analisis tingkat kepuasan anggotaterhadap … · fakultas ekonomi dan manajemen institut pertanian...
TRANSCRIPT
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ANGGOTATERHADAP KUALITAS PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA
MANDIRI CIPANAS KABUPATEN CIANJUR PROPINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
LEONARDO PANJAITAN H34067011
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN
LEONARDO PANJAITAN. Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN M. BAGA).
Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, karena tujuan dari koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Anggota koperasi pada umumnya terdiri dari pengusaha golongan kecil yang memiliki banyak kelemahan baik dalam segi modal, teknologi dan informasi pasar. Salah satu koperasi di Indonesia yang anggotanya terdiri dari pengusaha kecil adalah Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas yang beranggotakan peternak sapi perah di Kabupaten Cianjur. Keberhasilan suatu koperasi dinilai dari tingkat partisipasi anggota. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat kebutuhan anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas, (2) menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas. Penelitian dilaksanakan di Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Juni hingga Agustus 2009. Responden penelitian adalah anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas sebanyak 30 orang dan dibagi menjadi dua kategori yaitu responden yang memiliki ternak di bawah 10 ekor (kategori A) dan responden yang memiliki ternak di atas 10 ekor (kategori B). Penelitian ini menggunakan analisis deskriktif, analisis rata-tata dan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis proses pengenalan kebutuhan anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas, pada dimensi tangible responden A prioritas kebutuhan adalah kerapihaan dan pakaian seragam pengurus, sedangkan responden B prioritas kebutuhannya adalah ketersediaan media informasi koperasi. Pelayanan dimensi Assurance yang responden A prioritas kebutuhannya adalah pembagian SHU yang adil, sedangkan responden B prioritas kebutuhannya adalah keterampilan dan pengetahuan pengurus koperasi. Pada pelayanan akan dimensi emphaty responden A prioritas kebutuhannya adalah bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit, dan responden B prioritas kebutuhannya adalah konsultasi teknis.
Berdasarkan hasil analisis kepuasan angota terhadap pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas, pelayanan yang harus diperbaiki terdiri dari pelayanan dimensi tangible yaitu ketersediaan media informasi koperasi, oleh karena itu, koperasi harus menyediakan media informasi yang terbaru mengenai koperasi. Alangkah lebih baik lagi jika media informasi koperasi seperti majalah diberikan kepada anggota koperasi secara rutin. Pada dimensi releability dan dimensi assurance anggota tidak puas akan pelayanan bantuan modal dan pembayaran penjualan susu yang cepat. Ini perlu diperhatikan oleh koperasi sebab, apabila ini tidak diatasi maka akan menyebabkan anggota tidak berpartisipasi aktif di koperasi, sehingga anggota akan keluar dari koperasi. Jadi pengurus koperasi harus dapat mencari solusi untuk menangani masalah tersebut. Sementara itu, pelayanan yang perlu di pertahankan pada pelayanan dimensi tangible adalah kerapihan dan pakaian seragam pengurus, pelayanan dimensi assurance adalah pembagian SHU yang adil dan keterampilan dan pengetahuan pengurus koperasi, pelayanan dimensi emphaty adalah bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit dan konsultasi teknis.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA TERHADAP
KUALITAS PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA MANDIRI CIPANAS KABUPATEN CIANJUR
PROPINSI JAWA BARAT
LEONARDO PANJAITAN H34067011
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas
Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat
Nama : Leonardo Panjaitan
NRP : H34067011
Disetujui,
Pembimbing
Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec NIP. 19640220198903 1001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
DR. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908198403 1002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Tingkat
Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri
Cipanas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat” adalah karya saya sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka
di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2009
Leonardo Panjaitan H34067011
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kisaran, Sumatera Utara pada tanggal 13 Oktober 1985.
Penulis adalah anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak A. Panjaitan
dan Ibu B. Marbun.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD 010074 Kisaran pada tahun
1996 dan pendidikan menegah pertama diselesaikan tahun 1999 di SLTPN 1 Kisaran.
Pendidikan lanjutan menegah atas di SMK Pertanian Negeri 1 Pematang Raya
diselesaikan pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis diterima di Diploma III
Program Studi Pegendalian Mutu Agroindustri, Polyteknik VEDCA Cianjur, tahun
2006 pindah ke UNSOED dan lulus pada tahun 2006. Tahun 2007 penulis
mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan pada pendidikan strata satu (S1)
Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat
Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri
Cipanas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebutuhan dan kepuasan
anggota terhadap pelayanan yang diberikan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agusutus 2009
Leonardo Panjaitan
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, Penulis ingin menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada :
1. Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,
waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
2. Dr. Ir. Suharno, MAdev dan Etriya, SP, MM selaku dosen penguji pada ujian
sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan
saran demi perbaikan skripsi ini.
3. Rahmat Yanuar,SP, Msi selaku dosen evaluator pada saat kolokium proposal
penelitian yang telah meluangkan waktu serta memberikan kritik dan saran demi
perbaikan skripsi ini.
4. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan, cinta kasih dan doa yang
diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.
5. Pihak pengurus KUD Mandiri Cipanas, yang telah memberikan atas waktu,
kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.
6. Semua responden yang telah memberikan informasi melalui wawancara.
7. Teman-teman satu bimbingan dan teman-teman Agribisnis Mayor Minor atas
semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi. Serta kepada
seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuannya.
Bogor, Agusutus 2009
Leonardo Panjaitan
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. v
I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 5 1.3. Tujuan ........................................................................................ 8 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8 1.5. Batasan Penelitian ...................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10 2.1. Keanggotaan Koperasi ............................................................... 10 2.2. Tujuan Koperasi ......................................................................... 10 2.3. Prinsip-Prinsip Koperasi ............................................................ 11 2.4. Ciri-Ciri Koperasi ...................................................................... 12
2.5. Partisipasi Anggota Dalam Koperasi .......................................... 14 2.6. Bentuk Partisipasi ....................................................................... 15 2.7. Pelayanan Koperasi ..................................................................... 16 2.8. Perkembangan Koperasi ............................................................. 17
2.9. Penelitian Terdahulu .................................................................. 18
III KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................... 22 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................... 22 3.1.1. Pelayanan Koperasi Terhadap Anggota .......................... 22 3.1.2. Dimensi Kualitas Pelayanan .............................................. 22 3.1.3. Pentingnya Pengukuran Kualitas Pelayanan ................... 24 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional .............................................. 24
IV METODE PENELITIAN ................................................................ 27 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 27 4.2. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 27 4.3. Pengambilan Sampel dan Metode Pengambilan Data .............. 27 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 28 4.4.1. Analisis Deskriptif ......................................................... 28 4.4.2. Tingkat Kebutuhan dan Keputusan Anggota ................. 28
4.4.3. Uji Signifikasi Perbedaan yang Ada .............................. 29
V GAMBARAN UMUM ...................................................................... 30 5.1. Letak Geografis Kabupaten Cianjur .......................................... 30 5.2. Letak Geografis Kecamatan Cipanas ......................................... 31 5.3. Sejarah KUD Mandiri Cipanas .................................................. 31 5.4. Organisasi KUD Mandiri Cipanas ............................................. 31 5.5. Prestasi Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas ........................... 33 5.6. Unit Usaha KUD Mandiri Cipanas ............................................ 33 5.7. Ketentuan Pembagian SHU ....................................................... 35
VI HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 37 6.1. Karakteristik Responden KUD Mandiri Cipanas ....................... 37
ii
6.1.1. Usia Responden ................................................................ 37 6.1.2. Jenis Kelamin Responden ................................................ 37 6.1.3 Tingkat Pendidikan Responden ........................................ 37 6.1.4. Pendapatan Responden ..................................................... 38 6.1.5. Pekerjaan Lain Responden ............................................... 39 6.1.6. Jumlah Ternak yang Dimiliki Responden ........................ 40
6.2. Proses Keputusan Peternak Menjadi Anggota Koperasi ........... 41 6.2.1. Proses Pengenalan Kebutuhan Anggota Koperasi ........... 42
6.2.1.1. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Tangible................................ 42 6.2.1.2. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak
Menurut Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Releability ............................................................ 44
6.2.1.3. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Responsiveniness ................................................. 46
6.2.1.4 Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Assurace .............................................................. 47
6.2.1.5. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Emphaty .............................................................. 48
6.2.2. Proses Evaluasi Kepuasan Anggota Koperasi .................. 50 6.2.2.1 Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi
Tangible ............................................................... 50 6.2.2.2 Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi
Releability ............................................................ 52 6.2.2.3 Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan
Dimensi Responsiveniness ................................... 55 6.2.2.4 Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan
Dimensi Assurance .............................................. 57 6.2.2.5 Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan
Dimensi Emphaty ................................................. 58 6.3. Implikasi dari penelitian ........................................................... 59
VII KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 62 7.1. Kesimpulan .................................................................................. 62 7.2. Saran ........................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 64
LAMPIRAN ................................................................................................. 66
DAFTAR TABEL
iii
Nomor Halaman
1. Perkembangan Kinerja Koperasi di Indonesia Tahun 2004-2008 ............................................................................. 2
2. Peringkat Jumlah Koperasi yang Berkualitas di Indonesia Tahun 2008.................................................................... 3
3. Perkembangan Kinerja KUD Mandiri Cipanas Tahun 2006-2008.... 13
4. Perbandingan Koperasi dengan Perseroan Terbatas ......................... 13
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................... 37
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 38
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 38
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ............. 39
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Lain ..................... 40
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Ternak ..................... 40
11. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Tangible ............. 43
12. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Releability .......... 45
13. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Responsiveniness 47
14. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Assurance .......... 48
15. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Emphaty ............. 49
16. Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Tangible Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas ..... 52
17. Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Releability Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas ..... 54
18. Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Responsiveniness Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas ..... 56
19. Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Assurance Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas ..... 58
20. Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Emphaty Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas ..... 59
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
iv
1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan KUD Mandiri Cipanas ...... 26
2. Struktur Organisasi KUD Mandiri Cipanas ...................................... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
v
1. Kuisoner Penelitian .......................................................................... 67
2. Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Responden Menurut Pengelompokkan Jumlah Ternak 2-5 Ekor (Kategori A) .. 71
3. Perhitungan Tingkat Kepuasan Responden Menurut Pengelompokkan Jumlah Ternak 2-5 Ekor (Kategori A) .. 72
4. Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Responden Menurut Pengelompokkan Jumlah Ternak 11-14 Ekor
(Kategori B) ..................................................................................... 73
5. Perhitungan Tingkat Kepuasan Responden Menurut Pengelompokkan Jumlah Ternak 11-14 Ekor (Kategori B) ....................................................................................... 73
6. Hasil Output Analisis Wilcoxon ........................................................ 74
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang
melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan perekonomian.
Ketiga sektor tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk mencapai
kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur,
maka ketiga sektor kekuatan ekonomi tersebut harus saling berhubungan dan
bekerjasama secara baik.
Pada pasal 33 ayat 1 UUD 1945 dijelaskan bahwa perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Jadi dalam perekonomian,
kemakmuran rakyat yang lebih diutamakan bukan kemakmuran perseorangan.
Oleh karena itu, perusahaan atau bentuk usaha yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1
undang-undang dasar 1945 adalah koperasi.
Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung
secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan
budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara
demokratis, dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota. Jadi pada
dasarnya koperasi merupakan tumpuan ekonomi Indonesia. Oleh sebab itu,
koperasi perlu dibina secara profesional baik dalam bidang organisasi maupun
dalam bidang mental dan usaha.
Melalui koperasi, berbagai program pengembangan sektor pertanian dan
industri rakyat yang pada umumnya dikelola pengusaha kecil bisa dijalankan
dengan skala ekonomi yang lebih besar, lebih efisien dan efektif. Selain itu,
koperasi merupakan wahana yang efektif bagi anggotanya untuk saling
bekerjasama dan menghimpun kekuatan guna mengatasi berbagai hambatan
struktural, membuka akses kepada pasar, modal, informasi dan teknologi dengan
mengoptimalkan potensi dan memanfaatkan peluang usaha yang terbuka.
Sebagai tempat perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung
secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan
budaya mereka, koperasi perlu membangun dan meningkatkan diri, serta mampu
bersaing dengan badan usaha lain. Maka dengan itu, koperasi diharapkan dapat
berperan sebagai soko guru perekonomian nasional yang berfungsi untuk
2
memperkokoh perekonomian rakyat dan membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
koperasi harus berpijak pada landasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sebagai organisasi yang berwatak sosial, dasar pendirian koperasi berbeda dengan
dasar pendirian perusahaan lain seperti Firma dan Perseroan Terbatas (PT).
Pendirian koperasi dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat golongan ekonomi
lemah untuk memperbaiki ekonomi mereka.
Pada tahun 2004 sampai tahun 2008, pembangunan koperasi mengalami
peningkatan, ini dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah koperasi, jumlah
anggota, penyerapan tenaga kerja, permodalan, volume usaha dan Sisa Hasil
Usaha (SHU). Selengkapnya peningkatan pembagunan koperasi dapat dilihat pada
Tabel 1. Pada tahun 2004 jumlah koperasi di Indonesia sebanyak 130.730 unit dan
tahun 2008 meningkat 14,58 persen jumlah koperasi menjadi 149.793 unit.
Adanya peningkatan jumlah koperasi, maka tenaga kerja yang dibutuhkan akan
lebih banyak. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2004, jumlah tenaga kerja sebanyak
288.589 orang dan tahun 2008 menjadi 402.846 orang. Secara tidak langsung
keberadaan koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
Tabel 1. Perkembangan Pembangunan Koperasi di Indonesia Tahun 2004-2008
Tahun No Uraian Satuan
2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah koperasi
unit 130.730 132.965 141.326 149.306 149.793
Aktif unit 93.402 94.449 98.944 100.479 104.999 1 Tidak aktif
unit 37.328 38.516 42.382 48.825 44.794
2 Anggota orang 27.523.053 27.377.498 27.776.133 29.120.000 29.431.624 3 RAT unit 46.310 44.756 46.057 47.135 47.862 4 Manejer Orang 28.841 29.270 31.963 32.175 32.254 5 karyawan orang 259.748 269.152 318.472 362.982 362.592 6 Modal
sendiri Rp Juta 11.989.541 13.078.964 16.790.860 21.099.017 21.815.331
7 Modal luar
Rp Juta 16.897.052 18.324.756 22.062.212 26.002.042 26.361.872
8 Volume usaha
Rp Juta 37.649.091 40.831.693 62.718.499 68.680.000 68.820.927
9 SHU Rp Juta 2.146.234 2.278.952 3.216.817 3.875.364 5.092.456
Sumber: Kementrian Negara dan Koperasi, 2008
3
Modal yang dimiliki koperasi berasal dari modal sendiri yang diperoleh
dari anggota dan modal luar diperoleh dari pinjaman bank dan bantuan
pemerintah. Pada Tabel 1, tahun 2004 sampai tahun 2008 modal sendiri yang
dimiliki koperasi mengalami peningkatan yaitu Rp 11,98 Trilyun menjadi Rp
21,81Trilyun. Peningkatan modal sendiri disebabkan bertambahnya jumlah
anggota koperasi dari tahun 2004 sampai 2008 yaitu 27.523.053 orang menjadi
29.431.624 orang. Modal luar juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2004
sebesar Rp 16,89 Trilyun dan tahun 2008 menjadi Rp 26,36 Trilyun. Peningkatan
modal luar diduga disebabkan adanya bantuan dana dari pemerintah untuk
mengembangkan koperasi di Indonesia.
Perkembangan jumlah unit koperasi menunjukkan bahwa koperasi dapat
bertahan dan berkembang disaat perekonomian Indonesia mengalami krisis dan
persaingan yang semakin ketat. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa potensi
koperasi secara nasional cukup besar, Sehingga koperasi sangat penting dan
strategis dalam mengantisipasi perekonomian kedepan, terutama memperkuat
struktur perekonomian nasional sekarang ini.
Pada Tabel 1, pertumbuhan kuantitas koperasi tidak diimbangi dengan
kualitas yang baik sehingga banyak koperasi yang tidak aktif, ini dapat dilihat
pada tahun 2004 sampai tahun 2008 jumlah koperasi yang tidak aktif meningkat
20 persen. Salah satu kendalanya disebabkan karena masih banyak anggota yang
kurang aktif di dalam berkoperasi, padahal anggota dalam koperasi sangat penting
peranannya untuk memajukan dan mengembangkan koperasi. Dilihat secara
konsep koperasi itu sangat baik dan ideal, namun dalam penerapannya terlihat
banyak sekali kelemahannya. Perjalanan gerakan koperasi selama ini telah
mengantarkan bangsa kita pada pemahaman yang keliru terhadap kelembagaan
koperasi.
Menurut kementrian negara dan UKM Indonesia, terdapat berbagai macam
koperasi yaitu koperasi simpan pinjam, koperasi jasa, koperasi pemasaran,
koperasi produsen, koperasi konsumen, koperasi serba usaha (KSU) dan koperasi
lainnya. Dari berbagai jenis koperasi yang ada, jenis koperasi simpan pinjam
memiliki urutan pertama dari jumlah koperasi yang berkualitas yaitu 47,2 persen
(Tabel 2).
4
Tabel 2. Peringkat Jumlah Koperasi yang Berkualitas di Indonesia Tahun 2008
Jumlah Koperasi yang Berkualitas no Jenis koperasi
Total Persentase (%) 1 Koperasi Simpan Pinjam 4730 47,2 2 Koperasi Jasa 2551 21,5 3 Koperasi Pemasaran 79 0,8 4 Koperasi Produsen 83 0,8 5 Koperasi Konsumen 302 3,0 6 KSU 222 2,2 7 Koperasi Lain-lain 2089 20,9
Total 10.061 100
Sumber: Kementrian Negara dan UKM 2008
Dilihat dari urutan kualitas, koperasi produsen berada pada urutan ke
empat dengan jumlah koperasi yang berkualitas hanya 0,8 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa banyak kinerja koperasi produsen yang buruk, salah satunya
adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dari anggota, sehingga para anggota kurang
percaya dan peduli terhadap koperasi, hal tersebut mengakibatkan koperasi
produsen tidak dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Salah satu
koperasi produsen yang ada di Indonesia adalah koperasi yang beranggotakan
peternak sapi perah.
Kabupaten Cianjur merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang
berpotensi menjadi areal peternakan khususnya beternak sapi perah. Dalam
menjalankan usaha peternakan sapi perah terdapat resiko usaha yang berkaitan
dengan fluktuasi harga susu dan gangguan penyakit. Selain itu, peternak sebagai
pelaku usaha pada umumnya memiliki kelemahan dalam hal teknologi, modal dan
informasi pasar. Oleh karena itu, untuk mengembangkan dan meminimalkan
resiko usahanya diperlukan suatu kerjasama yaitu melalui suatu wadah yang
berbentuk koperasi. Kerjasama harus dilandasi oleh tujuan dan kepentingan yang
sama yaitu memperbaiki situasi ekonomi dan sosial melalui usaha bersama.
Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas memiliki tujuan untuk membantu
peternak yang berada di Kabupaten Cianjur, sehingga kegiatan utamanya adalah
menyelenggarakan pelayanan yang menunjang peningkatan usaha atau laba usaha
anggotanya. Adanya kerjasama yang baik antara koperasi dengan anggotanya
diharapkan koperasi dapat berperan dan meningkatkan kesejahteraan anggota
maupun masyarakat pada umumnya.
5
Pengukuran tingkat kepuasan anggota sangat diperlukan Koperasi Unit
Desa Mandiri Cipanas. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
peran koperasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik terhadap anggotanya.
