artikel penelitian pengaruh paparan radiasi …

12
ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI RADIOGRAFI PANORAMIK DIGITAL TERHADAP CURAH SALIVA Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi ARIQO JAUZA ULHAQ J2A015022 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2019 https://repository.unimus.ac.id

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PAPARAN RADIASI RADIOGRAFI PANORAMIK DIGITAL

TERHADAP CURAH SALIVA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

ARIQO JAUZA ULHAQ

J2A015022

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019

https://repository.unimus.ac.id

Page 2: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Artikel penelitian dengan judul “PENGARUH PAPARAN RADIASI RADIOGRAFI

PANORAMIK DIGITAL TERHADAP CURAH SALIVA” disetujui sebagai Naskah

Publikasi Artikel Penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Kedokteran

Gigi.

Semarang, 2 September 2019

Pembimbing I Pembimbing II

drg. Ika Rachmawati

https://repository.unimus.ac.id

Page 3: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Artikel penelitian dengan judul “PENGARUH PAPARAN RADIASI RADIOGRAFI

PANORAMIK DIGITAL TERHADAP CURAH SALIVA” telah diujikan pada tanggal

2 September 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat sebagai Naskah Publikasi

Artikel Penelitian.

Semarang, 2 September 2019

Penguji :

drg. Ratna Sulistyorini, M. Si. Med

NIK. 28.6.1026.185

Pembimbing I :

Pembimbing II :

drg. Ika Rachmawati

https://repository.unimus.ac.id

Page 4: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenar – benarnya menyatakan bahwa :

Nama : Ariqo Jauza Ulhaq

NIM : J2A015022

Fakultas : Kedokteran Gigi

Jenis Penelitian : SKRIPSI

Judul Skripsi : “Pengaruh Paparan Radiasi Radiografi Panoramik Digital

Terhadap Curah Saliva”.

Email : [email protected]

Dengan ini menyatakan menyetujui untuk :

1. Memberitahukan kepada pihak Perpustakaan Unimus untuk tidak

mengupload/mengalih mediakan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

(database), mendistribusikan serta menampilkan dalam bentuk softcopy kepada

Perpustakaan Unimus dikarenakan akan di Publish di Jurnal Archives Of Orofacial

Sciences.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Semarang, 2 September 2019

Yang Mengajukan,

Ariqo Jauza Ulhaq

https://repository.unimus.ac.id

Page 5: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

v

The Effect of Digital Panoramic Radiation Exposure on Salivary Flow Rate

Ariqo Jauza Ulhaq1, Moh Yusuf

2, Ika Rachmawati

3

1Student of Undergraduate Degree of Dentistry, Faculty of Dentistry, Muhammadiyah University

of Semarang, Hp. 082136141232, email: [email protected] 2Lecturer of Undergraduate Degree of Dentistry, Faculty of Dentistry, Sultan Agung Islamic

University, Semarang 3Lecturer of Undergraduate Degree of Dentistry, Faculty of Dentistry, Muhammadiyah University

of Semarang

ABSTRACT

Background: Digital Panoramic is an extraoral radiography technique that has been used in

dentistry frequently by using facial structure tomography imaging on teeth, maxilla dan

mandibula. Radiation effects from digital panoramic may cause ionization reaction to

exposure objects, includes salivary glands. The level severity of the biological damage that

occurs is directly proportional to the large dose of radiation. The ionization causes free

radicals which may interfere the salivary glands. Objectives: to evaluate the influence of

digital panoramic radiography radiation exposure to salivary flow rate in adults. Methods:

the study was using experimental quation method by pre test and post test only on control

group design. It was carried out on 15 patients based on inclusion and exclusion criteria.

Saliva on patients were taken at before and after the radiation exposure. Collected data was

analysed on parametric statistical paired t-test. Result: the salivary flow rates between before

and after the exposure of the digital panoramic was different significantly (p <0.05).

Conclusion: the exposure of digital panoramic radiation was decreased the salivary flow

rates.

