appendicitis 2
DESCRIPTION
appTRANSCRIPT
Penatalaksanaan dan pengobatan apendisitis
Dasar terapi apendisitis yaitu: rehidrasi, antibiotik dan apendektomi. Dipasang infus dan resusitasi dengan cairan isotonik untuk mencapai tujuan dari rehidrasi yaitu produksi urine minimal 1 cc/kg BB/jam. Pipa lambung dipasang untuk dekompresi. Antibiotik diberikan untuk mengurangi infeksi luka operasi dan pembentukan abses intra peritoneal. Sebagai obat pilihan yaitu: ampicillin, gentamisin, klindamicin.Teknik operasi yang digunakan, apendektomi terbuka ataukah laparoskopik apendektomi disesuaikan dengan ketrampilan operator dan kondisi penderita. Bila sudah terjadi peritonitis maka dilakukan laparotomi.Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Apendektomi (pembedahan untuk mengangkat apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif.
Penatalaksanaan :
1. Sebelum operasi :*
observasi : dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala apendisitis seringkali belum jelas. Dalam keadaan ini observasi ketat perlu dilakukan. Pasien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan. Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya apendisitis ataupun bentuk peritonitis lainnya. Pemeriksaan abdomen dan rektal serta pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) diulang secara periodik. Foto abdomen dan toraks tegak dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyulit lain. Pada kebanyakan kasus, diagnosis ditegakkan dengan lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 12 jam setelah timbulnya keluhan.*
Intubasi bila perlu*
Antibiotik : ampicillin, gentamisin, klindamicin
2. Operasi apendiktomi
3. Pasca operasi : Perlu dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syok, hipertermia, atau gangguan pernapasan. Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah. Baringkan pasien dalam posisi Fowler. Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu pasien dipuasakan. Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi atau peritonitis umum, puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal.Kemudian berikan minum mulai 15 ml/jam selama 4-5 jam, lalu naikkan menjadi 30 ml/jam. Keesokan harinya diberikan makanan saring, dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.Satu hari pasca operasi, pasien dianjurkan untuk duduk tegak ditempat tidur selama 2 x 30 menit. Pada hari kedua, pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar. Hari ke tujuh, jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang
.4. Penatalaksanaan gawat darurat non-operasi : bila tidak ada fasilitas bedah, berikan penatalaksanaan seperti dalam peritonitis akut. Dengan demikian, gejala apendisitis akut mereda, dan kemungkinan terjadinya komplikasi akan berkurang.
kesimpulan :
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis,dan bukan peradangan usus buntu.apendiks atau yang sering disebut juga dengan umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu. fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh).
Apendisitis ada 2macam, yaitu apendisitis akut dan apendisitis kronis. Yang mendasari terjadinya apendisitis adalah adanya sumbatan pada saluran apendiks.Selain penyebab di atas apendisitis ini pada umumnya karena infeksi bakteri atau kuman. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalahE. Colidanstreptococcus. Penyebab lain yang diduga menimbulkan apendisitis adalah ulserasi mukosa apendiks oleh parasitE. Histolytica.
Ada beberapa hal yang penting dalam gejala penyakit apendisitis, yaitu nyeri, muntah dan mual, suhu tubuh meningkat, nadi cepat, sasa sakit hilang timbul, diare atau konstipasi, tungkai kanan tidak dapat atau terasa sakit jika diluruskan, perut kembung, hasil leukosit meningkat. Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan.
Pemeriksaan apendisitis dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik yaituinspeksi,palpasi, pemeriksaan uji psoas dan uji obturator, pemeriksaan colok dubur.Selain pemeriksaan fisik juga dilakukan pemeriksaanpenunjang yaitu pemeriksaan laboratorium dan radiologi.
Kesalahan diagnosis lebih sering terjadi ada perempuan dibanding laki-laki. Hal ini dapat disadari mengingat pada perempuan terutama yang masih muda sering mengalami gangguan yang mirip apendisitis. Bila dari hasil diagnosis positif apendisitis akut, maka tindakan yang paling tepat adalah segera dilakukan apendektomi. Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah terjadinyaruptur(pecah), terbentuknyaabsesatau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis). Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 10 hari.
Pada komplikasi apendiksyang pecah bisa menyebabkan, perforasi, peritonitis,septikemia, pada wanitaterjadipenyumbatan pada saluranindung teluryang bisa menyebabkan kemandulanserta terjadi pieloflebitis dan abses hati,