apa ajah :p

8
HASIL 1. Fenogram Catatan : - Setiap cabang wajib diberi keterangan karakter - Di ujung cabang, nama spesies wajib dilengkapi dengan foto preparat ukuran mini namun jelas 2. Kunci identifikasi 3. Tabel karakterisasi (menyesuaikan template) TINJAUAN PUSTAKA (sesuai pustaka) 1. Jelaskan secara runtut proses identifikasi hewan 2. Jelaskan perbedaan fenogram dan filogram 3. Jelaskan yang dimaksud dengan kunci identifikasi dan kunci dikotom PEMBAHASAN (dengan bahasa sendiri) 1. Jelaskan pengertian out group dan in group 2. Jelaskan proses pemisahan dan pengelompokan hewan avertebrata berdasarkan hasil praktikum (CERITAKAN proses pemisahannya) 3. Deskripsikan masing-masing preparat acara praktikum III => 9 preparat (Disertakan klasifikasi yang sudah diupload) 4. Bandingkan antara preparat cumi-cumi, sotong, dan gurita CATATAN : Laporan acara III sebagai syarat masuk praktikum acara 4 (30 s/d 31 Maret 2015) + lembar laporan sementara acara III yang sudah diACC TINJAUAN PUSTAKA - Pengertian Variasi Intra Populasi (VIP) - Jenis-Jenis Variasi Intra Populasi (VIP) - Penjelasan Dari Semua Jenis VIP Beserta contohnya - Deskripsi dari software Arlequin dan dnaSP beserta manfaatnya HASIL - Tabel Karakterisasi Ikan Mas Koki ( Semua Jenis Ikan mas koki, Format tabel sesuai laporan sementara ) - Tabel Perbedaan Karaker Ikan Mas Koki Yang Jadi Prepara (format Tabel mengikuti Laporan Sementara) - Gambar semua Preparat (Yang sudah diupload Assistan), Format

Upload: anastasia-sintanora-elizabeth

Post on 25-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pembahasan Sishew dan Fishew Keceh :D

TRANSCRIPT

HASIL1. Fenogram Catatan : - Setiap cabang wajib diberi keterangan karakter- Di ujung cabang, nama spesies wajib dilengkapi dengan foto preparat ukuran mini namun jelas2. Kunci identifikasi 3. Tabel karakterisasi (menyesuaikan template)

TINJAUAN PUSTAKA (sesuai pustaka)1. Jelaskan secara runtut proses identifikasi hewan 2. Jelaskan perbedaan fenogram dan filogram3. Jelaskan yang dimaksud dengan kunci identifikasi dan kunci dikotom

PEMBAHASAN (dengan bahasa sendiri)1. Jelaskan pengertian out group dan in group2. Jelaskan proses pemisahan dan pengelompokan hewan avertebrata berdasarkan hasil praktikum (CERITAKAN proses pemisahannya)3. Deskripsikan masing-masing preparat acara praktikum III => 9 preparat (Disertakan klasifikasi yang sudah diupload)4. Bandingkan antara preparat cumi-cumi, sotong, dan gurita

CATATAN : Laporan acara III sebagai syarat masuk praktikum acara 4 (30 s/d 31 Maret 2015) + lembar laporan sementara acara III yang sudah diACC

TINJAUAN PUSTAKA- Pengertian Variasi Intra Populasi (VIP)- Jenis-Jenis Variasi Intra Populasi (VIP)- Penjelasan Dari Semua Jenis VIP Beserta contohnya- Deskripsi dari software Arlequin dan dnaSP beserta manfaatnya

HASIL - Tabel Karakterisasi Ikan Mas Koki ( Semua Jenis Ikan mas koki, Format tabel sesuai laporan sementara )- Tabel Perbedaan Karaker Ikan Mas Koki Yang Jadi Prepara (format Tabel mengikuti Laporan Sementara)- Gambar semua Preparat (Yang sudah diupload Assistan), Format terlampir - Tabel Amova design and Result hasil dari Acara II yang di Ruang Kuliah II

PEMBAHASAN - Pembahasan Semua Preparat dari acara VIP (Semua yang dicantumkan dibagian hasil)- Prosedur Penggunaan Software Arlequin sampai pada menghasilkan hasil analisis- Penjelasan Mengenai hasil Amova design result, Fixation indices, Significance indices yang didapat pada saat praktikum di kelas, serta jenis populasi Tridacna crocea yang dipakau berdasarkan wilayah geografisnya.

