analisis technology acceptance model pada...
TRANSCRIPT
ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PENGGUNA
ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FAKULTAS SYARIAH DAN
HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SESy)
Oleh
SAOMI RIZQIYANTO
NIM : 105046101570
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010/1431 H
ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PENGGUNA
ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FAKULTAS SYARIAH DAN
HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SESy)
Oleh
Saomi Rizqiyanto
NIM: 105046101570
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr. Umar AlHaddad, MA
NIP: 196809041994011001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010/1431 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salAh
satu syarat memperoleh gelar srata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saua atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Mei 2010
Saomi Rizqiyanto
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala,
karena berkat rahmat dan keridhaan-Nya, karya tulis skripsi ini berhasil diselesaikan
dengan baik. Latar belakang dari pada penulisan karya tulis ilmiah/skripsi ini adalah
berdasarkan pada prasyarat untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi Syariah di Program
Studi Muamalat Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Proses penyusunan karya tulis ini sendiri, baik riset maupun
penulisan telah memakan waktu kurang lebih satu semester, sehingga tatkala skripsi
ini telah selesai, peneliti terkadang masih kurang percaya sembari berujar dalam hati
“unbelievable”.
Tentunya penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak orang, baik yang
telah memberikan bantuan langsung maupun tidak langsung, entah itu dorongan,
semangat maupun motivasi, materi maupun non materi yang tidak terhingga, hal ini
membuat peneliti merasa perlu untuk mencantumkan rasa terima kasih kepada orang-
orang berikut ini:
1. Prof. Dr. HM Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengajarannya mencerahkan.
2. Dr. Euis Amalia, MAg dan Ah. Azharuddin Lathif, MHum, selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat/Ekonomi Islam, bantuan mereka sangat
berharga.
3. Dr. Umar AlHaddad, MA selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam
penyusunan skripsi ini, kebaikannya luar biasa.
4. Ibunda dan Ayahanda tersayang, Khalisah Amar dan Sholihin Sardah, yang
selalu mencurahkan doa, dan amal perbuatannya setiap waktu. Semoga
penyelesaian skripsi ini menjadi amal bakti seorang anak kepada kedua orang
tuanya, walaupun nilainya kecil dan tidak seberapa dengan perjuanganmu.
Tidak lupa untuk adikku, Inez, jangan tiru yang buruk, teladani yang terbaik.
5. Ungkapan terima kasih penulis juga haturkan kepada Bu Lik saya, Khusnul
Khatimah Amar, perananmu begitu besar dalam kehidupan keluarga kami.
Euro dan Ihdi, dua adik kecil menggemaskan. Untuk Bu Lik Afrida, ditunggu
kelahiran anak pertamanya.
6. Untuk sahabat-sahabat karib saya, Abdul Ghaffar Al Ayyubi, kebaikanmu
sangat berarti, Nanang Syahroni, Ibrahim Putra, Devi Frildawati, Irawati
Kurniawan, Syarah Syafira, Nurismalatri, Ghita Prima Lestari dan Niken
Febria Larasati, semuanya adalah teman kelas dan rekan kerja yang baik.
Tidak lupa tim futsal PSA05, Ahmad Ridho CP, Rizky Armis Maulana,
Chabibie Asyaba, Rachmat Fawzi, Muhammad Luthfi, M Dadi Sutisna dan M
Irfan Hardiansyah.
7. Rekan-rekan di Divisi Pemberitaan Berita UIN/UINNEWS/AkhbarJamiah
HUMAS UIN, yang telah mengisi waktu luang ketika diri ini bosan dan jenuh
dengan penyusunan skripsi, Rekan-rekan di P3M FSH terutama bagian
website, berkat menjadi admin, peneliti berhasil menghimpun banyak data
untuk penelitian ini.
8. Penelitian ini berhutang budi pada M Zaini Firdaus, Arifin, Elda Widiana dan
Yasinta Ista Devi, yang telah turut menyebarkan angket ini, berkat
pertolongan mereka skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.
9. The last but not at least, for LOVE, which makes everything can happen, yang
banyak melahirkan orang-orang berhati malaikat seperti yang telah penulis
paparkan di atas. Kebaikan mereka tulus dan tanpa intensi yang buruk.
Rasanya tidak mungkin peneliti menuliskan satu persatu semuanya. Tidak ada
yang bisa peneliti berikan selain ucapan terima kasih dan doa serta pengharapan
terbaik atas segala kebaikan yang diberikan. Semoga Allah, memberikan rahmat dan
ridha Nya kepada mereka. Amin. With Very Best Wish
Jakarta, 24 Mei 2010
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Asia Top 10 Internet Countries
Gambar 1.2 Model Penelitian Technology Acceptance Model
Gambar 2.1 Model Technology Acceptance Model Fred Davis
Gambar 2.2 Model Technology Acceptance Model Fred Davis modifikasi Arif
Wibowo
Gambar 2.3 Model Theory of Reasoned Action Ajzen
Gambar 2.4 Model Theory of Planned Action Ajzen
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.1 Jenis Kelamin Responden
Gambar 4.2 Usia Responden
Gambar 4.3 Latar Belakang Pendidikan Responden
Gambar 4.4 Studi Keagamaan Formal Responden
Gambar 4.5 Perilaku Menabung Responden
Gambar 4.6 Keikutsertaan Asuransi Responden
Gambar 4.7 Penggunaan Jasa Keuangan Syariah Responden
Gambar 4.8 Minat Penggunaan Jasa Keuangan Syariah Responden
Gambar 4.9 Kepemilikan Ponsel Berfitur GPRS
Gambar 4.10 Kepemilikan Ponsel Berfitur 3G
Gambar 4.11 Penggunaan SMS Banking
Gambar 4.12 Rutinitas Penggunaan SMS Banking
Gambar 4.13 Rutinitas Penggunaan Internet
Gambar 4.14 Akses Internet
Gambar 4.15 Transaksi Ekonomi Melalui Internet
Gambar 4.16 Aspek Pengetahuan Layanan E Banking dalam Transaksi Ekonomi
Internet
Gambar 4.17 Interaksi pengguna e banking ketika bertransaksi di internet
Gambar 4.18 Produk E Banking yang sering digunakan
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Variabel dan Indikator Pertanyaan
Tabel 4.1 Kaidah Reliabilitas Guilford
Tabel 4.11 Correlation Kendall’s tau_b dan Spearman’s rho Uji Hipotesa 1
Tabel 4.12 Correlation Kendall’s tau_b dan Spearman’s rho Uji Hipotesa 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Gambar iv
Daftar Tabel v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 9
C. Batasan Masalah 10
D. Rumusan Masalah 10
E. Tujuan Penelitian 11
F. Manfaat Penelitian 11
G. Review Studi Terdahulu 12
H. Hipotesis 15
I. Metode Penelitian 17
J. Sistematika Penulisan 22
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Technology Acceptance Model (TAM)
1. Pengertian TAM 24
2. Model TAM 26
3. Pengembangan TAM 30
B. Kajian Electronic Banking 35
1. Layanan Electronic Banking 37
2. Manfaat Electronic Banking 42
C. Perbankan 44
D. Internet 46
BAB III GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN JAKARTA
A. Sejarah Singkat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta 51
B. Visi dan Misi dan Tujuan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta 52
C. Program Pendidikan 54
1. Program Studi Ahwal Syahsyiyah 55
2. Program Studi Jinayah Siyasah 56
3. Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum 57
4. Program Studi Muamalat 58
D. Jumlah Dosen, Pegawai dan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum 60
E. Organisasi dan Struktur Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum 60
BAB IV ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA
PENGGUNA ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FSH UIN
JAKARTA
A. Sebaran Data Faktor Sosial Ekonomi Pengguna Electronic Banking FSH 63
B. Sebaran Data Pengguna Electronic Banking 68
1. Data Pengguna SMS 68
2. Data Pengguna Internet 73
C. Analisis TAM dalam Pengguna Electronic Baking di FSH 79
1. Uji Hipotesa Korelasi Rank Spearman 79
D. Hambatan Penetrasi Penggunaan Electronic Banking 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 89
B. Saran 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi memang telah mengubah wajah dunia. Thomas L Friedman
menyebutnya globalisasi dengan teknologi informasi1, selain mengeliminir sekat-
sekat yang membatasi ruang gerak manusia, globalisasi juga tengah memasuki
ruang gaya hidup. Secara naratif bisa digambarkan sebagai berikut. Di bidang
politik, pada era sebelumnya, kebebasan berpendapat dan menyuarakan
kepentingan golongan terasa sangat sulit. Orang harus punya media, organisasi
maupun partai politik untuk menyuarakan aspirasinya. Kini, dengan hadirnya
Internet, semua orang merasa berhak dan mampu untuk menyuarakan
aspirasinya. Hadirnya blog maupun jejaring sosial membuka keran politik yang
tadinya mampet menjadi terbuka lebar.
Dalam bidang kehidupan yang lain, orang kini lebih mudah bersosialisasi.
Melalui jaringan sosial semisal facebook dan twitter, orang-orang bebas
mengomunikasikan apapun dan mendapat respon yang cepat dari teman-
temannya di berbagai belahan dunia. Menurut Mike Germano, presiden dari
Carrot Creative menyatakan tahun 2000 internet merupakan brosur raksasa, di
1 Thomas L Friedman. Understanding Globalization; Lexus and Olive Tree. New York:
McGraw Hill 1998
2
tahun 2009 internet merupakan tempat reuni sekolah, kelas memasak, studio
rekaman, pertemuan politik hingga showroom mobil. Social media represents a
fundamental shift in the way we communicate2. Media Sosial (internet)
menghadirkan pergeseran mendasar dalam cara kita berkomunikasi.
Pendapat di atas mengindikasikan bahwa, globalisasi dengan teknologi
informasi juga mengubah gaya hidup. Secara spesifik, masyarakat saat ini
sebagai generasi pertama yang dikepung komputer dan internet (media digital)3,
merasa tidak perlu bersusah payah berkomunikasi dengan sanak kerabat yang
terpisah jarak ribuan mil. Hanya bermodalkan sambungan internet, komputer
berikut headset dan webcam, orang bisa melepas rasa kangen yang terpendam
puluhan tahun, tanpa harus bertemu di suatu tempat.
Salah satu gaya hidup yang turut berubah adalah cara manusia dalam
memenuhi kebutuhan ekonomisnya, berkat globalisasi yang ditandai oleh adanya
teknologi informasi, orang-orang kini dengan mudah bertransaksi di dunia maya.
Orang bebas membeli, menjual ataupun melelang barang-barangnya melalui
internet. Transaksi antara penjual maupun pembeli, produsen maupun konsumen
bisa terjadi secara seketika, tanpa membutuhkan dokumen-dokumen
konvensional semacam nota, formulir, maupun lainnya
2 Mike Germano. “Word of Mouse, How To Utilize Social Networking As Real Medium
Of Growth”. Dokumen diakses pada Desember 2009 dari http://start.io/carrotcreative
3 Tapscott, Don. “Growing Up Digital”. Dalam Mukhlis Fuadi, Cybereducation dalam
Dunia Pendidikan Kita. Jogjakarta; Majalah Sinar Juni. 2004
3
Mengantisipasi tren perubahan ini, teknologi informasi itu tentu menjadi
satu-satunya solusi bagaimana perusahaan mampu mengkomunikasikan
keinginan pelanggan dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Ketika bisnis
komoditas dot com meledak pada era 90 an yang menandai era electronic
commerce. Perusahaan-perusahaan besar segera saja membuat aplikasi yang
memungkinkan suatu produk bisa diterima sedemikan mudah oleh konsumen.
Namun kenyataan berbicara lain, hanya berselang satu dekade setelah internet
dikomersialkan di awal tahun 1990, justru 80% perusahaan yang bermain dalam
area dot com terancam bangkrut4.
Penerapan electronic commerce bermula di awal tahun 1970 an, dengan
adanya inovasi semacam electronic fund transfer (EFT). Saat itu tingkat
aplikasinya masih terbatas pada perusahaan-perusahaan besar, lembaga keuangan
dan segelintir perusahaan kecil yang nekat. Lalu muncullah Electronic Data
Interchange yang berkembang dari transaksi keuangan ke pemrosesan transaksi
lain. Sehingga demikian, hal ini memicu meledaknya jumlah pelanggan
potensial. Tahun 2002 Pusat Riset E Commerce di Texas University mencatat
perusahaan internet yang paling cepat tumbuh adalah sektor e commerce.
Pertumbuhannya mencapai 72%, dengan pendapatan yang dihasilkan melebihi
satu triliun US Dollar5
4 M Suyanto. Strategi Periklanan pada E Commerce Perusahaan Top Dunia. 2003.
Jogjakarta: Penerbit Andi, h. 10
5 ibid
4
Kecenderungan di atas yang menyatakan bahwa sekitar 80% perusahaan
yang bermain di area dot com terancam bangkrut atau boleh dikatakan tidak
mampu mengantisipasi pertumbuhan konsumen dengan beragam selera dan
keinginan, hingga akhirnya ditinggalkan pelanggan dan mengalami kebangkrutan
memiliki banyak penyebab. Salah satu penyebabnya adalah karena teknologi
yang digunakan cenderung satu arah, tidak mengakomodir secara sepenuhnya
keinginan konsumen sehingga tingkat penerimaan konsumen terhadap aplikasi e
commerce menjadi rendah. Arif Wibowo dalam skripsinya yang berjudul Kajian
Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi Dengan Pendekatan Technology
Acceptance Model menyebutkan kekurangan dari electronic commerce itu
sebagai berikut:
“Kecenderungan terjadinya End User Computing telah menimbulkan
reaksi yang berbeda-beda dalam sikap dan perilaku pengguna sistem
informasi. Perasaan menerima atau menolak muncul menjadi dimensi sikap
terhadap penggunaan sistem informasi”6
Kesimpulan dari Arif Wibowo adalah sukses atau tidaknya penggunaan
aplikasi e commerce bisa diukur melalui tingkat penerimaan aplikasi tersebut dari
sisi pengguna dalam hal ini konsumen maupun pelanggan.