Keyword: digital panoramic radiography, salivary flow rates

https://repository.unimus.ac.id

Page 6: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

vi

Pengaruh Paparan Radiasi Radiografi Panoramik Digital Terhadap Curah Saliva

Ariqo Jauza Ulhaq1, Moh Yusuf

2, Ika Rachmawati

3

1Program Studi SI Pendidikan Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas

Muhammadiyah Semarang. Telepon : (024) 74640230, email : [email protected]

2Dosen Program Studi SI Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Islam

Sultan Agung Semarang

3Dosen Program Studi SI Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas

Muhammadiyah Semarang

ABSTRAK

Latar Belakang: Radiografi panoramik digital merupakan salah satu teknik radiografi

ekstraoral yang sering digunakan dalam kedokteran gigi dengan menggunakan teknik

pengambilan citra tomografi struktur fasial yang meliputi gigi-geligi, maksila dan

mandibula. Efek radiasi dari radiografi panoramik digital dapat mengakibatkan reaksi

ionisasi pada objek yang terpapar, yang melibatkan beberapa organ, salah satunya

melibatkan kelenjar saliva dalam area paparan radiasinya. Tingkat keparahan kerusakan

biologis yang terjadi berbanding lurus dengan besar dosis radiasi. Reaksi ionisasi

membentuk radikal bebas mengakibatkan gangguan pada sel-sel pada kelenjar saliva.

Tujuan: untuk mengetahui adanya pengaruh paparan radiasi radiografi panoramik digital

terhadap curah saliva pasien dewasa. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian

quasi eksperimental dengan pre and posttest only control group design. Sampel sebanyak 15

orang dipilih berdasarkan kriteria inklusi maupun eksklusi. Sampel yang telah terpilih

kemudian dilakukan pengambilan saliva sebelum dan setelah paparan radiasi sinar-x dari

radiografi panoramik digital. Data hasi penelitian dilakukan uji statistik parametrik paired t-

test. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan pada curah saliva antara sebelum dan setelah

paparan radiasi sinar-x dari radiografi panoramik digital (p<0,05). Kesimpulan: Paparan

radiasi dari radiografi panoramik digital dapat menurunkan curah saliva.

Kata Kunci: radiografi panoramik digital, curah saliva

https://repository.unimus.ac.id

Page 7: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

1

PENDAHULUAN

Radiografi panoramik merupakan

salah satu teknik radiografi ekstraoral

yang sering digunakan dalam kedokteran

gigi dengan menggunakan teknik

pengambilan citra tomografi struktur

fasial yang meliputi gigi-geligi, maksila,

mandibula, dan struktur pendukung

lainnya. Radiografi panoramik sering

digunakan sebagai pemeriksaan

penunjang diagnosis maupun sebagai

pemeriksaan kontrol berkala seperti

evaluasi pergeseran dan resorpsi tulang

alveolar pada pasien ortodontik cekat (1)

.

Paparan radiasi radiografi panoramik

diketahui mempunyai efek genotoksik

yang meningkatkan resiko kerusakan

kromosom dan efek sitotoksik berupa

peningkatan kariolisis, karioreksis, dan

piknosis pada sel epitel, mukosa bukal

dan mukosa oral yang merupakan tanda-

tanda apoptosis sel. Semakin tinggi

peningkatan jumlah mikronukleus

menunjukkan peningkatan kerusakan

kromosom dan terjadi perubahan inti sel.

Belum diketahui secara pasti waktu yang

dibutuhkan untuk hilangnya

mikronukleus secara total pada sel yang

terpapar radiografi panoramik (2,3,4,5,6)

.

Efek radiasi dari radiografi

panoramik dapat mengakibatkan reaksi

ionisasi pada objek yang terpapar, yang

melibatkan beberapa organ, salah satunya

melibatkan kelenjar saliva dalam area

paparan radiasinya. Tingkat keparahan

kerusakan biologis yang terjadi

berbanding lurus dengan besar dosis

radiasi. Reaksi ionisasi membentuk

radikal bebas mengakibatkan gangguan

pada sel-sel pada kelenjar saliva. Radikal

bebas tersebut bersifat reaktif di dalam

sel, sehingga menyebabkan kerusakan

DNA dan terjadi apoptosis sel. Apoptosis

sel-sel pada kelenjar saliva

mengakibatkan penurunan kuantitas

maupun kualitas saliva seperti PH,

buffering dan viskositas (7,8)

.