Laporan Acara II dijadikan syarat masuk acara IV pada tanggal 30 dan 31 maret 2015SEMANGAT......

Terimakasih.

Pembahasan Fungsi Chemoreseptor pada Lobster : 1. Hasil vs pustaka2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam reseptor3.Jelaskan fungsi kemoreseptor pada lobster dan peranan antennula sebagai lobster organ kemoreseptor4. Jelaskan mekanisme stimulus (berupa pakan) sampai pada organ kemoreseptor5. Jelaskan perbedaan respon antennula lobster terhadap pakan berupa Tubifex sp. dan pelet

Selamat dan semangat mengerjakan laporan smile emoticon

Top of Form

Like Comment

pembahasan osmoregulasi:

1. hasil vs pustaka2. jelaskan mengapa darah ikan nilem mudah lisis pada beberapa salinitas yg diujikaan3. jelaskan secara umum tentang osmoregulasi4. jelaskan disertai dengan contoh :a. hiperosmotik dan hipoosmotikb. euryhaline dan stenohalinec. osmokonformer dan osmoregulator5. jelaskan mekanisme osmoregulasi pada hewan air tawar dan hewan air la

Pengaturan air dan ion dalam tubuh dengan sejumlah mekanisme yang dilakukan untuk mengatasi problem osmotik dan mengatur perbedaan diantara intra sel dan ekstra sel dan diantara ekstrasel dengan lingkungan secara kolektif disebut Mekanisme Osmoregulasi (Evans, 1998). Mekanisme osmoregulasi meliputi volume air, kandungan zat terlarut dan distribusi zat terlarut. Mahluk hidup mempertahankan kekonstanan volume air dalam tubuhnya melalui mekanisme dimana jumlah air yang masuk harus sama dengan jumlah air yang keluar (Soetarto, 1986).Hasil pengukuran diperoleh data osmolalitas ikan Nila dengan salinitas 0, 10, 15, 20, 25 ppt yaitu berturut-turut 162, 206, 357, 283, 147, 165 mmol/kg untuk media dan untuk osmolaritas plasma darah berturut-turut 464, 550, 809, 339, 549 mmol/kg. Pada ikan Nila dengan salintas 25 ppt tidak dapat diukur osmolaritas plasma darahnya karena ikan telah lebih dulu mati. Hasil kelompok VI dengan perlakuan 25 ppt konsentrasi garam dalam tubuh ikan yang telah mencapai ambang batas dimana ikan tidak mampu lagi melakukan mekanisme osmoregulasi sehingga akhirnya mati (Dukes, 1955). Hasil percobaan menunjukkan bahwa besarnya salinitas berbanding lurus dengan osmolaritas baik media maupun plasma darah (Gordon, 1977). Kapasitas osmoregulasi diperoleh dari hasil bagi antara osmolalitas plasma darah dangan osmolalitas media. Kapasitas osmoregulasi pada salinitas 0 ppt, 5 ppt, 10 ppt, 15 ppt, 20 ppt, dan 25 ppt adalah 2,86; 2,67; 2,27; 1,20; 3,73; dan 0. Dari hasil praktikum tersebut diketahui bahwa kapasitas osmoregulasi pada salinitas 20 ppt.Peningkatan salinitas pada beberapa ppt merupakan fase untuk menyesuaikan diri. Semakin singkat waktu penyesuaian maka semakin besar kesempatan hidupnya. Teori yang ada menyatakan difusi substansi akan keluar dari tubuh melalui insang. Rasio insang dengan permukaan tubuh sangat mempengaruhi difusi tersebut. Ikan kecil dengan metabolisme tinggi mempunyai permukaan insang luas dari pada ikan besar dalam satu spesies (Johnson et al.,1984). Ikan Nila bersifat hiperosmotik pada salinitas 0 dan 5 ppt. Pada salinitas 20 dan 25 ppt, ikan Nila bersifat hipoosmotik. Seharusnya ikan Nila merupakan ikan osmoregulator, yaitu hewan yang tekanan osmotiknya dalam tubuh tetap atau konstan walaupun tekanan osmotik medium meningkat.Harris (1992), menyatakan bahwa osmoregulator dapat mengaktifkan transport ion secara langsung berlawanan dengan gradien konsentrasi. Transport aktif dilakukan dengan memompa ion pada membran plasma sel. Pompa ion dilakukan untuk mengeliminasi kelebihan air. Osmoregulator dapat mengubah permeabilitas terhadap air atau ion untuk mengontrol dan mensekresi air serta ion yang masuk ke dalam