analisis pengendalian kualitas rokok pada departemen produksi
DESCRIPTION
pengendalian kualitasTRANSCRIPT
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini memuat latar belakang masalah, tujuan, manfaat, serta
pelaksanaan KKN-P yang berisi waktu, tempat dan pelaksanaan KKN-P.
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan pendidikan perguruan tinggi dewasa pada saat ini telah menuntut
mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
serta perindustrian yang ada. Oleh sebab itu, diharapkan agar mahasiswa mempunyai
ketrampilan dan kemampuan aplikatif terhadap dunia nyata khususnya yang berkaitan
dengan disiplin ilmu yang ditekuninya.
Program Pendidikan S-1 saat ini berorientasi pada kemampuan teoritis yang telah
mencukupi kepada mahasiswa, namun kurang dalam pelaksanaan aplikatif dan praktik
khususnya di lapangan sehingga timbul kesenjangan antara teori yang didapatkan di
perkuliahan dengan kondisi yang sebenarnya yang ada di lapangan. Oleh karena itu,
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang mewajibkan
mahasiswanya untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata - Praktek (KKN-P) pada
perusahaan yang sesuai dengan bidang kajian yang dipilih oleh mahasiswa, sehingga
harapannya ke depan adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gambaran nyata
aplikasi ilmu yang dipelajarinya selama perkuliahan di Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya Malang.
Oleh karena itu untuk memenuhi harapan tersebut, maka kami melaksanakan kegiatan
KKN-P di PT. Tembakau Djajasakti Sari atau lebih dikenal dengan PT. TDS. PT. TDS ini
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produk rokok. Dengan demikian,
diharapkan bahwa Praktik Kerja Nyata di PT. Tembakau Djajasakti Sari akan sangat
menunjang perluasan wawasan dan pengaplikasian ilmu keteknikan di dunia industri
secara nyata.
Dalam hal ini, penulis mengambil topik Pengendalian Kualitas (Quality Control) agar
mengetahui bagamaina cara mengontrol kualitas rokok dengan baik di Departemen
Produksi PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS).
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Nyata-Praktik
1.2.1 Tujuan Bagi Mahasiswa
Berikut merupakan tujuan pelaksanaan kegiatan KKN-P bagi mahasiswa:
1. Mengetahui seluk-beluk dunia kerja.
2. Memperoleh kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah
diperoleh di Universitas Brawijaya.
3. Memperoleh kesempatan untuk mempelajari keterampilan dan pengetahuan baru
melalui kegiatan di lapangan.
4. Memperoleh kesempatan untuk membandingkan kemampuan dan hasil kerjanya
dengan kemampuan hasil kerja para pekerja yang telah berpengalaman. Dengan
mengetahui perbandingan ini diharapkan mahasiswa dapat memperluas cakrawala dan
pengembangan diri selanjutnya.
1.2.2 Tujuan Bagi Universitas Brawijaya
Berikut merupakan tujuan pelaksanaan kegiatan KKN-P bagi Universitas
Brawijaya:
1. Mendapatkan umpan balik dari lapangan mengenai isi materi yang telah diberikan di
bangku kuliah.
2. Memperoleh masukan tentang masalah-masalah di tempat praktek kerja lapangan.
3. Dapat mengembangkan badan penelitian yang ada di Universitas.
1.2.3 Tujuan Bagi PT. Tembakau Djajasakti Sari, Malang
Berikut merupakan tujuan pelaksanaan kegiatan KKN-P bagi PT. Tembakau
Djajasakti Sari, Malang:
1. Memperoleh masukan yang mungkin dapat membantu penyelesaian studi kasus di
kalangan sesuai dengan konsentrasinya.
2. Menjalin hubungan kerja sama dalam bidang pendidikan dengan institusi sebagai
suatu badan penelitian.
3. Sebagai suatu program pelatihan untuk mencari tenaga kerja seperti yang diharapkan.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
3
1.3 Manfaat Kuliah Kerja Nyata-Praktik (KKN-P)
Adapun Manfaat dan kegunaan yang diharapkan dari pelaksanaan program ini
adalah :
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan mahasiswa dapat menjadi mahasiswa yang berpenagalaman kerjadan
siap terjun ke dunia kerja apabila lulus
b. Memberikan kesempatan unutk mempraktikan ilmu yang pernah dipelajari, serta
berinteraksi langsungdengan lingkungan kerja
c. Dapat menganalisis dan mengevaluasi sisem nyata dari sudut pandang industri
d. Memperluas wawasan mahasiswa dengan mengenal proses lapangan.
2. Manfaat Bagi Universitas Brawijaya
Diharapkan dapat memberikan wadah bagi mahasiswa untuk melakukan Kuliah Kerja
Nyata Praktik.
3. Tujuan Bagi Industri
a. Memperoleh masukan yang mungkin dapat membantu menyelesaikan studi kasus
di kalangan industri sesuai dengan konsentrasinya.
b. Sebagai salah satu referensi bagaimana menanggulangi permasalahan tentang
kepuasan kerja dan loyalitas
1.4 Pelaksanaan KKN-P
1.4.1 Kegiatan
1. Dalam pelaksanaan KKN-P ini dibagi dalam beberapa kegiatan antara lain :
a. Pengarahan pelaksanaan KKN-P oleh dosen pembimbing.
b. Pelaksanaan kegiatan KKN-P di lapangan (perusahaan).
c. Pembuatan Laporan KKN-P beserta bimbingan laporan.
d. Penyerahan Laporan KKN-P di lapangan.
2. Pada proses pelaksanaan KKN-P di lapangan maka pihak perusahaan mempunyai
wewenang penuh terhadap proses pendidikan mahasiswa terutama penyerapan
pengetahuan aplikatif di perusahaan.
3. Setelah pelaksanaan KKN-P di lapangan selesai mahasiswa diwajibkan membuat
Laporan KKN-P yang dibimbing oleh dosen yang ditunjuk oleh Jurusan Teknik
Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang dan pembimbing lapangan
yang ditunjuk oleh PT. Tembakau Djajasakti Sari, Malang
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
4
4. Penilaian KKN-P terdiri dari dua unsur yaitu, penilaian dilapangan dari perusahaan dan
penilaian Laporan KKN-P oleh dosen pembimbing.
1.4.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata - Praktek ini digunakan dua metode
dalam pengumpulan data. Adapun metode praktek yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Adalah suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan studi
literatur di perpustakaan serta dengan membaca sumber-sumber data informasi lainnya
yang berhubungan dengan pembahasan. Sehingga dengan penelitian kepustakaan ini
diperoleh secara teori mengenai permasalahan yang dibahas.
2. Metode Penelitian lapangan (Field Research)
Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana penyelidik secara langsung
terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Field Research
ini adalah :
a. Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan
jalan mengajukan pertanyaan secara langsung pada saat perusahaan mengadakan
suatu kegiatan.
b. Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data, dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
PT Tembakau Djajasakti Sari (TDS) adalah perusahaan yang berlokasi di Malang
Jawa Timur. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1934 oleh Mr The Djie Siang dengan
nama NV Perusahaan Dagang dan Paberik Rokok The Djie Siang (NV The Djie Siang).
Pada tahun 1989 perusahaan berganti nama menjadi PT Tembakau Djajasakti Sari (PT
TDS). Aktivitas utama perusahaan adalah memproduksi dan menjual rokok (sigaret), baik
Sigaret Kretek Tangan (SKT) maupun Sigaret Kretek Mesin (SKM). Semua produk dijual
di pasar lokal.
Saat ini perusahaan memproduksi 3 merek untuk SKT. Sumber Subur (SS) Elite,
SS Super, SS Special dan 5 merek untuk merek untuk SKM 7 merek, Goal Seven, Penzil
Mas dan Surry Super. Pada tahun 2008 perusahaan membuat produk baru dengen merek
Flame. Merek baru ini didistribusikan melalui perusahaan baru PT Djajasakti Indah
Makmur (DIM). Produk baru ini dipasarkan pertamakali di Jember dan kemudian di
Surabaya, dan direncanakan juga dipasarkan di 3 area baru, yaitu: Madiun and Malang.
Dengan produk baru tersebut, perusahaan diharapkan dapat mencapai pangsa pasar yang
lebih luas. Tabel 2.1 berikut menyajikan produk yang dihasilkan oleh PT TDS.
Gambar 2.2
Sigaret Kretek Tangan (SKT)
Gambar 2.1
Sigaret Kretek Mesin (SKM)
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
6
Tabel 2.1 Merek Rokok PT Tembakau Djajasakti Sari
G KATEGORI ISI (BATANG) DAERAH PEMASARAN
Sumber Subur Super SKT 12 Medan
Sumber Subur Elite SKT 12 Medan, Kendari
Surry Mas Merah SKM 12 Padang, Jambi
Surry Mas Putih SKM 12 Pekanbaru, Padang, Jambi, Palembang
Goal Seven SKM 16
Medan. Padang Sidempuan, Banjarmasin,
Samarinda , Makassar
Surry Super SKM 16 Jambi, Bengkulu, Palembang, Lampung
Penzil Mas International SKM 16 Pekanbaru, Padang, Banjarmasin, Makassar
Flame SKM 16 Jember, Surabaya
2.2 Lokasi Perusahaan
Lokasi KKN-P terletak pada PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) yang beralamat di
Jalan Patimura 50-54 Malang, Jawa Timur.
Gambar 2.3 Lokasi PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Malang
2.3 Visi dan Misi Perusahaan
Berikut adalah visi dan misi dari perusahaan PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS).
2.3.1 Visi
Menjadi perusahaan terkemuka di pasar lokal, internasional dan internasional
dengan mengutamakan produk yang berkualitas.
2.3.2 Misi
1. Menyediakan rokok kualitas tinggi yang berorientasi pasar dengan harga yang
kompetitif.
2. Mengembangkan jaringan pemasaran dan distibusi lokal, nasional dan
internasional.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
7
2.4 Startegi Perusahaan
Strategi atau cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan rencana yang
menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya organisasi yang meliputi kebijaksanaan,
program dan kegiatan dengan tetap memperhatikan sumber daya yang dimiliki serta
keadaan lingkungan.
Strategi PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) diimplementasikan dalam
kebijaksanaan, program dan kegiatan yang mengacu ada visi, misi, tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai perusahaan.
2.5 Organisasi dan Manajemen
Pada umumnya organisasi dan manajemen suatu perusahaan dapat dilihat dari
struktur organisasinya. Dibuat dan ditetapkannya suatu struktur organisasi adalah untuk
menciptakan suatu tata laksana kerja yang baik. Dalam struktur organisasi yang baik akan
tampak secara jelas dalam hal pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang ada
di dalam perusahaan tersebut. Begitu pula yang terdapat pada PT.Tembakau Djajasakti
Sari (TDS) dimana dalam perusahaan tersebut terdapat departemen-departemen dengan
tugasnya masing-masing.
2.5.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut adalah struktur organisasi secara keseluruhan dari PT.Tembakau Djajasakti
Sari (TDS).
