analisis strategi media, raden sarah chyntia, fikom umn, 2017kc.umn.ac.id/5490/5/lampiran.pdfsejak...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA
Nara Sumber : Lukas Sabdodi
Jabatan : Manager Social Media Division Elevenia
Tanggal : 21/06/17
R: Selamat siang mas. Dengan mas Lukas Sabdodi betul?
L: Iya betul, panggilnya Odi aja mbak.
R: Ok mas Odi langsung dimulai ya. Bisa diceritakan dulu Mas Odi di sini
menjabat sebagai apa dan apa divisinya?
L: Di Elevenia saya menjabat sebagai manajer media sosial yang berada dibawah tim
brand. Brand strategy, under marketing, under marketing strategi juga. Di tim Brand
sendiri ada beberapa bagian yang dijalani. Kalau berbicara strategi brand tidak hanya
berbicara mengenai satu channel saja yang dijalani. Tapi juga ada channel media
sosial, offline, konvensional, billboard, tv dan lainnya. Digital placement di Facebook,
Youtube kalau pernah lihat iklannya, dan data strateginya juga.
R: Iya mas. Pertanyaan pertama ya. Sejak kapan Elevenia menggunakan media
sosial dan apa saja pilihan media sosial yang digunakan?
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
L: Sekarang ini pakai pasti yang paling besar di Indonesia. Facebook, Twitter,
Instagram pasti, Youtube kita punya, ada juga Google+.Sejak kapan pakainya,
sebenernya dari awal launching 2014 kita sudah menggunakan media sosial. Kenapa?
Karena sudah pasti kita online, tidak mungkin kalau tidak menggunakan media sosial.
R: Oke. Kalau untuk Elevenia sendiri. Apa fungsi dari media sosialnya ini?
L: Kalau di kita sendiri sebenernya media sosial ada dua part. Satu yang memang media
sosial channel dan satu lagi channel messaging, seperti BBM dan Line. Elevenia
kebetulan salah satu dari tiga e-commerce yang punya Line Official Account. Jadi kita
fungsinya ada dua ya. Kalau yang di channel messaging itu, Line dan BBM, masih
jalan, karena conversion-nya lebih bagus. Conversion di sini maksudnya adalah untuk
ketika nge-blast message untuk dia convert jadi traffic ke website lalu transaksi lebih
besar dibanding dengan media sosial. Bicara organic ya, karena di media sosial sendiri
ada organic dan ads, kalau itu beda lagi. Kalau bagian saya adalah konten organic jadi
kita boost tanpa spending ads sama sekali. Ada juga di sini yang mengerjakan part itu
tapi bagiannya berbeda. Jadi untuk media sosial yang secara keseluruhan itu fungsinya,
conversation, engagement, brand awareness itu standar, kemudian promo, juga
mendukung teman-teman yang pegang kategori produknya, jadi kalau mereka punya
produk baru, ya supaya semua orang bisa tahu.
R: Ok. Lanjut, apa goals yang ingin dicapai dengan menggunakan media sosial
ini?
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
L: Goals menggunakan media sosial ya. Sebenarnya kalau di kita objektif utamanya
menggunakan media sosial adalah yang pasti untuk kita ini salah satu channel yang
penting. Ketika berbicara di industr online, e-commerce terutama intinya semua yang
berbau online kita harus pakai, salah satunya adalah media sosial. Sebenernya kalau
bicara tujuannya apa, justru ini salah satu tools untuk mencapai tujuan bisnis e-
commerce. Mungkin temen-temen juga tahu, kalau pernah belanja online, ada tidak sih
orang yang kalau belanja pasti harus di misalnya Lazada. Ada tidak yang seperti itu?
R: Ada sih mas, saya salah satunya. Tapi mungkin tidak banyak juga ya.
L: Iya ada. Tapi sebenarnya kecenderungan itu, orang-orang seperti itu masih sangat
kecil dibanding dengan market online di Indonesia. Jadi, media sosial ini kita gunakan
untuk bisa menciptakan orang yang sedikit tadi menjadi banyak dengan cara
membangun brand loyalty melalui media sosial. Dan kalau bilang brand loyalty masih
minim lah. Ada sebenernya kaya Zalora itu sangat segmented mereka loyalnya udah
lebih. Sedangkan kalau bicara market place, justru dibandingkan mana yang lebih
murah atau menguntungkan. Dan melalui media sosial ini kita gunakan untuk
berkomunikasi dengan mereka, ‘ya silahkan belanja di tempat lain, tapi di kita itu ada
guarantee kalau kita yang paling murah’ misalnya. Untuk menyampaikan pesannya itu
kita pakai media sosial.
R: Jadi media sosial ini digunakan sebagai alat penyambung ya mas. Untuk
menyambungkan pesan dari perusahaan kepada pelanggannya.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
L: Iya betul begitu. Jadi social media ini kita manfaatkan untuk menyampaikan pesan
kepada audience dengan harapan pesan yang disampaikan ini nantinya bisa
menciptakan interkasi yang berujung pada hubungan baik antara perusahaan dan
customer-nya.
R: Kalau audience-nya sendiri siapa mas? Targetnya dari masing-masing media
sosial.
L: Target audience-nya yang pasti kalau melihat industri media sosial sekarang di
Indonesia, tiap media sosial punya market yang beda-beda sebenarnya. Kalau bicara
Facebook dan Twitter, mungkin om tantenya yang pakai. Belum terlalu tua, belum
sampai yang umur 50-60’an. Tapi mungkin umur 30-40 biasanya, jadi dari cara
komunikasinya pun berbeda. Kalau dari Instagram, kita pakai yang agak muda, dari
mulai yang baru SMA baru lulus, kuliah, sampai yang baru pertama kali kerja. Jadi
targetnya berbeda lagi. Kalau untuk Youtube, lebih general sebenernya, tapi Youtube
itu ada makan kuenya Instagram juga, sebenernya secara viewers ada target Instagram
juga disitu ada target Facebook dan Twitter juga, jadi secara range lebih besar. Kalau
untuk konten Youtube-nya sendiri, kita belum terlalu jump in di sana lebih banyak, kita
ada monthly video-nya, tapi kalau di bandingkan dengan pesaing lain, kita masih belum
seberagam itu, misalnya seperti BukaLapak yang sudah buat video series, dan
sebenarnya targetnya itu bukan cuma anak muda sajatapi juga yang sudah bekerja atau
executive muda, mereka juga ikut menonton.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
R: Oke mas, jadi setiap media sosial itu sebenarnya punya target yang berbeda-
beda ya. Dan cara berkomunikasi serta isi konten juga berbeda-beda mengikuti
audience-nya itu sendiri. Kalau Elevenia apa media sosialnya yang paling aktif?