Konsep kepuasan yang paling mendasar adalah dengan memahami kebutuhan
yang diinginkan oleh anggota.
1.2. Perumusan Masalah
Koperasi merupakan salah satu wadah yang berperan sebagai saluran
untuk pengarahan usahawan golongan ekonomi lemah dan menengah agar ikut
aktif dalam proses pembangunan. Pada umumnya dalam mengelola koperasi,
kesejahteraan anggota lebih diutamakan disamping melayani non anggotanya.
Pengelolaan manajemen ini tidak lepas dari peran anggota, pengurus, pengawas
dan pengelola harian sebagai komponen pendukung dalam melakukan evaluasi
terhadap kinerja koperasi.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, koperasi tidak hanya dituntut
untuk meningkatkan profitabilitas dan kesejahteraan anggotanya, tetapi koperasi
juga harus mampu menjaga keberlangsungan usahanya agar tetap dapat bertahan
dalam persaingan. Prediksi keberlanjutan usaha sangat penting bagi manajemen
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebangkrutan, karena kebangkrutan
menyangkut terjadinya biaya-biaya, baik biaya langsung maupun biaya tidak
langsung. Kebangkrutan koperasi menurut Nasution (2008) diartikan sebagai
kegagalan koperasi untuk menghasilkan laba.
Penyebab kegagalan koperasi pada umumnya disebabkan oleh tiga faktor,
yaitu faktor umum, faktor eksternal, dan faktor internal. Faktor umum antara lain
gejala inflasi dan kurs, teknologi dan kebijakan pemerintah. Faktor-faktor
eksternal antara lain hubungan yang tidak harmonis dengan kreditur yang dapat
menghambat penambahan modal, persaingan dunia bisnis yang semakin ketat,
serta kondisi perekonomian secara global yang harus selalu diantisipasi dengan
baik oleh koperasi. Adapun faktor-faktor internal meliputi perubahan akan
kebutuhan anggota, manajemen yang tidak efisien, ketidakseimbangan dalam
modal, penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan yang dapat
mengakibatkan dampak negatif terhadap usaha.
6
Pada Tahun 1990-an salah satu koperasi yang menjadi teladan di Indonesia
adalah koperasi persusuan. Akan tetapi, saat ini kinerja koperasi persusuan pada
umumnya mengalami penurunan. Hal ini diduga koperasi persusuan terjebak
dalam perangkap orientasi bisnis semata, yang menyebabkan proses organisasi
menjadi terbengkalai dan penerapan prinsip koperasi menjadi melemah. Hal
tersebut bisa terjadi akibat pergantian pengurus, adanya perubahan kebijakan
pelayanan koperasi yang tidak berpihak pada kepentingan anggota, dan adanya
intervensi pihak luar.
Penduduk yang menetap di Kabupaten Cianjur memiliki mata pencarian
yang beragam, salah satunya sebagai peternak sapi perah. Pada awalnya peternak
menjalankan usahanya secara sendiri-sendiri, tetapi dengan terdapatnya kendala-
kendala yang dihadapi, maka peternak mencari solusi dengan cara mendirikan
koperasi.
Keinginan para peternak sapi perah di Kabupaten Cianjur membentuk
koperasi agar dapat mengatasi masalah sekaligus menciptakan kondisi kehidupan
yang lebih baik. Pendirian koperasi diharapkan mampu memperbaiki mutu
produk, meningkatkan poduksi, yang akhirnya memberikan jaminan kehidupan
yang lebih sejahtera bagi anggotanya. Salah satu koperasi yang telah didirikan
oleh para peternak di Kabupaten Cianjur adalah Koperasi Unit Desa Mandiri
Cipanas.
Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas merupakan lembaga ekonomi yang
berasaskan kekeluargaan dan gotong royong. Koperasi ini merupakan suatu
wadah untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi para peternak, dan
memiliki manfaat bagi peternak untuk memberikan kemudahan dalam
menjalankan usahanya.
Pada tahun 2006 sampai tahun 2008 perkembangan kinerja KUD Mandiri
Cipanas mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada data anggota
tahun 2006 jumlah anggota koperasi yang aktif 97 orang dan pada tahun 2008
menjadi 130 orang. Peningkatan jumlah anggota aktif ini tidak signifikan. Hal ini
diduga peternak sapi perah non anggota tidak mau bergabung ke koperasi karena
daya beli susu sapi sangat rendah dibandingkan dengan Industri peternakan sapi
7
(IPS) dan pandangan peternak sapi perah terhadap koperasi bersifat merugikan
mereka.
Tabel 3. Perkembangan Kinerja KUD Mandiri Cipanas Tahun 2006-2008
Tahun no Uraian Satuan
2006 2007 2008 Jumlah anggota unit 2.189 2.204 2.204 Aktif unit 97 112 130 1 Tidak aktif unit 2.092 2.092 2.074
2 Manejer Orang 2 2 3 3 karyawan orang 28 25 25 4 Modal Rp 389.135.737 901.265.971 2.249.152.006
Pendapatan Unit Usaha
Rp 38.640.647 81.718.594 132.984.802
Pelayanan rekening listrik
Rp 9.589.701 26.914.913 19.076.556 5
Sapi Perah dan sapronak
Rp 25.935.496 45.835.000 99.299.745
6 Simpan Pinjam Rp 3.115.450 8.968.681 14.608.500 7 SHU Rp 1.953.243 14.539.282 20.195.205
Sumber: Laporan RAT KUD Mandiri Cipanas, 2008
Modal yang dimiliki koperasi mengalami peningkatan pada tiga tahun
terakhir yaitu pada tahun 2006 modal yang dimiliki koperasi Rp 389.135.737 dan
tahun 2008 menjadi Rp 2.249.152.006. Peningkatan modal ini diperoleh dari
bantuan donasi, simpanan wajib, simpanan khusus.
Pada Tabel 3, menunjukkan perbandingan anggota yang aktif dan tidak
aktif sangat signifikan. Hal ini disebabkan anggota dari KUD Mandiri Cipanas
terdiri dari kelompok peternak dan kelompok petani. Anggota yang aktif pada
KUD Mandiri Cipanas adalah kolompok peternak dan tidak aktif adalah
kelompok petani. Banyaknya anggota yang tidak aktif diduga disebabkan
kurangnya partisipasi anggota terhadap koperasi, padahal partisipasi memiliki
peranan yang penting dalam pengembangan koperasi. Tanpa adanya partisipasi
anggota kemungkinan terjadi penurunan efisiensi dan efektivitas koperasi akan
semakin besar. Jadi kemungkinan saja KUD Mandiri Cipanas sukses dalam
persaingan, tetapi ia hanya mampu memberikan pelayanan yang minim terhadap
anggotanya.
KUD Mandiri Cipanas akan terus berkembang apabila anggota merasa
terlayani akan kebutuhannya yang mengarah pada kesejahteraan anggota. Tanpa
partisipasi anggota maka KUD Mandiri Cipanas tidak akan berfungsi dengan baik.
8
Masalah-masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Variabel kebutuhan mana yang menjadi prioritas anggota KUD Mandiri
Cipanas?
2. Sejauh mana tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan
KUD Mandiri Cipanas?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis tingkat kebutuhan anggota Koperasi Unit Desa Mandiri
Cipanas.
2. Menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan
Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini diharapkan akan
memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu:
1. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi KUD Mandiri Cipanas
dalam menetapkan kebijakan mengenai pelayanannya agar dapat memenuhi
kebutuhan dan kepuasan anggota.
2. Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan sarana pengembangan wawasan
dan pengembangan kemampuan analisis tentang kepuasan anggota terhadap
pelayanan koperasi, dan juga salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan
gelar sarjana.
3. Bagi Institut Pertanian Bogor, penelitian analisis kepuasan anggota terhadap
pelayanan KUD Mandiri Cipanas diharapkan dapat juga dijadikan sebagai
informasi, serta bahan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan.
9
1.5. Batasan Penelitian
Penelitian ini memiliki berbagai batasan-batasan agar dapat lebih terarah
dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada. Penelitian ini hanya dibatasi
pada tingkat kepuasan atau ketidakpuasan anggota terhadap kualitas pelayanan
KUD Mandiri Cipanas. Sedangkan mengenai laporan keuangan, strategi
pengembangan, pemasaran produk, dan loyalitas anggota tidak termasuk dalam
bahasan penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keanggotaan Koperasi
Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung
secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya
mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara dekmokratis
(ICA dalam Hendrojogi, 2004)
Keanggotaan koperasi termasuk salah satu unsur yang menentukan dalam
organisasi koperasi. Tanpa anggota, jelas tidak mungkin koperasi dapat berdiri,
apalagi pelaksanaan usahanya. Karena itu, kedudukan anggota dalam koperasi adalah
suatu keharusan dan sebagai konsekuensinya anggota tersebut memiliki hak dan
kewajiban.
Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi dan
keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Dalam kedudukan sebagai
pemilik, anggota koperasi adalah pemodal koperasi dan karena itu harus memberikan
kontribusi modalnya kepada koperasi, sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar
rumah tangga atau keputusan rapat anggota.
Dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa atau pelanggan dari koperasi
harus berpartisipasi aktif dalam kegitan usaha koperasi. Kegiatan usaha koperasi pada
dasarnya adalah kegiatan yang diputuskan oleh anggota dan diselenggarakan untuk
kepentingan anggota sendiri.
2.2. Tujuan Koperasi
Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi anggotanya. Koperasi dalam memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi anggotanya berpegang pada asas dan prinsip-prinsip ideal
tertentu. Oleh sebab itu kegiatan koperasi diharapkan dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lebih dari itu, karena perjuangan
koperasi biasanya terjalin dalam suatu gerakan tertentu yang bersifat nasional, tidak
jarang keberadaan koperasi juga dimaksudkan untuk pembangunan suatu tatanan
perekonomian nasional.
Berdasarkan tujuan koperasi tersebut, maka koperasi mendapatkan kedudukan
yang terhormat dalam perekonomian Indonesia. Koperasi tidak hanya merupakan
satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan
11
susunan perekonomian yang hendak dibangun bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai
soko guru perekonomian nasional.
2.3. Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi mengatur hubungan antara koperasi dengan
anggotanya, hubungan antar sesama anggota koperasi, pola kepengurusan organisasi
koperasi serta mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi sebagai lembaga
ekonomi yang berasas kekeluargaan.
Prinsip koperasi dapat dijadikan sebagai pedoman kerja dan merupakan jati
diri bagi koperasi Indonesia. Dalam menjalankan usahanya, koperasi perlu berpegang
teguh pada prinsip-prinsip koperasi. Pada bulan September 1995 di Manchester,
Inggris, International Cooperatives Alliance (ICA) yang merupakan aliansi koperasi
internasional yang dibentuk untuk mewadahi seluruh koperasi yang ada di dunia
mengadakan rapat anggota dan merumuskan prinsip-prinsip koperasi yaitu :
1. Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka
Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela dan terbuka bagi semua orang
yang bersedia menggunakan jasa-jasanya serta bersedia menerima tanggung
jawab keanggotaan tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang sosial, ras,
politik, dan agama.
2. Pengawasan Demokratis oleh Anggota
Koperasi merupakan organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya,
secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Pria dan wanita yang
dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota.
3. Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi
Para anggota memberi kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan
pengawasan secara demokratis terhadap modal tersebut. Anggota merupakan
pemilik sekaligus pengguna yang memenuhi kebutuhannya melalui koperasi.
4. Pendidikan, Pelatihan dan Penerangan
Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakil-wakil
anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manejer dan karyawan agar
mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan koperasinya.
Mereka memberikan penerangan kepada masyrakat umum tentang hakikat
perkoperasian dan manfaat koperasi.
5. Otonomi dan Kemandirian
12
Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri dan diawasi oleh para
anggotanya. Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain
termasuk pemerintah atau memupuk modal dari luar, koperasi melakukannya
beradasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para
anggotanya dan mempertahankan otonomi koperasi itu sendiri.
6. Kerjasama antar Koperasi
Koperasi melayani para anggotanya secara kolektif dan memperkuat gerakan
koperasi dengan bekerja sama melalui organisasi koperasi tingkat lokal, regional,
nasional dan internasional.
7. Kepedulian terhadap Masyarakat.
Koperasi melakukan kegiatan untuk mengembangkan masyarakat sekitarnya
secara berkelanjutan melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan pada rapat
anggota.
2.4. Ciri-Ciri Koperasi
Koperasi merupakan salah satu lembaga ekonomi yang diharapkan dapat
memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-
anggotanya, serta warga masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, koperasi memiliki
ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan bentuk-bentuk perusahaan yang lain
(Perseroan Terbatas). Perbandingan ciri-ciri koperasi dengan Perseroan Terbatas dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan Koperasi dengan Perseroan Terbatas (PT)
Keterangan PT Koperasi Tujuan Keuntungan yang besar Pelayanan untuk kesejahteraan,
tidak menolak laba Pemilikan Pemegang saham,
perkumpulan modal Anggota perkumpulan orang
Modal Uang lebih penting Orang lebih penting
13
daripada orang Pembagian surplus
Berdasarkan saham Berdasarkan jasa/partisipasi
Keanggotaan Boleh dipindahkan, pemilik tidak sama dengan pelanggan
Tidak boleh dipindahkan, pemilik sama dengan pelanggan
Watak organisasi
Badan ekonomi murni, bebas nilai
Perkumpulan perusahaan tidak bebas nilai
Hak suara Sesuai besar saham Satu orang satu suara
Ciri-ciri koperasi dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu:
1. Dilihat dari segi pelakunya
Koperasi adalah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang yang pada
umumnya memiliki kemampuan ekonomi terbatas yang secara sukarela
menyatukan dirinya dalam koperasi, sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi
ekonomi mereka. Dengan latar belakang tersebut dapat disaksikan bahwa
koperasi pada dasarnya adalah suatu bentuk perusahaan alternatif, yang didirikan
oleh warga masyarakat golongan ekonomi lemah dan karena keterbatasan
ekonomi tersebut tidak mampu melibatkan diri dalam kerjasama ekonomi melalui
bentuk-bentuk perusahaan selain koperasi. Walaupun demikian, tidak dapat
diabaikan bahwa koperasi didirikan juga oleh golongan ekonomi lemah yang
memiliki kemampuan ekonomi terbatas sebagai media untuk menjalin kerjasama
ekonomi dengan pelaku-pelaku ekonomi lain yang lebih kuat. Dengan alasan
tersebut koperasi memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk menjadi
perusahaan yang tumbuh dan mengakar pada masyarakat lapisan bawah.
2. Dilihat dari segi tujuannya
Koperasi pada dasarnya bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Anggota koperasi secara
keseluruhan terdiri dari warga kelompok nasyarakat yang berbeda-beda, maka
tujuan koperasi secara khusus akan ditentukan oleh permasalahan ekonomi yang
dihadapi para anggotanya.
3. Dilihat dari segi hubungannya dengan negara
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, peranan koperasi dalam perekonomian suatu
negara akan sangat ditentukan oleh sistem perekonomian dan sistem politik yang
dianut oleh Negara yang bersangkutan. Namun demikian, apabila melihat
perkembangan koperasi di banyak negara dapat disaksikan bahwa keberadaan
14
koperasi pada umumnya sangat besar manfaatnya bagi perkembangan
perekonomian negara-negara tersebut. Oleh karena itu, biasanya koperasi
mendapat perhatian dan dukungan yang lebih oleh pemerintah.
2.5. Partisipasi Anggota dalam Koperasi
Partisipasi anggota adalah keterlibatan aktif anggota dalam segala kegiatan
koperasi. Partisipasi ini menyangkut empat hal yaitu partisipasi dalam pengambilan
keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam memperoleh manfaat dan
partisipasi dalam evaluasi. Mengenai siapa yang berpartisipasi lebih banyak
ditentukan oleh karakteristik anggota seperti umur, jenis kelamin, status dalam
keluarga, pendidikan penghasilan dan sebagainya. Selanjutnya bagaimana timbul dan
berlangsungnya partisipasi dapat dilihat dari dasar partisipasinya, bentuk
partisipasinya, lingkup partisipasinya maupun efek dari partisipasinya (Pudjiastuti,
1992).
Jika partisipasi dilakukan, kebijakan koperasi tidak akan berdasar pada
perkiraan dan kekhawatiran mengenai apa yang sekiranya diinginkan oleh
anggotanya, akan tetapi berdasar pada kebutuhan masing-masing anggota itu sendiri.
Mutu partisipasi tergantung pada interaksi dari ketiga variabel, yaitu anggota atau
penerima manfaat, manajemen organisasi dan program. Partisipasi anggota dalam
pelayanan yang diberikan oleh koperasi akan terwujud jika ketiga kesesuaian itu
terjalin di antara anggota, program dan organisasi yang ada (Arifin, 2000).
Dimensi partisipasi anggota terhadap koperasi diuraikan sebagai berikut:
1. Anggota dalam kedudukan sebagai pemilik, anggota memberikan kontribusi
terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasinya dalam bentuk kontribusi
keuangan dan melalui usaha-usaha pribadinya dan mengambil bagian di dalam
penetapan keputusan-keputusan dan proses pengawasan terhadap tata kehidupan
koperasi.
2. Anggota didalam kedudukannya sebagai pelanggan, memanfaatkan berbagai
pelayanan yang disediakan oleh koperasi untuk menunjang kepentingan-
kepentingan ekonomi mereka sendiri.
Ciri-ciri anggota yang berpartisipasi aktif pada koperasi adalah sebagai berikut:
15
1. Selalu menghadiri rapat.
2. Bersedia dipilih, mengorbankan tenaga, pikiran dan waktunya jika dipilih
menjadi pengurus.
3. Menganggap koperasi sebagai milik bersama, merasa bangga menjadi anggota
dan turut bertanggung jawab atas kemajuan koperasi serta selalu mengikuti
perkembangan koperasi.
4. Apabila ada pertanyaan, tidak segan-segan mengemukakan melalui pegawai
koperasi dan tidak membicarakannya pada orang lain di luar koperasi.
5. Selalu berusaha mencari kawan-kawannya untuk menjadi anggota koperasi.
6. Menyimpan pada koperasi dengan teratur dan selalu membayar hutangnya tepat
pada waktunya.
2.6. Bentuk Partisipasi
Partisipasi angota merupakan input dalam rangka pengembangan koperasi,
karena mengingat di dalam bentuk dan jenis partisipasi anggota selalu dibarengi
dengan keterlibatan mental, fisik, emosional secara nasional dari anggota dalam
mendukung pengembangan koperasi. Oleh karena itu partisipasi akan menentukan
dan mempengaruhi tingkat perkembangan koperasi.
Partisipasi anggota dalam permodalan menentukan keberhasilan dari koperasi.
peningkatan modal hendaknya berasal dari anggota bukan dari luar sebagai memicu
koperasi untuk berkembang, modal yang berasal dari anggota harus jauh lebih besar
jumlahnya daripada modal dari luar sehingga keterlibatan anggota akan menjadi lebih
baik. Modal tersebut dapat berupa uang, atau kesediaan anggota menanggung
kewajiban yang dibebankan dari koperasinya. Betuk partisipasi anggota dalam
permodalan dapat dilakukan dengan cara memberikan sumbangan modal kepada
koperasi dengan cara yang adil.
