analisis struktural n semiotika bilangan fu
DESCRIPTION
Novel ini mengangkat wacana spritual keagamaan, kebatinan, maupun mistik kedalam kerangka yang menghormatinya sekaligus bersikap kritis terhadap spritualis, yang mengangkat wacana keberimanan tanpa terjebak dalam dakwah hitam dan putih.Secara umumnya, Bilangan Fu juga mengekspresikan kritik terhadap modernisasi, monoteisme dan militerisme yang pada akhirnya mengarah pada Spritualisme Kritis.Novel ini juga menceritakan tentang empat tokoh utama, Yuda, Parang Jati, Marja dan Farisi/Kupu-kupu. Novel ini juga mengisahkan tentang pertemanan dan persahabatan dalam cinta segitiga yang lembut antara Yuda, Marja dan Parang Jati. Sementara itu antara Yuda, Parang Jati dan Farisi/Kupu-kupu, ketiganya mewakili dinamisme dunia yang kompleks, titik ekstrim yang berseberangan.TRANSCRIPT
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
ANALISIS STRUKTURAL DAN SEMIOTIKA DALAM NOVEL BILANGAN
FU; KARYA AYU UTAMI
Analisis Struktural dalam Novel Bilangan Fu
1. Tema
Tema Novel Bilangan Fu adalah Spritualisme Kritis.
Novel ini mengangkat wacana spritual keagamaan, kebatinan,
maupun mistik kedalam kerangka yang menghormatinya sekaligus bersikap
kritis terhadap spritualis, yang mengangkat wacana keberimanan tanpa
terjebak dalam dakwah hitam dan putih.
Secara umumnya, Bilangan Fu juga mengekspresikan kritik terhadap
modernisasi, monoteisme dan militerisme yang pada akhirnya mengarah
pada Spritualisme Kritis.
Novel ini juga menceritakan tentang empat tokoh utama, Yuda,
Parang Jati, Marja dan Farisi/Kupu-kupu. Novel ini juga mengisahkan tentang
pertemanan dan persahabatan dalam cinta segitiga yang lembut antara
Yuda, Marja dan Parang Jati. Sementara itu antara Yuda, Parang Jati dan
Farisi/Kupu-kupu, ketiganya mewakili dinamisme dunia yang kompleks, titik
ekstrim yang berseberangan.
2. Tokoh dan Penokohan
Tokoh Utama: Yuda
Yuda bukanlah orang yang idealis seperti sahabatnya Parang Jati.
Dia juga memiliki keras hati karena dia tidak begitu peduli dengan yang
lemah. Dia juga penuh pertimbangan, kritis dan skeptis (sikap yang
meragukan sesuatu).
Yuda juga bersifat lugas dan pragmatis, pemanjat tebing, pemuja
kegagahan dan kecantikan sangat tepat digunakan untuk
mengkomunikasikan pemikiran dan argumen-argumen Parang Jati
1
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
Tokoh Pembantu Protagonis: Marja
Marja adalah mahasiswi jurusan desain. Wajahnya tidak istimewa
cantik namun ia seorang pemain cinta yang perkasa. Seorang gadis bertubuh
kuda teji dan berjiwa matahari. (38)
Marja merupakan orang yang baik hati, periang, kekanak-kanakan,
polos, sensitif dan bersifat sosial. Jadi, Marja ”si manusia” adalah gadis
energik dengan segala sisi kemanusiaan yang lugu.
Marja merupakan pemanis yang tidak sekedar memberikan
kemanisan dalam Bilangan Fu, tetapi juga memperkaya dan memperdalam
cerita serta karakterisasi Bilangan Fu. Sebagai kekasih Yuda, Marja
membawa cinta dalam Novel ini, membawa keingintahuan serta kekasih yang
jujur. Marja menjadi sudut pencipta cinta segitiga.