L: Kalau ditanya begitu, sebenarnya tidak ada yang menonjol sendiri, paling aktif.
Karena kita mencoba untuk semua media sosial berjalan dengan porsinya masing-
masing. Kalau misalkan yang paling banyak post, mungkin Twitter.
R: Apa alasannya mas? Maksud saya kenapa Twitter jadi paling banyak posting-
nya.
L: Karena di Twitter itu sangat crowded. Jadi kalau misalnya kita jarang muncul, jadi
makin jarang kelihatan, berbeda lagi dengan Instagram. Coba kalau kalian lihat ada
temen kalian yang post di Instagram sehari 5-6 kali, mungkin jadi males, mengganggu
kesannya.
R: Ok jadi setiap media sosial itu punya aturan dan porsinya masing-masing, dan
berbeda-beda juga.
L: Iya betul. Kalau misalnya ditanya mana yang banyak posting ya itu tadi Twitter.
Twitter sebenarnya lebih ke conversation, seperti kita tweet, kemudian ada yang
retweet, dan kita retweet lagi. Itu yang membuat posting-nya jadi lebih banyak. Kalau
di Facebook juga, manage untuk tidak lebih 4-5 post per hari, karena kita lebih
maintain untuk berinteraksi di komennya, dibandingkan dengan post-nya.
R: Kalau isi dari konten yang dibagikan sendiri itu seperti apa mas?
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
L: Sebenernya setiap channel pasti berbeda. Kalau di messaging channel, kita lebih ke
promo, ada promo apa pun pasti kita post di sana. Kemudian kalau di Facebook kita
lebih maintain soft content lebih kaya tips santai aja, tidak berhubungan dengan jualan
tapi kalau promo tetap ada. Untuk Instagram, tidak ada yang hardsale, kita lebih soft,
kalau baca akhirannya itu ya ada jualannya, tapi tidak yang langsung jualan. Kalau di
Instagram yang penting image bagus. Di Twitter banyaknya conversation, kita biasa
buat kuis juga, intinya kalau di Twitter itu lebih ngobrol, kadang ada juga seller-seller
di Elevenia yang tweet produk-produk mereka yang dijual di Elevenia. Nanti itu kita
bantuin promo juga, kita retweet. Jadi lebih sahut-sahutan saja kalau di Twitter itu.
R: Kalau saat menentukan konten di media sosial, apa ada rapat khusus? Atau
proses planning-nya seperti apa?
L: Ada pastinya. Jadi, ada bahasan tematik, tapi do media sosial lebih spontan,
mengenai apa yang terjadi pada hari itu, kalau itu udah terjadi di bulan lalu dan kita
baru diangkat sekarang kurang vibe, sudah tidak ramai lagi. Jadi, yang pasti kita buat
planning di setiap bulannya ada certain topik yang mau diangkat, komunikasi besarnya
yang mau kita sampai kan apa, baru kita buat turunannya. Activity-nya mau seperti apa,
gayanya mau seperti apa, bahasanya mau seperti apa, di luar dari tematik konten tadi
yang memang accidental.
R: Jadi selain planning certain activity, hal yang sifatnya kekinian atau yang
terjadi sekarang juga tetap diangkat ya mas.
L: Iya betul jadi kita tidak kaku kesannya, mengikuti keadaan.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
R: Bentuk interaksi di media sosial Elevenia sendiri seperti apa? Apa complain
atau review?
L: Ok. Kalau complain itu pasti, tidak ada e-commerce yang tidak menerima complain.
Tapi kita coba untuk manage saja, jadi Elevenia punya dua Twitter, yang satu buat
complain saja, namanya @Eleveniacare, biasanya semua complain yang muncul di
media sosial apa aja, di Instagram, Facebook, Twitter, Youtube, pertama kali kita pasti
rujuk ke @Eleveniacare gitu. Dan kalau di Twitter sudah tidak ter-handle, melalui
telepon bisa. Tapi untuk semua complain yang masuk di media sosial kita handle
melalui Twitter.
R: Alasannya kenapa mas?
L: Karena gini, yang terjadi adalah ada beberapa orang yang memang complain di
Twitter, Facebook, Youtube dan Instagram, so far Twitter yang bisa connect ke
dashboard tools Elevenia untuk handling complain. Karena bisa aaja dia post pagi,
siang post, besoknya post lagi, terus juga direct messages, dengan orang dan complain
yang sama. Jadi sejauh ini Twitter yang paling mudah di-manage ke Di Instagram dan
Youtube biasanya sih review, selain itu sih kuis-kuis, atau pertanyaan tentang promo.
R: Oh jadi untuk interaksi di media sosial bisa berbentuk complain,pertanyaan,
yang paling ramai kalau ada kuis-kuis media sosial atau sekedar sahut-sahutan.
Dari interaksi ini sendiri terbangun hubungan yang baik nggak dengan customer?
Bentuknya seperti apa?
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
L: Banyak bentuknya, misalnya program yang kita kasih ke customer di media sosial
sendiri, kita kasihnya give away voucher. Kita push mereka dan kita kasih reward ke
mereka misalnya kalau mereka cukup aktif. Jadi kita lebih mengajak ngobrol melalui
media sosial dengan Elevenia. Setelah itu kita kasih mereka reward yang bisa mereka
pakai untuk belanja di Elevenia, supaya mereka bisa experiencing belanja di Elevenia.
R: Reward-nya yang dikasih juga jadi kembali lagi ya mas untuk Elevenia.
