analisis willingness to pay pendaki terhadap … · dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi...

103
BAYU WINDIHARTO PUTRO ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP PELESTARIAN JALUR PENDAKIAN CEMORO KANDANG DI WANA WISATA PUNCAK LAWU, JAWA TENGAH DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: buianh

Post on 19-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

BAYU WINDIHARTO PUTRO

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP

PELESTARIAN JALUR PENDAKIAN CEMORO KANDANG

DI WANA WISATA PUNCAK LAWU, JAWA TENGAH

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata
Page 3: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to

Pay Pendaki terhadap Pelestarian Jalur Pendakian Cemoro Kandang di Wana

Wisata Puncak Lawu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Bayu Windiharto Putro

NIM H44100008

Page 4: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

ABSTRAK

BAYU WINDIHARTO PUTRO. Analisis Willingness to Pay Pendaki

terhadap Pelestarian Jalur Pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata

Puncak Lawu, Jawa Tengah. Dibimbing oleh AKHMAD FAUZI dan ASTI

ISTIQOMAH.

Wana Wisata Puncak Lawu adalah objek wisata pendakian gunung

yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan memiliki jalur

pendakian bernama Cemoro Kandang. Dampak negatif aktivitas pendakian

seperti pembuangan sampah, penebangan pohon/ranting, dan Kelalaian

pendaki dalam mematikan sisa api unggun dapat mengancam kelestarian

jalur pendakian Cemoro Kandang. Upaya pelestarian harus dilakukan untuk

menjaga kelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang. Nilai

Willingness to Pay (WTP) dapat menjadi rekomendasi bagi pengelola

sebagai dana pelestarian jalur pendakian. Penelitian ini bertujuan untuk

mengkaji persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan di jalur pendakian

Cemoro Kandang, mengestimasi besarnya WTP maksimum terhadap

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang dan mengidentifikasi faktor-

faktor yang mempengaruhinya. Hasil menunjukkan bahwa responden sangat

setuju jika jalur pendakian kotor karena sampah. Responden setuju jika

vegetasi di sekitar jalur pendakian mengalami kerusakan, namun responden

tidak setuju jika kondisi air dan udara di jalur pendakian telah tercemar.

Nilai rataan WTP maksimum pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang adalah sebesar Rp 9 354.29 untuk perhitungan dengan

regresi logit dan Rp 9 125 dengan metode Turnbull. Nilai WTP juga

menunjukkan non use value seperti nilai keberadaan dan nilai warisan dari

Wana Wisata Puncak Lawu, serta nilai kebahagiaan pendaki. Adapun faktor

yang mempengaruhi nilai WTP maksimum untuk pelestarian jalur

pendakian Cemoro Kandang adalah nilai penawaran, pendapatan, biaya

kunjungan dan persepsi kualitas lingkungan.

Kata Kunci: jalur pendakian, pelestarian, Wana Wisata Puncak Lawu,

Willingness to Pay

Page 5: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

ABSTRACT

BAYU WINDIHARTO PUTRO. The Analysis of Willingness to Pay of

Hikers towards The Preservation Cemoro Kandang Hiking Path at Lawu

Forest Tourism, Central Java. Supervised by AKHMAD FAUZI and ASTI

ISTIQOMAH.

Lawu forest tourism is a mountaineering tourism object located in

Karanganyar, Central Java which has hiking path named Cemoro Kandang.

The negative impact of hiking activities such as littering, cutting of

trees/branches, and ignorance of hikers to extinguish the campfire may

threaten the preservation of Cemoro Kandang hiking path. The effort of

preservation should be made to preserve the environment Cemoro Kandang

hiking path. The value of Willingness to Pay (WTP) could be made as

recommendation to the managers for the preservation fund. The objective of

this research is to assess the perception of the hikers about the environment

quality of Cemoro Kandang hiking path, to estimate the value of maximum

WTP towards the preservation of Cemoro Kandang hiking path and to

identify the factors that influence it. The result of research is respondents

strongly agree that hiking path are cause by dirty garbages. Respondents

agree that the vegetations around hiking path were damaged, but the

respondents disagree that the air and water condition around the hiking

path has been polluted. The average value of maximum WTP for the

preservation of cemoro Kandang hiking path are Rp 9 354.29 using

regression logistic and Rp 9 125 using Turnbull methods. The value of WTP

is also the non-use value such as existence value of Lawu Forest Tourism,

bequest value of Lawu Forest Tourism, and enjoyment value of hikers. The

factors affecting the value of maximum WTP for the preservation of Cemoro

Kandang hiking path are the value of the bid, revenue, cost of the visit and

the perception of environmental quality.

Key words: hiking path, Lawu Forest Tourism, preservation, Willingness to

Pay

Page 6: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata
Page 7: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

BAYU WINDIHARTO PUTRO

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP

PELESTARIAN JALUR PENDAKIAN CEMORO KANDANG

DI WANA WISATA PUNCAK LAWU, JAWA TENGAH

Page 8: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata
Page 9: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

Judul Skripsi: Analisis Willingness to Pay Pendaki terhadap Pelestarian

Jalur Pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata Puncak

Lawu, Jawa Tengah

Nama : Bayu Windiharto Putro

NIM : H44100008

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc

Pembimbing I

Asti Istiqomah, S.P, M.Si

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata
Page 11: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala

atas segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Judul skripsi ini adalah “Analisis

Willingness to Pay Pendaki terhadap pelestarian Jalur Pendakian Cemoro

Kandang di Wana Wisata Puncak Lawu, Jawa Tengah”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua tercinta yaitu Bapak

Un. Sugihartono dan Ibu Sri Winarni serta seluruh keluarga atas doa dan

dukungannya. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir, Akhmad Fauzi,

M.Sc dan Ibu Asti Istiqomah, S.P, M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan motivasi

dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini selesai. Terima kasih kepada

Ibu Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc dan Bapak Novindra, S.P, M.Si selaku

dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan

skripsi ini.

Terima kasih kepada seluruh pihak di Kesatuan Bisnis Mandiri

(KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya (JLPL) Perhutani Unit 1

Jawa Tengah, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Surakarta, organisasi Anak

Gunung Lawu (AGL) dan pendaki Gunung Lawu yang telah bersedia

membantu penulis untuk memberikan data dan informasi terkait penelitian

yang dilakukan. Terima kasih kepada teman-teman Perkumpulan Pecinta

Alam (PUALAM) dan SAR HIMALAWU Sragen yang membantu proses

penelitian ini. Terima kasih juga kepada seluruh keluarga besar ESL 47

yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik penulis terima. Semoga skripsi

ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Bayu Windiharto Putro

Page 12: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata
Page 13: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... … 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 8

2.1 Pengertian Pariwisata dan Dampak Pariwisata ........................................... 8

2.2 Konsep Ekowisata, Wisata Alam, dan Wisata Minat Khusus

Pendakian Gunung ..................................................................................... 9

2.3 Pengelolaan Wana Wisata ......................................................................... 10

2.4 Konsep Sustainable Tourism .................................................................... 12

2.5 Konsep Contingent Valuation Method ...................................................... 13

2.6 Willingness to Pay ..................................................................................... 14

2.7 Dichotomous Choice CVM ....................................................................... 15

2.8 Model Regresi Logistik ............................................................................. 17

2.9 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 20

III. KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................... 23

IV. METODE PENELITIAN ................................................................................ 26

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 26

4.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 26

4.3 Metode Pengambilan Sampel ................................................................... 26

4.4 Metode dan Prosedur Analisis .................................................................. 27

4.4.1 Analisis Deskriptif mengenai Persepsi Pendaki terhadap

Kualitas Lingkungan di Jalur Pendakian Cemoro Kandang ........... 27

4.4.2 Analisis Willingness To Pay (WTP) maksimum Pendaki

terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang

Page 14: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

x

dan faktor-faktor yang mempengaruhinya ..................................... 28

V. GAMBARAN UMUM ................................................................................... 35

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 35

5.2 Karekteristik Pendaki di Wana Wisata Puncak Lawu .............................. 37

5.3 Kondisi Lingkungan dan Pola Pendakian ................................................ 39

VI. PERSEPSI PENDAKI TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN

DI JALUR PENDAKIAN CEMORO KANDANG ....................................... 42

VII. WILLINGNESS TO PAY MAKSIMUM PENDAKI TERHADAP

PELESTARIAN JALUR PENDAKIAN CEMORO KANDANG DAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA ................................ 48

7.1 Perhitungan WTP dengan Model Logit .................................................... 50

7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar Maksimum

Pendaki Terhadap Pelestarian Jalur Pendakian Cemoro Kandang .......... 51

7.3 Perhitungan WTP dengan Metode Non-Parametrik Turnbull .................. 54

7.4 Mekanisme Pembayaran dan Penggunaan Dana Pelestarian Jalur

Pendakian Cemoro Kandang ..................................................................... 57

VIII. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 60

9.1 Simpulan ................................................................................................ 60

9.2 Saran ....................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 62

LAMPIRAN .......................................................................................................... 66

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 84

Page 15: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

xi

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Jumlah pendaki di jalur pendakian Cemoro

Kandang tahun 2008-2013 ................................................................................ 4

2. Penelitian terdahulu ........................................................................................ 22

3. Matriks model analisis data ............................................................................ 27

4. Karakteristik responden di jalur pendakian Cemoro Kandang ....................... 38

5. Jenis sampah yang dibuang di jalur pendakian Cemoro Kandang pada bulan

Maret-Mei 2014 .............................................................................................. 40

6. Penebangan ranting/pohon di jalur pendakian Cemoro Kandang pada bulan

Maret-Mei 2014 .............................................................................................. 40

7. Persepsi responden terhadap kualitas lingkungan jalur pendakian ................. 43

8. Persepsi responden terhadap dampak negatif aktivitas pendakian ................. 45

9. Hasil analisis regresi logistik dengan software Minitab 15 ............................ 51

10. Perhitungan rataan WTP (monotonically increasing)

dengan metode Turnbull ................................................................................. 55

11. Besar WTP maksimum pendaki ...................................................................... 56

Page 16: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

xii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Gambar transformasi logit .............................................................................. 18

2. Diagram alur kerangka berfirkir ..................................................................... 25

3. Struktur elisitasi untuk single bounded dichotomous choice ......................... 31

4. Peta lokasi Wana Wisata Puncak Lawu ......................................................... 35

5. Peta jalur pendakian Cemoro Kandang .......................................................... 37

6. Skor penilaian persepsi kualitas vegetasi ....................................................... 43

7. Skor penilaian persepsi kondisi air di mata air ............................................... 44

8. Skor penilaian persepsi kualitas udara di jalur pendakian ............................. 44

9. Skor penilaian persepsi jalur pendakian kotor karena sampah ....................... 45

10 Skor penilaian persepsi kelalaian pendaki mematikan sisa api unggun ......... 46

11. Skor penilaian persepsi terhadap penebangan pohon/ranting ........................ 46

12. Skor penilaian persepsi perilaku membuang sampah ..................................... 47

13. Hasil struktur elisitasi model single-bounded DC-CVM ............................... 49

14. Skema rencana pembayaran dan penggunaan WTP pelestarian .................... 58

Page 17: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuisioner penelitan ......................................................................................... 67

2. Perhitungan Skala Likert ................................................................................ 75

3. Hasil olahan Minitab ...................................................................................... 77

4. Perhitungan WTP model logit........................................................................ 78

5. Perhitungan metode Turnbull ........................................................................ 79

6. Data responden pendaki ................................................................................. 80

7. Dokumentasi .................................................................................................. 82

Page 18: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata
Page 19: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan sektor yang berperan penting dalam pembangunan

nasional. Pariwisata juga menjadi penyumbang devisa yang cukup besar bagi

negara. Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik

Indonesia menunjukkan nilai devisa dari sektor pariwisata pada tahun 2009

sampai 2011 mengalami peningkatan sebesar 2 256.41 juta USD (Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2012). Pariwisata juga memberikan kontribusi

besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja di

Indonesia. Data dari World Travel and Tourism Council (WTTC) menunjukkan

bahwa pada 2013 pariwisata mampu berkontribusi secara langsung terhadap PDB

Indonesia sebesar 3.10 persen. Sektor pariwisata juga menyediakan lapangan

pekerjaan sebesar 3 042 500 pada tahun 2013 (WTTC 2014).

Pariwisata mampu mempercepat proses pembangunan nasional, karena

pariwisata menghasilkan devisa bagi negara, memperluas lapangan kerja,

mempercepat pemerataan pendapatan, meningkatkan penerimaan pajak negara,

dan meningkatkan pendapatan nasional. Pariwisata juga mampu mendorong dan

menggerakan sektor-sektor ekonomi lainnya (Yoeti 2008). Perum Perhutani

sebagai perusahaan umum kehutanan negara yang memiliki wewenang dalam

mengelola pariwisata alam juga mengoptimalkan pendapatan dari sektor

pariwisata. Pendapatan usaha wisata Perum Perhutani pada tahun 2012 adalah

sebesar Rp 85 700 239 000,00 dengan jumlah pengunjung sebanyak 3 496 997

orang dan jumlah wisata yang dikunjungi sebanyak 162 lokasi (Perhutani 2013b).

Wisata alam merupakan salah satu bentuk pariwisata di Indonesia. Menurut

Panitia Lokakarya Wana Wisata Perum Perhutani (1987), wisata alam adalah

salah satu bentuk pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan

ekosistemnya. Wisata alam mulai mengalami perkembangan yang pesat sejak

tahun 1960-an (Hanley et al. 2003). Perkembangan wisata alam tersebut telah

mengubah pola pariwisata saat ini menjadi wisata minat khusus dan ekologis.

Wisata minat khusus dan ekologis umumnya sangat mengandalkan kualitas alam

sebagai atraksi pariwisata, sehingga pada pola wisata ini akan menjamin tetap

Page 20: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

2

terpeliharanya keberadaan dan kelestarian alam yang merupakan obyek dan daya

tarik wisata (Fandeli 2002).

Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak gunung api. Gunung-

gunung api di Indonesia memiliki bentang alam yang indah, iklim yang sejuk, dan

udara yang bersih. Banyaknya gunung api yang ada di Indonesia tersebut

menjadikan gunung sebagai potensi dan daya tarik wisata alam bagi Indonesia

(Fandeli 2002). Walaupun wisata gunung masih menjadi pilihan kedua setelah

wisata pesisir dan pantai, potensi wisata yang dimiliki oleh pegunungan

menjadikan wisata gunung patut untuk diperhitungkan sebagai bagian dari

pembangunan berkelanjutan (Kruk et al. 2007).

Salah satu wisata alam yang berbasis pegunungan di Indonesia adalah Wana

Wisata Puncak Lawu. Wana Wisata Puncak Lawu berada di Kabupaten

Karanganyar, Jawa Tengah. Wana Wisata ini terdiri dari hutan alam campuran

dan terletak pada ketinggian 1 830 - 3 265 meter di atas permukaan laut (m dpl).

Kondisi bentang alam pada Wana Wisata Puncak Lawu umumnya berbukit dan

bergunung dengan lereng yang curam. Tingkat curah hujan di Wana Wisata ini

sangat tinggi dengan suhu udara berkisar antara 50 – 29

0 celcius. Gejala alam atau

potensi visual lanskap di dalam kawasan Wana Wisata Puncak Lawu mempunyai

karakteristik khas berupa kawah, ngarai dan lembah, serta hutan alam pegunungan

(Tim Fakultas Kehutanan IPB 1989).

Wana Wisata Puncak Lawu merupakan objek wisata yang dikelola oleh

Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya (JLPL)

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. Jalur pendakian pada Wana Wisata Puncak Lawu

adalah jalur pendakian Cemoro Kandang. Jalur pendakian ini memiliki panjang

track sejauh 12 kilometer dengan waktu tempuh pendakian sekitar 8 sampai 9

jam. Terdapat satu pos induk pendakian, empat pos pendakian, satu pos pendakian

tanpa bangunan dan satu pos bayangan pada jalur pendakian Cemoro Kandang.

(Kadir 2003).

Pada Jalur Pendakian Cemoro Kandang terdapat beberapa keindahan alam

seperti sumber mata air, kawah, jurang, gua dan sabana. Beberapa mata air yang

terdapat di jalur pendakian ini antara lain Sumur Jolotundo, Sumur Panguripan,

Sendang Drajad, Sendang Macan dan Sendang Panguripan, sedangkan kawah

Page 21: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

3

yang ada di jalur pendakian Cemoro Kandang adalah Kawah Telaga Kuning dan

kawah Telaga Lembung Selayur. Keindahan alam seperti jurang Pangarep-arep,

Gua Sigolo-golo, dan Padang Sabana Cokro Suryo juga menjadi daya tarik wisata

bagi pendaki di jalur pendakian Cemoro Kandang (Perhutani 2013c).

Jumlah pendaki yang melakukan pendakian di jalur pendakian Cemoro

Kandang cukup banyak tiap tahunnya. Jumlah pendaki biasanya mengalami

peningkatan pada akhir pekan dan hari libur. Jumlah pendaki mengalami

peningkatan ketika hari-hari tertentu seperti hari kemerdekaan Republik

Indonesia, perayaan malam tahun baru Masehi dan tahun baru Jawa1. Banyaknya

pendaki di jalur pendakian ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan

pertumbuhan ekonomi di daerah Wana Wisata Puncak Lawu, namun kondisi

tersebut juga berpotensi memiliki dampak negatif bagi kelestarian lingkungan

jalur pendakian tersebut. Perilaku pendaki yang kurang peduli akan kelestarian

lingkungan seringkali menjadi masalah bagi kelestarian jalur pendakian. Hal

tersebut dapat mengancam kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang2.

Demi menjaga kelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang,

maka diperlukan upaya-upaya pelestarian lingkungan pada jalur pendakian

tersebut. Upaya pelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang tentu

membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga pendaki sebagai pengguna jasa

lingkungan yang berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan di jalur pendakian

Cemoro Kandang diharapkan dapat membantu pengelola dalam upaya pelestarian

jalur pendakian Cemoro Kandang. Banyaknya jumlah pendaki yang melakukan

pendakian di Wana Wisata Puncak Lawu menjadi peluang bagi Kesatuan Bisnis

Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya (JLPL) Perhutani Unit 1

Jawa Tengah dalam mengumpulkan dana untuk biaya pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang. Upaya pelestarian lingkungan ini bertujuan untuk menjaga

keanekaragaman hayati, kebersihan lingkungan, menjaga kenyamanan, dan

keindahan alam sekitar jalur pendakian sehingga keberlanjutan wisata di Wana

Wisata Puncak Lawu akan tercapai.

1 http://www.solopos.com/2011/12/30/pendaki-gunung-lawu-diprediksi-akan-meningkat-259240.

Pendaki Gunung Lawu diprediksi Akan Meningkat. 17 Februari 2014. 2 http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2011/09/11/96058. Rute Pendakian Lawu

Diminta Ditutup. 10 Februari 2014.

Page 22: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

4

1.2 Perumusan Masalah

Jalur pendakian Cemoro Kandang terletak di Gunung Lawu, Kabupaten

Karanganyar. Di sepanjang jalur pendakian Cemoro Kandang, pendaki dapat

menikmati pemandangan alam yang indah dan suasana pegunungan yang sejuk.

Pendaki juga dapat melihat flora dan fauna endemik Gunung Lawu seperti

anggrek lawu dan jalak lawu. Keindahan alam serta keunikan flora dan fauna

Gunung Lawu menjadi daya tarik tersendiri bagi pendaki untuk melakukan

pendakian di jalur pendakian Cemoro Kandang.

