anfar validasi.docx
DESCRIPTION
anfar validasiTRANSCRIPT
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
1/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia analisis merupakan ilmu teoritis dan terapan yang telah
dipraktekkan di hampir semua laboratorium. Metode-metode analisis
secara rutin dikembangkan ,divalidasi,dikaji secara bersama-sama dan
diaplikasikan. Komplikasi metode-metode analisis muncul di sejumlah
kompedia seperti Farmakope Indonesia,USP dan AOAC.
Penggunaan bahan sintetik semakin diminati di berbagai lapisan
masyarakat, termasuk kalangan industri. Tingkat kemanisan serta harga
yang ekonomis menjadi penyebab berbagai kalangan lebih tertarik
menggunakan pemanis sintetik tersebut dibandingkan pemanis alami
yang cenderung lebih mahal.
Siklamat merupakan pemanis sintetis non-kalori yang paling besar
jumlahnya dikonsumsi di Indonesia. Menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, penggunaannya hanya diperbolehkan untuk pasien
diabetes ataupun orang yang membutuhkan makanan berkalori rendah.
Metode analisis siklamat secara KCKT dilakukan untuk menjamin
keabsahan hasil analisis maka metode tersebut harus divalidasi terlebih
dahulu. Validasi merupakan konfirmasi bahwa metode dapat memenuhi
persyaratan tujuan penggunaannya melalui pengujian metode dan
mengumpulkan bukti-bukti yang objektif
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
2/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
1. Bagaimana cara menganalisis penetapan kadar suatu senyawa x
dalam minuman?
2. Bagaimana cara memvalidasi metode analisis kadar suatu senyawa x
dalam minuman?
3. apakah metode analisis kadar senyawa x dalam minuman yang
divalidasi sesuai dengan persyaratan penggunaannya ?
C. Maksud praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk memvalidasi
metode analisis kadar senyawa x dalam minuman dengan metode
Kromatografi cair tingkat tinggi (KCKT).
D. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara
memvalidasi metode analisis kadar senyawa x dalam minuman dengan
metode Kromatografi cair tingkat tinggi (KCKT).
E. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami bagaimana cara untuk memvalidasi metode
analisis kadar senyawa x dalam minuman dengan metode Kromatografi
cair tingkat tinggi (KCKT) kemudian membandingkan kesesuaian
persyaratannya dengan beberapa parameter validasi.
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
3/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Penggunaan bahan sintetik semakin diminati di berbagai lapisan
masyarakat, termasuk kalangan industri. Tingkat kemanisan serta harga
yang ekonomis menjadi penyebab berbagai kalangan lebih tertarik
menggunakan pemanis sintetik tersebut dibandingkan pemanis alami
yang cenderung lebih mahal. Siklamat merupakan pemanis sintetis non-
kalori yang paling besar jumlahnya dikonsumsi di Indonesia. Menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, penggunaannya hanya
diperbolehkan untuk pasien diabetes ataupun orang yang membutuhkan
makanan berkalori rendah. Tetapi pada kenyataannya penggunaan
siklamat semakin meluas pada berbagai kalangan dan beragam
produk(Farida, 1989).
Penggunaan siklamat sempat dilarang dibeberapa Negara di dunia
seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris pada tahun 1970an. Alasan
pelarangan didasarkan atas dugaan adanya sifat karsinogenik yang
disebabkan oleh hasil uraiannya berupa sikloheksamin. Namun demikian
penelitian yang mendasari timbulnya larangan penggunaan siklamat
tersebut mendapat banyak kritikan. Jumlah (konsentrasi) siklamat yang
digunakan untuk uji toksisitas, karsinogen maupun mutagen dilakukan
dengan menggunakan dosis yang sangat tinggi dan tidak mungkin terjadi
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
4/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
pada praktek sehari-hari. Selain itu data-data pengujian siklamat pada
Beberapa hewan percobaan tidak menunjukkan efek yang merugikan
dalam dosis kecil setiap harinya (Mitchel, 2006). Oleh karena itu WHO
masih memasukkan siklamat sebagai bahan tambahan pangan (BTP)
yang diperbolehkan selama penggunaannya sesuai dengan ketentuan
acceptable daily intake (ADI). (Albiner S, 2002)
Di Indonesia penggunaan siklamat untuk dikonsumsi telah diatur
oleh Badan POM dalam Peraturan Teknis Penggunaan bahan tambahan
pangan pemanis buatan dalam Produk Pangan (BPOM, 2004).