Electronic banking sebagai salah satu bentuk aplikasi perdagangan
elektronik e commerce atau e service merupakan salah satu channel perbankan
6 Wibowo, Arief. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan
Technology Acceptance Model. Skripsi S1 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi
Luhur Jakarta, 2008. h. 8
5
dalam melayani nasabah, meningkatkan efisiensi hingga menarik calon pengguna
produk perbankan sebagai salah satu nilai tambah. Melalui electronic banking ,
perbankan dituntut untuk menghadirkan layanan apa saja, di mana saja, kapan
saja dan siapa saja dalam arti kata customer oriented7.
Salah satu fungsi utama daripada electronic banking adalah untuk
meningkatkan efisiensi layanan perbankan. Dengan hadirnya electronic banking
diharapkan para nasabah tidak perlu lagi mengantri untuk melakukan transaksi
transfer uang, cek saldo, pembayaran rekening listrik maupun tagihan internet
dan telephone. Diharapkan juga mampu mengurangi jumlah transaksi manual
maupun ATM yang selama ini identik dengan tradisi antri dan memakan banyak
waktu.
Alasan yang mendasari perbankan menghadirkan layanan electronic banking
dua diantaranya adalah tingginya penetrasi penggunaan internet di Indonesia dan
banyaknya pengguna ponsel di Indonesia. Berdasarkan data dari
www.internetworldstats.com per Juni 2008, Indonesia menempati urutan 5 besar
Negara Asia yang warganya menggunakan internet. Data menyebutkan sekitar
25.000.000 orang, dari 237.512.355, penduduk Indonesia mengakses internet
dengan tingkat pertumbuhan pengguna (user growth) 900% dan tingkat penetrasi
7 Bambang Wahyunugroho. Strategi Pengembangan TI pada Perbankan Modern. Bahan
Presentasi STTI-BI.
6
penduduk 10%8. Begitu juga dengan pengguna ponsel di Indonesia, Asia Market
Intellegence yang bekerja sama dengan Siemens Mobile menempatkan Indonesia
sebagai negara urutan pertama yang penduduknya menggunakan ponsel di Asia
Tenggara dengan persentase 92,9 % mengalahkan Filipina 91% dan Malaysia
89%.
Dengan tingginya tingkat pengguna internet yang diikuti pertumbuhan yang
begitu mengagumkan dan besarnya pengguna ponsel di Indonesia, maka prospek
perkembangan electronic banking di Indonesia selayaknya semakin positif.
Gambar 1.1 Asia Top 10 Internet Countries
8 “Asia Top 10 Internet Countries” dokumen diakses pada 15 September 2009 dari
http://www.internetworldstats.com/stats3.htm
7
Prospek pertumbuhan pengguna internet dan ponsel yang besar ternyata
tidak dibarengi dengan peningkatan penggunaan electronic banking , berdasarkan
riset Yahoo Indonesia dan TNS (Taylor Nielsen Safros), hanya sekitar 5% saja
dari total pengguna internet di Indonesia yang melakukan aktivitas internet
banking9. Begitu juga dengan pengguna ponsel, penduduk Indonesia yang
merupakan pengguna ponsel terbesar di Asia Tenggara ini ternyata tidak diiringi
dengan banyaknya pengguna SMS banking dan mobile banking yang penetrasi
keduanya hanya sekitar 6% saja10
. Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwasannya
layanan electronic banking belum begitu diterima di kalangan pengguna internet
dan ponsel. Kenapa bisa terjadi hal yang sedemikian itu, penulis menduga
aplikasi electronic banking masih belum bisa diterima oleh kebanyakan nasabah
perbankan di Indonesia. Isu yang berkembang adalah karena keamanan
bertransaksi masih diragukan hingga kecanggihan teknologi yang justru
menyulitkan pengguna electronic banking sendiri.
Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai institusi pendidikan milik pemerintah yang terletak di kawasan
Tangerang Selatan tepatnya di kota Ciputat tentunya memiliki potensi pengguna
electronic banking yang besar. Alasan ini didasari fakta bahwa, selain letaknya di
kawasan sub urban Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah merupakan pangsa pasar
9 “Internet, Kita dan Masa Depan” Artikel diakses pada tanggal 15 September 2009 dari
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/27/03024518/internet.kita..dan.masa.depan
10 “Penetrasi dan Profil Pengguna E-Channel Baru” Artikel diakses pada 21 September
2009 dari http://ikatanbankir.com/ibi/article.php?id=35
8
yang besar. Dengan jumlah mahasiswa lebih dari 20.000 orang, dan jumlah
dosen tetap lebih 586 orang, ditambah jumlah alumni yang lebih dari 35.000
orang, tentunya prospek pengguna electronic banking menjadi besar, namun
inilah yang perlu diteliti lebih lanjut11
.
Oleh karena itu menarik untuk diteliti mengenai tingkat akseptansi atau
penerimaan pengguna electronic banking di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah
terhadap aplikasi electronic banking. Pada penelitian kali ini, peneliti
menggunakan sampel pengguna electronic banking di Fakultas Syariah dan
Hukum. Alasan menggunakan sampel pengguna electronic banking FSH UIN
Jakarta karena dosen dan mahasiswa FSH merupakan domain peneliti, dengan
profesi dosen dan mahasiswa FSH UIN yang juga berkecimpung di dunia hukum
politik dan ekonomi (perbankan) sejatinya menjadi model yang signifikan untuk
diteliti. Dengan menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model penulis
ingin mewujudkan penelitian ini menjadi karya tulis ilmiah berupa skripsi
dengan judul, Analisis Technology Acceptance Model Pada Pengguna
Electronic Banking Di Lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
11
Tim Penyusun. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.
Jakarta: UIN Jakarta Press. 2008
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data dari www.internetworldstats.com per Juni 2008, akses
internet penduduk Indonesia mengalami lonjakan pertumbuhan pengguna (user
growth) hingga 900% dan tingkat penetrasi penduduk 10%12
. Data dari Asia
Market Intelegence juga menyebutkan penduduk Indonesia merupakan pengguna
ponsel terbesar di Asia Tenggara dengan persentase 92,9%. Dengan besarnya
tingkat pengguna internet dan ponsel yang diiringi pertumbuhan yang begitu
mengagumkan, maka prospek perkembangan electronic banking di Indonesia
semakin positif. Namun yang menjadi masalah adalah, berdasarkan riset Yahoo
Indonesia dan TNS (Taylor Nielsen Safros), hanya sekitar 5 persen saja dari total
pengguna internet di Indonesia yang melakukan aktivitas electronic banking13
,
begitupun dengan aktifitas pengguna ponsel, penetrasi penggunaannya dalam
bidang electronic banking hanya sekitar 6% saja. Dari sini bisa ditarik suatu
identifikasi masalah apakah penerapan aplikasi electronic banking belum begitu
populer di kalangan pengguna internet dan ponsel, atau tingkat akseptasi atau
penerimaan masyarakat pada aplikasi electronic banking memang rendah.
12
“Asia Top 10 Internet Countries” dokumen diakses pada 15 September 2009 dari
http://www.internetworldstats.com/stats3.htm
13 “Internet, Kita dan Masa Depan” Artikel diakses pada tanggal 15 September 2009 dari
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/27/03024518/internet.kita..dan.masa.depan
10
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti perlu membatasi
permasalahan. Hal ini dimaksudkan agar masalah tidak menjadi bias, sehingga
diperoleh pemahaman yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Berikut
pembatasan penelitian yang dimaksud:
1. Faktor penerimaan (factor of acceptance) yang dijadikan variabel independen
(x) adalah Perceived of Usefulness (PU) dan Perceived Ease of Use (PEU)
dengan tidak mengabaikan faktor eksternal seperti kemampuan ekonomi dan
faktor adopsi tren. Sedangkan variabel dependen (y) dalam penelitian ini
adalah Actual Usage (AU)
2. Layanan electronic banking yang dimaksud adalah layanan SMS banking,
mobile banking dan internet banking.
3. Objek penelitian ini adalah pengguna electronic banking di Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah melakukan
transaksi perbankan melalui e banking, penggunanya meliputi dosen dan
mahasiswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi maupun batasan masalah yang tengah dikemukakan
sebelumnya, fokus pada penelitian ini adalah ingin merumuskan
11
1. Bagaimanakah hubungan persepsi manfaat (perceived of usefulness) dan
persepsi kemudahan operasional (perceived ease of use) dengan penerimaan
layanan electronic banking?
2. Diantara faktor persepsi manfaat dan persepsi kemudahan, faktor manakah
yang membuat dosen dan mahasiswa FSH UIN Syarif Hidayatullah
menggunakan electronic banking?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi maupun batasan masalah yang tengah dikemukakan
sebelumnya, maka tujuan daripada penyusunan karya tulis skripsi ini adalah
1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara persepsi manfaat dan
persepsi kemudahan dengan penggunaan electronic banking di lingkungan
FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Untuk mengetahui diantara dua varibel, variabel mana yang memiliki
hubungan paling kuat terhadap aksi penggunaan electronic banking di
lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
F. Manfaat Penelitian
Penyusunan karya tulis ini setidaknya ingin memberi manfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan, termasuk peneliti sendiri, pihak akademik, pihak
perbankan penyedia layanan e banking sekaligus masyarakat umum.
12
1. Bagi peneliti, manfaat yang dirasakan adalah peneliti memperoleh bukti
faktual mengenai operasional electronic banking. Termasuk didalamnya
sistem operasional, security system dan lain sebagainya. Disisi lain juga
memperoleh wawasan yang mendalam mengenai Technologi Acceptance
Model yang dilihat melalui faktor-faktor penerimaan electronic banking
dosen FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagi akademik, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan
pemikiran dan pengetahuan dalam khazanah ekonomi Islam khususnya serta
memperkaya literature perpustakaan mengenai aplikasi electronic banking dan
technology acceptance model.
3. Bagi Fakultas Syariah dan Hukum, hasil penelitian ini diharapkan mampu
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang terkait
dengan kemampuan ekonomi para dosen, terutama pada penggunaan
electronic banking.
4. Bagi masyarakat umum, semoga hasil penelitian ini mampu meningkatkan
wawasan yang berarti mengenai electronic banking. Serta bagaimana
meningkatkan animo masyarakat dalam bertransaksi perbankan melalui e
banking.
G. Review Studi Terdahulu
1. Sri Maharsi, 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah
Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka
13
Technology Acceptance Model (TAM). Fakultas Ekonomi, Universitas
Kristen Petra, Surabaya. Penelitian ini yang menggunakan model analisis
TAM ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat
menggunakan internet banking oleh penggunanya dan dapat menjadi masukan
bagi pihak manajemen bank untuk mengevaluasi penggunaan internet
banking. Kuesioner dibatasi pada pengguna internet banking di 8 bank yang
berada di Surabaya yang menyediakan layanan internet banking. Penelitian ini
membuktikan bahwa faktor yang mempengaruhi minat menggunakan internet
banking adalah Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Perceived
Credibility. Faktor Computer Self Efficacy juga berpengaruh pada minat
menggunakan internet banking secara tidak langsung melalui Perceived
Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Perceived Credibility.
2. Dwi Apri Mujayanti, 2006. Analisis kepuasan pelanggan terhadap layanan
internet banking klik BCA. Pascasarjana Universitas Gunadarma Jakarta.
Suatu lembaga/perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi maupun jasa
ditentukan oleh konsep kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kepuasan nasabah BCA sebagai pengguna KlikBCA atas program
pelayanan internet banking KlikBCA, kemudian mengetahui kesesuaian
antara harapan dan persepsi pengguna internet banking KlikBCA, dan
menentukan strategi berdasarkan hasil penelitian guna meningkatkan kualitas
pelayanan pada layanan internet banking KlikBCA. Penelitian menggunakan
metode survei. Penelitian ini juga menggunakan tes hipotesis yang diperoleh
14
berdasarkan hasil perhitungan statistik dari kuesioner yang terdiri dari 27
pertanyan dengan menggunakan bantuan software SPSS 12.00. Jumlah total
responden yang diteliti adalah 410 nasabah BCA yang menggunakan
KlikBCA. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus dan September
2006. Hasil penelitian menunjukan bahwa empat dimensi kualitas layanan
yaitu wujud, kehandalan, daya tanggap, dan empati terdapat adanya perbedaan
antara harapan dan persepsi pengguna KlikBCA, sedangkan dimensi jaminan
diperoleh hasil antara persepsi dan harapan responden tidak terdapat
kesenjangan pelayanan. Kemudian hasil penelitian juga menunjukan bahwa
pelayanan jasa perbankan KlikBCA memenuhi 71,2% kebutuhan
konsumen/nasabah BCA, dan ada 6 faktor/item yang mempengaruhi kepuasan
pemakai KlikBCA yang perlu mendapatkan perhatian dari BCA.