Tabel 1 menunjukkan fluktuasi jumlah pendaki di jalur pendakian Cemoro

Kandang tahun 2008 sampai 2013. Tahun 2008 sampai 2009, jumlah pendaki

mengalami peningkatan sebesar 1 761 pendaki, sedangkan tahun 2009 sampai

2010 terjadi penurunan jumlah pendaki sebesar 3 551 pendaki. Peningkatan

pendaki terjadi pada tahun 2012 sampai 2013. Pada tahun tersebut jumlah pendaki

di Cemoro Kandang mengalami peningkatan sebesar 2 917 pendaki. Peningkatan

jumlah pendaki terjadi karena trend wisata pendakian gunung mulai berkembang

pada tahun tersebut3. Fluktuasi jumlah pendaki juga dipengaruhi oleh beberapa

faktor, salah satunya adalah penutupan jalur pendakian. Penutupan jalur

pendakian biasanya dilakukan secara insidental oleh pengelola jalur pendakian

karena cuaca buruk, tanah longsor di sekitar jalur pendakian dan kebakaran

hutan4.

Tabel 1 Jumlah pendaki di jalur pendakian Cemoro Kandang tahun 2008-2013 Tahun Jumlah pendaki (orang)

2008 6 100

2009 7 861

2010 4 310

2011 4 245

2012 4 212

2013 7 129 Sumber : KBM JLPL Perhutani Unit 1 Jawa Tengah (2014)

Aktivitas pendakian di jalur pendakian Cemoro Kandang akan berdampak

pada peningkatan pendapatan bagi pengelola dan pertumbuhan ekonomi di daerah

sekitar Wana Wisata Puncak Lawu. Menurut Charters dan Saxon (2007),

3 Wawancara dengan Bapak Bambang Arisusanto, KBM JLPL Perhutani Unit 1 Jawa Tengah pada

tanggal 28 Maret 2014. 4 Wawancara dengan Bapak Kusdaryono, KPH Surakarta pada tanggal 31 Januari 2014.

Page 23: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

5

meskipun aktivitas pendakian dapat berdampak positif bagi perekonomian, namun

aktivitas pendakian juga dapat mengancam kelestarian suatu jalur pendakian.

Saat ini masalah yang terjadi di jalur pendakian Cemoro Kandang adalah

penumpukan sampah sisa pendakian, penebangan pohon/ranting oleh pendaki dan

potensi terjadinya kebakaran hutan akibat aktivitas pendakian5. Penumpukan

sampah sisa pendakian dapat ditemui di sepanjang jalur pendakian. Perilaku

pendaki yang membuang sampah di sekitar jalur pendakian menyebabkan

kotornya lingkungan jalur pendakian. Selain itu, penebangan pohon yang

dilakukan pendaki untuk membuat perapian juga menjadi masalah bagi kelestarian

jalur pendakian Cemoro Kandang. Hal tersebut berpotensi merusak ekosistem

jalur pendakian Cemoro Kandang6.

Berdasarkan permasalahan yang mengancam kelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang tersebut, maka diperlukan upaya pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang yang bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan jalur

pendakian dari sampah, menjaga keindahan alam dan keanekaragaman hayati di

jalur pendakian serta menjaga kelestarian vegetasi di sekitar jalur pendakian.

Pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang juga bertujuan untuk mencegah

terjadinya kebakaran hutan akibat kelalaian pendaki. Tercapainya kelestarian jalur

pendakian Cemoro Kandang akan membantu tercapainya keberlanjutan Wana

Wisata Puncak Lawu, sehingga upaya pelestarian juga akan berdampak positif

bagi pendapatan dari sektor pariwisata, perekonomian daerah sekitar, dan

kesejahteraan masyarakat sekitar Wana Wisata Puncak Lawu.

Pentingnya upaya pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang juga

didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009

tentang Kepariwisataan dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun

1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya. Undang-

Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pasal 5 menjelaskan

bahwa kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip memelihara kelestarian dan

lingkungan hidup. Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990

5 http://www.koran-sindo.com/node/333064. Hutan Gunung Lawu Terbakar. 15 November 2013.

6http://regional.kompas.com/read/2010/06/07/20144834/Vanaprastha.Gelar.Gerakan.di.Gunung.La

wu. 2010. Vanaprastha Gelar Gerakan di Gunung Lawu. 12 Februari 2014.

Page 24: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

6

tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya Pasal 3 menjelaskan

bahwa konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan untuk

mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta

keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan. Pada Pasal 4 juga dijelaskan

bahwa masyarakat juga bertanggung jawab dan berkewajiban dalam melakukan

konservasi sumber daya hayati dan ekosistemnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesediaan membayar

(Willingness to Pay) pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro

Kandang di Wana Wisata Puncak Lawu. Willingness to Pay (WTP) pendaki

terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang merupakan bentuk

partisipasi pendaki sebagai pengguna jasa lingkungan pada jalur pendakian

Cemoro Kandang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi

bagi pengelola jalur pendakian Wana Wisata Puncak Lawu dalam mengambil

kebijakan terkait upaya dan biaya pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh beberapa pertanyaan penelitian antara

lain :

1. Bagaimana persepsi pendaki di jalur pendakian Cemoro Kandang terhadap

kualitas lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang Wana Wisata Puncak

Lawu ?

2. Berapa besarnya Willingness to Pay (WTP) maksimum pendaki terhadap

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata Puncak Lawu

dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan umum penelitian ini adalah

untuk mengetahui kesediaan membayar pendaki terhadap pelestarian jalur

pendakian Cemoro Kandang yang menunjukkan nilai jasa lingkungan di Wana

Wisata Puncak Lawu. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengkaji persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan di jalur pendakian

Cemoro Kandang Wana Wisata Puncak Lawu.

Page 25: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

7

2. Mengestimasi besarnya nilai Willingness to Pay (WTP) maksimum pendaki

terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata Puncak

Lawu dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan khasanah keilmuan bagi akademisi dan peneliti ekonomi

sumberdaya alam dan lingkungan.

2. Memberikan rekomendasi bagi pengelola Wana Wisata Puncak Lawu jalur

pendakian Cemoro Kandang dalam mengambil kebijakan terkait retribusi yang

mencakup biaya pelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang.

3. Sebagai informasi bagi stakeholder-stakeholder terkait dalam mengambil

kebijakan pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata

Puncak Lawu .

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian bertujuan untuk mengetahui batas penelitian.

Penelitian dilakukan di jalur pendakian Cemoro Kandang Wana Wisata Puncak

Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Responden adalah pendaki yang

melakukan pendakian di jalur pendakian Cemoro Kandang Wana Wisata Puncak

Lawu. Aspek yang diteliti pada penelitian ini adalah persepsi pendaki terhadap

kualitas lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang, Willingness to Pay

(WTP) maksimum pendaki terhadap pelestarian lingkungan jalur pendakian

Cemoro Kandang dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar

(WTP) maksimum pendaki terhadap pelestarian lingkungan jalur pendakian

Cemoro Kandang. WTP pendaki terhadap pelestarian lingkungan jalur pendakian

Cemoro Kandang menjadi rekomendasi bagi pengelola terkait upaya pelestarian

jalur pendakian Cemoro Kandang.

Page 26: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

8

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata dan Dampak Pariwisata

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009

tentang Kepariwisataan Bab I pasal 1, definisi tentang pariwisata yaitu:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata

dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud

kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan

pengusaha.

Pariwisata adalah perjalanan untuk bersenang-senang (Yoeti 2010). Menurut

Yoeti (2008), pariwisata telah berkembang menjadi salah satu kegiatan ekonomi

yang penting dalam suatu negara. Sektor pariwisata akan melebihi sektor migas

(minyak bumi dan gas alam) serta industri lainnya dalam fungsinya sebagai

sumber pendapatan negara jika dikembangkan secara berencana dan terpadu.

Pariwisata juga mampu mempercepat proses pembangunan nasional. Peran

pariwisata dalam pembangunan nasional antara lain:

1. Meningkatkan perolehan devisa negara

2. Memperluas dan mempercepat proses kesempatan usaha

3. Memperluas kesempatan kerja

4. Mempercepat pemerataan pendapatan

5. Meningkatkan penerimaan pajak negara retribusi daerah

6. Meningkatkan pendapatan nasional

7. Memperkuat posisi neraca pembayaran

Page 27: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

9

8. Mendorong pertumbuhan pembangunan wilayah yang memiliki potensi alam

yang terbatas.

Selain memberikan dampak positif bagi pembangunan nasional,

pengembangan pariwisata juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan hidup.

Dampak-dampak negatif pariwisata bagi lingkungan hidup tersebut antara lain:

1. Pembuangan sampah sembarangan oleh wisatawan yang membuat bau tidak

sedap di kawasan wisata

2. Pembuangan limbah yang merusak ekosistem alam seperti sungai, danau atau

laut

3. Kerusakan terumbu karang yang mengakibatkan hilangnya daya tarik wisata

4. Perambahan hutan yang merusak habitat fauna yang mengakibatkan hilangnya

daya tarik wisata alam

5. Perusakan sumber-sumber hayati yang tidak terkendali

2.2 Konsep Ekowisata, Wisata Alam, dan Wisata Minat Khusus

Pendakian Gunung

Menurut The Ecotourism Society (1990) dalam Fandeli et al. (2000),

ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan

dengan tujuan mengkonservasi lingkungan, serta melestarikan kehidupan dan

kesejahteraan penduduk setempat. Menurut Black (1999) dalam Fandeli et al.

(2000), ekowisata adalah wisata yang berbasis pada alam dengan mengikuti aspek

pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alam serta budaya masyarakat

setempat dengan pengelolaan kelestarian ekologis, sedangkan pengertian wisata

alam menurut Panitia Lokakarya Wana Wisata Perum Perhutani (1987) adalah

bentuk pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan

ekosistemnya. Perbedaan ekowisata dengan wisata alam terletak pada adanya

konsep pendidikan konservasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat

setempat yang melekat pada ekowisata.

Pada wisata alam, potensi sumberdaya dan ekosistemnya baik secara asli

(alami) maupun perpaduan hasil kemasan dimanfaatkan untuk wisata dan menjadi

daya tarik bagi wisata alam itu sendiri (Panitia Lokakarya Wana Wisata Perum

Perhutani 1986). Bentuk kegiatan wisata pada wisata alam identik dengan

pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan (Suswantoro 1997),

Page 28: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

10

sehingga wisata alam harus dibangun secara baik dan memberikan nilai tambah

bagi fungsi obyek wisata tersebut (Hayati 2012).

Salah satu wisata alam yang ada di Indonesia adalah wisata minat khusus

pendakian gunung. Wisata minat khusus (special interest tourism) merupakan

bentuk kegiatan wisata secara individu, berkelompok atau rombongan kecil yang

bertujuan untuk belajar dan berupaya mendapatkan sesuatu hal yang baru dari

daerah yang dikunjungi (Fandeli 2002). Pengunjung wisata minat khusus pada

umumnya merupakan wisatawan kelompok umur tertentu dan memiliki konsumen

tersendiri. Wisata pendakian gunung termasuk sebagai salah satu wisata minat

khusus tersebut (Nepal dan Chipeniuk 2005).

Wisata pendakian gunung termasuk dalam jenis wisata petualangan

(adventure tourism) yang ditawarkan oleh wisata berbasis pegunungan (mountain

tourism). Konsep dari wisata gunung yaitu wisata yang mengacu kepada kegiatan

pariwisata yang dilakukan di daerah pegunungan secara berkelanjutan, mencakup

kegiatan wisata seperti tracking, mendaki gunung, arung jeram, wisata budaya dan

ziarah (Kruk et al. 2007).

Wisata berbasis pegunungan seperti mendaki gunung memang masih

menjadi pilihan kedua setelah wisata kepulauan dan pesisir pantai, namun potensi

wisata yang dimiliki oleh pegunungan menjadikan wisata berbasis pegunungan

patut diperhitungkan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. (Charters

dan Saxon 2007). Menurut Charters dan Saxon (2007), kegiatan berbasis gunung

seperti mendaki gunung (hiking and walking) dan berkemah mempunyai dampak

negatif pada kelestarian ekosistem jika tidak dikelola dan dipantau dengan baik.

2.3 Pengelolaan Wana Wisata

Perum Perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara yang mengelola,

mengusahakan dan melindungi kawasan hutan di wilayahnya juga memiliki

wewenang dalam pengusahaan dan pengelolaan wisata alam di dalam kawasan

hutan lindung atau hutan produksi. Wisata alam yang dikelola oleh Perum

Perhutani dan berlokasi di hutan lindung atau hutan produksi ini disebut sebagai

wana wisata (Suryanti 1987).

Page 29: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

11

Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor : 2641/Kpts/Dir/1997 Tentang

Pedoman Pengusahaan Pariwisata Alam Perum Perhutani mendefinisikan wana

wisata sebagai obyek dan daya tarik wisata alam di kawasan hutan Perum

Perhutani dengan tidak mengubah fungsi kawasan hutan tersebut. Seluruh wana

wisata yang dikelola oleh Perum Perhutani serta seluruh kegiatan di dalamnya,

yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian budaya, wisata

alam dan olahraga adalah pengusahaan pariwisata alam Perum Perhutani. Dalam

pembentukannya, wana wisata memiliki dasar hukum tentang pengusahaan terkait

wana wisata. Dasar pengusahaan wana wisata yaitu:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 1986 tentang Perusahaan Umum

Kehutanan Negara (Perum Perhutani).

2. SK Menhut No. 687/Kpts-II/89 tanggal 15 November 1989 tentang

Pengusahaan Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman

Wisata Laut, pasal 22.

3. Keputusan Direksi Perum Perhutani No. 861/Kpts/Dir/91 tanggal 19 Juli 1991

tentang Wilayah Wana Wisata Perum Perhutani.

Menurut Suryanti (1987), Sejak tahun 1976 Perum Perhutani merupakan

instansi teknis resmi pemerintah yang mengelola dan bertanggung jawab atas

program pengembangan hutan rekreasi. Berdasarkan Surat Nomor 043.7/Dir.

Perihal Pedoman Pengembangan Wana Wisata 5 November 1980, dalam

pengembangan wana wisata, perum perhutani juga memiliki beberapa

kebijaksanaan terkait dalam pengembangan wana wisata. Kebijaksanaan tersebut

yaitu, 1) Perlindungan dan pelestarian secara mutlak terhadap tipe-tipe ekosistem

beserta segenap ciptaan Tuhan, dan 2) pemanfaatan secara terkendali dari

sebagian sumber daya alam bagi kesejahteraan segenap lapisan masyarakat, secara

langsung maupun tidak langsung. Sesuai kebijaksanaan terkait pengembangan,

wana wisata memiliki peran dan manfaat. Peran dan manfaat tersebut yaitu :

1. Menjaga kemantapan tata lingkungan yang utuh dan alami;

2. Untuk pendidikan, penelitian dan rekreasi;

3. Sebagai sumber plasma nutfah hewan dan tanaman budidaya;

4. Meningkatkan rasa kebanggan nasional.

Page 30: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

12

Wana Wisata haruslah memperhatikan fungsi-fungsi utama kawasan hutan

lainnya seperti produksi dan konservasi selain menampung kegiatan rekreasi.

Kriteria perencanaan dan perancangan pedoman untuk pola pengembangan wana

wisata juga harus mengandung aspek rekreasi, edukasi (pembinaan cinta alam)

dan olahraga (Rachwartono 1987).

Menurut Hayati (2012), pemanfaatan hutan sebagai tempat wisata alam juga

harus memperhatikan asas-asas kelestarian alam, sehingga fungsi ekologis hutan

tetap terjaga dan manfaat ekonomis dapat kita peroleh. Dengan kelestarian alam

dan keberlanjutan ekonomi, maka sustainable tourism (pariwisata berkelanjutan)

akan tercapai.

2.4 Konsep Sustainable Tourism

Konsep pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) diturunkan dari ide

dasar pembangunan berkelanjutan. Ide dasar pembangunan berkelanjutan adalah

kelestarian sumberdaya alam yang merupakan kebutuhan setiap orang saat ini

agar dapat hidup dengan sejahtera, tetapi harus dipelihara dan dilestarikan agar

dapat digunakan di masa yang akan datang. Ide tersebut kemudian diturunkan ke

dalam konsep pariwisata berkelanjutan. Dari konsep pembangunan berkelanjutan

tersebut, maka konsep pariwisata berkelanjutan adalah pembangunan sumberdaya

pariwisata (atraksi, aksesibilitas, amenitas) yang bertujuan untuk memberikan

keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan (stakeholders) dan nilai

kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang (Damanik dan Weber

2006).

Menurut Damanik dan Weber (2006), pariwisata hanya dapat berkelanjutan

apabila komponen-komponen subsistem pariwisata terutama perilaku pariwisata,

mendasarkan kegiatannya pada pencarian keuntungan dan kepuasan yang optimal

dengan tetap menjaga kelestarian produk dan jasa wisata yang digunakan

sehingga pariwisata dapat berkembang dengan baik. Untuk mencapai

keberlanjutan dari wisata, maka ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi,

yaitu :

1. Wisatawan mempunyai kemauan untuk mengkonsumsi produk dan jasa wisata

secara selektif, artinya produk dan jasa wisata tidak diperoleh dengan

mengeksploitasi secara eksesif sumberdaya pariwisata setempat.

Page 31: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

13

2. Produk wisata didorong ke produk berbasis lingkungan (green product).

3. Kegiatan wisata diarahkan untuk melestarikan lingkungan dan peka terhadap

budaya lokal.

4. Masyarakat harus dilibatkan dalam perencanaan, implementasi dan monitoring

pengembangan pariwisata.

5. Masyarakat harus memperoleh keuntungan secara adil dalam kegiatan wisata.

6. Meningkatkan posisi masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya

pariwisata.

Menurut Tisdell (2001), keberlanjutan suatu wisata yang memanfaatkan

potensi sumberdaya alam dan ekosistemnya dapat dilihat dari beberapa dimensi

yaitu, 1) economics, 2) environmental conservation, 3) social acceptability, dan 4)

political sustainability. Untuk mencapai pariwisata keberlanjutan, maka

dibutuhkan peran pengunjung dan penilaian secara ekonomi dari jasa lingkungan

yang ditawarkan dari suatu wisata.

2.5 Konsep Contingent Valuation Method

Penentuan nilai suatu sumber daya alam dan lingkungan sering melibatkan

jasa lingkungan yang tidak dipasarkan (non market). Untuk mengatasi masalah

ini, maka digunakan pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) yang

merupakan salah satu metode valuasi non market atau yang dikenal dengan stated

preference method (Fauzi 2014). CVM adalah metode untuk mengestimasi barang

dan jasa lingkungan secara langsung (Fauzi 2010).

Contingent Valuation Method (CVM) menyiasati tidak adanya pasar pada

barang dan jasa lingkungan dengan menganalisis tanggapan responden terhadap

pertanyaan survei (Anderson 2010). Menurut Yakin (2004), CVM adalah metode

teknik survei untuk menanyakan kepada masyarakat tentang nilai atau harga yang

mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang

lingkungan. Menurut Pearce et al. (2006) dalam Fauzi (2014) analisis CVM

melibatkan tiga tahapan utama, yaitu:

1. Identifikasi barang dan jasa yang akan dievaluasi.

Page 32: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

14

Peneliti harus memiliki konsep yang jelas tentang apa yang akan divaluasi,

perubahan kualitas, dan kuantitas yang menjadi concern kebijakan, serta jenis

barang atau jasa non pasar yang akan divaluasi.

2. Kontruksi skenario hipotetik

Tahap ini akan sangat bergantung dari konteks yang dianalisis (content

dependent). Jenis pertanyaan dan skenario yang diajukan juga sangat

berpengaruh terhadap outcome yang dihasilkan pada analisis CVM. Pada tahap

ini ada tiga elemen esensial, yaitu 1) deskripsi perubahan kebijakan yang akan

dievaluasi, 2) deskripsi pasar yang akan dikembangkan, dan 3) deskripsi

metode pembayaran.

3. Metode elitasi

Yaitu teknik mengekstrak informasi kesanggupan membayar dari responden

dengan menanyakan besaran pembayaran melalui format tertentu. Format

elitasi pada umumnya terdiri dari open ended, bidding game, kartu

pembayaran, single bounded dichotomous dan double bounded dichotomous.

