proposal paparan radiasi terhadap gangguan reproduksi.docx

36
BAGIAN IKM-IKK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN TUGAS MARET 2013 PENGARUH PAPARAN RADIASI TERHADAP GANGGUAN REPRODUKSI PETUGAS MEDIS RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR DISUSUN OLEH : Lim Say Hiang (C 111 08 751) Rizke Ayu Pujiati (C 111 08 158) SUPERVISOR : dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK DISUSUN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

Upload: rizke-ayu-pujiati

Post on 16-Feb-2015

494 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

BAGIAN IKM-IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

TUGAS

MARET 2013

PENGARUH PAPARAN RADIASI TERHADAP GANGGUAN

REPRODUKSI PETUGAS MEDIS RUMAH SAKIT IBNU SINA

MAKASSAR

DISUSUN OLEH :

Lim Say Hiang (C 111 08 751)

Rizke Ayu Pujiati (C 111 08 158)

SUPERVISOR :

dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DISUSUN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN IKM-IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

Page 2: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

2013

Page 3: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

PendahuluanLatar Belakang

Dalam era globalisasi, tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan

Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) semakin tinggi karena pekerja,

pengunjung, pasien dan masyarakat sekitar Rumah Sakit ingin mendapatkan

perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai

dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana

dan prasarana yang ada di Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar(1).

Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23

dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus

diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang

mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit, atau

mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperlihatkan isi dari

pasal di atas maka jelaslah bahwa rumah sakit termasuk ke dalam kriteria

tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan

dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di

rumah sakit tetapi juga pasien dan pengunjung rumah sakit. Sehingga sudah

seharusnya pihak pengelola rumah sakit menerapkan upaya-upaya K3 di

rumah sakit1.

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh

masyarakat maka tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan Keselamatan

Kerja di Rumah Sakit (K3RS) semakin tinggi karena Sumber Daya Manusia

(SDM) Rumah Sakit, pengunjung/pengantar pasien, pasien dan masyarakat

sekitar Rumah Sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan

pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di

Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar.2

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah kesejahteraan fisik, mental

dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan,

Page 4: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-

fungsinya serta proses-prosesnya. Gangguan reproduksi akibat pekerjaan

sudah menjadi masalah yang semakin sering ditemukan dan menjadi isu utama

pada sidang WHO. Beberapa faktor dan di antaranya paparan radiasi

mengakibatkan beberapa masalah reproduksi pada penderita seperti mandul

sementara, mandul menetap, azospermia atau jumlah sperma berkurang dan

angka kehamilan dan kelahiran yang berkurang3,4

Gangguan Reproduksi yang berkaitan dengan pekerjaan hampir

menyentuh setiap orang. Beberapa jenis pekerjaan yang terpapar oleh radiasi

dan memiliki dampak pada reproduksi seperti petugas medis radiologi, pasien

dan karyawan perusahaan radiasi. Dengan bertambahnya jumlah wanita pada

tempat kerja dari 30 juta pada tahun 1970 menjadi 67 juta pada tahun 2007 (3).

Penggunaan alat sinar X untuk diagnosa dan pengobatan memerlukan kehati-

hatian karena tingginya risiko bahaya yang dapat ditumbulkan dari

penggunaanya atau hal lain yang diakibatkan radiasi ionisasi5,6

Perumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana tingkat paparan radiasi pada petugas medis Radiologi RS

Ibnu Sina?

b. Apakah terdapat gangguan reproduksi petugas Radiologi yang

diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya?

c. Apakah ada perlindungan bagi petugas Radiologi didalam

pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh

paparan radiasi?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk mengetahui gangguan reproduksi akibat paparan radiasi pada

petugas medisradiologi di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Page 5: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

Tujuan Khusus

1. mengetahui karekteristik petugas medis radiologi yang terpapar

radiasi pada petugas medisradiologi di RS Ibnu Sina Makassar.

2. mengetahui pengetahuan petugas medis radiologi mengenai bahaya

paparan radiasi radiasi pada petugas medisradiologi di RS Ibnu

Sina Makassar.

3. untuk mengetahui dampak fertilitas akibat paparan radiologi radiasi

pada petugas medisradiologi di RS Ibnu Sina Makassar.