Aturan ini membahas batas penggunaan maksimum siklamat
untuk tiap katagori pangan dengan mendasarkan perhitungannya pada
Acceptable Daily Intake (ADI). Sebagai lembaga yang berwenang dalam
hal pengawasan obat dan makanan yang beredar dipasaran Indonesia,
serta memperhatikan aspek keamanan terhadap penggunaan bahan
pemanis sintetis, Badan POM menegaskan pada setiap industri yang
akan menggunakan siklamat sebagai pemanis harus mencantumkan
laporan hasil uji siklamat yang dilakukan oleh lembaga (Laboratorium
pengujian) terakreditasi. Sampai saat ini analisis siklamat masih
dilakukan menggunakan metode konvensional secara gravimetri. Akan
tetapi teknik tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dengan resiko
analisis yang cukup tinggi, sehingga dilakukan teknik analisis yang lebih
praktis dan mudah serta dalam waktu relative singkat dengan
menggunakan teknik kromatografi cair. Metode analisis siklamat secara
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
5/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
KCKT telah dilakukan oleh Inggris dan dibakukan dalam British Standard
versi EN 1379 : 1996. Di Indonesia sendiri belum banyak industri maupun
laboratorium uji yang menggunakan metode ini dalam menganalisis
siklamat secara kualitatif maupun kuantitatif. Oleh sebab itu untuk
menjamin keabsahan hasil analisis maka metode tersebut harus
divalidasi terlebih dahulu. Validasi merupakan konfirmasi bahwa metode
dapat memenuhi persyaratan tujuan penggunaannya melalui pengujian
metode dan mengumpulkan bukti-bukti yang objektif (Harmita, 2004).
VALIDASI METODE ANALISIS
Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk
membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk
penggunaannya(Harmita, 2004).
PARAMETER PENAMPILAN ANALISIS
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam
validasi metode analisis diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara
penentuannya(Harmita, 2004).
1. Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan
hasil sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis
sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik di dalam
keseluruhan tahapan analisis. Oleh karena itu untuk mencapai
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
6/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan dengan cara
mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan peralatan
yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik,
pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai
prosedur.
Kriteria kecermatan sangat tergantung kepada konsentrasi analit
dalam matriks sampel dan pada keseksamaan metode (RSD).
Vanderwielen, dkk menyatakan bahwa selisih kadar pada berbagai
penentuan (Xd) harus 5% atau kurang pada setiap konsentrasi analit
pada mana prosedur dilakukan. Harga rata-rata selisih secara statistik
harus 1,5% atau kurang.
Rumus :
Xi = hasil analisisX0 = hasil yang sebenarnyaI = nilai t pada tabel t student pada atas 95%S = simpangan baku relatif dari semua pengujianN = jumlah sampel yang dianalisis
2. Keseksamaan (precision)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
7/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada
sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen.
Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan
baku relatif atau koefisien variasi 2% atau kurang. Akan tetapi kriteria
ini sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa,
jumlah sampel, dan kondisi laboratorium. Pada kadar 1% atau lebih,
standar deviasi relatif antara laboratorium adalah sekitar 2,5% ada
pada satu per seribu adalah 5%. Pada kadar satu per sejuta (ppm)
RSDnya adalah 16%, dan kadar satu per bilion (ppb) adalah 32%.