Pada penelitian ini akan menggunakan single bounded dichotomous.

2.6 Willingness to Pay

Contingent Valuation Method (CVM) mencoba mengidentifikasi nilai

kesediaan membayar (Willingness to Pay = WTP) dari masyarakat (Kula 1994).

WTP karena perubahan jasa lingkungan ditanyakan langsung kepada masyarakat

atau responden pada pendekatan CVM (Folmer and Gabel 2010). Kegiatan

menanyakan secara langsung WTP kepada masyarakat atau responden dilakukan

untuk pengumpulan informasi mengenai preferensi masyarakat atau responden

terkait perubahan suatu jasa lingkungan (Haab dan Mcconnel 2002).

Penelitian ini mengestimasi WTP pendaki (konsumen wana wisata)

terhadap kelestarian dan perbaikan kualitas lingkungan di jalur pendakian.

Menurut Fauzi (2010), WTP adalah jumlah maksimal seseorang mau membayar

untuk menghindari terjadinya penurunan terhadap sesuatu. Menurut Fauzi (2014),

WTP diartikan sebagai jumlah maksimum uang yang sanggup dibayarkan

seseorang, sehingga ia indiferen antara opsi membayar untuk perubahan sesuatu

Page 33: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

15

(misalnya perbaikan lingkungan) atau menolak terjadinya perubahan tersebut, dan

membelanjakan pendapatannya untuk yang lain.

2.7 Dichotoumus Choice CVM

Penelitian ini menggunakan model Dichotoumus-Choice CVM (DC-CVM)

dengan elisitasi single-bounded. Menurut Fauzi (2014), model DC-CVM dengan

elisitasi single bounded merupakan metode yang paling popular digunakan untuk

analisis Contingent Valuation Method (CVM). Menurut Garod dan Willis (1999)

dalam Fauzi (2010), Pendekatan DC-CVM merupakan alternatif terbaik untuk

menjawab defisiensi pendekatan CVM yang didasarkan pada pertanyaan terbuka

maupun bidding games. Pendekatan ini lebih mendekati teori dibandingkan model

lain seperti open ended atau bidding game (Fauzi 2010).

Pada Dichotoumus-Choice CVM (DC-CVM) nilai ekosistem atau

sumberdaya alam yang tidak dipasarkan (non market) dihitung berdasarkan nilai

Willingness to Pay (WTP) dari pertanyaan yang bersifat diskrit. Responden

diajukan pertanyaan untuk membayar sejumlah uang untuk perbaikan ekosistem

maupun penilaian suatu jasa lingkungan yang masih utuh. Pada model DC-CVM

hanya terdapat dua kemungkinan jawaban yakni “ya” atau “tidak” atau “setuju”

atau “tidak setuju”, sedangkan besarnya nilai uang yang ditawarkan kepada

responden disebut “nilai penawaran” atau bid value (Fauzi 2014).

Menurut Alberini et al. (2005) dalam Fauzi (2014), pada Dichotoumus-

Choice CVM (DC-CVM) responden relatif mudah menjawab pertanyaan karena

hanya diberikan satu pertanyaan. Selain itu DC-CVM lebih mendekati perilaku

pasar dimana konsumen biasanya mengambil keputusan untuk membeli atau tidak

terhadap harga yang ditawarkan. Kelebihan lain DC-CVM yaitu sesuai dengan

mekanisme insentif yang ditawarkan kepada masyarakat jika masyarakat

memperoleh informasi yang memadai, serta mengurangi beban kognitif yang

dihadapi oleh masyarakat jika harus memilih secara open bid maupun pilihan

jamak.

2.7.1 Perhitungan Nilai Willingness to Pay (WTP) dengan Model Logit

Menurut Fauzi (2014), untuk mencari nilai WTP dapat menggunakan model

logit. Pada penelitian ini, model logit digunakan untuk mencari nilai WTP

Page 34: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

16

maksimum pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang.

Menurut Fauzi (2014), Pada model logit, distribusi error term (u1) mengikuti

distribusi logistic, sehingga peluang untuk menjawab “ya” ditentukan oleh fungsi

berikut :

............................... (1)

Menurut Fauzi (2014), nilai WTP dapat dicari diduga dengan koefisien yang

diperoleh dari logit yakni α = β / σ (vektor koefisien yang berhubungan dengan

variable bebas) dan δ = -1 / σ, (vektor koefisien yang berhubungan dengan

variable “bid”). Nilai harapan rataan WTP dapat diduga dari kedua koefisien

tersebut, yaitu :

.......................................... (2)

Sementara nilai harapan WTP yang terkait dengan salah satu variabel bebas

dapat diperoleh melalui persamaan berikut:

.................................. (3)

2.7.2 Perhitungan Nilai Willingness to Pay (WTP) dengan Metode Non-

parametrik Turnbull

Menurut Fauzi (2014), perhitungan metode nilai WTP juga dapat dilakukan

dengan pendekatan non-parametrik Turnbull. Metode non-parametrik Turnbull

menggunakanan pendekatan yang mengandalkan distribusi jawaban “tidak” dari

responden terhadap respon pertanyaan lelang (bid). Jika responden menjawab

“tidak” terhadap nilai lelang yang ditawarkan, maka nilai maksimum WTP dia

akan lebih rendah dari nilai lelang. Nilai lower bound WTP untuk metode

Turnbull dihitung dengan formula sebagai berikut:

............................................ (4)

Dimana:

= Lelang bid

Page 35: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

17

= Distribusi jawaban “tidak”

Sementara untuk menghitung nilai nilai variance untuk kasus distribusi

monotonically increasing dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

( ) ∑ (

)

( )

...................... (5)

Dimana:

= Lelang bid

= Distribusi jawaban “tidak”

= Total respon

2.8 Model Regresi Logistik

Menurut Rosadi (2011), regresi logistik merupakan salah satu model

statistika yang dapat digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara

sekumpulan variabel independen (peubah penjelas) dengan suatu variabel

dependen (peubah respon) bertipe kategoris atau kualitatif. Kategori dari variabel

dependen dapat terdiri atas dua kemungkinan nilai (dichotoumous) seperti ya/tidak

atau sukses/gagal. Menurut Firdaus et al. (2010), regresi logistik digunakan untuk

menganalisis pola hubungan peubah respon yang berupa peubah kategorik.

Analisis regresi logistik dapat menggunakan peubah penjelas berupa kategorik

maupun numerik. Pada penelitian ini akan menggunakan peubah respon bersifat

kategorik yaitu “ya” serta dengan peubah penjelas berupa numerik. Analisis

regresi logistik pada penelitian ini akan digunakan untuk menganalisis kesediaan

membayar pendaki “ya” terhadap sejumlah uang tertentu yang ditawarkan.

Menururt Firdaus et al. (2011), dalam analisis regresi logistik, pemodelan

peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon dilakukan melalui

transformasi dari regresi linier ke logit. Formulasi logit tersebut adalah:

...................................... (6)

Pada fungsi tersebut, pi adalah peluang munculnya kejadian kategori sukses

dari peubah respon untuk orang ke-i dan loge adalah logaritma dengan basis

bilangan e.. Kategori sukses secara umum merupakan kategori yang menjadi

perhatian dalam penelitian. Pada penelitian ini peubah responnya adalah

Page 36: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

18

keputusan “ya’’ atau “tidak” terhadap penawaran sejumlah uang tertentu untuk

kelestarian jalur pendakian, maka kejadian sukses adalah kejadian apabila

responden setuju atau “ya” terhadap penawaran sejumlah uang. Gambar 1

mengilustrasikan proses transformasi logit tersebut (Firdaus et al. 2011).

Pi Logit (Pi)

Predictor (X) Predictor (X)

Sumber: Firdaus et al. (2011)

Gambar 1 Gambar transformasi logit

Menurut Gujarati (2006), fungsi logit dapat ditransformasikan menjadi

bentuk linier. Berikut transformasi logitnya :

(

) ....................... (7)

Menurut Rosadi (2011), estimasi dari model regresi logistik dapat dilakukan

dengan metode maximum likelihood estimator (mle), di mana parameter optimal

dapat diperoleh dengan metode numerik.

Model yang digunakan dalam analisis regresi logistik adalah sebagai berikut:

.......... (8)

Logit (pi) adalah nilai transformasi logit untuk peluang kejadian sukses; adalah

intersep model garis regresi, adalah slope model garis regresi peubah ke-j dan

adalah peubah penjelas ke-j.

2.8.1 Odds Ratio

Pada analisis regresi logistik terdapat odds ratio yang digunakan untuk

memperoleh ukuran asosiasi atau ukuran keeratan hubungan antar peubah

kategorik. Ukuran asosiasi ini seringkali merupakan fungsi dari penduga

parameter yang didapatkan. Pada variabel respon yang berupa kategorik, odds

dapat diartikan sebagai ratio peluang kejadian sukses dengan kejadian tidak

sukses dari peubah respon, sedangkan odds ratio mengindikasikan seberapa lebih

Page 37: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

19

mungkin, dalam kaitannya dengan nilai odds, muncul kejadian sukses pada suatu

kelompok dibandingkan dengan kelompok lainnya (Firdaus et al. 2011). Menurut

Juanda (2009), odds ratio didefinisikan sebagai rasio odds untuk terhadap

odds untuk . Rumus odds ratio sebagai berikut :

............................................... (9)

Dimana:

2.71828

koefisien masing-masing variabel dari model regresi logistik

Menurut Juanda (2009), untuk peubah bebas kontinyu, odds ratio dapat

diintepretasikan sebagai berapa kali kemungkinan kejadian sukses ( jika

nilai peubah bebas ( naik sebesar satu satuan. Dalam peubah bebas kontinu, jika

( berbeda 1 satuan (misalnya 1→2 dan 10→11) maka nilai ∆ dapat cukup

berbeda. Jadi ada dilema untuk peubah bebas kontinu dimodelkan dalam logit.

Selain itu, untuk peubah bebas ( seringkali 1 (satu) satuan terlalu kecil atau

besar untuk dipertimbangkan. Menurut Firdaus dan Affendi (2005) dalam

Herdiani (2009), intepretasi koefisien pada regresi logistik menggunakan odds

ratio, secara ringkas dapat diintepretasikan sebagai berikut:

1. Jika koefisien bertanda (+) maka odds ratio akan lebih dari 1.

2. Jika variabelnya merupakan skala nominal (dummy), maka

memiliki kecenderungan untuk sebesar kali dibandingkan

dengan .

3. Jika variabelnya bukan dummy, maka semakin besar maka ,

sehingga semakin besar nilai semakin besar pula kecenderungan untuk

.

2.8.2 Uji Wald

Uji Wald merupakan uji univariat terhadap masing-masing koofisien regresi

logistik (sering disebut partially test). Uji Wald digunakan untuk menguji

kecocokan koefisien (Rosadi 2011).

1. H0: predictor secara univariat tidak berpengaruh signifikan terhadap respon (βi

= 0;= 0,1,2,…..p).

Page 38: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

20

H1: predictor secara univariat berpengaruh signifikan terhadap respons (βi ≠ 0;

= 0,1,2,…..p).

2. Tingkat signifikansi: α

3. Statistik uji:

2

.............................................................................................. (10)

4. Daerah kritik: H0 ditolak apabila | Wi | > | Zα/ |

2.8.3 Uji G

Statistik uji G adalah uji rasio kemungkinan maksimum (likelihood ratio

test) yang digunakan untuk menguji peranan variabel bebas secara bersaamaan.

............................................... (11)

Dimana:

Lo = Likelihood tanpa variabel bebas

Li = Likelihood dengan variabel bebas

Dengan hipotesis:

H0 : β1 = β2 = …. = βp = 0

H1 : minimal ada satu nilai β ≠ 0

Dimana = 1,2,3,…p

Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989), statistik uji G mengikuti sebaran chi-

square (χ2) dengan derajat bebas p. Kaidah keputusan yang diambil yaitu

menolakk Ho jika G >

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang membahas Willingness to Pay (WTP) terhadap kualitas

lingkungan di objek wisata pernah dilakukan sebelumnya, sedangkan penelitian

tentang pelestarian jalur pendakian belum banyak dilakukan. Beberapa penelitian

yang dijadikan referensi dalam penelitian ini adalah pembahasan mengenai

contingent valuation method dan perilaku pengunjung Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu adalah pada lokasi penelitian dan metode elisitasi.

Page 39: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

21

Lokasi penelitian ini dilakukan di jalur pendakian Cemoro Kandang Wana Wisata

Puncak Lawu. Wana Wisata Puncak Lawu merupakan objek wisata berbasis

pegunungan dan memiliki permasalahan yang berbeda dengan objek wisata lain.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah kepada metode yang

digunakan yaitu contingent valuation method, sedangkan format elisitasi yang

digunakan berbeda.

Penelitan yang membahas WTP pengunjung dilakukakan oleh Syakya

(2005), Majid (2008) dan Amanda (2009). Penelitian mengenai WTP dan strategi

pengembangan wisata Pantai Lampuuk oleh Syakya (2005) menunjukkan nilai

WTP melalui retribusi masuk dari pengunjung Pantai Lampuuk berdasarkan nilai

rataan WTP adalah sebesar Rp 1 719.203. Majid (2008) melakukan penelitian

mengenai WTP pengunjung terhadap upaya pelestarian kawasan Situ Babakan.

Penelitian yang dilakukan Majid (2008) menunjukkan nilai WTP yang dijadikan

acuan retribusi di Situ Babakan adalah sebsar Rp 2 104.25 per orang, sedangkan

estimasi WTP untuk upaya pelestarian lingkungan Situ Babakan adalah sebesar

Rp 23 603 603.00 per bulan. Hasil penelitan yang dilakukan oleh Amanda (2009)

mengenai WTP pengunjung objek wisata Danau Situgede dalam upaya pelestarian

lingkungan menunjukkan besarnya nilai rata-rata WTP pengunjung terhadap

kelestarian lingkungan objek wisata Danau Situgede adalah Rp 3 588.24,

sedangkan nilai WTP yang diperoleh adalah Rp 2 342 000.00.

Penelitian mengenai dampak aktivitas pengunjung terhadap kelestarian

wisata alam dan jalur pendakian dilakukan oleh Simbolon (2000) dan Sitepu

(2003). Penelitian mengenai perilaku berkunjung dengan perilaku pengujung di

Taman Nasional Gede Pangrango dilakukan oleh Simbolon (2000). Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2000) di Taman Nasional Gede

Pangrango menunjukkan perilaku pengunjung seperti membuang sampah

sembarangan, melakukan vandalisme, mengganggu dan mencuri sumberdaya

(tumbuh-tumbuhan), dan mengambil sembarangan kayu bakar untuk membuat api

unggun. Penelitian lain mengenai perilaku pengunjung dilakukan oleh Sitepu

(2003). Penelitian yang dilakukan Sitepu (2003) mengenai perencanaan program

interpretasi lingkungan di jalur pendakian Gunung Sibayak juga menunjukan

dampak negatif aktivitas pendakian. Perilaku pendaki seperti membuang sampah

Page 40: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

22

pada sembarang tempat dan kegiatan corat-coret yang dilakukan pada batu atau

batang pohon menyebabkan kerusakan di Gunung Sibayak. Tabel 2 menunjukkan

penelitihan terdahulu yang relevan dalam penelitian inii.

Tabel 2 Penelitian terdahulu No Nama Judul Alat Analisis

1 Syakya (2005) Analisis Willingness to Pay (WTP) dan

Strategi Pengembangan Objek Wisata

Pantai Lampuuk di Nangroe Aceh

Darussalam

Analisis Deskriptif,

Analisis Willingness to

Pay dengan format

elisitasi Open Ended.

2 Ratri Hanindha

Majid (2008)

Analisis Willingness to Pay Pengunjung

terhadap Upaya Pelestarian Kawasan

Situ Babakan, Srengseng Sawah,

Jakarta Selatan

Analisis Deskriptif,

Analisis Willingness to

Pay dengan format

elisitasi Open Ended.

3 Sylvia Amanda

(2009)

Analisis Willingness to Pay Pengunjung

Obyek Wisata Danau Situgede dalam

Upaya Pelestarian Lingkungan

Analisis Deskriptif,

Analisis Willingness to

Pay dengan format

elisitasi Open Ended.

4 Haposan

Simbolon (2000)

Analisis Keterkaitan Peraturan

Berkunjung dengan Perilaku

Pengunjung di Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango

Analisis Deskriptif.

5 Priskayani BR.

Sitepu (2003)

Perencanaan Program Intepretasi

Lingkungan pada Dua Jalur Pendakian

Gunung Sibayak Taman Hutan Raya

Bukit Barisan Sumatera Utara

Analisis Deskriptif.

Page 41: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

23

III KERANGKA PEMIKIRAN

Wana Wisata Puncak Lawu adalah objek wisata yang dikelola oleh

Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya (JLPL)

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. Berdasarkan Keputusan Direksi Perum Perhutani

Nomor : 2641/Kpts/Dir/1997 tentang Pedoman Pengusahaan Pariwisata Alam

Perum Perhutani, Wana Wisata Puncak Lawu dikategorikan sebagai objek dan

daya tarik wisata alam yang dikelola oleh Perum Perhutani dengan tidak

mengubah fungsi kawasan hutan di wilayahnya.

Wana Wisata Puncak Lawu memiliki jalur pendakian bernama Cemoro

Kandang. Terdapat keindahan alam yang berbeda di setiap ketinggian pada jalur

pendakian ini. Pendaki dapat melihat berbagai flora dan fauna Gunung Lawu di

sekitar jalur pendakian Cemoro Kandang. Pendaki dapat melihat keindahan alam

seperti tebing, mata air, padang sabana, hamparan Edelweiss dan bunga Cantigi.

Pendaki juga dapat melihat pemandangan matahari terbenam dan matahari terbit

yang sangat indah. Keindahan alam dan keanekaragaman hayati jalur pendakian

Cemoro Kandang menjadi daya tarik tersendiri bagi pendaki untuk mengunjungi

Wana Wisata Puncak Lawu.

Selain memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi di daerah

sekitar, banyaknya pendaki yang melakukan pendakian di jalur pendakian Cemoro

Kandang juga berpotensi memberikan dampak negatif bagi kelestarian jalur

pendakian. Kurangnya kesadaran pendaki dalam menjaga lingkungan menjadi

ancaman bagi kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Kelalaian pendaki

dalam mematikan sisa perapian dan perilaku pendaki yang membuang puntung

rokok sembarangan berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran hutan di

sekitar jalur pendakian Cemoro Kandang. Sampah-sampah sisa perbekalan dari

pendaki yang dibuang di sekitar jalur pendakian juga mengotori jalur pendakian

Cemoro Kandang. Selain itu, pendaki juga menebang pohon/ranting di sekitar

jalur pendakian untuk membuat perapian. Masalah-masalah yang terjadi akibat

dari aktivitas pendakian tersebut dapat mengancam kelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang. Ancaman bagi kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang

Page 42: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

24

juga akan berdampak pada tidak tercapainya keberlanjutan dari Wana Wisata

Puncak Lawu.

Upaya pelestarian harus dilakukan untuk menjaga kelestarian jalur

pendakian Cemoro Kandang. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya, maka diperlukan upaya untuk menjaga kelestarian jalur

pendakian Cemoro Kandang. Upaya pelestarian ini dimaksudkan untuk menjaga

kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang dan lingkungannya sehingga

keberlanjutan objek wisata Wana Wisata Puncak Lawu tercapai.

Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan jalur pendakian Cemoro

Kandang dan Willingness to Pay (WTP) maksimum pendaki terhadap pelestarian

jalur pendakian Cemoro Kandang perlu diketahui sebagai rekomendasi bagi

pengelola jalur pendakian Cemoro Kandang dalam mengambil kebijakan.