3. Arif Wibowo, 2008. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi
dengan Pendekatan Technology Acceptance Model. Universitas Budi
Luhur Jakarta. Kecenderungan terjadinya End User Computing telah
menimbulkan reaksi yang berbeda-beda dalam sikap dan perilaku pengguna
sistem informasi. Perasaan menerima atau menolak muncul menjadi dimensi
sikap terhadap penggunaan sistem informasi. Selain sikap, diketahui ada
beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku user terhadap
penggunaan sistem informasi. Penelitian ini mengkaji perilaku pengguna
sistem informasi di sebuah institusi pendidikan tinggi berdasarkan faktor-
faktor yang mempengaruhinya dengan pendekatan Technology Acceptance
15
Model (TAM). Uji statistik dilakukan dengan Structural Equation Modeling
(SEM) menggunakan Software Lisrel v8.30. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Model TAM yang diperkenalkan oleh Davis dapat digunakan dalam
penelitian ini, mengingat sistem informasi berbasis web adalah bagian dari
teknologi khususnya teknologi informasi.
H. Hipotesis
Hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini merujuk pada model
penelitian berikut
Gambar 1.2 Model Penelitian
Seperti yang diuraikan oleh peneliti diatas, bahwa penelitian ini
menggunakan model Technology Acceptance Model dengan modifikasi pada
bagian variabel eksternal. Model penelitian bisa dilihat pada gambar 1.2. Model
ini berfokus pada tiga variabel utama yakni PU, PEU dan AU. Penelitian ini
memang menyertakan dua variabel eksternal sebagai pendukung, hanya saja
kedua variabel eksternal tersebut tidak diuji hipotesis karena penelitian ini
16
memang berfokus pada hubungan ketiga variabel utama, dengan demikian
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut;
Hipotesis Variabel Persepsi Manfaat
Berdasarkan teori TAM, persepsi manfaat atau perceived of usefulness diduga
memiliki korelasi signifikan terhadap sikap penggunaan electronic banking. Oleh
karenanya hipotesis yang menguji pengaruh Persepsi Manfaat terhadap
Penggunaan berbunyi
Ho:b1≠ 0 : Variabel Persepsi Manfaat (PU) tidak memiliki korelasi
positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic
banking
Ha: b1=0 : Variabel Persepsi Manfaat (PU) memiliki korelasi positif
signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking
Hipotesis Variabel Persepsi Kemudahan
Berdasarkan teori TAM, persepsi kemudahan atau perceived of ease of use
diduga memiliki korelasi positif signifikan dengan Sikap Penggunaan electronic
banking. Oleh karenanya hipotesis yang menguji korelasi hubungan Kemudahan
dengan Sikap Penggunaan berbunyi
17
Ho:b2≠ 0 : Variabel Persepsi Kemudahan (PEU) tidak memiliki korelasi
positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic
banking
Ha: b2=0 : Variabel Persepsi Kemudahan (PEU) memiliki korelasi
positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic
banking
I. Metode Penelitian
1. Jenis dan Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu
metode penelitian yang menggambarkan obyek penelitian pada saat sekarang
berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari lapangan.
Dari hasil data dan angka yang diperoleh, dibuatlah hipotesis-hipotesis dan
dilakukan serangkaian pengujian terhadap hipotesis tersebut. Apabila telah
dilakukan serangkaian pengujian bisa didapat kesimpulan dan saran-saran yang
sangat bermanfaat14
.
Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survei
Lapangan (field research) dengan instrumen penelitian berupa kuisioner. Survei
Lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai
14
„Model-model penelitian” dokumen diakses pada 8 Desember 2009 dari
www.isekolah.org/file/h_1090893369.doc
18
analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan15
. Sedangkan
kuisioner atau angket bermakna suatu cara untuk mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan yang dijawab secara tertulis. Penggunaan angket dipilih
karena secara kuantitatif peneliti dapat memperoleh data yang cukup banyak
yang tersebar secara merata dalam wilayah atau area yang diselidiki.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian kali ini adalah pengguna electronic banking di lingkungan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah sampel
penelitian sebanyak 45 orang. Pemilihan responden menggunakan accidental
sampling karena kesulitan memperoleh kerangka sampling yang sesungguhnya.
Hal ini dikarenakan daftar pengguna electronic banking sangat sulit
diperoleh dari pihak bank. Instumen pengumpulan data yang digunakan
berupa kuisoner yang diadaptasi dari beberapa penelitian yang
menggunakan technology acceptance model, yang lebih dikhususkan pada 3
variabel utama yaitu persepsi manfaat, persepsi kemudahan dan sikap
penggunaan.
Pengukuran variabel PEOU, dan PU menggunakan Likert Summated Rating
dengan 5 kisaran skala mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
15
Gorys Keraf. Komposisi, Sebuah Kemahiran Berbahasa. Jakarta; Penerbit Nusa Indah.
1993
19
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena ini
telah ditetapkan secara spesisifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian16
. Jumlah butir pertanyaannya adalah PEOU sebanyak 5
butir, PU sebanyak 5 butir, dan AU sebanyak 5 butir. Rincian butir pertanyaan
tersebut selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Varibel dan Indikator Pertanyaan
Dependent
Variabel (y)
Independent
Variabel (x)
Indikator
Penerimaan
pengguna
terhadap
layanan internet
banking
(Actual Usage)
Persepsi Manfaat
(Perceived
Usefulness)
1. Manfaat terhadap pekerjaan
2. Manfaat terhadap waktu
3. Manfaat terhadap biaya
4. Manfaat terhadap energy
5. Manfaat terhadap transaksi
Persepsi Kemudahan
(Perceived Ease of
Use)
1. Kemudahan Registrasi
2. Kemudahan Akses (24/7)
3. Kemudahan Transaksi
4. Kemudahan Customer Service
5. Kemudahan User Friendly
Faktor Ekonomi
1. Pendapatan
2. Aktivitas Ekonomi
3. Perilaku Menabung
4. Keikutsertaan Asuransi
5. Perilaku Investasi
Faktor Teknologi
1. Kepemilikan Ponsel
2. Aktivitas Internet
3. Aktivitas Ekonomi di Internet
4. Penggunaan Electronic Banking
16
Suharsimi Arikunto,. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung; Rineka
Cipta. 2006 h. 168-189
20
3. Teknik Penulisan
Teknik penulisan laporan dalam penelitian ini akan merujuk pada “Pedoman
Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif yang
bersumber dari data primer yang diperoleh dari kuisioner yang disebar pada
beberapa responden yang kemudian diolah dengan menggunakan piranti lunak
SPSS 13.
5. Teknik Analisa Data
Mendasarkan pada jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
permasalahan sosiatif yakni penelitian yang bersifat hubungan antara dua
variabel atau lebih dengan bentuk hubungannya yang bersifat kausal, sebab
akibat, Maka analisis data yang digunakan adalah Korelasi Rank Spearman.
Adapun rumus atau penghitungan untuk pengujian hipotesis rank spearman
adalah
21
Dimana ρ = Koefisien Korelasi Rank Spearmen
n = Jumlah Sampel
J. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah penyusunan, penulis membagi skripsi ini menjadi beberapa
bab dan setiap bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
review studi terdahulu, kerangka teori, dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini akan diuraikan tentang pengertian dari teori technology acceptance
model, berikut model-model yang digunakan termasuk di dalamnya perceived
ease of use dan perceived of usefulness. Tak luput penulis juga mengikutsertakan
definisi, sejarah sampai dengan kemanfaatan internet banking itu sendiri.
22
BAB III. GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Bab ini terdiri dari sejarah singkat Fakultas Syariah dan Hukum, visi dan misi
Fakultas Syariah dan Hukum, struktur organisasi, program studi fakultas dan
perkembangan kinerja fakultas.
BAB IV. ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DI
KALANGAN PENGGUNA ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN
FSH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Bab ini menyuguhkan beberapa data berikut analisa jumlah pengguna electronic
banking pada FSH UIN Jakarta, serta alasan-alasan yang mendasari pengguna
electronic banking FSH mengadopsi layanan electronic banking .
BAB V. PENUTUP
Pada bab ini penulis mencoba membuat kesimpulan dari pembahasan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Technology Acceptance Model
1. Pengertian TAM
Dalam mengadopsi suatu teknologi baru, setiap individu memiliki respon
yang berbeda. Ada individu yang dengan mudahnya mengoperasikan suatu
teknologi baru namun ada juga yang sulit untuk menerima. Contoh paling
mutakhir adalah hadirnya SMS banking. Secara teknis, setiap orang setidaknya
mampu mengoperasikan handphone terutama dalam layanan short message
service, namun dalam banyak kasus ditemui ada banyak orang yang enggan
menggunakan layanan ini karena, bisa jadi belum tahu atau takut akan resiko
keamanan.
Tindakan menerima atau menolak hadirnya suatu teknologi baru telah
menjadi kajian penting dalam dunia sistem informasi. Kajian ini penting
dalam mengukur sukses tidaknya teknologi tersebut di dalam masyarakat.
Oleh karenanya banyak ilmuwan yang merumuskan beragam teori berikut
variable-variabel nya dalam menganalisis behaviorial ini. Salah satu teori
yang paling mutakhir dan paling banyak digunakan adalah teori Technology
Acceptance Model rumusan Fred Davis.
25
Menurut Davis1, definisi Technology Acceptance Model yang disarikan
dalam bukunya yang berjudul “Measurement Scales for Perceived Usefulness
and Perceived Ease of Use” adalah:
The Technology Acceptance Model (TAM) is an information systems
theory that models how users come to accept and use a technology. The
model suggests that when users are presented with a new technology, a
number of factors influence their decision about how and when they will
use it, notably:
Perceived usefulness (PU) - This was defined by Fred Davis as "the
degree to which a person believes that using a particular system
would enhance his or her job performance".
Perceived ease-of-use (PEOU) - Davis defined this as "the degree to
which a person believes that using a particular system would be free
from effort"
Gambar 2.1 Model TAM Fred Davis
Secara garis besar diartikan sebagai berikut, Technology Acceptance
Model adalah teori dalam sistem informasi yang menggambarkan perilaku
pengguna dalam menerima dan menggunakan teknologi baru. Perilaku
1 Davis, Fred D., 1989, “Measurement Scales for Perceived Usefulness and Perceived Ease
of Use”, http: // wings. buffalo. Edu / mgmt / courses / mgtsand /success/davis.html, diakses pada
tanggal 8 Desember 2009.
26
pengguna dalam menerima dan menggunakan teknologi baru dipengaruhi oleh
dua faktor yakni
Perceived Usefulness yang didefinisikan sebagai tingkat dimana
pengguna percaya bahwa menggunakan teknologi baru akan
mengingkatkan performa kinerja pengguna.
Perceived Ease of Use yang didefinisikan sebagai tingkat dimana
pengguna percaya bahwa menggunakan teknologi baru akan bebas dari
resiko atau kesulitan.
Kedua faktor/variabel ini dapat menjelaskan aspek keperilakuan
pengguna. Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa
persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam kemanfaatan
penggunaan TI. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa
penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan
kemudahan penggunaan (ease of use).
2. Model TAM
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arif Wibowo dalam Kajian
Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi Dengan Pendekatan
Technology Acceptance Model (TAM) menggunakan 5 (lima) konstruk yang
telah dimodifikasi dari model penelitian TAM Fred Davis yaitu: Persepsi
tentang kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use), persepsi terhadap
27
kemanfaatan (Perceived Usefulness), sikap penggunaan (Attitude Toward
Using), perilaku untuk tetap menggunakan (Behavioral Intention To Use), dan
kondisi nyata penggunaan sistem (Actual SystemUsage)2.
Figure 2.2 Model TAM Fred Davis hasil modifikasi Arif Wibowo
a. Perceived Ease of Use (PEOU)
Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi
didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa
komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan Beberapa
indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi, meliputi:
Komputer sangat mudah dipelajari
2 Wibowo, Arief. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan
Technology Acceptance Model. Skripsi S1 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi
Luhur Jakarta, 2008. h. 25
28
Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh
pengguna
Komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan
pengguna
Komputer sangat mudah untuk dioperasikan
b. Perceived Usefulness (PU)
Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran
dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan
manfaat bagi orang yang menggunakannya. Dimensi tentang kemanfaatan
teknologi informasi meliputi:
Kegunaan, meliputi dimensi: menjadikan pekerjaan lebih mudah,
bermanfaat, menambah produktivitas
Efektivitas, meliputi dimensi: mempertinggi efektivitas,
mengembangkan kinerja pekerjaan
c. Attitude Toward Using (ATU)
Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap
terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan
sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam
pekerjaannya.
29
Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah
satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang
terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan
komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral
components)
d. Behavioral Intention to Use (ITU)
Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku untuk
tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah
teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap
perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginanan
menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan,
serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Peneliti selanjutnya
menyatakan bahwa sikap perhatian untuk menggunakan adalah prediksi
yang baik untuk mengetahui Actual Usage
e. Actual System Usage (ASU)
Actual System Usage adalah kondisi nyata penggunaan sistem.
Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi
waktu penggunaan teknologi. Seseorang akan puas menggunakan system
jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan
meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata
penggunaan.
30
2. Pengembangan TAM
Model-model penerimaan penggunaan (acceptance of use) telah banyak
dikembangkan oleh para ahli, selain TAM (technology acceptance model) telah
dikembangkan model awal berupa RTA (theory of reasoned action) yang
dikembangkan oleh Fishbein dan model paling terkini berupa TPB (theory of
planned behaviour) yang dikemukakan oleh Ajzen3.
2.1 Theory Of Reasoned Action
Theory Reasoned Action pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada
tahun 1980. Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia
berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala
informasi yang tersedia. Teori ini menyatakan bahwa niat seseorang untuk
melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak
dilakukannya perilaku tersebut.
