analisis pengaruh produk, place,...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,
DAN WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT
PENGUNJUNG PADA OBJEK WISATA MUSEUM
KERATON SUMENEP MADURA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
AQIL FAQIH
1112081000090
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016/1437H
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Aqil Faqih
2. Tempat Tgl Lahir : Sumenep, 09 Agustus 1993
3. Alamat : RT 011 / RW 003 Dusun Darusa Timur, Ellak
Laok, Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur
4. Telepon : 081910140222
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. MI Miftahul Huda : 1999-2005
2. MTs Miftahul Huda : 2005-2008
3. MA Miftahul Huda : 2008-2011
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2012-2017
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Muhammad Nadar
2. Ibu : HJ. Baqiyatus Shalihah
3. Alamat : RT 011 / RW 003 Dusun Darusa Timur, Ellak Laok,
Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. OSIS MTs Miftahul Huda 2007-2008
2. OSIS MA Miftahul Huda 2009-2010
3. HMI Komfeis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-2014
v
ABSTRACT
The objective of this study is to analyze the effects of product, place, people, and
word of mouth toward visitor‟s intention of the tourism object of Museum
Keraton Sumenep. The data collection is conducted by spreading the
questionares toward 100 respondents; they are the Museum Keraton Sumenep
visitors. The sampels of this study are taken using purposive sampling technique.
The analytical method used is multiple linear regression analysis. Based on the
results of the study obtained the regression equatio: 1,854 + 0,010X1 – 0,005X2 +
0,048X3 + 0,633X4 + e. Based on the statistical data analysis, indicators in this
study are valid and reliable. In the classical assumption test, did not happen
multicoliniarity and heteroscedastisity, as well as the normal data distribution.
The results of the study showed that: (1) the product did not significantly affect
the intention of the visitors, (2) place did not significantly affect the intention of
the visitors, (3) people did not significantly affect the intention of the visitors, and
(4) the word of mouth effected significantly to visitors intention. Based on the test
results of simultaneous variable product, place, people, and word of mouth
significantly affected the intention of the visitors.
Keyword : Product, Place, People, Word of Mouth, Visitors‟ Intention.
vi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh produk, place,
people, dan word of mouth terhadap minat pengunjung pada objek wisata
Museum Keraton Sumenep. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada 100 responden, yaitu pengunjung Museum Keraton Sumenep.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh persamaan regresi: 1,854 + 0,010X1 – 0,005X2 + 0,048X3 +
0,633X4 + e. Berdasarkan analisis data statistik, indikator dalam penelitian ini
valid dan reliabel. Dalam uji asumsi klasik, tidak terjadi multikolinieritas dan
heteroskedastisitas, serta data berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) produk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat
pengunjung, (2) place tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat
pengunjung, (3) people tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat
pengunjung, dan (4) word of mouth berpengaruh secara signifikan terhadap minat
pengunjung. Berdasarkan hasil uji simultan variabel produk, place, people, dan
word of mouth berpengaruh secara signifikan terhadap minat pengunjung.
Kata Kunci: Produk, Place, People, Word of Mouth, Minat Pengunjung
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang
telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
adanya dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, Almh. Ibu HJ. Baqiyatus Shalihah dan Bapak H.
Muhammad Nadar atas dukungan moril dan materil serta doa dan kasih
sayang yang tidak henti-hentinya diberikan kepada penulis. Semua itu
menjadi semangat dan motivasi penulis untuk segera menyelesaikan
studi.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ir. Ella Patriana, MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
viii
6. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, ST., MM, selaku dosen Pembimbing Skripsi
yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu, bimbingan,arahan dan
solusi pada setiap permasalahan dan kesulitan dalam penulisan skripsi
ini.
7. Bapak Ade Suherlan, SE., MBA, selaku dosen Pembimbing Akademik
yang telah bersedia memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama
masa perkuliahan.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa
perkuliahan dan membantu penulis.
9. Teman-teman seperjuangan di bangku perkuliahan, khususnya
Manajemen C Reguler dan Konsentrasi Pemasaran serta teman-teman
KKN Syakir. Terimakasih telah menjadi bagian dalam kehidupan selama
masa perkuliahan. Semoga kelak kita menjadi manusia yang sukse dan
bermanfaat.
10. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu
kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,
terimakasih banyak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai
tambahan informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta, 09 Maret 2017
Penulis
Aqil Faqih
ix
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i
Lembar Pengesahan Komprehensif ............................................................ ii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v
Abstract ........................................................................................................... vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar ............................................................................................. viii
Daftar Isi ........................................................................................................ ix
Daftar Tabel ................................................................................................... xii
Daftar Gambar .............................................................................................. xv
Daftar Lampiran ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
A. Jasa atau Service .................................................................................. 10
1. Pengertian Jasa atau Service ......................................................... 10
2. Karakteristik Jasa .......................................................................... 13
B. Produk ................................................................................................. 20
1. Pengertian Produk ......................................................................... 20
2. Penawaran Produk Jasa ................................................................. 21
C. Place (Lokasi) ..................................................................................... 30
1. Pengertian Place (Lokasi) ............................................................. 30
2. Faktor-faktor Lokasi ...................................................................... 31
D. People (Orang) .................................................................................... 34
1. Pengertian People .......................................................................... 34
2. Faktor-faktor People ..................................................................... 35
x
E. Word of Mouth .................................................................................... 38
1. Pengertian Word of Mouth ............................................................ 38
2. Indikator Word of Mouth ............................................................... 39
3. Jenis-jenis Word of Mouth ............................................................ 39
4. Tahapan Word of Mouth ................................................................ 40
5. Elemen Word of Mouth ................................................................. 41
6. Pentingnya Word of Mouth Bagi Museum .................................... 42
F. Minat Konsumen ................................................................................. 45
G. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ........... 47
H. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 48
I. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 53
J. Hipotesi Penelitian .............................................................................. 54
BAB III METODELOGI PENELITIAN .................................................... 59
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 59
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 59
1. Populasi ......................................................................................... 59
2. Sampel ........................................................................................... 60
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 61
1. Data Primer ................................................................................... 61
2. Data Skunder ................................................................................. 62
D. Metode Analisis Data .......................................................................... 63
1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 63
2. Uji Kualitas Data ........................................................................... 63
a. Uji Validitas ............................................................................ 63
b. Uji Reliabilitas ........................................................................ 64
3. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 65
a. Uji Normalitas ......................................................................... 65
b. Uji Multikolinieritas ................................................................ 66
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 67
4. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 67
a. Uji Parsial (Uji t) ..................................................................... 68
b. Uji Simultan (Uji F) ................................................................ 68
xi
5. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................. 69
6. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 71
E. Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 73
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 83
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 83
1. Sejarah Singkat Museum Keraton Sumenep ................................. 83
B. Pembahasan Hasil Kuesioner .............................................................. 89
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 89
a. Hasil Uji Validitas ................................................................... 89
b. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 91
2. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden ..................................... 92
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 92
b. Responden Berdasarkan Usia .................................................. 92
c. Responden Berdasarkan Profesi .............................................. 93
d. Responden Berdasarkan Pengeluaran ..................................... 94
C. Pembahasan Analisis Deskriptif ......................................................... 94
1. Deskripsi Variabel Produk ............................................................ 94
2. Deskripsi Variabel Place ............................................................... 107
3. Deskripsi Variabel People ............................................................. 113
4. Deskripsi Variabel Word of Mouth ............................................... 118
5. Deskripsi Variabel Minat Pengunjung .......................................... 120
D. Distribusi Jawaban Responden ........................................................... 122
1. Produk ........................................................................................... 122
2. Place .............................................................................................. 124
3. People ............................................................................................ 126
4. Word of Mouth .............................................................................. 127
5. Minat Pengunjung ......................................................................... 128
E. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 129
1. Hasil Uji Normalitas data .............................................................. 129
2. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................ 131
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 133
4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 135
xii
a. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ........................................ 135
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................. 140
5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 141
6. Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 142
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 144
A. Kesimpulan ......................................................................................... 144
B. Saran .................................................................................................... 145
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 152
LAMPIRAN ................................................................................................... 159
xiii
DAFTAR TABEL
Keterangan Hal
1.1 Pengunjung Daya Tarik Wisata Kabupaten Sumenep ................... 5
2.1 Lingkup Jasa atau Service ............................................................... 12
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 48
3.1 Skala Likert .................................................................................... 63
3.2 Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 73
4.1 Hasil Try Out Uji Validitas ................................................................... 89
4.2 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 91
4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 92
4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ............................................. 92
4.5 Jumlah Responden Berdasrkan Profesi ........................................... 93
4.6 Jumlah Respoden Berdasarkan Pengeluaran ................................... 94
4.7 Pembahasan Hasil Jawaban Responden .......................................... 95
4.55 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produk .......................... 122
4.56 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Place ............................ 125
4.57 Distribusi Jawaban Responden Mengenai People .......................... 126
4.58 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Word of Mouth ............. 127
4.59 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Minat Pengunjung ........ 128
4.60 Hasil Uji Normalitas Secara Statistik .............................................. 131
4.61 Hasil Uji Multikolinieritas .............................................................. 132
4.62 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glesjer) ..................................... 135
4. 63 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ............................................... 136
4.64 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .......................................... 141
xiv
4.65 Hasil Regresi Linier Berganda ........................................................ 142
4.66 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................... 143
xv
DAFTAR GAMBAR
Keterangan Hal
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 53
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik ............................................ 130
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik ............................... 134
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Kuesioner ...................................................................... 159
Lampiran 2: Hasil Jawaban Responden .......................................................... 167
Lampiran 3: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, pariwisata di dunia telah berkembang pesat, dan menjadi
salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan andalan utama
dalam menghasilkan devisa dari penghasilan non migas. Beberapa negara di
dunia sangat tergantung pada devisa yang didapatkan dari kunjungan
wisatawan. Salah satunya adalah Kepulauan Karibia, pariwisata merupakan
penyumbang terbesar dalam penciptaan pendapatan masyarakat dan negara
(Pitana, 2005:3).
Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional, di samping sebagai
sumber perolehan devisa juga banyak memberikan sumbangan terhadap
bidang-bidang lainnya. Di antaranya menciptakan dan memperluas lapangan
usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong
pelestarian lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa dan lain sebagainya (Karyono, 1997).
Pariwisata Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadikan
tujuan wisata dunia. Agar Indonesia mampu menghadapi persaingan
intraregional maupun internasional, maka peran pemerintah sebagai pelaku
dan fasilitator dipandang sangat perlu untuk menjamin terlaksananya
pembangunan dan pengembangan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
mengikutsertakan dan mengoptimasikan para pelaku pembangunan
2
(stakeholders) di sektor ini. Dengan demikian diharapkan tercipta produk
wisata yang berdaya saing tinggi (Suwantoro, 2009: 59).
Indonesia merupakan sebuah negara yang multikultural, yaitu suatu
masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok yang berbeda yang saling
berakulturasi dan sangat menghargai pluralisme sebagai keragaman budaya.
Keragaman budayayang dimiliki melalui peristiwa sejarah yang panjang
sudah seharusnya diapresiasi masyarakat dan diketahui sebagai identitas
bangsa. Sejarah dan budaya dikenalkan sebagai bagian dari pengetahuan
melalui jenjang pendidikan formal sedangkan aspeknya dapat dilihat dalam
kehidupan sehari-hari melalui interaksi langsung dan berbagai macam media.
Museum memiliki fungsi strategis dalam bidang sejarah dan budaya.
Museum menampilkan cuplikan potongan sejarah dan budaya sehingga
masyarakat dapat melihat langsung representasi tersebut. Museum dapat
memberikan informasi tentang aspek kehidupan masa lampau yang masih
bisa diselamatkan sebagai warisan budaya untuk menjadi bagian dari jati diri
suatu bangsa.
Museum merupakan bagian penting dalam industri pariwisata. Sebagai
representasi kekayaan sejarah dan budaya bangsa, sangatlah wajar bagi
wisatawan mengunjungi museum untuk lebih mengetahui tentang tempatnya
berkunjung. Hal ini seharusnya berlaku juga bagi masyarakat lokal,
mengunjungi museum lokal sebagai alternatif untuk menghabiskan waktu
luang dan untuk menambah pengetahuan umum.Sayangnya, saat ini masih
banyak masyarakat yang memandang Museum hanya berfungsisebagai
tempat menyimpan dan memeliharabenda-benda peninggalan sejarah serta
3
menjadimonumen penghias kota. Akibatnya, banyakmasyarakat yang enggan
untuk meluangkanwaktu berkunjung ke museumdengan alasan kuno dan
tidak prestis, padahaljika semua kalangan masyarakat sudi meluangkanwaktu
untuk datang menikmati danmencoba memahami makna yang terkandung
dalam setiap benda yang dipamerkan museum,maka akan terjadi suatu
transfomasinilai warisan budaya bangsa dari generasiterdahulu kepada
generasi sekarang. Terlebih fasilitas museum yang sebagian besar
kurangterawat. Mantan Menteri Kebudayaan danPariwisata Jero Wacik
(2010) bahkan menyatakan 90%museum di Indonesia belum terurus
denganbaik dan belum layak kunjung. Candrawira(2009) menyatakan bahwa
sebagian besarmuseum di Indonesia belum siap untuk memfasilitasilonjakan
pengunjung museum yangdiukur dari sisi fisik, koleksi, informasi,
manajemen,dan sumber daya manusia.
Selain fungsi budaya sebagai penguat identitasbangsa dan juga fungsi
edukasi, museumsebenarnya juga memiliki potensi ekonomi.Pendapatan yang
diperoleh dari jumlah pengunjungseharusnya dapat membantu operasional
museum. Sehingga menurut Aegeson(1999) upaya pemasaran museum
menjadiunik karena fungsi utama museum untukedukasi publik harus
diseimbangkan denganupayanya menarik pengunjung dan
menghasilkanrevenue.Pemerintah menyadari potensi museumdan telah
menunjukkan komitmennya melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
Direktorat Museum dengan memulai Gerakan Nasional Cinta Museum
(GNCM) yang diprogramkan dari tahun 2010 – 2014. Direktorat museum
sebagai penanggung jawab program ini akan dihadapkan pada pekerjaan yang
4
berat selama lima tahun, mengingat salah satu bagian dari program ini adalah
reposisi museum di Indonesia. Peran museum dalam keseharian masyarakat
Indonesia dirasa masih sangat minim. Dari perspektif pemasaran, dapat
dikatakan museum di Indonesia belum memanfaatkan konsep pemasaran
dalam upaya komunikasinya. Menurut Susatyo (2009) salah satu hal yang
menyebabkan kurang terkenalnya museum di Indonesia adalah kurangnya
promosi. Program komunikasi pemasaran yang terencana akan sangat
bermanfaat bagi inisiasi reposisi museum yang direncanakan pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Sumenep sebagai salah satu kabupaten yang terletak di bagian ujung
timurPulau Madura memiliki satu Museum Keraton yang bisa juga dibilang
museum keraton satu-satunya yang ada di pulau Madura. Museum ini terletak
di Jl. Dr. Soetomo kota Sumenep, berdekatan dengan alun-alun kota Sumenep
itu sendiri. Letaknya yang cukup strategis seharusnya mampu menarik jumlah
pengunjung yang lebih besar untuk berkunjung ke Museum Keraton Sumenep.
Namun meski demikian, seperti meseum lainnya di Indonesia, museum di
Sumenep ini kurang menarik minat masyarakat luas dan mereka lebih memilih
objek wisata yang lain.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan Pariwisata
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep, perbandingan jumlah pengunjung
Museum Keraton Sumenep dengan Water Park Sumekar sebagai berikut:
5
Tabel 1.1 Pengunjung Daya Tarik Wisata Kabupaten Semenep
No. Objek Wisata 2012 2013 2014
1 Museum dan Keraton 37.680 35.767 33.631
2 Water Park Sumekar 74.339 175.319 104.101
Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Sumenep
Alasan kenapa saya memilih objek penelitian Museum Keraton Sumenep
adalah, karena selama dua tahun terakhir jumlah wisatawan yang berkunjung
ke Museum Keraton Sumenep mulai berkurang. Pada tahun 2013 museum itu
dikunjungi 35.767 wisatawan. Dari jumlah data tersebut, pemkab mendapat
pemasukan sebesar Rp 58.265.000. Namun, pada tahun 2014 hanya 33.631
pengunjung. Dengan adanya pengunjung sebanyak itu, pendapatan yang
diperoleh Rp 56.286.000 (radarmadura.co.id).
Hal ini sangat disayangkan mengingat potensi yang dimiliki oleh
Museum Keraton Sumenep karena koleksinya yang cukup lengkap dan masih
terawat baik.Koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Keraton Sumenep
sebagian besar adalah peninggalan para bangsawan Sumenep sekitar abad 18.
Terdapat kereta kereta kuno yang masih terjaga, barang-barang bersejarah
lainnya seperti arca, keramik pada masa dinasti Ming, naskah kuno, alat-alat
pertanian, peralatan nelayan, dan koleksi alat-alat persenjataan pada masa itu.
Melihat fenomena tersebut pihak pengelola museumperlu mengetahui faktor-
faktor yang mampumenarik minat masyarakat yang belum optimaldan masih
perlu ditingkatkan untukberkunjung ke Museum Keraton Sumenep.
6
Berdasarkan model perilakukonsumen yang dikemukakan Kotler
(2005;202)mengatakan bahwa faktor-faktor yangdapat menstimuli konsumen
adalah faktor- faktor yang bersumber dari pemasar atausering disebut
rangsangan pemasaran, seperti:product (produk), price (harga), place
(lokasi)dan promotion (promosi). Faktor-faktortersebut dinamakan bauran
pemasaran (atauyang lebih dikenal dengan4P). Dalam perkembangannya
sejumlah penelitian menunjukkanbahwa penerapan 4P terlampau
terbatas/sempit untuk jasa, hal ini dikarenakankarakteristik jasa yang berbeda
dengan barangsehingga banyak pakar pemasaran mendefinisikanulang bauran
pemasaran sedemikian rupasehingga lebih aplikatif untuk sektor jasa.
Hasilnya 4P yang lama/tradisional, diperluasdanditambahkan dengan tiga
unsur lainnya,yaitu people (orang),physical evidence (bukti fisik), dan process
(proses).
Dalam penelitian ini hanya unsur produk, place, dan people yang akan
dianalisis, hal ini dikarenakan ketiga unsur bauran pemasaran tersebut yang
relevan bagi objek penelitian. Kemudian ditambahkan dengan variabel lain
yaitu Word of Mouth (WOM) yang akan dilihat pengaruhnya terhadap
minatpengunjung untuk berkunjung ke objek wisata Museum Keraton
Sumenep.Maka selanjutnya penelitian ini dilakukan dan diberi judul:
“ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE DAN WORD OF
MOUTH (WOM) TERHADAP MINAT PENGUNJUNG PADA OBJEK
WISATA MUSEUM KERATON SUMENEP MADURA”.
7
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas dapat
dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1) Apakah secara parsial Produk berpengaruh signifikan terhadap minat
pengunjung berkunjung ke objek wisata Museum Keraton Sumenep?
2) Apakah secara parsialPlace berpengaruh signifikan terhadap minat
pengunjung berkunjung keobjek wisata Museum Keraton Sumenep?
3) Apakah secara parsialPeople berpengaruh signifikanterhadap minat
pengunjungberkunjung keobjek wisata Museum Keraton Sumenep?
4) Apakah secara parsial Word of Mouth (WOM) berpengaruh signifikan
terhadap minat pengunjung berkunjung ke objek wisata Museum Keraton
Sumenep?
5) Apakah secara simultanProduk,Place, People, dan Word of Mouth (WOM)
berpengaruh signifikan terhadap minat pengunjung berkunjung ke objek
wisata Museum Keraton Sumenep?
D. Tujuan Penelitian
1) Untuk menganalisis apakah Produkberpengaruh signifikan terhadap minat
pengunjung berkunjung ke objek wisata Museum Keraton Sumenep.
2) Untuk menganalisis apakahPlaceberpengaruh signifikan terhadap minat
pengunjung berkunjung ke objek wisata Museum Keraton Sumenep.
3) Untuk menganalisis apakahPeople berpengaruh signifikan terhadap minat
pengunjung berkunjung ke objek wisata Museum Keraton Sumenep.
8
4) Untuk menganalisis apakah Word of Mouth (WOM) berpengaruh
signifikan terhadap minat pengunjung berkunjung ke objek wisat Museum
Keraton Sumenep
5) Untuk menganalisis variabel manakah yang paling berpengaruh secara
signifikan terhadap minat pengunjung berkunjung ke objek wisata
Museum Keraton Sumenep.
E. Manfaat Penelitian
Kegunaan yang dapat dirumuskan dari dilakukannya penelitian ini terdiri
dari dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
1) Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu ekonomi dan
pariwisata serta bahan referensi dan informasi bagi para peneliti
selanjutnya yang ingin mengetahui dan meneliti tentang pemasaran
industri pariwisata museum.
2) Kegunaan Praktis
a. Bagi Peneliti
Merupakan tambahan pengetahuan yang kemudian dapat
disinkronkan dengan pengetahuan teoritis dan dapat diterapkan
dalam pekerjaan, terutama kaitannya dengan masalah pemasaran
industri pariwisata.
b. Bagi Objek Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai pijakan
museum dalam membuat perencanaan program-program museum di
9
masa datang, khususnya untuk memasarkan objek wisata museum
sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan yang datang ke
museum.
c. Bagi Universitas
Diharapkan karya tulis ini dapat dijadikan bahan studi literatur dan
tambahan koleksi perpustakaan yang bermanfaat untuk pembaca dan
mahasiswa lain yang ingin meneliti tentang manajemen pemasaran
khususnya pemasaran museum.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jasa atau Service
1. Pengertian Jasa atau Service
Perkembangan pemasaran berawal dari tukar menukar barang secara
sederhana tanpa menggunakan alat tukar berupa uang. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin dibutuhkan alat tukar
yang berlaku umum, yaitu uang. Di samping itu manusia juga
memerlukan jasa atau pelayanan untuk mengurus hal-haltertentu,
sehingga jasa atau pelayanan menjadi bagian utama dalam pemasaran.
Penyaluran jasa, kebanyakan bersifat langsung dari produsen kepada
konsumen, seperti jasa perawatan, pengobatan, nasehat-nasehat, hiburan,
travel/perjalanan, laundry, museum, beauty/shops, dan bermacam-macam
service lainnya.
Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2013:7) Jasa adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengaki batkan
perpindahan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin berkaitan
dengan produk fisik atau tidak.
Menurut Kotler dan Keller (2015:36) jasa atau pelayanan adalah
semua tindakan atau kinerja yang dapat di tawarkan satu pihak kepada
pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan
kepemilikan apapun.
11
Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Menurut
Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2006:4) jasa ialah semua kegiatan
ekonomi yang outputnya bukan produk fisik, umumnya dikonsumsi pada
saat itu diproduksi, dan memberikan nilai tambah dalam bentuk (seperti
kenyamanan, hiburan,ketepatan waktu, comfort, atau kesehatan).
Adapun definisi jasa menurutStanton (2004:243) bahwa: “Jasa
adalah sesuatu yang dapat diidentifikasikan secara terpisah tidak
berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa bisa dihasilkan
dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak”.
Menurut Lovelock dan Wright (2005:5) jasa adalah tindakan atau
kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan
perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima. Namun
dalam prakteknya, tidaklah gampang membedakan antara barang dan
jasa, karena sering pembelianbarang dibarengi dengan unsur
jasa/pelayanan, demikian juga sebaliknya.
Lingkup sebuah jasa atau service dapat dibedakan menjadi service
sebagai sebuah aktivitas dan service sebagai sebuah konsep (Gilmore,
2003 dalam Tjiptono, 2014:17).
12
Tabel 2.1 Lingkup jasa atau Service
Service Sebagai
Aktivitas
Service Sebagai
Kosep
Layanan Pelanggan
Service-based
activities
Added value activities
Organisasi Jasa
Produk Inti
Augmented
Product
Product Support
Tindakan
Sumber: Gilmore (2003) dalam Tjiptono (2014:17)
Sebagai aktivitas, service mencakup layanan pelanggan (dalam hal
ini, jasa atau layanan dipandang sebagai fungsi tambahan yang
melengkapi produk fisik maupun non-fisik), Service-based activities
merupakan sebuah layanan yang inti pelayanannya adalah dengan
aktivitas jasa itu sendiri seperti perbankan, salon kecantikan, jasa
kesehatan, akuntansi dan seterusnya, dan added value activities dimana
sebuah layanan dijadikan keunggulan kompetitif, seperti keramahan dan
kesigapan pramugari dalam melayani para penumpang.
Sebagai sebuah konsep, service bisa berupa organisasi yaitu struktur
organisasi bisnis maupun nirlaba yang berkecimpung dalam jasa itu
sendiri, seperti perusahaan asuransi, restoran, dan universitas. Produk
inti,yaitu output atau keluaran komersial dari sebuah organisasi jasa
seperti rekening bank, polis asuransi atau paket liburan. Augmented
product yaitu produk perluasan yang mana setiap aktivitas dirancang
13
untuk memfasilitasi penyampaian produk inti seperti welcome drink di
hotel atau kafe. Product support yaitu setiap aktivitas yang berorientasi
pada produk atau pelanggan yang berlangsung setelah produk inti
disampaikan kepada pelanggan, seperti aktivitas pemantauan, reparasi,
dan up dating. Tindakan yaitu mode perilaku seperti memberikan saran
dan membantu pelanggan.
