analisis perilaku pembelian produk ramah lingkunganeprints.ums.ac.id/73720/15/naskah...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERILAKU PEMBELIAN PRODUK RAMAH
LINGKUNGAN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
SETIA FEBIANA FITRIANI
B100150311
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
ANALISIS NIAT MEMBELI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor yang memprediksi
perilaku pembelian produk ramah lingkungan di Indonesia. Survei dilakukan pada
sampel 151 konsumen. Pemodelan persamaan struktural digunakan untuk menilai
kekuatan prediktif dari variabel yang dipertimbangkan terhadap pembelian produk
ramah lingkungan. Hasil menunjukkan bahwa variabel yang diteliti memprediksi
perilaku pembelian produk ramah lingkungan pada konsumen di Indonesia dalam
urutan menurun berikut: pengaruh sosial, sikap terhadap pembelian produk ramah
lingkungan, pengetahuan lingkungan, partisipasi daur ulang, ecolabeling, dan
paparan pesan lingkungan melalui media. Pada penelitian ini jumlah pengambilan
sampel yang digunakan terbatas yakni hanya 151 responden. Makalah ini
mengidentifikasi prediktor utama dari perilaku pembelian produk ramah
lingkungan, memungkinkan praktisi untuk memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan mereka mengenai
pembelian produk ramah lingkungan. Pengetahuan ini akan membantu manajer
pemasaran merancang strategi yang efektif untuk mendorong perilaku pembelian
produk ramah lingkungan. Pembuat kebijakan dan organisasi pemerintah dapat
menggunakan temuan penelitian ini untuk menjalankan kampanye kesadaran
untuk menyebarkan informasi dan mempromosikan perilaku pembelian produk
ramah lingkungan di kalangan masyarakat yang lebih besar. Inisiatif semacam itu
dapat membantu dalam meminimalkan konsekuensi negatif dari praktik konsumsi
yang tidak bertanggung jawab pada lingkungan dan masyarakat.
Kata kunci: Pengaruh sosial, Sikap Konsumen, Pengetahuan Lingkungan,
Patisipasi Daur Ulang, Ecolabeling, Paparan Pesan Lingkungan melalui Media,
dan Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan,
Abstract
The purpose of this paper is to determine the factors that predict green purchase
behaviour in Indonesia. A survey was carried out on a sample of 151 consumers.
Structural equation modelling was used to assess the predictive power of
considered variables towards green purchasing. Results indicate that the variables
under study predicted green purchase behaviour in Indonesia the following
descending order: Social influence, Recycling participation, Exposure to
environmental messages through the media, and Green Perceived Value. In this
study, the sample size was limited to only 151 respondents. The paper identifies
key predictors of consumers’ green purchase behaviour, enabling practitioners to
understand which factors influence consumers in their decision making regarding
green purchases. This knowledge will help marketing managers design effective
strategies to encourage green purchase behaviour among such consumers. Policy
makers and government organizations may use the findings of this study to run
awareness campaigns for disseminating information and promoting green
purchase behaviour among larger sections of society. Such initiatives may help in
2
minimizing the negative consequences of irresponsible consumption practices on
environment and society.
Keywords: Social influence, Recycling participation, Exposure to environmental
messages through the media, Green Perceived Value, and Green purchasing.
1. PENDAHULUAN
Dewasa ini, kerusakan lingkungan yang terjadi di seluruh penjuru dunia terus
mengalami peningkatan. Lingkungan merupakan salah satu dari beberapa
faktor penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup semua makhluk
hidup. Namun sayangnya lingkungan telah menjadi mangsa umat manusia.
Kemajuan ekonomi dan pembangunan sering dikaitkan dengan konsekuensi
lingkungan yang negatif seperti pemanasan global, menipiasnya sumber daya
alam, hujan asam, dll. Praktisi dan akademisi di seluruh dunia harus
memperhatikan masalah lingkungan yang semakin meningkat dan mengadopsi
langkah-langkah pembangunan berkelanjutan, untuk meminimalkan dampak
negatif dari pembangunan yang tidak direncanakan pada lingkungan dan
masyarakat.