Partisipasi dalam organisasi yang ditandai oleh hubungan identitas, dapat
diwujudkan jika pelayanan oleh koperasi sesuai dengan kebutuhan daripada
anggotanya. Oleh karena kebutuhan yang berubah-ubah dari para anggotanya
maupun usaha koperasi, dan tantangan lingkungan, maka pelayanan yang diberikan
koperasi pun harus secara terus menerus disesuaikan. Untuk mewujudkan
penyesuaian yang berkelanjutan dari pelayanan tersebut pada kebutuhan anggota,
anggota harus mampu dan mau untuk mempengaruhi dan mengontrol manajemen.
16
2.7. Pelayanan koperasi
Koperasi melakukan pelayanan bukan anggota (non anggota) menjadi trend
cukup luas sekarang ini. Sejumlah bukti empirik menunjukkan bahwa koperasi yang
maju adalah yang melayani lebih banyak kepada bukan anggota. Jadi koperasi harus
melakukan suatu revitalisasi agar kembali lagi kepada nilai-nilai dasar yang
dianutnya.
Menurut Malcolm Baldrige dalam Julita (2001) ada lima konsep penilaian
kualitas pelayanan yaitu:
1. Kepemimpinan
Pemimpin koperasi harus visioner dan mampu menuntun koperasi dalam
menetapkan arah, nilai-nilai koperasi dan kinerja yang diharapkan. Selain itu
pemimpin koperasi harus memahami bagaimana berkomunikasi dengan anggota,
karyawan dan mereview kinerja koperasi yang dipimpin. Pemimpin dituntut
menciptakan suatu kondisi kondusif yang mendorong kinerja koperasi yang
tinggi.
2. Fokus Sumber Daya Manusia (SDM)
Semua pengelola, karyawan koperasi dan anggota harus fokus pada kinerja yang
akan dicapai, dan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan
organisasi. Fokus SDM ini mencakup tiga hal yaitu sistem kerja, pembelajaran
dan motivasi kerja, kesejahteraan dan kepuasan pekerja.
3. Fokus Pelanggan (Customer & Market Fokus)
Koperasi harus mampu memuaskan pelanggan kalau menjadi suatu koperasi yang
berkinerja baik. Koperasi harus memahami harapan pelanggan dan pasar. Oleh
sebab itu, koperasi dituntut untuk mencari selalu informasi tentang keinginan
pelanggan dan pasar. Dalam koperasi, anggota merupakan pelanggan utama.
Pada fokus pelanggan mencakup dua aspek yaitu pengetahuan tentang pelanggan
dan pasar, dan kepuasan pelanggan.
4. Data, Informasi dan Analisa
Data dan analisasi bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan daya saing koperasi.
Kunci kemanfaatan penggunaan data dan informasi terletak pada bagaimana
membuat data dan informasi tersedia dan akurat. Penilaian dikelompokkan dalam
dua hal yaitu pengukuran dan analisis kinerja koperasi dan manajemen
pengetahuan.
17
5. Hasil Usaha (Business Result)
Kunci penilaian seberapa baik hasil usaha yang dicapai adalah evaluasi dari
pelanggan (anggota) terhadap barang dan jasa, kinerja keuangan, pemasaran,
struktur pengawasan, pengendalian, tanggung jawab sosial yang sudah
dilaksanakan oleh koperasi dibandingkan dengan pesaingnya atau koperasi lain
yang sejenis.
2.8. Perkembangan Koperasi
Pada saat ini koperasi Indonesia masih tertinggal dengan koperasi negara lain.
Bila dilihat dari usia koperasi Indonesia yang sudah berdiri lebih dari satu abad,
seharusnya koperasi mulai tumbuh dan berkembang dalam menggerakan sektor
ekonomi rakyat. Penyebab koperasi tidak bekembang disebabkan banyaknya koperasi
yang selalu berharap pada bantuan pemerintah, sehingga pada saat pemerintah
mengurangi subsidi untuk koperasi, mengakibatkan sebagian organisasi koperasi
mengalami penurunan.
Perkembangan koperasi yang masih menunjukan penurunan dan partisipasi
anggota koperasi masih rendah dapat dilihat dari lima indikator. Adapun indikatornya
antara lain, yang pertama adalah kontribusi modal, dimana anggota koperasi
menyertakan modal pertamanya, namun pada penyertaan modal berikutnya tidak
dilakukan.
Indikator yang kedua adalah pemanfaatan pelayanan, anggota koperasi kurang
memanfaatkan fungsi koperasi sebagai penyedia layanan kebutuhan anggota sendiri.
Misalnya Jika koperasi tersebut merupakan koperasi yang menyediakan kebutuhan
konsumsi anggota, maka selain anggota tersebut memberikan modal, anggota koperasi
tersebut wajib juga membeli kebutuhannya dari koperasi.
Indikator ketiga adalah pengambilan keputusan. Melalui mekanisme rapat
anggota tahunan, seharusnya anggota menjadi terdidik dan terbiasa dalam mengambil
keputusan. Sehingga dominasi pengurus dan pemerintah, dalam pengambilan
keputusan koperasi menjadi berkurang.
Indikator keempat adalah fungsi pengawasan, anggota wajib mengawasi
koperasinya agar dapat berjalan sesuai dengan ketetapan yang telah diputuskan
bersama. Indikator yang terakhir adalah penanggungan resiko, sebagai organisasi
perdagangan, koperasi beresiko terhadap untung dan rugi. Jadi bukan untung saja
18
yang dibagikan kepada anggota, tapi jika ada sisa hasil usaha yang sifatnya rugi, ini
juga harus dibagi oleh setiap anggota koperasi tersebut.
2.9. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian mengenai koperasi dan kepuasan anggotanya
diantaranya:
Rusandi (2004), menganalisis pengaruh kulitas pelayanan terhadap loyalitas
anggota Koperasi Omedata (K2O) di PT Omedata Elektronik Bandung. Pada
penelitian ini menggunakan dimensi pelayanan tangible, releability, responsiveness,
assurance, emphaty. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriktif dan
verikatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian anggota terhadap kualitas
pelayanan K2O untuk dimensi tangible kategorinya cukup, dimensi releability
kategorinya baik sekali, dimensi responsiveness kategorinya baik, dimensi assurance
kategorinya baik sekali, dimensi emphaty kategorinya baik.
Palapa (2006), menganalisis evaluasi kinerja Koperasi Puspa Anggrek di
Kabupaten Tangerang. Untuk mengetahui kondisi kinerja internal koperasi
menggunakan analisis data organisasi usaha dan keuangan koperasi, metode analisis
yang digunakan adalah metode deskriktif kuantitatif, analisis rasio keuangan koperasi,
untuk mengetahui kondisi kinerja eksternal koperasi dengan menggunakan tingkat
kepentingan dan kepuasan anggota dengan metode Importance performance Analysis
(IPA) dan Customer Satisfaction Indeks (CSI).
Berdasarkan hasil penelitian, dilihat dari struktur organisasi Koperasi Puspa
Anggrek yang ada serta pelaksanaannya belum sepenuhnya sesuai dengan desain
organisasi yang ada. Kinerja keuangan Koperasi Puspa Anggrek dilihat dari rasio
likuiditasnya selama ini mengalami perubahan kinerja secara fluktuatif. Ditinjau
kemampuan koperasi dalam mengelola modal dari luar koperasi ini mampu menjamin
seluruh hutang dari total aktiva yang dimilikinya. Dilihat dari rasio rentabilitas
Koperasi Puspa Anggrek memiliki rasio rata-rata SHU terhadap total aktivanya
berada diatas standar.
Kinerja Koperasi Puspa Anggrek dalam melaksanakan prinsip-prinsip koperasi
yang sesuai dengan penilaian anggota masih belum cukup memuaskan. Kondisi ini
menunjukkan bahwa koperasi masih menitikberatkan pada perbaikan usaha dan
keuangan daripada memenuhi kebutuhan anggota
19
Ernawati (2007), menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap
kepuasan nasabah koperasi Asta Dana Jaya di Baki Sukoharjo. Pada penelitian ini
dimensi pelayanan yang digunakan diantaranya tangible, releability, responsiveness,
assurance, emphaty. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriktif dan
Analisis Tingkat Harapan dan Kinerja yaitu dengan membandingkan tingkat kinerja
Koperasi Asta Dana Jaya dengan tingkat harapan nasabah dari dimensi-dimensi
kualitas jasa Koperasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan dimensi bukti fisik (tangible) dalam hal
fasilitas dan penampilan pegawai Koperasi Asta Dana Jaya sesuai dengan harapan
responden. Dimensi kehandalan (releability) dengan variabel ketepatan waktu
pelayanan dan pelayanan yang cepat, akurat, sesuai dengan harapan responden.
Sedangkan untuk dimensi ketanggapan (responsiveness) dengan variabel kesediaan
pegawai Koperasi untuk meluangkan waktu dan menanggapi masalah dan keluhan
nasabah responden merasa puas, kemudian dalam hal kesadaran pegawai dalam
membantu nasabah sesuai dengan harapan responden. Selanjutnya untuk dimensi
jaminan (assurance) sehubungan dengan kompetensi pegawai Koperasi dalam
memberikan informasi yang benar dan akurat dan juga yang berhubungan dengan
kemampuan pegawai Koperasi dalam melakukan komunikasi yang baik dengan
nasabah responden sudah merasa puas atas pelayanan yang diberikan Koperasi.
Sedangkan untuk dimensi empati (emphaty) dalam hal perhatian Koperasi secara
individual pada nasabah sudah sesuai dengan harapan responden, selanjutnya dalam
hal pemberian tingkat bunga simpanan Koperasi pada nasabah sesuai dengan harapan
responden dan mereka sudah merasa puas.
Bay (2009), menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap kulalitas
pelayanan Koperasi Unit Desa Sialang Makmur Kabupaten Pelalawan. Pada
penelitian ini menggunakan dimensi pelayanan tangible, releability, responsiveness,
assurance, emphaty. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriktif dan
Importance performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Indeks (CSI).
Berdasarkan analisis IPA, pada dimensi tangible atribut paling penting dan
yang paling memuaskan adalah teknologi penunjang. Pada dimensi releability atribut
yang paling penting dan yang paling memuaskan adalah pembagian SHU tepat waktu.
Pada dimensi responsiveness atribut yang paling penting dan yang paling memuaskan
adalah pemberian informasi secara jelas. Pada dimensi assurance atribut paling
20
penting adalah kejujuran pengurus dan karyawan, dan kinerja yang paling baik
terdapat pada atribut pembagian SHU yang tepat jumlahnya pada anggota. Pada
dimensi emphaty atribut yang paling penting terdapat pada atribut keramahan
pengurus dan karyawan, dan kinerja yang paling baik terdapat pada atribut kesabaran
pengurus dan karyawan KUD.
Penelitian terdahulu telah membantu penulis dalam membangun model
menganalisis kepuasan anggota koperasi terhadap kualitas pelayanan di Koperasi Unit
Desa Mandiri. Terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya. Persamaan tersebut terdapat pada penggunaan lima dimensi pelayanan
tangible, releability, responsiveness, assurance, emphaty dan menggunakan metode
deskriktif, untuk melihat tingkat kepuasan anggota Koperasi Unit Desa Mandiri
Cipanas.
Perbedaaan dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini
mencoba untuk mengaitkan kesesuaian kebutuhan anggota dengan pelayanan yang
diberikan koperasi dan penelitian ini menggunakan analisis nilai rata-rata dan uji
Wilcoxon.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Pelayanan koperasi terhadap anggota
Koperasi merupakan perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung
secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya
mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara dekmokratis.
Pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang
dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam
rangka memenuhi kebutuhan orang lain sesuai dengan haknya. Hal ini menjelaskan
bahwa pelayanan adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang
diberikan kepada pelanggan, agar kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi sesuai dengan
harapan mereka. (Munir,1991).
Rasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang diterima anggota menjadi
anggota koperasi tergantung dari pelayanan yang diberikan koperasi kepada
anggotanya. Jika pelayanan koperasi buruk kepada anggotanya maka akan
menyebabkan rasa tidak menyenangkan bagi anggotanya, sehingga anggota akan
tidak berpartisipasi aktif pada koperasi.
3.1.2. Dimensi Kualitas Pelayanan
Koperasi sebagai sebuah lembaga bisnis yang bertujuan untuk
mensejahterakan anggota, harus memperhatikan pelayanan yang diberikan agar
kepuasan pelanggan dapat tercapai. kualitas pelayanan adalah sebuah tingkat
kemampuan dari sebuah koperasi dalam memberikan segala yang menjadi harapan
pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya (Siagian, 1998)
Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan koperasi adalah
kemampuan koperasi dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan.
Sehingga ini akan dapat mempertahankan koperasi dan mencapai kesuksesan dalam
menghadapi persaingan. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak
dijadikan acuan adalah model Service Quality (SERVQUAL). SERVQUAL dibangun
berdasarkan dua faktor utama yaitu kebutuhan yang diinginkan pelanggan dengan
layanan yang sesungguhnya diharapkan (expected service).
Jika kegiatan lebih dari yang diharapkan, maka kualitas layanan dapat
dikatakan bermutu. Akan tetapi, jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka
23
kualitas pelayanan dikatakan tidak bermutu. Sedangkan jika layanan sama dengan
harapan maka kualitas layanan tersebut memuaskan. Dengan demikian, Service
Quality dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan
harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima (Parasuraman, 2005).
Menurut Parasuraman (2005), dalam memberikan pelayanan, perusahaan perlu
memperhatikan lima dimensi Service Quality yaitu:
1. Tangible atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukan
eksistensinya kepada pihak pelanggan. Penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik serta lingkungan sekitar perusahaan adalah bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Dimensi tangible terdiri dari
gedung, teknologi yang digunakan serta penampilan pegawainya.
2. Releability atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan memberikan pelayanan
sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan secara akurat dan terpercaya.
Dimensi releability terdiri dari ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk
semua pelanggan, ketersediaan apa yang dibutuhkan pelanggan, memberikan
perhatian kepada pelanggan.
3. Responsiveness atau ketanggapan yaitu kemampuan perusahaan untuk membantu
dan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan
penyampaian informasi yang jelas. Variabel yang termasuk dalam dimensi ini
adalah kecepatan pelayanan, pemberian informasi.
4. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, keramahan dan
kemampuan para pengurus untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
kepada perusahaan.
5. Emphaty yaitu memberikan perhatian yang tulus bersifat individual atau pribadi
yang diberikan perusahaan kepada pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan pelanggan.
Pada penentuan kualitas pelayanan ini bahwa koperasi adalah pemilik perusahaan dan
anggota sebagai pelanggan.
Koperasi harus menempatkan anggota paling utama dibandingkan non
anggota, ini dapat dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan anggota. Koperasi
juga harus mampu memperhatikan bahwa manusia merupakan unsur penyampain jasa
pelayanan yang sangat penting, sehingga Service Quality harus dilaksanakan oleh
orang-orang yang benar-benar mampu melaksanakannya. Oleh karena itu, pemilihan
24
karyawan yang benar-benar handal menjadi hal yang sangat penting bagi eksistensi
koperasi.
3.1.3. Pentingnya Pengukuran Kualitas Pelayanan
Pengukuran kualitas jasa dipandang sangat penting bagi koperasi, dimana
dapat berguna untuk mengukur kesenjangan antara harapan dan persepsi pelanggan
tentang jasa yang diberikan koperasi, Sehingga dapat dilakukan koreksi jika
pelayanan yang diberikan kurang memuaskan pelanggan.
Pengalaman pengguna jasa dapat dikategorikan ke dalam tiga kriteria, yaitu
berupa apa yang dapat dirasakan (technical quality), bagaimana cara penyampaian
jasa (functional quality), dan ditambah dengan kesan terbentuk dalam benak
konsumen atau sesudah mengkonsumsi atau menggunakan jasa. Apabila harapannya
sesuai dengan apa yang dirasakan setelah menggunakan jasa tersebut, berarti kualitas
jasa itu baik. Dengan kata lain, apabila kesan yang ditimbulkan positif, berarti
pelanggan merasa puas atau cukup puas. Apabila apa yang dirasakan pelanggan
masih di bawah harapannya maka berarti kualitas jasa tersebut masih rendah.
Jelaslah bahwa kualitas jasa dapat diukur dari kepuasan pelanggan, yang
ditentukan oleh penilaiannya terhadap jasa tersebut (total perceived quality). Citra
kualitas pelayanan yang baik bukan berdasarkan sudut pandang atau persepsi
penyediaan jasa, melainkan melalui sudut pandang atau pesepsi pelanggan.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas mempunyai peranan sebagai
lembaga pelayanan dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Cianjur.
Guna menjalankan peranannya koperasi dituntut untuk dapat menampung,
mengembangkan, dan membina berbagai kegiatan usaha anggotanya secara efektif
dan efisien, sehingga tujuan usahanya dapat dicapai sebaik-baiknya.
Anggota merupakan salah satu pihak yang menentukan keberhasilan sebuah
koperasi, karena berapa pun besarnya biaya pembinaan yang dikeluarkan oleh
pemerintah, gencarnya kampanye gerakan koperasi serta tingginya dedikasi dari
pengurus, badan pengawas dan manager tidak akan membuat sebuah koperasi
berkembang tanpa adanya keaktifan dari para anggotanya. Kedudukan anggota
dalam koperasi sangat penting karena anggota sebagai pemilik dan juga merupakan
pelanggan bagi koperasi yang menentukan maju dan mundurnya koperasi.
25
Dalam memberikan pelayanan kepada anggota, pengurus KUD Mandiri
Cipanas harus memperhatikan apa kebutuhan dari anggota. Dengan terpenuhinya
kebutuhannya maka anggota akan terus aktif di koperasi. Untuk mengetahui tingkat
kebutuhan dari anggota dapat dilakukan analisis kepuasan anggota terhadap kualitas
pelayanan pengurus KUD Mandiri Cipanas. Pada anggota koperasi susu memiliki
tingkat kebutuhan dan tingkat kepuasan yang berbeda tergantung dari jumlah ternak
yang dimiliki oleh anggota.
Peternak yang mendapatkan keuntungan dan dapat mensejahterakan
kehidupan keluarganya harus memiliki ternak minimal 10 ekor, sedangkan di
Indonesia pada umumnya peternak hanya memiliki ternak 2 ekor sampai 4 ekor sapi
perah (Firman, 2007). Pada penelitian ini dibuat dua kelompok peternak yakni
peternak yang memiliki ternak dibawah 10 ekor (kategori A) dan peternak yang
memiliki ternak diatas 10 ekor (kategori B).
Terdapat beberapa dimensi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat
kepuasan anggota, yakni dimensi tangible, releability, responsiveness, assurance,
emphaty. Penelitian ini mencoba menghubungkan tingkat kebutuhan dengan tingkat
kepuasan anggota terhadap kualitas pelayanan pengurus KUD Mandiri Cipanas
berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki oleh anggota.
Penilaian terhadap kemampuan pelayanan dapat dilakukan beberapa cara
diantaranya yaitu analisis deskriktif, analisis nilai rata-rata dan uji Wilcoxon. Tujuan
dari analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan kepuasan anggota
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan pengurus KUD Mandiri Cipanas.