tubuh.Osmoregulasi diperlukan untuk mempertahankan konsentrasi garam dalam tubuh dan merupakan faktor penting homeostatis. Menurut Villee et al., (1988) konsentrasi garam air tawar tergantung pada asal air tawar tersebut, tetapi kadar tersebut selalu sangat rendah sehingga lingkungan luar sangat hipoosmotik terhadap cairan tubuh internal dari hewan air dan hewan ini harus menghadapi kecenderungan air untuk berdifusi ke dalam tubuh, terutama ke bagian yang tipis seperti insang. Garam cenderung berdifusi keluar dan cairan tubuh internal kehilangan garam melalui ekskresi. Dilain pihak, peristiwa difusi terjadi pergerakan cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Garam-garam yang terlarut pada tekanan osmotik lebih tinggi akan masuk ke dalam tubuh ikan dengan osmotik yang lebih rendah dan ini terjadi pada ikan air laut (Sambasivia,1987).Proses pengaturan regulasi pada tubuh ikan adalah sebagai berikut. Ikan air tawar karena tubuhnya hipertonik terhadap medium maka ia akan mengekspresikan kelebihan air melalui mekanisme yang menyebabkan urinnya menjadi encer. Kelebihan air ini disebabkan oleh adanya air lingkungan masuk ke dalam tubuh melalui difusi. Ikan air tawar bila dipindahkan ke air laut maka keadaan tubuhnya akan menjadi hipotonik terhadap lingkungan. Keadaan ini menyebabkan air keluar dari tubuh sehingga kadar garam di dalam tubuh akan meningkat. Seiring meningkatnya kadar garam dalam tubuh, ikan yang melakukan mekanisme ini disebut euryhalin, sedangkan yang tidak melakukan mekanisme ini disebut stenohalin. Hewan pada dasarnya memiliki toleransi terbatas terhadap lingkungan artinya bila dipindahkan ke suatu habitat kan beradaptasi dan bila tidak mampu beradaptasi akan mati (Schmidt-Nielsen, 1990).Ikan Nila pada konsentrasi 15 ppt untuk memasuki ke dalam kadar garam yang lebih tinggi masih mampu bertahan hidup, walaupun lama-kelamaan akan mati. Hal ini menunjukan bahwa ikan Nila termasuk ikan air tawar yang mempunyai osmoregulasi yang tinggi. Artinya ikan akan melakikan aktivitas berupa terus-menerus minum air., penguapan air dengan osmosis, garam-garam diekskresi secara aktif melalui insang, sedikit urin, urin pekat. Hal terpenting yang dilakukan dari osmoregulasi adalah pembuangan garam dan penahanan air (Odum, 1971). Berdasarkan hasil praktikum ini tingkat osmolaritas ikan dapat diketahui bahwa semakin tinggi salinitas lingkungan maka Nilai osmolaritasnya juga semakin tinggi. Hal ini berarti ikan Nila mempunyai tingkat osmolaritas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan lingkungan dan dapat menyesuaikan diri sampai salinitas yang lumayan tinggi. Oleh karena itu ikan Nila digolongkan dalam osmoregulator stenohalin (Hurkat and Mathur, 1976). Osmolalitas standar untuk ikan Nila adalah berkisar antara 260-330 mmol/kg (Johnson, et al., 1984).Ikan Nila merupakan ikan air tawar yang mempunyai kemampuan cukup tinggi untuk hidup pada lingkungan yang buruk. Ikan air tawar umumnya stenohalin, derajat toleransi tergantung pada lamanya hewan tersebut dan lingkungan itu. Ketahanan ikan air tawar selain dipengaruhi oleh faktor tersebut juga dipengaruhi oleh faktor suhu tubuh dan kondisi lingkungan (Passino et al., 1977).Suatu organisme dapat bertahan hidup jika konsentrasi garam dalam cairan tubuh internal dipertahankan pada tingkat rendah sesuai dengan kebutuhan metabolisme. Ikan air tawar akan mati jika berada pada larutan garam yang berkonsentrasi tinggi karena ikan air tawar hanya mempunyai toleransi 0,1 %. Konsentrasi garam yang semakin tinggi akan menyebabkan air yang terdapat dalam tubuh ikan keluar, sehingga ikan akan mengalami dehidrasi dan dapat mengalami kematian (Nawangsari, 1988).