2. Karakteristik Jasa
Berbagai riset dan literature manajemen dan pemasaran jasa
mengungkap bahwa jasa memiiki empat karakteristik unik yang
membedakannya dari barang dan berdampak pada strategi mengelola dan
memasarkannya. Secara garis besar, karakteristik tersebut terdiri
dariintangibility, inseparability, variability/heterogenity, perishability,
dan lack of ownership(Tjiptono, 2014:28-33).
a. Intangibility
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu
objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,
pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab
itu, jasa tidak dapat dillihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba
sebelum dibeli atau dikonsumsi. Hal ini menyebabkan sejumlah
implikasi bagi konsumen dan penyedia jasa.
Implikasi intangibilitas jasa bagi konsumen:
1) Sulit mengevaluasi berbagai alternatif penawaran jasa.
2) Mempersepsikan tingkat resiko yang tinggi.
3) Menekankan pentingnya sumber informasi informal.
14
4) Menggunkan harga sebagai dasar penilaian kualitas.
Dibutuhkan respon manajemen bagi penyedia jasa berupa:
1) Reduksi kompleksitas jasa.
2) Penekanan tangible cues.
3) Fasilitas rekomendasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth).
4) Fokus pada kualitas jasa.
Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa
relatif tinggi, karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik
fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan.
Selain itu, jasa biasanya mengandung unsur experience quality
dan credence quality yang tinggi. Experience quality adalah
karakteristik-karakteristik yang hanya dapat dinilai pelanggan
setelah pembelian. Sedangkan credence quality merupakan aspek-
aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah pembelian dilakukan.
Oleh karena jasa relatif rendah dalam search qualities dan tinggi
dalam experience dan credence qualities, maka pelanggan
merasakan resiko yang lebih besar dalam keputusan pembelian.
Konsekuensinya, dalam pembuatan keputusan, pelanggan lebih
banyak dipengaruhi oleh kredibilitas sumber informasi yang lebih
bersifat personal (seperti gethok tular) ketimbang pesan iklan dari
penyedia jasa.
Oleh karena layanan jasa adalah sesuatu yang tidak dapat
disentuh, dilihat, dirasakan atau didengar sebelum dialami sendiri
oleh seseorang, maka penting bagi museum untuk membuat layanan
15
yang intangible itu menjadi tangible. Contohnya, museum dapat
membuat souvenir sebagai manifestasi layanan dan pengalaman
yang diberikan kepada pengunjungnya.
b. Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
Karakteristik semacam ini mempunyai beberapa implikasi bagi
konsumen dan juga penyedia jasa atau pihak manajemen yang
bertanggung jawab atas penyampaian jasa itu sendiri.
Implikasi inseparability jasa bagi konsumen:
1) Konsumen menjadi Co-producers jasa.
2) Kerapkali menjadi Co-consumers suatu jasa dengan konsumen
lainnya.
3) Sering harus melakukan perjalanan untuk mencapai lokasi
produksi jasa.
Dibutuhkan respon manajemen berupa:
1) Upaya memisahkan produksi dan konsumsi.
2) Manajemen interaksi konsumen dan produsen.
3) Penyempurnaan sistem penyampain jasa.
Bagi konsumen karakteristik inseparability berimplikasi,
pertama, pada jenis jasa yang tingkat kontak antara penyedia jasa
dan pelanggannya tergolong tinggi dan membutuhkan kehadiran
pelanggan, interaksi diantara mereka merupakan faktor pentingyang
16
menentukan keputusan pelanggan dalam jasa yang bersangkutan.
Kedua, konsumen lain biasanya juga hadir dalam penyampaian jasa
yang disampaikan. Ketiga, perkembangan atau pertumbuhan jasa
sulit diwujudkan dikarenakan produksi dan konsumsi dilakukan
secara simultan. Penyedia jasa dan klien harus bertemu. Kesulitan
dalam mencapai skala ekonommis bisa menjadi hambatan utama
bagi pertumbuhan jasa bersangkutan.
Sedangkan implikasi inseparability bagi penyedia jasa meliputi
tiga aspek, pertama, melatih staf agar dapat berinteraksi secara
efektif dengan para klien. Termasuk cara mendengarkan, berempati,
dan berperilaku sopan pada pelanggan. Kedua, mengupayakan
berbagai cara untuk mencegah agar jangan sampaiada pelanggan
yang mengganggu atau menghambat kepuasan pelanggan lainnya.
Ketiga, pertumbuhan yang difasilitasi dengan cara pelatihan,
melayani kelompok pelanggan yang besar, bekerja lebih cepat, dan
mendirikan multi-site location dengan bentuk waralaba atau
franchising.
Layanan museum tidak dapat dipisahkan dengan museum itu
sendiri, artinya seseorang yang ingin merasakan pelayanan penuh
dari museum, harus datang langsung ke museum tersebut. Karena
layanan tersebut diberikan langsung oleh para staf museum, maka
sangat diperlukan staf yang tidak hanya ramah, tetapi juga mampu
merespon kebutuhan para pengunjung.
17
c. Variability/Heterogeneity/Inconsistency
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarized
output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung
kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Berbeda
dengan mesin, orang biasanya tidak bisa diprediksi dan cenderung
tidak konsisten dalam hal sikap dan perilaku.
Menurut Bove, Houston, dan Thill (1995) dalam Tjiptono
(2014:31), terdapat tiga faktor yang menyebabkan variabilitas
kualitas jasa, yaitu:
1) Kerja sama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa.
2) Moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan.
3) Beban kerja perusahaan.
Kesemuanya ini menyebabkan sebuah organsasi jasa sulit untuk
mengembangkan citra merek yang konsisten sepanjang waktu.
Namun untuk mengurangi dampak variabilitas organisasi jasa ada
tiga strategi yaitu, pertama, berinvestasi dalam seleksi, motivasi, dan
pelatihan karyawan. Kedua, melakukan sebuah industrialisasi jasa,
dan ketiga, melakukan service customization.
d. Perishability
Perishabillity berarti, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan. Artinya jasa yang dihasilkan akan dimanfaatkan pada saat
konsumsi jasa tersebut berlangsung. Dengan demikian maka
pemanfaatan jasa yang tidak mengenal penyimpanan ini memerlukan
suatu kondisi permintaan jasa yang sedang tejadi. Jika terdapat
18
permintaan maka jasa tersebut akan ditawarkan dan permintaan
selanjutnya merupakan penawaran jasa berikutnya. Permintaan
pelanggan terhadap jasa sangat fluktuatif. Kegagalan dalam
memenuhi permintaan puncak akan menyebabkan ketidakpuasan
pelanggan. Akan tetapi sebaliknya, disaat periode sepi akan terjadi
kapasitas jumlah menganggur dalam jumlah besar. Dalam hal ini
manajemen penyedia jasa memiliki lima alternatif pendekatan dalam
hal permintaan:
1) Mengurangi permintaan pada periode puncak.
2) Meningkatkan permintaan pada periode sepi.
3) Menyimpan permintaan dengan sistem reservasi dan janji.
4) Menerapkan sistem antrean.
5) Mengembangkan jasa atau pelayanan komplementer.
Sedangkan dalam mengelola penawaran, juga terdapat lima
alternatif strategi yang bisa dilakukan:
1) Menggunakan karyawan paruh waktu pada periode sibuk,
sehingga perusahaan dapat melayani permintaan pelanggan pada
waktu sibuk.
2) Menyewa atau berbagi fasilitas dan peralatan tambahan dengan
perusahaan lain.
3) Menjadwalkan aktivitas down time selama periode permintaan
sepi.
19
4) Melakukan pelatihan silang (cross-training) terhadap karyawan,
agar karyawan memiliki berbagai keterampilan dan dapat
membantu di departemen yang super sibuk.
5) Meningkatkan partisipasi pelanggan.
Pelayanan di museum tidak dapat tersedia setiap saat, atau
bahkan pelayanan tersebut tidak dapat diberikan lagi oleh museum
untuk seterusnya. Contohnya, museum dapat memberikan harga tiket
yang lebih murah atau potongan harga pada waktu-waktu tertentu
dimana jumlah pengunjung diperkirakan akan naik, seperti pada
waktu libur sekolah. Namun, ketika masa libur telah berakhir,
museum tidak lagi memberikan penawaran yang serupa karena tidak
akan menutupi pengeluaran yang dibutuhkan (McLean, 1994).
e. Lack of Ownership
Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara barang
dan jasa. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas
penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa
mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Di lain pihak pada
pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal
atas suatu jasa untuk jangka waktu yang tebatas. Pembayaran
biasanya ditujukan untuk pemakaian, akses atau penyewaan item-
item tertentu berkaitan dengan jasa yang ditawarkan. Untuk
mengantisipasi masalah lack of ownership penyedia jasa dapat
melakukan tiga pendekatan, yaitu:
1) Menekankan keunggulan atau keuntungan non-ownership.
20
2) Menciptakan asosiasi keanggotaan untuk memperlihatkan
kepemilikan.
3) Memberikan intensif bagi para pengguna rutin.
Sebagian besar layanan yang disediakan oleh museum (misalnya,
pengalaman pendidikan di sebuah pameran, saran di meja resepsionis,
persembahan dari departemen pendidikan museum) tidak berwujud atau
dapat disimpan, yang berarti bahwa proses produksi dan konsumsi jasa
museum terjadi pada waktu yang sama di banyak tempat dari kunjungan
("The uno-actu principle") (Hausmann, 2001; Lovelock dan Gummesson,
2004). Karakteristik lain dari produksi jasa museum adalah kurangnya
standarisasi dan kebutuhan untuk mengintegrasikan faktor eksternal,
terutama pengunjung (Bitner, 1997; Lovelock dan Gummesson, 2004).
B. Product (Produk)
1. Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang
fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, porperti, organisasi,
informasi, dan ide (Kotler dan Keller, 2015:4).
MenurutLupiyoadi (2001:58) produk adalah merupakan keseluruhan
konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat
kepada konsumen.
Sedangkan menurutHurriyati (2005:50-51), produk jasa merupakan
suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat
dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi
21
aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Sesungguhnya
pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan
nilai dari sesuatu yang ditawarkan. Apa yang ditawarkan menunjukkan
sejumlah manfaat yang dapat pelanggan dapatkan dari pembelian suatu
barang atau jasa, sedangkan sesuatu yang ditawarkan itu sendiri dapat
dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
1) Barang nyata,
2) Barang nyata dan disertai dengan jasa,
3) Jasa utama yang disertai dengan barang dan jasa tambahan, dan
4) Murni jasa
2. Penawaran jasa
Menurut Tjiptono (2014:110) penawaran jasa dapat ditelaah
menggunakan dua komponen utama:
1) Jasa inti (core service)
Level jasa inti atau dikenal dengan istilah substantive atau
service concept, merupakan fungsi esensial dari suatu jasa. Fungsi
tersebut bisa umum (contohnya, solusi atas masalah transportasi
pada perusahaan penyewaan mobil), bisa pula spesifik (misalnya,
restoran yang menyajikan masakan Thailand).
Penawaran harus dikembangkan, diproduksi, dan dikelola atas
dasar manfaat bagi pelanggan, sehingga dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka. Penawaran tersebut bisa berupa
barang, jasa, maupun kombinasi keduanya.
2) Jasa sekunder (secondary service)
22
Level jasa sekunder mencerminkan tangible dan augmented
product level. Meskipun tidak ada tangible product level pada jasa
seperti halnya dalam konteks produk fisik, tidaklah lantas berarti
bahwa tidak mungkin augmented service level ditentukan. Pada
augmented service level, penyedia jasa menawarkan manfaat
tambahan untuk memenuhi keinginan tambahan dan/atau untuk
mendiferensiasikan produk dari produk pesaing.
Level jasa sekunder membutuhkan kombinasi antara unsur-
unsur berwujud dan tak berwujud, agar manfaat inti yang ditawarkan
dapat dikenali dan dipahami dengan mudah oleh pelanggan. Dalam
artikel klasiknya berjudul “Breaking Free From Product
Marketing”, Shostack (1997) menegaskan bahwa semakin tidak
berwujud suatu jasa, semakin besar kebutuhan akan bukti fisik. Oleh
sebab itu, manajemen bukti fisik sangat pentingdalam pemasaran
jasa.
Museum lebih rumit dalam menciptakan permintaan, karena tidak
ada 'kebutuhan‟ yang dapat diidentifikasi bagi museum (Van der Vliet
1979). Selain itu, sebagian besar, 'lini produk' telah ditentukan
sebelumnya. Museum tidak menciptakan produk untuk memenuhi
kebutuhan yang belum terpenuhi dari masyarakat. Sebaliknya, ia
memiliki produk tetap, koleksi-koleksinya, dan bangunan di mana ia
ditempatkan. Produk mungkin dapat diubah (dengan akuisisi,
pemajangan barang baru, atau pameran temporer) atau ditingkatkan
23
(melalui fasilitas tambahan) tetapi dalam tingkatan luas, produk museum
adalah tetap (Mclean, 1997:105).
Graburn (1977) dalam Mclean (1997: 106) telah mengidentifikasi
tiga kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi oleh museum: rasa hormat,
ruang asosiasi, dan fungsi pendidikan. Rasa hormat sama dengan
pendapat Horne (1984), di mana pengalaman di museum lebih tinggi dari
pengalaman sehari-hari, di mana semangat terangkat oleh keindahan dan
inspirasi dari objek. Ruang asosiasi adalah konteks sosial dalam
modelnya Falk dan Dierking (1992), karena kunjungan ke museum dapat
menjadi kesempatan sosial, di mana teman dan keluarga dapat
berinteraksi bersama-sama dan berinteraksi dengan benda-benda. Untuk
memenuhi fungsi ini Falk dan Dierking menganggap aspek fisik museum
(seperti posisi, pelabelan, dan peruteen) harus diterima. Akhirnya, fungsi
pendidikan menarik para pengunjung yang ingin memahami dunia
mereka, di mana objek dapat diterjemahkan kedalam konteks nilai-nilai
pribadi.
Produk museum dapat dikaji dalam hal produk inti, yaitu (1) gedung
museum dan (2) pameran; dan produk sekunder atau pelengkap, yaitu (3)
layanan yang ditawarkan (Mclean, 1997: 188-189).
1) Gedung Museum
Pemeliharaan bangunan museum adalah hal yang penting.
Banyak museum yang bertempat di bangunan bersejarah, yang
memiliki biaya terkait dengan pemeliharaan dan perbaikan untuk
fasilitas konservasi dan penyimpanan yang memadai. Secara historis,
24
bangunan museum tidak dibangun sesuai dengan kehendak publik,
tetapi untuk menampilkan artefak-artefak dengan gaya yang sesuai
dengan mereka; bagian dalam bangunan menyerupai rumah megah
di mana artefak-artefak pada mulanya dikumpulkan (Mclean 1993).
Meskipun banyak museum bertempat di gedung-gedung tua,
harus dipastikan bahwa pemeliharaan dan perbaikan dari bangunan-
bangunan museum memungkinkan untuk melestarikan koleksi
secara memadai dan memenuhi kebutuhan pengguna. Penelitian
survei telah menemukan bahwa area utama kritik dari museum
adalah umumnya tentang perbaikan gedung (Touche Ross 1989
dalam Mclean, 1997:110).
Lokasi dan infrastruktur fisik museum dapat berdampak pada
orientasi pengguna begitu berada di dalam gedung museum. Banyak
museum yang luas bangunannya, dengan koridor seperti labirin.
Museum kecil mungkin menjadi penuh sesak, sementara beberapa
museum lebih memilih untuk memindahkan pengguna mereka
berkeliling museum dalam satu arah. Petunjuk arah di museum dapat
menjadi penting dalam memastikan bahwa pengguna dapat
mengarahkan diri mereka dengan mudah. Pada saat yang sama
petunjuk arah dapat berkontribusi terhadap pengalaman, karena
mereka dapat mengaktifkan rute tematik yang akan dibuat, dan juga
dapat menyaring pengunjung dan memastikan bahwa mereka
mengunjungi daerah-daerah tertentu dari museum. Tanda-tanda ini
juga dapat digunakan untuk menjelaskan kepada pengunjung
25
mengapa, misalnya, galeri di dalam kegelapan, atau mengapa sebuah
objek telah dihapus dari tampilan untuk pelestarian (Mclean,
1997:135).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan dan
pemeliharaan bangunan museum adalah: Tampilan luar (seperti
spanduk, signage pada bangunan, Tampilan pintu masuk), dan
tampilan internal (seperti suasana, perbaikan keadaan, perabot, tata
letak, kebisingan, suhu, kualitas udara, pencahayaan, signage)
2) Pameran
Secara umum layanan utama yang ditawarkan oleh museum
adalah akses terhadap koleksi melalui pameran. Pameran dalam
museum dapat berupa pameran temporer dan pameran tetap.
Pameran temporer merupakan program dari event-event dan
kegiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan oleh museum, seperti
pertunjukan film, pameran keliling dari museum, workshop dengan
tema dan objek yang ada dalam koleksi museum, program tari dan
drama, program pendidikan, pawai sejarah, dan lain sebagainya
(New Museums: A start-up guide, 1987 dalam Mclean, 1997: 118-
119).
Sedangkan pameran tetap adalah pameran yang berasal dari
pemajangan koleksi yang dimiliki oleh museum itu sendiri. Display
koleksi dan interpretasinya berpijak pada publik. Pemahaman dan
apresiasi masyarakat terhadap benda-benda harus menjadi tujuan
tunggal museum. Bagaimana pemahaman yang dihasilkan
26
tergantung pada pendekatan individual museum. Keputusan harus
dibuat pada seberapa banyak informasi akan diberikan dan
bagaimana hal itu diberikan; reaksi pengunjung terhadap metode
presentasi (seperti kata, bentuk, warna, dan suara) (Mclean, 1997:
115).
Metode yang dianggap baik sampai saat ini adalah metode
berdasarkan motivasi pengunjung museum. Metode ini merupakan
hasil penelitian beberapa museum di Eropa dan sampai sekarang
masih digunakan. Ada 3 kelompok besar motivasi pengunjung
museum, yaitu:
1. Motivasi pengunjung untuk melihat keindahan koleksi-koleksi
yang dipamerkan.
2. Motivasi pengunjung untuk menambah pengetahuan setelah
melihat koleksi-koleksi yang dipamerkan.
3. Motivasi pengunjung untuk melihat serta merasakan suatu
suasana tertentu pada pameran museum.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka untuk dapat
memuaskan ketiga motivasi tersebut maka museum harus dapat
memamerkan koleksi-koleksinya dengan menciptakan metode-
metode pameran yang menarik. Metode-metode tersebut adalah:
1. Metode penyajian Artistik, yaitu memamerkan koleksi-koleksi
terutama yang mengandung unsur keindahan.
2. Metode penyajian Intelektual atau Edukatif, yaitu memamerkan
koleksi-koleksi tidak bendanya saja, tetapi juga semua segi yang
27
bersangkutan dengan koleksi tersebut, misal urutan proses
terjadinya sampai pada cara penggunaan dan fungsinya.
3. Metode penyajian Romantik atau Evokatif, yaitu memamerkan
koleksi-koleksi disertai semua unsur lingkungan dimana
koleksi-koleksi tersebut berada (Direktorat Jenderal
Kebudayaan, 1999/2000).
Koleksi membedakan museum dengan objek wisata lainnya.
Koleksi adalah unik dan memperlihatkan sebuah kemurnian dalam
dunia nyata. Museum perlu memanfaatkan asset ini, menjadikan
aspek utama dari koleksinya sebagai Unique Selling Proposition
(SPU). Dalam rangka bertahan dari semua hiruk- pikuk persaingan
objek kewisataan, museum memiliki ceruk pasar (niche) tertentu
pada produk intinya. USP ini perlu menjalankan seluruh keputusan
dalam marketing mix, dari image yang dikomunikasikan melalui
publisitas, hingga harga yang di anggarkan untuk masuk ke museum.
Produk inti bisa digunakan untuk memposisikan produk, yang mana
posisi itu dapat melawan daya tarik kewisataan lainnya dalam hal
bagaimana pengunjung mengetahui nilai dari produk museum
(Mclean, 1997: 117).
Keaslian dan display dari koleksi adalah faktor penting bagi
masyarakat dalam memilih untuk mengunjungi museum, dan oleh
karena itu pentingnya menentukan fitur dari tujuan pemasaran (Falk
dan Dierking 1992; McLean 1993; Hooper-Greenhill 1994).
28
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
koleksi adalah penyajian (presentation), interpretasi
(interpretation)danpenggunaan teknologi (Mclean, 1997:189).
Perlu diketahui bahwa pameran yang ada di Museum Keraton
Sumenep hanya berupa pameran tetap yang berasal dari koleksi yang
dimiliki oleh museum itu sendiri. Tidak ada pameran temporer yang
berupa event-event atau kegiatan-kegiatan seperti yang telah
disebutkan di atas.
3) Layanan yang ditawarkan
Area lain dari layanan umum museum kepada pengunjung
adalah layanan pendukung dan informasi. Layanan-layanan
pendukung berupa catering dan ritel. Kafe atau rumah makan dan
tempat-tempat jualan atau toko-toko menambah pengalaman bagi
pengunjung, bahkan kadang-kadang jadi sumber dana yang
menguntungkan bagi museum. Meskipun seringkali layanan-layanan
pendukung ini dikembangkan hamper secara khusus untuk alasan
finansial. Hubungan antara koleksi museum dan layanan
pendukungnya harus simbiosis (Mclean, 1997:117).
Penyediaan informasi tentang koleksi dan topik terkait biasanya
secara tradisional berbentuk perkuliahan formal dan publikasi. Cara
semacam workshop juga bisa diadopsi, khususnya bagi anak-anak
atau untuk mendidik para remaja dengan keterampilan baru (Mclean,
1997:118).
29
Perhatian terhadap infrastruktur seringkali diabaikan, meski hal
itu kadang bisa lebih penting daripada koleksi itu sendiri dalam
menciptakan sebuh kepuasan kunjungan (Falk and Dierking 1992).
Infrastruktur meliputi tempat duduk, ruang penitipan, meja
informasi, toilet, dan penyediaan fasilitas fisik lainnya. Penelitian
yang dilakukan oleh Touche Ross (1989) dalam Mclean (1997:118)
menemukan bahwa ketika responden ditanya fasilitas tambahan apa
yang mereka inginkan di museum, jawaban pokok berkaitan dengan
tambahan atau tempat duduk yang lebih baik, fasilitas ruang
penitipan yang lebih baik, petunjuk arah dan denah yang lebih baik.
Pada Museum Keraton Sumenep tidak ada layanan pendukung
yang berupa catering atau toko. Penyediaan informasi yang berupa
perkuliahan formal semacam workshop dan publikasi juga belum di
maksimalkan dengan baik. Layanan pendukung yang ada hanya
berupa infrastruktur yang dimiliki oleh museum.
Sebagai perusahaan jasa khususnya dalam bidang pariwisata, yang
dimaksud dengan produk museum tidak hanya terbatas pada koleksi
(physical product) yang dimiliki oleh museum, akan tetapi produk
museum juga mengacu pada berbagai pengalaman dan manfaat yang
didapat oleh pengunjung ketika berkunjung ke museum, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan mereka akan pengetahuan dan rekreasi yang
tentunya tidak akan mereka dapatkan di tempat lain.
Produk museum sangat kompleks, berpotensi melibatkan sejumlah
kegiatan dan acara yang berbeda. Ini mencakup baik atas koleksi dan
30
staf, dan ditambah dengan berbagai layanan pendukung.Sebuah museum
perlu memahami dan mengantisipasi kebutuhan publik, menilai
sumberdaya, dan mengembangkan produk yang mencerminkan
kebutuhan tersebut, sementara pada saat yang sama mencerminkan misi
museum (Mclean, 1997:127).
C. Place(Lokasi)
1. PengertianLokasi
Menurut Lupiyoadi (2001: 80) lokasi yaitu keputusan yang dibuat
perusahaan berkaitan dengan di mana operasi dan stafnya akan
ditempatkan. Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi
dankeputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan
bagaimana penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang
strategis.
Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus
bermarkas dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi
yang mempengaruhi lokasi, yaitu:
1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila
keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen
sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
2) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak
terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian
jasa harus tetap berkualitas.
31
3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti
service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu
seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi
sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak dapat
terlaksana.
MenurutHurriyati (2005:55) untuk produk industri manufaktur place
diartikan sebagai saluran distribusi (zero channel, two channel, dan
multilevel channels), sedangkan untuk produkindustri jasa, place
diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang
digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju
merupakan keputusan kunci.
2. Faktor-faktorLokasi
Menurut Fitzsimmons dan Fitzsimmons (1994) dalam Tjiptono
(2014:159) lokasi berpengaruh terhadap dimensi-dimensi pemasaran
strategis, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen
permintaan, dan fokus strategis. Fleksibiltas suatu lokasi merupakan
ukuran sejauh mana sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi
perekonomian yang berubah. Competitive positioning adalah metode-
metode yang digunakan agar perusahaan dapat mengembangkan posisi
relatifnya dibandingkan para pesaing. Misalnya, jika perusahaan berhasil
memperoleh dan mempertahankan lokasi yang banyak dan strategis
(lokasi sentral dan utama), maka hal itu dapat menjadi rintangan efektif
bagi para pesaing untuk mendapatkan akses ke pasar. Manajemen
permintaan merupakan kemampuan penyedia jasa untuk mengendalikan
32
kuantitas, kualitas, dan timing permintaan. Sementara itu, fokus strategik
bisa dikembangkan melalui penawaran jasa yang hampir sama dibanyak
lokasi.
