercapai atau tidak.

Untuk mengukur kemiskinan, BPS (Badan Pusat Statistik)

menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs

approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar

makanan dan bukan makanan yag diukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

3

miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita

pernulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan (GK) merupakan

penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non

makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan

dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Adanya penurunan tingkat kemiskinan pada wilayah tersebut

mengindikasikan bahwa pembangunan yang dilaksanakan telah membawa

sebuah keberhasilan. Pembangunan ekonomi dapat diukur dengan adanya

pertumbuhan ekonomi yang dapat dilihat dari perkembangan PDB.

Pertumbuhan PDB memiliki hubungan dengan kemiskinan baik secara

agregat maupun disektor-sektor ekonomi secara individu. Menurut Kuncoro

(2006:18), Indikator-indikator kunci pembangunan adalah : 1) Indikator

ekonomi yaitu PNB dan PDB, dan laju pertumbuhan ekonomi, 2) Indikator

sosial yaitu : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

Indekx.

Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial yang

meliputi perubahan struktur sosial, perubahan dalam sikap hidup masyarakat

dan perubahan dalam kelembagaan (institusi) nasional. Pembangunan juga

meliputi perubahan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi, pengurangan

ketimpangan pendapatan dan pemberantasan kemiskinan. Untuk mencapai

sasaran yang diinginkan, maka pembangunan suatu negara dapat diarahkan

pada tiga hal pokok yaitu: meningkatkan ketersediaan dan distribusi

kebutuhan pokok bagi masyarakat, meningkatkan standar hidup masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

4

dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses baik kegiatan

ekonomi maupun kegiatan sosial dalam kehidupannya (Todaro, 2004 :21).

Menurut Boedino (1988:1), pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan

kenaikan output perkapita. Disini jelas ada dua sisi yang perlu diperhatikan,

yaitu: sisi totalnya (GDP) dan jumlah penduduknya. Output perkapita adalah

output total dibagi jumlah penduduk dilain pihak. Jadi proses kenaikan output

perkapita, tidak bisa tidak, harus dianalisasi dengan jalan melihat apa yang

terjadi dengan output total disatu pihak, dan jumlah penduduk di lain pihak.

Suatu teori pertumbuhan yang lengkap haruslah bisa menjelaskan apa yang

terjadi dengan sejumlah penduduk. Dengan kata lain, teori tersebut harus

mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP total, dan teori mengenai

pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut bisa

dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan.

Ilmu pembangunan ekonomi harus berfokus untuk mengurangi

mekanisme yang membuat keluarga, daerah, dan bahkan negara secara

keseluruhan terus berada dalam perangkap kemiskinan, yakni ketika

kemiskinan masa lalu menyebabkan kemiskinan dimasa depan dan

menghasilkan strategi paling efektif untuk melepaskan diri dari perangkap itu

(Todaro, 2011:10). Salah satu indikator kemajuan pembangunan ekonomi

adalah pertumbuhan ekonomi. Negara kita mengalami pertumbuhan ekonomi

yang fluktuasi tiap tahunnya, bahkan negara ini pernah dilanda krisis.

Pertumbuhan Ekonomi dan kemiskinan mempunyai keterkaitan yang

erat, pertumbuhan ekonomi seringkali dijadikan tolak ukur kinerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

5

perekonomian suatu wilayah, akan tetapi belum pasti tingginya pertumbuhan

ekonomi menunjukkan tingginya tingkat kesejahteraan rayatnya. Tidak dapat

dipungkiri bahwa pertumbuhan ekonomi sangat berarti bagi pengentasan

kemiskinan dan pembangunan ekonomi. Menurut Siregar & Wahyuniarti

(2008 :27), pertumbuhan ekonomi memang merupakan syarat keharusan

(necessary condition) untuk mengurangi kemiskinan. Adapun syarat

kecukupan (sufficient condition) ialah bahwa pertumbuhan tersebut efektif

mengurangi kemiskinan. Artinya, pertumbuhan ekonomi tersebut hendaklah

menyebar secara merata disetiap golongan penapatan, termasuk golongan

penduduki miskin (growth with equity). Secara langsung, hal ini berarti

pertumbuhan ekonomi itu perlu dipastikan terjadi disektor-sektor dimana

penduduk miskin bekerja (pertanian atau sector yang padat karya). Adapun

secara tidak langsung, hal itu berarti diperlukan pemerintah yang cukup

efektif meredistribusi manfaat pertumbuhan yang bias diwujudkan melalui

kebijakan seperti sekotor jasa dan manufaktur yang padat modal.

Pada krisis tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus

mengalami ekspansi, pergerakan pertumbuhan eknomi indonesia fluktuatif

tiap tahunnya. Pada masa pemerintahan sebelumnya pertumbuhan ekonomi

Indonesia cenderung naik, tetapi pada masa pemerintahan saat ini mulai

menurun walaupun kedepannya ada potensi untuk semakin lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan kesejahteraan untuk faktor

produksi yang turut serta menciptakan kesejahteraan, artinya semakin tinggi

laju pertumbuhan ekonomi makan semakin tinggi pula produktivitas faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

6

produksi. Menurut M. Kuncoro, 2003 (Dwi 2010 : 32) suatu perekonomian

dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila tingkat kegiatan

ekonomi lebih tinggi dari apa yang dicapai sebelumnya. Dengan adanya

pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat maka sebuah Negara dapat

mencapai kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi. Semakin meningkatnya

pertumbuhan ekonomi menggambarkan bahwa semakin menigkatnya

produksi suatu Negara tersebut. Sehingga masyarakat bias memenuhi

kebutuhan sehari-sehari dengan cepat. Sehingga peningkatan pertumbuhan

ekonomi ini dapat mengurangi kemiskinan di suatu Negara.

Menurut Todaro, 1995 (Kuncoro, 2006 : 226), sejarah mencatat bahwa

pembangunan ekonomi di Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara

yang sering dideskripsikan sebagai transfer manusia dan aktivitas ekonomi

secara terus menerus dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan. Hal ini

terjadi karena dua faktor, yakni : 1) ekspansi industri perkotaan yang

menimbulkan penciptaan kesempatan kerja baru, 2) kemajuan teknologi yang

bersifat menghemat tenaga kerja disektor pertanian sehingga menurunkan

kebutuhan angkatan kerja di daerah perdesaan.

Kemiskinan berkaitan dengan lapangan pekerjaan dan biasanya

penduduk yang dikategorikan miskin (the poor) tidak memiliki pekerjaan

(pengangguran), serta tingkat pendidikan dan kesehatan yang pada umumnya

tidak memadai (Saputra, 2011 :1). Negara Indonesia sering dihadapkan

dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan

dan besarnya jumlah penduduk. Indonesia merupakan negara dengan jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

7

penduduk terbesar ke empat di dunia setelah Tiongkok, India dan Amerika

Serikat (Sumber: Wikipedia.org). Indonesia berpenduduk sekitar 255,461,700

jiwa. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2014 jumlah pengangguran 7,24 juta

orang dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,94 % (www.bps.go.id).

Menurut Sukirno (2004:28), pengangguran adalah seseorang yang

sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari

pekerjaan pada suatu tingkat tertentu, tetapi tidak memperoleh pekerjaan yang

diinginkan. Sedangkan Menurut Mankiw (2006: 154), pengangguran adalah

masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan

merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan

pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi

tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering

dibicarakan dalam perdebatan politik dan para politisi seiring mengklaim

bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan

lapangan pekerjaan. Menurut Sukirno (2004), efek dari pengangguran adalah

mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat

kemakmuran yang telah dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan

masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka

terjebak dalam kemiskinan karena tidak memilki pendapatan.

Menurut Wiguna (2013:4), tingkat pertumbuhan penduduk yang

tinggi membutuhkan lapangan pekerjaan yang banyak sehingga akan

menyebabkan jumlah lapangan kerja menjadi sempit atau sedikit. Hal ini

dapat menyebabkan masalah pengangguran. Tingkat pengangguran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

8

tinggi di suatu daerah menunjukkan kurang berhasilnya pembangunan dan

menyebabkan kemiskinan.

Menurut Yacob (2012:176), upaya menurunkan tingkat pengangguran

dan tingkat kemiskinan adalah sama pentingnya. Secara teori, jika

masyarakat tidak menganggur berarti mempunyai pekerjaan dan

penghasilan, dan dengan penghasilan yang dimiliki dari bekerja

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup. Jika kebutuhan hidup

terpenuhi, maka tidak akan miskin. Sehingga dikatakan dengan tingkat

pengangguran rendah (kesempatan kerja tinggi) maka tingkat

pengangguran juga rendah.

Di negara manapun, selalu ada campur tangan atau intervensi

pemerintah dalam perekonomian. Tidak ada pemerintahan yang dalam

peraturan ekonomi negerinya berperan semata-mata hanya sebagai “wasit”

atau “polisi”, yang hanya berfungsi membuat undang-undang dan peraturan,

untuk kemudian menjadi pelerai jika timbul masalah atau penyelamat bila

terjadi kepanikan. Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian jelas

beralasan, mustahil untuk dicegah. Tidak ada satu pun perekonomian,

termasuk negara kapitalis atau negara maju, bebas dari intervensi

pemerintahnya. Yang ada ialah perbedaan kadarnya. dibeberapa negara

pemerintahnya terlibat erat dalam perekonomian, sementara di negara-negara

lain cempur tangan pemerintah dalam perekonomiannya relatif lebih terbatas

(Dumairy 1996:157). Pengeluaran pemerintah yang terdapat dalam

Anggraran Pendapatan Belanja Negara (APBN) nerupakan salah satu alat

kebijakan fiskal pemerintah. Pemerintah menggunakannya untuk mengelola

perekonomian negara. Pengeluaran pemerintah atau disebut belanja negara

terdiri atas anggaran belanja pemerintah pusat, dana perimbangan, serta dana

otonomi khusus dan dana penyeimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

9

Perkembangan kegiatan pemerintah dari tahun ke tahun, tampak

bahwa peranan pemerintah selalu meningkat hampir di dalam semua macam

sistem perekonomian. semakin meningkatnya peranan pemerintah ini,

semakin besarnya pengeluaran pemerintah dalam proporsinya terhadap

pendapatan nasional. Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai

sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah, yang dibiayai oleh

pengeluaran pemerintah itu. Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah

semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan. Tetapi

hendaknya kita sadari bahwa proporsi pengeluaran pemerintah terhadap

Pendapatan Nasioanal Bruto (GNP) adalah suatu ukuran yang sangat kasar

terhadap kegiatan/peranan pemerintah dalam suatu perekonomian

(Suparmoko 2003:22).

Pengeluaran Pemerintah dapat bersifat “exhaustive” yaitu merupakan

pembelian barang-barang dan jasa dalam perekonomian yang dapat langsung

dikonsumsi maupun dapat pula untuk menghasilkan barang lain lagi. di

samping itu pengeluaran pemerintah dapat pula bersifat “transfer” saja yaitu

berupa pemindahan uang kepada individu-individu untuk kepentingan sosial,

kepada perusahaan-perusahaan sebagai subsidi mungkin pula kepada negara

lain sebagai hadiah (Suparmoko 2003:22). Dari penjelasan diatas dapat

dijelaskan bahwa pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen

untuk mengatasi kemiskinan yang ada dinegara kita.

Pemerintah sudah mengupayakan dan melakukan berbagai macam

kebijakan atau program untuk pengentasan kemiskinan dengan berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

10

pengeluaran. Pemerintah membuat beberapa program yaitu BOS ( Bantuan

Operasional Sekolah) bagian pendidikan, Raskin (Beras Miskin), BLT

(Bantuan Langsung Tunai), PNPM (Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri), BLSM ( Bantuan Langsung Sementara Masyarakat),

Kartu Sakti Jokowi (Kartu Sehat, Pintar, dan Sejahtera), Dana Desa, dan

masih banyak lagi program pemerintah yang bertujuan untuk mengentaskan

kemiskinan di negara ini.

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada

saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang.

Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada financial

assets dan investasi pada real assets. Investasi pada financial assets

dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial

paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal,

misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya. Sedangkan

investasi pada real assets diujudkan dalam bentuk pembelian assets

produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan

perkebunan, dan lainnya (Halim 2003 : 2).

Menurut Handayani (2011:6), investasi didefinisikan sebagai

penggunaan yang ditujukkan untuk meningkatkan atau mempertahankan stok

barang modal terdiri dari paprik, mesin kantor, dan produk-produk tahan lama

lainnya yang digunakan dalam proses-proses produksi. Investasi juga dapat

didefinsikan sebagai pengeluaran oleh sektor produsen untuk pembelian

barang. Investasi yang terjadi disuatu Negara terdiri dari investasi pemerintah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

11

dan invstasi swasta. Investasi pemerintah dapat dijalankan melalui salah satu

instrument kebijakan, yaitu pengeluaran pemerintah untuk investasi

sedangkan investasi swasta dapat berasal dari dalam negeri maupun luar

negeri (asing). Dengan adanya investasi lowongan pekerjaan terbuka,

sehingga kemiskinan akan berkurang.

Dengan adanya investasi, suatu negara dapat mengembangkan

produk-produk barang dan jasa yang bernilai sehingga dapat menciptakan

lapangan pekerjaan di daerah tersebut. Terserapnya tenaga kerja pada

lapangan pekerjaan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sehingga

dengan meningkatnya pendapatan masyrakat, masyarakat sendiri akan

mampu mengakses layanan pendidikan dan kesehatan. Dengan demikian,

perkembangan investasi dapat mengurangi jumlah masyarakat yang berada

dibawah garis kemiskinan (Wati : 2015:5)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penlitian dengan judul “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,

Pengangguran, Belanja Pemerintah, dan Investasi Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Indonesia Tahun 1995 – 2014”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas dapat dikemukakan masalah

yang ingin di sampaikan, yaitu :

1. Apakah ada pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014 ?.

2. Apakah ada pengaruh pengangguran terhadap terhadap tingkat kemiskinan

di Indonesia tahun 1995-2014 ?.

3. Apakah ada pengaruh belanja pemerintah terhadap tingkat kemiskinan di

Indonesia tahun 1995-2014 ?.

4. Apakah ada pengaruh investasi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia

tahun 1995-2014 ?.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini disertai dengan tujuan penelitian, yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi

terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengangguran terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh belanja pemerintah terhadap

tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh investasi terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

13

D. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori,

minimal menguji teori-teori ekonomi yang berkaitan dengan pengaruh

tingkat pertumbuhan ekonomi, pengangguran belanja pemerintah, dan

investasi terhadap tingkat kemikinan di Indonesia.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui temuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

pemerintah sebagai pembuat kebijakan ekonomi makro. Pemerintah

mendapatkan informasi yang memadai dalam rangka mengurangi

tingkat kemiskinan.

b. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis

dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari bangku kuliah.

c. Bagi Fakultas

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan

perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

14

E. Variabel dan Definisi Operasional

1. Tingkat Kemiskinan (Y) : Persentase kemiskinan di Indonesia Tahun

1995-2014. yang dinyatakan hidup di bawah standar hidup layak (garis

kemiskinan), dalam satuan persen.

2. Pertumbuhan Ekonomi (X1): tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) di

Indonesia, dinyatakan dalam persen. Data diambil dari Badan Pusat

Statistik.

3. Pengangguran (X2) : jumlah orang yang termasuk dalam angakatan kerja,

tetapi tidak mempunyai pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan.

Indikator pengukurannya adalah jumlah penduduk yang merupakan

pengangguran. Data diambil dari BPS yang dinyatakan dalam satuan juta

orang.

4. Belanja Pemerintah (X3): pengeluaran pemerintah menurut dari angka

APBN, dinyatakan dalam miliyar rupiah.

5. Investasi : Jumlah penanaman modal yang dilakukan di Indonesia pada

tahun 1995-2014. Indikatornya adalah nilai PMA (Penanaman Modal

Asing) dan nilai PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang

dinyatakan dalam satuan miliyar rupiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kemiskinan

a. Definisi Kemiskinan

Kemiskinan adalah fenomena yang seringkali dijumpai dalam

kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan juga seringkali dipandang

sebagai gejala rendahnya tingkat kesejahteraan semata padahal

kemiskinan merupakan gejala yang bersifat kompleks dan

multidimensi. Berbagai program dan kebijakan untuk mengatasi

masalah kemiskinan ini, tetapi statistik angka kemiskinan cenderung

semakin tinggi seiring dengan meningkatnya tingkat kebutuhan

masyarakat. Rendahnya tingkat kehidupan dijadikan sebagai alat ukur

kemiskinan hanyalah merupakan salah satu rantai dalam lingkaran

kemiskinan.

Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan

multidimensi sehingga dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang.

Secara umum, kemiskinan adalah keadaan ataupun kondisi dimana

seseorang tidak memilki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, dalam hal ini kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

Menurut para ahli (Andre Bayo Ala: 1981), kemiskinan itu bersifat

multidimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

16

macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari

kebijakan umum, maka kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa

miskin akan asset, organisasi sosial politik, dan pengetahuan, serta

keterampilan. Dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan

sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi kemiskinan

tersebut termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, air,

perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik, dan

tingkat pendidikan yang rendah (Arsyad 2004 : 237).

Menurut Kuncoro (2006: 111), negara miskin mengahadapi

masalah klasik. Pertumbuhan versus distribusi pendapatan. Isu

mendasarnya adalah tidak hanya bagaimana meningkatkan

pertumbuhan PDB atau PNB namun juga siapa yang membuat PDB

atau pertumbuhan ekonomi tersebut tumbuh. Bila pertumbuhan

terutama disumbangkan oleh segelintir orang (golongan kaya), maka

merekalah yang paling mendapatkan manfaat dari pertumbuhan

ekonomi tesebut, sementara kemiskinan dan distribusi pendapatan

semakin memburuk. Namun, bila pertumbuhan disumbang oleh banyak

orang, maka buah dari pertumbuhan ekonomi akan dirasakan merata.

Banyak Negara Sedang Berkembang (NSB) mengalami laju

pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi tetapi tidak membawa

manfaat bagi pendiuduk miskinnya. Ini dialami oleh ratusan juta

penduduk di Afrika, Asia, dan Amerika Latin, dimana tingkat

kehidupannya relatif berhenti dan bahkan anjlok bila dinilai riil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

17

Dengan lain, kemiskinan setidaknya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:

pertama Kemiskinan absolut, dimana pendekatan ini diidentifikasi

jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan tertentu.

Kedua, kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang

diterima oleh masing-masing golongan pendapatan. Dengan kata lain

kemiskinan relatif amat erat kaitannya dengan masalah distribusi

pendapatan.

Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok tertentu.

Kaum wanita pada umunya merupakan pihak yang dirugikan. Dalam

rumah tangga miskin, kaum wanita sering menjadi pihak yang

menanggung beban kerja yang lebih banyak daripada kaum pria.

Demikian pula dengan anak-anak mereka juga menderita akibat adanya

ketidakmerataan tersebut dan kualitas hidup mereka terancam oleh

karena tidak tercukupinya gizi, pemerataan kesehatan, dan pendidikan.

Selain itu timbulnya kemiskinan sangat sering terjadi pada kelompok-

kelompok minoritas tertentu. Kemiskinan berbeda dengan ketimpangan

distribusi pendapatan (inequality). Kemiskinan berkaitan dengan

standar hidup yang absolut dari masyarakat tertentu, sedangkan

ketimpangan mengacu pada standar hidup relatif dari seluruh

masyarakat pada tingkat ketimpangan yang maksimum, kekayaan

dimiliki oleh satu orang saja, dan tingkat kemiskinan sangat tinggi

(Kuncoro 2006: 112).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

18

Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk

memenuhi standar hidup minumum. Definisi tersebut menyiratkan tiga

dasar pertanyaan dasar, yaitu: bagaimanakah mengukur standar hidup?

Apa yang dimaksudkan standar hidup minimum? Indikator sederhana

yang bagaimanakah yang mampu mewakili masalah kemiskinan yang

begitu rumit?

b. Penduduk Miskin

Indonesia merupakan negara berpenduduk terbayak ke-3

setelah China dan AS. Menurut Jingan, 2003 (Astuti 2015: 26), jumlah

penduduk yang terlalu banyak atau kepadatan penduduk yang terlalu

tinggi akan menjadi penghambat pembangunan ekonomi di negara

berkembang. Pendapatan per kapita yang rendah dan tingkat

pembentukan modal yang rendah dan tingkat pembentukan modal yang

rendah semakin sulit bagi negara berkembang untuk menopang ledakan

jumlah penduduk. Sekalipun output meningkat sebaga hasil teknologi

yang lebih baik dan pembentukan modal, peningkatan ini akan ditekan

oleh jumlah penduduk yang terlalu banyak. Alhasil, tidak ada perbaikan

dalam laju pertumbuhan nyata dalam perekonomian.

Pada tahun 1798 Reverend Thomas Malthus mengemukakan

teorinya tentang hubungan antara pertumbuhan penduduk dan

pembangunan ekonomi. Dalam tulisannya yang berjudul Essay on the

Principle of Population ia melukiskan konsep hasil yang menurun

(concept of dimishing returns). Malthus menjelaskan kecenderungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

19

umum penduduk suatu negara untuk tumbuh menurut deret ukur yaitu

menjadi dua kali lipat setiap 30-40 tahun. Sementara itu pada saat yang

sama, karena hasil yang menurun dari faktor produksi tanah, persediaan

pangan hanya tumbuh menurut deret hitung (Arsyad 2004: 270). Oleh

karena pertumbuhan persediaan pangan tidak bisa mengimbangi

pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan tinggi, maka pendapatan

per kapita (dalam masyarakat tani didefinisikan sebagai produksi

pangan per kapita) akan cenderung turun menjadi sangat rendah, yang

menyebabkan jumlah penduduk yang tidak pernah stabil, atau hanya

sedikit di atas tingkat subsisten.

Menurut Sukirno (1981: 202), ahli-ahli ekonomi pada

umumnya berpendapat bahwa perkembangan penduduk dapat menjadi

suatu faktor pendorong maupun penghambat dalam pembangunan

ekonomi. Dipandang sebabagi pendorong karena, perkembangan

penduduk memungkinkan pertambahan jumlah tenaga kerja dari masa

ke masa. Dorongan lainnya dalah terhadap pembangunan ekonomi

berupa perluasan pasar. Luas pasar barang-barang dan jasa-jasa

ditentukan oleh dua fktor penting yaitu pendapatan masyarakat dan

jumlah penduduk. Maka apabila jumlah penduduk bertambah dengan

sendirinya luas pasar akan bertambah pula. Pertambahan penduduk juga

merupakan salah satu faktor penting yang menimbulkan perbaikan

teknologi pertanian dan di negara-negara maju sejak beberapa abad lalu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

20

Menurut Sukirno (1981:203), akibat buruk yang mungkin

ditimbulkan oleh perkembangan penduduk terhadap pembangunan akan

tercipta apabila produktivitas sektor produksi sangat rendah sekali dan

dalam masyarakat terdapat banyak pengangguran. Dengan berlakunya

kedua keadaan ini maka pertambahan penduduk tidak akan menaikkan

produksi, dan yang lebih buruk lagi, masalah pengangguran akan

menajadi bertambah serius. Disamping itu produktivitas rendah akan

menyebabkan perkembangan produksi hasil pertanian yang sangat

rendah. Hal ini mungkin menimbulkan penurunan dalam tingkat

pendapatan per kapita.