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
8
DIREKTUR
OPERASIONAL
PURCHASING
MANAGER
PRODUCTION
MANAGER
FINANCE &
ACCOUNTING
MANAGER
HUMAN
RESOURCES
MANAGER
SALES &
MARKETING
MANAGER
SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR
DIREKTUR
UTAMA
SUPERVISOR
STRUKTUR ORGANISASI
PT. TEMBAKAU DJAJASAKTI SARI (TDS)
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Perusahaan PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Malang
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
9
2.5.2 Job Description
Berikut deskripsi pekerjaan dari masing-masing jabatan:
1. Direktur Utama
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Utama bertanggung jawab untuk:
a. Menentukan sasaran-sasaran perusahaan;
b. Memastikan perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif (termasuk di
dalamnya memantau jadwal, anggaran dan efektifitas strategi tersebut);
c. Mengidenfikasi, memecahkan persoalan-persoalan finansial, seperti misalnya
menyetujui atau mengadakan perubahan-perubahan didalam struktur modal;
d. Menentukan pembagian keuntungan antar para pemegang saham;
e. Mengevaluasi, menyetujui dan memonitor rencana ekspansi yang akan
dilakukan;
f. Menyetujui dan mengawasi semua kebijakan perusahaan;
g. Mengevaluasi dan menilai laporan pertanggung jawaban masing-masing
departemen;
h. Memastikan perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku
maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya;
i. Memastikan risiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan dikelola
dengan baik.
j. Memonitor dan mengawasi masalah benturan kepentingan pada tingkat
manajemen;
k. Memantau proses keterbukaan dan efektivitas komunikasi dalam perusahaan;
l. Mematuhi dan menjalankan aturan main dewan direksi yang sudah disepakati
bersama.
2. Direktur Operasional
Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Operasional bertanggung jawab untuk:
a. Menyusun perencanaan strategis untuk jangka waktu selama masa jabatannya
b. Menyelenggarakan dan menjamin terlaksananya pengelolaan organisasi yang
efektif, efisien, terkoordinasi dan terintegrasi
c. Melakukan pengawasan, pengendalian dan evaluasi atas kinerja tiap departemen
d. Membina, memotivasi, memfasilitasi dan menjamin peningkatan produktivitas
dan profesionalisme kerja semua departemen yang dibawahinya
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
10
e. Menjalin, memelihara dan meningkatkan hubunan baik serta komunikasi efektif
dengan pihak internal dan eksternal
f. Memanfaatkan, menjaga dan memelihara kekayaan perusahaan secara optimal
sesuai arah kebijakan perusahaan
g. Menciptakan, memelihara dan menjamin suasana kerja yang kondusif, nyaman,
aman, tertib, terkendali dan bersih
h. Merumuskan, mengendalikan semua kebijakan, sistem dan prosedur, strategi,
tata tertib dam aturan Perusahaan;
i. Menjadi panutan sebagai pimpinan tertinggi: bijak, obyektif,serta mampu
mengkoordinasikan bila ada selisih antar Departemen sesuai jalur yang benar
serta memberikan solusi yang pas;
j. Memastikan perusahaan memiliki eksekutif dan manajer yang professional;
k. Memastikan perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem
audit yang bekerja dengan baik;
l. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama sesuai
dengan bidang tugasnya.
3. Poduction Manager
a. Tugas Pokok
Production Manager bertugas pokok membantu Managing Director dalam
melaksanakan kegiatan produksi baik itu produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM)
maupun Sigaret Kretek Tangan (SKT).
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Production Manager bertanggung jawab untuk:
1. Menyusun perencanaan kegiatan produksi SKM dan SKT;
2. Menyusun strategi produksi yang berkaitan dengan mesin dan tenaga kerja
agar pemanfaatan sumberdaya produksi dapat digunakan seefektif dan
seefisien mungkin;
3. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan perencanaan kegiatan
produksi dan anggaran bidang produksi;
4. Monitoring dan pengendalian terhadap kegiatan produksi SKM dan SKT;
5. Menjalin, memelihara, dan meningkatkan hubungan baik dengan bagian lain;
6. Melakukan penilaian kinerja karyawan (PKK) untuk bawahan langsung;
7. Menjaga dan memelihara aset perusahaan yang berada dibawah kendalinya;
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
11
8. Menciptakan, memelihara, dan menjamin suasana kerja yang kondusif,
nyaman, aman, tertib, terkendali, dan bersih di lingkungan bagian/ tempat
kerjanya;
9. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Managing Director
sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Organisasi
Dalam melaksanakan tugas production Manager membawahi:
1. Primary Supervisor;
2. Engineering/Technic Supervisor;
3. Mechanic Supervisor;
4. Production Supervisor;
5. Quality Control Staff.
4. Finance & Accounting Manager
a. Tugas Pokok
Finance & Accounting Manager bertugas pokok untuk membantu Managing
Director dalam menyelenggarakan kegiatan keuangan dan akuntansi.
b. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Finance & Accounting Manager bertanggung
jawab untuk:
1. Monitoring penyelenggaraan pencatatan transaksi perusahaan sampai dengan
tersusunnya laporan keuangan perusahaan baik laporan keuangan umum
maupun laporan keuangan fiskal;
2. Mengkoordinir dan memeriksa penyusunan anggaran perusahaan serta
mengkonsolidasikannya secara menyeluruh;
3. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan anggaran finance &
accounting department;
4. Merencanakan dan mengendalikan arus kas perusahaan dalam jangka pendek
dan jangka panjang;
5. Menyusun anggaran biaya operasional di Finance & Accounting Department;
6. Mengatur penggunaan dana sesuai dengan kebutuhan perusahaan;
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Managing Director
sesuai dengan bidang tugasnya.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
12
c. Organisasi
Dalam melaksanakan tugas pokoknya Finance & Accounting Manager
membawahi:
1. Accounting Supervisor;
2. Finance Supervisor.
5. Human Resources Manager
a. Tugas Pokok
Human Resources Manager bertugas pokok untuk membantu Managing Director
dalam menyelenggarakan kegiatan pengelolaan keamanan, kendaraan, hubungan
industrial dan masyarakat, perijinan, pengadaan pita cukai dan sumber daya
manusia.
b. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Human Resources Manager bertanggung jawab
untuk:
1. Menyusun anggaran untuk Human Resources Department;
2. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan anggaran Human Resources
Department;
3. Monitoring pelaksanaan pengadaan dan administrasi pita cukai
4. Melakukan pengurusan perijinan, antara lain: pengurusan ijin usaha,
pengajuan ijin switching, pengajuan NPWP, pengajuan SIUP, Tanda Daftar
Perusahaan, dan Ijin Usaha Industri (IUI), pengajuan domisili, pengajuan
KTP, KSK, dan SKKB, pengajuan mematikan merk,pengajuan ijin lokasi,
Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT), Site Plan, Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB), HO, dll
5. Menyelenggarakan program kesehatan dan keselamatan kerja;
6. Mengurus karyawan yang mengalami kecelakaan kerja baik didalam maupun
diluar perusahaan;
7. Membuat laporan kecelakaan kerja ke pejabat terkait (Jamsostek dan
Disnaker);
8. Melakukan penyelidikan kecelakaan kerja bekerjasama dengan depertemen
terkait;
9. Mewakili perusahaan dalam permasalahan hukum;
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
13
10. Melaksanakan koordinasi, komunikasi dan konsultasi dengan lembaga
bantuan hukum yang terkait dengan permasalahan hukum yang dihadapi
perusahaan;
11. Mengurus atau mewakili perusahaan terkait dengan masalah jamsostek
12. Menyelenggarakan dan mengembangkan konsep – konsep pembinaan SDM
dalam rangka mengembangkan kemampuan kerja dan kualitas kerja SDM;
13. Melakukan Analisa dan evaluasi jabatan, penjenjangan kepangkatan (job
Grading), serta penawaran kerja (Job Offer);
14. Mengembangkan kriteria (indikator) penilaian kinerja yang tepat dan secara
periodik mereview kriteria tersebut;
15. Mencari dan menentukan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh
PSDM termasuk menentukan strategi peningkatan dan pengembangan
SDM;
16. Melakukan koordinasi lintas fungsional terkait dengan PSDM;
17. Mencegah timbulnya gejolak di lingkungan perusahaan dengan menjalin
hubungan yang baik dengan pegawai dan manajemen;
18. Menjembatani permasalahan yang muncul antara pegawai dan manajemen;
19. Melakukan Penilaian Kinerja Karyawan (PKK) untuk bawahan langsung;
20. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Managing Director
sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Organisasi
Dalam melaksanakan tugas pokoknya Human Resources Manager membawahi:
1. Human Resources Supervisor
6. Purchasing Manager
a. Tugas Pokok
Purchasing Manager bertugas pokok untuk membantu Managing Director
dalam menyelenggarakan kegiatan Pembelian barang pengemas, promosi,
sparepart dan umum, serta kegiatan penyimpanan barang pengemas.
b. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Purchasing Manager bertanggung jawab untuk:
1. Menyusun anggaran untuk purchasing department;
2. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan anggaran Purchasing
Department;
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
14
3. Mengontrol pemrosesan semua pembelian barang dan jasa dari semua
departemen yang membutuhkan sesuai dengan prosedur yang berlaku;
4. Memastikan ketepatan penyerahan barang dan jasa kepada gudang dan
departemen peminta;
5. Menjaga hubungan baik dengan supplier (ekstern) dan Intern serta pihak-
pihak lain yang berpengaruh dalam kelancaran pelaksanaan proses
pembelian;
6. Melakukan Penilaian Kinerja Karyawan (PKK) untuk bawahan langsung;
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Managing Director
sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Organisasi
Dalam melaksanakan tugas pokoknya Purchasing Manager membawahi:
1. Puchasing Supervisor.
7. Sales & Marketing Manager
a. Tugas Pokok
Sales & Marketing Manager bertugas pokok untuk membantu Managing
Director dalam menyelenggarakan kegiatan pemasaran dan penjualan.
b. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Sales & Marketing Manager bertanggung
jawab untuk:
1. Menyusun perencanaan strategis dalam bidang pemasaran jangka waktu
selama masa jabatannya;
2. Melakukan pengawasan, pengendalian dan evaluasi atas kinerja bidang
pemasaran secara keseluruhan;
3. Mengkaji lingkungan secara terus menerus untuk mencari peluang dan
merencanakan strategi baru;
4. Menetapkan design untuk semua jenis kebutuhan alat-alat peraga promosi
yang diperlukan untuk brand yang berada dibawah tanggung jawabnya;
5. Menyusun budget tahunan Sales & Marketing Department;
6. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan perencanaan kegiatan
pemasaran dan anggaran bidang pemasaran;
7. Membuat Sales Forecast bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan, dan tahunan;
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
15
8. Menyusun rencana strategi setiap launching merk baru (Brand Launching
Strategy), mulai persiapan merk tes rasa, jenis/ type produk, melakukan
survey area untuk menentukan Brand Positioningnya, menentukan area
launching termasuk demarkasinya;
9. Mengembangkan wilayah (area pemasaran) baru untuk produk-produk yang
ada (bedasarkan segmentasinya) dan strategy pencoverannya (Area
Coverage), pendirian kantor Depo dan cabang atas dasar jarak/ luas area
pengcoverannya, persiapan System, personel dan penetapan jumlah
kendaraan yang diperlukan;
10. Membuat analisa dan konsep penjualan versus target;
11. Memonitor hasil penjualan (actual sales), menyangkut Horizontal
Distribution serta Vertical Distribution;
12. Menyusun sistem dan prosedur penjualan dan marketing untuk pencapaian
Actual Sales bedasar pada effektifitas dan effisiensi kinerja;
13. Menyediakan dan menyusun serta melaksanakan operasional pengiriman
produk sampai penentuan transpotasi, asuransi sampai produk diterima
ditempat tujuan;
14. Memonitor seluruh kinerja lapangan (Field Force) agar bekerja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
15. Mempersiapkan Training Manual serta melaksanakan Training tenaga
lapangan dan Administrasi Penjualan, baik dalam bentuk Class Training
maupun Field Training;
16. Merencanakan, melaksanakan dan memonitor pelaksanaan operasional
proyek-proyek Sales & marketing termasuk evaluasinya;
17. Menentukan pemilihan event promosi outdoor maupun indoor yang
dikaitkan dengan merk produk dan segmentasinya;
18. Membangun Brand Identity, Brand Awareness dan Brand Image suatu
produk dengan pemilihan Brand Communication yang tepat;
19. Melakukan pembinaan dan motivasi kepada staff dibawah kendalinya;
20. Menciptakan hubungan baik (relationship) dengan pelanggan pada
umumnya dan star outlet, stockist, agen, sub-agen pada khususnya;
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
16
21. Menciptakan hubungan baik (relationship) dengan tokok masyarakat,
pemerintah serta pejabat/aparat yang berkaitan dengan urusan – urusan
”bisnis” perusahaan khususnya Sales & Marketing;
22. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Managing director
sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Organisasi
Dalam melaksanakan tugas pokoknya Sales & Marketing Manager
membawahi:
1. Sales & Marketing Supervisor
2.6 Peraturan Perusahaan
Pada PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) memeiliki peraturan perusahaan yang
ditulisakan dalam bentuk pasal yang disertai dengan poin pembahasannya pada tiap
pasalanya. Dimana terdapat 18 pasal, berikut adalah penjelasan untuk peraturan tersebut :
PASAL PEMBAHASAN
1 Masa percobaan dan pengangkatan pekerja
Pekerja baru harus menjalani massa percobaan selama 3 bulan dan akan
dilakukan penilaian terhadap kinerjanya.
Pekerja yang berhasil pada masa kerja akan ditetapkan menjadi pekerja
bulanan/harian dengan surat keputusan pengangkatan oleh perusahaan.
2 Gaji/upah
Gaji/upah adalah upah bulanan yang diberikan kepada pekerja yang
besarnya sesuai dengan ketentuan perusahaan dan minimal sebesar Upah
Minimu m Regional (UMR).
Penilaian Kinerja Karyawan (PKK) masing-masing karyawan akan
mempengaruhi kenaikan gaji tiap tahunnya.
Pajak penghasilan ditanggung oleh pekerja sendiri, yang dipotongkan
setiap bulan dari penghasilan kotor dan dibayarkan kepada pemerintah
melalui pengusaha.
3 Tunjangan Hari Raya
Pekerja yang telah bekerja di perusahaan 1 tahun atau lebih berhak
menerima tunjangan hari raya sebesar 1 bulan gaji.
Pekerja yang bekerja <1 tahun berhak atas tunjangan hari raya yang
besarnya poposional dengan lamanya massa bekerja.
4 Waktu Kerja
Staff untuk semua departemen (akutansi dan keuangan,
personalia,pemasaran,produksi dan pembelian dan bagian produksi) :
Senin s/d Jumat : Jam 08.00-16.00 (istirahat jam 12.00-13.00)
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
17
Sabtu : Jam 08.00-14.00 (istirahat jam 12.00-13.00)
Untuk bagian produksi terdapat shift kerja yang dibagi menjadi 2 yaitu
shift 1 dan shift 2
5 Pakaian Kerja dan Alat-alat kerja
Pakaian kerja sebanyak 2 stel yang diberikan oleh perusahaan untuk
tahun I dan tahun II. Kemudian 1 stel di tahun-tahun berikutnya kecuali
ada perubahan warna atau desain seragam.
Semua alat-alat kerja untuk menjalankan pekerjaan sepenuhnya
ditanggung oleh perusahaan.
Pakaian seragam kerja diwajibkan untuk dipakai dari hari senin-jumat.
Untuk hari sabtu pekerja dibebaskan untuk menggunakan pakaian
bebas,sopan, dan rapi. Jika ada yang melanggar akan dikenai sanksi.
6 Biaya Pengobatan
Pekerja Biaya Berhak memperoleh biaya pengobatan sebesar 1 bulan gaji
dalam satu tahun yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Pekerja berhak memperoleh biaya pengobatan apabila telah bekerja di
perusahaan satu tahun atau lebih.
Biaya pengobatan tidak diperbolehkan untuk biaya pengobatan
kecantikan missal kawat gigi.
Untuk level di bawah manager, biaya pengobatan hanya digunakan untuk
pegawai yang bersangkutan tidak untuk anak dan istri. Sedangkan untuk
level manager ke atas, biaya pengobatan dapat digunakan untuk pegawai
yang bersangkuta, anak, dan istri, dengan ketentuan : istri sah dari
perkawinan pertama dan dua anak dari istri sah pertama dan anak
tersebut maksimum berusia 25 tahun
7 Biaya Melahirkan
Diberikan untuk kelahiran anak pertama dari perkawinan sah dengan
besar biaya atau bantuanyang diberikan perusahaan sebesar Rp.500.000,-
8 Bantuan Kematian atau duka Cita
Perusahaan memberikan bantuan kematian uang tunai sebesar Rp
500.000,-
Bantuan ini diberikan untuk kematian dari pegawai yang bersangkutan,
istri/suami pekerja, anak sah pertama dan kedua dari perkawinan pertama
yang sah, ayah dan ibu kandung/mertua.
9 Pembayaran upah selama pekerja sakit
Seorang pekerja yang terus-menerus dalam perawatan/pengobatan dan
tidak dapat memenuhi tugasnya, selama masa sakitnya yang telah
ditetapkan kebenarannya oleh dokter perusahaan atau dokter lain yang
mewakili:
Untuk 4 bulan pertama dibayar 100% dari gaji/upah.
Untuk 4 bulan kedua dibayar 75%dari gaji/upah.
Untuk 4 bulan ketiga dibayar 50% dari gaji/upah
Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% sebelum pemutusan hubungan
kerja dilakukan.
10 Lembur
Pekerja lembur setelah ada infromasi lembur dari atasan.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
18
Uang lembur diberikan kepada pekerja yang levelnya berada di bawah
supervisor yang nilainya sesuai dengan ketentuan perusahaan dengan
mengacu pada Kepmen No.KEP.102.MEN/VI/2004
11 Insentif
Jumlah intensif diberikan berdasarkan prosentase tertentu dari penilaian
kinerja karyawan (PKK)
Pekerja berhak atas insentif telah bekerja di perusahaan satu tahun atau
lebih.
Insentif diberikan setiap 3 bulan sekalai karenanya pekerja yang tidak
hadir karena alas an tertentu misal sakit, hamil, selama 1 bulan berturut-
turut tidak berhak atas insentif.
12 Tidak masuk kerja dengan mendapat gaji/upah
13 Tidak masuk kerja tanpa gaji/upah
14 Ijin Meninggalkan Pekerjaan
15 Cuti dan Libur Nasional
16 Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
17 Pensiun
18 Penyelesaian Perselisihan
2.7 Departemen Produksi
Pada departemen produksi di PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) malang dibagi
menjadi 2 bagian yaitu bagian primary dan secondary . Pada departemen produksi terdapat
8 jenis produk rokok yang dibuat. Dimana pada depratemen produksi terdapat operator dan
mesin yang melaksanakan dan mengawasi proses produksi yang dilakukan.
Gambar 2.5 Aktivitas pada Departemen Produksi
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
19
2.7.1 Struktur Organisasi Departemen Produksi
Berikut adalah struktur organisasi untuk departemen produksi di PT. Temabakau
Djajasakti Sari (TDS).
PRODUCTION
MANAGER
PRODUCTION
SUPERVISOR
PRIMARY
SUPERVISOR
ENGINEERING/
TECHNIC
SUPERVISOR
MECHANIC
SUPERVISOR
FOREMAN QUALITY
CONTROL STAFF
ADM STAFF
OPERATOR
DUTY OFFICER
WORKSHOP
OFFICER
ELECTRICAL
OFFICER
SPAREPART
OFFICER OFFICER
PRODUCTIONVEHICLE &
GENERAL
MECHANIC
OFFICER
ADM STAFF
Gambar 2.6 Struktur Organisasi Departemen Produksi PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Malang
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
20
2.7.2 Tugas dan Wewenang Departemen Produksi
1. Production Manager
a. Tugas Pokok
Production Manager bertugas pokok membantu Managing Director dalam
melaksanakan kegiatan produksi baik itu produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM)
maupun Sigaret Kretek Tangan (SKT).
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Production Manager bertanggung jawab untuk :
1. Menyusun perencanaan kegiatan produksi SKM dan SKT.
2. Menyusun strategi produksi yang berkaitan dengan mesin dan tenaga kerja agar
pemanfaatan sumberdaya produksi dapat digunakan seefektif dan seefisien
mungkin.
3. Monitoring dan pengendalian terhadap kegiatan produksi SKM dan SKT.
4. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan pernecanaan kegiatan produksi dan
anggaran bidang produksi.
5. Menjalin, memelihara, dan meningkatan hubungan baik dengan bagian lain.
6. Melakukan penilaian kinerja karwayan (PKK) untuk bawahan langsung.
7. Menjaga dan memelihara aset perusahaan yang berada di bawah kendalinya.
8. Menciptakan,memelihara dan menjamin suasana kerja yang kondusif, nyaman,
aman, tertib, terkendali, dan bersih di lingkungan bagian/tempat kerjanya.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Managing Director sesuai
dengan bidang tugasnya.
c. Organisasi
Dalam melaksanakan tugas production manager membawahi :
1. Primary Supervisor.
2. Engineering/Technic Supervisor.
3. Mechanic Supervisor.
4. Production Supervisor.
5. Quality Control Staff.
d. Wewenang
Untuk mendukung kelancaran dna keberhasilan tugasnya, Production manager
mempunyai kewenangan dalam hal :
1. Menentukan uraian tugas staff di bawah kendalinya.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
21
2. Mengusulkan penerimaan, pemberhentian staff yang dibawahinya baik karyawan
tetap, kontrak.
3. Mempergunakan fasilitas yang sudah disediakan oleh perusahaan terkait dengan
pelaksanaan tugasnya.
4. Memberikan masukan baik diminta ataupun tidak diminta terkait dengan usaha
peningkatan produktivitas dan peningkatan kinerja organisasi bagian produksi
SKT &SKM.
e. Pelaporan/Pertanggung Jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya, Production Manager melapor/bertanggung jawab
kepada Managing Director.
2. Primary supervisor
a. Tugas Pokok
Primary Suervisor bertugas pokok membantu Production Manager dalam penerimaan
dan pencampuran Cengkeh siap campur (CSC), Tembakau Siap Campur (TSC), saos
sampai mejadi Tembakau Siap Giling (TSG).
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Primary Supervisor bertanggung jawab untuk:n
1. Mengelola kebutuhan bahan baku yang akan diproses menjadi `TSg, yaitu:
CSC,TSC, Saos Casing, Saos Top Flavor, Pelembab, Alkohol dan bahan tambahan
lainnya.