Gronroos (1982) dalam Mclean (1997:130) menunjukkan bahwa
meskipun distribusi penting bagi barang, fokus untuk jasa adalah juga
pada aksesibilitas. Rathmell (1974) dalam Mclean (1997:130)
mengklasifikasikan jasa dengan lokasi dalam tiga cara: di mana lokasi
mungkin tidak relevan; di mana jasa mungkin akan terkonsentrasi; dan di
mana jasa mungkin akan tersebar. Jasa museum terkonsentrasi di lokasi
mereka, terutama melalui tradisi yang bertentangan dengan penawaran.
Perhatian terhadap lokasi sangat penting dalam museum, di mana ia
dapat menjadi faktor kunci dalam keputusan pembelian akhir (Davis et
al. 1979). Sangat jarang bahwa museum dapat pindah ke lokasi di mana
ia dapat meningkatkan kinerja pelayanannya. Museum berusaha untuk
mengatasi keterbatasan ini melalui pameran keliling dan perputaran dari
koleksi permanen.
Kenyamanan lokasi dan kemudahan akses, merupakan faktor
penentu yang penting dari pemakaian. Aksesibilitas membutuhkan
jaringan transportasi yang baik. Museum dapat mendorong perbaikan
angkutan umum, tapi tidak dapat mengontrol efek struktural diluar
kendali mereka. Parkir mobil juga bisa menjadi keterbatasan banyak
museum yang terletak di pusat kota, di mana parkir mobil adalah
premium. Jika parkir mobil terbatas, maka tanda-tanda harus
menunjukkan di mana parkir mungkin tersedia. Pengguna potensial perlu
33
menemukan museum, apakah itu berlokasi di pusat keramaian atau di
sudut terpencil, rambu-rambu harus mengarahkan mereka ke tujuan
mereka. Rambu-rambu harus ditempatkan di jalan-jalan di titik masuk
yang tepat, dan tanda-tanda pejalan kaki juga harus ditempatkan di
trotoar yang tepat. Lokasi bisa menjadi penghalang untuk memfasilitasi
aksesibilitas, tetapi museum bisa berbuat banyak untuk mengatasi
masalah ini (Mclean, 1997: 134).
Apa yang perlu dirancang di sini adalah aksesibilitas melalui waktu
dan tempat. Place sebagai lokasi perlu ditangani, seperti halnya
ketersediaan waktu melalui permintaan dan penawaran (Mclean,
1997:130-131).
MenurutTjiptono(2014:159), terdapat beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dengan cermat dalam menentukan tempat atau lokasi
yaitu:
1) Akses, lokasi yang mudah dijangkau oleh transportasi umum
2) Visibilitas, lokasi dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang
normal
3) Lalu lintas (Traffic), disini ada dua hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu pertama, banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan
peluang terjadinya impulse buying, keputusan pembelian sering kali
terjadi spontan, tanpe perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha
khusus. Kedua, kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula
menjadi hambatan.
34
4) Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman baik untuk kendaraan
roda dua ataupun roda empat.
5) Ekspansi, tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha
di kemudian hari.
6) Lingkungan, yaitu daerah yang mendukung jasa yang ditawarkan.
7) Kompetisi, dengan melihat banyaknya pesaing di lokasi tersebut.
8) Peraturan pemerintah, dengan melihat peraturan pemerintah
mengenai penggunaan lokasi tersebut (tata kota, peruntukan, dan
lain-lain).
D. People (Orang)
1. Pengertian People
Menurut Zeithalm and Bitner (2005:26) pengertian people adalah
sebagai berikut:
“Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan
dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan,
konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.”
Bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran
pemasaran. Dalam industri jasa, setiap orang merupakan „part-time
marketer‟ yang tindakan dan perilakunya memiliki dampak langsung
pada outputyang diterima pelanggan. Oleh sebab itu, setiap organisasi
jasa (terutama yang tingkat kontaknya dengan pelanggan tinggi) harus
secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam
interaksinya dengan pelanggan. Untuk mencapai standar yang ditetapkan,
35
metode-metode rekrutmen, pelatihan, pemotivasian, dan penilaian kinerja
karyawan tidak dapat dipandang semata-mata sebagai keputusan
personalia; semua itu juga merupakan keputusan bauran pemasaran yang
penting (Tjiptono, 2014: 43).
Semua sikap dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh
terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service
encounter). Oleh karena itu penting kiranya semua perilaku karyawan
jasa harus diorientasikan kepada konsumen. Itu berarti organisasi jasa
harus merekrut dan mempertahankan karyawan yang mempunyai skill,
sikap, komitmen, dan kemampuan dalam membina hubungan yang baik
dengan konsumen.
Dalam hal ini people (orang) yang dimaksud adalah keseluruhan
karyawan atau staf yang berada dilingkungan museum yang menjalankan
perannya masing-masing selama proses layanan museum berlangsung.
2. Faktor-faktorPeople
Petugas adalah sebagian besar sumber daya yang belum
dimanfaatkan oleh museum untuk berjuang di bawah kendala pendanaan
guna menyediakan layanan yang semakin baik kepada pengunjung.
Seperti memberikan panduan kepada pengunjung dan berpartisipasi
dalam kunjungan sekolah, petugas bisa juga, saran Falconer, memberikan
bantuan kuratorial dan teknis, dengan membantu kontrol lingkungan,
koleksi, dan pameran (Falconer, 1995:21 dalam Mclean, 1997:126).
Menurut Ratih (2005:63) Elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu:
1) Service People
36
Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan
ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut melalui
pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti, dan kesetiaan pelanggan
terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik
perusahaan.
Lebih lanjut Leishman (1993:32) dalam Mclean (1997:126)
mangatakan bahwa manajer harus mendorong respon manusia
dibanding mesin, dan memberikan petugas museum kepercayaan diri
untuk berhubungan dengan mudah kepada pengunjung. Ini akan
membantu mereka untuk tetap menarik, siap-siaga dan ramah, dan
untuk menyampaikan pesan melalui sikap mereka bahwa semua
pertanyaan akan ditanggapi dengan sopan, bahwa informasi atau
bantuan ada jika diperlukan dan bahwa keluhan akan ditangani
secara serius.
2) Customer
Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara
para pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada
pelanggan yang lain tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya
dari perusahaan.
Judd dalam Payne (2001) telah mengembangkan skema kategorisasi
berdasarkan frekuensi tingkat kontak pelanggan dan seberapa jauh para
karyawan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pemasaran yang
konvensional yang terdiri dari: Contaktor, Modifier, Influencer, dan
Isolated.
37
Begitupun dengan Lupiyoadi (2001) menyatakan bahwa ada empat
kriteria peranan atau pengaruh dari aspek-aspek people yang
mempengaruhi konsumen yaitu:
1) Contaktor, orang di sini berinteraksi langsung dengan konsumen
dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli. Mereka memiliki posisi dalam
hal menjual dan perannya sebagai customer service. Misalnya staf
pemandu atau staf pameran dalam museum
2) Modifier, mereka tidak secara langsung mempengaruhi konsumen,
tetapi cukup sering berinteraksi dengan konsumen. Modifiers
memerlukan keahlian untuk dapat menjalin kerja sama yang erat
dengan konsumen. Misalnya resipsionis/petugas tiket dalam
museum.
3) Influencer, mereka ini mempengaruhi konsumen dalam keputusan
untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan
konsumen. Tugasnya antara lain mencakup pengadaan riset dan
pengembangan. Seorang Influencer harus memiliki potensi
kemampuan untuk menarik kosumen melalui hasil yang
diperolehnya. Misalnya ketua museum.
4) Isolated, orang di sini tidak secara langsung ikut serta dalam
Marketing Mix dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen.
Misalnya staf keamanan dan staf kebersihan dalam museum.
38
E. Word of Mouth
1. Pengertian Word of Mouth
Menurut Kotler dan Keller (2012:568) word of mouth
communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan
proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara
individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang
bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.
Kemudian menurut Ekotama (2009:17) komunikasi dari mulut ke
mulut adalah kegiatan promosiyang dilakukan oleh konsumen yang
menawarkan produk secara sukarela, dimana mereka menceritakan
produk kita dan menyar ankan orang lain untuk mengkonsumsi atau
menggunakan produk tersebut. Kemudian menurut Sumardy (2011:67)
word of mouth adalah tindakan penyediaan informasi oleh konsumen
kepada konsumen.
WOMMA (Word of Mouth Marketing Association) dalam Sumardy
(2011:68) menyatakan pemasaran dari mulut ke mulut adalah upaya oleh
sebuah organisasi untuk mempengaruhi bagaimana konsumen membuat
dan mendistribusikan informasi pemasaran yang relevan kepada
konsumen lain, memfasilitasi dan memperkuat pemasaran yang relevan
di kalangan konsumen.
Menurut Tjiptono (2014:368), word of mouth merupakan salah satu
indikator dalam pengukuran kepuasan pelanggan. Kesediaan pelanggan
untuk merekomendasikan produk kepada teman atau keluarganya
menjadi ukuran yang penting untuk ditindaklanjuti.
39
Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi dari mulut ke mulut
(word of mouth) adalah komunikasi antar konsumen yang
memberitahukan atau menginformasikan pengalamannya tentang produk
atau jasa yang sudah pernah dikonsumsi kepada orang lain.
2. Indikator Word of Mouth
Menurut Babin, Lee, Kim, dan Griffin (2005:136) untuk mengukur
word of mouth dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1) Keinginan konsumen membicarakan hal-hal positif tentang kualitas
produk kepada orang lain.
2) Rekomendasi produk kepada orang lain
3) Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan transaksi
terhadap produk
3. Jenis-jenis Word of Mouth
WOM sendiri terbagi atas dua jenis yaitu Organic Word of Mouth
dan Amplified Word of Mouth (Sumardy 2011:67)
1) Organic Word of Mouth
Organic Word of Mouth adalah WOM yang terjadi secara alami
dari kualitas positif perusahaan. Ada beberapa hal yang patut
diperhatikan untuk meningkatkan keberhasilan organic WOM ini,
yaitu fokus terhadap kepuasan pelanggan, tingkatkan kualitas produk
dan tingkat kegunaannya, tanggap terhadap keluhan kritik, buka jalur
dialog dan lebih berupaya untuk „mendengar‟. Jika semua tahapan
ini telah dilakukan loyalitas konsumen hanyalah sebuah keniscayaan.
40
2) Amplified Word of Mouth
Amplified Word of Mouth adalah WOM yang terjadi karena
sengaja dibuat oleh perusahaan. Beberapa hal yang juga perlu untuk
diperhatikan agar Amplified WOM dapat berjalan seperti yang
diharapkan, yakni ciptakan komunitas, bangun perangkat yang
memungkinkan individu dapat saling berbagi pendapat mereka,
motivasi konsumen royal agar mereka semakin aktif
mempromosikan produk, dan lengkapi konsumen loyal dengan
segalainformasi yang mereka butuhkan.
4. Tahapan Word of Mouth
Menurut Sumardy (2011:71) terdapat tiga tahap terciptanya WOM
yang sempurna, yaitu customer do talking, customer do promoting, dan
customer doselling.
1) Customer do talking
Maksudnya adalah perusahaan berhasil membuat dan mencipatakan
orang-orang sehingga membicarakan produk atau jasa yang
ditawarkan.
2) Customer do Promoting
Pada tahap ini perusahaan dapat memberdayakan para profitable
talker agar dapat membicarakan produk atau jasa yang ditawarkan
secara positif.
41
3) Customer do Selling
Pada tahap ini pelanggan atau talker juga harus mengusahakan agar
terjadi perubahan perilaku pada orang yang mereka ajak bicara
secara sukarela.
5. Elemen Word of Mouth
Menurut Sernovitz (2012:19) terdapat 5 elemen yang harus
diperhatikan dalam mengupayakan WOM yang menguntungkan, yaitu:
1) Talkers yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu
siapa yang menjadi pembicara, dalam hal ini pembicara adalah
konsumen yang telah mengkonsumsi produk atau jasa yang telah kita
berikan. Terkadang orang lain cenderung dalam memilih atau
memutuskan suatu produk tergantung kepada konsumen yang telah
berpengalaman menggunakan produk atau jasa tersebut atau biasa
disebut dengan referral yaitu orang yang merekomendasikan suatu
produk atau jasa.
2) Topic yaitu adanya suatu word of mouth karena tercipta suatu pesan
atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau
jasa, contohnya seperti pelayanan yang kita berikan dan karena
produk kita mempunyai keunggulan tersendiri.
3) Tools yaitu setelah mengetahui pesan atau perihal yang membuat
mereka berbicara mengenai produk atau jasa tersebut dibutuhkan
suatu alat untuk membantu agar pesan tersebut dapat berjalan,
contohnya seperti brosur, spanduk atau alat lainnya yang dapat
42
membuat orang mudah untuk membicarakan atau menularkan suatu
produk kepada orang lain.
4) Taking Part atau partisipasi perusahaan, yaitu suatu partisipasi
perusahaan seperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaan-
pertanyaan mengenai produk atau jasa tersebut dari para calon
konsumen dengan menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci
mengenai produk atau jasa tersebut, melakukan follow up ke calon
konsumen sehingga mereka melakukan proses pengambilan
keputusan.
5) Tracking atau pengawasan akan hasil WOM marketing perusahaan
setelah suatu alat tersebut berguna dalam proses word of mouth dan
perusahaan pun cepat tanggap dalam merespon calon konsumen,
perlu pula pengawasan atas word of mouth yang telah ada yaitu
dengan melihat hasil seperti dalam kotak saran sehingga informasi
banyaknya word of mouth positif atau negative dari para konsumen.
6. Pentingnya Word of Mouth Bagi Museum
Dalam menjual jasa, museumperlu untuk membangun komunikasi
word of mouth. Beberapa penulis, termasuk Young (1981), telah
menyarankan bahwa komunikasi word of mouth lebih penting daripada
iklan untuk jasa. Hipotesis ini didukung dalam konteks museum oleh
riset pasar yang dikutip oleh DiMaggio (1985) dan dilakukan oleh
McLean (1992).
Komunikasi word of mouth merupakan komunikasi yang bersumber
dari eksternal museum, dan cenderung memiliki kredibilitas tinggi dalam
43
evaluasi pemilihan jasa (George dan Kelly, 1983). Museum tidak dapat
mengontrol komunikasi yang dihasilkan oleh sumber internal, meskipun
dapat berusaha untuk mempengaruhinya (Mclean, 1997:140).
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pengalaman dan
karakteristik kepercayaan mendominasi dalam bidang museum
(Hausmann, 2001; Karns, 2002; Helm dan Kuhl, 2006). Karakteristik
pengalaman dari layanan museum mungkin termasuk atmosfer dan
pencahayaan di ruang pameran, komprehensibilitas dari tour guide,
kualitas restoran/layanan cafe atau keramahan staf di toko museum.
Sementara karakteristik ini dapat dipahami relatif mudah dan biasanya
dapat dinilai oleh pengunjung selama atau setelah produksi layanan,
karakteristik lain tidak dapat dinilai sama sekali atau dapat dinilai hanya
tidak cukup waktu. Pertama kali pengunjung khususnya harus percaya
bahwa karakteristik tertentu (misalnya, keaslian benda, kualitas
curatorship dari sebuah pameran) berada pada tempatnya (Helm dan
Kuhl, 2006).
Hal ini berarti bahwa semakin besar andil dari pengalaman dan
karakteristik kepercayaan, semakin besar ketidakpastian dari pelanggan
potensial, semakin besar risiko yang dirasakan mereka untuk membuat
pilihan yang salah dan semakin besar kebutuhan informasi mereka
(Hausmann, 2012).
Untuk menghilangkan ketidakpastian ini, pengunjung potensial dapat
mengandalkan reputasi dan citra museum (yaitu, mereka dapat
menggunakan "informasi pengganti") atau pada pendapat para ahli
44
(seperti kritik). Menurut literatur, bagaimanapun, arahan oleh teman-
teman dan kenalan ini sangat efektif dalam mengurangi ketidakpastian di
kalangan pengunjung museum, terutama pengunjung pertama kali atau
pengunjung sesekali dengan sedikit pengalaman museum (Karns, 2002;
Helm dan Kuhl, 2006). Hal ini disebabkan fakta bahwa,biasanya sebuah
pilihan hubungan yang positif, manfaat yang diharapkan dari rujukan
oleh teman-teman atau kenalan biasanya diyakini lebih besar daripada
manfaat yang diharapkan dari pilihan acak (Nelson, 1970).
Positif atau negatif dari komunikasi word of mouth akan
mempengaruhi sejauh mana orang lain menggunakan museum.
Pengalaman negatif cenderung memiliki dampak yang lebih besar
daripada pengalaman positif. Negatif word of mouth kemudian, secara
signifikan dapat mengurangi dampak dari bentuk-bentuk komunikasi
lainnya, sementara positif word of mouth berarti bahwa lebih sedikit
komunikasi diperlukan (Gronross, 1990 dalam Mclean, 1997:155).
Museum harus mencoba untuk memanfaatkan word of mouth.
Misalnya, dengan menggunakan testimonial dari pengalaman pengguna
yang puas di selebaran. barang-barang promosi seperti kaos dan payung
dapat memberikan petunjuk yang nyata yang menyiratkan keanggotaan
'club'. Mengembangkan hubungan dengan pengunjung juga penting,
karena pengunjung yang mempunyai perasaan loyal terhadap museum,
dan perasaan 'memiliki', lebih mungkin untuk membahas museum
dengan kerabat dan teman-teman (Mclean, 1997:155).
45
F. Minat Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004: 251), minat merupakan salah satu
aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap sikap
perilaku. Minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau tindakan. Minat beli
merupakan aktivitas psikis yang timbul karena adanya perasaan (afektif) dan
pikiran (kognitif) terhadap suatu barang atau jasa yang diinginkan. Minat
membeli dapat diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap suatu objek
tersebut dengan cara membayarnya dengan uang atau pertolongan.
Definis minat beli menurut Simamora (2004: 131) adalah sesuatu yang
pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap
suatu objek akan memiliki kekuatan atau dorongan untuk melakukan
serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.
Minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima
rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk
mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk
membeli agar dapat memilikinya (Kotler, 2005: 205)
Schiffman dan Kanuk (2004: 272), menjelaskan bahwa pengaruh
eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi
alternatif adalah faktor yang menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh
eksternal (input) tersebut terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial
budaya. Kegiatan pemasaran perusahaan adalah stimulus untuk mendapatkan,
menginformasikan serta meyakinkan konsumen untuk membeli dan
menggunakan produk dengan perantara desain kemasan, kualitas, dan
46
jaminan akan kualitas, media masa, dan personal selling sehingga dapat
memunculkan minat beli konsumen, sedangkan contoh dari faktor sosial
budaya adalah pengaruh yang berasal dari rekomendasi orang lain (word of
mouth), misalnya melalui teman, keluarga, maupun pendapat seseorang di
koran maupun majalah.
Menurut Ismail (2004:92) dalam Dhiba dan Maduwinarti (2014) minat
konsumen (interest) dapat juga didefinisikan sebagai ketertarikan seseorang
konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Konsumen tertarik kepada suatu
produk atau jasa karena berbagai sebab, misalnya:
1) Karena produk atau jasa feature
Dalam hal ini konsumen tertarik kepada suatu produk atau jasa karena
penampakannya menarik.
2) Karena produk atau jasa benefits
Dalam hal ini konsumen tertarik kepada suatu produk atau jasa karena
manfaat yang diberikan oleh produk atau jasa tersebut.
3) Karena informasi
Dalam hal ini informasi tentang produk atau jasa yang sampai kepada
konsumen dari kelompok rujukan, influencer dan lain-lain.
Menurut Ferdinand (2006:188) minat beli dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut:
1) Intensitas pencarian informasi mengenai suatu produk.
2) Keinginan untuk segera membeli/memiliki suatu produk.
3) Preferensi bahwa produk tertentu inilah yang diinginkan, sesorang
bersedia mengabaikan pilihan lain.
47
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat beli
adalah suatu kegiatan pemusatan perhatian individu terhadap suatu barang
atau jasa yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang atau jasa
tersebut. Kemudian timbul perasaan yang meyakinkan individu bahwa barang
atau jasa tersebut memiliki manfaat, dan individu ingin memiliki atau
mendapatkannya dengan cara mengeluarkan biaya dan pengorbanan lainnya.
G. Pengaruh Produk, Place, People, dan Word of Mouth Terhadap Minat
Menurut Dodds, Monroe dan Grewal (1991) dalam Grewal, Monroe dan
Krishnan (1998), minat beli didefinisikan sebagai kemungkinan seorang
konsumen untuk berniat membeli suatu produk. Minat beli konsumen
terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor (McDaniel,
2001).
Ada dua dimensi dalam minat beli yaitu attitude dan one social
subjective norm. Attitude atau sikap merupakan bagian dari Response
Hierarcy Model (Kotler, 2003), yaitu pada tahap Affective Stage, dimana
merupakan perasaan terhadap produk tertentu atau evaluasi menyeluruh
terhadap objek, yang dipengaruhi juga oleh persepsi konsumen terhadap
produk atau jasa yang diteliti. Hal ini biasanya dianggap sebagai sikap.
Sehingga sikap yang dalam penelitian ini adalah ukuran minat beli konsumen
dipengaruhi oleh External Influences yaitu berupa Marketing Stimuli dan
Nonmarketing Stimuli. Marketing Stimuli berupa bauran pemasaran yang
terdiri dari Product, Price, Place, Promotion, People, Physical
Evidence,danProcess, atau yang disebut Firm‟s Marketing. Sedangkan
48
Nonmarketing Stimuli berupa misalnya kondisi ekonomi, kelas sosial,
teknologi, politik dan budaya (Schiffman dan Kanuk, 2004).
H. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No
. Penulis Judul Variabel
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian
1. Ich Diana
Sarah Dhiba
dan Ayun
Maduwinarti
(2014)
Analisis
Pengaruh
Bauran
Pemasaran
Jasa
Terhadap
Minat
Pengunjug
Pada Obyek
Wisata
Museum
Kesehatan
Dr.
Adhyatma,
MPH
Surabaya
(JMM17
Jurnal Ilmu
Ekonomi &
Manajemen
April 2014,
Vol. 1 No.1.
hal. 94 –
109)
Bauran
Pemasaran
Jasa (X),
Minat
Pengunjung
(Y)
Jenis
Penelitian:
Penelitian
Kausal
Pengumpula
n Data:
Penyebaran
kuesionir
Analisis
data: Regresi
Linear
Berganda
a. Hasil
analisis
menunjukka
n bahwa
variabel
produk
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
minat
pengunjung.
b. Hasil
analisis
menunjukka
n bahwa
variabel
harga
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
minat
pengunjung.
c. Hasil
analisis
menunjukka
n bahwa
variabel
Promosi
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
minat
49
pengunjung.
d. Hasil
analisis
menunjukka
n bahwa
variabel
tempat
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
minat
pengunjung.
e. Hasil
analisis
menunjukka
n bahwa
variabel
Orang
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
minat
pengunjung.
f. Hasil
analisis
menunjukka
n bahwa
variabel
Proses
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
minat
pengunjung.
g. Hasil
analisis
menunjukka
n bahwa
variabel
Bukti Fisik
memiliki
pengaruh
positif
50
terhadap
minat
pengunjung.
h. Hasil
analisis
menunjukka
n bahwa
variabel
Layanan
Pelanggan
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
minat
pengunjung.
2. Yolla
Margaretha
(2011)
Analisis
Pengaruh
Bauran
Pemasaran
Jasa
Terhadap
Minat Beli
Pada
Program
Magister
Manajemen
Universitas
Kristen
Maranatha
Seminar
Nasional
Teknologi
Informasi &
Komunikasi
Terapan
2011
(ISBN 979-
26-0255-0)
Bauran
Pemasaran
Jasa (X),
Minat Beli
(Y)
Tipe
penelitian:
Deskriptif
dan
Verifikatif
Tipe
penyelidikan
adalah Tipe
Kausalitas,
dan cakupan
waktu
bersifat
cross
sectional
Analisis
data:
Regresi
Linier
Berganda
Hasil
hipotesis
menyatakan
bahwa
variabel
Product,
Price,
Physical
Evidence,
dan Process
mempunyai
pengaruh
terhadap
minat beli
(intention to
buy), dan
sebaliknya
variabel
People,
Place, dan
Promotion
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
minat beli
(intention to
buy)
3. Hendra Fure Lokasi, Lokasi (X1), Metode Lokasi
51
Keberagama
n Produk,
Harga, dan
Kualitas
Pelayanan
Pengaruhnya
Terhadap
Minat Beli
Pada Pasar
Tradisional
Bersehati
Calaca
Jurnal
EMBA Vol.
1 No. 3
September
2013
(ISSN 2303-
1174)
Keberagama
n Produk
(X2), Harga
(X3),
Kualitas
Pelayanan
(X4), dan
Minat Beli
(Y)
Penelitian:
Penelitian
Asosiatif
Penentuan
sampel:
sampling
purposive
Teknik
sampel:
nonprobabili
ty sampling
Pengumpula
n data:
Observasi,
Kuesioner,
dan
Wawancara
Analisis
data:
menggunaka
n Uji
Validitas,
Uji
Realibilitas,
Regresi
Linier
Berganda,
Uji t, dan
Uji F.
berpengaruh
signifikan
terhadap
minat beli
konsumen
Keberagama
n Produk
berpengaruh
terhadap
minat beli
Harga
berpengaruh
signifikan
dan positif
terhadap
minat beli
Kualitas
Pelayanan
berpengaruh
signifikan
dan positif
terhadap
minat beli
4. Andhanu
Catur
Mahendrayasa
, Srikandi
Kumadji dan
Yusri
Abdillah
Pengaruh
Word of
Mouth
Terhadap
Minat Beli
Serta
Dampaknya
Pada
Keputusan
Pembelian
Jurnal
Administrasi
Bisnis (JAB)
Vol. 12 No.