Pada metode yang sangat kritis, secara umum diterima bahwa RSD
harus lebih dari 2%.
Rumus :
a. Simpangan baku(SD)
b. Simpangan baku relative atau koefisien variasi (KV)
3. Selektivitas (Spesifisitas)
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah
kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat
dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam
matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
8/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan
terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa
cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan
dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung
bahan lain yang ditambahkan.
Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji
keduanya. Jika cemaran dan hasil urai tidak dapat diidentifikasi atau
tidak dapat diperoleh, maka selektivitas dapat ditunjukkan dengan cara
menganalisis sampel yang mengandung cemaran atau hasil uji urai
dengan metode yang hendak diuji lalu dibandingkan dengan metode
lain untuk pengujian kemurnian seperti kromatografi, analisis kelarutan
fase, dan Differential Scanning Calorimetry. Derajat kesesuaian kedua
hasil analisis tersebut merupakan ukuran selektivitas. Pada metode
analisis yang melibatkan kromatografi, selektivitas ditentukan melalui
perhitungan daya resolusinya (Rs).
4. Linearitas dan Rentang
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang
memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan
transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi
analit dalam sampel.
Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan
tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan
kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima.
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
9/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
Dalam praktek, digunakan satu seri larutan yang berbeda
konsentrasinya antara 50150% kadar analit dalam sampel. Di dalam
pustaka, sering ditemukan rentang konsentrasi yang digunakan antara
0200%. Jumlah sampel yang dianalisis sekurang-kurangnya delapan
buah sampel blanko. Sebagai parameter adanya hubungan linier
digunakan koefisien korelasi r pada analisis regresi linier Y = a + bX.
Hubungan linier yang ideal dicapai jika nilai b = 0 dan r = +1 atau 1
bergantung pada arah garis. Sedangkan nilai a menunjukkan kepekaan
analisis terutama instrumen yang digunakan. Parameter lain yang
harus dihitung adalah simpangan baku residual (Sy).
Rumus :
5. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang
dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan
dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji
batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
10/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih
dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.
Rumus :
Dimana : Q = LOD(batas deteksi) atau LOQ(batas kuantitas)
k = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantitas
Sb = simpangan baku respon analitik dari blangko.
SI = arah garis linier(kepekaan arah)kurva antara respon
terhadap konsentrasi = slope(b pada persamaan garis
y = a + bx).
6. Ketangguhan metode (ruggedness)
Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang
diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji
normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi,
suhu, hari yang berbeda, dll. Ketangguhan biasanya dinyatakan
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
11/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau lingkungan
kerja pada hasil uji. Ketangguhan metode merupakan ukuran
ketertiruan pada kondisi operasi normal antara lab dan antar analis.
Derajat ketertiruan hasil uji kemudian ditentukan sebagai fungsi
dari variabel penentuan. Ketertiruan dapat dibandingkan terhadap
keseksamaan penentuan di bawah kondisi normal untuk mendapatkan
ukuran ketangguhan metode. Perhitungannya dilakukan secara
statistic menggunakan ANOVA pada kajian kolaboratif yang disusun
oleh Youden dan Stainer.
7. Kekuatan (Robustness)
Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat
perubahan metodologi yang kecil dan terus menerus dan
mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi. Sebagai
contoh, perubahan yang dibutuhkan untuk menunjukkan kekuatan
prosedur HPLC dapat mencakup (tapi tidak dibatasi) perubahan
komposisi organik fase gerak (1%), pH fase gerak ( 0,2 unit), dan
perubahan temperatur kolom ( 2 - 3 C). Perubahan lainnya dapat
dilakukan bila sesuai dengan laboratorium.