Tokoh Pembantu Protagonis: Parang Jati
Parang Jati adalah orang pencinta alam, bersiguguh, pantang
menyerah, memiliki sikap spritualis-kritis, idealis, tidak skeptis, setia, bersifat
sosial, tangguh, penyabar, tidak egois dan tidak serakah, memiliki obsesi dan
keteguhan hati. Parang Jati juga adalah ”si malaikat jatuh” yang memiliki
keluguan yang beresiko, polos nyaris bidadari air mukanya pasrah (37). Ia
seorang pemuda berjari dua belas yang dibentuk oleh ayah angkatnya untuk
menanggung duka dunia.
Parang Jati adalah seorang mahasiswa geologi yang mencintai
budayanya dan alam yang membesarkannya. Parang Jati merupakan
karakter yang lebih dalam yang tidak anti modernitas tetapi dia kritis terhadap
modernitas. Meskipun sebenarnya, dia juga masih memiliki sisi anti yaitu anti
militerisme.
2
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
Parang Jati juga adalah sipemikir, pemanjat tebing, yang memikirkan
dan bersimpati terhadap orang-orang lemah, kecil, terbuang dari dunia, yang
hidupnya juga sangat dekat dengan mistik.
Tokoh Antagonis Farisi/Kupu-kupu
Si ahli hukum, percaya pada hukum pasti, egois, beriman,
membingungkan, percaya kepada Tuhan, berwajah rupawan.
Farisi berhasil menjelma menjadi karakter antagonis. Karakter ini
berhasil memancing emosi pembaca Novel Bilangan Fu. Meskipun pada
akhirnya, karakter ini terkesan dikompromikan dengan keinginan pembaca,
tetapi paling tidak ditengah cerita dia berhasil membuat pembaca
membencinya.
Farisi malah terkurung dalam pandangan modernisme namun masih
terbatas pada ketakutan akan prinsip monoteisme.
3. Plot
Introduction
Seorang pemuda bernama Yudha. Ia seorang pemanjat tebing dan
petaruh yang melecehkan nilai–nilai masyarakat. Ia senang mengoleksi
sesuatu yang di dapat olehnya dari hasil pertaruhan. Ia tidak menyukai
kehidupan yang modernisasi. Karena ia tidak suka dengan hingar bingar
kota.
Parang Jati ”si malaikat” seorang pemuda berjari dua belas yang
dibentuk oleh ayah angkatnya untuk menanggung duka dunia.
Marja ”si manusia”. Seorang gadis bertubuh kuda teji dan berjiwa
matahari.
Mereka terlibat dalam segitiga cinta yang lembut, diantara
pengalaman-pengalaman keras yang berawal dari sebuah kejadian aneh-
3
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
orang mati yang bangkit dari kubur menuju penyelamatan perbukitan
gamping diselatan Jawa.
Diantara semua itu, Bilangan Fu sayup-sayup menyingkapi diri.
Raising Action
Ketegangan itu diawali sejak Parang Jati menceritakan sesuatu yang
sulit dipercayai oleh Yuda yakni tentang manusia yang mencari ilmu dengan
memakan empat puluh mayat sebagai syarat dimalam Jumat Kliwon yang
termasuk dalam perhitungan Parang Jati adalah sebagai bulan ketilam (bulan
menuju mati) yang dikenal dengan bulan sabit perahu. (493)
Ketegangan mulai meningkat saat mereka berada disekitar Goa Hu
yang telah dipasangi pita kuning polisi sementara Marja membawa belati.
Parang Jati meminta Yuda untuk mengambil tindakan jika ada sesuatu yang
mencurigakan tentang keselamatannya.
Ketegangan juga terjadi disaat keadaan telah sunyi dan terasa
panjang sewaktu nyamuk-nyamuk mulai menyerang. Yuda mendengar suara
gemeresek sekilas disisi berseberangan dan merasa ada orang yang
mengintip mereka. Mereka terus merunduk dibalik semak yang penuh
nyamuk. Mereka semakin tegang saat melihat nyala senter didalam goa dan
nampaklah tuyul yang mengeluarkan ceracau dan dekis diantara suara
berkumur seperti hewan marah yang menyembur-nyembur.
Lalu terjadi sesuatu yang diluar dugaan yuda.