Word of
Mouth (X),
Minat Beli
(Y) dan
Keputusan
Pembelian
(Z)
Jenis
Penelitian:
Explanatory
research
Teknik
Sampel:
Random
Sampling
Pengumpula
n data:
kuesioner
Analisis
data: Uji
Validitas,
Uji
Reliabilitas,
Variabel
Word of
Mouth
berpengaruh
terhadap
minat beli
konsumen
Variabel
Word of
Mouth yang
terdiri dari
indikator
reference
group dan
opinion
leader
52
1 Juli 2014 Path
analysis
Berganda,
Uji F dan
Uji t
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian
Variabel
Minat Beli
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
5. Rafiz
Adriansyah
dan Budi
Rustandi
Kartawinata
Pengaruh
Bauran
Pemasaran
Jasa
Terhadap
Proses
Keputusan
Pengggunaan
Pada
Konsumen
Hotel Posters
Bandung
Jurnal
Fakultas
Komunikasi
dan Bisnis
Universitas
Telkom 2014
Bauran
Pemasaran
(X) dan
Proses
Keputusan
Pembelian
(Y)
Jenis
Penelitian:
Deskriptif
Teknik
Sampel:
Proporsiona
l Sampling
Pengumpula
n data:
kuesioner,
wawancara
dan
dokumentasi
Analisis
data: Uji
Validitas,
Uji
Reliabilitas,
Regresi
Linear
Berganda,
Uji F dan
Uji t
Seluruh
pelaksanaan
bauran
pemasaran
jasa Hotel
Posters
bersama-
sama
mempengar
uhi secara
signifikan
terhadap
proses
keputusan
penggunaan
jasa
konsumen
dengan nilai
total sebesar
0,748 atau
74,8% dapat
dijelaskan
bahwa
proses
keputusan
penggunaan
dipengaruhi
bauran
pemasaran
jasa sebesar
74,8% dan
sisanya
25,2%
dijelaskan
53
oleh
variabel lain
selain dari
bauran
pemasaran
jasa
Secara
parsial
variabel
bebas yang
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
proses
keputusan
penggunaan,
yaitu price,
people, dan
physical
evidence
sedangkan
variabel
product,
place,
promotion,
dan process
tidak
berpengaruh
signifikan
54
I. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara sistematis dan sederhana
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Minat Beli (Y)
Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
2. Multikolinieritas
3. Heterokedastisitas
Uji Hipotesis
1. Uji t (Parsial)
2. Uji F (Simultan)
Uji Regresi Linear Berganda
Koefisien Determinasi
Kesimpulan
Word of Mouth
(X4)
People
(X3)
Place
(X2)
Produk
(X1)
55
J. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian adalah dugaan sementara mengenai dua variabel atau
lebih mengenai hasil penelitian, selanjutnya hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1) Ho1 : β1 ≠ 0 ; tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Produk
terhadap variabel minat berkunjung
Ha1 : β1 = 0; terdapat pengaruh signifikan antara variabel Produk
terhadap variabel minat berkunjung
2) Ho2 : β2 ≠ 0 ; tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Place
terhadap variabel minat berkunjung
Ha2 : β2 = 0 ; terdapat pengaruh signifikan antara variabel Place terhadap
variabel minat berkunjung
3) Ho3 : β3 ≠ 0 ; tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel People
terhadap variabel minat berkunjung
Ha3 : β3 = 0 ; terdapat pengaruh signifikan antara variabel People
terhadap variabel minat berkunjung
4) Ho4 : β4 ≠ 0 ; tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Word of
Mouth (WOM) terhadap variabel minat berkunjung
Ha4 : β4 = 0 ; terdapat pengaruh signifikan antara variabel Word of Mouth
(WOM) terhadap variabel minat berkunjung
5) Ho5 : β1,β2,β3,β4,β5,β6,β7 ≠ 0 ; tidak terdapat pengaruh signifikan antara
variabel Produk, Place, People, dan Word of Mouth (WOM) terhadap
minat berkunjung
56
Ha5 : β1,β2,β3,β4,β5,β6,β7 = 0 ; terdapat pengaruh signifikan antara variabel
Produk, Place, People, dan Word of Mouth (WOM) terhadap minat
berkunjung.
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian mengambil lokasi di Kabupaten Sumenep Madura, yaitu
tepatnya di Museum Keraton Sumenep. Penelitian ini akan dilakukan pada
objek wisata Museum Keraton Sumenep, dengan meminta pengunjung untuk
melakukan penilaian terhadap Produk, Place, People, dan Word of Mouth
yang mempengaruhi minat mereka untuk berkunjung ke objek wisata
Museum Keraton Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Data mengenai pengunjung diperoleh dengan menggunakan
tahapan dalam penelitian kuantitatif, untuk memperoleh gambaran demografi
pengunjung, seperti jenis kelamin, usia, profesi, dan kelas sosial pengunjung
museum, serta penilaian kinerja museum. Strategi Produk, Place, People, dan
Word of Mouth yang diterapkan dinilai berhasil jika timbul keinginan
pengunjung/wisatawan untuk datang dan bertambahnya jumlah kunjungan ke
Museum Keraton Sumenep.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2007), yaitu: ''Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya''. Dalam penelitian ini
populasi bersifat infinit, artinya populasi tidak dapat ditentukan atau
58
diukur. Populasinya adalah seluruh Pengunjung yang sedang berkunjung
ke Museum Keraton Sumenep.
2. Sampel
Sampel menurut Arikunto (2010:173), adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dan menurut Sugiyono (2009:116), sampel
merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Non
probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009:120). Metode
Non probability yang dipilihuntuk digunakan dalam penelitian ini adalah
Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2009:122).
Roscoe dalam Sugiyono (2009:129) memberikan saran tentang ukuran
sampel untuk penelitian sebagai berikut:
1) Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500.
2) Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai
negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30.
3) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel
59
penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota
sampel = 10 x 5 = 50.
4) Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota
sampel masing-masing antara 10 sampai 20.
Yang menjadi syarat pertimbangan dalam Purposive Sampling pada
penelitian ini, dan dengan keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka
ditetapkan jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan kriteria usia 17
tahun ke atas yang menjadi pengunjung pada objek wisata museum
Keraton Sumenep. Karena menurut Kasali (2005:200-201), manusia mulai
dianggap dewasa bila sudah berusia 17 tahun, pada usia seseorang
dianggap sudah dewasa maka sudah mampu membiayai hidupnya sendiri
dan sebagian anggaran belanja dihabiskan untuk pakaian, aksesoris, makan
di luar, mencari hiburan dan mencari informasi tentang berbagai hal.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam memperoleh serta mengumpulkandata
dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Menurut Istijanto (2009:44) data primer adalah data asli yang
dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti untuk
menyatakan masalah risetnya secara khusus. Pada penelitian ini,
pengumpulan dan pengolahan data lebih kepada menggunakan
kuesioner (angket).
60
Adapun metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer
antara lain:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh
periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung
melalui proses komunikasi atau dengan mengajuka pertanyaan
(Istijanto, 2009:69).
b. Wawancara
Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh
informasi secara langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan
individual (Istijanto, 2009:49).
2. Data Skunder
Data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah sumber data
yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta
dokumen perusahaan.
Data skunder merupakan data yang diperoleh dari luar objek yang
diteliti, akan tetapi memiliki hubungan dengan data yang telah
dikumpulkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Data
skunder digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan,
gambaran pelengkap ataupun untuk diproses lebih lanjut.
D. Metode Analisis Data
Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan skala
Likert. Skala ini meminta responden untuk menunjukkan tingkat persetujuan
61
atau ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek.
Skala likert banyak digunakan dalam riset-riset pemasaran yang
menggunakan metode survei dan dapat dikategorikan sebagai skala interval
(Istijanto, 2009:90).
Tabel 3.1
Skala Likert
Sangat Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju SangatTidak Setuju
5 4 3 2 1
1. Statistik Deskriptif
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik
deskriptif. Tujuannya dalah agar terdapat beberapa gambaran ataupun
bayangan secara sistematis, actual, dan akurat mengenai fakta, sifat serta
hubungan antara fenomena yang akan diteliti (Sugiyono, 2004).
2. Uji Kulitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat diukur dengan
melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel.
Hipotesis yang diajukan:
Ho: Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor
konstruk
62
Ha: Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total
skor konstruk.
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n – 2, dalam
hal ini n adalah jumlah sample.
Untuk menguji apakah masing-masing indikator dari suatu
konstruk atau variabel valid atau tidak, bandingkan nilai Corrected
Item – total Correlation dengan hasil perhitungan r tabel. Jika r
hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2016:
52-53).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan
sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila
pengukuran diulang. Instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Untuk menghitung koefisien reliabilitas dapat digunakan
rumus Cronbach Alpha, dinyatakan reliable jika nilai rhit > rtab.
Keterangan:
α = Koefisien reliabilitas
k = Jumlah butir pertanyaan soal
63
σi2 = Varians butir pertanyaan soal
σ2 = Varians skor tes
Dalam kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2016:47). Suatu variabel dikatakan
reliabel jika memiliki alpha > 0,70 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali,
2016:48).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data
yangdipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar
diperoleh model analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian
inimensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar
analisis regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dan
dependen harus berdistribusi normal atau mendekati normal
(Ghozali, 2007).
Untuk menguji apakah data-data tersebut memenuhi asumsi
normalitas, maka dilakukan proses uji normalitas, dimana:
1. Jika data menyebar di sekitar daerah diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
64
2. Jika data menyebar jauh dari sekitar daerah diagonal dan atau
tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2016:103):
1. Mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,1
2. Mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10
c. UjiHeteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134).
65
Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan
media grafik, apabila grafik membentuk pola khusus maka model
terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134).
Dasar pengambilan keputusan:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi
Heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Heteroskedastisitas.
4. Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan beberapa
pengujian yaitu uji – t dan uji – F.
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel independen (Ghozali, 2016:97).
Langkah-langkah Uji Hipotesis untuk Koefisien Regresi adalah:
1. Perumusan Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (HA)
Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
66
HA : bi ≠ 0, artinya variabel independen merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Penentuan harga t tabel berdasarkan taraf signifikansi dan taraf
derajat kebebasan
Taraf signifikansi = 5% (0,05)
Derajat kebebasan = (n-1-k)
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa koefisien
determinasi majemuk dalam populasi, R2, sama dengan nol. Uji
signifikansi meliputi pengujian signifikansi persamaan regresi secara
keseluruhan serta koefisien regresi parsial spesifik. Uji keseluruhan
dapat dilakukan dengan menggunakan statistik F. Statistik uji ini
mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan k dan (n-k-1)
(Malhotra, 2005). Jika hipotesis nol keseluruhan ditolak, satu atau
lebih koefisien regresi majemuk populasi mempunyai nilai tak sama
dengan 0.
Digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh antar
variabel produk, tempat, harga, dan promosi sebagai variabel
independen.
Rumus:
67
Keterangan:
F = nilai hitung
R = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel bebas
n = jumlah sampel
Kriteria Pengujian:
1. Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung ≤ F tabel, sehingga
tidak ada pengaruh yang signifikan dari X1, X2, X3, X4, X5, X6
dan X7 terhadap Y.
2. Ho ditolak dan Ha diterima jika F hitung >F tabel, sehingga
ada pengaruh yang signifikan dari X1, X2, X3, X4, X5, X6 dan
X7 terhadap Y.
5. Analisis Regresi Linear Berganda
Guna menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan
analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresi
pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen
(terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003
dalam Ghozali, 2016:93).
Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau
lebih, regresinya disebut juga regresi berganda. Oleh karena variabel
68
independen di atas mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi
dalam penelitian ini disebut regresi berganda.
Persamaan Regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu Produk
(X1),Place (X2),People (X3), dan Word of Mouth (WOM)terhadap
Minat Pengunjung (Y).
Y = a+b1x1+ b2x2+ b3x3+ b4x4+ b5x5+ b6x6+ b7x7+ b8x8+e
Keterangan:
Y = Minat Pengunjung
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Variabel Produk
X2 = Variabel Place
X3 = Variabel People
X4 = Variabel Word of Mouth (WOM)
e = Error
6. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model (Produk, Place, People,dan Word of Mouth) dalam
menerangkan variasi variabel dependen(Minat Berkunjung Wisatawan).
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen (bebas)
69
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang
(crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara
masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time
series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi
(Ghozali,2016:95).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimaksudkan kedalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat
tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2(Adjusted R Square)
pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2,
nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2016:95).
Dalam penelitian ini, untuk mengolah data digunakan alat bantu
SPSS (Statistical Package for Social Science).
70
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat variabel
bebas (independen) yaitu,Produk (X1),Place (X2), People (X3),Word of
Mouth (X4)dan satu variabel terikat (dependen)yaitu variabel Minat
Konsumen (Y), adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Produk
(Product)
(Mclean,
1997:188-
189 )
Produk inti
(Gedung
Museum;
Pameran)
Bangunan terpelihara
dengan baik
1) Bangunan Museum
Keraton Sumenep
terpelihara dengan
baik
Ordinal
Tampilan luar
- Spanduk
2) Spanduk Museum
Keraton Sumenep
terlihat jelas
- Signage pada
bangunan
3) Papan informasi
pada bagian luar
bangunan Museum
Keraton Sumenep
terlihat jelas
- Tampilan pintu
masuk
4) Pintu masuk
Museum Keraton
Sumenep terlihat
jelas
Tampilan internal
- Suasana
5) Suasana di dalam
gedung Museum
Keraton Sumenep
nyaman
- Perbaikan
keadaan
6) Keadaan bagian
dalam gedung
Museum Keraton
Sumenep terlihat
baik
- Perabot
7) Perabot di dalam
gedung Museum
Keraton Sumenep
lengkap
- Tata letak 8) Tata letak di dalam
gedung Museum
71
Keraton Sumenep
baik
- Kebisingan
9) Di dalam gedung
Museum Keraton
Sumenep aman dari
suara bising
- Suhu
10) Suhu di dalam
gedung Museum
Keraton Sumenep
baik
- Kualitas udara
11) Kualitas udara di
dalam gedung
Museum Keraton
Sumenep baik
- Pencahayaan
12) Pencahayaan di
dalam gedung
Museum Keraton
Sumenep baik
- Signage
13) Papan informasi di
dalam gedung
Museum Keraton
Sumenep terlihat
jelas
Pameran permanen
(Koleksi)
- Keaslian koleksi
14) Koleksi Museum
Keraton Sumenep
terjamin
keasliannya
- Display koleksi
15) Display koleksi
Museum Keraton
Sumenep beragam
- Presentasi dan
Interpretasi
16) Metode presentasi
atau penyajian
koleksi Museum
Keraton Sumenep
menarik
17) Informasi terkait
dengan koleksi
Museum Keraton
Sumenep dapat
dipahami dengan
baik
- Penggunaan
teknologi
18) Presentasi atau
penyajian koleksi
Museum Keraton
Sumenepcukup
memadai
Produk
sekunder
atau
pelengkap
Infrastruktur
- Tempat duduk
19) Tempat duduk
untuk menunggu
dan istirahat di
Museum Keraton
72
(Layanan
yang
ditawarkan)
Sumenep tersedia
dengan baik dan
memadai
- Ruang penitipan
20) Ruang penitipan di
Museum Keraton
Sumenep tersedia
dengan baik
- Meja informasi
21) Meja informasi di
Museum Keraton
Sumenep tersedia
dengan baik
- Toilet
22) Museum Keraton
Sumenep memiliki
toilet yang bersih
- Denah
23) Museum Keraton
Sumenep memiliki
denah bangunan
yang baik
Place
(Tjiptono,
2014:159)
Akses
- Lokasi mudah
dijangkau
transportasi
umum
24) Lokasi Museum
Keraton Sumenep
mudah dijangkau
transportasi umum
Ordinal
Visibilitas
- Lokasi dapat
dilihat dengan
jelas dari jarak
pandang normal
25) Lokasi Museum
Keraton Sumenep
mudah dilihat dari
jalan raya
Lalu Lintas (Traffic)
- Banyaknya
orang lalu lalang
- Kepadatan dan
kemacetan lalu
lintas
26) Lokasi Museum
Keraton Sumenep
banyak dilalui oleh
orang-orang
27) Lokasi Museum
Keraton Sumenep
tidak rawan macet
Tempat Parkir
- Tempat parkir
luas
- Tempat parkir
nyaman
- Tempat parkir
aman
28) Museum Keraton
Sumenep
mempunyai tempat
parkir yang luas
29) Museum Keraton
Sumenep
mempunyai tempat
parkir yang nyaman
30) Museum Keraton
Sumenep
mempunyai tempat
parkir yang aman
Ekspansi
- Tersedia tempat
yang cukup luas
31) Lokasi di sekitar
Museum Keraton
Sumenep tersedia
73
untuk perluasan
usaha di
kemudian hari
tempat yang cukup
luas untuk
pembangunan
fasilitas baru di
kemudian hari
Lingkungan
- Daerah
mendukung jasa
yang ditawarkan
32) Lokasi Museum
Keraton Sumenep
terletak pada daerah
yang cocokuntuk
dijadikan tempat
wisata
Kompetisi
- Banyaknya
pesaing di lokasi
33) Lokasi Museum
Keraton Sumenep
yang berdekatan
dengan tempat
wisatalain cukup
strategis
Peraturan
Pemerintah
- Peraturan
pemerintah
mengenani
penggunaan
lokasi, tata kota,
peruntukan, dll.
34) Lokasi Museum
Keraton Sumenep
sudah sesuai aturan
pemerintah
Orang
(People)
(Ratih,
2005:63)
(Leishman,
1993:32)
Service
People
Menarik
35) Penampilan petugas
Museum Keraton
Sumenep menarik
Ordinal
Siap-siaga
36) Petugas Museum
Keraton Sumenep
cukup siaga
melayani
pengunjung
Ramah
37) Petugas Museum
Keraton Sumenep
ramah
Menanggapi
pertanyaan dengan
sopan
38) Petugas Museum
Keraton Sumenep
sopan
Memberikan
informasi yang
dibutuhkan
39) Petugas Museum
Keraton Sumenep
informatif
Memberikan
bantuan yang
dibutuhkan
40) Petugas Museum
Keraton Sumenep
membantu
pengunjung dengan
baik
Menangani keluhan
secara serius
41) Petugas Museum
Keraton Sumenep
mampu menangani
74
keluhan pengunjung
Customer Hubungan antar
pelanggan
42) Pelanggan
memberikan
persepsi kepada
pelanggan yang lain
tentang kualitas jasa
Museum Keraton
Sumenep
Word of
Mouth
(Babin,Lee,
Kim, dan
Griffin,
2005:136)
Keinginan
konsumen
membicarakan hal-
hal positif tentang
kualitas produk
kepada orang lain.
43) Saya bersedia
membicarakan hal-
hal positif tentang
Museum Keraton
Sumenep
Ordinal
Rekomendasi
produk kepada
orang lain.
44) Saya bersedia
merekomendasikan
kepada orang lain
untuk berkunjung
ke Museum
Keraton Sumenep
Dorongan terhadap
teman atau relasi
untuk melakukan
transaksi terhadap
produk
45) Saya bersedia
memberikan
dorongan kepada
teman atau relasi
untuk berkunjung ke
Museum Keraton
Sumenep
Minat Beli,
(Ferdinand,
2006:188)
Intensitas
pencarian
informasi
mengenai suatu
produk
46) Saya berminat
setelah mencari
informasi tentang
Museum Keraton
Sumenep
Ordinal
Keinginan untuk
segera
membeli/memiliki
suatu produk
47) Saya berminat
untuk berkunjung
ke Museum
Keraton Sumenep
Preferensi bahwa
produk tertentu
inilah yang
diinginkan,
seseorang bersedia
mengabaikan
pilihan lain
48) Saya berminat
untuk berkunjung
ke Museum
Keraton Sumenep
dibanding museum
lain atau tempat
wisata yang lain
75
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Museum Keraton Sumenep
Keraton Sumenep adalah tempat kediaman resmi para
Adipati/Raja-Raja selain sebagai tempat untuk menjalankan roda
pemerintahan. Kerajaan Sumenep sendiri bisa dibilang sifatnya sebagai
kerajaan kecil (setingkat Kadipaten) kala itu, sebab sebelum wilayah
Sumenep dikusai VOC wilayah Sumenep sendiri masih harus membayar
upeti kepada kerajaan-kerajaan besar(Singhasari, Majapahit, dan
Kasultanan Mataram).
Keraton Sumenep sejatinya banyak jumlahnya, selain sebagai
kediaman resmi adipati/raja yang berkuasa saat itu, karaton juga
difungsikan sebagai tempat untuk mengatur segala urusan pemerintahan
kerajaan. Saat ini Bangunan Karaton yang masih tersisa dan utuh adalah
bangunan Karaton yang dibangun oleh Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R.
Rasmana dan Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bindara Saod)
beserta keturunannya yakni Panembahan Somala Asirudin
Pakunataningrat dan Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I (Raden
Ario Notonegoro). Sedangkan untuk bangunan karaton-karaton milik
Adipati/Raja yang lainnya, seperti Karaton Pangeran Siding Puri di
Parsanga, Karaton Tumenggung Kanduruan, Karaton Pangeran Lor dan
Pangeran Wetan di Karangduak hanya tinggal sisa puing bangunannya
76
saja yakni hanya berupa pintu gerbang dan umpak pondasi bangunan
Keraton.
Istilah penyebutan Karaton apabila dikaitkan dengan sistem
pemerintahan di Jawa saat itu, merasa kurang tepat karena karaton
Sumenep memeliki strata tingkatan yang lebih kecil dari bangunan
keraton yang ada di Jogjakarta dan Surakarta. Karaton Sumenep
sebenarnya adalah bangunan kediaman keadipatian yang pola penataan
bangunannya lebih sederhana daripada keraton-keraton besar seperti
Jogjakarta dan Surakarta. Namun perlu dimaklumi bahwa penggunaan
penyebutan istilah karaton sudah berlangsung sejak dulu kala oleh
masyarakat Madura, karena kondisi geografis Sumenep yang berada di
daerah mancanegara (wilayah pesisir wetan) yang jauh dari Kerajaan
Mataram. Begitu juga penyebutan Penguasa Kadipaten yang lebih
familiar dikalangan masyarakatnya dengan sebutan "Rato/Raja"
Karaton Pajagalan atau lebih dikenal Karaton Songennep
dibangun di atas tanah pribadi milik Panembahan Somala penguasa
Sumenep XXXI. Dibangun Pada tahun 1781 dengan arsitek
pembangunan Karaton oleh Lauw Piango salah seorang warga
keturunan Tionghoa yang mengungsi akibat Huru Hara Tionghoa 1740
M di Semarang. Karaton Panembahan Somala dibangun di sebelah timur
karaton milik Gusti R. Ayu Rasmana Tirtonegoro dan Kanjeng
Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bindara Saod) yang tak lain adalah
orang tua dia. Bangunan Kompleks Karaton sendiri terdiri dari banyak
77
massa, tidak dibangun secara bersamaan namun di bangun dan diperluas
secara bertahap oleh para keturunannya.
Keraton Sumenep berdiri di atas tanah milik pribadi Pangeran
Natakusuma I (Panembahan Somala) (sebelah timur keraton lama milik
Ratu R. Ayu Rasmana Tirtanegara). Kompleks bangunan Karaton
Sumenep lebih sederhana dari kompleks Karaton kerajaan Mataram,
bangunannya hanya meliputi Gedong Negeri, Pengadilan Karaton,
Paseban, dan beberapa bangunan Pribadi Keluarga Karaton.
Di depan keraton, ke arah selatan berdiri Pendapa Agung dan di
depannya berdiri Gedong Negeri (sekarang Kantor Disbudparpora) yang
didirikan oleh Pemerintahan Belanda. Konon, Pembangunan Gedong
Negeri sendiri dimaksudkan untuk menyaingi kewibawaan keraton
Sumenep dan juga untuk mengawasi segala gerak-gerik pemerintahan
yang dijalankan oleh keluarga Keraton. Selain itu Gedong Negeri ini
juga difungsikan sebagai kantor bendahara dan pembekalan Karaton
yang dikelola oleh Patih yang dibantu oleh Wedana Keraton.
Disebelah timur Gedong Negeri tersebut berdiri pintu masuk
keraton Sumenep yaitu Labang Mesem. Pintu gerbang ini sangat
monumental, pada bangian atasnya terdapat sebuah loteng, digunakan
untuk memantau segala aktifitas yang berlangsung dalam lingkungan
keraton. Konon jalan masuk ke kompleks keraton ini ada lima pintu
yang dulunya disebut ponconiti. Saat ini tinggal dua buah yang masih
ada, kesemuanya berada pada bagian depan tapak menghadap ke selatan.
Pintu yang sebelah barat merupakan jalan masuk yang amat sederhana.
78
Di bagian pojok disebelah timur bagian selatan Labhang Mesem berdiri
Taman Sare (tempat pemandian putera-puteri Adipati) dimana
sekelilingnya dikelilingi tembok tembok yang cukup tinggi dan tertutup.