Kematian sel secara terprogram atau

apotosis sel kelenjar saliva menyebabkan

perubahan pada kualitas saliva. Kelenjar

saliva yang paling besar terkena dampak

adalah kelenjar parotis dan

submandiularis. Kelenjar parotis terdiri

dari sel asini serous dan kelenjar

submandibula teridiri dari sel asini serous

dan mukous. Sel asini yag paling

radiosensitif adalah sel asini serous,

karena molekul air yang dikandungnya

lebih banyak, sehingga mengakibatkan

molekul air yang terkandung sangat

reaktif terhadap ionisasi dan menjadi

radikal bebas. Radikal bebas ini yang

akan memulai kerusakan kromosom dan

mengakibatkan terbentuknya

mikronukleus pada sel asini kelenjar

saliva. Hasil dari radikal bebas pada sel

asini adalah saliva menjadi lebih kental

https://repository.unimus.ac.id

Page 8: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

2

dan lengket karena kehilangan banyak

molekul air (7)

.

Pada uraian latar belakang tersebut,

maka peneliti ingin melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai pengaruh paparan

radiasi radiografi panoramik digital yang

digunakan untuk radiodiagnosis terhadap

curah saliva.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

ialah penelitian quasi eksperimental

dengan rancangan pre and posttest only

control group design. Penelitian ini

dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah

Sakit Islam Gigi dan Mulut (RSIGM)

Sultan Agung Semarang pada bulan Juli

2019.

Pada peneltian ini alat-alat yang

digunakan antara lain Alat Rontgen merk

Carestream 9200 Select dengan dosis

sesuai standar pabrik 20 ., spittoon

(pot penampung saliva), gelas ukur 5 ml,

corong, stopwatch, alat dokumentasi.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan

pada penelitian ini adalah saliva.

Penelitian ini sudah disetujui dengan

adanya Ethical Clearance No.070/ B.1-

KEPK/ SA-FKG/ IV/ 2019 dari komisi

etik Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sultan Agung Semarang.

Kriteria sampel pada penelitian ini

adalah pasien yang pertama kali

melakukan foto radiografi panoramik dan

sudah terdaftar menjalani perawatan

ortodontik di Instaalasi Radiologi Rumah

Sakit Islam Gigi dan Mulut (RSIGM)

Sultan Agung Semarang, tidak memiliki

penyakit sistemik, tidak mengkonsumsi

obat-obatan yang dapat mempengaruhi

volume saliva, dan bersedia mengisi

informed consent.

Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling yaitu teknik

penetapan jumlah sampel dengan cara

memilih sampel diantara populasi yang

sesuai dengan kriteria peneliti, sehingga

sampel tersebut dapat mewakili

karakteristik populasi. Sampel berjumlah

13 orang yang menerima 2 kali

pengukuran saliva (pre dan post

perlakuan).

Gambar 1. Proses pengambilan saliva

Gambar 2. Proses foto rontgen

https://repository.unimus.ac.id

Page 9: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

3

Pertama-tama pasien yang sesuai

kriteria inklusi mengisi informed consent.

Setelah itu sampel yang telah terpilih

tersebut dilakukan pengambilan saliva

sebelum dan setelah dilakukan paparan

radiasi radiografi panoramik.

Pengambilan saliva subjek penelitian

dengan metode peludahan (Spitting

Method.

Selanjutnya data hasil penelitian

yang telah dikumpulkan kemudian

ditabulasi dan diuji normalitas Shapiro

wilk serta uji homogenitas Levene.

Apabila data terdistribusi secara normal

dan homogen dapat dilanjutkan dengan

uji parametrik paired t-test.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian pengaruh pajanan

radiasi sinarx dari radiografi panoramik

terhadap curah saliva ditampilkan pada

Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Rata-rata Curah Saliva

Rata-rata SD

PRE .9340 .9340

POST_ .5310 .5310

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa

terjadi penurunan curah saliva sesudah

paparan radiasi radiografi panoramik

digital. Data yang diperoleh akan

dilanjutkan dengan uji normalitas dengan

Shapiro wilk untuk mengetahui apakah

data berdistribusi normal pada masing-

masing kelompok. Setelah dilakuakn uji

normalitas, dilanjutkan dengan uji

homogenitas dengan menggunakan uji

Levene.

Berdasarkan hasil uji normalitas

diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi

hasil uji normalitas pada data curah saliva

adalah sebesar 0,742 dan 0,418. Kedua

data tersebut memiliki nilai signifikansi

uji normalitas >0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data curah saliva

berdistribusi normal.