Lebih lanjut teori ini mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak
melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang
pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang
lain berhubungan dengan pengaruh social atau norma subjective (subjective
norms).
3 York University. “Theories Used in IS Technology; Theory of Reasoned Action”. Dokumen
diakses pada 8 Januari 2010 dari_________________________________________________
http://www.istheory.yorku.ca/theoryofreasonedaction.htm
31
Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjentif
terhadap niat untuk dilakukann atau tidak dilakukannya suatu perilaku,
Ajzen melengkapi teori ini dengan variable keyakinan (beliefs).
Dikemukakan bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku
(behavioral beliefs) sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan
normative (normative beliefs)4. Secara skematik, TRA digambarkan sebagai
berikut:
Figure 2.3 Model Theory of Reasoned Action Ajzen
2.2 Theory of Planned Behaviour
Theory of Planned Behaviour merupakan teori pengembangan lebih
lanjut dari TAM. Ajzen menambahkan konstruk yang belum ada dalam
TRA, yaitu kontrol perilaku yang dipersepsi (perceived behavioral control).
4 York University. “Theories Used in IS Technology; Theory of Reasoned Action”.
Dokumen diakses pada 8 Januari 2010 dari__________________________________
http://www.istheory.yorku.ca/theoryofreasonedaction.htm
32
Konstruk ini ditambahkan dalam upaya memahami keterbatasan yang
dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku tertentu. Dengan kata
lain dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tidak hanya ditentukan
oleh sikap dan norma subjektif semata tapi juga dipengaruhi oleh persepsi
individu terhadap kontrol yang dapat dilakukannya bersumber pada
keyakinannya terhadap kontrol tersebut (control beliefs)5
Figure 2.4 Model Theory of Planned Action Ajzen
Model teoritik dari Teori Planned Behaviour (Perilaku yang
direncanakan) mengandung berbagai variable yaitu
5 York University. “Theories Used in IS Technology; Theory of Reasoned Action”.
Dokumen diakses pada 8 Januari 2010 dari__________________________________
http://www.istheory.yorku.ca/theoryofplannedbehavior.htm
33
1. Latar Belakang (background factors) seperti usia, jenis kelamin, suku
status social ekonomi, suasana hati, sifat kepribadian, dan pengetahuan)
mempengaruhi sikap dan perilaku individu terhadap suatu hal. Dalam
kategori ini, Ajzen memasukkan tiga faktor latar belakang yakni
personal, sosial dan informasi. Faktor personal adalah sikap umum
seseorang terhadap sesuatu, sifat kepribadian (personality straits), nilai
hidup (values), emosi, dan kecerdasan yang dimilikinya. Faktor social
antara lain adalah usia, jenis kelamin (gender), etnis, pendidikan,
penghasilan dan agama. Fakor informasi adalah pengalaman,
pengetahuan dan ekspose pada media.
2. Keyakinan perilaku (behavioral belief) yaitu hal-hal yang diyakini
oleh individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan negatif,
sikap terhadap perilaku dan kecenderungan untuk bereaksi secara efektif
terhadap suatu perilaku dalam bentuk suka atau tidak suka pada perilaku
tersebut.
3. Keyakinan Normatif (normative beliefs) yang berkaitan langsung
dengan pengaruh lingkungan yang secara tegas dikemukakan oleh
Lewin dalam Field Theory. Pendapat Lewin ini digaris bawahi juga oleh
Ajzen melalui PBT. Menurut Ajzen faktor lingkungan sosial khususnya
orang-orang yang berpengaruh bagi kehidupan individu (significant
others) dapat mempengaruhi keputusan individu.
34
4. Norma Subjektif (subjective norm) adalah sejauh mana seseorang
memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap perilaku
yang akan dilakukannya (normative beliefs). Kalau individu merasa itu
adalah hak pribadinya untuk menentukan apa yang akan dia lakukan,
bukan ditentukan oleh orang lain disekitarnya maka dia akan
mengabaikan pandangan orang tentang perilaku yang akan
dilakukannya. Fishbein dan Ajzen. Menggunakan istilah motivation to
comply untuk menggambarkan fenomena ini yaitu apakah individu itu
mematuhi padangan orang lain yang berpengaruh terhadap hidupnya
atau tidak.
5. Keyakinan bahwa suatu perilaku dapat dilaksanakan (control
beliefs) diperoleh dari berbagai hal, pertama adalah pengalaman
melakukan perilaku yang sama sebelumnya atau pengalaman yang
diperoleh karena melihat orang lain (teman, keluarga, mitra)
melaksanakan perilaku itu sehingga ia memiliki keyakinan bahwa ia pun
akan dapat melaksanakannya. Selain pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman, keyakinan individu mengenai suatu perilaku akan dapat
dilaksanakan ditentukan juga oleh tersedianya waktu, dan fasilitas untuk
melakukannya serta kemampuan untuk mengatasi setiap kesulitan yang
menghambat pelaksanaan perilaku.
35
6. Persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control)
yaitu keyakinan (beliefs) bahwa individu pernah melaksanakan atau
tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas
dan waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan
estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia punya kemampuan atau
tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku itu. Ajzen
menamakan kondisi ini dengan "persepsi kemampuan mengontrol"
(perceived behaviorial control)
Niat untuk melakukan perilaku (intention) adalah kecenderungan
seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan.
Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada
perilaku tertentu, dan sejauh mana kalau dia memilih untuk melakukan
perilaku tertentu itu dia mendapat dukungan dari orang-orang lain yang
berpengaruh dalam kehidupannya.
B. Kajian Electronic Banking
Bank menyediakan layanan Electronic banking atau E-Banking untuk memenuhi
kebutuhan Customer akan alternative media untuk melakukan transaksi perbankan,
selain yang tersedia di kantor cabang dan ATM. Dengan Electronic banking,
36
Customer tidak perlu lagi membuang waktu untuk antri di kantor-kantor bank atau
ATM, karena saat ini banyak transaksi pebankan dapat dilakukan dimanapun, dan
kapanpun dengan mudah dan praktis melalui jaringan elektronik, seperti internet,
handphone, dan telepon6.
Tidak berbeda jauh dengan definisi dari Bank Indonesia, Ensiklopedia Britannica
mendefiniskan E Banking sebagai berikut, Penggunaan Komputer dan Alat
Telekomunikasi yang memungkinkan adanya transaksi perbankan melalui jaringan
telephone dan internet. Penggunaannya mulai dari transfer dana electronic untuk
pembelian barang dan jasa, hingga pembayaran otomatis untuk tagihan dan deposito.
Beberapa bank malah menawarkan layanan home banking, dimana seseorang dengan
computer dan jaringan internet bisa melakukan transaksi baik melalui koneksi
langsung ke situs bank maupun mengakses beberapa layanan online. Penggunaan
electronic banking, masih menurut Britannica, mereduksi sebagian besar transaksi-
transaksi yang masih mengandalkan dokumen-dokumen konvensional maupun uang
kertas dari satu tempat ketempat lain, dari satu orang ke orang lain7.
Sementara John Willey and Son, mendefiniskan Electronic banking sebagai
bentuk transaksi perbankan dimana dana-dana bisa berpindah secara electronis antar
lembaga keuangan yang menggantikan uang kas, cek ataupun instrument lain yang
6 Bank Indonesia “Mengenal Electronic Banking dalam Implementasi Arsitektur Perbankan
Indonesia”. Dokumen diakses pada 6 Oktober 2009 dari_____________________________
http://www.bi.go.id/mengenal.electronic.banking.pdf.
7 “Electronic Banking”. Dokumen diakses pada 10 Januari 2010 dari___________________
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/684199/electronic-funds-transfer
37
berpindah secara fisik. Kepemilikan dana maupun perpindahan dana antar lembaga
keuangan terekam dengan baik melalui sistem computer berbasis internet maupun
alat telekomunikasi. Nasabah Bank bisa mengakses akun bank dengan menggunakan
kata sandi maupun PIN8.
1. Layanan Electronic Banking
Bank Indonesia membagi layanan electronic banking menjadi empat macam
layanan. Layanan-layanan ini didasarkan pada dua devices / alat transaksi, yakni
personal computer dan mobile phone. Layanan berbasis personal computer adalah
internet banking yang terkoneksi dengan jaringan internet, sedangkan layanan
berbasis teknologi mobile phones adalah SMS banking, phone banking dan mobile
banking9. Dalam studi pustaka kali ini hanya tiga layanan yang akan dibahas, yakni
SMS banking, mobile banking dan internet banking. Phone banking tidak termasuk
karena bukan merupakan teknologi berbasis finger technology.
a. SMS Banking
SMS Banking adalah layanan teknologi yang ditawarkan perbankan ke pihak
customer, yang memungkinkan customer untuk mengoperasikan sejumlah transaksi
yang dipilih melalui ponsel dengan SMS messaging. Layanan SMS Banking
8 Ibid
9 Bank Indonesia “Mengenal Electronic Banking dalam Implementasi Arsitektur Perbankan
Indonesia”. Dokumen diakses pada 6 Oktober 2009 dari____________________________
http://www.bi.go.id/mengenal.electronic.banking.pdf.
38
dijalankan dengan menggunakan pesan push dan pesan pull. Pesan Push adalah bank
mengirim pesan pendek ke ponsel customer tanpa inisiatif permintaan informasi dari
customer. Pesan push bisa saja sebuah pemberitahuan mengenai event kegiatan bank
di tempat tertentu10
. Bisa dikatakan pesan push adalah mobile marketing dari pihak
bank. Sedangkan pesan pull adalah bank mengirim pesan pendek ke ponsel customer
yang didahului dengan inisiatif dari pihak customer. Contoh dari transaksi ini adalah
cek saldo, cek mutasi rekening.
Berdasarkan layanan pesan pull dan pesan push, bank memberikan beberapa
layanan transaksi perbankan yang bisa dijalankan dengan ponsel. Tipe layanan yang
bisa dijalankan melalui pesan push diantaranya:
1. Laporan Saldo Periodik (bulanan, triwulan ataupun tahunan)
2. Laporan jumlah gaji maupun pendapatan lain.
3. Sukses atau gagalnya sebuah transaksi
4. Informasi pemindahlan sejumlah besar uang
5. Informasi pembayaran tagihan
6. Sedangkan jenis transaksi yang bisa dilakukan dengan pesan pull diantaranya
7. Cek Saldo
8. Cek Mutasi Rekening
9. Permintaan Transfer Uang dari satu akun ke akun lain, baik dari satu bank
maupun bank lain
10
Wikipedia. SMS Messaging, Push and Pull Services. Dokumen diakses pada 13 Januari
2010 dari http://en.wikipedia.org/wiki/SMS_%28messaging%29
39
10. Permintaan menghentikan pembayaran cek
11. Permintaan penghentian sementara penggunaan kartu kredit/debit
12. Penggantian PIN
b. Mobile Banking
Mobile Banking adalah terma yang digunakan uantuk menggambarkan transaksi
semisal cek saldo, transfer dana dan pembayaran tagihan maupun lainnya melalui
telepon seluler. Dewasa ini, mobile banking paling sering digunakan dengan melalui
teknologi telephone, internet, maupun aplikasi yang di install di ponsel.
Dalam suatu kajian akademis, mobile banking merujuk pada penyediaan dan
ketersediaan bank dalam menghadirkan jasa keuangan melalui bantuan teknologi
mobile atau seluler. Layanan mobile banking meliputi fasilitas managemen transaksi
bank dan pasar modal, termasuk administrasi akun dan informasi nasabah11
.
Transaksi-transaski yang tercover dalam layanan mobile banking diantaranya:
1. Cek Saldo/Cek Mutasi Rekening
2. Monitor Jumlah Deposito
3. Mengakses jumlah kredit
4. Mengatur Kebijakan Asuransi
5. Mengatur Rencana Pensiun
11
Wikipedia. Mobile Banking. Dokumen diakses pada 13 januari 2010 dari
http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Mobile_banking&action=edit§ion=1
40
6. Transfer Dana national maupun internastional
7. Pembayaran Tagihan
8. Layanan Portofolio Saham. dll
c. Internet Banking
Dunia Perbankan tidak berbeda dengan industri lainnya dimana teknologi
Internet mulai menjadi merasuk dan bahkan sebagian sudah menjadi standar de
facto. Internet Banking mulai muncul sebagai salah satu servis dari Bank. Servis
ini mulai menjadi tuntutan dari sebagian nasabah bank, sama halnya dengan
servis ATM dan phone banking. Akan aneh jika sebuah bank tidak memiliki
ATM. Demikian pula tidak lama lagi akan aneh jika sebuah bank tidak memiliki
Internet Banking meskipun jumlah pengguna Internet di Indonesia masih sedikit.
Tuntutan ini datangnya dari nasabah yang menginginkan servis cepat, tersedia
setiap saat (24 jam/hari, 7 hari/minggu), nyaman, dan murah. Hal ini dapat
diberikan oleh layanan Internet Banking. Internet banking didefinisikan oleh
Karen Furst adalah sebagai berikut:
Internet banking is the use of internet as remote delivery channel for
banking service, including traditional services, such as opening a deposit
account or transferring funds among different account, as wel as new banking
41
services, such as electronic bill presentment and payment, which allow
customers to receive and pay bill over bank’s website12
.
Dari pengertian itu, dapat didefinisikan secara sederhana bahwa internet
banking merupakan suatu bentuk pemanfaatan media internet oleh bank untuk
mempromosikan dan sekaligus melakukan transaksi secara online, baik dari
produk yang sifatnya konvensional maupun baru.