Sedangkan di halaman belakang keraton sebelah timur berdiri
dapur, sebelah barat berdiri sisir (tempat tidur para pembantu keraton,
emban, dayang-dayang Puteri Adipati), di sebelah barat terdapat sumur.
Di depan sumur agak ke arah barat berdiri Keraton Ratu R. Ayu
Rasmana Tirtanegara, dan di depannya berdiri pendapa. Namun pada
zaman pemerintahan Sultan Abdurahman Pakunataningrat pendapa
tersebut dipindahkan ke Asta Tenggi dan disana didirikan Kantor
Koneng. Pembangunan Kantor Koneng (kantor kerajaan/adipati) semula
mendapat tentangan keras oleh pemerintah Hindia Belanda karena hal
tersebut bertentangan dengan peraturan pemerintah saat itu. Namun,
untuk menghindari tuduhan tersebut maka Sultan beninisiatif untuk
mengubah seluruh cat bangunan tembok berwarna kuning selaras
dengan namanya yaitu "kantor koneng" (bahasa
belanda :konenglijk=kantor raja/adipati). Pada Masa Pemerintahan
Sultan Abdurrahman, kantor Koneng difungsikan sebagai tempat rapat-
rapat rahasia para pejabat-pejabat tinggi Karaton. Di sebelah selatan
Kantor Koneng, di pojok sebelah barat pintu masuk berdiri pendapa
(paseban).
Pada mulanya antara keraton dengan pendopo letaknya terpisah.
Namun, pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat,
kedua bangunan tersebut dijadikan satu deret. Dahulu, Paseban
79
(pendopo ageng) difungsikan sebagai tempat sidang yang dipimpin
langsung oleh sang Adipati dan dihadiri oleh seluruh pejabat tinggi
karaton yang waktunya dilaksanakan pada hari-hari tertentu. Paseban
sendiri diurus oleh mantri besar dan dibantu oleh kebayan.
Di sebelah selatan keraton terbentang jalan menuju Masjid Jamik
Sumenep (ke arah barat), sedangkan ke arah timur menuju jalan
Kalianget. Di sebelah timur keraton adalah perkampungan,dan di arah
timur jalan adalah Kampong Patemon. Artinya tempat pertemuan aliran
air taman keraton dan aliran-aliran air taman milik rakyat dan Taman
Lake‟ (tempat pemandian prajurit keraton). Dari jalan Dr. Sutomo ke
arah timur terdapat jalan menurun, sebelum tikungan jalan berdiri pintu
gerbang keluar atau Labang Galidigan. Di sebelah barat pintu keluar
terdapat jalan menurun, bekas undakan tujuh.
Di sebelah selatan jalan undakan terdapat Sagaran atau laut kecil
merupakan tempat bertamasya putera-puteri Adipati. Sekarang Sagaran
tersebut ditempati perumahan rakyat dan lapangan tennis. Di sebelah
barat lapangan tennis, berdiri kamarrata merupakan tempat kereta
kencana, dan dibelakangnya berdiri kandang kuda lengkap dengan dua
taman.
Komplek keraton Sumenep justru tidak menghadap ke barat tetapi
ke selatan. Hal ini berhubungan dengan legenda laut selatan (selat
Madura) tempat bersemayamnya Raden Segoro dan analog dengan
legenda di Mataram tentang Nyai Roro Kidul yang konon istri dari
Sultan Agung yang bersemayam/bertahta di Segoro Kidul (Lautan
80
Indonesia). Dari legenda tersebut menimbulkan dogma turun temurun
bahwa rumah tinggal yang baik harus menghadap ke selatan. Ditinjau
dari tapak (site planning) terlihat bahwa kompleks bangunan keraton
pada prinsipnya menganut keseimbangan simetri dengan menggunakan
as/sumbu yang cukup kuat. Hal ini merupakan usaha perencanaannya
untuk memberikan kesan agung dan berwibawa dari kompleks ini.
Museum terbagi menjadi tiga bagian yang terletak di depan/luar
keraton dan di dalam keraton. Bagian pertama, di luar keraton, adalah
tempat menyimpan kereta kuda/ kencana kerajaan Sumenep dan kereta
kuda pemberian ratu Inggris, yang sampai sekarang masih dapat
dipergunakan dan dikeluarkan pada saat upacara peringatan hari jadi
kota Sumenep.
Bagian kedua dan ketiga terdapat di dalam keraton Sumenep, yang
di dalamnya menyimpan alat-alat untuk upacara mitoni atau upacara
tujuh bulan kehamilan keluarga raja, senjata-senjata kuno berupa keris,
clurit, pistol pedang bahkan semacam samurai dan baju besi untuk
perang, al-Qur‟an yang ditulis oleh Sulta Abdurrachman, guci dan
keramik dari Tiongkok/ Cina yang menggambarkan bahwa pada saat itu
terjalin hubungan yang erat antara kerajaan Sumenep dan kerajaan Cina,
patung-patung/ arca, baju kebesaran Raja/Sultan, sampai tulang/fosil
ikan paus yang terdampar di pantai Sumenep pada tahun 1977.
Museum ketiga disebut juga museum Bindara Saod karena pada
zamannya tempat itu adalah tempat Bindara Saod menyepi, maka
disebut juga dengan Rumah penyepian Bindara Saod. Terdiri lima
81
bagian yaitu teras rumah, kamar depan bagian timur, kamar depan
bagian barat, kamar belakang bagian timur dan bagian barat (Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, 2014).
B. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Hasil Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016:52-53) uji validitas digunakan unntuk
mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Uji signifikansi dilakukan
dengan cara membandingkan nilai rhitung yang didapat dari nilai
Corrected Item – Total Correlation dengan hasil perhitungan rtabel
untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini jumlah sampel
yang digunakan adalah 30 responden. Maka (df) = 30 – 2 = 28 pada
rtabel. Dengan α = 5% atau 0,05 didapati rtabel sebesar 0,361. Maka
suatu pertanyaan atau indikator dinyatakan valid apabila rhitung >
0,361 dan nilai positif dan begitu sebaliknya.
Tabel 4.1
Hasil Try Out Uji Validitas
Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
Produk (X1)
Produk 1 0,647 0,361 Valid
Produk 2 0,524 0,361 Valid
Produk 3 0,702 0,361 Valid
Produk 4 0,549 0,361 Valid
Produk 5 0,664 0,361 Valid
Produk 6 0,628 0,361 Valid
Produk 7 0,452 0,361 Valid
Produk 8 0,455 0,361 Valid
Produk 9 0,564 0,361 Valid
Produk 10 0,433 0,361 Valid
Produk 11 0,647 0,361 Valid
Produk 12 0,595 0,361 Valid
Produk 13 0,429 0,361 Valid
82
Produk 14 0,375 0,361 Valid
Produk 15 0,643 0,361 Valid
Produk 16 0,510 0,361 Valid
Produk 17 0,563 0,361 Valid
Produk 18 0,606 0,361 Valid
Produk 19 0,525 0,361 Valid
Produk 20 0,712 0,361 Valid
Produk 21 0,638 0,361 Valid
Produk 22 0,649 0,361 Valid
Produk 23 0,504 0,361 Valid
Place (X2)
Place 1 0,434 0,361 Valid
Place 2 0,549 0,361 Valid
Place 3 0,413 0,361 Valid
Place 4 0,497 0,361 Valid
Place 5 0,577 0,361 Valid
Place 6 0,504 0,361 Valid
Place 7 0,634 0,361 Valid
Place 8 0,550 0,361 Valid
Place 9 0,395 0,361 Valid
Place 10 0,610 0,361 Valid
Place 11 0,616 0,361 Valid
People (X3)
People 1 0,718 0,361 Valid
People 2 0,772 0,361 Valid
People 3 0,720 0,361 Valid
People 4 0,779 0,361 Valid
People 5 0,770 0,361 Valid
People 6 0,873 0,361 Valid
People 7 0,543 0,361 Valid
People 8 0,643 0,361 Valid
Word of Mouth (X4)
Word of Mouth 1 0,777 0,361 Valid
Word of Mouth2 0,849 0,361 Valid
Word of Mouth3 0,842 0,361 Valid
Minat Berkunjung (Y)
Minat Berkunjung 1 0,742 0,361 Valid
Minat Berkunjung 2 0,735 0,361 Valid
Minat Berkunjung 3 0,710 0,361 Valid
Sumber: SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017
Hasil try out tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 48 item
pertanyaan yang diberikan kepada 30 responden memiliki nilai
83
rhitung yang lebih besar dari rtabel 0,361 yang berarti semua item
pertanyaan dinyatakan valid.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali(2016:47) uji reliabilitas digunakan untuk
menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk
mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat
dipercaya atau diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan
reliabel apabila Cronbach Alpha-nya memiliki nilai > 0,70 yang
berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan sebagai
pengumpul data yang handal, yaitu hasil pengukuran relatif
koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Berikut ini adalah hasil
uji validitas pada variabel penelitian produk, place, people, word of
mouth dan minat pengunjung.
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
N of items Keterangan
Produk 0,895 23 Reliabel
Place 0,838 11 Reliabel
People 0,917 8 Reliabel
Word of Mouth 0,911 3 Reliabel
Minat pengunjung 0,856 3 Reliabel
Sumber: SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, semua variabel yaitu produk,
place, people, word of mouth dan minat pengunjung memiliki nilai
cronbach‟s alpha di atas 0,70 maka semua variabel dinyatakan
reliabel.
2. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden
84
Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung Museum
Keraton Sumenep. Jumlah konsumen yang dipilih sebagai responden
sebanyak 100 orang dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin,
usia, profesi, dan pengeluaran setiap bulan. Adapun karakteristik
klasifikasi demografis responden dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Pria 55 55%
Wanita 45 45%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2017
Dari tabel 4.3 di atas diketahui bahwa 100 responden yang
pernah berkunjung ke Museum Keraton Sumenep terdiri dari 55
orang atau 55% adalah responden pria dan 45 orang atau 45%
adalah responden wanita.
b. Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
17-25 tahun 62 62%
>25-35 tahun 27 27%
>35-45 8 8%
> 45 3 3%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2017
Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa 100 responden yang
pernah berkunjung ke Museum Keraton Sumenep terdiri dari 62
orang atau 62% adalah responden berusia 17-25 tahun, 27 orang
85
atau 27% adalah responden berusia >25-35 tahun, 8 orang atau 8%
adalah responden berusia >35-45 tahun dan 3 orang atau 3% adalah
responden berusia > 45 tahun.
c. Responden Berdasarkan Profesi
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Profesi
Profesi Jumlah Persentase (%)
Pelajar/Mahasiswa 51 51%
Pegawai Negeri 17 17%
Pegawai Swasta 16 16%
Wiraswasta 13 13%
Lainnya 3 3%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2017
Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa 100 responden yang
pernah berkunjung ke Museum Keraton Sumenep terdiri dari 51
orang atau 51% adalah responden berprofesi sebagai
pelajar/mahasiswa, 17 orang atau 17% adalah responden berprofesi
sebagai pegawai negeri, 16 orang atau 16% adalah responden
berprofesi sebagai pegawai swasta, 13 orang atau 13% adalah
responden berprofesi sebagai wiraswasta dan 3 orang atau 3%
adalah responden berprofesi selain sebagai pelajar/mahasiswa,
pegawai negeri, pegawai swasta dan wiraswasta.
86
d. Responden Berdasarkan Pengeluaran
Tabel 4.6
Jumlah Responden Berdasarkan Pengeluaran Setiap Bulan
Pengeluaran Jumlah Persentase (%)
500.000-1.000.000 56 56%
1.000.001-5.000.000 32 32%
5.000.001-10.000.000 11 11%
10.000.001-15.000.000 1 1%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2017
Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa 100 responden yang
pernah berkunjung ke Museum Keraton Sumenep terdiri dari 56
orang atau 56% adalah responden berpendapatan 500.000-
1.000.000, 32 orang atau 32% adalah responden berpendapatan
1.001.000-5.000.000, 11 orang atau 11% adalah responden
berpendapatan 5.001.000-10.000.000 dan 1 orang atau 1% adalah
responden berpendapatan 10.001.000-50.000.000.
C. Pembahasan Analisis Deskriptif
Agar dapat mengetahui pendapat yang diberikan oleh 100 responden
pada masing-masing variabel produk, place, people, word of mouth dan
minat pengunjung maka dilakukan analisis deskriptif pada persentase hasil
tanggapan responden terhadap 48 pertanyaan berikut:
1. Deskripsi Variabel Produk (X1)
Dalam penelitian produk (X1) ini digunakan 23 butir pertanyaan
untuk mengukur layanan jasa museum, yaitu:
87
Tabel 4.7
Bangunan Museum Keraton Sumenep terpelihara dengan baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 26 26%
Setuju 66 66%
Ragu 6 6%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.7 di atas menjelaskan bahwa 26 responden atau 26%
menyatakan sangat setuju, 66 responden atau 66% menyatakan setuju, 6
responden atau 6% menyatakan ragu, 2 responden atau 2% menyatakan
tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
terhadap pertanyaan bahwa bangunan Museum Keraton Sumenep
terpelihara dengan baik.
Tabel 4.8
Spanduk Museum Keraton Sumenep terlihat dengan jelas
Frequency Percent
Sangat Setuju 18 18%
Setuju 59 59%
Ragu 16 16%
Tidak Setuju 7 7%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.8 di atas mejelaskan bahwa 18 responden atau 18%
menyatakan sangat setuju, 59 responden atau 59% menyatakan setuju,
16 responden atau 16% menyatakan ragu, 7 responden atau 7%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
88
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa spanduk Museum Keraton
Sumenep terlihat dengan jelas.
Tabel 4.9
Papan informasi pada bagian luar bangunan Museum Keraton
Sumenep terlihat dengan jelas
Frequency Percent
Sangat Setuju 18 18%
Setuju 52 52%
Ragu 25 25%
Tidak Setuju 5 5%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18%
menyatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju,
25 responden atau 25% menyatakan ragu, 5 responden atau 5%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa papan informasi pada bagian
luar bangunan Museum Keraton Sumenep terlihat dengan jelas.
Tabel 4.10
Pintu masuk Museum Keraton Sumenep terlihat dengan jelas
Frequency Percent
Sangat Setuju 38 38%
Setuju 55 55%
Ragu 7 7%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa 38 responden atau 38%
menyatakan sangat setuju, 55 responden atau 55% menyatakan setuju, 7
responden atau 7% menyatakan ragu, 0 responden atau 0 % menyatakan
89
tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
terhadap pertanyaan bahwa pintu masuk Museum Keraton Sumenep
terlihat dengan jelas.
Tabel 4.11
Suasana di dalam gedung Museum Keraton Sumenep nyaman
Frequency Percent
Sangat Setuju 32 32%
Setuju 57 57%
Ragu 9 9%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa 32 responden atau 32%
menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju, 9
responden atau 9% menyatakan ragu, 2 responden atau 2% menyatakan
tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
terhadap pertanyaan bahwa suasana di dalam gedung Museum Keraton
Sumenep nyaman.
Tabel 4.12
Keadaan bagian dalam gedung Museum Keraton Sumenep terlihat
baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 25 25%
Setuju 58 58%
Ragu 15 15%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.12 di atas menjelaskan bahwa 25 responden atau 25%
menyatakan sangat setuju, 58 responden atau 58% menyatakan setuju,
90
15 responden atau 15% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa keadaan bagian dalam gedung
Museum Keraton Sumenep terlihat baik.
Tabel 4.13
Perabot di dalam gedung Museum Keraton Sumenep lengkap
Frequency Percent
Sangat Setuju 14 14%
Setuju 49 49%
Ragu 32 32%
Tidak Setuju 5 5%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa 14 responden atau 14%
menyatakan sangat setuju, 49 responden atau 49% menyatakan setuju,
32 responden atau 32% menyatakan ragu, 5 responden atau 5%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa perabot di dalam gedung
Museum Keraton Sumenep lengkap.
Tabel 4.14
Tata letak di dalam gedung Museum Keraton Sumenep baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 18 18%
Setuju 65 65%
Ragu 17 17%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.14 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18%
menyatakan sangat setuju, 65 responden atau 65% menyatakan setuju,
91
17 responden atau 17% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa tata letak di dalam gedung
Museum Keraton Sumenep baik.
Tabel 4.15
Di dalam gedung Museum Keraton Sumenep aman dari suara
bising
Frequency Percent
Sangat Setuju 29 29%
Setuju 50 50%
Ragu 21 21%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.15 di atas menjelaskan bahwa 29 responden atau 29%
menyatakan sangat setuju, 50 responden atau 50% menyatakan setuju,
21 responden atau 21% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa di dalam gedung Museum
Keraton Sumenep aman dari suara bising.
Tabel 4.16
Suhu di dalam gedung Museum Keraton Sumenep baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 30 30%
Setuju 56 56%
Ragu 13 13%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
92
Dari tabel 4.16 di atas menjelaskan bahwa 30 responden atau 30%
menyatakan sangat setuju, 56 responden atau 56% menyatakan setuju,
13 responden atau 13% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa suhu di dalam Museum Keraton
Sumenep baik.
Tabel 4.17
Kualitas udara di dalam gedung Museum Keraton Sumenep baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 25 25%
Setuju 65 65%
Ragu 10 10%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 20117
Dari tabel 4.17 di atas menjelaskan bahwa 25 responden atau 25%
menyatakan sangat setuju, 65 responden atau 65% menyatakan setuju,
10 responden atau 10% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa kualitas udara di dalam gedung
Museum Keraton Sumenep baik.
Tabel 4.18
Pencahayaan di dalam gedung Museum Keraton Sumenep baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 21 21%
Setuju 57 57%
Ragu 21 21%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
93
Dari tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 21%
menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju,
21 responden atau 21% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa pencahayaan di dalam gedung
Museum Keraton Sumenep baik.
Tabel 4.19
Papan informasi di dalam gedung Museum Keraton Sumenep
terlihat jelas
Frequency Percent
Sangat Setuju 9 9%
Setuju 55 55%
Ragu 28 28%
Tidak Setuju 8 8%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 9%
menyatakan sangat setuju, 55 responden atau 55% menyatakan setuju,
28 responden atau 28% menyatakan ragu, 8 responden atau 8%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa papan informasi di dalam
gedung Museum Keraton Sumenep terlihat jelas.
Tabel 4.20
Koleksi Museum Keraton Sumenep terjamin keasliannya
Frequency Percent
Sangat Setuju 24 24%
Setuju 49 49%
Ragu 26 26%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
94
Dari tabel 4.20 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 24%
menyatakan sangat setuju, 49 responden atau 49% menyatakan setuju,
26 responden atau 26% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa koleksi Museum Keraton
Sumenep terjamin keasliannya.
Tabel 4.21
Display koleksi Museum Keraton Sumenep beragam
Frequency Percent
Sangat Setuju 15 15%
Setuju 67 67%
Ragu 18 18%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.21 di atas menjelaskan bahwa 15 responden atau 15%
menyatakan sangat setuju, 67 responden atau 67% menyatakan setuju,
18 responden atau 18% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa display koleksi Museum
Keraton Sumenep beragam.
Tabel 4.22
Metode presentasi atau penyajian koleksi Museum Keraton
Sumenep menarik
Frequency Percent
Sangat Setuju 13 13%
Setuju 45 45%
Ragu 37 37%
Tidak Setuju 5 5%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
95
Dari tabel 4.22 di atas menjelaskan bahwa 13 responden atau 13%
menyatakan sangat setuju, 45 responden atau 45% menyatakan setuju,
37 responden atau 37% menyatakan ragu, 5 responden atau 5%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa metode presentasi atau
penyajian koleksi Museum Keraton Sumenep menarik.
Tabel 4.23
Informasi terkait dengan koleksi Museum Keraton Sumenep dapat
dipahami dengan baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 13 13%
Setuju 61 61%
Ragu 22 22%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.23 di atas menjelaskan bahwa 13 responden atau 13%
menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju,
22 responden atau 22% menyatakan ragu, 4 responden atau 4%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa informasi terkait dengan koleksi
Museum Keraton Sumenep dapat dipahami dengan baik.
96
Tabel 4.24
Presentasi atau peyajian koleksi Museum Keraton Sumenep cukup
memadai
Frequency Percent
Sangat Setuju 8 8%
Setuju 57 57%
Ragu 33 33%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.24 di atas menjelaskan bahwa 8 responden atau 8%
menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju,
33 responden atau 33% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa presentasi atau penyajian
koleksi Museum Keraton Sumenep cukup memadai.
Tabel 4.25
Tempat duduk untuk menunggu dan istirahat di Museum Keraton
Sumenep tersedia dengan baik dan memadai
Frequency Percent
Sangat Setuju 18 18%
Setuju 41 41%
Ragu 37 37%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.25 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18%
menyatakan sangat setuju, 41 responden atau 41% menyatakan setuju,
37 responden atau 37% menyatakan ragu, 4 responden atau 4%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
97
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa tempat duduk untuk menunggu
dan istirahat di Museum Keraton Sumenep tersedia dengan baik dan
memadai.
Tabel 4.26
Ruang penitipan di Museum Keraton Sumenep tersedia dengan
baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 10 10%
Setuju 32 32%
Ragu 39 39%
Tidak Setuju 19 19%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesionner, 2017
Dari tabel 4.26 di atas menjelaskan bahwa 10 responden atau 10%
menyatakan sangat setuju, 32 responden atau 32% menyatakan setuju,
39 responden atau 39% menyatakan ragu, 19 responden atau 19%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa ruang penitipan di Museum
Keraton Sumenep tersedia dengan baik.
Tabel 4.27
Meja informasi di dalam Museum Keraton Sumenep tersedia
dengan baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 10 10%
Setuju 47 47%
Ragu 37 37%
Tidak Setuju 6 6%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.27 di atas menjelaskan bahwa 10 responden atau 10%
menyatakan sangat setuju, 47 responden atau 47% menyatakan setuju,
98
37 responden atau 37% menyatakan ragu, 6 responden atau 6%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa meja informasi di dalam
Museum Keraton Sumenep tersedia dengan baik.
Tabel 4.28
Museum Keraton Sumenep memiliki toilet yang bersih
Frequency Percent
Sangat Setuju 20 20%
Setuju 57 57%
Ragu 21 21%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.28 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 20%
menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju,
21 responden atau 21% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa Museum Keraton Sumenep
memiliki toilet yang bersih.
Tabel 4.29
Museum Keraton Sumenep memiliki denah bangunan yang baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 20 20%
Setuju 57 57%
Ragu 21 21%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.29 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 20%
menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju,
99
21 responden atau 21% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa Museum Keraton Sumenep
memiliki denah bangunan yang baik.
2. Deskripsi Variabel Place (X2)
Dalam penelitian place (X2) ini digunakan 11 butir pertanyaaan
untuk mengukur layanan jasa museum, yaitu:
Tabel 4.30
Lokasi Museum Keraton Sumenep mudah dijangkau oleh
transportasi umum
Frequency Percent
Sangat Setuju 28 28%
Setuju 62 62%
Ragu 6 6%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.30 di atas menjelaskan bahwa 28 responden atau 28%
menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju, 6
responden atau 6% menyatakan ragu, 4 responden atau 4% menyatakan
tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton Sumenep mudah
dijangkau oleh transportasi umum.
100
Tabel 4.31
Lokasi Museum Keraton Sumenep mudah dilihat dari jalan
raya
Frequency Percent
Sangat Setuju 36 36%
Setuju 53 53%
Ragu 7 7%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.31 di atas menjelaskan bahwa 36 responden atau 36%
menyatakan sangat setuju, 53 responden atau 53% menyatakan setuju, 7
responden atau 7% menyatakan ragu, 4 responden atau 4% menyatakan
tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton Sumenep mudah
dilihat dari jalan raya.
Tabel 4.32
Lokasi Museum Keraton Sumenep banyak dilalui oleh orang-orang
Frequency Percent
Sangat Setuju 29 29%
Setuju 57 57%
Ragu 13 13%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.32 di atas menjelaskan bahwa 29 responden atau 29%
menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju,
13 responden atau 13% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
101
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton
Sumenep banyak dilalui oleh orang-orang.
Tabel 4.33
Lokasi Museum Keraton Sumenep tidak rawan macet
Frequency Percent
Sangat Setuju 23 23%
Setuju 62 62%
Ragu 14 14%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.33 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 23%
menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju,
14 responden atau 14% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton
Sumenep tidak rawan macet.
Tabel 4.34
Museum Keraton Sumenep mempunyai tempat parkir yang luas
Frequency Percent
Sangat Setuju 14 14%
Setuju 43 43%
Ragu 35 35%
Tidak Setuju 8 8%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.34 di atas menjelaskan bahwa 14 responden atau 14%
menyatakan sangat setuju, 43 responden atau 43% menyatakan setuju,
35 responden atau 35% menyatakan ragu, 8 responden atau 8%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
102
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa Museum Keraton Sumenep
mempunyai tempat parkir yang luas..
Tabel 4.35
Museum Keraton Sumenep mempunyai tempat parkir yang
nyaman
Frequency Percent
Sangat Setuju 5 5%
Setuju 55 55%
Ragu 35 35%
Tidak Setuju 5 5%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.35 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 5%
menyatakan sangat setuju, 55 responden atau 55% menyatakan setuju,
35 responden atau 35% menyatakan ragu, 5 responden atau 5%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa Museum Keraton Sumenep
mempunyai tempat parkir yang nyaman.