Klimaks
Klimaks pada Novel ini adalah pada saat Parang Jati dan Tuyul
tersebut tertangkap basah saat melanggar garis polisis untuk melakukan
ritual iblis dimalan Jumat Kliwon dan diringkus oleh orang-orangnya Farisi
karena diduga pemuja setan.
4
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
Semua terjadi sangat cepat. Yuda mendengar suara pukulan dan
suara Parang Jati yang mengerang. Dengan spontanitas Yuda keluar dari
tempat persembunyiannya sambil berteriak dan mengancungkan badik yang
siap memancung bagi siapa saja yang berani mendekatinya.
Ketegangan meningkat saat Yuda dan Parang Jati yang barusan
dihajar harus menghadapi orang-orang suruhan Farisi sekitar sepuluh orang
dan mereka hanya berdua. (498)
Keadaan tak semudah itu dikendalikan. Segera Yuda menyadari
bahwa jumlah mereka lebih dari sepuluh. Lebih dari lima belas orang. Orang-
orang Farisi. Tak ada satu level untuk diajak berdebat. Orang-orang disini tak
memiliki otak. mereka hanya mesin, serupa dengan prajurit yang telah
diprogram untuk menjalankan tugas.
Parang Jati tanpa pelindung. Orang-orang menelanjangi dia dan
siTuyul. Mereka mulai mengikat tangannya dengan tali panjang. Yuda sangat
cemas apakah diantara mereka ada yang membawa jeringen bensin. Sebab
dimasa ini terlalu banyak maling yang dibakar hidup-hidup. (499)
Parang Jati dan Tuyul itu telanjang dan diikat bagai binatang buas,
diseret dan dihinakan. Mereka menempeleng Parang Jati (500) dan
diintrogasi oleh Farisi dan orang-orang pendukung Farisi. (501). Parang Jati
didudukkan disebuah kursi, bertelanjang dada dan tangannya terikat oleh
jerat yang mulai menyendat darahnya. Dia dipermalukan oleh Farisi. Darah
mengalir lirih dari tepi mulutnya yang kini kebiruan. Dia dikelilingi oleh orang-
orang yang haus akan kekuasaan dan kebenaran. Orang-orang tersebut
menjatuhkannya ketanah dan dia terbelenggu oleh kekuasaan dan diadili
secara pertikelir dan tidak sah. (502)
Dia dipukuli oleh orang-orang pendukung Farisi (503)
Dia dituduh memimpin aliran sesat dan mencampur adukkan ajaran
agama dan kepercayaan, melakukan sinkretisme yang menimbulkan
kerancuan ajaran. dan sangat memberatkannya dia dituduh melakukan ritual
5
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
sesat dengan menggunakan mayat sebagai persembahan bagi roh-roh jahat
dan kerajaan Nyi Ratu Kidul. Jadi dalam introgasi tersebut dia disiksa dan
dianiyaya dengan harus menelan kembali artikel yang memuat kata-katanya
kedalam mulutnya. (504).
Mereka menyeret Parang Jati keluar Istana Poniman dengan cara-
cara kekerasan oleh orang-orang bayaran. Hal ini yang menyebabkan
Pontiman Sutalip menelpon polisi. (505)
Penganiyayaan yang dialami oleh Parang Jati sudah seperti tenaga
seks yang mencari klimaks yang membuat Parang Jati mengalami kesedihan
yang sangat dalam.
Anti klimaks
Yuda yang sudah mempelajari suara seorang komandan pasukan
khusus menggertak pasukan yang tak dikenal, tetapi karena dia hanya
seorang diri, salah satu dari mereka balik menghardik.
Marja berusaha untuk menjerit namun bukan jeritan teraniaya,
melainkan jeritan menyampaikan sesuatu yang penting dan mengatakan
bahwa dia sedang menelpon kepala desa dan kepala desa akan
mengirimkan polisi ke tempat kejadian. Suara femininnya mau tak mau
membuat kikuk musuh yang sedang merasa perkasa. Saat itu Yuda bisa
mengerti bahwa diplomasi feminin kadang memang bisa mengacaukan
perang urat saraf. Tapi lebih dari itu Marja menjadi orang yang sangat luar
biasa cerdik dan tangkas untuk mengambil jalan jitu menghubungi Pak
Kades.