Menurut Sukirno (1981:203), di negara-negara berkembang

penduduk lebih merupakan penghambat kepada pembangunan

ekonomi. Ciri-ciri negara sedang berkembang adalah sedemikian rupa

keadaanya sehingga perkebambangan penduduk menimbulkan lebih

banyak akibat-akibat negatif-negatif terhadap pembangunan.

Pengangguran yang jumlahnya sudah berlebihan, tingkat pendapatan

per kapita rendah, jaringan pengangkutan yang masih belum sempurna,

terdapatnya kekurangan tenaga terdidik dan usahawan, dan masih tetap

terbatasnya dana untuk menanam modal merupakan beberapa ciri

penting negara-negara berkembang yang menyebabkan pertembahan

penduduk lebih merupakan penghambat kepada pembangunan

ekonomi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

21

Beberapa ahli ekonomi telah membuat analisa mengenai

pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan oleh pertambahan

penduduk terhadap pembangunan ekonomi. Berbagai analisa tersebut

dapat dibedakan dalam dua golongan. Analisa-analisa yang termasuk

dalam golongan pertama merupakan analisa yang secara langsung

menunjukkan perkaitan di antara tingkat perkembangan penduduk

dengan tingkat perkembangan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan

analisa-analisa yang termasuk dalam golongan kedua lebih menekankan

kepada menelaah pengaruh perkembangan penduduk terhadap beberapa

faktor yang akan menentukan lajunya pertambahan pendapatan nasional

(Sukirno 1981 :204).

Analisa mengenai pengaruh langsung dari pertambahan

penduduk kepada perkembangan tingkat kesejahteraan dilakukan oleh

Nelson dan Leibenstein. Mereka mengemukakan teorinya masing-

masing dalam waktu yang hampir bersamaan dan pokok pandangan

mereka juga tidak banyak berbeda. Nelson maupun Leibenstein

menunjukkan bahwa pertambahan penduduk yang pesat di negara-

negara berkembang menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat

tidak mengalaimi perbaikan yang berarti dan dalam jangka panjang

mungkin menurun. Mereka menunjukkan bahwa akibat dari

perkembangan penduduk yang pesat dalam jangka panjang tingkat

pendapatan per kapita akan kembali mencapai nilai yang sama dengan

tingkat pendapatan yang cukup hidup (Sukirno 1981:204).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

22

Menurut Dumairy (1996:68), alasan penduduk dipandang

sebagai pengahambat pembangunan, dikarenakan jumlah penduduk

yang besar dan dengan pertumbuhan tinggi, dinilai hanya menambah

beban pembangunan. Jumlah penduduk yang besar akan memperkecil

pendapatan perkapita menimbulkan masalah ketenagakerjaan.

Menurut teori Malthus (Todaro 2006:232) pertumbuhan

penduduk yang pesat pada suatu negara akan menyebabkan terjadinya

kemiskinan kronis. Malthus melukiskan suatu kecenderungan universal

bahwa jumlah populasi di suatu negara akan meningkat sangat cepat

menurt deret ukur. Sementara itu, karena adanya proses pertambahan

hasil yanag semakin berkurang disuatu faktor produksi yang jumlahnya

tetap yaitu tanah, maka persediaan pangan hanya akan meningkat

menurut deret hitung. Karena pertumbuhan pengadaan pangan tidak

dapat berpacu secara memadai atau mengimbangi kecepatan perkapita

(dalam masyarakat agraris, pendapatan perkapita diartikan sebagai

produksi pangan perkapita) cenderung mengalami penurunan sampai

sedemikian rendahnya sehingga segenap populasi harus bertahan pada

kondisi sedikit diatas tingkat subsisten.

Menurut Siregar & Wahyuniarti (2008: 27), Seseorang

dikatakan miskin atau hidup dalam kemiskinan jika pendapatan atau

aksesnya terhadap barang dan jasa relatif rendah dibandingkan rata-rata

orang lain dalam perekonomian tersebut. Secara absolut, seseorang

dinyatakan miskin apabila tingkat pendapatan atau standar hidupnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

23

secara absolut berada dibawah subsisten. Ukuran subsistensi tersebut

dapat diproksi dengan garis kemiskinan. Secara umum, kemiskinan

adalah ketidakmampuan untuk mencapai standar atas setiap aspek

kehidupan. Menurut Sen, 1999 (Menurut Siregar & Wahyuniarti (2008)

kemiskinan lebih terkait pada ketidakmampuan untuk mencapai standar

hidup tersebut dari pada apakah standar hidup tersebut tercapai atau

tidak.

c. Penyebab Kemiskinan

Menurut Todaro (1995: 37), menyatakan bahwa kemiskinan

di negara berkembang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1)

perbedaan geografis, jumlah penduduk, dan tingkat pendapatan, 2)

perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh negara berlainan, 3) perbedaan

kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusianya, 4)

perbedaan peranan sektor swasta dan negara, 5) perbedaan struktur

industri, 6) perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi

dan politik dan kelembagaan dalam negeri.

Menurut Sharp (1996 dalam Kuncoro 2006 :120) penyebab

kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro,

kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan

sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang.

Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas

dan kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan

dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

24

yang rendah berarti produktivitas rendah, yang pada gilirannya upahnya

rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena rendahnya

pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau

karena keturunan. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses

dalam modal. Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori

lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty). Adanya

keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal

menyebabkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya

pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi.

Rendahnya pendapatan berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya.

Logika berpikir ini dikemukakan oleh Ragnar Nurkse, ekonom

pembangunan ternama, di tahun 1953, yang mengatakan “a poor

country is poor because it is poor”, (negara miskin itu miskin karena

dia miskin).

Gambar 2.1 : Lingkaran Setan Kemiskinan

Sumber : Ragnar Nurkse dalam Kuncoro (2006)

Ketidaksempurnaan pasar,

keterbelakangan,

ketertinggalan

Kekurangan

modal

Produktivitas

Rendah

Pendapatan

rendah

Tabungan

Rendah

Investasi

Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

25

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Kemiskinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia,

yaitu :

1. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berupa Produk Domestik Bruto (PDRB)

merupakan keseluruhan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh

suatu negara pada periode tertentu. Produk Domestik Bruto

berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan, semakian

meningkatnya PDB menunjukkan produktivitas yang meningkat

sehingga akan menyebabkan pendapatan masyarakat yang

meningkat, kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi sehingga akan

mengurangi tingkat kemiskinan (Jundi : 2014).

2. Pengangguran

Pengangguran terjadi karena tingkat pertumbuhan lapangan kerja

yang relatif lambat dan tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang

cepat. Tingginya tingkat pengangguran merupakan salah satu

cerminan kurang berhasilnya pembangunan dala suatu negara karena

terjadi ketidaseimbangan anatar jumlah tenaga kerja dengan luasnya

lapangan pekerjaan yang tersedia. Pengangguran berpengaruh positif

terhadap tingkat kemiskinan, semakin meningkat pengangguran

maka penduduk tidak produktif, sehingga tidak bisa memenuhi

kebutuhan hidupnya dan akan meningkatkan tingkat kemiskinan

(Jundi : 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

26

3. Belanja Pemerintah

Menurut William A. McEachern: 2000 (dalam Barika: 2013),

kebijakan fiskal menggunakan belanja pemerintah, pembayaran

tranfer, pajak dan pinjaman untuk mempengaruhi variabel

makroekonomi seperti tenaga kerja, tingkat harga, dan tingkat GDP.

Dalam Penelitian Barika : 2013, belanja pemerintah mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

Semakin besar pengeluaran pemerintah, maka semakin turun tingkat

kemiskinan. Dengan demikian, pemerintah perlu meningkatkan

pengeluarannya terutama pada alokasi belanja modal ataupun

pengembangan infrastruktur, sehingga tingkat kemiskinan bisa

berkurang.

4. Investasi

Peningkatan Investasi dapat mengurangi pengangguran melalui

penciptaan lapangan kerja. Peningkatan investasi juga dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat, akan mengurangi masyarakat

yang berada di garis kemiskinan. Dengan demikian, masyarakat

yang berada di garis kemiskinan dapat meningkatkan gizi,

pendidikan bagi anak-anak dan dapat menabung untuk masa depan

(Adventuna, 2012).

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan

di atas merupakan variabel dan faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat di Indonesia dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

27

e. Ukuran Kemiskinan

Menurut Kuncoro (2006: 113), semua ukuran kemiskinan

dipertimbangkan pada norma tertentu. Pilihan norma tersebut sangat

penting terutama dalam hal pengukuran kemiskinan yang didasarkan

pada konsumsi. Garis kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi

(consumption-based poverty line) terdiri dari dua elemen, yaitu : 1)

pengeluaran yang diperlukan untuk membeli standar gizi minimum dan

kebutuhan mendasar lainnya, dan 2) jumlah kebutuhan yang lain yang

sangat bervariasi, yang mencerminkan biaya partisipasi dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari. Bagian pertama relatif jelas. Biaya

untuk mendapatkan kalori minimum dan kebutuhan lain dihitung

dengan melihat harga-harga makanan yang menjadi menu golongan

miskin. Sedangkan yang kedua sifatnya lebih subyektif.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur kemiskinan dengan

menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (Basic

needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang

sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan

dasar makanan dan bukan makanan diukur dari sisi pengeluaran. Jadi

penduduk miskin adalah penduduk yang memilki rata-rata pengeluaran

perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.

1. Garis Kemiskinan

Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari Garis

Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

28

(GKNM). Penduduk yang memilki rata-rata pengeluaran perkapita

per bulan dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai

penduduk miskin.

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah nilai

pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan

dengan 2.100 kilokalori perkapita per hari. Paket komoditi

kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-

padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-

kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dan lain-lain).

Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah

kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan

kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili

oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan jenis komoditi di perdesaan.

Rumus perhitungan garis kemiskinan (BPS) adalah :

GK = GKM + GKNM

Keterangan : GK = Garis Kemisikinan, GKM = Garis Kemiskinan

Makanan, GKNM = Garis Kemiskinan Non Makanan.

Garis kemiskinan merupakan representasi dari jumlah

rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

pokok minimum makanan yang setara dengan 2.100 kilokalori per

kapita per hari dan kebutuhan bukan makanan (www.bps.go.id).

BPS (Badan Pusat Statistik) menggunakan batas garis kemiskinan

setara dengan 2.100 kalori perkapita per hari yang akan disetarakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

29

dengan rupiah. Selanjutnya, 2.100 kilokalori per kapita perhari akan

disetarakan dengan rupiah ketika pengkuran kemiskinan dilakukan

di tiap daerah/propinsi dengan menyesuaikan harga yang berlaku

pada suatu daerah/propinsi tertentu. Sehingga pengukuran

kemiskinan pada daerah/propinsi akan menggunkan satuan rupiah

dengan menyesuaikan harga pada tiap-tiap daerah tertentu.

Misalnya Garis kemiskinan di Propinsi DKI Jakarta pada tahun

2014 sebesar Rp 459.560,00 berbeda dengan garis kemiskinan di

Propinsi D.I. Yogyakarta sebesar 333.561 (www.bps.go.id).

Teknik Perhitungan GKM (Garis Kemiskinan Makanan)

Tahap pertama adalah menentukan kelompok referensi (refence

population) yaitu 20 persen penduduk yang berada diatas Garis

Kemiskinan Sementara (GKS). Kelompok referensi ini

didefinisikan sebagai penduduk kelas marginal. GKS dihitung

berdasarkan GK periode sebelumnya yang di-inflate dengan

inflasi umum (IHK). Dari penduduk referensi ini kemudian

dihitung Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis

Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah jumlah nilai

pengeluaran dari 52 komoditi dasar makanan yang riil

dikonsumsi penduduk referensi yang kemudian disetarakan

dengan 2.100 kilokalori perkapita perhari. Patokan ini mengacu

pada hasil Widykarya Pangan dan Gizi menghitung harga rata-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

30

rata kalori dari ke-52 komoditi tersebut. Formula dasar dalam

menghitung Garis Kemiskinan Makanan adalah :

Keterangan : GKMj = Garis Kemiskinan Makanan daerah j

(sebelum disetarakan menjadi 2.100 kilokalori), Pjk = Harga

komoditi k di daerah j, Qjk = rata-rata kuantitas komoditi k yang

dikonsumsi di daerah j, Vjk = nilai pengeluaran untuk konsumsi

komoditi k di daerah j, j = daerah (perkotaan atau perdesaan).

Selanjutnya GKMj tersebut disetarakan dengan 2.100 kilokalori

dengan mengalikan 2.100 terhadap harga implisit rata-rata kalori

menurut daerah j dari penduduk referensi, sehingga :

Keterangan : kalori dari komoditi k di daerah j, HKj = harga

rata-rata kalori di daerah j.

Keterangan : Fj = Kebutuhan minimum makanan di daerah j,

yaitu yang menghasilkan energi setara dengan 2.100

kilokalori/kapita/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

31

Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) merupakan

penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi

non-makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang,

pendidikan dan kesehatan. Pemilihan jenis barang dan non

makanan mengalami perkembangan dan penyempurnaan dari

tahun ke tahun disesuaikan dengan perubahan pola konsumsi

penduduk. Sejak tahun 1998 terdiri dari 27 sub kelompok (51

jenis komoditi) di perkotaan dan 25 sub kelompok (47 jenis

komoditi) di perdesaan. Nilai kebutuhan minimum

perkomoditi/sub kelompok non makanan dihitung dengan

menggunakan suatu rasio pengeluaran komoditi/sub kelompok

tersebut terhadap total pengeluaran komoditi/sub kelompok

yang tercata dalam susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)

modul konsumsi. Nilai kebutuhan minimum non makanan

secara matematis dapat difomulasikan sabagai berikut :

Keterangan : Nfp = pengeluaran minimum non makanan atau

garis kemiskinan non makanan daerah p (GKNMp), Vi = nilai

pengeluaran per komoditi/sub kelompok non makanan daerah p,

ri = rasio pengeluaran komoditi/sub kelompok non makanan

menurut daerah, i = janis komoditi non makanan terpilih di

daerah p, p = daerah (perkotaan atau perdesaan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

32

Persentase Penduduk Miskin

Persentase penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan (GK)

dengan rumus perhitungan :

Keterangan : α = 0, z =garis kemiskinan, yi = rata-rata pengeluaran

per kapita sebulan penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan

(i=1,,2,3,.....q), yi < z, q = banyaknya penduduk yang berada di

bawah garis kemiskinan, n =jumlah penduduk.

Kemiskinan mempunyai pengertian yang luas dan memang

tidak mudah untuk mengukurnya. Ada dua macam ukuran kemiskina

yang umum digunakan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif

(Arsyad 2004: 238).

1. Kemiskinan Absolut

Pada dasarnya konsep kemiskinan dikaitkan dengan

perkiraan tingkat pendapatan dan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan

dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum

yang memungkin seseorang utnuk dapat hidup layak. Bila

pendapatan tidak dapat mencapai kebutuhan minimum, maka orang

dikatan miskin. Dengan dimikian, kemisikinan dikukur dengan

membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat

pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan

dasarnya. Tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

33

antara keadaan miskin dengan tidak miskin atau sering disebut

sebagai garis batas kemiskinan. Konsep ini disebut dengan

kemiskinan absolut. Konsep ini dimaksudkan untuk menentukan

tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian, dan perumahan utnuk

menjamin kelangsungan hidup (Todaro 1997 dalam Arsyad 2004 :

238).

Kesulitan utama dalam konsep kemiskinan adalah

menentukan komposisi dan tingkat kebutuhan minimum karena hal

tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh adat kebiasaan saja, tetapi

juga oleh iklim, tingkat kemajuan suatu Negara, dan beberapa faktor

ekonomi lainnya. Walaupun demikian, untuk dapat hidup layak,

seseorang membutuhkan barang-barang dan jasa untuk memnuhi

kebutuhan fisik dan sosialnya (Arsyad 2004:239).

Kebutuhan dasar dapat dibagi 2 golongan yaitu kebutuhan

dasar yang diperlukan sekalai untuk mempertahankan hidupnya dan

kebutuhan lain yang lebih tinggi. United Nation Research Institute

fo Social Development (UNRISD) menggolongkan kebutuhan dasar

manusia atas dasar tiga kelompok yaitu : pertama, kebutuhan fisik

yang terdiri dari kebutuhan gizi, perumahan dan kesehatan. Kedua,

kebutuhan kultural yang terdiri dari pendidikan, waktu luang, dan

rekreasi serta ketenangan hidup. Dan ketiga, kelebihan pendapatan

untuk mencapai kebutuhan yang lain yang lebih tinggi. Kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

34

dasar tidak hanya meliputi kebutuhan orang dan keluarga, tetapi

juga meliputi kebutuhan fasilitas lingkungan kehidupan manusia,

seperti yang dikemukakan oleh International Labor Organization

(ILO, 1976) : Kebutuhan dasar meliputi dua unsur, pertama,

kebutuhan yang meliputi tuntutan minimum tertentu dari suatu

keluarga sebagai konsumsi pribadi seperti makanan yang cukup,

tempat tinggal, pakaian, juga peralatan, dan perlengkapan rumah

tangga yang dilaksanakan. Kedua, kebutuhan meliputi palayanan

sosial yang diberikan oleh dan untuk masyarakat seperti air minum

yang bersih, pendidikan dan kultural (Arsyad 2004: 239).

2. Kemiskinan Relatif

Tidak selalu orang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang

dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum tidak selalu berarti

“tidak miskin”. Ada ahli berpendapat bahwa walaupun pendapatan

sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum, tetapi masih

jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat

disekitarnya, maka seseorang tersebut masih berada dalam keadaan

miskin. Ini terjadi karena kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh

keadaan sekitarnya, dari pada lingkungan orang yang bersangkutan

(Milner, 1971 dalam Arsyad 2004 :239).

Untuk mengukur kemiskinan, BPS (Badan Pusat Statistik

menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic

needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

35

sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan

dasar makanan dan bukan makanan yag diukur dari sisi pengeluaran.

Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata

pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan. Garis

kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan

makanan dan garis kemiskinan non makanan. Penduduk yang memiliki

rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan

dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Menurut Gilarso (2004: 238), ada beberapa tolak ukur yang

dikembangkan untuk mengukur kemiskinan masyarakat yakni, 1) setara

dengan beras, 2) Kebutuhan Fisik Minimum (KFM), 3) Ukuran

kemiskinan reltif, 4) Badan Pusat Statistik tolak ukur dari Bank Dunia.

Setara dengan beras yaitu batasan atau ukuran kemiskinan

yang diajukan oleh Prof. Sayogyo (1997) dan sesuaikan dengan

perkembangan zaman oleh Sucipto Warasarjana (1991) mengunakan

tingkat konsumsi atau pengeluaran setara sejumlah kg beras per orang

per tahun.

Tabel 2.1 : Batas Kemiskinan Kota dan Desa (Kg)

Batas Kemiskinan Kota (kg) Desa (kg)

Miskin 480-600 320-480

Sangat Miskin 360-480 240-360

Melarat 270-390 180-300

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

36

Standar internasional yang biasa dipakai Bank Dunia adalah

pendpatan kurang dari dua dollar AS per hari, tetapi ada juga yang

memakai satu dollar perhari.

Garis kemiskinan Profesor Sajogyo, dalam studi selama

bertahun –tahun mengunakan suatu garis kemiskinan yang didasarkan

pada harga beras. Sajogyo mendefinisikan batas garis kemiskinan

sebagai tingkat konsumsi per kapita setahun yang sama dengan beras

(Kuncoro 2006:118)

Kebutuhan Fisik Minimum (KFM), adalah kebutuhan hidup

(makanan, minuman, pakaian, rumah, dan sebagainya) selama satu

bulan bagi seorang pekerja, yang diukur dalam uang berdasarkan

jumlah kalori, protein, vitamin dan bahan mineral lainnya yang

diperlukan untuk hidup layak, yang dinyatakan dalam rupiah. Angka ini

juga dari waktu ke waktu dan dari daerah ke daerah perlu disesuaikan.

Tolak ukur ini sering dipakai oleh instansi pemerintah dan organisasi

buruh untuk menilai wajar tidaknya tingkat upah karyawan. Ukuran

kemiskinan relatif (tingkat ketimpangan distribusi pendapatan atau

reltive inequality) yang paling banyak digunakan adalah Indeks Gini,

yang mengukur berapa persen penduduk mendapat berapa persen

pendapatan nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

37

f. Strategi atau Kebijakan dalam Mengurangi Kemiskinan

Menurut Arsyad (2004:242), ada beberapa startegi atau kebijakan

dalam mengurangi kemiskinan yaitu sebagai berikut :

1. Pembangunan Pertanian

Sektor pertanian berperan penting dalam pembagunan ekonomi

dari pengurangan kemiskinan di Indonesia. Aspek dari pembangunan

pertanian yang telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi

pengurangan kemiskinan terutama diperdesaan. Kontribusi terbesar

bagi peningkatan pendapatan perdesaan dan pengurangan

kemiskinan perdesaan dihasilkan dari adanya revolusi teknologi

dalam pertanian padi, termasuk pembangunan irigasi. Kontribusi

lainnya adalah dari program pemerintah untuk meningkatkan

produksi tanaman keras. Misalnya petani (di luar jawa) dibantu

untuk menanam karet, kelapa, dan sawit. Dan akhirnya

pembangunan luar Jawa juga berperan mengurangi kemiskinan di

Jawa melalui pembangunan pertanian di daerah-daerah transmigrasi.

2. Pembangunan Sumber Daya Manusia

Perbaikan akses terhadap konsumsi pelayanan sosial

(pendidikan, kesehatan, dan gizi) merupakan alat kebijakan penting

dalam strategi pemerintah seara keseluruhan untuk mengurangi

kemiskinan dan memperbaiki kesejahteraan penduduk Indonesia.

Perluasan ruang lingkup dan kualitas dai pelayanan-pelayanan pokok

tersebut membutuhkan investasi modal yang pada akhirnya akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

38

meningkatkan produktivitas golongan miskin tersebut. Pada waktu

yang sama, pelayanan-pelayanan tersebut secara langsung

memuaskan konsumsi pokok yang dibutuhkan yang merupakan

suatu sasaran kebijakan penting pula.

Pelayanan-pelayan pokok seperti air bersih, tempat pembuangan

sampah,perumahan dan lain-lainnya penting bagi golongan miskin.

Tanpa kemajuan dan perbaikan akses golongan miskin terhadap

pelayanan-pelayanan pokok tersebut, efektivitas dari setiap

pelayanan sosial, seperti pendidikan, dan kesehatan bisa terganggu.

Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang

mengakomodasi penduduk yang sedang meningkat terutama

kelompok yang berpendapatan rendah, seperti penyediaan air bersih,

pengelolaan pembuangan sampah, program perbaikan kampung, dan

penyediaan perumahan yang murah bagi kelompok miskin.

3. Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

LSM bisa memainkan peran yang lebih besar di dalam

perancangan dan implementasi program pengurangan kemiskinan.

Karena flesibilitas dan pengetahuan mereka tentang komunitas yang

dibina, LSM-LSM ini untuk beberapa hal bisa menjangkau golongan

miskin tersebut secara lebih efektif ketimbang program-program

pemerintah. Keterlibatan LSM ini dapat meringankan biaya finansial

dan staf dalam pengimplementasikan program padat karya untuk

meguarangi kemiskinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

39

2. Pertumbuhan Ekonomi

a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai

penjelasan mengenai faktor-faktor apa saja yang menentukan kenaikan

output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai

bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan

(Boedino: 1999). Output perkapita adalah output total dibagi dengan

jumlah penduduk.

