analisis pengendalian kualitas rokok pada departemen produksi

56
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini memuat latar belakang masalah, tujuan, manfaat, serta pelaksanaan KKN-P yang berisi waktu, tempat dan pelaksanaan KKN-P. 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pendidikan perguruan tinggi dewasa pada saat ini telah menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan teknologi serta perindustrian yang ada. Oleh sebab itu, diharapkan agar mahasiswa mempunyai ketrampilan dan kemampuan aplikatif terhadap dunia nyata khususnya yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang ditekuninya. Program Pendidikan S-1 saat ini berorientasi pada kemampuan teoritis yang telah mencukupi kepada mahasiswa, namun kurang dalam pelaksanaan aplikatif dan praktik khususnya di lapangan sehingga timbul kesenjangan antara teori yang didapatkan di perkuliahan dengan kondisi yang sebenarnya yang ada di lapangan. Oleh karena itu, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata - Praktek (KKN-P) pada perusahaan yang sesuai dengan bidang kajian yang dipilih oleh mahasiswa, sehingga harapannya ke depan adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gambaran nyata aplikasi ilmu yang dipelajarinya selama perkuliahan di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang. Oleh karena itu untuk memenuhi harapan tersebut, maka kami melaksanakan kegiatan KKN-P di PT. Tembakau Djajasakti Sari atau lebih dikenal dengan PT. TDS. PT. TDS ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produk rokok. Dengan demikian, diharapkan bahwa Praktik Kerja Nyata di PT. Tembakau Djajasakti Sari akan sangat menunjang perluasan wawasan dan pengaplikasian ilmu keteknikan di dunia industri secara nyata. Dalam hal ini, penulis mengambil topik Pengendalian Kualitas (Quality Control) agar mengetahui bagamaina cara mengontrol kualitas rokok dengan baik di Departemen Produksi PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS).

Upload: mayang92

Post on 23-Dec-2015

99 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

pengendalian kualitas

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini memuat latar belakang masalah, tujuan, manfaat, serta

pelaksanaan KKN-P yang berisi waktu, tempat dan pelaksanaan KKN-P.

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan pendidikan perguruan tinggi dewasa pada saat ini telah menuntut

mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan teknologi

serta perindustrian yang ada. Oleh sebab itu, diharapkan agar mahasiswa mempunyai

ketrampilan dan kemampuan aplikatif terhadap dunia nyata khususnya yang berkaitan

dengan disiplin ilmu yang ditekuninya.

Program Pendidikan S-1 saat ini berorientasi pada kemampuan teoritis yang telah

mencukupi kepada mahasiswa, namun kurang dalam pelaksanaan aplikatif dan praktik

khususnya di lapangan sehingga timbul kesenjangan antara teori yang didapatkan di

perkuliahan dengan kondisi yang sebenarnya yang ada di lapangan. Oleh karena itu,

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang mewajibkan

mahasiswanya untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata - Praktek (KKN-P) pada

perusahaan yang sesuai dengan bidang kajian yang dipilih oleh mahasiswa, sehingga

harapannya ke depan adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gambaran nyata

aplikasi ilmu yang dipelajarinya selama perkuliahan di Jurusan Teknik Industri Fakultas

Teknik Universitas Brawijaya Malang.

Oleh karena itu untuk memenuhi harapan tersebut, maka kami melaksanakan kegiatan

KKN-P di PT. Tembakau Djajasakti Sari atau lebih dikenal dengan PT. TDS. PT. TDS ini

merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produk rokok. Dengan demikian,

diharapkan bahwa Praktik Kerja Nyata di PT. Tembakau Djajasakti Sari akan sangat

menunjang perluasan wawasan dan pengaplikasian ilmu keteknikan di dunia industri

secara nyata.

Dalam hal ini, penulis mengambil topik Pengendalian Kualitas (Quality Control) agar

mengetahui bagamaina cara mengontrol kualitas rokok dengan baik di Departemen

Produksi PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS).

Page 2: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2

1.2 Tujuan Kuliah Kerja Nyata-Praktik

1.2.1 Tujuan Bagi Mahasiswa

Berikut merupakan tujuan pelaksanaan kegiatan KKN-P bagi mahasiswa:

1. Mengetahui seluk-beluk dunia kerja.

2. Memperoleh kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah

diperoleh di Universitas Brawijaya.

3. Memperoleh kesempatan untuk mempelajari keterampilan dan pengetahuan baru

melalui kegiatan di lapangan.

4. Memperoleh kesempatan untuk membandingkan kemampuan dan hasil kerjanya

dengan kemampuan hasil kerja para pekerja yang telah berpengalaman. Dengan

mengetahui perbandingan ini diharapkan mahasiswa dapat memperluas cakrawala dan

pengembangan diri selanjutnya.

1.2.2 Tujuan Bagi Universitas Brawijaya

Berikut merupakan tujuan pelaksanaan kegiatan KKN-P bagi Universitas

Brawijaya:

1. Mendapatkan umpan balik dari lapangan mengenai isi materi yang telah diberikan di

bangku kuliah.

2. Memperoleh masukan tentang masalah-masalah di tempat praktek kerja lapangan.

3. Dapat mengembangkan badan penelitian yang ada di Universitas.

1.2.3 Tujuan Bagi PT. Tembakau Djajasakti Sari, Malang

Berikut merupakan tujuan pelaksanaan kegiatan KKN-P bagi PT. Tembakau

Djajasakti Sari, Malang:

1. Memperoleh masukan yang mungkin dapat membantu penyelesaian studi kasus di

kalangan sesuai dengan konsentrasinya.

2. Menjalin hubungan kerja sama dalam bidang pendidikan dengan institusi sebagai

suatu badan penelitian.

3. Sebagai suatu program pelatihan untuk mencari tenaga kerja seperti yang diharapkan.

Page 3: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

3

1.3 Manfaat Kuliah Kerja Nyata-Praktik (KKN-P)

Adapun Manfaat dan kegunaan yang diharapkan dari pelaksanaan program ini

adalah :

1. Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Diharapkan mahasiswa dapat menjadi mahasiswa yang berpenagalaman kerjadan

siap terjun ke dunia kerja apabila lulus

b. Memberikan kesempatan unutk mempraktikan ilmu yang pernah dipelajari, serta

berinteraksi langsungdengan lingkungan kerja

c. Dapat menganalisis dan mengevaluasi sisem nyata dari sudut pandang industri

d. Memperluas wawasan mahasiswa dengan mengenal proses lapangan.

2. Manfaat Bagi Universitas Brawijaya

Diharapkan dapat memberikan wadah bagi mahasiswa untuk melakukan Kuliah Kerja

Nyata Praktik.

3. Tujuan Bagi Industri

a. Memperoleh masukan yang mungkin dapat membantu menyelesaikan studi kasus

di kalangan industri sesuai dengan konsentrasinya.

b. Sebagai salah satu referensi bagaimana menanggulangi permasalahan tentang

kepuasan kerja dan loyalitas

1.4 Pelaksanaan KKN-P

1.4.1 Kegiatan

1. Dalam pelaksanaan KKN-P ini dibagi dalam beberapa kegiatan antara lain :

a. Pengarahan pelaksanaan KKN-P oleh dosen pembimbing.

b. Pelaksanaan kegiatan KKN-P di lapangan (perusahaan).

c. Pembuatan Laporan KKN-P beserta bimbingan laporan.

d. Penyerahan Laporan KKN-P di lapangan.

2. Pada proses pelaksanaan KKN-P di lapangan maka pihak perusahaan mempunyai

wewenang penuh terhadap proses pendidikan mahasiswa terutama penyerapan

pengetahuan aplikatif di perusahaan.

3. Setelah pelaksanaan KKN-P di lapangan selesai mahasiswa diwajibkan membuat

Laporan KKN-P yang dibimbing oleh dosen yang ditunjuk oleh Jurusan Teknik

Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang dan pembimbing lapangan

yang ditunjuk oleh PT. Tembakau Djajasakti Sari, Malang

Page 4: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

4

4. Penilaian KKN-P terdiri dari dua unsur yaitu, penilaian dilapangan dari perusahaan dan

penilaian Laporan KKN-P oleh dosen pembimbing.

1.4.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata - Praktek ini digunakan dua metode

dalam pengumpulan data. Adapun metode praktek yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Adalah suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan studi

literatur di perpustakaan serta dengan membaca sumber-sumber data informasi lainnya

yang berhubungan dengan pembahasan. Sehingga dengan penelitian kepustakaan ini

diperoleh secara teori mengenai permasalahan yang dibahas.

2. Metode Penelitian lapangan (Field Research)

Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana penyelidik secara langsung

terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Field Research

ini adalah :

a. Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan

jalan mengajukan pertanyaan secara langsung pada saat perusahaan mengadakan

suatu kegiatan.

b. Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data, dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan.

Page 5: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

5

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

PT Tembakau Djajasakti Sari (TDS) adalah perusahaan yang berlokasi di Malang

Jawa Timur. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1934 oleh Mr The Djie Siang dengan

nama NV Perusahaan Dagang dan Paberik Rokok The Djie Siang (NV The Djie Siang).

Pada tahun 1989 perusahaan berganti nama menjadi PT Tembakau Djajasakti Sari (PT

TDS). Aktivitas utama perusahaan adalah memproduksi dan menjual rokok (sigaret), baik

Sigaret Kretek Tangan (SKT) maupun Sigaret Kretek Mesin (SKM). Semua produk dijual

di pasar lokal.

Saat ini perusahaan memproduksi 3 merek untuk SKT. Sumber Subur (SS) Elite,

SS Super, SS Special dan 5 merek untuk merek untuk SKM 7 merek, Goal Seven, Penzil

Mas dan Surry Super. Pada tahun 2008 perusahaan membuat produk baru dengen merek

Flame. Merek baru ini didistribusikan melalui perusahaan baru PT Djajasakti Indah

Makmur (DIM). Produk baru ini dipasarkan pertamakali di Jember dan kemudian di

Surabaya, dan direncanakan juga dipasarkan di 3 area baru, yaitu: Madiun and Malang.

Dengan produk baru tersebut, perusahaan diharapkan dapat mencapai pangsa pasar yang

lebih luas. Tabel 2.1 berikut menyajikan produk yang dihasilkan oleh PT TDS.

Gambar 2.2

Sigaret Kretek Tangan (SKT)

Gambar 2.1

Sigaret Kretek Mesin (SKM)

Page 6: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

6

Tabel 2.1 Merek Rokok PT Tembakau Djajasakti Sari

G KATEGORI ISI (BATANG) DAERAH PEMASARAN

Sumber Subur Super SKT 12 Medan

Sumber Subur Elite SKT 12 Medan, Kendari

Surry Mas Merah SKM 12 Padang, Jambi

Surry Mas Putih SKM 12 Pekanbaru, Padang, Jambi, Palembang

Goal Seven SKM 16

Medan. Padang Sidempuan, Banjarmasin,

Samarinda , Makassar

Surry Super SKM 16 Jambi, Bengkulu, Palembang, Lampung

Penzil Mas International SKM 16 Pekanbaru, Padang, Banjarmasin, Makassar

Flame SKM 16 Jember, Surabaya

2.2 Lokasi Perusahaan

Lokasi KKN-P terletak pada PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) yang beralamat di

Jalan Patimura 50-54 Malang, Jawa Timur.

Gambar 2.3 Lokasi PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Malang

2.3 Visi dan Misi Perusahaan

Berikut adalah visi dan misi dari perusahaan PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS).

2.3.1 Visi

Menjadi perusahaan terkemuka di pasar lokal, internasional dan internasional

dengan mengutamakan produk yang berkualitas.