Hasil analisis ini akan diketahui perbedaan tingkat kebutuhan dan kepuasan
anggota terhadap kualitas pelayanan yang diberikan pengurus KUD Mandiri Cipanas
berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki oleh anggota. Dengan hasil analisis ini akan
bermanfaat bagi pengurus KUD Mandiri Cipanas apakah perlu memperbaiki
pelayanan koperasi atau mempertahankannya. Secara ringkas kerangka operasional
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas
Adanya anggota yang tidak aktif
26
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Tingkat Kepuasan Anggota
Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas
Atribut pelayanan berdasarkan 5
dimensi: 1. Tangible 2. Releability 3. Responsiveness 4. Assurance 5. Emphaty
kebutuhan anggota
Pelayanan yang diberikan
Perbedaan Tingkat kebutuhan dan
tingkat kepuasan anggota KUDMC
Analisis deskriktif Analisis rata-rata
Rekomendasi mempertahankan atau
memperbaiki pelayanan KUD Mandiri Cipanas
Identifikasi peternak pada KUD Mandiri
Cipanas 1. < 10 ekor (kategori A) 2. > 11 ekor (Kategori B)
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Analisis kepuasan anggota terhadap pelayanan koperasi dilakukan di Koperasi
Unit Desa Mandiri Cipanas yang terletak di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan
anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas banyak terdapat yang tidak aktif.
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 1 Juni 2009 – 28 Agustus 2009.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada
pihak pengurus koperasi dan penyebaran kuisioner kepada responden. Pemilihan
responden dilakukan secara sengaja, untuk melihat sejauh mana mutu kualitas
pelayanan dari pengurus koperasi terhadap anggotanya. Wawancara dilakukan
dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak pengurus koperasi.
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan serta
penelusuran literatur Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian Indonesia,
Departemen Koperasi serta dari penelitian terdahulu dan literatur yang berkaitan
dengan penelitian.
4.3. Pengambilan Sampel dan Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan sampel dari anggota dilakukan Random sampling
dimana tidak semua populasi untuk menjadi sampel tetapi mempunyai peluang yang
sama untuk dipilih. Dalam menarik sampel dilakukan dengan cara undian. Anggota
Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas terdapat di tiga kecamatan yaitu Kecamatan
Pacet terdiri dari tujuh desa, Kecamatan Cipanas terdari tiga desa,dan Kecamatan
Sukaresmi terdiri dari tujuh desa, jadi responden yang digunakan dalam penelitian ini
adalah satu sampai dua orang responden per desa dan dilihat dari skala usaha atau
jumlah ternak yang dimiliki oleh responden.
Banyaknya responden yang diambil sebanyak 30 orang karena menurut Gay
dalam Umar, (2003) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang digunakan
sebagai desain penelitian minimal 30 orang. Pengambilan sampel dan wawancara
dilakukan selama bulan Juni.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
28
Pengolahan data dilakukan dengan komputer Microsoft excel 2007 dan SPSS
11.5. Data yang diperoleh dari jawaban responden kemudian diolah dengan
menggunakan metode kuantitatif.
4.4.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Analisis
deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik umum anggota Koperasi
Unit Desa Mandiri Cipanas. Karakteristik anggota Koperasi Unit Desa Mandiri
Cipanas diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner. Data yang diperoleh untuk
ditabulasikan ke dalam bentuk tabel, Karakteristik anggota Koperasi Unit Desa
Mandiri Cipanas yang dianalisis terdiri dari umur, jenis kelamin, status perkawinan,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
4.4.2. Analisis Tingkat Kebutuhan dan Kepuasan Anggota
Analisis kepuasan anggota terhadap kualitas pelayanan koperasi Unit Desa
Mandiri Cipanas dilihat dari dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance,
emphaty. Pada penelitian ini untuk penilaian tingkat kebutuhan dan kepuasan tiap-tiap
dimensi di ukur dengan variabel relatif satu dengan yang lainnya. Selanjutnya nilai
tingkat kebutuhan dan kepuasan anggota di rata-rata dengan jumlah responden
terakhir. Semakin tinggi nilai rata-rata, menunjukkan semakin tinggi tingkat
kebutuhan dan kepuasan anggota akan variabel tersebut.
Dimana,
= Skor rata tingkat kepuasan anggota KUD Mandiri Cipanas
= Skor rata tingkat kebutuhan anggota KUD Mandiri Cipanas
n = Jumlah responden
4.4.3. Uji Signifikasi Perbedaan yang Ada
Untuk menguji signifikasi perbedaan yang ada pada dimensi pelayanan
digunakan statistik nonparametrik. Metode statistik nonparametrik digunakan jika
29
jumlah data yang ada sangat sedikit serta level data adalah nominal dan ordinal, pada
penelitian hanya terdapat 3 atribut sampai 5 atribut tiap dimensi pelayanan.
Alat analisis yang digunakan pada penentuan signifikan perbedaan yang ada
pada dimensi pelayanan adalah uji Wilcoxon, Karena pada uji ini data harus dilakukan
pengurutan atau data berhubungan satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini
pengisian data yang digunakan diperoleh dengan cara pengurutan kebutuhan relatif
dengan kebutuhan lainnya. Jadi uji Wilcoxon dapat digunakan pada penelitian ini.
Hipotesa untuk penelitian adalah:
H0 = Tidak terjadi perbedaan yang signifikan akan pelayanan tiap-tiap dimensi antara
sebelum dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi
H1 = Terjadi perbedaan yang signifikan akan pelayanan tiap-tiap dimensi antara
sebelum dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi
Pengambilan keputusan pada uji Wilcoxon diperoleh dari uji z. Dasar pengambilan
keputusan sama dengan uji z adalah:
a. Jika statistik hitung (angka z output) lebih besar dari statistik tabel (tabel z),
maka tolak H0
b. Jika statistik hitung (angka z output) lebih kecil dari statistik tabel (tabel z),
maka terima H0
nilai z tabel dapat dihitung pada tabel z, dengan alpha 5 persen(α5%), maka luas
kurva normal adalah 50 persen dikurangi 5 persen sama dengan 45 persen atau 0,45.
Pada tabel z untuk luas 0,45 didapat angka z tabel |-1,645|.
V. GAMBARAN UMUM
5.1. Letak Geografis Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur terletak pada koordinat 6 derajat 21 detik Lintang Selatan
sampai 7 derajat 25 detik Lintang Selatan dan 106 derajat 42 detik Bujur Timur
sampai 107 derajat 25 detik Bujur Timur. Posisi tersebut menempatkan Kabupaten
Cianjur berada di tengah-tengah wilayah Propinsi Jawa Barat, memanjang dari utara
ke selatan dengan batas-batas wilayah secara administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Bogor
Sebelah Barat : Kabupaten Sukabumi
Sebelah Timur : Kabupaten Bandung
Sebelah Selatan: Samudra Indonesia
Wilayah Kabupaten Cianjur terdiri dari 30 Kecamatan, 6 kelurahan, dan 348
desa. Totopgrafi wilayah didominasi oleh perbukitan hingga pegunungan dengan
ketinggian 0 m sampai dengan 2.962 m dpl. Berdasarkan kondisi alam (topografi,
jenis tanah, iklim penggunaan tanah, dan lain-lain), Kabupaten Cianjur terdiri atas tiga
wilayah pembangunan dengan masing-masing karakteristik (Diperta Kabupaten
Cianjur,2006) sebagai berikut:
1. Wilayah pembangunan utara, merupakan dataran tinggi yang terletak di kaki
gunung gede dengan topografi didominasi bergunung dan penggunaan lahannya
untuk perkebunan, tanaman holtikultura, peternakan sapi perah. Kecamatan yang
termasuk wilayah ini terdiri dari Pacet, Cipanas, Sukaresmi, Cibeber, Bojong
Picung, Ciranjang, Karang Tengah, Cianjur, Cugenang, Warungkondang,
Sukaluyu.
2. Wilayah pembangunan tengah, merupakan daerah dengan topografi berbukit
hingga bergunung dengan struktur tanahnya labil hingga sangat peka terhadap
erosi dan penggunaan lahannya untuk perkebunan,tanaman holtikultura, dan
lahan sawah. Kecamatan yang termasuk wilayah ini adalah Tanggeung,
Pagelaran,Kadupandak,Takokak, Sukanagara, Campaka, dan Campakamulya.
3. Wilayah pembangunan selatan merupakan dataran rendah dengan topografi
umumnya bergelombang hingga berbukit yang dikelilingi oleh pegunungan yang
melebar hingga ke daerah pantai Samudra Indonesia. Seperti halnya wilayah
pengembangan tengah, tanah labil dan peka terhadap erosi. Penggunaan lahannya
didominasi lahan kering dan terdapat perkebunan dan lahan sawah dengan luasan
31
yang kecil. Kecamatan yang termasuk wilayah ini adalah Agrbinta, Leles,
Sindang barang, Cidaun, Cibinong
5.2. Letak Geografis Kecamatan Cipanas
Secara administratif letak geografis Kecamatan Cipanas adalah sebagai
berikut:
Tinggi tempat : 1100 M dpl
Tipe iklim : AFA. Scmidt dan Ferguson
Curah Hujan :3042 mm/tahun
Hari hujan : 263 hari/tahun
Suhu udara maksimum : 24,20C
Suhu udara minimum :16,30C
Kelengasan Udara : 88%
Arah angin : timur laut (musim hujan), barat (musim kemarau)
5.3. Sejarah KUD Mandiri Cipanas
KUD Mandiri Cipanas beralamat di Jalan Mariwati KM I Desa Sindanglaya
Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Pada awalnya koperasi berdiri pada tahun
1973 dengan nama Koperasi Serba Usaha Desa (KSUD), kemudian berganti nama
menjadi Koperasi Pertanian (KOPERTA) yang terletak di Wilayah Kecamatan Pacet
(sebelum dimekarkan dengan Kecamatan Cipanas). Berdasarkan keputusan Inpres
No. 4/1973 tentang BUUD/KUD maka nama KOPERTA diganti dengan Koperasi
Unit Desa Mandiri Cipanas dengan nomor badan hukum 5532/BH/DK-10/II tanggal
13 Maret 1973. Hingga saat ini KUD Mandiri Cipanas telah mengalami empat
perubahan Anggaran Dasar, dan terakhir dirubah berdasarkan peraturan pemerintah
No. 5532/BH/PAD/KWK-10/VII/1996 tanggal 17 Juli 1996.
5.4. Organisasi KUD Mandiri Cipanas
RAT dilaksanakan oleh KUD Mandiri Cipanas setiap tahun selalu tepat waktu.
RAT yang dilakukan KUD Mandiri Cipanas empat tahun terakhir yaitu:
1. Tahun buku 2005, tanggal 01 Maret 2006
32
2. Tahun buku 2006, tanggal 05 Maret 2007
3. Tahun buku 2007, tanggal 27 Maret 2008
4. Tahun buku 2008, tanggal 26 Februari 2009
Struktur Organisasi KUD Mandiri Cipanas adalah sebagai berikut:
: garis kordinasi
: garis perintah
Gambar 2. Strukutr Organisasi KUD Mandiri Cipanas Sumber : Buku RAT Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas, 2008
Berdasarkan keputusan RAT tahun 2006 tanggal 10 Maret 2007 terbentuk
susunan pengurus KUD Mandiri Cipanas pada periode 2007-2009 yaitu:
Ketua : Aan Supendi (memasuki periode ke tiga)
Sekretaris : E. Usman (memasuki periode ke satu)
Bendahara : Iis Melyani (memasuki periode ke tiga)
Saat ini keanggotaan KUD Mandiri Cipanas terdiri dari kelompok anggota
petani, kelompok anggota peternak, dan kelompok anggota umum. Wilayah kerja
KUD Cipanas meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pacet, Kecamatan Cipanas,
dan Kecamatan Sukaresmi
5.5. Prestasi Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas
Rapat Anggota
Penasehat Pengurus Pengawasan
Manager Umum
Jasa dan Perdagangan Umum
Unit Listrik
Unit Simpan Pinjam
Unit Sapi Perah
ANGGOTA
33
1. Tahun 1978 menjadi KUD terbaik dalam pengelolaan administrasi.
2. Tahun 1981 menjadi KUD model terbaik di tingkat Kabupaten Cianjur.
3. Tahun 1988 menjadi KUD terbaik di tingkat Kabupaten Cianjur
4. Tahun 1991 ditetapkan sebagai KUD Mandiri di Kabupaten Cianjur
5. Tahun 1995 KUD Mandiri inti di Kabupaten Cianjur
6. Tahun 1992 KUD mendapat predikat kelas A dengan nilai 92
7. Tahun 1993 KUD mendapat predikat kelas A dengan nilai 92
8. Tahun 1994 KUD mendapat predikat kelas A dengan nilai 92
9. Tahun 2003 KUD mendapatkan predikat skor KUD sehat
10. Tahun 2008 KUD Mandiri mendapat peringkat kedua kategori baik dari Badan
Akreditasi Koperasi (Independent) Jawa Barat.
5.6. Unit Usaha KUD Mandiri Cipanas
Unit Usaha yang dikelola oleh KUD Mandiri Cipanas terdiri dari tiga unit
usaha yaitu:
1. Unit Usaha Pembayaran Listrik
Unit usaha Pembayaran listrik merupakan salah satu cabang usaha yang ada di
KUD Mandiri Cipanas. Sejalan dengan perkembangan kebijakan dari PT. PLN
(Persero), maka pola kerjasama antara KUD Mandiri Cipanas dengan PT. PLN
mengalami perubahan, dimana tidak lagi menjalin hubungan kerjasama secara
langsung dengan PT. PLN akan tetapi PT. PLN telah menunjuk bank BUKOPIN dan
provider PT. Raharja untuk bekerjasama secara langsung dengan KUD, dan PT.PLN
telah mengeluarkan kebijakan bahwa pola pembayaran rekening listrik dilakukan
secara ONLINE yang artinya pembayaran listrik dapat dilakukan dimana saja di
seluruh wilayah Indonesia
Dampak dari adanya kebijakan tersebut di satu sisi KUD dapat memperoleh
tambahan pendapatan yaitu dari Rp 400 per lembar menjadi Rp 750 per lembar, tetapi
di sisi lain konsumen listrik yang membayar di KUD semakin berkurang, karena
masyarakat bisa membayar dimana saja. Namun demikian pengurus dan tim
manajemen terus berusaha untuk mempertahankan pelanggan yang ada dengan
menambah loket pembayaran dan menambah waktu pelayanan di hari libur, seperti
dengan dibukanya tempat pembayaran listrik yang baru di Cigombong desa Ciherang.
Pada unit usaha ini koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas melayani anggota dan non
anggota koperasi.
34
2. Unit Usaha Sapi Perah
Unit usaha peternakan sapi perah dan pemasaran susu masih merupakan usaha
andalan KUD Mandiri Cipanas, karena disamping usaha ini dikelola sejak lama dan
usaha ini pun masih memiliki prospek yang sangat baik untuk terus dikembangkan.
Adapun yang menjadi salah satu kendala KUD Cipanas dalam mengelolah usaha ini
adalah populasi/produksi susu yang masih belum memadai, disisi lain KUD Cipanas
telah memiliki sarana dan prasarana usaha yang lengkap dan cukup memadai, antara
lain:
a. Bangunan gedung kantor maupun bangunan unit usaha yang cukup refresentatif
dan lokasi yang strategis
b. Dua unit mesin pendingin susu (Colling Unit) dengan kapasitas 6000 liter
c. Satu unit truk tangki pengangkut susu dengan kapasitas 7000 liter
d. Satu unit truk colt diesel untuk angkutan jemputan susu dan pakan
e. Satu unit mixer pengaduk konsentrat dengan kapasitas 500kg/jam
f. Dua unit sepeda motor untuk operasional petugas inseminasi buatan (IB) dan
kesehatan hewan
g. Laboratorium susu dan seperangkat peralatannya
h. Fasilitas listrik dengan kapasitas 42.000 VA
i. Fasilitas telepon, faximile dan internet
j. Sarana dan prasarana penunjang lainnya
Populasi ternak sapi perah yang dikelola oleh para peternak anggota KUD
Cipanas saat ini adalah sebagai berikut:
a. Sapi induk laktasi bunting : 113 ekor
b. Sapi induk laktasi tidak bunting : 257 ekor
c. Sapi induk kering kandang : 92 ekor
d. Sapi dara bunting : 102 ekor
e. Sapi dara belum bunting : 160 ekor
f. Sapi pedet jantan : 226 ekor
g. Sapi pedet betina : 163 ekor
h. Sapi jantan dewasa : 38 ekor
Jumlah anggota peternak yang aktif menyetorkan susu ke KUD Mandiri
Cipanas saat ini sebanyak 140 orang,dan produksi susu yang masuk ke KUD saat ini
sekitar 3000 liter per hari. Kenaikan harga susu yang diharapkan oleh para angota
35
peternak tentunya belum dapat terpenuhi sesuai dengan yang diharapkan. Kenaikan
harga susu dari Industri Peternakan Susu, senantiasa dikaitkan dengan penekanan
kualitas yang sangat ketat, sehingga harga yang dibayarkan sangat di tentukan oleh
kualitas susu yang dihasilkan. Namun dengan adanya terobosan usaha pengolahan
susu pasteurisasi dapat menunjang peningkatan harga jual susu.
Meningkatnya produksi dan kualitas susu sangat ditunjang oleh kualitas pakan
konsentrat, untuk mendapatkan kualitas konsentrat yang baik dan terjangkau
sangatlah sulit, karena hampir semua bahan baku konsentrat mengalami kenaikan
sehingga harga konsentrat masih di atas harga yang ideal (50 persen dari harga susu)
3. Unit Usaha Simpan Pinjam
Pelayanan unit usaha simpan pinjam masih di khususkan untuk melayani para
anggota yang aktif dan karyawan kerena sesuai dengan kemampuan permodalan yang
ada dan keamanan dalam proses pengembaliannya. Setiap anggota KUD Mandiri
Cipanas memiliki hak untuk melakukan peminjaman uang koperasi, dan sistem
pembayarannya langsung dipotong dari hasil penjualan susu.
5.7. Ketentuan Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Ketentuan pembagian hasil usaha bersih dari unit usaha yang menyangkut
transaksi dengan anggota sebagaimana diatur dalam anggaran rumah tangga KUD
Mandiri Cipanas Bab II pasal 3 sebagai berikut:
1. 15% dibagikan kepada anggota yang bertransakasi dengan unit usaha
2. 10% pemupukan modal unit usaha
3. 2,5% dana pendidikan dan pelatihan
4. 2,5% cadangan resiko
5. 20% intensif manajer dan karyawan
6. 10% insentif pengurus dan pengawas
7. 40% diserahkan ke induk organisasi (KUD).
Adapun ketentuan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) bersih keseluruhan
(Induk organisasi KUD), sebagaimana diatur dalam anggaran dasar KUD Mandiri
Cipanas pada Bab XVI pasal 55 sebagai berikut:
1. 50% untuk anggota
2. 30% untuk cadangan
3. 5% insentif pengurus dan pengawas
4. 5% insenitf manajer dan karyawan
36
5. 5% untuk dana pendidikan koperasi
6. 2,5% untuk dana pembagunan daerah kerja
7. 2,5% untuk dana sosial.
37
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Karakteristik Responden Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas
Responden pada penelitian ini adalah anggota KUD Mandiri Cipanas dengan
jumlah 30 responden. Karakteristik responden anggota KUD Mandiri Cipanas terdiri
dari umur peternak, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan lain, pendapatan, dan
jumlah ternak yang dimiliki.
6.1.1. Usia Responden
Memahami usia pelanggan penting dilakukan karena pelanggan yang berbeda
usia akan mengkonsumsi produk dan menggunakan jasa yang berbeda, termasuk jasa
pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas. Usia produktif menurut Sumarwan
(2003) adalah kelompok usia yang masih dalam batas siklus hidup dewasa lanjut (25
tahun-35 tahun) dan siklus hidup separuh baya (36 tahun-50 tahun) Sedangkan untuk
usia tidak produktif adalah usia yang termasuk kategori tua (51 tahun-65 tahun).