Besarnya WTP maksimum pendaki terhadap kelestarian jalur pendakian Cemoro

Kandang diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pengelola dalam

menetapkan kebijakan terkait biaya pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang,

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar (WTP) maksimum

pendaki untuk pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang juga dapat menjadi

masukan bagi pengelola dalam upaya pelestarian jalur pendakian Cemoro

Kandang.

Page 43: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

25

Keterangan :

: Metode

Gambar 2 Diagram alur kerangka berfikir

Dampak aktivitas pendakian:

kebakaran hutan, sampah pendaki

dan penebangan pohon untuk

perapian.

-

Pelestarian jalur

pendakian Cemoro

Kandang

Rekomendasi bagi pengambil kebijakan

terkait upaya pelestarian lingkungan jalur

pendakian Cemoro Kandang

Kesatuan Bisnis

Manajemen

(KBM) Jasa

Lingkungan dan

Produksi

Lainnya (JLPL)

UU RI No.5 tahun

1990 tentang

Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya

dan UU RI No.10

tahun 2009 tentang

Kepariwisataan

Besarnya WTP maksimum pendaki

terhadap pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Jalur pendakian

Cemoro Kandang

Perspesi pendaki

terhadap kualitas

lingkungan di jalur

pendakian Cemoro

Kandang

Mengkaji persepsi pendaki

terhadap kualitas lingkungan

di jalur pendakian Cemoro

Kandang

Mengestimasi besarnya WTP maksimum

pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Analisis deskriptif

dengan Skala

Likert

Analisis Willingness to Pay

dengan Single Bounded DC-

CVM dan metode Turnbull

Keputusan Direksi

Perum Perhutani No:

2641/Kpts/Dir/1997

tentang Pedoman

Pengusahaan Pariwisata

Alam Perum Perhutani

Wana Wisata Puncak Lawu

Page 44: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

26

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di jalur pendakian Cemoro Kandang Wana Wisata

Puncak Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi penelitian

dilakukan secara sengaja (purposive) karena lokasi penelitian merupakan objek

wisata pendakian yang mengandalkan keindahan alam dan kelestarian lingkungan,

sehingga dibutuhkan pendekatan secara ekonomi untuk membantu menjaga

kelestarian objek wisata. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret sampai

Mei 2014.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari pengisian kuisioner kepada pendaki gunung

di jalur pendakian Cemoro Kandang dan wawancara dengan pihak-pihak yang

mengetahui terkait pengelolaan objek wisata tersebut, sedangkan data sekunder

diperoleh dari Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi

Lainnya (JLPL) Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)

Surakarta dan berbagai pustaka dari buku, jurnal ,dan internet.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive (secara sengaja),

yaitu mewawancarai pendaki yang telah melakukan pendakian di jalur pendakian

Cemoro Kandang lebih dari satu kali. Hal ini dimaksudkan untuk mewancarai

responden yang mengetahui penurunan kualitas lingkungan yang terjadi di jalur

pendakian Cemoro Kandang. Responden yang diambil sebanyak 80 responden.

Responden dibagi dalam empat kategori yang masing-masing terdiri dari 20

orang. Hal ini sesuai dengan tingkat WTP yang ditawarkan yaitu empat kategori

WTP.

Page 45: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

27

4.4 Metode dan Prosedur Analisis

Data yang diperoleh dalam penelitian diolah menggunakan komputer

dengan program Ms. Office Excel dan Minitab 15. Tabel 3 menyajikan antara

tujuan penelitian, sumber data dan metode analisis data pada penelitian ini.

Tabel 3 Matriks model analisis data No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data

1 Mengkaji persepsi pendaki

terhadap kualitas lingkungan di

jalur pendakian Cemoro

Kandang

Data primer Analisis deskriptif dengan

Skala Likert.

2 Mengestimasi besarnya

Willingness to Pay maksimum

pendaki terhadap pelestarian

jalur pendakian Cemoro

Kandang dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Data primer Analisis Willingness To Pay

menggunakan format

elisitasi Single-Bounded

Dichotomous Choice CVM

dengan perhitungan

menggunakan analisis

regresi logistik dan Turnbull.

4.4.1 Analisis Deskriptif mengenai Persepsi Pendaki terhadap Kualitas

Lingkungan di Jalur Pendakian Cemoro Kandang

Analisis deskriptif adalah jenis analisis data yang dimaksudkan untuk

mengungkapkan keadaan atau karakteristik data sampel. Analisis deskriptif

dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik statistik deskriptif seperti tabel

frekuensi, grafik, ukuran pemusatan atau ukuran penyebaran (Muljono 2012).

Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan jalur pendakian Cemoro

Kandang dianalisis secara deskriptif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui persepsi

pendaki terhadap kualitas lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang. Persepsi

yang dianalisis antara lain terkait keadaan vegetasi, mata air, udara, dan

kebersihan lingkungan sekitar jalur pendakian Cemoro Kandang. Persepsi tentang

kebakaran hutan karena aktivitas pendakian, pengetahuan pendaki tentang akibat

penebangan pohon di sekitar jalur pendakian, serta persepsi terhadap perilaku

membuang sampah di sekitar jalur pendakian juga dianalisis. Analisis deskiptif

tentang persepsi pada penelitian ini menggunakan Skala Likert.

Menurut Riduwan dan Sunarto (2007), Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang

kejadian atau gejala sosial. Pada penelitian ini digunakan Skala Likert untuk

mengetahui persepsi pendaki pendaki terhadap kualitas lingkungan di sekitar jalur

Page 46: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

28

pendakian seperti kualitas vegetasi, mata air, udara, dan kondisi jalur pendakian

yang kotor karena sampah. Skala Likert juga digunakan untuk mengetahui

persepsi pendaki terhadap aktivitas pendakian yang dapat mengancam kelestarian

lingkungan.

Persepsi pendaki dengan skala Likert diketahui dengan memilih alternatif

jawaban seperti “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)” dan

“Sangat Tidak Setuju (STS)” terhadap pernyataan yang diajukan. Alternatif

jawaban Alternatif jawaban Sangat Setuju (SS) memiliki poin 4, Setuju (S)

memiliki poin 3, Tidak Setuju (TS) memiliki poin 2 dan Sangat Tidak Setuju

(STS) memiliki poin 1. Masing-masing jumlah responden yang memilih alternatif

jawaban dikalikan dengan masing-masing poin dari alternatif jawaban tersebut,

kemudian hasilnya dijumlahkan untuk mengetahui kriteria interpretasi skor dari

pernyataan yang ditanyakan kepada responden.

4.4.2 Analisis Willingness to Pay (WTP) maksimum pendaki terhadap

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Menurut Fauzi (2014), analisis Willingness to Pay (WTP) pada Contingent

Valuation Method (CVM) digunakan untuk menanyakan seberapa besar WTP

seseorang dalam menerima perubahan kualitas dan kuantitas dari layanan barang

dan jasa sumber daya alam dan lingkungan. Maka dari itu, pada penelitian ini

analisis WTP digunakan untuk mengetahui kemampuan membayar maksimum

pendaki terhadap upaya pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Kesediaan

membayar (WTP) maksimum pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang menggambarkan seberapa besar pendaki menginginkankan

perubahan kualitas lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang yang lebih baik,

sehingga pendaki dapat menikmati keindahan alam yang ditawarkan di Wana

Wisata Puncak Lawu secara nyaman.

Menurut Fauzi (2014), CVM adalah metode analisis yang mengandalkan

teknik survei, sehingga pada penelitian ini dibutuhkan kontruksi skenario

hipotetik yang akan sangat berpengaruh kepada nilai WTP yang diduga. Menurut

Fauzi (2014), kontruksi skenario hipotetik juga akan sangat bergantung dari

Page 47: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

29

konteks yang dianalisis. Jenis pertanyaan dan skenario yang diajukan juga sangat

berpengaruh terhadap outcome yang akan dihasilkan.

Skenario hipotetik pada penelitian ini dibentuk berdasarkan penurunan

kualitas lingkungan dan ancaman terhadap kelestarian jalur pendakian Cemoro

Kandang Wana Wisata Puncak Lawu. Skenario hipotetik pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Wana Wisata Puncak Lawu mengandalkan kualitas lingkungan dan

kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang sebagai daya tarik wisata. Saat ini

kualitas lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang mengalami penurunan.

Kelestarian jalur pendakian juga terancam. Banyaknya sampah yang menumpuk

di sekitar jalur pendakian mengganggu kenyamanan pendaki di jalur pendakian

Cemoro Kandang. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh kelalaian pendaki

dalam mematikan sisa api unggun dan kecerobohan dalam membuang puntung

rokok berpotensi menyebabkan kebakaran hutan di sekitar jalur pendakian.

Penebangan pohon untuk api unggun juga mengancam kelestarian vegetasi dan

ekosistem di sekitar jalur pendakian Cemoro Kandang. Masalah-masalah tersebut

menyebabkan penurunan kualitas dan ancaman bagi kelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang yang akan berdampak pada hilangnya potensi wisata di Wana

Wisata Puncak Lawu. Hilangnya potensi tersebut juga berdampak kepada tidak

tercapainya keberlanjutan wisata di Wana Wisata Puncak Lawu. Untuk mengatasi

hal tersebut, pengelola Wana Wisata Puncak Lawu berencana melakukan upaya

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang yang bertujuan untuk mengurangi

sampah yang ada di jalur pendakian, menjaga kelestarian vegetasi dan ekosistem

dari kebakaran dan penebangan pohon, serta melakukan perawatan jalur

pendakian dan pengembangan sarana yang mendukung kelestarian jalur

pendakian Cemoro Kandang. Pengelola Wana Wisata Puncak Lawu sebagai pihak

yang bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian jalur pendakian memerlukan

partisipasi dari pendaki yang berperan sebagai konsumen jasa lingkungan di Wana

Wisata Puncak Lawu. Diperlukan kesediaan membayar pendaki terhadap

pelestarian jalur pendakian.

Setelah skenario hipotetik diajukan kepada responden, tahapan beriktunya

adalah metode elisitasi. Metode elisitasi adalah teknik mengekstrak informasi

Page 48: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

30

kesanggupan membayar dari responden dengan menanyakan besaran pembayaran

melalui format tertentu (Fauzi 2014). Pada penelitian ini akan menggunakan

format single bounded dichotomous. Menurut Fauzi (2014), format elisitasi

single-bounded (referendum) adalah metode yang paling popular untuk analisis

CVM. Metode dilakukan dengan menanyakan kepada responden sejumlah nilai

penawaran (bid) tertentu yang diajukan sebagai nilai kesediaan membayar untuk

pelestarian lingkungan jalur pendakian, sehingga akan didapatkan jawaban “ya”

atau “tidak” terhadap nilai bid. Pada penelitian ini digunakan empat bid yang

ditanyakan kepada responden. Tiap bid ditanyakan masing-masing kepada 20

responden. Berikut bid yang ditawarkan :

1. Bid untuk WTP sebesar Rp 2 500.00

2. Bid untuk WTP sebesar Rp 5 000.00

3. Bid untuk WTP sebesar Rp 10 000.00

4. Bid untuk WTP sebesar Rp 15 000.00

Besarnya bid diperoleh berdasarkan wawancara dan diskusi dengan pihak

pengelola, pendaki, dan beberapa pakar. Menurut Fauzi (2014), penentuan tarif

(pricing) terkait dengan tiket masuk suatu kawasan wisata alam, semestinya bukan

hanya didasarkan pada hitungan retribusi semata, namun juga harus

mempertimbangkan “harga” dari jasa lingkungan yang dihasilkan dari kawasan

tersebut. Berdasarkan studi literatur, wawancara dan diskusi, maka ditentukan

batas bawah nilai penawaran (bid) yaitu sebesar Rp 2 500.00 dan batas atas bid

sebesar Rp 15 000.00. Menurut Fauzi (2014), penentuan retribusi pada tempat

wisata seringkali tidak sesuai dengan nilai objek wisata yang sebenarnya,

sehingga pada penentuan bid pada penelitian ini dilakukan studi literatur, diskusi

dan wawancara terlebih dahulu kepada pengelola, pendaki ,dan beberapa pakar

untuk menghindari underpricing atau overpricing. Gambar 3 menunjukkan

struktur elisitasi untuk single bounded dichotomous choice pada penelititan ini.

Page 49: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

31

Apakah anda sanggup membayar ?

n1 n2 n3 n4

Rp 2 500.00 Rp 5 000.00 Rp 10 000.00 Rp 15 000.00

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Gambar 3 Struktur elisitasi single bounded dichotomous choice

Pada Gambar 3 tersebut n1 sampai n4 menggambarkan jumlah sampel pada

setiap kelompok bid dari Rp 2 500.00 sampai Rp 15 000.00, di mana setiap

kelompok sampel diambil secara purposive. Jumlah sampel pada tiap kelompok

yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah sebesar 20 responden tiap

kelompoknya, sehingga total sampel keseluruhan adalah 80 responden.

Perhitungan nilai Willingness to Pay (WTP) pada penelitian ini dengan

menggunakan model Logit. Pengolahan model Logit dilakukan menggunakan

software Minitab 15 dengan pengolahan regresi Logistik dimana variabel respon

adalah keputusan responden (Ya atau Tidak) pada setiap bid yang ditawarkan

kepada tiap responden. Dengan pengolahan regresi logistik tersebut, maka

kemudian didapatkan model persamaan Logit. Menurut Fauzi (2014), pada model

logit nilai WTP dapat diduga dengan koefisien yang diperoleh dari logit yakni α =

β / σ (vektor koefisien yang berhubungan dengan variabel bebas) dan δ = -1 / σ,

(vektor koefisien yang berhubungan dengan variable bid). Nilai harapan rataan

WTP dapat diduga dari kedua koefisien tersebut, yaitu :

........................................... (10)

Menurut Fauzi (2014), selain dengan metode ekonometrik, perhitungan nilai

WTP dapat dilakukan dengan pendekatan non-parametrik Turnbull. Pendekatan

metode Turnbull mengandalkan distribusi jawaban “tidak” dari responden

Page 50: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

32

terhadap respon pertanyaan lelang (bid). Dengan mengetahui distribusi responden

yang menjawab “tidak”, maka batas bawah (lower bound WTP) dari WTP dan

nilai rataan WTP. Nilai lower bound WTP pada metode Turnbull dihitung dengan

formula sebagai berikut:

∑ .................................. (11)

Pada perhitungan rataan WTP dengan metode Turnbull, distribusi jawaban

“tidak” dapat dikategorikan pada monotonically increasing atau non-

monotonically increasing. Jika distribusi jawaban “tidak” menunjukkan

peningkatan yang monotonik, maka perhitungan WTP dapat dilakukan dengan

formula untuk mencari nilai lower bound WTP pada metode Turnbull, namun jika

tidak menunjukkan peningkatan yang monotonik maka dilakukan langkah-

langkah untuk menggabungkan (pooled) nilai lelang sehingga nilai mean WTP

dapat dihitung berdasarkan formula yang sama untuk mencari nilai lower bound

WTP pada metode Turnbull (Fauzi 2104).

Menurut Fauzi (2014), dengan metode non-parametrik Turnbull terdapat

perhitungan variance (keragaman) yang digunakan untuk menghitung seberapa

besar tingkat kepercayaan kita terhadap pendugaan nilai rataan WTP. Menurut

Haab dan McConnel (2012) dalam Fauzi (2014), untuk menghitung keragaman

(variance) dari WTP dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

( ) ∑ (

)

( )

.................. (12)

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP maksimum pendaki terhadap

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang juga diketahui dengan analisis

regresi logistik menggunakan software Minitab 15 Faktor-faktor tersebut

merupakan variabel yang dimasukkan ke dalam model logit. Berikut variabel yang

akan dimasukkan ke dalam model :

1. Nilai penawaran (bid)

Variabel ini dianggap penting karena besarnya nilai penawaran (bid)

mempengaruhi kesediaan pendaki apakah menjawab “ya” atau “tidak”

Page 51: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

33

terhadap bid yang ditawarkan. Semakin tinggi nilai bid maka peluang pendaki

menjawab “tidak” adalah semakin tinggi.

2. Pendapatan

Variabel pendapatan akan mempengaruhi kesediaan membayar maksimum

(WTP) pendaki. Semakin tinggi pendapatan pendaki maka semakin tinggi

peluang menjawab “ya” terhadap kesediaan membayar.

3. Biaya kunjungan

Variabel biaya kunjungan akan mempengaruhi kesediaan membayar (WTP)

maksimum pendaki. Semakin rendah biaya kunjungan yang dikeluarkan maka

semakin tinggi peluang pendaki menjawab “ya” terhadap kesediaan

membayar. Kesediaan membayar (WTP) maksimum akan menambah total

biaya yang dikeluarkan pendaki untuk melakukan kunjungan ke tempat

wisata.

4. Persepsi kualitas lingkungan

Variabel persepsi kualitas lingkungan yaitu persepsi pendaki terhadap

kualitas lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang. Pendaki dengan

persepsi lingkungan “baik” adalah pendaki yang menganggap kualitas

lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang masih baik, sedangkan

pendaki dengan persepsi kualitas lingkungan “kurang baik” adalah pendaki

yang menganggap kualitas lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang

sudah mulai tercemar. Variabel persepsi kualitas lingkungan akan

mempengaruhi kesediaan membayar (WTP) maksimum pendaki terhadap

pelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang. Pendaki yang

memiliki persepsi lingkungan “baik” maka semakin besar peluang untuk

menjawab “tidak” terhadap kesediaan membayar.

Pada penelitian ini digunakan analisis regresi logistik untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar (WTP) maksimum

pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Variabel respon

pada penelitian ini adalah peluang kejadian untuk menjawab “ya” atau “tidak”

terhadap kesediaan membayar (WTP) pada nilai penawaran (bid) yang

ditawarkan, sedangkan variabel penjelas pada penelitian ini adalah faktor-faktor

yang mempengaruhi kesediaan membayar (WTP) pendaki terhadap pelestarian

Page 52: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

34

jalur pendakian Cemoro Kandang. Persamaan regresi logit pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

(

) ....... (13)

Keterangan :

: Peluang pendaki bersedia membayar “ya” atau “tidak”

1 = Jawaban “Ya”

0 = Jawaban “Tidak”

: Intersep

: Koefisien regresi

: Nilai penawaran atau bid (rupiah/pendakian)

: Pendapatan (rupiah/bulan)

: Biaya kunjungan (rupiah)

: Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan

1 = persepsi pendaki untuk kualitas lingkungan “baik”

0 = persepsi pendaki untuk kualitas lingkungan “kurang baik”

Variabel-variabel peubah diatas diduga berpengaruh nyata terhadap

kesediaan membayar (WTP) pendaki untuk pelestarian jalur pendakian Cemoro

Kandang. Variabel BID, BKU, dan PER diduga berpengaruh negatif terhadap

kesediaan membayar (WTP) pendaki, sedangkan variabel PDP diduga

berpengaruh positif terhadap kesediaan membayar (WTP) pendaki untuk

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang.

Page 53: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

35

V GAMBARAN UMUM

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Wana Wisata Puncak Lawu terletak di Kabupaten Karanganyar, Gunung

Lawu, Jawa Tengah. Secara geografis, gunung Lawu terletak pada 111° 15’ BT

dan 7° 30’ LS. Gunung Lawu adalah gunung vulkanik tidak aktif dengan

ketinggian 3 265 m dpl dan memiliki luas sebesar 15 000 ha. Gunung ini adalah

gunung ketiga tertinggi di pulau Jawa yang termasuk pegunungan vulkanik tidak

aktif. Gunung Lawu terletak di dua provinsi, yaitu Provinsi Jawa Tengah dan

Jawa Timur. Lereng barat termasuk Provinsi Jawa Tengah, sedangkan lereng

timur termasuk Provinsi Jawa Timur (US Army Map Service 1963). Gambar 4

menunjukkan lokasi Wana Wisata Puncak Lawu.