L: Iya pasti ke sana. Jadi bentuknya itu, diberikan reward, kasih info tentang promo,
keuntungannya kita kasih soft content, soft knowledge yang santai-santai buat engage
ke customer Elevenia juga.
R: Apa arti pelanggan bagi Elevenia?
L: Sebenernya melibatkan pelanggan dalam bisnis perusahaan, ya pasti melibatkan
pelanggan, ya kalau tidak ada pelanggan kita tidak bisa apa-apa. Jadi customer itu
sebagai salah satu roda penggerak bisnis e-commerce, customer itu nomor 1. Oleh
karena itu untuk handling complain juga punya tim khusus, karena handling-nya bisa
masuk ribuan complain dalam satu hari mulai dari yang kecil sampai yang urgent.
R: Kalau kemampuan untuk menanggapi dan memantau pendapat pelanggan
apa sudah dirasa maksimal?
L: Jadi kita untuk di tim media sosial sendiri juga dibagi menjadi dua tim, yang pertama
tim content creator, yang membuat konten, menjawab komentar, membuat activation
di media sosial juga dan satu lagi adalah untuk meng-handle complain, khusus, jadi
tidak hanya di Twitter saja tapi juga ada di Facebook yaitu tim customer service. Jadi
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
kalau di Elevenia itu customer service-nya tidak hanya di telepon saja tapi juga ada
agent yang meng-handle complain itu di media sosial, timnya ada sekitar 10 orang.
Jadi kalau ditotal akun Facebook Elevenia itu dipegang oleh 20 orang. Dan untuk
menanggapi complain seperti itu batasan waktunya. Ada peraturannya sendiri.
R: Setelah menggunakan media sosial apa sudah cukup efektif dalam
membangun customer relations?
L: Kalau untuk liat tolak ukur efektif. Masih banyak yang bisa di-improve. Salah
satunya adalah kita belum men-develop banyak konten di Youtube. Dan sekarang ini
sedang diusahakan, karena sekarang orang membuat konten di Instagram dan Youtube
itu lebih kreatif dan usahanya jauh lebih besar dari beberapa tahun ke belakang. Itu
jadi, sebenernya apa sudah efektif atau belum, kita masih bisa dan akan improve
channel media sosial, mungkin ada penambahan channel.
R: Ok, lanjut ke pertanyaan selanjutnya. Untuk tracking dan monitoring media
sosialnya Elevenia menggunakan apa ya?
L: Kalau untuk tracking-nya kita biasa mengandalkan dari insight media sosialnya itu
sendiri. Jadi kita pakai Facebook dan Twitter insight, Instagram juga sama pakai
Instagram for bussines. Nah, sama kalau kamu perhatiin di setiap posting kita, biasanya
kita selalu tidak pernah lupa pakai hashtag. Misalnya yang lagi dipakai sekarang itu
#ladiesweek. Jadi hashtag-nya ini digunakan sebagai penanda buat sebuah
program/activity online yang sedang berjalan di media sosial. Selain itu dari hashtag
kita kan juga bisa mengukur impression/ exposure dari activity tersebut juga.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
R: Jadi tenyata hashtag punya kegunaan tersendiri juga ya mas. Kalau selain itu,
ada software tertentu untuk memantau kinerja media sosialnya tidak?
L: Ada pastinya. Kita itu pakai Google udah pasti, untuk lihat traffic, transaksi, sampai
untuk lihat berapa banyak orang yang datang melalui media sosial, tools Google
analytic. Google analytics premium, sampai bisa tracking orang itu sudah belanja apa
saja dalam beberapa bulan terakhir, lewat channel apa. Kemudian kita juga pakai pihak
ketiga, dari agensi, mereka men-develop social analytic platform untuk tracking dan
benchmarking dengan competitor. Selain itu kita juga pakai clouds.com untuk lihat
seberapa aktif media sosialnya Elevenia di ranah media sosial user di Indonesia, ada
scoring-nya 0-100, semakin tinggi maka semakin aktif untuk lihat interaksi di media
sosial. Dan untuk lihat positif komen dan negatif komen. Kadang kan kalau ngomongin
interaksi ada yang ngomongin negatif dan positif, kita pakai pihak ketiga tadi. Mereka
manual milih-milih, memantaui sendiri.
R: Kalau evaluasinya sendiri seperti apa mas?
L: Evaluasinya sih sama, kurang lebih kita nilai interaksinya, kita nilai seberapa
aktifnya, kita nilai dari conversion-nya. Karena kadang ada beberapa promo bagus
karena conversion-nya tinggi ada juga beberapa yang conversion-nya kurang bagus di
channel tertentu, dan itu dilakukannya setiap hari.
R: Apa ada contoh pencapaian untuk approach ke customer melalui media sosial?
Setelah approach ke pelanggan lewat media sosial, sudah dapat pencapaian
seperti apa saja ya mas? Contoh pencapaiannya.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
L: Sebenernya salah satunya itu adalah saat kita mengadakan suatu acara, contohnya
kemarin Elevenia mengadakan Beauty Class, dengan komunikasi yang cukup sebentar
yaitu hanya sekitar satu minggu, tapi saat itu langsung full dalam waktu dua hari. Jadi
respon yang dikasih customer itu cepat, dan yang ikut juga banyak. Jadi, saat kita
menyelenggarakan acara atau post sesuatu, itu respon dari pelanggan itu cepat dan
bagus. Setiap promo juga kadang habis dalam waktu singkat. Dan kadang saat kita post
sesuatu dan di-retweet orang kemudian temannya juga retweet dan akhirnya jadi viral.
Viralnya ini yang kita cari, yang dianggap penting yang jadi alasan kenapa pakai media
sosial. Less effort, more result.
R: Terakhir nih mas, untuk tim media sosial apa punya funding tersendiri?
L: Oh, budget ya. Kita budgetnya pasti ada, seperti yang aku bilang diawal kita ini kan
dibawah tim marketing jadi setiap channel punya budgeting sendiri. Karena pasti
semuanya butuh budget dan jumlahnya juga lumayan.
R: Ok, Mas Odi. Terima kasih atas waktunya ya.
L: Iya sama-sama Mbak.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA
Nara Sumber : Aqzi Gurandhi
Jabatan : Customer Service Manager
Tanggal : 06/07/17
R: Selamat siang Mas Aqzi.