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kelompok Usia (Tahun) Jumlah Anggota (orang) Persentase (%) 25-35 5 16,66 36-50 16 53,34 51-65 9 30,00 Total 30 100,00
Tabel 5 menunjukkan bahwa kelompok usia pada siklus hidup separuh baya
(36 tahun-50 tahun) memiliki persentase yang lebih tinggi yaitu 53,34 persen
dibandingkan kelompok usia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
peternak berada pada dalam usia produktif.
6.1.2. Jenis kelamin Responden
Pada Tabel 6 dilihat sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 93,33 persen, artinya laki-laki lebih produktif untuk menjadi peternak sapi
perah dibangdingkan dengan perempuan. Hal ini dikarenakan dalam beternak sapi
perah membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Tetapi sekitar 6,64 persen terdapat
juga peternak sapi perah berjenis kelamin perempuan, hal ini disebabkan ada beberapa
hal yaitu akibat kematian pasangan dan akibat dari perceraian.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Anggota (orang) Persentase (%) Perempuan 28 93,33
38
Laki-laki 2 6,64 Total 30 100,00
6.1.3. Tingkat pendidikan Responden
Tingkat pendidikan responden yang dimaksud adalah pendidikan terakhir yang
telah ditempuh oleh responden. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi
cara berpikir, cara pandang bahkan persepsi seseorang terhadap suatu produk atau
jasa. Latar belakang pendidikan juga menjadi karakteristik responden yang penting
dalam penelitian ini, karena semakin tinggi tingkat pendidikan peternak maka
samakin tinggi juga pengetahuan peternak tentang kualitas pelayanan pada koperasi.
Pada Tabel 7 menunjukkan dari keseluruhan responden pernah mendapat
pendididikan secara formal. Jumlah anggota yang berpendidikan SLTP lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah anggota yang berpendidikan SD, SMA dan PT, yaitu
SD 33,33 persen, SLTP 40,00 persen, SMA 23,33 persen, PT 3,34 persen. Dapat
dikatakan bahwa tingkat pendidikan anggota KUD Mandiri Cipanas masih terkategori
rendah. Dilihat dari tingkat pendidikan anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas
masih sangat rendah.
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Anggota (orang) Persentase (%) SD 10 33,33 SLTP 12 40,00 SMA 7 23,33 PT (perguruan tinggi) 1 3,34 Total 30 100,00
6.1.4. Pendapatan Responden
Penerimaan hasil susu sapi perah adalah sumberdaya material yang paling
utama bagi anggota KUD Mandiri Cipanas, karena dengan hasil susu ternak yang
dihasilkan peternak dapat membiayai kebutuhan seluruh anggota keluarganya. Pada
saat penelitian, harga jual susu dengan standar yang ditetapkan KUD Mandiri Cipanas
sekitar Rp 3.200. Harga susu dari peternak dapat berubah-ubah sesuai dengan kualitas
susu yang dihasilkan. Dalam satu hari peternak dapat menghasilkan susu sekitar 11
liter per ekor, karena sapi perah yang dimiliki oleh anggota KUD Mandiri Cipanas
adalah jenis sapi lokal.
Penerimaan hasil penjualan susu dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi
tiga kelompok, yaitu responden yang memiliki penerimaan setiap bulan sekitar Rp
39
2.000.000 sampai Rp 3.000.000, kelompok responden yang memiliki penerimaan Rp
3.100.000 sampai Rp 4.000.000 dan kelompok responden yang memiliki penerimaan
lebih dari Rp 4.100.000.
Bila dilihat dari penerimaan hasil penjualan susu dalam satu bulan, rata-rata
penerimaan peternak sapi perah di KUD Mandiri cipanas paling banyak pada kisaran
antara Rp 2.000.000 sampai Rp 3.000.000 yaitu sebanyak 36 persen. Akan tetapi,
penerimaan peternak masih dalam bentuk pendapatan kotor atau belum dikurangi
dengan biaya operasional dalam usaha beternak sapi perah dan pinjaman anggota
kepada KUD Mandiri Cipanas.
Menurut keterangan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur, dilihat dari
standar upah minimum Kabupaten Cianjur pada tahun 2009 adalah 677.600 per bulan,
maka pendapatan hasil susu sapi perah anggota KUD sudah memenuhi standar
minimum yang telah ditetapkan, Artinya secara materi kehidupan anggota KUD
Mandiri Cipanas terkategori mencukupi, hal tersebut dapat diihat dari keadaan
anggota yang kehidupannya serba berkecukupan atau tidak kekurangan makanan.
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Pendapatan Responden Jumlah Anggota (orang) Persentase (%) Rp. 2.000.000-3.000.000 11 36,66 Rp. 3.100.000-4.000.000 10 33,33 > Rp. 4.100.000 9 30,00 Total 30 100,00
6.1.5. Pekerjaan Lain Responden
Pada Tabel 9 dapat dilihat jenis pekerjaan lain anggota koperasi peternak KUD
mandiri Cipanas memiliki jenis pekerjaan lain yang beragam, jenis pekerjaan lain
yang paling banyak dilakukan peternak adalah sebagai buruh tani sebanyak 10 orang
(33,33 persen). Hal ini disebabkan karena penghasilan mereka dari penjualan susu
tidak mencukupi kebutuhan keluarganya. Jadi untuk mencukupi hal tersebut maka
peternak melakukan perkerjaan sampingan. Tetapi, 16 orang (53 persen) peternak
tidak memliki pekerjaan lain dan kehidupan keluarganya tergantung dari beternak sapi
perah. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya peranan koperasi dalam
mesejahtrerakan anggotanya.
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Lain
Pekerjaan Lain Jumlah Responden (orang) Persentase (%) Pegawai Negeri 4 13,33
40
Buruh Tani 10 33,33 Tidak Ada 16 53,34 Total 30 100,00
6.1.6. Jumlah Ternak Yang Dimiliki Responden
Pada Tabel 10 dapat dilihat peternak yang memiliki ternak 2 ekor sapi sebesar
36,66 persen, 3 ekor sebesar 30,00 persen, 5 ekor sebesar 10,00 persen, 11 ekor
sebesar 16,67 persen dan 14 ekor sebesar 3,33 persen. Jumlah ternak yang dimiliki
anggota koperasi pada umumnya sangat sedikit diduga disebabkan pendapatan
peternak masih rendah, pendapatan yang diperoleh hanya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan sulitnya untuk mendapatkan tambahan modal, sehingga dalam
pengembangan usaha peternakan sapi perah menjadi terhambat. Menurut ketua dan
anggota KUD Mandiri Cipanas untuk dapat menyisihkan keuntungan dalam
pengembangan usaha ternak sapi perah dibutuhkan ternak minimal 10 ekor.
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Ternak
Jumlah Ternak (ekor) Jumlah Responden (orang) Persentase (%) 2 11 36,66 3 9 30,00 5 3 10,00 11 5 16,67 14 1 3,33 Total 30 100,00
Jumlah ternak yang dimiliki oleh responden digunakan sebagai dasar
pengelompokkan responden, untuk melihat ada tidaknya perbedaan kebutuhan dan
kepuasan anggota KUD Mandiri Cipanas. Pengelompokkan ini akan dibagi menjadi
dua yaitu responden yang memiliki ternak di bawah 10 ekor sapi perah (kategori
peternak A) dan responden yang memiliki ternak diatas 10 ekor sapi perah (kategori
peternak B).
Hasil analisis karakteristik anggota KUD Mandiri Cipanas menunjukkan
bahwa anggota KUD Cipanas Mandiri memiliki keragaman yang menunjukkan
adanya suatu perbedaan dilihat dari umur peternak, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pekerjaan lain, pendapatan, jumlah ternak yang dimiliki. Adanya perbedaan
karakteristik anggota tersebut dapat dibuat suatu pengelompokkan menurut jumlah
ternak yang dimiliki oleh anggota KUD Mandiri Cipanas. Dasar dari pengelompokkan
tersebut dapat dilihat adanya perbedaan tingkat kebutuhan dan tingkat kepuasan yang
41
diperoleh anggota KUD Mandiri Cipanas. Selanjutnya akan dibahas tahapan proses
keputusan anggota KUD Mandiri Cipanas. Analisis tersebut dilakukan untuk
mengetahui perbedaan urutan tingkat kebutuhan dan kepuasan yang didapatkan oleh
anggota KUD Mandiri Cipanas.
6.2. Proses Keputusan Peternak Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas
Pada awalnya para peternak mau bergabung di koperasi karena mereka sendiri
tidak dapat memenuhi kebutuhannya dalam melakukan usaha beternak sapi perah.
Pada penelitian ini pengenalan kebutuhan dikelompokkan berdasarkan jumlah ternak
yang dimiliki oleh peternak. Pengelompokkan peternak dibagi menjadi dua yaitu
peternak yang memiliki ternak dibawah sepuluh ekor sapi (kategori A) dan peternak
yang memiliki ternak diatas sepuluh ekor sapi Kategori B). Pengelompokkan ini
dilakukan untuk melihat perbedaan tingkat kebutuhan dan kepuasan anggota terhadap
pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas.
6.2.1. Proses Pengenalan Kebutuhan Anggota KUD Mandiri Cipanas
Proses pengenalan kebutuhan adalah tahap awal dari proses keputusan
peternak untuk bergabung menjadi anggota KUD Mandiri Cipanas. Pada tahap ini
peternak mengenali suatu kebutuhan atau apa yang mereka butuhkan dari pelayanan
KUD Mandiri Cipanas. kualitas pelayanan KUD Mandiri Cipanas pada penelitian ini
dibagi menjadi lima dimensi yaitu dimensi tangible, releability, assurance, emphaty.
Pada penelitian ini, identifikasi kebutuhan anggota yang menjadi responden di
KUD Mandiri Cipanas dikelompokkan berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki
anggota. Pengelompokkan ini dilakukan untuk melihat perbedaan tingkat kebutuhan
anggota akan pelayanan koperasi. Perbedaan kebutuhan yang diperoleh dapat
dijadikan sebagai dasar pertimbangan pihak pengurus koperasi akan pelayanan yang
diberikan kepada anggota.
6.2.1.1. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Tangible
Pengelompokkan anggota KUD Mandiri Cipanas menurut jumlah ternak yang
dimiliki responden pada Tabel 11, menunjukkan adanya perbedaan urutan kebutuhan
akan pelayanan dimensi tangible. Hal ini dilakukan untuk melihat posisi variabel
dimensi tangible yang paling dibutuhkan oleh anggota koperasi dibandingkan relatif
dengan variabel lainnya.
42
Pada dimensi tangible terdiri dari lima atribut yaitu pertama, kerapihan dan
pakaian seragam pengurus ini merupakan suatu identitas yang dimiliki koperasi.
Kedua dan ketiga, kebersihan ruangan koperasi dan perlengkapan fasilitas koperasi
bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi anggota dalam berinteraksi dengan
pengurus. Keempat, teknologi penunjang koperasi yang dapat membuat operasional
koperasi menjadi lebih efektif dan efisien. Kelima, ketersediaan media informasi
koperasi yang dapat memberi informasi mengenai koperasi ataupun harga produk
secara jelas.
Menurut pengelompokkan jumlah ternak yang dimiliki responden, pada Tabel
11 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kebutuhan. Hal ini dapat dilihat responden
A urutan kebutuhan kerapihan dan seragam pengurus lebih tinggi dibandingkan
urutan kebutuhan dimensi tangible lainnya, urutan ini ditunjukkan dengan angka 3,75.
Sedangkan responden B kebutuhan akan ketersediaan media informasi seperti koran,
majalah berada pada urutan paling tinggi (3,66) dibandingkan relatif dengan empat
kebutuhan lainnya. Tujuan dari ketersediaan media informasi adalah untuk dapat
memberikan informasi mengenai pengertian dan tujuan dari koperasi yang sebenarnya
dan harga produk saat ini secara jelas kepada anggota, sehingga anggota tidak
mengeluh apabila terjadi penurunan harga.
Perbedaan urutan kebutuhan akan dimensi tangible ini dapat disebabkan
peternak A memiih kerapihan dan pakaian seragam pengurus karena menurut
beberapa peternak dengan kerapihan ini mereka nyaman pada saat konsultasi dengan
pengurus koperasi. Untuk peternak B memilih ketersediaan media informasi. Hal ini
disebabkan saat ini banyak peternak belum mengetahui apa sebenarnya pengertian
dan tujuan dari koperasi, serta mereka tidak mengetahui bagaimana perkembangan
koperasi yang ada di Indonesia, sehingga ini tidak dapat memicu semangat dari
anggota koperasi.
Pada saat ini banyak anggota koperasi beranggapan koperasi merupakan suatu
departemen yang selalu disubsidi pemerintah, dan anggota selalu mengeluh apabila
terjadi penurunan harga susu dan harga susu yang dijual ke koperasi lebih rendah
dibandingkan dijual ke Industri Pengolahan Susu. Jadi dengan adanya media
informasi ini diharapkan anggota koperasi dapat mengerti apa pengertian, prinsip-
prinsip dan tujuan koperasi yang sebenarnya, sehingga anggota tidak selalu mengeluh
43
dan menungggu bantuan dari pemerintah serta dapat mencari solusi bersama pengurus
untuk mengatasi hal tersebut.
Tabel 11. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Tangible
Kategori Peternak No Dimensi Tangible A B
1 Kerapihan dan pakaian seragam pengurus 3,75 3,16 2 Kebersihan ruang koperasi 3,33 2,83 3 Teknologi penunjang kegiatan koperasi seperti
Colling Unit 2,58 2,66
4 Perlengkapan fasilitas koperasi seperti truk pengangkut susu dan pakan
3,20 2,50
5 Ketersediaan media informasi koperasi (koran, majalah)
2,04 3,66
Peternak A tingkat kebutuhannya yang paling rendah adalah atribut
ketersediaan media informasi koperasi seperti koran, majalah. Hal ini disebabkan
peternak rata-rata pendidikannya adalah SD dan SMP sehingga tingkat kemauan
keingintahuan dan belajar sangat kurang, menurut beberapa responden pengetahuan
mereka tentang koperasi sudah cukup diperoleh pada saat menghadiri rapat di
koperasi.
6.2.1.2 Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Releability
Pada penelitian dimensi releability terdiri dari lima atribut yaitu pertama,
ketersediaan input di koperasi bertujuan untuk dapat memudahkan anggota koperasi
untuk mendapatkan input yang digunakan dalam beternak sapi perah. Kedua,
pinjaman modal ini bertujuan untuk membantu anggota koperasi dalam
mengembangkan usaha peternakannya. Ketiga, penyuluhan teknis ini bertujuan untuk
membantu peternak dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam
melakukan beternak sapi perah. Keempat, pembagian SHU tepat waktu, SHU
merupakan ciri khas dari koperasi, dengan dibaginya SHU tepat waktu ini merupakan
bentuk konsistensi koperasi dalam memperhatikan hak-hak setiap anggota untuk
menerimanya. Kelima, keteraturan jadwal kerja koperasi, sebagai lembaga pelayanan
jadwal kerja harus diperhatikan, hal ini merupakan bentuk kehandalan koperasi dalam
hal disiplin waktu.
Pada Tabel 12 pengelompokkan responden berdasarkan jumlah ternak yang
dimiliki responden A (4,29) maupun responden B (4,16) memiliki urutan prioritas
44
kebutuhan akan pelayanan KUD Mandiri Cipanas yang sama yaitu kebutuhan akan
pinjaman modal. Persamaan kebutuhan ini disebabkan karena dalam meningkatkan
skala usahanya, peternak terkendala dalam modal. Untuk membeli satu ekor sapi
betina yang berasal dari Holland harganya sekitar Rp 25 juta, sedangkan pendapatan
dari anggota KUD Mandiri Cipanas rata-rata hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari saja, dengan adanya bantuan modal diharapkan peternak dapat
menambah jumlah ternak yang mereka miliki.
Dilihat dari Tabel 12, bahwa responden A (4,29) memiliki tingkat kebutuhan
bantuan modal lebih tinggi dibandingkan dengan responden B (4,16). Hal ini
disebabkan pendapatan dari responden A hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari sehingga untuk membeli pakan, obat-obatan, dan menambah jumlah ternak
responden tidak dapat membelinya. Sedangkan responden B untuk menambah satu
ekor sapi dari holland membutuhkan menabung selama satu tahun. Sehingga usaha
akan lambat untuk berkembang.
Ketersediaan input di KUD Mandiri Cipanas seperti pakan ternak, obat-obatan
berada pada urutan kedua. Dilihat dari Tabel 12, responden B (3,41) memiliki tingkat
kebutuhan akan atribut ketersediaan input di koperasi lebih tinggi dibandingkan
dengan responden A (3,38). Hal ini disebabkan responden B membutuhkan jumlah
pakan, obat-obatan yang lebih banyak dibandingkan responden A.
Pembagian SHU tepat waktu berada pada urutan ke tiga relatif dengan atribut
yang lainnya. Dilihat pada Tabel 12 responden A (3,33) lebih tinggi tingkat
kebutuhannya dibandingkan dengan responden B (2,58). Hal ini disebabkan bahwa
responden A sangat mengharapkan pembagian SHU dikarenakan dengan pembagian
ini akan menambah jumlah pendapatan responden.
Penyuluhan teknis seperti bagaimana budidaya sapi perah yang baik berada
pada urutan ke empat baik untuk responden A dan responden B, ini dikarenakan
peternak merasa sudah menguasai teknik beternak sapi perah dengan baik sehingga
tidak terlalu berharap dengan penyuluhan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas.
Tabel 12. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Releability
Kategori Peternak No Dimensi Releability A B
A. Ketersediaan input di koperasi seperti pakan ternak
3,38 3,41
45
B. Pinjaman modal 4,29 4,16 C. Penyuluhan teknis 2,29 2,17 D. Pembagian SHU tepat waktu 3,33 2,58 E. Keteraturan jadwal kerja koperasi 1,66 2,00
Urutan kebutuhan yang paling rendah relatif satu dengan yang lainnya adalah
keteraturan jadwal kerja koperasi, hal ini disebabkan responden tidak setiap hari
menggunakan jasa pelayanan KUD Mandiri Cipanas. Biasanya anggota hanya sekali
satu bulan sekali datang ke KUD, yaitu pada saat pengambilan uang penjualan susu ke
koperasi. Apabila ada suatu masalah mengenai ternak, anggota tidak datang ke
koperasi tetapi pengurus yang datang ke peternak. Dilihat dari Tabel 12 bahwa
responden B (2,00) memiliki tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dibandingkan
responden A. Hal ini disebabkan responden B lebih sering datang ke KUD Mandiri
Cipanas untuk berkonsultasi dengan pengurus koperasi.
6.2.1.3. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Responsiveniness
Pelayanan koperasi dimensi responsiveness terdiri dari lima atribut yaitu
pertama, persyaratan yang mudah untuk mendapatkan input dan modal, dengan
kemudahan ini maka peternak tidak akan kesulitan dalam memperoleh input dan
modal. Kedua, pembayaran penjualan susu yang cepat, dengan cepatnya pembayaran
penjualan susu maka peternak dapat memenuhi kebutuhan keberlangsungan
kehidupan keluarganya. Ketiga, sanksi bagi anggota yang yang tidak memenuhi
aturan, dengan memberi sanksi kepada anggota yang tidak memenuhi aturan yang
disepakati bersama, maka hal tersebut bentuk ketanggapan koperasi dalam
menerapkan disiplin bagi setiap anggota. Keempat, pemberian informasi yang jelas,
dengan mengkonfirmasikan hal apapun kepada anggota terutama yang berhubungan
dengan unit usaha koperasi maka hal tersebut bentuk ketanggapan koperasi dalam
membantu anggota untuk mendapatkan informasi secara jelas dan transparan agar
tidak terjadi kekeliruan. Kelima, respon aktif terhadap keluhan anggota, dengan
menanggapi keluhan dari anggota dengan cepat, maka hal tersebut merupakan bentuk
ketanggapan koperasi dalam mempertanggungjawasedangkan tugas untuk melayani
keluhan anggota.