Tabel 4.36
Museum Keraton Sumenep mempunyai tempat parkir yang aman
Frequency Percent
Sangat Setuju 9 9%
Setuju 48 48%
Ragu 40 40%
Tidak Setuju 3 3%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.36 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 9%
menyatakan sangat setuju, 48 responden atau 48% menyatakan setuju,
40 responden atau 40% menyatakan ragu, 3 responden atau 3%
103
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa Museum Keraton Sumenep
mempunyai tempat parkir yang aman.
Tabel 4.37
Lokasi di sekitar Museum Keraton Sumenep tersedia tempat
yang cukup luas untuk pembangunan fasilitas baru di kemudian
hari
Frequency Percent
Sangat Setuju 12 12%
Setuju 44 44%
Ragu 37 37%
Tidak Setuju 7 7%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.37 di atas menjelaskan bahwa 12 responden atau 12%
menyatakan sangat setuju, 44 responden atau 44% menyatakan setuju,
37 responden atau 37% menyatakan ragu, 7 responden atau 7%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi di sekitar Museum
Keraton Sumenep tersedia tempat yangcukup luas untuk pembangunan
fasilitas baru di kemudian hari.
Tabel 4.38
Lokasi Museum Keraton Sumenep terletak pada daerah yang
cocok untuk dijadikan tempat wisata
Frequency Percent
Sangat Setuju 18 18%
Setuju 71 71%
Ragu 10 10%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
104
Dari tabel 4.38 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18%
menyatakan sangat setuju, 71 responden atau 71% menyatakan setuju,
10 responden atau 10% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton
Sumenep terletak pada daerah yang cocok untuk dijadikan tempat
wisata.
Tabel 4.39
Lokasi Museum Keraton Sumenep yang berdekatan dengan tempat
wisata lain cukup strategis
Frequency Percent
Sangat Setuju 14 14%
Setuju 63 63%
Ragu 21 21%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.39 di atas menjelaskan bahwa 14 responden atau 14%
menyatakan sangat setuju, 63 responden atau 63% menyatakan setuju,
21 responden atau 21% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton
Sumenep yang berdekatan dengan tempat wisata lain cukup strategis.
105
Tabel 4.40
Lokasi Museum Keraton Sumenep sudah sesuai aturan pemerintah
Frequency Percent
Sangat Setuju 20 20%
Setuju 61 61%
Ragu 19 19%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.40 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 20%
menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju,
19 responden atau 19% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton
Sumenep sudah sesuai aturan pemerintah.
3. Deskripsi Variabel People (X3)
Dalam penelitian people(X2) ini digunakan 8 butir pertanyaaan
untuk mengukur layanan jasa museum, yaitu:
Tabel 4.41
Penampilan petugas Museum Keraton Sumenep menarik
Frequency Percent
Sangat Setuju 21 21%
Setuju 47 47%
Ragu 30 30%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.41 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 21%
menyatakan sangat setuju, 30 responden atau 30% menyatakan setuju, 2
106
responden atau 2% menyatakan ragu, 0 responden atau 0% menyatakan
tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
terhadap pertanyaan bahwa penampilan petugas Museum Keraton
Sumenep menarik.
Tabel 4.42
Petugas Museum Keraton Sumenep cukup siaga melayani
pengunjung
Frequency Percent
Sangat Setuju 22 22%
Setuju 50 50%
Ragu 27 27%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.42 di atas menjelaskan bahwa 22 responden atau 22%
menyatakan sangat setuju, 50 responden atau 50% menyatakan setuju,
27 responden atau 27% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton
Sumenep cukup siaga melayani pengunjung.
Tabel 4.43
Petugas Museum Keraton Sumenep ramah
Frequency Percent
Sangat Setuju 31 31%
Setuju 55 55%
Ragu 14 14%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
107
Dari tabel 4.43 di atas menjelaskan bahwa 31 responden atau 31%
menyatakan sangat setuju, 55 responden atau 55% menyatakan setuju,
14 responden atau 14% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton
Sumenep ramah.
Tabel 4.44
Petugas Museum Keraton Sumenep sopan
Frequency Percent
Sangat Setuju 32 32%
Setuju 60 60%
Ragu 8 8%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.44 di atas menjelaskan bahwa 32 responden atau 32%
menyatakan sangat setuju, 60 responden atau 60% menyatakan setuju, 8
responden atau 8% menyatakan ragu, 0 responden atau 0% menyatakan
tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton Sumenep sopan.
Tabel 4.45
Petugas Museum Keraton Sumenep informatif
Frequency Percent
Sangat Setuju 23 23%
Setuju 63 63%
Ragu 14 14%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
108
Dari tabel 4.45 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 23%
menyatakan sangat setuju, 63 responden atau 63% menyatakan setuju,
14 responden atau 14% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton
Sumenep informatif.
Tabel 4.46
Petugas Museum Keraton Sumenep membantu pengunjung
dengan baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 23 23%
Setuju 61 61%
Ragu 16 16%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.46 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 23%
menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju,
16 responden atau 16% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton
Sumenep membantu pengunjung dengan baik.
109
Tabel 4.47
Petugas Museum Keraton Sumenep mampu menangani
keluhan pengunjung
Frequency Percent
Sangat Setuju 8 8%
Setuju 62 62%
Ragu 30 30%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.47 di atas menjelaskan bahwa 8 responden atau 8%
menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju,
30 responden atau 30% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton
Sumenep mampu menangani keluhan pengunjung.
Tabel 4.48
Menurut saya dan pelanggan lain secara keseluruhan layanan
jasa Museum Keraton Sumenep baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 9 9%
Setuju 78 78%
Ragu 13 13%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.48 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 9%
menyatakan sangat setuju, 78 responden atau 78% menyatakan setuju,
13 responden atau 13% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
110
tidak setuju terhadap pertanyaan menurut saya dan pelanggan yang lain
keseluruhan layanan jasa Museum Keraton Sumenep baik.
4. Deskripsi Variabel Word of Mouth (X4)
Dalam penelitian Word of Mouth(X2) ini digunakan 3 butir
pertanyaaan untuk mengukur layanan jasa museum, yaitu:
Tabel 4.49
Saya bersedia membicarakan hal-hal positif tentang Museum
Keraton Sumenep
Frequency Percent
Sangat Setuju 21 21%
Setuju 72 72%
Ragu 7 7%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.49 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 21%
menyatakan sangat setuju, 72 responden atau 72% menyatakan setuju, 7
responden atau 7% menyatakan ragu, 0 responden atau 0% menyatakan
tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
terhadap pertanyaan bahwa saya bersedia membicarakan hal-hal positif
tentang Museum Keraton Sumenep.
Tabel 4.50
Saya bersedia merekomendasikan kepada orang lain untuk
berkunjung ke Museum Kerato Sumenep
Frequency Percent
Sangat Setuju 28 28%
Setuju 52 52%
Ragu 18 18%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
111
Dari tabel 4.50 di atas menjelaskan bahwa 28 responden atau 28%
menyatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju,
18 responden atau 18% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa saya bersedia
merekomendasikan kepada orang lain untuk berkunjung ke Museum
Keraton Sumenep.
Tabel 4.51
Saya bersedia memberikan doronngan kepada teman atau
relasi untuk berkunjung ke Museum Keraton Sumenep
Frequency Percent
Sangat Setuju 21 21%
Setuju 68 68%
Ragu 11 11%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.51 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 21%
menyatakan sangat setuju, 68 responden atau 68% menyatakan setuju,
11 responden atau 11% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa saya bersedia memberikan
dorongan kepada teman atau relasi untuk berkunjung ke Museum
Keraton Sumenep.
5. Deskripsi Variabel Minat Pengunjung (Y)
Dalam penelitian minat pengunjung (Y) ini digunakan 3 butir
pertanyaaan untuk mengukur layanan jasa museum, yaitu:
112
Tabel 4.52
Saya berminat setelah mencari informasi tentang Museum
Keraton Sumenep
Frequency Percent
Sangat Setuju 17 17%
Setuju 62 62%
Ragu 20 20%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.52 di atas menjelaskan bahwa 17 responden atau 17%
menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju,
20 responden atau 20% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa saya berminat setelah mencari
informasi tentang Museum Keraton Sumenep.
Tabel 4.53
Saya berminat untuk berkunjung ke Museum Keraton Sumenep
Frequency Percent
Sangat Setuju 23 23%
Setuju 68 68%
Ragu 8 8%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.53 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 23%
menyatakan sangat setuju, 68 responden atau 68% menyatakan setuju, 8
responden atau 8% menyatakan ragu, 1 responden atau 1% menyatakan
tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
113
terhadap pertanyaan bahwa saya berminat untuk berkunjung ke Museum
Keraton Sumenep.
Tabel 4.54
Saya berminat untuk berkunjung ke Museum Keraton
Sumenep dibanding museum lain atau tempat wisata yang lain
Frequency Percent
Sangat Setuju 9 9%
Setuju 62 62%
Ragu 26 26%
Tidak Setuju 3 3%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Dari tabel 4.54 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 9%
menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju,
26 responden atau 26% menyatakan ragu, 3 responden atau 3%
menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa saya berminat untuk berkunjung
ke Museum Keraton Sumenep dibanding museum lain atau tempat
wisata yang lain.
D. Distribusi Jawaban Responden
Uji distribusi jawaban responden dilakukan untuk mengetahui rata-rata
jawaban responden dalam 1 variabel penelitian, dan untuk mengetahui apa
indikator yang paling berpengaruh dalam 1 variabel.
1. Produk
Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 23 pertanyaan yang
mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Pertanyaan
ini dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden
114
pengujung Museum Keraton Sumenep. Hasil tanggapan terhadap produk
dijelaskan pada tabel 4.55 berikut:
Tabel 4.55
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produk
No. Pertanyaan Penilaian
Total SS S R TS STS
1. Bangunan
Museum Keraton
Sumenep
terpelihara dengan
baik
26 66 6 2 0 100
2. Spanduk Museum
Keraton Sumenep
terlihat dengan
jelas
18 59 16 7 0 100
3. Papan informasi
pada bagian luar
bangunan Museum
Keraton Sumenep
terlihat dengan
jelas
18 52 25 5 0 100
4. Pintu masuk
Museum Keraton
Sumenep terlihat
dengan jelas
38 55 7 0 0 100
5. Suasana di dalam
gedung Museum
Keraton Sumenep
nyaman
32 57 9 2 0 100
6. Keadaan bagian
dalam gedung
Museum Keraton
Sumenep terlihat
baik
25 58 15 2 0 100
7. Perabot di dalam
gedung Museum
Keraton Sumenep
lengkap
14 49 32 5 0 100
8. Tata letak di dalam
gedung Museum
Keraton Sumenep
baik
18 65 17 0 0 100
9. Di dalam gedung
Museum Keraton
Sumenep aman
dari suara bising
29 50 21 0 0 100
10. Suhu di dalam
Museum Keraton
30 56 13 1 0 100
115
Sumenep baik
11. Kualitas udara di
dalam gedung
Museum Keraton
Sumenep baik
25 65 10 0 0 100
12. Pencahayaan di
dalam gedung
Museum Keraton
Sumenep baik
21 57 21 1 0 100
13. Papan informasi di
dalam gedung
Museum Keraton
Sumenep terlihat
jelas
9 55 28 8 0 100
14. Koleksi Museum
Keraton Sumenep
terjamin
keasliannya
24 49 26 1 0 100
15. Display koleksi
Museum Keraton
Sumenep beragam
15 67 18 0 0 100
16. Metode presentasi
atau penyajian
koleksi Museum
Keraton Sumenep
menarik
13 45 37 5 0 100
17. Informasi terkait
dengan Koleksi
Museum Keraton
Sumenep dapat
dipahami dengan
baik
13 61 22 4 0 100
18. Presentasi atau
penyajian koleksi
Museum Keraton
Sumenep cukup
memadai
8 57 33 2 0 100
19. Tempat duduk
untuk menunggu
dan istirahat di
Museum Keraton
Sumenep tersedia
dengan baik dan
memadai
18 41 37 4 0 100
20. Ruang penitipan di
Museum Keraton
Sumenep tersedia
dengan baik
10 32 39 19 0 100
21. Meja informasi di
dalam Museum
Keraton Sumenep
tersedia dengan
10 47 37 6 0 100
116
baik
22. Museum Keraton
Sumenep memiliki
toilet yang bersih
20 57 21 2 0 100
23. Museum Keraton
Sumenep memiliki
denah bangunan
yang baik
20 57 21 2 0 100
Rata-rata 19,74 54,65 22,22 3,39 0 100
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Tabel 4.55 menunjukkan bahwa pada variabel produk mayoritas
responden menjawab “setuju” sebesar 54,65%, dan pertanyaan yang
paling berpengaruh adalah pertanyaan nomor 15, hal ini dapat dilihat
dari mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 67 responden.
Hal ini menunjukkan bahwa indikator “pintu masuk Museum Keraton
Sumenep terlihat dengan jelas” paling berpengaruh terhadap minat
pengunjung.
2. Place
Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 11 pertanyaan yang
mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Pertanyaan
ini dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden
pengujung Museum Keraton Sumenep. Hasil tanggapan terhadap place
dijelaskan pada tabel 4.56 berikut:
Tabel 4.56
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Place
N
o. Pertanyaan
Penilaian
To
tal SS S R T
S
S
T
S
1. Lokasi Museum
KeratonSumenepmudahdijangkau
olehtransportasiumum
28 62 6 4 0 10
0
2. Lokasi Museum
KeratonSumenepmudahdilihatdarij
alan raya
36 53 7 4 0 10
0
117
3. Lokasi Museum
KeratonSumenepbanyakdilaluiole
h orang-orang
29 57 13 1 0 10
0
4. Lokasi Museum KeratonSumenep
tidak rawan macet
23 62 14 1 0 10
0
5. Museum
KeratonSumenepmempunyaitemp
atparkir yang luas
14 43 35 8 0 10
0
6. Museum
KeratonSumenepmempunyaitemp
atparkiryang nyaman
5 55 35 5 0 10
0
7. Museum
KeratonSumenepmempunyaitemp
atparkir yang aman
9 48 40 3 0 10
0
8. Lokasi di sekitar Museum
KeratonSumenep tersedia tempat
yang cukup luas untuk
pembangunan fasilitas baru di
kemudian hari
12 44 37 7 0 10
0
9. Lokasi Museum
KeratonSumenepterletakpada
daerah yang cocok untuk dijadikan
tempat wisata
18 71 10 1 0 10
0
10. Lokasi Museum KeratonSumenep
yang berdekatandengan tempat
wisata lain cukup strategis
14 63 21 2 0 10
0
11. Lokasi Museum KeratonSumenep
sudah sesuai aturan pemerintah
20 61 19 0 0 10
0
Rata-rata 18,
91
56,
27
21,
54
3,
2
7
0 10
0
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Tabel 4.56 menunjukkan bahwa pada variabel place mayoritas
responden menjawab “setuju” sebesar 56,27%, dan pertanyaan yang
paling berpengaruh adalah pertanyaan nomor 10, hal ini dapat dilihat
dari mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 63 responden.
Hal ini menunjukkan bahwa indikator “lokasi Museum Keraton
Sumenep yang berdekatan dengan tempat wisata lain cukup strategis”
paling berpengaruh terhadap minat pengunjung.
3. People
118
Variabel X3 pada penelitian ini diukur melalui 8 pertanyaan yang
mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Pertanyaan
ini dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden
pengujung Museum Keraton Sumenep. Hasil tanggapan terhadap people
dijelaskan pada tabel 4.57 berikut:
Tabel 4.57
Distribusi Jawaban Responden Mengenai People
No. Pertanyaan Penilaian
Total SS S R TS STS
1. Penampilan petugas
Museum Keraton
Sumenep menarik
21 47 30 2 0 100
2. Petugas Museum
Keraton Sumenep
cukup siaga melayani
pengunjung
22 50 27 1 0 100
3. Petugas Museum
Keraton Sumenep
ramah
31 55 14 0 0 100
4. Petugas Museum
Keraton Sumenep
sopan
32 60 8 0 0 100
5. Petugas Museum
Keraton Sumenep
informatif
23 63 14 0 0 100
6. Petugas Museum
Keraton Sumenep
membantu pengunjung
dengan baik
23 61 16 0 0 100
7. Petugas Museum
Keraton Sumenep
mampu menangani
keluhan pengunjung
8 62 30 0 0 100
8. Menurut saya dan
pelanggan lain secara
keseluruhan layanan
jasa Museum Keraton
Sumenep baik
9 78 13 0 0 100
Rata-rata 21,13 59,5 19 0,37 0 100
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Tabel 4.57 menunjukkan bahwa pada variabel people mayoritas
responden menjawab “setuju” sebesar 59,5%, dan pertanyaan yang
119
paling berpengaruh adalah pertanyaan nomor 8, hal ini dapat dilihat dari
mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 78 responden. Hal ini
menunjukkan bahwa indikator “menurut saya dan pengunjung lain
secara keseluruhan layanan jasa Museum Keraton Sumenep baik” paling
berpengaruh terhadap minat pengunjung.
4. Word of Mouth
Variabel X4 pada penelitian ini diukur melalui 3 pertanyaan yang
mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Pertanyaan
ini dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden
pengujung Museum Keraton Sumenep. Hasil tanggapan terhadap Word
of Mouth dijelaskan pada tabel 4.58 berikut:
Tabel 4.58
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Word of Mouth
No. Pertanyaan Penilaian
Total SS S R TS STS
1. Saya bersedia
membicarakan hal-hal
positif tentang Museum
Keraton Sumenep
21 72 7 0 0 100
2. Saya bersedia
merekomendasikan
kepada orang lain untuk
berkunjung ke Museum
Keraton Sumenep
28 52 18 2 0 100
3. Saya bersedia
memberikan dorongan
kepada teman atau relasi
untuk berkunjung ke
Museum Keraton
Sumenep
21 68 11 0 0 100
Rata-rata 23,33 64 12 0,67 0 100
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Tabel 4.58 menunjukkan bahwa pada variabel word of mouth
mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 64%, dan pertanyaan
120
yang paling berpengaruh adalah pertanyaan nomor 1, hal ini dapat
dilihat dari mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 72
responden. Hal ini menunjukkan bahwa indikator “saya bersedia
membicarakan hal-hal positif tentang Museum Keraton Sumenep”
paling berpengaruh terhadap minat pengunjung.
5. Minat Pengunjung
Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 3 pertanyaan yang
mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Pertanyaan
ini dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden
pengujung Museum Keraton Sumenep. Hasil tanggapan terhadap minat
pengunjung dijelaskan pada tabel 4.59 berikut:
Tabel 4.59
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Minat Pengunjung
No. Pertanyaan Penilaian
Total SS S R TS STS
1. Saya berminat setelah
mencari informasi
tentang Museum Keraton
Sumenep
17 62 20 1 0 100
2. Saya berminat untuk
berkunjung ke Museum
Keraton Sumenep
23 68 8 1 0 100
3. Saya berminat untuk
berkunjung ke Museum
Keraton Sumenep
dibanding museum lain
atau tempat wisata yang
lain
9 62 26 3 100
Rata-rata 16,33 64 18 1,67 0 100
Sumber: olah data kuesioner, 2017
Tabel 4.59 menunjukkan bahwa pada variabel minat pengunjung
mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 64%, dan pertanyaan
yang paling berpengaruh adalah pertanyaan nomor 2, hal ini dapat
121
dilihat dari mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 68
responden. Hal ini menunjukkan bahwa indikator “saya berminat untuk
berkunjung ke Museum Keraton Sumenep” paling berpengaruh terhadap
minat pengunjung.
E. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik dan layak digunakan adalah distribusi data
normal atau mendekati normal (Ghozali, 2016:154).
122
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Secara Grafik
Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan hasil analisis data pada gambar 4.1 kurva normal p-
plot di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kurva normal p-plot terlihat
titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak terlalu
jauh atau melebar. Berarti dari kurva ini menunjukkan bahwa model
regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan.
Selain uji grafik peneliti juga melengkapi pengujian normalitas
dengan uji statistik. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas residual adalah uji non-parametrik Kolmogrov-
Smirnov (K-S) (Ghozali, 2016: 158).
Dengan hipotesis:
a. Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal acak (random)
123
b. Kaidah Pengujian
Jika probabilitas (sig) > 0.05 maka Ho diterima
Jika probabilitas (sig) < 0.05 maka Ho ditolak
c. Keputusan
Data berdistribusi normal
Tabel 4.60
Hasil Uji Normalitas Secara Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,0415229
6
Most Extreme
Differences
Absolute ,112
Positive ,055
Negative -,112
Test Statistic ,112
Asymp. Sig. (2-tailed) ,033c
Monte Carlo Sig.
(2-tailed)
Sig. ,146d
99% Confidence Interval Lower Bound ,137
Upper Bound ,155
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 299883525.
Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.55 besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah
0,112 serta dapat diketahui bahwa nilai unstandardized residual
memiliki nilai Asymp. Sig 0,033 yang artinya > 0,05 dan ini
mengartikan bahwa data terdistribusi dengan normal.
2. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen dan
124
tidak ortogonal atau nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF), nilai toleransi yang besarnya di atas 0.1 dan nilai
VIF di bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinieritas pada
variabel independennya (Ghozali, 2016: 103-104).
Hasil pengujian VIF dari model regresi dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4.61
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Produk ,572 1,749
Place ,536 1,867
People ,556 1,799
WOM ,667 1,499
a. Dependent Variable: Minat
Sumber: hasil ouput SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan hasil tabel 4.56 uji hasil Variance Inflation Factor
(VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF < dari 10 dan
tolerance > 0,1 yaitu untuk variabel produk 1,749 dan 0,572, untuk
variabel place 1,867 dan 0,536, untuk variabel people 1,799 dan 0,556,
dan untuk variabel Word of Mouth (WOM) 1,499 dan 0,667. Maka dapat
dinyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat multikolinieritas
antara variabel independen dengan variabel independen yang lain
sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
125
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
yang lain. Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel tidak
sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas kesalahan yang
terjadi tidak secara acak tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis
sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Uji heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan dua langkah yaitu secara grafik dan secara
statistik. Adapun uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
a. Uji heteroskedastisitas secara grafik (scatterplot)
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah
Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali, 2016: 134)
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil scatterplot
dapat dilihat pada gambar berikut:
126
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik
(Scatterplot)
Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah,2017
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar di atas maupun di
bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali,2016: 136).
b. Uji heteroskedastisitas secara statistik (uji glesjer)
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan uji glesjer yaitu dengan tujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila
koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang
signifikan pada tingkat kekeliruan dibawah 5%,
mengindikasikan adanya gejala heteroskedastisitas dan jika nilai
127
signifikan pada tingkat kekeliruan di atas 5%, mengindikasikan
tidak adanya gejala heteroskedastistas. Berdasarkan hasil
pengolahan data, maka hasil uji glesjer dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4.62
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glesjer)
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,958 ,785
1,21
9 ,226
Produk -,003 ,011 -,033 -,244 ,808
Place -,015 ,020 -,101 -,726 ,469
People ,010 ,024 ,057 ,415 ,679
WOM ,033 ,051 ,081 ,649 ,518
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: hasil output SPSS 23 yang telah diolah, 2017
Dari hasil output pada tabel 4.57 dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi untuk variabel produk sebesar 0,808, variabel place sebesar
0,469, lalu variabel people sebesar 0,679 dan variabel Word of Mouth
(WOM) sebesar 0,518. Karena tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ada masalah
heteroskedastisitas atau dengan kata lain bebas heteroskedastistas.
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen,
adapaun hasil pengujian adalah sebagai berikut:
128
a. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05
(Ghozali, 2016: 97).
Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat. Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.63
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,854
1,29
5
1,43
2
,15
6
Produk ,010 ,017 ,053 ,571
,57
0
Place -,005 ,033 -,015 -,160
,87
3
People ,048 ,039 ,115
1,22
3
,22
4
WOM ,633 ,084 ,650
7,54
7
,00
0
a. Dependent Variable: Minat
Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan pada tabel hasil uji t di atas untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara
parsial (individual) terhadap variabel dependen adalah sebagai
berikut:
a. Pengaruh Variabel Produk (X1) terhadap Minat Pengunjung
(Y)
129
1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara produk
terhadap minat pengunjung
2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara variabel produk
terhadap minat pengunjung
Pada tabel 4.58 nilai t hitung untuk variabel produk
sebesar 0,571 sedangkan t tabel sebesar 1,984 maka dapat
diketahui t hitung 0,571 < t tabel 1,984 dan nilai signifikan
untuk variabel produk sebesar 0,570 lebih besar dari 0,05.
Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang
signifikan antara produk terhadap minat pengunjung ditolak
(Ha ditolak dan Ho diterima), artinya secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara produk terhadap
minat pengunjung.
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel
produk tidak berpengaruh terhadap minat pengunjung untuk
berkunjung ke Museum Keraton Sumenep. Hal ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rafiz
Ardiansyah dan Budi Rustandi Kartawinata tahun 2014,
dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap
Proses Keputusan Pengggunaan Pada Konsumen Hotel
Posters Bandung”, hasil menunjukkan bahwa produk tidak
berpengaruh terhadap proses keputusan penggunaan
konsumen.
130
b. Pengaruh Variabel Place (X2) terhadap Minat Pengunjung
(Y)
1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara place
terhadap minat pengunjung
2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara variabel place
terhadap minat pengujung
Pada tabel 4.58 nilai t hitung untuk variabel place sebesar
-0,160 sedangkan t tabel sebesar 1,984 maka dapat diketahui t
hitung -0,160< t tabel 1,984 dan nilai signifikan untuk
variabel place sebesar 0,873 lebih besar dari 0,05. Sehingga
hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan
antara place terhadap minat pengunjung ditolak (Ha ditolak
dan Ho diterima), artinya secara parsial tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara place terhadap minat
pengunjung.