A: Siang mbak Sarah. Iya, silahkan apa yang mau ditanyakan?
R: Iya langsung aja ya mas. Jadi, kemarin sudah sempat ngobrol dengan Mas
Odi. Katanya selain melalui telepon customer service Elevenia ada juga yang di-
handle melalui media sosial ya?
A: Iya betul, untuk customer service/ customer care, kita di sini memilih
menggunakan social media Twitter, dengan nama akun @Eleveniaidcare. Alasan
pemilihannya itu, karena melalui Twitter kita bisa sambungkan dengan platform yang
kita gunakan di sini (Elevenia). Jadi untuk pemantauan / monitoring-nya jadi lebih
mudah juga.
R: Ok. Kalau dari pihak Elevenia, apa ada strategi tersendiri dalam
menanggapi feedback dari customer baik positif maupun negatif di media sosial?
A: Iya betul, mbak. Kita di sini terbuka dengan feedback yang positif maupun negatif.
Khusus untuk feedback yang negatif, kita akan analisa dulu. Biasanya customer kalau
udah hard complain itu pakai huruf besar semua artinya sudah marah. Itu akan kita
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
analisa terlebih dulu. Motivasi customer kenapa bisa sampai melayangkan hard
complain. Apakah ada kesalahan dari pihak Elevenia, atau ada ekspetasi dari customer
yang tidak tersampaikan. Kalau misalkan kesalahannya dari pihak Elevenia, kita akan
memperbaiki kesalahannya apa. Tapi kalau ekspetasi dari customer, itu yang memang
kita pelajari, di mana kita juga ada yang namanya customer experience. Yang mana
melakukan analisa mengenai customer di Indonesia itu seperti apa sih? Ekspetasinya
terhadap belanja online seperti apa sih? Pengennya kan barang yang bagus, cepat. Dan
kalau misalnya produk yang dipesan habis, proses pengembaliannya cepat juga seperti
itu ekspetasi dari customer-nya.
R: Ok, lanjut ya mas, apakah kegiatan customer relations yang dilakukan
Elevenia di media sosial telah memberikan dampak yang signifikan bagi
perusahaan dalam membangun hubungan dengan customer?
A: Untuk jawaban kita, tentu. Karena survei pada pengguna internet di Indonesia pada
2016 itu mencapai 132,7 juta, yang menggunakan internet aktif dari sebanyak 250 juta
lebih penduduk kita ya. Untuk yang menggunakan Facebook juga ada sekitar 71,6 juta
pengguna, Instagram 19,96 juta. Jadi kita ingin menyentuh aspek-aspek yang diminati
masyarakat pada saat ini.
R: Nah, setelah menggunakan media sosial, dirasa sudah cukup efektif belum
dalam membangun customer relations-nya?
A: Kalau aku pikir iya. Karena pada saat ini hampir semua e-commerce sudah memiliki
media sosial, Lazada, Blibli, Tokopedia, BukaLapak, semuanya punya. Baik itu media
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
sosial yang sifatnya marketing atau media sosial yang seperti saya handle (customer
service/customer care). Kalau di Elevenia iya, tentu kita tidak hanya punya media
sosial saja, email kita ada, inbound ada, semuanya ada. Untuk call center kita buka 24
jam, untuk media sosial ini untuk yang complain, kita buka dari jam 8 pagi sampai jam
9 malam. Kalau dibilang efektif atau tidak, ya cukup efektif juga. Untuk customer yang
suka telpon suara dia akan menghubungi inbound kita, yang suka ketik-ketik email bisa
email kita, yang hobinya main media sosial bisa hubungin kita di @Eleveniaidcare.
R: Indikatornya apa mas? Bisa dibilang efektif itu seperti apa ya?
A: Efektifnya karena kita menyentuh semua aspek-aspek yang namanya unit contact
center. Dan kita membalas semua komentar yang masuk, tanpa terkecuali. Baik itu
cuma sekedar nanya produk atau pun complain, pasti kita balas.
R: Terus mas, kenapa pilihannya jatuh ke Twitter sebagai media sosial yang
menangani customer service-nya?
A: Itu dia tadi, kenapa Twitter dipilih itu karena kita melihat pattern-nya dari pengguna
internet saat ini, dari jumlah penduduk Indonesia yang sebanyak 250 juta lebih, itu
hampir beberapa persennya menggunakan media sosial secara aktif, dinilai sudah
cukup banyak.
R: Oke, untuk pengelolaan Twitter @Eleveniaidcare sendiri dikelola oleh siapa
ya mas?
A: Kebetulan untuk Twitternya saya sendiri yang memanage-nya. Tapi juga tetap
menggunakan vendor atau pihak ketiga.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
R: Ok mas. Apa ada peraturan tersendiri untuk memberi respon atau tanggapan
kepada customer?
A: Ada pastinya. Kamu bisa coba mention mungkin, supaya bisa merasakan
experience-nya di @Eleveniaidcare, kalau dibalasnya lebih dari enam menit boleh
langsung WA saya.
R: Oh jadi wajib itu ya mas? Dibalasnya tidak boleh lebih dari enam menit?
A: Iya, kalau misalkan ada yang lebih dari enam menit itu bakal saya pertanyakan itu,
kenapa bisa sampai lebih dari enam menit membalasnya.
R: Bisa ketahuan ya mas? Kalau balasnya lebih dari enam menit?
A: Bisa. Karena kan kita reply-nya pakai aplikasi. Nama aplikasinya nolimit. Di sini
bisa dilihat misalnya ada customer tweet ke kita atau komentar sesuatu. Ini seperti yang
bisa dilihat sekarang ada yang bertanya, “Untuk mendapatkan diskon 100 ribu dari
ANZ seperti apa ya?” Customer Service kita balas, “Hai kak” karena memang brand
image kita panggilannya kakak, “Bisa diinformasikan ANZnya seperti apa ya?”
R: Jadi yang membalas itu tetap Customer Service-nya tapi Mas Aqzi juga bisa
mengontrol melalui aplikasi ini ya.