Melihat masalah-masalah yang mengancam kelestarian lingkungan,
tentunya masyarakat semakin dituntut memiliki pola konsumsi yang
berkelanjutan atau dapat dikatakan konsumen dapat menjamin terhadap
pemenuhan kebutuhannya itu tidak membahayakan lingkungan. Salah satu
alternatif pola konsumsi berkelanjutan yaitu dengan mengkonsumsi produk
ramah lingkungan atau green product. Green product mampu menjadi produk
inovasi sekaligus menghasilkan dampak yang besar pada pelestarian
lingkungan. Inovasi dan pembelian produk ramah lingkungan merupakan
komponen penting dari pembangunan berkelanjutan. Inovasi produk ramah
lingkungan berfokus pada penggabungan kelestarian lingkungan untuk setiap
langkah penciptaan barang dan jasa, yang mengarah pada pengurangan
konsumsi sumber daya dalam produksi, dan menawarkan keunggulan
kompetitif (Paradowska dan Platje, 2015).
3
Akan tetapi, disisi lain, pertumbuhan lingkungan yang semakin dewasa
ternyata membawa permasalahan sosial yang sangat signifikan. Salah satunya
adalah pemakaian produk yang tidak ramah lingkungan. Kebanyakan
konsumen mengkonsumsi produk hanya untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan tanpa mempedulikan apakah produk tersebut membawa dampak
merusak lingkungan atau tidak. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran
masyarakat didunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin
meningkat, peningkatan ini disebabkan karena adanya kekhawatiran besar
yang akan terjadi, seperti halnya masalah lingkungan hidup yang mengancam,
bukan hanya kesehatan, namun bahkan sampai pada kelangsungan hidup
manusia dan keturunannya. Konsumen yang sadar mengenai konsep
keberlanjutan lingkungan akan memiliki ketertarikan terhadap perusahaan,
produk, atau jasa yang ramah lingkungan (Mas’od & Chin, 2014). Isu
lingkungan tidak hanya mendorong munculnya produk-produk ramah
lingkungan, namun juga perusahaan-perusahaan berbasis lingkungan.
Tuntutan para konsumen yang sadar terhadap produk-produk ramah
lingkungan tersebut telah mendorong produsen untuk merubah orientasi usaha
mereka, dengan mempertimbangkan aspek ekologi selain aspek ekonomi.
Salah satu cara produsen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen yang berwawasan lingkungan sekaligus untuk menunjukkan
tanggung jawab sosial terhadap lingkungan adalah dengan menawarkan
produk ramah lingkungan / produk hijau. Selama bertahun-tahun, banyak
perusahaan internasional telah mulai memproduksi produk ramah lingkungan,
dan jumlah konsumen yang bersedia untuk membelianya juga meningkat.
Namun, peningkatan kemauan ini belum diwujudkan dalam suatu tindakan
(Young et al., 2010). Baru-baru ini, (Joutsenvirta and Uusitalo, 2010)
mengklaim bahwa konsumen dengan tingkat kesadaran lingkungan tertinggi
tidak selalu membeli produk ramah lingkungan, pilihan produk mereka
tergantung pada perspektif ekologi maupun evaluasi mereka terhadap berbagai
atribut produk. Selanjutnya, faktor situasional juga dapat menghambat
4
pembelian yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan mengurangi
pengaruh sikap lingkungan yang positif.