Menurut Kuznets (Todaro 1999: 130), pertumbuhan

ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara

yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi

kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau

dimungkinka oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

teknologi, institusional (kelembangaan) dan ideologis terhadap

berbagai tuntutan keadaan yang ada. Masing-masing dari ketiga

komponen pokok dari definisi itu sangat penting untuk diketahui

terlebih dahulu. Simaklah ringkasannya sebagai berikut: 1) kenaikan

output secara berkesinambungan adalah manifestasi atau perwujudan

dari apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan

kemampuan menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan

tanda kematangan ekonomi (economi manurity) disuatu negara yang

bersangkutan, 2) perkembangan teknologi merupakan dasar atau

prakondisi bagi berlangsungnya suatu pertumbuhan ekonomi secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

40

berkesinambungan, ini adalah suatu kondisi yang sangat diperlukan,

tetapi tidak cukup itu saja (jadi di samping perkembangan atau

kemajuan teknologi, masih dibutuhkan faktor-faktor lain), 3) guna

mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung di dalam

tekonoogi baru, maka perlu diadakan serangkaian penyesuaian

kelembangaan, sikap, dan ideologi. Inovasi di bidang teknologi tanpa

dibarengi dengan inovasi sosial sama halnya dengan lampu pijar tanpa

listrik (potensi ada, akan tetapi tanpa input komplementernya makan

hal itu tidak bisa hasil apa pun).

Dalam analisisnya yang panjang lebar, Profesor Kuznets

(Todaro, 1999:131) mengemukakan enam karakteristik atau proses

pertumbuhan ekonomi yang bisa ditemui dihampir semua negara yang

sekarang maju sebagai berikut: 1) tingkat pertumbuhan output per

kapita dan pertumhuhan penduduk, 2) tingkat kenaikan total

produktivitasnya faktor yang tinggi, 3) tingkat transformasi struktural

ekonomi yang tinggi, 4) tingkat transformasi sosial dan ideologi yang

tinggi, 5) adanya kecenderungan negara-negara yang mulai atau yag

sudah maju perekonomian untuk berusaha merambah bagian-bagian

lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru,

6) terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya

mencapai sekitar sepertiga bagian penduduk dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

41

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan teori pembangunan sejak pertama kali dikemukakan

oleh Adam Smith dan mengalami puncak kejayaannya dengan lahirnya

teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh Rostow. (Kuncoro

2006:46).

1) Teori pertumbuhan Adam Smith

Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5

tahap yang berurutan, yaitu dimulai dari masa perburuan, masa

beternak, masa bercocok tanam, perdagangan, dan tahap

perindustrian. Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari

masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional ke

masyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya,

pertumbuhan ekonomi akan semakin terpaacu dengan adanya

sistem pembagian kerja antarpelaku ekonomi. Dalam hal ini

Adam Smith adanya memandang pekerja sebagai salah satu input

(masukan) merupakan titik sentral pembahasan bagi proses

produksi. Pembagian kerja merupakan titik sentral pembahasan

dalam teori Adam Smith, dalam upaya meningkatkan

produktivitas tenaga kerja. Spesialisasi yang dilakukan oleh tiap-

tiap pelaku ekonomi tidak lepas dari faktor-faktor pendorong

yaitu : 1) peningkatan keterampilan kerja, dan 2) penemuan

mesin-mesin yang menghemat tenaga. Spesialisasi akan terjadi

jika tahap pembangunan ekonomi telah menuju ke sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

42

perekonomian modern yang kapitalistik. Meningkatnya

kompleksitas aktivitas ekonomi dan kebutuhan hidup masyarakat,

mengharuskan masyarakat untuk tidak lagi melakukan semua

pekerjaan secara mandiri, namun lebih ditekankan pada

spesialisasi untuk menggeluguti bidang tertentu.

Menurut Adam Smith, proses pertumbuhan akan terjadi

secara simultan dan memilki hubungan keterkaitan satu dengan

yang lain. Timbulnya peningkatan kinerja pada satu sektor akan

meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong

kemajuan tekologi, meningkatkan spesialisasi, dan memperluas

pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi semakin

pesat. Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan

pada akhirnya harus tunduk terhadap fungsi kendala yaitu

keterbatasan sumber daya ekonomi.

Semua tahap pembangunan di atas tidak lepas dari kondisi

dasar yang dihadapi adalah persaingan sempurna. Persaingan

sempurna mempunyai karakteristik : 1) ada banyak penjual dan

pembeli di pasar, 2) produk yang diperjualbelikan bersifat

homogen, 3) tidak ada kolusi antara penjual maupun pembeli, 4)

semua sumber daya memiliki mobilitas sempurna, 5) baik

pembeli maupun penjual memiliki informasi sempurna mengenai

kondisi pasar (Awh,1976: 242-3 dalam Kuncoro 2006:47).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

43

2) Teori Pembangunan Karl Marx

Karl Marx dalam bukunya “Das Kapital” membagi evolusi

perkembangan masyarakat menjadi tiga, yaitu dari feodalisme,

kapitalisme, an kemudian yang terakhir adalah sosialisme. Evolusi

perkembangan masyarakat ini akan sejalan dengan proses

pembangunan yang dilaksanakan. Masyarakat feodalisme

mencerminkan kondisi dimana perekonomian yang ada masih

bersifat tradisional. Dalam tahap ini tuan tanah merupakan pelaku

ekonomi yang memilki tawar menawar tertinggi relatif terhadap

pelaku ekonomi lain. Perkembangan teknologi yang ada

menyebabkan terjadinya pergeseran disektor ekonomi, dimana

masyarakat yang semula agraris-feodal kemudian mulai beralih

menjadi masyarakat industri yang kapitalis.

Seperti halnya masa feodal, pada masa kapitalisme ini para

pengusaha merupakan pihak yang memilki tingkat posisi tawar

menawar tertinggi relatif terhadap pihak lain khususnya kaum

buruh. Marx menyesuaikan asumsinya terhadap cara pandang

ekonom Klasik ketika itu dengan memandang buruh tidak memiliki

posisi tawar menawar sama sekali terhadap para majikannya, yang

merupakan kaum kapitalis. Konsekuensi logis penggunaan asumsi

dasar tersebut adalah kemungkinan terjadinya eksploitasi besar-

besaran yang dilakukan para pengusaha terhadap buruh. Di sisi

lain, pada masa itu pemupukan modal kemudian menjadi kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

44

kunci bagi upaya peningkatan pendapatan yang lebih besar dimasa

yang akan datang. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para

pengusaha yang menguasai faktor produksi akan berusaha

memaksimalkan keuntungannya dengan menginvestasikan

akumulasi modal yang diperolehnya pada input modal yang

bersifat pada kapital. Eksploitasi terhadap kaum buruh dan

peningkatan pengangguran yang terjadi akibat substitusi tenaga

manusia dengan input modal yang padat kapital, akhirnya akan

menyebabkan revolusi sosial yang dilakukan oleh kaum buruh.

Fase ini merupakan tonggak baru bagi munculnya suatu tantanan

sosial alternatif di samping tata masyarakat kapitalis, yaitu tata

masyarakat sosialis.

Sepanjang teori pembangunan yang dikemukakannya, Marx

selalu mendasarkan argumennya pada asumsi bahwa masyarakat

pada dasarnya terbagi menjadi dua golongan, yaitu: masyarakat

pemilik tanah dan masyarakat bukan pemilik tanah, masyarakat

pemilik modal dan masyarakat bukan pemilik modal. Asumsi lain

yang mendukung adalah bahwa diantara kedua kelompok

masyarakat tersebut sebenarnya terjadi konflik kepentingan

diantara mereka. Oleh karena itu dalam pola berpikirnya, Marx

selalu mendasarkan teorinya pada kondisi pertentangan antarkelas

dalam masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

45

3) Teori Pertumbuhan Rostow

Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Walt

Whitman Rostow merupakan garda depan dari linear stage of

grwth theory. Pada dekade 1950-1960, teori Rostow banyak

mempengaruhi pandangan dan persepsi para ahli ekonomi

mengenai strategi pembangunan yang harus dilakukan. Teori

Rostow didasarkan pada pengalaman pembangunan yang telah

dialami oleh negara-negara maju terutama di Eropa.

Rostow membagi proses pembangunan ekonomi suatu

negara menjadi lima tahap yaitu:

a) Tahap perekonomian tradisional

Perekonomian pada masyarakat tradisional cenderung bersifat

subsistem. Pemanfaatan teknologi dalam sistem produksi

masih sangat terbatas. Dalam perekonomian semacam ini

sektor pertanian memegang peranan penting. Masih rendahnya

pemanfaatn teknologi dalam proses produksi menyebabkan

barang-barang yang diproduksi sebagian besar adalah

komoditas pertanian dan bahan mentah lainnya. Struktur sosial

kemasyarakatan dalam sistem masyarakat dalam sistem

masyarakat seperti ini bersifat berjenjang. Kemampuan

penguasaan sumberdaya yang ada sangat dipengaruhi oleh

hubngan darah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

46

b) Prakondisi Tinggal Landas

Tahap kedua dari proses pertumbuhan Rostow ini pada

dasarnya merupakan proses transisi dimana prasyarat-prasyarat

pertumbuhan swadaya dibangun atau diciptakan manusia-

manusia baru dengan semangat baru yang mau bekerja keras

muncul memasuki sektor ekonomi, mereka bersedia

mengambil resiko untuk mengejar keuntungan. Pada tahap ini

telah muncul perusahaan manufaktur yang menggunakan

metode baru, sehingga kegiatan mereka mengarah pada

industrialisasi. Industrialisasi dapat dipertahankan jika

dipenuhi prasyarat sebagai beikut: pertama, peningkatan

investasi di sektor infrastruktur/prasarana terutama prasarana

transportasi, kedua, terjadi revolusi teknologi dibidang

pertanian untuk memenuhi peningkatan permintaan penduduk

kota yang semakin besar, ketiga, perluasan impor, termasuk

impor modal, yang dibiayai oleh produksi yang efesien dan

pemasaran sumber alam untuk diekspor.

c) Tinggal Landas

Tinggal landas merupakan tahap yang menentukan dalam

keseluruhan proses pembangunan bagi kehidupan masyarakat.

Tinggal landas didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling

berkaitan sebagai berikut: a) kenaikan laju investasi produktif

antara 5-10% dari pendapatan nasional, b) perkembangan salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

47

satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan laju

pertumbuhan tinggi, c) hadirnya secara cepat kerangka politik,

sosial, dan institusional yang menimbulkan hasrat ekspansi

disektor modern, dan dampak eksternalnya akan memberikan

daya dorong pada pertumbuhan ekonomi.

d) Tahap Menuju Kedewasaan

Tahap ini ditandai dengan penerapan secara efektif teknologi

modern terhadap sumber daya yang dimiliki. Tahapan ini

merupakan tahapan jangka panjang di manaproduksi dilakukan

secara swadaya. Tahapan ini juga ditandai dengan munculnya

beberapa sektor penting yang baru. Pada saat negara berada

pada tahap kedewasaan teknologi, terdapat tiga perubahan

pentig yang terjadi: a) tenaga kerja berubah dari tidak terdidik

menjadi terdidik, b) perubahan watak pengusaha dari pekerja

keras dan kasar berubah menjadi manajer efesien yang halus

dan sopan, c) masyarakat jenuh terhadap industrialisasi dan

menginginkan perubahan lebih jauh.

e) Tahap Konsumsi Massa Tinggi

Pada tahap ini akan ditandai dengan terjadinya migrasi besar-

besaran dari masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota,

akibat pembangunan pusat kota sebagai sentral bagi tempat

kerja. Terdapat tiga kekuatan utama yang cenderung

meningkatkan kesejahteraan dalam tahap konsumsi besar-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

48

besaran ini (Jhingan, 1998:188 dalam Kuncoro 2006:55), a)

Penerapan kebijakan nasional guna meningkatkan kekuasaan

dan pengaruh melampaui batas-batas nasional, b) ingin

memiliki satu negara kesejahteraan dengan pemerataan

pendapatan nasional yang lebih adil melalui pajak progresif,

peningkatan jaminan sosial dan fasilitas hiburan bagi para

pekerja, c) keputusan untuk membangun pusat perdagangan

dan sektor penting seperti mobil, jaringan rel kereta api, rumah

murah, dan berbagai peralatan rumah tangga yang

menggunakan listrik dan sebagainya.

4) Teori Pertumbuhan Neo-Klasik (Solow-Swan)

Teori pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik berkembang sejak

tahun 1950-an. Teori ini berkembang berdasarkan analisis-analisis

mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan Klasik.

Ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori

tersebut adalah Robert Solow dan Trevor Swan. Solow ini

memenangkan hadiah Nobel Ekonomi tahun 1987 atas karyanya

tentang teori pertumbuhan ekonomi ini (Arsyad 2004 : 62)

Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada

pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga

kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi.

Pandangan teori ini didasarkan pada anggapan yang mendasari

analalisis Klasik,yaitu perekonomian akan tetap mengalami tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

49

pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas peralatan modal

akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Dengan kata

lain, sampai dimana perekonomian akan berkembang tergantung

pada pertambahan penduduk, akumulasi kapital dan kemajuan

tekonologi (Arsyad 2004:62).

5) Model Pertumbuhan Harrod-Domar

Setiap perekonomian harus menabung bagian tertentu dari

pendapatannya, untuk sekadar mengganti barang-barang modal

yang habis atau rusak (gedung, peralatan, dan bahan-bahan). Akan

tetapi, untuk bisa tumbuh diperlukan adanya investasi yang

merupakan tambahan neto ke dalam persediaan modal. Jika kita

mengansumsikan adanya hubungan ekonomi langsung antara

jumlah total persediaan modal, K, dan total GDP, Y – misalnya,

jika S$ dari modal selamanya diperlukan untuk menghasilkan

tambahan neto pada persediaan modal dalam bentuk investasi baru

akan menghasilkan kenaikan dalam arus output nasional (national

output), GDP (Todaro 1999 : 136).

Misalkan hubungan ini, yang dalam ilmu ekonomi dikenal

sebagai rasio modal output (capital-output ratio), kira-kira adalah

3 berbanding 1. Jika kita andaikan juga bahwa rasio tabungan

neto (net savings ratio), s,adalah bagian tetap output nasional

(misalnya, 6%) dan total investasi baru ditentukan oleh tingkat

tabungan total, kita dapat membuat model sederhana pertumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

50

ekonomi sebagai barikut: 1) Tabungan neto (S) adalah bagian

tertentu, s, dari pendapatan persamaan sederhana : S = sY, 2)

investasi neto (I) ditetapkan sebagai perubahan yang terjadi dalam

persediaan modal, K, dan dapat diwakili dengan ɅK sehingga : I=

ɅK, 3) Akhirnya, karena tabungan nasional, S, harus sama dengan

investasi neto, I, kita dapat menulis persamaan ini sebagai S=I

(Todaro 1999 : 137).

6) Teorti Schumpeter

Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dalam bukunya

yang berbahasa Jerman pada tahun 1911 yang dikemukakan pada

tahun 1934 diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul The

Theory of Economic Development. Kemudian Schumpeter

menggambarkan teorinya lebih lanjut tentang proses pembangunan

dan faktor utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya

yang diterbitkan pada tahun 1939 dengan judul Business Cycle.

Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalahh landasan

teori pembangunannya, keyakinan bahwa sistem kapitalisme

merupanan sistem yang paling baik untuk menciptakan

pembangunan ekonomi yang pesat. (Arsyad 2004 :69).

Menurut Schumpeter (Arsyad 2004:70), faktor utama yang

menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan

pelakunya adalah para inovator atau wiraswasta (Enterpreuner).

Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

51

adanya inovasi oleh para enterpreuner. Dan kemajuan ekonomi

tersebut diartikan sebagai peningkatan output total masyarakat.

Menurut Schumpeter (Arsyad 2004:70), pertumbuhan

ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan

oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan

dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya tekonologi

produksi itu sendiri. Misalnya kenaikan output yang disebabkan

oleh pertumbuhan stok modal tanpa perubahan terknologi produksi

yang lama. Inovasi mempunyai pengaruh yaitu : 1) diperkenalkan

tekonologi baru, 2) menimbulkan keuntungan lebih(keuntungan

monopolistis) yang merupakan sumber dana penting bagi

akumulasi modal, 3) inovasi akan diikuti oleh timbulnya proses

peniruan yaitu adanya pengusaha-pengusaha lain yang meniru

teknologi baru tersebut.

7) Teori Arthur Lewis atau Teori Transformasi Struktural

Teori ini berfokus pada mekaniskina yang membuat negara-negara

miskin dan berkembang dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dengan cara mentransformasi struktur perekonomiannya

dari yang semula sektor pertanian yang bersifat tradisional menjadi

dominan ke sektor industri manufaktur yang lebih modern dan

sektor jasa-jasa.

Menurut Lewis (Tamtomo :2010), dalam perekonomian

yang terbelakang ada 2 sektor yaitu sektor pertanian dan sektor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

52

industri manufaktur. Sektor pertanian adalah sektor tradisonal

dengan marginal produktivitas tenaga kerjanya nol. Dengan kata

lain, apabila tenaga kerjanya dikrangi tidak akan mengurangi

output dari sektor pertanian. Sektor industri modern adalah sektor

modern dan outputnya dari sektor akan bertambah bila tenaga kerja

dari sektor pertanian berpindah ke sektor modern ini. Masuknya

tenaga kerja ke sektor modern akan meningkatkan produktivitas

dan meningkatkan output.

Menurut Todaro (2011 : 170), ada tiga faktor utama dalam

pertumbuhan ekonomi, yaitu : 1) akumulasi modal termasuk semua

investasi yang berwujud tanah (lahan), peralatan fiskal, dan sumber

daya manusia (human resources). Akumulasi modal akan terjadi jika

sebagian dari pendapatan sekarang, ditabung yang kemudian

diinvestasikan kembali dengan tujuan untuk memperbesar output

dimasa-masa mendatang. Investasi juga harus disertai dengan investasi

infrastruktur, yakni berupa jalan, listrik, air bersih, fasilitas sanitasi,

fasilitas komunikasi, demi menunjang aktivitas ekonomi produktif.

Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia bermuara pada

peningkatan kualitas modal manusia, pada akhirnya dapat berdampak

positif terhadap angka produksi. 2) Pertumbuhan penduduk dan

angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan

dengan kenaikan jumlah angka kerja (labor force) secara tradisional

telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

53

pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak angkatan kerja

semakin produktif tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk

akan meningkatkan potensi pasar domestiknya. 3) Kemajuan teknologi

disebabkan oleh teknologi cara-cara baru dan cara-cara lama yang

diperbaiki dalam pekerjaan-pekerjaan tradisional. Ada 3 klasifikasi

kemajuan teknologi, yakni :a) kemajuan teknologi bersifat netral,

terjadi tingkat output yang dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan

kombinasi-kombinasi input yang sama, b) kemjuan teknolgi bersifat

hemat tenaga kerja (labor saving), yaitu tingkat output lebih tinggi bisa

dicapai dengan jumlah tenaga kerja atau input modal yang sama, c)

Kemajuan teknologi yang meningkatkan modal, terjadi jika

penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan

barang modal yang ada secara lebih produktif.

Menurut pandangan ekonom klasik, Adam Smith, Davi

Richardo, Thomas Malthus dan Joh Stuar Mill, maupun ekonom neo

klasik Robert Solow dan Trevor Swan, mengemukakan bahwa pada

dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

yaitu 1) jumlah penduduk, 2) jumlah stok barang modal, 3) luas tanah

dan kekayaan alam, dan 4) tingkat teknologi yang digunakan. Suatu

perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang

apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada apa yang

dicapai pada masa sebelumnya (Suryana 2000:53).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

54

c. Pengukuran Pertumbukan Ekonomi

Pengukuran akan kemajuan sebuah perekonomian memerlukan alat

ukur yang tepat, beberapa alat ukur pertumbuhan ekonomi antara lain

yaitu (Nugaraheni dalam Kristanto 2014).

1. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk domestik Bruto (PDB) atau di tingkat regional Bruto

(PDRB), merupakan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh suatu perekonomian dalam suatu perekonomian dalam satu

tahun yang dinyatakan dalam harga pasar. Baik PDB atau PDRB

merupakan ukuran yang global sifatnya, dan bukan merupakan alat

ukur ekonomi yang tepat, karena belum dapat mencerminkan

kesejahteraan penduduk yang sesungguhnya, padahl sesungguhnya

kesejahteraan harus dinikamati oleh setiap penduduk di negara atau

daerah yang bersangkutan.

2. Produk Domestik Bruto per Kapita/Pendapatan per Kapita

Produk Domestik Bruto Per Kapita atau Produk Regional Bruto

(PDRB) per kapita pada skala daerah dapat dugunakan sebagai

pengukur pertumbuhan ekonomi yang lebih baik karena lebih cepat

mencerminkan kesejahteraan penduduk suatu negara dari pada

nilai PDB atau PDRB saja. Produk domestik bruto per kapita baik

tingkat nasional maupun di daerah adalah jumlah PDB nasional

maupun PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

55

negara manapun didaerah yang bersangkutan, atau dapat disebut

juga sebagai PDB atau PDRB rata-rata.

d. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan

Menurut Sukirno (2000:14), pertumbuhan ekonomi adalah

kenaikan PDB/PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih

besar atau lebih kecil. Selanjutnya pembanunan ekonomi tidak semata-

mata diukur berdasarkan PDB atau PDRB secara keseluruhan, tetapi

harus memperhatikan sejauh mana distribusi pendapatan telah

menyebar kelapisan masyarakat serta siapa yan telah menikmati hasil-

hasilnya. Sehingga menurunnya PDRB suatu daerah berdampak pada

kualitas konsumsi rumah tangga. Apabila tingkat pendapatan

penduduk sangat terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa

merubah pola makanan pokoknya kebarang yang paling murah dengan

jumlah barang yang berkurang.

Menurut Siregar & Wahyuniarti (2008:25), Kemiskinan

adalah situasi dimana pendapatan tahunan individu disuatu kawasan

tidak dapat memnuhi standar pengeluaran minimum yang dibutuhkan

individu untuk dapat hidup layak dikawasan tersebut. Individu yang

hidup dibawah standar pengeluaran tersebut tergolong miskin. Ketika

perekonomian berkembang di suatu kawasan (negara atau kawasan

tertentu yang lebih kecil), terdapat lebih banyak pendapatan untuk

dibelanjakan, yang jika terdistribusi dengan baik diantara penduduk

kawasan tersebut akan mengurangi kemiskinan. Dengan kata lain,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

56

secara teoritis pertumbuhan ekonomi memainkan peranan penting

dalam mengatasi penurunan kemiskinan.

Menurut Todaro (2000:211), perlunya peninjauan kembali

terhadap prioritas pembangunan di seluruh Negara berkembang, yakni

dari yang semula berorientasikan kepada maksimalisasi laju

pertumbuhan PDB/GNP ke tujuan yang mengutamakan kepentingan

masyarakat yang lebih luas dan langsung, seperti halnya pengentasan

kemiskinan serta pengurangan kesenjangan pendapatan. Namun

disadari peninjauan kembali tersebut untuk perbaikan nasib golongan

miskin akan dihadapkan pada berbagai masalah dan kendala politik,

kelembagaan, dan hal lainnya yang berkaitan dengan strukutur

kekuasaan.