A: Iya betul sekali. Kemudian kita juga ada aplikasi backup-nya, kalau nolimit itu
aplikasi utamanya kita, tapi kita juga ada backup-nya, mungkin pernah dengar yang
namanya Tweetdeck.
R: Oh iya mas tahu. Tapi itu khusus Twitter ya.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
A: Nah, kalau di Facebook kita beda lagi, kita pakainya bussines Facebook. Jadi
mungkin suka promo by Facebook, kita bisa kontrol dari sini juga, dan ini gratis, nggak
berbayar ya. Dari sana, kita bisa lihat kalau ada yang komen atau like. Tapi biasanya
lebih banyak ke personal message juga.
R: Oh kalau di Twitter ada direct messages ya. Kalau dari komen atau direct
messages atau personal messages yang masuk itu biasanya keluhan tentang apa
aja mas?
A: Semua jenis keluhan, macam-macam. Kita juga mengkategorikan tiga jenis keluhan
customer. Yang pertama, ada normal, isinya biasanya tentang pertanyaan normal yang
biasa ditanya oleh customer ya. Misalnya seperti, pesanan saya kapan sampainya dan
segala macam. Kemudian kita langsung melakukan pengecekan di aplikasi kita, dan
misalnya itu masih dalam batas estimasi. Misalnya untuk di Jabodetabek, estimasinya
2-4 hari kerja, tidak termasuk weekend (sabtu dan minggu) dan juga tanggal merah. Di
luar dari Jabodetabek 5-6 hari kerja, itu estimasinya kita. Kalau yang customer
tanyakan dan ternyata masih dalam waktu estimasi kita, itu namanya normal. Lanjut
yang kedua itu hard complain. Di mana customer menanyakan status pesanannya, dan
setelah kita cek, tenryata sudah lewat dari estimasi, kalau dalam Jabodetabek tapi lebih
dari 5 hari kerja, itu masuknya ke hard complain. Kita akan langsung kontak kebagian
jasa pengirimannya, misalnya saja JNE. Kita akan follow up, kirim email menanyakan
kenapa pesanan dengan nomor resi sekian masih belum sampai. Dan setelah dapat info
konfirmasi dari JNE, kita biasanya akan langsung telepon customer-nya untuk follow
up. Lanjut lagi, yang ketiga ada namanya really hard complain. Di sini, sama seperti
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
tadi, sudah di luar waktu estimasi dan ditambah lagi bumbu-bumbu dia mengancam
akan lapor polisi atau YLKI, atau dia mau menulis surat pembaca atau sudah buat surat
pembaca. Dan itu yang harus kita prioritaskan.
R: Tapi memang ada ya mas yang sampai really hard complain gitu?
A: Pastinya setiap bulan ada. Ada satu atau dua. Kalau untuk itu kita akan special case,
akan diprioritaskan, turun tangan dan bergerak cepat. Karena kalau sudah naik di media
berita, yang jelek itu image kita (Elevenia).
R: Memang seberapa sering mas keluhan yang masuk ke Twitter Elevenia itu
sendiri?
A: Kalau ditanya seberapa sering. Kita ada report-nya per minggu. Jadi staff akan
kumpulkan ke saya, jumlah keluhan dalam satu minggunya. Contohnya ini, di tanggal
24 April sampai 30 April, dalam satu minggu ada 760 customer yang menghubungi
kita melalui media sosial, Facebook. Dan untuk Twitter, kita lihat di week terakhir ya,
di 19 Juni sampai 25 Juni, itu ada 739 customer yang menghubungi kita. Dari sini kta
juga bisa lihat, dari sekian banyak komentar yang masuk Customer Service kita bisa
membalas dengan rata-rata waktu 2 menit 40 detik. Untuk ukuran media sosial itu
sudah termasuk cepat sekali. Range customer yang menghubungi paling sedikit itu 500
per minggu-nya. Dan paling banyak itu 1000 per minggu.
R: Banyak juga ya mas. Pernah ada Customer Service telat balas? Atau lebih dari
batas waktu 6 menit?
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
A: Ada, pernah juga pastinya. Untuk minggu kemarin, dari 1057 customer yang
komentar, ada 15 orang yang dibalas lebih dari 6 menit.
R: Kalau untuk evaluasi atau report biasa menggunakan aplikasi sendiri atau
seperti apa mas?
A: Untuk report biasa kita pakai bantuan excel online. Input-nya manual, tapi mereka
(excel online) yang do the math. Aku biasa juga menyusunnya per minggu. Bisa dilihat
di sini. Kita lihat week 4 saja ya, untuk week 3 ini biasanya kita untuk compare. Jadi
hasil week ini kita bandingkan dengan hasil week sebelumnya. Kita punya total
incoming message itu 832 di Facebook, yang telat balas di atas 6 menit ada 8 saja.
Memang basically tidak ada yang sempurna. Untuk Twitter 907 incomming messages,
ada 23 yang telat. Kalau kita buat service rate, kita berada di posisi 97,57%. Late-nya
2% sekian, targetnya kita 95%, dan Alhamdulillah selalu berada di atas target. Seperti
itu KPI namanya, Key Performance Indicator, yang artinya target apa yang harus kita
capai.
R: Ok mas. Terus menentukan KPI itu sendiri dalam jangka waktu per bulan
kah?
A: Iya, biasanya per bulan ya. Tapi tergantung dari tiap perusahaannya itu sendiri.
R: Pernah nggak mas, nggak tercapai target KPI-nya?
A: Pernah. Nah, kita biasanya cari tahu dulu, apa ada pengelolaan atau pengolahannya
yang salah. Kita evaluasi dulu. Kesalahannya ada di mana.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
R: Oke. Kalau Customer Service sendiri jumlahnya yang handle media sosial ada
berapa orang ya?
A: 12 orang dengan 1 supervisor yang mengawasi. Dan kantornya mereka juga tidak
di sini, tapi di Mampang. Saya juga suka cek ke sana, untuk monitoring.
R: Pernah ada kendala nggak dalam menangani keluhan lewat media sosial
Twitter dan media sosial lainnya?
A: Pasti ada. Kalau untuk saat ini kan kita baru fokus untuk handle di Facebook dan
Twitter saja. Dan untuk Instagram kita belum bisa follow up atau jawab semuanya.