Sumber: Googlemap (2014)

Gambar 4 Peta lokasi Wana Wisata Puncak Lawu

Wana Wisata Puncak Lawu terletak di hutan lindung Gunung Lawu yang

dikelola oleh Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Surakarta, sedangkan Wana

Wisata Puncak Lawu dikelola oleh Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa

Lingkungan dan Produksi Lainnya (JLPL) Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. Wana

Wisata Puncak Lawu memiliki jalur pendakian bernama Cemoro Kandang. Pos

induk Cemoro Kandang terletak di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten

Karanganyar, Jawa Tengah. Jalur pendakian ini memiliki panjang track sejauh 12

Page 54: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

36

kilometer dengan satu pos induk pendakian, empat pos pendakian serta satu pos

bayangan.

Pos induk pendakian Cemoro Kandang terletak di ketinggian 1 946 m dpl

pada posisi 111° 11’ 14” BT dan 7° 39’ 49” LS. Pada pos induk terdapat fasilitas

bagi pendaki seperti kamar mandi/WC, ruang istirahat, area parkir, mushola dan

balairung. Pos induk pendakian adalah gerbang utama pendakian dimulai, dimana

pendaki wajib melaporkan diri sebelum melakukan pendakian di jalur pendakian

Cemoro Kandang. Pada pos induk pendakian juga terdapat papan informasi

seperti peta pendakian dan peraturan pendakian. Pendakian dari pos induk menuju

Pos I dimulai dengan jalan setapak yang melewati hutan Pinus dan hutan Akasia.

Pada perjalanan mencapai Pos I terdapat jalan setapak di sebelah kanan jalan

menuju air terjun. Pos I (Pos Taman Sari Bawah) berbentuk bangunan untuk

berteduh bagi pendaki. Pos ini terdapat di sebelah kiri jalan dan terletak di

ketinggian 2.237 m dpl dengan koordinat 111° 11’ 19’’ BT dan 07° 39’ 00’’.

Pos 2 (Pos Taman Sari Atas) berada di ketinggian 2 470 m dpl dengan

posisi 111° 11’ 16” BT dan 07° 38’ 33” LS. Jalur pendakian dari Pos 1 menuju

Pos 2 (Pos Taman Sari Atas) memiliki kondisi jalur setapak yang lebih curam.

Pada perjalanan menuju Pos 2 mulai tercium bau belerang dari kawah

Condrodimuko. Sepanjang jalur menuju Pos 2 terdapat hutan bersemak di sebelah

kanan dan kiri jalur pendakian.

Pos 3 (Pos Penggik) terletak di ketinggian 2 780 m dpl dengan posisi 111°

11’ 03” BT dan 07° 38’ 07” LS. Jalur pendakian dari Pos Taman Sari Atas

menuju Pos Penggik merupakan jalur terpanjang dibandingkan dengan jalur pos

lain. Pada perjalanan menuju Pos Penggik, pendaki akan melewati tebing-tebing

batu dan Jurang Pangarip-arip di sebelah kiri jalan. Kondisi jalur menuju pos tiga

rawan longsor dan licin jika terjadi hujan.

Pos 4 (Pos Cokro Suryo) berada pada posisi 111° 11’ 11” BT dan 07° 37’

54” LS. Jalur pendakian dari Pos 3 menuju Pos 4 terdapat mata air bernama

Sendang Panguripan. Perjalanan menuju Pos Cokro Suryo, pendaki harus

melewati jalur Ondo-Rante. Jalur Ondo-Rante adalah jalur yang berbentuk

menyerupai tangga dan rantai. Pada jalur ini sudah jarang ditemukan vegetasi

pohon-pohon tinggi. Pada Pos 4 terdapat padang Sabana yang luas. Pos ini

Page 55: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

37

merupakan bangunan untuk berteduh di sekitar Padang Sabana. Jika cuaca cerah,

pendaki dapat menyaksikan gumpalan awan yang indah menyerupai lautan. Pos 4

adalah bangunan terakhir sebelum mencapai Puncak Hargo Dumilah. Gambar 5

menunjukkan peta jalur pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata Puncak

Lawu.

Sumber: Googleearth (2014)

Gambar 5 Peta jalur pendakian Cemoro Kandang

5.2 Karakteristik Pendaki di Wana Wisata Puncak Lawu

Karakteristik pendaki di Jalur Pendakian Cemoro Kandang Wana Wisata

Puncak Lawu dijelaskan berdasarkan karakteristik responden yang diteliti.

Karakteristik responden yang diteliti yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan,

tingkat usia, jenis pekerjaan, dan pendapatan. Jumlah responden yang diteliti

karakteristiknya pada penelitian ini berjumlah 80 orang. Tabel 4 menunjukkan

data karakteristik responden di jalur pendakian Cemoro Kandang.

Page 56: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

38

Tabel 4 Karakteristik responden di jalur pendakian Cemoro Kandang No Kategori Jumlah (orang) Presentase (persen)

1 Jenis kelamin

a. Laki-laki 63 78.75

b. Perempuan 17 21.25

2 Tingkat pendidikan

a. SD 3 3.75

b. SMP 3 3.75

c. SMA 26 32.50

d. Diploma 14 17.50

e. S1 24 30.00

f. S2 2 2.50

3 Usia

a. 18 tahun - 28 tahun 51 63.75

b. 29 tahun - 39 tahun 21 26.25

c. 40 tahun - 50 tahun 8 10.00

4 Pekerjaan

a. Mahasiswa/Pelajar 27 33.75

b. Wiraswasta 19 23.75

c. Pegawai Swasta 11 13.75

d. PNS 11 13.75

e. Pegawai BUMN 7 8.75

f. TNI/POLRI 5 6.25

5 Pendapatan

a. Kurang dari Rp 1 juta 19 23.75

b. Rp 1 000 001.00 sampai Rp 1 500 000.00 14 17.50

c. Rp 1 500 001.00 sampai Rp 2 500 000.00 20 25.00

d. Rp 2 500 001.00 sampai Rp 3 500 000.00 9 11.25

e. Lebih dari Rp 3 500 000.00 18 22.50 Sumber : Hasil olahan data primer (2014)

Berdasarkan data karakteristik responden yang diperoleh pada Tabel 4,

mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 78.75 persen dari

total responden. Hal ini menunjukkan bahwa wisata pendakian gunung di Wana

Wisata Puncak Lawu lebih banyak digemari oleh laki-laki daripada wanita.

Tingkat pendidikan pendaki yang menjadi responden pada penelitian ini

dikategorikan dari jenjang pendidikan formal yang dilalui. Semakin tinggi tingkat

pendidikan formal responden maka semakin baik tingkat pengetahuan responden

terhadap pentingnya kualitas lingkungan, sehingga hasil nilai WTP yang

didapatkan akan lebih besar. Mayoritas tingkat pendidikan responden pada

penelitian ini adalah SMA dan S1. Berdasarkan penggolongan tingkat pendidikan,

maka dapat disimpukan tingkat pendidikan responden cukup tinggi. Usia

responden pada penelitian ini berkisar dari 18 tahun sampai 50 tahun. Responden

yang berusia 18 tahun sampai 28 tahun berjumlah 51 orang dari total 80

responden atau 63.75 persen. Hal ini menunjukkan mayoritas responden tergolong

masih muda, yaitu berusia 18 tahun sampai 28 tahun. Jenis pekerjaan responden

Page 57: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

39

pada penelitian ini beragam, namun mayoritas responden merupakan

mahasiswa/pelajar yaitu sebanyak 27 responden atau 33.75 persen dari total

responden, sedangkan 23.75 persen dari total responden merupakan wiraswasta.

Sebanyak 13.75 persen bekerja sebagai pegawai swasta dan 8.75 persen bekerja

sebagai pegawai BUMN. Jenis pekerjaan yang beragam menyebabkan pendapatan

responden pada penelitian ini juga bervariasi. Pendapatan adalah rata-rata total

pendapatan responden setiap bulan. Pendapatan mempengaruhi kesediaan

membayar responden untuk pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang.

Semakin besar pendapatan responden maka semakin kecil presentase proporsi

nilai WTP yang dikeluarkan oleh responden terhadap pendapatan responden,

Tingkat pendapatan responden pada penelitian ini sangat bervariasi, yaitu kurang

dari Rp 1 000 000.00 sampai lebih dari Rp 3 500 000.00.

5.3 Kondisi Lingkungan dan Pola Pendakian

Pengamatan di lokasi penelitian menunjukkan penurunan kualitas

lingkungan akibat aktivitas pendakian. Hasil pengamatan menunjukkan keadaan

dimana pada lokasi penelitian terdapat banyak sampah yang dibuang oleh pendaki

di sekitar jalur pendakian. Hasil pengamatan juga menunjukkan adanya kerusakan

vegetasi akibat penebangan pohon/ranting oleh pendaki (Lampiran 7). Potensi

kebakaran hutan akibat kelalaian pendaki dalam mematikan sisa api unggun dan

perilaku pendaki dalam membuang puntung rokok di sekitar jalur pendakian juga

menjadi ancaman bagi keberlanjutan wisata di Wana Wisata Puncak Lawu.

Kondisi lingkungan di sekitar jalur pendakian Cemoro Kandang Wana

Wisata Puncak Lawu relatif kotor karena sampah yang dibuang oleh pendaki.

Tumpukan sampah juga terlihat di beberapa titik seperti di sekitar pos pendakian

(Lampiran 7). Hasil survei kepada 80 responden selama penelitian pada bulan

Maret sampai bulan Mei 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 54 orang (67.50

persen) pernah membuang sampah di sekitar jalur pendakian Cemoro Kandang,

sedangkan 26 orang (32.50 persen) tidak pernah membuang sampah di sekitar

jalur pendakian. Hasil survei menunjukkan bahwa jenis sampah yang paling

banyak dibuang di jalur pendakian Cemoro Kandang adalah sampah bungkus mie

instan/makanan ringan. Tabel 5 menunjukkan jenis dan jumlah sampah yang

Page 58: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

40

dibuang oleh 80 responden di jalur pendakian Cemoro Kandang pada bulan Maret

sampai Mei 2014.

Tabel 5 Jenis sampah yang dibuang di jalur pendakian Cemoro Kandang pada

bulan Maret-Mei 2014

No Jenis Sampah Jumlah

(bungkus/botol)

Persentase

(persen)

1 Bungkus mie instan/ makanan ringan 117 29.85

2 Botol air mineral/ soft drink 59 15.05

3 Kantong plastik 67 17.09

4 Bungkus tisu 10 2.55

5 Bungkus permen 60 15.31

6 Bungkus rokok 52 13.26

7 Sachet minuman/madu 27 6.89

Total 392 100 Sumber : Hasil olahan data primer (2014)

Penebangan ranting/pohon oleh pendaki dan kelalaian pendaki dalam

membuat api unggun juga menjadi ancaman bagi kelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang. Hasil survei terhadap 80 responden selama bulan Maret sampai

Mei 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 43 orang (53.75 persen) pernah

membuat api unggun di sekitar jalur pendakian Cemoro Kandang dan sebanyak 37

orang (46.25 persen) tidak pernah membuat api unggun di sekitar jalur pendakian

Cemoro Kandang. Hasil survei dengan pendaki sebagai responden juga

menunjukkan sebanyak 42 orang (52.50 persen) pernah menebang ranting/pohon

dan 38 orang (47.25 persen) tidak pernah menebang ranting/pohon. Penebangan

pohon/ranting oleh pendaki sebagian besar digunakan untuk membuat api unggun,

yaitu sebanyak 126 ranting (64.61 persen). Tabel 6 menunjukkan jumlah

penebangan ranting/pohon oleh 80 responden pada bulan Maret sampai Mei 2014.

Tabel 6 Penebangan ranting/pohon di jalur pendakian Cemoro Kandang pada

bulan Maret-Mei 2014 No Alasan penebangan ranting/pohon Jumlah (batang) Persentase (persen)

1 Membuat api unggun 126 64.61

2 Mendirikan tenda/bivak 36 18.46

3 Alat bantu mendaki 27 13.85

4 Membuat tandu 2 1.03

5 Alat bantu evakuasi (rescue) 4 2.05

Total 195 100 Sumber : Hasil olahan data primer (2014)

Berdasarkan Pasal 50 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan, pendaki sebenarnya dilarang melakukan

penebangan pohon dalam kawasan hutan, membakar hutan, membawa alat-alat

Page 59: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

41

yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di

dalam hutan dan dilarang membuang benda-benda yang dapat menyebabkan

kebakaran dan kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan

fungsi hutan ke dalam kawasan hutan. Pengelola dan Kesatuan Pemangku Hutan

(KPH) juga menghimbau pendaki untuk tidak melakukan penebangan

ranting/pohon di jalur pendakian Cemoro Kandang, namun kondisi di lapangan

menunjukkan masih terjadi penebangan ranting/pohon oleh pendaki.

Page 60: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

42

VI PERSEPSI PENDAKI TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN

DI JALUR PENDAKIAN CEMORO KANDANG

Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan di jalur pendakian Cemoro

Kandang perlu diketahui sebagai langkah awal dalam melakukan pelestarian

lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang Wana Wisata Puncak Lawu.

Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan dapat menggambarkan keadaan

kualitas lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang. Persepsi terhadap

kualitas lingkungan diketahui dengan survei kepada para pendaki sebagai

pengunjung Wana Wisata Puncak Lawu.

Pada penelitian ini digunakan Skala Likert untuk mengetahui persepsi

pendaki terhadap kualitas lingkungan di sekitar jalur pendakian seperti kualitas

vegetasi, mata air, udara dan keadaan jalur pendakian karena sampah. Skala Likert

juga digunakan untuk mengetahui persepsi pendaki terhadap aktivitas pendakian

yang dapat mengancam kelestarian lingkungan.

Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan dengan menggunakan skala

Likert diketahui dengan memilih alternatif jawaban dari pernyataan: Sangat Setuju

(SS); Setuju (S); Tidak Setuju (TS); dan Sangat Tidak Setuju (STS) mengenai

kualitas vegetasi, mata air, udara dan kondisi jalur pendakian akibat sampah dari

pendaki. Alternatif jawaban Sangat Setuju (SS) memiliki poin 4, Setuju (S)

memiliki poin 3, Tidak Setuju (TS) memiliki poin 2 dan Sangat Tidak Setuju

(STS) memiliki poin 1. Masing-masing jumlah responden yang memilih alternatif

jawaban dikalikan dengan masing-masing poin dari alternatif jawaban tersebut,

kemudian hasilnya dijumlahkan untuk mengetahui kriteria interpretasi skor dari

pernyataan yang ditanyakan kepada responden. Tabel 7 menunjukkan persepsi

pendaki terhadap kualitas vegetasi di sekitar jalur pendakian.

Page 61: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

43

Tabel 7 Persepsi responden terhadap kualitas lingkungan jalur pendakian

No Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS S TS STS

Σ % Σ % Σ % Σ %

1

Vegetasi di sekitar jalur

pendakian mengalami

kerusakan

16 20.00 39 48.75 24 30.00 1 1.25

2 Kondisi air di mata air

tercemar

1 1.25 15 18.75 41 51.25 23 28.75

3 Udara di sekitar jalur

pendakian tercemar

2 2.50 12 15.00 50 62.50 16 20.00

4 Jalur pendakian kotor karena

sampah

33 41.25 41 51.25 6 7.50 0 0.00

Sumber : Hasil olahan data primer (2014)

Berdasarkan Tabel 7, hasil survei pada 80 responden selama penelitian

diketahui sebanyak 16 orang (20.00 persen) menyatakan “sangat setuju” dan 39

orang (48.75 persen) menyatakan “setuju” terhadap kerusakan vegetasi di sekitar

jalur pendakian. Jumlah responden yang menyatakan “sangat setuju” dan “setuju”

terhadap kerusakan vegetasi di sekitar jalur pendakian lebih besar daripada

responden yang menyatakan “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Setelah

dilakukan perkalian jumlah alternatif jawaban dengan masing-masing poin maka

diperoleh jumlah skor untuk pernyataan terkait kondisi vegetasi sebesar 230

(Lampiran 2). Gambar 6 menunjukkan skala skor penilaian untuk persepsi

terhadap vegetasi dengan nilai skor 230 terletak pada daerah “setuju”, dimana

skor terendah adalah 80 dan nilai skor tertinggi adalah 320.

230

0 80 160 240 320

STS TS S SS

Gambar 6 Skor penilaian persepsi kualitas vegetasi

Hasil survei kepada 80 responden selama penelitian pada tabel 7

menunjukkan sebanyak 41 persen (51.25 persen) menyatakan tidak setuju

terhadap pernyataan kondisi air di mata air tercemar, 23 orang (28.75 persen)

menyatakan sangat tidak setuju bahwa kondisi air di mata air tercemar, 15 orang

(18.75 persen) setuju jika kondisi air di mata air tercemar dan 1 orang (1.25

persen) yang menyatakan sangat setuju jika kondisi air di mata air tercemar.

Page 62: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

44

Penjumlahan skor terhadap pernyataan kondisi mata air menghasilkan skor

sebesar 154 (Lampiran 2). Gambar 7 menunjukkan skala skor penilaian untuk

persepsi responden terhadap kondisi air di mata air berada pada daerah TS (Tidak

Setuju) jika air di mata air tercemar.

154

0 80 160 240 320

STS TS S SS

Gambar 7 Skor penilaian persepsi kondisi air di mata air

Pada Tabel 7 menunjukkan hasil survei kepada 80 responden selama

penelitian dimana sebanyak 50 orang (62.50 persen) menyatakan tidak setuju dan

16 orang (20.00 persen) sangat tidak setuju jika udara sekitar jalur pendakian

mulai tercemar. Responden yang menyatakan sangat setuju jika udara di sekitar

jalur pendakian jumlahnya relatif kecil yaitu 2 orang (2.5.00 persen), sedangkan

responden yang menyatakan setuju berjumlah 12 orang (15.00 persen).

Penjumlahan skor terhadap pernyataan kualitas udara di jalur pendakian Cemoro

Kandang menghasilkan skor 160 (Lampiran 2). Gambar 8 menunjukkan skala

skor penilaian untuk persepsi responden terhadap kualitas udara di jalur pendakian

Cemoro Kandang berada pada daerah TS (Tidak Setuju) jika udara di jalur

pendakian tercemar.

160

0 80 240 320

STS TS S SS

Gambar 8 Skor penilaian persepsi kualitas udara di jalur pendakian

Persepsi 80 responden selama penelitian terhadap jalur pendakian yang

kotor karena sampah pada tabel 7 menunjukkan sebanyak 41 orang (51.25 persen)

menyatakan setuju dan 33 orang (41.25 persen) menyatakan sangat setuju.

Jawaban alternatif tidak setuju relatif lebih kecil yaitu 6 orang (7.50 persen)

sedangkan jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang memilih. Penjumlahan skor

terhadap pernyataan jalur pendakian Cemoro Kandang kotor oleh sampah

Page 63: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

45

menghasilkan skor 267 (Lampiran 2). Gambar 9 menunjukkan skala skor

penilaian untuk persepsi responden terhadap kualitas lingkungan jalur pendakian

yang kotor karena sampah berada pada daerah SS (Sangat Setuju).

267

0 80 160 240 320

STS TS S SS

Gambar 9 Skor penilaian persepsi jalur pendakian kotor karena sampah

Aktivitas wisata berbasis gunung seperti pendakian gunung dapat

berdampak negatif terhadap kelestarian lingkungan jalur pendakian dan

keberlanjutan wisata berbasis gunung tersebut. Kerusakan vegetasi akibat

penebangan oleh pendaki, pencemaran mata air oleh zat-zat kimia sampah

pendaki, kebakaran hutan akibat kelalaian pendaki dan kotornya lingkungan jalur

pendakian oleh sampah pendaki menjadi ancaman bagi kelestarian jalur

pendakian. Penelitian ini juga melihat persepsi pendaki terhadap dampak-dampak

dan potensi eksternalitas negatif oleh aktivitas pendakian yang mengancam

kelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang dan keberlanjutan wisata

di Wana Wisata Puncak Lawu dengan menggunakan Skala Likert. Tabel 8

menunjukkan pernyataan dan alternatif jawaban dari 80 responden selama

peneitian terkait persepsi terhadap dampak negatif karena aktivitas pendakian.