Di era ekologis, perusahaan lebih mempertimbangkan pemasaran yang
bersiafat ramah lingkungan di sebagian besar industri (Chen, 2010). Namun
demikian, tidak semua perusahaan memiliki kemampuan yang cukup untuk
melakukan strategi pemasarantersebut. Jika perusahaan ingin mengambil
inisiatif pemasaran yang bersifat ramah lingkungan, mereka harus menerapkan
model pemasaran produk ramah lingkungan ke semua aspek kegiatan
pemasaran rutin. Karena masyarakat lebih siap untuk membeli produk ramah
lingkungan dengan cukup informasi yang dapat diandalkan, perusahaan harus
memberikan informasi yang dapat dipercaya untuk pelanggan mereka untuk
mengembangkan merek ramah lingkungan dan meningkatkan pengetahuan
ramah lingkungan (Peattie, 2010). Sulit bagi pemasar untuk membujuk klien
mereka untuk membeli produk mereka tanpa memberikan informasi yang
cukup kepada konsumen mereka. Korporasi harus menunjukkan lebih banyak
informasi tentang kinerja produk ramah lingkungan mereka untuk
mendapatkan kepercayaan pelanggan mereka.
2. METODE
Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu kuantitatif. Dengan Variabel
dependen dalam penelitian ini yaitu Perilaku Pembelian Produk Ramah
Lingkungan sedangkan variabel independen yaitu Pengaruh Sosial, Sikap
Konsumen, Pengetahuan Lingkungan, Partisipasi Daur Ulang, Ecolabeling,
dan Paparan Pesan Lingungan melalui Media. Penelitian ini menggunakan
data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini akan dilakukan dengan metode nonprobabilitas.
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel dari popolasi
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Elemen populasi yang dipilih sebagai
sampel dibatasi pada elmen-elemen yang dapat memberikan informasi
berdasarkan kriteria tertentu. Pada penelitian ini dipilih pelanggan dengan
batasan pernah datang membeli produk ramah lingkungan. Alasan utama
5
pemberian batasan itu karena responden tersebut dianggap telah mampu untuk
memberikan data yang valid. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah melalui studi lapangan berupa kuesioner secara personal. Kuesioner
merupakan pengumpulan data yang diperoleh melalui penyebaran sejumlah
daftar pernyataan yang disusun sistematis kepada responden. Responden
diukur dengan menggunakan skala Likert Like 5 skala untuk mempermudah
pengolahan data.
Menurut Sekaran (2006) skala Likert Like didesain untuk menelaah
seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5
titik dengan susunan berikut:
1= Sangat Tidak Setuju
2= Tidak Setuju
3= Netral
4= Setuju
5= Sangat Setuju
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji instrumen
penelitian, uji asumsi klasik, uji ketepatan model dan uji hipotesis.
6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Table Loading Faktor
INDIKATOR Component
1 2 3 4 5
Pengaruh sosial
1. Saya sering membahas sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan dengan orang lain .723
2. Saya sering belajar dari orang lain mengenai suatu hal yang berhubungan dengan
lingkungan
.747
3. Saya sering diberi tahu oleh orang lain tentang hal-hal yang berkaitan dengan produk
ramah lingkungan
.757
Partisipasi daur ulang
4. Saya sering mengelompokkan sampah berdasarkan jenisnya, baik organik maupun
anorganik
.685
5. Saya sering memanfaatkan sampah organik (misalnya kertas) untuk saya pergunakan
kembali
.843
6. Saya sering memanfaatkan sampah anorganik (misalnya botol) untuk saya pergunakan
kembali
.639
Paparan pesan lingkungan melalui media
1. Saya sering menemukan topik / isu yang berkaitan dengan produk ramah lingkungan di
televise
.724
2. Saya sering menemukan topik / isu yang berkaitan dengan produk ramah lingkungan di
Koran
.747
7
Lanjutan
3. Saya sering menemukan topik / isu yang berkaitan dengan produk ramah lingkungan di
radio
.749
4. Saya sering menemukan topik / isu yang berkaitan dengan produk ramah lingkungan di
internet
.548
Nilai yang dirasakan oleh pelanggan
1. Bukan tidak mungkin bagi saya menggunakan produk ramah lingkungan dari pada produk
lain karena komitmen lingkungannya
.622
2. Jika produk lain memiliki fitur yang sama, saya lebih memilih untuk menggunakan produk
yang memiliki komitmen pada lingkungannya
.859
3. Jika ada produk lain yang memiliki kualitas yang sama dengan produk ramah lingkungan,
saya akan menggunakannya dengan lebih baik
.766
4. Jika tidak ada bahan yang ramah lingkungan di produk lain, maka menggunakan produk
organik akan terlihat lebih baik
.623
Pembelian produk ramah lingkungan
1. Saat berbelanja, saya akan memeriksa produk yang berbahaya untuk lingkungan .701
2. Saat berbelanja, saya akan memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan .585
3. Saat berbelanja, saya akan memilih untuk membeli produk yang ramah lingkungan,
meskipun harganya lebih mahal dari produk lainnya
.666
4. Saat berbelanja, saya akan mencari produk yang berlabel ramah lingkungan .677
8
3.1 Uji Asumsi Klasik
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
Keterangan Unstandardized Residual
Kolmogorov-Smirnov Z 0.759
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.611
Sumber :Data diolah, 2018
Pengujian normalitas dilakukan dengan One Sample Kolmogorov
Smirnov Test dengan melihattingkat signifikansi 0,05 pada asymp sig (2-
tailed). Hasil uji normalitas menunjukan nilai asymp sig (2-tailed) lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,611. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa
data terdistribusi normal.