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel
place tidak berpengaruh terhadap minat pengunjung untuk
berkunjung ke Museum Keraton Sumenep. Hal ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yolla
Margaretha tahun 2011, dengan judul “Analisis Pengaruh
Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Beli Pada Program
Magister Manajemen Universitas Kristen Maranatha”, hasil
menunjukkan bahwa place tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat pengunjung.
131
c. Pengaruh Variabel People (X3) terhadap Minat Pengunjung
(Y)
1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara people
terhadap minat pengunjung
2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara variabel people
terhadap minat pengunjung
Pada tabel 4.58 nilai t hitung untuk variabel people
sebesar 1,223 sedangkan t tabel sebesar 1,984 maka dapat
diketahui t hitung 1,223< t tabel 1,984 dan nilai signifikan
untuk variabel people sebesar 0,224 lebih besar dari 0,05.
Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang
signifikan antara people terhadap minat pengunjung ditolak
(Ha ditolak dan Ho diterima), artinya secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara people terhadap
minat pengunjung.
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel
peopletidak berpengaruh terhadap minat pengunjung untuk
berkunjung ke Museum Keraton Sumenep. Hal ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yolla
Margaretha tahun 2011, dengan judul “Analisis Pengaruh
Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Beli Pada Program
Magister Manajemen Universitas Kristen Maranatha”, hasil
menunjukkan bahwa peopletidak berpengaruh signifikan
terhadap minat pengunjung.
132
d. Pengaruh Variabel Word of Mouth (X4) terhadap Minat
Pengunjung (Y)
1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara Word of
Mouth terhadap minat pengunjung
2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara variabel Word of
Mouth terhadap minat pengunjung
Pada tabel 4.58 nilai t hitung untuk variabel Word of
Mouth sebesar 7,547 sedangkan t tabel sebesar 1,984 maka
dapat diketahui t hitung 7,547> t tabel 1,984 dan nilai
signifikan untuk variabel Word of Mouth sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat
pengaruh yang signifikan antara Word of Mouth terhadap
minat pengunjung diterima (Ha diterima dan Ho ditolak),
artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara
Word of Mouth terhadap minat pengunjung.
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel
Word of Mouth berpengaruh terhadap minat pengunjung
untuk berkunjung ke Museum Keraton Sumenep. Hal ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Andhanu Catur Mahendrayasa, Srikandi Kumadji, dan Yusri
Abdillah tahun 2014, dengan judul “Analisis Pengaruh Word
of Mouth Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada
Keputusan Pembelian”, hasil menunjukkan bahwa Word of
Mouth berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
133
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji
statistik F digunakan untuk mengetahui semua pengaruh variabel
independen yang diuji pada tingkat signifikan 5%. Hasil uji
koefisien signifikan simultan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.64
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVA
a
Model Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
1
Regression 121,358 4 30,339 26,839
,000b
Residual 107,392
9
5 1,130
Total 228,750
9
9
a. Dependent Variable: Minat
b. Predictors: (Constant), WOM, People, Produk, Place
Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017
Nilai F hitung yang diperoleh 26,839 dengan tingkat signifikansi
0,000 karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka model
regresi ini dapat dipakai untuk variabel minat pengunjung. Dengan
kata lain dapat diartikan bahwa variabel produk, place, people, dan
Word of Mouth (WOM) secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel minat pengunjung.
5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat analisis
statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel
yang berpengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen
134
dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu.
Pengujian persyaratan analisis klasik dasar regresi yang telah dilakukan
sebelumnya memberikan hasil bahwa variabel-variabel yang terlibat di
dalamnya memenuhi kualifikasi persyaratan dan asumsi klasik tersebut.
Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan pengujian signifikansi
model dan interpretasi model regresi.
Tabel 4.65
Hasil Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,854 1,295 1,432 ,156
Produk ,010 ,017 ,053 ,571 ,570
Place -,005 ,033 -,015 -,160 ,873
People ,048 ,039 ,115 1,223 ,224
WOM ,633 ,084 ,650 7,547 ,000
a. Dependent Variable: Minat
Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas,
maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 1,854 + 0,010X1 – 0,005X2 + 0,048X3 + 0,633X4 + e
Dimana:
Y = Minat Pengunjung
X1 = Produk
X2 = Place
X3 = People
X4 = Word of Mouth
135
6. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen (produk, place, people, word of mouth)
dalam menjelaskan variasi variabel dependen (minat pengunjung). Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati
satu berarti adalah variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen
(Ghozali, 2016: 95).
Tabel 4.66
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,728a ,531 ,511 1,063
a. Predictors: (Constant), WOM, People, Produk, Place
b. Dependent Variable: Minat
Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017
Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi yang
disesuaikan atau (R2) sebesar 0,511, hasil ini berarti variabel dependen
minat pengujung dapat dijelaskan oleh variabel independen produk,
place, people, dan word of mouth sebanyak 51,1%. Sedangkan sisanya
sebanyak 48,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan
dalam model ini.
136
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, place,
people, dan word of mouth terhadap minat pengunjung pada objek wisata
Museum Keraton Sumenep. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100
orang pengunjung Museum Keraton Sumenep. Berdasarkan pada data yang
telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap
permasalahan dengan menggunakan model regresi linier berganda, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Produk secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat pengunjung
pada objek wisata Museum Keraton Sumenep.
2. Place secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat pengunjung
pada objek wisata Museum Keraton Sumenep.
3. Peoplesecara parsial tidak berpengaruh terhadap minat pengunjung
pada objek wisata Museum Keraton Sumenep.
4. Word of mouth secara parsial berpengaruh terhadap minat
pengunjung pada objek wisata Museum Keraton Sumenep.
5. Berdasarkan hasil uji F variabel produk, place, people, dan word of
mouth secara simultan berpengaruh terhadap minat pengunjung pada
objek wisata Museum Keraton Sumenep.
137
B. Saran
Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang disampaikan,
yaitu:
1. Saran Praktis
Saran-saran yang dapat diberikan untuk peningkatan layanan
Museum Keraton Sumenep antara lain:
a. Berdasarkan rekapitulasi pertanyaan melalui kuesioner yang
dilakukan oleh peneliti, nilai setuju paling rendah adalah
berkaitan dengan tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung seperti
papan informasi, perabot, meja informasi, tempat duduk, dan
ruang penitipan yang ada di museum. Selain itu metode
presentasi atau penyajian koleksi Museum Keraton Sumenep
kurang menarik menurut para pengunjung. Oleh karena itu,
dalam mengemas dan menawarkan produk-produknya museum
harus didukung dengan adanya fasilitas fisik yang memadai.
Ruang penitipan harus menjadi perhatian utama pihak museum,
karena fasilitas ini tidak tersedia di museum. Untuk kedepannya
pihak museum dapat mulai menyediakan rak-rak atau loker yang
berguna untuk penitipan barang-barang pengunjung. Papan
informasi baik diluar maupun di dalam gedung museum harus
jelas terbaca dan mudah terlihat. Tempat duduk harus tersedia di
tempat-tempat yang strategis dimana pengunjung diperbolehkan
untuk menunggu atau sekedar beristirahat, dan meja informasi
juga harus tersedia dengan baik di titik-titik rawan pengunjung
138
saat membutuhkan informasi ataupun hendak meminta bantuan
kepada petugas museum. Selain itu kebersihan dan keterawatan
museum, meliputi bangunan utama dan fasilitas pendukungnya
menjadi hal utama yang harus terus dilakukan oleh Museum
Keraton Sumenep, karena dua hal inilah yang diberi perhatian
paling besar oleh pengunjung.
Museum Keraton Sumenep juga perlu memberikan penawaran-
penawaran baru kepada masyarakat, khususnya pengunjung,
tidak hanya mengandalkan pameran tetap saja, tetapi juga dapat
berupa pameran temporer seperti mengadakan pameran keliling
ke sekolah-sekolah, program-program yang berkelanjutan seperti
tur, acara-acara yang tidak berhubungan secara langsung dengan
koleksi museum seperti pemutaran film, festival seni lokal,
festival tari dan drama, pawai sejarah (Ambrose, 1987 dalam
Mclean, 1997), dan aksesibilitas bagi pengunjung terhadap
berbagai fasilitas yang tersedia. Mengembangkan konsep
penataan pameran baru yang lebih menarik juga perlu
diupayakan oleh museum. Teknik penyajian ini terutama
meliputi vitrin dan panil, tata cahaya, tata warna, tata letak, tata
pengamanan, tata suara, labelling, foto-foto dan unsur penunjang
lainnya (Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1999/2000) yang harus
diperhatikan guna menciptakan penyajian koleksi yang lebih
evokatif. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan mendesain
ruang pameran sesuai dengan konteks koleksi yang dipamerkan.
139
Sehingga pengunjung akan merasakan suatu suasana tertentu
pada pameran museum yang tidak akan didapatkannya di tempat
lain.
Yang terakhir, penting juga bagi museum mulai menjalin
kemitraan dengan beberapa pihak baru, atau mengembangkan
kemitraan yang saat ini sudah ada, karena untuk membuat suatu
penyajian pameran yang baru, maupun pembuatan program-
program lainnya akan lebih mudah dijalankan apabila ada
bantuan dari pihak-pihak lain.
b. Pada dasarnya lokasi Museum Keraton Sumenep cukup strategis,
sehingga memberikan kemudahan bagi para pengunjung untuk
menemukan dan mengaksesnya. Akan tetapi dari hasil kuesioner
yang telah disebarkan, didapati bahwa pengunjung kurang setuju
dengan lokasi Museum Keraton Sumenep yang memiliki tempat
parkir yang luas, aman dan nyaman, dan juga lokasi di sekitar
Museum keraton Sumenep tersedia tempat yang cukup luas
untuk pembangunan fasilitas baru dikemudian hari. Ini memang
menjadi keterbatasan banyak museum yang terletak di pusat kota
termasuk Museum Keraton Sumenep, dimana parkir mobil
adalah premium. Hal lain yang juga menyebabkan ketidakpuasan
pengunjung terhadap tempat parkir di museum adalah kurangnya
perhatian pihak museum sendiri terhadap tempat parkir yang ada.
Melihat hal tersebut, peneliti menyarankan agar pihak Museum
Keraton Sumenep dapat memberikan tanda-tanda yang jelas yang
140
menunjukkan dimana tempat parkir mungkin tersedia, dan juga
pihak museum harus mampu mengelola tempat parkir yang ada
dengan lebih baik.
Melihat di sekitar lokasi museum yang juga tidak tersedia tempat
yang cukup luas untuk pembangunan fasilitas baru di kemudian
hari, sebaiknya pihak Museum Keraton Sumenep bisa
mengoptimalkan fasilitas yang ada, terus menjaga kebersihan
dan menjaga keterawatan fasilitas-fasilitas tersebut.
c. Salah satu kendala yang dihadapi oleh Museum Keraton
Sumenep dalam upaya peningkatan dan pengembangan
layanannya kepada masyarakat adalah masalah minimnya
sumber daya manusia di museum. Kekurangan ini tidak hanya
dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas. Artinya, sedikit
sekali staf/karyawan museum yang memiliki keahlian sesuai
dengan bidang yang ditekuninya di museum.
Berdasarkan rekapitulasi pertanyaan melalui kuesioner yang
dilakukan oleh peneliti, pengunjung melihat bahwa penampilan
petugas museum kurang menarik. Selain itu, kesiapan petugas
museum dalam melayani pengunjung dan kemampuan petugas
museum dalam menangani keluhan pengunjung juga kurang
baik. Oleh karena itu, dalam perencanaan manajemen museum di
masa yang akan datang harus dipertimbangkan pula penambahan
karyawan yang benar-benar sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan oleh museum. Namun, untuk saat ini, yang dapat
141
dilakukan museum adalah menambah pengetahuan
staf/karyawan mereka dengan cara mengikutsertakan mereka
dalam pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan dunia
permuseuman, seperti workshop konservasi, pelatihan bagi
pemandu, pelatihan manajemen museum, dan lain-lain.
Penampilan petugas juga perlu menjadi perhatian dalam
manajemen museum, misalnya dengan memakai seragam
pakaian adat lokal dan atribut-atribut lainnya, sehingga
pengunjung akan merasa senang ketika berinteraksi dengan
petugas museum.
Selain itu, yang terpenting adalah tumbuhnya kesadaran dari diri
para staf museum bahwa mereka adalah sebuah lembaga yang
memiliki misi edukasi serta memberikan layanan kepada
masyarakat. Pengetahuan ini harus dimiliki dan dipahami oleh
seluruh staf museum, sehingga diharapkan mereka memiliki
sense of belonging terhadap museum, sehingga dapat
mengembangkan diri dankemampuannya secara optimal, untuk
berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat.
d. Promosi yang dilakukan oleh museum sampai dengan saat ini
hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut (word of
mouth) yang dilakukan oleh pengunjung. Kepuasan pengunjung
mendorong muncul dan tersebarnya promosi mulut ke mulut
yang positif. Melihat manfaat yang cukup efektif bagi museum,
142
pihak museum sebaiknya terus mempertahankan layanan yang
sudah dianggap baik oleh pengunjung, dan terus meningkatkan
pelayanan yang dirasa masih kurang maksimal.
Museum juga dapat mulai beralih pada website untuk
mengembangkan jaringannya, sekaligus media promosi
dimasyarakat. Namun, website ini memerlukan pengelolaan yang
serius dan membutuhkan sumber daya manusia untuk
pengelolaannya. Untuk tahap awal, museum dapat menjalin kerja
sama dengan komunitas-komunitas museum untuk membantu
mereka mengembangkan website museum. Lebih lanjut, website
ini dapat dikembangkan hingga menjadi museum virtual,
sehingga berbagai informasi yang disajikan oleh Museum
Keraton Sumenep, dapat diakses oleh masyarakat luas, dengan
jangkauan tidak hanya dalam negeri, tetapi juga masyarakat di
luar negeri, selama 24 jam penuh. Isi website ini diharapkan
tidak hanya sekedar memperlihatkan koleksi yang dimiliki oleh
museum, tetapi juga berbagai program (termasuk tur untuk
melihat pameran di museum secara virtual) yang disediakan,
berbagai fasilitas yang dimiliki, dan bila memungkinkan
pengunjung museum virtual dapat melakukan transaksi jual beli
beberapa produk museum dalam bentuk suvenir secara online.
Hal ini dapat menjadi wadah bagi pengunjung agar tetap
mendapatkan informasi tentang museum, ingat dengan museum
dan merasa dekat dengan Museum Keraton Sumenep.
143
2. Saran Akademis
Bagi para akademisi dan pembaca untuk memperluas penelitian
dengan mempertimbangkan variabel-variabel lainnya yang
berpengaruh terhadap minat pengunjung, misalnya seperti harga,
promosi, dan proses. Atau faktor-faktor lain berupa misalnya,
kondisi ekonomi, kelas sosial, teknologi, politik dan budaya. Selain
itu penelitian selanjutnya dapat menggunakan teknik penelitian yang
berbeda misalnya dengan kualitatif. Perbedaan ini akan
menghasilkan data yang berbeda, yang diharapkan lebih lengkap
karena adanya observasi dan wawancara yang lebih mendalam
terhadap sumber yang berkaitan dengan penelitian.
144
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arikunto, Suharsimi, “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik”, Edisi
Revisi, Cetakan Keempat Belas, Rineka Cipta, Jakarta. 2010.
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Proyek
Pembinaan Permuseuman Jakarta. “Kecil Tapi Indah Pedoman
Pendirian Museum”. 1999/2000.
Ekotama, Suryono. “Trik Jitu Promosi Murah Meriah”. Cemerlang Publishing,
Yogyakarta. 2009.
Ferdinand, Augusty. “Metode Penelitian Manajemen”. Edisi Keempat. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2013.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2007.
_____________. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
23”. Cetakan VIII, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
2016.
Hooper-Greenhill, E. “Museums and their Visitors”. Routledge. London. 1994.
Hurriyati, Ratih. “Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen”, Alfabeta,
Bandung, 2005
Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”, PT Gramedia Utama, Jakarta,
2009.
Karyono, Hari. A. “kepariwisataan”. Jakarta: Grasindo. 1997.
Kasali, Rhenald. “Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting,
Positioning”. Cetakan Ketujuh, Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, Edisi kesebelas Jilid 1, PT Indeks
kelompok Gramedia, Jakarta, 2005.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong .” Principles Of Marketing”. 13 Edition.
Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall. New Jersey. 2010.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. “Marketing Management”. 14th
Edition.
Pearson Prentice Hall, London. 2012.
________________________________. “Manajemen Pemasaran”, Edisi13, Jilid
2, Erlangga, Jakarta. 2015.
145
Lovelock C, dan Wright L.K. “Manajemen Pemasaran Jasa”. PT Indeks
kelompok Gramedia, Jakarta,2005.
Lupiyoadi, Rambat. “Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik”.Edisi
Pertama. Salemba Empat. Jakarta. 2001.
_______________. “Manajemen Pemasaran Jasa”. Jakarta: PT. Salemba Empat.
2013.
Malhotra, Naresh K. “Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan Jilid 1”. Jakarta:
PT. Indeks. 2005.
Mcdaniel, Carl, Charles W. Lamb dan Joseph F. Hair. “Pemasaran”. Edisi
Pertama. Salemba Empat. Jakarta.2001.
McLean, Fiona. “Marketing in museum: a contextual analysis”. dalam K. Moore
(ed), Museum Management. Routledge. Hlm. 216 – 231. London, 1994.
_____________“Marketing the Museum”. Routledge. London, 1997.
Moore, Kevin. “Museum management”. Routledge.London dan New York, 1994.
Payne, Adrian. “The Essence of Service Marketing Pemasaran Jasa”, Andi,
Yogyakarta. 2001.
Pitana, I Gde, and Putu G. Gayatri. “Sosiologi Pariwisata Edisi I: Kajian
Sosiologis Terhadap Struktur, Sistem, dan Dampak-Dampak
Pariwisata”. Yogyakarta: Andi. 2005.
Schiffman, L. G., dan L.L Kanuk, “Consumer Behaviour". 7th ed. Prentice Hall
International, Inc. New Jersey: 2004.
Schiffman dan Kanuk. “Perilaku Konsumen (Edisi 7)”. Prentice Hall. Jakarta.
2004.
Sernovitz, Andy. “Word of Mouth Marketing: How Smart Companies Get People
Talking”. Greenleaf Book Group Press, Austin. 2009.
Simamora, Bilson. “Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi”. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004.
Stanton, JWilliam. “Prinsip-Prinsip Pemasaran”. Erlangga, Jakarta, 2004.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. 2004.
________. “Metode Penelitian Bisnis”. Penerbit CV. Alfabeta,Bandung. 2007.
________. “Metode Penelitian Bisnis”. Cetakan Ketiga Belas, Alfabeta CV,
Bandung, 2009.
146
Sumardy, Marlin, Melina. “The Power Word of Mouth Marketing”. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2011.
Suwantoro, Gamal. “Dasar-Dasar Pariwisata”. Yogyakarta: Andi. 2009.
Tjiptono, Fandy. “Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian”. Ed. I.
ANDI Yogyakarta, 2014.
Zeithaml, Valarie A and Mary Jo Bitner. “Service Marketing Integrating
Consumer Focus Across The Firm”, Prentice Hall International, Inc:
New Jersey, 2005.
Zeithaml, Valarie A, Mary Jo Bitner dan Dwayne D.Gremler. “Service Marketing
– Integrating Customer Focus Across The Firm”. 4th
Edition, McGraw-
Hill, New York, 2006.
Zulkarnain, Iskandar. “Sejarah Sumenep”, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Sumenep, 2014.
Artikel Jurnal
Adriansyah, Rafiz dan Budi Rustandi Kartawinta. “Pengaruh Bauran Pemasaran
Jasa Terhadap Proses Keputusan Pengggunaan Pada Konsumen Hotel
Posters Bandung”. Jurnal Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas
Telkom. 2014
Aegeson T.H. ”Market value: 5 steps to an effective museum marketing plan”.
Museum News, July/August. 1999.
Babin, Barry J., Yong Ki-Lee, dan Mitch Griffin. “Modelling Consumer
Satisfaction and Word of Mouth Restaurant Patronage in Korea”. The
Journal of Services Marketing. Vol. 19. No. 3 ABI/INFORM Globa, pg:
133. 2005.
Bitner, M.J. “Customer Contributions and Roles in Service Delivery”. International
Journal of Service Industry Management, Vol. 8, no 3, p. 193-205. 1997.
Candrawira, V. “Gerakan Nasional Cinta Museum: Gerakan siapa?”.
Museografia, Vol. III, No. 4, pp. 55-78. Jakarta: Direktorat Museum.
2009.
Davis, D.L., Guiltinan, J.P., and Jones, W. H. “Service Characteristics,
Consumer Search and the Classification of Retail Services”. Journal of
Retailing 55, 3:3–23. 1979.
DhibaSarah, Ich Diana, dan Ayun Maduwinarti. “Analisis Pengaruh Bauran
Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada Obyek Wisata
147
Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya”. Jurnal Ilmu
Ekonomi & Manajemen, Vol. 1 No.1.hal. 94 – 109. April 2014.
DiMaggio, P.J. “When the „Profit‟ is Quality: Cultural institutions in the
marketplace”. Museum News 63, 5:28–35. 1985.
Falconer, H. “More Than Just a Job”. Museums Journal 95, 9:21–3. 1995.
Fure, Hendra. “Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati
Calaca”. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3. 2013
George, W.R. and Kelly, J.P. “The Promotion and Selling of Services”.Business.
July-September: 14–20. 1983.
Grewal, D., Monroe K. B., dan Krishnan R. “The Effect Of Price – Comparison
Advertising On Buyer Perception Of Acquisition Value, transaction
Value, and Behaviour Intentions”.Journal of Marketing, Vol. 62, pp. 46
– 59. 1998.
Hausmann, A. ”Besucherorientierung im Museum unter Anwendung des
Benchmarking”. Bielefed: Transcript. 2001.
___________. “The Importance of Word of Mouth for Museums: An Analytical
Framework”. International Journal of Arts Management; 14, 3; Arts &
Humanities Database pg. 32; Spring. 2012.
Helm, S., and M. Kuhl. “Empfehlungsmarketing: Wirkungsweise und
Einsatzmoglichkeiten in Kulturbetrieben am Beispiel von Museen”. In
Kundenorientierung im Kulturbetrieb,A. Hausmann and S. Helm, eds.
(p. 171-183). Wiesbaden: Verlag. 2006.
Jawa Pos, Radar Madura. “Pengunjung Museum Keraton Sumenep Menyusut”.
Januari, 13. 2015. (radarmadura.co.id)
Karns, D. “Marketin Exhibitions: Will They Come?”. 2002. Accessed 05
November 2016 at http://www.si.edu/opanda/Reports/EXMarketing.pdf.
Leishman, M. “Image and Self Image”. Museums Journal 93, 6:30–2. 1993.
Lovelock, C., and E. Gummeson. “Whither Services Marketing?”. Journal of
Services Marketing,Vol. 7, no 1, p. 20-41. 2004.
Mahendrayasa, Catur Andhanu, Srikandi Kumadji, dan Yusri Abdillah.
“Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada
Keputusan Pembelian”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 12. No.
1. Juli. 2014
Margaretha, Yolla. “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat
Beli Pada Program Magister Mananjemen Universitas Kristen
148
Maranatha”. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi
Terapan. ISBN 979-26-0255-0. 2011
Menbudpar: 90 persen museum Indonesia tak layak kunjung (2010, 18 Februari).
www.kompas.com
Nelson, P. “Information and Consumer Behaviour”. Journal of Political
Economy,Vol. 78, p. 311-329. 1970.
Susatyo, D. “Museum dalam perspektif jurnalistik”. Museografia, Vol. III, No. 4,
pp. 121-123. Jakarta: Direktorat Museum. 2009.
Young, R. “The Advertising of Consumer Services and the Hierarchy of Effects”,
in J.Donnelly and W.George (eds) Marketing of Services, American
Marketing Association. Chicago. 1981.
149
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
KepadaYth:
Saudara/i
Hal: SuratPermohonanMenjadiResponden
Kuesionerinidibuatdalamrangkapenelitianuntukmenyelesaikantugasakhirskripsi.
Sayasebagaipeneliti:
Nama : AqilFaqih
NIM : 1112081000090
Status : Mahasiswa Program StudiManajemenPemasaranUniversitas
Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta
Alamat : Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat, Tangerang Selatan
Sedangmelakukanpenelitiantentang“AnalisisPengaruhProduk, Place, People,
danWord of Mouth TehadapMinatPengunjungPadaObjekWisata Museum
KeratonSumenep”.
Saudara/iterpilihkarenamerupakanresponden yang tepatdalampenelitianini. Demi
tercapainyahasilpenelitian yang diinginkan,
mohonkesediaansaudara/iuntukberpartisipasimengisikuesionerinisecaralengkap(ti
dakada yang dikosongkan), karenasetiapjawaban yang saudara/i berikan
akansangatbermaknabagi kami.
Tidakadajawabanbenaratausalah,kuesionerinibertujuanuntukmengungkapkant
anggapansaudara/isematasebagairespondendalampenelitianini. Untukitu,
mohonmengisikuesionerinidengansejujur-jujurnya.