Tabel 8 Persepsi responden terhadap dampak negatif aktivitas pendakian

No Pernyataan

Alternatif jawaban

SS S TS STS

Σ % Σ % Σ % Σ %

1 Kelalaian pendaki dalam

mematikan sisa api unggun dapat

menyebabkan kebakaran hutan

di sekitar jalur pendakian.

28 35.00 43 53.75 8 10.00 1 1.25

2 Penebangan pohon/ranting oleh

pendaki dapat merusak vegetasi

di jalur pendakian

30 37.50 38 47.50 11 13.75 1 1.25

3 Membuang sampah di sekitar

jalur pendakian dapat

mengancam kelestarian

lingkungan jalur pendakian

24 30.00 47 58.75 8 10.00 1 1.25

Sumber : Hasil olahan data primer (2014)

Page 64: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

46

Tabel 8 menunjukkan sebanyak 43 orang (53.75 persen) setuju dan 28 orang

(35.00 persen) sangat setuju bahwa kelalaian pendaki dalam mematikan sisa api

unggun dapat menyebabkan kebakaran hutan. Jumlah responden yang menyatakan

sangat setuju dan setuju lebih besar daripada jumlah responden yang menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju. Responden yang menjawab tidak setuju

berjumlah 8 orang (10.00 persen), sedangkan responden yang menjawab sangat

tidak setuju yaitu 1 orang (1.25 persen). Penjumlahan skor terhadap pernyataan

bahwa kelalaian pendaki dalam mematikan sisa api unggun dapat menyebabkan

kebakaran hutan di jalur pendakian Cemoro Kandang menghasilkan skor 258

(Lampiran 2). Gambar 10 menunjukkan skala skor penilaian untuk persepsi

responden terhadap pernyataan tersebut berada pada daerah SS (Sangat Setuju).

258

0 80 160 240 320

STS TS S SS

Gambar 10 Skor penilaian persepsi kelalaian pendaki mematikan sisa api unggun

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebanyak 38 orang (47.50 persen) setuju dan

30 orang (37.50 persen) sangat setuju jika penebangan pohon/ranting oleh pendaki

dapat merusak vegetasi di jalur pendakian. 11 orang (13.75 persen) menyatakan

tidak setuju, sedangkan 1 orang (1.25 persen) menyatakan sangat tidak setuju jika

penebangan ranting/pohon dapat merusak vegetasi di jalur pendakian Cemoro

Kandang. Penjumlahan skor penilaian dari penyataan tersebut menghasilkan skor

sebesar 257 (Lampiran 2). Gambar 11 menunjukkan skala skor penilain untuk

persepsi responden terhadap pernyataan tersebut berada pada daerah SS (Sangat

Setuju).

257

0 80 160 240 320

STS TS S SS

Gambar 11 Skor penilaian persepsi terhadap penebangan pohon/ranting

Tabel 8 juga menunjukkan persepsi pendaki terhadap perilaku pendaki yang

membuang sampah di sekitar jalur pendakian dapat mengancam kelestarian jalur

Page 65: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

47

pendakian Cemoro Kandang. Sebanyak 47 orang (58.75 persen) setuju dan 24

orang (30.00 persen) sangat setuju jika perilaku membuang sampah di sekitar jalur

pendakian dapat mengancam kelestarian jalur pendakian. Sebanyak 8 orang

(10.00 persen) menyatakan tidak setuju dan 1 orang (1.25 persen) menyatakan

sangat tidak setuju jika perilaku membuang sampah di sekitar jalur dapat

mengancam kelestarian jalur pendakian. Penjumlahan skor penilaian dari persepsi

responden menghasilkan skor 254 (Lampiran 2). Gambar 12 menunjukkan skala

skor penilaian untuk persepsi responden terhadap pernyataan bahwa kelestarian

jalur pendakian terancam karena perilaku membuang sampah di sekitar jalur

pendakian berada pada daerah SS (Sangat Setuju).

254

0 80 160 240 320

STS TS S SS

Gambar 12 Skor penilaian persepi perilaku membuang sampah

Page 66: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

48

VII WILLINGNESS TO PAY MAKSIMUM PENDAKI TERHADAP

PELESTARIAN JALUR PENDAKIAN CEMORO KANDANG

DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya

(JLPL) Perhutani Unit 1 Jawa Tengah sebagai pengelola Wana Wisata Puncak

Lawu membutuhkan dana untuk melakukan upaya pelestarian lingkungan di jalur

pendakian Cemoro Kandang seperti pembersihan sampah sisa pendakian,

penanaman bibit pohon untuk pencegahan tanah longsor, serta penambahan

tenaga kerja untuk mencegah kebakaran hutan dan kerusakan vegetasi. Upaya

pelestarian lingkungan tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pendaki

sebagai konsumen Wana Wisata Puncak Lawu diharapkan ikut berpartisipasi

dalam upaya pelestarian lingkungan dengan diketahui kesediaan membayar

pendaki untuk pelestarian lingkungan, sehingga keberlanjutan Wana Wisata

Puncak Lawu tercapai.

Analisis Willingness to Pay (WTP) pada Contingent Valuation Method

(CVM) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar WTP seseorang untuk

menerima perubahan layanan barang dan jasa dari sumberdaya alam dan

lingkungan (Fauzi 2014). Pada penelitian ini, analisis WTP dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana pendaki sebagai pengunjung Wana Wisata Puncak Lawu

menginginkan perbaikan kualitas lingkungan pada jalur pendakian Cemoro

Kandang.

Untuk mengetahui nilai WTP pendaki, maka diperlukan metode elisitasi.

Pada penelitian ini, digunakan format elisitasi single-bounded dichotomous choice

CVM. Menurut Fauzi (2014), model Dichotomous-Choice CVM (atau DC-CVM),

khususnya dengan elisitasi single-bounded menjadi metode yang paling popular

untuk analisis CVM. Penelitian ini menggunakan Dichotomous Choice CVM

untuk mengetahui besarnya WTP maksimum pendaki terhadap pelestarian

lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang. Teknik yang digunakan untuk

mengetahui besarnya nilai WTP adalah dengan analisis regresi logistik dan

menggunakan metode non-parametrik yaitu metode Turnbull (Fauzi 2014).

Penggunaan dua metode untuk mengetahui besarnya nilai WTP maksimum

Page 67: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

49

tersebut dimaksudkan untuk membandingkan hasil nilai WTP maksimum dari

metode yang berbeda. Menurut Fauzi (2014), metode Turnbull memungkinkan

peneliti untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepercayaan peneliti terhadap

pendugaan WTP dengan menghitung keragaman (variance).

Menurut Fauzi (2014), model Dichotomous-Choice CVM menggunakan

nilai bid berbeda yang ditawarkan pada setiap kelompok. Setiap kelompok sampel

akan diambil secara purposive, yaitu responden adalah pendaki yang pernah

melakukan pendakian di jalur pendakian Cemoro Kandang lebih dari satu kali.

Pada penelitian ini responden menjawab “ya” atau “tidak” terhadap nilai bid yang

ditawarkan. Nilai penawaran (bid) yang ditawarkan kepada responden terdiri dari

empat kategori kelompok. Maing-masing kategori kelompok memiliki nilai

penawaran sebesar Rp 2 500, Rp 5 000, Rp 10 000, dan Rp 15 000. Setiap

kategori kelompok menawarkan nilai bid kepada 20 responden secara purposive,

yaitu melakukan survei kepada pendaki yang pernah melakukan pendakian di

jalur pendakian Cemoro Kandang lebih dari satu kali. Jumlah responden pada

penelitian ini adalah 80 responden. Gambar 13 menunjukkan hasil struktur

elisitasi model single-bounded DC-CVM pada penelitian ini.

Apakah anda sanggup membayar ?

n1 n2 n3 n4

Rp 2 500.00 Rp 5 000.00 Rp 10 000.00 Rp 15 000.00

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

19 1 18 2 12 8 6 14

Gambar 13 Hasil struktur elisitasi model single-bounded DC-CVM

Page 68: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

50

Pada Gambar 13, responden yang menjawab “ya” pada nilai penawaran

(bid) Rp 2 500.00 sebanyak 19 orang sedangkan responden yang menjawab

“tidak” hanya satu orang. Sebanyak 18 responden menjawab “ya” dan dua

responden menjawab “tidak” pada kategori kelompok bid Rp 5 000.00. Pada nilai

bid Rp 10 000.00, sebanyak 12 orang menjawab “ya” dan delapan orang

menjawab “tidak”. Perbedaan terlihat pada nilai bid Rp 15 000.00, dimana

responden yang menjawab “ya” lebih sedikit daripada responden yang menjawab

“tidak”. Pada nilai bid tersebut sebanyak enam orang menjawab “ya” dan 14

orang menjawab “tidak”. Hasil struktur elisitasi menunjukkan bahwa semakin

tinggi nilai bid maka jumlah responden yang menjawab “ya” semakin sedikit. Hal

ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi nilai bid, maka proporsi kesediaan

membayar bid terhadap pendapatan responden semakin tinggi, sehingga peluang

responden menjawab “ya” semakin kecil.

7.1 Perhitungan WTP dengan Model Logit

Teknik analisis regresi logistik dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai

WTP pendaki terhadap pelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang.

Pada penelitian ini, perhitungan WTP dengan regresi logistik menggunakan

Software Minitab 15. Variabel respon pada penelitian ini adalah keputusan “ya”

atau “tidak” terhadap kesediaan membayar nilai bid untuk pelestarian lingkungan

jalur pendakian Cemoro Kandang, sedangkan variabel bebas yang digunakan

adalah nilai penawaran (bid), tingkat pendapatan, persepsi pendaki terhadap

kualitas lingkungan, dan biaya kunjungan. Tabel 9 menunjukkan hasil

penghitungan regresi logistik dengan software Minitab 15.

Page 69: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

51

Tabel 9 Hasil analisis regresi logistik dengan software Minitab 15

Parameter Koefisien P-Value Odds ratio

Konstanta 3.12714 0.018

Nilai penawaran/bid (Rp/kunjungan) -0.0003343 0.000 1.00

Pendapatan (Rp) 0.0000010 0.013 1.00

Biaya kunjungan (Rp) -0.0000058 0.102 1.00

Perspesi kualitas lingkungan -1.27344 0.126 0.28

Log-Likelihood = -23.226

Test that all slopes are zero: G = 52.922, DF = 4, P-Value = 0.000

Godness of Fit Test

Method Chi-Square DF P

Pearson 73.9992 73 0.445

Deviance 46.4522 73 0.993

Hosmer-Lemeshow 7.2128 8 0.514 Sumber : Hasil olahan data primer (2014)

Perhitungan model logit tersebut didapatkan E(WTP) sebesar Rp 9 354.29

(Lampiran 4). Total WTP diperoleh dari perkalian nilai WTP Rp 9 354.29 dengan

jumlah pengunjung Wana Wisata Puncak Lawu pada tahun 2013 yaitu 7 129

pendaki, sehingga diperoleh total WTP sebesar Rp 66 686 733.41/tahun

(Lampiran 4).

7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar Maksimum

Pendaki Terhadap Pelestarian Jalur Pendakian Cemoro Kandang

Kesediaan membayar (Willingness to Pay) maksimum pendaki terhadap

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata Puncak Lawu

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada Penelitian ini, faktor-faktor tersebut

merupakan variabel bebas yang mempengaruhi kesediaan membayar pendaki

untuk pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Faktor-faktor yang

merupakan variabel bebas pada model logit antara lain nilai penawaran (bid),

pendapatan, biaya kunjungan, dan persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan.

Variabel-variabel bebas model logit pada penelitian ini dianalisis dengan Software

Minitab 15 untuk diketahui apakah faktor-faktor tersebut berpengaruh signifikan

atau tidak. Tabel 9 menunjukkan hasil analisis regresi logistik yang menunjukkan

faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar maksimum pendaki

terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang.

Page 70: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

52

Tabel 9 menunjukkan nilai log-likelihood yang didapatkan pada model yaitu

sebesar -23.226. Menurut Firdaus et al. (2011), semakin kecil nilai log-likelihood

maka semakin bagus model yang didapatkan. Pengujian bahwa semua koefisien

model sama dengan nol menghasilkan statistik G sebesar 52.922 dengan nilai p-

value sebesar 0.000 yang berarti bahwa terdapat minimal satu slope model yang

tidak sama dengan nol. Statistik uji G adalah uji hipotesis untuk melihat apakah

semua faktor-faktor sama dengan nol. Menggunakan taraf nyata sebesar satu

persen, maka pada penelitan ini hipotesis nol harus ditolak yang berarti ada

minimal satu slope model yang tidak sama dengan yang nol.

Tabel 9 juga menunjukkan uji Pearson, Deviance dan Hosmer-Lemeshow.

Uji tersebut adalah uji kebaikan model. Pada penelitian ini dihasilkan kesimpulan

bahwa tidak ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa model yang diperoleh

tidak baik dalam mengepas dengan data, karena dengan nilai p-value yang

diharapkan dari masing-masing metode adalah lebih besar dari 0.05 bila taraf

nyata yang digunakan adalah lima persen. Hipotesis nolnya adalah model baik

dalam mengepas data. Maka dari ketiga metode tersebut dihasilkan tidak cukup

bukti untuk menyimpulkan bahwa model yang diperoleh tidak baik dalam

mebgepas data.

Tabel 9 menunjukkan variabel-variabel pada penelitian ini, yaitu variabel

nilai penawaran (bid), pendapatan, biaya kunjungan, dan persepsi terhadap

kualitas lingkungan. Berikut penjelasan masing-masing faktor-faktor tersebut:

1. Nilai penawaran (bid)

Nilai penawaran merupakan variabel yang penting terhadap kesediaan

membayar pendaki untuk pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Besarnya

nilai penawaran yang ditawarkan kepada pendaki menentukan apakah pendaki

bersedia membayar atau tidak untuk pelestarian jalur pendakian Cemoro

Kandang. Variabel bid bukan berupa variabel kategorik atau dummy. Pada Tabel 9

menunjukkan p-value pada variabel ini adalah 0.000, sehingga variabel ini

berpengaruh signifikan pada taraf nyata satu persen. Koefisien nilai penawaran

bertanda negatif (-) yang berarti variabel ini berpengaruh negatif terhadap variabel

respon, yaitu semakin tinggi nilai penawaran maka semakin kecil peluang

menjawab “ya” untuk kesediaan membayar terhadap pelestarian jalur pendakian

Page 71: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

53

Cemoro Kandang. Hal ini sesuai hipotesis awal. Perhitungan odds ratio

didapatkan adalah 1.00, artinya pendapatan yang rendah memiliki peluang lebih

besar untuk bersedia membayar WTP terhadap pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang.

2. Pendapatan

Pendapatan merupakan variabel yang penting terhadap kesediaan membayar

pendaki untuk pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Variabel pendapatan

bukan berupa variabel kategorik atau variabel dummy. Pada Tabel 9 menunjukkan

nilai P-value pada variabel pendapatan adalah 0.013, sehingga variabel ini

berpengaruh signifikan pada taraf nyata lima persen. koefisien nilai pendapatan

bertanda positif yang berarti variabel ini berpengaruh positif (+) terhadap variabel

respon, yaitu semakin tinggi pendapatan responden berarti semakin besar peluang

responden menjawab “ya” untuk kesediaan membayar terhadap pelestarian jalur

pendakian Cemoro Kandang. Hal ini menunjukkan hasil sesuai dengan hipotesis

awal. Odds ratio yang didapatkan adalah 1.00, artinya semakin tinggi pendapatan

responden, maka semakin besar peluang responden bersedia membayar WTP

terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang.

3. Biaya kunjungan

Biaya kunjungan merupakan variabel yang penting terhadap kesediaan

membayar pendaki untuk pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Variabel

biaya kunjungan bukan berupa variabel kategorik atau dummy. Pada Tabel 9

menunjukkan nilai p-value pada variabel biaya kunjungan adalah 0.102, sehingga

variabel ini berpengaruh signifikan pada taraf nyata 15 persen. Koefisien biaya

kunjungan bertanda negatif (-) yang berarti variabel ini berpengaruh negatif

terhadap variabel respon, yaitu semakin rendah biaya kunjungan responden berarti

semakin besar peluang responden menjawab “ya” untuk kesediaan membayar

terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Hal ini sesuai dengan

hipotesis awal. Odds ratio yang didapatkan adalah 1.00, artinya semakin rendah

biaya kunjungan responden, maka semakin besar peluang responden bersedia

membayar WTP terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang.

Page 72: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

54

4. Persepsi kualitas lingkungan

Variabel persepsi kualitas lingkungan adalah variabel yang menunjukkan

persepsi penilaian responden terhadap kualitas lingkungan di jalur pendakian

Cemoro Kandang. Penilaian responden yang menganggap kualitas lingkungan

jalur pendakian masih baik diberi dengan nilai satu, sedangkan responden yang

menganggap kualitas jalur pendakian kurang baik dinilai dengan nilai nol. Pada

Tabel 9 menunjukkan p-value pada variabel ini adalah 0.126, sehingga variabel

ini berpengaruh signifikan pada taraf nyata 15 persen. Koefisien variabel persepsi

kualitas lingkungan bertanda negatif (-), yaitu variabel persepsi kualitas

lingkungan berpengaruh negatif terhadap variabel respon. Hal ini sesuai dengan

hipotesis awal. Tabel 9 menunjukkan variabel persepsi kualitas lingkungan yang

menampilkan odds ratio untuk persepsi responden terhadap kualitas lingkungan

“baik” dibandingkan persepsi responden terhadap kualitas lingkungan “kurang

baik”. Nilai odds ratio yang didapatkan pada variabel ini adalah 0.28, yang berarti

pada kondisi bid, pendapatan, dan biaya kunjungan yang sama, odds ratio antara

persepsi responden terhadap kualitas lingkungan “baik” dibandingkan persepsi

responden terhadap kualitas lingkungan “kurang baik” adalah sebesar 0.28.

Dengan demikian, pada kondisi bid, pendapatan, dan biaya kunjungan yang sama,

responden yang menganggap kualitas lingkungan “kurang baik” memiliki peluang

lebih besar untuk bersedia membayar WTP terhadap pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang.

7.3 Perhitungan WTP dengan Metode Non-Parametrik Turnbull

Menurut Fauzi (2014), selain dengan metode ekonometrik, perhitungan nilai

WTP juga dapat dilakukan dengan pendekatan non-parametrik. Pada penelitian ini

menggunakan metode non-parametrik Turnbull. Pendekatan ini mengandalkan

distribusi jawaban “tidak” dari responden terhadap respon pertanyaan lelang (bid).

Jika responden menjawab “tidak” terhadap nilai lelang yang ditawarkan, maka

nilai maksimum WTP dia akan lebih rendah dari nilai lelang (Fauzi 2014).

Menurut Fauzi (2014), untuk menentukan batas bawah dari WTP (lower bound

WTP) dan nilai rataan WTP pada metode Turnbull didapatkan dari perhitungan

dengan distribusi yang bersifat monotonically increasing atau non-monotonically

Page 73: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

55

increasing. Jika distribusi “tidak” (Fj) terlihat meningkat secara monotonik, maka

nilai mean WTP dapat dihitung langsung dengan formula E(WTP). Tabel 10

menunjukkan perhitungan rataan WTP (monotonically increasing) dengan metode

Turnbull pada penelitian ini.