2.3.2 Misi

1. Menyediakan rokok kualitas tinggi yang berorientasi pasar dengan harga yang

kompetitif.

2. Mengembangkan jaringan pemasaran dan distibusi lokal, nasional dan

internasional.

Page 7: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

7

2.4 Startegi Perusahaan

Strategi atau cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan rencana yang

menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya organisasi yang meliputi kebijaksanaan,

program dan kegiatan dengan tetap memperhatikan sumber daya yang dimiliki serta

keadaan lingkungan.

Strategi PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) diimplementasikan dalam

kebijaksanaan, program dan kegiatan yang mengacu ada visi, misi, tujuan dan sasaran yang

ingin dicapai perusahaan.

2.5 Organisasi dan Manajemen

Pada umumnya organisasi dan manajemen suatu perusahaan dapat dilihat dari

struktur organisasinya. Dibuat dan ditetapkannya suatu struktur organisasi adalah untuk

menciptakan suatu tata laksana kerja yang baik. Dalam struktur organisasi yang baik akan

tampak secara jelas dalam hal pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang ada

di dalam perusahaan tersebut. Begitu pula yang terdapat pada PT.Tembakau Djajasakti

Sari (TDS) dimana dalam perusahaan tersebut terdapat departemen-departemen dengan

tugasnya masing-masing.

2.5.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut adalah struktur organisasi secara keseluruhan dari PT.Tembakau Djajasakti

Sari (TDS).

Page 8: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

8

DIREKTUR

OPERASIONAL

PURCHASING

MANAGER

PRODUCTION

MANAGER

FINANCE &

ACCOUNTING

MANAGER

HUMAN

RESOURCES

MANAGER

SALES &

MARKETING

MANAGER

SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR

DIREKTUR

UTAMA

SUPERVISOR

STRUKTUR ORGANISASI

PT. TEMBAKAU DJAJASAKTI SARI (TDS)

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Perusahaan PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Malang

Page 9: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

9

2.5.2 Job Description

Berikut deskripsi pekerjaan dari masing-masing jabatan:

1. Direktur Utama

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Utama bertanggung jawab untuk:

a. Menentukan sasaran-sasaran perusahaan;

b. Memastikan perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif (termasuk di

dalamnya memantau jadwal, anggaran dan efektifitas strategi tersebut);

c. Mengidenfikasi, memecahkan persoalan-persoalan finansial, seperti misalnya

menyetujui atau mengadakan perubahan-perubahan didalam struktur modal;

d. Menentukan pembagian keuntungan antar para pemegang saham;

e. Mengevaluasi, menyetujui dan memonitor rencana ekspansi yang akan

dilakukan;

f. Menyetujui dan mengawasi semua kebijakan perusahaan;

g. Mengevaluasi dan menilai laporan pertanggung jawaban masing-masing

departemen;

h. Memastikan perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku

maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya;

i. Memastikan risiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan dikelola

dengan baik.

j. Memonitor dan mengawasi masalah benturan kepentingan pada tingkat

manajemen;

k. Memantau proses keterbukaan dan efektivitas komunikasi dalam perusahaan;

l. Mematuhi dan menjalankan aturan main dewan direksi yang sudah disepakati

bersama.

2. Direktur Operasional

Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Operasional bertanggung jawab untuk:

a. Menyusun perencanaan strategis untuk jangka waktu selama masa jabatannya

b. Menyelenggarakan dan menjamin terlaksananya pengelolaan organisasi yang

efektif, efisien, terkoordinasi dan terintegrasi

c. Melakukan pengawasan, pengendalian dan evaluasi atas kinerja tiap departemen

d. Membina, memotivasi, memfasilitasi dan menjamin peningkatan produktivitas

dan profesionalisme kerja semua departemen yang dibawahinya

Page 10: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

10

e. Menjalin, memelihara dan meningkatkan hubunan baik serta komunikasi efektif

dengan pihak internal dan eksternal

f. Memanfaatkan, menjaga dan memelihara kekayaan perusahaan secara optimal

sesuai arah kebijakan perusahaan

g. Menciptakan, memelihara dan menjamin suasana kerja yang kondusif, nyaman,

aman, tertib, terkendali dan bersih

h. Merumuskan, mengendalikan semua kebijakan, sistem dan prosedur, strategi,

tata tertib dam aturan Perusahaan;

i. Menjadi panutan sebagai pimpinan tertinggi: bijak, obyektif,serta mampu

mengkoordinasikan bila ada selisih antar Departemen sesuai jalur yang benar

serta memberikan solusi yang pas;

j. Memastikan perusahaan memiliki eksekutif dan manajer yang professional;

k. Memastikan perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem

audit yang bekerja dengan baik;

l. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama sesuai

dengan bidang tugasnya.

3. Poduction Manager

a. Tugas Pokok

Production Manager bertugas pokok membantu Managing Director dalam

melaksanakan kegiatan produksi baik itu produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM)

maupun Sigaret Kretek Tangan (SKT).

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugasnya Production Manager bertanggung jawab untuk:

1. Menyusun perencanaan kegiatan produksi SKM dan SKT;

2. Menyusun strategi produksi yang berkaitan dengan mesin dan tenaga kerja

agar pemanfaatan sumberdaya produksi dapat digunakan seefektif dan

seefisien mungkin;

3. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan perencanaan kegiatan

produksi dan anggaran bidang produksi;

4. Monitoring dan pengendalian terhadap kegiatan produksi SKM dan SKT;

5. Menjalin, memelihara, dan meningkatkan hubungan baik dengan bagian lain;

6. Melakukan penilaian kinerja karyawan (PKK) untuk bawahan langsung;

7. Menjaga dan memelihara aset perusahaan yang berada dibawah kendalinya;

Page 11: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

11

8. Menciptakan, memelihara, dan menjamin suasana kerja yang kondusif,

nyaman, aman, tertib, terkendali, dan bersih di lingkungan bagian/ tempat

kerjanya;

9. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Managing Director

sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Organisasi

Dalam melaksanakan tugas production Manager membawahi:

1. Primary Supervisor;

2. Engineering/Technic Supervisor;

3. Mechanic Supervisor;

4. Production Supervisor;

5. Quality Control Staff.

4. Finance & Accounting Manager

a. Tugas Pokok

Finance & Accounting Manager bertugas pokok untuk membantu Managing

Director dalam menyelenggarakan kegiatan keuangan dan akuntansi.

b. Tanggung jawab

Dalam melaksanakan tugasnya Finance & Accounting Manager bertanggung

jawab untuk:

1. Monitoring penyelenggaraan pencatatan transaksi perusahaan sampai dengan

tersusunnya laporan keuangan perusahaan baik laporan keuangan umum

maupun laporan keuangan fiskal;

2. Mengkoordinir dan memeriksa penyusunan anggaran perusahaan serta

mengkonsolidasikannya secara menyeluruh;

3. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan anggaran finance &

accounting department;

4. Merencanakan dan mengendalikan arus kas perusahaan dalam jangka pendek

dan jangka panjang;

5. Menyusun anggaran biaya operasional di Finance & Accounting Department;

6. Mengatur penggunaan dana sesuai dengan kebutuhan perusahaan;

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Managing Director

sesuai dengan bidang tugasnya.

Page 12: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

12

c. Organisasi

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Finance & Accounting Manager

membawahi:

1. Accounting Supervisor;

2. Finance Supervisor.

5. Human Resources Manager

a. Tugas Pokok

Human Resources Manager bertugas pokok untuk membantu Managing Director

dalam menyelenggarakan kegiatan pengelolaan keamanan, kendaraan, hubungan

industrial dan masyarakat, perijinan, pengadaan pita cukai dan sumber daya

manusia.

b. Tanggung jawab

Dalam melaksanakan tugasnya Human Resources Manager bertanggung jawab

untuk:

1. Menyusun anggaran untuk Human Resources Department;

2. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan anggaran Human Resources

Department;

3. Monitoring pelaksanaan pengadaan dan administrasi pita cukai

4. Melakukan pengurusan perijinan, antara lain: pengurusan ijin usaha,

pengajuan ijin switching, pengajuan NPWP, pengajuan SIUP, Tanda Daftar

Perusahaan, dan Ijin Usaha Industri (IUI), pengajuan domisili, pengajuan

KTP, KSK, dan SKKB, pengajuan mematikan merk,pengajuan ijin lokasi,

Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT), Site Plan, Ijin Mendirikan

Bangunan (IMB), HO, dll

5. Menyelenggarakan program kesehatan dan keselamatan kerja;

6. Mengurus karyawan yang mengalami kecelakaan kerja baik didalam maupun

diluar perusahaan;

7. Membuat laporan kecelakaan kerja ke pejabat terkait (Jamsostek dan

Disnaker);

8. Melakukan penyelidikan kecelakaan kerja bekerjasama dengan depertemen

terkait;

9. Mewakili perusahaan dalam permasalahan hukum;

Page 13: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

13

10. Melaksanakan koordinasi, komunikasi dan konsultasi dengan lembaga

bantuan hukum yang terkait dengan permasalahan hukum yang dihadapi

perusahaan;

11. Mengurus atau mewakili perusahaan terkait dengan masalah jamsostek

12. Menyelenggarakan dan mengembangkan konsep – konsep pembinaan SDM

dalam rangka mengembangkan kemampuan kerja dan kualitas kerja SDM;

13. Melakukan Analisa dan evaluasi jabatan, penjenjangan kepangkatan (job

Grading), serta penawaran kerja (Job Offer);

14. Mengembangkan kriteria (indikator) penilaian kinerja yang tepat dan secara

periodik mereview kriteria tersebut;

15. Mencari dan menentukan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh

PSDM termasuk menentukan strategi peningkatan dan pengembangan

SDM;

16. Melakukan koordinasi lintas fungsional terkait dengan PSDM;

17. Mencegah timbulnya gejolak di lingkungan perusahaan dengan menjalin

hubungan yang baik dengan pegawai dan manajemen;

18. Menjembatani permasalahan yang muncul antara pegawai dan manajemen;

19. Melakukan Penilaian Kinerja Karyawan (PKK) untuk bawahan langsung;

20. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Managing Director

sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Organisasi

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Human Resources Manager membawahi:

1. Human Resources Supervisor

6. Purchasing Manager

a. Tugas Pokok

Purchasing Manager bertugas pokok untuk membantu Managing Director

dalam menyelenggarakan kegiatan Pembelian barang pengemas, promosi,

sparepart dan umum, serta kegiatan penyimpanan barang pengemas.

b. Tanggung jawab

Dalam melaksanakan tugasnya Purchasing Manager bertanggung jawab untuk:

1. Menyusun anggaran untuk purchasing department;

2. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan anggaran Purchasing

Department;

Page 14: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

14

3. Mengontrol pemrosesan semua pembelian barang dan jasa dari semua

departemen yang membutuhkan sesuai dengan prosedur yang berlaku;

4. Memastikan ketepatan penyerahan barang dan jasa kepada gudang dan

departemen peminta;

5. Menjaga hubungan baik dengan supplier (ekstern) dan Intern serta pihak-

pihak lain yang berpengaruh dalam kelancaran pelaksanaan proses

pembelian;

6. Melakukan Penilaian Kinerja Karyawan (PKK) untuk bawahan langsung;

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Managing Director

sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Organisasi

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Purchasing Manager membawahi:

1. Puchasing Supervisor.

7. Sales & Marketing Manager

a. Tugas Pokok

Sales & Marketing Manager bertugas pokok untuk membantu Managing

Director dalam menyelenggarakan kegiatan pemasaran dan penjualan.