Menurut Todaro (2000:211), meskipun laju pertumbuhan

ekonomi tidak secara otomatis memberi jawaban atas berbagai macam

pertanyaan dan masalah kesejahteraan, namun hal tersebut tetap

merupakan unsur penting dalam program pembangunanyang dirancang

untuk mengentaskan kemiskinan. Berbagai penelitian yang dilakukan

oleh para ekonom telah mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi

berperan penting dalam penurunan tingkat kemiskinan jangka

panjang. Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan pemerataan distribusi

pendapatan harus dipisahkan sebagai tujuan-tujuan pembangunan.

Kedua hal tersebut kadang tidak bisa secara bersama-sama tumbuh,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

57

pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu menjamin distribusi

pendapatan yang lebih baik.

Menurut Todaro (2000:212), pertumbuhan ekonomi yang

cepat dan distribusi pendapatan yang lebih merata bisa saja sekaligus

diraih, dan nada beberapa Negara yang mampu membuktikannya.

Pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan harus berjalan secara

bersama-sama. Pilihan yang diambil adalah bukan strategi

pembangunan yang memaksimalkan pertumbuhan ekonomi yang

cepat, yang hasilnya hanya dinikmati oleh segelintir orang kaya di

dalam suatu Negara tertentu atau bukan juga strategi yang

menitikberatkan pada distribusi pendapatan yang lebih merata, tetapi

kedua hal tersebut penting untuk diraih secara bersama-sama.

3. Pengangguran

a. Definisi Penangguran

Menurut Mankiw (2006:154), pengangguran adalah

masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung

dan merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang,

kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan

psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik

yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para politisi

seiring mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan

membantu menciptakan lapangan pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

58

Menurut Sukirno (2004:28), pengangguran adalah

seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara

aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi

tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan.

Penganguran adalah angatan kerja yang tidak bekerja tetapi

sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersipakan satu usaha atau

penduduk yang mencari pekerjaan karenaa merasa tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan atau yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi

belum memulai bekerja (BPS: 2010). Pengangguran terbuka adalah

yang mencari pekerjaan karena merasa sudah tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah punya pekerjaan tetapi

belum mulai bekerja (BPS : 2015).

Menurut Ewards 1974 (Arsyad 2004:288), untuk

mengelompokkan masing-masing pengangguran perlu diperhatiakn

dimensi-dimensi :1) Waktu banyak diantara mereka yang bekerja ingin

lebih lama, misalnya jam kerjanya per hari, per minggu, atau per tahun),

2) Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi

makanan), 3) Produktivitas (kurangnya produktivitas seringkali

disebabkan oleh kurangnya sumberdaya-sumber daya komplementer

untuk melakukan pekerjaan). Berdasarkan hal-hal tersebut Edwards

membedakan 5 bentuk pengangguran yaitu :

1. Pengangguran terbuka : Baik sukarela (mereka yang tidak mau

bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

59

secara terpaksa (mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh

pekerjaan).

2. Setengah menganggur (underemployment) yaitu mereka yang

bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka

bisa kerjakan.

3. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh, yaitu mereka

yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka atau setengah

menganggur, termasuk disini adalah :

a) Pengangguran tak kentara (disguised unemployment), misalnya

para petani yang bekerja diladang selama sehari penuh, padahal

kerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari

penuh.

b) Pengangguran tersembunyi (hidden unemploiment) misalnya

orang yang bekerja tida sesuai dengan tingkat atau jenis

pendidikannya.

c) Pensiun lebih awal

Fenomena ini meruapakan kenyataan yang terus berkembang di

kalangan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia pensiun

dipermudah sebagai alat untuk menciptakan peluang bagi yang

muda-muda untuk menduduk jabatan diatasnya.

4. Tenaga kerja yang lemah (impaired) yaitu mereka yang mungkin

bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau

penyakitan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

60

5. Tenaga kerja yang tidak produktif yaitu mereka yang mampu untuk

bekerja secara produktif, tetapi karena sumberdaya-sumberdaya

penolong kurang memadai maka tidak bisa menghasilkan sesuatu.

Menurut Todaro, 1995 (Kuncoro, 2006:226) sejarah

mencatat bahwa pembangunan ekonomi di Negara-negara Eropa Barat

dan Amerika Utara yang sering dideskripsikan sebagai transfer manusia

dan aktivitas ekonomi secara terus menerus dari daerah perdesaan ke

daerah perkotaan. Hal ini terjadi karena dua factor, yakni : 1) ekspansi

industri perkotaan yang menimbulkan penciptaan kesempatan kerja

baru, 2) kemajuan teknologi yang bersifat menghemat tenaga kerja

disektor pertanian sehingga mnurunkan kebutuhan angkatan kerja di

daerah perdesaan.

Jumlah orang yang mencari pekerjaan di Negara-negara

berkembang tergantung pada jumlah serta komposisi umur

penduduknya. Menurut Todaro (1989:233), diantara berbagai proses

yang berkaitan dengan kecenderungan pertumbuhan penduduk terhadap

pertumbuhan tenaga kerja, terdapat dua masalah, yaitu : Pertama,

Mortalitas dan Fertilitas, tanpa memandang tingkat pertumbuhan

penduduknya. Adanya perbedaan tingkat kelahiran dan kematian yang

tinggi dan rendah. Penurunan tingkat kematian akan meningkatkan

jumlah tenaga kerja sedangkan tingkat kelahiran yang tinggi

memgakibatkan ketergantungan (depency ratio) yang tinggi serta

tingginya kenaikan angkatan kerja dimasa mendatang. Kedua, dampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

61

penurunan fertilitas terhadap jumlah tenaga kerja dan strukur umur baru

terasa dalam jangka waktu panjang walaupun penurunan tersebut

berlangsung cepat.

Menurut Wiguna (2013:4), tingkat pertumbuhan penduduk

yang tinggi membutuhkan lapangan pekerjaan yang banyak sehingga

akan menyebabkan jumlah lapangan kerja menjadi sempit atau sedikit.

Hal ini dapat menyebabkan masalah pengangguran. Tingkat

pengangguran yang tinggi di suatu daerah menunjukkan kurang

berhasilnya pembangunan dan menyebabkan kemiskinan.

a. Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan

Menurut Tambunan (2001 dalam Dwi 2010:37), pengangguran dapat

mempengaruhi tingkat kemiskinan dengan berbagai cara, antara lain:

a. Jika rumah tangga memiliki batasan likuiditas yang berarti bahwa

konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan saat ini, maka

bencana pengangguran akan secara langsung mempengaruhi income

poverty rate dengan consumption poverty rate.

b. Jika rumah tangga tidak mengahadapi batasan likuiditas yang berarti

bahwa konsumsi saat ini tidak terlalu dipengaruhi oleh pendapatan

saat ini, maka peningkatan pengangguran akan menyebabkan

peningkatan kemiskinan dalam jangka panjang tetapi tidak terlalu

berpengaruh dalam jangka pendek.

Menurut Arsyad (2004 :289), ada hubungan yang erat sekali

antara tingginya tingkat pengangguran, luasnya kemiskinan, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

62

distribusi pendapatan yang tidak merata. Bagi sebagian besar mereka,

yang tidak mempunyai pekerjaan yang tetap atau hanya bekerja paruh

waktu (part time) selalu berada diantara kelompok masyarakat sangat

miskin. Mereka yang bekerja dengan bayaran tetap di sektor pemerintah

dan swasta biasanya termasuk diantara kelompok masyarakat kelas

menengah atas. Namun demikian, salah jika beranggapan bahwa setiap

orang yang tidak mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedang bekerja

secara penuh adalah orang kaya. Hal ini karena kadangkala ada pekerja

di perkotaan yang tidak bekerja secara sukarela karena mencari

pekerjaan yang lebih baik yang lebih sesuai dengan tingkat

pendidikannya. Mereka menolak pekerjaan yang mereka rasakan lebih

rendah dan mereka bersikap demikian karena mereka mempunyai

sumber lain yang bisa membantu masalah keuangan mereka, misalnya

(dari famili, teman, tempat meminjam uang). Orang-orang seperti ni

biasa disebut menganggur tetapi belum tentu miskin. Sama juga halnya

adalah, banyak individu yang mungkin bekerja secara penuh per hari,

tetapi tetap memperoleh pendapatan yang sedikit. Banyak bekerja yang

mandiri di sekotor informal perkotaan (tukang bakso, penjual es teler,

penjual rokok pinggir jalan, dan sebagainya) yang demikian. Orang-

orang seperti itu didefinisikan “bekerja secara penuh” tetapi mereka

tergolong masih tetap miskin. Sebagian rumah tangga di Indonesia

memiliki ketergantungan yang sangat besar atas pendapatan gaji atau

upah yang diperoleh saat ini. Hilangnya lapangan pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

63

menyebabkan berkurangnya sebagian besar penerimaan yang digunakan

untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Lebih jauh, jika masalah

pengangguran ini terjadi pada kelompok masyarakat berpendapatan

rendah (terutama kelompok masyarakat berpendapatan sedikit berada

diatas garis kemiskinan), maka insiden pengangguran akan dengan

mudah menggeser mereka menjadi kelompok masyarakat miskin. Yang

artinya bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran maka semakin

meningkatkan kemiskinan.

Menurut Todaro (1989:235), ada hubungan erat antara

tingkat pengangguran yang tinggi, kemiskinan yang merajalela, dan

ketidak merataan distribusi pendapatan. Sebagaian besar didalamnya

adalah mereka yang bekerja part time. Mereka yang bekerja secara

tetap di sektor pemerintah dan swasta termasuk dalam kelompok

berpendapatan menengah dan tinggi. Hal ini tidak bisa diartikan bahwa

setiap orang yang tidak bekerja adalah miskin atau mereka yang bekerja

“full time” relative berpenghsilan baik. Terdapat kemungkinan adanya

penganggur yang menganggur secara sukarela serta kualifikasi

kecakapan. Mereka menolak jenis pekerjaan yang tidak disukai dan hal

ini mereka bisa menolak karena memiliki cukup sumber keuangan dari

keluarga, teman atau pinjaman lainnya. Mereka yang seperti ini

digolongkan sebagai penganggur tetapi tidak miskin.Demikian pula

orang yang bekerja secara penuh, dilihat dari jumlah jam kerja tiap hari,

tetapi memperoleh pendapatan yang sangat rendah. Banyak orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

64

bekerja di sector informal seperti pedagang kakilima, pekerja dibengkel,

dan sebagainya. Mereka dikelompokkan sebagai pekerja secara peuh

tetapi mereka pada umumnya mereka juga dikatogorikan orang miskin.

Harus diakui bahwa penyediaan kesempatan kerja yang lebih banyak

dan luas untuk memecahkan masalah pengangguran merupakan

perjalanan yang panjang. Oleh karena itu ketenagakerjaan harus

dijadikan strategi utama dalam mengatasi kemiskinan.

4. Belanja Pemerintah

a. Definisi Belanja Pemerintah

Menurut Dumairy (1996:157), sebagai sebuah organisasi atau

rumah tangga, pemerintah melakukan banyak sekali pengeluaran untuk

membiayai kegiatan-kegiatannya. Pengeluaran-pengeluaran tersebut

bukan saja untuk menjalankan roda pemerintahan sehari-hari. Akan

tetapi juga untuk membiayai kegiatan perekonomian. Bukan berarti

pemerintah turut berbisnis meskipun hal ini sangat sering dilakukan,

terutama oleh pemerintah di negara-negara sedang berkembang,

melainkan dalam arti pemerintah harus menggerakkan dan merangsang

kegiatan ekonomi secara umum. Pemerintah harus merintis dan

menjalankan kegiatan ekonomi yang masyarakat atau kalangan swasta

tidak tertarik untuk menjalankan kegiatan ekonomi yang masyarakat

atau kalangan swasta tida tertarik untuk menjalankannya.

Di negara manapun, selalu ada campur tangan atau intervensi

pemerintah dalam perekonomian. Tidak ada pemerintahan yang dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

65

peraturan ekonomi negerinya berperan semata-mata hanya sebagai

“wasit” atau “polisi”, yang hanya berfungsi membuat undang-undang

dan peraturan, untuk kemudian menjadi pelerai jika timbul masalah atau

penyelamat bila terjadi kepanikan. Keterlibatan pemerintah dalam

perekonomian jelas beralasan, mustahil untuk dicegah. Tidak ada satu

pun perekonomian, termasuk negara kapitalis atau negara maju, bebas

dari intervensi pemerintahnya. Yang ada ialah perbedaan kadarnya.

dibeberapa negara pemerintahnya terlibat erat dalam perekonomian,

sementara di negara-negara lain cempur tangan pemerintah dalam

perekonomiannya relatif lebih terbatas (Dumairy 1996:157).

Menurut Dumairy (1996:158), dalam kancah perekonomian

modern, peranana pemerintah dapat dipilah dan ditelaah menjadi tempat

macam kelompok peran, yaitu: 1) Peran alokatif, yakni peranan

pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi yang ada

agara pemanfaatan bisa optimal dan mendukung efisiensi produksi, 2)

Peran distributif, yakni peranan pemerintah dalam mendistribusikan

sumber daya, kesempatan dan hasil-hasil ekonomi secara adil dan

wajar, 3) Peran stabilisatif, yakni peranan pemerintah dalam

memelihara stabilitas perekonomian dan memulihkannya jika berada

dalam keadaan disequilibirium, 4) peran dinamisatif, yakni peranan

pemerintah dalam menggerakkan proses pembangunan ekonomi agar

lebih cepat tumbuh, berkembang, dan maju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

66

Perkembangan kegiatan pemerintah dari tahun ke tahun,

tampak bahwa peranan pemerintah selalu meningkat hampir di dalam

semua macam sistem perekonomian. semakin meningkatnya peranan

pemerintah ini, semakin besarnya pengeluaran pemerintah dalam

proporsinya terhadap pendapatan nasional. Pengeluaran pemerintah

dalam arti riil dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan

pemerintah, yang dibiayai oleh pengeluaran pemerintah itu. Semakin

besar dan banyak kegiatan pemerintah semakin besar pula pengeluaran

pemerintah yang bersangkutan. Tetapi hendaknya kita sadari bahwa

proporsi pengeluaran pemerintah terhadap Pendapatan Nasioanal Bruto

(GNP) adalah suatu ukuran yang sangat kasar terhadap

kegiatan/peranan pemerintah dalam suatu perekonomian (Suparmoko

2003:22).

Menurut Mankwiw (2006:61), pemerintah pusat membeli

senjata, peliuru kendali, dan jasa pegawai pemerintah. Pemerintah lokal

membeli buku-buku untuk perpustakaan, membagun gedung-gedung,

dan memperkerjakan para guru. Pemerintah disemua tingkat membuat

jalan dan pekerjaan publik lainnya.

Menurut Noor (2015:251), kesejahteraan publik sangat

dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi yang terjadi di masyarakat. Negara,

melalui belanja Negara/pemerintah, dapat memicu aktivitas ekonomi di

masyarakat. Belanja Negara dituangkan dalam APBN (Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

67

Menurut Noor (2015:252), APBN merupakan penjabaran

rencana kerja para penyelengara Negara untuk kurun waktu satu tahun.

APBN dituangkan ke dalam suatu format yang memuat format

pengelompokkan jenis transaksi yang berkaitan dengan rencana

kegiatan penyelenggaraan Negara menurut pengaruhnya terhadap posisi

keuangan Negara dalam kurun waktu satu tahun. APBN menjadi alat

strategis pemerintah untuk mendorong aktivitas ekonomi publik. Disatu

sisi APBN berperan sebagai alat untuk mengumpulkan pendapatan

Negara melalui pajak dan retribusi dari proses dan hasil aktivitas

ekonomi di masyarakat, dan disisi lain APBN berperan sebagai alat

untuk belanja Negara, yaitu alokasi pembelanjaan uang ke tengah

masyarakat yang berasal dari pendapatan Negara. Melalui kedua peran

ini, kecepatan dan ketepatan aktivitas ekonomi di masyarakat dapat di

dorong sehingga bisa diarahkan untuk bermanfaat secara optimal bagi

kesejahteraan masyarakat.

Belanja pemerintah adalah pengeluaran pemerintah yang

diperuntukkan bagi pendanaan urusan pemerintahan, baik urusan wajib,

pilihan, dan penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu.

Pengeluaran belanja ini dapat mendukung berbagai program dan

kebijakan-kebijakan dalam stabilitas perekonomian nasional (Siregar &

Faizah :2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

68

b. Komponen Belanja Pemerintah

Menurut Dumairy (1996:165), dalam neraca anggaran

pendapatan dan belanja negara, pengeluaran pemerintah Indonesia

secara garis besar dikelompokkan atas pengeluaran rutin dan

pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin pada dasarnya

berunsurkan pos-pos pengeluaran untuk membiayai pelaksanaan roda

pemerintahan sehari-hari, meliputi belanja pegawai, belanja barang,

berbagai macam subsidi (subsidi daerah dan subsidi harga barang),

angsuran dan bunga pemerintah, serta sejumlah pengeluaran lain.

Sedangkan pengeluaran pembangunan maksudnya pengeluaran yang

bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk prasaran fisik,

dibedakan ata pegeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana

rupiah dan bantuan proyek. Agak sulit untuk membedakan dengan tegas

apakah suatu pengeluaran termasuk ke dalam pengeluaran rutin ataukah

pengeluaran pembangunan, karena batas perbedaan antara keduanya

relatif kabur. Sebagai contoh: berbagai macam upah dan gaji tambahan,

yang menurut logika awam termasuk pengeluaran rutin, oleh pemeritah

digolongkan sebagai pengeluaran pembangunan.

Ada beberapa komponen belanja pemerintah ((Siregar & Faizah :2012),

yaitu :

1. Belanja langsung dapat dikelompokkan menjadi : belanja pegawai

yang mengandung pengertian belanja yang dikeluarkan pemerintah

untuk upah, lembur dan pengeluaran lain pegawai. Belanja ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

69

bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kualitas pegawai dalam

melaksanakan berbagai program. Belanja barang dan jasa juga

merupakan belanja langsung belanja ini digunakan untuk

pembelian/pengadaan barang nilai manfaatnya kurang dari setahun,

atau untuk pengeluaran pemakaian jasa untuk melaksanakan

berbagai program. Belanja lain yang termasuk belanja langsung yaitu

barang modal yang merupakan belanja untuk meningkatkan modal

yang dapat menambah aset tetap bagi suatu negara dengan

melakukan pemeliharaan untuk mempertahankan inventaris atau

infrastruktur yang dimiliki suatu negara sehingga memberikan

manfaat serta dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas aset negara.

2. Belanja tidak langsung, meliputi : 1) belanja pegawai, yaitu belanja

dalam bentuk kompesasi yang diberikan kepada pegawai berupa gaji,

tunjangan serta penghasilan lainnya sesuai undang-undang, 2)

belanja bunga yang merupakan belanja yang digunakan untuk

pembayaran bunga utang berdasarkan kewajiban pokok utang

berdasarkan perjanjian jangka pendek, menengah, dan panjang, 3)

belanja subsidi, belanja yang dianggarkan untuk bantuan biaya

produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar hasil produksi

yang dilakukan perusahaan tersebut dapat dijangkau oleh masyarakat

banyak, 4) belanja hibah, belanja yanag diberikan kepada pihak lain

sebagai hibah dalam bentuk uang, barang dan jasa, 5) belanja

bantuan sosial, belanja yang dianggarkan untuk kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

70

masyarakat dalam bentuk jaminan sosial, perlindungan sosial dan

pengentasan kemiskinan, 6) belanja bagi hasil atas pendapatan

daerah yang ditetapkan dengan perundang-undangan, 7) bentuang

keuangan, belanja yang diberikan kepada daerah untuk pemerataan

dan bantuan keuangan akibat kurangnya keuangan daerah, 8) belanja

tidak terduga, belanja yang dianggarkan untuk kegiatan yang

sifatnya tidak terduga.

Menurut Noor (2015:258), pengeluaran negara dibagi

menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Konsumsi Pemerintah

Konsumsi pemerintah (Belanja rutin) adalah belanja kelompok

konsumsi untuk biaya penyelenggaraan negara. Kelompok belanja

konsumsi terdiri dari: a) gaji dan upah para penyelengara negara

(eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta lembaga yang dikuasai

negara) beserta birokrasinya (PNS, polisi, dan tentara) yang meliputi

biaya perjalanan dinas di dalam maupun di luar negeri, b) belanja

pemerintah untuk membeli barang dan jasa yang akan dipakai dalam

pengoperasian negara (barang dan jasa yang habis dalam tahun

anggaran yang bersangkutan), misalnya kertas, tinta, bahan bakar,

listrik, dan lain-lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

71

2. Investasi Negara yang Dilaksanakan Pemerintah

Investasi ini adalah belanja negara dalam bentuk investasi yang

dilakukan oleh negara, misalnya membangun infrastruktur yang

dibutuhkan masyarakat.

3. Pembayaran oleh Negara kepada Masyarakat

Pembayaran ini adalah dana dari negara untuk membantu

masyarakat yang membutuhkan atau transfer payment yang

dibayarkan oleh negara melalui pemerintah kepada msyarakat yang

membutuhkannya. Pembayaran ini terlihat pada APBN dan akan

menjadi sumber penggerak ekonomi masyarakat berikutnya.

c. Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan

Menurut Noor (2015:258), dari sisi ekonomi publik,

pengeluaran atau belanja negara dalam APBN ditunjukkan untuk

manajemen pemenuhan kebutuhan publik. Pemerintah adalah pihak

yang mewakili dan menjalankan tugas dan fungsi Negara dalam

menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat suatu

wilayah atau Negara setidaknya ditentukan oleh dua hal :

1) Masyarakat mempunyai sumber nafkah atau sumber pendapatan

yang memadai, yaitu dengan mempunyai pekerjaan sesuai dengan

kemampuan dan bakat yang dimilikinya.

2) Terpenuhinya pelayanan yang dibutuhkan masyarakat dari

negaranya. Pelayanan ini berupa tersedianya barang dan jasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

72

kebutuhan publik (air, listrik, kesehatan, pendidikan, keamanan) dan

hak-hak publik lainnya untuk dapat hidup layak.

Untuk mewujudkan kedua hal diatas, diperlukan kemampuan Negara

(pemerintah ) untuk mengadakan berbagai sarana dan fasilitas publik

dan jasa pelayanan kebutuhan masyarakat. Untuk menjalankan fungsi

Negara dan pemerintahan seperti itu, diperlukan anggaran yang

memadai untuk membiayai berbagai kebutuhan pencapaian tujuan

bernegara.

Pengeluaran Pemerintah dapat bersifat “exhaustive” yaitu

merupakan pembelian barang-barang dan jasa dalam perekonomian

yang dapat langsung dikonsumsi maupun dapat pula untuk

menghasilkan barang lain lagi. di samping itu pengeluaran pemerintah

dapat pula bersifat “transfer” saja yaitu berupa pemindahan uang

kepada individu-individu untuk kepentingan sosial, kepada perusahaan-

perusahaan sebagai subsidi mungkin pula kepada negara lain sebagai

hadiah (grants). Jadii “exhaustive expenditure” mengalihkan faktor-

faktor produksi dari sektor swasta ke sektor pemerintah. sedangkan

“transfer payments” hanya menggeser tenaga beli dari unit-unit

ekonomi yang satu kepada unit-unit ekonomi yang lain dan

membiarkan yang terakhir ini menentukan penggunaan dari uang

tersebut. Exhaustive expenditure dapat merupakan pembelian barang-

barang yang dihasilkan oleh swasta misalnya bahan makanan,

bangunan, mesin dan sebagainya dan dapat pula pembelian itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

73

dilakukan terhadap barang-barang yang dihasilkan oleh pemerintah

sendiri seperti jasa-jasa guru, militer, pegawai negeri, dan sebagainya

(Suparmoko 2003:22).