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
12/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
B. Prosedur Kerja(Brit ish Standard versi EN 1379 tahun 1996)
a. Kondisi HPLC
Kolom : 12 cm x 4.6 mm Nucleosil
Detektor : UV set pada panjang gelombang 200 nm
Vol. injeksi : 20 uL
Mobile phase : methanol-kalium dihidrogen fosfat 0.0125 mg/L
(KH2PO4) (3:7).
b. Preparasi standar
Larutan baku diperoleh dengan menimbang sebanyak 100 mg
standar Na siklamat, dimasukkan ke dalam labu 100 mL dan dilarutkan
dengan fase gerak sampai tanda tera, dihomogenkan (larutan
mengandung 1000 ppm). Persiapan standar yang akan digunakan
dengan membuat deret standar yang memiliki konsentrasi 10, 25, 50,
100, 200, 300, 400, 500, 600, 700,800, 900 dan 1000 ppm.
Konsentrasi tersebut diperoleh dengan memipet 0.1, 0.25, 0.5, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 mL larutan baku standar siklamat 1000 ppm
masing-masing dilarutkan dengan menggunakan fasa gerak hingga
batas tera dan dihomogenkan.
c. Preparasi Sample
Timbang kurang lebih 0.5 gram sample kemudian tambahkan
larutan fase gerak hingga tanda batas, dihomogenkan dan disaring.
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
13/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
Filtrat yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam vial. Larutan
siap untuk diinjeksikan.
d. Validasi Metode
1. Uji selektivitas dilakukan dengan membandingkan kromatogram
standar yang dihasilkan dengan blanko.
2. Uji linieritas diperoleh dari data pengukuran larutan deret standar
yang telah dibuat sehingga diperoleh kurva kalibrasi dan
persamaan regresinya.
3. Uji presisi dilakukan dengan cara pengulangan (repeatability) 7 kali
larutan contoh yang di buat sesuai prosedur yang diinjekkan pada
hari yang sama sehingga diperoleh data yang akan dinyatakan
nilai presisinya sebagai simpangan baku relative (% SBR).
4. Uji akurasi (uji perolehan kembali) dilakukan dengan membuat
larutan sample sesuai prosedur diulangi sebanyak 7 kali dan
masing-masing diinjekkan ke dalam alat KCKT. Nilai akurasi
dinyatakan sebagai % recovery.
5. Pengukuran limit deteksi dilakukan dengan mengolah data yang
diperoleh dari hasil pengukuran linieritas standar sehingga
diperoleh nilai Limit of Detection (LOD) dan Limit of Quantitation
(LOQ). Nilai tersebut dijadikan dasar dalam menentukan limit
deteksi metode (LDM).
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
14/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
6. Kemudian dilakukan uji ketegaran yang dilakukan dengan
memvariasikan komposisi fasa gerak yang digunakan yaitu 70:30
sebagai control, 60:40 dan 80 :20.
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
15/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat yang Dipakai
Adapun peralatan yang digunakan adalah KCKT UV, kolom C18,
neraca analitik, peralatan gelas (labu ukur, gelas ukur, corong, pipet
mohr, pipet volumetrik, pipet tetes, dan tabung reaksi), penyaring
Millipore, kertas saring, vakum penyaring, bulp dan sudip.
B. .Bahan yang Digunakan
Adapun Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah standar
natrium siklamat, methanol HPLC grade, kalium dihidrogen fosfat
(KH2PO4), akuades, akuabides, sample minuman ringan.
C. Cara Kerja
a. Kondisi HPLC
Kolom : 12 cm x 4.6 mm Nucleosil
Detektor : UV set pada panjang gelombang 200 nm
Vol. injeksi : 20 uL
Mobile phase : methanol-kalium dihidrogen fosfat 0.0125 mg/L
(KH2PO4) (3:7).
b. Preparasi standar
Ditimbang sebanyak 100 mg standar Na siklamat, dimasukkan
ke dalam labu 100 mL dan dilarutkan dengan fase gerak sampai tanda
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
16/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
tera, dihomogenkan (larutan mengandung 1000 ppm). Persiapan
standar yang akan digunakan dengan membuat deret standar yang
memiliki konsentrasi 10, 25, 50, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700,800,
900 dan 1000 ppm. Konsentrasi tersebut diperoleh dengan memipet
0.1, 0.25, 0.5, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 mL larutan baku standar
siklamat 1000 ppm masing-masing dilarutkan dengan menggunakan
fasa gerak hingga batas tera dan dihomogenkan.
c. Preparasi Sample
Ditimbang kurang lebih 0.5 gram sample kemudian tambahkan
larutan fase gerak hingga tanda batas, dihomogenkan dan disaring.