b. Tanggung jawab

Dalam melaksanakan tugasnya Sales & Marketing Manager bertanggung

jawab untuk:

1. Menyusun perencanaan strategis dalam bidang pemasaran jangka waktu

selama masa jabatannya;

2. Melakukan pengawasan, pengendalian dan evaluasi atas kinerja bidang

pemasaran secara keseluruhan;

3. Mengkaji lingkungan secara terus menerus untuk mencari peluang dan

merencanakan strategi baru;

4. Menetapkan design untuk semua jenis kebutuhan alat-alat peraga promosi

yang diperlukan untuk brand yang berada dibawah tanggung jawabnya;

5. Menyusun budget tahunan Sales & Marketing Department;

6. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan perencanaan kegiatan

pemasaran dan anggaran bidang pemasaran;

7. Membuat Sales Forecast bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan, dan tahunan;

Page 15: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

15

8. Menyusun rencana strategi setiap launching merk baru (Brand Launching

Strategy), mulai persiapan merk tes rasa, jenis/ type produk, melakukan

survey area untuk menentukan Brand Positioningnya, menentukan area

launching termasuk demarkasinya;

9. Mengembangkan wilayah (area pemasaran) baru untuk produk-produk yang

ada (bedasarkan segmentasinya) dan strategy pencoverannya (Area

Coverage), pendirian kantor Depo dan cabang atas dasar jarak/ luas area

pengcoverannya, persiapan System, personel dan penetapan jumlah

kendaraan yang diperlukan;

10. Membuat analisa dan konsep penjualan versus target;

11. Memonitor hasil penjualan (actual sales), menyangkut Horizontal

Distribution serta Vertical Distribution;

12. Menyusun sistem dan prosedur penjualan dan marketing untuk pencapaian

Actual Sales bedasar pada effektifitas dan effisiensi kinerja;

13. Menyediakan dan menyusun serta melaksanakan operasional pengiriman

produk sampai penentuan transpotasi, asuransi sampai produk diterima

ditempat tujuan;

14. Memonitor seluruh kinerja lapangan (Field Force) agar bekerja sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

15. Mempersiapkan Training Manual serta melaksanakan Training tenaga

lapangan dan Administrasi Penjualan, baik dalam bentuk Class Training

maupun Field Training;

16. Merencanakan, melaksanakan dan memonitor pelaksanaan operasional

proyek-proyek Sales & marketing termasuk evaluasinya;

17. Menentukan pemilihan event promosi outdoor maupun indoor yang

dikaitkan dengan merk produk dan segmentasinya;

18. Membangun Brand Identity, Brand Awareness dan Brand Image suatu

produk dengan pemilihan Brand Communication yang tepat;

19. Melakukan pembinaan dan motivasi kepada staff dibawah kendalinya;

20. Menciptakan hubungan baik (relationship) dengan pelanggan pada

umumnya dan star outlet, stockist, agen, sub-agen pada khususnya;

Page 16: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

16

21. Menciptakan hubungan baik (relationship) dengan tokok masyarakat,

pemerintah serta pejabat/aparat yang berkaitan dengan urusan – urusan

”bisnis” perusahaan khususnya Sales & Marketing;

22. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Managing director

sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Organisasi

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Sales & Marketing Manager

membawahi:

1. Sales & Marketing Supervisor

2.6 Peraturan Perusahaan

Pada PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) memeiliki peraturan perusahaan yang

ditulisakan dalam bentuk pasal yang disertai dengan poin pembahasannya pada tiap

pasalanya. Dimana terdapat 18 pasal, berikut adalah penjelasan untuk peraturan tersebut :

PASAL PEMBAHASAN

1 Masa percobaan dan pengangkatan pekerja

Pekerja baru harus menjalani massa percobaan selama 3 bulan dan akan

dilakukan penilaian terhadap kinerjanya.

Pekerja yang berhasil pada masa kerja akan ditetapkan menjadi pekerja

bulanan/harian dengan surat keputusan pengangkatan oleh perusahaan.

2 Gaji/upah

Gaji/upah adalah upah bulanan yang diberikan kepada pekerja yang

besarnya sesuai dengan ketentuan perusahaan dan minimal sebesar Upah

Minimu m Regional (UMR).

Penilaian Kinerja Karyawan (PKK) masing-masing karyawan akan

mempengaruhi kenaikan gaji tiap tahunnya.

Pajak penghasilan ditanggung oleh pekerja sendiri, yang dipotongkan

setiap bulan dari penghasilan kotor dan dibayarkan kepada pemerintah

melalui pengusaha.

3 Tunjangan Hari Raya

Pekerja yang telah bekerja di perusahaan 1 tahun atau lebih berhak

menerima tunjangan hari raya sebesar 1 bulan gaji.

Pekerja yang bekerja <1 tahun berhak atas tunjangan hari raya yang

besarnya poposional dengan lamanya massa bekerja.

4 Waktu Kerja

Staff untuk semua departemen (akutansi dan keuangan,

personalia,pemasaran,produksi dan pembelian dan bagian produksi) :

Senin s/d Jumat : Jam 08.00-16.00 (istirahat jam 12.00-13.00)

Page 17: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

17

Sabtu : Jam 08.00-14.00 (istirahat jam 12.00-13.00)

Untuk bagian produksi terdapat shift kerja yang dibagi menjadi 2 yaitu

shift 1 dan shift 2

5 Pakaian Kerja dan Alat-alat kerja

Pakaian kerja sebanyak 2 stel yang diberikan oleh perusahaan untuk

tahun I dan tahun II. Kemudian 1 stel di tahun-tahun berikutnya kecuali

ada perubahan warna atau desain seragam.

Semua alat-alat kerja untuk menjalankan pekerjaan sepenuhnya

ditanggung oleh perusahaan.

Pakaian seragam kerja diwajibkan untuk dipakai dari hari senin-jumat.

Untuk hari sabtu pekerja dibebaskan untuk menggunakan pakaian

bebas,sopan, dan rapi. Jika ada yang melanggar akan dikenai sanksi.

6 Biaya Pengobatan

Pekerja Biaya Berhak memperoleh biaya pengobatan sebesar 1 bulan gaji

dalam satu tahun yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Pekerja berhak memperoleh biaya pengobatan apabila telah bekerja di

perusahaan satu tahun atau lebih.

Biaya pengobatan tidak diperbolehkan untuk biaya pengobatan

kecantikan missal kawat gigi.

Untuk level di bawah manager, biaya pengobatan hanya digunakan untuk

pegawai yang bersangkutan tidak untuk anak dan istri. Sedangkan untuk

level manager ke atas, biaya pengobatan dapat digunakan untuk pegawai

yang bersangkuta, anak, dan istri, dengan ketentuan : istri sah dari

perkawinan pertama dan dua anak dari istri sah pertama dan anak

tersebut maksimum berusia 25 tahun

7 Biaya Melahirkan

Diberikan untuk kelahiran anak pertama dari perkawinan sah dengan

besar biaya atau bantuanyang diberikan perusahaan sebesar Rp.500.000,-

8 Bantuan Kematian atau duka Cita

Perusahaan memberikan bantuan kematian uang tunai sebesar Rp

500.000,-

Bantuan ini diberikan untuk kematian dari pegawai yang bersangkutan,

istri/suami pekerja, anak sah pertama dan kedua dari perkawinan pertama

yang sah, ayah dan ibu kandung/mertua.

9 Pembayaran upah selama pekerja sakit

Seorang pekerja yang terus-menerus dalam perawatan/pengobatan dan

tidak dapat memenuhi tugasnya, selama masa sakitnya yang telah

ditetapkan kebenarannya oleh dokter perusahaan atau dokter lain yang

mewakili:

Untuk 4 bulan pertama dibayar 100% dari gaji/upah.

Untuk 4 bulan kedua dibayar 75%dari gaji/upah.

Untuk 4 bulan ketiga dibayar 50% dari gaji/upah

Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% sebelum pemutusan hubungan

kerja dilakukan.

10 Lembur

Pekerja lembur setelah ada infromasi lembur dari atasan.

Page 18: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

18

Uang lembur diberikan kepada pekerja yang levelnya berada di bawah

supervisor yang nilainya sesuai dengan ketentuan perusahaan dengan

mengacu pada Kepmen No.KEP.102.MEN/VI/2004

11 Insentif

Jumlah intensif diberikan berdasarkan prosentase tertentu dari penilaian

kinerja karyawan (PKK)

Pekerja berhak atas insentif telah bekerja di perusahaan satu tahun atau

lebih.

Insentif diberikan setiap 3 bulan sekalai karenanya pekerja yang tidak

hadir karena alas an tertentu misal sakit, hamil, selama 1 bulan berturut-

turut tidak berhak atas insentif.

12 Tidak masuk kerja dengan mendapat gaji/upah

13 Tidak masuk kerja tanpa gaji/upah

14 Ijin Meninggalkan Pekerjaan

15 Cuti dan Libur Nasional

16 Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

17 Pensiun

18 Penyelesaian Perselisihan

2.7 Departemen Produksi

Pada departemen produksi di PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) malang dibagi

menjadi 2 bagian yaitu bagian primary dan secondary . Pada departemen produksi terdapat

8 jenis produk rokok yang dibuat. Dimana pada depratemen produksi terdapat operator dan

mesin yang melaksanakan dan mengawasi proses produksi yang dilakukan.

Gambar 2.5 Aktivitas pada Departemen Produksi

Page 19: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

19

2.7.1 Struktur Organisasi Departemen Produksi

Berikut adalah struktur organisasi untuk departemen produksi di PT. Temabakau

Djajasakti Sari (TDS).

PRODUCTION

MANAGER

PRODUCTION

SUPERVISOR

PRIMARY

SUPERVISOR

ENGINEERING/

TECHNIC

SUPERVISOR

MECHANIC

SUPERVISOR

FOREMAN QUALITY

CONTROL STAFF

ADM STAFF

OPERATOR

DUTY OFFICER

WORKSHOP

OFFICER

ELECTRICAL

OFFICER

SPAREPART

OFFICER OFFICER

PRODUCTIONVEHICLE &

GENERAL

MECHANIC

OFFICER

ADM STAFF

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Departemen Produksi PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Malang

Page 20: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

20

2.7.2 Tugas dan Wewenang Departemen Produksi

1. Production Manager

a. Tugas Pokok

Production Manager bertugas pokok membantu Managing Director dalam

melaksanakan kegiatan produksi baik itu produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM)

maupun Sigaret Kretek Tangan (SKT).

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugasnya Production Manager bertanggung jawab untuk :

1. Menyusun perencanaan kegiatan produksi SKM dan SKT.

2. Menyusun strategi produksi yang berkaitan dengan mesin dan tenaga kerja agar

pemanfaatan sumberdaya produksi dapat digunakan seefektif dan seefisien

mungkin.

3. Monitoring dan pengendalian terhadap kegiatan produksi SKM dan SKT.

4. Monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan pernecanaan kegiatan produksi dan

anggaran bidang produksi.

5. Menjalin, memelihara, dan meningkatan hubungan baik dengan bagian lain.

6. Melakukan penilaian kinerja karwayan (PKK) untuk bawahan langsung.

7. Menjaga dan memelihara aset perusahaan yang berada di bawah kendalinya.

8. Menciptakan,memelihara dan menjamin suasana kerja yang kondusif, nyaman,

aman, tertib, terkendali, dan bersih di lingkungan bagian/tempat kerjanya.