Menurut Noor (2015:252), belanja Negara, idelanya bukan

besaran dan volumenya saja yang penting, namun yang juga perlu

diperhatikan adalah ketepatan penggunaannya. Apakah dapat

merangsang aktivitas ekonomi di masyarakat sehingga berkontribusi

bagi kesejahteraan public. Sebagai contoh, dalam menyusun rencana

belanja, dampak yang dapat ditimbulkan oleh belanja ini di masyarakat

harus dipikirkan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa

belanja Negara atau pemerintah berperan penting dalam pengentasan

kemiskinan.

5. Investasi

a. Definisi Investasi

Menurut Sukirno (2000:69), investasi definisikan sebagai

pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan

peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan

terutama menambah baran-barang modal dalam perekonomian yang

akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dimasa depan.

Dengan kata lain dalam teori ekonomi, investasi berarti kegiatan

perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam

perekonomian. Secara umum investasi meliputi pertambahan barang

dan jasa dalam masyarakat seperti pertambahan mesin-mesin baru,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

74

pembuatan jalan baru, lahan baru, perusahaan-perusahaan baru, dan

sebagainya. Investasi tidak hanya untuk memaksimalkan output tetapi

untuk menentukan distribusi tenaga kerja dan distribusi pendapatan,

pertumbuhan dan kualitas penduduk serta teknologi.

Menurut Noor (2015:41), investasi adalah kegiatan

mengalokasikan atau menanamkan sumber daya (resources) saat ini

(sekarang), dengan harapan mendapatkan manfaat dikemudian hari

(masa datang). Untuk memudahkan pengertian dan perhitungan,

sumber daya (resources) ini biasanya diterjemahkan (dikonversi)

menjadi satuan moneter atau uang. Dengan demikian, secara konsep,

investasi dapat didefinisikan sebagai menanamkan uang sekarang

untuk mendapatkan manfaat (balas jasa atau keuntungan) dikemudian

hari.

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah

dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan

dimasa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua,

yaitu: investasi pada financial assets dan investasi pada real assets.

Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang, misalnya

berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar

uang, dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa

saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya. Sedangkan investasi pada

real assets diujudkan dalam bentuk pembelian assets produktif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

75

pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan,

dan lainnya (Halim 2003 : 2).

Menurut Boediono (1992 dalam Rustiono : 2008:41),

Investasi adalah pengeluaran oleh sektor produsen (swasta) untuk

pembelian barang dan jasa untuk menambah stok yang digunakan

atau untuk perluasan pabrik. Dombusch & Fisher berpendapat bahwa

investasi adalah adalah permintaan barang dan jasa untuk

menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di

masa mendatang.

Persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu Negara

menurut Todaro (1981 dalam Rustiono 2008:41), adalah : 1)

akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah,

peralatan fisik dan sumber daya manusia, 2) perkembangan penduduk

yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya, 3)

kemajuan teknologi. Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa

bagian atau proporsi pendapatan yang ada ditabung dan

diinvestasikan untuk memperbesar produk (output) dan pendapatan

dikemudian hari. Untuk membangun itu seyogyanya mengalihkan

sumber-sumber dari arus konsumsi dan kemudian mengalihkannya

untuk investasi dalam bentuk “capital formation” untuk mencapai

tingkat produksi yang lebih besar. Investasi dibidang pengembangan

sumber daya manusia akan meningkatkan kemampuan sumber daya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

76

manusia, sehingga menjadi tenaga ahli yang terampil yang dapat

memperlancar kegiatan produktif.

Berdasarkan jenisnya investasi dibagi menjadi dua jenis,

yaitu : 1) investasi pemerintah, adalah investasi yang dilakukan oleh

pemerintah pusat maupun daerah. Pada umumnya investasi yang

dilakukan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk memperoleh

keuntungan, 2) Investasi swasta, adalah investasi yang dilakukan oleh

sector swasta nasional yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) ataupun investasi yang dilakukan oleh swasta asing atau di

sebut Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi yang dilakukan

swasta bertujuan untuk mencari keuntungan dan memperoleh

pendapatan serta didorong oleh adanya pertambahan pendapatan. Jika

pendapatan bertambah konsumsi pun bertambah dan bertambah pula

permintaan efektif (effective demand).

Menurut Dumairy (1997:132), Penanaman modal

merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi semacam

itu, investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan

pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi

tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan marak

lesunya pembangunan. dalam upaya menumbuhkan perekonomian,

setiap negara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat

menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

77

masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga investor

asing. Demikian pula halnya Indonesia.

Penggairahan iklim investasi di Indonesia dimulai dengan

diundangkannya Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang

Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang-Undang No. 6 tahun

1986 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Pemberlakuan kedua undang-undang ini menyusul tampilnya rezim

orde baru memegang tampuk pemerintahan. Sebelumnya, dalam

pemerintahan orde lama, Indonesia sempat menentang kehadiran

investasi dari luar negeri. ketika itu tertanam keyakinan bahwa modal

asing hanya akan menggerogoti kedaulatan negara. Kedua Undang-

Undang tadi kemudian dilengkapi dan disempurnakan pada tahun

1970. UU No. 1 Tahun 1967 Tentang PMA disempurnakan dengan

UU No. 11 Tahun 1968 tentang PMDN disempurnakan dengan UU

No.12 Tahun 1970.

Menurut Undang-undang nomor 1 Tahun 1967 tentang

penanaman Modal Asing adalah penanaman modal asing secara

langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-

ketentuan Undang-Undang di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik

modal secara langsung, menganggung resiko penanaman modal

tersebut.

Undang-undang republik Indonesia nomor 25 Tahun 2007

tentang Penanaman modal sebagai pengganti Undang-undang nomor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

78

1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing menyatakan bahwa

penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang

dilakukan oleh penanam modal asing sepenuhnya maupun

berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Udang-Undang

Republik Indonesia Nomo 25 tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal).

Perbaikan iklim penanaman modal tak henti-hentinya

dilakukan pemerintah terutama sejak awal Pelita IV atau tepatnya

tahun 1984. Melalui berbagai paket kebijakan deregulasi dan

debirokratisasi dilakukan penyederhanaan mekanisme perijinan,

penyederhanaan tata cara impor barang modal, pelunakan syarat-

syarat investasi, serta perangsangan investasi untuk sektor-sektor dan

di daerah-daerah tertentu. Dewasa ini kesempatan berinvestasi di

Indonesia semakin terbuka, terutama bagi penanam modal asing.

Disamping dalam rangka menarik investasi langsung, keterbukaan ini

sejalan pula dengan era perdagangan bebas yang akan dihadapi mulai

2020 kelak (Dumairy 1996:132).

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.1 Tahun

1967/ o. 11 Tahun 1970 tentang PMA dan Undang-Undang No. 6

Tahun 1968/ No. 12 Tahun 1970 tentang PMDN, investasi cenderung

meningkat dari waktu ke waktu. walaupun demikian, pada tahun-

tahun tertentu sempat juga terjadi penurunan. kecenderungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

79

peningkatan bukan hanya berlangsung pada investasi oleh kalangan

masyarakat atau sektor swasta, baik PMDN maupun PMA, namun

juga penanaman modal oleh pemerintah. Ini berarti pembentukan

modal domestik bruto meningkat dari tahun ke tahun (Dumairy

1996:133).

b. Jenis Investasi

Menurut Noor (2015:252), menurut jenisnya investasi dapat

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

a) Investasi langsung (direct investment), adalah investasi pada faktor

produksi yang menghasilkan aneka barang dan jasa untuk

keperluan konsumsi masyarakat, atau dikenal juga dengan investasi

pada sektor riil.

b) Investasi tidak langsung (indirect investment), adalah investasi

yang bukan pada faktor produksi, melainkan pada sektor keuangan

(finacial investment), seperti deposito, beli saham, obligasi, dan

sejenisnya, yang mengahasilkan jasa keuangan, seperti deposito,

beli saham, beli obligasi, reksadana, Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), Surat Utang Negara (SUN), dan investasi pada surat

berharga lainnya.

Menurut Noor (2015:42), pada dasarnya menurut dorongan

dan proses yang menimbulkan investasi yang lazim dilakukan oleh

masyarakat, investasi terdiri dari dua jenis, yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

80

1) Investasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang

dan jasa.

Jika diamati, dalam kehiduoan ini kelangsungan kehidupan

individu, kelompok atau bahkan negara memerlukan syarat

yang tidak bisa ditawar, yaitu terpenuhinya kebutuhan minimal.

Berbagai kebutuhan kehidupan yaitu kebutuhan berbentuk

barang (goods), seperti makanan dan minuman, pakaian,

perumahan, kendaraan, dan sebagainya, serta kebutuhan

berbentuk jasa, seperti perawatan kesehatan, perlindungan

keamanan, dan sebagainya.

Untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut, diperlukan

beranekaragam barang dan jasa, yang pengadaannya

memerlukan berbagai tahapan dan proses. Proses atau tahapan

awal dari pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk

kelangsungan kehidupan masyarakat dimasa datang adalah

melakukan investasi saat ini. Tanpa ada investasi saat ini,

secara sukarela atau terpaksa, sulit membayangkan kebutuhan

barang dan jasa untuk kelangsungan kehidupan di masa datang

dapat terpenuhi.

Dalam ekonomi makro, investasi jenis ini dikenal dengan

investasi otomatis (autonomous investment), yaitu investasi

yang terjadi secara otomatis sesuai perkembangan kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

81

hidup seseorang, sekelompok orang atau suatu organisasi,

bahkan negara.

2) Investasi untuk memenuhi keinginan.

Seiring dengan perkembangan zaman, keinginan manusia

untuk selalu menigkatkan kualitas kehidupan makin banyak,

misalnya keinginan untuk rekreasi, kemudahan dalam berbagai

aktivitas kehidupan, dan sebagainya. Dorongan ini

menghasilakn tuntutan baru selain pemenuhan kebutuhan

minimal syarat kehidupan, yang disebut dengan keinginan,

yang pemenuhannya juga memerlukan barang dan jasa yang

dihasilkan oleh kegiatan investasi.

Dalam ekonomi makro, jenis investasi yanag terjadi karena

dorongan keinginan dikenal dengan istilah investasi yang

disengaja (induced investment), yaitu investasi yang sengaja

diinginkan oleh seseorang, organisasi karena keinginan masa

depan, atau karena ada harapan yang menjajikan.

Menurut Noor (2015:49), berdasarkan sumber daya

investasi dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1) Investasi publik atau Investasi oleh negara

Investasi ini adalah investasi yang dilakukan oleh negara, atau

sumber daya investasi tersebut berasal dari milik atau kekayaan

negara. dalam pelaksanaannya, investasi oleh negara ini

dilakukan oleh atau pemerintah untuk membangun prasarana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

82

dan sarana atau infrastruktur guna memenuhi kebutuhan

masyarakat. Investasi dengan karakteristik seperti ini bersifat

nirlama atau non-profit, misalnya pembangunan jalan, dan

jemabatan, irigasim sekolah, taman, pasar, rumah sakit,

pelabuhan, bandara, dana sarana prasarana publik lainnya.

2) Investasi swasta adalah investasi yang dilakukan oleh

masyarakat, khususnya para pengusaha, dengan tujuan

mendapat manfaat berupa laba. Investasi jenis ini disebut juga

dengan istilah investasi profit motive. investasi seperti ini dapat

dilakukan oleh : a) usaha mikro atau rumah tangga, b) Usaha

Kecil Menengah (UKM), c) Usaha besar seperti PMDN

maupun PMA, dan sebagainya.

Menurut Stephen Hymer (Panglaykim 1984 :4), kekuatan

pertama yang mendorong sebuah perusahaan melakukan investasi

adalah dimilikinya keunggulan tertentu dan ketidaksempurnaan pasar

(market imperfection) yang dapat mencegah penggunaan metode-

metode lain dalam rangka mengeksploitasi keunggulan-keunggulan

tersebut.

Menurut pendekatan ini, pengembalian investasi yang lebih

tinggi diluar negeri tidak menjamin kelengkapan penjelasan mengenai

arus modal. Karena pengembalian investasi itu sendiri berarti bahwa

modal akan lebih efesien bila dialokasikan melalui pasar modal dan

tidak memerlukan pemindahan perusahaan. Sehubungang degan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

83

pengembalian investasi yang lebih tinggi itu, perusahaan harus

mampu menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi daripada

perusahaan yang sudah ada atau potensial di negara tuan rumah (host

county) agar menutup kerugian ketidakunggulan (disadvantages)

hakiki operasi perusahaan itu diluar negeri. Kemungkinan

memperoleh pengembalian investasi yang lebih tinggi timbul bila

perusahaan itu mempunyai keunggulan tertentu atas perusahaan-

perusahaan yang ada atau potensial dinegara tuan rumah (Panglaykim

1984 :5).

Keunggulan tertentu suatu perusahaan dapat timbul karena

adanya akses ke sumber modal yang lebih mudah atau lebih besar,

adanya pasar atau bahan mentah yang beroperasi atas dasar skala

ekonomi besar, pemilikian ekslusif kemahiran yang tidak kelihatan

seperti keahlian manajemen, keterampilan pemasaran dan tekonologi

mutakhir misalnya, atau akses anak perusahaan ke masukan (input)

yang lebih murah, pengetahuan mengenai pasar, riset dan

perkembangan melalui perusahaan induknya. Serta fakta bahwa

perusahaan itu bersifat multinasional yang mempunyai jaringan usaha

dan informasi karena kegiatan-kegiatannya besifat internasional pula.

Tetapi bagaimana diungkapkan oleh Hymer, ketidaksamaan

kesanggupan perusahaan karena adanya keunggulan tertentu suatu

perusahaan sudah cukup, meski bukan syarat mutlak, untuk

melaksanakan investasi luar negeri langsung. Ketiadaan pasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

84

internasional yang sempurna untuk menjual keunggulan-keunggulan

khas tersebut menghalangi perusahaan itu dari usaha menjual,

menyewakan, atau mengizinkan keunggulannya kepada perusahaan-

perusahaan di dalam negeri. Ini gilirannya akan mengarah ke investasi

di dalam negeri tersebut agar perusahaan itu dapat menarik manfaat

dari keunggulan secara maksimal (Panglaykim 1984 :5).

Menurut Panglaykim (1984:5), pendekatan serba-organisasi

industrial kepada investasi luar negeri langsung tidak menguraikan

mengenai apa dan bagaimana ketidaksempurnaan pasar dapat

mengarah ke pengambilan keputusan mengeksploitasikan keuntungan

dengan melakukan investasi luar negeri langsung bukan menjual,

menyewakan, atau mengizinkan penggunaan keuntungan, atau

mengekspor ‘barang’ yang mempunyai keunggulan itu. Penjelasan

umum mengenai peranan ketidaksempurnaan pasar dalam

pengambilan keputusan melakukan investasi dilengkapi dengan

pengkajian-pengkajian yang telah memperluas dalil Coase dengan

kegiatan-kegiatan perusahaan multinasional. Pengakajian-pengkajian

ini melihat investasi langsung sebagai hasil keputusan yang dilakukan

oleh perusahaan-perusahaan untuk menginternalisasikan biaya-biaya

transaksi (di dalam perusahaan) karena ketidaksempurnaan pasar

barang-barang akhir menengah (misalnya bahan mentah setengah

diproses dan pengetahuan yang tergabung dalam modal paten dan

tenaga kerja).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

85

Perangsang untuk menginternalisasikan biaya-biaya itu

muncul dari adanya kebutuhan mengatasi ketidakuntungan dari atau

mengambil keuntungan dari ketidaksempurnaan pasar atau campur

tangan pemerintah. Pendekatan inernalisasi melihat keuntungan

perusahaan terus meningkat sebagai hal yang muncul bukan saja dari

pemilikan asset ekslusif tertentu, tetapi dari kesanggupan perusahaan

mencapai keuntungan semaksimal mungkin dengan

menginternalisasikan asset itu untuk melindungi mereka dari

ketidaksempurnaan pasar dan campur tangan pemerintah (Panglaykim

1984:6).

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari internalisasi

dapat berasal dari integrasi vertikal dan mungkin lebih sedikit dari

integrasi vertikal dan mungkin dari integrasi horizotal aktivitas-

akitvitas suatu perusahaan. Menurut Buckly dan Casson (Panglaykim

1984: 6), perangsang untuk menginternalisasikan itu bergantung

kepada hubungan antar empat kelompok faktor, yakni : 1) Faktor-

faktor yang dimiliki oleh sutu industri, seperti sifat produk, struktur

pasar eksternal, dan skala ekonomi, 2) Faktor-faktor khas bersifat

regional seperti jarak geografis, perbedaan kebudayaan, 3) Faktor-

faktor khas yang dimiliki suatu negara seperti keahlian pemasaran,

pengetahuan teknis. Faktor yang terpenting diantara faktor-faktor

khas yang dimiliki oleh suatu industri diperkirakan ialah pengetahuan.

Pengetahuan pada gilirannya akan memberikan keunggulan monopoli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

86

kepada perusahaan itu dan ini dieksploitasikan dengan harga-harga

yang berbeda-beda oleh perusahaan itu sendiri, daripada pemberian

izin. Selain itu, pengetahuan sukar dinilai jika ingin dijual, dan

kesukaran penialaian itu disebabkan arus pengetahuan akan

mendorong pemilik mengadakan internal pricing atau transfer

princimg.

Investasi asing digunakan definisi dari IMF Balanced of

Payments Manual, yang juga digunakan oleh Bank Indonesia.

Definisi tersebut adalah Investasi langsung mengacu pada investasi

untuk memperoleh manfaat yang cukup lama dari kegiatan

perusahaan dalam suatu perekonomian diluar tempat penananm modal

tersebut. sementara tujuan penanam modal adalah untuk memperoleh

pengaruh secara efektif dalam pegelolaan perusahaan tersebut. Istilah

manfaat yang cukup lama tersebut merupakan investasi yang

pelaksanaannya memerlukan sedikit pengawasan. Dalam definisi

tersebut tidak termasuk investasi portofolio (Hill 1991: 56).

Menurut Hill (1991: 87), faktor yang sangat penting atas

manfaat dan biaya investasi asing terhadap negara penerima adalah

suasana kebijakan di negara penerima itu. Perusahaan multinasional

menawarkan suatu paket poduksi, manajemen, dan teknologi

pemasaran. Hal utama bagi negara penerima adalah

memaksumumkan pangsa pinjaman atas faktor-faktor tersebut

sehingga konsisen dengan tujuan pembangunan dalam arti luas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

87

Namun, sumber investasi asing tersebut bukannya tidak

penting, sedikitnya untuk dua alasan. Pertama, dalam hal investasi

asing, banyak negara berupaya menghindarkan ketergantungan

terhadap satu, atau beberapa negara. hal ini bukanlah sekedar

menyadari kepekaan politik, sentimen nasional, atau bahkan

kekhawatiran terhadap manipulasi asing. Melainkan ada alasan-alasan

penting secara ekonomis. Keragaman sumber investasi asing

menambah atus informasi tentang tekonologi dan pasar luar negeri,

dan dengan demikian mendapatkan kekuatan tawar-menawar bagi

pemerintah dan perusahaan-perusahaan negara dengan penerima.

Alasan kedua, saat ini, menurut pengamatan sementara kalangan, ada

kecenderungan perbedaan perilaku para penanam modal asing dari

berbagai negara. Hal tersebut termasuk faktor-faktor seperti

kecendrungan perusahaan untuk mengekspor, memasuki usaha-usaha

patungan, dan mengalihkan serta menyesuaikan tekonologi. Hal ini

merupakan suatu pengamatan yang relatif baru, terutama karena

modal para eksportir yang cukup besar di antara ekonomi pasa

sebelum tahun 1970 hampir seluruhnya dari Amerika Serikat dan

sebagian kecil dari negara-negara Eropa (Hill 1991:88).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

88

c. Manfaat Investasi

Menurut Noor (2015: 47), manfaat investasi yaitu:

1) Investasi yang bermanfaat untuk umum (publik)

Pada dasarnya, hampir semua bentuk investasi bermanfaat bagi

kepentingan publik atau umum karena investasi menghasilkan

barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Investasi juaga

mmbuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Contohnya adalah

investasi dibidang pendidikan dan sumber daya manusia, investasi

dibidang kesehatan, investasi dibidang infrastruktur (jalan,

jembatan, pelabuhan, pasar, dan sebagainya), dan investasi

lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2) Investasi yang bermanfaat untuk kelompok tertentu pribadi atau

rumah tangga.

Investasi yang bermanfaat untuk kelompok seperti investasi

dibidang olahraga, sedangkan investasi yang bermanfaat untuk

rumah tangga seperti investasi untuk usaha (mendapat

penghasilan), investasi untuk pendidikan, investasi untuk

perumahan, dan investasi lain yang bermanfaat untuk pribadi atau

keluarga

d. Proses Investasi

Menurut Halim (2003:2), proses investasi menunjukkan

bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

89

pada efek-efek yang bisa dipasarkan, dan kapan dilakukan. Untuk itu

diperlukan tahapan sebagai berikut :

3) Menentukan tujuan investasi

Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu : a)

tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), b)

tingkat resiko (rate of risk), c) ketersediaan sejumlah dana yang

akan diinvestasikan. Apabila dana cukup tersedia, maka investor

menginginkan penghasilan yang maksimal dengan resiko tertentu.

Umumnya hubungan antara risk dan return bersifat linear, artinya

semakin besar rate of risk, maka semakin besar pula expected rate

of return.

4) Melakukan analisis

Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek

atau sekelompok efek. salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk

mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah

harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu, ada dua

pendekatan yang dapat digunakan yaitu :

a) Pendekatan Fundamental. Pendekatan ini didasarkan pada

informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh

administratur bursa efek. Karena kinerja emiten dipengaruhi

oleh kondisi sektor industri dimana perusahaan tersebut berada

dan perekonomian secara makro, maka untuk memperkirakan

prospek harga sahamnya di masa mendatang harus dikaitkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

90

dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya.

Jadi analisis ini dimulai dari siklus usaha perusahaan secara

umum, selanjutnya ke sektor industrinya, akhirnya dilakukan

evaluasi terhadap kinerja dan saham yang

diterbitkannya.Pendekatan teknikal. Pendekatan ini didasarkan

pada data (perubahan) harga

b) saham dimasa mendatang. Dengan analisis ini para analis

memperkirakan harga saham dimasa mendatang. Dengan

analisis ini para analis memperkirakan pergeseran supply dan

demand dalam jangka pendek, serta berusaha untuk cenderung

mengabaikan resiko dan pertumbuhan earning dalam

menentukan barometer dari supply dan demand. Namun

demikian, analisis ini lebih mudah dan cepat dibanding analisis

fundamental, karena dapat secara simultan diterapkan pada

beberapa saham. Analisis menganggap bahwa analisis ini lebih

mudah dan cepat dibanding analisis fundamental, karena dapat

secara simultan diterapkan pada beberapa saham. Analisis ini

tidak menganggap bahwa analisis fundamental tidak berguna,

namun mereka menganggap bahwa analisis fundamental

terlalu rumit dan terlalu banyak mendaasarkan pada laporan

keuangan emiten. Oleh karen itu, analisis teknikal

mendasarkan diri pada premis bahwa harga saham tergantung

pada supply dan demand saham itu sendiri. Data finansial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

91

historis yang tergambar pada diagram dipelajari untuk

mendapatkan suatu pola yang berarti, dan menggunakan pola

tersebut untuk memprediksi harga dimasa mendatang, serta

untuk memperkirakan pergerakan indiviudal saham maupun

saham pergerakan market index.