Hasil uji homogenitas yang

diperoleh adalah sebesar 0,641, karena

nilai signifikansi yang diperoleh >0,05

maka disimpulkan bahwa data curah

saliva sebelum dan sesudah paparan

radiasi radiografi panoramik memiliki

variansi yang homogen. Berdasarkan

hasil uji normalitas dan homogenitas

tersebut maka, uji beda dilakukan secara

parametrik, yaitu dengan menggunakan

uji t berpasangan (Paired t Test).

Sig.

PRE-POST 0,002*

(*) signifikansi <0,05

Uji Paired t Test tersebut

menunjukkan signifikansi data lebih kecil

dari 0,05. Berdsarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa curah saliva sebelum

dan sesudah paparan radiasi radiografi

panoramik berbeda secara signifikan.

PEMBAHASAN

https://repository.unimus.ac.id

Page 10: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

4

Radiografi panoramik secara umum

biasa disebut dengan panorex ataupun

orthopantomogram. Panoramik digital

merupakan salah satu foto rontgen

ekstraoral yang umum digunakan di

kedokteran gigi karena teknik yang

sederhana dan dapat menampilkan

seluruh maksilofasial dengan dosis

radiasi yang rendah (9)

.

Radiografi panoramik digital

mempunyai prinsip kerja yang hampir

sama dengan konvensional kecuali

reseptor gambar yang digunakan antara

keduanya berbeda. Keuntungan

menggunakan panoramik digital adalah

penangkapan hasil gambar lebih cepat,

tanpa melalui prosedur kamar gelap dan

lebih kecil paparan dosis radiasi (10)

.

Dosis panoramik digital berdasarkan

penelitian Gijbels, et al pada tahun 2005

menjelaskan paparan dosis radiasi apabila

menggunakan teknik digital, dosis efektif

yang diserap oleh pasien berkisar antara

4,7 µSv – 14,9 µSv, sedangkan teknik

konvensional mencapai 26 µSv (11)

.

Efek yang ditimbulkan dari paparan

radiasi elektromagnetik adalah kerusakan

DNA. Radiasi elektromagnetik

membentuk elektron sekunder atau

radikal bebas yang akan berinteraksi

dengan DNA yang akan menyebabkan

kerusakan. Kerusakan ini dapat berupa

kerusakan single strand breaks (SSB)

maupun double strand breaks (DSB).

Kerusakan pada salah satu untai DNA

(single strand breaks) masih dapat

diperbaiki oleh sel, sedangkan kerusakan

pada untai ganda (double strand breaks)

seringkali menyebabkan kematian sel (12)

.

Paparan radiasi mengakibatkan pita

DNA tunggal atau ganda (single/double

strand brake) rusak, perubahan

crosslinkagen dan perubahan basa yang

menyebabkan kematian sel secara

terprogram atau apoptosis. Apoptosis

terjadi karena adanya kerusakan DNA

akibat radiasi yang memicu aktivitas

protein p53 yang dapat menginduksi

kejadian apoptosis. Kerusakan DNA

akibat dari radiasi akan dikenali oleh

DNA-dependent protein kinase (DNA-

PK), poly (ADP ribose) polymerase

(PARP), dan ATM (ataxiatelangiectasia-

mutated), yang akan memberikan signal

pada protein p53 menjadi aktif (13)

.

Aktivasi protein p53 menyebabkan

penundaan pada siklus sel, dengan

menginduksi cyclin-dependent kinase

(CDK). Tumour suppresor gene Rb yang

merupakan salah satu substrat dari CDK,

menghambat peran protein p21 dalam

siklus sel. Aktivasi peran protein p21

yang terhambat mengistirahatkan siklus

sel pada fase G1-S dan memberikan

waktu perbaikan kerusakan DNA

sebelum replikasi dan mitosis

berlangsung(13). Perbaikan DNA yang

tidak tercapai akan mengakibatkan

https://repository.unimus.ac.id

Page 11: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

5

terjadinya transaktivasi terhadap

apoptosis. Apoptosis dan nekrosis sel-sel

asini dapat mengakibatkan penurunan

kuantitas maupun kualitas saliva seperti

penurunan pH, kapasitas buffering,

viskositas, dan lain sebagainya (8)

.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka

maka dapat dikatakan penggunaan

radiografi panoramik digital yang

menghasilkan sinar-X dapat memicu

perubahan pada sel, salah satunya adalah

apoptosis adanya efek yang diterima oleh

sel kelenjar saliva yang mengakibatkan

penurunan curah saliva.