9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Managing Director sesuai

dengan bidang tugasnya.

c. Organisasi

Dalam melaksanakan tugas production manager membawahi :

1. Primary Supervisor.

2. Engineering/Technic Supervisor.

3. Mechanic Supervisor.

4. Production Supervisor.

5. Quality Control Staff.

d. Wewenang

Untuk mendukung kelancaran dna keberhasilan tugasnya, Production manager

mempunyai kewenangan dalam hal :

1. Menentukan uraian tugas staff di bawah kendalinya.

Page 21: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

21

2. Mengusulkan penerimaan, pemberhentian staff yang dibawahinya baik karyawan

tetap, kontrak.

3. Mempergunakan fasilitas yang sudah disediakan oleh perusahaan terkait dengan

pelaksanaan tugasnya.

4. Memberikan masukan baik diminta ataupun tidak diminta terkait dengan usaha

peningkatan produktivitas dan peningkatan kinerja organisasi bagian produksi

SKT &SKM.

e. Pelaporan/Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya, Production Manager melapor/bertanggung jawab

kepada Managing Director.

2. Primary supervisor

a. Tugas Pokok

Primary Suervisor bertugas pokok membantu Production Manager dalam penerimaan

dan pencampuran Cengkeh siap campur (CSC), Tembakau Siap Campur (TSC), saos

sampai mejadi Tembakau Siap Giling (TSG).

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Primary Supervisor bertanggung jawab untuk:n

1. Mengelola kebutuhan bahan baku yang akan diproses menjadi `TSg, yaitu:

CSC,TSC, Saos Casing, Saos Top Flavor, Pelembab, Alkohol dan bahan tambahan

lainnya.

2. Monitoring penimbangan ulang bahan bahan utamapembuatan TSg serta

mendokumentasikan setiap aktivitas pergerakan material di areannya.

3. Monitoring kegiatan proses penyediaan TSG, mulai penyimpanan serta pengiriman

TSke area produksi SKT/SKM

4. Melakukan control stok TSG dan control stok bahan bahan yang akan dipakai ntuk

membuat TSG agar tidak menggangu kelancaran proses produksi.

5. Mengajukan kebutuhan bahan penunjang seperti : kalung, tali, pallet, timbangan,

perawatan mesin jahit-karung, spare part mesin, solar.

6. Melakukan tugas-tugas lain yangdiberikan olehProduction Manager sesuai dengan

bidang tugasnya.

c. Wewenang

Page 22: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

22

Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan bidang tugasnya, Primary Supervisor

mempunyai kewenangan dalam hal:

1. Menentukan dan mengajukan daftar permintaan material dan perlatan kerja yang

diperlukan.

2. Memberi masukan baik diminta ataupun tidak diminta kepada Production Manager

yang berkaitan dengan perbaikan peralatan dan kineja bagiannya.

d. Pelaporan/ pertanggung jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya primary Supervisor melapor atau bertanggung jawab

kepada Production Manager.

3. Engineering/technic supervisor

a. Tugas Pokok:

Enguneering/Techic Supervisor bertugas untuk membantu Production Manger dalam

menyelenggarakan kegiatan yang terkait dengan listrik,workshop dan sparepart.

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugas pokonya, Engineering/Techinic Supervisor bertanggung

jawab untuk:

1. Mengelola dan menjamin kelancaran kegiatan operasional dan administrative di

seksinya, termasuk di dalamnya aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian tugas.

2. Menyelenggaran dan mengendalikan system administrative dan system pelaporan

secara jelas, terjadwal, sistematis terkait dengan tugasnya

3. Melakukan komunikasi baik dengan teknisi/ operator di area produksi guna

mendapatkan informasi sedini mungkin tentang permasalahan yang terkait dengan

bidang tugasnya

4. Mengkaji dan menyetuj-hui work Order (WO) dai bagian bagian lain.

5. Membina tenaga pelaksana yang berada di bawah kendalinya

6. Melaksankan tugas tuga lain yang diberikan Production Manager sesuai dengan

bidang tugasnya.

c. Organisasi

Dalam melkukan tugas Engineering? Technic Supervisor membawahi:

1. Wokshop Oficer

2. Electrical Officer

Page 23: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

23

3. Sparepart Officer

d. Wewenang

Untuk mendukung kelancaran dankeberhasilan tugasnya, mempunyai wewenang

dalam hal:

1. Menentukan dan mengajukan daftar permintaan material dan peralatan kerja yang

diperlukan.

2. Memberi masukan baik diminta ataupu tidak diminta kepda Production Manager

yang berkaitan dengan perbaikan perlatan dan kinerja tugasnya.

e. Pelaporan /pertanggung jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya Engineering/Technic Supervisor melapor atau

bertangung jawab kepada Production Manager.

4. Workshop officer

a. Tugas Pokok

Workshop Officer bertugas pokok untuk membantu Engineering dan Techinc

Supervisor dalam pemeriksaan ruitn peralatan yang ada di antara area dan

memperbaiki jika ada peralatan yang rusak.

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Workshop Officer bertanggung jawab untuk:

1. Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap peralatan produksi.

Peralatan primary.

Kompresor.

Vokum.

Diesel

Pompa Air.

Peralatan pabrik lainnya.

2. Menerima dan melaksanakan Work Order (WO) dari bagian-bagian lain setelah

disetujui Engineering/Techinic Supervisior.

3. Melakukan perbaikan terhadap peralatan yang rusak.

4. Melaporkan permasalahan yang terkait dengan pearalatan produksi kepada

Engineering & Technic Supervisor.

5. Menjaga keamanan alat-alat kerja, baik di dalam penyimpanan inentarisasinya.

Page 24: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

24

6. Membina tenaga pelaksana yang ada di bawah kendalinya.

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Engineering/Technic Supervisor

sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Wewenang

Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan tugasnya, Workshop Officer

mempunyai kewenangan dalam hal :

1. Menentukan dan mengajukan daftar permintaan material dan peralatan kerja

yang diperlukan.

2. Memberi masukan baik diminta ataupun tidak diminta kepada Engineering &

Techinc Supervisor yang berkaitan dengan perbaikan peralatan dan kinerja

bagiannya.

d. Pelaporan/Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya, Workshop Officermelapor/bertanggung jawab

kepada Engineering & Techinc Supervisor.

5. Electrical officer

a. Tugas Pokok

Electrical Officer bertugas pokok untuk membantu Engineering /Techinc

Supervisor dalam perbaikan dan pemeliharaan semua peralatan yang

menggunakan sumber tenaga listrik.

b. Tanggung Jawab

Dalam melasanakan tugas pokoknya, Electrical Officer bertanggung jawab utnuk :

1. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharan secara rutin terhadap listrik di

semua bagian.

2. Melakukan perbaikan peralatan listrik yang rusak.

3. Melaporkan permasalahan yang terkait dengan peralatan listrik kepada

Engineerin/Technic Supervisor .

4. Menjaga keamanan alat-alat kerja, baik di dalam penyimpanan inventarisnya.

5. Merencanakan kebutuhan sparepart/material dan mengajukan kebutuhannya

ke bagian gudang sparepart.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Engineering/Techin Supervisor

sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Wewenang

Page 25: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

25

Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan tugasnya, Electriccal Officer

mempunyai kewenangan dalam hal :

1. Menentukan dan mengajukan daftar permintaan material dan peralatan kerja

yang diperlukan.

2. Memberi masukan baik diminta ataupun tidak diminta kepada

Engineering/Technic Supervisor yang berkaitan dengan perbaikan peralatan

dan inerja bagiannya.

d. Pelaporan/Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Electrical Officer melapor/bertanggung

jawab kepada Engineering/Technic Supervisor.

6. Sparepart oficcer

a. Tugas Pokok

Sparepart Officer bertugas pokok untuk membantu Engineering /Techinc

Supervisor dalam menyelenggarakan kegiatan penyimpanan barang sparepart.

b. Tanggung Jawab

Dalam melasanakan tugas pokoknya, Sparepart Officer bertanggung jawab untuk:

1. Menjamin kelancaran kegiatan penyimpanan sparepart baik kegiatan

operasional maupun administratife:

a. Menerima dan mencatat dalam kartu persediaan setiap barang diterima dari

supplier.

b. Mengeluarkan dan mencatat dalam kartu persediaan barang yang diminta

sesuai dengan BPPB yang diterima.

c. Memeriksa kualitas barang yang diterima, apabila tidak sesuai segera

menginformasikan ke bagian pembelian untuk ditindak lanjuti.

d. Membuat Bukti Penerimaan Barang (BPB) untuk semua barang yang telah

diterima.

e. Membuat laporan stock barang mingguan.

2. Mengatur persediaan barang sparepart menjadi tanggungjawabnya baik

kebersihan, kerapian, perawatan, keamanan, dan tata letaknya sehingga barang

selau berada dalam kondisi baik.

3. Melaksanakan perhitunga fisik persediaan sparepart (stock opname) sebulan

sekali beserta pelaporannya.

Page 26: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

26

4. Membuat Permintaan Pembelian/Perbaikan Barang Sparepart.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Engineering/Techin Supervisor

sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Pelaporan/Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya, Sparepart Officer melapor/bertanggung jawab

kepada Engineering/Technic Supervisor.

7. Mechanic supervisor

a. Tugas Pokok

Mechanic Supervisor bertugas pokok membantu Production Manager untuk

memastikan bahwa semua mesin beserta fasilitas pendukung dalam keadaan siap

pakai untuk proses produksi guna menunjang tercapainya renacana produksi yang

telah ditetapkan.

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Mechanis Supervisor bertanggung jawab

untuk:

1. Menyiapkan semua mesin dan pendukungnya dalam kondisi siap pakai untuk

pelaksanaan rencana produksi harian.

2. Membuat rencana kerja untuk pemeliharaan mesin dan pembenahan mesin

secara menyeluruh agar dihasilkan kerja mesin yang lebih baik.

3. Melaporkan permaslahan yang terkait dengan mesin kepada Production

Manager.

4. Memastikan penanganan terhadap kerusakan mesin sudah tepat sehingga

diperoleh hasil kinerja yang lebih baik.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Production Manager sesuai

dengan bidang tugasnya.

c. Organisasi

Dalam melaksanakan tugas Mechanic Supervisor membawahi :

1. Mechanic Officer

d. Wewenang

Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan tuganya, Mechanis Upervisor

mempunyai kewenangan dalam hal :

1. Menentukan uraian tugas staff dibawah kendalinya.

Page 27: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

27

2. Mempergunakan fasilitas yang sudah disediakan oleh perusahaan terkait dengan

pelaksanaan tugasnya.

3. Memberikan masukan baik diminta ataupun tidak diminta terkait dengan usaha

peningkatan produktivitas dan peningkatan kinerja bagiannya kepada

Production Manager.

e. Pelaporan/Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya Mechanic Supervisor melapor/bertanggung jawab

kepada Production Manager.

8. Production supervisor

a. Tugas Pokok

Production Supervisor bertugas pokok membantu Production Manager dalam

menyelenggarakan kegiatan produksi baik untuk Sigaret kretek Mesin (SKM),

maupun untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT)

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugas pokonya, Production Supervisor bertanggung jawab

untuk:

1. Menyipakanrencan kerja agar target produksi dapat terpenuhi.

2. Megecek penyimpan material,mesin dan tenaga kerja agar dapa mencapai target,

kualitas, efisiensi dan waste

3. Membuat rencan produksi yang meliputi: jumlah jenis, produk, waktu yang

dibutuhkan dan upah dengan disesuaikan kapasitas tenaga borongan yang ada.

4. Mengambil pita (dengan BPPB) dan staff administrative pita cukai dengan

disesuaikan kebutuhan yang akan dipakai serta menindak lanjuti apabila terjadi

penyimpangan pita cukai.