Pada dasarnya internet banking memiliki tiga tahap pelayanan yang
ditawarkan kepada nasabahnya, yaitu:
a. Layanan informasi (informational), dimana bank hanya menyediakan
informasi jasa keuangan dalam websitenya;
b. Layanan komunikasi (communicational), dimana dalam website
tersebut juga memungkinkan nasabah dapat berkomunikasi dengan
bank;
c. Layanan transaksi (transactional/advance) dimana sudah
memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi-transaksi keuangan
virtual seperti, transfer dana, pengecekan saldo ataupun berbagai jenis
pembayaran. Dewasa ini ketiga jenis layanan tersebut telah ditawarkan
12 Karen Frust, William Lang, and Nolle Daniel. Internet Banking: Development and
Prospects. Washington DC: Office of the Comptroller of the Currency, Economic and Policy
Analysis, 2000.
42
oleh perbankan Indonesia. Dari data yang ada saat ini di Indonesia
sudah terdapat enam bank yang telah menyelenggarakan internet
banking pada tahap transaksi, sedangkan pada tahap informasi dan
komunikasi terdapat sekitar 40 bank yang memiliki website.
Dengan disediakannya fasilitas layanan internet banking, nasabah mendapat
keuntungan berupa fleksibilitas untuk melakukan kegiatan setiap saat, nasabah
juga dapat mengakses layanan internet melalui personal computer, ponsel atau
media wireless lainnya
2. Manfaat Electronic Banking
Apabila sebuah bank tidak menyediakan layanan electronic banking, maka dia
mengambil resiko untuk tidak berpartisipasi. Electronic banking memberikan
beberapa keuntungan yang lebih besar dibandingkan resikonya. Adapun
keuntungan tersebut antara lain
a. Business Expansion.
Dahulu sebuah bank harus memiliki sebuah kantor cabang untuk
beroperasi di tempat tertentu. Usaha ini memerlukan biaya yang tidak
kecil. Kemudian hal ini dipermudah dengan hanya meletakkan mesin
ATM sehingga dia dapat hadir di tempat tersebut. Kemudian ada phone
banking yang mulai menghilangkan batas fisik dimana nasabah dapat
43
menggunakan telepon untuk melakukan aktivitas perbankannya. Sekarang
ada Internet Banking yang lebih mempermudah lagi karena
menghilangkan batas ruang dan waktu. Layanan perbankan sebuah bank
kecil dapat diakses dari mana saja di seluruh Indonesia, dan bahkan dari
seluruh dunia.
b. Customer Loyality.
Nasabah, khususnya yang sering bergerak (mobile), akan merasa lebih
nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka
account di bank yang berbeda-beda di berbagai tempat. Dia dapat
menggunakan satu bank saja.
c. Revenue and cost improvement.
Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui Internet Banking
dapat lebih murah daripada membuka kantor cabang.
d. Competitive Advantage.
Bank yang tidak memiliki mesin ATM akan sukar berkompetisi dengan
bank yang memiliki banyak mesin ATM. Maukah anda membuka account
di bank yang tidak memiliki mesin ATM? Demikian pula bank yang
memiliki Internet Banking akan memiliki keuntungan dibandingkan
dengan bank yang tidak memiliki Electronic banking. Dalam waktu
44
dekat, orang tidak ingin membuka account di bank yang tidak memiliki
fasilitas Electronic banking..
e. New Business Model.
Electronic banking memungkinan adanya bisnis model yang baru.
Layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui web dengan cepat.
C. Perbankan
Menurut UU Perbankan No 21 Tahun 2008 yang dimaksud bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Berdasarkan jenisnya bank dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariat yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariat yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Pasal 5
UU Perbankan).
Selanjutnya fungsi bank secara lengkap adalah sebagai berikut :
45
a. Agent of Trust, bahwa kegiatan utama bank adalah menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat. Dasar utama kegiatan bank tersebut adalah
trust atau kepercayaan. Jadi masyarakat atas dasar kepercayaan menyimpan
dananya ke bank, demikian juga bank atas dasar kepercayaan
meminjamkan dana tersebut kepada masyarakat. Dengan kata lain bank
berfungsi sebagai lembaga financial intermediary dengan dasar
kepercayaan. (Pasal 3 UU Perbankan).
b. Agent of Development, bahwa tujuan perbankan adalah menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak (Pasal 4 UU Perbankan). Jadi
dana yang dihimpun oleh bank dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
kemudian dipinjamkan lagi ke masyarakat diharapkan digunakan untuk
kegiatan usaha yang produktif, dan menyerap tenaga kerja banyak, serta
menghasilkan barang/jasa yang punya nilai lebih. Dengan demikian
kegiatan utama bank tersebut adalah kegiatan untuk pembangunan
perekonomian masyarakat.
c. Agent of services, selain melakukan kegiatan utama menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa
perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa bank itu antara lain
dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa
46
pemberian jaminan, dan jasa penyelesaian tagihan (lihat Pasal 6 dan 13 UU
Perbankan). Sedangkan pengertian internet dapat diartikan sebagai jaringan
komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai
komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di
dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis
hingga yang dinamis dan interaktif.
D. Internet
1. Pengertian Internet
Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah
rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala
Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara
global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet
switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan
Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan
internetworking13
.
2. Sejarah Internet
13
Eko Purwanto. Pengantar World Wide Web. Jakarta: Jaringan Informasi IPTEK JIPP.
2007
47
Sejarah internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika,
U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk
mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah
komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal
dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil
dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan
membentuk sebuah jaringan.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang
ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu
mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @ juga
diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan "at" atau "pada".
Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar
Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer
pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada
tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn
mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal
pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas
Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris
berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di
Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di
48
ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott,
Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama
USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan
meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil
berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak,
maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada
tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan internet.
Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan
komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan
komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan
Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada
tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS
atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang
ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang
tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat menjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus
memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah
komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam
setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan.
49
Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee
menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu
komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program
inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah
melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the
internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman,
dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet
Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga
sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.014
.
3. Manfaat Internet
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang
mempunyai akses ke internet. Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di
internet:
a. Informasi untuk kehidupan pribadi: kesehatan, rekreasi, hobi,
pengembangan pribadi, rohani, sosial.
14
ibid
50
b. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja :sains, teknologi,
perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi
bisnis, berbagai forum komunikasi.
Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas
negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain yang biasanya dapat
menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang
sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap
anggotanya. Manfaat internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi
atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu.
15
BAB III
GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Sejarah Singkat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang sebelumnya bernama IAIN, dan Fakultas Syariah dan Hukum juga
mulanya Fakultas Syariah saja, adalah salah satu Fakultas dari sembilan fakultas yang
ada di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini.
Fakultas ini memiliki sejarah yang cukup panjang sejak didirikan pada tahun 1966
lalu.
Sejarah berdirinya Fakultas Syariah dan Hukum ini tidak terlepas dari sejarah
panjang IAIN Jakarta, yang berawal dari Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA). ADIA
didirikan pada tanggal 1 Juni tahun 1957, dan untuk pertama kalinya mempunyai dua
jurusan, yaitu jurusan Syariah dan Jurusan Bahasa Arab.
Dalam perkembangan berikutnya, sesuai dengan fungsinya sebagai akademi
dinas, dimana mahasiswanya hanya terbatas pada mereka-mereka yang mendapat
tugas belajar (pegawai/guru agama) dari lingkungan Departeman Agama dari seluruh
daerah di Indonesia. Jurusannya kemudian berkembang menjadi tiga, yaitu:
Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab dan Jurusan Khusus Imam Tentara.
15
Pada tanggal 24 Agustus 1960, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.11
tahun 1960 ADIA kemudian berkembang menjadi tiga Jurusan, yaitu : Pendidikan
Agama Islam, Bahasa Arab dan Jurusan Khusus Imam Tentara.
Karena sarana dan prasarananya belum siap dan belum memadai, maka
Fakultas Syariah Jakarta baru menerima mahasiswa mulai pada tahun ajaran 1968.
Untuk tahap awal pimpinan Fakultas dirangkap oleh Rektor/Prof.Drs Sunardjo dan
pelaksana hariannya diserahkan kepada Drs.H.Peunoh Daly, merangkap sebagai
Ketua Jurusan Ilmu Agama di Fakultas Tarbiyah. Kemudian baru Rektor mengangkat
KHM Syukri Ghazali sebagai pimpinan Fakultas Syariah pertama. Semenjak itu
resmilah Fakultas Syariah Jakarta sebagai salah satu Fakultas di lingkungan IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan SK Menteri Agama nomor : 159 tahun
19671.
B. VISI, MISI DAN TUJUAN
1. Visi
Unggul, handal, dan terdepan (excellence, expertise, advance dalam bidang ilmu
syariah, ilmu hukum dan ilmu ekonomi Islam
1“Sejarah Singkat Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”Dokumen diakses
uinjkt.net-http://www.fshpada 3 Maret 2010 dari
15
2. Misi
a. Melaksanakan pengajaran dan pendidikan yang integrative dalam ilmu
Syariah, ilmu hukum dan ilmu ekonomi Islam baik yang bersifat teroritis
maupun praktis.
b. Mengembangkan dan menerapkan ilmu Syariah, ilmu hukum dan ilmu
ekonomi Islam yang berbasis penelitian (research based university).
c. Memberikan landasan ahklak dan moral terhadap pengembangan dan
praktek ilmu syariah, ilmu hukum dan ilmu ekonomi Islam di masyarakat.
d. Mengembangkan dan membina kehidupan civitas akademika yang
menjunjung tinggi kebenaran, keterbukaan, kritis, kreatif, dan inovatif
serta tanggap terhadap perubahan-perubahan social, baik dalam skala
nasional maupun global.
e. Menyelenggarakan manajemen modern perguruan tinggi yang berorientasi
pada mutu, profesionalisme, dan keterbukaan serta memiliki daya saing
yang tinggi dan kuat.
f. Memupuk dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan
lembaga-lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, perguruan tinggi,
industri dan lain-lain, baik dalam maupun luar negeri.
15
g. Memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap upaya
implementasi Syariah Islam dalam konteks keindonesiaan sekaligus
kemodernan2.
3. Tujuan
Tujuan pendidikan program sarjana bidang ilmu Syariah dan Hukum adalah
menyiapkan peserta didik atau mahasiswa menjadi Sarjana Hukum Islam dan atau
Sarjana Hukum yang memiliki kompetensi sebagai berikut:
a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional dibidang ilmu syariah, ilmu
hukum dan ilmu ekonomi Islam.
b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dalam bidang
ilmu syariah, ilmu hukum dan ekonomi Islam, serta mampu
mengupayakannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
C. Program Pendidikan
Program pendidikan yang diselenggarakan oleh Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ada 2 jenis yaitu; program reguler dan program non
reguler (ekstensi). Baik program regular maupun program non reguler adalah
2 ibid
11
program pendidikan akademik S1 dengan sistem kredit semester (SKS), yang
mewajibkan mahasiswa untuk menempuh beban sks sebesar 160 sks.
Sejalan dengan perkembangan masalah-masalah dan spesialisasi dalam
keahlian hukum Islam, maka Fakultas Syariah dan Hukum menawarkan berbagai
Program Studi yang siap mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan berbagai profesi
baru yang terkait dengan hukum Islam, seperti ahli perbankan syariah dan asuransi
syariah. Di tahun ajaran 2009/2010, fakultas syariah dan hukum telah memiliki 4
(empat) program studi utama, yakni Program Studi Ahwal Syakhsyiyah (SAS), Prodi
Jinayah Siyasah (SJS), Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH) dan Prodi
Muamalat/Ekonomi Islam.
1. Program Studi Ahwal Syakhsiyyah (SAS)
Program studi ini bertujuan menghasilkan calon hakim dan
keperdataan Islam yang ahli dalam bidang hukum keluarga Islam. Prodi SAS
memiliki konsentrasi sebagai berikut
a. Konsentrasi Peradilan Agama
Bertujuan menciptakan saraja muslim yang mampu menguasai materi dan
metodologi serta wawasan luas dalam bidang peradilan agama, memiliki
kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam bidang hukum Islam,
memiliki pemahaman dan kemampuan professional sebagai hakim, panitera
dan pegawai pencatatan nikah (PPN) di lembaga Syariah dan Hukum,
memiliki kemampuan penelitian dalam bidang peradilan agama.
15
b. Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam
Bertujuan menciptakan sarjana muslim, yang mampu menguasai materi
dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang administrasi keperdataan
Islam, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam bidang
administrasi perkawinan, kantor agama Islam dan lembaga hukum Islam,
memiliki pemahaman dan kemampuan analisis dan pemahaman masalah
keperdataan hukum Islam dan memiliki kemampuan peneltian dalam bidang
keperdataan Islam.
2. Program Studi Jinayah Siyasah (SJS
Program Studi ini bertujuan menghasilkan calon pakar hukum yang
ahli dalam bidang kepidanaan dan ketatanegaraan Islam. Prodi SJS memiliki
konsentrasi sebagai berikut
a. Konsentrasi Kepidanaan Islam
Bertujuan menciptakan calon pakar hukum kepidanaan Islam yang mampu
menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang
kepidanaan Islam, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah
dalam profesi pidana Islam, memiliki pemahaman dan kemampuan analisis
teori dan pemahaman masalah lembaga peradilan, perkembangan lembaga
peradilan, kemampuan penelitian hukum Islam dan hukum positif.