Marja menyalakan pengeras suara pada teleponnya agar sosok
sosok itu mendengar suara kepala desa. Dari benda kecil itu terdengar suara
Pontiman Sutalip yang menjelaskan identitaf Parang Jati dan meminta
6
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
Parang Jati di bawa ke tempatnya. Kepala desa selalu menempuh jalan
konfromi untuk menyelesaikan masalah itu. Pontiman Sutalip telah
memanggil polisi untuk mengamankan Parang Jati dari Laskar Mamon, tapi
polisi tak kunjung tiba jadi si Yuda menghubungi kedua teman dekatnya
Satria pasukan istimewa yang ditugaskan di Yogya, Karna dan Kumba karna
dan mereka merupakan juru selamat dan menjadi coitus interuptus.
4. Resolusi
Parang Jati terbebas dari penganiayaan setelah datangnya dua
sahabat Yuda.
5. Alur Cerita
Alur Cerita dalam Novel Bilangan Fu karya Ayu Utami adalah alur
maju karena disusun secara kronologis atau berurutan dari awal hingga akhir
cerita.
6. Setting/Latar
Novel Bilangan Fu memiliki setting/latar diberbagai tempat:
1. Citatah, barisan tebing gamping ditepi kota Bandung. (4)
2. Watugunung, Gunung Batu Hitam yang disebut sebagai Candi alam
vagina raksasa (18, 50)
3. Lubang kesayangan Yuda yang disebutnya Sebul. Ia adalah lubang
tembus yang panjangnya pun serupa fu, atau kira-kira sepotongan lengan
orang dewasa. Diameter liangnya juga setara alat musik tiup. Jika angin
stabil, siulannya rendah dan berwibawa. Jika angin meliuk-liuk, sebul
berdesis ular marah. Ia biasa membisik ganas di malam hari, dalam
kegelapan. (18)
7
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
4. Tanggal 25 Desember adalah waktu terjadinya Misteri Kematian Ternak di
Watugunung. (28). Hari itu juga, Yuda dan rekan-rekannya memutuskan
untuk mengentikan sementara pemanjatan. (29)
5. Tempat peralatan panjat yang murah di Bandung (29)
6. Kaki Watugunung merupakan tempat cerita simptom vampir. (29)
7. Mobil yang digunakan Yuda, Marja, dan Parang Jati melaju ke Selatan,
melewati Garut, Rajapola dengan pemandangan hijau biru gunung
galunggung, lalu turun ketempat rendah yang silau terik, Tasik, menuju
Pangandaran. Lalu terus ke Timur. Melewati perkebunan karet yang
beralur-alur rapi. Hutan-hutan jati yang berjambul ranggas. (40)
8. Perbukitan kapur Sewugunung merupakan bentangan khas disepanjang
pantai Selatan Jawa. Dibeberapa tempat diantaranya berjungutan bukit-
bukit volkanik. Tapi Batu Bernyanyi atau Watugununglah yang paling
raksasa. sementara itu, Bukit Hitam Watugunung merupakan bentukan
yang benar-benar berbeda dari Sewugunung. Watugunung adalah jejak
gunung api yang dahulu hendak tumbuh dari bawah kerak bumi. (41)
9. Pantai Laut Selatan yang mengkilap dikejauhan pada lepas pantai
Pangandaraan. Lampu suar. Kapal-kapal ditepi samudra. Gemuruh
ombak bertumpang tindih dengan deru Landrover tua milik Yuda. (47)
10.Tangkuban perahu di Bandung
11.Laut Ratu Selatan tampak terbentang. Gemuruhnya terdengar sayup,
datang satu detik setelah lapisan-lapisan ombak membentur pantai. (62)
12.12 Januari WHO akan mendorong produksi serum yang dapat
menentukan antara hidup dan mati atau kelumpuhan untuk jutaan orang
dinegara-negara miskin.