4. Untuk mengetahui paparan radiasi pada keturunan pada petugas

medis radiologi di RS Ibnu Sina Makassar.

5. untuk mengetahui keluhan akibat paparan radiasi pada petugas

medis radiologi di RS Ibnu Sina Makassar.

6. untuk mengetahui jumlah paparan radiasi pada petugas medis

radiologi di RS Ibnu Sina Makassar.

7. untuk mengetahui penggunaan APD pada petugas medis radiologi

di RS Ibnu Sina Makassar.

8. untuk mencegah gangguan reproduksi akibat paparan radiasi pada

petugas medis radiologi di RS Ibnu Sina Makassar.

9. Untuk mengetahui faktor lain yang berperan selain radiasi terhadap

gangguan reproduksi pada petugas medis radiologi di RS Ibnu Sina

Makassar.

Page 6: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Radiasi

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam

bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari

sumber radiasi. Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau

disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa

dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk

radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave,

radar dan telepon genggam. 7

2. Jenis Radiasi

Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan

radiasi non-pengion. 7

a. Radiasi Pengion

Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses

ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan

materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah partikel alpha,

partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis radiasi memiliki

karakteristik khusus. Yang termasuk radiasi pengion adalah partikel alfa (α),

partikel beta (β), sinar gamma (γ), sinar-X, partikel neutron.

b. Radiasi Non Pengion

Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan

efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut

berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-

pengion antara lain adalah gelombang radio yang membawa informasi dan

hiburan melalui radio dan televisi, gelombang mikro yang digunakan dalam

microwave oven dan transmisi seluler handphone, sinar inframerah yang

Page 7: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

memberikan energi dalam bentuk panas, cahaya tampak yang bisa kita lihat,

sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari.

3. Besaran dan Satuan Radiasi

Satuan radiasi ada beberapa macam. Satuan radiasi ini tergantung pada

kriteria penggunaannya, yaitu: 7

a. Satuan untuk paparan radiasi

Paparan radiasi dinyatakan dengan satuan Rontgen, atau sering disingkat

dengan R saja, adalah suatu satuan yang menunjukkan besarnya intensitas

sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di udara dalam

jumlah tertentu. Satuan Rontgen penggunaannya terbatas untuk mengetahui

besarnya paparan radiasi sinar-X atau sinar Gamma di udara. Satuan Rontgen

belum bisa digunakan untuk mengetahui besarnya paparan yang diterima oleh

suatu medium, khususnya oleh jaringan kulit manusia.

b. Satuan dosis absorbsi medium.

Radiasi pengion yang mengenai medium akan menyerahkan energinya

kepada medium. Dalam hal ini medium menyerap radiasi. Untuk mengetahui

banyaknya radiasi yang terserap oleh suatu medium digunakan satuan dosis

radiasi terserap atau Radiation Absorbed Dose yang disingkat Rad. Jadi dosis

absorbsi merupakan ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi

pengion kepada medium. Dalam satuan SI, satuan dosis radiasi serap disebut

dengan Gray yang disingkat Gy. Dalam hal ini 1 Gy sama dengan energi yang

diberikan kepada medium sebesar 1 Joule/kg. Dengan demikian maka :

  1 Gy = 100 Rad

 Sedangkan hubungan antara Rontgen dengan Gray adalah :

  1 R = 0,00869 Gy

c. Satuan dosis ekuivalen

Satuan untuk dosis ekuivalen lebih banyak digunakan berkaitan dengan

pengaruh radiasi terhadap tubuh manusia atau sistem biologis lainnya. Dosis

ekuivalen ini semula berasal dari pengertian Rontgen equivalen of man atau

Page 8: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

disingkat dengan Rem yang kemudian menjadi nama satuan untuk dosis

ekuivalen. Hubungan antara dosis ekuivalen dengan dosis absobrsi dan faktor

kualitas adalah sebagai berikut :

 Dosis ekuivalen (Rem) = Dosis serap (Rad) X Q

Sedangkan dalam satuan SI, dosis ekuivalen mempunyai satuan Sievert

yang disingkat dengan Sv. Hubungan antara Sievert dengan Gray dan Quality

adalah sebagai berikut :

Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q

Berdasarkan perhitungan

  1 Gy = 100 Rad, maka 1 Sv = 100 Rem.

4. Dosis Maksimum Radiasi

United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah satu

sumber informasi resmi yang dijadikan standar di beberapa Negara untuk

penetapan garis pedoman pada proteksi radiasi. NRC telah menyatakan

bahwa dosis individu terpapar radiasi maksimal adalah 0.05 Sv atau 5

rem/tahun. Walaupun NRC adalah badan resmi yang berkenaan dengan batas

pencahayaan ionisasi radiasi, namun ada kelompok lain yang juga

merekomendasikan hal serupa. Salah satu kelompok tersebut adalah National

Council on Radiation Protection (NCRP), yang merupakan kelompok

ilmuwan pemerintah yang rutin mengadakan pertemuan untuk membahas

riset radiasi terbaru dan mengupdate rekomendasi mengenai keamanan

radiasi. 7

Menurut NCRP, tujuan dari proteksi radiasi adalah : 7

a. Untuk mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti batas

dosis minimum

b. Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada

masyarakat.

Dosis maksimum yang diijinkan adalah jumlah maksimum penyerapan

radiasi yang sampai pada seluruh tubuh individu, atau sebagai dosis spesifik

Page 9: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

pada organ tertentu yang masih dipertimbangkan aman. Aman dalam hal ini

berarti tidak adanya bukti bahwa individu mendapatkan dosis maksimal yang

telah ditetapkan, dimana cepat atau lambat efek radiasi tersebut dapat

membahayakan tubuh secara keseluruhan atau bagian tertentu. Rekomendasi

untuk batas atas paparan telah dibentuk pula oleh NCRP sebagai panduan

didalam pekerjaan yang berkaitan dengan radiasi. Rekomendasi NRCP

meliputi:

a. Individu/operator tidak diizinkan bekerja dengan radiasi sebelum umur

18 tahun.

b. Dosis yang efektif pada tiap orang pertahun mestinya tidak melebihi 50

mSv ( 5 rem).

c. Untuk khalayak ramai, ekspose radiasi (tidak termasuk dari penggunaan

medis) mestinya tidak melebihi 1 mSv ( 0,1 rem) per tahun.

d. Untuk pekerja yang hamil, batasan ekspose janin atau embrio mestinya

tidak melebihi 0,5 mSv (0,05 rem). Dengan demikian untuk pekerja wanita

yang sedang hamil tidak lagi direkomendasikan bekerja sampai kehamilannya

selesai.

5. Efek Radiasi Pengion Terhadap Tubuh Manusia

Radiasi pengion adalah radiasi radiasi yang mampu menimbulkan ionisasi

pada suatu bahan yang dilalui. Ionisasi tersebut diakibatkan adanya

penyerapan tenaga radiasi pengion oleh bahan yang terkena radiasi. Dengan

demikian banyaknya jumlah ionisasi tergantung dari jumlah tenaga radiasi

yang diserap oleh bahan. 7

Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel

genetik adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki,

sedangkan sel somatik adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh.

Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik

dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang

dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.

Page 10: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu

yang terpapar radiasi. 7

Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek

radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek

deterministik adalah efek yang disebabkan karena kematian sel akibat

paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai

akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan

pada sel. 7

Efek Radiasi Pada Organ reproduksi. Menurut Sumarsono (2008) efek

deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah sterilitas atau

kemandulan. Pajanan radiasi pada testis akan mengganggu proses

pembentukan sel sperma yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah sel

sperma yang akan dihasilkan. Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan dosis ambang

terjadinya sterilitas yang bersifat sementara karena sudah mengakibatkan

terjadinya penurunan jumlah sel sperma selama beberapa minggu. Pengaruh

radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia, semakin

sensitif terhadap radiasi karena semakin sedikit sel telur yang masih tersisa

dalam ovarium. Selain sterilitas, radiasi dapat menyebabkan menopuse dini

sebagai akibat dari gangguan hormonal sistem reproduksi. Dosis ambang

sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5 – 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-