2. Monitoring penimbangan ulang bahan bahan utamapembuatan TSg serta
mendokumentasikan setiap aktivitas pergerakan material di areannya.
3. Monitoring kegiatan proses penyediaan TSG, mulai penyimpanan serta pengiriman
TSke area produksi SKT/SKM
4. Melakukan control stok TSG dan control stok bahan bahan yang akan dipakai ntuk
membuat TSG agar tidak menggangu kelancaran proses produksi.
5. Mengajukan kebutuhan bahan penunjang seperti : kalung, tali, pallet, timbangan,
perawatan mesin jahit-karung, spare part mesin, solar.
6. Melakukan tugas-tugas lain yangdiberikan olehProduction Manager sesuai dengan
bidang tugasnya.
c. Wewenang
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
22
Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan bidang tugasnya, Primary Supervisor
mempunyai kewenangan dalam hal:
1. Menentukan dan mengajukan daftar permintaan material dan perlatan kerja yang
diperlukan.
2. Memberi masukan baik diminta ataupun tidak diminta kepada Production Manager
yang berkaitan dengan perbaikan peralatan dan kineja bagiannya.
d. Pelaporan/ pertanggung jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya primary Supervisor melapor atau bertanggung jawab
kepada Production Manager.
3. Engineering/technic supervisor
a. Tugas Pokok:
Enguneering/Techic Supervisor bertugas untuk membantu Production Manger dalam
menyelenggarakan kegiatan yang terkait dengan listrik,workshop dan sparepart.
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugas pokonya, Engineering/Techinic Supervisor bertanggung
jawab untuk:
1. Mengelola dan menjamin kelancaran kegiatan operasional dan administrative di
seksinya, termasuk di dalamnya aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian tugas.
2. Menyelenggaran dan mengendalikan system administrative dan system pelaporan
secara jelas, terjadwal, sistematis terkait dengan tugasnya
3. Melakukan komunikasi baik dengan teknisi/ operator di area produksi guna
mendapatkan informasi sedini mungkin tentang permasalahan yang terkait dengan
bidang tugasnya
4. Mengkaji dan menyetuj-hui work Order (WO) dai bagian bagian lain.
5. Membina tenaga pelaksana yang berada di bawah kendalinya
6. Melaksankan tugas tuga lain yang diberikan Production Manager sesuai dengan
bidang tugasnya.
c. Organisasi
Dalam melkukan tugas Engineering? Technic Supervisor membawahi:
1. Wokshop Oficer
2. Electrical Officer
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
23
3. Sparepart Officer
d. Wewenang
Untuk mendukung kelancaran dankeberhasilan tugasnya, mempunyai wewenang
dalam hal:
1. Menentukan dan mengajukan daftar permintaan material dan peralatan kerja yang
diperlukan.
2. Memberi masukan baik diminta ataupu tidak diminta kepda Production Manager
yang berkaitan dengan perbaikan perlatan dan kinerja tugasnya.
e. Pelaporan /pertanggung jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya Engineering/Technic Supervisor melapor atau
bertangung jawab kepada Production Manager.
4. Workshop officer
a. Tugas Pokok
Workshop Officer bertugas pokok untuk membantu Engineering dan Techinc
Supervisor dalam pemeriksaan ruitn peralatan yang ada di antara area dan
memperbaiki jika ada peralatan yang rusak.
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Workshop Officer bertanggung jawab untuk:
1. Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap peralatan produksi.
Peralatan primary.
Kompresor.
Vokum.
Diesel
Pompa Air.
Peralatan pabrik lainnya.
2. Menerima dan melaksanakan Work Order (WO) dari bagian-bagian lain setelah
disetujui Engineering/Techinic Supervisior.
3. Melakukan perbaikan terhadap peralatan yang rusak.
4. Melaporkan permasalahan yang terkait dengan pearalatan produksi kepada
Engineering & Technic Supervisor.
5. Menjaga keamanan alat-alat kerja, baik di dalam penyimpanan inentarisasinya.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
24
6. Membina tenaga pelaksana yang ada di bawah kendalinya.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Engineering/Technic Supervisor
sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Wewenang
Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan tugasnya, Workshop Officer
mempunyai kewenangan dalam hal :
1. Menentukan dan mengajukan daftar permintaan material dan peralatan kerja
yang diperlukan.
2. Memberi masukan baik diminta ataupun tidak diminta kepada Engineering &
Techinc Supervisor yang berkaitan dengan perbaikan peralatan dan kinerja
bagiannya.
d. Pelaporan/Pertanggung Jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya, Workshop Officermelapor/bertanggung jawab
kepada Engineering & Techinc Supervisor.
5. Electrical officer
a. Tugas Pokok
Electrical Officer bertugas pokok untuk membantu Engineering /Techinc
Supervisor dalam perbaikan dan pemeliharaan semua peralatan yang
menggunakan sumber tenaga listrik.
b. Tanggung Jawab
Dalam melasanakan tugas pokoknya, Electrical Officer bertanggung jawab utnuk :
1. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharan secara rutin terhadap listrik di
semua bagian.
2. Melakukan perbaikan peralatan listrik yang rusak.
3. Melaporkan permasalahan yang terkait dengan peralatan listrik kepada
Engineerin/Technic Supervisor .
4. Menjaga keamanan alat-alat kerja, baik di dalam penyimpanan inventarisnya.
5. Merencanakan kebutuhan sparepart/material dan mengajukan kebutuhannya
ke bagian gudang sparepart.
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Engineering/Techin Supervisor
sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Wewenang
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
25
Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan tugasnya, Electriccal Officer
mempunyai kewenangan dalam hal :
1. Menentukan dan mengajukan daftar permintaan material dan peralatan kerja
yang diperlukan.
2. Memberi masukan baik diminta ataupun tidak diminta kepada
Engineering/Technic Supervisor yang berkaitan dengan perbaikan peralatan
dan inerja bagiannya.
d. Pelaporan/Pertanggung Jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Electrical Officer melapor/bertanggung
jawab kepada Engineering/Technic Supervisor.
6. Sparepart oficcer
a. Tugas Pokok
Sparepart Officer bertugas pokok untuk membantu Engineering /Techinc
Supervisor dalam menyelenggarakan kegiatan penyimpanan barang sparepart.
b. Tanggung Jawab
Dalam melasanakan tugas pokoknya, Sparepart Officer bertanggung jawab untuk:
1. Menjamin kelancaran kegiatan penyimpanan sparepart baik kegiatan
operasional maupun administratife:
a. Menerima dan mencatat dalam kartu persediaan setiap barang diterima dari
supplier.
b. Mengeluarkan dan mencatat dalam kartu persediaan barang yang diminta
sesuai dengan BPPB yang diterima.
c. Memeriksa kualitas barang yang diterima, apabila tidak sesuai segera
menginformasikan ke bagian pembelian untuk ditindak lanjuti.
d. Membuat Bukti Penerimaan Barang (BPB) untuk semua barang yang telah
diterima.
e. Membuat laporan stock barang mingguan.
2. Mengatur persediaan barang sparepart menjadi tanggungjawabnya baik
kebersihan, kerapian, perawatan, keamanan, dan tata letaknya sehingga barang
selau berada dalam kondisi baik.
3. Melaksanakan perhitunga fisik persediaan sparepart (stock opname) sebulan
sekali beserta pelaporannya.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
26
4. Membuat Permintaan Pembelian/Perbaikan Barang Sparepart.
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Engineering/Techin Supervisor
sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Pelaporan/Pertanggung Jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya, Sparepart Officer melapor/bertanggung jawab
kepada Engineering/Technic Supervisor.
7. Mechanic supervisor
a. Tugas Pokok
Mechanic Supervisor bertugas pokok membantu Production Manager untuk
memastikan bahwa semua mesin beserta fasilitas pendukung dalam keadaan siap
pakai untuk proses produksi guna menunjang tercapainya renacana produksi yang
telah ditetapkan.
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Mechanis Supervisor bertanggung jawab
untuk:
1. Menyiapkan semua mesin dan pendukungnya dalam kondisi siap pakai untuk
pelaksanaan rencana produksi harian.
2. Membuat rencana kerja untuk pemeliharaan mesin dan pembenahan mesin
secara menyeluruh agar dihasilkan kerja mesin yang lebih baik.
3. Melaporkan permaslahan yang terkait dengan mesin kepada Production
Manager.
4. Memastikan penanganan terhadap kerusakan mesin sudah tepat sehingga
diperoleh hasil kinerja yang lebih baik.
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Production Manager sesuai
dengan bidang tugasnya.
c. Organisasi
Dalam melaksanakan tugas Mechanic Supervisor membawahi :
1. Mechanic Officer
d. Wewenang
Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan tuganya, Mechanis Upervisor
mempunyai kewenangan dalam hal :
1. Menentukan uraian tugas staff dibawah kendalinya.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
27
2. Mempergunakan fasilitas yang sudah disediakan oleh perusahaan terkait dengan
pelaksanaan tugasnya.
3. Memberikan masukan baik diminta ataupun tidak diminta terkait dengan usaha
peningkatan produktivitas dan peningkatan kinerja bagiannya kepada
Production Manager.
e. Pelaporan/Pertanggung Jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya Mechanic Supervisor melapor/bertanggung jawab
kepada Production Manager.
8. Production supervisor
a. Tugas Pokok
Production Supervisor bertugas pokok membantu Production Manager dalam
menyelenggarakan kegiatan produksi baik untuk Sigaret kretek Mesin (SKM),
maupun untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT)
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugas pokonya, Production Supervisor bertanggung jawab
untuk:
1. Menyipakanrencan kerja agar target produksi dapat terpenuhi.
2. Megecek penyimpan material,mesin dan tenaga kerja agar dapa mencapai target,
kualitas, efisiensi dan waste
3. Membuat rencan produksi yang meliputi: jumlah jenis, produk, waktu yang
dibutuhkan dan upah dengan disesuaikan kapasitas tenaga borongan yang ada.
4. Mengambil pita (dengan BPPB) dan staff administrative pita cukai dengan
disesuaikan kebutuhan yang akan dipakai serta menindak lanjuti apabila terjadi
penyimpangan pita cukai.
5. Mengambil pengemas (dengan BPPB) yang akan dipakai dengan berkoordinasi
dengan staff admintistrasi pengemas
6. Mengambil tembakau siap giling/TSG(dengan BPPB) yang akan dipakai dengan
berkoordinasi dengan Primary dan mengontol pembagian TSG ke masing-
masing grup
7. Memastikan dan melakukan pemeriksaan atas proses produksi yang sedang
berjalan dan melakukan analisa awal apabila terjadi penyimpangan dan segera
dilakukan penyelesaian serta dilaporkan kepada Production Manager.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
28
8. Memastika target produksi sudah terpenuhi baik berupa target kualitas,
kuantitas, waste da upah yang sudah sesuai dengan target yang ditentukan
9. Berperan aktif dalam memberi masukan dalam peningkatan efektifiats dan
efesiensi kerja
10. Memantau dan mengontrol kelanjutan pekerjaan yang telah diberikan kepada
bawahaanya.
11. Memastikan bahwa laporan laporan yang telah bawahaanya akurat dan tepat
waktu.