R: Pertanyaan terakhir mas. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan
perusahaan untuk membangun customer relations lewat media sosial Twitter?
A: Oke, kita punya yang namanya strategi dalam merespon customer, yang kita
namakan engagement customer. Kita biasa mengucapkan salam, dan sapaan kakak.
Kita juga punya template-nya, jadi supaya bisa lebih cepat balasnya. Nah, biasanya kita
awali dengan greetings kan, misalkan hari ini adalah Hari Lebaran, maka kita akan
salam seperti “Selamat hari Raya, kak.” Nah, itu yang menjadi salah satu ciri kita, jadi
di hari itu ada moment apa di hari itu. Begitu.
R: Ok mas. Terima kasih atas waktunya ya Mas Aqzi.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA
Nara Sumber : Dr. Rulli Nasrullah M. Si
Jabatan : Konsultan Hubungan Masyarakat dan Media Digital, Dosen ilmu
komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pascasarjana IISIP Jakarta, Sekolah
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Mercu Buana,
Universitas Budi Luhur, dan Universitas Andalas.
Tanggal : 05/07/17
R: Selamat pagi Bapak Arul.
A: Ya, selamat pagi mbak.
R: Iya langsung mulai saja ya pak. Menurut bapak apa definisi dari media
sosial?
A: Kalau saya, melihat pertanyaan-pertanyaan ini, saya mengijinkan untuk mengutip
dari buku saya yang ‘Media Sosial’ bahwa media social bukan lagi sekedar saluran
untuk membuka jaringan pergaulan di dunia maya dan bisa berlanjut di dunia nyata,
melainkan memberikan dampak yang cukup bagi bidang-bidang, seperti hubungan
masyarakat, komunikasi pemasaran, bahkan di bidang jurnalistik. Artinya
pemanfaatan media social telah berkembang secara “liar” dari yang awalnya untuk
bersosialisasi, menjadi arena pertarungan dalam menjual produk, menawarkan
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
komoditas, pasar jual beli, hingga corong informasi terhadap peristiwa terbaru yang
terjadi.
R: Bagaimana tren penggunaan media sosial sekarang ini di Indonesia?
A: Kalau trennya saya prefer lihat hasil riset dari Wesocialmedia, wesocialmedia.rg.
Menurut saya disitu lebih akurat lah karena menggunakan kuantifikasi, untuk berapa
persennya.
R: Ok, menurut bapak bagaimana pemanfaatan media sosial sebagai salah satu
tools PR, lebih spesifiknya dalam menjalin hubungan dengan customer?
A: Oke, kalau diarahan ke customer tren media sosialnya. Menurut saya itu akan jadi
jauh lebih bermanfaat ya karena media sosial itu real koneksi dan itu bisa di
kuantifikasi, dikalkulasi berapa jumlah teman kita. Yang kedua, dia melewati batas-
batas geografi, demografi, 24 jam. Cirinya itu ada dibuku saya, ada 6 ciri yaitu
jaringan, informasi, arsip, interaksi, simulasi sosial, dan konten oleh pengguna. Kalau
dalam digital marketing itu luar biasa. Karena dari produsen langsung straight ke
konsumen. Efektivitas menggunakan media asli produsennya, orang memasuki
sebuah situs perusahaan itu hanya untuk melihat profilnya, tapi untuk buying-nya itu
lebih kepada media sosial. Beberapa perusahaan sekarang bahkan direct selling-nya
langsung di media sosial.
R: Bisa diberi contoh pak seperti apa?
A: Iya, kalau seperti yang saya tahu dibidang akademik itu, buku-buku. Para penerbit
buku itu mereka mainnya di media social, karena 24 jam orang bisa titip pesan,
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
bertanya mengenai buku, produsen buku juga tidak membayar pajak ke toko buku,
jadi bisa lebih murah. Jadi jalur distribusi yang panjang ini bisa dipotong. Kalau kita
beli di toko buku 50 ribu, kita bisa beli 40 ribu. Keuntungan itu yang sebenarnya
dilihat jadi keuntungan yang luar biasa penggunaan media sosial dalam digital
marketing gitu.
R: Bberarti ada pemotongan yang sangat luar biasa ya pak di jalur
distribusinya. Besar ya dampaknya media sosial dan internet ini.
A: Iya betul itu. Apalagi kalau dalam PR, manfaat media sosial itu banyak. PR apa
tujuannya salah satunya, pasti kalau buku-buku standar pasti tujuannya tidak hanya
mencitrakan, pasti tujuannya membangun tujuan yang searah, masyarakat tau tujuan
kita, dan masyarakat memahami. Kalau image di masyarakatnya bagus, nanti pemilik
modal penanam saham akan ikut dengan sendirinya. Jefkins mengatakan, yang
penting masyarakat dulu. Media sosial ini, pada PR bisa langsung ketemu
masyarakat, calon konsumen.
R: Jadi lebih praktis ya pak. Sangat membantu kalau untuk PR.
A: Iya betul. Karena media sosial reach dan engagement-nya tidak sekedar lima ribu
teman, kalau setiap teman itu punya teman lagi. Karena empat lapis kalau di
Facebook itu, satu kali cuit bisa viral yang luar biasa. Jadi itulah keuntungannya.
Kemudian keuntungannya yang lain adalah gratis, di media sosial PRnya bisa gratis,
kalau barangnya bagus orang akan bilang ‘eh gue abis makan sate taichan nih, murah,
dan nggak terlalu pedes.’ Terus langsung viral. Bayangkan kalau perusahaan harus
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
membayar iklan di televisi yang satu spot-nya lumayan mahal. Sedangkan ini gratis.
Cuma masalahnya itu, karena gratis kita tidak bisa mengatur. Tidak bisa dikontrol.
R: Apa ada sisi buruknya pak?