an), sterilitas permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12

– 15 Gy. Sedangkan menurut Iffah (2009) kerusakan pada organ reproduksi

(kemandulan) terjadi pada paparan 150 - 300 rad untuk laki-laki dan < (150-

300) rad untuk wanita. Sehingga didapati bahwa wanita lebih sensitif

terhadap paparan radiasi khususnya pada organ reproduksi dibandingkan pria. 7

Page 11: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

METODOLOGI PENELITIAN

1.Bahan dan Cara

Peralatan yang diperlukan

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey (survey

jalan sepintas) dalam rangka untuk survey aspek kesehatan dan keselamatan

kerja pada petugas medis radiologi antara lain:

o Alat tulis menulis

Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey jalan sepintas

o Kamera digital

Berfungsi sebagai alat untuk memotret kehidupan dan kegiatan para

petugas medis radiologi.

o Kuisioner

Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai survey

jalan sepintas yang dilakukan.

Cara Pemantauan

Kami merencanakan untuk memantau dan mengidentifikasi faktor yang

berhubungan dengan gangguan reproduksi pada petugas medis radiologi di

Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dengan metode walk through survey dengan

menggunakan kuisioner.

1. Lokasi

Lokasi survey aspek kesehatan dan keselamatan kerja petugas medis

radiologi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.

2. Jadwal

Page 12: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

Penelitian mengenai kesehatan dan keselamatan kerja pada petugas medis

radiologi di Rumah Sakit Ibnu Sina akan dilaksanakan selama kurang lebih 1

minggu.

13 Maret 2013 : Melapor ke bagian K3 di RS. Ibnu Sina dan diberikan

pengarahan

14 Maret 2013 : Membuat proposal mengenai Pengaruh Paparan Radiasi

terhadap Gangguan Reproduksi pada Petugas Medis Radiologi di Rumah

Sakit Ibnu Sina Makassar

15 Maret 2013 : Melakukan survey di lokasi penelitian

16 Maret 2013 : Membuat laporan hasil penelitian

HASIL IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN

VISI DAN MISI

Visi RS “Ibnu Sina” YW-UMI Makassar

Page 13: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

Menjadi Rumah sakit Pendidikan dengan pelayanan kesehatan yang

Islami, unggul dan terkemuka di Indonesia. (To be a teaching hospital with

Islamic, excellent and distinction medical services in Indonesia).

Misi RS “Ibnu Sina” YW-UMI Makassar

1) Melaksanakan dan mengembangkan pelayanan kesehatan unggul

yang menjunjung tinggi moral dan etika (MISI PELAYANAN

KESEHATAN)

2) Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan kedokteran dan

profefesional kesehatan lainnya serta penddidikan kesehatan kepada

masyarakat.(MISI PENDIDIKAN)

3) Melangsungkan pelayanan dakwah dan bimbingan spiritual kepada

pasien, keluarga pasien dan karyawan Rumah Sakit. (MISI DAKWAH).

4) Mengupayakan perolehan financial dari beberapa kegiatan Rumah

Sakit. (MISI FINANSIAL).

5) Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan tanggungannya (MISI

KESEJAHTERAAN)

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI

Struktur organisasi merupakan rangkaian hubungan kerja sama dalam

rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Setiap perusahaan

dan/atau Rumah Sakit mempunyai struktur organisasi yang berbeda dengan

perusahaan/ Rumah Sakit lainnya tergantung pada jenis dan luasnya bidang

usaha serta kebutuhan itu sendiri. Dalam struktur organisasi harus terdapat

pemisahan fungsi yang jelas. Adanya pemisahan fungsi yang jelas setiap

bagian dapat mengetahui kedudukan dan posisinya dalam perusahaan.

Struktur organisasi ini dimaksudkan sebagai pedoman dan landasan kerja

perusahaan agar dapat terlaksana dengan baik.