Tabel 10 Perhitungan rataan WTP (monotonically increasing) dengan metode

Turnbull Lelang/bid (Rp) Jumlah Nj (Respon

“tidak”)

Total

Respon

(Tj)

Distribusi

“Tidak” (Fj)

Nilai

fj* (Fj+1 - Fj )

2 500 1 20 0.05 0.05

5 000 2 20 0.10 0.05

10 000 3 20 0.40 0.30

15 000 14 20 0.70 0.30

>15 000 1.00 0.30

Mean WTP 9125 Sumber : Hasil olahan data primer (2014)

Tabel 10 menunjukkan perhitungan rataan WTP metode Turnbull dengan

monotonically increasing karena distirbusi “tidak” (Fj) terlihat meningkat secara

monotonik. Hasil rataan WTP diperoleh sebesar Rp 9 125. Perhitungan rataan

WTP adalah sebagai berikut:

Menurut Fauzi (2014), salah satu kelebihan menggunakan metode Turnbull adalah

adanya pendugaan melalui lower bound. Kelebihan menggunaan pendugaan

melalui lower bound yaitu terkait dengan distribusi Turnbull estimator di mana

terdistribusi normal dan nilai tetap, sehingga juga normal. Dengan

kedua kondisi tersebut, Haab dan McConnel (2002) dalam Fauzi (2014),

merumuskan formula untuk menghitung keragaman (variance) yang dapat

digunakan untuk menghitung seberapa besar tingkat kepercayaan kita terhadap

pendugaan nilai rataan WTP. Nilai variance dapat dihitung sebagai berikut:

( ) ∑ (

)

( )

Page 74: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

56

Perhitungan nilai variance atau keragaman dapat digunakan untuk

menghitung seberapa besar tingkat kepercayaan kita terhadap pendugaan nilai

rataan WTP. Hasil perhitungan didapatkan variance sebesar 605 468.75 dan

standard error sebesar 778.12. Selang kepercayaan 95 persen untuk lower bound

WTP adalah 9125±1.96(778.12) atau Rp 7 599.89 dan Rp 10 650.11. Total WTP

dengan metode Turnbull diperoleh dari perkalian nilai rataan WTP metode

Turnbull sebesar Rp 9 125 dengan jumlah pengunjung Wana Wisata Puncak

Lawu pada tahun 2013 yaitu 7 129, sehingga diperoleh total WTP maksimum

sebesar Rp 65 052 125/tahun (Lampiran 5).

Tabel 11 Besar WTP maksimum pendaki No Metode Rataan WTP (Rp) Total WTP (Rp)

1 Regresi Logistik 9 354.29 66 686 733.41

2 Turnbull 9 125.00 65 052 125.00 Sumber: Hasil olahan data primer (2014)

Tabel 11 menunjukkan besar rataan WTP dan Total WTP maksimum dari

metode regresi logit dan metode Turnbull. Hasil rataan WTP pendaki terhadap

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang dari kedua metode tersebut berada

pada selang kepercayaan yang diperoleh, yaitu berkisar dari Rp 7 599.89 sampai

Rp 10 650.11/orang. Rataan nilai WTP pendaki pada regresi logistik yaitu sebesar

Rp 9 354.29/orang, sedangkan rataan WTP pendaki terhadap pelestarian jalur

pendakian Cemoro Kandang dengan menggunakan metode Turnbull adalah

sebesar Rp 9 125/orang. Total WTP dalam waktu setahun untuk metode regresi

logistik adalah sebesar Rp 66 686 733.41, sedangkan untuk metode Turnbull

adalah Rp 65 052 125/tahun. Hasil tersebut merupakan kesediaan membayar

pendaki untuk pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata

Puncak Lawu. Hasil nilai WTP maksimum tersebut juga menunjukkan non-use

Page 75: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

57

value dari Wana Wisata Puncak Lawu, yaitu nilai keberadaan (existence value),

nilai warisan (bequest value), dan nilai kebahagiaan (enjoyment value) dari

pendaki.

7.4 Mekanisme Pembayaran dan Penggunaan Dana Pelestarian Jalur

Pendakian Cemoro Kandang

Hasil rataan WTP (Willingness to Pay) dan total WTP yang didapatkan dari

penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pengelola Wana Wisata Puncak

Lawu yaitu Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi

Lainnya (JLPL) Perhutani Unit 1 Jawa Tengah untuk melakukan pembaruan harga

tiket masuk dan kegiatan pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Hasil

rataan WTP yang diperoleh dapat digunakan sebagai instrumen biaya yang

ditambahkan kepada harga tiket masuk, sehingga biaya tambahan harga tiket

masuk tersebut digunakan untuk dana khusus upaya pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang. Harga tiket masuk yang berlaku saat ini yaitu berdasarkan

Keputusan KBM JLPL Perhutani Unit 1 Jawa Tengah – Nomor : 35/KPTS/KBM

JLPL/2013 adalah sebesar Rp 5 000. Harga tiket masuk tersebut sudah termasuk

jaminan asuransi kecelakaan diri pengunjung sebesar Rp 200. Gambar 12

menunjukkan mekanisme rencana pembayaran dan penggunaan dana pelestarian

jalur pendakian Cemoro Kandang dari hasil WTP yang diperoleh dari penelitian

ini.

Page 76: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

58

pembayaran penggunaan

Keterangan : diluar ruang lingkup penelitian

: arah pembayaran dan penggunaan WTP

Gambar 14 Skema usulan mekanisme pembayaran dan penggunaan nilai WTP

Gambar 14 menunjukkan skema usulan mekanisme pembayaran dan

penggunaan WTP pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang

di Wana Wisata Puncak Lawu. Pendaki sebagai konsumen wana wisata atau

pemanfaat jasa lingkungan di Wana Wisata Puncak Lawu membayarkan harga

tiket masuk baru, yaitu harga tiket yang sudah ditambahkan dengan biaya

pelestarian lingkungan sebesar Rp 9 354.29 atau Rp 9 150 dan harga tiket masuk

awal sebesar Rp 5 000. Pembayaran tersebut diterima oleh KBM JLPL Perhutani

Unit 1 Jawa Tengah sebagai pengelola Wana Wisata Puncak Lawu. KBM JLPL

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah memisahkan biaya untuk WTP pelestarian khusus

untuk program upaya pelestarian lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang.

Sehingga WTP pelestarian dari pendaki yang terkumpul dapat digunakan untuk

program upaya pelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang seperti

pembayaran tenaga kerja kebersihan, penambahan tenaga kerja/ranger untuk

patroli pencegahan kebakaran hutan dan penebangan pohon/ranting oleh pendaki,

KBM JLPL Perhutani

Unit 1 Jawa Tengah

Dana

operasional

Wana Wisata

Puncak Lawu

Rataan

WTP

Upaya pelestarian

lingkungan

Pendaki

Tiket masuk

dan Rataan

WTP

Harga tiket

masuk

Dana

pelestarian

lingkungan

dari WTP

Page 77: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

59

kegiatan reboisasi, kegiatan bersih gunung, perawatan jalur pendakian dan

program-program lain yang mendukung upaya pelestarian lingkungan di jalur

pendakian Cemoro Kandang Wana Wisata Puncak Lawu. Upaya pelestarian

tersebut akan berdampak kepada peningkatan kualitas lingkungan dan

keberlanjutan wisata di Wana Wisata Puncak Lawu sehingga juga akan

berdampak positif kepada pendaki sebagai konsumen jasa lingkungan di Wana

Wisata Puncak Lawu. Skema pembayaran dan penggunaan WTP pendaki ini

harus diikuti dengan peraturan dan pengawasan yang ketat agar WTP pendaki

benar-benar digunakan untuk pelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro

Kandang Wana Wisata Puncak Lawu.

Page 78: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

60

VIII SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan simpulan sebagai berikut:

1. Penilaian persepsi responden terhadap kualitas lingkungan di jalur pendakian

Cemoro Kandang Wana Wisata Puncak Lawu dengan skala Likert

menunjukkan bahwa responden setuju jika vegetasi di sekitar jalur pendakian

mengalami kerusakan dan sangat setuju jika jalur pendakian Cemoro Kandang

kotor karena sampah, namun responden tidak setuju jika kondisi air di mata air

tercemar dan tidak setuju jika udara di sekitar jalur pendakian tercemar.

2. Perhitungan Willingness to Pay (WTP) pendaki terhadap pelestarian jalur

pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata Puncak Lawu dengan regresi

logistik binner menghasilkan nilai rataan WTP sebesar Rp 9 354.29 dan nilai

total WTP sebesar Rp 66 686 733.41/tahun, sedangkan perhitungan dengan

metode Turnbull menghasilkan nilai rataan WTP sebesar Rp 9 125 dan nilai

total WTP sebesar Rp 65 025 125/tahun. Nilai WTP tersebut juga

menunjukkan non-use value dari Wana Wisata Puncak Lawu yaitu nilai

keberadaan (existence value), nilai warisan (bequest value), dan nilai

kebahagiaan (enjoyment value) dari pendaki. Faktor-faktor yang berpengaruh

signifikan terhadap Willingness to Pay (WTP) maksimum pendaki terhadap

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata Puncak Lawu

adalah nilai penawaran/bid, pendapatan, biaya kunjungan dan persepsi kualitas

lingkungan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat memberikan saran

sebagai berikut:

1. Kesatuan Bisnis Manajemen (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya

(JLPL) Perhutani Unit 1 Jawa Tengah sebagai pengelola Wana Wisata Puncak

Lawu agar menerapkan retribusi baru yang mencakup nilai non-use dari Wana

Wisata Puncak Lawu seperti nilai keberadaan (existence value), nilai warisan

Page 79: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

61

(bequest value), dan nilai kebahagiaan (enjoyment value) pendaki. Nilai

tersebut ditunjukkan oleh hasil nilai rataan WTP maksimum pendaki terhadap

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang.

2. Nilai WTP maksimum pendaki terhadap pelestarian dapat menjadi acuan bagi

Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya

(JLPL) Perhutani Unit 1 Jawa Tengah untuk biaya pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang seperti pembayaran tenaga kerja untuk membersihkan

sampah sisa pendakian, mengadakan kegiatan bersih gunung, reboisasi di

sekitar jalur yang mengalami kerusakan vegetasi, dan penambahan tenaga

kerja/ranger untuk patroli pengawasan.

3. Pengelola Wana Wisata Puncak Lawu agar memperketat peraturan aktivitas

pendakian yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kelestarian jalur

pendakian seperti pelarangan membuang sampah di sekitar jalur pendakian,

pelarangan menebang ranting/pohon, pelarangan menggunakan deterjen atau

obat-obatan kimia di mata air, anjuran membawa kembali sampah sisa

pendakian dan mengingatkan bahaya kebakaran hutan akibat kecerobohan

pendaki.

4. Penelitian lanjutan dengan Cost Effectivenes Analysis untuk mekanisme

pengelolaan dan penggunaan dana pelestarian yang terkumpul agar dana

pelestarian yang terkumpul dapat digunakan seefektif mungkin untuk

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang.

Page 80: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

62

DAFTAR PUSTAKA

Amanda S. 2009. Analisis Willingness to Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau

Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan [skripsi]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Anderson DA. 2010. Environmental Economics and Natural Management third

edition. New York (US): Routledge.

Charters T, Saxon E. 2007. Tourism and Mountais: A Practical Guide to

Managing the Environmental and Social Impacts of Mountain Tours.

Sweeting A. Editor. Nairobi (KE): United Nations Environment Programme

(UNEP).

Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata: Dari Teori ke Aplikasi.

Yogyakarta (ID): Andi Offset.

Fandeli C, Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata.Yogyakarta (ID): Fakultas

Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Fandeli C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta (ID): Fakultas

Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Fauzi A. 2010. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta (ID):

Gramedia Pustaka Utama.

. 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam

dan Lingkungan. Bogor (ID): IPB Press.

Firdaus M, Harmini, Farid MA. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk

Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press.

Folmer H, Gabel L. 2010. Prinsiples of Environmental and Resources

Economics.: A Guide For Students and Decision-Makers Second Edition.

Cheltenham UK : Edward Elgar.

[Google]. 2014. Googleearth, Peta Jalur Pendakian Cemoro Kandang. [internet].

15Juli 2014.

. 2014. Googlemap, Peta Lokasi Wana Wisata Puncak Lawu. [internet].

15 Juli 2014.

Gujarati DN. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika Edisi Ketiga. Jakarta (ID):

Erlangga. Alih bahasa : Julius A, Mulyadi dan Yelvi Andri. Editor : Devi

Barnadi dan Wibi Hardani.

Haab TC, McConnell KE. 2002. Valuing Environmental and Natural Resources:

The Economic of Non-Market Valuation. Edward Elgar: USA.

Hanley N, Shaw WD, Wright RE. 2003. The New Economics of Outdoor

Recreation. New York (US): Edward Elgar Publishing.

Hayati N. 2012. Factors Affecting Tourist to Visit Kopeng Eco Tourism in Central

Java. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol.9 No.3

September 2012, Hal. 140-148. Makassar (ID): Balai Penelitian Kehutanan

Makassar.

Page 81: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

63

Herdiani G. 2009. Analisis Willingness to Pay Masyarakat terhadap Perbaikan

Lingkungan Perumahan (Kasus Perumahan Bukit Cimanggu City RW 10)

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hosmer DW, Lemeshow S. 1989 Applied Logistic Regression. New York (US):

John Wiley and Sons.

[Institut Pertanian Bogor]. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi ke 3.

Bogor (ID): IPB Pr.

Juanda B. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB

Press.

Kadir HA. 2003.Mari Mendaki Gunung dari Leuser sampai Cartenz Panduan

Bagi Orang-orang Berani. Yogyakarta (ID): Andi.

[Kantor Perwakilan Jawa Tengah]. 2011. Wisata Kabupaten Karanganyar.

[Internet]. 6 Februari 2014.

[KBM JLPL Perhutani Unit 1 Jawa Tengah]. 2013. Data Jumlah Pengunjung

Wana Wisata di Wilayah Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. Semarang (ID):

KBM JLPL Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

[Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif]. 2012. Rangking Devisa

Pariwisata terhadap Komoditas Ekspor Lainnya. [internet]. 3 Februari

2014.

Kruk E, Hummel J, Banskota K. 2007. Facilitating Sustainable Mountain

Tourism. Kathmandu (NP): International Centre For Integrated Mountain

Development (ICIMOD).

Kula E. 1994. Economics of Natural Resources, The Environment and Policies.

London (UK): Chapman & hall.

Majid RH. 2008. Analisis Willingness to Pay Pengunjung terhadap Upaya

Pelestarian Kawasan Situ Babakan, Srengseng, Sawah, Jakarta Selatan

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[Merbabu]. 2010. Gunung Lawu 3265 mdpl. [internet]. 3 Juni 2014.

Muljono P. 2012. Metodologi Penelitan Sosial. Bogor (ID): IPB Press.

Nepal SK, Chipeniuk R. 2005. Mountain Tourism: Toward a Conceptual

Framework. Tourism Geographies. [internet]. 2 September 2006; [diunduh

21 Februari 2014]; 7(3):313-333. doi:10.1080/146166805001164849.

http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14616680500164849#preview

Panitia Lokakarya Wana Wisata Perum Perhutani. 1987. Pengelolaan Wana

Wisata Makalah Pengantar Materi Lokakarya Wana Wisata. Di Dalam:

Perhutani, editor. Meningkatkan Pengembangan dan Pengelolaan Wana

Wisata Secara Profesional. Lokakarya Wana Wisata; 1986 Okt 21-22;

Baturraden, Indonesia. Jakarta (ID): Perum Perhutani.hlm 8.

Pemerintah Republik Indonesia. 1990. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.

Page 82: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

64

. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.

. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Jakarta (ID): Sekretariat

Negara.

[Perhutani]. 1980. Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 043.7/Dir perihal

Pedoman Pengembangan Wana Wisata. Jakarta (ID): Perum Perhutani.

. 1997a. Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor: 2461/ Kpts/ Dir/

1997 tentang Pedoman Pengusahaan Pariwisata Alam Perum Perhutani.

Jakarta (ID): Perum Perhutani.

. 1997b. Pedoman Pengusahaan Pariwisata Alam Perum Perhutani.

Jakarta (ID): Perum Perhutani.

. 2013a. Keputusan Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan

Produksi Lainnya Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah Nomor:

35/KPTS/KBM/JLPL/2013. Semarang (ID): Perum Perhutani.

.2013b. Pemantapan Proses Bisnis Menuju Perhutani Ekselen:

Laporan Tahunan 2012 Perum Perhutani. [internet]. 10 Februari 2014.

. 2013c. Wana Wisata Puncak Lawu: Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan & Produksi

Lainnya (JLPL). Semarang (ID): Perhutani.

Rachwartono R. 1987. Menuju Suatu Model Perencanaan dan Perancangan

Wana Wisata. Di Dalam: Meningkatkan Pengembangan dan Pengelolaan

Wana Wisata Secara Profesional. Lokakarya Wana Wisata; 1986 Okt 21-

22; Baturraden, Indonesia. Jakarta (ID): Perum Perhutani.hlm 28-29.

Riduwan, Sunarto. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung (ID): Alfabeta.

Rosadi D. 2011. Analisis Ekonometrika & Runtun Waktu Terapan dengan R.

Jogjakarta (ID): Andi Offset.

Simbolon B. 2000. Analisis Keterkaitan Peratuan Berkunjung dengan Perilaku

Pengunjung di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [skripsi]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Sitepu PBR. 2003. Perencanaan Program Interpretasi Lingkungan Pada Dua

Jalur Penndakian Gunung Sibayak Taman Hutan Raya Bukit Barisan

Sumatera Utara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suryanti T. 1987. Desain Landscape Dalam Pengembangan Wana Wisata. Di

Dalam: Perhutani, editor. Meningkatkan Pengembangan dan Pengelolaan

Wana Wisata Secara Profesional. Lokakarya Wana Wisata; 1986 Okt 21-

22; Baturraden, Indonesia. Jakarta (ID): Perum Perhutani.hlm 31-31.

Suswantoro G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Jogjakarta (ID): Andi Yogyakarta.

Syakya. 2005. Analisis Willingness To Pay (WTP) dan Strategi Pengembangan

Objek Wisata Pantai Lampuuk di Nangroe Aceh Darussalam.[Tesis]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 83: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

65

Tim Fakultas Kehutanan IPB. 1989. Studi Wana Wisata di Wilayah Kerja Perum

Perhutani. Bogor (ID): IPB Pr.

Tisdell C. 2001. Ecotourism: Aspects of its Sustainability and Compatibility with

Conservation, Social and other Objectives. Di Dalam: Tourism Economics,

the Environment and Development dan Journal of Travel Research; [Waktu

dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Cheltenham (UK) dan Northampton

(USA): Edward Elgar Publishing. hlm 131-141.

. 2001. Ecotourism, Economics, and the Environment: Observations

from China. Di Dalam: Tisdell C, editor. Tourism Economics, the

Environment and Development dan Journal of Travel Research; [Waktu dan

tempat pertemuan tidak diketahui]. Cheltenham (UK) dan Northampton

(USA): Edward Elgar Publishing. hlm 78-79.

US Army Map Services. 1963. Sheet 5220 III (Karangpandan) & Sheet 5219 IV

(Djurnalpolo). Series T725. Edition 1-AMS (FE/Far East).

[WTTC]. 2014. Travel & Tourism Economic Impact 2014 Indonesia. London

(UK): Word Travel and Tourism Council.

Yakin A. 2004. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Jakarta (ID): Akademika

Presindo.

Yoeti OA. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi dan Implementasi.

Jakarta (ID): PT Kompas Media Nusantara.

. 2010. Dasar-dasar Pengertian Hospitaliti dan Pariwisata. Bandung

(ID): PT Alumni.

