antropologi wipa

24
Tugas Makalah Antoropologi dan Pengantar Kesehatan Masyarakat Oleh : I Putu Wipa Widarsa Putra ( 14120706035 ) PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 1

Upload: gede-wipa

Post on 11-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Antropologi wipa

TRANSCRIPT

Page 1: Antropologi wipa

Tugas Makalah

Antoropologi dan Pengantar Kesehatan Masyarakat

Oleh :

I Putu Wipa Widarsa Putra

( 14120706035 )

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DHYANA PURA BALI2014

1

Page 2: Antropologi wipa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian dari pembangunan nasional, dalam

pembangunan kesehatan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.  Kenyataan yang terjadi sampai saat ini derajat kesehatan masyarakat

masih rendah khususnya masyarakat miskin, hal ini dapat digambarkan bahwa angka kematian

ibu dan angka kematian bayi bagi masyarakat miskin tiga kali lebih tinggi dari masyarakat tidak

miskin. Salah satu penyebabnya adalah karena mahalnya biaya kesehatan sehingga akses ke

pelayanan kesehatan pada umumnya masih rendah.

Rumah sakit umum sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memegang peranan

yang cukup penting dalam pembangunan kesehatan. Tugas pokok rumah sakit umum adalah

melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan

upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta melaksanakan

upaya rujukan. (Keputusan Menteri Kesehatan RI NO. 983 tahun 1992.

Berdasarkan temuan Achmad Hardiman (2003), sistem pelayanan kesehatan di Indonesia

belum baik. Rumah sakit belum mampu menjamin mutu pelayanan kesehatan, misalnya dokter

sering terlambat datang, pasien harus menunggu lama untuk mendapat pelayanan, belum

menyediakan ruang tunggu yang nyaman, belum ada kontinuitas pelayanan, belum bisa

menjamin waktu penyerahan obat serta belum mampu membuat sistem peresepan on line lewat

komputer. Masih banyak rumah sakit yang belum consumer oriented, belum memberikan

kemudahan akses pelayanan bagi pasienSelain itu, Sulastomo (2000:145) menyatakan lorong-

lorong rumah sakit, ruang tunggu dan kebersihan serta ketertiban masih berkesan “berjubel” dan

“semrawut”, serta masih ditemukan sulitnya tempat parkir. Kenyataan ini membuat citra rumah

sakit di Indonesia tertinggal dibandingkan dengan di luar negeri seperti Malaysia.

Dari permasalahan-permasalahan yang dikemukakan di atas terlihat bahwa sistem

penyampaian jasa yang meliputi physical support dan contact personnel rumah sakit di

Indonesia, cenderung belum baik. Physical support adalah berbagai fasilitas fisik dan komponen

pelengkap dari suatu jasa yang ditawarkan rumah sakit, sedangkan contact personnel adalah

2

Page 3: Antropologi wipa

tenaga medis, paramedis dan non medis yang ikut terlibat dalam penyampaian jasa dan

mempunyai kontak langsung dengan pasien dan keluarganya.

Di dalam mencapai tujuan yang berorientasi kepada kepuasan pasien, disamping aspek

fasilitas rumah sakit, peranan dokter, paramedis dan non medis menjadi sangat penting karena

kinerja mereka akan menentukan persepsi dan kinerja yang dirasakan pasien terhadap pelayanan

yang diberikan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan organisasi kesehatan yang ada di dunia ?

2. Bagaimana penjelasan sistem pelayanan kesehatan daerah Provinsi Bali ?

3. Bagaimana penjelasan program Indonesia sehat 2015 ?

4. Bagaimana penjelasan dari sistem kesehatan nasional (SKN) ?

C.  Tujuan

1. Tujuan umum

Mengidentifikasi tentang sistem pelayanan kesehatan

2. Tujuan khusus

a) Menjelaskan tentang organisasi kesehatan yang ada di dunia

b) Menjelaskan tentang sistem pelayanan kesehatan di Provinsi Bali

c) Menjelaskan program Indonesia sehat 2015

d) Menjelaskan sistem kesehatan nasional (SKN)

D.  Manfaat

1. Mahasiswa memahami konsep sistem pelayanan kesehatan sehingga menunjang

pembelajaran mata kuliah.