12. Melakukan tuga tugas lain yang diberikan kepada Production Manager sesuai
dengan bidang tugasnya
c. Organisasi
Dalam melakukan tugas Production Supervisor membawahi:
1. Production Administration Staff
2. Foreman
d. Wewenang
Untuk mendukung kelancaran dankeberhasilan tugasnya, Production Supervisor
mempunyai wewenang dalam hal:
1. Menentukan uraian tugas staff dibawah kendalinya
2. Mempergunakan fasilitas yang sudah disediaakn oleh perusahaan terkait dengan
pelaksanaan tugasnya.
3. Memberika masukan baik diminta ataupun tidak diminta terkait dengan usaha
peningkatan produktivitas dan peningkata kinerja organisasi bagian produksi
SKT/SKM kepda Production Manager
e. Pelaporan/Pertanggung Jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya Production Supervisor melapor/bertanggung jawab
kepada production Manager.
9. Mechanic officer
a. Tugas Pokok
Mechanic Officer bertugas pokok untuk membantu Mechanic Supervisor dalam
pemeliharaan dan perbaikan mesin yang ada di bagian prosuksi.
b. Tanggung Jawab
Dalam melksankan tugas pokonya, Mechanic Officer bertanggung jawab untuk:
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
29
1. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara rutin terhadap mesin yang
ada di produksi.
2. Membantu dan mengontrol jalannya selama proses produski berlangsung dan
menemukan Kendala yang terjadi sedini mungkin agar segera dilakukan
tindakan penyelesaiannya.
3. Melakukan perbaikan terhadap mesin yang rusak
4. Menjaga keamanan alat alat kerja, baik di dalam penyimpanan inventarisannya
5. Merencanakan kebutuhan sparepart/material dan mengajukan kebutuhannya ke
bagian Gudang sparepart.
6. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan Mechanic Sipervisor sesuai
denagn bidang tugasnya
c. Wewenang
Untuk mendukung kelancaran dankeberhasilan tugasnya, Mechanic Officer
mempunyai wewenang dalam hal:
1. Menentukan dan mengajukan daftar permintaan material dan perlatan kerja yang
diperlukan.
2. Memberi masukan baik diminta ataupu tidak diminta kepada Mechanic
SUpervisoryang berkaitan dengan perbaikan perlatan dan kinerja tugasnya.
d. Pelaporan/Pertanggung Jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya Mechanic Officer melapor atau bertangung jawab
kepada Production Manager.
10. Administration staff
a. Tugas Pokok
Administration staff bertugas pokok untuk membantu Production Manager dalam
kegiatan administrasi intern Departemen Produksi.
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Administration Staff bertanggung jawab untuk:
1. Melaksanakan urusan surat menyurat baik internal maupun eksternal.
2. Mengarsip data, dokumen, notulen dan surat-surat yang berkaitan dengan
kegiatan Departemen Produksi.
3. Mengambil data untuk laporan rutin atau yang dibutuhkan Production manager.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
30
4. Mengatur sistem penyimpanan dan pemeliharaan file-file yang menjadi
tanggung jawabnya.
5. Menjalin, memelihara, dan meningkatkan hubungan baik dengan bagian lain.
6. Menjaga dan memelihara kebersihan, kerapian, kenayamanan, dan keamanan
kantor Production Manager.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Production Manager sesuai
dengan bidang tugasnya.
c. Wewenang
Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan tugasnya, Administration Staff
mempunyai kewenangan dalam hal :
1. Memberikan masukan baik diminta ataupun tidakdiminta terkait dengan usaha
kelancaran dan ketertiban adiministrasi Departemen Produksi .
d. Pelanggaran/Pertanggung Jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya Administration Staff melapor/bertanggung jawab
kepada Production Manager.
11. Production administration staff
a. Tugas Pokok
Production Administration Staff bertugas pokok membantu produksi untuk membantu
mencatat mutasi pita cukai dan BJSK serta membuat laporan harian produksi dan
primary.
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Production Administration Staff
bertanggung Jawab untuk :
1. Menghitung lembar dan melihat keaslian/hologram pita cukai yang diterima
dari Bea Cukai dan mengatur adwal pemotongan pita cukai.
2. Mengatur dan menyimpan pita cukai ke dalam almari, serta melakukan
koordinasi dengan Supervisor Produksi untuk pengambilan pita cukai tersebut.
3. Mencatat mutai pita cukai dalam kartu stick dan mnegontrol kebenaran kartu
stock dengan stock fisik pita cukai yang ada.
4. Membuat laporan mingguan pita cukai.
5. Mengerjakan kartu stock BJSK sesuai dengan laporan produksi.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
31
6. Mengontrol kebenran kartu stock dengan fisik stock BJSK yang ada di
gudang.
7. Membuat laporan harian produksi dan primary.
8. Menghitung dan mengirim barang jadi sesuai dengan permintaan bagian
pemasaran.
9. Mengatur stock barang jadi dan barang setengah jadi sesuai dengan urutan
tanggal produksinya.
10. Mempersipakna pita cukai yang akan dimusnahkan atau yang akan divernite
beserta dokumen yang diperlukan.
11. Melaksankan tugas-tuga lain yang diberikan oleh Production Supervisor sesuai
dengan bidang tugasnya.
c. Pelaporan/Pertanggung Jawaban
Dalam melaksanakan tugas pokoknya Production Administration Staff
melapor/bertanggung jawab kepada Supervisor Produksi.
12. Foreman
a. Tugas Pokok
Foreman bertugas pokok membantu Productoin Supervisor dalam menyelenggarakan
kegiatan produksi.
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakn tugas pkoknya, foreman bertanggung jawab untuk :
1. Menimbang Tembaku Siap Giling (TSG) yang akan digunakan dalam proses
produksi.
2. Mengontrol proses produksi mulai dari proses maker sampai Barang Jadi
Kirim (BJSK) :
a. Melakukan pembagian TSG ke masing-masing group.
b. Menghitung TSG dan afval TSG setelah akhir produksi.
1. Mengecek dan memastikna bahwa semua rokok yang akan dikirim ke daerah
sudah dinaikkan truk.
c. Pelaporan/ Pertanggung Jawaban
Dalam melaksanakan tugasnya Foreman melapor/bertanggung jawab kepada
Production Supervisor.
13. Quality control staff
a. Tugas Pokok
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
32
Quality Control Staff bertugas pokok membantu Production Manager dalam
menyelenggarakan kegiatan pengontrolan kualitas produk (rokok) yang
diproduksi.
b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Quality Control Staff bertanggung jawab
untuk:
1. Mengontrol bahan untuk memastikan bahwa bahan produksi sudah sesuai
dengan standard kualitasn yang telah ditentukan.
2. Mengontrol hasil produksi untuk memastikan bahwa bahan hasil produksi
sudah sesuai dengn standar kualita yang telah ditentukan.
3. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Production Manager
sesuai bidang tugasnya.
c. Pelaporan/ Pelaporan Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Quality Control Staff melapor/bertanggung jawab
kepada Production Manager.
2.7.3 Hasil Produksi Departemen Produksi
SKM adalah Sigaret Kretek mesin yang dalam pembuatannya mulai dari pelintingan,
pemasangan filter, pengemasan sampai dengan pelekatan pita cukai seluruhnya atau sebagian
menggunakan mesin. SKM (Sigaret Kretek Mesin) block terdiri dari: etiket, kertas
slop,segel,cap ball, cap doos, dan doos. SKM non block terdiri dari filter roads, foil (silver
foil dan gold foil), inner frame (putih, silver, dan gold), isolasi, OPP sheet, OPP Bobbin, CP
boobin, tear tape, lem CTP, lem HLP,lem CP,kertas ball, CTP. Non blok bisa digunakan
untuk semua item. Sedangkan Blok untuk merk tertentu, ada keterangan nama produknya.
SKT adalah Sigaret Kretek Tangan adalah sigaret yang dalam pembuatannya mulai
dari pelintigan, pemasangan filter, pengemasan sampai dengan pelekatan pita cukai tanpa
menggunakan mesin. Pengemas SKT blok terdir dari ambri, etiket, inner etiket, silver
foil,kotak slop,cap press, segel, cap ball, ball, cap doss, dan doos. Pengemas non blok terdiri
dari kertas ball, isolasi, lem HLP, kertas minyak, OPP, kertas ball. Cukai adalah pungutan
negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat dan
karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang. Pita cukai adalah tanda bukti telah
dilakukan pembayaran pajak atas rokok yang diproduksi di perusahaan yang ditempel pada
pack rokok. Pita cukai yang dimusnahkan adalah pita cukai yang melebihi masa berlaku/masa
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
33
edar, termasuk dalam kategori ini adalah pita cukai yang sudah diletakkan di Barang Jadi
Siap Kirim (BJSK) tetapi kemudian barangnya tidak laku. Dimusnahkannya dengan cara
dibakar atau dimusnahkan menjadi tidak utuh.
2.7.4 Bagian Primary
Pada bagian primary aktivitas yang dilakukan adalah dari bahan baku yang sudah
disiapkan, kemudian dilakukan proses penggilingan tembakau atau yang dalam proses ini
disebut dengan TSG (Tembkau Siap Giling). Dalam proses primary ini aktivitas yang
dilakukan yaitu mulai dari penerimaan informasi mengenai rencana pencampuran tembakau,
kemudia proses pencamuprannya tersebut, hingga pembuatan laporan harian blend.
a. Tembakau Siap Campur (TSC)
Adalah campuran dari berbagai tembakau yang sudah dirajang (tembakau yang sudah
diblend).
b. Cengkeh Siap campur (CSC)
Adalah cengkeh yang sudah siap dipilih dan dirajang.
c. Tembakau Siap Giling (TSG)
Adalah TSC yang sudah diberi saos casing dan TF serta CSC/
d. Kadar Air
Adalah kandungan air dalam suatu bahan biasanya dinyatakan dalm %.
e. Saos casing
Adalah saos dasar yang disemprotkan pada TSC pada awal proses.
f. Saos Top Flavor (STP)
Adalah saos yang digunakan untuk memeberikan aroma tertentu yang disemprotkan
pada TSC pada akhir proses.
Proses pada primary department :
1. Menerima informasi rencana campur dari produksi.
2. Melakukan penimbangan per seri, kapasitas dari mesin molen yang digunakan :
TSC : 245 kg
CSC : 132 kg
Casing : 6 kg
TF : 5,53 kg
Pelembap : 1 atau 2 kg (tergantung kadar air)
3. Mengecek kadar air TSC dan CSC yang akan dimasukkan ke dalam mesin molen,
yang menggunakan alat ukur kadar air yang disebut aqua boy.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
34
4. Memasukan TSC yang sudah diukur kadar airnya.
5. Memutar mesin molen selama 5 menit, kemudai TSC dalam mesin molen
disemprot dengan saos casing selama 5 menit dan pelelmbap dengan alat
semprot/spuyer.
6. Memutar mesin molen kembali selama 25 menit.
7. Menyemprot TSC yang sudah diberi saos casing dengan saos TF selam 5 menit.
8. Memutar kembali mesin molen selama 25 menit.
9. Mematikan mesin molen dan memasukkan CSC, kemudian mesin molen diputar
selama 30 menit.