5. Mengambil pengemas (dengan BPPB) yang akan dipakai dengan berkoordinasi

dengan staff admintistrasi pengemas

6. Mengambil tembakau siap giling/TSG(dengan BPPB) yang akan dipakai dengan

berkoordinasi dengan Primary dan mengontol pembagian TSG ke masing-

masing grup

7. Memastikan dan melakukan pemeriksaan atas proses produksi yang sedang

berjalan dan melakukan analisa awal apabila terjadi penyimpangan dan segera

dilakukan penyelesaian serta dilaporkan kepada Production Manager.

Page 28: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

28

8. Memastika target produksi sudah terpenuhi baik berupa target kualitas,

kuantitas, waste da upah yang sudah sesuai dengan target yang ditentukan

9. Berperan aktif dalam memberi masukan dalam peningkatan efektifiats dan

efesiensi kerja

10. Memantau dan mengontrol kelanjutan pekerjaan yang telah diberikan kepada

bawahaanya.

11. Memastikan bahwa laporan laporan yang telah bawahaanya akurat dan tepat

waktu.

12. Melakukan tuga tugas lain yang diberikan kepada Production Manager sesuai

dengan bidang tugasnya

c. Organisasi

Dalam melakukan tugas Production Supervisor membawahi:

1. Production Administration Staff

2. Foreman

d. Wewenang

Untuk mendukung kelancaran dankeberhasilan tugasnya, Production Supervisor

mempunyai wewenang dalam hal:

1. Menentukan uraian tugas staff dibawah kendalinya

2. Mempergunakan fasilitas yang sudah disediaakn oleh perusahaan terkait dengan

pelaksanaan tugasnya.

3. Memberika masukan baik diminta ataupun tidak diminta terkait dengan usaha

peningkatan produktivitas dan peningkata kinerja organisasi bagian produksi

SKT/SKM kepda Production Manager

e. Pelaporan/Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya Production Supervisor melapor/bertanggung jawab

kepada production Manager.

9. Mechanic officer

a. Tugas Pokok

Mechanic Officer bertugas pokok untuk membantu Mechanic Supervisor dalam

pemeliharaan dan perbaikan mesin yang ada di bagian prosuksi.

b. Tanggung Jawab

Dalam melksankan tugas pokonya, Mechanic Officer bertanggung jawab untuk:

Page 29: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

29

1. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara rutin terhadap mesin yang

ada di produksi.

2. Membantu dan mengontrol jalannya selama proses produski berlangsung dan

menemukan Kendala yang terjadi sedini mungkin agar segera dilakukan

tindakan penyelesaiannya.

3. Melakukan perbaikan terhadap mesin yang rusak

4. Menjaga keamanan alat alat kerja, baik di dalam penyimpanan inventarisannya

5. Merencanakan kebutuhan sparepart/material dan mengajukan kebutuhannya ke

bagian Gudang sparepart.

6. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan Mechanic Sipervisor sesuai

denagn bidang tugasnya

c. Wewenang

Untuk mendukung kelancaran dankeberhasilan tugasnya, Mechanic Officer

mempunyai wewenang dalam hal:

1. Menentukan dan mengajukan daftar permintaan material dan perlatan kerja yang

diperlukan.

2. Memberi masukan baik diminta ataupu tidak diminta kepada Mechanic

SUpervisoryang berkaitan dengan perbaikan perlatan dan kinerja tugasnya.

d. Pelaporan/Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya Mechanic Officer melapor atau bertangung jawab

kepada Production Manager.

10. Administration staff

a. Tugas Pokok

Administration staff bertugas pokok untuk membantu Production Manager dalam

kegiatan administrasi intern Departemen Produksi.

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Administration Staff bertanggung jawab untuk:

1. Melaksanakan urusan surat menyurat baik internal maupun eksternal.

2. Mengarsip data, dokumen, notulen dan surat-surat yang berkaitan dengan

kegiatan Departemen Produksi.

3. Mengambil data untuk laporan rutin atau yang dibutuhkan Production manager.

Page 30: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

30

4. Mengatur sistem penyimpanan dan pemeliharaan file-file yang menjadi

tanggung jawabnya.

5. Menjalin, memelihara, dan meningkatkan hubungan baik dengan bagian lain.

6. Menjaga dan memelihara kebersihan, kerapian, kenayamanan, dan keamanan

kantor Production Manager.

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Production Manager sesuai

dengan bidang tugasnya.

c. Wewenang

Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan tugasnya, Administration Staff

mempunyai kewenangan dalam hal :

1. Memberikan masukan baik diminta ataupun tidakdiminta terkait dengan usaha

kelancaran dan ketertiban adiministrasi Departemen Produksi .

d. Pelanggaran/Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya Administration Staff melapor/bertanggung jawab

kepada Production Manager.

11. Production administration staff

a. Tugas Pokok

Production Administration Staff bertugas pokok membantu produksi untuk membantu

mencatat mutasi pita cukai dan BJSK serta membuat laporan harian produksi dan

primary.

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Production Administration Staff

bertanggung Jawab untuk :

1. Menghitung lembar dan melihat keaslian/hologram pita cukai yang diterima

dari Bea Cukai dan mengatur adwal pemotongan pita cukai.

2. Mengatur dan menyimpan pita cukai ke dalam almari, serta melakukan

koordinasi dengan Supervisor Produksi untuk pengambilan pita cukai tersebut.

3. Mencatat mutai pita cukai dalam kartu stick dan mnegontrol kebenaran kartu

stock dengan stock fisik pita cukai yang ada.

4. Membuat laporan mingguan pita cukai.

5. Mengerjakan kartu stock BJSK sesuai dengan laporan produksi.

Page 31: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

31

6. Mengontrol kebenran kartu stock dengan fisik stock BJSK yang ada di

gudang.

7. Membuat laporan harian produksi dan primary.

8. Menghitung dan mengirim barang jadi sesuai dengan permintaan bagian

pemasaran.

9. Mengatur stock barang jadi dan barang setengah jadi sesuai dengan urutan

tanggal produksinya.

10. Mempersipakna pita cukai yang akan dimusnahkan atau yang akan divernite

beserta dokumen yang diperlukan.

11. Melaksankan tugas-tuga lain yang diberikan oleh Production Supervisor sesuai

dengan bidang tugasnya.

c. Pelaporan/Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Production Administration Staff

melapor/bertanggung jawab kepada Supervisor Produksi.

12. Foreman

a. Tugas Pokok

Foreman bertugas pokok membantu Productoin Supervisor dalam menyelenggarakan

kegiatan produksi.

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakn tugas pkoknya, foreman bertanggung jawab untuk :

1. Menimbang Tembaku Siap Giling (TSG) yang akan digunakan dalam proses

produksi.

2. Mengontrol proses produksi mulai dari proses maker sampai Barang Jadi

Kirim (BJSK) :

a. Melakukan pembagian TSG ke masing-masing group.

b. Menghitung TSG dan afval TSG setelah akhir produksi.

1. Mengecek dan memastikna bahwa semua rokok yang akan dikirim ke daerah

sudah dinaikkan truk.

c. Pelaporan/ Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugasnya Foreman melapor/bertanggung jawab kepada

Production Supervisor.

13. Quality control staff

a. Tugas Pokok

Page 32: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

32

Quality Control Staff bertugas pokok membantu Production Manager dalam

menyelenggarakan kegiatan pengontrolan kualitas produk (rokok) yang

diproduksi.

b. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Quality Control Staff bertanggung jawab

untuk:

1. Mengontrol bahan untuk memastikan bahwa bahan produksi sudah sesuai

dengan standard kualitasn yang telah ditentukan.

2. Mengontrol hasil produksi untuk memastikan bahwa bahan hasil produksi

sudah sesuai dengn standar kualita yang telah ditentukan.

3. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Production Manager

sesuai bidang tugasnya.

c. Pelaporan/ Pelaporan Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugasnya Quality Control Staff melapor/bertanggung jawab

kepada Production Manager.

2.7.3 Hasil Produksi Departemen Produksi

SKM adalah Sigaret Kretek mesin yang dalam pembuatannya mulai dari pelintingan,

pemasangan filter, pengemasan sampai dengan pelekatan pita cukai seluruhnya atau sebagian

menggunakan mesin. SKM (Sigaret Kretek Mesin) block terdiri dari: etiket, kertas

slop,segel,cap ball, cap doos, dan doos. SKM non block terdiri dari filter roads, foil (silver

foil dan gold foil), inner frame (putih, silver, dan gold), isolasi, OPP sheet, OPP Bobbin, CP

boobin, tear tape, lem CTP, lem HLP,lem CP,kertas ball, CTP. Non blok bisa digunakan

untuk semua item. Sedangkan Blok untuk merk tertentu, ada keterangan nama produknya.

SKT adalah Sigaret Kretek Tangan adalah sigaret yang dalam pembuatannya mulai

dari pelintigan, pemasangan filter, pengemasan sampai dengan pelekatan pita cukai tanpa

menggunakan mesin. Pengemas SKT blok terdir dari ambri, etiket, inner etiket, silver

foil,kotak slop,cap press, segel, cap ball, ball, cap doss, dan doos. Pengemas non blok terdiri

dari kertas ball, isolasi, lem HLP, kertas minyak, OPP, kertas ball. Cukai adalah pungutan

negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat dan

karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang. Pita cukai adalah tanda bukti telah

dilakukan pembayaran pajak atas rokok yang diproduksi di perusahaan yang ditempel pada

pack rokok. Pita cukai yang dimusnahkan adalah pita cukai yang melebihi masa berlaku/masa

Page 33: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

33

edar, termasuk dalam kategori ini adalah pita cukai yang sudah diletakkan di Barang Jadi

Siap Kirim (BJSK) tetapi kemudian barangnya tidak laku. Dimusnahkannya dengan cara

dibakar atau dimusnahkan menjadi tidak utuh.

2.7.4 Bagian Primary

Pada bagian primary aktivitas yang dilakukan adalah dari bahan baku yang sudah

disiapkan, kemudian dilakukan proses penggilingan tembakau atau yang dalam proses ini

disebut dengan TSG (Tembkau Siap Giling). Dalam proses primary ini aktivitas yang

dilakukan yaitu mulai dari penerimaan informasi mengenai rencana pencampuran tembakau,

kemudia proses pencamuprannya tersebut, hingga pembuatan laporan harian blend.

a. Tembakau Siap Campur (TSC)

Adalah campuran dari berbagai tembakau yang sudah dirajang (tembakau yang sudah

diblend).

b. Cengkeh Siap campur (CSC)

Adalah cengkeh yang sudah siap dipilih dan dirajang.

c. Tembakau Siap Giling (TSG)

Adalah TSC yang sudah diberi saos casing dan TF serta CSC/

d. Kadar Air

Adalah kandungan air dalam suatu bahan biasanya dinyatakan dalm %.

e. Saos casing

Adalah saos dasar yang disemprotkan pada TSC pada awal proses.

f. Saos Top Flavor (STP)

Adalah saos yang digunakan untuk memeberikan aroma tertentu yang disemprotkan

pada TSC pada akhir proses.

Proses pada primary department :

1. Menerima informasi rencana campur dari produksi.

2. Melakukan penimbangan per seri, kapasitas dari mesin molen yang digunakan :

TSC : 245 kg

CSC : 132 kg

Casing : 6 kg

TF : 5,53 kg

Pelembap : 1 atau 2 kg (tergantung kadar air)

3. Mengecek kadar air TSC dan CSC yang akan dimasukkan ke dalam mesin molen,

yang menggunakan alat ukur kadar air yang disebut aqua boy.