SIMPULAN

Dari penelitian yang sudah

dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

:

1. Peparan radiografi panoramik digital

mempunyai pengaruh terhadap

adanya kerusakan pada untai DNA

yang mengakibatkan terjadinya

apoptosis dan nekrosis pada sel

kelenjar asinar.

2. Apoptosis dan nekrosis sel-sel asini

dapat mengakibatkan penurunan

kuantitas maupun kualitas saliva

seperti penurunan pH, kapasitas

buffering, viskositas, dan lain

sebagainya

SARAN

Perlu dilakukan penelitian

lanjutan untuk lebih menyempurnakan

penelitian ini dengan memperhatikan

variable perancu, seperti kondisi umum,

posisi tubuh, irama siang dan malam,

efek psikis, jenis kelamin, usia,

perubahan hormonal, penyakit sistemik

dan obat-obatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. White S., Pharoah M. Oral

Radiology: Principles and

Interpretation. 7 ed. St. Louis:

Elsevier Mosby; 2014. 32–33 hal.

2. Frommer H., Stabulas J. Radiology

For Dental Professional. 8 ed.

Washington: Elsevier Mosby;

2005. 2–117 hal.

3. Ribeiro DA. Cytogenetic

biomonitoring in oral mucosa cells

following dental X-ray.

Dentomaxillofacial Radiol.

2012;41(3):181–4.

4. Shantiningsih R. The number of

micronucleus between single and

repeated x-rays exposure of

panoramic radiography patients.

In: The 2 International Joint

Symposium on Oral and Dental

Sciences. Yogyakarta; 2012. hal.

129–33.

5. Waingade M, Medikeri R.

Analysis of Micronuclei in Buccal

Epithelial Cells in Patient

Subjected to Panoramic

Radiography. Indian J Dent Res.

2012;23(5):274–8.

6. Arora P, Devi P, Wazir SS.

https://repository.unimus.ac.id

Page 12: ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PAPARAN RADIASI …

6

Evaluation of genotoxicity in

patients subjected to panoramic

radiography by micronucleus assay

on epithelial cells of the oral

mucosa. J Dent (Tehran) [Internet].

2014;11(1):47–55. Tersedia pada:

http://www.pubmedcentral.nih.gov

/articlerender.fcgi?artid=4037266

&tool=pmcentrez&rendertype=abs

tract

7. Susanti NT, Prasetyarini S, Shita

ADP. Pengaruh Pajanan Radiasi

Sinar-X Dari Radiografi

Panoramik Terhadap Ph Saliva. e-

Junal Pustaka Kesehat [Internet].

2016;4(2):vii.

8. Rodian M. Efek Mengunyah

Permen Karet yang Mengandung

Sukrosa, Xylitol, Probiotik

terhadap Karakteristik Saliva. Dent

J Dentika. 2011;16(1):44–8.

9. Whaites E, Drage N. Essentials of

Dental Radiography and. 5 ed.

Edinburgh: churchill Livingstone

Elsevier; 2013.

10. Parissis N, Angelopoulos C,

Mantegari S. A Comparison of

Panoramic Image Quality between

a Digital Radiography Storage

Phosphor System and a Film-

Based System. J Contemp Dent

Pract. 2010;11(1).

11. Gijbels F, Jacobs R, Bogaerts R,

Debaveye D, Verlinden S,

Sanderink G. Dosimetry of digital

panoramic imaging. Part I: Patient

exposure. Dentomaxillofacial

Radiol. 2005;34(3):145–9.

12. Fitriatuzzakiyyah N, Sinuraya RK,

Puspitasari IM, Farmakologi D,

Farmasi F. Terapi Kanker dengan

Radiasi : Konsep Dasar

Radioterapi dan Perkembangannya

di Indonesia Cancer Therapy with

Radiation : The Basic Concept of

Radiotherapy and Its Development

in Indonesia. J Farm Klin Indones.

2017;6(4).

13. Cerqueira EDMM, Meireles JRC,

Lopes MA, Junqueira VC, Gomes-

Filho IS, Trindade S, et al.

Genotoxic effects of X-rays on

keratinized mucosa cells during

panoramic dental radiography.

Dentomaxillofacial Radiol.

2008;37(7):398–403.

https://repository.unimus.ac.id