10. Setelah kurang lebih 90 menit mesin molen dihentikan.
11. Mengecek kadar air TSG.
12. Memasukkan TSG pada karung dimana per karung diisi TSG sebanyak 25 kg.
13. Memasukkan data TSG dalam kartu stock.
14. Mengisi (membuat) laporan blend.
15. Menyerahkan laporan blend ke Production Administration Staff.
2.7.5 Bagian Secondary
Prosedur pada bagian secondary ini bertujuan mengatur mekanisme proses produksi
rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM). Prosedur ini mulai dari pelaksanaan proses produksi
rokok dari memasukkan TSG ke mesin maker sampai dengan pembuatan Laporan Harian
Produksi (LHP) oleh Production Administration Staff . Berikut rincian prosedur proses
produksi SKM.
1. Pelaksana Mesin Maker
a. Menerima TSG dan pengemas yang akan digunakan pada mesin maker (lihat
prosedur permintaan dan pengeluaran TSG, pengemas)
b. Memasukkan TSG, Filter, CP, CTP, Lem kedalam mesin maker
c. Meletakkan hasil batangan dalam tray
d. Meletakkan tray yang sudah berisi batangan rokok ke kereta untuk dibawa ke
mesin HLP
e. Mencatat bahan dan afval yang terjadi pada proses maker dalam formulir maker
f. Menyerahkan formulir maker yang sudah terisi data ke Staf Administrasi Produksi
2. Pelaksana Mesin HLP
a. Menerima hasil batangan rokok dari pelaksana mesin maker
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
35
b. Memasukkan batangan beserta Foil, inner, Lem HLP ke mesin HLP untuk
diproses menjadi pack
c. Menghitung hasil rokok yang sudah di pack dan memasukkannya ke dalam dos
untuk memudahkan pengangkutan.
d. Mengangkat Dos yang sudah diisi pack rokok ke mesin Bandrol
e. Mencatat bahan dan afval yang terjadi pada proses HLP dalam formulir
Packer/WR
3. Pelaksana Mesin Bandrol
a. Menerima Dos yang berisi pack rokok dari pelaksana mesin HLP
b. Memasukkan pack dan pita cukai ke mesin Bandrol untuk diproses menjadi pack
rokok yang sudah dilekati pita cukai.
c. Menghitung pack rokok yang sudah berpita dan memasukkannya ke dalam dos
untuk memudahkan pengangkutan.
d. Mengangkat Dos yang sudah diisi pack rokok yang berpita ke mesin Wrapper
e. Mencatat penerimaan, pemakaian pita cukai dalam form bandrol
f. Menyerahkan formulir bandrol yang sudah terisi data ke Staf Administrasi
Produksi
4. Pelaksana Mesin Wrapper
a. Menerima dos yang berisi pack rokok dari pelaksana mesin Bandrol
b. Memasukkan pack yang sudah berpita OPP dan tear tape ke mesin wrapper untuk
diproses menjadi pack rokok yang sudah terbungkus OPP (plastik).
c. Menghitung pack rokok yang sudah terbungkus OPP (plastik) dan
memasukkannya ke dalam dos untuk memudahkan pengangkutan.
d. Mengangkat dos yang sudah diisi pack yang sudah terbungkus OPP (plastik) ke
mesin Boxer
e. Mencatat bahan dan afval yang terjadi pada proses Wrapper dalam formulir
Packer/WR
f. Menyerahkan formulir packer/WR yang sudah terisi data ke Staf Administrasi
Produksi
5. Pelaksana Mesin Boxer
a. Menerima dos yang berisi pack rokok yang sudah terbungkus plastik dari
pelaksana mesin wrapper
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
36
b. Meletakkan pack yang sudah berpita dan slop ke mesin Boxer untuk diproses
menjadi slop.
c. Menyerahkan slop rokok ke pelaksana mesin imaje
d. Mencatat bahan dan afval yang terjadi pada proses Boxer dalam formulir
Boxer/OW
6. Pelaksana Mesin Imaje
a. Menerima slop rokok dari pelaksana mesin boxer
b. Meletakkan slop ke mesin Imaje untuk diberi tanggal (code date).
c. Menyerahkan slop rokok ke pelaksana mesin OW
7. Pelaksana Mesin OW
a. Menerima slop rokok dari pelaksana mesin Imaje
b. Meletakkan slop, OPP dan tear tape ke mesin OW untuk diproses menjadi slop
yang terbungkus plastik
c. Menghitung slop rokok yang sudah terbungkus plastik dan kertas bal, kemudian
memasukkannya ke dalam dos untuk memudahkan pengangkutan.
d. Meletakkan Dos yang berisi slop ke Gudang BJSK
e. Mencatat bahan dan afval yang terjadi pada proses OW dalam formulir Boxer/OW
f. Menyerahkan formulir Boxer/OW yang sudah terisi data ke Production
Administration Staff
8. Production Supervisor
a. Menerima Formulir maker, formulir Packer/WR, formulir Boxer/OW dari
pelaksana mesin
b. Merekap hasil produksi dalam rekapan hasil produksi
c. Menyerahkan Formulir maker, formulir Packer/WR, formulir Boxer/OW rekapan
hasil produksi ke Production Administration Staff
9. Gudang BJSK
a. Menerima BJSK dari produksi
b. Mencatat penerimaan BJSK dalam kartu stock
10. Production Administration Staff
a. Menerima Formulir maker, formulir Packer/WR, formulir Boxer/OW dan
rekapan hasil produksi
b. Membuat Laporan:
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
37
1. Laporan harian: Laporan Harian Produksi untuk Accounting Staff, PPIC TDS,
PPIC TSPM dan President Director, Laporan Efisiensi Mesin
2. Laporan Bulanan: Laporan Afval dan Laporan Efisiensi Mesin untuk
Managing Director
3. Menyerahkan Laporan Harian Produksi – SKM ke Accounting Staff
PELAKSANA MESIN OW
Keterangan:
SKM : Sigaret Kretek Mesin
Meletakkan slop,
OPP, tear tape ke
mesin OW untuk
diproses menjadi
slop ber OPP
PRODUCTION SUPERVISOR GUDANG BJSK
Mencatat
bahan &
afval dalam
formulir
Boxer/OW
Formulir Packer/
WR
2
7
Mencatat
penerimaan
BJSK dalam
kartu stock
6
Menghitung pack
yg sudah
terbungkus
OPP,dimasukkan
dos & dikirim ke
Gudang BJSK
Slop beOPP
dalam dos
Slop Rokok Telah diberi
code date
Formulir maker
Formulir Packer/
WR
Formulir Bandrol
Formulir boxer/OW
2
Mengecek
keakuratan
data dalam
setiap
formulir
Merekap hasil
produksi dalam
Rejakapan Hasil
Produksi
Rekapan Hasil
Produksi
7
Slop beROPP
dalam dos
Kartu Stock
8
Gambar 2.7 Prosedur Pelaksanaan Produksi PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
38
BAB III
PELAKSANAAN KKN-P
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan KKN-P
Pelaksanaan kegiatan KKN-P ini dilaksanakan pada:
Perusahaan : PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Alamat : Jalan Patimura 50-54 Malang, Jawa Timur
Departemen : Produksi
Waktu : 18 Februari – 18 Maret 2014, Hari Senin – Jumat
3.2 Jurnal Kegiataan KKN-P
Berikut ini jurnal kegiatan penulis selama KKN-P di PT. Tembakau Djajasakti Sari.
Tabel 3.1 Jurnal Kegiatan KKN-P
Jurnal Harian Kegiatan KKN-P
No Hari/Tanggal Kegiatan
1 Selasa, 18 Februari 2014 Pengenalan perusahaan secara global
2 Rabu, 19 Februari 2014 Pengenalan Departemen Personalia
3 Kamis, 20 Februari 2014 Pengenalan Departemen Personalia
4 Jumat, 21 Februari 2014 Pengenalan Departemen Produksi
Hari Sabtu dan Minggu Libur
6 Senin, 24 Februari 2014 Pengenalan Departemen Produksi
7 Selasa, 25 Februari 2014 Pengenalan Departemen Sales & Marketing
8 Rabu, 26 Februari 2014 Pengenalan Departemen Sales & Marketing
9 Kamis, 27 Februari 2014 Diskusi dengan Manager Departemen Sales & Marketing
10 Jumat, 28 Februari 2014 Diskusi dengan Manager Departemen Sales & Marketing
Hari Sabtu dan Minggu Libur
11 Senin, 3 Maret 2014 Pengenalan Bagian Primary Departemen Produksi
12 Selasa, 4 Maret 2014 Izin Kuliah
13 Rabu, 5 Maret 2014 Pengenalan Bagian Secondary Departemen Produksi
14 Kamis, 6 Maret 2014 Pengenalan Bagian Secondary Departemen Produksi
15 Jumat, 7 Maret 2014 Wawancara dengan pegawai Departemen Produksi
Hari Sabtu dan Minggu Libur
16 Senin, 10 Maret 2014 Pengambilan data di Departemen Produksi
17 Selasa, 11 Maret 2014 Izin Kuliah
18 Rabu, 12 Maret 2014 Pengambilan data di Departemen Produksi
19 Kamis, 13 Maret 2014 Pengambilan data di Departemen Produksi
20 Jumat, 14 Maret 2014 Pengambilan data di Departemen Produksi
Hari Sabtu dan Minggu Libur
21 Senin, 17 Maret 2014 Izin Kuliah
22 Selasa, 18 Maret 2014 Penutupan KKNP dengan Manager Personalia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
39
3.3 Metode Penelitian
Metode Pengumpulan data selama penyusunan laporan KKN-P yang digunakan sebagai
berikut:
3. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan studi literatur di
perpustakaan serta dengan membaca sumber-sumber data informasi lainnya yang
berhubungan dengan pembahasan serta studi literatur yang sesuai di internet. Sehingga
dengan penelitian kepustakaan ini, permasalahan yang dibahas dapat diselesaikan dengan
teori yang ada.
4. Metode Penelitian lapangan (Field Research)
Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana peneliti secara langsung terjun
pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Field Research ini
adalah:
a. Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan
mengajukan pertanyaan secara langsung pada saat perusahaan mengadakan suatu
kegiatan. Disini penulis memperoleh data dengan cara melakukan Tanya-jawab
secara langsung kepada manajer serta staf-staf dari PT. Tembakau Djajasakti Sari
(TDS), sehingga penulis mendapatkan data dalam bentuk penjelasan yang akurat
dari topik atau permasalahan yang dibahas dalam laporan ini.
b. Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan. Disini
penulis melakukan pengamtaan secara langsung, yaitu dengan melihat metode dan
teknik yang digunakan dalam menjadwalkan kegiatan produksi yang berlangsung di
departemen produksi PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS). Pada saat pengamatan
penulis juga melakukan pencatatan dari data-data penting yang diperoleh.
3.4 Diagram Alir KKN-P
Berikut adalah diagram alir dari kegiatan KKN-P yang dilakukan di Departemen
Produksi PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Malang.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
40
Gambar 3.1 Diagram Alir Kegiatan KKN-P
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
41
BAB IV
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA
DEPARTEMEN PRODUKSI PT. TEMBAKAU DJAJASAKTI SARI
(TDS)
4.1 Latar Belakang Masalah
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
produksi rokok dengan berbagai merk dan jenis rokok. Yaitu Sumber Subur, Surry Mas, Goal
Seven Surry Super, Penzil Mas, dan Flame. Kebutuhan masyarakat akan rokok membuat
produksi rokok menjadi Continous Production. Dalam hal ini PT. Tembakau Djajasakti Sari
(TDS) harus mampu memenuhi permintaan produksi rokok secara terus menerus.
PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) memiliki target dalam kuantitas dan kualitas yang
baik sehingga dapat memenuhi bahkan melebihi ekspektasi pelanggan. Dalam sehari-harinya
produk yang diproduksi diharapkan selalu memenuhi target produksi.
Permasalahan yang timbul pada PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) adalah banyaknya
jumlah defect yang terjadi sebanyak kurang lebih 35% pada produk yang di produksi pada
setiap harinya. Analisis dilakukan untuk mengetahui jenis permasalahan yang terjadi,
penyebab, dan solusinya. Sehingga dapat dilakukan analisis dengan metode seven tools of
quality.
4.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apa saja jenis cacat yang dapat terjadi pada produk rokok?
2. Apa penyebab cacat pada produk rokok?
3. Apa solusi perbaikan yang diberikan?
4.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan, tujuan penulisan laporan ini adalah:
1. Mengetahui jenis kesalahan (cacat) yang paling sering terjadi pada produksi rokok.
2. Mengetahui penyebab terjadinya kesalahan (cacat) pada rokok.
3. Mengetahui solusi perbaikan yang diberikan pada produksi rokok.
4.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data yang diolah adalah data intern dari PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS).
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
42
2. Data pengamatan yang dilakukan pada tanggal 18 Februari 2014 - 18 Maret 2014
3. Pengamatan dan analisa dilakukan pada satu jenis merek rokok yaitu Surry Super.
4.5 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tidak terjadi perubahan prosedur pengendalian kualitas selama penelitian berlangsung.
2. Seluruh data yang diperoleh dari pihak perusahaan dianggap benar, cukup serta dapat
mewakili produk yang dihasilkan.
4.6 Tinjauan Pustaka
Berikut merupakan tinjauan pustaka yang digunakan oleh penulis dalam melakukan
penelitian di PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS).
4.6.1 Pengertian Kualitas
Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat kualitas barang dan jasa yang .dihasilkan. Produk
dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai atau melebihi apa yang
konsumen inginkan. Berikut beberapa definisi Kualitas menurut para ahli :
1. “Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.” (Juran, 1962)
2. “Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability,
delivery, reliability, maintainability, dan cost effectiveness.” (Crosby, 1979)
3. “Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa
mendatang.” (Deming, 1982)
4. “Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing,
engineering, manufacture, dan maintenance, dalam mana produk dan jasa tersebut dalam
pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.” (Feigenbaum,
1991)
5. “Kualitas ditentukan oleh pelanggan; pelanggan menginginkan produk dan jasa yang
sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang
menunjukkan nilai produk tersebut.” (Scherkenbach,1991)
6. “Kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada
waktu dan tempat, atau dikatakan sesuai dengan tujuan.” (Elliot, 1993)
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
43
7. “Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.” (Goetch dan
Davis, 1995)
8. Kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan
peningkatan posisi bersaing. Kualitas suatu produk diartikan sebagai derajat atau
tingkatan dimana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen
(fitness for use). Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen untuk mendapatkan
suatu produk, karena konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk dari
perusahaan tertentu yang lebih berkualitas daripada saingan-sainganya. Alasan-alasan
mendasar pentingnya kualitas sebagai strategi bisnis adalah sebagai berikut (Purnomo,
2004)
9. Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar Nasional Indonesia (SNI 19-8402-
1991), Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang
kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun
tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak
maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu.
4.6.2 Pengendalian Kualitas Statistik
Pengendalian Kualitas Statistik (SQC) adalah teknik problem solver yang digunakan
sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola, dan memperbaiki proses dengan
menggunakan beberapa metode statistic. Beberapa keuntungan jika digunakan
pengendalian kualitas statistik adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004):
1. Perbandingan antara kualitas dan biaya.
2. Menjaga kualitas lebih seragam.
3. Penyediaan bahan baku yang lebih baik.
4. Penggunaan alat produksi yang lebih efisien.
5. Mengurangi kerja ulang atau pembuangan.
6. Memperbaiki hubungan produsen-konsumen.
Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) dibagi menjadi dua, yaitu
pengendalian proses statistic atau yang biasa disebut control chart dan rencana
penerimaan sampel produk yang biasa disebut acceptance sampling. Control chart
berdasar jenis datanya digolongkan menjadi control chart data variable dan control chart
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
44
data atribut. Dan juga acceptance sampling digolongkan menjadi perencanaan atribut
dan perencanaan variable. Berikut adalah beberapa kelebihan menggunakan acceptance
sampling:
1. Biasanya lebih urah karena pemeriksaan dan personil yang terlibat lebih
sedikit.
2. Lebih sedikit penangan terhadap produk, jadi kerusakan berkurang.
3. Memotivasi supplier apabila ada penolakan.
Kelemahan menggunakan acceptance sampling:
1. Adanya resiko menerima produk cacat dan menolak produk baik.
2. Lebih sedikit informasi mengenai produk.
3. Memerlukan perencanaan dan dokumentasi tentang prosedur samping
pemeriksaan.
4. Tidak ada jaminan mengenai sejumlah produk tertentu akan memenuhi
spesifikasi.
4.6.3 Seven Tools dalam Pengedalian Kualitas
Seven Tools ini ditemukan di Jepang, terinspirasi oleh tujuh senjata terkenal yaitu
Benkei. Hal ini diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa yang pada gilirannya dipengaruhi
oleh serangkaian kuliah W. Edwards Deming telah diberikan kepada insinyur dan
ilmuwan Jepang pada tahun 1950.
Alat pengendalian kualitas merupakan metode pemecahan masalah dalam
pengambilan keputusan. Keputusan diambil berdasarkan besar dan kecilnya dampak
yang akan ditimbulkan dari keputusan tersebut. Tujuh alat yang digunakan dalam
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Check sheet
Check sheet atau formulir pemeriksaan merupakan lembar pengumpulan data dalam
bentuk tabel yang dibuat untuk mempermudah pengumpulan data. Check
sheet merupakan metode yang terorganisir.
Manfaat menggunakan check sheet:
a. Membantu dan mempermudah proses pengumpulan data
b. Menstandarisasi cara pengumpulan data
c. Mencatat suatu kejadian
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
45
d. Mengetahui adanya permasalahan
Gambar 4. 1 Contoh check sheet
Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com
2. Diagram pareto
Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan
pertama kali oleh Joseph Juran pada tahun 1941. Diagram pareto merupakan metode
untuk mencari sumber kesalahan, masalah-masalah dan kerusakan produk, untuk
membantu memfokuskan diri pada usaha-usaha pemecahannya. Masalah yang paling
banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan
pada sisi paling kiri dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi
ditunjukkan oleh gafik batang terakhir yang terendah pada sisi paling kanan. Diagram ini
juga digunakan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab, dan gejalanya. Prinsip
yang mendasari diagram ini adalah aturan “80–20” yang menyatakan bahwa “80%” of
the trouble comes from 20% of the problems’’ (Purnomo, 2004). Pada dasarnya diagram
pareto dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk:
a. Analisa komplain (jumlah kejadian) di perusahaan.
b. Analisa jenis defect (pcs) yang terjadi dari hasil QC.
c. Analisa losses (unit) sparepart di gudang
d. Analisa pemborosan (Rp) atas hilangnya peralatan produksi
e. Analisa produk rework (pcs) berdasar tipe produk
f. Analisa breakdown mesin (frekuensi atau jam) berdasar jenis mesin
Manfaat dari diagram pareto:
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
46
a. Merupakan pedoman memilih peluang perbaikan berdasar prinsip “vital few” dari “trivial
many”
b. Memfokuskan sumber daya pada area / defect / penyebab yang menghasilkan keuntungan
yang terbesar
c. Membandingkan frekuensi dan/atau dampak dari berbagai penyebab masalah
Gambar 4. 2 Contoh diagram pareto
Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com
3. Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram).
Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut juga diagram Ishikawa karena
diagram ini diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 atau cause–and–effect
diagram (diagram sebab-akibat). Fishbone diagram adalah alat untuk mengidentifikasi
berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut
melalui sesi brainstorming. Diagram ini terdiri dari sebuah panah horizontal yang panjang
dengan deskripsi masalah. Penyebab-penyebab masalah digambarkan dengan garis radial dari
garis panah yang menunjukan masalah. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori
yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya.
Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Kegunaan dari diagram sebab akibat adalah:
a. Menganalisis sebab dan akibat suatu masalah.
b. Menentukan penyebab permasalahan.
c. Menyediakan tampilan yang jelas untuk mengetahui sumber-sumber variasi.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
47
Gambar 4. 3 Contoh fish bone diagram
Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com
4. Control chart
Grafik pengendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor
apakah suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses yang terkendali. Grafik pengendali
terkadang disebut dengan Shewhart control charts karena grafik ini pertama kali dibuat
oleh Walter A. Shewhart. Nilai dari karekterisik kualitas yang dimonitor, digambarkan
sepanjang sumbu y, sedangkan sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari
karakteristik kualitas tersebut. Sebagai contoh karakteristik kualitas adalah panjang rata-
rata, diameter rata-rata, dan waktu pelayanan rata-rata. Semua karakteristik tersebut
dinamakan variabel dimana nilai numeriknya dapat diketahui. Sedangkan atribut adalah
karakteristik kualitas yang ditunjukkan dengan jumlah produk cacat, jumlah
ketidaksesuaian dalam satu unit, serta jumlah cacat per unit. Terdapat tiga garis pada
grafik pengendali. Control chart selalu terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu:
Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-rata
dari karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada peta kendali.
Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali atas.
Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali
bawah.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
48
Garis-garis tersebut ditentukan dari data historis, terkadang besarnya UCL dan LCL
ditentukan oleh confidence interval dari kurva normal. Dengan control chart, kita dapat
menarik kesimpulan tentang apakah variasi proses konsisten (dalam batas kendali) atau
tidak dapat diprediksi (di luar batas kendali karena dipengaruhi oleh special cause of
variation, yaitu variasi yang terjadi karena faktor dari luar sistem). Jika terdapat data
yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah serta pada pola
data tidak acak atau random maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berada di luar
kendali statistik.
Gambar 4. 4 Contoh control chart
Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com
a) Control chart Proporsi Kesalahan (p-Chart)
Pengendali proporsi kesalahan (p-Chart) digunakan untuk mengetahui apakah cacat
produk yang dihasilkan masih dalam batas yang diisyaratkan. Untuk peta pengendali
proporsi, banyak digunakan bila kita memakai ukuran cacat berupa proporsi produk
cacat dalam setiap sampel yang diambil. Bila sampel yang diambil untuk setiap kali
melakukan obsevasi jumlahnya sama, maka kita dapat menggunakan peta pengendali
proporsi kesalahan (p-chart). Namun bila sampel yang diambil bervariasi untuk setiap
kali melakukan observasi, berubah-ubah jumlahnya, maka kita harus menggunakan peta
pengendali proporsi kesalahan (p-chart) saja. Penggunaan sampel yang besarnya
bervariasi tersebut, selain karena perusahaan menggunakan 100% inspeksi atau inspeksi
total, juga dapat disebabkan karena kurangnya karyawan dan biaya. Perubahan dalam
banyaknya sampel yang diambil atau ukuran sub-kelompok tersebut menyebabkan
perubahan dalam batas-batas pengendali, meskipun garis pusatnya tetap. Apabila ukuran
sampel atau sub kelompok yang digunakan pada setiap kali observasi naik atau lebih
banyak, maka batas-batas pengendali menjadi lebih rendah. Namun apabila banyaknya
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
49
sampel atau sub kelompok yang digunakan pada setiap kali observasi turun atau
berkurang, maka batas-batas pengendali menjadi lebih tinggi atau meningkat. Kondisi ini
dapat mempengaruhi karakteristik kualitas proses produksi yang dimiliki perusahaan.