Page 34: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

34

4. Memasukan TSC yang sudah diukur kadar airnya.

5. Memutar mesin molen selama 5 menit, kemudai TSC dalam mesin molen

disemprot dengan saos casing selama 5 menit dan pelelmbap dengan alat

semprot/spuyer.

6. Memutar mesin molen kembali selama 25 menit.

7. Menyemprot TSC yang sudah diberi saos casing dengan saos TF selam 5 menit.

8. Memutar kembali mesin molen selama 25 menit.

9. Mematikan mesin molen dan memasukkan CSC, kemudian mesin molen diputar

selama 30 menit.

10. Setelah kurang lebih 90 menit mesin molen dihentikan.

11. Mengecek kadar air TSG.

12. Memasukkan TSG pada karung dimana per karung diisi TSG sebanyak 25 kg.

13. Memasukkan data TSG dalam kartu stock.

14. Mengisi (membuat) laporan blend.

15. Menyerahkan laporan blend ke Production Administration Staff.

2.7.5 Bagian Secondary

Prosedur pada bagian secondary ini bertujuan mengatur mekanisme proses produksi

rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM). Prosedur ini mulai dari pelaksanaan proses produksi

rokok dari memasukkan TSG ke mesin maker sampai dengan pembuatan Laporan Harian

Produksi (LHP) oleh Production Administration Staff . Berikut rincian prosedur proses

produksi SKM.

1. Pelaksana Mesin Maker

a. Menerima TSG dan pengemas yang akan digunakan pada mesin maker (lihat

prosedur permintaan dan pengeluaran TSG, pengemas)

b. Memasukkan TSG, Filter, CP, CTP, Lem kedalam mesin maker

c. Meletakkan hasil batangan dalam tray

d. Meletakkan tray yang sudah berisi batangan rokok ke kereta untuk dibawa ke

mesin HLP

e. Mencatat bahan dan afval yang terjadi pada proses maker dalam formulir maker

f. Menyerahkan formulir maker yang sudah terisi data ke Staf Administrasi Produksi

2. Pelaksana Mesin HLP

a. Menerima hasil batangan rokok dari pelaksana mesin maker

Page 35: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

35

b. Memasukkan batangan beserta Foil, inner, Lem HLP ke mesin HLP untuk

diproses menjadi pack

c. Menghitung hasil rokok yang sudah di pack dan memasukkannya ke dalam dos

untuk memudahkan pengangkutan.

d. Mengangkat Dos yang sudah diisi pack rokok ke mesin Bandrol

e. Mencatat bahan dan afval yang terjadi pada proses HLP dalam formulir

Packer/WR

3. Pelaksana Mesin Bandrol

a. Menerima Dos yang berisi pack rokok dari pelaksana mesin HLP

b. Memasukkan pack dan pita cukai ke mesin Bandrol untuk diproses menjadi pack

rokok yang sudah dilekati pita cukai.

c. Menghitung pack rokok yang sudah berpita dan memasukkannya ke dalam dos

untuk memudahkan pengangkutan.

d. Mengangkat Dos yang sudah diisi pack rokok yang berpita ke mesin Wrapper

e. Mencatat penerimaan, pemakaian pita cukai dalam form bandrol

f. Menyerahkan formulir bandrol yang sudah terisi data ke Staf Administrasi

Produksi

4. Pelaksana Mesin Wrapper

a. Menerima dos yang berisi pack rokok dari pelaksana mesin Bandrol

b. Memasukkan pack yang sudah berpita OPP dan tear tape ke mesin wrapper untuk

diproses menjadi pack rokok yang sudah terbungkus OPP (plastik).

c. Menghitung pack rokok yang sudah terbungkus OPP (plastik) dan

memasukkannya ke dalam dos untuk memudahkan pengangkutan.

d. Mengangkat dos yang sudah diisi pack yang sudah terbungkus OPP (plastik) ke

mesin Boxer

e. Mencatat bahan dan afval yang terjadi pada proses Wrapper dalam formulir

Packer/WR

f. Menyerahkan formulir packer/WR yang sudah terisi data ke Staf Administrasi

Produksi

5. Pelaksana Mesin Boxer

a. Menerima dos yang berisi pack rokok yang sudah terbungkus plastik dari

pelaksana mesin wrapper

Page 36: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

36

b. Meletakkan pack yang sudah berpita dan slop ke mesin Boxer untuk diproses

menjadi slop.

c. Menyerahkan slop rokok ke pelaksana mesin imaje

d. Mencatat bahan dan afval yang terjadi pada proses Boxer dalam formulir

Boxer/OW

6. Pelaksana Mesin Imaje

a. Menerima slop rokok dari pelaksana mesin boxer

b. Meletakkan slop ke mesin Imaje untuk diberi tanggal (code date).

c. Menyerahkan slop rokok ke pelaksana mesin OW

7. Pelaksana Mesin OW

a. Menerima slop rokok dari pelaksana mesin Imaje

b. Meletakkan slop, OPP dan tear tape ke mesin OW untuk diproses menjadi slop

yang terbungkus plastik

c. Menghitung slop rokok yang sudah terbungkus plastik dan kertas bal, kemudian

memasukkannya ke dalam dos untuk memudahkan pengangkutan.

d. Meletakkan Dos yang berisi slop ke Gudang BJSK

e. Mencatat bahan dan afval yang terjadi pada proses OW dalam formulir Boxer/OW

f. Menyerahkan formulir Boxer/OW yang sudah terisi data ke Production

Administration Staff

8. Production Supervisor

a. Menerima Formulir maker, formulir Packer/WR, formulir Boxer/OW dari

pelaksana mesin

b. Merekap hasil produksi dalam rekapan hasil produksi

c. Menyerahkan Formulir maker, formulir Packer/WR, formulir Boxer/OW rekapan

hasil produksi ke Production Administration Staff

9. Gudang BJSK

a. Menerima BJSK dari produksi

b. Mencatat penerimaan BJSK dalam kartu stock

10. Production Administration Staff

a. Menerima Formulir maker, formulir Packer/WR, formulir Boxer/OW dan

rekapan hasil produksi

b. Membuat Laporan:

Page 37: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

37

1. Laporan harian: Laporan Harian Produksi untuk Accounting Staff, PPIC TDS,

PPIC TSPM dan President Director, Laporan Efisiensi Mesin

2. Laporan Bulanan: Laporan Afval dan Laporan Efisiensi Mesin untuk

Managing Director

3. Menyerahkan Laporan Harian Produksi – SKM ke Accounting Staff

PELAKSANA MESIN OW

Keterangan:

SKM : Sigaret Kretek Mesin

Meletakkan slop,

OPP, tear tape ke

mesin OW untuk

diproses menjadi

slop ber OPP

PRODUCTION SUPERVISOR GUDANG BJSK

Mencatat

bahan &

afval dalam

formulir

Boxer/OW

Formulir Packer/

WR

2

7

Mencatat

penerimaan

BJSK dalam

kartu stock

6

Menghitung pack

yg sudah

terbungkus

OPP,dimasukkan

dos & dikirim ke

Gudang BJSK

Slop beOPP

dalam dos

Slop Rokok Telah diberi

code date

Formulir maker

Formulir Packer/

WR

Formulir Bandrol

Formulir boxer/OW

2

Mengecek

keakuratan

data dalam

setiap

formulir

Merekap hasil

produksi dalam

Rejakapan Hasil

Produksi

Rekapan Hasil

Produksi

7

Slop beROPP

dalam dos

Kartu Stock

8

Gambar 2.7 Prosedur Pelaksanaan Produksi PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Page 38: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

38

BAB III

PELAKSANAAN KKN-P

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan KKN-P

Pelaksanaan kegiatan KKN-P ini dilaksanakan pada:

Perusahaan : PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Alamat : Jalan Patimura 50-54 Malang, Jawa Timur

Departemen : Produksi

Waktu : 18 Februari – 18 Maret 2014, Hari Senin – Jumat

3.2 Jurnal Kegiataan KKN-P

Berikut ini jurnal kegiatan penulis selama KKN-P di PT. Tembakau Djajasakti Sari.

Tabel 3.1 Jurnal Kegiatan KKN-P

Jurnal Harian Kegiatan KKN-P

No Hari/Tanggal Kegiatan

1 Selasa, 18 Februari 2014 Pengenalan perusahaan secara global

2 Rabu, 19 Februari 2014 Pengenalan Departemen Personalia

3 Kamis, 20 Februari 2014 Pengenalan Departemen Personalia

4 Jumat, 21 Februari 2014 Pengenalan Departemen Produksi

Hari Sabtu dan Minggu Libur

6 Senin, 24 Februari 2014 Pengenalan Departemen Produksi

7 Selasa, 25 Februari 2014 Pengenalan Departemen Sales & Marketing

8 Rabu, 26 Februari 2014 Pengenalan Departemen Sales & Marketing

9 Kamis, 27 Februari 2014 Diskusi dengan Manager Departemen Sales & Marketing

10 Jumat, 28 Februari 2014 Diskusi dengan Manager Departemen Sales & Marketing

Hari Sabtu dan Minggu Libur

11 Senin, 3 Maret 2014 Pengenalan Bagian Primary Departemen Produksi

12 Selasa, 4 Maret 2014 Izin Kuliah

13 Rabu, 5 Maret 2014 Pengenalan Bagian Secondary Departemen Produksi

14 Kamis, 6 Maret 2014 Pengenalan Bagian Secondary Departemen Produksi

15 Jumat, 7 Maret 2014 Wawancara dengan pegawai Departemen Produksi

Hari Sabtu dan Minggu Libur

16 Senin, 10 Maret 2014 Pengambilan data di Departemen Produksi

17 Selasa, 11 Maret 2014 Izin Kuliah

18 Rabu, 12 Maret 2014 Pengambilan data di Departemen Produksi

19 Kamis, 13 Maret 2014 Pengambilan data di Departemen Produksi

20 Jumat, 14 Maret 2014 Pengambilan data di Departemen Produksi

Hari Sabtu dan Minggu Libur

21 Senin, 17 Maret 2014 Izin Kuliah

22 Selasa, 18 Maret 2014 Penutupan KKNP dengan Manager Personalia

Page 39: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

39

3.3 Metode Penelitian

Metode Pengumpulan data selama penyusunan laporan KKN-P yang digunakan sebagai

berikut:

3. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan studi literatur di

perpustakaan serta dengan membaca sumber-sumber data informasi lainnya yang

berhubungan dengan pembahasan serta studi literatur yang sesuai di internet. Sehingga

dengan penelitian kepustakaan ini, permasalahan yang dibahas dapat diselesaikan dengan

teori yang ada.

4. Metode Penelitian lapangan (Field Research)

Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana peneliti secara langsung terjun

pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Field Research ini

adalah:

a. Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan

mengajukan pertanyaan secara langsung pada saat perusahaan mengadakan suatu

kegiatan. Disini penulis memperoleh data dengan cara melakukan Tanya-jawab

secara langsung kepada manajer serta staf-staf dari PT. Tembakau Djajasakti Sari

(TDS), sehingga penulis mendapatkan data dalam bentuk penjelasan yang akurat

dari topik atau permasalahan yang dibahas dalam laporan ini.

b. Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan. Disini

penulis melakukan pengamtaan secara langsung, yaitu dengan melihat metode dan

teknik yang digunakan dalam menjadwalkan kegiatan produksi yang berlangsung di

departemen produksi PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS). Pada saat pengamatan

penulis juga melakukan pencatatan dari data-data penting yang diperoleh.

3.4 Diagram Alir KKN-P

Berikut adalah diagram alir dari kegiatan KKN-P yang dilakukan di Departemen

Produksi PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Malang.