2. Mahasiswa mengetahui sistem pelayanan kesehatan yang benar sehingga dapat menjadi

bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.

3

Page 4: Antropologi wipa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pelayanan Kesehatan

            Pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa membantu menyiapkan, menyediakan dan

memproses, serta membantu keperluan orang lain. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang

diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.

B.  Jenis pelayanan kesehatan

       Menurut pendapat Hodgetts dan Cascio (1983), ada dua macam jenis pelayanan kesehatan.

1. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan masyarakat

(public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-

sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya adalah untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah penyakit, dan sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.

2. Pelayanan kedokteran

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical

service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (soslo practice) atau

secara bersama-sama dalam satu organisasi (institution), tujuan utamanya untuk menyembuhkan

penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan

keluarga.

C.  Syarat pokok pelayanan kesehatan

Suatu pelayanan kesehatan dikatakan baik apabila:

1. Tersedia (available) dan berkesinambungan (continuous)Artinya semua jenis pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam

masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.

4

Page 5: Antropologi wipa

2. Dapat diterima (acceptable) dan bersifat wajar (appropriate)

Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan

masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan,

keyakinan dan kepercayaan mesyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu pelayanan

kesehatan yang baik.

3. Mudah dicapai (accessible)

Ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian, untuk

dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan

menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan

saja, dan sementara itu tidak ditemukan didaerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang

baik.

4. Mudah dijangkau (affordable)

Keterjangkauan yang dimaksud adalah terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan

keadaan yang seperti itu harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai

dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin

dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja bukanlah kesehatan yang baik.

5.     Bermutu (quality)

Mutu yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan

kode etik serta standart yang telah ditetapkan.

D.  Prinsip pelayanan prima di bidang kesehatan

1.      Mengutamakan pelanggan

Prosedur pelayanan disusun demi kemudahan dan kenyamanan pelanggan, bukan untuk

memeperlancar pekerjaan kita sendiri.

2.      System yang efektif

Proses pelayanan perlu dilihat sebagai sebuah system yang nyata (hard system), yaitu tatanan

yang memadukan hasil-hasil kerja dari berbagai unit dalam organisasi. Perpaduan tersebut harus

terlihat sebagai sebuah proses pelayanan yang berlangsung dengan tertib dan lancar dimata para

pelanggan.

5

Page 6: Antropologi wipa

3.      Melayani dengan hati nurani (soft system)

Dalam transaksi tatap muka dengan pelanggan, yang diutamakan keaslian sikap dan perilaku

sesuai dengan hati nurani, perilaku yang dibuat-buat sangat mudah dikenali pelanggan dan

memperburuk citra pribadi pelayan.

4.      Perbaikan yang berkelanjutan

Pelanggan pada dasarnya juga belajar mengenali kebutuhan dirinya dari proses pelayanan.

Semakin baik mutu pelayanan akan menghasilkan pelanggan yang semakin sulit untuk

dipuaskan, karena tuntutannya juga semakin tinggi, kebutuhannya juga semakin meluas dan

beragam, maka sebagai pemberi jasa harus mengadakan perbaikan terus menerus.

5.      Memberdayakan pelanggan

Menawarkan jenis-jenis layanan yang dapat digunakan sebagai sumberdaya atau perangkat

tambahan oleh pelanggan untuk menyelesaikan persoalan hidupnya sehari-hari.

6

Page 7: Antropologi wipa

BAB III

PEMBAHASAN

A. Organisasi Kesehatan Dunia

Organisasi kesehatan dunia yang sering disebut dengan WHO ( World Health

Organization) merupakan salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan

umum international yang bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada 7 April

1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan (menjabat mulai 8 November 2006.

Konstitusi WHO menyatakan bahwa tujuan didirikannya WHO "adalah agar semua orang

mencapai tingkat kesehatan tertinggi yang paling memungkinkan". Tugas utama WHO yaitu

membasmi penyakit, khususnya penyakit menular yang sudah menyebar luas.

1. Tujuan, kegiatan dan aktivitas WHO

Tujuan didirikannya WHO telah tertuang dalam Visi utama WHO yaitu : “Pencapaian

tingkat kesehatan setinggi-tingginya bagi masyarakat internasional dan mendorong individu

untuk berperan membantu masyarakat dunia dalam mencapai tingkat kesehatan tertinggi.

Adapun kegiatan dan aktivitas WHO yaitu : mengatur usaha-usaha internasional untuk

mengendalikan penyebaran penyakit menular, seperti SARS, malaria, tuberkulosis, flu babi dan

AIDS. WHO juga mensponsori program-program yang bertujuan mencegah dan mengobati

penyakit-penyakit seperti contoh-contoh tadi. WHO mendukung perkembangan dan distribusi

vaksin yang aman dan efektif, diagnosa penyakit, kelainan, dan obat-obatan. Selain

memusnahkan penyakit, WHO juga melaksanakan berbagai kampanye yang berhubungan

dengan kesehatan contohnya, untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran di

seluruh dunia dan berusaha mengurangi penggunaan tembakau. Untuk mencapai tujuannya, para

ahli, mengembangan vaksin influenza yang pandemik dan telah mencapai kemajuan yang bagus.

Lebih dari 40 percobaan klinik (clinical trial) telah selesai atau sedang berlangsung. Kebanyakan

difokuskan pada orang dewasa yang sehat. Beberapa perusahaan, setelah menyelesaikan analisis

keamanan pada orang dewasa, telah memulai percobaan klinik pada orang lanjut usia dan anak-

anak. Sejauh ini semua vaksin aman dan dapat ditoleransi tubuh (diterima tubuh) pada semua

7

Page 8: Antropologi wipa

tingkat usia. Selain itu WHO juga telah menyelesaikan masalah – masalah penyakit seperti

memberantas penyakit cacar, yang sejak lama dianggap sebagai penyakit infeksi paling

mematikan, dengan pergi ke berbagai negara untuk mengelola program vaksinasi secara besar-

besaran. Dan selanjutnya, WHO juga memusatkan perhatiannya terhadap penyakit polio dan

kusta, dimana sekarang ini penyakit-penyakit tersebut telah hampir selesai diberantas. Selain

memerangi penyakit, WHO juga berperan dalam mempromosikan ke seluruh dunia  program-

program kesehatan dan pencegahan penyakit. Melalui kerja sama dengan rekan - rekan di bidang

penelitian kesehatan, dengan mengumpulkan data kebutuhan dan kondisi kesehatan secara

global, khususnya di negara-negara berkembang. Salah satu  prakarsa terbaru adalah strategi

global dalam pola makan, aktifitas fisik dan kesehatan. Meningkatnya urbanisasi  memainkan

peran yang besar dalam mengubah kondisi kesehatan di antara penduduk negara-negara

berkembang. Selain itu, telah lama diketahui bahwa penduduk kota lebih suka mengkonsumsi

makanan yang padat energi yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dan karbohidrat

yang telah diproses. Bagi para penduduk pendatang yang miskin, perubahan tiba-tiba pada pola

makan, bersamaan dengan peralihan ke gaya hidup menetap, telah berdampak meningkatnya

masalah-masalah kesehatan kronis seperti penyakit hati, diabetes, serangan jantung, kanker dan

penyakit pernapasan. Namun demikian, faktor-faktor terbesar yang menyebabkan kondisi ini

tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, peningkatan berat tubuh, kurangnya olah raga dan

kurangnya pola makan sehat. Untuk memerangi faktor-faktor resiko ini, pola makan yang kaya

akan buah-buahan dan sayur-mayur, yang mengandung gizi yang meningkatkan sistem

kekebalan, mempertinggi pertahanan alami tubuh untuk melawan penyakit infeksi. Misalnya

dengan makan lebih banyak buah dan sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian, lakukan latihan

fisik/olah raga setiap hari, ganti lemak jenuh hewani dengan minyak sayur tak jenuh, kurangi

jumlah lemak, garam dan gula dalam pola makan, pertahankan berat tubuh yang normal, jika

merokok, berhentilah merokok.

B. Sistem Pelayanan Kesehatan di Provinsi Bali

1. Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM)

Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) merupakan jaminan kesehatan yang diberikan

kepada seluruh masyarakat Bali yang belum memiliki jaminan kesehatan seperti Askes,

Jamsostek, Asabri, Askeskin/Jamkesmas atau jaminan kesehatan lainnya.

8

Page 9: Antropologi wipa

Alur pelayanan menganut system rujukan/pelayanan berjenjang yaitu diawali dari

Puskesmas dan jejaringnya dengan membawa KTP Bali. Bagi masyarakat yang berumur

dibawah 17 tahun membawa kartu KK dan KTP orang tuanya. Jika Puskesmas tidak mampu

menangani maka akan dirujuk ke RS kabupaten/kota, RS Indera & RS Jiwa dengan membawa

surat rujukan dari Puskesmas. Bila membutuhkan penanganan lebih lanjut akan di rujuk

ke RS Sanglah. Untuk kasus gawat darurat, pasien bias langsung ke RS (pemerintah/swasta).

Dalam kasus gawat darurat kelengkapan syarat pelayanan JKBM dapat dilengkapi dalam kurun

waktu 2 x 24 jam

Serta dimana tempat pelayanan kesehatan melalui JKBM adalah

a. Puskesmas dan jejaringnya di semua Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

b. Rumah Sakit Pemerintah di provinsi Bali

Beberapa fasilitas pelayanan kesehatan melalui JKBM di Puskesmas antara lain ;

a. Rawat jalan Tingkat Pertama (RJTP) dilaksanakan pada Puskesmas dan jejaringnya baik di

dalam maupun luar gedung.

b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) dilaksanakan pada Puskesmas perawatan.

c. Persalinan normal yang dilaksanakan di Puskesmas non perawatan/bidan di desa/polindes/di

rumah pasien/praktek bidan swasta.

d. Pelayanan gawat darurat (emergency)

 fasilitas pelayanan kesehatan melalui JKBM di rumah sakit adalah ;

a. Rawat jalan Tingkat lanjut (RJTL), dilaksanakan pada rumah sakit yang menyediakan

pelayanan spesialistik di poliklinik spesialistik RS pemerintah yang merupakan jejaring JKBM.

b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang perawatan kelas III RS

Pemerintah.

c. Pelayanan gawat darurat (emergency)

 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Bali sesuai dengan Peraturan

Gubernur Bali Nomor  70 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok Dinas Kesehatan Provinsi

Bali adalah sebagai berikut : 

a. Kepala Dinas :

1) menyusun rencana dan program kerja Dinas

2) mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja Dinas

9

Page 10: Antropologi wipa

3) merumuskan kebijakan umum Dinas serta menyelenggarakan administrasi berdasarkan

kewenangan.

4) mendistribusikan tugas kepada bawahan

5) menilai prestasi kerja bawahan

6) melaksanakan pembinaan umum dan pembinaan teknis di bidang kesehatan.

7) menyediakan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota

8) melakukan pengendalian terhadap pelayanan umum dan perizinan

9) melaksanakan pembinaan umum dan pembinaan teknis dalam pencapaian Program Dinas

10) mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan.

11) melaksanakan sistem pengendalian intern

12) melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan ; dan

13) melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

b. Sekretariat

Sekretaris mempunyai tugas :

1) menyusun rencana dan program kerja kesekretariatan

2) mengkoordinasikan program kerja masing-masing sub bagian

3) mengkoordinasikan para Kepala Sub Bagian.

4) menilai prestasi kerja bawahan

5) membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub Bagian dan bawahan

6) menghimpun dan menyusun rencana kerja dan program pembangunan bidang kesehatan

7) melakukan koordinasi dengan para Kepala Bidang dan Kepala UPT

8) menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan berdasar rencana kerja yang telah disusun

9) melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengelolaan urusan umum dan kepegawaian,

penyusunan program dan keuangan

10) mengumpulkan dan menyusun laporan Sekretariat, Bidang, UPT sebagai bahan laporan

Dinas

11) melaksanakan sistem pengendalian intern

12) melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan

13) melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas

10

Page 11: Antropologi wipa

C. Program Indonesia Sehat 2015

Untuk meningkatkan tingkat hidup yang memadai demi kesehatan dan kesejahteraan,

Indonesia yang disebut Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris

MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189

negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa

delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Pemerintah Indonesia turut menghadiri

Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium.

Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8

buah sasaran pembangunan dalam Milenium (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur

untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

1. Sasaran MDGs

a. Memberantas kemiskinan dan kelaparan

b. Mencapai pendidikan

c. Mendorong Kesejahteraan gender dan pemberdayaan perempuan

d. Menurunkan angka kematian anak

e. Mengurangi dua per tiga resiko kematian ibu dalam proses melahirkan

f. Memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya

g. Memastikan kelestarian lingkungan hidup

h. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

2. Kontroversi

Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Sasaran Pembangunan Milenium pada tahun

2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban

pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan, kemiskinan,

kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan

membutuhkan biaya yang cukup besar. Tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah pembayaran

utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs. Menurut Direktur Eksekutif

International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Don K Marut Pemerintah

Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara Selatan untuk mendesak negara-negara

Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan utang, tanpa syarat dan berkualitas dan

11

Page 12: Antropologi wipa

menolak ODA (official development assistance) yang tidak bermanfaat untuk Indonesia.

Menanggapi pendapat tentang kemungkinan Indonesia gagal mencapai tujuan MDGs apabila

beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian MDG di tahun 2015 serta beban

pembayaran utang diambil dari APBN di tahun 2009-2015, Sekretaris Utama Menneg

PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila bisa dibuktikan MDGs tidak tercapai

di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk bantu. Beberapa negara maju telah berjanji dalam

konsesus pembiayaan (monetary consensus) untuk memberikan bantuan.

D. Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

            SKN adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan

berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan

pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.

1. Landasan SKN

            SKN yang merupakan wujud dan metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan

adalah bagian dari Pembangunan Nasional. Dengan demikian landasan SKN adalah sama dengan

landasan Pembangunan Nasional. Secara lebih spesifik landasan tersebut adalah:

a. Landasan idiil yaitu Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan

Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b.  Landasan konstitusional yaitu UUD 1945, khususnya:

1) Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya.

2) Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang.

3) Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan

teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan

umat manusia.

4) Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

12

Page 13: Antropologi wipa

kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

5) Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat

kemanusiaan, dan ayat (3); negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

6) Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan

dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.

Mengacu pada substansi perkembangan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta

pendekatan terhadap manajemen kesehatan, maka subsistem yang mempengaruhi pencapaian

dan kinerja Sistem Kesehatan Nasional di Indonesia meliputi:

1) Upaya Kesehatan : Upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat peningkatan

(promotif), pencegahan (preventif), dan pemulihan (rehabilitasi) masih dirasakan kurang.

Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu

diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa

Indonesia.

2) Pembiayaan Kesehatan : Pembiayaan kesehatan di Indonesia masih rendah, yaitu hanya rata-

rata 2,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau rata-rata antara USD 12-18 per kapita per

tahun. Persentase ini masih jauh dari anjuran Organisasi Kesehatan Sedunia yakni paling

sedikit 5% dari PDB per tahun. Sementara itu anggaran pembangunan berbagai sektor lain

belum sepenuhnya mendukung pembangunan kesehatan. Pembiayaan kesehatan yang kuat,

terintegrasi, stabil, dan berkesinambungan memegang peran yang amat vital untuk

penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.

3) SDM Kesehatan : Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia

kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil

dan merata, sesuai tututan kebutuhan pembangunan kesehatan. Sumber Daya Manusia

Kesehatan dalam pemerataannya masih belum merata, bahkan ada beberapa puskesmas yang

belum ada dokter, terutama di daerah terpencil. Daya serap tenaga kesehatan oleh jaringan

pelayanan kesehatan masih terbatas. Hal ini bisa menjadi refleksi bagi Pemerintah dan tenaga

medis, agar terciptanya pemerataan tenaga medis yang memadai.

13

Page 14: Antropologi wipa

4) Sumberdaya Obat, Perbekalan Kesehatan, dan Makanan : Meliputi berbagai kegiatan untuk

menjamin: aspek keamanan, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama obat

esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat;

penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang  kefarmasian melalui

pemanfaatan sumber daya dalam negeri. Industri farmasi di Indonesia saat ini cukup

berkembang seiring waktu. Hanya dalam hal ini pengawasan dalam produk dan obat yang ada.

Perlunya ada tindakan yang tegas, ketat dalam hal ini.

5) Pemberdayaan Masyarakat : Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal apabila

ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Ini penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat

mampu dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Sayangnya pemberdayaan

masyarakat dalam arti mengembangkan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat dalam

mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan tentang kesehatan masih dilaksanakan

secara terbatas. Pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pelayanan, advokasi kesehatan serta

pengawasan sosial dalam program pembangunan kesehatan belum banyak dilaksanakan.

6) Manajemen Kesehatan : Meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum

kesehatan, dan informasi kesehatan. Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara

berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan manajemen kesehatan. Manajemen kesehatan

sangatlah berpengaruh juga, karena dalam hal ini yang memanage proses, tetapi keberhasilan

manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi

kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum

kesehatan serta administrasi kesehatan. Jika tidak tersedianya hal ini maka bisa jadi proses

manajemen akan terhambat/ bahkan tidak berjalan.

14

Page 15: Antropologi wipa

BAB IV

PENUTUP

A. Keseimpulan

1. WHO memiliki tujuan untuk membasmi penyakit, khususnya penyakit menular yang sudah

menyebar luas. Selama enam puluh tahun ini, WHO telah memperlihatkan keajaiban-keajaiban

dunia. Seperti pemberantasan penyakit cacar. Selain itu, WHO juga melakukan kerjasama, salah

satunya Negara Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan hal – hal lain yang

menjadi tujuan pembangunan.

2. Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) adalah jaminan kesehatan yang diberikan

kepada seluruh masyarakat Bali yang belum memiliki jaminan kesehatan seperti Askes,

Jamsostek, Asabri, Askeskin/Jamkesmas atau jaminan kesehatan lainnya.

3. Untuk meningkatkan tingkat hidup yang memadai demi kesehatan dan kesejahteraan,

Indonesia bekerjasama dengan beberapa Negara untuk mencanangkan program sehat 2015.

Tetapi program ini akan sulit dicapai karena pada saat yang sama pemerintah juga harus

menanggung beban pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti

pendidikan, kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan

pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga Indonesia perlu

menggalang dana ke Negara besar lainnya.

4. Indonesia juga melakukan upaya seperti membentuk system SKN. SKN yang merupakan

wujud dan metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah bagian dari Pembangunan

Nasional yang memiliki landasan demi pembangunan Negara Indonesia.

15

Page 16: Antropologi wipa

DAFTAR PUSTAKA

http://blogspot.com/2013/08/ sistem - pelayanan - kesehatan . Diakses tanggal 19 Oktober 2014

Bancar. 2012. “ Sistem Pelayanan Kesehatan”. (Online).

https://bocahbancar.files.wordpress.com/2012/20/sistem-pelayanan-kesehatan. Diakses tanggal

19 Oktober 2014

Vierannia, Oacha. 2013. “ Sistem Pelayanan Kesehatan”. (Online)

http://blogspot.com/2013/12/sistem-pelayanan-kesehatan. Diakses tanggal 19 Oktober 2014

Virgo, Nies. 2013. “Sistem Pelayanan Kesehatan”. (Online).

16