Pengelompokkan responden menurut jumlah ternak yang dimiliki pada Tabel
13, menunjukkan tidak adanya perbedaan urutan kebutuhan responden akan
pelayanan dari koperasi berdasarkan dimensi responsiveniness. Responden A dan
46
responden B prioritas kebutuhan dari atribut dimensi responsiveness adalah
pembayaran susu yang cepat. Dilihat dari hasil penelitian, responden B lebih tinggi
tingkat kebutuhan pelayanan pembayaran susu yang cepat dibandingkan dengan
responden A. Hal ini disebabkan untuk menjalankan usahanya responden B
membutuhkan modal yang lebih banyak.
Responden A dan responden B tingkat kebutuhan kedua relatif kebutuhan satu
dengan yang lainnya adalah persyaratan yang mudah untuk mendapatkan input dan
modal. Pada responden A (3,54) tingkat kebutuhannya lebih tinggi dinadingkan
responden B (3,33). Hal ini diduga responden A memiliki pendapatan yang rendah,
sehingga untuk memelihara ternak dan mengembangkan usaha responden
mengharapkan bantuan dari koperasi. Apabila responden sulit untuk mendapatkan
bantuan input dan modal, ini dapat menyebabkan penurunan jumlah susu yang
dihasilkan dan ternak akan mudah terserang penyakit sehingga dapat mengakibatkan
kematian pada ternak.
Tabel 13. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi responsiveniness
Kategori Peternak No Dimensi responsiveniness A B
A. Persyaratan yang mudah untuk mendapatkan input dan modal
3,54 3,33
B. Pembayaran penjualan susu yang cepat 4,16 4,50 C. Sanksi bagi anggota yang tidak mematuhi aturan 1,45 2,0 D. Pemberian informasi yang jelas 2,62 2,16 E. Respon aktif terhadap keluhan anggota 3,16 3,16
Tingkat kebutuhan yang paling rendah relatif satu dengan lainnya adalah
sanksi bagi anggota yang tidak mematuhi aturan. Hal ini disebabkan pada saat masuk
menjadi anggota koperasi telah memiliki komitmen yang sama, yaitu sebelum masuk
menjadi anggota koperasi penjualan susu ke koperasi sebanyak 75 persen dari susu
yang dihasilkan dan 25 persen susu dijual ke non koperasi.
6.2.1.4. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Assurance
47
Dimensi assurance terdiri dari tiga atribut yaitu pertama, kejujuran pengurus
koperasi, dengan kejujuran dan transparan pengurus maka pengurus dapat dipilih
kembali dan dapat menimbulkan jaminan kepercayaan dari anggota sehingga
menimbulkan citra yang baik dari koperasi. Kedua, pembagian SHU yang adil, SHU
merupakan hal yang dinantikan oleh anggota koperasi dengan pembagian SHU yang
adil maka dapat menumbuhkan rasa percaya anggota. Ketiga, keterampilan
pengetahuan pengurus koperasi, orang-orang yang menempati posisi pengurus
koperasi seharusnya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik di
bidang manajemen koperasi. Dengan koperasi mampu membuktikan hal tersebut,
maka dapat menumbuhkan jaminan kepercayaan dari anggota karena tidak salah
dalam memilih pengurus.
Tabel 14, menunjukkan terdapatnya perbedaan kebutuhan akan pelayanan
koperasi dari responden A dengan responden B. Responden A prioritas kebutuhan
adalah pembagian SHU yang adil dengan nilai rata-rata 2,33. Sedangkan responden B
kebutuhan pelayanan akan keterampilan dan pengetahuan pengurus menjadi
kebutuhan prioritas dibandingkan dengan variabel lainnya dengan nilai rata-rata 2,50.
Perbedaan kebutuhan tersebut disebabkan responden A hanya memiliki
pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya, sehingga dalam
pembagian SHU tidak terjadi pilih kasih oleh anggota, jadi pembagian SHU sesuai
dengan penggunaan jasa koperasi oleh anggota, misalnya selalu membeli pakan,
meminjam modal dan menjual susu ke koperasi secara rutin.
Responden B kebutuhan utamanya adalah keterampilan dan pengetahuan
pengurus. Hal ini disebabkan responden B memiliki ternak yang banyak sehingga
dalam menjalankan usaha banyak masalah yang dihadapi dalam beternak. Jadi dengan
terampilnya dan luasnya pengetahuan pengurus akan penanggulangan masalah yang
dihadapi peternak dalam menjalani usahanya maka peternak tidak akan mengalami
banyak kerugian jika mengalami suatu masalah.
Tabel 14. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Assurance
Kategori Peternak No Dimensi Assurance A B
A. Kejujuran pengurus koperasi 1,46 1,50 B. Pembagian SHU yang adil 2,33 1,83 C. Keterampilan dan pengetahuan 2,13 2,50
48
pengurus/karyawan
Tingkat kebutuhan yang paling redah dari variabel lainnya adalah kejujuran
pengurus baik responden A dan responden B. Hal ini disebabkan karena anggota
merasa yakin bahwa pengurus KUD Mandiri Cipanas jujur dalam melayani
anggotanya, pengurus tidak akan bohong jika ada suatu yang harus disampaikan.
6.2.1.5. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi emphaty
Dimensi emphaty terdiri dari empat atribut yaitu pertama konsultasi teknis,
dengan menerimanya konsultasi anggota baik secara individu maka dapat
menimbulkan rasa sikap emphatik terhadap pengurus koperasi. Kedua, kesabaran
pengurus dalam menghadapi protes dari anggota, dengan kesabaran pengurus
menghadapi protes maka hal tersebut juga bentuk sikap empati koperasi kepada
anggotanya. Ketiga, keramahan pengurus dalam melayani anggota, dengan keramahan
pengurus maka secara tidak langsung dapat menimbulkan rasa sikap emphaty dan
dapat menimbulkan loyalitas dari anggota. Keempat adalah bantuan biaya rumah sakit
apabila anggota ada yang sakit, dengan memperhatikan kesehatan anggota dengan
memberikan bantuan biaya pengobatan dapat menimbulkan sikap empati terhadap
koperasi.
Hasil analisis yang dilakukan menurut pengelompokkan jumlah ternak yang
dimiliki responden (Tabel 15) memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda. Responden
A prioritas kebutuhan akan pelayanan koperasi menurut dimensi emphaty adalah
bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit dibandingkan relatif dengan
kebutuhan lainnya. Sedangkan responden B prioritas kebutuhannya adalah konsultasi
teknis dibandingkan relatif dengan kebutuhan lainnya.
Perbedaan kebutuhan responden berdasarkan pengelompokkan jumlah ternak
disebabkan responden A memiliki pendapatan yang hanya dapat memenuhi kebutuhan
kehidupan keluarga sehari-hari. Jadi, apabila ada anggota keluarga mengalami sakit
yang harus di rawat inap di rumah sakit, maka responden tidak memiliki biaya dan
akan meminjam kepada tetangganya. Dengan adanya bantuan dari koperasi maka
beban yang ditanggung oleh responden dapat berkurang.
Responden B kebutuhan utamanya adalah konsultasi teknis mengenai
permasalahan tentang penyakit ternak, penyebab turunnya kualitas susu. Hal ini
diduga responden memiliki jumlah ternak yang banyak dan menghasilkan susu sapi
49
yang banyak, sehingga apabila kualitas susu tidak memenuhi standard dan adanya
ternak yang mati karena penyakit maka kerugian yang ditanggung peternak sangat
besar.
Tabel 15. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi emphaty
Kategori Peternak No Dimensi Emphaty A B
A. Konsultasi teknis 2,42 3,33
B. Kesabaran pengurus dalam menghadapi protes anggota
2,08 2,50
C. Keramahan pengurus dalam melayani anggota 2,25 2,50
D Bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit
3,00 1,67
Urutan kebutuhan yang paling rendah kebutuhan responden A adalah
keramahan pengurus dalam melayani anggota hal ini disebabkan karena responden
hanya bertemu dengan pengurus satu bulan sekali dan dari awalnya pengurus adalah
ramah-ramah.
Urutan kebutuhan yang paling rendah kebutuhan responden B adalah bantuan
biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit.hal ini disebabkan responden telah
memiliki tabungan untuk hal ini sehingga ini tidak menjadi beban bagi responden.
6.2.2 Proses Evaluasi Kepuasan Anggota Koperasi
Kepuasan dan ketidakpuasan anggota merupakan perasaan senang atau
kecewa dari seseorang, tingkat kepuasan ini ditunjukkan oleh urutan tiap variabelnya.
Seperti yang telah dijelaskan di metode penelitian, perbedaan tingkat kepuasan
responden dilihat dari angka yang telah diberi rata-rata. Makin tinggi angka yang
ditunjukkan akan menunjukkan semakin tinggi urutan tingkat kepuasan yang
didapatkan oleh responden tersebut.
6.2.2.1 Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Tangible
Pada Tabel 16, menunjukkan responden A dan responden B memiliki urutan
kepuasan yang sama pada tiap atribut dimensi tangible. Walaupun sebelumnya tingkat
kebutuhan akan dimensi tangible berbeda, tetapi setelah menjadi anggota koperasi
mendapatkan kepuasan yang sama akan pelayanan dimensi tangible.
Responden A dan responden B merasa puas akan kerapihan dan penggunaan
pakaian seragam pengurus, karena pada KUD Mandiri Cipanas telah menerapkan
penggunaan pakaian seragam dan berpenampilan rapi oleh pengurus saat melakukan
50
pelayanan kepada anggota koperasi. Untuk atribut kebersihan ruangan responden juga
merasa puas karena KUD Mandiri Cipanas telah melakukan kebersihan ruangan
setiap pagi sehingga kebersihan ruangan selalu terjaga.
Atribut teknologi penunjang kegiatan koperasi responden A dan responden B
sudah merasa puas karena koperasi telah memiliki sarana usaha yang lengkap seperti
dua unit colling unit, laboratorium susu dan seperangkat peralatannya. Atribut
perlengkapan fasilitas koperasi responden juga sudah merasa puas karena KUD
Mandiri Cipanas memiliki truk pengangkut susu dan pakan, dua unit sepeda motor
untuk operasional petugas inseminasi buatan (IB) dan kesehatan hewan.
Atribut ketersediaan media informasi koperasi seperti koran, majalah
responden A merasa puas tetapi responden B merasa tidak puas akan atribut tersebut.
Pada KUD Mandiri Cipanas terdapat majalah dan koran koperasi tetapi majalah dan
koran tersebut tidak ada yang terbaru sehingga responden yang ingin mengetahui
bagaimana perkembangan koperasi di indonesia selalu ketinggalan informasi.
Responden A sudah merasa puas akan atribut tersebut karena rata-rata
pendidikannya adalah SD dan SMP sehingga minat baca dan belajar sangat rendah.
Responden B merasa tidak puas akan atribut tersebut karena rata-rata pendidikan SMP
dan SMA dan mereka sadar akan pentingnya berdiri koperasi sehingga selalu ingin
tahu bagaimana perkembangan koperasi saat ini. Menurut dari beberapa responden
setiap mau membaca majalah tidak ada yang terbaru, KUD Mandiri Cipanas hanya
terdapat majalah terbitan empat bulan yang lalu dan ada sampai terbitan satu tahun
yang lalu. Anggota koperasi tidak mengetahui perkembangan koperasi dan penyebab
harga susu menurun, ini akan memicu keluhan anggota kepada pengurus KUD
Mandiri Cipanas karena anggota tidak mengetahui apa penyebab terjadinya
penurunan harga susu.
Hasil analisis rata-rata dikuatkan dengan analisis statistik untuk melihat
perbedaan yang signifikan pada pelayanan dimensi tangible. Hasil analisis
menunjukkan responden A nilai z output lebih kecil dari statistik Tabel (|-
1,642|<|-1,645|) sehingga terima Ho, artinya responden A tidak terdapat perbedaan
yang signifikan akan pelayanan dimensi tangible antara sebelum dan sesudah masuk
menjadi anggota koperasi koperasi. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang diberikan
KUD Mandiri Cipanas kepada responden A sudah sesuai dengan kebutuhannya.
51
Hasil analisis statistik responden B menunjukkan nilai z output lebih besar dari
statistik Tabel (|-1,843|>|-1,645|) sehingga tolak Ho, artinya responden B terdapat
perbedaan yang signifikan akan pelayanan dimensi tangible antara sebelum dan
sesudah masuk menjadi anggota koperasi. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang
diberikan KUD Mandiri Cipanas kepada responden B belum sesuai dengan
kebutuhannya.
Tabel 16. Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Tangible Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas
Sebelum Sesudah No Dimensi Tangible
A B A B
1 Kerapihan dan pakaian seragam pengurus
3,75 3,16 3,70 3,50
2 Kebersihan ruang koperasi 3,33 2,83 3,38 3,17
3 Teknologi penunjang kegiatan koperasi seperti Colling Unit
2,58 2,66 2,58 3,33
4 Perlengkapan fasilitas koperasi seperti truk pengangkut susu dan pakan
3,20 2,50 3,25 3,00
5 Ketersediaan media informasi koperasi (koran, majalah)
2,04 3,66 2,08 2,21
Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa atribut yang belum memuaskan
bagi anggota koperasi yang memiliki ternak diatas 10 ekor adalah ketersediaan media
informasi mengenai koperasi. Hal ini perlu diperhatikan oleh pengurus koperasi.
Karena media informasi ini sangat penting untuk dapat menambah pengetahuan
anggota mengenai koperasi dan informasi perkembangan harga susu di Indonesia,
sehingga dapat meminimalkan keluhan anggota koperasi dan menyadarkan anggota
akan penting berdirinya sebuah koperasi.
6.2.2.2. Identifikasi Tingkat Kepuasan akan Pelayanan Dimensi Relebility
Pada Tabel 17 menunjukkan responden A dan responden B atribut bantuan
modal tidak puas akan pelayanan dimensi releability. Hal ini disebabkan jumlah
pinjaman yang dibutuhkan tidak sesuai dengan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas,
karena pengurus KUD Mandiri Cipanas membatasi jumlah pinjaman anggota,
52
pemberian pinjaman tergantung dari skala usaha yang dijalankan anggota.
Pembatasan jumlah pinjaman disebabkan terbatasnya dana yang dimiliki oleh
koperasi.
Modal yang dimiliki koperasi diperoleh dari anggota dan donasi, jumlah
modal yang dimiliki pada umumnya digunakan untuk menutupi biaya operasional,
sehingga modal untuk pinjaman anggota menjadi terbatas. KUD Mandiri Cipanas
pernah ditawarkan oleh pihak bank untuk diberikan pinjaman, namun pihak koperasi
menolak dengan pertimbangan bunga yang diberikan pihak bank terlalu tinggi.
Menurut pengurus koperasi, saat ini koperasi sangat berharap adanya bantuan modal
dari pemerintah.
Dilihat dari nilai rata-rata bahwa responden A (1,83) tingkat kepuasannya
lebih rendah dibandingkan dengan responden B (2,00). Hal ini disebabkan jumlah
pinjaman yang diberikan koperasi lebih besar diberikan kepada responden B. Menurut
pengurus koperasi penerapan pemberian pinjaman yang adil bagi responden A dengan
responden B telah pernah diterapkan, tetapi kebanyakan responden A tidak
menggunakan pinjaman modal untuk keperluan usahanya melainkan untuk
kepentingan di luar usaha beternak sapi perah, misalnya uang pinjaman digunakan
untuk membayar cicilan motor. Dengan terbatasnya pinjaman modal dari KUD
Mandiri Cipanas, maka pihak tengkulak memanfaatkan hal tersebut. Tengkulak
memberikan berapa pun pinjaman yang didinginkan oleh anggota, tetapi dengan
syarat anggota harus menjual susu kepada tengkulak.
Saat ini keadaan peternak mengalami kesulitan, disebabkan terjadinya
penurunan harga susu di tingkat Industri Peternakan Susu (IPS). Pihak IPS selalu
menyatakan kualitas susu dari peternak rendah, sehingga pihak IPS membeli susu
peternak dibawah harga standar. Pendapatan peternak saat ini tidak mencukupi
kebutuhan kehidupan sehari-hari sehingga banyak peternak mencari pekerjaan lain.
Peternak selalu berharap untuk mendapatkan bantuan modal dari pemerintah.
Tabel 17. Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Releability Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas
Sebelum Sesudah No Dimensi Releability A B A B
A. Ketersediaan input di koperasi seperti pakan ternak
3,38 3,41 4,08 3,51
53
B. Pinjaman modal 4,29 4,16 1,83 2,00 C. Penyuluhan teknis 2,29 2,17 2,88 2,50
D. Pembagian SHU tepat waktu
3,33 2,58 3,67 4,00
E. Keteraturan jadwal kerja koperasi
1,66 2,00 2,58 2,30
Berdasarkan Tabel 17, diketahui bahwa pelayanan akan ketersediaan input di
KUD Mandiri Cipanas responden A dan responden B sudah merasa puas, karena
koperasi selalu mempersiapkan persediaan pakan di gudang. Jadi pada saat responden
membutuhkan input, pengurus KUD Mandiri Cipanas mengantarkan input ke
anggotanya sehingga anggota tidak pernah mengalami kekurangan input dalam
melakukan beternak sapi perah.
Pelayanan akan penyuluhan teknis responden A dan responden B sudah
merasa puas karena peternak sudah memiliki pengalaman yang banyak tentang
beternak sapi perah. Pihak koperasi juga selalu mengarahkan para peternak bagaimana
cara melakukan pemerahan dan sterelisasi agar mutu susu tidak menjadi rusak. Pada
atiribut pembagian SHU tepat waktu responden A dan responden B sudah merasa
puas. Hal ini disebabkan koperasi melakukan pembagian SHU setiap tahunnya.
Hasil analisis rata-rata dikuatkan dengan analisis statistik untuk melihat
perbedaan yang signifikan pada pelayanan dimensi realibility. Hasil analisis statistik
responden A dan responden B menunjukkan nilai z output lebih besar dari statistik
Tabel (|-1,841|>|-1,645|) sehingga tolak Ho. Artinya responden A dan responden B
terdapat perbedaan yang signifikan akan pelayanan dimensi realibility antara sebelum
dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang
diberikan KUD Mandiri Cipanas dilihat dari dimensi realibility kepada responden A
dan responden B belum sesuai dengan kebutuhannya.
Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa atribut yang belum memuaskan
bagi anggota koperasi Adalah pinjaman modal. Hal ini perlu diperhatikan oleh
koperasi agar anggota koperasi dapat meningkatkan skala usaha. Apabila koperasi
tidak mau meminjam ke pihak bank, koperasi harus mencari solusi untuk dapat
memperoleh modal untuk dipinjamkan kepada anggota.
6.2.2.3. Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Responsiveness
Tabel 18 pada dasarnya responden A maupun responden B secara keseluruhan
urutan kepuasan akan pelayanan dimensi responsiveness yang didapatkan setelah
54
menjadi anggota koperasi sama. Tetapi dilihat dari masing-masing variabel akan
dimensi responsiveness, sebelum dan sesudah menjadi anggota koperasi memiliki
perbedaan yang nyata. Pada masing-masing variabel akan dimensi responsiveness
responden A dan responden B tidak puas dengan atribut pembayaran penjualan susu
yang cepat.