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Pengaruh Sosial 0,648 1,543 Bebas multikolineritas
Sikap Konsumen 0,693 1,442 Bebas multikolineritas
Pengetahuan Lingkungan 0,395 2,534 Bebas multikolineritas
Partisipasi Daur Ulang 0,468 2,136 Bebas multikolineritas
Ecolabeling 0,548 1,825 Bebas multikolineritas
Paparan Pesan Lingkungan 0,446 2,242 Bebas multikolineritas
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan bahwa
masing-masing variabel mempunyai nilai VIF dibawah angka 10 dan
mempunyai nilai tolerance diatas 0,10. Dengan demikian dapat dinyatakan
juga model regresi ini tidak terjadi multikolinearitas.
9
Tabel 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Signifikansi Keterangan
Pengaruh Sosial 0,962 Bebas Heteroskedastisitas
Sikap Konsumen 0,628 Bebas Heteroskedastisitas
Pengetahuan Lingkungan 0,640 Bebas Heteroskedastisitas
Partisipasi Daur Ulang 0,424 Bebas Heteroskedastisitas
Ecolabeling 0,903 Bebas Heteroskedastisitas
Paparan Pesan Lingkungan 0,493 Bebas Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah, 2018
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menguji
heteroskedastisitas adalah uji spearman. Berdasarkan hasil pengujian
menunjukan bahwa semua variabel bebas menunjukkan nilai p lebih besar
dari 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa semua variabel bebas
tersebut tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
3.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 5
Hasil Analisis Data
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std.
Error Beta
1
(Constant) -2.118 1.570 -1.349 .179
Pengaruh Sosial .211 .095 .140 2.211 .029
Sikap Konsumen .092 .074 .077 1.250 .213
Pengetahuan Lingkungan .141 .068 .167 2.053 .042
Partisipasi Daur Ulang .269 .091 .221 2.970 .003
Ecolabeling .420 .154 .188 2.731 .007
Paparan Pesan di Media .255 .079 .246 3.225 .002
F 40,068
R square 0,625
Sumber: Data primer diolah, 2018
10
3.2.1 Koefisien Regresi
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan regresi linier
berganda dengan program SPSS 21.0 dapat disusun persamaan regresi
sebagai berikut:
Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan = -2,118 + 0,211
Pengaruh Sosial + 0,092 Sikap Konsumen + 0,141 Pengetahuan
Lingkungan + 0,269 Partisipasi Daur Ulang + 0,420 Ecolabeling +
0,255 Paparan Pesan Lingkungan melalui Media + e
3.2.2 Uji t
Pengaruh Sosial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan. Hal ini
didasarkan pada hasil perhitungan nilai thitung sebesar 2,211 dan lebih
besar dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,976, atau nilai probabilitas
signifikansi sebesar 0.029 yang lebih kecil dari 0.05.