Filtrat yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam vial. Larutan
siap untuk diinjeksikan.
d. Validasi Metode
1. Uji selektivitas
Dilakukan dengan membandingkan kromatogram standar yang
dihasilkan dengan blanko.
2. Uji linieritas
Diperoleh dari data pengukuran larutan deret standar yang telah
dibuat sehingga diperoleh kurva kalibrasi dan persamaan
regresinya.
3. Uji presisi
Dilakukan dengan cara pengulangan (repeatability) 7 kali larutan
contoh yang di buat sesuai prosedur yang diinjekkan pada hari
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
17/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
yang sama sehingga diperoleh data yang akan dinyatakan nilai
presisinya sebagai simpangan baku relative (% SBR).
4. Uji akurasi (uji perolehan kembali)
Dilakukan dengan membuat larutan sample sesuai prosedur
diulangi sebanyak 7 kali dan masing-masing diinjekkan ke dalam
alat KCKT. Nilai akurasi dinyatakan sebagai % recovery.
5. Pengukuran limit deteksi
Dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh dari hasil
pengukuran linieritas standar sehingga diperoleh nilai Limit of
Detection (LOD) dan Limit of Quantitation (LOQ). Nilai tersebut
dijadikan dasar dalam menentukan limit deteksi metode (LDM).
6. Uji ketegaran
Dilakukan dengan memvariasikan komposisi fasa gerak yang
digunakan yaitu 70:30 sebagai control, 60:40 dan 80 :20.
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
18/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1. Selektivitas
Gambar 1 Kromatogram Uji Selektivitas Standar Siklamat
2. Linieritas
Gambar 2 Kurva Deret Standar Siklamat
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
19/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
3. Limit Deteksi dan Limit Kuantitasi
Dari perhitungan diperoleh nilai limit of detection(LOD) sebesar
24,8 mg/L dan limit of quantitation(LOQ) sebesar 82,5 mg/L.
4. Presisi
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
20/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
5. Akurasi
6. Limit deteksi metode
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
21/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
Perhitungan :
1. Uji Limit Deteksi Metode (LDM)
(x-x)2 = 12,25 + 0,2961 + 14,8225 + 0,0064 + 0,0324 + 2,2201 +
1,2544 + 7,3984
= 38,2799
SD = 38,27998-1
= 5,46856
= 2,34
2. Uji Presisi
(x-x)2 = 4762,3801+ 44,89 + 0,4225 + 85,3776 + 5536,8481 +
486,2025 + 794,1124
= 11710,2332
SD = 11710,2332
7-1
= 1951,7060
= 32,70
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
22/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
3. Limit Deteksi (LOD)
4. Limit Kuantitasi (LOQ)
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
23/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
B. Pembahasan
Pengujian zat aditif di dalam suatu produk, terutama pangan
bersifat amat krusial, guna menjamin keamanan penggunaan produk.
Anaisiss ini harus menghasilkan data yang benar mengenai kandungan
analit dalam produk. Selain itu metode yang digunakan dalam pengujian
harus dapat diandalkan sehingga dapat menjamin kebenaran data yang
diperoleh.
Metode uji yang diadopsi berprinsipkan pada serapan molekuler
siklamat terhadap cahaya UV pada daerah panjang gelombang 200 nm,
pemisahan analitik melalui kolom C18 menggunakan fasa gerak (mobile
phase) KH2PO4 0.0125 mg/L dan methanol HPLC grade dengan
perbandingan (70:30) dengan laju alir 1 mL/menit. Dan alat yang
digunakan adalah KCKT dengan detektor UV.