Page 84: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

66

LAMPIRAN

Page 85: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

67

Kuisioner ini digunakan sebagai bahan SKRIPSI mengenai “Kesediaan

membayar (WTP) pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian

Cemoro Kandang” yang dilakukan oleh saya, Bayu Windiharto Putro

(H44100008). Saya mohon partisipasi saudara/i untuk berkenan mengisi

kuisioner ini dengan lengkap. Informasi yang saudara/i berikan akan

terjaga kerahasiaannya dan tidak untuk dipublikasikan. Atas perhatian

saudara/i saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 1. Kuisioner penelitian

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN

LINGKUNGAN

Jln. Kamper Level 5 Wing Kampus IPB Dramaga Bogor 16680

Telp. (0251) 8621 834, Fax. (0251) 8421 762

KUISIONER PENDAKI (WISATA PENDAKIAN GUNUNG)

A. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Domisili :

3. Jenis kelamin : L/P

4. Usia : tahun

5. Pendidikan terakhir :

a. SD e. S1

b. SMP f. S2

c. SMA g. S3

d. Akademi/Diploma

6. Pekerjaan :

a. Pelajar/Mahasiswa e. Wiraswasta/ Wirausaha

b. PNS f. Lainnya : …………….

c. TNI/POLRI

d. Pegawai Swasta

7. Pendapatan per bulan :

a. Kurang dari Rp 1 000 000.00 Tepatnya :

b. Rp 1 000 001.00 sampai Rp 1 500 000.00 Tepatnya :

c. Rp 1 500 001.00 sampai Rp 2 500 000.00 Tepatnya :

d. Rp 2 500 001.00 sampai Rp 3 500 000.00 Tepatnya :

e. Lebih dari Rp 3 500.000.00 Tepatnya :

B. Pola pendakian

1. Berapakah biaya yang anda keluarkan untuk melakukan pendakian di jalur

pendakian Cemoro Kandang ?

Page 86: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

68

a. Biaya transportasi (pulang-pergi) :

b. Biaya konsumsi :

c. Biaya untuk tiket :

d. Biaya untuk membeli perbekalan :

e. Biaya lain, sebutkan :

2. Apakah anda pernah membuang sampah sisa pendakian di sekitar jalur

pendakian Cemoro Kandang?

a. Pernah b. Belum pernah

3. Jika pernah, jenis sampah apa yang anda buang di sekitar jalur pendakian?

No Jenis Sampah Jumlah

1 Bungkus mie instan dan sejenisnya

2 Botol air mineral/ soft drink dan sejenisnya

3 Kantong plastik

4 Bungkus makanan ringan

5 Sampah lain. Sebutkan :

4. Apakah anda pernah menebang pohon di sekitar jalur pendakian?

a. Pernah b. Belum pernah

5. Jika pernah, untuk apa anda menebang pohon/ranting di sekitar jalur

pendakian?

No Alasan penebangan

pohon/ranting

Jumlah (ranting/batang)

1 Untuk api unggun

2 Untuk membuat tenda/bivak

3 Untuk alat bantu mendaki

4 Alasan lain, sebutkan :

6. Apakah anda pernah membuat api unggun di sekitar jalur pendakian

Cemoro Kandang?

a. Penah b. Belum pernah

7. Apakah anda mengetahui adanya penutupan jalur pendakian Cemoro

Kandang karena kebakaran hutan?

a. Tahu b. Tidak tahu

C. Persepsi terhadap kualitas lingkungan

1. Pilihlah salah satu jawaban: (SS) untuk Sangat Setuju, (S) untuk Setuju,

(TS) untuk Tidak Setuju, dan (STS) untuk Sangat Tidak Setuju, pada

pernyataan terkait kualitas lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang

dibawah ini.

Page 87: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

69

No Pernyataan Alternatif jawaban

SS S TS STS

A Vegetasi di sekitar jalur pendakian mengalami

kerusakan.

B Kondisi air di mata air sudah tercemar

(berwarna, berbau dan berasa).

C Udara di sekitar jalur pendakian mulai

tercemar.

D Jalur pendakian mulai kotor karena sampah.

E Kelalaian pendaki dalam mematikan sisa api

unggun dapat menyebabkan kebakaran hutan di

sekitar jalur pendakian

F Penebangan pohon oleh pendaki dapat merusak

vegetasi dan ekosistem di jalur pendakian

G Membuang sampah, menebang pohon, dan lalai

mematikan api unggun di sekitar jalur

pendakian dapat mengancam kelestarian jalur

pendakian.

H Perlu upaya pelestarian lingkungan untuk

menjaga kelestarian jalur pendakian Cemoro

Kandang.

2. Bagaimana kondisi lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang secara

keseluruhan menurut anda?

a. Baik (masih lestari)

b. Kurang baik (sudah mulai rusak)

3. Apakah anda menginginkan upaya pelestarian jalur pendakian Cemoro

Kandang?

a. Ya b. Tidak

D. Informasi tentang kesediaan membayar (Willingness To Pay) terhadap

pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang

Wana Wisata Puncak Lawu mengandalkan kualitas lingkungan dan

kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang sebagai atraksi dan daya tarik

wisata. Saat ini kualitas lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang mengalami

penurunan. Kelestarian jalur pendakian juga terancam. Banyaknya sampah yang

menumpuk di sekitar jalur pendakian mengganggu kenyamanan pendaki di jalur

pendakian. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh kelalaian pendaki dalam

mematikan sisa api unggun dan kecerobohan dalam membuang puntung rokok

berpotensi menyebabkan kebakaran hutan di sekitar jalur pendakian. Penebangan

Page 88: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

70

pohon oleh pendaki untuk api unggun juga mengancam kelestarian ekosistem di

jalur pendakian. Masalah-masalah tersebut menyebabkan penurunan kualitas dan

ancaman bagi kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang yang akan berdampak

pada tidak tercapainya keberlanjutan wisata di Wana Wisata Puncak Lawu. Untuk

mengatasi hal tersebut, pengelola Wana Wisata Puncak Lawu berencana

melakukan upaya pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang yang bertujuan

untuk mengurangi sampah yang ada di jalur pendakian, menjaga kelestarian

ekosistem dari kebakaran dan penebangan pohon, serta melakukan perawatan

jalur pendakian dan pengembangan sarana yang mendukung kelestarian jalur

pendakian Cemoro Kandang. Pengelola Wana Wisata Puncak Lawu sebagai pihak

yang bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian jalur pendakian memerlukan

partisipasi dari pendaki yang berperan sebagai konsumen jasa lingkungan di Wana

Wisata Puncak Lawu. Diperlukan kesediaan membayar pendaki terhadap

pelestarian jalur pendakian.

1. Apakah anda bersedia untuk membayar sejumlah uang untuk pelestarian

jalur pendakian Cemoro Kandang?

2. Jika tidak, alasannya :

Page 89: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

71

Keterangan :

PDP : Pendapatan (rupiah/bulan)

BPE : Biaya kunjungan (rupiah)

PER : Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan

1 = persepsi pendaki untuk kualitas lingkungan “baik”

0 = persepsi pendaki untuk kualitas lingkungan “kurang baik”

Kategori bid Rp 2 500.00

Responden Ya/ Tidak PDP BKU PER

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Page 90: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

72

Keterangan :

PDP : Pendapatan (rupiah/bulan)

BPE : Biaya kunjungan (rupiah)

PER : Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan

1 = persepsi pendaki untuk kualitas lingkungan “baik”

0 = persepsi pendaki untuk kualitas lingkungan “kurang baik”

Kategori bid Rp 5 000.00

Responden Ya/ Tidak PDP BKU PER

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Page 91: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

73

Keterangan :

PDP : Pendapatan (rupiah/bulan)

BKU : Biaya kunjungan (rupiah)

PER : Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan

1 = persepsi pendaki untuk kualitas lingkungan “baik”

0 = persepsi pendaki untuk kualitas lingkungan “kurang baik”

Kategori bid Rp 10 000.00

Responden Ya/ Tidak PDP BKU PER

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Page 92: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

74

Keterangan :

PDP : Pendapatan (rupiah/bulan)

BKU : Biaya kunjungan (rupiah)

PER : Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan

1 = persepsi pendaki untuk kualitas lingkungan “baik”

0 = persepsi pendaki untuk kualitas lingkungan “kurang baik”

Kategori bid Rp 15 000.00

Responden Ya/ Tidak PDP BKU PER

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Page 93: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

75

Lampiran 2 Perhitungan Skala Likert

6.1 Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan di jalur pendakian

Poin untuk alternatif jawaban:

a. Sangat Setuju (SS) : 4

b. Setuju (S) : 3

c. Tidak Setuju (TS) : 2

d. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

Nilai Skor maksimal yang bisa diperoleh tiap pernyataan :

4 (Skor untuk Sangat Setuju) x 80 (jumlah responden) = 320

Nilai Skor minimal yang bisa diperoleh tiap pernyataan :

1 (Skor untuk Sangat Tidak Setuju) x 80 (jumlah responden) = 80

1. Vegetasi di sekitar jalur pendakian mengalami kerusakan.

Total skor : (Jumlah alternatif jawaban SS x 4) + (Jumlah alternatif jawaban S x

3) + (Jumlah alternatif jawaban TS x 2) + (Jumlah alternatif jawaban

STS x 1)

: (16 x 4) + (39 x 3) + (24 x 2) + (1 x 1) = 230

2. Kondisi air di mata air tercemar

Total skor : (Jumlah alternatif jawaban SS x 4) + (Jumlah alternatif jawaban S x

3) + (Jumlah alternatif jawaban TS x 2) + (Jumlah alternatif jawaban

STS x 1)

: (1 x 4) + (15 x 3) + (41 x 2) + (23 x 1) = 154

3. Udara di sekitar jalur pendakian tercemar

Total skor : (Jumlah alternatif jawaban SS x 4) + (Jumlah alternatif jawaban S x

3) + (Jumlah alternatif jawaban TS x 2) + (Jumlah alternatif jawaban

STS x 1)

: (2 x 4) + (12 x 3) + (50 x 2) + (16 x 1) = 160

4. Jalur pendakian kotor karena sampah

Total skor : (Jumlah alternatif jawaban SS x 4) + (Jumlah alternatif jawaban S x

3) + (Jumlah alternatif jawaban TS x 2) + (Jumlah alternatif jawaban

STS x 1)

: (33 x 4) + (41 x 3) + (6 x 2) + (0 x 1) = 267

Page 94: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

76

6.2 Persepsi Pendaki mengenai dampak negatif aktivitas pendakian terhadap

kelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang

1. Kelalaian pendaki dalam mematikan sisa api unggun dapat menyebabkan

kebakaran hutan di sekitar jalur pendakian.

Total skor : (Jumlah alternatif jawaban SS x 4) + (Jumlah alternatif jawaban S x

3) + (Jumlah alternatif jawaban TS x 2) + (Jumlah alternatif jawaban

STS x 1)

: (28 x 4) + (43 x 3) + (8 x 2) + (1 x 1) = 258

2. Penebangan pohon/ranting oleh pendaki dapat merusak vegetasi di jalur

pendakian.

Total skor : (Jumlah alternatif jawaban SS x 4) + (Jumlah alternatif jawaban S x

3) + (Jumlah alternatif jawaban TS x 2) + (Jumlah alternatif jawaban

STS x 1)

: (30 x 4) + (38 x 3) + (11 x 2) + (1 x 1) = 257

3. Membuang sampah di sekitar jalur pendakian dapat mengancam kelestarian

lingkungan jalur pendakian.

Total skor : (Jumlah alternatif jawaban SS x 4) + (Jumlah alternatif jawaban S x

3) + (Jumlah alternatif jawaban TS x 2) + (Jumlah alternatif jawaban

STS x 1)

: (24 x 4) + (47 x 3) + (8 x 2) + (1 x 1) = 254

Page 95: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

77

Lampiran 3 Hasil olahan Minitab

Binary Logistic Regression: WTP versus Bid, Pendapatan,... Link Function: Logit

Response Information

Variable Value Count

WTP 1 55 (Event)

0 25

Total 80

Logistic Regression Table

Odds 95% CI

Predictor Coef SE Coef Z P Ratio Lower Upper

Constant 3.12714 1.32354 2.36 0.018

Bid -0.0003343 0.0000911 -3.67 0.000 1.00 1.00 1.00

Pendapatan 0.0000010 0.0000004 2.48 0.013 1.00 1.00 1.00

Biaya kunjungan -0.0000058 0.0000035 -1.64 0.102 1.00 1.00 1.00

Persepsi Lingkungan -1.27344 0.831805 -1.53 0.126 0.28 0.05 1.43

Log-Likelihood = -23.226

Test that all slopes are zero: G = 52.922, DF = 4, P-Value = 0.000

Goodness-of-Fit Tests

Method Chi-Square DF P

Pearson 73.9992 73 0.445

Deviance 46.4522 73 0.993

Hosmer-Lemeshow 7.2128 8 0.514

Table of Observed and Expected Frequencies:

(See Hosmer-Lemeshow Test for the Pearson Chi-Square Statistic)

Group

Value 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1

Obs 1 3 0 4 8 7 8 8 8 8 55

Exp 0.8 1.5 2.2 4.6 7.0 7.5 7.7 7.8 8.0 8.0

0

Obs 7 5 8 4 0 1 0 0 0 0 25

Exp 7.2 6.5 5.8 3.4 1.0 0.5 0.3 0.2 0.0 0.0

Total 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 80

Measures of Association:

(Between the Response Variable and Predicted Probabilities)

Pairs Number Percent Summary Measures

Concordant 1280 93.1 Somers' D 0.86

Discordant 94 6.8 Goodman-Kruskal Gamma 0.86

Ties 1 0.1 Kendall's Tau-a 0.38

Total 1375 100.0

Page 96: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

78

Lampiran 4 Perhitungan WTP model logit

Li = 3.12714 – 0.0003343 BID + 0.0000010 PDP – 0.0000058 BKU

– 1.27344 PER

WTP pendaki :

( )

( )

( )

TOTAL WTP : TWTP = WTP * JUMLAH PENGUNJUNG TAHUN 2013

= 9 354.29* 7 129

= 66 686 733.41

Page 97: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

79

Lampiran 5 Perhitungan metode Turnbull

Perhitungan rataan WTP adalah sebagai berikut:

( ) ∑ ( )

( ) ( ) ( ) ( )

Nilai variance dapat dihitung sebagai berikut:

( ( )) ∑ (

)

( )

∑ ( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( ) ( )

( ) ( )

Total WTP : TWTP = WTP * Jumlah pengunjung tahun 2013

= 9 125 * 7 129

= 65 052 125

Page 98: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

80

Lampiran 6 Data responden pendaki

No Ya/

Tidak Bid (Rp) Pendapatan (Rp)

Biaya kunjungan

(Rp)

Persepsi

lingkungan

1 1 2 500 2 000 000 85 000 0

2 1 2 500 1 200 000 75 000 0

3 1 2 500 850 000 65 000 0

4 1 2 500 1 500 000 85 000 0

5 1 2 500 1 500 000 45 000 0

6 1 2 500 3 500 000 50 000 1

7 1 2 500 9 00 000 55 000 0

8 1 2 500 2 200 000 125 000 1

9 0 2 500 4 000 000 375 000 1

10 1 2 500 1 500 000 60 000 1

11 1 2 500 1 500 000 55 000 1

12 1 2 500 3 000 000 75 000 0

13 1 2 500 3 500 000 110 000 0

14 1 2 500 1 600 000 70 000 0

15 1 2 500 4 000 000 55 000 0

16 1 2 500 3 500 000 225 000 0

17 1 2 500 6 500 000 65 000 1

18 1 2 500 6 000 000 80 000 0

19 1 2 500 9 000 000 105 000 0

20 1 2 500 6 000 000 125 000 0

21 1 5 000 1 500 000 125 000 0

22 0 5 000 1 700 000 375 000 1

23 1 5 000 2 300 000 75 000 0

24 1 5 000 9 00 000 50 000 0

25 1 5 000 9 00 000 55 000 0

26 1 5 000 1 000 000 80 000 0

27 1 5 000 1 500 000 325 000 1

28 0 5 000 2 200 000 475 000 0

29 1 5 000 3 000 000 75 000 0

30 1 5 000 2 500 000 60 000 0

31 1 5 000 1 500 000 105 000 0

32 1 5 000 2 000 000 65 000 0

33 1 5 000 3 000 000 75 000 0

34 1 5 000 2 500 000 125 000 0

35 1 5 000 3 200 000 175 000 0

36 1 5 000 8 000 000 65 000 1

37 1 5 000 4 500 000 75 000 0

38 1 5 000 7 000 000 50 000 0

39 1 5 000 2 500 000 80 000 0

40 1 5 000 5 000 000 125 000 0

Page 99: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

81

No Ya/

Tidak Bid (Rp) Pendapatan (Rp)

Biaya kunjungan

(Rp)

Persepsi

lingkungan

41 1 10 000 2 000 000 60 000 0

42 1 10 000 6 700 000 75 000 0

43 0 10 000 1 100 000 105 000 1

44 0 10 000 800 000 80 000 1

45 0 10 000 1 000 000 125 000 1

46 1 10 000 2 500 000 175 000 0

47 0 10 000 900 000 75 000 0

48 0 10 000 1 200 000 145 000 1

49 1 10 000 2 200 000 45 000 0

50 1 10 000 5 000 000 70 000 1

51 0 10 000 1 000 000 125 000 1

52 1 10 000 3 000 000 525 000 1

53 0 10 000 1 000 000 275 000 1

54 1 10 000 2 300 000 50 000 0

55 1 10 000 3 000 000 75 000 0

56 1 10 000 6 00 000 85 000 0

57 1 10 000 1 200 000 225 000 1

58 0 10 000 2 100 000 525 000 1

59 1 10 000 6 000 000 75 000 0

60 1 10 000 5 000 000 85 000 1

61 0 15 000 800 000 65 000 0

62 0 15 000 650 000 75 000 1

63 0 15 000 1 200 000 85 000 1

64 1 15 000 5 000 000 65 000 0

65 0 15 000 2 000 000 100 000 0

66 0 15 000 2 000 000 85 000 1

67 1 15 000 8 000 000 75 000 0

68 0 15 000 600 000 80 000 0

69 0 15 000 2 000 000 125 000 0

70 0 15 000 800 000 75 000 1

71 1 15 000 750 000 75 000 0

72 0 15 000 600 000 50 000 0

73 0 15 000 1 800 000 145 000 0

74 0 15 000 1 400 000 125 000 0

75 1 15 000 6 000 000 60 000 0

76 0 15 000 600 000 65 000 0

77 1 15 000 1 500 000 275 000 1

78 0 15 000 2 400 000 125 000 1

79 0 15 000 800 000 80 000 0

80 1 15 000 3 800 000 275 000 0

Page 100: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

82

Lampiran 7 Dokumentasi

Tumpukan sampah di pos pendakian

Sampah di jalur pendakian

Pohon/ranting yang ditebang

Page 101: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

83

Pohon/ranting sisa api unggun pendaki

Sisa perapian pendaki

Keindahan alam di Wana Wisata Puncak Lawu

Page 102: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

84

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Sragen pada tanggal 23 Maret 1991 dari pasangan orang tua

Un. Sugihartono dan Sri Winarni. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK

Pertiwi 1 Sragen (1996-1998), SD Negeri 4 Sragen (1998-2004), SMP Negeri 1

Sragen (2004-2007), dan SMA Negeri 1 Sragen (2007-2010). Pada tahun 2010

penulis masuk sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Mahasiswa IPB

(USMI).

Selama masa perkuliahan, penulis aktif menjadi pengurus di Resources and

Environmental Economics Student Association (REESA) sebagai anggota divisi

Internal Development periode 2011-2012. Selama menjadi mahasiswa IPB,

penulis aktif menjadi panitia dan mengikuti berbagai kegiatan lingkungan hidup.

Penulis pernah meraih 3 besar pada festival band competition ACRA 2012 dan

juara 2 lomba Cipta Lagu CILAPOP pada IPB Art Contest 2013. Penulis juga

pernah meraih juara 1 futsal Sportakuler Fakultas Ekonomi Manajemen pada

tahun 2012, juara 1 futsal Greenstation 2013 dan juara 1 futsal Olimpiade

Mahasiswa IPB (OMI) pada tahun 2013. Selama masa perkuliahan penulis

mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).

Page 103: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENDAKI TERHADAP … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to ... 2.2 Konsep Ekowisata, ... Peta lokasi Wana Wisata

85