A: Pasti. Sekarang eranya keterbukaan. Kalau kita tidak suka dengan suatu produk
atau jasa, kita bisa langsung tulis di media sosial. Itu yang justru jadi bahaya untuk
PR. Jadi orang dapat dengan mudah meng-endorse jelek sebuah produk di media
sosial. Sayangnya, itu langsung ditelan bulat-bulat oleh teman-teman yang di media
sosial itu. Kita tidak drive in para pengguna social medianya. Jadi kadang-kadang
liar. Dan cenderung karena gratis itu kita tidak bisa mengharapkan mereka untuk
setiap saat melakukan viral campaign di media sosial.
R: Keuntungannya bisa dibilang sangat baik dan membantu tetapi harus dilihat
juga ya pak bahwa ada sisi kekurangannya yang jelek dan cenderung
berbahaya dan bisa mengancam juga ternyata.
A: Iya, jadi kalau yang saya lihat media sosial itu sangat berguna untuk perusahaan.
Tadi dengan dua kelebihan itu. Keuntungannya ya itu menggunakan tenaga yang
gratis, yang kedua jangkauannya jadi jauh lebih luas, jauh lebih luas jangkauannya
dari media tradisional, bahkan TV sekaligus. Yang ketiga adalah secara geografis, itu
dunia. Karena disitu ada dokumentasi. Apa yang kita tulis sekarang bisa kita cari dan
lihat kembali di 10 tahun yang akan datang. Coba kita lihat Facebook, dia pasti akan
mengingatkan kenangan kamu dua tahun lalu, atau tiga tahun lalu. Atau ada juga
hashtag di Instagram dan Twitter. Misalnya contoh aja, Samsung, kita tulis aja
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Samsung, terus nanti keluar semua orang yang menggunakan hastag Samsung ini, di
sana bisa kita lihat percakapan mengenai Samsung tadi. Kelebihan dokumentasi itu
yang tidak bisa dimiliki media massa tradisional. Kalau media massa seperti Kompas,
Tempo itu kita harus datang ke sana, ada dokumentasinya mereka di koran itu. Tapi
kan kita harus datang ke sana, ke kantornya. tidak praktis. Dan itu pun hanya di satu
media saja.
R: Betul juga ya pak. Mungkin itu kenapa sekarang banyak perusahaan yang
mulai memanfaatkan media sosial itu tadi ya.
A: Iya. Jadi kalau di internet itu, semua media, kita bisa dapet semuanya, sehingga
lebih praktis. Interaksinya juga jauh lebih mudah. Seperti misalnya kalau kita nonton
iklan, tidak semua orang suka menonton iklan. Misalnya, ‘ah nggak mungkin lah ini
iklannya anti air lah Samsungnya segala macam.’ Tapi kalau seandainya kita pakai,
dan saat sedang berenang dengan anak, saya ambil foto di dalam air dengan Samsung
itu, lalu di-post di media sosial. Orang pasti akan nanya, ‘eh lo pake hp apa si?’ ‘oh
ini gue pake A7 nih, murah.’ Nah disitu kan kita jadi bisa berdialog dengan orang
lain, dan itu lebih riset yang terakhir itu digital WOM (word of mouth).
R: Melalui digital word of mouth? Bisa dijelaskan nggak pak seperti apa?
A: Kalau seperti temen kita yang ngomong itu kita pasti percaya. Misalnya, kamu nih
jerawatan, terus tiba-tiba dua bulan kemudian kamu nggak jerawatan, terus temen
kamu nanya, ‘eh kok elu udah nggak jerawatan?’ terus kamu bilang ‘oh gue pake
amplas nih.’ Kalau sudah begitu temen kamu pasti percaya, bisa jadi padahal itu tidak
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
betul. Tapi karena orang yang bercerita pengalamannya secara langsung di media
sosial, hubungan itu yang jauh lebih bagus untuk dimanfaatkan PR. Meskipun kata
Sherly Tuckle itu, persoalannnya informasi mungkin terjalin, tapi kedekatan
emosional tidak. Jadi, kalau menurut Tim Jordan tahun 99 itu, ada 3 hal yang
menyebabkan internet itu jadi bagus untuk meningkatkan power, termasuk power
dalam PR. Nomor 1 yaitu, flood information, informasi yang banjir itu. Jadi kita mau
cari apa saja banyak, spesifikasi banyak, tidak perlu ke perusahaannya. Kita bisa lihat
di blog, lihat di berita, lihat di akun media sosial. Orang jadi punya banyak referensi
sekarang. Dan itu yang menyebabkan masyarakat akan jauh lebih cerdas, terutama di
perkotaan yang internet aksesnya jauh lebih sering dan mudah. Mereka juga jauh
lebih mudah memilih barang, karena adalah customer experience yang menjadi salah
satu hal penting untuk digital marketing.
R: Customer experience seperti apa sih pak? Bisa dijelaskan lebih detail?
A: Oke. Misalnya kita pakai Elevenia, bayarnya mudah, tinggal potong pulsa
misalnya, kemudian di media sosial orang banyak berbicara juga, akhirnya banyak
yang penasaran dan mencari tahu. Tapi jeleknya sekali saja orang mendapatkan
customer experience yang tidak baik dan kemudian membagikannya di media sosial,
akan melekat terus. Dengan customer experience yang banyak, informasinya jadi
lebih banyak juga kan. Banyak Informasi yang didapat. Kita tidak butuh produk, tapi
kita membutuhkan orang yang cepat membeli, cepat mengirim dan trust yang tinggi.
Kalau produk kan mudah, ada di mana-mana, tapi kan kenapa kita punya keinginan
membeli online, itu karena aktivitas kita. Kalau hal itu tidak bisa dijawab oleh
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Elevenia, dia pasti akan ditinggalkan. Jadi bukan dari produknya, tapi layanannya
yang dicari. Kemudian aftersales-nya juga harus luar biasa, memperlakukan
customer-nya juga harus luar biasa. Kita harus contoh hospitality-nya hotel lah,
terlebih yang bintang 4/5, misalnya saat kita ulang tahun di kamarnya diberikan kartu
ucapan, atau kue, kado seperti itu. Kaya misalnya kita mikir ngapain sih kasih
kalender, kalender itu kan murah ya. Tapi kalau customer kita kasih kalender
misalnya, dia merasa dihargai, diperhatikan.