Tidak puasnya responden akan pelayanan pembayaran susu yang cepat
disebabkan KUD Mandiri Cipanas membayar susu dari peternak dilakukan satu kali
sebulan. Beternak sapi perah merupakan hasil pendapatan utama dari peternak,
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari peternak melakukan pinjaman ke
tengkulak. Akibat dari peminjaman ini, anggota menjual sebagian susu kepada
tengkulak tanpa sepengetahuan dari KUD Mandiri Cipanas. Hal ini sangat merugikan
bagi koperasi, jika ini dibiarkan secara terus-menerus akan mengakibatkan KUD
Mandiri Cipanas mengalami kebangkrutan. Peternak mengharapkan pembayaran susu
dilakukan paling lama sekali seminggu.
Dilihat dari Tabel 18, bahwa responden B (2,33) dengan responden A (3,29)
terdapat perbedaan tingkat kepuasan anggota koperasi akan pelayanan pembayaran
susu yang cepat. Hal ini disebabkan responden B membutuhkan modal yang banyak
dalam menjalankan usahanya. Atribut persyaratan yang mudah untuk mendapatkan
input dan modal responden A dan responden B sudah merasa puas akan pelayanan
tersebut. Hal ini diduga KUD Mandiri Cipanas selalu menyediakan pakan dan obat-
obatan di gudang koperasi. Jadi pada saat anggota membutuhkan input KUD Mandiri
Cipanas langsung mengantar input tersebut kepada anggota. Untuk persyaratan modal,
anggota mudah untuk memperolehnya dan waktu pencarian tidak membutuhkan
waktu yang lama.
55
Tabel 18. Identifikasi Tingkat Kepuasan akan Pelayanan Dimensi Responsiveness Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas
Sebelum Sesudah No Dimensi Responsiveness A B A B
A. Persyaratan yang mudah untuk mendapatkan input dan modal
3,54 3,30 4,16 3,50
B. Pembayaran penjualan susu yang cepat
4,16 4,50 3,29 2,33
C. Sanksi bagi anggota yang tidak mematuhi aturan
1,45 2,00 1,58 2,00
D. Pemberian informasi yang jelas
2,62 2,16 2,71 3,34
E. Respon aktif terhadap keluhan anggota
3,16 3,16 3,17 4,50
Atribut sanksi bagi anggota yang tidak mematuhi aturan responden sudah
merasa puas. Karena pada anggota KUD Mandiri Cipanas memiliki komitmen
bersama dan koperasi menerapkan bebas untuk masuk dan keluar menjadi anggota
koperasi tanpa ada ikatan. Jadi, tujuan utama bergabung ke koperasi agar
kesejahteraan anggota meningkat dan untuk mempermudah dalam menjalankan usaha
beternak sapi perah. Atribut respon aktif terhadap keluhan anggota responden sudah
merasa puas karena setiap responden mengeluh karena terdapatnya masalah pengurus
koperasi cepat menanggapi keluhan anggota.
Hasil analisis statistik responden A menunjukkan nilai z output lebih besar
dari statistik Tabel (|-1,841|>|1,645|), dan responden B menunjukkan nilai z output
lebih besar dari statistik Tabel (-1,648>-1,645) sehingga tolak Ho, yang artinya
responden A dan responden B terdapat perbedaan yang signifikan akan pelayanan
dimensi responsiveness antara sebelum dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi.
Hal ini berarti bahwa pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas dilihat dari
dimensi responsiveness kepada responden A dan responden B belum sesuai dengan
kebutuhannya.
Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa atribut yang belum memuaskan
bagi anggota koperasi adalah pembayaran penjualan susu yang cepat. Hal ini perlu
diperhatikan oleh koperasi agar anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan
kehidupannya sehari-hari tanpa meminjam dari tengkulak. Apabila koperasi tidak
mempertimbangkan hal tersebut diduga anggota koperasi akan menjual susunya ke
tengkulak, karena pihak tengkulak langsung membayar susu kepada anggota.
56
6.2.2.4. Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi assurance
Pada Tabel 19 menunjukkan urutan kepuasan yang sama pada responden A
dan responden B akan pelayanan kejujuran pengurus koperasi, pembagian SHU yang
adil dan keterampilan dan pengetahuan dari pengurus. Atribut kejujuran pengurus
koperasi sudah baik dan dapat memenuhi tingkat kebutuhan dari anggota. Selama ini
anggota menilai belum menemui kecurangan yang dilakukan oleh pengurus koperasi
yang terpilih saat ini.
Anggota puas atas kinerja pengurus koperasi yang selalu membagi SHU
secara adil yang dibagikan setiap tahun dengan jumlah yang tepat sesuai peran
anggota terhadap koperasi tanpa mendiskriminasi anggota. Untuk atribut keterampilan
dan pengetahuan pengurus responden sudah merasa puas karena setiap ada
permasalahan yang dihadapi dalam usaha beternak sapi perah, koperasi secara cepat
mencari solusi dan menanggulangi permasalahan tersebut.
Hasil analisis menunjukkan responden A nilai z output lebih kecil dari statistik
Tabel (|-1,342|<|-1,645|), dan responden B nilai Z output lebih kecil dari statistik
Tabel (|-1,00|<|1,645|) sehingga terima Ho, Artinya responden A dan responden B
tidak terdapat perbedaan yang signifikan akan pelayanan dimensi assurance antara
sebelum dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi. Hal ini berarti bahwa
pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas dilihat dari dimensi assurance
kepada responden A dan responden B sudah sesuai dengan kebutuhannya
Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa keseluruhan atribut sudah dapat
memuaskan bagi anggota koperasi. pelayanan akan dimensi assurance ini dapat
dipertahankan atau ditingkatkan oleh koperasi sehingga anggota dapat bertahan
menjadi anggota koperasi.
Tabel 19. Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi assurance Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas
No Dimensi Assurance Sebelum Sesudah A B A B
A. Kejujuran pengurus koperasi 1,46 1,50 1,54 1,50 B. Pembagian SHU yang adil 2,33 1,83 2,33 2,00
57
C. Keterampilan dan pengetahuan pengurus/karyawan
2,13 2,50 2,17 2,50
6.2.2.5 Identifikasi Kepuasan Anggota Akan Pelayanan Dimensi Emphaty
Pada Tabel 20 menunjukkan urutan kepuasan akan pelayanan dimensi
emphaty untuk responden A dan responden B mendapatkan kepuasan yang sama
secara berturut-turut yaitu kesabaran pengurus dalam menghadapi protes anggota dan
keramahan pengurus dalam melayani anggota. sedangkan untuk atribut pelayanan
konsultasi teknis dan bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit
terdapat perbedaan tingkat kepuasan antara responden A dan responden B.
Perbedaan tingkat kepuasan dikarenakan responden B mempunyai ternak yang
lebih banyak, sehingga responden lebih mengutamakan konsultasi teknis. Responden
puas akan pelayanan konsultasi teknis disebabkan KUD Mandiri Cipanas selalu
memberikan pengarahan kepada anggota yang mengalami suatu masalah atau
kesulitan dalam melakukan usahanya. Dimana pada saat anggota melakukan
konsultasi kepada koperasi, pengurus langsung menangani hal tersebut, sehingga
masalah ini tidak lama dibiarkan.
Responden A lebih puas akan pelayanan bantuan biaya rumah sakit apabila
anggota ada yang sakit. Hal ini disebabkan setiap ada anggota koperasi yang sakit dan
tidak mampu membayar biaya rumah sakit, pihak koperasi dan anggota lainnya
memberikan bantuan dana, sehingga anggota yang sakit tidak sulit untuk membayar
biaya rumah sakit.
Hasil analisis menunjukkan responden A nilai z output lebih kecil dari statistik
Tabel (|-1,633|<|-1,645|) dan responden B nilai z output lebih kecil dari statistik Tabel
(|-1,342|<|-1,645|) sehingga terima Ho. Artinya responden A dan responden B tidak
terdapat perbedaan yang signifikan akan pelayanan pada dimensi emphaty antara
sebelum dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi. Hal ini berarti bahwa
pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas dilihat dari dimensi emphaty kepada
responden A dan responden B sudah sesuai dengan kebutuhannya.
Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa keseluruhan atribut sudah dapat
memuaskan bagi anggota koperasi yang memiliki ternak. pelayanan akan dimensi
emphaty ini dapat dipertahankan atau ditingkatkan oleh koperasi sehingga anggota
dapat bertahan menjadi anggota koperasi.
58
Tabel 20. Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Emphaty Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas
Sebelum Sesudah No
Dimensi Emphaty A B A B
A. Konsultasi teknis 2,40 3,33 2,42 3,50
B. Kesabaran pengurus dalam menghadapi protes anggota
2,08 2,50 2,21 2,50
C. Keramahan pengurus dalam melayani anggota
2,25 2,50 2,29 2,50
D Bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit
3,00 1,67 3,13 1,83
6.3. Implikasi dari Penelitian
Berkembang dan tidaknya koperasi sangat bergantung terhadap partisipasi
anggota. Tingkat partisipasi yang tinggi menunjukkan tingkat loyalitas anggota yang
tinggi terhadap koperasi. Kedua hal tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat
pelayanan yang diterima anggota dari koperasi. Berdasarkan tinjauan diatas, maka
keefektifan pelayanan koperasi memegang peran yang penting untuk menjadi
keberlangsungan hidup suatu koperasi. hal tersebut juga terjadi pada KUD Mandiri
Cipanas.
Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas dibentuk untuk meningkatkan
pendapatan dan memberikan kemudahan dalam usaha beternak sapi perah bagi
anggotanya, dalam mencapai usaha tersebut maka KUD memberikan pelayanan
semaksimal mungkin kepada peternak, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan
peternak.
Dalam pemberian pelayanan KUD Mandiri Cipanas kepada anggotanya
terdapat beberapa atribut yang belum dapat memuaskan kebutuhan anggota. Pada
anggota koperasi A tidak puas akan pelayanan pinjaman modal dan pembayaran
penjualan susu yang cepat, sedangkan responden B tidak puas akan pelayanan
ketersedian media informasi, bantuan modal, pembayaran penjualan susu yang cepat.
Untuk atribut ketersediaan media informasi koperasi, anggota koperasi B tidak
puas akan pelayanan tersebut. Padahal dengan adanya media informasi ini dapat
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan anggota terhadap permasalahan-
permasalahan yang dihadapi koperasi. Maka dengan itu anggota akan sadar
permasalahan yang dihadapi oleh koperasi sehingga anggota tidak selalu mengeluh
59
dan dapat mencari solusi bersama dengan pengurus koperasi. Jadi alangkah lebih
baiknya jika koperasi menyediakan media informasi mengenai koperasi yang terbaru.
Atribut pelayanan pinjaman modal anggota koperasi A dan anggota koperasi B
tidak puas akan pelayanan tersebut. Modal merupakan yang diharapkan oleh peternak
untuk mengembangkan usahanya, ketidakpuasan akan pelayanan ini disebabkan
keuangan koperasi sangat terbatas sehingga bantuan modal yang diberikan kepada
anggota menjadi terbatas. Ketergantungan peternak pada bantuan modal dikarenakan
pendapatan peternak yang dihasilkan peternak hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, untuk membeli satu ekor sapi perah peternak B harus
menabung minimal satu tahun. Pada saat ini pemerintah telah mengurangi subsidi
atau bantuan modal kepada koperasi, ini menjadi masalah besar bagi Koperasi Unit
Desa Mandiri Cipanas, karena modal terbesar yang di peroleh berasal dari bantuan
pemerintah. Jadi untuk mempertahankan KUD Mandiri Cipanas pengurus dan
anggota harus bekerjasama untuk mencari solusi permasalahan ini.
Atribut pelayanan pembayaran penjualan susu yang cepat anggota koperasi A
dan anggota koperasi B tidak puas akan pelayanan tersebut. Untuk memenuhi
kebutuhan keluarga peternak berasal dari pendapatan beternak sapi perah. Koperasi
menerapkan pembayaran susu dilakukan satu kali sebulan, jadi dengan lamanya
pembayaran susu dapat mengakibatkan peternak tidak dapat memenuhi kebutuhan
keluarganya walaupun koperasi telah menerapkan kebijakan 25 persen susu dapat
dijual ke non koperasi. Maka dengan itu peternak akan menjual susu ke non koperasi
lebih dari 25 persen susu yang dihasilkan agar kebutuhan sehari-hari keluarganya
dapat terpenuhi. Hal ini menjadi masalah bagi koperasi apabila tidak diperhatikan,
diduga secara lambat laun peternak akan menjual semua susu yang dihasilkan ke non
koperasi. KUD Mandiri Cipanas harus merubah pola pembayaran susu kepada
peternak, pembayaran bisa dilakukan satu kali seminggu.
Meninjau hal-hal yang ditelah disebutkan diatas, peran pengurus koperasi
sangat diperlukan untuk meningkatkan pelayanan dan pembinaan kepada anggota
koperasi agar anggota lebih sadar sehingga anggota mau meningkatkan partisipasinya
kepada koperasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat tiga atribut pelayanan yang
tidak memuaskan anggota yaitu ketersediaan media informasi, bantuan modal,
pembayaran susu yang cepat. Pengurus koperasi sebaiknya melakukan pembinaan,
pengarahan dan diskusi kepada anggota koperasi baik pada saat harga susu tinggi,
60
stabil dan rendah agar dapat bertukar pikiran sehingga dapat memecahkan masalah
yang dihadapi oleh koperasi serta menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi
pada KUD Mandiri Cipanas.
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam penelitian, kesimpulan yang
diperoleh adalah:
1. Berdasarkan pengelompokkan responden yang memiliki ternak 2-5 ekor (kategori
A) dan responden yang memiliki ternak 11-14 ekor (Kategori B), dalam tahapan
pengambilan keputusan menjadi anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Perbedaan kebutuhan ini terdapat
pada pelayanan dimensi tangible yaitu responden A tingkat kebutuhan yang
paling tinggi adalah kerapihaan pengurus, sedangkan responden B tingkat
kebutuhan yang paling tinggi adalah ketersediaan media informasi koperasi.
Pelayanan dimensi Assurance yang responden A tingkat kebutuhan yang paling
tinggi adalah pembagian SHU yang adil, sedangkan responden B tingkat
kebutuhan yang paling tinggi adalah keterampilan dan pengetahuan pengurus
koperasi. Pelayanan akan dimensi emphaty responden A tingkat kebutuhan yang
paling tinggi adalah bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit,
dan responden B tingkat kebutuhan yang paling tinggi adalah konsultasi teknis.
2. Berdasarkan proses tahapan kepuasan anggota koperasi terhadap pelayanan
koperasi dilihat dari lima dimensi pelayanan bahwa pada dimensi tangible,
responden A sudah merasa puas akan pelayanan koperasi, sedangkan responden
B tidak puas akan ketersediaan media informasi koperasi. Pada dimensi
releability responden A dan responden B tidak puas akan pelayanan bantuan
modal dari koperasi. Pelayanan dimensi responsiveness responden A dan
responden B tidak puas akan pelayanan pembayaran penjualan susu yang cepat
oleh pihak koperasi kepada anggotanya.
7.2. Saran
1. Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara responden A
dengan responden B. perbedaan tersebut terdapat pada atribut dimensi tangible,
assurance, emphaty. Sehingga disarankan koperasi perlu memperhatikan tiap-tiap
kebutuhan anggota akan pelayanan koperasi.
2. Pada pengukuran tingkat kepuasan responden yang A tidak puas akan pelayanan
dimensi tangible yaitu ketersediaan media informasi koperasi, disarankan
koperasi menyediakan media informasi yang terbaru mengenai koperasi.
63
Alangkah lebih baik lagi jika media informasi koperasi seperti majalah diberikan
kepada anggota koperasi secara rutin. Pada dimensi releability dan dimensi
assurance anggota tidak puas akan pelayanan bantuan modal dan pembayaran
penjualan susu yang cepat. Ini perlu diperhatikan oleh koperasi sebab, apabila ini
tidak diatasi maka akan menyebabkan anggota tidak berpartisipasi aktif di
koperasi, sehingga anggota akan keluar dari koperasi. Jadi disarankan KUD
Mandiri Cipanas menerapkan prisip-prinsip dan nilai-nilai koperasi.
3. Untuk penelitian selanjutnya mengenai kepuasan anggota terhadap kualitas
pelayanan koperasi persusuan, sebaiknya menggunakan skala likert karena
metode yang digunakan pada penelitian ini belum didukung teori yang kuat dan
isi kuisoner lebih dikaitkan dengan pelayanan yang terkait dengan beternak sapi.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2000. Koperasi Mewujudkan Kebersamaan Dan Kesejahteraan: Menjawab Tantangan Global Dan Regionalisme Baru. http://www.ekonomirakyat.org/journal. [20 February 2009].
Bay S. 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan KUD Sialang Makmur Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian . Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Firman. 2007. Analisis Kinerja Usaha Ternak Sapi Perah Rakyat Pada Tiga Kondisi Usaha Koperasi/KUD Susu di Kabupaten Bandung. Di dalam Bahan Seminar Kinerja Usaha Peternakan Sapi Perah di Jawa Barat 4 Januari 2006. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bandung.
Hendrojogi. 1998. Azas-azas, Teori dan Praktek Koperasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Jasfar. 2005. Service Quality. Manajemen Usahawan-Lembaga Management FE.UI. Jakarta.
Julita. 2001. Menuju Kepuasan Pelanggan Melalui Penciptaan Kualitas Pelayanan Koperasi. http://www.manbisnis.tripod.com/ jurnal. [14 April 2009].
Kartasasmita G. 2007. Mewujudkan Demokrasi Ekonomi Dengan Koperasi. Disampaikan Pada Diskusi Nasional ICMI Bappenas Jakarta 27 Desember 2007. http://www.Ginandjar.Com [8 Maret 2009].
Kementrian Negara dan Koperasi. 2008. Perkembangan Kinerja Koperasi di Indonesia. http://www.Smecda.Com [15 April 2009].
Kementrian Koperasi dan UKM. 2009. Peringkat Jumlah Koperasi yang Berkualitas di Indonesia http://www.Smecda.Com [15 April 2009].
Munir. 1991. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Gramedia. Jakarta.
Nasution . 2008. Menjawab Kondisi Ekonomi Nasional. Penerbit PIP dan LPEK. Jakarta Selatan.
Palapa K. 2006. Evaluasi Kinerja Koperasi Puspa Anggrek di Kabupaten Tangerang. Skripsi. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pudjiastuti 1992. Partisipasi Anggota Sebagai Upaya Pencapaian Kemandirian Koperasi. http://www.educare.e-fkipunla.net/ jurnal. [14 Mei 2009]
65
Rusandi E. 2004. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Anggota Koperasi Karyawan Omedata (K2O) di PT Omedata Elektronic Bandung. [tesis]. Bandung: Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama Bandung.
Saputra I, . 2007. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Layanan Studi Kasus Bank Mandiri dan Bank BCA. Prosiding 21-22 Agustus 2007 Fakultas Ekonomi. Universitas Guna Darma. Depok.
Siagian. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
Lampiran 1.
KUISIONER PENELITIAN
Dengan Hormat, Saya yang bernama Leonardo Panjaitan, mahasiswa Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang sedang melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas”. Kuisioner ini merupakan bagian dari skripsi yang akan saya selesaikan. Semua informasi dari hasil kuisioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Tidak ada jawaban yang salah dalam menjawab kuisioner ini. Atas kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk : Isilah atau beri tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda paling sesuai
BAGIAN I
Identitas Responden Anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas
Umur : …………………………………..
Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Status pernikahan : ( ) Sudah menikah ( ) Belum menikah
Pendidikan terakhir : ( ) SD ( )SMP ( ) SMA ( ) Diploma ( ) S1/S2/S3 Pekerjaan Lain : ( ) Pegawai Swasta ( ) Wiraswasta ( ) Pegawai Negeri ( ) Tidak Bekerja /Ibu Rumah Tangga Pendapatan per Bulan (Rp) : …………………………………
Jumlah Ternak yang Dimiliki : ………………………………....
Lama usaha Peternakan : …………………………………
BAGIAN II
67
1. Pengenalan Kebutuhan
1.1 Dimensi Tangible (bukti Fisik) Mohon di isi dengan cara mengurutkan kebutuhan yang paling penting menurut anda sesuai dengan kebutuhan relatif satu sama lain (A-E), urutkan dengan memberikan angka (1-5)
No Dimensi Tangible Urutan Tingkat Kebutuhan Relatif (dalam angka )
A. Kerapihan dan pakaian seragam pengurus B. Kebersihan ruang koperasi
C. Teknologi penunjang kegiatan koperasi seperti colling unit
D. Perlengkapan fasilitas koperasi seperti truk pengangkut susu dan pakan
E. Ketersediaan media informasi koperasi (koran, majalah)
1.2 Dimensi Releability (Kehandalan memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya)
Mohon di isi dengan cara mengurutkan kebutuhan yang paling penting menurut anda sesuai dengan kebutuhan relatif satu sama lain (A-E), urutkan dengan memberikan angka (1-5)
No Dimensi Reability Urutan Tingkat Kebutuhan Relatif (dalam angka )
A. Ketersediaan input di koperasi seperti pakan ternak
B. Pinjaman modal C. Penyuluhan teknis D. Pembagian SHU tepat waktu E. Keteraturan jadwal kerja koperasi
1.3 Dimensi Responsiveness (ketanggapan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat)
Mohon di isi dengan cara mengurutkan kebutuhan yang paling penting menurut anda sesuai dengan kebutuhan relatif satu sama lain (A-E), urutkan dengan memberikan angka (1-5)
No Dimensi Responsiveness Urutan Tingkat Kebutuhan Relatif (dalam angka )
A. Persyaratan yang mudah untuk mendapatkan input dan modal
B. Pembayaran penjualan susu yang cepat
C. Sangsi bagi anggota yang tidak mematuhi aturan
D. Pemberian informasi yang jelas E. Respon aktif terhadap keluhan anggota
1.4 Dimensi Assurance (Jaminan, kepastian dan keramahan pengurus untuk menumbuhkan rasa percaya kepada anggota)
68
Mohon di isi dengan cara mengurutkan kebutuhan yang paling penting menurut anda sesuai dengan kebutuhan relatif satu sama lain (A-D), urutkan dengan memberikan angka (1-3)
No Dimensi Assurance Urutan Tingkat Kebutuhan Relatif (dalam angka )
A. Kejujuran pengurus koperasi B. Pembagian SHU yang adil
C. Keterampilan dan pengetahuan pengurus/karyawan
1.5 Dimensi Emphaty (perhatian bersifat pribadi kepada anggota) Mohon di isi dengan cara mengurutkan kebutuhan yang paling penting menurut anda sesuai dengan kebutuhan relatif satu sama lain (A-C), urutkan dengan memberikan angka (1-4)
No Dimensi Emphaty Urutan Tingkat Kebutuhan Relatif (dalam angka )
A. Konsultasi teknis
B. Kesabaran pengurus dalam menghadapi protes anggota
C. Keramahan pengurus dalam melayani anggota
D Bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit
2. Evaluasi Pelayanan
2.1 Dimensi Tangible (bukti Fisik) Urutkan tingkat kepuasan yang anda dapatkan pada pelayanan koperasi relatif satu sama lainnya. Urutkan dengan memberikan angka (1-5)
No Dimensi Tangible Urutan Tingkat Kepuasan Relatif (dalam angka )
A. Kerapihan pengurus B. Kebersihan Ruang Koperasi
C. Teknologi Penunjang Kegiatan Koperasi seperti colling unit
D. Perlengkapan Fasilitas Koperasi seperti truk pengangkut susu dan pakan
E. Ketersediaan media informasi koperasi (koran, majalah koperasi)
2.2 Dimensi Releability (Kehandalan memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya) Urutkan tingkat kepuasan yang anda dapatkan pada pelayanan koperasi relatif satu sama lainnya. Urutkan dengan memberikan angka (1-5)
No Dimensi Releability Urutan Tingkat Kepuasan Relatif
69
(dalam angka )
A. Ketersediaan input di koperasi seperti pakan ternak
B. Pinjaman modal C. Penyuluhan teknis D. Pembagian SHU tepat waktu E. Keteraturan jadwal kerja koperasi
2.3 Dimensi Responsiveness (ketanggapan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat)
Urutkan tingkat kepuasan yang anda dapatkan pada pelayanan koperasi relatif satu sama lainnya. Urutkan dengan memberikan angka (1-5)
No Dimensi Responsiveness Urutan Tingkat Kepuasan Relatif (dalam angka )
A. Persyaratan yang mudah untuk mendapatkan input dan modal
B. Pembayaran penjualan susu yang cepat
C. Sangsi bagi anggota yang tidak mematuhi aturan
D. Pemberian informasi yang jelas
E. Respon aktif terhadap keluhan anggota
2.4 Dimensi Assurance (Jaminan, kepastian dan keramahan pengurus untuk
menumbuhkan rasa percaya kepada anggota) Urutkan tingkat kepuasan yang anda dapatkan pada pelayanan koperasi relatif satu sama lainnya. Urutkan dengan memberikan angka (1-3)
No Dimensi Assurance Urutan Tingkat Kepuasan Relatif (dalam angka )
A. Kejujuran pengurus koperasi B. Pembagian SHU yang adil
C. Keterampilan dan pengetahuan pengurus/karyawan
2.5 Dimensi Emphaty (perhatian bersifat pribadi kepada anggota) Urutkan tingkat kepuasan yang anda dapatkan pada pelayanan koperasi relatif satu sama lainnya. Urutkan dengan memberikan angka (1-4)
No Dimensi Emphaty Urutan Tingkat Kepuasan Relatif (dalam angka )
A. Konsultasi teknis B. Kesabaran pengurus dalam
70
menghadapi protes anggota
C. Keramahan pengurus dalam melayani anggota
D Bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit
TERIMAKASIH ATAS KESEDIAAN ANDA UNTUK MENGISI KUISIONER INI
Lampiran 2 . Hasil Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Responden Menurut pengelompokkan jumlah ternak 2-5 ekor (Kategori
A)
responden TANGIBLE RELEABILITY RESPONSIVENESS ASSURANCE EMPHATY A B C D E A B C D E A B C D E A B C A B C D 1 4 5 2 3 1 2 5 3 4 1 4 5 1 2 3 1 2 3 3 2 1 4 2 5 3 2 4 1 5 4 3 2 1 3 5 1 2 4 1 3 2 4 2 1 3 3 3 4 1 5 2 4 5 2 3 1 2 5 3 4 1 1 3 2 3 1 2 4 4 2 4 3 5 1 4 5 1 3 2 5 3 2 4 1 2 3 1 3 2 1 4 5 3 5 3 1 2 3 4 1 5 2 5 4 1 3 2 1 2 3 1 2 3 4 6 4 3 2 5 1 5 3 2 4 1 3 5 2 4 1 3 2 1 1 4 3 2 7 5 4 2 1 3 2 5 3 4 1 2 5 1 3 4 2 1 3 2 1 4 3 8 3 5 2 4 1 5 4 3 1 2 4 3 1 2 5 1 2 3 4 2 1 3 9 5 4 3 2 1 4 3 1 5 2 4 3 1 2 5 2 1 3 1 4 3 2 10 2 4 1 3 5 4 5 1 2 3 3 5 1 2 4 1 3 2 4 1 2 3 11 5 2 4 1 3 3 5 2 4 1 5 4 1 2 3 1 3 2 2 1 3 4 12 4 3 1 5 2 5 3 1 4 2 4 5 1 2 3 1 2 3 3 4 2 1 13 4 5 1 2 3 2 4 3 5 1 5 4 2 1 2 1 3 2 4 3 1 2 14 2 1 3 5 4 3 4 5 2 1 3 2 1 3 5 2 1 3 4 1 2 3 15 3 4 2 5 1 4 5 1 3 2 4 5 2 1 3 3 2 1 2 3 1 4 16 3 5 4 2 1 5 3 1 2 4 5 3 1 4 2 2 3 1 1 3 4 2 17 3 1 5 4 2 3 5 2 4 1 4 5 1 2 3 2 3 1 2 3 1 4 18 2 5 3 4 1 2 5 4 3 1 4 5 1 3 2 1 3 2 2 4 3 1 19 4 2 4 5 1 4 5 1 3 2 3 4 1 2 5 2 1 3 3 2 4 1 20 1 4 5 2 1 3 2 5 3 4 3 5 2 1 4 1 2 3 1 2 3 4 21 4 5 2 3 1 2 5 3 4 1 2 3 1 4 5 1 2 3 3 2 1 4 22 4 3 2 1 5 5 3 1 4 2 2 4 3 5 1 2 3 1 3 2 1 4 23 3 5 2 4 1 4 5 2 3 1 4 3 1 2 5 2 3 1 3 1 4 2 24 2 4 3 1 5 2 5 4 3 1 2 5 1 5 3 1 3 2 1 2 3 4 total 80 90 58 77 49 97 102 55 80 40 78 100 33 65 76 35 56 51 58 50 54 72 Rata-rata 3,33 3,75 2,41 3,21 2,04 4,04 4,25 2,23 3,33 1,67 3,54 4,16 1,45 2,62 3,16 1,46 2,33 2,13 2,42 2,08 2,25 3,00
72
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Tingkat kepuasan Responden Menurut pengelompokkan jumlah ternak 2-5 ekor (Kategori A)
Responden TANGIBLE RELEABILITY RESPONSIVENESS ASSURANCE EMPHATY A B C D E A B C D E A B C D E A B C A B C D 1 4 5 1 2 3 5 1 4 3 2 4 5 1 2 3 1 2 3 2 3 4 1 2 5 3 1 2 4 5 1 2 4 3 5 3 2 1 4 2 3 1 3 2 1 4 3 5 4 2 3 1 5 2 3 4 1 5 4 1 2 3 1 3 2 1 3 2 4 4 5 3 4 1 2 4 2 1 5 3 4 2 1 3 5 2 1 3 1 2 4 3 5 3 1 5 4 2 4 3 2 5 1 3 5 2 4 1 1 3 2 4 1 3 1 6 2 5 1 4 3 3 1 3 5 4 2 3 1 4 5 1 3 2 2 1 4 3 7 5 4 2 3 1 4 1 2 5 3 4 5 3 1 2 1 2 3 3 2 4 1 8 2 3 4 5 1 2 5 1 3 4 4 3 1 2 5 3 2 1 4 1 2 3 9 4 5 2 3 1 3 2 4 5 1 5 4 1 2 3 2 3 1 1 2 3 4 10 3 5 4 2 1 5 1 2 3 4 4 3 1 5 2 1 2 3 1 3 2 4 11 1 4 3 5 2 4 3 5 2 1 4 5 2 1 3 2 1 3 2 3 1 4 12 2 4 3 5 1 4 3 2 1 5 4 5 2 1 3 1 3 2 2 4 1 3 13 2 5 3 4 1 2 3 1 4 5 5 2 1 3 4 1 2 3 3 2 1 4 14 4 2 1 3 5 5 2 4 3 1 5 2 1 3 4 1 3 2 1 3 4 2 15 3 2 1 5 4 3 1 5 4 2 5 4 1 2 3 2 1 3 4 1 2 3 16 4 3 1 2 5 5 2 4 3 1 4 3 2 5 1 1 3 2 1 4 3 4 17 5 4 2 3 1 4 1 5 3 2 3 4 2 1 5 1 2 3 3 2 1 4 18 2 3 4 5 1 3 1 2 4 5 5 3 2 4 1 2 3 1 4 1 2 3 19 1 3 2 4 5 5 3 1 4 2 3 1 1 4 5 1 2 3 4 3 1 2 20 2 5 1 4 3 4 1 5 3 2 5 4 1 3 2 2 3 1 3 2 1 4 21 5 4 3 1 2 3 2 1 4 5 5 3 2 4 1 1 2 3 2 3 1 4 22 4 5 1 2 3 4 1 2 5 3 5 1 1 2 4 2 3 1 3 2 1 4 23 3 5 4 2 1 3 2 5 4 1 2 1 3 4 5 2 3 1 3 1 4 2 24 5 4 3 2 1 5 2 3 4 1 5 4 1 2 2 3 1 2 1 2 3 4 total 81 91 62 78 50 98 44 69 88 62 100 79 38 65 76 37 56 52 58 53 55 75 Rata-rata 3,38 3,79 2,58 3,25 2,08 4,08 1,83 2,88 3,67 2,58 4,16 3,29 1,58 2,71 3,17 1,54 2,33 2,17 2,42 2,21 2,29 3,13
73
LAMPIRAN 4. Hasil Perhitungan Pengenalan Kebutuhan responden Menurut pengelompokkan jumlah ternak 11-14 ekor (Kategori B)
TANGIBLE RELEABILITY RESPONSIVENESS ASSURANCE EMPHATY Responden
A B C D E A B C D E A B C D E A B C A B C D 1 1 2 3 4 5 5 3 4 2 1 4 5 2 3 1 1 2 3 4 2 3 1 2 4 1 5 2 3 3 5 3 2 1 3 4 1 5 2 2 1 3 3 4 1 2 3 4 3 1 2 5 5 3 2 4 1 2 5 3 4 1 1 3 2 4 1 2 3 4 5 3 2 1 4 2 5 1 3 4 5 4 1 2 3 1 2 3 2 3 4 1 5 3 4 1 5 2 4 5 2 1 3 5 4 1 2 3 3 1 2 3 2 4 1 6 2 3 5 1 4 5 4 1 3 2 1 5 4 3 2 1 3 2 4 3 1 2 total 19 17 16 15 22 19 25 13 15 12 20 26 11 19 13 9 11 15 20 15 15 10 Rata-rata 3,16 2,83 2,66 2,5 3,66 3,16 4,16 2,17 2,58 2,00 3,33 4,50 2,00 3,16 2,16 1,5 1,83 2,5 3,33 2,5 2,5 1,67
LAMPIRAN 5. Hasil Perhitungan tingkat kepuasan responden Menurut pengelompokkan jumlah ternak 11-14 ekor (Kategori B)
responden TANGIBLE RELEABILITY RESPONSIVENESS ASSURANCE EMPHATY A B C D E A B C D E A B C D E A B C A B C D 1 3 4 2 5 1 4 1 3 5 2 5 2 1 4 3 1 2 3 4 3 2 1 2 2 1 5 4 3 5 3 1 4 2 2 3 4 1 5 1 2 3 4 3 2 1 3 5 4 3 1 2 3 2 4 5 1 5 1 2 3 4 2 1 3 3 1 4 2 4 4 3 5 2 1 3 1 5 4 2 1 2 3 5 4 1 3 2 3 2 1 4 5 3 5 4 1 2 4 2 1 3 5 2 3 1 4 5 3 2 1 4 2 1 3 6 2 4 1 5 3 2 4 1 3 2 4 2 1 3 5 1 2 3 3 4 2 1 total 19 21 20 18 12 21 12 15 24 14 21 14 12 20 27 9 12 15 21 15 15 11 Rata-rata 3,16 3,50 3,4 3 2,0 3,50 2,00 2,5 4 2,33 3,5 2,33 2 3,34 4,5 1,5 2 2,5 3,5 2,5 2,5 1,83
Lampiran 6. Hasil Output Analisis Wilcoxon A. Dimensi tangible
1. 2-5 ekor ternak
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 0(a) .00 .00 Positive Ranks 4(b) 2.50 10.00 Ties 1(c)
SESUDAH - SEBELUM
Total 5
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH = SEBELUM Test Statistics(b)
SESUDAH - SEBELUM
Z -1.642(a) Asymptotic Significance (2-tailed) .113
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test
2. 11-14 ekor
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 1(a) 5.00 5.00 Positive Ranks 4(b) 2.50 10.00 Ties 0(c)
SESUDAH - SEBELUM
Total 5
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH = SEBELUM Test Statistics(b)
SESUDAH - SEBELUM
Z -1.843(a) Asymptotic Significance (2-tailed) .064
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test
B. Dimensi Releability
1. 2-5 ekor
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 1(a) 5.00 5.00 Positive Ranks 4(b) 2.50 10.00 Ties 0(c)
SESUDAH - SEBELUM
Total 5
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH = SEBELUM Test Statistics(b)
SESUDAH - SEBELUM
Z -1.841(a) Asymptotic Significance (2-tailed) .066
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test
2. 11-14 ekor Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 1(a) 5.00 5.00 Positive Ranks 4(b) 2.50 10.00 Ties 0(c)
SESUDAH - SEBELUM
Total 5
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH = SEBELUM Test Statistics(b)
SESUDAH - SEBELUM
Z -1.841(a) Asymptotic Significance (2-tailed) .066
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test
C. Dimensi Responsiveness
1. 2-5 ekor
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 1(a) 5.00 5.00 Positive Ranks 4(b) 2.50 10.00 Ties 0(c)
SESUDAH - SEBELUM
Total 5
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH = SEBELUM Test Statistics(b)
SESUDAH - SEBELUM
Z -1.841(a) Asymptotic Significance (2-tailed) .066
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test
2. 11-14 ekor
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 1(a) 4.00 4.00 Positive Ranks 3(b) 2.00 6.00 Ties 1(c)
SESUDAH - SEBELUM
Total 5
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH = SEBELUM Test Statistics(b)
SESUDAH - SEBELUM
Z -1.648(a) Asymptotic Significance (2-tailed) .095
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test
D. Dimensi Assurance
1. 2-5 ekor Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 0(a) .00 .00 Positive Ranks 2(b) 1.50 3.00 Ties 1(c)
SESUDAH - SEBELUM
Total 3
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH = SEBELUM Test Statistics(b)
SESUDAH – SEBELUM
Z -1.342(a) Asymptotic Significance (2-tailed) .180
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test
2. 11-14 ekor
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 0(a) .00 .00 Positive Ranks 1(b) 1.00 1.00 Ties 2(c)
SESUDAH - SEBELUM
Total 3
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH = SEBELUM Test Statistics(b)
SESUDAH – SEBELUM
Z -1.000(a) Asymptotic Significance (2-tailed) .317
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test
E. Dimensi Emphaty
1. 2-5 ekor
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 0(a) .00 .00 Positive Ranks 3(b) 2.00 6.00 Ties 1(c)
SESUDAH - SEBELUM
Total 4
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH = SEBELUM Test Statistics(b)
SESUDAH - SEBELUM
Z -1.633(a) Asymptotic Significance (2-tailed) .102
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test
2. 11-14 ekor Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 0(a) .00 .00 Positive Ranks 2(b) 1.50 3.00 Ties 2(c)
SESUDAH - SEBELUM
Total 4
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH = SEBELUM Test Statistics(b)
SESUDAH - SEBELUM
Z -1.342(a) Asymptotic Significance (2-tailed) .180
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test