Page 40: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

40

Gambar 3.1 Diagram Alir Kegiatan KKN-P

Page 41: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

41

BAB IV

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA

DEPARTEMEN PRODUKSI PT. TEMBAKAU DJAJASAKTI SARI

(TDS)

4.1 Latar Belakang Masalah

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

produksi rokok dengan berbagai merk dan jenis rokok. Yaitu Sumber Subur, Surry Mas, Goal

Seven Surry Super, Penzil Mas, dan Flame. Kebutuhan masyarakat akan rokok membuat

produksi rokok menjadi Continous Production. Dalam hal ini PT. Tembakau Djajasakti Sari

(TDS) harus mampu memenuhi permintaan produksi rokok secara terus menerus.

PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) memiliki target dalam kuantitas dan kualitas yang

baik sehingga dapat memenuhi bahkan melebihi ekspektasi pelanggan. Dalam sehari-harinya

produk yang diproduksi diharapkan selalu memenuhi target produksi.

Permasalahan yang timbul pada PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS) adalah banyaknya

jumlah defect yang terjadi sebanyak kurang lebih 35% pada produk yang di produksi pada

setiap harinya. Analisis dilakukan untuk mengetahui jenis permasalahan yang terjadi,

penyebab, dan solusinya. Sehingga dapat dilakukan analisis dengan metode seven tools of

quality.

4.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apa saja jenis cacat yang dapat terjadi pada produk rokok?

2. Apa penyebab cacat pada produk rokok?

3. Apa solusi perbaikan yang diberikan?

4.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan, tujuan penulisan laporan ini adalah:

1. Mengetahui jenis kesalahan (cacat) yang paling sering terjadi pada produksi rokok.

2. Mengetahui penyebab terjadinya kesalahan (cacat) pada rokok.

3. Mengetahui solusi perbaikan yang diberikan pada produksi rokok.

4.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data yang diolah adalah data intern dari PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS).

Page 42: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

42

2. Data pengamatan yang dilakukan pada tanggal 18 Februari 2014 - 18 Maret 2014

3. Pengamatan dan analisa dilakukan pada satu jenis merek rokok yaitu Surry Super.

4.5 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak terjadi perubahan prosedur pengendalian kualitas selama penelitian berlangsung.

2. Seluruh data yang diperoleh dari pihak perusahaan dianggap benar, cukup serta dapat

mewakili produk yang dihasilkan.

4.6 Tinjauan Pustaka

Berikut merupakan tinjauan pustaka yang digunakan oleh penulis dalam melakukan

penelitian di PT. Tembakau Djajasakti Sari (TDS).

4.6.1 Pengertian Kualitas

Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat kualitas barang dan jasa yang .dihasilkan. Produk

dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai atau melebihi apa yang

konsumen inginkan. Berikut beberapa definisi Kualitas menurut para ahli :

1. “Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.” (Juran, 1962)

2. “Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability,

delivery, reliability, maintainability, dan cost effectiveness.” (Crosby, 1979)

3. “Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa

mendatang.” (Deming, 1982)

4. “Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing,

engineering, manufacture, dan maintenance, dalam mana produk dan jasa tersebut dalam

pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.” (Feigenbaum,

1991)

5. “Kualitas ditentukan oleh pelanggan; pelanggan menginginkan produk dan jasa yang

sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang

menunjukkan nilai produk tersebut.” (Scherkenbach,1991)

6. “Kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada

waktu dan tempat, atau dikatakan sesuai dengan tujuan.” (Elliot, 1993)

Page 43: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

43

7. “Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang,

proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.” (Goetch dan

Davis, 1995)

8. Kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan

peningkatan posisi bersaing. Kualitas suatu produk diartikan sebagai derajat atau

tingkatan dimana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen

(fitness for use). Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen untuk mendapatkan

suatu produk, karena konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk dari

perusahaan tertentu yang lebih berkualitas daripada saingan-sainganya. Alasan-alasan

mendasar pentingnya kualitas sebagai strategi bisnis adalah sebagai berikut (Purnomo,

2004)

9. Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar Nasional Indonesia (SNI 19-8402-

1991), Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang

kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun

tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak

maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu.

4.6.2 Pengendalian Kualitas Statistik

Pengendalian Kualitas Statistik (SQC) adalah teknik problem solver yang digunakan

sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola, dan memperbaiki proses dengan

menggunakan beberapa metode statistic. Beberapa keuntungan jika digunakan

pengendalian kualitas statistik adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004):

1. Perbandingan antara kualitas dan biaya.

2. Menjaga kualitas lebih seragam.

3. Penyediaan bahan baku yang lebih baik.

4. Penggunaan alat produksi yang lebih efisien.

5. Mengurangi kerja ulang atau pembuangan.

6. Memperbaiki hubungan produsen-konsumen.

Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) dibagi menjadi dua, yaitu

pengendalian proses statistic atau yang biasa disebut control chart dan rencana

penerimaan sampel produk yang biasa disebut acceptance sampling. Control chart

berdasar jenis datanya digolongkan menjadi control chart data variable dan control chart

Page 44: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

44

data atribut. Dan juga acceptance sampling digolongkan menjadi perencanaan atribut

dan perencanaan variable. Berikut adalah beberapa kelebihan menggunakan acceptance

sampling:

1. Biasanya lebih urah karena pemeriksaan dan personil yang terlibat lebih

sedikit.

2. Lebih sedikit penangan terhadap produk, jadi kerusakan berkurang.

3. Memotivasi supplier apabila ada penolakan.

Kelemahan menggunakan acceptance sampling:

1. Adanya resiko menerima produk cacat dan menolak produk baik.

2. Lebih sedikit informasi mengenai produk.

3. Memerlukan perencanaan dan dokumentasi tentang prosedur samping

pemeriksaan.

4. Tidak ada jaminan mengenai sejumlah produk tertentu akan memenuhi

spesifikasi.

4.6.3 Seven Tools dalam Pengedalian Kualitas

Seven Tools ini ditemukan di Jepang, terinspirasi oleh tujuh senjata terkenal yaitu

Benkei. Hal ini diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa yang pada gilirannya dipengaruhi

oleh serangkaian kuliah W. Edwards Deming telah diberikan kepada insinyur dan

ilmuwan Jepang pada tahun 1950.

Alat pengendalian kualitas merupakan metode pemecahan masalah dalam

pengambilan keputusan. Keputusan diambil berdasarkan besar dan kecilnya dampak

yang akan ditimbulkan dari keputusan tersebut. Tujuh alat yang digunakan dalam

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Check sheet

Check sheet atau formulir pemeriksaan merupakan lembar pengumpulan data dalam

bentuk tabel yang dibuat untuk mempermudah pengumpulan data. Check

sheet merupakan metode yang terorganisir.

Manfaat menggunakan check sheet:

a. Membantu dan mempermudah proses pengumpulan data

b. Menstandarisasi cara pengumpulan data

c. Mencatat suatu kejadian

Page 45: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

45

d. Mengetahui adanya permasalahan

Gambar 4. 1 Contoh check sheet

Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com

2. Diagram pareto

Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan

pertama kali oleh Joseph Juran pada tahun 1941. Diagram pareto merupakan metode

untuk mencari sumber kesalahan, masalah-masalah dan kerusakan produk, untuk

membantu memfokuskan diri pada usaha-usaha pemecahannya. Masalah yang paling

banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan

pada sisi paling kiri dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi

ditunjukkan oleh gafik batang terakhir yang terendah pada sisi paling kanan. Diagram ini

juga digunakan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab, dan gejalanya. Prinsip

yang mendasari diagram ini adalah aturan “80–20” yang menyatakan bahwa “80%” of

the trouble comes from 20% of the problems’’ (Purnomo, 2004). Pada dasarnya diagram

pareto dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk:

a. Analisa komplain (jumlah kejadian) di perusahaan.

b. Analisa jenis defect (pcs) yang terjadi dari hasil QC.

c. Analisa losses (unit) sparepart di gudang

d. Analisa pemborosan (Rp) atas hilangnya peralatan produksi

e. Analisa produk rework (pcs) berdasar tipe produk

f. Analisa breakdown mesin (frekuensi atau jam) berdasar jenis mesin

Manfaat dari diagram pareto:

Page 46: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

46

a. Merupakan pedoman memilih peluang perbaikan berdasar prinsip “vital few” dari “trivial

many”

b. Memfokuskan sumber daya pada area / defect / penyebab yang menghasilkan keuntungan

yang terbesar

c. Membandingkan frekuensi dan/atau dampak dari berbagai penyebab masalah

Gambar 4. 2 Contoh diagram pareto

Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com

3. Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram).

Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut juga diagram Ishikawa karena

diagram ini diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 atau cause–and–effect

diagram (diagram sebab-akibat). Fishbone diagram adalah alat untuk mengidentifikasi

berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut

melalui sesi brainstorming. Diagram ini terdiri dari sebuah panah horizontal yang panjang

dengan deskripsi masalah. Penyebab-penyebab masalah digambarkan dengan garis radial dari

garis panah yang menunjukan masalah. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori

yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya.

Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.

Kegunaan dari diagram sebab akibat adalah:

a. Menganalisis sebab dan akibat suatu masalah.

b. Menentukan penyebab permasalahan.

c. Menyediakan tampilan yang jelas untuk mengetahui sumber-sumber variasi.

Page 47: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

47

Gambar 4. 3 Contoh fish bone diagram

Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com

4. Control chart

Grafik pengendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor

apakah suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses yang terkendali. Grafik pengendali

terkadang disebut dengan Shewhart control charts karena grafik ini pertama kali dibuat

oleh Walter A. Shewhart. Nilai dari karekterisik kualitas yang dimonitor, digambarkan

sepanjang sumbu y, sedangkan sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari

karakteristik kualitas tersebut. Sebagai contoh karakteristik kualitas adalah panjang rata-

rata, diameter rata-rata, dan waktu pelayanan rata-rata. Semua karakteristik tersebut

dinamakan variabel dimana nilai numeriknya dapat diketahui. Sedangkan atribut adalah

karakteristik kualitas yang ditunjukkan dengan jumlah produk cacat, jumlah

ketidaksesuaian dalam satu unit, serta jumlah cacat per unit. Terdapat tiga garis pada

grafik pengendali. Control chart selalu terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu:

Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-rata

dari karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada peta kendali.

Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali atas.

Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali

bawah.

Page 48: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

48

Garis-garis tersebut ditentukan dari data historis, terkadang besarnya UCL dan LCL

ditentukan oleh confidence interval dari kurva normal. Dengan control chart, kita dapat

menarik kesimpulan tentang apakah variasi proses konsisten (dalam batas kendali) atau

tidak dapat diprediksi (di luar batas kendali karena dipengaruhi oleh special cause of

variation, yaitu variasi yang terjadi karena faktor dari luar sistem). Jika terdapat data

yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah serta pada pola

data tidak acak atau random maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berada di luar

kendali statistik.