13.di Puncak Watugunung
14.di Kamar kost Yudha
7. Point of View/Sudut Pandang
8
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
Sudut pandang yang digunakan pengarang adalah sudut pandang Pertama
karena dalam buku tersebut pengarang menggunakan kata ”aku”
8. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam Novel Bilangan Fu lebih padat,
eksploratif namun banyak menggunakan kalimat pendek dan filosofis angka
dengan banyak analogi dari lakon-lakon pewayang dan menggunakan
analogi-analogi dan simbol-simbol keagamaan yang telah banyak dikenal
masyarakat
Analisis Semiotika Novel Bilangan Fu
1. Kepercayaan Pantangan Kawin antara Bangsa Sunda dan Jawa
Pantangan kawin antara Bangsa Sunda dan Jawa karena adanya
Kisah Tragis Babad Tanah Jawi antara Raja Majapahit, Raja Hayam Wuruk
dan Putri Pajajaran, Diah Pittaloka dalam Kitab Geguritan Sunda. Babad
Tanah Jawi oleh pujangga Bali.
Apalagi jika lelakinya Sunda dan perempuannya Jawa. Si istri akan
menjajah sisuami. Bahkan sampai sekarang nama Gajah Mada dan Hayam
Wuruk tak ada di Bandung dan Bogor. Bandung, ibu kota Jawa Barat
sekarang. Bogor diperkirakan merupakan pusat kerajaan Pajajaran dulu. (44)
Sementara itu, dalam Novel Bilangan Fu mengupas falsafah satria
yang merupakan sebuah sikap hidup yang diutamakan dan diagungkan
orang Jawa. Novel ini juga berusaha menjelaskan idealisasi kedalam
ikonografi; cara orang Jawa mendagingkan sifat-sifat itu dalam bentuk
wayangnya.Satria digambarkan dengan tubuh ramping, kepala sedikit
menunduk dengan profil halus, gambaran sifat tahu batas, tidak gelojoh dan
rendah hati.
2. Mistisme
9
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
Terdapat suatu kepercayaan dimasyarakat sekitar kaki tebing yang
tidak dapat diterangkan oleh akal sehat. Mereka menolak perawatan
kesehatan karena alasan mistik. Mereka mempercayai memiliki aji-aji untuk
menolak penyakit. (68)
Gnosis Sanguinis
Gnosis Sanguinis merupakan sejenis pengetahuan hanya bisa
diturunkan melalui darah. Pengetahuan seturut darah. Bentuk pengetahuan
yang hidup dalam sel-sel darah. Karena itu, ada agama-agama yang
melarang transfusi. Seperti dalam kisah-kisah drakula, sang vampir
menghisap darah korbanya sebagai proses penyucian manusia itu dari
pengetahuan duniawi dan manusia tersebut akan mendapatkan pengetahuan
yang baru dan aneh, yang membuat mereka melihat dunia secara aneh.
Sebab pengetahuan itu bukanlah bersifat duniawi dan menjauhkan manusia
itu dari sifat-sifat duniawi. (64)
Bunyi fu yang selama ini hanya ada dalam pengalamanku kini
memiliki kembaran dipengalaman Parang Jati. Bunyi hu. Siapa yang
menghembuskan bunyi itu kedalam dirinya? Sesosok makhluk manusia-
serigala-jantan-betina? yang mengisikan rahasia kedalam telinganya,
ataukah menularkan pengetahuan itu melalui gigitan bengis mesra
dilehernya? melalui titik luka diujung jari? kepada asam-asam purba? Gnosis
Sanguinis. (117)
Sebuah bayangan mengendap-endap menghampirinya dari
belakang, mengendusi untai nadi yang melintang dibawah kulit lehernya.
Kulihat pembuluh itu berdenyut halus. Terimalah ini: Gnosis Sanguinis. (119)
Gnosis Sanguinis. Kebanyakan pengetahuan disimpan disel-sel otak.
Tapi ada pengetahuan yang ditularkan lewat darah dan tinggal disana.
Pengetahuan seturut darah. Terimalah. Sebab kau tidak bisa
10
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
memperolehnya. Kau hanya bisa menerimanya atau tidak menerimanya.