5) Melakukan Pembentukan Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efel mana

yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan di

investasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang dipilih

dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek-efek yang

mempunyai koefisien korelasi negatif (mempunyai hubungan

berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat memperkecil risiko.

6) Melakukan Evaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap dilakukan evalauasi atas kinerja portofolio yang telah

dibentuk, baik terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan

maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung. Sebagai tolok

ukur digunakan dua cara, yaitu : pertama, measurement adalah

penilaian kinerja potofolio atas dasar assets yang telah ditanamkan

dalam portofolio tersebut, misalnya dengan menggunakan rate of

return. Kedua comparion adalah penilaian atas dasar

pembandingan atas dasar pembandingan atas dua set potofolio yang

memiliki risiko yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

92

7) Melakukan Revisi Kinerja Portofolio

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja

portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi

(perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio

tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah

dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya rate of

return-nya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut bisa

dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuiddasi atas portofolio

yang ada, kemudian dibentuk portofolio yang baru. Atau dilakukan

secara terbatas, yaitu dilakukan perubahan atas proporsi/komposisi

dana yang dialokasikan dalam masing-masing efek yang

membentuk portofolio tersebut.

b. Pengaruh Investasi terhadap Tingkat Kemiskinan

Menurut Noor (2015:47), pada dasarnya, hampir semua

bentuk investasi bermanfaat bagi kepentingan publik atau umum

karena investasi menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan

oleh masyarakat. Investasi juaga membuka lapangan pekerjaan

bagi masyarakat. Contohnya adalah investasi dibidang pendidikan

dan sumber daya manusia, investasi dibidang kesehatan, investasi

dibidang infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, pasar, dan

sebagainya), dan investasi lainnya yang bermanfaat bagi

masyarakat luas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

93

Menurut Siregar & Wahyuniarti (2008 :25), Kemiskinan

adalah situasi dimana pendapatan tahunan individu disuatu

kawasan tidak dapat memenuhi standar pengeluaran minimum

yang dibutuhkan individu untuk dapat hidup layak dikawasan

tersebut. Secara umum, kemiskinan adalah keadaan ataupun

kondisi dimana seseorang tidak memilki kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam hal ini kebutuhan sandang,

pangan, dan papan.

Menurut Noor (2015:48), investasi dilakukan untuk

memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan masyarakat, yaitu

baik individu, kelompok, bahkan negara. Dengan demikian,

investasi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,

berupa sumber nafkah atau pendapatan untuk membeli barang dan

jasa yang diperlukannya. Investasi juga menghasilkan nilai

tambah, yang meripakan balas jasa produksi, sekaligus sebagai

sumber pendapatan ataua kesejahteraan masyarakat.

Menurut Sukirno (2000), kegiatan investasi memungkinkan

suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi

dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan

meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini

bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni :

1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran

agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

94

permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja,

2) pertambahan barang modal sebagai akbibat dari investasi akan

menambah kapasitas produksi, 3) investasi selalu di ikuti oleh

perkembangan teknologi.

Peningkatan investasi dapat mengurangi pengangguran

melalui penciptaan lapangan kerja. Peningkatan investasi juga

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat akan meningkat.

Dengan meningkatnya lapangan pekerjaan dan pendapatan

masyarakat, akan mengurangi jumlah masyarakat yang berada di

garis kemiskinan. Dengan demikian masyarakat yang berada di

garis kemiskinan tadi dapat meningkatkan gizi, pendidikan bagi

anak-anak, dan dapat menabung untuk masa depan (Adventuna

2012).

Gambar 2.2 : Investasi dan Kesejahteraan Masyarakat (Noor (2015).

Menghasilkan

Investasi dan Kesejahteraan Masyarakat

Investasi Produksi

1. Modal

2. Tenaga Kerja

3. Faktpr Produksi

Lainnya

4. Enterpreneurship

Balas Jasa (Nilai

Tambah)

1. Balas Jasa (Uang)

2. Upah dan Gaji

3. Sewa

4. Surplus Usaha

Penggunaan faktor produksi melalui aktivitas masyarakat dibidang ekonomi

menghasilkan balas jasa faktor produksi menghasilkan nilai tambah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

95

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 : Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode Hasil Penelitian

1 Helmi

Winda Wati

(2015)

Analisis Pengaruh

Belanja Modal Daerah,

Investasi, Dan Indeks

Pembangunan Manusia

(IPM) terhadap

Kemiskinan di

Indonesia Tahun 2009-

2013

Kemiskinan

Belanja Modal

Daerah

Investasi

Indeks

Pembangunan

Manusia

OLS: Data

Panel Variabel belanja modal

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap timgkat

kemiskinan di Indonesia

(pada 33 Propinsi).

Variabel Investasi

berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kemiskinan

di Indonesia (pada 33

Propinsi).

Variabel Indeks

Pembangunan Manusia

(IPM) berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kemiskinan

di Indonesia (pada 33

Proponsi)

2 Barika

(2013)

Pengaruh Pertumbuhan

Ekonomi, Pengeluaran

Pemerintah,

Pengangguran, dan

Inflasi Terhadap

Tingkat Kemiskinan Di

Provinsi Se Sumatera

Kemiskinan

Pertumbuhan

Ekonomi

Pengeluaran

Pemerintah

Penganggura

Inflasi

OLS: data

Panel Variabel Pertumbuhan

Ekonomi dan Inflasi tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap

kemiskinan propinsi di

Sumatera.

Variabel Pengeluaran

Pemerintah dan Tingat

Pengangguran mempunyai

pengaruh signifikan terhadap

tingkat kemiskinan propinsi

di Sumatera.

3 Deddy

Rustiono

(2008)

Analisis Pengaruh

Investasi, Tenaga Kerja,

dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

di Propinsi Jawa

Tengah

Pertumbuhan

Ekonomi

Investasi

Tenaga Kerja

Pengeluaran

Pemerintah

OLS Variabel PMA, PMDN,

Angkatan Kerja, dan

Pengeluaran Pemerintah

daerah berpengaruh

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

propinsi Jawa Tengah.

Adanya krisis ekonomi tahun

1997 menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

96

perbedaan yang nyata antara

keadaan sebelum dan

sesudah terjadinya krisis

ekonomi dan memberikan

dampak yang negatif atau

menyebabkan penurunan

kapasitas out put.

4 Rafika

Mokodompi

s, dkk

Pengaruh Tingkat

Investasi dan Tenaga

Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

(Studi Kasus Kota

Manado 2003-2012)

Pertumbuhan

Ekonomi

Investasi

Tenaga Kerja

OLS Variabel PMDN berpengaruh

positif dan tidak signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kota Manado.

Variabel Tenaga Kerja

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

5 Ilham

Kurnia Hadi

(2014)

Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi

di Provinsi Sumatera

Barat

Pertumbuhan

Ekonomi

Investasi

Tenaga Kerja

Ekspor

Investasi

OLS Nilai Investasi berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Jumlah tenaga kerja memilki

pengaruh positif dan

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Nilai ekspor berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Nilai investasi, jumlah tenaga

kerja, dan ekspor secara

bersama-sama berpengaruh

positif dan signidfikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi.

6 Dewi

Kurniawati

Sunusi, dkk

(2014)

Analisis Pengaruh

Jumlah Tenaga Kerja,

Tingkat Pendidikan,

Pengeluaran

Pemerintah Pada

Pertumbuhan Ekonomi

Dampaknya Terhadap

Kemisinan di Sulawesi

Utara Tahun 2001-2010

Pertumbuhan

Ekonomi

Kemiskinan

Jumlah tenaga

kerja

Tingkat

Pendidikan

Pengeluaran

Pemerintah

OLS variabel tenaga kerja secara

langsung dan positif terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Pendidikan berpengaruh

secara langsung terhadap

pertumbuhan ekonomi

pengeluaran pemerintah

berpengaruh secara langsung

terhadap pertumbuhan

ekonomi

tenaga kerja, pengeluaran

pemerintah, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

97

pertumbuhan ekonomi

berpengaruh signifikan

terhadap kemiskinan.

C. Hipotesis dan Kerangka Berpikir

1. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel bebas (Pertumbuhan

Ekonomi, Pengangguran, Belanja Pemerintah dan Investasi yang

mempengaruhi tingkat kemiskinan. Untuk memudahkan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan serta untuk memperjelas alur pemikiran

dalam penelitian yang akan dilakukan serta untuk memperjelas alur

pemikiran dalam penelitian ini, adalah:

Gambar 2.3 : Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan ekonomi indikator yang berpengaruh terhadap

tingkat kemiskinan. Semakin tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi

maka diharapkan Pendapatan Nasional dapat menyebar secara merata

Pertumbuhan

Ekonomi

Pengangguran

Belanja

Pemerintah

Tingkat Kemiskinan

Investasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

98

kepada seluruh lapisan masyarakat terutama untuk masyarakat miskin

sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan.

Pengangguran pada suatu daerah dapat menimbulkan berbagai

masalah ekonomi yang pada akhirnya menjadi penyebab terjadinya

kemiskinan, Tingkat pengangguran akan mempengaruhi tingkat

kemikiskinan.

Belanja pemerintah merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi jumlah penduduk miskin. Dengan program yang tepat

sasaran atau pengalokasian dana yang termasuk pengeluaran pemerintah

maka kemiskinan semakin berkurang di Indonesia.

Investasi yang banyak di berbagai daerah di Indonesia, maka

semakin banyak lowongan pekerjaan yang terbuka dan masyarakat

semakin produktif, sehingga akan berpengaruh pada tingkat kemiskinan.

Semakin tinggi laju investasi langsung makan kemiskinan semakin

menurun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

99

2. Hipotesis

a) Ada pengaruh signifikan antara pertumbuhan ekonomi terhadap

tingkat kemiskinan di Indonesia.

b) Ada pengaruh signifikan antara pengangguran terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia.

c) Ada pengaruh signifikan antara belanja pemerintah tingkat

kemiskinan di Indonesia.

d) Ada pengaruh signifikan antara investasi terhadap tingkat kemiskinan

di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

100

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Menurut

Arikanto (2010: 17), penelitian ex post facto atau penelitian variabel masa

lalu adalah penelitian tentang variable yang kejadiannya sudah terjadi

sebelum penelitian dilaksanakan.

Menurut Nazir (2014:60), penelitian ex post facto adalah

penyelidikan secara empiris yang sistematik, dimana peneliti, tidak

mempunyai kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas (independent

variabels) karena manifestasi fenomena telah terjadi atau karena fenomena

sukar dimanipulasikan. Inferensi tentang hubungan antarvariabel dibuat tanpa

intervensi langsung tetapi dari variasi yang seiring (concomitant variation)

dari variabel bebas dengan variabel dependen (Kerlinger, 1973 dalam

Kuncoro 2014: 60). Secara explanasinya, penelitian ini termasuk penelitian

asosiatif, karena studi ini menguraikan pengaruh tingkat pertumbuhan

ekonomi, pengangguran, dan investasi terhadap tingkat kemiskinan di

Indonesia.

B. Sumber dan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder, yaitu data yang tidak dihimpun secara langsung, tetapi diperoleh

dari pihak kedua (Riduan : 2004, dalam Barika : 2013). Penelitian ini

menggunakan data sekunder dari publiksi Badan Pusat Statistik (BPS), Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

101

Bank Indonesia (BI), data BAPPENAS dan Data BPKM yang dikumpulkan

adalah meliputi data kemiskinan, Pertumbuhan ekonomi, data pengangguran,

belanja pemerintah dan data investasi. Jangka waktu data yang digunakan

adalah tahun 1995 sampai dengan 2014.

Jenis data adalah data time series (runtun waktu). Data Time Series

adalah data yang menggambarkan suatu perkembangan dari waktu ke waktu

atau periode secara historis.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS), instansi, lembaga atau sumber-

sumber lain yang relevan. Data yang terkumpul kemudian diolah dan

dianalisi secara kuantitatif regresi berganda.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif, yaitu

analisis regresi berganda (multiple regresion analisys). Analisis data

dilakukan dengan menguji secara statistik variabel-variabel dengan bantuan

perangkat lunak. Dari analisis diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel terikat dengan variabel bebas. Menurut

Sugiyono (2012: 275), analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila

peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor

prediktor dimanipulasi (naik turunkan nilainya).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

102

Menurut Gujarati, 1999 (dalam Noor (2014:62), analisis regresi

berkenaan dengan studi ketergantungan satu variable, variabel tak bebas pada

satu atau lebih variable lain, variable yang menjelaskan (explanatory

variabels), dengan maskud menaksir dan atau meramalkan nilai rata-rata

hitung (mean) atau rata-rata (populasi) variabel tak bebas, dipandang dari segi

nilai yang diketahui atau tetap. Menurut Noor (2014), analisis regresi

bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh secara kuantitatif dari

perubahan nilai X terhadap perubahan nilai Y. Dengan kata lain, nilai variabel

X dapat memperkirakan/memprediksi nilai variabel Y.

Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel

independennya minimal 2. Jadi, model regresi pada penelitian ini adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

keterangan :

a = Konstanta

Y = Tingkat Kemiskinan

X1 = Pertumbuhan ekonomi

X2 = Pengangguran

X3 = Investasi

e = Standar error

Teknik analisis data regresi linier berganda dapat dilakukan dengan

melakukan uji prasyarat dan uji asumsi klasik, serta pengujian hipotesis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

103

E. Uji Prasyarat

Dalam analisis regresi linear berganda perlu dilakukan uji prasyarat, untuk

mengetahui persamaan regresi yang diperoleh benar-benar dapat digunakan

untuk memprediksi variabel dependen.

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi

data bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang

mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni data tersebut tidak

menceng kiri atau meceng kanan (Santoso 2002:34).

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi, nilai residu dari regresi mepunyai distribusi yang normal

(Santoso, 2010:210). Salah Satu asumsi untuk menganalisis statistika

adalah residual yang terdistribusi normal. Penggunaan uji normalitas

bertujuan untuk melihat kenormalan distribusi residual dalam model

regresi. Pengujian normalitas yang umum digunakan adalah uji

kolmogrov smirnov.

Kriteria yang digunakan dalam mengetahui data yang digunakan

tersebut normal atau tidak adalah : Apabila perhitungan Klomogrov

Smirnov lebih besar dari probabilitas (0,05), maka data berdistribusi

normal. Apa bila Kolmogrov Smirnov lebih kecil dari probabilitas (0,05),

maka data tidak berdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

104

2. Uji Linearitas

Linearitas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam

range variabel independen tertentu (Santoso 2002:43).

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Uji tersebut digunakan

sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear (Kasmadi dan

Sunariah. 2013).

Kriteria penerimaan data, variabel mempunyai hubungan linier

atau tidak adalah :

apabila probabilitas Fh lebih kecil dari tingkat signifikasi 0,05 maka

hubungan data linier. Sedangkan apabila nilai probabilitas Fh lebih

besar dari tingkat signifikasi 0,05 maka hubungan tidak linier.

Apabila nilai Fh > Ft maka hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat linier, sedangkan apabila nilai Fh < Ft maka hubungan

anatara variabel bebas dan variabel terikat tidak linier.

F. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan model regresi yang dapat digunakan, maka perlu

dilakukan pengujian apakah ada tidaknya penyimpangan terhadap uji asumsi

klasik. Adapun uji asumsi klasik sebagai berikut :

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi

ditemukan korelasi antara variable bebas yang kuat/tinggi. Untuk menguji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

105

adanya kolinearitas ganda digunakan uji VIF dan Tolarence (Noor,

2014:63).

Kriteria untuk mengetahui apakah terjadi tidaknya multikolinearitas

adalah: Jika VIF lebih besar dari 5, maka terjadi multikolinearitas. Jika

VIF lebih kecil dari 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.

b. Uji Heteroskedasitas

Menurut Noor (2014:64), tujuan uji ini adalah untuk mengetahui

apakah dalam model regresi terdapat kesamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedasitas adalah melihat grafik plot antara nilai prediksi variable

terikat (Zpred) dengan residualnya (SRESID).

c. Ujin Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi

linier ada korelasi pada periode saat ini dengan periode sebelumnya.

Prasyarat analisis auto korelasi artinya prasyarat ini menginginkan model

yang digunakan secara tepat mengambarkan rata-rata variable terikat

dalam setiap observasi (Noor, 2014:63). Uji Auto korelasi dapat dilihat

dengan nilai DW (Durbin-Watson).

G. Pengujian Hipotesis

Hipotesis meruapakan jawaban atau dugaan sementara yang dibuat

berdasarkan teori-teori yang ada mengenai adanya hubungan antara varaiabel

bebas dan variabel terikat. Hipotesis yang dirumuskan adalah Hipotesis nol

(H0) dan Hipotesis aliternatif (Ha). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

106

menggunakan Uji F dan Uji T, bertujuan untuk menguji signifikasi pengaruh

variabel bebas (Pertumbuhan ekonomi, pengngguran, belanja pemerintah, dan

investasi) terhadap variabel terikat (tingkat kemiskinan).

1. Rumusan Hipotesis

a) Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di

Indonesia tahun 1995-2014

H0 : Pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap

tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014

Ha : Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

b) Pengaruh pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun

1995-2014

H0 : Pengangguran tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Ha : Pengangguran berpengaruh signifikan terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014

c) Pengaruh belanja pemerintah terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia

tahun 1995-2014

H0 : Belanja pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014

Ha : Belanja pemerintah berpengaruh signifikan terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

107

d) Pengaruh investasi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun

1995-2014.

H0 : Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014

Ha : Investasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di

Indonesia tahun 1995-2014.

2. Uji Keterandalan Model (Uji F)

Uji keterandalan model atau uji kelayakan model (Uji F) merupakan

tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau

tidak. Layak (andal) adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk

menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nama uji ini disebut sebagai Uji F, karena mengikuti distribusi F yang

kriteria pengujiannya seperti One Way Anova. Uji F dilakukan dengan

membandingkan antara F tabel dan F hitung, dengan taraf signifikasi 5 %.

H0 : Tidak ada pengaruh yang siginifikan antara pertumbuhan

ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah dan investasi terhadap

tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Ha : Terdapat pengaruh yang siginifikan antara pertumbuhan

ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah dan investasi terhadap

tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F adalah :

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

108

3. Uji Koefisien Regresi (Uji T)

Uji T dalam regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji apakah

parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk

mengestimasi persamaan/model regresi linear berganda sudah merupakan

parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter

tersebut mampu menjelaskan perilaku variabel bebas dalam

mempengaruhi variabel terikatnya. Parameter yang diestimasi dalam

regres linear meliputi intersep (konstanta) dan slope (koefisien dalam

persamaan linier). Pada bagian ini, uji t difokuskan pada parameter slope

(koefisien regresi) saja. Jadi uji t yang dimaksud adalah uji koefisien

regresi.

H0 : Tidak ada pengaruh yang siginifikan antara pertumbuhan

ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah dan investasi terhadap

tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Ha : Terdapat pengaruh yang siginifikan antara pertumbuhan

ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah dan investasi terhadap

tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t adalah :

a. Dengan membandingkan nilai T hitung dan T tabel :

Jika thitung > ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika thitung < ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

b. Dengan membandingkan angka probabilitas signifikansi

Jika angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima

dan Ha ditolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

109

Jika angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan

Ha diterima.

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat

digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua

variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang

dihasilkan (Algifari, 2011:45). Koefisien determinasi menjelaskan variasi

pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat

pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh R-Square.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

110

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV akan dibahas mengenai hasil penelitian yang meliputi

deskripsi data, pembahasan hasil penelitian, dan akan dibahas mengenai analisis

data setelah diolah menggunakan software SPSS 16.0 dengan model regresi

berganda.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia meningkat. Jumlah

penduduk Indonesia yang mencapai 252,4 juta jiwa (BPS tahun 2014)

akan menjadi penghambat pembangunan dan menambah kemiskinan di

Indonesia. Sehingga perlu penanganan dari berbagai pihak terutama

pemerintah untuk menanggulangi lonjakan laju pertumbuhan dan

pengentasan kemiskinan.

Data penelitian seluruhnya merupakan data sekunder yang

diperoleh melalui proses pencatatan dari instansi yang terkait dengan

penelitian ini. Data yang diperoleh publikasi data BPS (Badan Pusat

Statistik), BI (Bank Indonesia), BPKM, dan instasi lainnya.

Untuk mendeskripsikan dan menguji data variabel bebas dan variabel

terikat digunakan data tingkat kemiskinan, pertumbuhan ekonomi,

pengangguran, belanja pemerintah, dan investasi di Indonesai periode

tahun 1995-2014. Pada bagian ini akan disajikan deskripsi data dari tiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

111

tiap variabel yang diperoleh. berikut disajikan data secara rinci dari setiap

variabel.

a. Deskripsi Kemiskinan

Kemiskinan dalam penelitian ini dilihat dari persentase penduduk

miskin di Indonesia tahun 1995-2014. Pada Gambar 4.1, secara umum

persentase tingkat kemiskinan di Indonesia cenderung mengalami

penurunan setiap tahunnya, walaupun pada beberapa tahun tertentu

mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 1997, 1998, 1999 dan tahun

2006. Peningkatan persentase jumlah penduduk pada Tahun 1997

sampai tahun 1999 terjadi karena krisis ekonomi global dan juga krisis

moneter yang dialami oleh bangsa Indonesia pada saat itu, serta harga

barang-barang kebutuhan pokok selama periode tersebut naik tinggi,

hal ini ditandai dengan tingkat inflasi yang tinggi pada periode

tersebut. Dengan keadaan tersebut, banyak penduduk yang tergolong

tidak miskin namum penghasilannya berada disekitar garis

kemiskinan banyak yang bergeser posisinya menjadi miskin.

Peningkatan persentase penduduk miskin selama 2005 sampai 2006

juga terjadi karena harga barang-barang kebutuhan pokok yang tinggi

sehingga penduduk yang tergolong tidak miskin namun penghasilnya

berada disekitar garis kemiskinan banyak yang bergeser posisinya

menjadi miskin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

112

Tabel 4.1 : Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 1995 – 2014

Tahun Kemiskinan (%)

1995 11,70

1996 11,30

1997 17,47

1998 24,20

1999 23,43

2000 19,14

2001 18,41

2002 18,20

2003 17,42

2004 16,66

2005 15,97

2006 17,75

2007 16,58

2008 15,42

2009 14,15

2010 13,30

2011 12,50

2012 12,00

2013 11,40

2014 11,20

Sumber : Statistik Indonesia, BPS (Badan Pusat Statistik)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

113

Gambar 4.1 : Persentase Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 1995-2014.

Setelah mengalami kenaikan pada tahun 1997 sampai tahun

1999 selanjutnya cenderung menurun dan pada tahun 2006 tingkat

kemiskinan meningkat lagi, setelah tahun 2006 sampai tahun 2014

tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke

tahun, walaupun tingkat kemiskinan masih tinggi. Hal ini tidak

terlepas dari berbagai upaya dan kebijakan pemerintah untuk

mengentaskan kemiskinan di Indonesia melalui program

penanggulangan kemiskinan yang anggarannya selalu naik dari tahun

ke tahun.

b. Deskripsi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan output dalam jangka

penjang yang diukur dengan memperhatikan pertumbuhan Produk

Domestik Bruto (PDB) dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi

berperan penting dalam program pembangunan yang dirancang untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

114

mengentaskan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan

pemerataan distribusi pendapatan harus dipisahkan sebagai tujuan-

tujuan pembangunan. Kedua hal tersebut kadang tidak bisa tumbuh

secara bersama-sama, pertumbuhan ekonomi yang tinggi belumtentu

menjamin distribusi pendapatan yang lebih baik (Todaro 2000:211).