Anguilla anguilla termasuk kelompok ikan teleiostei yang hidup di perairan tawar. Anguilla anguilla mempunyai keunikan dalam osmoregulasinya. Pada saat ikan ini dewasa dan akan bertelur, ikan ini bermigrasi dari pantai/ air tawar dengan salinitas rendah menuju ke laut/ air asin yang salinitasnya tinggi. Untuk mengatasi perbedaan salinitas tersebut, Anguilla anguilla melakukan mekanisme pengaturan fisiologisnya untuk mencegah pengaruh dehidrasi dengan menjaga komposisi cairan tubuh dan osmolalitas (Kalujnaia, S., 2007).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:1.Ikan Nila termasuk hewan stenohaline, bersifat hiperosmotik dan osmoregulator. Sedangkan ikan Gurameh termasuk hewan eurihalin, bersifat hipoosmotik.2.Semakin besar konsentrasi garam terlarut pada medium semakin kecil kemungkinan hidup ikan Nila.

DAFTAR REFERENSI

Dukes, H. 1955. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Pub. Associated. New York.Evans, D.H. 1998. The Physiology of Fishes Second Edition. CRC Press. New York.Gordon, M S. 1977. Animal Physiology. McMillan Publishing co. ltd., New YorkHarris, C.L. 1992. Concept of Zoology. Harper Collins Publishing Inc, USA.Hurkat, P.C. & Mathur. 1976. A Text Book of Animal Physiology. Shcand and Co. Ltd, New York.Johnson, K.D, D.C Rayle and H.L. Alberg. 1984. Biology on Introduction. S. Chand and Co, New Delhi.Kalujnaia, S., et. al. 2007. Salinity Adaptation And Gen Profiling Analysis In The European Eel (Anguilla anguilla) Using microarray Technology. General and Comparative Endocrinology (Vol. 152): Page 274-280.Nawangsari. 1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta.Odum, C. D. 1971. Fundamental of Ecology. WB Saunders Company, LondonPassino, D. R. M; R. R. Miller; J. C. Bardach & K. F. Lener. 1977. Ichtiology. John Willey and Sons Inc, New York.Sambasivia. 1987. Ictyology. John Wiley and Sons. New York.Schmidt-Nielsen, K. 1990. Animal Phisiology Adaptation and Environment. Cambridge University Press, London.Soetarto. 1986. Biologi. Widya Duta. Surakarta.Villee, C.A., W.F. Walker and R.D. Barnes. 1988. General Zoology. W.B. Saunders Company, Philadelphia.

Bottom of Form