15
b. Konsentrasi Ketatanegaraan Islam
Bertujuan menciptakan calon pakar ketatanegaraan hukum Islam dan
politik. Mampu menguasai materi, metodologi, dan wawasan luas dalam
bidang ketatanegaraan Islam. Memiliki kompetensi akademik, kemampuan
penelitian dan analisis ketatanegaraan serta professional dan amanah di
profesi ketatanegaraan Islam.
3. Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum
Program Studi ini bertujuan menghasilkan calon pakar hukum yang
ahli dalam bidang perbandingan mazhab fiqih, perbandingan mazhab hukum
dan perbandingan mazhab khusus Islam. Program studi ini memiliki tiga
konsentrasi sebagai berikut:
a. Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fiqih
Bertujuan menciptakan calon pakar perbandingan mazhab fiqih yang
mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang
perbandingan mazhab fiqih, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan
amanah dalam bidang perbandingan mazhab fiqih, memiliki pemahaman dan
kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah perbandingan mazhab
fiqih (Mazhab Arbain), kemampuan penelitian perbandingan mazhab fiqih.
b. Konsentrasi Perbandingan Mazhab Hukum
Bertujuan menciptakan calon pakar perbandingan mazhab hukum yang
mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang
15
perbandingan mazhab hukum, memiliki kompetensi akademik, prefesional
dan amanah dalam bidang perbandingan mazhab hukum, memiliki
pemahaman dan kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah
perbandingan mazhab hukum Islam (Mazhab Arbain), kemampuan penelitian
perbandingan mazhab hukum.
c. Konsentrasi Perbandingan Mazhab Khusus Islam
Bertujuan menciptakan calon pakar perbandingan mazhab khusus Islam
yang mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam
bidang perbandingan mazhab khusus Islam, memiliki kompetensi akademik,
prefesional dan amanah dalam bidang perbandingan khusus Islam, memiliki
pemahaman dan kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah
perbandingan mazhab khusus Islam (Mazhab Arbain), kemampuan penelitian
dalam bidang perbandingan mazhab khusus Islam.
4. Program Studi Muamalat / Ekonomi Islam
Program Studi ini bertujuan menghasilkan calon pakar ekonomi Islam
yang ahli baik dalam bidang perbankan syariah, asuransi syariah, dan zakat
wakaf. Program studi ini memiliki tiga konsentrasi sebagai berikut:
a. Konsentrasi Perbankan Syariah
Bertujuan menciptakan calon pakar perbankan syariah yang mampu
menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang
perbankan syariah, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah
15
dalam bidang kajian perbankan syariah, memiliki pemahaman dan
kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah perbankan syariah, dan
kemampuan penelitian dalam bidang perbankan syariah
b. Konsentrasi Asuransi Syariah.
Bertujuan menciptakan calon pakar asuransi syariah yang mampu
menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang asuransi
syariah, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam
bidang kajian asuransi syariah, memiliki pemahaman dan kemampuan analisis
teori dan pemahaman masalah asuransi syariah, dan kemampuan penelitian
dalam bidang asuransi syariah
c. Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf
Bertujuan menciptakan calon pakar manajemen zakat dan wakaf yang
mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang
manajemen zakat dan wakaf, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan
amanah dalam bidang kajian manajemen zakat dan wakaf, memiliki
pemahaman dan kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah
manajemen zakat dan wakaf, dan kemampuan penelitian dalam bidang
manajemen zakat dan wakaf.
56
D. JUMLAH DOSEN DAN MAHASISWA
1. Jumlah Dosen dan Pegawai
Data per april 2007 menyebutkan Fakultas Syariah dan Hukum memiliki jumlah
dosen tetap sebanyak 99 orang, sementara jumlah pegawai, baik tetap maupun
honorer, Fakultas Syariah dan Hukum memiliki jumlah sebanyak 35 pegawai.
2. Jumlah Mahasiswa
Data per april 2007 menyebutkan Fakultas Syariah dan Hukum memiliki jumlah
mahasiswa baik regular maupun non regular sebanyak 2255 mahasiswa, dengan
tambahan mahasiswa baru tahun ajaran 2007/2008 sebanyak 507 mahasiswa,
sehingga secara keseluruhan mahasiswa aktif Fakultas Syariah dan Hukum sebanyak
2762 mahasiswa.
E. ORGANISASI DAN STRUKTUR PIMPINAN
1. Struktur Organisasi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2010-2015
55
2. Susunan Organisasi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2010-2015
Dekan :
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
Pembantu Dekan Bidang Akademik:
Dr. H. Ahmad Mukri Adji, MA
Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum:
Dr. Jaenal Aripin, MA
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni:
Dr. Phil JM Muslimin, MA
Kabag Tata Usaha:
Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM.
Kasubag Akademik:
Elviza Fauziah, SH, MH.
Kasubag Umum:
Saini, S,Ag
Kasubag Kep & Keu:
Mohammad Noor, SPd, MM
Program Studi Ahwal Syakhshiyah (SAS)
Ketua :Drs.H. Basiq Djalil, SH, MA
Sekretaris :Kamarusdiana, S.Ag, MH
55
Program Studi Jinayah dan Siyasah (SJS)
Ketua : Dr. Asmawi, M.Ag
Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag
Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum(PMH)
Ketua : Dr.H.Ahmad Mukri Aji, MA
Sekretaris : Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag
Program Studi Mu’amalat
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag
Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH
Program Studi Ilmu Hukum
Ketua : Prof. Dr. H. Thahir Azhari, SH
Sekretaris : Euis Nurlaelawati, MA, Ph.D
63
BAB IV
ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PENGGUNA
ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
A. Sebaran Data Faktor Sosial Ekonomi Pengguna Electronic banking
Peneliti telah menyebar angket sebanyak 80 angket, dengan proporsi 30
responden dosen dan 50 responden mahasiswa, namun hanya sekitar 45 saja
angket yang benar-benar dinyatakan sah dengan komposisi 12 Dosen dan 38
Mahasiswa. Angket-angket lain dinyatakan tidak sah, karena tidak memenuhi
kriteria sebanyak 30 angket dan tidak dikembalikan sebanyak 5 angket.
Dari 45 angket yang dinyatakan sah, didapati data-data karakteristik
responden sebagai berikut: Data profil responden menunjukkan mayoritas
responden berjenis kelamin wanita/perempuan sebanyak 24 (53,3%) sedangkan
responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 (46,6%).
47%
53%
Gambar 4.1 ; Jenis Kelamin Responden
Laki-laki
Perempuan
64
Dilihat dari sisi usia, berdasarkan data profil responden, sebagian besar berusia
20 s.d 30 tahun dengan persentase 32 orang (71,1%) selebihnya berusia 30-40
tahun sebanyak 13 orang atau 28,8 %. Hal ini mengindikasikan bahwa usia
sampel yang diperoleh dalam penelitian ini hampir semuanya (100%) merupakan
responden dengan usia produktif yang masih muda dan memiliki aware yang
tinggi dalam bidang teknologi.
Jikalau dilihat dari sisi latar belakang pendidikan sebanyak 32 orang (71%)
merupakan lulusan SMU, 8 orang atau 17% merupakan lulusan S2 dan
selebihnya sebanyak 5 orang atau 11% nya merupakan lulusan S3. Sedangkan
mengenai studi keagamaan formal, sebagian besar responden sebanyak 38
responden menjawab pernah menempuh studi keagamaan formal (MTS/MA),
persentasenya sebesar 84%, sisanya yang menjawab tidak pernah sebanyak 7
orang atau sebesar 16%.
71%
29%
Gambar 4.2; Usia Responden
20-30
30-40
65
Sementara itu jika ditinjau dari sudut ekonomi, utamanya dari segi
kemampuan saving dan keikutsertaannya dalam premi asuransi, disparitasnya
cukup kecil utamanya dalam kaitan dengan kemampuan para responden untuk
menyisihkan disposable income nya dalam bentuk tabungan. Sebanyak 24
responden atau sekitar 53% menjawab mereka menabung setiap bulannya
sedangkan sisanya, sebesar 47% atau sebanyak 21 responden menjawab mereka
tidak menabung. Rupanya faktor status mahasiswa dan dosen tidak berpengaruh
dalam kebiasaan para responden menabung.
71%
17%
11%
Gambar 4.3; Background Pendidikan Responden
SMU
Strata 2
Strata 3
84%
16%
Gambar 4.4; Studi Keagamaan Responden
Pernah
Tidak Pernah
66
Hal itu juga berlaku pada perilaku responden dalam mengikuti premi
asuransi, sebagain besar dari responden menjawab tidak mengikuti premi
asuransi, responden yang menjawab poin ini ada sebanyak 27 responden atau
sekitar 62%. Sebaliknya sekitar 18 responden atau sekitar 37% menjawab kalau
mereka setidaknya mengikuti satu premi asuransi, Dari para peserta asuransi ini
juga bisa diambil data bahwa premi asuransi kesehatan dan jiwa merupakan yang
terbanyak atau sekitar 13 orang atau sekitar 77% diikuti asuransi kendaraan 3
responden atau 17% dan asuransi pendidikan 1 responden atau sekitar 6%.
Dalam penelitian ini juga mencoba mengungkap adanya polarisasi
pengguna layanan jasa keuangan syariah. Sebagai fakultas yang memiliki label
53%
47%
Gambar 4.5; Perilaku Menabung
Ya
Tidak
60%
40%
Figure 4.6 ; Perilaku Asuransi
Ya
Tidak
67
syariah, tentunya memiliki kesadaran menggunakan jasa keuangan syariah. Data
dalam penelitian ini mengungkap jikalau sebanyak 29 responden atau sebesar
64% menjawab jikalau mereka merupakan pengguna layanan jasa keuangan
syariah, termasuk bank, asuransi dan bmt. Sebaliknya sekitar 16 responden atau
sebesar 36% mereka tidak menggunakan layanan jasa keuangan syariah. Data
juga mengungkap bahwa dari 36% tersebut sebanyak 13 responden diantaranya
(81%) berminat menggunakan layanan jasa keuangan syariah, sementara 3
responden (18%) lainnya menyatakan tidak berminat.
64%
36%
Gambar 4.7; Pengguna Jasa Keuangan Syariah
Pengguna
Bukan Pengguna
81%
18%
Gambar 4.8 ; Minat Penggunaan Jasa Keuangan Syariah
Berminat
Tidak Berminat
68
B. Sebaran Data Pengguna Electronic banking
Berkenaan dengan maksud dan tujuan daripada penelitian ini yakni analisis
technology acceptance model kaitannya dengan penerimaan penggunaan
electronic banking, maka peneliti berkepentingan juga untuk mengetahui data-
data mengenai karakteristik perilaku pengguna e banking terutama pada
pengguna celluler phone dan pengguna internet.
Data-data yang disertakan dalam hal ini meliputi jumlah pengguna ponsel,
intensitas penggunaan layanan short message service, jumlah pengguna
cellphone yang didukung teknologi GPRS, jumlah pengguna ponsel yang
didukung teknologi 3G, aspek pengetahuan mereka mengenai layanan sms
banking, penggunaan fitur sms banking oleh responden dan intensitas
penggunaan sms banking. Aspek ini juga berlaku untuk penggunaan internet
banking.
1. Data Pengguna SMS Banking
Dimulai dari aspek yang pertama, hasil survey membuktikan bahwa
sebanyak 45 reponden atau seluruh responden (100%) yang mewakili civitas
akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mempunyai ponsel. Angka ini juga berlaku pada intensitas penggunaan fitur
short message service. Keseluruhan responden (45 responden) mengaku sering
menggunakan layanan ini.
69
Data ini bisa merepresentasikan bahwa 100% civitas akademika Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki ponsel dan
pengguna aktif layanan short message service.
Hanya saja data ini tidak berbanding lurus dengan kemampuan teknologi
ponsel yang mereka miliki. Ketika disuguhkan pertanyaan apakah ponsel yang
mereka miliki didukung atau memiliki support terhadap teknologi GPRS dan
3G, jawabannya beragam.
Dalam kaitannya dengan support GPRS, sebagian besar responden sebanyak
39 responden menyatakan ponsel mereka didukung dengan fitur layanan GPRS
sementara 6 responden lainnya menyatakan ponsel mereka tidak mendukung
layanan ini.
Data ini bisa menyatakan bahwa sebesar 86% civitas akademika Fakultas
Syariah dan Hukum memiliki ponsel yang mendukung layanan GPRS sementara
sisanya 14% civitas akademika FSH UIN Jakarta belum memiliki atau memiliki
ponsel yang tidak didukung fitur layanan GPRS.
Sementara itu kaitannya dengan 3G, disparitasnya atau kesenjangannya
tidak begitu besar. Hanya sekitar 18 Resonden saja yang mempunyai ponsel
dengan fitur 3G sementara lainnya sebayak 27 Responden tidak mempunyai
ponsel dengan fitur 3G.
70
Berasarkan data diatas, bisa diinterpretasikan bahwa sekitar 40% civitas
akademika memiliki handphone dengan teknologi 3G sementara sebagian besar,
atau sebanyak 70% tidak memiliki ponsel dengan teknologi 3G.
Penerimaan penggunaan secara teori berkaitan erat dengan aspek pengetahuan
(knowledge) oleh karenanya menjadi penting dalam penelitian ini, utamanya
yang berhubungan dengan ponsel, menguji pengetahuan responden mengenai
mengetahui atau tidaknya layanan sms ataupun mobile banking di perbankan.
Data-data selama penelitian menunjukkan semua responden mengetahui adanya
layanan sms dan mobile banking di perbankan.