R: Kembali lagi berarti ya pak, lebih kepada pelayanan yang bisa diberi dari
perusahaan, layanannya. Kita lebih lihat ke seperti packingnya dari Elevenia
seperti apa, saat complain seberapa cepat menjawabnya.
A: Iya betul begitu itu. Karena di era digital orang maunya serba cepat. Misalnya ada
yang complain, terus balasnya lewat satu jam tidak ada jawaban, panas hati, enam
jam ga dijawab, sehari semalam tidak dijawab, langsung tulis status di media
sosialnya pasti.Itulah hal serius yang harus dipikirkan para pelaku digital marketing
saat ini.
R: Oke, kalau menurut bapak apakah sudah efektif penggunaan media sosial
pada Elevenia ini?
A: Jadi kalau saya lihat, sangat efektif menggunakan media sosial. Harus dipahami
juga, tidak semua orang tahu Elevenia, walau sudah ada di internet juga belum tentu
semua tahu Elevenia. Karena persoalannya adalah berapa banyak dia beriklan,
menonjol dibandingkan pesaingnya yang lainkan. Persoalaannya kalau hanya
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
mengandalkan iklan di media sosial atau media tradisional, itu akan menjadi masalah
serius dalam mengerogoti keuangan. Tapi kalau mengandalkan customer experience
di media sosial itu akan menjadi engagement Elevenia jadi lebih bagus. Intinya
bagaimana perusahaan membuat efektif customer relations, adalah jangan melupakan
customer. Jangan setelah sekali membeli, selesai sudah sihubungan itu. Jadi harus
dikelola terus, supaya pengguna media sosial itu yang melakukan campaign secara
tidak langsung atau tidak sadar.
R: Jadi menurut bapak apakah media sosial cocok digunakan sebagai salah satu
tools customer relations?
A: Menurut saya bukan cocok lagi, tapi sudah harus itu. Artinya posisi social media
itu telah diakui, dan orang-orang yang mengelolanya pun diakui, dan dibayar, artinya
kalau ditanya apakah perusahaaan harus memiliki akun social media? Ya saya jawab
harus. Apapun bentuknya, apakah diserahkan ke pihak ke 3, kepada konsultan atau
agency, yang jelas harus memiliki social media, karena sudah menjadi kebutuhan.
Keuntungan menggunakan social media ya salah satunya tadi karena dapat dihitung,
dikalkulasi, sehingga dapat diukur apakah sebuah campaignya berhasil, hal-hal itu
dapat dilihat dari hashtag, atau software seperti keyhole, kita bisa lihat reach,
engagement yang didapat. Jadi hal tersebut yang membuat social media lebih efektif,
karena dapat dihitung. Jadi hitung-hitungan anggaran pun menjadi jauh lebih realistis
sekarang, meskipun pekerjaannya virtual, digital.
R: Oke, pak, jadi wajib ya bagi perusahaan di era sekarang ini memiliki media
sosial.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
A: Iya, sudah kebutuhan wajib buat perusahaan yang berjalan di era digital seperti
sekarang ini. Kalau media sosial mana yang cocok, ya itu berbeda-beda, sesuai dari
fokusnya masing-masing. Begitu.
R: Ok, baik pak. Terima kasih banyak sekali lagi atas waktunya ya pak.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
LAMPIRAN B
(Foto bersama Aqzi Gurandhi selaku narasumber Manager
Customer Service Elevenia)
(Foto bersama Lukas Sabdodi, selaku narasumber Manager
Social Media Elevenia)
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
(Foto bersama Dr. Rulli Nasrullah, selaku narasumber ahli)
Social Media Facebook Elevenia
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Social Media Instagram Elevenia
Social Media Twitter Elevenia
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Social Media Youtube Elevenia
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Contoh Konten di Facebook Elevenia
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Contoh konten di Twitter Elevenia
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Contoh konten di Instagram Elevenia
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
CURRICULUM VITAE
Personal Details
Full Name : Raden Sarah Chyntia
Sex : Female
Place & Date of Birth : Serang, October 5, 1995
Nationality : Indonesia
Marital Status : Single
Height, Weigh : 155 cm, 55 kg
Religion : Moslem
Address : Tangerang
Contact Number : 087771718131
E-mail : [email protected]
Educational Background
2013 – Sekarang : Universitas Multimedia Nusantara: Fakultas Ilmu Komunikasi,
Jurusan Public Relations
2010 – 2013 : SMAN 1 Kota Serang, Banten
2007 – 2010 : SMPN 1 Kota Serang, Banten
2001 – 2007 : SD Mardi Yuana, Serang, Banten
1999 – 2000 : TK Mardi Yuana, Serang, Banten
Course and Education
English Language Course, English Adults at LPBB LIA, Serang – Banten.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
English Language Course, Bussines Class at English First, Gading Serpong.
English Language Course, Conversastion Class at at LPBB LIA, Cikokol – Tangerang.
Certificates
Participant in Lembaga Bahasa & Pendidikan Profesional LIA.
Participant in English First.
Participant at New Student Orientation of UMN.
Participant in Character Building Training held in UMN.
Participant in Teamwork and Leadership Training held in UMN.
Participant in Career Building Workshop held in UMN.
Participant in SCTV Goes To Campus held in UMN.
Participant in Event Bike For Hope
Personal Skill and Competence Language
Language : Indonesia, English.
Computer Ability : Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point
Talent : Singing.
Another skill :
Teamwork,
Negotiation,
Easy going,
Friendly,
Social Media Management,
Event Management,
Interpersonal communication,
Reputation Management,
Corporate Social Responsible planning.
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017
Experiences
Staff of UKM RENCANG Universitas Multimedia Nusantara
Staff of Event Coordinator “Donor Darah” UKM Rencang UMN
Staff of Event Coordinator “Social Work Rencang” at Yayasan Bakti Luhur, Tangerang.
Staff of Event Coordinator “BIKE FOR HOPE 2015” as a Fund Division, presented by
Yayasan Kanker Gelang Harapan HOPE.
Staff of Event CSR “Belajar Budaya Bangsa” as a Fund Division.
6 months as intern at Pegipegi
Analisis Strategi Media..., Raden Sarah Chyntia, FIKOM UMN, 2017