Berdasarkan hasil pengujian regresi dengan program SPSS 21.0
diperoleh nilai beta dari variabel Sikap Konsumen sebesar 0,092.
Berdasarkan pada hasil perhitungan nilai thitung sebesar 1,250 dan lebih
kecil dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,976, atau nilai probabilitas
signifikansi sebesar 0,213 yang lebih besar dari 0.05.
Pengetahuan Lingungan memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan.
Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan nilai thitung sebesar 2,053 dan
lebih besar dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,976, atau nilai
probabilitas signifikansi sebesar 0,042 yang lebih kecil dari 0.05.
Partisipasi Daur Ulang memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan.
Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan nilai thitung sebesar 2,970 dan
lebih besar dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,976, atau nilai
probabilitas signifikansi sebesar 0,003 yang lebih kecil dari 0,05.
Ecolabeling memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan. Hal ini
11
didasarkan pada hasil perhitungan nilai thitung sebesar 2,731 dan lebih
besar dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,976, atau nilai probabilitas
signifikansi sebesar 0,007 yang lebih kecil dari 0.05.
Paparan Pesan Lingkungan melalui Media memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap Perilaku Pembelian Produk
Ramah Lingkungan. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan nilai
thitung sebesar 3,225 dan lebih besar dibandingkan dengan ttabel sebesar
1,976, atau nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.002 yang lebih
kecil dari 0,05.
3.2.3 Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu
Pengaruh Sosial (X1), Sikap Konsumen (X2), Pengetahuan
Lingkungan (X3), Partisipasi Daur Ulang (X4), Ecolabeling (X5), dan
Paparan Pesan Lingkungan (X6) secara simultan terhadap variabel
terikat yaitu Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan (Y).
Berdasarkan dari hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung sebesar 40,068
dan lebih besar dibandingkan dengan Ftabel sebesar 2,07, dengan nilai
sig. = 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 . Hal ini berarti model yang
digunakan adalah tepat (fit) dan variabel Pengaruh Sosial, Sikap
Konsumen, Pengetahuan Lingkungan, Partisipasi Daur Ulang,
Ecolabeling, Paparan Pesan Lingkungan melalui Media secara
simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap pembentukan
Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan.
3.2.4 Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara variabel Pengaruh Sosial, Sikap Konsumen, Pengetahuan
Lingkungan, Partisipasi Daur Ulang, Ecolabeling, dan Paparan Pesan
Lingkungan, dengan variabel Perilaku Pembelian Produk Ramah
12
Lingkungan. Hasil perhitungan untuk nilai R square (R2) diperoleh
angka 0,625 atau 62,5% yang berarti variabel Pengaruh Sosial, Sikap
Konsumen, Pengetahuan Lingkungan, Partisipasi Daur Ulang,
Ecolabeling, dan Paparan Pesan Lingkungan melalui Media (variabel
independen) dapat menjelaskan variasi pada variabel dependennya
yaitu Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan sebesar 62,5%
sedangkan sisanya (100% - 62,5% = 37,5%) dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model regresi ini.
4. PENUTUP
Tabel 6
Kesimpulan Hipotesis
Hipotesis Hasil Kesimpulan
H1
Perilaku Sosial berpengaruh secara signifikan
terhadap Pembelian Produk Ramah
Lingkungan
Signifikan
H2
Sikap Konsumen tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Pembelian Produk Ramah
Lingkungan
Tidak Signifikan
H3
Pengetahuan Lingkungan berpengaruh secara
signifikan terhadap Pembelian Produk Ramah
Lingkungan
Signifikan
H4
Partisipasi Daur Ulang berpengaruh secara
signifikan terhadap Pembelian Produk Ramah
Lingkungan
Signifikan
H5
Ecolabeling berpengaruh secara signifikan
terhadap Pembelian Produk Ramah
Lingkungan
Signifikan
H6
Paparan Pesan Lingkungan melalui Media
berpengaruh secara signifikan terhadap
Pembelian Produk Ramah Lingkungan
Signifikan
Pada penelitian ini hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengaruh
sosial, partisipasi daur ulang, paparan pesan lingkungan lelalui media dan
nilai yang dirasakan oleh pelanggan secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian produk ramah
lingkungan. Sedangkan variabel sikap konsumen tidak berpengaruh secara
13
signifikan terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. Penelitian
ini didukungan oleh penelitian sebelumnya atish Joshi and Zillur Rahman
(2015) dan Aibek Doszhanov and Zainal Ariffin Ahmad (2015). Temuan ini
mungkin berguna untuk lebih memahami berbagai motif di balik perilaku
pembelian produk ramah lingkungan, sehingga memungkinkan pemasar dan
pembuat kebijakan untuk merancang kegiatan pemasaran yang efektif dan
mengembangkan intervensi yang sesuai untuk mempromosikan perilaku
pembelian hijau di kalangan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. (1985). From intentions to actions: A theory of planned behaviour. In J.