86%
14%
Gambar 4.9 Ponsel berfitur GPRS
Memiliki
Tidak Memiliki
40%
70%
Gambar 4.10 Ponsel dengan fitur 3G
Memiliki
Tidak memiliki
71
Aspek pengetahuan secara teori memang tidak secara spesifik menyebutkan
berpengaruh atau tidaknya terhadap kemauan user terhadap penggunaan
electronic banking . Namun dalam penelitian ini, sejauh data yang diperoleh
peneliti menyebutkan, semua responden yang memiliki ponsel dan mengetahui
adanya layanan sms banking menyebutkan pernah menggunakan sms banking.
Namun dalam hal ini peneliti tidak berani menggeneralisir bahwa semua
civitas akademika FSH UIN Jakarta pernah menggunakan layanan sms banking,
karena sepanjang penelitian ini, penulis juga mendapati banyak civitas baik
dosen dan mahasiswa yang tidak pernah menggunakan layanan sms banking.
Jika penelitian ini menyertakan angket-angket yang telah dinyatakan tidak
sah karena bukan pengguna layanan electronic banking, maka data menyebutkan
sebanyak 45 responden pernah menggunakan sms banking sementara 35
responden lainnya tidak pernah menggunakan layanan sms banking.
Kalau kasusnya seperti ini peneliti berani membuat kesimpulan bahwa sekitar
56% civitas akademika pernah menggunakan sms banking sementara sisanya
atau sekitar 44% civitas akademika FSH UIN Jakarta belum pernah
menggunakan sms banking.
72
Sementara itu jika ditinjau dari rutinitas atau intensitas penggunaan sms
banking dikalangan pengguna di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum, data-
data menyebutkan sebanyak 12 responden menggunakan sms banking secara
rutin sedangkan sisanya atau sebanyak 33 responden menggunakan sms banking
tidak rutin.
Data ini bisa menyimpulkan bahwa sebanyak 73% pengguna electronic
banking di Fakultas Syariah dan Hukum menggunakan sms banking secara tidak
rutin. Sementara sisanya atau sebanyak 27% pengguna sms banking di
lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum menggunakan sms banking secara
rutin.
56%
44%
Gambar 4.11 Penggunaan SMS Banking
Pernah
Tidak Pernah
73%
27%
Gambar 4.12 Penggunaan Secara Rutin
Tidak Rutin
Rutin
73
2. Data Pengguna Internet
Seperti yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini memang mencoba
menyertakan data-data pengguna ponsel dan internet. Hal ini dilakukan karena
produk electronic banking memang sangat lekat dengan kedua teknologi diatas,
3 dari 4 produk elektronic banking yakni sms banking, phone banking dan
mobile banking hanya bisa diakses oleh pengguna ponsel sementara internet
banking bisa diakses oleh mereka yang lekat dengan teknologi internet. Oleh
karenanya menjadi urgen dalam penelitian ini untuk mengungkap perilaku
pengguna internet.
Data yang diungkap dalam penelitian ini memiliki kemiripan dengan
perilaku pengguna ponsel, seperti intensitas penggunaan internet, kepemilikan
layanan surat elektronik, dan kegiatan transaksi, hanya saja ada tambahan
variabel yakni aktifitas akses internet.
Dimulai dari yang pertama, data-data selama penelitian ini dilakukan
menunjukkan bahwa sebagian besar reponden, atau sebanyak 23 responden
menjawab jikalau mereka mengakses internet setiap hari dalam waktu tertentu.
Sementara itu sebanyak 14 responden menjawab mengakses internet dalam
waktu tidak menentu, sisanya sebanyak 4 responden mengakses internet setiap
hari perjam, 2 responden menjawab jikalau mereka mengakses internet 1-3 hari
sepekan dan di ukuran paling buncit, 1 responden menjawab jikalau mereka
mengakses internet 3-6 hari sepekan.
74
Hal ini bisa diinterpretasikan bahwa sebagian besar atau sebanyak 58%
pengguna electronic banking di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta mengakses internet menggunakan ponsel yang mereka
miliki. Sementara di urutan kedua terbanyak atau sekitar 16% pengguna
electronic banking di FSH UIN Jakarta mendapatkan akses internet dari
jaringan internet cable di rumah masing-masing. Di urutan ke 3,4, 5 dan 6
masing masing sebanyak 9% bagi mereka yang mendapatkan akses internet dari
LAN di tempat mereka bekerja, 7% bagi mereka yang mengakses internet
melalui modem portabel atau ISP Prepaid, 7% bagi mereka yang mengakses
melalui wireless dan 4% bagi mereka yang menggunakan jasa warung internet
untuk mendapatkan layanan internet.
51%
31%
9% 4% 2%
Gambar 4.13 Rutinitas Penggunaan Internet
Setiap hari dalam Waktutertentu
Dalam waktu tidak menentu
Setiap hari perjam
1-3 hari sepekan
3-6 hari sepekan
75
Dari data diatas, segera saja bisa disimpulkan bahwa semua responden atau
para pengguna electronic banking di Fakultas Syariah dan Hukum tidak memiliki
keterbatasan dalam mengakses internet. Kesimpulan ini sebanding dengan
variabel berikutnya, bahwa keseluruhan responden memiliki akun layanan surat
elektronik atau email. 100% pengguna electronic banking di FSH memiliki akun
email.
Kesimpulan diatas juga berbanding lurus dengan keikutsertaan para
pengguna electronic banking dalam akun jejaring social. Nilai 100% ternyata
tidak hanya berlaku dalam kepemilikan akun email baik di Yahoo, Gmail
maupun AOL, tetapi juga berlaku bagi kepemilikan akun jejaring social di
Friendster, Facebook, maupun MySpace.
Hanya saja data-data menggembirakan ini tidak diikuti dengan aktifitas
ekonomi mereka melalui dunia maya. Sebanyak 30 responden menjawab jikalau
58%
16%
9%
7%
7% 4%
Gambar 4.14 Akses Internet
Ponsel
Internet Kabel
Jaringan di Kantor
Modem Prepaid
Wireless
Warnet
76
mereka tidak pernah melakukan transaksi ekonomi, sebaliknya 15 responden
sisanya pernah melakukan transaksi ekonomi melalui internet.
Data ini bisa disimpulkan bahwa sebanyak 67% pengguna electronic
banking di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum tidak pernah bertransaksi
melalui internet, dan sisanya sebanyak 34% pengguna e banking di FSH UIN
Jakarta setidaknya pernah melakukan transaksi ekonomi melalui internet.
3. Aspek Electronic Banking
Aspek Electronic banking sengaja ditanyakan dalam penelitian ini karena
penulis merasa perlu untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan interaksi
kalangan pengguna dengan produk-produk electronic banking terutama jika
dikaitkan dengan kegiatan transaksi ekonomi.
Transaksi ekonomi yang dimaksud bukan merupakan transaksi perbankan,
melainkan transaksi di luar perbankan seperti jual beli produk, pembayaran
34%
67%
Gambar 4. 15 Transaksi Ekonomi melalui Internet
Pernah
Tidak Pernah
77
tagihan, dan uang sewa. Aspek ini secara khusus menguji pengetahuan pengguna
akan adanya jasa perbankan dalam transaksi di internet, kemudian interaksi
pengguna dalam menggunakan electronic banking, dan yang terakhir, jasa
teknologi perbankan mana yang biasanya dipakai.
Menguji aspek pengetahuan pengguna mengenai jasa electronic banking
dalam transaksi di internet, sebagian besar responden yakni sebanyak 38
menjawab mereka mengetahui adanya jasa layanan electronic banking dalam
memenuhi kebutuhan transaksi di dunia maya, sementara sisanya yakni
sebanayak 7 responden menjawab tidak tahu.
Data ini mensinyalir bahwa sebanyak 84% pengguna electronic banking di
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengetahu
adanya jasa e banking dalam transaksi di dunia maya, sementara sebagian
kecilnya yakni sebanyak 16% pengguna e banking di FSH tidak mengetahui
jasa-jasa yang terkait dengan transaksi ekonomi di dunia maya. (Gambar 4.16)
84%
16%
Gambar 4.16 Aspek Pengetahuan mengenai Layanan E Banking dalam Transaksi Ekonomi di Internet
Tahu
Tidak Tahu
78
Lagi-lagi, aspek pengetahuan tidak berbanding lurus dengan interaksi pengguna
dengan e banking. Hal ini terjadi jika dikaitkan dengan aspek transaksi ekonomi
di internet. Data-data hasil riset menunjukkan sebagian responden, yakni
sebanyak 24, pernah melakukan transaksi ekonomi melalui e banking sementara
sebagian yang lain, sebanyak 21, tidak pernah melakukannya.
Data hasil riset tersebut bisa ditafsirkan bahwa sebanyak 53% pengguna
electronic banking di lingkungan FSH UIN Jakarta pernah melakukan transaksi
ekonomi melalui e banking sementara sisanya sebanyak 47% pengguna e
banking di lingkungan FSH UIN Jakarta belum pernah melakukannya. (Gambar
4.17)
Sementara dari aspek penggunaan e banking sendiri, terutama jikalau
dikaitkan dengan produk e banking (SMS Bbanking, Mobile banking dan
Internet banking). Sebagian besar responden, yakni sebanyak 37, menggunakan
53%
47%
Gambar 4.17 Interaksi Pengguna dalam Penggunaan E banking ketika Bertransaksi Ekonomi melalui Internet
Pernah Belum Pernah
79
sms banking sementara 7 responden menggunakan internet banking dan seorang
responden menggunakan mobile banking.
Data ini bisa ditafsirkan jikalau sebanyak 82% pengguna electronic banking
menggunakan sms banking, 15% sisanya merupakan pengguna internet banking
sedangkan di urutan paling buncit, ada 2% pengguna mobile banking. (Gambar
4.18)
C. Uji Hipotesis Korelasi Rank Spearman
Pada bab terdahulu dapat ditemui bahwa pada penelitian ini, penulis
mengajukan dua hipotesis yang akan diuji. Hipotesis yang dikembangkan dalam
penelitian ini merujuk pada model penelitian berikut
82%
2%
16%
Gambar 4.18 Produk E Banking Yang Digunakan
SMS Banking
Mobile Banking
Internet Banking
80
Seperti yang diuraikan oleh peneliti diatas, bahwa penelitian ini
menggunakan model Technology Acceptance Model dengan modifikasi pada
bagian variabel eksternal. Model penelitian bisa dilihat pada gambar 1.2. Model
ini berfokus pada variabel utama PU dan PEU. Sedangkan variabel bebas sengaja
tidak dibuat hipotesis karena bukan variabel utama dari model ini. Atas gambar
model tersebut diuraikan beberapa hipotesis sebagai berikut;
1. Hipotesis Variabel Persepsi Manfaat
Berdasarkan teori TAM, persepsi manfaat atau perceived of usefulness diduga
memiliki korelasi signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking. Oleh
karenanya hipotesis yang menguji pengaruh Persepsi Manfaat dengan
Penggunaan berbunyi
Ho:b1≠ 0 : Variabel Persepsi Manfaat (PU) tidak memiliki korelasi
positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic
banking
Ha: b1=0 : Variabel Persepsi Manfaat (PU) memiliki korelasi positif
signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking
2. Hipotesis Variabel Persepsi Kemudahan
Berdasarkan teori TAM, persepsi kemudahan atau perceived of ease of use
diduga memiliki korelasi positif signifikan dengan Sikap Penggunaan electronic
81
banking. Oleh karenanya hipotesis yang menguji pengaruh Persepsi Kemudahan
dengan Sikap Penggunaan berbunyi
Ho:b2≠ 0 : Variabel Persepsi Kemudahan (PEU) tidak memiliki korelasi
positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic
banking
Ha: b2=0 : Variabel Persepsi Kemudahan (PEU) memiliki korelasi
positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic
banking
Untuk menguji kedua hipotesis tersebut, peneliti menggunakan uji korelasi rank /
berjenjang yang dikembangkan oleh Spearman. Untuk mengetahui apakah
hipotesis tersebut diterima atau ditolak, metode rank spearman memiliki
pedoman sebagai berikut, jika angka korelasi diatas 0.05 (r>0.05) menunjukkan
korelasi yang cukup kuat, sedangkan jika dibawah 0.05 (r<0.05) menunjukkan
korelasi lemah.
Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil.
Tanda korelasi negatif menunjukkan bahwa adanya arah berlawanan sementara
tanda positif menunjukkan arah yang sama1.
1 Santoso, Singgih. SPSS Versi 10, Mengolah Data Statistik Secara Profesional cet. ke 2. Jakarta:
Elex Media Komputindo. 2002
82
3. Uji Hipotesis Variabel Persepsi Manfaat dengan Sikap Penggunaan
Nilai spearman’s rho yang didapat dari hasil penghitungan SPSS
menunjukkan nilai sebesar 0.352 yang berarti bahwa adanya korelasi yang cukup
kuat antara persepsi manfaat dengan sikap penggunaan. Tanda positif
menunjukkan bahwa, secara statistic semakin tinggi persepsi manfaat yang
diterima oleh pengguna akan semakin tinggi intensitas penggunaan electronic
banking oleh si pengguna.
Dengan demikian keputusan uji hipotesis menyatakan, karena nilai
spearman’s rho lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 maka Ho, yang
menyatakan tidak ada korelasi antara persepsi manfaat dengan sikap penggunaan
ditolak dan Ha yang menyatakan ada korelasi antara persepsi manfaat dengan
sikap penggunaan diterima.