Validasi metode merupakan kehandalan suatu metode yang digunakan
dapat ditentukan dari Beberapa factor antara lain, akurasi, presisi dan
limit deteksi. Dalam penelitian ini dilakukan parameter-parameter yang
meliputi, selektivitas, linieritas, limit deteksi metode presisi, akurasi dan uji
ketegaran.
1.Selektivitas
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
24/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
Selektivitas dilakukan dengan membandingkan kromatogram
standar dengan blanko. Hasil praktikum menunjukkan dari hasil
penginjekkan standar muncul peak area pada retention time (RT)/waktu
retensi 4 menit. Sedangkan pada larutan blanko tidak terdapat peak yang
dihasilkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peak yang diperoleh pada
waktu retensi 4 menit tersebut merupakan senyawa siklamat.
2. Linieritas Standar
Nilai koefisien korelasi (R) merupakan indikator kualitas dari
parameter linieritas yang menggambarkan proposionalitas respon analitik
(luas area) terhadap konsentrasi yang diukur.
Berdasarkan data evaluasi kalibrasi deret standar siklamat pada
level konsentrasi antara 10.8 mg/L sampai 1018 mg/L diperoleh
persamaan regresi linier y = 150.59x 913.2 dengan nilai koefisien
korelasi sebesar 0.9997. Nilai koefisien yang diperoleh menunjukkan hasil
yang baik karena mendekati nilai 1. Hal ini menginformasikan bahwa
terdapat hubungan yang proporsional antara respon analitik dengan
konsentrasi yang diukur.
3. Limit Deteksi dan Limit Kuantitasi
Pembahasan limit deteksi dan limit kuantitasi tidak dapat
dipisahkan karena diantara keduanya terdapat hubungan yang sangat
kuat. Secara praktis cara evaluasi keduanya dapat dikatakan tidak ada
perbedaan yang signifikan. Perbedaan diantara keduanya hanya pada
sifat kuantitatif data yang diperoleh. Jika pada limit deteksi didefinisikan
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
25/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
sebagai konsentrasi terkecil yang dapat dideteksi namun tidak perlu
secara kuantitatif, sedangkan pada definisi limit kuantitasi dikatakan
konsentrasi terkecil analit yang dapat diukur secara kuantitatif.
Secara statistic perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi
diperoleh melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi standar siklamat.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai limit of detection (LOD) sebesar 24.8
mg/L dan limit of quantitation sebesar 82.5 mg/L.
4. Presisi (Keterulangan)
Uji presisi dilakukan untuk melihat kedekatan antara hasil uji yang
dilakukan secara berulang pada sample. Pengujian dilakukan dengan
metode ripitabilitas (pengulangan) sehingga diperoleh ketepatan system
dalam memberikan respon terhadap analit yang dideteksi. Sebagai syarat
keberterimaan digunakan persamaan koefisien variasi Horwitz sesuai
AOAC (Association of Official Analytical Chemist, 2005) yang menjadi
acuan dalam praktikum ini. Presisi suatu metode dikatakan memenuhi
syarat keberterimaan jika nilai %RSD lebih kecil dari 2/3CVHorwitz.
5. Akurasi
Akurasi merujuk pada pengertian ketepatan (kecermatan). Hasil
evaluasi menunjukkan bahwa metode terpilih memiliki kisaran %
perolehan kembali (% recovery) yang menyatakan tingkat akurasi yang
memenuhi syarat keberterimaan. Nilai recovery yang mendekati 100%
menunjukkan bahwa metode tersebut memiliki ketepatan yang baik
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
26/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
dalam menunjukkan tingkat kesesuaian dari rata-rata suatu pengukuran
yang sebanding dengan nilai sebenarnya (true value).
Pada Tabel 2 diperoleh % recovery berada pada rentang 86 109%
dengan rata-rata % recovery 101%. Nilai recovery hasil pengujian
menunjukkan kecenderungan terjadinya kesalahan acak, dimana nilai %
recovery yang dihasilkan berada dibawah dan diatas 100%. Sumber
kesalahan acak yang terjadi pada praktek disebabkan adanya senyawa
lain yang ada pada matriks yang masih terbawa meskipun telah dilakukan
penyaringan. Senyawa ini menyebabkan analisis terganggu, sehingga
konsentrasi yang terukur oleh alat sebagian lebih tinggi dan sebagian
lebih rendah dari 100%. Kesalahan acak tersebut dapat diminimalisasi
dengan melakukan sonikasi terhadap larutan uji pada rentang waktu
tertentu.
6. Limit deteksi metode
Limit deteksi metode (LDM) adalah konsentrasi terendah yang
terbaca dari pengukuran suatu sample dengan mengasplikasikan secara
lengkap metode pengukuran sample tersebut, sehingga nilai yang
diperoleh memenuhi criteria cermat dan seksama. Nilai LDM diperoleh
dari hasil percobaan dengan melakukan secara langsung konsentrasi
analit terendah yang diperkirakan sebagai limit kuantitasi.
Setelah dilakukan pengujian diperoleh hasil konsentrasi terendah
yang terdeteksi oleh alat sebesar 154 ppm. Nilai konsentrasi praktis
menyatakan nilai terendah yang dapat terkuantitasi serta memenuhi
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
27/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
criteria cermat dan seksama oleh metode yang digunakan, dengan nilai
presisi (cermat) sebesar 1.52% dan nilai recovery sebagai indicator
kualitas akurasi (seksama) berkisar antara 94.16% - 98.68%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Metode HPLC dapat digunakan untuk penetapan siklamat sebagai
metode standar.
2. Limit deteksi pada metode ini adalah 24.8 mg/L, sedangkan limit
kuantitasi adalah 154 mg/L.
3. Untuk mengantisipasi maksimum limit siklamat dalam produk pangan,
dan mempermudah dalam analisis maka metode ini perlu terdaftar
dalam Standar Nasional Indonesia.
4. Metode standar yang digunakan dalam penelitian ini perlu
disosialisasikan kepada laboratorium lain.
B. .Saran
Sebaiknya sampel yang akan dipraktikumkan telah tersedian di
Laboratorium dan alat-alat dilengkapi seperti Kromatografi cair tingkat
tinggi agar di kalibrasi terlebih dahulu.
-
5/26/2018 ANFAR VALIDASI.docx
28/28
Validasi metode analisis penetapan kadar senyawa x dalam minuman
Ria Novianti Zainal Abidin,S.farm.,Apt
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM. 2004. Peraturan Teknis Penggunaan Bahan TambahanPangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan. Direktorat
Standarisasi Produk Pangan, Deputi Bidang PengawasanKeaman Pangan dan Bahan Berbahaya. Hal : 34-36.
British Standard International. Foodstuffs-Determination of cyclamateand saccaharin in liquid table top sweetener preparations-Methodby high performance liquid chromatography EN. 1379 : 1996.Europian comitte for standardization
Farida, I. 1989. Status Siklamat Dewasa Ini. Warta AKAB, Vol I (2).Akademi Kimia Analisis. Bogor. p : 49-50
Harmita. 2004. Majalah Ilmu Kefarmasian UI.FMIPA UI. Jakarta
Mitchell, 2006. Sweeteners and Sugar Alternative in Food Technology.Victoria, Autralia. Blackwell Publishing. p : 32; 118; 122-123
Prosiding. 1997. Seminar Nasional Kimia II Peran Kimia Organik dalamEra Industri Kimia Indonesia. FMIPA UGM. YogyakartaProsiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
Siagian, Albiner. 2002. Bahan Tambahan Makanan. USU Digital Library
Medan. Hal 79.