Hal inilah yang merupakan kelemahan dalam pengendalian kualitas proses statistik
untuk data atribut.
Selanjutnya, formulasi yang digunakan untuk menyelesaikan kasus pengendalian kualitas
proses statistik untuk data atribut sesuai dengan langkah-langkah di atas adalah :
Mengetahui proporsi kesalahan atau cacat pada sampel atau sub kelompok untuk
setiap kali melakukan observasi
𝑝 =𝑥
𝑛
Dimana: p = proporsi kesalahan dalam setiap sampel
X = banyaknya produk yang salah dalam setiap sampel
n = banyaknya sampel yang diambil dalam inspeksi
Garis pusat (center line) peta pengendali proporsi kesalahan ini adalah :
𝐶𝐿𝑃 = �̅�∑ 𝑃𝑖
𝑔𝑖=1
𝑚=
∑ 𝑥𝑖𝑔𝑖=1
𝑛. 𝑚
Dimana: p = garis pusat peta pengendalian proporsi kesalahan
Pi = proporsi kesalahan setiap sampel dalam setiap observasi
n = banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi
m = banyaknya observasi yang dilakukan
Sedangkan batas pengendali atas (UCL) dan batas pengendali bawah (LCL) untuk
peta pengendali proporsi kesalahan tersebut adalah :
𝑈𝐶𝐿𝑝 = �̅� + 3√�̅�(1−�̅�)
𝑛𝐿𝐶𝐿𝑝 = �̅� − 3√
�̅�(1−�̅�)
𝑛4. 6 Pengolahan Data dan Analisis
4.7 Pengolahan Data
4.7.2 Diagram Pareto
Diagram pareto pada umumnya dibuat untuk menunjukkan masalah yang disusun
dari prioritas tertinggi ke yang terendah untuk menentukan masalah yang harus ditangani
terlebih dahulu. Berikut adalah diagram pareto preform pada jenis cacat.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
50
Tabel 4.1 Komposisi Cacat pada Produksi Rokok
NO Jenis Cacat Frekuensi Total
Cacat Presentase Frekuensi
Total Cacat Presentase Frekuensi
Kumulatif
1 Sobek Cigarette Paper 532 57,08% 57,08%
2 Lem Cigarrette Paper 218 23,39% 80,47%
3
Lem Cigarrette Tipping
Paper 95 10,19% 90,67%
4 Potongan filter tidak rata 87 9,33% 100%
TOTAL 1672 100%
a. Berikut adalah diagram paretoyang diperoleh dari tabek diatas:
Gambar 4.5 Diagram pareto
Sumber : pengolahan data
Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa jenis cacat paling tinggi sebanyak 532 terjadi
pada Sobek pada Cigarette Paper selanjutnya lem Cigarette Paper dengan jumlah 218,
kemudian cacat pada lem Cigarette Tipping Paper dengan jumlah 95, dan pada potongan
filter sejumlah 87. Sehingga didapatkan dua prioritas masalah yang harus ditangani
terlebih dahulu yaitu kerusakan pada Cigarette Paper.
4.7.2 Fish Bone Diagram
Diagram tulang ikan (fish bone diagram / ishikawa diagram) digunakan untuk
mengidentifikasi sebab-sebab utama masalah atau akar masalah. Diagram ini
57,08%
80,47%
90,67%100%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
0
100
200
300
400
500
600
Sobek PadaCigarette Paper
Lem CigarrettePaper
Lem CigarretteTipping Paper
Potongan filtertidak rata
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
51
menganalisa penyebab cacat dari berbagai faktor, diantaranya manusia, material, mesin,
metode, uang dan lingkungan. Berikut ini adalah gambar fish bone diagram.
Gambar 4. 6 Fishbone diagram jenis cacat pada rokok
Sumber : pengolahan data
Fishbone diagram didapatkan dari identifikasi masalah yang terjadi dan wawancara
yang dilakukan untuk menggali informasi-informasi penyebab dari masalah yang terjadi.
Gambar 4.5 dapat dianailis bahwa dari segi manusia penyebabnya adalah kesalahan
dalam penyortiran menjadi penyebab utama. Dari segi mesin penyebabnya adalah
potongan dalam filter maupun cigarette paper yang tidak rata yang disebabkan oleh
pisau mesin yang kurang tajam dikarenakan kurangnya maintenance serta dikarenakan
Rpm mesin yang terlalu tinggi. Rpm yang tinggi juga merupakan kelalaian operator
untuk mengontrol mesin. Mesin macet ditengah-tengah produksi merupakan hal yang
disebabkan oleh adanya tembakau yang utuh yang lalai saat penyortiran dan hal tersebut
juga terjadi karena kurangnya maintenance pada mesin. Kemudian dari segi metode
penyebabnya terjadinya cacat karena tahapan yang dilakukan tidak sesuai dengan SOP
dan tidak adanya pembaharuan dalam SOP. Selain itu di material, Cigarette paper yang
terbuka karena lem yang kurat merekat juga merupakan kelalain operator dalam mengisi
ulang lem yang sudah habis. Dan dalam Environment suara bising yang disebabkan oleh
mesin yang sudah tua dan juga bau menyengat yg berasal dari tembakau.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
52
4.7.3 Control chart – P CHART jenis cacat Sobek pada Cigarette Paper
Berikut adalah perhitungan untuk pembuatan p-chart dengan jenis cacat Sobek pada
Cigarette Paper.
Tabel 4.2 p chart cacat Sobek pada Cigarette Paper
Hari ke- Ukuran
sampel (n)
Jumlah produk
Cacat
Sobek pada Cigarette
Paper (x)
Proporsi
Cacat
1 500 11 0,022
2 500 9 0,018
3 500 7 0,014
4 500 13 0,026
5 500 17 0,034
6 500 15 0,03
7 500 14 0,028
8 500 13 0,026
9 500 16 0,032
10 500 5 0,01
11 500 8 0,016
12 500 16 0,032
13 500 17 0,034
14 500 12 0,024
15 500 7 0,014
16 500 10 0,02
17 500 5 0,01
18 500 11 0,022
19 500 8 0,016
20 500 6 0,012
21 500 16 0,032
Total 14000 236
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
53
P = CL = 𝑥
𝑛=
236
14000
= 0.0168
UCL = 𝑝 + 3 √𝑝 (1−𝑝)
𝑛
UCL = 0.0168+ 3 √0.0168 ( 1−0.0168 )
500
UCL = 0.0168+ 3 √0.000033
= 0.0168 + 3 (0.00575)
= 0.0168 + 0.01724
= 0.034
LCL = 𝑝 − 3 √𝑝 (1−𝑝)
𝑛
LCL = 0.0168 - 3 √0.0168 ( 1−0.0168 )
500
LCL = 0.0168 - 3 √0.000033
= 0.0168 - 3 (0.00575)
= 0.0168 - 0.01724
= -0.000424
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat dibuat peta kendali P sebagai berikut:
Gambar 4.7 Peta Kendali P
Sumber : pengolahan data
-0,005
0
0,005
0,01
0,015
0,02
0,025
0,03
0,035
0,04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
P
Pbar
UCL
LCL
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
54
Dari grafik diatas diketahui bahwa tidak terdapat data yang keluar dari batas kontrol
atau dapat dikatakan bahwa semua titik sudah berada diantara batas kontrol atas (UCL) dan
batas kontrol bawah (LCL), sehingga peta kontrol P menunjukan dalam keadaan
terkendali. Tetapi, pada data ke 5 dan ke 13 proporsi nilai berada tepat pada batas UCL
dikarenakan cacat sobek pada cigarette paper cukup tinggi, hal ini dikarenakan pisau mesin
yang kurang tajam yang didapatkan dari analisis dari fishbone diagram sebelumnya.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
55
BAB V
PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir yang di dalamnya berisi tentang kesimpulan dari
penulisan laporan KKN-P dari bab I sampai Bab IV serta saran-saran perbaikan, serta
membantu memberikan usulan bagi perusahaan.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Jenis cacat yang dapat terjadi pada produk rokok yang diproduksi PT.Tembakau
Djajasakti Sari (TDS) adalah Sobek pada Cigarette Paper, lem Cigarette Paper,
potongan filter tidak rata, lem Cigarette Tipping Paper. Pada penilitian Kuliah Kerja
Nyata-Praktik ini, penulis menganalisis dua masalah utama yang banyak terjadi di
perusahaan yaitu, Sobek pada Cigarette Paper.
2. Penyebab terjadinya cacat pada produk rokok bermacam-macam. Untuk cacat Sobek
pada Cigarette Paper dapat terjadi karena pisau mesin yang kurang tajam. Lem
Cigarette Paper terjadi cacat biasanya karena kelalaian operator untuk mengontrol
lem yang ada di mesin. Potongan filter tidak rata ini juga terjadi karena pisau mesin
tidak tajam atau karena cacat pada filter itu sendiri. Dan lem Cigarette Tipping
Paper terjadi kecacatan juga karena kesalahan operator yang kurang mengontrol lem
untuk Cigarette Tipping Paper.
3. Solusi perbaikan yang diberikan adalah perusahaan perlu melatih atau mengadakan
trainning bagi operator operator baru, sehingga mengurangi adanya cacat dan tidak
menimbulkan cacat yang berlebih. Serta perusahaan juga harus menanamkan SOP
kepada operator. Selain itu perusahaan juga melakukan maintenance yang teratur
supaya mesin tidak mudah rusak dan juga pisau mesin yang diganti secara teratur
supaya menghasilkan potongan potongan yang baik.
5.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini adalah :
1. Untuk peneliti, dapat melanjutkan penelitian ini untuk mengetahui lebih lanjut
pengendalian kualitas dalam rokok dengan hal-hal lain yang berhubungan produksi
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. Tembakau Djajasakti Sari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
56
rokok di PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Malang dengan menambahkan metode
yang digunakan dalam penelitian.
2. Untuk perusahaan bisa tetap memaksimalkan hasil dari penelitian KKN-P ini untuk
kemajuan bagi perusahaan PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Malang khususnya
bagi Departemen Produksi sebagai tempat penelitian.
3. Untuk meminimasi produk cacat dalam proses produksi, perlu adanya penelitian
lanjutan terhadap penyebab-penyebab lain yang mempengaruhinya.
4. Perlunya perbaikan pada Departemen QC dalam pemeriksaan atau pelolosan produk
yang dihasilkan untuk meningkatkan ketelitian baik dari proses in coming, in
process dan out going. Agar kualitas dari PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS)
Malang tetap terjaga baik dan kualitas yang tidak diragukan oleh pelanggan.