83
Nonparametric Correlations
4. Uji Hipotesis Variabel Persepsi Kemudahan dengan Sikap Penggunaan
Nilai spearman’s rho yang didapat dari hasil penghitungan SPSS
menunjukkan nilai sebesar 0.444 yang berarti bahwa adanya korelasi yang cukup
kuat antara persepsi kemudahan dengan sikap penggunaan. Tanda positif
menunjukkan bahwa, secara statistic semakin tinggi persepsi kemudahan yang
diterima oleh pengguna akan semakin tinggi intensitas penggunaan electronic
banking oleh si pengguna.
Dengan demikian keputusan uji hipotesis menyatakan, karena nilai
spearman’s rho lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 maka Ho, yang
Correlations
1.000 .463** .282*
. .000 .014
45 45 45
.463** 1.000 .344**
.000 . .002
45 45 45
.282* .344** 1.000
.014 .002 .
45 45 45
1.000 .560** .352*
. .000 .018
45 45 45
.560** 1.000 .444**
.000 . .002
45 45 45
.352* .444** 1.000
.018 .002 .
45 45 45
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Manfaat
Kemudahan
Penggunaan
Manfaat
Kemudahan
Penggunaan
Kendall's tau_b
Spearman's rho
Manfaat Kemudahan Penggunaan
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).*.
84
menyatakan tidak ada korelasi antara persepsi kemudahan dengan sikap
penggunaan ditolak dan Ha yang menyatakan ada korelasi antara persepsi
kemudahan dengan sikap penggunaan diterima.
Nonparametric Correlations
D. Hambatan Penetrasi Penggunaan Electronic Banking
Selama periode penelitian, baik ketika studi pustaka maupun riset lapangan,
peneliti telah menemukan fakta bahwasanya pengguna electronic banking masih
sangat minim. Dari bab-bab terdahulu disebutkan bahwa penetrasi pengguna
electronic banking tidak sejalan dengan pesatnya growth atau pertumbuhan pangsa
Correlations
1.000 .463** .282*
. .000 .014
45 45 45
.463** 1.000 .344**
.000 . .002
45 45 45
.282* .344** 1.000
.014 .002 .
45 45 45
1.000 .560** .352*
. .000 .018
45 45 45
.560** 1.000 .444**
.000 . .002
45 45 45
.352* .444** 1.000
.018 .002 .
45 45 45
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Manfaat
Kemudahan
Penggunaan
Manfaat
Kemudahan
Penggunaan
Kendall's tau_b
Spearman's rho
Manfaat Kemudahan Penggunaan
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).*.
85
pasar internet dan ponsel. Data di lapangan juga menyebut bahwa tingkat kesadaran
civitas akademika mengenai produk electronic banking sangat tinggi, sekitar 99.99 %
kalau tidak mau dikatakan 100%, pun dengan kepemilikan ponsel dan penggunaan
internet, keduanya mengacu pada kisaran 90%, tetapi mengapa hanya 56% saja dari
civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum yang menggunakan electronic
banking, sisanya 44% yang belum menggunakan electronic banking. Itupun dengan
sebaran kuitioner yang sedikit, bagaimana jika kuisioner itu diujicobakan dalam
lapangan yang lebih luas, bukan hal yang mustahil jika persentase itu terbalik.
Ketika persoalan ini mengemuka, peneliti telah berupaya mendapatkan jawaban
atas permasalahan ini. Peneliti menemukan beberapa persoalan yang menghambat
penetrasi electronic banking diantaranya
1. Alasan yang paling mengemuka adalah factor security atau keamanan dari
layanan electronic banking itu sendiri. Beberapa responden yang sempat
peneliti tanyakan mengenai keengganan menggunakan electronic banking
menjawab kalau mereka takut menggunakan electronic banking. Dengan
modus-modus pencurian terkini, para civitas merasa takut jikalau uang mereka
dicuri dari bank. Apalagi ketika angket ini disebar, di fakultas sedang terjadi
kehebohan modus penipuan sms “seminar di bali” yang mengatasnamakan
petinggi di universitas ini dan sempat memakan korban dengan hilangnya
jutaan rupiah di atm korban.
2. Faktor ekonomi ternyata bukan faktor dominan dalam penggunaan electronic
banking. Beberapa responden yang nyata-nyata memiliki disposable income
86
yang besar, dilihat dari penggunaan kendaraan mewah dan ponsel mode terkini,
menjawab jikalau mereka tidak menggunakan sms banking, responden-
responden yang secara nyata memiliki disposable income yang kecil malah
justru menggunakan electronic banking. Hambatan paling nyata justru
dikarenakan faktor adopsi tren, yakni kemauan mengadopsi teknologi baru.
Besaran 44% diantara civitas yang belum menggunakan electronic banking bisa
jadi dikarenakan reponden-responden ini belum merasakan manfaat dan
kemudahan menggunakan electronic banking
3. Lainnya adalah dikalangan civitas akademika belum merasakan manfaat yang
signifikan dari penggunaan electronic banking. Transaksi perbankan yang biasa
di lakukan oleh pengguna electronic banking di civitas akademika Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Jakarta sebagian besar adalah cek saldo dan cek
mutasi rekening. Sementara transaksi lainya, terutama jika dikaitkan dengan
transaksi ekonomi di dunia maya, sebagian besar belum melakukan transaksi
ini.
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini secara khusus meringkas semua aspek, baik dari segi urgensi penggunaan
electronic banking, manfaat, kemudahan hingga sikap penggunaan electronic banking
itu sendiri di kalangan pengguna di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
A. Kesimpulan
1. Sikap penggunaan nasabah terhadap produk electronic banking, merunut teori
Technology Acceptance Model yang dikembangkan Fred Davis, dipengaruhi
oleh dua variable utama yaitu persepsi manfaat atau perceived of usefulness
dan persepsi kemudahan atau perceived of ease of use. Secara teori apabila
nasabah telah mendapatkan manfaat dan kemudahan dari penggunaan
electronic banking akan memiliki efek terhadap sikap penggunaan (actual
usage).
2. Dari hasil penelitian di lapangan, sebanyak 56% civitas akademika Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pernah menggunakan
electronic banking sedangkan sisanya sebesar 44% belum pernah
menggunakan electronic banking. Dari hasil penelitian ini juga diungkap
bahwa dari tiga jenis layanan electronic banking yang diteliti yakni, sms
90
banking, mobile banking dan internet banking, yang paling banyak
penggunaannya adalah produk sms banking yakni sebesar 82%. Penggunaan
internet banking sendiri hanya sebesar 16% dan yang paling sedikit, yakni
mobile banking, nilainya sebesar 2%.
3. Hasil pengujian dua hipotesa tentang persepsi manfaat dan persepsi
kemudahan terhadap sikap penggunaan dengan menggunakan metode
berjenjang / rank yang dikembangkan Spearman menunjukkan Ha yang
menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat dan
persepsi kemudahan terhadap sikap penggunaan electronic banking diterima.
Hipotesa ini menunjukkan bahwa semakin banyak manfaat dan semakin
mudah penggunaan electronic banking akan membuat banyak nasabah
menggunakan electronic banking.
4. Faktor yang memiliki hubungan paling kuat yang bisa mendorong pengguna e
banking di lingkungan fakultas syariah dan hukum menggunakan e banking
adalah persepsi kemudahan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Spearman’s Rho
0.444 yang lebih besar dibanding nilai Spaerman Rho persepsi manfaat yang
hanya sebesar 0.352
91
B. Saran
Kesimpulan atas hasil penelitian kali ini memberikan ide pada peneliti untuk
memberikan saran-saran penting nan bermanfaat, baik bagi pihak bank yang
memiliki produk electronic banking maupun bagi pihak fakultas.
1. Bagi pihak bank, pemanfaatan yang lebih besar pada produk electronic
banking yang dilakukan dengan memperbanyak fitur layanan di produk
electronic banking akan membuat banyak nasabah beralih menggunakan
electronic banking. Fitur-fitur tambahan seperti pembayaran uang semester,
selain fasilitas autodebt, akan banyak membuat pengguna electronic banking
terutama kalangan mahasiswa memanfaatkan layanan ini. Sementara
penambahan fitur seperti pembayaran PPh otomatis, atas setiap honor atau fee
yang masuk rekening akan banyak membuat kalangan lain menggunakan
fasilitas ini.
2. Selain itu, bank juga diharapkan membuat teknologi electronic banking ini
menjadi lebih human technology, artinya lebih bisa dipahami oleh banyak
orang terutama kalangan awam. Kode-kode enkripsi diharapkan agar lebih
bisa diingat, tampilan interface pada layar internet diharapkan lebih simple
dan lebih mudah dipahami.
3. Agar tidak luput dari saran penelitian kali ini, rendahnya tingkat kesadaran
penggunaan electronic banking setidaknya bisa mendorong bank untuk lebih
92
banyak mengedukasi customer mengenai produk electronic banking, baik dari
sisi manfaat dan kemudahan penggunaannya.
4. Bagi Fakultas, penelitian ini menghasilkan banyak data dan fakta yang
tentunya bisa menjadi bahan pijakan pihak fakultas ketika menerapkan suatu
aturan atau kebijakan. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya korelasi
positif antara persepsi manfaat dan persepsi kemudahan terhadap sikap
penggunaan bisa menjadi landscape bagi fakultas untuk menciptakan layanan
berbasis teknologi. Misalnya membuat aplikasi pendaftaran online untuk ujian
komprehensif maupun munaqosah, yang tentunya memiliki efek pada
berkurangnya aplikasi berbasis kertas.
5. Pihak Fakultas dan Bank bisa bekerja sama untuk mengembangkan aplikasi
perbankan yang memudahkan civitas akademika untuk melakukan
pembayaran online via sms atau internet, maupun pembayaran zakat secara
otomatis dari penerimaan pendapatan.
6. Penelitian lanjutan yang bisa dilakukan adalah melakukan penelitian serupa
dengan objek penelitian yang lebih diperluas, misalnya keseluruhan civitas
akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Atau bisa juga mengembangkan
model penelitian ini dengan menambahkan variabel-variabel lain, tentunya
juga harus melakukan metode analisis factor dan atau structural equation
module dengan bantuan aplikasi Lisrel.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER-SUMBER CETAK
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik cet. ke 13.
Bandung: Rineka Cipta. 2006
Friedman, Thomas L. Understanding Globalization; Lexus and Olive Tree. New
York; McGraw Hill. 1998
Germano, Mike. Word of Mouse, How Utilize Social Network as Real Medium of
Growth. New York; Carrot Creative. 2009
Karen Frust, William Lang, and Nolle Daniel. Internet Banking: Development and
Prospects. Washington DC: Office of the Comptroller of the Currency,
Economic and Policy Analysis, 2000.
Keraf, Gorys. Komposisi, Sebuah Kemahiran Berbahasa. Jakarta; Penerbit Nusa
Indah. 1993
Mauludi, Ali. Statistika 1 Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial. Ciputat: PT Prima
Heza Lestari. 2006
Santoso, Singgih. SPSS Versi 10, Mengolah Data Statistik Secara Profesional cet. ke
2. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2002
Suyanto, Muhammad. Strategi Periklanan pada E Commerce Perusahaan Top
Dunia. Jogjakarta: Penerbit Andi. 2003
Tapscott, Don. Growing Up Digital. Dalam Mukhlis Fuadi, Cybereducation dalam
Dunia Pendidikan Kita. Jogjakarta; Majalah Sinar Juni. 2004.
Tim Penyusun. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2007. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2008
Wahyunugroho, Bambang. Strategi Pengembangan TI pada Perbankan Modern.
Jakarta: STTI-BI. 2008
Wibowo, Arief. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan
Pendekatan Technology Acceptance Model. Skripsi S1 Universitas Budi Luhur
Jakarta
SIMBER-SUMBER DIGITAL
Davis, Fred D, “Measurement Scales for Perceived Usefulness and Perceived Ease of
Use”. Dokumen diakses pada 23 Desember 2009 dari http: // wings. buffalo.
Edu / mgmt / courses / mgtsand /success/davis.html.
“Asia Top 10 Internet Countries” dokumen diakses pada 15 September 2009 dari
http://www.internetworldstats.com/stats3.htm
“Internet, Kita dan Masa Depan” Artikel diakses pada tanggal 15 September 2009
dari
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/27/03024518/internet.kita..dan.mas
a.depan
“Penetrasi dan Profil Pengguna E-Channel Baru” Artikel diakses pada 21 September
2009 dari http://ikatanbankir.com/ibi/article.php?id=35
Bank Indonesia “Mengenal Electronic Banking dalam Implementasi Arsitektur
Perbankan Indonesia”. Dokumen diakses pada 6 Oktober 2009 dari
http://www.bi.go.id/mengenal.electronic.banking.pdf.
„Model-model penelitian” dokumen diakses pada 8 Desember 2009 dari
www.isekolah.org/file/h_1090893369.doc
“Sejarah Singkat Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”
Dokumen diakses pada 3 Maret 2010 dari http://www.fsh-uinjkt.net
York University. “Theories Used in IS Technology; Theory of Reasoned Action”.
Dokumen diakses pada 8 Januari 2010 dari
http://www.istheory.yorku.ca/theoryofreasonedaction.htm
York University. “Theories Used in IS Technology; Theory of Reasoned Action”.
Dokumen diakses pada 8 Januari 2010 dari
http://www.istheory.yorku.ca/theoryofplannedbehavior.htm
“Electronic Banking”. Dokumen diakses pada 10 Januari 2010 dari
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/684199/electronic-funds-transfer
Wikipedia. SMS Messaging, Push and Pull Services. Dokumen diakses pada 13
Januari 2010 dari http://en.wikipedia.org/wiki/SMS_%28messaging%29
Wikipedia. Mobile Banking. Dokumen diakses pada 13 januari 2010 dari
http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Mobile_banking&action=edit§io
n=1