Tidak ada selain dua itu. Seperti dalam taruhan. (153)
Bilangan Fu. Pengetahuan tentangnya hanya bisa ditularkan melalui
gigitan. Setelah itu, ia akan menikamku dari belakang. Gnosis Sanguinis.
Terimalah. (471)
Memori purba. Pengetahuan yang ada dalam darah. Gnosis
Sanguinis. (523)
Orang Yang Matanya Terpasang Terbalik
Ada makhluk-makhluk yang diciptakan dengan mata yang bisa
memandang kearah luar. Mereka ini bisa menjadi manusia. Tapi ada yang
matanya, entah kenapa, terpasang terbalik, yaitu melihat hanya kesebelah
dalam. Mereka inilah yang menjelma setan sialan. Mereka seharusnya mati
waktu dilahirkan. Tapi entah mengapa, mereka hidup. Dalam dunia hewan,
niscaya sang induk menelan kembali bayi seperti ini dengan rasa terkutuk.
Mereka hidup, tapi mata mereka melihat kesebelah dalam. Karena
itu mereka tak pernah memancarkan energi kedunia. Sebaliknya, mereka
memakan energi dunia kedalam dirinya yang bocor tanpa dasar. Mereka
haus terus dan senantiasa lapar. Mereka menginginkan dan selalu
menginginkan dan selalu menginginkan. Sebab mereka adalah celengan
bocor. Demikianlah, mata yang melihat kesebelah dalam adalah mata yang
meminta. Bukan mata yang memberi. Mata yang menelan sinar. Bukan mata
yang memancarkan cahaya. (494)
Diantara pilar-pilar Romawi yang kurus itu, Parang Jati didudukkan
disebuah kursi. Sedangkan iblis kecil itu dibelenggu disebuah sudut. Ia
dianggap tidak bisa bicara atau ia sekedar pengikut. Matanya telah
sepenuhnya terbalik. (501)
Bilangan Fu
11
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
Pengertian tentang Bilangan Fu hanya bisa ditularkan melalui
gigitan.
Spritualisme Kritis
Adanya pertentangan aliran kepercayaan antara kepercayaan lama dan yang
baru. Antara keyakinan menghormati langit dan bumi, antara keyakinan
bilangan yang pasti dan rasionalis (Bilangan Hu) dengan bilangan yang
memiliki mistik (Bilangan Fu).
Adanya laku kritik ( sikap kritis dalam menerima kebenaran yang
menganggap bahwa kebenaran itu selalu tertunda namun tidak bersikap
skeptis/ ragu-ragu) terhadap kajian di atas.
Penulis mengkritik nilai – nilai agama- agama lama yang tidak merumuskan
daya kritis yang hanya tersedot pada rasa dan cipta tapi mengabaikan logika,
menekankan pada inspirasi tidak memiliki analisa. Spiritual baru merupakan
milik bagi orang-orang yang telah mengenal modernisme, tapi tidak tertelan
dalam modernisme. Seorang spiritual kritis adalah mereka yang memikul
kebernaran dengan menggunakan cara-cara yang satria dan wigati (sikap
peduli, merawat, memperhatikan, memelihara). Mereka percaya bahwa
kebenaran dalah misteri yang harus mereka pikul selamanya yang
merupakan hukum Tuhan dan bukan teka teki. Bagi orang-orang yang belum
berfikir kritis analitis bukan berarti mereka bodoh tetapi mereka belum berfikir
demikian.
Rasa Misteri
Kebenaran itu selalu menjadi misteri yang perlu dipecahkan oleh karena itu
diperlukan suatu sikap menunda kebenaran/ laku kritik.
12
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
Misteri akan suatu bilangan yang dibagi maupun dikali hasilnya akan
menghasilkan angka satu yang dari awalnya tidak ada atau kosong.