Semuainformasi yang
diterimasebagaihasildarikuesioneriniakandiperlakukansesuaistandarprofesi
onalitasdanetikapenelitian. Olehkarenaitu,
penelitiakanmenjagakerahasiaanidentitassaudara/i. Ataswaktudanpartisipasi yang
saudara/i berikan diucapkanbanyakterimakasih.
Peneliti,
150
AqilFaqih
Data Responden
Petunjuk: Isilahtitikdanberilahtandacontreng (√) padakotak yang
tersediasebagaijawaban yang menggambarkanidentitassaudara/i.
1. Nama : .....................................
2. JenisKelamin : Laki-laki Perempuan
3. Umur : 17-25 >25-35 >35-45
>45
4. Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa
PegawaiNeger
PegawaiSwasta
Wiraswasta
Lainnya...........................
5. Pengeluaran : Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.001 - Rp. 5.000.000
Rp. 5.000.001 - Rp. 10.000.000
Rp. 10.000.001 - Rp. 15.000.000
PengisianKuesioner
Petunjuk: Berilahtandacontreng (√) padasalahsatualternatif yang telahtersedia.
Setiappertanyaanterdiridari 5 (lima) pilihanjawaban:
SS = SangatSetuju
S = Setuju
R = Ragu
TS = TidakSetuju
STS = SangatTidakSetuju
Contoh: Sayasenangberkunjungke Museum KeratonSumenep
SangatSe
tuju (SS)
Set
uju
(S)
Ra
gu
(R)
TidakSe
tuju (TS)
SangatTidakSe
tuju
(STS)
√
151
VariabelProduk(X1)
No. Pertanyaan SS
(5)
S
(4)
R
(3)
TS
(2)
STS
(1)
24. Bangunan Museum Keraton Sumenep
terpelihara dengan baik
25. Spanduk Museum Keraton Sumenep
terlihat dengan jelas
26. Papan informasi pada bagian luar
bangunan Museum Keraton Sumenep
terlihat dengan jelas
27. Pintu masuk Museum Keraton Sumenep
terlihat dengan jelas
28. Suasana di dalam gedung Museum
Keraton Sumenep nyaman
29. Keadaan bagian dalam gedung Museum
Keraton Sumenep terlihat baik
30. Perabot di dalam gedung Museum
Keraton Sumenep lengkap
31. Tata letak di dalam gedung Museum
Keraton Sumenep baik
32. Di dalam gedung Museum Keraton
Sumenep aman dari suara bising
33. Suhu di dalam Museum Keraton
Sumenep baik
34. Kualitas udara di dalam gedung Museum
Keraton Sumenep baik
35. Pencahayaan di dalam gedung Museum
Keraton Sumenep baik
36. Papan informasi di dalam gedung
Museum Keraton Sumenep terlihat jelas
37. Koleksi Museum Keraton Sumenep
terjamin keasliannya
38. Display koleksi Museum Keraton
Sumenep beragam
39. Metode presentasi atau penyajian koleksi
Museum Keraton Sumenep menarik
40. Informasi terkait dengan Koleksi
Museum Keraton Sumenep dapat
dipahami dengan baik
41. Presentasi atau penyajian koleksi
152
Museum Keraton Sumenep cukup
memadai
42. Tempat duduk untuk menunggu dan
istirahat di Museum Keraton Sumenep
tersedia dengan baik dan memadai
43. Ruang penitipan di Museum Keraton
Sumenep tersedia dengan baik
44. Meja informasi di dalam Museum
Keraton Sumenep tersedia dengan baik
45. Museum Keraton Sumenep memiliki
toilet yang bersih
46. Museum Keraton Sumenep memiliki
denah bangunan yang baik
VariabelPlace (X2)
N
o. Pertanyaan
S
S
(5
)
S
(4
)
R
(3
)
T
S
(2
)
ST
S
(1)
1. Lokasi Museum
KeratonSumenepmudahdijangkauolehtranspor
tasiumum
2. Lokasi Museum
KeratonSumenepmudahdilihatdarijalan raya
3. Lokasi Museum
KeratonSumenepbanyakdilaluioleh orang-
orang
4. Lokasi Museum KeratonSumenep tidak rawan
macet
5. Museum
KeratonSumenepmempunyaitempatparkir
yang luas
6. Museum
KeratonSumenepmempunyaitempatparkiryan
g nyaman
153
7. Museum
KeratonSumenepmempunyaitempatparkir
yang aman
8. Lokasi di sekitar Museum KeratonSumenep
tersedia tempat yang cukup luas untuk
pembangunan fasilitas baru di kemudian hari
9. Lokasi Museum KeratonSumenepterletakpada
daerah yang cocok untuk dijadikan tempat
wisata
10. Lokasi Museum KeratonSumenep yang
berdekatandengan tempat wisata lain cukup
strategis
11. Lokasi Museum KeratonSumenep sudah
sesuai aturan pemerintah
VariabelPeople (X3)
No. Pertanyaan SS
(5)
S
(4)
R
(3)
TS
(2)
STS
(1)
1. Penampilan petugas Museum
Keraton Sumenep menarik
2. Petugas Museum Keraton Sumenep
cukup siaga melayani pengunjung
3. Petugas Museum Keraton Sumenep
ramah
4. Petugas Museum Keraton Sumenep
sopan
5. Petugas Museum Keraton Sumenep
informatif
6. Petugas Museum Keraton Sumenep
membantu pengunjung dengan baik
7. Petugas Museum Keraton Sumenep
mampu menangani keluhan
154
pengunjung
8. Menurut saya dan pelanggan lain
secara keseluruhan layanan jasa
Museum Keraton Sumenep baik
VariabelWord of Mouth (X4)
No. Pertanyaan SS
(5)
S
(4)
R
(3)
TS
(2)
STS
(1)
1. Saya bersedia membicarakan hal-
hal positif tentang Museum
Keraton Sumenep
2. Saya bersedia merekomendasikan
kepada orang lain untuk
berkunjung ke Museum Keraton
Sumenep
3. Saya bersedia memberikan
dorongan kepada teman atau relasi
untuk berkunjung ke Museum
Keraton Sumenep
VariabelMinatBeli(Y)
No. Pertanyaan SS
(5)
S
(4)
R
(3)
TS
(2)
STS
(1)
1. Saya berminat setelah mencari
informasi tentang Museum Keraton
Sumenep
2. Saya berminat untuk berkunjung ke
Museum Keraton Sumenep
3. Saya berminat untuk berkunjung ke
Museum Keraton Sumenep
dibanding museum lain atau tempat
wisata yang lain
155
156
Lampiran 2: Hasil Jawaban Responden
A. Variabel Produk
No.
X1
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23
1 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 96
2 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 4 3 4 3 5 5 5 5 5 104
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 85
4 4 4 5 4 5 5 3 4 5 4 5 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 101
5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 3 5 3 3 2 2 3 2 3 3 3 5 78
6 5 4 4 4 5 3 2 3 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 82
7 5 2 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 2 100
8 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 5 100
9 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 91
10 2 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 5 2 2 2 5 4 4 3 4 84
11 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 109
12 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 101
13 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 104
14 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 108
15 4 3 3 5 5 2 5 4 4 5 3 3 2 5 5 5 2 4 5 3 3 3 4 87
16 5 2 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 3 3 4 2 5 93
17 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 3 4 94
18 3 5 5 5 4 4 3 5 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 5 4 5 97
19 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 100
20 3 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 3 3 3 3 4 84
21 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 2 5 5 4 4 3 3 4 3 3 89
22 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 103
23 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 81
24 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 84
25 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 99
157
26 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 83
27 4 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 77
28 2 4 3 4 3 2 2 3 5 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 76
29 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 98
30 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86
31 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 2 78
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 88
33 4 2 3 3 5 5 5 5 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 4 82
34 4 2 2 4 4 4 2 3 3 3 5 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 75
35 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 90
36 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 98
37 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 84
38 3 3 3 3 4 3 3 4 3 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 75
39 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 81
40 4 5 4 4 3 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 89
41 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 5 4 104
42 5 4 3 5 2 5 2 4 5 4 3 5 4 3 4 2 5 3 5 2 4 5 5 89
43 4 3 4 5 4 3 5 5 4 2 4 5 5 4 4 5 4 3 5 5 4 4 5 96
44 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 100
45 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 93
46 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 2 4 4 4 91
47 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 94
48 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 87
49 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 81
50 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 83
51 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 91
52 4 4 5 5 4 5 3 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 4 96
53 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 92
54 4 2 2 4 4 4 3 4 4 5 5 5 3 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 83
55 5 4 4 5 3 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 91
158
56 5 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 2 3 4 5 93
57 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 5 3 5 4 4 5 3 90
58 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 92
59 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 85
60 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 85
61 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 90
62 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 89
63 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 94
64 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 5 5 4 4 3 3 2 4 5 91
65 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 99
66 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 82
67 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 84
68 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 86
69 4 4 3 5 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 84
70 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 82
71 5 3 4 5 4 4 3 5 3 4 4 5 3 5 4 3 5 4 3 5 3 4 5 93
72 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 83
73 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 95
74 4 4 4 3 5 3 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 4 5 98
75 4 3 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 3 4 3 4 3 4 3 5 95
76 5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 3 4 5 5 92
77 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 101
78 4 3 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 82
79 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 86
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 86
81 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 74
82 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 84
83 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 3 2 3 3 3 82
84 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 86
85 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 86
159
86 5 5 4 5 4 5 5 5 5 3 4 5 4 3 5 5 4 3 4 5 5 4 5 102
87 5 5 4 4 5 4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 97
88 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 3 3 4 5 4 98
89 4 2 2 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 69
90 5 5 4 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 87
91 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 84
92 5 5 4 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 87
93 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 81
94 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 3 3 3 3 3 91
95 5 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4 3 4 5 4 3 3 5 3 4 4 3 4 91
96 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 81
97 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 87
98 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 82
99 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 94
100 5 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 5 89
160
B. Variabel Place
No.
X2
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11
1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 45
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 39
4 5 4 5 4 3 2 2 2 4 3 3 37
5 5 4 4 3 2 3 3 3 5 4 5 41
6 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 41
7 4 3 4 5 5 5 5 3 5 4 5 48
8 4 4 4 5 2 2 2 3 4 4 4 38
9 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43
10 4 5 5 5 2 3 4 3 5 3 5 44
11 5 5 5 4 3 3 3 4 5 5 3 45
12 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
13 5 5 5 5 4 4 4 4 2 4 4 46
14 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 50
15 5 5 5 5 3 3 3 4 4 4 4 45
16 5 5 5 5 3 3 4 2 5 4 4 45
17 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 43
18 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 51
19 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 49
20 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 43
21 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 47
22 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 49
23 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 39
24 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 41
25 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 42
26 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 37
27 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 53
28 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 41
29 5 5 5 5 4 4 4 2 5 4 4 47
30 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 32
31 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 33
32 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 40
33 2 2 3 4 2 2 3 2 3 3 4 30
34 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 38
35 2 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 36
36 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 47
37 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 36
38 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4 4 35
39 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 38
161
40 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43
41 5 4 3 5 3 4 4 4 5 5 4 46
42 5 5 4 4 5 4 5 3 3 3 3 44
43 2 4 3 5 4 5 5 4 3 5 4 44
44 4 4 5 4 3 3 4 3 3 4 4 41
45 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 44
46 3 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 44
47 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 47
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 45
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 45
50 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 42
51 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 44
52 5 5 4 4 3 4 4 3 5 3 5 45
53 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 40
54 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 42
55 5 5 5 4 3 4 4 3 5 3 5 46
56 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 47
57 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43
58 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 46
59 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 39
60 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 41
61 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 42
62 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 40
63 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 38
64 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 39
65 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 48
66 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 40
67 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 41
68 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 41
69 4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 44
70 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 41
71 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 4 50
72 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 40
73 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 5 47
74 4 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 46
75 5 5 5 5 5 4 4 3 5 3 5 49
76 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 3 47
77 4 5 5 4 3 3 5 4 4 5 4 46
78 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 39
79 4 5 5 4 3 2 5 5 5 4 5 47
80 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43
81 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 39
82 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 41
162
83 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 43
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43
85 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 40
86 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 53
87 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 44
88 5 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 47
89 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 40
90 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 39
91 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 41
92 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 39
93 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43
94 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 45
95 4 5 4 5 4 4 3 5 5 4 3 46
96 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42
97 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 47
98 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 41
99 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 46
100 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 40
C. Variabel People
No.
X3
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8
1 4 4 4 4 3 4 3 4 30
2 5 5 5 5 5 5 5 5 40
3 4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 3 5 5 4 3 3 4 31
5 4 3 4 4 4 4 4 4 31
6 2 3 5 4 4 4 4 3 29
7 5 5 5 5 5 5 5 5 40
8 4 3 4 3 3 3 3 4 27
9 3 4 4 4 4 4 4 4 31
10 5 3 4 5 5 5 4 4 35
11 5 5 5 5 5 5 5 4 39
12 5 5 5 5 5 5 4 4 38
13 5 5 5 5 5 5 4 4 38
14 5 5 5 5 5 5 5 5 40
15 4 5 5 5 5 5 4 4 37
16 5 5 5 5 5 5 4 4 38
17 4 5 5 5 5 5 3 4 36
18 5 5 5 5 4 5 5 5 39
19 5 5 5 5 4 5 5 4 38
20 4 4 4 4 4 4 3 4 31
163
21 3 3 3 3 4 3 5 4 28
22 5 5 4 4 4 4 4 4 34
23 3 4 4 4 4 3 3 4 29
24 3 3 3 4 4 4 4 4 29
25 4 4 4 4 4 4 4 4 32
26 4 4 4 4 4 4 4 4 32
27 5 4 5 5 4 4 4 4 35
28 3 4 4 4 3 3 3 3 27
29 5 4 4 4 4 4 3 4 32
30 3 2 3 4 3 3 3 3 24
31 4 4 4 4 4 4 4 4 32
32 4 4 4 4 4 4 4 4 32
33 4 3 4 4 4 5 3 4 31
34 4 3 4 4 4 4 4 4 31
35 2 3 4 4 4 3 3 4 27
36 4 4 4 5 4 4 4 4 33
37 3 3 4 4 4 4 3 3 28
38 3 5 4 3 4 3 3 3 28
39 4 4 4 4 4 4 3 3 30
40 3 3 3 4 3 3 3 4 26
41 4 4 5 5 4 5 4 4 35
42 5 5 5 4 3 3 3 3 31
43 4 3 5 5 4 4 4 4 33
44 4 4 4 4 4 4 4 4 32
45 4 4 4 4 4 4 4 4 32
46 3 3 4 4 5 3 3 4 29
47 4 5 5 5 5 5 4 4 37
48 4 5 5 5 5 4 4 4 36
49 4 3 4 4 4 4 4 4 31
50 3 3 4 4 4 4 4 4 30
51 3 3 3 3 3 4 3 3 25
52 4 4 5 5 4 4 3 4 33
53 3 3 3 3 4 3 3 3 25
54 3 4 4 4 4 4 4 4 31
55 4 5 5 5 4 4 4 5 36
56 5 4 4 4 4 4 4 4 33
57 4 4 3 4 4 4 4 4 31
58 4 4 4 4 4 4 4 4 32
59 5 3 4 4 3 4 4 3 30
60 4 4 4 4 5 4 3 4 32
61 4 4 5 5 4 5 4 4 35
62 4 4 5 5 4 4 4 4 34
63 4 4 4 4 4 4 4 4 32
164
64 4 5 4 4 5 5 4 4 35
65 4 4 5 5 4 5 4 5 36
66 3 4 4 4 4 4 4 4 31
67 3 3 4 4 4 4 4 4 30
68 4 4 4 4 4 4 4 4 32
69 4 3 4 4 4 4 4 4 31
70 3 3 4 4 4 4 4 4 30
71 4 5 5 5 4 5 4 5 37
72 3 4 4 4 4 4 3 4 30
73 4 3 4 4 3 3 4 4 29
74 5 4 5 5 5 4 3 4 35
75 4 4 4 4 3 3 3 4 29
76 5 4 4 4 5 4 4 4 34
77 4 5 5 5 4 4 4 4 35
78 3 4 4 4 4 4 4 4 31
79 5 4 4 5 4 4 4 4 34
80 3 4 4 4 3 4 4 4 30
81 3 3 4 4 3 3 3 3 26
82 3 4 3 4 4 4 3 4 29
83 4 4 4 3 5 4 4 4 32
84 4 4 3 3 3 4 4 4 29
85 4 4 3 4 4 4 3 4 30
86 5 4 5 5 5 5 4 5 38
87 4 5 4 4 5 4 4 5 35
88 3 3 4 4 4 5 4 4 31
89 3 3 4 4 4 4 3 4 29
90 4 4 3 4 4 4 4 4 31
91 3 3 4 4 4 4 4 4 30
92 4 4 3 4 4 4 4 4 31
93 3 4 4 4 3 4 4 4 30
94 4 5 5 5 5 5 4 4 37
95 5 4 5 5 5 4 5 4 37
96 3 4 3 3 4 4 3 3 27
97 3 4 4 4 4 4 4 4 31
98 3 4 4 4 4 3 4 4 30
99 4 4 5 5 5 5 4 4 36
100 3 4 3 4 4 4 3 3 28
165
D. Variabel Word of Mouth
No.
X4
Total Q1 Q2 Q3
1 5 5 4 14
2 5 5 5 15
3 4 4 4 12
4 4 5 4 13
5 3 3 4 10
6 3 4 4 11
7 4 4 4 12
8 4 5 5 14
9 4 4 4 12
10 5 5 5 15
11 5 5 5 15
12 5 4 4 13
13 5 5 5 15
14 4 5 5 14
15 4 4 4 12
16 4 4 4 12
17 4 3 4 11
18 5 5 5 15
19 5 5 5 15
20 4 4 4 12
21 5 5 5 15
22 5 5 5 15
23 4 4 4 12
24 4 4 4 12
25 4 4 4 12
26 4 4 4 12
27 5 5 5 15
28 4 3 4 11
29 5 5 5 15
30 3 2 3 8
31 4 4 4 12
32 4 4 4 12
33 5 5 5 15
34 4 2 3 9
35 4 4 4 12
36 3 4 5 12
37 4 4 4 12
38 4 4 4 12
39 4 4 4 12
40 4 4 4 12
41 4 4 3 11
42 3 3 3 9
43 4 4 4 12
44 4 4 4 12
45 4 4 4 12
46 5 5 4 14
47 4 4 4 12
48 4 4 4 12
49 4 4 4 12
50 4 3 3 10
51 4 4 4 12
52 4 5 4 13
53 4 4 4 12
54 4 4 4 12
55 4 5 5 14
56 5 5 5 15
57 4 4 3 11
58 4 5 4 13
59 4 4 4 12
60 4 4 4 12
61 4 3 4 11
62 4 3 4 11
63 4 4 4 12
64 5 4 4 13
65 4 4 4 12
66 4 4 3 11
67 4 4 4 12
68 4 4 4 12
69 4 4 4 12
70 4 3 4 11
71 5 5 5 15
72 4 4 4 12
73 5 5 5 15
74 4 5 4 13
75 4 4 4 12
76 4 5 5 14
77 5 5 4 14
78 4 3 3 10
79 4 4 5 13
80 4 4 4 12
81 3 3 3 9
82 3 4 4 11
83 4 3 3 10
84 4 3 3 10
85 4 4 4 12
86 5 5 5 15
87 4 5 4 13
88 4 5 4 13
166
89 4 4 4 12
90 4 3 4 11
91 4 4 4 12
92 4 3 4 11
93 4 3 4 11
94 4 3 4 11
95 5 3 4 12
96 4 4 4 12
97 4 3 4 11
98 4 4 4 12
99 4 4 4 12
100 4 4 4 12
E. Variabel Minat Pengunjung
No.
Y
Total Q1 Q2 Q3
1 4 4 4 12
2 5 5 5 15
3 4 4 4 12
4 4 5 4 13
5 4 3 3 10
6 3 4 2 9
7 5 5 4 14
8 5 4 4 13
9 3 4 4 11
10 5 5 5 15
11 5 4 4 13
12 3 4 3 10
13 5 5 5 15
14 4 5 4 13
15 4 4 4 12
16 4 5 4 13
17 3 4 4 11
18 5 5 3 13
19 4 4 4 12
20 4 4 4 12
21 5 5 5 15
22 5 5 5 15
23 3 4 4 11
24 4 4 4 12
25 4 4 4 12
26 4 4 4 12
27 5 5 4 14
28 3 4 3 10
29 4 4 3 11
30 2 2 2 6
31 4 4 3 11
32 4 4 4 12
33 5 5 5 15
34 4 3 4 11
35 4 4 4 12
36 5 4 5 14
37 4 4 4 12
38 3 3 3 9
39 4 4 3 11
40 4 4 4 12
41 3 4 4 11
42 3 3 3 9
43 4 4 4 12
44 4 5 4 13
45 3 4 4 11
46 4 5 3 12
47 4 4 3 11
48 4 4 4 12
49 4 4 4 12
50 3 4 3 10
51 4 4 3 11
52 4 3 4 11
53 4 4 4 12
54 4 4 4 12
55 5 4 4 13
56 4 5 4 13
57 4 4 4 12
58 4 5 4 13
59 3 5 4 12
60 4 4 4 12
61 3 4 3 10
62 4 4 3 11
63 4 4 4 12
64 5 4 4 13
65 4 4 4 12
66 4 4 4 12
67 4 4 4 12
68 3 4 3 10
69 4 4 4 12
70 3 4 3 10
71 4 5 3 12
72 4 4 4 12
73 5 5 3 13
74 4 5 4 13
167
75 4 4 3 11
76 5 4 4 13
77 4 5 5 14
78 4 4 3 11
79 4 4 5 13
80 4 4 4 12
81 3 4 3 10
82 4 4 4 12
83 3 3 2 8
84 3 4 3 10
85 4 4 3 11
86 5 5 4 14
87 3 5 3 11
88 4 4 4 12
89 3 3 3 9
90 4 4 4 12
91 4 4 4 12
92 4 4 4 12
93 4 4 4 12
94 4 4 4 12
95 4 4 4 12
96 4 4 4 12
97 4 4 4 12
98 4 3 4 11
99 4 4 4 12
100 4 4 4 12
168
Lampiran 3: Validitas dan Reliabilitas
A. Produk
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of
Items
,892 ,895 23
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Produk1 88,43 88,220 ,647 . ,885
Produk2 88,47 86,706 ,524 . ,886
Produk3 88,33 84,644 ,702 . ,883
Produk4 87,97 87,068 ,549 . ,887
Produk5 88,10 85,266 ,664 . ,884
Produk6 88,40 83,214 ,628 . ,884
Produk7 88,67 86,092 ,452 . ,889
Produk8 88,30 88,493 ,455 . ,889
Produk9 88,07 84,582 ,564 . ,885
Produk10 88,17 87,730 ,433 . ,889
Produk11 88,27 86,961 ,647 . ,885
Produk12 88,43 85,495 ,595 . ,885
Produk13 88,53 87,016 ,429 . ,889
Produk14 88,37 87,275 ,375 . ,891
Produk15 88,33 88,299 ,643 . ,873
Produk16 88,70 84,286 ,510 . ,887
Produk17 88,60 83,834 ,563 . ,886
Produk18 88,60 85,214 ,606 . ,885
Produk19 88,50 84,121 ,525 . ,887
Produk20 88,83 82,213 ,712 . ,881
Produk21 88,70 83,183 ,638 . ,884
Produk22 89,00 84,069 ,649 . ,884
Produk23 88,50 88,948 ,504 . ,882
169
B. Place
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of
Items
,839 ,838 11
Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale
Variance if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach'
s Alpha if Item
Deleted
Place1 39,70 22,217 ,434 ,452 ,832
Place2 39,73 21,513 ,549 ,584 ,823
Place3 39,67 23,885 ,413 ,474 ,839
Place4 39,73 22,409 ,497 ,596 ,827
Place5 40,53 20,395 ,577 ,661 ,820
Place6 40,37 21,757 ,504 ,832 ,826
Place7 40,30 21,045 ,634 ,803 ,815
Place8 40,43 20,392 ,550 ,648 ,823
Place9 39,77 22,806 ,395 ,454 ,835
Place10 40,07 21,651 ,610 ,527 ,819
Place11 40,03 21,137 ,616 ,695 ,817
C. People
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of
Items
,913 ,917 8
Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale
Variance if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach'
s Alpha if Item
Deleted
People1 29,23 15,151 ,718 ,625 ,903
People2 29,30 14,769 ,772 ,675 ,898
People3 29,03 16,447 ,720 ,710 ,901
People4 29,00 16,483 ,779 ,784 ,898
People5 29,20 16,234 ,770 ,692 ,897
People6 29,20 15,062 ,873 ,814 ,887
170
People7 29,47 16,947 ,543 ,469 ,916
People8 29,37 17,895 ,643 ,557 ,909
D. Word of Mouth
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of
Items
,900 ,911 3
Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale
Variance if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach'
s Alpha if Item
Deleted
WOM1 8,67 1,678 ,777 ,603 ,879
WOM2 8,67 1,264 ,849 ,741 ,840
WOM3 8,60 1,834 ,842 ,723 ,850
E. Minat Pengunjung
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of
Items
,854 ,856 3
Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale
Variance if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach'
s Alpha if Item
Deleted
Minat1 8,13 1,775 ,742 ,554 ,782
Minat2 7,93 2,133 ,735 ,542 ,793
Minat3 8,33 1,954 ,710 ,504 ,809