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

RS “Ibnu Sina” YW-UMI Makassar

Page 14: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

Gambar. Struktur Organisasi

HASIL WALK THROUGH SURVEY

Pemantauan dan identifikasi ini dilakukan dengan metode walk through

survey dan wawancara. Dari hasil pemantauan dan identifikasi Paparan

radiasi terhadap gangguan reproduksi pada petugas medis Radiologi RS

Ibnu Sina , kami temukan jumlah dosis radiasi dari sinar x-ray di ruang

radiologi yang digunakan berbeda dan tergantung pada jenis foto yang

diambil( sebagai contoh foto kranial, foto thorax, foto pelvis dll) dan jenis

pemeriksaan ( Foto polos X-ray, USG). Dosis yang digunakan oleh petugas

medis radiologi biasanya minimal dan berkisar antara 0,0001 sampai 8 mSv

dan tidak terlalu berisiko menyebabkan penyakit berat8. Petugas medis yang

bekerja di ruang radiologi mengetahui tentang dosis radiasi yang digunakan

Page 15: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

pada setiap pemeriksaan. Petugas di ruang radiologi juga sering terpapar

radiasi disebabkan penggunaan APD yang kurang memadai dan ruangan

radiologi yang tidak memenuhi standar. Walaubagaimanapun, petugas di

ruang radiologi pernah mengikuti pelatihan cara penggunaan alat radiologi

secara benar dan tepat. Kami juga menemukan pemeriksaan kesehatan

berkala terkait gangguan reproduksi jarang dilakukan terhadap petugas

radiologi RS Ibnu Sina. Dari wawancara, kami menemukan beberapa sampel

mempunyai keluhan akibat pekerjaan seperti sakit kepala, mual dan muntah

serta kelemasan. Selain dari radiasi, petugas radiologi juga terpapar dengan

bahan kimia berbahaya untuk mengolah hasil radiologi. Buat petugas yang

sudah menikah dan mempunyai anak, tidak ditemukan penyakit berat atau

kelainan kongenital pada anak mereka dan untuk petugas wanita juga tidak

ditemukan keluhan berupa gangguan reproduksi sewaktu kehamilan. Pada

petugas laki-laki juga tidak mempunyai keluhan berupa gangguan reproduksi.

Page 16: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

Gambar 1: Ruangan radiologi di RS ibnu Sina dan Alat Pelindung

Diri yang tersedia.

Page 17: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

Gambar 2 Bahan kimia yang digunakan untuk mengolah hasil foto

radiologi pasien.

Page 18: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

Berdasarkan penilaian Paparan radiasi terhadap gangguan reproduksi pada

petugas medis Radiologi RS Ibnu Sina dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Petugas medis kurang mengetahui tentang dampak paparan radiasi terhadap

gangguan reproduksi.

b. Paparan radiasi dari sinar X dari alat radiologi tampak tidak terlalu

berpengaruh terhadap fertilitas karena tingkat radiasi yang kurang.

c. Buat petugas medis radiologi di Rumah Sakit yang sudah menikah dan

mempunyai anak, tidak ditemukan keluhan mengenai penyakit berat ataupun

kelainan kongenital pada keturunan.

d. Petugas medis radiologi di Rumah Sakit kadang mempunyai keluhan akibat

pekerjaan seperti sakit kepala, mual dan muntah serta lemas.

e. Pada saat melakukan penyinaran sinar radiasi , didapatkan pencegahan yang

kurang seperti tidak memakai APD.

f. Pada saat melakukan penyinaran sinar radiasi , didapatkan ruangan yang tidak

memenuhi standar kriteria ruang radiologi yang efisien.

g. Pihak managemen Rumah Sakit jarang membuat evaluasi kesehatan untuk

petugas radiologi.

h. Pada saat memproses foto radiologi , didapatkan petugas juga terpapar pada

bahan kimia dan pelarut untuk memproses foto radiologi.

V.2 SARAN

1) Diharapkan agar managemen Rumah Sakit mengevaluasi masalah yang

berhubungan dengan kesehatan, keselamatan dan lingkungan kerja di RS

Ibnu Sina Makassar agar setiap petugas dapat bekerja optimal. Dan

sebaiknya setiap tenaga kerja diberikan selebaran tentang kesehatan kerja

dan penyakit akibat paparan radiasi.