Nyi Ratu Kidul
Misteri apakah Nyi Rara Kidul adalah laki-laki atau perempuan
karena kelihatannya ambiguitas kelamin punya tempat istimewa dalam mistik
Jawa. (47)
Suatu kepercayaan masyarakat disekitar Pantai Laut Selatan untuk
menghormati dan memuja roh-roh jahat sebagai pengikut Nyi rorokidul
dengan memberikan sesajen pada malam Jum’at kliwon di Bulan sabit
perahu. Dan kepercayaan ini sudah menjadi kepercayaan dan adat istiadat
masyarakat sekitar walaupun mereka sudah menerima konsep modernitas
dan telah mempercaytai konsep Biangan Fu.
3. Feminitas
Selama ini Yuda menganggap wanita sebagai makhluk yang
menjemukan dan tidak akan pernah takluk pada perempuan sebab
dianggapnya sebagai musuh. Ternyata setelah mengamati lebih seksama
letak georafis dari Watugunung Gunung Batu Hitam yang selama ini ingin
ditaklukan ternyata tak berbeda bentuknya dengan Candi alam vagina
raksasa dan tak lain tak bukan adalah feminitas. Jadi Watugunung bukan
hanya Gunung batu hitam namun merupakan lambang feminitas-farji
raksasa-yang datang bersama nasib tragis laki-laki. Tak bisa tidak,
keterangan Parang Jati tentang Prabu Watugunung dan Sangkuriang-kisah
tragis tentang keinginan lelaki untuk kembali ke garba ibunda-membuat Yuda
memandang dirinya sendiri dan teman-teman pemanjat sebagai gerombolan
lelaki yang rindu bersatu kembali pada Garba Ibu Pertiwi. Segerombol lelaki
liliput yang ingin melekatkan diri pada Vagina Nyai Gulliver. (51)
13
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
Dalam cerita Prabu Watugunung dan Sangkurian jelas
mengilustrasikan bahwa wanita, makhluk yang sering dipikir lemah namun
ternyata memiliki kekuatan yang dashyat yang mampu menguasai laki-laki,
dunia bahkan bisa mengakibatkan kerusakan.
Dalam menaklukkan perempuan tidak perlu menggunakan cara
kekerasan yang hanya akan menghancurkan perempuan itu namun
perlakukanlah perempuan dengan baik. Bagi Yuda yang biasanya memaku
dan mengebor perempuan diranjang untuk menaklukkannya namun dengan
menaklukan ibunya dia harus menggunakan cara yang lain. Dengan
pandangan feminis seperti ini merubah Yuda yang dulunya pemanjat kotor
menjadi pemanjat bersih/suci.
4. Hukum Moral
Dalam hukum itu kebenaran ada di langit.Tapi bumi membutuhkan
kebaikkan.Kerena yang dilangit tidak membutuhkan belas kasih kita.Oleh
sebab itu Farisi percaya bahwa hukum alam dan hukum Allah itu sama, yaitu
hukum itu pasti. Jadi tidak ada lagi penyembahan dan penghormatan
terhadap bumi yang ada hanya pada langit. Jadi yang berpotensi untuk
merusak bumi modernisme, militerisme, dan monotheisme. Jadi modernisme
merupakan pemanjaan keinginan manusia untuk memiliki atau untuk
menguasai dan menjadikan rasio sebagai alat untuk mencapai keinginan itu.
Monotheisme memberikan legitimasi untuk kekuasaan mutlak dan hukum
agama menjadi alat kekuasaan. Militerisme merupakan kekuasaan itu sendiri.
Agama menjadi spirit dan bukan hukum. Agama diharapkan menjadi
spirit dan bukan hukum sebab moralitas adalah spirit yang seharusnya
tumbuh dari dalam diri manusia, sementara hukum adalah alat kekuasaan.
Oleh sebab itu diperlukan manusia yang post modern maksudnya
manusia yang sudah mengalami sejarah perkembangan kesadaran. Yang
kesadarannya bisa melampaui masa sekarang dan berlaku kritik. Laku kritik
14
Tugas Kelompok Sebagai Prasyarat UTS Mata kuliah Teori dan Aplikasi SastraYunita Hatibie
adalah menyadari bahwa kebenaran dibanyak tempat, dan belakang
kebenaran itu, ada bayang - bayang kehendak berkuasa
15