Kuhl & J. Beckman (Eds.), Action control: From cognitions to behavior
(pp. 11–39). Berlin: Springer.
Ansar, N. (2013). Impact of Green Marketing on Consumer Purchase Intention.
Mediterranean .Journal of Social Sciences. Vol. 4 (11), pp. 23-45.
Bolton, R. N. (2012). A multi-stage model of customer' assessments of service
quality and value. Marketing Journal. Vol.4, pp. 55-99.
Chen, T. B., & Chai, L. T. (2010). Attitude towards the environment and green
products: Consumers’ perspective. Management science and engineering,
4(2), 2739.
Chi, H. (2013). The Influences of Perceived Value on Consumer Purchase
Intention: The Moderating Effect of Advertising Endorser. Journal of
Marketing.Vol. 23 (3), pp. 456-543.
De Pelsmacker, P., Driesen, L., & Rayp, G. (2007). Do consumers care about
ethics? Willingness to pay for fairtrade coffee. Journal of consumer
affairs,39(2), 363-385.
Dumitrescu, C. (2013). Perceived value of pasta in Greece and Romania. British
Food Journal. Vol. 115 (10), pp. 1518-1536.
Eze, U.C. and Ndubisi, N.O. (2013), “Green buyer behaviour: evidence from
Asian consumers”, Journal of Asian and African Studies, Vol. 48 No. 4,
pp. 413-426.
.Johnstone, Micael-Lee, and Lay Peng Tan. 2015. “Exploring the Gap Between
Consumers’ Green Rhetoric and Purchasing Behaviour.” Journal of
14
Business Ethics 132 (2): 311–28. https://doi.org/10.1007/s10551-014-
2316-3.
Joutsenvirta, Maria, and Liisa Uusitalo. 2010. “Cultural Competences: An
Important Resource in the Industry–NGO Dialog.” Journal of Business
Ethics 91 (3): 379–90. https://doi.org/10.1007/s10551-009-0089-x.
Kozar, J.M. and Connell, K.Y.H. (2013), “Socially and environmentally
responsible apparel consumption: knowledge, attitudes, and behaviours”,
Social Responsibility Journal, Vol. 9 No. 2, pp. 315-324.
Mahesh, N. (2013). Consumers percived value, attitude and purchase intention of
green products. Management Journal. Vol. 12 (1), pp. 33-44.
Mayank Yadav, Yatish Joshi, Zillur Rahman, 2015. Mobile Social Media : The
New Hybird element of digital marketing communication. Procedia-social
and behavioral Sciences 189. 335-343.
Paradowska, M. and Platje, J.(2015),“Europe ansustainable urban development
policy in the light of priorities of the Europe 2020 strategy”, Journal of
Economics & Management, Vol. 19 No. 1, pp. 95-107.
Peattie, K. (2010). Green consumption: behavior and norms. Annual Review of
Environment and Resources, 35, 195–228.
Rahbar, E. and Wahid, N.A. (2011), “Investigation of green marketing tools’
effect on consumers’ purchase behaviour”, Business Strategy Series, Vol.
12 No. 2, pp. 73-83.