Pertumbuhan ekonomi dapat digunakan sebagai indikator

kesejahteraan penduduk suatu negara, semakin tinggi pertumbuhan

ekonomi maka sektor riil di dalam negara tersebut juga mengalami

peningkatan. Pertumbuhan ekonomi yang baik adalah pertumbuhan

ekonomi yang menyerap tenaga kerja dan mengurangi jumlah

kemiskinan.

Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 1995-2014.

Gambar 4.2 : Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1995-2014.

Kondisi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai tahun 1995-

2014 cenderung meningkat, namun pada beberapa periode tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

115

perekomian menurun bahkan pada tahun 1998 tingkat perekonomian

Indonesia bernilai negatif. Pertubuhan ekonomi tertinggi pada tahun

2007, hal ini karena terutama didorong oleh konsumsi dan

peningkatan ekspor serta didukung dengan membaiknya iklim

investasi.

c. Deskripsi Pengangguran

Pengangguran adalah seseorang yang termasuk angkatan kerja yang

tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang

mempersiapkan suatu usaha (BPS). Masalah utama dan mendasar

dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah pengangguran

yang tinggi. Indonesia dengan pertambahan jumlah penduduk yang

banyak sehingga dapat menimbulkan tenaga kerja yang banyak pula.

Halk ini disebabkan karena pertambahan tanaga kerja baru lebih besar

dibandingkan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Dengan

keadaan seperti ini apabila tidak dibarengi terbukanya lowongan

pekerjaan maka angka pengangguran semakin tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

116

Data jumlah pengangguran di Indonesia tahun 1995-2014.

Gambar 4.3 : Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 1995-2014.

Tingkat pengangguran di Indonesia tahun 1995 sampai 2005

cenderung meningkat, sedangkan setelah tahun 2005 tingkat

pengangguran cenderung menurun. Hal ini tidak lepas dari

ketersediaan lapangan pekerjaan dan juga kebijakan yang diterapkan

oleh pemerintah.

d. Deskripsi Belanja Pemerintah

Belanja pemerintah ditujukkan untuk menajemen pemenuhan

kebutuhan publik. Pemerintah adalah pihak yang mewakili dan

menjalankan tugas dan fungsi negara dalam menciptakan

kesejahteraan masyarakat. Belanja pemeritah idealnya bukan besaran

atau volumenya saja yang penting tetapi ketepatan penggunaannya,

apakah dapat merangsang aktivitas ekonomi di masyarakat sehingga

berkontribusi bagi kesejahteraan publik (Noor 2015). Pemerintah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

117

harus mampu menjalankan fungsinya yaitu pengalokasi, disrtributor,

dan statbilitator untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.

Oleh karena itu APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)

harus direncanakan dan digunakan ecara efisien dan tepat sasaran.

Belanja pemerintah menurut fungsi tahun 1995-2014.

Gambar 4.4 : Belanja Pemerintah di Indonesia Tahun 1995-2014.

Berdasarkan data di atas, belanja pemerintah setiap tahunnya

cenderung meningkat. Peningkatan belanja pemerintah ini merupakan

kebijakan pemerintah yang fokus untuk memperbaiki kesejahteraan

rakyat dan juga golongan miskin bisa berpartisipasi dalam APBN.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

118

e. Deskripsi Investasi di Indonesia

Investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumber

daya (resorce) saat ini (sekarang), dengan harapan mendapatkan

manfaat dikemudian hari (masa datang). Investasi dilakukan untuk

memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat baik individu, kelompok,

dan bahkan negara. Dengan demikian, investasi diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat, berupa sumber pendapatan untuk

membeli barang dan jasa yang diperlukan (Noor 2015). Dengan

adanya investasi di dalam suatu negara maka terjadi peningkatan

modal yang dimiliki negara tersebut dan terjadi peningkatan

penyediaan perlengkapan produksi yang dapat meningkatkan hasil

produksi. Semakin tinggi hasil produksi maka pendapatan suatu

negara akan meningkat sehingga akan mengakibatkan pendapatan

semakin meningkat dan kesejahteraan meningkat pula.

Gambar 4.5 : Investasi di Indonesia Tahun 1995-2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

119

Berdasarakan grafik diatas, tingkat investasi di Indonesia setiap

tahunnya naik turun, hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi di

Indonsia pada periode 1995-2014 tidak stabil. Pada tahun 2013

merupakan tahun dimana nilai investasi di Indonesia mencapai

puncaknya dan pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya.

2. Analisis Data

a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual

terdistribusi normal atau tidak. Untuk menentukan data berdistribusi

normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada output

(SPSS 16.00) dibawah ini :

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 20

Normal Parameters

a

Mean .0000000

Std. Deviation 1.90714392

Most Extreme Differences

Absolute .139

Positive .138

Negative -.139

Kolmogorov-Smirnov Z .623

Asymp. Sig. (2-tailed) .832

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan output (SPSS 16.0) diatas, diketahui bahwa

nilai Asymp Sig. (2-tailed) adalah 0,832, sehingga nilai Asymp sig

(2-tailed) lebih besar dari nila signifikasi (0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa data dan residu berdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

120

2) Uji Linearitas

Uji lineartitas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel

bebas dan terikat mempunyai hubungan linear atau tidak. Hasil

pengujian linearitas dapat dilihat pada output (SPSS 16.00) dibawah

ini :

Tabel 4.3

Uji Linearitas ANOVA

b

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 205.775 4 51.444 11.166 .000a

Residual 69.107 15 4.607

Total 274.882 19

a. Predictors: (Constant), Investasi (PMA & PMDN), Jumlah Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pemerintah

b. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

Berdasarkan output diatas, diperoleh F hitung sebesar 11,16 dengan

probabilitas sebesar 0,000. Hasil F Hitung tersebut kemudian dibandingkan

dengan F tabel dengan menggunakan taraf signifikasi 0,05, sehingga

diperoleh F tabel sebesar 2,71. Jadi, F hitung (11,16) > F tabel (2,71)

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi,

pengangguran, belanja pemerintah dan investasi memiliki hubungan yang

linear dengan variabel tingkat kemiskinan.

Nilai prob F hitung (signifikansi) pada tabel diatas nilainya 0,000

lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (5 persen) sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi linear yang diestimasi layak digunakan

untuk menjelaskan pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran, belanja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

121

pemerintah dan investasi terhadap tingkat kemiskinan di Indoenesia tahun

1995-2014.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel bebas

(independen). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel

Coefficients.

Tabel 4.4

Uji Multikolinearitas Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 15.388 2.207 6.973 .000

Pertumbuhan Ekonomi -.527 .128 -.596 -4.119 .001 .800 1.250

Pengangguran .613 .237 .378 2.583 .021 .781 1.280

Belanja Pemerintah -6.890E-12 .000 -.648 -2.747 .015 .301 3.319

Investasi (PMA & PMDN) 6.807E-12 .000 .174 .795 .439 .350 2.856

a. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

Pengujian multikolinearitas untuk data variabel bebas adalah,

sebabai berikut :

a. Pertumbuhan Ekonomi (X1)

Dari hasil output di atas (Collinearity Statistic) variabel

pertumbuhan ekonomi diperoleh Nilai VIF (variance inflation

faktor) sebesar 1,250, yang berarti VIF < 5. Berdasarkan hasil

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan

ekonomi tidak mempunyai korelasi dengan variabel lainnya .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

122

Dengan kata lain pada variabel pertumbuhan ekonomi tidak

terjadi multikolinearitas.

b. Pengangguran (X2)

Dari hasil output di atas (Collinearity Statistic) variabel

pengangguran diperoleh Nilai VIF (variance inflation faktor)

sebesar 1,280, yang berarti VIF < 5. Berdasarkan hasil tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa variabel pengangguran tidak

mempunyai korelasi dengan variabel lainnya . Dengan kata lain

pada variabel pengangguran tidak terjadi multikolinearitas

c. Belanja Pemerintah (X3)

Dari hasil output di atas (Collinearity Statistic) variabel belanja

pemerintah diperoleh Nilai VIF (variance inflation faktor)

sebesar 3,319, yang berarti VIF < 5. Berdasarkan hasil tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa variabel belanja pemerintah

tidak mempunyai korelasi dengan variabel lainnya . Dengan

kata lain pada variabel belanja pemerintah tidak terjadi

multikolinearitas.

d. Investasi (X4)

Dari hasil output di atas (Collinearity Statistic) variabel

investasi diperoleh Nilai VIF (variance inflation faktor) sebesar

2,856 yang berarti VIF < 5. Berdasarkan hasil tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa variabel investasi tidak mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

123

korelasi dengan variabel lainnya . Dengan kata lain pada

variabel investasi tidak terjadi multikolinearitas.

Syarat adanya multikolinearitas adalah nilai VIF lebih

besar dari 5. Karena nilai VIF dari keempat variabel tidak ada yang

lebih besar dari 5. Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa

dari 4 (empat) variabel bebas (pertumbuhan ekonomi,

pengngguran, belanja pemerintah, dan investasi) tidak mengalami

multikolinearitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk meguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas

dilakukan dengan membuat scatterplot (alur sebaran) antara

residual dan nilai prediksi dari variabel terikat yang telah

distandarlisasi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada

gambar scatterplot, seperti pada gambar berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

124

Gambar 4.6 : Uji Heteroskedatisitas

Dari gambar di atas terlihat bahwa sebaran titik tidak membentuk

tidak membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga dapat

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain

terjadi homoskedastisitas. Asumsi klasik tentang heteroskedastisitas

dalam model ini terpenuhi, yaitu bebas dari heteroskedastisitas.

Uji ini (scatterplot) rentan kesalahan dalam penarikan

kesimpulannya. Hal ini dikarenakan penentuan ada tidaknya

pola/alur atas titik yang ada digambar sangat bersifat subjektif.

3) Uji Autokorelasi

Data yang digunakan untuk mengistemasi model regresi linear

merupakan data time series maka diperlukan adanya uju asumsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

125

bebas dari autokorelasi. Hasil uji korelasi, dapat dilihat pada tabel

Model Summary kolom terakhir yaitu Durbin-Watson.

Tabel 4.5

Uji Autokorelasi Model Summary

b

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .865a .749 .682 2.14642 1.401

a. Predictors: (Constant), Investasi (PMA & PMDN), Jumlah

Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pemerintah

b. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

Nilai durbin-Watson yang tertera pada output SPSS disebut

dengan DW Hitung. Angka ini aka dibandingkan dengan kirteria

penerimaan atau penolakan yang akan dibuat dengan nilai dL dan du

ditentukan berdasarkan jumlah variabel bebas dalam model regresi

(k) dan jumlah sampelnya (n). Nilai dL dan du dapat dilihat pada

tabel DW dengan tingkat signifikasi (error) 5 % (α = 0,05).

Jumlah Variabel bebas : k = 4

Jumlah Sampel : n = 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

126

Tabel Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai dl = 0,8943 dan nilai

du = 1,8283 sehingga dapat ditentukan kirteria terjadi tidaknya

autokorelasi seperti yang telihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.7 : Uji Auto Korelasi

Nilai Dubin-Watson hitung sebesar 1,401 lebih kecil dari

1,8283 dan lebih kecil dari 2,481 yang artinya berada pada daerah

ragu-ragu dan tidak ada autokorelasi. Sehingga disimpulkan bahwa

dalam model regresi tidak terjadi auto korelasi.

Autokorelasi

Postif

Ragu-

ragu

Ragu-

ragu

Tidak ada

autokorelasi

Autokorelasi

negatif

4-dl = 3,157 4- du = 2,1717

4

du = 1,8283 dl = 0,8943

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

127

c. Uji Kelayakan Model

Uji Kelayakan moel atau uji statistik dalam penelitian ini meliputi Uji

Keterandalan Model (Uji F), Uji koefisien Regresi (Uji T), dan Koefisien

Determinasi (R2)

.

1) Uji Keterandalan Model (Uji F)

Pengujian terhadap variabel independen di dalam model dapat

dilakukan dengan uji simultan (Uji F). Uji F statistik pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen.

Dari regresi pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran, belanja

pemerintah dan investasi terhadap tingkat kemiskinan di Indoenesia

tahun 1995-2014 yang menggunakan taraf keyakinan 95 persen (α = 5

persen).

H0 : Tidak ada pengaruh yang siginifikan antara pertumbuhan

ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah dan investasi terhadap

tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Ha : Terdapat pengaruh yang siginifikan antara pertumbuhan ekonomi,

pengangguran, belanja pemerintah dan investasi terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

128

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikat.

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

semua variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat.

Hasil uji F dapat dilihat pada tabel ANOVA pada hasil output SPSS.

Tabel 4.7

hasil analisis Uji Simultan (Uji F) ANOVA

a

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 205.775 4 51.444 11.166 .000b

Residual 69.107 15 4.607

Total 274.882 19

a. Predictors: (Constant), Investasi (PMA & PMDN), Jumlah Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pemerintah

b. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

Berdasarkan output di atas, diperoleh F hitung sebesar 11,16

dengan probabilitas sebesar 0,000. Hasil F Hitung tersebut kemudian

dibandingkan dengan F tabel dengan menggunakan taraf signifikasi

0,05, sehingga diperoleh F tabel sebesar 2,71. Jadi, F hitung lebih

besar dari F tabel (11,16) > 2,71), sehingga dapat disimpulkan bahwa

semua variabel bebas (pertumbuhan ekonomi, pengangguran, belanja

pemerintah dan investasi) secara simultan memiliki hubungan yang

signifikan dengan variabel tingkat kemiskinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

129

2) Uji Koefisien Regresi (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Dalam regresi pengaruh

pertumbuhan ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah dan

investasi terhadap tingkat kemiskinan di Indoenesia tahun 1995-2014,

dengan α = 0,05 (5 persen) dan degree of freedom (df) = 15 (n-k=20-

5), maka diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,753.

H0 : Tidak ada pengaruh yang siginifikan antara pertumbuhan

ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah dan investasi terhadap

tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Ha : Terdapat pengaruh yang siginifikan antara pertumbuhan ekonomi,

pengangguran, belanja pemerintah dan investasi terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.

Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t adalah :

Dengan membandingkan nilai T hitung dan T tabel :

Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

variabel bebas secara individual berpengaruh siginifikan

terhadap variabel terikat.

Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

variabel bebas secara individual tidak berpengaruh siginifikan

terhadap variabel terikat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

130

Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel Coefficients.

Tabel 4.8

Hasil analisis Uji T Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 15.388 2.207 6.973 .000

Pertumbuhan Ekonomi -.527 .128 -.596 -4.119 .001

Pengangguran .613 .237 .378 2.583 .021

Belanja Pemerintah -6.890E-12 .000 -.648 -2.747 .015

Investasi (PMA & PMDN) 6.807E-12 .000 .174 .795 .439

a. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

Berdasarkan uji T pada outpu SPSS (Versi 16.00) diatas, maka hasil

uji analisis uji T akan dijelaskan sebabagi berikut :

a. Pertumbuhan Ekonomi

Hasil analisis Uji T untuk variabel pertumbuhan ekonomi

diperoleh nila t hitung sebesar -4,119 < T tabel 1,753 dengan

siginifikasi sebesar 0,001 < 0,05. Variabel pertumbuhan ekonomi

memiliki koefisien Beta sebesar -0,527, artinya jika pertumbuhan

ekonomi naik satu satuan, maka tingkat kemiskinan menurun

sebesar -0,527 satuan. Hal ini berarti bahwa variabel pertumbuhan

ekonomi mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia pada periode 1995-2014 dengan memiliki

hubungan yang negatif.

b. Pengangguran

Hasil analisis Uji T untuk variabel pengangguran diperoleh nila t

hitung sebesar 2,583 > 1,753 (T tabel) dengan siginifikasi sebesar

0,21 < 0,05, maka H0 ditolak. Variabel pengangguran memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

131

koefisien Beta sebesar 0,613, artinya jika pengangguran naik satu

satuan, maka tingkat kemiskinan naik sebesar 0,613 satuan. Hal ini

berarti bahwa variabel pengangguran mempunyai pengaruh positif

dan siginifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia pada

periode 1995-2014. Hasil Uji T ini mendukung hipotesis

penelitian yang menyatakan bahwa pengangguran berpengaruh

positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia

tahun 1995-2014.

c. Belanja Pemerintah

Hasil analisis Uji T untuk variabel belanja pemerintah diperoleh

nila t hitung sebesar -2,747 < T tabel 1,753 dengan siginifikasi

sebesar 0,15. Variabel belanja pemerintah memiliki koefisien Beta

sebesar -6,890, artinya jika belanja pemeritah naik satu satuan,

maka tingkat kemiskinan menurun sebesar -6,890 satuan. Hal ini

berarti bahwa variabel belanja pemerintah mempunyai pengaruh

negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia

pada periode 1995-2014.

d. Investasi

Hasil analisis Uji T untuk variabel investasi diperoleh nila t hitung

sebesar 0,795 < 1,753 (T tabel). Variabel investasi memiliki

koefisien Beta sebesar 6,807 dengan nilai siginifikasi sebesar

0,439 > 0,05, maka H0 diterima. Dengan demikian dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

132

disimpulkan bahwa investasi tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap tingkat kemiskinan tahun 1995-2014.

3) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan sebagai

proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh R-Square.

Tabel 4.9

R-Square Model Summary

b

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .865a .749 .682 2.14642 1.401

a. Predictors: (Constant), Investasi (PMA & PMDN), Jumlah Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pemerintah

b. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

Nilai R-Square sebesar 0,749 menunjukkaan bahwa

proporsi pengaruh variabel pertumbuhan ekonomi, pengangguran,

belanja, dan investasi terhadap kemiskinan sebesar 74,9 persen.

Artinya variabel pertumbuhan ekonomi, pengangguran, belanja,

dan investasi mempunyai pengaruh terhadap kemiskinan sebesar

75 persen, sedangkan sisanya 25,1 persen dipengaruhi oleh

variabel yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

133

B. Pembahasan

Tabel Coefficients pada hasil olahan data output SPSS.

Tabel 4.10

Coefficients Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 15.388 2.207 6.973 .000

Pertumbuhan Ekonomi -.527 .128 -.596 -4.119 .001 .800 1.250

Pengangguran .613 .237 .378 2.583 .021 .781 1.280

Belanja Pemerintah -6.890E-12 .000 -.648 -2.747 .015 .301 3.319

Investasi (PMA & PMDN) 6.807E-12 .000 .174 .795 .439 .350 2.856

a. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

Model regresi linear berganda:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Y = 15,3888 + (-0,527) + 0,613 + (-6,890) + 6,807 + e

Koefisien regresi untuk variabel pertumbuhan ekonomi sebesar -0,527,

variabel pengangguran sebesar 0,613, variabel belanja pemerintah sebesar

-6,890, dan variabel investasi sebesar 6,807. Interpetasi hasil regresi

pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah, dan

investasi terhadap tingkat kemiskinan Indonesia tahun 1995-2014, sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

134

1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di

Indonesia Tahun 1995-2014.

Pada hipotesis pertama mengatakan bahwa ada pengaruh signifikan

antara pertumbuhan ekonomi terhadap tingakt kemiskinan di Indonesia

tahun 1995-2014. Dari hasil olahan data (SPSS versi 16.00), koefisien

regresi variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan

dengan koefisien negatif sebesar -0,527 dan t hitung sebesar -4,119

terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014. Hal ini

menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh dan

signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia dengan memiliki hubungan

yang negatif.

Menurut Todaro (2000:211), meskipun laju pertumbuhan ekonomi

tidak secara otomatis memberi jawaban atas berbagai macam pertanyaan

dan masalah kesejahteraan, namun hal tersebut tetap merupakan unsur

penting dalam program pembangunanyang dirancang untuk mengentaskan

kemiskinan. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ekonom telah

mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi berperan penting dalam penurunan

tingkat kemiskinan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan

pemerataan distribusi pendapatan harus dipisahkan sebagai tujuan-tujuan

pembangunan. Kedua hal tersebut kadang tidak bisa secara bersama-sama

tumbuh, pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu menjamin

distribusi pendapatan yang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

135

Menurut Todaro (2000:212), Pertumbuhan ekonomi yang cepat

dan distribusi pendapatan yang lebih merata bisa saja sekaligus diraih, dan

nada beberapa Negara yang mampu membuktikannya. Pertumbuhan

ekonomi dan distribusi pendapatan harus berjalan secara bersama-sama.

Pilihan yang diambil adalah bukan strategi pembangunan yang

memaksimalkan pertumbuhan ekonomi yang cepat, yang hasilnya hanya

dinikmati oleh segelintir orang kaya di dalam suatu negara tertentu atau

bukan juga strategi yang menitikberatkan pada distribusi pendapatan yang

lebih merata, tetapi kedua hal tersebut penting untuk diraih secara

bersama-sama.

Tabel 4.11 : Tingkat Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi

Tahun Kemiskinan (%) Pertumbuhan Ekonomi (%)

1995 11,70 4,7

1996 11,30 7,8

1997 17,47 4,7

1998 24,20 -13

1999 23,43 0,8

2000 19,14 4,9

2001 18,41 3,5

2002 18,20 4,4

2003 17,42 4,8

2004 16,66 5

2005 15,97 5,7

2006 17,75 5,5

2007 16,58 6,3

2008 15,42 6,1

2009 14,15 4,6

2010 13,30 6

2011 12,50 6,1

2012 12,00 6,2

2013 11,40 5,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

136

2014 11,20 5,06

Sumber : BPS (data diolah)

Tingkat kemiskinan di Indonesia setiap tahunnya cenderung

menurun tetapi masih tetap tinggi. Tingkat kemiskinan tertinggi terjadi

pada tahun 1998 sebesar 24,20 persen. Hal ini terjadi karena pada tahun

1998 terjadi krisis moneter dan inflasi yang tinggi. Nilai tukar rupiah yang

merosot dengan cepat dan juga harga barang yang naik. Dengan keadaan

tersebut, banyak perusahaan yang gulung tikar karena tidak mampu

beroperasi lagi sehingga banyak masyarakat menjadi menganggur yang

akan berdampak pada pendapatan masyarakat yang semakin menurun.

Krisis moneter pada tahun 1998 juga berpengaruh pada pertumbuhan

ekonomi yang bernilai negative sebesar -13,0 persen dari tahun

sebelumnya sebesar 4,7 persen sehingga berdampak pada tingkat

kemiskinan yang tinggi..

Pada tahun 2014 tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 11,20

persen dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen. Tingkat

kemiskinan sebesar 11, 20 persen pada tahun 2014 mengalami penurunan

dari tahun sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 11,40 persen.

Hasil dari olahan data dari penelitian ini, sesuai dengan hipotesis

penelitian yang menyatakan ada pengaruh dan siginifikan pertumbuhan

ekonomi terhadap kemiskinan di Indonesia selama tahun 1995-2014. Hal

ini berarti, apabila terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 1

persen maka terjadi penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,527 persen.

Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang ada, menyatakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

137

pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kemiskinan.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi

mempunyai pengaruh siginifikan terhadap tingkat kemiskinan di

Indonesia. Hal ini sesuai dengan teori yang ada. Apabila pertumbuhan

ekonomi meningkat maka pendapatan masyarakat meningkat sehingga

akan berdampak pada kemiskinan yang menurun.

2. Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia

Tahun 1995-2014.

Koefisien regresi variabel pengangguran bernilai positif dan

signifikan dengan nilai koefisien sebesar 0,613 terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014. Hal ini menunjukkan bahwa

apabila terjadi peningkatan pengangguran sebesar 1 persen maka terjadi

peningkatan kemiskinan sebesar 0,613 persen. Berdasarkan hasil tersebut,

maka dapat dismpulkan bahwa pengangguran berpengaruh positf dan

signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.

Tabel 4.12 : Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran

Tahun Kemiskinan (%) Pengangguran 1995 11,70 3,80 1996 11,30 4,28 1997 17,47 4,18 1998 24,20 5,05 1999 23,43 6,03 2000 19,14 5,81 2001 18,41 8,01 2002 18,20 9,13 2003 17,42 9,94 2004 16,66 10,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

138

2005 15,97 11,90 2006 17,75 10,93 2007 16,58 10,01 2008 15,42 9,39 2009 14,15 8,96 2010 13,30 8,32 2011 12,50 7,70 2012 12,00 7,24 2013 11,40 7,39 2014 11,20 7,45

Sumber : BPS (data diolah)

Menurut Todaro (1989:235), Penyediaan kesempatan kerja yang

lebih banyak dan luas untuk memecahkan masalah pengangguran

merupakan perjalanan yang panjang. Oleh karena itu ketenagakerjaan ini

harus dijadikan strategi utama dalam mengatasi kemiskinan. ada

hubungan erat antara tingkat pengangguran yang tinggi, kemiskinan yang

merajalela, dan ketidak merataan distribusi pendapatan. Sebagaian besar

didalamnya adalah mereka yang bekerja part time. Mereka yang bekerja

secara tetap di sektor pemerintah dan swasta termasuk dalam kelompok

berpendapatan menengah dan tinggi. Hal ini tidak bisa diartikan bahwa

setiap orang yang tidak bekerja adalah miskin atau mereka yang bekerja

“full time” relative berpenghsilan baik.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa salah

satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia adalah

pengangguran yang tinggi. Ketidaktersdiaannya lapangan pekerjaan yang

luas menyebabkan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah

sehingga akan menyebabkan peningkatan kemiskinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

139

3. Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di

Indonesia Tahun 1995-2014.

Koefisien regresi variabel belanja pemerintah bernilai negatif dan

signifikan dengan nilai koefisien sebesar -6,890E12 dengan nilai

signifikasni sebesar 0.015 terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun

1995-2014. Hal ini berarti, apabila terjadi peningkatan belanja pemerintah

sebesar 1 persen maka terjadi penurunan tingkat kemiskinan sebesar

6,890E12 persen.

Menurut Mankwiw (2006:61), pemerintah pusat membeli senjata,

peliuru kendali, dan jasa pegawai pemerintah. Pemerintah lokal membeli

buku-buku untuk perpustakaan, membagun gedung-gedung, dan

memperkerjakan para guru. Pemerintah disemua tingkat membuat jalan

dan pekerjaan publik lainnya.

Menurut Noor (2015:251), kesejahteraan publik sangat dipengaruhi

oleh aktivitas ekonomi yang terjadi di masyarakat. Negara, melalui belanja

Negara/pemerintah, dapat memicu aktivitas ekonomi di masyarakat.

Belanja Negara dituangkan dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara).

Menurut Noor (2015:252), belanja Negara, idelanya bukan besaran

dan volumenya saja yang penting, namun yang juga perlu diperhatikan

adalah ketepatan penggunaannya. Apakah dapat merangsang aktivitas

ekonomi di masyarakat sehingga berkontribusi bagi kesejahteraan public.

Sebagai contoh, dalam menyusun rencana belanja, dampak yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

140

ditimbulkan oleh belanja ini di masyarakat harus dipikirkan. Berdasarkan

uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belanja Negara atau pemerintah

berperan penting dalam pengentasan kemiskinan.

Tabel 4.13 : Tingkat Kemiskinan dan Belanja pemerintah

Tahun Kemiskinan (%) Belanja Pemerintah

(Rp)

1995 11,70 97.352.000.000

1996 11,30 99.973.800.000

1997 17,47 100.035.000.000

1998 24,20 84.658.100.000

1999 23,43 137.155.500.000

2000 19,14 221.500.000.000

2001 18,41 341.600.000.000

2002 18,20 322.200.000.000

2003 17,42 354.008.800.000

2004 16,66 374.351.300.000

2005 15,97 266.220.000.000

2006 17,75 427.598.000.000

2007 16,58 504.776.000.000

2008 15,42 573.431.000.000

2009 14,15 716.376.000.000

2010 13,30 725.243.000.000

2011 12,50 836.578.000.000

2012 12,00 964.997.000.000

2013 11,40 1.154.381.000.000

2014 11,20 1.249.943.000.000

Sumber : BPS (data diolah)

Belanja pemerintah setiap mengalami peningkatan setiap

tahunnnya. Pentingnya pengeluaran pemerintah yang dialokasikan untuk

mengatasi kemiskinan misalnya pengeluaran dalam sektor infrastruktur.

Berdasarkan hasil penelitian ini, sesuai dengan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh dan signifikan belanja pemerintah

terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia dari tahun 1995-2014, artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

141

semakin besar belanja pemerintah tingkat kemiskinan semakin menurun.

Dengan demikian, pemerintah perlu meningkatka belanjanya (misalnya

pengembangan infrastruktur) sehingga bisa mengurangi kemiskinan

berkurang.

Tingkat kemiskinan di Indonesia cenderung menurun tiap

tahunnya, tetapi msih tinggi. Perlu disadari bahwa penurunan tingkat

kemiskinan di Indonesia tergolong lambat. Sementara itu alokasi belanja

pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan terus meningkat dari

tahun ke tahun. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah mengupayakan

berbagai kebijakan untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

4. Pengaruh Investasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia

Tahun 1995-2014.

Koefisien regresi variabel Investasi bernilai positif dan tidak

signifikan dengan nilai koefisien sebesar 6,807E-12, dengan nilai

siginifikansi sebesar 0,439 terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia

tahun 1995-2014. Hal ini berarti, peningkatan investasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Hasil ini tidak sesuai

dengan hipotesis yang ada, menyatakan bahwa investasi berpengaruh dan

signifikan terhadap kemiskinan.

Menurut Noor (2015:48), investasi dilakukan untuk memenuhi

berbagai kebutuhan dan keinginan masyarakat, yaitu baik individu,

kelompok, bahkan negara. Dengan demikian, investasi diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat, berupa sumber nafkah atau pendapatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

142

untuk membeli barang dan jasa yang diperlukannya. Investasi juga

menghasilkan nilai tambah, yang meripakan balas jasa produksi, sekaligus

sebagai sumber pendapatan ataua kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan hasil analisis data, variabel investasi tidak

berpengaruh siginifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Hasil

penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori. Menurut Sukirno (2000),

kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan

pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

Kenaikan investasi menyebabkan pendapatan masyarakat naik dan

terbukanya lapangan pekerjaan yang lebih luas, sehingga akan

menurunkan tingkat kemiskinan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa

investasi mempunyai hubungan yang positif dan tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014. Hal

ini membuktikan bahwa kenaikan investasi mungkin saja mampu

menaikkan pendapatan nasional, membuka lapangan pekerjaan tetapi

tidak secara langsung dapat menurunkan angka kemiskinan.

Hal ini mungkin dikarenakan karena konsentrasi investasi.

Konsentrasi investasi merupakan sasaran atau target investasi itu sendiri.

Investasi kebanyak dilakukan oleh kelas menengah atas dan untuk

kepentingan mereka sendiri dan tidak memberikan pengaruh yang

siginifikan terhadap penduduk miskin. Investasi tidak berpengaruh

terhadap tingkat kemiskinan mungkin karena konsentarsi investasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

143

tersebut tidak berpihak pada keuntungan investor semata, dan tidak

melakukan investasi yang dapat membuat perekonomian masyarakat

meningkat.

Pembangunan di sektor infrastruktur merupakan sektor prioritas

dalam rangka mengatasi kemiskinan. Kurangnya infrastruktur di suatu

negara berdampak terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. Hal ini

karena kebijakan infrastruktur memberikan dampak positif terhadap

percepatan pertumbuhan sehingga akan mengurangi tingkat kemiskinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

144

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh variabel pertumbuhan

ekonomi, pengangguran, belanja pemerintah, dan investasi terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014. Berdasar hasil analisis data yang

telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun 1995

sampai dengan tahun 2014. Hal ini didasarkan pada koefisien regresi

variabel pertumbuhan ekonomi dengan koefisien negatif sebesar -0,527 dan

t hitung sebesar -4,119 < t tabel 1,753, terhadap tingkat kemiskinan di

Indonesia tahun 1995-2014, yang berarti koefisien regresi siginifikan dan

bernilai negatif.

2. Variabel pengangguran mempunyai pengaruh positif dan signifikan

mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun 1995 sampai

dengan tahun 2014. hal ini didasarakan pada koefisien regresi variabel

pengangguran bernilai positif dan signifikan dengan nilai koefisien sebesar

0,613 dan t hitung sebesar 2,583 > 1,753 (t tabel), terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014, yang berarti koefisien regresi

siginifikan.

3. Variabel belanja pemerintah mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun 1995 sampai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

145

tahun 2014. Hal ini didasarkan pada koefisien regresi variabel belanja

pemerintah bernilai negatif dan signifikan dengan nilai koefisien sebesar -

6,890E12 dan t hitung sebesar -2,747 < t tabel 1,753, terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014, yang berarti koefisien regresi

siginifikan dan bernilai negatif.

4. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel investasi tidak

berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun 1995-

2014. Hal ini didaarkan pada nilai koefisien sebesar 6,807E-12 dan t hitung

sebesar 0,439 < 1,753 (t tabel), terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia

tahun 1995-2014, yang berarti koefisien regresi tidak siginifikan.

B. Saran

Tingkat kemiskinan di Indonesia perlu kebijakan yang tepat khususnya

kebijakan mengenai ekonomi makro, sehingga tingkat kemiskinan di

Indonesia bisa berkurang. Maka dari itu pemerintah berserta lembaga-

lembaga negara lainnya harus bisa membuat kebijakan yang tepat sehingga

kebijakan tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat miskin. Untuk itu, ada

beberapa saran, yaitu :

1. Dalam rangka mengentaskan kemiskinan di Indonesia, pemerintah perlu

memperhatikan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang

meningkat akan menurunkan tingkat kemiskinan. Apabila pertumbuhan

ekonomi mengalami peningkatan maka pendapatan per kapita

masyarakat juga bertambah sehingga akan mengakibatkan peningkatan

kesejahteraan masyarakat untuk mengurangi kemiskinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

146

2. Dalam mengentaskan kemiskinan, pemerintah perlu mengambil kebijakan

moneter yaitu kebijakan ekspansif. Dalam hal ini kebijakan ekspansif

yaitu penurunan suku bunga sehingga akan membuat investasi meningkat

yang dapat memacu perluasan lapangan pekerjaan.

3. Pemerintah perlu meningkatkan kapasitas kementerian tenaga kerja untuk

mengembangkan mekanisme pengaturan tenaga kerja yang efesien.

Misalnya dengan menyediakan informasi lowongan pekerjaan bagi para

pencari pekerjaan (pengangguran).

4. Dalam hal mengentaskan kemiskinan, pemerintah perlu mengurangi

pengangguran melalui kebijakan fiskal yaitu dengan mengembangkan

atau meningkatkan belanja pemerintah yang menciptakan pekerjaan baru.

Misalnya pembangunan jembatan, jalan raya, rumah sakit, dan lain-lain.

5. Dalam mengentaskan kemiskinan, pemerintah harus memperhatikan

alokasi dari belanja pemerintah agar bisa digunakan sebaik mungkin

untuk kepentingan publik dan bisa membantu perekonomian masyarakat,

sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan.

6. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah perlu memasukkan variabel lain

selain ekonomi makro, yaitu faktor sosial seperti tingkat pendidikan,

pembangunan manusia, dan lain-lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

147

DAFTAR PUSTAKA

Adventuna S. Donny. 2012. Analisis Pengaruh PDRB, tingkat investasi dan

tingkat angkatan kerja terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Utara.

Skripsi. Malang:Universitas Brawijaya.

Algifari. 2011. Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi Dua. Yogyakarta:

BPFE

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogayakarta: STIE YKPN.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Astuti. 2015. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi,

Pendidikan dan Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk Miskin di

Indonesia Tahun 2004-2012. Skripsi.

Barika. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah,

Pengangguran, dan Inflasi terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Se

Sumatera. Jurnal.

Boedinono. 1988. Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: BPFE-UGM.

BPS. 2015: Laporan Perekonomian Indonesia.

Badan Pusat Statistik. 2002. Laporan Pereknomian

Badan Pusat Statistik. 2005. Laporan Perekonomian

Badan Pusat Statistik. 2006. Laporan Perekonomian

Badan Pusat Statistik. 2008. Laporan Perekonomian

Badan Pusat Statistik. 20010. Laporan Perekonomian

Badan Pusat Statistik. 2011. Laporan Perekonomian

Badan Pusat Statistik. 20015. Laporan Perekonomian

Badan Pusat Statistik. Neraca Arus Dana Indonesia Tahunan 2005-2010

Badan Pusat Statistik. Neraca Arus Dana Indonesia Tahunan 2008-2013

Badan Pusat Statistik. Neraca Arus Dana Indonesia Tahunan 2011-2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

148

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Dwi Ravi. 2010. Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan, Pengangguran Terhadap

Kemiskinan di Kabupaten/ Kota Jateng Tahun 2005-2008, Semarang:

UNDIP. Skripsi.

Faisah. 2012. Pengaruh belanja pemerintah, dan penanaman modal asing terhadap

kemiskinan di Indonesia. Universitas Syiah Kumala.

Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius.

Halim, A. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Handayani, T. H. 2011. Analisis Pengaruh Investasi, Pendidikan, dan Pengangguran

terhadap Kemiskinan di Kabupaten Kota Propinsi DIY 2004- 2009. Skirpsi.

Handini. 2011. Analisis yang mempengaruhi output daerah kapbupaten/kota

dipropinsi jawa tengah menggunakan model pertumbuhan ekonomi neo-

klasik. Skirpsi.

Hill, Hall. 1991. Investasi Asing dan Industrialisasidi Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Ilham Kurnia Hadi. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Skripsi.

Jundi M. 2014. Analisis faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan propinsi-

propinsi di Indonesia. Semarang : Universitas Diponegoro.

Kumalasari. __. Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Angka Harapan Hidup, Angka

Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Pengeluran Per Kapita, Dan Jumlah

Penduduk Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tengah. Skripsi.

Kasmadi & Sunariah, Siti, Nia. 2013 Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.

Bandung: Alfabeta.

Kristanto, P. D. 2014. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum,

dan Tingkat Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten

Brebes Tahun 1997-2012. Skripsi.

Kucoro, Mudrajad. 2006. Ekonomika Pembangunan : Teori, Masalah, dan

Kebijakan. Yogyakarta:STIM YKPN.

Mankiw, G. 2006. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga

Nazir, M. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Noor, Juliansyah. 2014. Analisis Data Penelitian Ekonomi & Manajemen. Jakarta:

PT. Grasindo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

149

Noor, H.F. 2015. Ekonomi Publik: Ekonomi untuk Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: PT.

Indeks

Panglaykim. 1984. Investasi Langsung Jepang di Kawasan ASEAN. Yogyakarta:

Andi Offset.

Rafika Mokodompis, dkk. ___. Pengaruh Tingkat Investasi dan Tenaga Kerja

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus Kota Manado 2003-2012).

Jurnal.

Rustiono, D. 2008. Analisis pengaruh investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran

pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di propinsi jawa tengah. Tesis.

Santoso, Singgih. 2002. Statistik Multivariant :Buku Latiahn SPSS. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik:Konsep Dan Aplikasi Dengan SPSS.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

Saputra, W.A. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, IPM, Pengangguran

Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Jawa Tengah. Skirpsi.

Diases dari : https://core.ac.uk/download/files/379/11728283.pdf.

Siregar H, Wahyuniarti D. 2008. Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap

Penurunan Jumlah Penduduk Miskin. Jurnal Ilmiah.

Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Persada. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 1981. Ekonomi Pembangunan : Proses Masalah dan Dasar

Kebijakan. Borta Gorat: Medan.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Suparmoko. 2003. Keuangan Negara. Yogyakarta: BPFE

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan: Promlematika dan Pendekatan. Edisi

Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Tamtomo E. 2010. Analisis Pertumbuhan ekonomi _____. Universitas Indonesia.

Todaro, Michael P. 1989. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta :

Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

150

Todaro, Michael P. 1995. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta :

Erlangga

Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta :

Erlangga

Todaro, M. P. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Todaro, M. P. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Todaro, M. P. 2011. Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesebelas. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Udang-Undang Republik Indonesia Nomo 25 tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal. Diakses dari : http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-

bi/Documents/UU25Tahun2007PenanamanModal.pdf. Tanggal 8 Maret

2016. Pukul 14.25 Wib.

Yacob Y. 2012. Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap tingkat kemiskinan

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Artikel : Volume 8,

Nomor 3, Oktober 2012.

Wati, H. W. 2015. Analisis Pengaruh belanja modal daerah, investasi, dan indeks

pembangunan manusia (IPM) terhadap kemiskinan di Indoensia. Jurnal.

https://core.ac.uk/download/files/379/11716719.pdf di akses tanggal 15

Februari 2016.

Wiguna, V. I. 2013. Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan, dan Pengangguran

Terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2010. Artikel

Jurnal.

Website :

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuangan-

umum/21178-profil-perekonomian-indonesia

http://www.bps.go.id

http://www.bi.go.id

http://www.bpkm.go.id

http://www.bappenas.go.id

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

151

LAMPIRAN - LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

152

Lampiran 1 : Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 1995 – 2014

Tahun Kemiskinan (%)

1995 11,70

1996 11,30

1997 17,47

1998 24,20

1999 23,43

2000 19,14

2001 18,41

2002 18,20

2003 17,42

2004 16,66

2005 15,97

2006 17,75

2007 16,58

2008 15,42

2009 14,15

2010 13,30

2011 12,50

2012 12,00

2013 11,40

2014 11,20

Sumber : Statistik Indonesia, BPS (Badan Pusat Statistik)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

153

Lampiran 2 : Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1995 – 2014

Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%)

1995 4,7

1996 7,8

1997 4,7

1998 -13

1999 0,8

2000 4,9

2001 3,5

2002 4,4

2003 4,8

2004 5

2005 5,7

2006 5,5

2007 6,3

2008 6,1

2009 4,6

2010 6

2011 6,1

2012 6,2

2013 5,8

2014 5,06

Sumber : Statistik Indonesia, BPS (Badan Pusat Statistik).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

154

Lampiran 3 : Pengangguran di Indonesia Tahun 1995 – 2014

Tahun Pengangguran (%)

1995 3,80

1996 4,28

1997 4,18

1998 5,05

1999 6,03

2000 5,81

2001 8,01

2002 9,13

2003 9,94

2004 10,25

2005 11,90

2006 10,93

2007 10,01

2008 9,39

2009 8,96

2010 8,32

2011 7,70

2012 7,24

2013 7,39

2014 7,45

Sumber : Statistik Indonesia, BPS (Badan Pusat Statistik).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

155

Lampiran 4 : Pengangguran di Indonesia Tahun 1995 – 2014

Tahun Belanja Pemerintah (Rp)

1995 97.352.000.000

1996 99.973.800.000

1997 100.035.000.000

1998 84.658.100.000

1999 137.155.500.000

2000 221.500.000.000

2001 341.600.000.000

2002 322.200.000.000

2003 354.008.800.000

2004 374.351.300.000

2005 266.220.000.000

2006 427.598.000.000

2007 504.776.000.000

2008 573.431.000.000

2009 716.376.000.000

2010 725.243.000.000

2011 836.578.000.000

2012 964.997.000.000

2013 1.154.381.000.000

2014 1.249.943.000.000

Sumber : Statistik Indonesia, BPS (Badan Pusat Statistik).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

156

Lampiran 5 : Pengangguran di Indonesia Tahun 1995 – 2014

Tahun Investasi (Rp)

1995 112.870.627.600

1996 89.936.226.200

1997 177.194.025.000

1998 169.593.177.500

1999 130.873.260.000

2000 240.365.300.000

2001 152.702.000.000

2002 112.822.154.000

2003 160.283.748.000

2004 132.246.942.000

2005 185.011.480.000

2006 161.577.480.000

2007 132.284.346.600

2008 164.878.170.000

2009 139.462.680.000

2010 206.413.566.800

2011 184.194.846.000

2012 246.758.849.000

2013 476.969.307.500

2014 418.177.020.000

Sumber : Statistik Indonesia, BPS (Badan Pusat Statistik).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

157

Lampiran 6 : Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 20

Normal Parameters

a

Mean .0000000

Std. Deviation 1.90714392

Most Extreme Differences

Absolute .139

Positive .138

Negative -.139

Kolmogorov-Smirnov Z .623

Asymp. Sig. (2-tailed) .832

a. Test distribution is Normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

158

Lampiran 7 : Uji Linearitas

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 205.775 4 51.444 11.166 .000a

Residual 69.107 15 4.607

Total 274.882 19

a. Predictors: (Constant), Investasi (PMA & PMDN), Jumlah Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pemerintah

b. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

159

Lampiran 8 : Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 15.388 2.207 6.973 .000

Pertumbuhan Ekonomi -.527 .128 -.596 -4.119 .001 .800 1.250

Pengangguran .613 .237 .378 2.583 .021 .781 1.280

Belanja Pemerintah -6.890E-12 .000 -.648 -2.747 .015 .301 3.319

Investasi (PMA & PMDN) 6.807E-12 .000 .174 .795 .439 .350 2.856

a. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

160

Lampiran 9 : Uji Heteroskedatisitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

161

Lampiran 10 : Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .865a .749 .682 2.14642 1.401

a. Predictors: (Constant), Investasi (PMA & PMDN), Jumlah

Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pemerintah

b. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

162

Lampiran 11 : Hasil Analisis Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 205.775 4 51.444 11.166 .000b

Residual 69.107 15 4.607

Total 274.882 19

a. Predictors: (Constant), Investasi (PMA & PMDN), Jumlah Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pemerintah

b. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

163

Lampiran 12 : Hasil Analisis Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 15.388 2.207 6.973 .000

Pertumbuhan Ekonomi -.527 .128 -.596 -4.119 .001

Pengangguran .613 .237 .378 2.583 .021

Belanja Pemerintah -6.890E-12 .000 -.648 -2.747 .015

Investasi (PMA & PMDN) 6.807E-12 .000 .174 .795 .439

a. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

164

Lampiran 13 : R-Square

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .865a .749 .682 2.14642 1.401

a. Predictors: (Constant), Investasi (PMA & PMDN), Jumlah Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pemerintah

b. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN … PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, BELANJA PEMERINTAH, DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2014 SKRIPSI

165

Lampiran 14 : Regression

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 15.388 2.207 6.973 .000

Pertumbuhan Ekonomi -.527 .128 -.596 -4.119 .001 .800 1.250

Pengangguran .613 .237 .378 2.583 .021 .781 1.280

Belanja Pemerintah -6.890E-12 .000 -.648 -2.747 .015 .301 3.319

Investasi (PMA & PMDN)

6.807E-12 .000 .174 .795 .439 .350 2.856

a. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI