“mengadili korban konspirasi negara pasca … · acara pembacaan pledoi. kami menyampaikan terima...
TRANSCRIPT
NOTAPEMBELAAN
PENASEHATHUKUM
“MENGADILIKORBANKONSPIRASINEGARA
PASCA-DEMONSTRASIMENENTANGRASISME”
DALAMPERKARAPIDANA
NOMOR:31/PID.B/2020/PN-Bpp
ATASNAMATERDAKWA:
ALEXANDERGOBAY
YangDidakwa:
Pasal110Ayat(1)JoPasal106KUHPJoPasal55Ayat1Ke-1KUHP
Pasal106KUHPJoPasal55Ayat(1)ke-1KUHP.
DIAJUKANOLEH:
TIMPENASEHATHUKUM
KOALISIPENEGAKHUKUMDANHAMPAPUA
DIPENGADILANNEGERIBALIKPAPAN
BALIKPAPAN
2020
–1–
NotaPembelaanPenasehatHukum
“MENGADILIKORBANKONSPIRASI
PASCA-DEMONSTRASIMENENTANGRASISME”
DalamPerkaraPidanaNomor:31/PidB/2020/PN.Bpp
AtasNamaTerdakwa:
ALEXANDERGOBAY
YangDidakwa:
Pasal110Ayat(1)JoPasal106KUHPJoPasal55Ayat1Ke-1KUHP
Pasal106KUHPJoPasal55Ayat(1)ke-1KUHP.
DiPengadilanNegeriBalikpapan
I. PENDAHULUAN
MajelisHakimyangterhormat,
JaksaPenuntutUmumyangkamihormati,
Hadirinsidangsekalianyangberbahagia.
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam yang telah
memberikanRahmatNyakepadakitasemua,sehinggapersidanganpadahariini,padapada
acarapembacaanPledoi.Kamimenyampaikanterimakasihsebesar-besarnyakepadayang
TerhormatMajelisHakimyangtelahmelakukanpemeriksaandalamperkarainisecaraarif
dan bijaksana sehingga akan diketahui fakta-fakta sebenarnya terjadi yang akan dijadikan
dasarolehMajelisHakimuntukmemutusPerkaraini.
Demikian pula pada Jaksa Penuntut Umum, kami berikan penghargaan yang setinggi-
tingginya karena telah berupaya menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya, dalam
perkarainigunadanuntukmenemukankebenaranformildanmaterildarihukumpidanake
arah tercapainya prinsip dan tujuan hukum serta tegaknya keadilan. Hal yang sama kami
sampaikan pula kepada Panitera Pengganti yang telah mencatat seluruh fakta-fakta yang
terungkapdalampersidangan.
Bahwapada persidangan hari kamis tanggal 4 Juni 2020 sdr. Jaksa PenuntutUmum telah
mengajukan Tuntutan Pidana kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Balikpapan yang
memeriksadanmengadiliperkarainiagarmemutuskan:
1. MenyatakanTerdakwaALEXANDERGOBAYbersalahmelakukantindakpidana
“yangmelakukanperbuatan,Makar“,sebagaimanadiaturdandiancampidana
dalam Pasal 110 Ayat (1) Jo Pasal 106 KUHP Jo Pasal 55 Ayat 1 Ke-1 KUHP
dalamSuratDakwaanKesatu
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ALEXANDER GOBAY dengan pidana
penjara selama 10 (sepuluh) Tahun dengan dikurangi selama terdakwa
menjalani masa penahanan sementara. Dengan perintah terdakwa tetap
–2–
ditahan.
3. Menyatakanbarangbuktiberupa:45
§ 1(satu)lembarKTPelektronikAn.ALEXSANDERGOBAI;
§ 1(satu)lembarKTPNasionalAn.ALEXANDERGOBAI;Dikembalikankepada
Terdakwa
§ 1(satu)buahHardiskwarnahitammerkToshiba;
§ 1(satu)buahFlashDiscWarnaAbu-abu;
§ 1(satu)buahATMBankPapuaNo.6038443201254476;
§ 1(satu)buahATMBankBNINo.1946342680086536;
§ 1(satu)unitHPMerkSamsungTypeGT–E1272warnahitam;
§ 1(satu)buahBukuAgendaPribadimilikALEXSANDERGOBAI.DirampasUntuk
Dimusnahkan.
§ 7(tujuh)UnitKomputerLenovo;
§ 1(satu)UnitKomputerAsus;
§ 1(satu)UnitKomputerSamsung;
§ 1(satu)UnitKomputerAcer;
§ 2(dua)UnitKomputerHp;
§ 2(dua)UnitKomputerDell;
§ 2(dua)UnitPrinterHpLaserjetP1102;
§ 2(dua)UnitPrinterCanonPixma;
§ 1(satu)UnitPrinterEpson;
§ 2(dua)buahKeyboardAcer;
§ 1(satu)buahKeyboardLogitech;
§ 1(satu)buahKeyboardAsus;
§ 7(tujuh)buahKeyboardLenovo;
§ 2(dua)unitCpuDell;
§ 8(delapan)buahMouseLenovo;
§ 1(satu)buahMouseHP;
§ 2(dua)buahMouseAcer;
§ 1(satu)buahMouseLogitech;
§ 1(satu)buahMouseVotre;
§ 1(satu)buahChargerLaptopHipro;
§ 2(dua)buahChargerLaptopAsus;
§ 1(satu)buahChargerLaptopHP;
§ 4(empat)buahChargerKomputerLenovo;
§ 2(dua)buahKabelPowerKomputer;
§ 2(dua)buahKabelDataKomputer;
§ 5(lima)buahKabelPrinter;
§ 2(dua)buahKabelRoll;
§ 1(satu)buahTapeCompoPolytron;
§ 1(satu)buahSetelanSuaraMicBehringerUphorioUmc22;
§ 1(satu)buahAmplifierUhf;
§ 1(satu)buahDigitalVideoRecorderAhd;
§ 1(satu)buahWirelessInRouterWifiAsus;
§ 1(satu)buahWifiZte;
§ 1(satu)buahTerminalWifi3com;
–3–
§ 1(satu)buahMemoryCPU;
§ 1(satu)buahMicDudukAnysong;
§ 1(satu)buahChargerBatteryNikon;
§ 1(satu)buahMicMegaphone;
§ 2(dua)buahKalkulatorCasio;
§ 1(satu)buahKameraCCTVHikvision;
§ 1(satu)buahBukuKerja2018Prov.Papua;
§ 1(satu)buahSpeakerBluetoothKecil;
§ 2(dua)RollKainWarnaCokelatKorpri;
§ 27(duapuluhtujuh)buahIkatPinggangKecilKorpri;
§ 1(satu)buahKabelLampuHias;
§ 1(satu)buahKabelLampuHiasSalib;
§ 11(sebelas)bauhTas;
§ 1(satu)unitSepedaMotorHonda;46
§ 1(satu)buahKunciRing;
§ 1(satu)buahRangkaianGantunganKunci;
§ 1(satu)buahObengPlat;
§ 1(satu)buahParang/Pisau;
§ 2(dua)buahTombakKayuPanjang;
§ 4(empat)buahBusur;
§ 36(tigapuluhenam)buahAnakPanah;
§ 47(empatpuluhtujuh)buahBatu;
§ 58(limapuluhdelapan)buahBesi+Pipa;
§ 47(empatpuluhtujuh)buahKetapel;
§ 6(enam)buahPecahanKaca;
§ 5(lima)batangPotonganKayu.Dipergunakandalamperkarayanglain
4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000,-
(limariburupiah).
Nota Pembelaan (Pledoi) yang diajukan tim Penasehat Hukum terhadap Surat Tuntutan
Jaksa Penuntut Umum bukanlah suatu yang hendak membela kesalahan terdakwa tetapi
melainkan suatu ikhtiar hukum agar sebelum yang Terhormat Majelis Hakim memberi
putusan telahmendapatkanketerangan, gambaran,bukti-buktidan segalasesuatu tentang
peristiwa yang dituduhkan kepada terdakwa yakni Tindak pidana “Makar” sebagaimana
dimaksuddalamDAKWAANKESATUmelanggarPasal110KUHPJo106KUHPJoPasal55
Ayat(1)ke-1KUHP.
II. DASARHUKUMPENGAJUANPEMBELAAN/PLEDOI
BahwaTuntutanPidanadanPledoi(Pembelaan)padadasarnyamerupakansuaturangkaian
yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pemeriksaan perkara. Bahwa berdasarkan
ketentuanhukumAcaraPidanaPasal182ayat(1)hurufbKUHAP,makakepadaterdakwa
danatauPenasihatHukumterdakwadiberikanhakuntukmengajukanPledoi(Pembelaan)
atasTuntutanPidanayangtelahdiajukanolehJaksaPenuntutUmum.
Dalam kesempatan ini perlu kami tegaskan, karena pada hakikatnya pengajuan Pledoi
(Pembelaan) inibukanlahbertujuanuntukmelumpuhkan dakwaandanTuntutanPidana
yangdiajukanoleh JaksaPenuntutUmum, akantetapiperbedaanargumentasi,prinsipdan
pandanganlah yangmenimbulkan kesenjangan diantara keduamisi yang diemban, namun
–4–
semuanya itu bermuara pada kesamaan tujuan yaitu usaha dan upaya melakukan
penegakanhukumsertakeinginanuntukmenemukankebenaranhukum.
III. LATARBELAKANGKASUS/PERMASALAHANDIPAPUA
1. AksiRasismeterhadapOrangPapua
BahwasejarahpanjangperilakurasismeterhadaporangPapuasudahterjadisejaksejarah
integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu contoh dari sekian banyak contoh adalah
peristiwarasismetanggal16Agustus2019dan17Agustus2019terhadapMahasiswaPapua
di AsramaMahasiswa Papua Kamasan III Surabaya. Aksi yang sama juga terjadi di Jogja,
Malang dan beberapa kota lainnya di Indonesia. Perilaku penghinaan dan perlakuan
kejamyangtidakmanusiawiinidilakukanolehmasyarakatsetempat,aparatsipilnegara
dan aparat keamanan. Bahkan respon yang dilakukan oleh aparat keamanan ketika
memasuki asrama Kamasan sangat berlebihan hingga melahirkan tindakan represif dan
teror. Aksi rasisme bukan saja terjadi di asrama mahasiswa tetapi juga di pemukiman
lainnyayangdihuniolehmahasiswaPapuabahkanterjadihampirdisetiapaktifitasdimana
orang Papua hadir didalamnya, contohnya ketika pertandingan bola, dimana orang Papua
telahditeriakidengankata-katabernadarasis.
2. MunculnyaAksiMenolakRasisdiPapua
Aksi rasisme pada Agustus 2019 yang terjadi di beberapa kota di Indonesia telah
menimbulkanprotesdankemarahandariorangPapuadiseluruhkotayangadadiPapua
dalambentukAksiAntiRasisme.Aksi inididukungolehberbagaikomponenmasyarakat
sipildiPapuaterutamaBEMSeJayapuradankelompokCipayung(PMGKRI,GMKI,HMIdan
GMNI).Peristiwatersebutmerupakanreaksiterhadapaksirasisyangdialami.Sekaligus
reaksiatasperilakudiskriminasidanketidakadilan lainnyayang telahdialamioleh
orangPapuadalamberbagaiaspekdengankurunwaktuyangsangatpanjangyakni
sejakintegrasitahun1963.Aksiantirasismejugasebagaibentukdesakanterhadap
pemerintah terkait implementasi UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan
Tindakan Diskriminasi Ras dan Etnis namun dijawab oleh pemerintah dengan cara
menambahkan pasukan keamanan baik Polri/Brimob maupun TNI ke berbagai wilayah
Papuahinggasebanyak6000orangdalamkurunwaktuAgustussampaidengandesember
2019 sebagaimana pernyataan Kapolri Tito Carnavian. (Baca :
https://www.suara.com/news/2019/09/01/095904/6000-tentara-dan-polisi-terjun-kepapua-
kapolri-kalau-kurang-tambah-lagi).
Pada saat menjelang aksi sejumlah masyarakat sipil termasuk kelompok pemuda,
mahasiswa, tokoh adat, tokoh agama dan perempuan sepakatmenentang perlakuan yang
kejam dan tidak manusiawi tersebut dalam bentuk aksi atau demonstrasi. Dalam rangka
mempersiapkan sejumlah aksi tersebut, komponen mahasiswa yang berperan sebagai
koordinatoraksidariaspirasimasyarakatsipilkhususnyaorangPapuayangmenjadikorban
rasismelakukanpertemuangunamempersiapkanaksiagartetapfokusuntukmenolakaksi
rasis yang telah terjadi dan agar aksi menolak rasis berlangsung aman dan tertib,
sebagaimana notulensi yang telah dihasilkan pada pertemuandan Pernyataan yang
diserahkankepadaGubernurPapua.
Aksi menolak rasis yang berlangsung pada tanggal 19 Agustus 2019 berlangsung aman,
bahkan gubenur dan sejumlah perangkat pemerintah di provinsi Papua menerimamassa
aksi saat berada di kantor Gubernur, Gubenur juga merespon dengan mengatakan “Saya
berterima kasih kepadamahasiswa tidakmelakukan anarkis, tidak boleh terprovokasi. Kita
–5–
manusiabermartabat."(Baca :PernyataangubernurPapuadidepanmassaaksi,kantor
gubernur19Agustus2019.Sumber:kompas.comtanggal19Agustus2019).
Aksimenolakrasisyangkedua,dilakukanpadatanggal29Agustus2019,untukmendesak
pemerintah karena terkesan masih lambat dalammenangani tindakan rasis yang dialami
olehorangPapua.Sebelumnyadilakukanpertemuandiantarakelompokmahasiswadengan
maksudyangsamaseperti aksipertama tanggal19Agustus2019yakni agaraksiberjalan
amandan tertib.NamunKetikaaksi tanggal29Agustus2019berlangsunganarkisdengan
sejumlah aksi pembakaran dan pengrusakan serta penjarahan, jelas bukan karena
perbuatan, peran atau tanggungjawab terdakwa sebab sejak awal terdakwaALEXANDER
GOBAYbersamaterdakwalainnya(dilakukanpenuntutansecaraterpisah)telahmelakukan
komunikasi diantara kelompok mahasiswa dalam rangka mencegah aksi berlangsung
anarkis. Pada aksi tanggal 29 Agustus 2019, sikap aparat berbeda dalammengawal aksi,
massa terakumulasi pada banyak titik, hal yang sebelumnya tidak pernah terjadi karena
biasanya aparat dengan cepat menangani kerumunan massa hingga mampu mengurai
massa. Selain itu ada keterlibatan pihak lain yang menyebabkan situasi menjadi tidak
terkendalidananarkis,massaaksibertambahbanyak,munculdariberbagaititikjalanatau
pemukimanpenduduk.Beberapadiantaratelahberusahadicegaholehterdakwaagartidak
melakukan tindakan anarkis. Mengenai keterlibatan pihak lain, banyak yang sudah
menyuarakannya (baca: https://www.beritasatu.com/nasional/573245-lukas-enembe-
nyatakan-demo-massa-di-papua-yang-tunggangi), sayangnya hingga saat ini aparat
kepolisiantidakmelakukanpenyelidikan.Hinggaakhirnyaterdakwadijadikantumbalatau
dikriminalisasiatauperistiwatersebut.
3. PenerapanPasalMakarTerhadapMassaAksi
Penerapan pasal makar atau delik kejahatan terhadap keamanan negara dalam konteks
berkumpul dan menyampaikan pendapat di Papua khususnya terkait aksi tanggal 19
Agustus2019dan29Agustus2019adalah salah satubentukarogansidarinegarakarena
bertentangandenganprinsip-prinsipdemokrasidannegarahukum.TerdakwaALEXANDER
GOBAY dan terdakwa lainnya (yang dilakukan penuntutan secara terpisah) telah
mengalamikriminalisasidanstigmabahkanmendahuluiproseshukumyangsedang
berjalan. Mereka mengalami penyiksaan saat penangkapan dan pemeriksaan awal
sertadipindahpaksakandenganalasankeamanan.Kemudiandikenakantuntutanpidana
yang sangat tinggi oleh JPU. Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi baru di Asia
makasudahseharusnyameninggalkangayalamaini.Bahkandierapemerintahanpersiden
GusDur, ekspresi itudiberi ruang:benderaBintangKejorabolehdikibarkanasalkan tidak
lebihbesardanlebihtinggidaribenderamerahputih,namunmengapasekarangdemokrasi
Indonesiabergerakmundur?BahkanmekanismedemokrasiyangdiaturdalamUUNomor9
Tahun1998tentangKemerdekaanmenyampaikanpendapatdimukaumumtelahdilanggar
oleh aparat kepolisian karena aparat kepolisianmemaksamelakukan tindakan yang tidak
pernahadadidalamaturantersebutyaknisetiapaksimassaharusmendapatkanijindari
kepolisian padahalpasal dariUU tersebutmenyatakan bahwa yang harus disampaikan ke
kepolisian adalahPemberitahuan bukanpermohonan ijin kepada pihak kepolisian dan
pihak kepolisianWAJIBmenerbitkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP). Tidak
adasatukatapundalamUUtersebutyangmenyebutkataijinapalagiyangmemberikan
kewenangan kepada aparat kepolisian untukmemberikan ijin. Hal ini membuktikan
kriminalisasi dan stigma yang sudah dibangun sejak awal terhadap orang Papua. Jelas
melanggarprinsip-prinsipkerjayangprofessionaldantaataturan.
Disadari bahwa penerapan pasal makar terhadap orang Papua tidak pernah mengurangi
semangatorangPapuauntukberkumpuldanmenyatakanpendapat.Diskusidanteriakan
Yel-yel Papua merdeka akan selalu ada di berbagai ruang dan waktu, baik dalam
–6–
seminar, diskusi, karya buku, wawancara apalagi aksi-aksi kebebasan berekspresi.
Simbol Bintang Kejoradiekspresikan dalam berbagai bentuk seperti bendera, baju,
tas, gelang, makanan ataupun bentuk lain. Orang Papua akan mencari dan
menemukan berbagai media untuk mengekspresikan itu. Proses hukum tidak akan
efektif dalam menghentikan sikap rakyat Papua untuk terus berkumpul, berekspresi dan
menyampaikan pendapatnya. Proses hukum hanya untuk menghalau asap tapi atau
merespondinamika tetapibukanmengatasibaraapiyang terusmenyala.Peradilan
selalu menjadi ajang uji coba untuk itu, ironisnya, selalu gagal dalam mencapai
tujuannyabahkan tuntutandanputusanyang tidakadilmakinmeningkatkanresistensi
perlawananterhadapkehadirannegaradiPapua.
4. OtonomiKhususdanPenyelesaianAkarMasalahdiPapua
BahwapemerintahIndonesiamemberikanUndang-UndangNomor21Tahun2001tentang
OtonomiKhususBagiPropinsiPapua(UUOtsusPapua)sebagaikompromipolitikkarena
orang Papua minta merdeka oleh karenanya pemerintah pun memberikan dengan
terpaksa untukmemadamkan aspirasi PapuaMerdeka yangmuncul setelah sejumlah aksi
penangkapandiberbagaitempatdiPapuatermasukpenangkapan5tokohPresidiumDewan
Papua(PDP)setelahKongresPapuatahun2000.
Di dalam konsideran huruf f, UU Otsus Papua disebutkan’’ bahwa penyelenggaraan
pemerintahandanpelaksanaanpembangunandiProvinsiPapuaselamainibelumsepenuhnya
memenuhi rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan
rakyat,belumsepenuhnyamendukungterwujudnyapenegakanhukum,danbelumsepenuhnya
menampakkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia di Provinsi Papua, khususnya
masyarakat Papua; namun sejumlah bentuk perlindungan, penghormatan dan
pemberdayaanterhadapeksistensiorangasliPapuahanyalah‘cekkosong’yangtidak
pernahditunaikanbahkandiaborsisatupersatulewatberbagaiaturanataukebijakan
yangsalahsecaraasasdanhirarkidalamperaturanperundang-undangan.
Buktinya justru selama UU Otsus Papua aksi penangkapan dan penahanan meningkat.
Ruang-ruang berekspresi, menyampaikan pendapat dan berserikat dihadang oleh
barikade aparat dan sejumlah Maklumat. Pemerintah mengatakan untuk Papua
dilakukan pendekatan kesejahteraan tapi prakteknya adalah pendekatan keamanan. Hak
atas keselamatan masyarakat sipil makin terabaikan, siapapun bisa menjadi korban.
Pemenuhanhak-hakdasartetapburukterbuktidenganIndeksPembangunanManusia(IPM)
PapuamasihberadadiposisikuncidariklasemenIPMdiIndonesia.
Penegakanhukumselaludijadikanancamanuntukmenjagakepentingankekuasaan.
Hal inimengingatkankitapada sejarahperadilankolonialyangmenjadikanhukum
sebagaijubahnyapenguasa.TrikpemerintahdenganmelemparsalahkepadaorangPapua
yang duduk di pemerintahan tidaklah tepat apalagi ketika semua otoritas masih
dikendalikan oleh pemerintah pusat. Ini soal buruknya manajemen pemerintah bukan
karena kegagalan orang Papua dalam melaksanakan UU Otsus. Orang Papua seperti
dikasihcasing‘madeinorangasliPapua’tapisebenarnyasubstansidaneksistensinya
dihilangkan,karenaitusiapapuntidakbolehterjebakdalamdoktrinpolitikcasing.
Salah satu bagian penting di dalam UU Otsus Papua adalah pasal 2 mengenai Lambang-
Lambang, dimana rakyat Papua diperbolehkan untuk memiliki bendera daerah dan lagu
daerah.Ketakutanpemerintahatasapayangtelahdijanjikandandiperintahkanoleh
UU-nyamenyebabkanpemerintahkehilanganakalsehat,tidakpeduliterdapatkekeliruan
asas dan hirarki dalam peraturan perundang-undangan termasuk dalam
implementasinya, sepertiketikaPemerintahmengeluarkanPeraturanPemerintah (PP)
Nomor77tahun2007tentangLambangDaerahuntukmenghalausimbolataubendera
Bintang Kejora berkibar. Pemerintah juga mengeluarkan UU Nomor 24 tahun 2009
–7–
tentangBendera,bahasadanlambangNegarasertalaguKebangsaanyangmemuatsanksi
terhadap berbagai tindakan pelanggaran terhadap benderamerah putih. Ironisnya,
dalam prakteknya dugaan pelanggaran terhadap simbol dan ikon-ikon negara Indonesia
malah menggunakan pasal makar. Padahal di Buku II KUHP tentang Kejahatan Terhadap
KeamananNegaratidakadasatupasalpunmemuatpelanggaranatautindakpidanaterkait
simbolataubendera.KondisiinimenunjukkanstigmaterhadaporangPapuamendahului
kebijakan atau hukum apapun yang hendak dilakukan oleh pemerintah terhadap
rakyatPapua.
KegagalandalammembangunpersepsitentangPapua,haruslahdiakhiridenganmemahami
akarpersoalandiPapua.DimanaLembagaIlmuPengetahuan Indonesia(LIPI)didalam
bukuPapuaRoadMapterbitantahun2009telahmenyebutkanada4(empat)akarmasalah
di Papua, yang intinya adalah: 1). Perdebatan soal integrasi Papua atau pelurusan sejarah
Papua 2). Pelanggaran HAM 3). Kegagalan Pembangunan dan 4) Marginalisasi dan
Diskriminasi.UntukituLIPIbersamaJaringanDamaiPapua(JDP)yangterbentukpada06
Januari2010dantelahmelakukanKonsultasiPublikdiantaraorangPapuadannonPapuadi
kota-kota seTanahPapua;melakukansejumlahpertemuaneksploratifdenganperwakilan
pemerintahdanrakyat Papua secara informal di beberapa kota di Indonesia
sertaKonferensiPerdamaian Papua(KPP) tahun 2011 yang dihadiri oleh berbagai stake
holders telah menawarkan pemerintah untuk memulai membuka dialog yang inklusif
denganrakyatPapuauntukPapuayanglebihadildanbermartabat.
IV. FAKTA-FAKTAPERSIDANGAN
a. KETERANGANSAKSI-SAKSI
1. KeteranganSaksiACharge
1) Saksi MUHAMMMAD ALI. Umur 31 tahun. Lahir diJayapura, tanggal 5
Maret 1984. Jenis kelamin Laki-laki. Pekerjaan Polri. Agama Islam.
Kewarganegaraan Indonesia. Alamat Tanah Hitam Kamkey Kec.
Abepura. Dibawah sumpah,pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
§ Bahwa saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani bersedia
memberikanketerangansebenar-benarnyakepadapemeriksa;
§ Bahwa saksi tahu kejadian aksi tanggal 29 Agustus 2019 sekitar pukul
08.00WIT di Kota Jayapura, dimulai dariWaena sampai dengan kantor
GubernurdokII.AksitersebutdipimpinolehALEXANDERGOBAYsebagai
Korlap umum dan beberap rekan BEM yang terlibat sebagai korlap di
beberapatitik;
§ Bahwa pada tanggal 29 Agustus 2019 saksi melakukan pengamanan
tertutup bersama rekan-rekan Opsnal Polres Jayapura kota dan anggota
Dalmas Polda Papua dan Sdr. HEPPYE SALAMPESI rekan Opsanal
DitreskrimumPoldapapua;
§ Bahwapadatanggal29Agustus2019sekitarpukul09.00Witmelakukan
pengamananaksidiAbepurakarenamassaaksiberjalankakimenujuKota
Jayapura sehingga saksi mengikuti massa yang melaksanakan aksi
tersebut, sepanjang jalan yang dilalui massa aksi yaitu dari
Abepura,Entrop, Hamadi sampai Kota Jayapura, saksi melihat massa
melakukan pengrusakan dan pembakaran bangunan yang berada di
pinggirjalan.
§ BahwaadakelompokKNPByangikutdalamAksiyangdilaksanakanpada
tanggal29Agustus2019tersebut,danmerekabersama-samadenganBEM
USTJ,BEMUNCENdanBEMperguruantinggiyangadadikotaJayapura;
–8–
§ BahwasaksimenerangkanbahwabahwaAksitersebuttidakmemilikiijin
dari pihak kepolisian tetapi penyelenggara BEM USTJ memaksa untuk
tetapunjukrasakarenapihakpenyelenggaradariBEMUSTJsebelumnya
membagiselebaranuntukaksidanmenggunakanmomentkataMonyet;
§ Bahwa sebelum aksi tanggal 29Agustus 2019pada tanggal 19Agustus
2019dilaksanakanaksi pertamadanaspirasisudahditerimaGubernur
dan yang memimpin Aksi pertama KETUA BEM UNCEN saudara FERY
KOMBO.Pada tanggal29Agustus2019kembalidilakukanaksidipimpin
KETUABEMUSTJ.SaudaraALEXANDERGOBAY.
§ Bahwa saksi dengar di kantor gubernur ada penurunan bendera Metah
Putih;
§ BahwasaksitidaktahusiapayangmenurunkanbenderaMerahPutih;
§ BahwaaksimenolakrasismediJayapuraterjadikarenaadaoknumaparat
di Surabaya yang melakukan tindakan rasisme terhadap mahasiswa
Papua;
§ Bahwa pada aksi tanggal 19 Agustus 2019, gubernur menerima
pernyataanyangdisampaikanolehmassaaksi;
§ BahwaaksimenolakrasismeselaindiJayapurajugaterjadidikota-kotadi
PapuasepertiWamena,TimikadanManokwari;
§ Saksi menerangkan saat aksi tanggal 29 Agustus 2019 ada kejadian
pengibaranbenderadiBintangKejoradikantorGubernurProv.
§ BahwasaksitidakdiperlihatkanbarangbuktiolehJPUdipersidangan.
TanggapanTerdakwa:
Atasketerangansaksitersebutterdakwamenolaknya.
2) Saksi Nama: ABRAHAM STEVI SOUMELENA. Umur 31 tahun, lahir di
Jayapura, tanggal 5 Maret 1984. Jenis kelamin: Laki-laki. Pekerjaan
POLRI,AgamaKristenProtestan ,KewarganegaraanIndonesia.Alamat:
Tanah Hitam Kamkey, Kec. Abepura. Di bawah sumpah dan
menerangkanpadapokoknyasebagaiberikut:
§ Bahwasaksidalamkeadaansehatjasmanidanrohani,mengertidiperiksa
sebagaisaksidanbersediamemberikanketerangan;
§ BahwabenarsaksipernahdiperiksaolehPenyidikPoldaPapua;
§ Bahwabenarpadatanggal29Agustus2019saksimelakukanpengamanan
tertutup dan pemantauan terhadap aksi demo yang terjadi di kota
Jayapura Bersama Sdr. HEPPYE SALAMPESSY, Sdr. MUH. ALI.kami
mengikutimassa dariwaena sampai diDPRP PAPUA / Taman Imbi dan
massalanjutberorasikekantorGubernur;
§ Bahwa pada tanggal 29 Agustus 2019 sekitar pukul 09.00 Wit saksi
melakukanpengamananaksidemodimulaidarilampumerahdiWaena.
§ Bahwaaksitersebutadalahaksimenolaktindakanrasismeterhadaporang
PapuayangdilakukandiSurabaya;
§ Bahwapadatanggal29Agustus2019tidakberjalandamai.dalamAksiada
massa yang ikut dalam aksi melakukan pengerusakan terhadap setiap
bangunan baik rumah,pertokoan, perkantoran yang ditemui di pinggir
jalan, juga melakukan penjarahan dan membakar bangunan dan
kendaraanmilikwargayangberadadisekitarjalanyangdilaluimassa;
–9–
§ Bawa saksi berada di lokasi lampu merah Waena dan mengikuti aksi
sampaikeKantorGubernur;
§ BawasaksisempatberadapadapertigaansampaikekotaJayapura;
§ BahwaTerdakwaAlexanderGobaymemakaibajualmamater;
§ Bahwa aksi tersebut aksi menolak anti rasis menuntut penyelesaian
hukumterhadapdemoyangterjadidiSurabaya;
§ Bahwa saksi melihat Terdakwa Alexander Gobay di mobil di lampu
merahpertigaanAbepura;
§ BahwapenanggungjawabaksiadalahTerdakwaAlexanderGobay;
§ Bahwa saksi tidak melihat Terdakwa Alexander Gobay melakukan
pembakaran;
§ Bahwa saksi tidak melihat Terdakwa Alexander Gobay melakukan
provokasi;
§ BahwasaksimenerangkanbahwasaatmassaberkumpuldiAbesaksidan
tim Opsnal serta anggota Polri berupaya membubarkan karena aksi
tersebuttidakmemilikiijindarikepolisianakantetapimassabertahandan
melawan,denganpertimbangansituasidandampakakibatnya. saksidan
anggotayangmelakukanpengamananmundurmengamankanwargayang
beradadisekitartitikkumpulmassa;
§ BahwasaksitidakdiperlihatkanbarangbuktiolehJPUsaatpersidangan.
TanggapanTerdakwa:
Atasketerangansaksitersebutterdakwamenolaknya.
TerdakwaAlexanderGobaymengatakantidakmenggunakanbajualmamater.
3) SaksiFeryKombo,Umur24tahun,Paspaley,07Januari1995,jeniskelamin
laki-laki,AgamaKristenProtestan,PekerjaanMahasiswaUncen (KetuaBEM
Uncen),KebangsaanIndonesia,AlamatAsramaYAKSPEKMIRT.003RW.001
Kelurahan Awiyo Kecamatan Abepura atau Pasar Lama Kamkei Kel. Awiyo
Distrik Abepura Kota Jayapura memberikan keterangan dibawah sumpah
yangpadapokoknyasebagaiberikut:
• Bahwa saksi Fery Kombo membenarkanTerdakwa Alexander Gobay
hadirpadasaatrapattanggal18agustus2019;
• Bahwa pertemuan tanggal 18 agustus 2019 dihadiri oleh BEM sek kota
JayapuradankelompokCipayung
• BahwapertemuantidakdihadiriolehKNPB
• Bahwa pertemuan menyepakati tujuan aksi adalah untuk menuntut
proses hukum terhadap pelaku rasismedi Surabaya dan aksi tanggal 19
agustus2019tidakbolehterjadianarkis;
• Bahwa aksi terjadi di banyak tempat menolak rasisme yang terjadi di
Surabaya
• Bahwa yang membuat surat pemberitahuan ke kepolisian adalah saksi
FeryKombosendiri
• Bahwamassadisepakatiadadititik-titikyangsudahditentukan
• BahwaTerdakwaAlexanderGobayadalahkoordinatorlapanganUSTJ
• Bahwa selama perjalanan saksi Fery Kombo tidak melihat Terdakwa
AlexanderGobaybarubertemulagidiKantorGubernur
–10–
• BahwaTerdakwaAlexanderGobayorasisebagaiperwakilanMahasiswa
sekotaJayapura
• Bahwa tidak ada kesepakatan untuk aksi bersama-sama dengan KNPB
karenaKNPBdirencanakanuntukaksidiMRPsaja.
• Bahwa saksi Fery Kombo tidak tahu KNPB di ijinkan atau tidak oleh
negara
• BahwaViktorYeimobukanMahasiswa
• Bahwa saksi Fery Kombo merasa tidak ditanya sebagai saksi untuk
perkaraTerdakwaAlexanderGobaytetapidiperiksasebagaiTerdakwa
• BahwasaksiFeryKombomerasadiperlakukansepertiTerdakwa
• Bahwa saksi Fery Kombo memimpin massa mulai dari Uncen atas
sedangkanTerdakwaAlexanderGobaydariUSTJ
• BahwasaksiFeryKomboadakomunikasidenganPolisiyaknibolehaksi
tetapijanganadahal-halyangtidakdiinginkandenganPolisiyakniKasat
IntelPolrestaJayapura
• BahwaaksiberjalanlancardandikawalolehPolisi.
• Bahwa yang orasi pada saat di kantor Gubernur adalah Perwakilan
Perempuan,TokohAgamaTokohAdat,TokohPemuda,TokohMahasiswa,
KNPIdanjugaperwakilanCipayung
• BahwadikantorgubernuradaGubernurbersamaketuaMRP,DPRPdan
pejabatpemerintahlainnya
• Bahwatidakadatindakandaripolisiuntukmenangkap
• Bahwa yel-yel dipimpin oleh semua perwakilan dan direspon secara
spontanitasolehseluruhmassaaksi
• Bahwaaksimenuntutadanyadiadilidanditangkapnyapelakurasismedi
Surabaya
• Bahwa ketika saksi sampai di kantor gubernur hingga aksi berakhir di
kantor gubernur tanggal 19 agustus 2019 tidak ada bendera bintang
kejora;
• Bahwa di Surabaya ketemu dengan Gubernur, Kapolda dan forkopimda
lainnya
• BahwaGubernurJawatimurmintamaafatasaksiyangterjadidanberjanji
akanmelindungiMahasiswaPapuadiSurabaya
• Bahwa tidak ada komunikasi antara saksi Fery Kombo danTerdakwa
AlexanderGobay
• Bahwasaksitidaktahukelompokyangmelakukanmenaikkanbendera
• Bahwasaksitidaktahuadakelompokyangmelakukankerusuhan
• Bahwa saksi Fery Kombomelarang aksi 29Agustus 2019, larangan itu
membuatsaksiFeryKombodidugabekerjasamadenganPolisi
• Bahwakerusuhanpadatanggal29Agustus2019adabantuankepadapara
korbanmelaluidepartemensosial
• Bahwapelakukerusuhantelahjugadiproseshukumdipengadilannegeri
Jayapura;
• Bahwateriakanyel-yelsepertipapuamerdeka,referendumdansimbol
ataubenderabintangkejora selaluadadandisampaikan setiapadaaksi
ataupundalamkegiatanlainnyadiPapua.
–11–
TanggapanTerdakwa:
Atasketerangansaksitersebutterdakwamembenarkan
4) SaksiHENGKIHILAPOKaliasFRENGKIHILAPOK,Umur23tahun,Lahirdi
Wamena, tanggal 18Februari1996. JeniskelaminLaki-laki. Pekerjaan
mahasiswa, Agama Kristen Khatolik. Kewarganegaraan Indonesia.
AlamatPerumahanBTNFuriaPasarLamaSentaniKabupatenJayapura.
Dibawahsumpah,padapokoknyamenerangkansebagaiberikut:
§ Bahwasaksimerasasangattertekansaatpemeriksaandikepolisiankarena
saksibelumpernahdipenjara;
§ Bahwa terdakwa ALEXANDER GOBAY tidak mengikuti rapat tanggal 28
Agustus2019
§ Bahwapadatanggal29Agustus2019saksimengikutiaksidikampusUSTJ
yang dipimpin oleh saudara ONEMUS BUSOP dan ALEXANDER GOBAY
selanjutnyamassakeluarmenuju jalan rayabertemudenganmassayang
datang dari EXPO, WAENA UNCEN ATAS DAN UNCEN BAWAH dan
selanjutnyamenujuLingkaranAbepura;
§ Bahwayangmengajaksaksiikutaksidemoadalahrekan-rekansaksiyaitu
LUCKYSIEPdanSOLEMANITLAY;
§ Bahwaisidariselebaranuntukaksitanggal29Agustus2019antaralain:
o Tangkap dan adili pelaku rasisme yang menyamakan harga diri
martabatorangPapuadenganMonyet;
o Stop intimidasi, Persekusi, dan represi terhadapmahasiswa Papua di
Surabaya,Malang,Makassar,Ambondandaerahlainnya;
o StopbatasiinternetuntukmenutupikejahatanIndonesiadiPapua;
o Tangkapdanadilipelakupenghinaannegaralewatmiras(minumankeras).
§ Bahwa posisi saksi itu ikut pada unjuk rasa yang di lakukan di halaman
kampusUSTJdankemudianmassadariUSTJbergerakkeluarmenujujalan
raya,saksiberadadidepanbersamaKorlapdanPengurusBemmengawasi
massa;
§ Bahwasaataksidemosaksitidakmelihatterdakwa;
§ Bahwa saat aksi tanggal 19 Agustus 2019, saksi tidak melihat bendera
BintangKejoraberkibarditiangbenderakantorGubernurPapua.
§ Bahwateriakanyel-yelsepertipapuamerdeka,referendumdansimbol
benderaBintangKejoraselaluadadisampaikansetiapadaaksiataupun
dalamkegiatanlainnyadiPapua;
TanggapanTerdakwa
Bahwaterdakwamenyatakanbenarketerangansaksi.
5) SaksiIRWANUSUROPMABIN,Umur23tahun,LahirdiWamena,tanggal
18Februari1996,JeniskelaminLaki-laki,Pekerjaanmahasiswa.Agama
KristenKhatolik,KewarganegaraanIndonesia,AlamatPerumahanBTN
FuriaPasarLamaSentaniKabupaten Jayapura.Dibawahsumpah,pada
pokoknyamenerangkansebagaiberikut:
–12–
§ Bahwa pada tanggal 27 dan 28 Agustus 2019 saksi mengikuti kegiatan
organisasiPMKRIdibalaiPertanianWaena;
§ Bahwa kegiatan berlangsung dari pagi hingga malam hari, pada hari
pertama kegiatan berakhir jam 11 malam dan dihari ekdua berakhir
sampaisetelahsatumalam;
§ Pada tanggal 29 Agustrus pada pagi hari saksi ke kampung USTJ untuk
mengikutikuliah;
§ Bahwa sesampai di kampung saksi didatangani oleh Soleman Itlay dan
menyuruhterdakwauntukmemantauaksiyangakandilakukan;
§ BahwaterdakwadenganmenggunakanmotordiantaraolehSolemanItlay
untukmelakukanpemantauandiTamanImbiJayapura;
§ Bahwa yang meminta saksi untuk membantu menjaga keamanan adalah
SolemanItlaybukanterdakwa
§ BahwasaksibertemudenganmassaditamanImbidanbersamamassake
kantorgubenur;
§ Bahwa sesampaidikantorgubernursaksi tidakmelihatbenderaBintang
Kejorayangdikibarkanditiangbendera;
§ BahwaaksimassabertujuanuntukmenolakaksirasismediSurabayadan
menuntutadanyaproseshukumterkaitaksirasisme.
§ Bahwasaataksitanggal19agustus2019,ketikasaksidikantorgubernur
dan selama aksi di kantor gubernur hingga massa aksi bubar di kantor
gubernur, saksi tidakmelihat adabenderaBintangKejoradi tiangkantor
Gubernur;
§ Bahwa pada tanggal 29 Agustus 2019 saksi mengikuti aksi di kampus
USTJ yang dipimpin oleh saudara ONEMUS BUSOP dan ALEXANDER
GOBAY selanjutnya massa keluar menuju jalan raya bertemu dengan
massayangdatangdariEXPO,WAENAUNCENATASDANUNCENBAWAH
danselanjutnyamenujuLingkaranAbepura;
§ Bahwayangmengajaksaksiikutaksidemoadalahrekan-rekansaksiyaitu
LUCKYSIEPdanSOLEMANITLAY;
§ Bahwaisidariselebaranuntukaksitanggal29Agustus2019antaralain:
o Tangkap dan adili pelaku rasisme yang menyamakan harga diri
martabatorangPapuadenganMonyet;
o Stop intimidasi, Persekusi, dan represi terhadapmahasiswa Papua di
Surabaya,Malang,Makassar,Ambondandaerahlainnya;
o StopbatasiinternetuntukmenutupikejahatanIndonesiadiPapua;
o Tangkapdanadilipelakupenghinaannegaralewatmiras(minumankeras).
§ Bahwasaksijugaikutdalamaksitanggal29Agustus2019
§ AksimerupakanaksidamaidikomodiroelhBEMseJayapurapadatanggal
19agustus2019,padaaksi19agustus2019tidakadaaksianarkissemua
berjalan dengan aman dan aksi tanggal 29 agustus 2019, awalnya aksi
berjalan aman kemudian terjadi anarkis karena ada pihak ketiga yang
memprovokasi massa melakukan tindakan anarkis, oleh sebab itu BEM
kembali menegaskan bawa aksi anarkis adalah di luar tanggung jawab
BEM.
§ Bahwa saat aksi tanggal 19 Agustus 2019, saksi tidak melihat bendera
BintangKejoraberkibarditiangbenderakantorGubernurPapua.
§ Bahwateriakanyel-yelsepertipapuamerdeka,referendumdansimbol
–13–
benderaBintangKejoraselaluadadisampaikansetiapadaaksiataupun
dalamkegiatanlainnyadiPapua;
TanggapanTerdakwa
Bahwaterdakwamenyatakanbenarketerangansaksi.
2. KeteranganSaksiADCharge
1) SaksiSemmyGobay.LahirdiTimika,13september1997. Jeniskelamin
laki-laki. Kewarganegaraan Indonesia. Agama Kristen. Pendidikan
mahasiswa. Alamat Jalan Perintis Mimika Baru Kabupaten Mimika.
Memberikanketerangandipersidanganpadapokoknyasebagaiberikut:
§ Bahwasaksikenalterdakwasejaktahun2017diUSTJ;
§ Bahwahubungansaksidenganterdakwasebagaitemansesamamahasiswa
terdakwaadalahmahasiswaUSTJdan saksi anggotaBEMbagianSumber
DayaManusia;
§ Bahwatgl19saksibersamaterdakwadiUSTJsama-samakeluarkedepan
Uncen bawah, dan bergabung dengan teman-teman terus bergerak ke
abepuradanmenujukekantorGubernur;
§ Bahwabanyakmassasehinggasaksiterpisahdariterdakwa;
§ BahwadikantorGubernursaksitidakbertemuterdakwa;
§ Bahwapadatanggal18Agustus2019,Saksiikutpertemuan;
§ Bahwasaat aksi tanggal19Agustus2019 itudari awal sampaikekantor
Gubernurberjalanaman;
§ Bahwasemuakorlapmenjagakeamanan;
§ BahwaselaindariBEM,adaCipayung,GMKI,HMIdengantujuanmenolak
rasisme yang ada di Surabaya PH menurut saksi apakah si Irwanus ini
mempengaruhiaksimassamembuatanarkis;
§ Bahwasaksitidakmengikutipertemuanteklap;
§ Bahwapadatanggal29Agustus2019saksitahusituasidemodiJayapura
awalnyaberjalan amannamunadakerusuhanyang tidakdiketahui siapa
pelakunya;
§ Bahwatitikkumpulmasing-masingBEMdarikampusmasing-masing;
§ Bahwa kalau setiap orasi,yel-yel papuamerdekadan referendumpasti
akanada;
§ Bahwa simbo seperti bendera Bintang kejora ada dimana-mana dapat
dijumpaidenganmudahdipapua;
§ Bahwatanggal19agustus2019,saataksitidakdikantorgubernur,selama
aksidikantorgubernurhinggaaksibubardarikantorgubernur,saksitidak
melihatadaBenderaBintangkejoraberkibardikantorgubernur.
TanggapanTerdakwa:
§ Terdakwamembenarkanketerangansaksi;
2) Saksi Laurenzius Kadepa. Lahir di Toyaimuti 24 Desember 1984, Jenis
Kelamin Laki-Laki, Agama Kristen Katholik, Pekerjaan Anggota DPR
Papua, Alamat Polimak Toyota RT/RW 001/ 002 Kelurahan Ardipura
Kecamatan Jayapura Selatan.Memberikan keterangan di persidangan
padapokoknyasebagaiberikut:
§ Bahwa saksi benar sebagai anggota DPRD Kota Jayapura yang pada
tanggal19Agustus2019mengetahuiadanyaaksirasismeolehMahasiswa
danMasyarakatsipilditanahPapua.
–14–
§ Bahwa aksi ini untuk menolak aksi rasisme yang terjadi terhadap
mahasiswaPapuadiSurabaya;
§ Bahwa sebelumnyasudah pernah terjadi tindakan rasis di daerah diluar
Papua sehinggaRasisme yang terjadi di Surabayamerupakan akumulasi
dari perlakuan dari tindakan rasisme yang dialami Orang Papua
sebelumnya;
§ Bahwa saksimenonton lewat Vidio yang viral dimana gabunganOrmas
terlibatdanAparatKeamananjugamelakukanrasisme;
§ BahwasetelahvidioviraladapelakuRasismeadayangdariPartaiPolitik
Gerindra;
§ BahwaadaAparatKeamanan yang terlibatnamunsaksi tidak tahu dari
satuanmana;
§ Bahwaaksidemoberlangsungdidaerah diseluruhKabupatendiPapua
seperti Kabupaten Nabire, Kabupaten Mimika, Kabupaten Merauke,
KabupatenWamena;
§ Bahwa sepengelihatan saksi aksi ini dilakukan oleh Mahasiswa BEM se
JayapuradanOrganisasiCipayungsertaadanyamasyarakatsipilyangikut
hadirdanmenyuarakanaspirasidihariitu.
§ Bahwa pada saat itu mahasiswa berperan mengambil alih untuk
mengkoordinirmassadikarenakan jumlahmassayangbanyakpada saat
itu. IsuyangdibawaolehMahasiswaBEMSe Jayapura ini adalahbentuk
solidaritasataskejadianyangterjadidiSurabayaberkaitandenganTolak
RasismedanIntimidasilalupelakuharusdihukum.
§ Bahwapada pagi tanggal 19Agustus 2019saksi berada di kantorDPRP
dansaksibersamabeberapaanggotaDPRPmengetahuiakanadanyaaksi
§ Bahsa saksi bersama anggota DPRP lainnya menunggu massa aksi
melewati kantor DPRP dan rencana akan bergabung denganmassa aksi
untukjalankekantorgubernur;
§ Bahwabenarsaksibergabungdanmengikutimassaaksi
§ Bahwa aksi tanggal 19 agustus 2019 di kantor gubernur dipimpin oleh
KoordinatorUmum(Korlap)yakniterdakwaFerryKombodandiikutioleh
KoordinatorLapangandariBEMSejayapuradanCipayang.
§ Bahwadi terdakwamemberikan orasimewakilimassa aksi dariBEM se
Kotajayapura
§ Bahwa berbaga perwakilan dari masyarakat dan pemerintah seperti
Tokoh adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan, dari organisasi KNPI,
anggotaMRPjugamelakukanorasidikantorgubernur;
§ Bahwa setelah semua melakukan orasi, diserahkan pernyataan kepada
gubernur Papua Setelah semua memberikan orasi maka aspirasi dalam
bentuktertulisdiberikankeGubernurPapua.
§ Bahwa gubernur memberikan apresiasi kepada Mahasiswa dan seluruh
Masyarakat Papua dan akan menindaklajuti aspirasi ini ke Presiden
Indoensia.
§ Bahwasetelah itumassabubardan kembalikekediamanmasing-masing
sertaadayangdiantarolehpihakkepolisian:
§ Bahwa ada tulisan-tulisan dan yel-yelPapuamerdekadan referendum
itubiasadilakukanolehsetiapmassaaksikalauadaaksi;
§ Bahwa simbol bintang kejora selalu ada dimana-mana di Papua dalam
berbagaibentuksepertitas,bajuataugelang;
–15–
§ Bahwasebagaianggotadewan,saksiseringkalimenerimaaspirasiPapua
merdeka dan itu tidak masalah bagi dewan untuk menampung aspirasi
tersebut;
§ Bahwaketikasaksitibadikantorgubernur,selamaaksidikantorgubernur
hinggamassaaksibubardikantorgubernurpadaaksitanggal19agustus
2019, saksi tidak melihat ada penurunan bendera merah putih dan
benderaBintangKejoraberkibarditiangbenderakantorgubernur.
b. KETERANGANAHLI
1. KeteranganAhliYangDiajukanOlehJPU
1) DR.APRINUSSALAM,M.Hum.Umur64tahun.LahirdiRiau,7April1965.
Jenis kelamin Laki-laki. Pekerjaan Dosen Fakultas Ilmu Budaya
UniveritasGadjaMadadanKepalaPusatStudiKebudayaanUniversitas
GadjaMada.Agama Islam.Kewarganegaraan Indonesia.AlamatKantor
Pusat Studi Kebudayaan UGM, Jalan Trengguli No. E9, Bulaksumur
Yogayakarta. Telah disumpah dipersidangan pada pokoknya
menerangkansebagaiberikut:
§ Bahwapengertiankatamakardimaksudkansebagai satuaksipemikiran,
tindakan dan/atau perbuatan, baik dalam bentuk kata-kata dan kalimat,
maupun berbagai aktivitas lainnya, yang dianggap atau dinilai
bertentangandenganhukum.Pengertianmakarjikalebihdisederhanakan
adalah pikiran, ucapan, tindakan dan/atau perbuatan yang melawan
hukumdanmerongrongkekuasaanresmipemerintahtertentu;
§ Bahwa penggunaan kata makar biasanya muncul dalam ruang bahasa
politik, atau dalam ilmu bahasa disebut sebagai register politik. Artinya,
setiap kata akan secara konsisten muncul dalam ruang-ruang tertentu
yang sesuai dengan tuntutan registernya. Itulah sebabnya, kata makar
akan dipakai bagi pemerintah yang berkuasa secara resmi jika terdapat
ucapan,pikiran,tindakandan/atauperbuatanyangdianggapmengganggu
jalannyakekuasaanpemerintah;
§ Bahwa“Referendum,Merdeka,danPapuaMerdeka“dalamPerspektif
Ilmu Bahasa adalah Kata-kata tersebut jika tidak diletakan dalam
konteksnya, maka kata tersebut hanya berarti sesuai dengan makna
denotatifnya. Misalnya, kata referendum berarti upaya aksi
mengorganisasikan sikap dan suara yang secara politis dimaksudkan
untukmemperpersoalkanposisidanhubungan-hubungansuatukelompok
kepentingandalamkehidupanbernegara;
§ Bahwa kadang pengertian-pengertian dalam ilmu bahasa,ilmu ekonomi,
ilmupolitik itu tidak samapersismisalnya pengertian kata ‘referendum’
misalnya tidak sama persis tapi ada benang merahnya untuk dipaki
bersamasehinggamempunyaipengertianyangkuranglebihsama;
§ Bahwa Kata merdeka berarti dalam keadaan bebas, tidak bergantung,
tidak diintervensi, tidak dijajah, mandiri. Kata tersebut paling sering
digunakan dalam konteks hubungan penjajah dan yang terjajah. Yakni
ketika yang terjajah dapat membebaskan dirinya dari terjajah. Papua
MerdekaartinyafraseyangberartiPapuadalamkeadaanmerdekaseperti
pengertianmerdekadalampengertiandiatas.Akantetapi, jikakata-kata
atau frasa tersebut diletakkan atau dimasukkan ke dalam konteks
kewacanaantertentu,sepertiberbagaiperistiwayangtelahdijabarkandi
atas, maka makna kata atau frasa tersebut berubah menjadi suatu
–16–
peristiwapolitik;
§ Bahwa kata atau pernyataan atau “Yel-yel” dalam bentuk kewacanaan
tidakbermasalah,sah-sahsaja;
§ Bahwa ada beberapa kata bahasa Indonesia merupakan kata serapan
seperti kata makar karena bukan bahasa asli Indonesia. Dimana kata
serapan sangat mungkin mengalami ‘pergeseran’ arti atau tidak dapat
dimaknaiseratuspersensamadengankataaslinya;
§ Bahwa kata makar yang diambli dalam bahasa Belanda dan kemudian
diterjemahkankedalambahasaIndonesiauntukdigunakansecarahukum
sangatmungkinmengalamipergeseranatauperubahan;
§ Bahwasekelompokmasyarakatbolehsajamenyampaikanaspirasisebagai
warga tetapi kemudian di dalamproses berkomunikasi ada hal-hal yang
kemudian terjadi pelanggaran misalnya bendera merah putih sebagai
simbol negara Indonesia bisa dimasukan ke dalam ranah
hukum/pengadilan.
§ Bahwaistlahrasismedanantirasismeituprasangka-prasangkaideologis
tetapi sebetulnya yang perlu dipahami bahwa penggunaan kata-kaat itu
permainanpolitikmaknasemuanyapunyakepentinganjadidiperiksasaja
apakahpernyataan itu secarahistorissecarakebahasaanmaupunsecara
politiksehinggabisamenjadimasalahhukumatautidak;
§ Bahwa sebagai ahli bahasa hanya menjelaskan dari segi kebahasaan
apakah dalam cara berkomunikasi,menyampaikan pendapat,
menyampaikan aspirasi dari segi bahsanya apakah ada pelanggaran dari
kesepakatansimbolikatautidak,hanyasampaidisitu.Apakahpernyataan
itu dilindungi oleh hukum atau tidak silahkan diklarifikasi oleh orang
hukum.
§ Bahwa ahli tidak melihat atau mempelajari keseluruhan berkas dari 7
terdakwa,karenahanyadiberikansatuberkassajauntukdipelajari.
TanggapanTerdakwa
Bahwaterdakwamenolakketeranganahli.
2) MUHAMMAD RULIYANDI, S.H.M.H Ahli Hukum Tata Negara. lahir di
Jakarta,padatanggal26Juli1986,jeniskelaminLaki-laki,AgamaIslam,
Pekerjaan Dosen, Pendidikan sedang menyelesaikan studi S3 Hukum
TataNegaradi pasca sarjanaProgramDoctor IlmuHukumUniversitas
Padjajaran,KewarganegaraanIndonesia,AlamatJln.PuloSirihTimur7
Blok CC No. 33 Pekayon Jaya, Bekasi, telah disumpah, dipersidangan
padapokoknyamenerangkansebagaiberikut:
§ Bahwa pembukaan UUD 1945 tersebut merupakan gagasan yang
mendasar dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai negara yang
berkedaulatan rakyat atau negara demokratis yang didalam
perkembangannya bangunan suatu negara demokratis selalu
berdampingandenganprinsipnegarahukum.
§ Bahwadalamperkembanganperspektifbestpracticepraktikhukum tata
negara di Indonesia makar dapat diartikan sebagai sikap perlawanan
terhadapkeadaansistemfundamentalyangdiaturdalamkonstitusi(inhet
staatsrechtiseencontitutiedegrondslagvaneenstaat)dalamsuatunegara
dengancaraberkeinginanuntukmelakukansuatuperubahansistem;
§ Bahwa dalam kerangka pemahaman negara hukum yang demokratis,
kehidupanbernegaradanhubunganantarwarganegaradannegaratidak
dapat dipisahkan dari prinsip jaminan dan perlindungan hak
–17–
konstitusional (constitutional rights) setiap warga negara sebagaimana
diaturdalamUUD1945amandemen;
§ Bahwa negara memberikan hak kepada setiap warga negara dengan
memperhatikan ketentuan pasal 28 huruf J ayat (2) UUD 1945
amandemen;
§ Bahwa rambu-rambu kebebasan menyampaikan pendapat dapat
ditelusuri dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang
KemerdekaanMenyampaikanPendapatdiMukaUmum;
§ Bahwa secara prosedur dalam berdemo memang ada pemberitahuan
jikalau pemberitahuan sudah disampaikan tetapi kegiatannya di
lapangantidaksesuaidenganisipemberitahuanmakaPOLRImengambil
tindakantegas;
§ Bahwa ada kewajiban yang merupakan tanggungjawab individu yang
terlibat dalam demonstrasi kalau ternyata materi subtansi ternyata
mengandungunsurmakar;
§ Bahwapertimbangan hukum putusan Mahkamah Konstitusi Nomor:
7/PUU-XV/2017 halaman 154 yang menyatakan: “...Mahkamah telah
berpendapatbahwadelikmakarcukupdisyaratkanadanyaniatdan
perbuatan permulaan pelaksanaan, sehingga dengan terpenuhinya
syaratituterhadappelakutelahdapatdilakukantindakanpenegakan
hukumolehaparatpenegakhukum”.
§ Bahwa pembentuk undang-undang menetapkan suatu norma ketentuan
pidanapasal66Undang-undangNomor24Tahun2009tentangBendera,
Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan yang merupakan
sanksi pidana atas perbuatan menghina dan merendahkan
kehormatanbenderanegaraRepublikIndonesia.
§ Terkait perbuatan penurunan dan pembakaran bendera merah putih
sebagai lambang negara NKRI dan penaikan dan pengibaran bendara
bintangkejorapadatanggal29Agustus2019diKantorGedungGubernur
Papuapadasaataksimakaperbuatantersebuttelahtergolongmelawan
hukum sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara, serta LaguKebangsaanmerupakan suatubagian rangkaian
dari perbuatan makar,perbuatan yang telah memenuhi ketentuan
pasal 66 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan “Setiap orang
yang merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan
perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan
kehormatanBenderaNegarasebagaimanadimaksuddalamPasal24huruf
a,dipidanadenganpidanapenjarapalinglama5(lima)tahunataudenda
paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)” yang
merupakan sanksi pidana atas perbuatan menghina dan merendahkan
kehormatanbenderanegaraRepublikIndonesia;
§ BahwaReferendumdiakui sebagai salah satu prinsip dalamhukum
ketatanegara di Indonesia. Praktek Referendum di Indonesia pernah
terjadi saat pemerintah Indonesia menyetujui dilakukan referendum
terhadapTimorLeste tahun1999dimana saat itu rakyatdiTimorLeste
menuntutmerdekalepasdariNKRI;
TanggapanTerdakwa
Bahwaterdakwamenolakketeranganahli.
–18–
3) Ahli Psikologi Prof. DR. HAMDI MULUK,Ph.D.Umur 52 tahun. Lahir di
PadangPanjang,31Maret1966.Jeniskelaminlaki-laki.PekerjaanGuru
Besar/Dosen.AgamaIslam.KewarganegaraanIndonesia.AlamatKantor
Gedung B Lantai 2 Ruang B 107, Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia,JalanMargondaRayaPondokCinaKec.Beji,KotaBogorJawa
Barat.Telahdisumpahpadapokoknyamenerangkansebagaiberikut
§ Aksi demonstrasi pada tanggal 19 dan 29 Agustus 2019 di dalam
perspektif keilmuan Ahli, yaitu, ilmu psikologi sosial dan politik, dapat
dikatakan perisitiwa terserbut sebagai sebuah aksi koletif (collective
action);
§ Bahwaaksi damai yangdilakukan tanggal 19Agustus2019 sebagai
respon terkait adanya tindakan rasisme di Surabaya terhadap
mahasiswaPapua tidakdapatdikatakansebagai tindakaninsurgensi
ataumelawannegara;
§ Bahwa referendum dibolehkan dalam negara demokrasi melalui
mekanisme yang diatur dalam UU misalnya di Indenesia melalui
persetujuandariMPR;
§ Bahwa isu-isu protes memuat permasalahan hak asasi manusia secara
univesal sehingga sulit dibedakan apalagi ketika berbagai kompnen
masyarakat sipil terlibat. Gerakan akan menjadi makin besar ketika
simpati yang muncul semakin banyak sehingga unsur-unsur yang
termotivasiuntukmelakukanitumenjadibanyak..DalamkasusPapuaini
terjadi hal yang sama dimana ada gerakan-gerakan yang motifnya
menuntutdiskriminasidanjugabanyakmelibatkanelemen-elemen;
§ Ekspresikolektifitucenderungmunculkarenasikapnegarayangrepresif
karena itu isuyangdisampaikantidaktunggal,adabermacamisuterkait
denganpermasalahanhakasasimanusia;
§ Bahwa untuk memisahkan mana aspirasi yang merupakan protes
terhadapketidakadilanataumanayangmerupakaninsurgensiatauusaha
ke arahmakarmenjadi tugas dari penyidikuntukmengumpulkan bukti-
buktitersebut.
§ Bahwa diseluruh dunia, rasisme selalu menjadi tantangan bagaimana
hubungan anatar masyarakats ecara ras, agama yang snagat majemuk.
Hubunag harmonis yang saling menghormati,tolerasni, tidak menghina,
tidakmenyakitikarenasecarakodratikitasudahbedasecararasial;
§ Rasisme diidentifikasikan sebagai perasaan negatif, terjadi tidak hanya
orang non Papua terhadap orang Papua tetapi juag sebaliknya. Rasisme
dalam psikologi politik didefenisikan sebagai sebuah sikap negatif
terhadapkelompoktertentu,ras,bedaagamadanseterusnyaberkembang
menjadiprasangka;
§ Bahwapersoalanrasismeakanselalumenajditantanganterhadapnegara
demokrasi tidak saja Indonesia. Ini menjadi tantangan kita dalam
berbangsa untuk mengembangkan kehidupan kehidupan yang toleransi,
tidak membeda-bedakan suku, ras, agama.Setiap orang berdiri sama
setarasepangansebagaiwarganegaramemilikihakyangharusdihormati.
–19–
Tanggapanterdakwa
BahwaterdakwamenyatakanmenolaksebagiandariketeranganAhli
2. KETERANGAN AHLI YANG DIAJUKAN OLEH PENASEHAT
HUKUM/TERDAKWA
1) AhliKebebasanBerekspresidanHTNDR.HerlambangP.Wirataman,S.H,
MA. Lahir Jember, 08 Mei 1976 (44 Tahun), jenis kelamin laki-laki.
KewarganegaraanIndonesia.Agama Islam.AlamatPerumBukitPermai
Kahuripan Kenon Sari Sumber Sari Surabaya. Pekerjaan Dosen.
Memberikan keterangan di persidangan pada pokoknya sebagai
berikut:
§ Bahwa kebebasan berekspresi sesungguhnya telah diatur rumusannya
dalam konstitusi, yakni pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945,
“Kemerdekaan untuk berserikat dan berkumpul, untuk mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang”.Kebebasandasarinimerupakansalahsatuketentuanhak
asasimanusiatertuasejakIndonesiamerdeka;
§ Bahwa pada Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
tanggal 18 Agustus 1945, rumusan pasal 28Undang-Undang Dasar yang
dihasilkan dalam Sidang BPUPKI tersebut dibacakan kembali oleh Ketua
Sidang PPKI, Ir. Soekarno, dan akhirnya disahkan. Rumusan pasal inilah
yangtetaputuhdipertahankanhinggaamandemenUndang-UndangDasar
1945 tahun 1999-2002, yakni Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara
Republik IndonesiaTahun1945.Berdasarkanapayangtelahdigagasdan
diperdebatkan mengenai kebebasan berekspresi, baik dalam sidang
BPUPKI maupun penetapannya dalam sidang PPKI, menunjukkan garis
yang sama bahwa kebebasan tersebut ditujukan untuk menentang
kesewenang-wenangankekuasaan(detournementdepouvoiratauabuseof
power) dan sekaligus agar pemerintah lebih bisa
mempertanggungjawabkankebijakannya(stateresponsibility);
§ BahwasemangatkonstitusionalismeIndonesiaharusmengedepankandua
aras bangunan politik hukum konstitusinya, yakni pertama, pembatasan
kekuasaaan agar tidak menggampangkan kesewenang-wenangan, dan
kedua, jaminan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak
asasimanusia. Kemajuan pasal-pasal hak asasimanusia dalamkonstitusi
merupakan kecenderungan global di berbagai negara tentang diakuinya
prinsip universalisme hak-hak asasi manusia. Dan, diyakini secara
bertahap akan memperkuat pada kapasitas negara dalam mendorong
peradabanmartabatkemanusiaan;
§ Bahwa kebebasan ekspresijuga diatur secara khusus, baik sebagai hasil
ratifikasiperjanjianinternasional,sebagaimanadisebutkandalamPasal19
ICCPR 1966 yang telah diratifikasi dalam UU No. 12 Tahun 2005, pula
melaluiduaundang-undangterkait,yakni:
o Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, yang pada pokoknya
mengaturmengenaitatacaramenyampaikanpendapatdimukaumum
yangdiperbolehkan;
o Undang-undangNomor39Tahun1999tentangHakAsasiManusia(UU
HAM),yangpulamengatursejumlahpasaltentangkebebasanekspresi.
–20–
§ Bahwa Pemaknaan pasal 28I ayat (4) UUD negara Republik Indonesia
merujuk pada prinsip universal dan pula menjadi hukum internasional,
mengenai kewajiban-kewajiban negara dalam memikul beban
perlindunganhakasasimanusia,yakni3(tiga)kewajibandasarnya(state
obligations). (1) kewajiban negara untuk menghormati, (2) kewajiban
negarauntukmelindungidan(3)kewajibannegarauntukmemenuhihak
asasimanusia;
§ Bahwakewajibanuntukmenghormati(stateobligationto respect)berarti
bahwa Negara harus menahan diri dari campur tangan atau membatasi
penikmatan hak asasi manusia. Kewajiban untuk melindungi (state
obligation to protect) menuntut Negara untuk melindungi individu dan
kelompok dari pelanggaran hak asasi manusia. Kewajiban untuk
memenuhi (state obligation to fulfill) berarti bahwa Negara harus
mengambil tindakan positif untuk memfasilitasi penikmatan hak asasi
manusia;
§ Bahwa makar haruslah diartikan dengan ‘serangan’.Bahwa unsur
makaritutidakcukupdenganniatdanperbuatankarenaniatharus
dibuktikan dengan perbuatan atas niat itu. Hal ini yang menjadi
pertimbangan hukum dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor :
7/PUU-XV/2017. Sehingga dengansangat jelas Mahkamah Konstitusi
memberikan rambu-rambu bagi aparat penegak hukum untuk
mengimplemetasikan pasal-pasal makarsehingga aparat penegak
hukumtidaksewenang-wenangdalammenerapkanpasal-pasalmakar;
§ Bahwa didalam buku II delik Kejahatan Terhadap KeamananNegara dari
pasal 104 KUHP hingga pasal 129 KUHP tidak ada yang memuat terkait
bendera atau lambang negara sehingga apabila ada dugaan pelanggaran
pidana terkait bendera yakni bendera merah putih maka yang harus
digunakan UU nomor 24 tahun 2009 Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan sehingga apabila ada pengrusakan atau
penurunan bendera merah putih seperti aksi pada tanggal 29 Agustus
2019 di Kantor Gedung Gubernur Papua maka yang digunakan ada
ketentuan pidana yakni Pasal 66 Undang-undang Nomor 24 Tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan: “Setiap orang yangmerusak,merobek,menginjak-injak,
membakar, ataumelakukan perbuatan laindenganmaksudmenodai,
menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24 huruf a, dipidana dengan
pidanapenjarapaling lama5(lima) tahunataudendapalingbanyak
Rp.500.000.000,00 (limaratus jutarupiah)”yangmerupakansanksi
pidana atas perbuatan menghina dan merendahkan kehormatan
benderanegaraRepublikIndonesia;
§ BahwaUUOtonomiKhusus(OTSUS)Papuatelahmemberikanmemberikan
mandat bagi pemerintah provinsi Papua untukmemiliki lambang daerah
yang merupakan simbol budaya sebagaimana tertuang dalam pasal 2
mengenai Lambang Daerah. Sikap pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah(PP) 77 tahun 2007 untukmelarang adanya lambang daerah
bagi provinsi Papua adalah tindakan yang keliru karena 1). Posisi UU itu
lebihtinggidariPP sehinggamelanggarasas lexsuperiorderogat legi
inferior dan 2). PP bersifat regelling sedangkan untuk pelarangan
seharusnya Beschikking. Adapun isi PP apalagi aturan penjelasannya
tidakbolehbertentangandenganisiUU.
–21–
§ Bahwa terhadap kerusuhan yang terjadi seharusnya negara jugs
bertanggungjawabdalamhaliniaparatkeamananyangberjaga-jagaharus
juga diminta pertanggungjawabannya, Pelaku kejahatan yang sebenarnya
harusdiungkapsehinggahukumharusberlakuadilbagisiapasaja;
§ Bahwa aksi untuk menuntut perbaikan penegakan hukum dan
perlindunganHAMbukanlahbentukisurgensi.
2) Ahli Politik, Dr.Adriana Elisabeth, M.Soc, Sc. Lahir di jakarta 8 Juni
1963,Jenis kelamin perempuan. Kewarganegaraan Indonesia. Agama
Kristen. Pekerjaan Peneliti dan dosen, alamat Raffles Hills Blok J-2
Tapos Bogor, memberikan keterangan dipersidangan pada pokoknya
sebagaiberikut
§ Bahwa Terkait dengan buku Papua Road Map yang merupakan karya
Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia(LIPI). BukuPapuaRoadMap yang
diluncurkanpada2009terdiridariduabagianutama:pertama,skemaakar
masalah dalam kaitan dengan konflik Papua yang terdiri dari:4 akar
masalahdi Papua (i)marjinalisasi dandiskriminasi terhadaporang
asli Papua; (ii) kegagalan pembangunan Papua; (iii) kekerasan
negaradanpelanggaranHAM; (iv) prodankontra sejarah integrasi
Papua. Empat akar masalah ini dapat dipahami dan diselesaikan secara
parsial,namunadaakarmasalahyangsalingberkorelasi,sepertimasalah
investasi di sektor sumber daya alam di Papua yang berada di wilayah
tanahadatmasyrakattradisionalPapua.Sebagaicontoh,isupembangunan
ekonomi dan kepentingan investasi berhadapan dengan sistim adat yang
masih dipegang teguh oleh masyarakat Papua. Masalah muncul ketika
tuntutanmasyarakatterhadapperusahaan(denganmodalbesar)dianggap
tindakan tidak kooperatif dan menghambat pelaksanaan investasi di
wilayah adat tertentu. Untuk menghadapi tuntutan adat, perusahaan
mengamankan investasinya dengan meminta bantuan aparat keamanan
untukmenghadapimasyarakatadat;
§ Kedua, solusi berdasarkan akar masalah terdiri dari: (i) rekognisi dan
pemberdayaan orang Papua, (ii) membuat grand design atau paradigma
baru pembangunan Papua; (iii) melakukan pengadilan HAM dan
membentuk KKR; (iv) “meluruskan” sejarah Papua melalui kajian
akademik. Untuk mencapai solusi damai bagi Papua, perlu dilakukan
melalui pendekatan dialog untuk mencegah berulangnya kekerasan
terhadapmasyarakatPapua;
§ Bahwa penangkapan dan penahanan tidak dapat menyelesaikan akar
konflik di Papua. Sebagaimana penjelasan mengenai dampak konflik
kekerasan dan akumulasi persoalan di Papua sejak 57 tahun yang lalu,
makaproseshukumyangdijalaniparaterdakwaberpotensimenimbulkan
rasa tidak percaya terhadap kebijakan pemerintah, khususnya proses
hukum di Indonesia. Yang juga penting dipertimbangkan dalam proses
hukum ini adalah aspek kemanusiaan (bukan sekedar HAM) terutama
mengenai perasaan para ibu Papua yangmelahirkan anak-anak generasi
penerus Papua, namun mereka harus menyaksikan ketidakadilan yang
menimpaanak-anakmereka,tanpabisaberbuatapa-apa;
§ Bahwa yel-yel atau pernyataan Papua merdeka atau referendum
seringkalidisampaikanolehorangPapuadalamaksiataupundalam
forum diskusi sebagai ekspresi kekecewaan terhadap pendekatan
yangdilakukanolehpemerintahyangdinilaitidakadil;
§ Bahwa aksi yang dilakukan oleh terdakwa tidak ada tujuan untuk
–22–
mengguilngkanpemerintahanataumelakukanmakarkarenaaksiitu
merupakanaksi protesdari ketidakadilan yangdialami oleh rakyat
Papuaakibatperlakuanrasisyangmerekaalami;
§ Bahwasimbolbenderabintangkejoradapatdenganmudahditemui
diPapuadalambentukkaos,gelang,atautas;
§ SatupendekatandamaiyangdiusulkanolehLIPIsejaktahun2014adalah
dialog.UntukmembantuPemerintah,TimLIPIdanJaringanDamaiPapua
(JDP) telah membuat kertas kebijakan (policy brief) mengenai langkah
strategis yang perlu dilakukan Pemerintah dalam merealisasikan dialog
bagiPapua.Pada15Agustus2017,PresidenJokoWidodotelahmenunjuk
tiga orang penanggungjawab persiapan dialog sektoral, yaitu: Menko
Polhukam, Kepala Kantor Staf Presiden, dan Koordinator JDP. Namun
sampaisaatini,belumterealisasi.
3) Ahli Rasisme, DR. Benny Giay. Lahir di Paniai, 12 januari 1955, Jenis
kelamin laki-laki. Kewarganegaraan Indonesia. Agama Kristen.
Pekerjaan Pendeta. Alamat Jalan Makendang Sentani, memberikan
keterangandipersidanganpadapokoknyasebagaiberikut:
§ BahwaBentukpengungkapanrasismebisaverbalatauperbuatanprogram
atau strategi kepada pihak ditujukkan bisa juga bersifat pribadi atau
kelompoknyadiuangkapkansecara publik melalui media, melalui
pertunjukkan film, nyanyian atau bisa melalui progran yang diarahkan
secarasistematisdanterusmenerus;
§ Bahwa dampak dari rasisme terhadap para korbannya, bisa secara
psikologis dan social mengalami marginalisasi secara sistimatis tanpa
ampunterlebihapabilaterjadirasisme ini bertahun tahun tanpa
perlawanantanpadukungandankesadarandaridalam.
§ Bahwa artinya kelompok yang korban rasisme itu bisamati secara
social budaya menurut para ahli social Death dimana orang Papua
mengalamisocialdeath.DimanaorangPapuasudahmenjadikorbandari
pandangan pandangan rasis yang mematikan tadi beberapa abad jauh
sebelum indonesia sebelum indonesia menduduki Papua awal tahun
1960an. Pertama: Laporan dari residen Jansen di Ambon yang pernah
mengingatkanpenguasaTernatedanTidore di tahun1950.Dimanapara
kaki SultanTidore da ternateyangpergimengayaudanmenghancurkan
kampungkampungyangmmbakarhutandankemudian,mengangkutanak
anaklakilaki,perempuan,anak,orangtuadanperempuanyangtidakbisa
lari ; yangkemudiansemuadingkutkeMaluku,Ternate ,Tidore,dll lalu
dijual sebagai budak disana.Pengalaman kedua dalam laporan seorang
utusan injil Belanda yang diutus dari basisnya di Manokwari pada awal
tahun1900ankeTelukBerau,Fakfak,Kaimana,Onim.DalamLaporanitu
Pdt itu melaporkan tentang pedagangan budak dari Seram dan Goram
pergiBandauntukdipasarkandisanasebagaiBudak.
§ Bahwaapayangterjadipadatanggal16-17Agustuus2019danseterusnya
yaitu gerakan protes Papua. Dalam kata kata Walter Benyamin, pemikir
YahudiyangmatidalampengungsiandariHilterdevineviolenve.Gerakan
mahasiswa Asrama Papua itu bisa membuat Papua Bangkit dan
tersadarkan diri dari ketidurannya yang panjang dalam pangkuan NKRI
yang telah60Tahun lebihmeninabobokannya sejak3mey1963,Bangsa
PapuadijadikanbangsatanpaSejarah/identitas/budayadantanparumah
adatnya ? inilah yang kami dalam study sejarah seringmenyebut divine
violence.
–23–
§ Bahwasebenarnyasecaramanusia,gerakanprotesterhadaprasismetadi
yang dilakukan oleh para Mahasiswa dan rakyat Papua adalah wajar
siapapun manusia normal, yang dilahirkan dengan pikiran perasaan,
idealismeyangmembawasejaklahirwatakuntukbertanya,wajarapabila
merekaprotesdantidakterganggumendengarPapuamonyet. Kelompok
atau unsur Papua ini, baik Gereja maupun akademisi, politisi yang
menggangguhalinibiasabiasa.Kelompokitulahyangkamianggapmahluk
mahluksetengahgilaatausakitjiwa;
§ Bahwa artinya tanggapan berupa protes yang dilakukan orang Papua
kalanganmahasiswa,pemudadanmasyarakat inilahyangmasihmemiliki
pandangandanpikirankemanusiaan , yang sisanyaadalahmanusiayang
sudah dibius oleh systim Indonesia melalui bahasa bahasa propaganda
yang sudah campur baur antara rasisme, militerisme dan
pembangunanisme.
§ BahwaKeputusanvonisterhadappelakurasismediIndonesiayangdi
vonis7bulanituhanyamemenuhirasakeadilanmerekayangsedang
memelihara /menjaga system rasis tadi antara lain NKRI tadi yang
mabuk rasisme, militerise dan pembangunanisme dan antek
anteknya,bukanbangsaPapuayangsudahdariawaldiposisikansebagai
monyet atau Papua warga negara kelas dua. Vonis ini hanya
menguntungkankepentinganmerekayangberkuasayangsedangmenjaga
Papuasupayatetapditerimaposisinyasebagaimonyetdankete.
§ Bahwapenangkapanterhadapparamahasiswa/masyarakatyangmenolak
rasismetanggal29Agustus2019itubisajadicaranegaraatautiminirasis
tadi menjaga supaya wajah Negara tidak terbuka. Ini dilakukan dengan
caramengiripasukandanmelakukanoperasimiliterdiPapua.
§ Bahwa pada intinya proses damai rasisme itu dialihkan ke politik Papua
Merdeka
§ Bahwa setelah melihat putusan pengadilan terhadap pelaku pengucap
ujaran rasisme di Surabaya sebenarnya Indonesia telah mengakui
keapsahantuntutanorangPapua,dalamhalPapuasebagaikorbanrasisme
IndonesiasystemikterhadapPapuadaricaracarapenangananprotesrasis
yang dikendalikan POLRI di Papua, Ahli duga ini terjadi atas dukungan
Presiden Jokowi yang berkunjung ke Papua pasca Rasisme yang
menjanjikanhadiahkepadaKapoldaartinyaNegaramasihlanjuttidakmau
berubah, masih mengandalkan pendekatan tangan besi operasi militer
untukselesaikanmasalahrasismediTanahPapua.
§ BahwaadabeberapacaramenyelesaikanmasalahPapuasecarautuhdan
bermartabat :Pertama, PemerintahRI untukhentikan rasisme terhadap
Papua.DenganmenggelarDialogyangbermartabatdenganULMWP/KNPB
( unsur Papua yang sedang perjuangkan Kemerdekaan Papua ) dengan
melibatkanPihakketigasebagaimanayangpernahdilakukanolehPresiden
SBYdan JKdengandialogdenganGAMyangdimediasiolehNegarake3.
Mengapa dengan GAM Aceh yang memperjuangkan Aceh mERDEKA -
Jakarta bisa berdialog tetapi mengapa dengan ULMWP/KNPB Negara ini
tidak bisa Rasisme atau masalah Agama. Kedua, menindaklajuti
rekomendasidariLIPIdengannegarasecaraseriuslibatkansemuapihak,
menyelesaikan4AkarmasalahPapuayangdisebutkanolehLIPI.Apasaja4
akarpersoalandirekomendasikanolehLIPImasingmasing:
o DiskriminasiRasialdanmarginalisasiorangPapua;
–24–
o Pemerintah IndonesiayanggagalmembangunBidangPendidikandan
Ekonomi;
o PelanggaranHAMPemerintahengganmenghentikanpelanggaranHAM
diPapuadan;
o Perbedaan pandangan antara Jakarta Papua mengenai Kedudukan
IndonesiaatasPapua.
§ Bahwa ahli berpandangan bahwa proses hukum terhadap Terdakwa
Buktar Tabuni dan Terdakwa lain, seharusnya tidak dikenakan pasal
makardandibebaskan,karenamerekabukanpelakumakar,tindakanyang
dilakukanolehmerekayangberdemoitumerupakanhakuntukmelawan
rasismedanketidakbenarandiPapua.
4) AhliPidana,DR.TristamPascalMoellion,SH,Mh,LLM.Usia58tahun,Laki-
laki,PekerjaanDosendi UniversitasKatolikPrahyangan.AlamatCium
BuleuitNo.94Bandung40141.memberikanketerangandipersidangan
padapokoknyasebagaiberikut:
§ Persoalan kesalahan penerjemahan aanslag dan aanslag to en feit
dalamWvSNI (Negara Indonesia) ke dalam terjemahan tidak resmi
KUHPidana telah ditulis dan ditelaah dalam tulisan berjudul: “
ProblematikaPengertianAanslag-Aanslagtoten feit:PerbandinganMakar
dalam KUHP, WvSNI dan Sr. (Widati Wulandari, Tristam P. Moeliono),
jurnal ilmu hukum Padjadjaran, Vol. 4, no. 3, (2017),
http://jurnal.unpad.ac.id/pjih/article/view/14932.
§ Kesalahanpenerjemahan ini (aanslagdanaanslag tot en feit sertamerta
sebagaimakar) dapat dibuktikan denganmenerjemahkan kembali Pasal-
pasalyangmemuatistilahaanslagdanaanslagtotenfeit.
§ Pasal 87 berbunyi: aanslag tot en feit bestaat, zoodra het voornemen des
dader zich door en begin van uitvoering, in de zin van art. 53, heft
geopenbaard.
§ Dalam bahasa Indonesia menjadi: upaya melakukan tindak pidana
(attempttocommit/perpetrateacrime)dikatakanada,seketikaniatpelaku
telah diwujudkan dalam permulaan pelaksanaan sebagaimana dimaksud
pasal53.
§ Dalamhalinimenjaditidakmasukakal“aanslagtotenfeit”(attempt
to commit a crime) diterjemahkan langsung dengan istilah “makar”
yang dalam bahasa sehari-hari mencakup semua perbuatan yang
bersifatmengkhianatinegara(treasonatauhightreason).
§ Makar(sebagaiistilahumum)bahkandapatdipersamakansebagaisemua
kejahatan yang mengancam keselamatan negara (menggulingkan
pemerintahan yang sah, menganti dasar negara secara inkonsitusional,
kudeta, mengancam nyata dan kebebasan kepala negara/pemerintahan
denganmaksudmenggulingkanpemerintahanyang sah,memisahkandiri
darinegaradengancara-carayanginkonstitusional;dll.).
§ Selanjutnya,berkaitandenganpadananistilahaanslag.
§ IstilahiniditemukandandigunakandalamPasal104WvSNI
de aanslag ondernomen met het oogmerk om den koning, de regerende
koninginofdenregentvanhetlevenofdevrijheidteberoovenoftotregeren
ongeschikt te maken word gestraft met de doodstraf of levenslange
gevangenisstrafoftijdelijkevantenhoogstetwintigjaren.
§ Terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia adalah: “serangan yang
dimaksuddengantujuanmenghilangkannyawaataumerampaskebebasan
–25–
raja atau ratu atau penggantinya (rgent) atau membuatnya tidak lagi
mampu (melalui serangan itu) melaksanakan tugas-tugas untuk
memerintah diancam dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup
ataupidanasementaraselama-lamanya20tahun.
§ Dalam hal ini istilah aanslag: (onslaught; attact) dapat dipadankan
dengan serangan yang pasti “violent” karena dilakukan dengan
maksud menghilangkan nyata atau merampas kebebasan atau
membuat raja (pimpinan negara) tidak lagi mampu menjalankan
tugas-tugasnya. Maka juga di sini tidak tepat menggunakan istilah
makar sebagai padanan dari kata aanslag. Dalam konteks pasal di
ataslebihtepatdigunakanistilahserangan.
§ Di dalam Pasal 94 Sr. (WvS/KUHP Belanda) diancam dengan pidana
melakukan “een aanslag tegen regeringsvorm” (serangan terhadap
pemerintahanyang sah). SerupadenganWvSNI,pasal inidanpasal-pasal
lain (termasuk aanslag yang merupakan unsur di dalam pasal-pasal itu)
harus dibaca dalam konteks memberikan perlindungan khusus pada
pemerintahandannegara(keselamatannegara-pemerintahan).
§ Pasal 94: "de aanslag ondernomen met het oogmerk om de grondwettige
regeringsvormofdeordevantroonopvolgingtevernietigenofoponwettige
wijze te veranderen wordt gestraft met levenslange gevangenisstraf of
tijdelijkevantenhoogstedertigjarenofgeldboetevandevijfdecategorie."
Terjemahannya adalah: serangan yang dilakukan dengan maksud
menghancurkan pemerintahan yang dibentuk berdasarkan konstitusi
(pemerintahan yang sah) atau meniadakan atau mengubah secara
melawan hukum tata urutan penggantian pengisian kedudukan raja
(singasana) dihukum dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
sementaraselama-lamanya30tahunataudendadarikategorikelima.
§ BerdasarkanketentuanPasal79Sr:percobaan(poging)melakukantindak
pidana tersebut (serangan terhadap pemerintahan yang sah) dipandang
sebagai delik selesai. (poging tot het plegen van een aanslag tegen
regeringsvormgelijkgesteldmetvoltooiddelic).
§ Artikel 79 Sr: "Aanslag tot een feit bestaat, zodra het voornemen van de
dader zich door een begin van uitvoering, in de zin van artikel 45, heeft
geopenbaard."
§ Bunyi pasal ini sama dengan Pasal 87 WvSNI sehingga juga dapat
diterjemahkankedalambahasaIndonesiadengancarasama:
Dalam bahasa Indonesia menjadi: upaya melakukan tindak pidana
(attempt to commit a crime) dikatakan ada, seketika niat pelaku telah
diwujudkan dalam permulaan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pasal
45”. <Tekst en Commentaar Strafrecht, Kluwer: gp, lemma Artikel 79,
paragraaf2>.
§ Aanslag sebagai serangan dalam rumusan delik-delik yang ada jelas
dilakukandenganmaksud(ondernomenmethetoogmerk;committedwith
the intention): (a) menghilangkannyawaataumerampaskebebasanatau
membuat tidak mampu kepala negara/pemerintahan menjalankan
tugasnya.Serupadenganseranganyangditujukanpadaperwakilannegara
asing atau orang-orang tertentu yang dilindungi dalam hukum
internasionalmenjalankan tugasnya.; (b)menggganti pemerintahan yang
sah secara inkonstitusional (melawan hukum) dan (c) memisahkan diri
atau menempatkan sebagian atau seluruh wilayah negara ke bawah
–26–
kekuasaan asing (juga dengan cara-cara yang melawan hukum atau
inkonstitusional).
§ Tidak disebutkan atau ada keterangan tentang apakah serangan tersebut
harus violent atau harus melibatkan kekerasan fisik. Hanya ada indikasi
(dengan membaca rumusan delik) bahwa serangan tersebut dilakukan
dengan maksud (oogmerk) (a) menghilangkan nyawa; (b) merampas
kebebasan; (c)membuat tidakmampu atau dalam hal dilakukan dengan
maksudmemisahkan diri harus dilakukan denganmelawan hukum atau
inkonstitusional.
§ Istilahaanslag (attack/serangan)danaanslag toten feit (attempt to
commit a crime/upayamelakukan tindak pidana) yangmuncul dan
dituliskansecarategasdalamrumusandelik-delik(sebagaikejahatan
terhadap keselamatan negara) jelas keliru, salah dan menyesatkan
biladiterjemahkanlangsungdengankatamakar.Inidikatakandengan
memperhatikan asas legalitas dalam hukum pidana yang memajukan
kepastian hukum: perbuatan apa yang seharusnya dinyatakan terlarang
dan diancam dengan pidana. Istilah makar mencakup pengertian yang
lebih luas dan mengindikasikan semua perbuatan yang dikategorikan
sebagai pengkhianatan (treason) atau ancaman terhadap keselamatan
negara atau dalam bahasa lebih sederhana keberlangsungan negara dan
pemerintahanyangsah.
§ Artirerefendum:
o Secaragramatikalatauleksikal:
Referendum;noun[C]/us:ref•əˈren•dəm/pluralreferendumsor
referend/us:ref•əˈren•də/:avoteinwhichallthepeopleinacountryor
anareadecideonanimportant
questionhttps://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/referend
um.
o Dipersamakanjugadenganplebicite:avotebythepeopleofanentire
countryordistricttodecideonsomeissue,suchaschoiceofaruleror
government,optionforindependenceorannexationbyanotherpower,or
aquestionofnational
policy.https://www.britannica.com/topic/plebiscite
§ Dengan demikian, referendum secara singkat merujuk pada
mekanisme atau proses bertanya langsung pada rakyat pemilih
pandangan mereka tentang sesuatu hal yang dianggap negara
menyangkuthajathiduporangbanyak.
§ Pengalaman Indonesia dengan referendum adalah sebagai berikut: a.
pelaksanaan referendum (penentuan pendapat rakyat/pepera) untuk
meminta pandangan dan putusan rakyat Papua Barat (1969 sebagai
implementasi Perjanjian New York; 1962); b. Pelaksanaan referendum
TimorTimur(1999)sebagaiimplementasiAgreementbetweentheRepublic
of Indonesia and the Portuguese Republic on the Question of East Timor
(1999).Keduanya diselenggarakan di bawah pengawasan Perserikatan
Bangsa-Bangsa(PBB).
§ Contoh referendum yang dilaksanakan di luar pengawasan PBB ialah
referendum bangsa Kurdi yang menyatakan memisahkan diri dari Irak,
2017 atau referendum rakyat Catalonia yang menyatakan merdeka dari
Spanyol,2017.Konstitusionalitasreferendumtersebutdipertanyakanoleh
negaraindukdanmasihdiperdebatkanolehmasyarakatinternasional.
–27–
c. BUKTISURAT
1. BuktiSuratJPU
DalampersidanganiniSdr.JPUtidakmengajukanbuktisurat.
2. BuktiSuratPH
BuktiSuratyangdiajukanPenasehatHukumTerdakwa:
§ BuktiT1.Buktisurattentangpembelahanrasismeyangmenerangkantentang
akarpersoalanyangterjadidiSurabaya,JawaTimursertaaksiRasismeyang
terjadidiPapuapadatanggal15Agustussampaidengan29Agustus2019;
§ Bukti T2Bukti surat Cover Papua RoadMap dan Booklet Papua RoadMap
menerangkan tentang peta dan sumber konflik di Papua yang ditulis pada
tahun2009;
§ BuktiT3BuktisurattentangKeteranganAksiDemoRasismepadatanggal19
Agustusdan29Agustus2019diKotaJayapura,Papua;
§ BuktiT4BuktiVideo1(pertama)menerangkantentangaksirasismediKota
Jayapurapadatanggal19Agustus2019berjalandamaitanpaadanyaanarkis
yangdilakukanolehMahasiswadanMasyarakatsipilPapua;
§ BuktiT5BuktiVideo2(dua)menerangkantentangaksisrasismepadatanggal
19Agustus2019yangdilakukanolehMahasiswayangtergabungdalamBEM
danCipayungdiKotaJayapura,Papua;
§ BuktiT6BuktiVideo3(Ketiga)menerangkan tentangdudukpersoalanyang
terjadidiJawaTimur,KotaSurabayaterhadapmahasiswaPapua;
§ Bukti T7Bukti PutusanMakar Nomor : 69/ Pid.B/2001/PN.JPR, tentang 2
TerdakwaAnPdt.HermanAwom,S.ThdanThahaMAlhamidtidakdapatdi
Jatuhihukumanpidana;
§ Bukti T8 BuktiPutusanMakarNomor:45/Pid.B/2009/PN Nbetentang 15
TerdakwadiPengadilanNegeriNabireyangdiVonisBebas.
d. PETUNJUK
§ Bahwa berdasarkan Pasal 188 ayat (1) KUHAP disebutkan bahwa petunjuk
adalahperbuatan,kejadianataukeadaanyangkarenapersesuaiannyabaikantara
yangsatudenganyanglainmaupundengantindakpidanaitusendirimenandakan
bahwa benar telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Petunjuk
hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi,surat dan keterangan
terdakwa(Pasal188Ayat(2)KUHAP);
§ Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi,ahli dan keteranga terdakwa serta
barangbuktiyangdiajukandandiperlihatkandipersidangan,bilamanadikaitkan
satu dengan lainnya tidak bersesuaian sebagai suatu fakta, JPU memaksakan
untukmenghubung-hubungankansatudenganyang lainpadahalsalingterpisah,
bukan rangkaian tindakan yang didasari oleh satu niat serta tidak memiliki
hubunganyangdapatdipertanggungjawabkansecarahukumsebagaisuatutindak
pidanamakar.
e. KETERANGANTERDAKWAALEXANDERGOBAY
§ Bahwa terdakwapada tanggal27dan28Agustusmengikuti kegiatanorganisasi
PMKRIdibalaiPertanianWaena;
• BahwaPemeriksaanterhadapterdakwadarisorejam20.00Witsampaisubuh
• Bahwa awalnya tidak didampingi penasihat hukum tapi pada pertengahan
pemeriksaanpenasihathukumyangdisiapkanpolisimasuk
–28–
• Bahwa terdakwa tidak dipaksa ataupun diintimidasi secara fisik namun secara
mentaltertekan
• BahwaterdakwadisuruhmembacaBAPterdakwa
• Bahwa terdakwa tidak terlalu membaca BAP baik karena sudah subuh karena
mengantuk
• Bahwaadabeberapapertanyaanpemeriksaanyangterdakwabisakoreksi
• Bahwaterdakwatahuaksitanggal19Agustus2020dan29Agustus2020
• Bahwa terdakwa perlu klarifikasi disini, sebagian benar tapi kalau penanggung
jawab umum terdakwa bukan penanggung jawab umum tapi penanggung jawab
BEMse-kotaJayapura
• Benar bahwa tujuan aksi tanggal 19 Agustus merupakan pengungkapan pelaku
rasisme dan intimidasi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Bahwa Jumlah
massaaksikuranglebihsebanyak10ribuorang.Bahwaoratordalamaksitanggal
19 Agustus 2020 korlap dari masing-masing titik kumpul Uncen Atas, Uncen
Bawah, Ekspo, UmelMandiri danMerpati Lingkaran Abe. Bahwa saudara Viktor
Yeimo(JuruBicaraKNPB)melakukanorasidiMerpatiLingkaranAbe,KantorMRP,
depanKantorDPRDdandiKantorGubernur.
• Bahwaterdakwamengikutirapataksisebelumaksitanggal19Agustus2019
• Bahwa sebagian pertanyaan benar tapi perlu terdakwa klarifikasi Yang pertama
dibagian poin (A) akhir kalimat itu bahwa terdakwa diatas mobil open cup
bersama saudara Viktor Yeimo itu tidak benar, terdakwa berada dibawah. Yang
Keduadipoin(F)itutidakbenar.
• Bahwa saat aksi rasisme tanggal 19 Agustus 2019 tidak ada bendera, namun
karena penyidikmemperlihatkan gambarmassa aksimembawabendera bintang
kejora, sehingga sayamenjawab bahwa adamassa aksi yangmembawabendera
bintangkejora.
• Bahwaterdakwaperluklarifikasiditanggal19Agustus2020tidakadabendera
• BahwaViktorYeimodanAgusKosayberadadilingkaranAbebersamaMassaaksi.
BahwaViktorYeimomenjadiorator.
• BahwaAgusKosayberjalanbersamamassaaksi.
• Bahwaterdakwatidakmengetahuisiapayangmembuatselebaranaksi.Bahwa
• TerdakwatidakmengetahuiadamassaKNPByangmengikutiaksi.Bahwa
• Benar terdakwa bersama Ferry Kombo tidakmelarang Viktor Yeimomelakukan
orasi
• Bahwa erdakwa bersama-sama massa tiba di halaman kantor Gubernur pukul
16.00Wit
• Terdakwamengikutisetiaptahapan-tahapanaksisampaiakhir
• Terdakwamengikutisetiaporasi
• Terdakwatidakmelihatpenurunanbenderamerahputihdikantorgubernur
• TerdakwatahukepanjanganKNPB,namuntujuanorganisasiKNPBterdakwatidak
tahu,tapipenyidikmemasukanpenjelasanmenurutmereka.
• Bahwa poin 22 terkait penjelasan detail lagu “kami bukan merah putih” ini
terdakwa tidak pernah menjawab namun penyidik sendiri yang menjawab dan
menjelaskan
• BahwaterdakwatidakbisamelarangViktorYeimomelakukanorasikarenamassa
aksiterlalubanyak.
• Bahwa terdakwa tidakmelihat adaBenderaBintangKejora danKNPBpada aksi
tanggal19Agustus2019
• Bahwatidakadarapatevaluasisetelahaksitanggal19Agustus2019.
• Bahwa terdakwa sebelum aksi, terdakwa bersama perkumpulan BEM USTJ
bersama BEM Universitas Sekota Jayapura melakukan kegiatan piknik atau
–29–
rekreasi di Pantai Hamadi, kemudian terdakwa mendapatkan panggilan telepon
darisdr.FerryKomboselakumantanKetuaBEMUniversitasCendrawasihuntuk
adakan rapat di Mabes Kabemas Uncen terkait dengan Rasisme yang terjadi di
Surabaya, dan terdakwa menjawab akan datang. Kemudian pada sore hari
terdakwa bersama sekretaris II BEM USTJ tepatnya tanggal 18 Agustus 2019 di
Kabesma UNCEN. Dalam pertemuan itu kami membahas persoalan Rasisme dan
tidak sedikitpunmembahassoalmengenai referendum,PapuaMerdekadan lain-
lain.Dalam rapat tersebut dipimpin oleh sdr.FerryKombo selakuMantanKetua
BEMUNCEN.
• Bahwasebelummenghadirirapat,sdr.Ferrykombosempatbertemudenganpihak
kemanan yakni KAPOLRES Kota Jayapura untuk memberitahu bahwa esok akan
adaaksidanpenyampaianinidibuatdalambentuksuratPemberitahuandanizin
melakukan aksi, dan hal ini disampaikan oleh sdr. Ferry dalam rapat pertemuan
akhir di tanggal 18 Agustus 2019. Selanjutnya sdr. FerryKombomenyampaikan
dalam rapat bahwa esok dalam aksi, tidak boleh ada unsur-unsur dari
organisasi manapun, dan dalam aksi ini mahasiswa yang akan memegang
kendali.
• BahwakeputusaninijugadisetujuiolehSemuaKetuaBEMsekotaJayapurakarena
merupakan keputusan bersama . pada saat aksi tanggal 19 Agustus 2019, posisi
saya berada di Sekretsriat BEM USTJ bersama beberapa mahasiswa USTJ
melakukan orasi di lapangan Basket halaman depan Kampus USTJ, lalu kami
menujuke lingkaranAbepurayangdiakomodirolehkelompokCipayung,PMKRI.
GMNI,HMIdanGMKIyangmemegangkendalidansementaramelakukanorasidi
depanKantorPOSIndonesiaAbepura.
• Bahwa pada saat itu, kami bersama barisan USTJ dan Mahasiswa UNCEN
berkumpuldilingkarandanikutmelakukanorasididepanKantorPOSIndonesia
disekitaranLingkaranMerpati,kemudiankamimenujukeKantorGubernurserta
tidakadarencanaapapununtukberhentididepanKantorPosIndonesiaataupun
diKantorMRPatauberhentidimanapundan iniadalahhasilkeputusanbersama
dalamrapattanggal18Agustus2019.
• BahwaterdakwamelihatadaperwakilandariKelompokCipayungikuthadirrapat
di tanggal 18Agustus2019 atas namaPutra selakuKetuaHMI denganmemakai
seragamalmamater,dariPMKRIadalahKetuabesertabeberapaorangdariPMKRI,
GMKIdiwakilkanolehsalahsatupengurus.
• Bahwa terdakwa juga melihat perwakilan dari seluruh Kampus Sekota Jayapura
ikuthadirdalampertemuantanggal18AGUSTUS2019diantaranya;KampusUmel
Mandiri, Kampus STIKOM Jayapura, Kampus STIE Ottow Geisler Port Numbay,
KampusYAPISJayapura,KampusASMIdiHamadi,WaterPoos,KampusSTTOttow
Geisler,KampusSTFTFajarTimur,KampusSTIEPertanianSentani,
• Bahwapadasaatmasaaksi tibadiKantorGubernur,masaaksiditerima langsung
oleh Gubernur Papua Lukas Enembe, dan juga turut hadir Ketua MRP Provinsi
Papuabersamarombongansekitar50orangbersamaseluruhanggotaMRP,DPRP
beserta seluruh anggota DPRP, FORKOPIMDA juga turut hadir, lalu Ketua KNPI
ProvinsiPapua,Tokohmasyarakat,TokohAgama, tokohPerempuandanbeserta
lapisanmasyarakatdiKotaJayapura.
• Bahwa terdakwa melihat ketua KNPI Provinsi Papua turut memberikan orasi,
beserta beberapa perwakilan dari Tokoh –tokoh yang hadir juga diberi
kesempatanuntukberorasi.
• Bahwaterdakwabersamateman-temandariCipayung,BEMseKotaJayapurayang
turut menyerahkan pernyataan sikap dalam rapat, yang disepakati bersama
diantaranya:
–30–
1. STOP intimidasi, Rasis dan Diskriminasi terhadap Mahasiswa Papua di
Surabaya.
2. AdiliPelakuujaranRasismediSuarabaya
3. GubernurProvinsiJawaTimur(Surabaya)segeramenyampaikanpermohonan
maafkepadaMahasiswaPapuadandanseluruhrakyatPapua
4. Meminta Kepada Presiden Republik Indonesia, untuk memberikan
perlindungankepadaseluruhMahasiswaPapuayangadadiIndonesia.
Inilah beberapa poin pernyataan sikap yang menjadi tuntutan dari seluruh
mahasiswadi Provinsi Papua yang kemudian diserahkan keGubernuir Provinsi
Papua.
• Bahwa terdakwa bersama semua BEM sekota Jayapura menerima respon yang
sangat baik dari Gubernur Provinsi papua atas pernyataan sikap yang telah
diserahkan dan Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe menyampaikan bahwa
akanmenindaklanjuti danmeneruskan pernyataan sikap yang disampaikan oleh
seluruhBEMKotaJayapurakepadaPresidenRepublikIndonesiadanjugakepada
GubernurProvinsiJawaTimur.
• Bahwa terdakwamengetahui jika sehari setelahmenerimapernyataan sikap dari
seluruh BEM Mahasiswa Sekota Jayapura, Gubernur Provinsi Papua langsung
menujukeJakarta
• Bahwa terdakwatidak melakukan komunikasi dengan Gubernur Provinsi Papua
terkaitkeberangkatanGubernurProvinsiPapuakeJakarta.
• Bahwa terdakwaselaku Ketua BEM USTJ, bersama mantan Ketua BEM UNCEN
FerryKomboikutdanturutberangkatmewakiliMahasiswamenujukeJakartalalu
menujukeSurabaya.
• Bahwa terdakwaketika berada di Surabaya, yang dilakukan olehTimperwakilan
MahasiswaSe-Jayapuramenyerahkanhasildarikegiatanaksi tanggal19Agustus
2019 di Jayapura tim Mahasiswa dalam bentuk kajian singkat dan juga dalam
bentukklipingtentangRasisme,lalukajiansingkatdanklippinginidiserahkanke
Gubernur Provinsi Papua, yang kemudian menyerahkan kepada Gubernur Jawa
Timur. Sesampai di Surabaya juga, Tim Forkopimda Provinsi Papua bertemu
dengan Gubernur Jawa Timur, yang juga dihadiri oleh Pangdam Jawa Timur,
KapoldaJawaTimur,danseluruhFokopimdaProvinsiJawaTimur.
• Bahwa terdakwabersama timmahasiswa, Gubernur Provinsi Papua dan seluruh
Forkopimda dari Provinsi Papua mendengar langsung permintaan maaf dari
Gubernur Provinsi Jawa Timur terkait ujaran Rasisme yang dialami Mahasiswa
PapuadansiapmelindungiseluruhmahasiswaPapuayangadadiJawaTimur,dan
iniadalahresponyangbaikdariGubernurJawaTimur.
• Bahwa terdakwaberada di Surabaya sejak tanggal 26 - 28 Agustus 2019, atau
selamatigahari.
• Bahwa terdakwaterkait aksi tanggal 29 agustus 2019 bukanmerupakan rencana
aksi dari terdakwa karena pada saat itu, terdakwa bersama Ferry Kombo fokus
pada proses yang sedang berjalan di Surabaya dan tidak ada komunikasi sama
sekalidenganteman-temanmahasiswayangadadiJayapura.
• BahwaTerdakwa sendiri akhirnyamerasa kaget ketika dalamperjalanan pulang
dariSurabayadantransitdiBalisekitar6JamyaknidariJam7MalamsampaiJam
01subuhbarulahberangkatDariBalimenujuke Jayapura.SaatdiBali, terdakwa
merasakagetketikamelihat selebaranaksiyangtersebardiFacebookdandalam
selebaran tersebut menuliskan penanggung jawab aksi atas nama BEM USTJ,
hinggaakhirnyaterdakwamenelponsdr.BennyLambedanmenanyakanmengapa
KORLAPAksitertulisBEMUSTJ.
–31–
• Bahwa terdakwa sempat menelpon sdr. Benny Lambe dan meminta sdr. Beny
untuk membuat selebaran menolak atau berhenti melakukan aksi tanggal 29
Agustus2019karenaterdakwatidakinginbertanggungjawabatasaksiyangtidak
menjadi keputusan bersama. Tetapi sdr. Beny Lambe menyampaikan bahwa
selebaran aksi sudah disebarkan jadi tidak bisa ditunda atau diberhentikan lagi,
sehingga akhirnya saudara terdakwamenyampaikan bahwa, ok baik, aksi boleh
berjalankarenaselebaransudahdisebarkan,makadariituaksihanyadilakukandi
sekitaranLingkaranAbe,lalusetelahitububar.
• BahwaterdakwasetelahdariSurabayatanggal28agustus2019dantibadiSentani
Kabupaten Jayapura tanggal 29 agustus 2019 ikut bergabung dalam aksi yang
terjadi di hari dan tanggal tersebut karena dalam selebaran aksi yang sudah
terlanjur beredar menuliskan penanggung jawab umum atas nama BEM USTJ,
sehingga atas dasarmenghormati danmenghargai almamater serta bertanggung
jawab,terdapatbergabungikutdalamaksitersebut.
• Bahwa terdakwajuga satu sempatmelakukan1kaliorasidihalamanUSTJdan1
kaliorasidiLingkaranAbe
• BahwaTerdakwamelakukanorasitentangrasisme
• BahwaTerdakwaikutsampaikekantorGubernur
• BahwaadakehadiranDPRpadajam8malamdikantorGubernur
• BahwaadapermintaandariDPRagarmassameninggalkankantorGubernur
• BahwamassaaksibermalamdikantorGubernur
• BahwapembakarantelahterjadidebelumTerdakwakekantorGubernur
• BahwapembakarandilakukanolehmassadiluarkelompokBEM
• BahwaadakoordinasiyangdilakukanolehTerdakwaAlexanderGobaydengan
kepolisan dalamhal iniKapolres Jayapura untukmemulangkanmassa pada pagi
hari
• Bahwapemulanganmassaaksisampaisoretanggal31Agustus
• Bahwa ada komunikasi dengan pihak kepolisan untuk pemulangan massa aksi
padatanggal19Agustus2019
• BahwapemulanganmassaaksimenggunakantrukdanbisTNI/Polri
• Bahwaaksi19dan29AgustusimbasdarirasismetangterjaditerhadapMahasiswa
diSurabaya
• BahwaaksidiluarKotaJayapuramerupakanaksispontanitasdarimasyarkatdan
tidakdikoordinirolehBEMseKotaJayapura
• BahwaTerdakwaAlexanderGobaytidakmelihatbenderaBintangKejoraBerkibar
ditiangbendera
• Bahwa saat pertemuan di Surabya Terdakwa Alexander Gobay ada bersama
denganGubernur
• BahwadalampertemuandenganGubernurdanForkopindatidakadapenyampain
terkaitdenganbenderaBintangKejorayangberkibardiKantorGubernur
• BahwaTerdakwa tahusoalbenderaBintangKejorayang berkibar saatdiperiksa
olehpenyidik
• BahwatidakadapenjelasanterkaitgambarbenderaBintangKejorayangberkibar
dikantorGubernur
• Bahwa tidak ada inisiatifuntukmenghubungiTerdakwaAlexanderGobay sebagi
Koordinator
• Bahwa Terdakwa Alexander Gobay saat berorasi dilingkaran sempat meminta
massaaksiuntukmembubarkandirikarenaaksihanyadilingkaran
• BahwasaatTerdakwaAlexanderGobaysampaikeLingkaranadasebagianmassa
aksiyangsudahbergerak
• Bahwasaatjam12siangmassasudahsangatbanyak
–32–
• BahwaTerdakwaAlexanderGobayberadadirombonganpertengahanmassa
• Bahwayel-yeldilakukandariawalsampaidikantorGubernur
• Bahwayel-yelselaludilakukandisetiapaksibukansajaaksi19dan29Agustus
• BahwasymbolBintangKejorasangatmudahditemukandibaju,gelangdantas.
• BahwatidakadaproseshukumterkaitdengansimbolBintangKejorasampaisaat
ini
• Bahwa ada proses hukum terkait dengan aksi demo rasisme dibeberapa kota di
Papua
• Bahwaadayangdiprosesdenganpasalmakartetapisudahbebas
f. BARANGBUKTI
Barangbuktiyangdiajukandipersidangan:
§ 1(Satu)unitLaptopmerkHP+Cash;
§ 1(Satu)buahHPSamsungJ7;
§ 1(satu)buahFlashhitamdisk18GB.DirampasUntukDimusnahkan;
§ 1 (satu) rangkapsuratbadanEksekutifMahasiswaPerguruan tinggiNegeridan
SwastasekotaJayapura.PresRealesemenolakRasismedanmenuntutpenentuan
nasibsendiribagibangsaPapuatanggal31Agustus2019;
§ 1(satu)RangkapsuratLEMBARANSUSUNANKRONOLOGISAKSIJILIDIDANJILID
IIDENGANAGENDAKATAMONYETDALAMHALINIPENGHINAANLEBIHKHUSUS
KE ORANG PAPUA PADA TAHUN 2019 (3 Lembar). Terlampir dalam berkas
Perkara;
§ 7(tujuh)UnitKomputerLenovo;
§ 1(satu)UnitKomputerAsus;
§ 1(satu)UnitKomputerSamsung;
§ 1(satu)UnitKomputerAcer;
§ 2(dua)UnitKomputerHP;
§ 2(dua)UnitKomputerDell;
§ 2(dua)UnitPrinterHpLaserjetP1102;
§ 2(dua)UnitPrinterCanonPixma;
§ 1(satu)UnitPrinterEpson;
§ 2(dua)buahKeyboardAcer.
§ 1(satu)buahKeyboardLogitech.
§ 1(satu)buahKeyboardAsus;
§ 7(tujuh)buahKeyboardLenovo;
§ 2(dua)unitCpuDell;
§ 8(delapan)buahMouseLenovo;
§ 1(satu)buahMouseHP;
§ 2(dua)buahMouseAcer;
§ 1(satu)buahMouseLogitech;
§ 1(satu)buahMouseVotre;
§ 1(satu)buahChargerLaptopHipro;
§ 2(dua)buahChargerLaptopAsus;
§ 1(satu)buahChargerLaptopHP;
§ 4(empat)buahChargerKomputerLenovo;
§ 2(dua)buahKabelPowerKomputer;
§ 2(dua)buahKabelDataKomputer;
§ 5(lima)buahKabelPrinter;
–33–
§ 2(dua)buahKabelRoll;
§ 1(satu)buahTapeCompoPolytron;
§ 1(satu)buahSetelanSuaraMicBehringerUphorioUmc22;
§ 1(satu)buahAmplifierUHF;
§ 1(satu)buahDigitalVideoRecorderAhd;
§ 1(satu)buahWirelessInRouterWifiAsus;
§ 1(satu)buahWifiZte;
§ 1(satu)buahTerminalWifi3com;
§ 1(satu)buahMemoryCPU;
§ 1(satu)buahMicDudukAnysong;
§ 1(satu)buahChargerBatteryNikon;
§ 1(satu)buahMicMegaphone;
§ 2(dua)buahKalkulatorCasio;
§ 1(satu)buahKameraCCTVHikvision;
§ 1(satu)buahBukuKerja2018Prov.Papua;
§ 1(satu)buahSpeakerBluetoothKecil;
§ 2(dua)RollKainWarnaCokelatKorpri;
§ 27(duapuluhtujuh)buahIkatPinggangKecilKorpri;
§ 1(satu)buahKabelLampuHias;
§ 1(satu)buahKabelLampuHiasSalib;
§ 11(sebelas)bauhTas;
§ 1(satu)unitSepedaMotorHonda;
§ 1(satu)buahKunciRing;
§ 1(satu)buahRangkaianGantunganKunci;
§ 1(satu)buahObengPlat;
§ 1(satu)buahParang/Pisau;
§ 2(dua)buahTombakKayuPanjang;
§ 4(empat)buahBusur;
§ 36(tigapuluhenam)buahAnakPanah;
§ 47(empatpuluhtujuh)buahBatu;
§ 58(limapuluhdelapan)buahBesi+Pipa;
§ 47(empatpuluhtujuh)buahKetapel;
§ 6(enam)buahPecahanKaca;
§ 5(lima)batangPotonganKayu.
Bahwa terdakwa tidak pernah ditunjukan Barang Bukti tersebut oleh JPU selama
prosespersidanganolehkarenanyaBarangBuktitersebuttidakpatutdiakuisebagai
milikterdakwa.
V. ANALISAFAKTAPERSIDANGAN
MajelisHakimyangterhormat,
JaksaPenuntutUmumyangkamihormati,
Hadirinsidangsekalianyangberbahagia.
Bahwa untuk membuktikan apakah Terdakwa terbukti bersalah melakukan Tindak
Pidana sebagaimana dalam Surat Tuntutan Sdr. JPUmelanggarDakwaanKedua yakni
Pasal110KUHPJoPasal106KUHPJoPasal55Ayat(1)ke-1KUHPmakaharuslah
–34–
berdasarkan alat bukti yang cukup yakni berupa fakta-fakta yang terungkap dalam
persidangan,makadarifakta-faktapersidanganyangterungkap,dapatdianalisasebagai
berikut:
a. MAHASISWAPAPUASURABAYAMENJADIKORBANTINDAKANRASIS
§ BahwaDemonstrasiAntiRasismetanggal19Agustus2019dan29Agustus2019
yang terjadi di Jayapura tidak terlepas dari kaitannya dengan kejadian yang
terjadi tanggal16Agustus2019di Surabayayaitu saatkejadianpengempungan
Asrama Mahasiswa Papua oleh beberapa masa dari Organisasi Masyarakat
(Ormas),oknumPerwiraTNI-AD,selainituSatpolPP,aparatKepolisiansetempat
yangberadaditempatkejadianperkaratakberbuatapa-apa.Beberapamasadari
ormaskemudianmemakidengankata-katarasis“Monyet,Babi,Anjing,danKera”
adajugayangmengatakan“Kamujangankeluar,sayatunggukamu.Saatitujuga
jumlahormas-ormasreaksionerbertambahbanyak.Kemudianmendobrakpintu
depanAsramaMahasiswaPapuadanmelemparibatuhinggamengakibatkankaca
asrama pecah, sehingga Mahasiswa Papua yang berada di dalam Asrama
terkurungdiruangAulaAsrama;
§ Bahwa tindakan rasis tersebut berlanjut di tanggal 17 Agustus 2019 yaitu saat
sekelompokOrmasreaksionermendatangiAsramaMahasiswaPapuadiSurabaya
danmeneriakanyel-yel“UsirusirusirPapua,UsirPapuasekarangjuga.Selainitu
Kata-kataRasis(Monyet,Anjing,Babi)punmasihditeriaki;
§ BahwaMahasiswaPapuadiSurabayaadalahkorbandari tindakanrasismeyang
terjadidiSurabayayangdilakukanolehOrmas,oknumPerwiraTNI-AD,selainitu
SatpolPPdanaparatKepolisiansetempatjugaturutmenjadibagiandaritindakan
rasistersebutkarenamembiarkantindakanrasismetersebut;
§ BahwaakibatdaritindakanrasismediSurabayatersebutmembuatmarahseluruh
masyarakatPapua;
b. DEMONSTRASI TANGGAL 19 AGUSTUS 2019 DAN 29 AGUSTUS 2019
DIFASILITASIOLEHBEMSEJAYAPURABUKANOLEHULMWP,KNPB,AMPDAN
LAIN-LAIN
§ Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut
Umum di dalam persidangan tidak ada satu pun keterangan saksi yang
mengatakan adanya keterlibatan ULMWP, KNPB, AMP dan lain-lain dalam
Demonstrasitanggal19Agustus2019dan29Agustus2019;
§ BahwaberdasarkanketerangansaksiatasnamaApkolUropmabindansaksiatas
nama Semy Gobay yang memberikan keterangan di dalam persidangan
menegaskan Demonstrasi yang dilakukan tanggal 19 Agustus 2019 dan 29
Agustus2019merupakanpernyataansikapdarimahasiswabersamamasyarakat
PapuadalammenentangtindakanrasismeyangterjadidiSurabayadankemudian
aksidemonstrasitersebutdifasilitasiolehmasing-masingBEMSe-Jayapura;
§ Bahwadidalampersidangan JaksaPenuntutUmumtidakmampumembuktikan
terkaitadanyaketerlibatanULMWP,KNPB,AMP,danlain-laindalamdemonstrasi
tanggal19Agustus2019dan29Agustus2019;
c. DEMONTRASI 19 AGUSTUS 2019 DAN 29 AGUSTUS 2019 ADALAH
DEMONSTRASI MENOLAK TINDAKAN RASISME YANG DIJAMIN DALAM UU
NOMOR40TAHUN2008
§ Bahwademonstrasiyangdilakukanpada19Agustus2019dan29Agustus2019
merupakan bagian dari sikap mahasiswa Se-Jayapura bersama seluruh
masyarakat Papua menolak tindakan rasisme sebagaimana yang diatur dalam
–35–
Pasal 9 dan 10 UU Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan
DiskriminasiRasdanEtnisyangberbunyi:
Pasal9
“Setiap warga Negara berhak memperoleh perlakuan yang sama untuk
mendapatkan hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan
ketentuanperaturanperundang-undangan,tanpapembedaanrasdanetnis”.
–36–
Pasal10
“SetiapwargaNegarawajib:
membantumencegahterjadinyadiskriminasirasdanetnis;dan
memberikan informasiyangbenardanbertanggung jawabkepadapihakyang
berwenangjikamengetahuiterjadinyadiskriminasirasdanetnis;
d. ORASI DAN YEL-YEL PAPUA MERDEKA DALAM DEMOSTRASI DAMAI DIJAMIN
OLEHUNDANG-UNDANG
§ BahwaSaksiSemiGobaydanLaurenzusKadepadalampersidanganmengatakan
pada aksi demostrasi damai menentang rasisme di tanggal 19 Agustus 2019
diberikanruangolehpihakkemanandanberjalandenganamandariawalsampai
akhir;
§ Bahwa saksi semi gobay mengatakan yang berorasi saat aksi tersebut dari
perwakilan tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh
mahasiswadanViktorYeimo.MenurutSemiGobaydanLaurenzusKadepasemua
oratormenyampaikanyel-yelpapuadandiikutiolehmasaaksidenganmerdeka.
Selainitujugasemuamenyampaikankatareferendum.Terlepasdariaksitanggal
19 Agustus 2019 sepanjang pengalaman saksi Laurenzius Kadepa menjabat
sebagai anggota DPRP sudah sering menerima aksi masyarakat papua dan
didalamnyamayoritasmenyampaikan yel-yel papua dan dibalas olehmasa aksi
dengankatamerdeka;
§ Bahwa menurut ahli Dr. Herlambang Wiratraman kalimat papua merdeka
merupakan bagian dari ekspresi politik yang dilindungi secara HAM. Berkaitan
denganespresipolitikyangdijamindikuatkanjugaolehketeranganAhliPsikologi
SosialPolitikProf.Dr.HamdiMuluk,Ph.DyangdihadirkanolehsaudaraJPU;
§ Bahwa menurut ahli bahasa Dr. Aprinus Salam, M.Hum yang dihadirkan oleh
saudara JPU dalam pesidangan menanggapai kalimat papua merdeka dengan
mengatakan“Jikakataataupernyataanatauyel-yeldalambentukkewacaantidak
bermasalah.Sah-sahsaja”;
§ BerdasarkanketerangandiatassudahdapatdisimpulkanbahwaORASIDANYEL-
YELPAPUAMERDEKASAH-SAHSAJADANDIJAMINOLEHUNDANG-UNDANG;
e. JPU TIDAK MENGHADIRKAN AHLI PIDANA UNTUK MENJELASKAN UNSUR-
UNSURPASALMAKARDANUNSUR-UNSURPASALPENYERTAAN
§ Bahwa Keterangan ahli berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat 28 KUHAP adalah
keterangan yang diberikan oleh seorang yangmemiliki keahlian khusus tentang
hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentinganpemeriksaansuatuperkara;
§ Bahwa dalam persidangan untuk membuktikan dakwaannya saudara JPU sama
sekalitidakmenghadirkansaksiahlipidananamunhanyamenghadirkan3(tiga)
orang Saksi Ahli antara lain Ahli Bahasa, Ahli Psikologi Sosial Politik dan Ahli
HukumTataNegara.
§ Bahwaberdasarkandarifaktapersidanganmakadariketigasaksiahliyangtelah
dihadirkanolehsudaraJPUyaitubaikAhliBahasa,AhliPsikologiSosialPolitikdan
Ahli Hukum Tata Negara maka secara keahliannya tidak berkompetensi
menjelaskanbagaimanaperbuatanterdakwatelahmemenuhiunsur-unsurtindak
pidana makar dan juga Unsur Penyertaan serta keterangan keahliannya tidak
terdapatkorelasidenganperbuatanterdakwa.
–37–
§ Bahwa kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa berpendapat bahwa secara
keilmuan yang berkompetensi untuk menjelaskan apakah perbuatan terdakwa
telah memenuhi unsur-unsur pidana sehingga terdakwa dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum sebagaimana yang di
TuntutolehsaudaraJPUdalamDakwaanKesatuPasal106KUHPjunctoPasal55
ayat (1) Ke-1 KUHP adalah Ahli Pidana, sehingga terhadap keterangan ahli
tersebutpatutlahdikesampingkandanditolak.
f. TINDAKPIDANAMAKARTIDAKTERBUKTI
Bahwa untukmembuktikan apakah Terdakwa terbukti bersalahmelakukan Tindak
PidanasebagaimanadiaturdandiancampidanadalamSuratTuntutanSdr.JPU,yaitu
bahwa terdakwamelanggar Dakwaan Kedua yakni Pasal 106 KUHP Jo Pasal 55
Ayat(1)ke-1KUHPmakaharuslahberdasarkanalatbuktiyangcukupyakniberupa
keterangansaksi-saksi,keteranganAhli,barangbukti,danketeranganterdakwayang
diberikandiruangpersidangan.Dari fakta-faktapersidanganyangterungkap,dapat
dianalisa,sebagaiberikut:
§ Bahwa keterangan Saksi sesuai dengan penegasan dalam Pasal 1 angka 27
KUHAP,yakniKeteranganyangsaksilihatsendiri;saksidengarsendiri;alami
sendiri mengenai suatu peristiwa pidana. Selain itu, untuk menentukan
kebenaranmaterilyangsesungguhnya,makaharusdiperhatikanPasal185Ayat
6KUHAP “persesuaian antaraketerangan saksi satudengan yang lainnya;
persesuaiansaksidenganalatbuktilainnya;alasanyangdipergunakanoleh
saksi untuk memberikan keterangan tertentu, cara hidup dan kesusilaan
serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat
tidaknyaketeranganitudipercaya.”
§ Bahwa salah unsur dari Pasal 110 ayat (1) adalah: Permufakatan jahat;
Penafsiran otentik dari unsur ini dapat ditemukan dalam Pasal 88 KUHP
yangberbunyi: “dikatakanadapermufakatanjahat,apabiladuaorangatau
lebih telah sepakat akanmelakukankejahatan”.Artinya Permufakatan yang
terjadi harus setidak-tidaknya dilakukan oleh 2 orang atau lebih, karena
perbuatanpermufakatantidakmungkindilakukanolehhanyasatuorangsaja.Jadi
ini terjadi apabila sudah terdapat kesepakatan setelah ada perundingan atau
perjanjian. Terhadap Tuntutan JPU, hanya terdakwa Alexander Gobay yang
dikenakan Pasal 110 ayat (1) sedangkan tuntutan terhadap terdakwa lainnya
yakni Ferry Kombo, Hengky Hilapok dan terdakwa Irwanus Uropmabin tidak
mencantumkan pasal 110 Ayat (1) KUHP. Dengan demikian bersama siapakah
Alexander Gobay dituduhmelakukan permufakatan jahat untukmelakukan
makar,olehJPU?.
§ Bahwa benar aksi tanggal 19 agustus 2019 dan aksi tanggal 29 agustus 2019
adalahaksimenolaktindakanrasismeyangterjadidiSurabayayangdikoordinir
olehBEMseJayapuradimanaTerdakwaALEXANDERGOBAYsebagaiketuaBEM
USTJ sebagai salah satu koordinator namun penangkapan dan penyidikan,
penahanan dan proses hukum serta tuntutan terhadap terkesan dipaksa untuk
dikenakan apsal makar. Terdakwa Terdakwa ALEXANDER GOBAY tidak
melakukanmakar sebagaimana pasal 106 KUHP sebab terdakwa adalah bagian
BEMsekotaJayapurayangturutmenyampaikanaspirasiterkaittindakanrasisme
yang dialami olehmahasiswa Papua di Surabaya. Terdakwa bersama terdakwa
FERRYKOMBO(yangdilakukanpenuntutansecaraterpisah)bersamaBENsekota
jayapura lainnya mahasiswa mengkoordinir aksi agar tetap aman hingga
menyampaikanaspirasikegubernurdikantorgubernurPapua.Halinibersesuai
dengan pendapat ahli HAM dan kebebasan berekspresi DR. HERLAMBANG
–38–
WIRATRAMANS.H,MA,danketerangansaksi FERRYKOMBO,saksi IRWANUS
UROPMABIN,saksiSEMMYGOBAYdansaksiLAURENZIUSKADEPA.
§ Bahwabenarpadaaksitanggal29Agustus2019terjadikerusuhan,pengurusakan
danpenjarahanakantetapiterdakwaALEXANDERGOBAYbukanlahorangyang
bertanggungjawab atas peristiwa tersebut karena terdakwa hanya salah satu
koordinatordariBEMseJapapurayangmengakomodirtuntutanmasyarakatsipil
di Papua agar pemerintah memproses pelaku aksi rasis di Surabaya dimana
berusaha agar aksi berjalan damai. Diketahui saat aksi, aparat keamanan ada
dimana-mana dari berbagai institusi maka seharusnya yang bertanggungjawab
untukmencegah terjadinya kerusuhan, pembakaran dan pengrusakan dari satu
tempat dengan tempat yang lain yang relatif jauh(puluhan kilo meter) maka
seharusnyaada tindakanpencegahandari aparatkeamanan.Hal inibersesuaian
denganketeranganahliHAMdanKebebasanBerekspresiDR.HERLAMBANG
WIRATRAMANS.H,MA.yangmenerangkanbahwanegaradalamhal ini aparat
seharusnya diminta pertanggungjawab terhadap kerusuhan yang terjadi. Juga
harus mengungkapan pelaku kejahatan yang sebenarnya, hukum harusnya
berlakuadilbagisiapasaja;
§ Bahwa benar pada saat aksi ada teriakan atau yel-yel Papua merdeka dan
referendumbahwayel-yelatauteriakansepertiituselaluadadisetiapaksi.Halin
bersesuaiandenganketerangansaksiHENGKYHILAPOK,saksiFERRYKOMBO,
saksi SEMMY GOBAY dan saksi LAURENZIUS KADEPA dan Ahli Politik
Dr.AdrianaElisabeth,M.Soc,Sc.DemikianjugasimbolBintangkejorayangdapat
denganmudahditemuidiPapuadalambentuktas,gelangataukalung.
§ Bahwa benar pada tangagl 19 Agustus 2019 tidak ada pengibaran bendera
Bintang kejora di kantor guberrnur hal ini bersesuaian dengan keterangan dari
saksi yang dihadirkan oleh JPU yakni saksi FERRY KOMBO, saksi HENGKY
HILAPOKdansaksiIRWANUSUROPMABIN,ataupunsaksidariterdakwayakni
saksiSEMMYGOBAYdansaksiLAURENZIUSKADEPA.
§ Bahwabenarsaataksitanggal29agustus2019adabenderaBintangKejorayang
dinaikanmenggantikanbenderamerahputih.Bahwasanksiatauancamanhukum
terkaitpenurunanbenderamerahputihharuslahmenggunakanUndangUndang
Nomor 24 tahun 2009 tentangBendera, Bahasa dan LambangNegara, serta
Lagu Kebangsaan dimana pada Pasal 66 ada ketentuan pidananya. Hal ini
bersesuaiandenganketeranganAhliyangdihadirkanolehJPUyakniAhliHukum
Tata Negara MUHAMMAD RULIYANDI, S.H.M dan Ahli dari terdakwa yakni
AhliHAMdanKebebasanBerekspresiDR.HERLAMBANGWIRATRAMANS.H,
MA.
g. TERDAKWAKORBANKRIMINALISASIPASALMAKAR
§ Bahwafaktapersidanganyangdidapatdariketerangansaksi-saksimaupunahli
yangdihadirkanolehJaksaPenuntutUmumsertaketerangansaksi-saksimaupun
ahliyangdihadirkanolehPenasehatHukumdidalampersidangantidakadasatu
punketerangansaksi-saksidanahlitersebutyangmengatakandalampersidangan
bahwaperbuatanyangterdakwalakukandalamaksidemonstrasipadatanggal19
Agustusdan29Agustusmerupakanperbuatanmakar;
§ Bahwafaktapersidanganyangdidapatdariketerangansaksi-saksimaupunahli
yangdihadirkanolehJaksaPenuntutUmumsertaketerangansaksi-saksimaupun
ahli yangdihadirkanolehPenasehatHukumdidalampersidanganadalahuntuk
memperjelas mengenai keberadaan terdakwa saat ikut dalam aksi demonstrasi
tanggal19Agustus2019dan29Agustus2019bukanlahbertujuanuntukmakar
melainkan untuk penyampaian aspirasi maupun pernyataan sikap sekaligus
–39–
bentuksolidaritasterkaittindakanrasisyangdialamiMahasiswaPapuadiAsrama
MahasiswaPapuadiSurabaya;
§ Bahwafaktapersidanganyangdidapatdariketerangansaksi-saksimaupunahli
yangdihadirkanolehJaksaPenuntutUmumfaktanyatidakmampumembuktikan
tuduhannyaterkaitperbuatanterdakwasebagaimanayangtelahdisebutkanoleh
JaksaPenuntutUmumdalamdakwaannya;
§ Berdasarkanhal tersebutmakadapatdisimpulkanbahwaPasalyangdikenakan
padaterdakwaadalahtidaktepatdanmerupakanbagiandarikriminalisasiterkait
PenerapanPasalMakarterhadapterdakwa;
VI. ANALISATUNTUTAN
BerdasarkansurattuntutanyangdibuatdandibacakanolehsaudaraJPUdalampersidangan
padatanggal4Juni2020secaragarisbesarditemukanbeberapapelanggarandalamteknis
perumusan surat tuntutan yang dijamin dalam peraturan perundang-undangan, sebagai
berikut:
1. JPUDALAMMENYUSUNTUNTUTANMENGUTIPBAPDANMENGABAIKANFAKTA
PERSIDANGAN
§ Bahwaketeranganterdakwaialahapayangterdakwanyatakandisidangtentang
perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri
sebagaimanadiaturpadapasal189ayat(1),UUNomor8Tahun1981;
- Bahwa dalam persidangan saudara JPU tidak perna menghadirkan Ahli Pidana
Prof.Dr.EdwardOmarSharifHiariej,S.H.,M.Humuntukdidengarketerangannya
namun dalam surat tuntutan saudara JPU memasukan keterangan Ahli Pidana
Prof.Dr.EdwardOmarSharifHiariej,S.H.,M.Humpadahalaman15–halaman28;
- Bahwa keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang
memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang
suatuperkarapidanagunakepentinganpemeriksaansebagaimanaPasal1angka
28,UUNomor8Tahun1981;
- Bahwa dengan menyebutkan “surat permohonan dari Direktur Reserse
KriminalUmumPoldaPapuaNomor :B//IX/Res.1.24/2019/DitReskrimum,
tanggal 16 September 2019, dan atas permintaan tersebut ahli ditugaskan
oleh Dekan Fakultas Hukum untuk memberikan keterangan” pada halaman
15) dan “Berkas Perkara Penyidik Polisi Nomor :
B/105/IX/RES.1.24/2019/Ditreskrimum, tanggal 09 September 2019” pada
halaman 36 secara langsung menunjukan fakta bahwa saudara JPU mengutip
keteranganAhliPidanaProf.Dr.EdwardOmarSharifHiariej,S.H.,M.Humdalam
surat tuntutan pada halaman15 – halaman28 bersumber dariBAPKeterangan
AhlididepanpenyidikPoldaPapuabukandarifaktapersidangan;
- Bahwa dalam surat tuntutan saudara JPUmenyebutkan keterangan saksi
DOLVIUSHISAGEdansaksiJONYWEYAsebagaimanaterlihalpadahalaman7–
halaman 8 serta saksi RICKHAR DONNY ITLAY sebagaimana terlihat pada
halaman9namunsayangnyasaudaraJPUtidakpernahmenghadirkanDOLVIUS
HISAGE, JONY WEYA dan RICKHAR DONNY ITLAY sebagai saksi didepan
persidanganuntukketerangannyasebagaisaksi;
- BahwaKeterangansaksisebagaialatbuktiialahapayangsaksinyatakandisidang
pengadilansebagaimanadiaturpadapasal185ayat(1),UUNomor8Tahun1981;
- Bahwa berdasarkan pada keterangan diatas membuktikan bahwa saudara JPU
dalammenyusunTuntutanterkesanmengarangbebasbahkankembalimengutip
keteranganahlipidanadalamBAPdanmengabaikanfaktapersidangan.
–40–
v JPU DALAMMENYUSUN TUNTUTAN TIDAKMEMASUKAN KETERANGAN SAKSI
DANKETERANGANAHLIYANGDIAJUKANOLEHPENASEHATHUKUMDIDALAM
PERSIDANGAN
- BahwaKeterangansaksisebagaialatbuktiialahapayangsaksinyatakandisidang
pengadilansebagaimanadiaturpadapasal185ayat(1),KUHAP;
- BahwaKeteranganahliialahapayangseorangahlinyatakandisidangpengadilan
sebagaimanadiaturpadapasal186,KUHAP
- Bahwa dalam persidangan JPU menghadirkan saksi dan ahli. Sementara itu,
PenasehatHukumdalampersidanganjugamenghadirkansaksidanAhli;
- Bahwa dalam Surat Tuntutan JPU kepada terdakwa ALEXANDER GOBAY hanya
memasukan keterangan saksi dan ahli yang dihadirkan oleh JPU dan tidak
memuatketerangansaksidanahliyangdihadirkanpenasehathukum;
- Bahwa pada prinsipnya dalam Surat tuntutan (requisitoir) mencantumkan
beberapa hal seperti tuntutan Jaksa Penuntut Umum terhadap terdakwa, baik
berupa penghukuman atau pembebasan dan disusun berdasarkan pemeriksaan
saksi,ahli,alatbukti,danketeranganterdakwadalamruangsidangyangmulia.
- Bahwa berdasarkan uraian diatas sudah dapat disimpulkan JPU DALAM
MENYUSUN TUNTUTAN TIDAK MEMASUKAN KETERANGAN SAKSI DAN
KETERANGAN AHLI YANG DIAJUKAN OLEH PENASEHAT HUKUM DI DALAM
PERSIDANGAN
v JPU MENYIMPULKAN TERPENUHINYA DAKWAAN KESATU HANYA
BERDASARKANKETERANGANAHLIBAHASA,AHLIPSIKOLOGISOSIALPOLITIK
DANAHLIHTN
- Bahwa menurut keterangan ahli Bahasa, pengertian kata makar dimaksudkan
sebagai satu aksi pemikiran, tindakan dan/atau perbuatan, baik dalam bentuk
kata-kata dan kalimat, maupun berbagai aktivitas lainnya, yang dianggap atau
dinilaibertentangandenganhukum.Pengertianmakarjikalebihdisederhanakan
adalahpikiran,ucapan, tindakandan/atauperbuatanyangmelawanhukumdan
merongrongkekuasaanresmipemerintahtertentu;
- Bahwamenurut ahli Hukum Tata Negara, dalam perkembangan perspektif best
practicepraktik hukum tata negara di Indonesiamakar dapat diartikan sebagai
sikap perlawanan terhadap keadaan sistem fundamental yang diatur dalam
konstitusi (inhet staatsrecht is een contitutiede grondslag van een staat) dalam
suatu negara dengan cara berkeinginan untuk melakukan suatu perubahan
sistem;
- Bahwa menurut ahli psikologi politik, untuk memisahkan mana aspirasi yang
merupakanprotesterhadapketidakadilanataumanayangmerupakaninsurgensi
atau usaha ke arah makar menjadi tugas dari penyidik untuk mengumpulkan
bukti-buktitersebut;
- Bahwa pada prinsipnya secara keilmuan yang memiliki kapasitas untuk
menjelaskan unsur-unsur tindak pidana termasuk tindak pidana makar atau
tindakpidanapenyertaanadalahahlipidana;
- BahwaberdasarkanuraiandiatasdapatdisimpulkanbahwaterkaittuntutanJPU
yang“MenyatakanTerdakwaALEXANDERGOBAYbersalahmelakukantindak
pidana “yang melakukan perbuatan, Makar“, sebagaimana diatur dan
diancampidanadalamPasal110Ayat(1)JoPasal106KUHPJoPasal55Ayat
1Ke-1KUHPdalamSuratDakwaanKesatu”yangdidasariatasketeranganahli
Bahasa,ahlipsikologisocialpolitikdanahliHTNdimukapersidangandiragukan
secara ilmu hukum pidana sebab yang berkompeten membedah unsur-unsur
tindak pidana makar dan unsur-unsur tindak pidana penyertaan adalah ahli
pidana.
v JPU Dalam Menyusun Tuntutan Tidak Mengikuti arahan Surat Edaran Jaksa
Agung Tentang Pedoman Perumusan Tuntutan sehingga melahirkan Fakta
DisparitasTuntutanPidana
- BahwaberdasarkanSuratEdaran JaksaAgungNomor :001/J.A/4/1995tentang
pedoman perumusan tuntutan dalam perkara tindak pidana biasa disebutkan
–41–
adanya prinsip “Menghindari adanya disparitas tuntutan pidana untuk
perkara-perkarasejenisantarasatudaerahdengandaerahlainnya”.
- Bahwa dalam dakwaan tindak pidana makar yang dituduhkan kepada Sayang
Mandabayan oleh JPU di PN Manokwari dalam tuntutannya dituntut dengan
pidanapenjaraselama1Tahun;
- Bahwa dalam dakwaan tindak pidana makar yang dituduhkan kepada Erik
AliknoeCsoleh JPUdiPNManokwaridituntutdenganpidanapenjara selama1
Tahun;
- Bahwa dalam dakwaan tindak pidana makar yang dituduhkan kepada Yoseph
LaurensSyufialiasSiwayBofitCsolehJPUdiPNSorongdituntutdenganpidana
penjaraselama1Tahun;
- BahwadalamdakwaantindakpidanamakaryangdituduhkankepadaSuryaAnta
GintingCsolehJPUdiPNJakartaPusatdituntutdenganpidanapenjaraselama1
Tahun;
- Bahwa dalam dakwaan tindak pidana makar yang dituduhkan kepada
ALEXANDERGOBAYoleh JPUdi PNBalikpapan dituntut denganPidana Penjara
selama10(Sepuluh)Tahun;
- Bahwaberdasarkanuraiandiatasyangmenunjukanadanyaperbedaan tuntutan
di Manokwari, Sorong, Jakarta dan Balikpapan menunjukan fakta JPU dalam
merumuskantuntutantidakmengikutiarahanSuratEdaranJaksaAgungNomor:
001/J.A/4/1995 tentang pedoman perumusan tuntutan dalam perkara tindak
pidana biasa sehingga dalam tuntutan JPU terhadap terdakwa ALEXANDER
GOBAYterdapat“disparitastuntutanpidana”.
VII. ANALISAYURIDIS
MajelisHakimYangTerhormat,
SaudaraJaksaPenuntutUmumYangkamiHormati,
PaniteraPenggantiYangKamiHargai.
DalamSuratTuntutan/RequisitoirnyayangdibacakanhariJumattanggal4Juni2020Sdr.
Jaksa Penuntut Umum telah berpendapat bahwa terdakwa ALEXANDER GOBAY telah
terbukti bersalah melakukan Tindak Pidana “Makar”, sebagaimana yang didakwakan
dalamDakwaanKesatuyaitumelanggarPasal110KUHPJoPasal106KUHPJoPasal
55Ayat(1)ke-1KUHP.
Setelah mengemukakan fakta-fakta persidangan, menganalisa fakta-fakta, maka
sampailah kami pada analisa hukum, dimana dalam analisa hukum kami ingin
mengaitkanantaraunsur-unsuryangterkandungdalampasaldakwaanyangkemudian
dijadikan Tuntutan pidana oleh Saudara Jaksa Penuntut Umum dengan fakta-fakta
obyektifyangterungkapdalampemeriksaandipersidangan.
Sebagai Bahan pemikiran dan Pembuktian terhadap analisa unsur-unsur dalam
DAKWAAN KESATU hendaknya dilihat fakta persidangan yang terungkap, bahwa
TerdakwaALEXANDERGOBAYtidakmelakukantindakpidanaMakarsepertiyang
didakwakanolehJaksaPenuntutUmum.Halinidapatkamibuktikandibawahini:
1. UnsurPasal110Ayat(1)KUHPtentangPermufakatanJahat”
BahwaunsurpidanadariPasal110ayat(1)KUHPadalahunsurpermufakatan
jahatdanunsurdanunsurMelakukansalahsatukejahatanPasal-Pasal104,106,107
dan108,sebagaiberikut:
1) Permufakatanjahat:
PenafsiranotentikdariunsurinidapatditemukandalamPasal88KUHPyangberbunyi:
–42–
“dikatakanadapermufakatan jahat,apabiladuaorangatau lebihtelahsepakatakan
melakukan kejahatan”. Artinya Permufakatan yang terjadi harus setidak-tidaknya
dilakukan oleh 2 orang atau lebih, karena perbuatan permufakatan tidak mungkin
dilakukanolehhanyasatuorangsaja.
Perbuatan tersebut apabila sudah terdapat kesepakatakan setelah ada perundingan atau
perjanjian. Perjanjian antara 2 orang atau lebih untukmelakukan kejahatan dalam hal ini
sangat diperlukan. Perjanjian ini bukan merupakan perjanjian dalam pengertian hukum
perdata. Perjanjian ini dapat disimpulkan dari keterangan- keterangan orang-orang yang
saling berjanji. Persetujuan menjadi tanda atau bukti yang nampak atas perjanjian yang
dikehendaki. Jadi persesuaian kehendak (kesepakatan) harus ada kesengajaan, dan ini
bukanlah suatu tindakan yang kebetulan. Dan kesengajaan disini jelas menghendaki dan
mengetahui, menghendaki dibuatnya atau dibentuknya dan mengetahui isi kesepakatan
bahkanmaksud dengan kesepakatan/permufakatan tersebut. Seperti yang ditegaskan oleh
Moeljatno(Moeljatno,Asas-asasHukumPidana,BinaAksara,Jakarta,1983,hal.171);
“Pidanapadaumumnyahendaknyadijatuhkanhanyapadabarangsiapamelakukan
perbuatanyangdilarangdengandikehendakidandiketahui”
Bahwapertemuan yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2019 sebelum aksi tanggal 19
Agustus2019bertujuanuntukmempersiapkanpernyataanaksi yangakandisampaikanke
gubernur terkaitpenolakanterhadapaksirasisdiSurabayadanmenuntutadanyaproses
hukumyangtegas.PertemuanyangdihadiriolehBEMseJayapuradankelompokCipayung
jugasepakatagaraksitidakbolehberlangsunganarkis.Halinidipertegasdengankesaksian
darisaksiFerryKomboyangmengundangterdakwadanBEMSeJayapurasertakelompok
Cipayungsecaralisanuntukmengikutipertemuantersebut. Makaapayangdilakukanoleh
terdakwaAlexaderGobaybukanlahperbuatanmakar.Sebagaikoordinatorlapangansaat
aksi anti rasis tanggal 19 agustus 2019 dan tanggal 29agustus 2019 adalah sebagai
bagiandari BEM seKota Jayapura yangmengakomodiraspirasi rakyat Papua untuk
menolaktindakanrasisterhadapmahasiswadiSurabaya.
BahwatindakanrasisdiSurabayaituhanyasalahsatutindakanrasisyangdialamiolehorang
Papua sejak lamabahkan sebelumPapuadiintegrasikankedalamNKRI.Hal inibersesuai
dengan perndapat ahli rasis Dr. Benny Giay orang Papua mengalami social death.
Dimana orang Papua sudah menjadi korban dari pandangan pandangan rasis yang
mematikan beberapa abad jauh sebelum indonesia menduduki Papua awal tahun
1960an. Dimana aksi tersebut dilindungi dan dijamin oleh UU. Hal ini bersesuai dengan
pendapatAhliKebebasanBerekspresidanHTNDR.HerlambangP.Wirataman,S.H,MA:
Bahwa kebebasan berekspresi sesungguhnya telah diatur rumusannya dalam
konstitusi, yakni pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945, “Kemerdekaan untuk
berserikatdanberkumpul,untukmengeluarkanpikirandenganlisandantulisandan
sebagainyaditetapkandenganundang-undang”.
2) MelakukansalahsatukejahatanPasal-Pasal104,106,107dan108;
Bahwa apa yang dilakukan oleh terdakwa Alexader Gobay bukanlah perbuatan makar.
Sebagai koordinator lapangan saat aksi anti rasis tanggal19 agustus 2019 dan tanggal29
agustus2019adalahsebagaibagiandariBEMseKotaJayapurayangmengakomodiraspirasi
rakyat Papua untuk menolak tindakan rasis terhadap mahasiswa di Surabaya dan
mendesak pemerintah untukmelakukan proses hukum yang tegas terhadap pelaku
aksitersebut.
BahwaaksiyangdikoordinirolehterdakwadanBEMsekotaJayapurabukanlahmakar.Hal
inibersesuaiandenganpendapatAhliHAMdanKebebasanBerekspresi,DR.Herlambang
P. Wirataman, S.H, MA : Bahwamakar haruslah diartikan dengan ‘serangan’.Bahwa
unsurmakaritutidakcukupdenganniatdanperbuatankarenaniatharusdibuktikan
denganperbuatanatasniatitu.HaliniyangmenjadipertimbanganhukumdalamPutusan
–43–
MahkamahKonstitusi Nomor : 7/PUU-XV/2017. Sehinggadengan sangat jelasMahkamah
Konstitusi memberikan rambu-rambu bagi aparat penegak hukum untuk
mengimplemetasikanpasal-pasalmakar.
Hal ini bersesuain dengan pendapat Ahli Politik, Dr.Adriana Elisabeth, M.Soc, Sc yang
mengatakanbahwaaksipadayangdilakukantidakadatujuannyauntukmenggulingkan
pemerintahanataumelakukanmakarkarenaaksi itumerupakanaksiprotesterkait
ketidakadilan yang dialami oleh rakuat Papua akibat perlakukan rasismen yang
merekaalami.
Dengan demikian unsur ‘permufakatan jahat” yang didakwa dan dituntut kepada
Terdakwa,tidakterbuktisecarasahdanmenyakinkanmenuruthukum.
2. Unsur‘Barangsiapa’
Bahwa unsur Barangsiapa disini adalah orang sebagai subjek hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan terhadap delik; yang dalam perkara ini Jaksa Penuntut
Umum mengajukan Terdakwa ALEXANDER GOBAY yang telah dilakukan
penyidikan,maupuntelahdiperhadapkandalamprosespemeriksaandipersidangan
terhadapDakwaandanTuntutanPidanayangditujukankepadanya.Untukdapatnya
suatu perbuatan dipertanggungjawabkan kepada Terdakwa, sangat diperlukan dan
tergantungpadapembuktianunsur-unsurlaindaripasal-pasalyangdidakwakan.
Dengandemikianunsurbarangsiapa,yangdidakwadandituntutkepadaTerdakwa,
belumterbuktidanterpenuhisecarasahmenuruthukum,karenamasihtergantung
pembuktianunsur-unsurlainnya.
3. Unsur“melakukanmakar”
MenurutR.Soesilo,(dalamKUHPsertaKomentar-komentarnya,hal.109):
i. Tentang “aanslaag” (makar, penyerangan)dapat lihat pada pasal 87KUHP yang
berbunyi:Dikatakanadamakaruntukmelakukansuatuperbuatan,apabilaniat
untukitutelahternyatadari adanya permulaan pelaksanaan, seperti dimaksud
dalamPasal53”.
ii. Obyek dalam penyerangan ini adalah kedaulatan atas daerah Negara
Kedaulataninidapatdirusakdenganduamacamcara,ialahdenganjalan:
a. Menaklukkan daerahNegara seluruhnya atau sebagian kebawahpemerintah
Negara Asing yang berarti menyerahkan daerah itu (seluruhnya) atau
sebagian kepada kekuasaan Negara Asing misalnya daerah Indonesia
(seluruhnya) atau daerah Kalimantan (sebagian) diserahkan kepada
PemerintahInggris,atau
b. Memisahkan sebagian dari daerah Negara itu yang berarti membuat bagian
daerah itu menjadi suatu Negara yang berdaulat sendiri, misalnya
memisahkandaerahAcehatauMalukudaridaerahRepublikIndonesiauntuk
dijadikanNegarayangberdirisendiri.
Perlu diketahui pula, bahwa kapan seseorang dapat dianggap telah melakukan
makar (aanslag). Bahwa untuk dilakukannya makar itu, harus sudah ada
perbuatanmelawan(verzetsdaad)yangnyata.
Menurut (Moeljatno, 1982:13) delik makar merupakan turunan dari delik
percobaan,hanyasajajikadalamdelikpercobaanmemilikitigaunsuryaitu“niat”,
“permulaan pelaksanaan”, “berhentinya permulaan pelaksanaan bukan dari
keinginan pelaku”. Makar berhubungan dengan integritas dan wilayah Negara,
–44–
denganmembawakebawahkekuasaanasing.ArtinyaialahmenyerahkanNegara
kepada kekuasaan asing, sehingga kedaulatan negara sebagai suatu negara
merdeka menjadi hapus. Negara dijadikan Negara jajahan atau dibawah
kedaulatan Negara lain, sehingga Negara kehilangan sama sekali
kemerdekaannya.
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan
parasaksi,ahlidanbarangbuktisertaketeranganTerdakwa:
Bahwa aksi tanggal 19 Agustus 2019 adalah respon terhadap aksi rasis yang
terjadidiSurabayaterhadapmahasiswaPapua.Aksiinibertujuanagarnegara
menghapuskan praktek rasisme dengan menghukum pelaku dan
memberikan perlindungan terhadap orang Papua. Bahwa aksi menolak
rasismebertujuanuntukmenyampaikanaspirasimasyarakatPapuaterkait
penolakan rasisme kepada Gubernur oleh karena tempat yang dituju adalah
kantorgubernur.JikatidakadaaksirasismediSurabayatentutidakakanada
aksimenentangrasismeyangterjadidiberbagaikotadiPapuatermasukdi
Jayapura.
Bahwapadaaksi19agustus2019gubernurPapuamenerimapernyataanyang
disampaikan oleh saksi FERRY KOMBO mewakili massa aksi dimana
kemudian gubernurmembentuk Tim bersama terdakwa dan saksi FERRY
KOMBO untuk ke Surabaya guna bertemu dengan gubernur Jawa Timur
menyampaikan aspirasi dimaksud. Sehingga pada tanggal tanggal 26 dan 28
Agustus 2019,Terdakwa ALEXANDER GOBAY bersama saksi FERRY KOMBO
bersamagubernurPapuaberadadiSurabaya.Bahwapadaaksitanggal19agustus
2019tidakadabenderaBintangkejoraditiangkantorgubernurPapua
Bahwa pada aksi 29 agustus 2019 terdakwa tidak mengetahui siapa yang
merencanakanaksi tersebut. Terdakwamengentahuimelalui sosialmedia
saatterdakwatransitdalamperjalananpulangkeJayapura.Tidakadayang
memberitahukanataumenelponterdakwaselakupimpinanBEMUSTJ.Saat
itusedangtransitdidenpasarsekitarjam01.00dinihariterdakwamenelponRoni
Lambedenganmenanyakanmengapanamaterdakwadicatutsebagaikoordinator
aksitanpapemberitahuanterlebihdahulu.Terdakwamengatakanagaraksiharus
dibatalkan namun Rony Lambe katakan bahwa informasi sudah terlanjur
disebarkan. Maka pada saat terdakwa sampai di Jayapura, terdakwa sempat
pulang kerumah terlebih dahulu kemudian bermaksud mengecek massa aksi.
Namun saat itu sebagianmassa aksi telah jalan. Terdakwabergabungkarena
merasa nama BEM USTJ sudah ada di selebaran dan berusaha untuk
mencegahmassa aksi ke Jayapura.Terdakwa ke kampusUSTJ dan kemudian
menujulingkaranAbepurauntukmemintaagarmelakukanaksidilingkaranabe
sajanamunsebagianmassaaksisudahbergerakkeJayapura.
BahwaterdakwatidakmengentahuisiapayangmembawabenderaBintang
Kejora sepanjang aksi, siapa yangmenurunkan benderaMerah putih dan
kemudian menaikan bendera bintang kejora di kanrtor gubernur. Ahli
MUHAMMADRULIYANDI, S.H.M.Ahli HukumTata Negara yang dihadirkan
olehJPUmenerangkanbahwaterkaitdenganpelanggaranterhadapbendera
merahputihtelahdiaturdalamUUtersendiriyakniUndang-undangNomor
24Tahun2009 tentangBendera,BahasadanLambangNegara, serta Lagu
Kebangsaan “Setiap orang yang merusak, merobek, menginjak-injak,
membakar, atau melakukan perbuatan laindengan maksud menodai,
menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24 huruf a, dipidana dengan pidana
–45–
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00(limaratusjutarupiah)”yangmerupakansanksipidanaatas
perbuatan menghina dan merendahkan kehormatan bendera negara
RepublikIndonesia.Olehkarenanyaapabilaadapelanggaranterhadapbendera
merah putih haruslah dikenakan UU ini, bukan dengan menggunakan pasal
makar.Bahwa terkait bendera Bintang Kejora yang dikibarkan pada tanggal 29
Agustus2019 bukanlah dilakukan oleh terdakwa atau bukan atas perintah atau
inisiatif terdakwa. Bahwa di dalam Buku II Kejahatan Terhadap Keamanan
Negaradaripasal104KUHPsampaidenganPasal129KUHPtidaksatupun
yangmenerangkanterkaitpelanggaranterhadapbenderamerahputihbaik
dalambentukpenurunan,pengrusakan,pembakaranataupunbentukpelanggaran
lainnya karena terkait bendera dan lambang negara diatur dalamUU tersendiri
yakniUUNomor24tahun2009tentangBendera,BahasadanLambangNegara,
sertaLaguKebangsaansesuaidenganasas lexspecialisderogat legigeneralis,
apabilaadapengrusakanataupenurunanbenderamerahputihsebagaimanaaksi
pada tanggal 29 Agustus 2019 di Kantor Gedung Gubernur Papua maka yang
digunakan adaketentuan pidana yakni pasal 66Undang-undang Nomor24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan “Setiap orang yang merusak, merobek, menginjak-injak,
membakar, atau melakukan perbuatan laindengan maksud menodai,
menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24 huruf a, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00(limaratusjutarupiah)”yangmerupakansanksipidanaatas
perbuatan menghina dan merendahkan kehormatan bendera negara
RepublikIndonesia.
Dengandemikianunsur ‘makar” yangdidakwadandituntutkepadaTerdakwa,
tidakterbuktisecarasahdanmenyakinkanmenuruthukum.
4. Unsur“Denganmaksudsupayaseluruhatausebagianwilayahnegarajatuhke
tanganmusuhataumemisahkansebagiandariwilayahnegara”
Merupakan unsur subjektif, bahwa orang yangmelakukanmakar harus bermaksud
melakukansuatutindakanyangdapatdiberikankualifikasimembuatwilayahNegara
jatuhketanganmusuhbaikseluruhatausebagian.
DalamMemorievanToelichting(MvT)PembentukUndang-Undangtelahmengartikan
oogmerk itu sebagainaaste doel, tanpamemberikan penjelasan lebih lanjut tentang
apa yang sebenarnya dimaksud dengan kata naaste doel itu sendiri.Lamintangdi
bukunyaDasar-DasarHukumPidanaIndonesiamengatakanbahwasecaraharfiah
katanaastedoelituberartitujuansampingatautujuanlaindisampingtujuanpokok,
namun karena tidak lazim digunakan orang dalam hukum pidana, maka oogmerk
diterjemahkan dengan kata “Dengan Maksud”. Pembentuk Undang-Undang dengan
tegasmencantumkanunsuroogmerksebagaisalahsatuunsurtindakpidanayangada
didalamnya.Makaunsuroogmerkdidalampasal106KUHPituartinyamaksuddari
pelaku ituadalahuntukmelawankekuasaanyangadadi Indonesiadanuntuk
melawan kekuasaan tersebut, pelaku (dengan sengaja) memisahkan seluruh
atau sebagian wilayah negara jatuh ke tangan musuh atau memisahkan
sebagiandariwilayahnegara.“Niat”olehpembentukUUdigunakansebagaisuatu
tanda atau pedomanuntukmenyatakan adanya kesengajaan. Petunjuk untuk dapat
mengetahui arti kesengajaan dapat diambil dari Memorie Van Toelichting yang
mengartikan opzet sebagai menghendaki dan mengetahui (Willens en weteng).
Berdasarkan Memorie van Teolichtingmaka diketahui bahwa kesengajaan itu ada
–46–
apabilasipelakuitumenghendakidanmengetahuiapayangialakukan.ProfMuljatno
mengadakan perbedaan antara percobaan yang selesai (vol tooide poging), artinya
seluruhkelakuanyangharusdilakukanolehterdakwauntukmenimbulkankejahatan
yang dituju sudah dilakukan dan tinggal menunggu akibatnya saja, dan percobaan
yang terhenti (geschorchte poging). Sehubungan dengan ini dalamhalmakar atau
percobaan yang belum selesai, ProfMuljatnoberpendapat :Sebaliknya dalampasal
104misalnya,kalaumakarbelumselesai,(danjugadalamdelik-delikpercobaanyang
tidak selesai) oogmerk mempunyai makna yang subjektif, artinya harus 100 persen
murni yang diinginkan oleh terdakwa. Jelas bahwa niat (oogmerk) terhadap delik
makardanpercobaanyangbelumselesai adalahmempunyaimaknayang subjektif,
artinyaharus100persenmurniyangdiinginiolehterdakwa.Berdasarkanfakta-fakta
yangterungkapdipersidangandariketeranganparasaksi,paraahlidanbarangbukti
sertaketeranganTerdakwa;
Bahwa aksi tanggal 19 Agustus 2019 dan tanggal 29 Agustus 2019 tidak dapat
dikatakanmakarkarenaadalahresponterhadapaksirasisyangterjadidiSurabaya
terhadapmahasiswaPapua.JikatidakadaaksirasismediSurabayatentutidakakan
ada aksi menentang rasisme yang terjadi di berbagai kota di Papua termasuk di
Jayapura.Aksi ini bertujuan agar negara menghapuskan praktek rasisme dengan
menghukumpelakudanmemberikanperlindunganterhadaporangPapua.
Bahwa pada aksi 19 agustus 2019 gubernur Papuamenerima pernyataan yang
disampaikanoleh saksiFERRYKOMBOmewakilimassa aksidimanakemudian
gubernurmembentukTimbersama terdakwadansaksiFERRYKOMBOuntuk
ke Surabaya guna bertemu dengan gubernur Jawa Timur menyampaikan
aspirasi dimaksud. Sehingga pada tanggal tanggal 26 dan 28 Agustus 2019,
TerdakwaALEXANDERGOBAYbersama saksiFERRYKOMBO bersama gubernur
Papua berada di Surabaya. Bahwa pada aksi tanggal 19 agustus 2019 tidak ada
benderaBintangkejoraditiangkantorgubernurPapua.
Fakta ini bersesuai dengan pendapat dari Ahli Politik, Dr.Adriana Elisabeth,
M.Soc, Scyang mengatakanbahwa aksi pada yang dilakukan tidak ada tujuannya
untuk menggulingkan pemerintahan atau melakukan makar karena aksi itu
merupakanaksi protes terkaitketidakadilan yangdialami oleh rakuatPapua
akibatperlakukanrasismenyangmerekaalami.
Bahwa terdakwa dan massa aksi meneriakan yel-yel referendum dan Papua
merdekaadalahmerupakan tindakanspontanitasdansebagai ekspresikekecewaan
terhadapaksirasismeyangtelahdialamiolehmahasiswaPapua.Yel-yelreferendum
seringkalidisampaikandalamsetiapaksimenyampaikanpendapatdiPapua.Hal ini
merupakan bagian dari kebebasan berekspresi dan dijamin oleh UU. Sebagaimana
pendapat MUHAMMAD RULIYANDI, S.H.M.H Ahli Hukum Tata Negarayang
dihadirkanolehJPyangmengatakanBahwaReferendumdiakuisebagaisalahsatu
prinsip dalam hukum ketatanegara di Indonesia. Praktek Referendum di
Indonesia pernah terjadi saat pemerintah Indonesia menyetujui dilakukan
referendumterhadapTimorLestetahun1999dimanasaatiturakyatdiTimor
Lestemenuntutmerdeka lepasdariNKRI”sertaProf.DR.HAMDIMULUK,Ph.D
PsikologipolitikyangdihadirkanolehJPUdenganmengatakanBahwareferendum
dibolehkandalamnegarademokrasimelaluimekanismeyangdiaturdalamUU
misalnya di Indenesia melalui persetujuan dari MPR; bersesuaian dengan
pendapat Ahli Pidana yang dihadirkan terdakwa/ penasehat hukum yakni
DR.TristamPascalMoellion,SH,Mh,LLMyang berpendapat bahwa Pengalaman
Indonesia dengan referendum adalah sebagai berikut: a. pelaksanaan
referendum (penentuanpendapat rakyat/pepera)untukmemintapandangan
–47–
danputusan rakyatPapuaBarat (1969 sebagai implementasi PerjanjianNew
York; 1962); b. Pelaksanaan referendum Timor Timur (1999) sebagai
implementasiAgreementbetweentheRepublicofIndonesiaandthePortuguese
Republic on the Question of East Timor (1999). Keduanya diselenggarakan di
bawahpengawasanPerserikatanBangsa-Bangsa(PBB).
Dengandemikianunsur‘Denganmaksudsupayaseluruhatausebagianwilayah
negara jatuh ke tangan musuh atau memisahkan sebagian dari wilayah
negara”yang didakwa dan dituntut kepada Terdakwa, tidak terbukti secara sah
danmenyakinkanmenuruthukum.
5. Unsur “Apabila Niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan
pelaksanaan,sepertidimaksuddalamPasal53KUHP”
Satu-satunyapenjelasanyangdapatdiperolehtentangpembentukanPasal53ayat(1)
KUHP adalah bersumber dari Memorie van Toelichting (MvT) yang menyatakan:
Pogingtotmisdrijfisdandebegonnenmaarnietvoltooideuitvoeringvanhetmisdrijf,
ofweldedooreenbeginvanuitvoeringgeopenbaardewilomeenbepaaldmisdrijf te
plegen. (Dengan demikian, maka percobaan untuk melakukan kejahatan itu adalah
pelaksanaan untuk melakukan suatu kejahatan yang telah dimulai akan tetapi
ternyata tidak selesai, ataupun suatu kehendak untuk melakukan suatu kejahatan
tertentuyangtelahdiwujudkandidalamsuatupermulaanpelaksanaan)(Lamintang,
1984: 511). Pasal 53 KUHP hanyamenentukan bila (kapan) percobaanmelakukan
kejahatanituterjadiataudengankatalainPasal53KUHPhanyamenentukansyarat-
syaratyangharusdipenuhiagarseorangpelakudapatdihukumkarenabersalahtelah
melakukansuatupercobaan.Syarat-syarattersebutadalahsebagaiberikut:
a. Adanyaniat/kehendakdaripelaku;
b. Adanyapermulaanpelaksanaandariniat/kehendakitu;
c. Pelaksanaan tidak selesai semata-mata bukan karena kehendak dari
pelaku.
SelanjutnyaMemorie van Toelichting (MvT) hanyamemberikan pengertian tentang
uitvoeringshandelingen (tindakan-tindakan pelaksanaan), yaitu berupa tindakan-
tindakan yangmempunyai hubungan sedemikian langsung dengan kejahatan
yang dimaksud untuk dilakukan dan telah dimulai pelaksanaannya. Sedangkan
pengertian dari voorbereidings handelingen (tindakan-tindakan persiapan) tidak
diberikan.HubunganantaramakardanpercobaandijelaskandalamPasal87KUHP,
disebutkanbahwa“Dikatakanadamakaruntukmelakukansuatuperbuatan,apabila
adaniatuntukitutelahternyatadariadanyapermulaanpelaksanaan,sepertimaksud
daripasl53KUHP”.
Dalamilmuhukumpidanamaupunyurisprudensihukumpidanadiadakanperbedaan
antara“perbuatanpersiapan”(voorbereidingshandeling)danperbuatanpelaksanaan
(uitvoeringshandeling). Menurut Tresna (Azas-Azas Hukum Pidana disertai
BeberapaPerbuatanPidanaJangPenting,Tiara,Jakarta,1959)melihatsusunan
kata-kata dari pasal 53 ayat (1) itu terlihat seakan-akan pelaksanaan yang harus
sudah dimulai itu dimaksudkan sebagai pelaksanaan kehendak yang berbuat, akan
tetapi dari penjelasan resmi tentang pasal tersebut ternyata bahwa hal itu harus
diartikansebagaipelaksanaandarikejahatannya.Jikadihubungkandenganperkataan
“selesainya” pelaksanaan itu, perkataan mana hanya dapat diartikan selesainya
kejahatan dan bukan selesainya kehendak. Menurut Memorie van Toelichting
(MvT)batasyangtegasantaraperbuatanpersiapandanperbuatanpelaksanaan
tidak dapat ditetapkan dalamwet. Untukmencegah persoalan kapankah perbuatan
–48–
itu merupakan perbuatan persiapan dan kapan sudah merupakan perbuatan
pelaksanaanadaduateoriyaitu;
a. Teorisubyektif
b. Teoriobyektif
Teori subyektifdidalammencari rumusanbagi artipermulaanpelaksanaanadalah
menitikberatkanpadamaksuddariseseorangdalammelakukankejahatan.Teori ini
memberikesimpulanbahwaadapermulaanpelaksanaanjikaditinjaudarisudutniat
sipembuatapayangtelahdilakukanitutelahternyatakepastianniattadi.Jaditeori
subjektif berpendapat bahwa sudah ada permulaan pelaksanaan jika sudah ada
kepastianniatdarisipembuat,sehinggaukuranataudasaryangdipergunakanadalah
kehendak atau watak (mentalitet) pembuat. Muljatno dalam menentukan batas
adanya perbuatan pelaksanaan meninjaunya dari dua faktor, yaitu dari sifat
percobaannyasendiridandarisifatumumnyadelikapayangtelahdilakukannyaitu
sendiri. Sehingga menurut beliau perbuatan pelaksanaan itu ada, bila ada suatu
perbuatanyangmemenuhitigasyarat:
1. Secaraobyektifapayangdilakukanterdakwaharusmendekatikepadadelikyang
dituju,ataudengankatalain,harusmengandungpotensiuntukmewujudkandelik
tersebut;
2. Secarasubyektif,dipandangdarisudutniat,harustidakadakeraguanlagi,bahwa
yang telah dilakukan oleh terdakwa ditujukan atau diarahka pada delik yang
tertentutadi;
3. Bahwa apa yang dilakukan oleh terdakwa merupakan yang bersifat melawan
hukum.(Moeljatno,1985).
Permulaan pelaksanaan dalam pasal di atas ditafsirkan sebagai permulaan
melakukankejahatandan tidak selesai.Perbuatanpermulaanpelaksanaanmenurut
Memorie van Toelichting harus dibedakan dengan perbuatan persiapan dan
perbuatanpelaksanaan.Meskidemikian,tidakmudahmembedakanantarakeduanya
dan oleh karena itu diserahkan pada pertimbangan hakim. Dalam konteks ini,
Moeljatno menyatakan bahwa perbuatan persiapan merupakan mengumpulkan
kekuatan, sedangkan perbuatan pelaksanaan melepaskan kekuatan yang telah
dikumpulkan.Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dari
keteranganparasaksidanbarangbuktisertaketeranganTerdakwa;
Bahwa aksi tanggal 19 Agustus 2019 dan tanggal 29 Agustus 2019 tidak dapat
dikatakanmakarkarenaadalahresponterhadapaksirasisyangterjadidiSurabaya
terhadapmahasiswaPapua.JikatidakadaaksirasismediSurabayatentutidakakan
ada aksi menentang rasisme yang terjadi di berbagai kota di Papua termasuk di
Jayapura.Aksi ini bertujuan agar negara menghapuskan praktek rasisme dengan
menghukumpelakudanmemberikanperlindunganterhadaporangPapua.
Bahwa pada aksi 19 agustus 2019 gubernur Papuamenerima pernyataan yang
disampaikanoleh saksiFERRYKOMBOmewakilimassa aksidimanakemudian
gubernurmembentukTimbersama terdakwadansaksiFERRYKOMBOuntuk
ke Surabaya guna bertemu dengan gubernur Jawa Timur menyampaikan
aspirasi dimaksud. Sehingga pada tanggal tanggal 26 dan 28 Agustus 2019,
TerdakwaALEXANDERGOBAYbersama saksiFERRYKOMBO bersama gubernur
PapuaberadadiSurabaya.
Bahwa pada aksi 29 agustus 2019 terdakwa tidak mengetahui siapa yang
merencanakanaksitersebut.Terdakwamengentahuimelaluisosialmediasaat
terdakwa transit dalam perjalanan pulang ke Jayapura. Tidak ada yang
memberitahukanataumenelponterdakwaselakupimpinanBEMUSTJ.Saatitu
–49–
sedang transit di denpasar sekitar jam 01.00 dinihari terdakwa menelpon Roni
Lambe dengan menanyakan mengapa nama terdakwa dicatut sebagai koordinator
aksi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Terdakwa mengatakan agar aksi harus
dibatalkannamunRonyLambekatakanbahwainformasisudahterlanjurdisebarkan.
Maka pada saat terdakwa sampai di Jayapura, terdakwa sempat pulang kerumah
terlebihdahulukemudianbermaksudmengecekmassaaksi.Namunsaatitusebagian
massa aksi telah jalan. Terdakwa bergabung karena merasa nama BEM USTJ
sudahadadiselebarandanberusahauntukmencegahmassaaksikeJayapura.
TerdakwakekampusUSTJdankemudianmenujulingkaranAbepurauntukmeminta
agarmelakukanaksidilingkaranabesajanamunsebagianmassaaksisudahbergerak
keJayapura.
Bahwa fakta ini bersesuaian dengan Ahli HAM dan Kebebasan Berekspresi
DR.HerlambangP.Wirataman,S.H,MAyangmengatakanmakarharuslahdiartikan
dengan ‘serangan’. Bahwa unsur makar itu tidak cukup dengan niat dan
perbuatankarenaniatharusdibuktikandenganperbuatanatasniatitu.Halini
yangmenjadi pertimbangan hukumdalamPutusanMahkamahKonstitusi Nomor :
7/PUU-XV/2017. Sehingga dengan sangat jelasMahkamahKonstitusimemberikan
rambu-rambubagiaparat penegakhukumuntukmengimplemetasikanpasal-
pasal makar sehingga aparat penegak hukum tidak sewenang-wenang dalam
menerapkanpasal-pasalmakar.
Dariuraiandiatasmakaunsur“ApabilaNiatuntukitutelahternyatadariadanya
permulaan pelaksanaan, seperti dimaksud dalam Pasal 53 KUHP” yang
didakwakan dan dituduhkan oleh Penuntut Umum kepada terdakwa tidaklah
terbuktisecarasahdanmenyakinkanmenuruthukum.
6. Unsur “Mereka yangmelakukan, yangmenyuruhmelakukan, dan yang turut
sertamelakukan”
Memahami konsep teoritik deelneming (penyertaan) tersebut,maka dalam konteks
Pasal55ayat1ke-1KUHPjelasterlihatsuatupenyertaanyangtersusun,yakni;
1. yangmelakukan;
2. yangmenyuruhlakukan;
3. yangturutsertamelakukan;
4. yangsengajamelakukan.
Sebagaimana pernah dibahas dalam artikel Perbedaan 'Turut Melakukan' dengan
'MembantuMelakukan'TindakPidana,R.SoesilodalambukunyayangberjudulKitab
Undang-UndangHukumPidana (KUHP)SertaKomentar-KomentarnyaLengkapPasal
Demi Pasal menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan “orang yang turut
melakukan” (medepleger) dalam Pasal 55 KUHP. Menurut R. Soesilo, “turut
melakukan”dalamartikata“bersama-samamelakukan”.Sedikit-dikitnyaharusada
dua orang, ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan
(medepleger) peristiwa pidana. Di sini diminta bahwa kedua orang itu semuanya
melakukan perbuatan pelaksanaan, jadi melakukan anasir atau elemen dari
peristiwa tindak pidana itu.Tidakbolehmisalnya hanyamelakukan perbuatan
persiapansajaatauperbuatanyangsifatnyahanyamenolong,sebabjikademikian,
maka orang yang menolong itu tidak masuk “medepleger” akan tetapi dihukum
sebagai “membantu melakukan” (medeplichtige) dalam Pasal 56 KUHP. Namun
didalam Dakwaan Kesatu Jaksa Penuntut Umum tidak menguraikan peran atau
kualifikasi perbuatan Terdakwa ALEXANDER GOBAY terhadap delik yang
dituduhkan kepadanya. Perlu diuraikan kualifikasi Terdakwa ALEXANDER
–50–
GOBAYdalamkonstruksideelnemingsesuaiketentuanPasal55Ayat(1)ke1KUHP.
Jika perbuatan terdakwa dikualifikasi sebagai pleger, maka terdakwalah yang
mempunyaikekuasaanataukemampuanuntukmewujudkansemuaunsurdelikyang
terdapat dalam Pasal 106 KUHP. Lalu seperti apa kualifikasi penyertaan dari Para
Terdakwa lainnyayangdituntutdalamberkasperkara terpisah.ApakahTerdakwa
ALEXANDER GOBAY atau terdakwa FERRY KOMBO atau terdakwa HENGKY
HILAPOKatauterdakwaIRWANUSUROPMABINyangdikualifikasisebagaimanus
ministra (onmiddelijke dader) / pelaku langsung dan siapa diantara para terdakwa
sebagaipelakupeserta?.ApabilakualifikasiTerdakwaALEXANDERGOBAYsebagai
medepleger maka seharusnya digambarkan secara jelas dan pola-pola hubungan
perbuatan antara Terdakwa ALEXANDER GOBAY dengan para terdakwa lainnya.
JPU juga tidak bisa menjelaskan siapa yang menjadimedepleger. Tujuannya untuk
dapatdipenuhinyasyaratmedeplegeryakniadakerjasamayangeratyangdilakukan
secara sadar (bewste samenwerking) dan ada pelaksanaan bersama secara fisik
(gezamenlijkeuitvoering).Padahaldipersidangan,saksiHENGKYHILAPOKdansaksi
IRWANUS UROPMABIN menerangkan bahwa mereka tidak berkomunikasi atau
bersama terdakwa pada rapat tanggal 18 Agustus 2019 dan 28 Agustus 2019
ataupun tidak ada pembagian tugas antara saksi HENGKY HILAPOK dan saksi
IRWANUSUROPMABIN denganTerdakwa.Dariuraiandiatasmakaunsur“Mereka
yangmelakukan,yangmenyuruhmelakukan,danyangturutsertamelakukan”
yang didakwakan dan dituduhkan oleh Penuntut Umum kepada terdakwa
ALEXANDER GOBAY tidaklah terbukti secara sah dan menyakinkan menurut
hukum.
MajelisHakimYangMulia;
RekanJaksaPenuntutUmumyanterhormat;
Sertahadirinsekalian;
KitasemuamungkinpernahmendengardanmembacamengenaiadanyaMiscarriage
of justice (kegagalanpenegakkankeadilan)yangmerupakanpersoalanuniversal
yang dihadapi oleh hampir seluruh negara dalam penegakkan sistem peradilan
pidananya. Menurut Clive Walker, terdapat empat hal penting yang terkandung
dalammaknamiscarriageofjustice,yaitu:
a. Kegagalan penegakkan keadilan tidak hanya terbatas pada produk pengadilan
atau dalam sistem hukum pidana, tetapi juga dapat terjadi di luar pengadilan,
terbentuk dari kekuasaan penegak hukum yang bersifat memaksa (coercive
power);
b. Kegagalan penegakkan keadilan dapat dilembagakan dalam hukum, misalnya
dalambentuklegalisasibiaya-biayayangtidakresmi;
c. Kegagalan penegakkan keadilan harus pulamencakup kelemahanNegara ketika
menjalankantanggungjawabnya;
d. Kegagalan penegakkan keadilan harus ditegaskan pada hal-hal yang berkaitan
denganhakasasimanusia;
Istilah miscarriage of justice terus berkembang dan dipergunakan untuk
menggambarkan bahwa dalam sistem hukum negara-negara di dunia terdapat
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam putusan pengadilan yang menyebabkan
seseorangharusmenjalanihukumanataskejahatanyangtidakdilakukannya.
Berdasarkan hal tersebut, dalam pemeriksaan perkara Terdakwa, patutlah kita
semua,baik rekan JaksaPenuntutUmum,MajelisHakimYangMuliaataupunkami
sendiri selaku Penasihat Hukum, harus berpegang teguh pada asas-asas yang
terkandungdalampenegakkankeadilansertaharusmenghindari tindakan-tindakan
–51–
yang dapat merusak integritas sistem sebagai upaya menghindari miscarriage of
justicepadaperkaraini.
VIII. KESIMPULANDANPERMOHONAN
MajelisHakimYangTerhormat,
Bahwadaripaparankamitersebutdiatasmakadengantidakterpenuhinyasalahsatuunsur
dakwaansajamakadianggapbahwapasalyangdidakwakanitutidakterbukti.Sehinggaitu
berarti tindak pidanaMakar sebagaimanaDAKWAANKEDUA PASAL 110KUHP jo 106
KUHP Jo PASAL 55 AYAT (1) Ke-1 KUHP yang didakwakan kepada terdakwa
ALEXANDER GOBAY Tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka sampailah kami
padapermohonan,sebagaiberikut:
Pertama :Menyatakan TerdakwaALEXANDER GOBAY tidak terbukti secara sah dan
menyakinkanmelakukan tindak pidanamakar Pasal 106KUHP Jo Pasal 55
Ayat (1) Ke-1 KUHP sebagaimana dalam Surat tuntutaan Jaksa Penuntut
Umum.
Kedua :Membebaskan TerdakwaALEXANDER GOBAYdari segala dakwaan dan
tuntutanhukum.
Ketiga :MerehabilitasinamabaikTerdakwaALEXANDERGOBAYdimasyarakatdan
membebankanbiayapersidangankepadaNegara.
Namun demikian bila Majelis Hakim berpendapat/berkeyakinan lain, maka kami
mohonputusanyangseadil-adilnya.
Semoga TuhanYangMaha Adil senantiasamember petunjuk dan keteguhan iman kepada
MajelisHakimdalammemutusperkaraini.
Balikpapan,11Juni2020
HormatKami
KOALISIPENEGAKHUKUMDANHAMPAPUA
PENASEHATHUKUMTERDAKWA
EMANUELGOBAY,S.H,M.H;
GANIUSWENDA,S.H,M.H;
YULIANAYABANSABRA,S.H;
–52–
WELTERMANSTAHULENDING,S.H;
APILUSMANUFANDU,S.H;
WEHELMINAMORIN,S.H;
BERNARDMARBUN,S.H;
NINYOMANSURATMININGSIH,S.H;
FATHULHUDAWIYASHADI,S.H;
LATIFAHANUMSIREGAR,S.H,M.H
GUSTAFR.KAWER,S.H,M.Si;