Gambar 4. 4 Contoh control chart

Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com

a) Control chart Proporsi Kesalahan (p-Chart)

Pengendali proporsi kesalahan (p-Chart) digunakan untuk mengetahui apakah cacat

produk yang dihasilkan masih dalam batas yang diisyaratkan. Untuk peta pengendali

proporsi, banyak digunakan bila kita memakai ukuran cacat berupa proporsi produk

cacat dalam setiap sampel yang diambil. Bila sampel yang diambil untuk setiap kali

melakukan obsevasi jumlahnya sama, maka kita dapat menggunakan peta pengendali

proporsi kesalahan (p-chart). Namun bila sampel yang diambil bervariasi untuk setiap

kali melakukan observasi, berubah-ubah jumlahnya, maka kita harus menggunakan peta

pengendali proporsi kesalahan (p-chart) saja. Penggunaan sampel yang besarnya

bervariasi tersebut, selain karena perusahaan menggunakan 100% inspeksi atau inspeksi

total, juga dapat disebabkan karena kurangnya karyawan dan biaya. Perubahan dalam

banyaknya sampel yang diambil atau ukuran sub-kelompok tersebut menyebabkan

perubahan dalam batas-batas pengendali, meskipun garis pusatnya tetap. Apabila ukuran

sampel atau sub kelompok yang digunakan pada setiap kali observasi naik atau lebih

banyak, maka batas-batas pengendali menjadi lebih rendah. Namun apabila banyaknya

Page 49: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

49

sampel atau sub kelompok yang digunakan pada setiap kali observasi turun atau

berkurang, maka batas-batas pengendali menjadi lebih tinggi atau meningkat. Kondisi ini

dapat mempengaruhi karakteristik kualitas proses produksi yang dimiliki perusahaan.

Hal inilah yang merupakan kelemahan dalam pengendalian kualitas proses statistik

untuk data atribut.

Selanjutnya, formulasi yang digunakan untuk menyelesaikan kasus pengendalian kualitas

proses statistik untuk data atribut sesuai dengan langkah-langkah di atas adalah :

Mengetahui proporsi kesalahan atau cacat pada sampel atau sub kelompok untuk

setiap kali melakukan observasi

𝑝 =𝑥

𝑛

Dimana: p = proporsi kesalahan dalam setiap sampel

X = banyaknya produk yang salah dalam setiap sampel

n = banyaknya sampel yang diambil dalam inspeksi

Garis pusat (center line) peta pengendali proporsi kesalahan ini adalah :

𝐶𝐿𝑃 = �̅�∑ 𝑃𝑖

𝑔𝑖=1

𝑚=

∑ 𝑥𝑖𝑔𝑖=1

𝑛. 𝑚

Dimana: p = garis pusat peta pengendalian proporsi kesalahan

Pi = proporsi kesalahan setiap sampel dalam setiap observasi

n = banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi

m = banyaknya observasi yang dilakukan

Sedangkan batas pengendali atas (UCL) dan batas pengendali bawah (LCL) untuk

peta pengendali proporsi kesalahan tersebut adalah :

𝑈𝐶𝐿𝑝 = �̅� + 3√�̅�(1−�̅�)

𝑛𝐿𝐶𝐿𝑝 = �̅� − 3√

�̅�(1−�̅�)

𝑛4. 6 Pengolahan Data dan Analisis

4.7 Pengolahan Data

4.7.2 Diagram Pareto

Diagram pareto pada umumnya dibuat untuk menunjukkan masalah yang disusun

dari prioritas tertinggi ke yang terendah untuk menentukan masalah yang harus ditangani

terlebih dahulu. Berikut adalah diagram pareto preform pada jenis cacat.

Page 50: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

50

Tabel 4.1 Komposisi Cacat pada Produksi Rokok

NO Jenis Cacat Frekuensi Total

Cacat Presentase Frekuensi

Total Cacat Presentase Frekuensi

Kumulatif

1 Sobek Cigarette Paper 532 57,08% 57,08%

2 Lem Cigarrette Paper 218 23,39% 80,47%

3

Lem Cigarrette Tipping

Paper 95 10,19% 90,67%

4 Potongan filter tidak rata 87 9,33% 100%

TOTAL 1672 100%

a. Berikut adalah diagram paretoyang diperoleh dari tabek diatas:

Gambar 4.5 Diagram pareto

Sumber : pengolahan data

Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa jenis cacat paling tinggi sebanyak 532 terjadi

pada Sobek pada Cigarette Paper selanjutnya lem Cigarette Paper dengan jumlah 218,

kemudian cacat pada lem Cigarette Tipping Paper dengan jumlah 95, dan pada potongan

filter sejumlah 87. Sehingga didapatkan dua prioritas masalah yang harus ditangani

terlebih dahulu yaitu kerusakan pada Cigarette Paper.

4.7.2 Fish Bone Diagram

Diagram tulang ikan (fish bone diagram / ishikawa diagram) digunakan untuk

mengidentifikasi sebab-sebab utama masalah atau akar masalah. Diagram ini

57,08%

80,47%

90,67%100%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

0

100

200

300

400

500

600

Sobek PadaCigarette Paper

Lem CigarrettePaper

Lem CigarretteTipping Paper

Potongan filtertidak rata

Page 51: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

51

menganalisa penyebab cacat dari berbagai faktor, diantaranya manusia, material, mesin,

metode, uang dan lingkungan. Berikut ini adalah gambar fish bone diagram.

Gambar 4. 6 Fishbone diagram jenis cacat pada rokok

Sumber : pengolahan data

Fishbone diagram didapatkan dari identifikasi masalah yang terjadi dan wawancara

yang dilakukan untuk menggali informasi-informasi penyebab dari masalah yang terjadi.

Gambar 4.5 dapat dianailis bahwa dari segi manusia penyebabnya adalah kesalahan

dalam penyortiran menjadi penyebab utama. Dari segi mesin penyebabnya adalah

potongan dalam filter maupun cigarette paper yang tidak rata yang disebabkan oleh

pisau mesin yang kurang tajam dikarenakan kurangnya maintenance serta dikarenakan

Rpm mesin yang terlalu tinggi. Rpm yang tinggi juga merupakan kelalaian operator

untuk mengontrol mesin. Mesin macet ditengah-tengah produksi merupakan hal yang

disebabkan oleh adanya tembakau yang utuh yang lalai saat penyortiran dan hal tersebut

juga terjadi karena kurangnya maintenance pada mesin. Kemudian dari segi metode

penyebabnya terjadinya cacat karena tahapan yang dilakukan tidak sesuai dengan SOP

dan tidak adanya pembaharuan dalam SOP. Selain itu di material, Cigarette paper yang

terbuka karena lem yang kurat merekat juga merupakan kelalain operator dalam mengisi

ulang lem yang sudah habis. Dan dalam Environment suara bising yang disebabkan oleh

mesin yang sudah tua dan juga bau menyengat yg berasal dari tembakau.

Page 52: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

52

4.7.3 Control chart – P CHART jenis cacat Sobek pada Cigarette Paper

Berikut adalah perhitungan untuk pembuatan p-chart dengan jenis cacat Sobek pada

Cigarette Paper.

Tabel 4.2 p chart cacat Sobek pada Cigarette Paper

Hari ke- Ukuran

sampel (n)

Jumlah produk

Cacat

Sobek pada Cigarette

Paper (x)

Proporsi

Cacat

1 500 11 0,022

2 500 9 0,018

3 500 7 0,014

4 500 13 0,026

5 500 17 0,034

6 500 15 0,03

7 500 14 0,028

8 500 13 0,026

9 500 16 0,032

10 500 5 0,01

11 500 8 0,016

12 500 16 0,032

13 500 17 0,034

14 500 12 0,024

15 500 7 0,014

16 500 10 0,02

17 500 5 0,01

18 500 11 0,022

19 500 8 0,016

20 500 6 0,012

21 500 16 0,032

Total 14000 236

Page 53: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

53

P = CL = 𝑥

𝑛=

236

14000

= 0.0168

UCL = 𝑝 + 3 √𝑝 (1−𝑝)

𝑛

UCL = 0.0168+ 3 √0.0168 ( 1−0.0168 )

500

UCL = 0.0168+ 3 √0.000033

= 0.0168 + 3 (0.00575)

= 0.0168 + 0.01724

= 0.034

LCL = 𝑝 − 3 √𝑝 (1−𝑝)

𝑛

LCL = 0.0168 - 3 √0.0168 ( 1−0.0168 )

500

LCL = 0.0168 - 3 √0.000033

= 0.0168 - 3 (0.00575)

= 0.0168 - 0.01724

= -0.000424

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat dibuat peta kendali P sebagai berikut:

Gambar 4.7 Peta Kendali P

Sumber : pengolahan data

-0,005

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0,04

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

P

Pbar

UCL

LCL

Page 54: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

54

Dari grafik diatas diketahui bahwa tidak terdapat data yang keluar dari batas kontrol

atau dapat dikatakan bahwa semua titik sudah berada diantara batas kontrol atas (UCL) dan

batas kontrol bawah (LCL), sehingga peta kontrol P menunjukan dalam keadaan

terkendali. Tetapi, pada data ke 5 dan ke 13 proporsi nilai berada tepat pada batas UCL

dikarenakan cacat sobek pada cigarette paper cukup tinggi, hal ini dikarenakan pisau mesin

yang kurang tajam yang didapatkan dari analisis dari fishbone diagram sebelumnya.

Page 55: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

55

BAB V

PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir yang di dalamnya berisi tentang kesimpulan dari

penulisan laporan KKN-P dari bab I sampai Bab IV serta saran-saran perbaikan, serta

membantu memberikan usulan bagi perusahaan.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Jenis cacat yang dapat terjadi pada produk rokok yang diproduksi PT.Tembakau

Djajasakti Sari (TDS) adalah Sobek pada Cigarette Paper, lem Cigarette Paper,

potongan filter tidak rata, lem Cigarette Tipping Paper. Pada penilitian Kuliah Kerja

Nyata-Praktik ini, penulis menganalisis dua masalah utama yang banyak terjadi di

perusahaan yaitu, Sobek pada Cigarette Paper.

2. Penyebab terjadinya cacat pada produk rokok bermacam-macam. Untuk cacat Sobek

pada Cigarette Paper dapat terjadi karena pisau mesin yang kurang tajam. Lem

Cigarette Paper terjadi cacat biasanya karena kelalaian operator untuk mengontrol

lem yang ada di mesin. Potongan filter tidak rata ini juga terjadi karena pisau mesin

tidak tajam atau karena cacat pada filter itu sendiri. Dan lem Cigarette Tipping

Paper terjadi kecacatan juga karena kesalahan operator yang kurang mengontrol lem

untuk Cigarette Tipping Paper.

3. Solusi perbaikan yang diberikan adalah perusahaan perlu melatih atau mengadakan

trainning bagi operator operator baru, sehingga mengurangi adanya cacat dan tidak

menimbulkan cacat yang berlebih. Serta perusahaan juga harus menanamkan SOP

kepada operator. Selain itu perusahaan juga melakukan maintenance yang teratur

supaya mesin tidak mudah rusak dan juga pisau mesin yang diganti secara teratur

supaya menghasilkan potongan potongan yang baik.

5.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini adalah :

1. Untuk peneliti, dapat melanjutkan penelitian ini untuk mengetahui lebih lanjut

pengendalian kualitas dalam rokok dengan hal-hal lain yang berhubungan produksi

Page 56: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. Tembakau Djajasakti Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

56

rokok di PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Malang dengan menambahkan metode

yang digunakan dalam penelitian.

2. Untuk perusahaan bisa tetap memaksimalkan hasil dari penelitian KKN-P ini untuk

kemajuan bagi perusahaan PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS) Malang khususnya

bagi Departemen Produksi sebagai tempat penelitian.

3. Untuk meminimasi produk cacat dalam proses produksi, perlu adanya penelitian

lanjutan terhadap penyebab-penyebab lain yang mempengaruhinya.

4. Perlunya perbaikan pada Departemen QC dalam pemeriksaan atau pelolosan produk

yang dihasilkan untuk meningkatkan ketelitian baik dari proses in coming, in

process dan out going. Agar kualitas dari PT.Tembakau Djajasakti Sari (TDS)

Malang tetap terjaga baik dan kualitas yang tidak diragukan oleh pelanggan.