2) Secara umum, dalam hal lingkungan kerja, diharapkan agar:

Page 19: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

– Segala yang berhubungan dengan paparan radiasi sebaiknya

dihindari atau dikurangi. Dan pihak rumah sakit lebih

memperhatikan fasilitas ruang radiologi guna mendukung

terciptanya pelayanan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rival A et al. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

Departemen Kesehatan RI .2009; 3(12): 20-21

Page 20: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

2. Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah

Sakit. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2007 April 10 :4-

9

3. Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Bina Kesehatan Kerja Tahun

2010 Agustus 14 : 3-7

4. Ludere U, Hieb M, Diaz J, Baker B. Reproductive and Developmental

Hazard Management Guidance. JOEM. 2011 Aug 11; 53(8) :941-949

5. Kumar S. Occupational Exposure Related with Reproductive Dysfunction.

JOOH 2004 Oct 8 ;46 :1- 19

6. Lawson C et al, An Occupational Reproductive Research Agenda for the

Third Millennium 2003 Apr 17; 111(4) :583-592

7. Ionizing Radiation [Internet.2013 [cited 2013 March 14]. Available from:

http://www.who.int/ionizing_radiation/about/what_is_ir/en/index2.html

LAMPIRAN

CHECK LIST PENGARUH PAPARAN RADIASI TERHADAP

GANGGUAN REPRODUKSI PETUGAS MEDIS RUMAH SAKIT IBNU

SINA MAKASSAR

Page 21: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

No. PERIHAL YA TIDAK KET

1. Apakah ada sumber radiasi

2 Apakah anda mengetahui jumlah

radiasi terpapar?

3 Apakah anda sering terpapar radiasi?

4 Apakah menggunakan alat radiasi

lain?

5 Apakah tersedia APD

6. Apakah menggunakan APD saat

bekerja

7 Apakah pernah mengikuti

pelatihan/training mengenai

penggunaan alat radiasi

8 Apakah diadakan Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

9. Terdapat Penyakit yang disebabkan

oleh Pekerjaan

10 Apakah ruangan kerja cukup untuk

terlindung dari radiasi ?

11 Apakah terdapat jadwal istirahat bagi

pekerja? Apakah terdapat hubungan

yang baik dengan pihak manajemen

rumah sakit ?

Page 22: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

12 Bahan Kimia yang ada mempunyai

label dan nama produk serta tanda-

tanda bahaya yang dapat ditimbulkan

13 Sudah menikah?

14 Sudah punya anak?

15 Apakah mempunyai masalah

kesuburan?

16 Apakah anak mempunyai masalah

kesehatan?

17 Pernah mengalami masalah sewaktu

kehamilan?

18 Pernah keguguran?

19 Apakah anda mengetahu masalah

reproduksi yang disebabkan radiasi?

20 Apakah anda mengetahui cara untuk

mencegah dari gangguan reproduksi?

..

Lembar Pertanyaan

Identitas Responden

Page 23: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

Nama :

Alamat :

Umur :

Petunjuk Pengisian :

1. Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan jawaban yang jujur.

2. Isilah kotak kosong yang disediakan disamping pertanyaan dengan

memberi tanda ceklist (√) dengan menggunakan pulpen.

1. Pendidikan :

a. SMA/SMK

b. Diploma 1

c. Diploma 2

d. Diploma 3

e. Sarjana 1

f. Sarjana 2

2. Pekerjaan :

a. Loket administrasi

b. Perawat radiologi

c. Radiografer

d. Dokter radiologi

3. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

4. Status Perkawinan :

a. Belum menikah

b. Menikah

5. Jumlah anak :

a. Belum ada

Page 24: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

b. 1

c. 2

d. Lebih dari 2

6. Jika mempunyai anak, bagaimana keadaan kesehatan anak Anda?

a. Sehat

b. Sering sakit

7. Jika sakit, sering sakit apa?

a. Sakit dari lahir

b. Demam

c. Batuk-batuk

8. Apa Anda pernah mempunyai masalah sulit untuk mempunyai keturunan?

a. Sering

b. Kadang

c. Pernah

9. Buat wanita, apa Anda pernah keguguran?

a. Ya

b. Tidak

10. Jika iya, berapa kali?

a. 1

b. 2

c. >2

11. Apa Anda memakai APD(Alat Pelindung Diri) sewaktu menjalankan tugas

a. Sering

b. Kadang

c. Tidak pernah

12. Berapa jam bekerja di ruangan radiologi setiap hari?

a. <4 jam

b. >4jam

13. Apa Anda mengetahui jumlah radiasi yang terpapar?

a. Ya

Page 25: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

b. Tidak

14. Jika ya, apa Anda mengetahui berapa Gy yang Anda terpapar?

a. <0,15 Gy

b. >0,15 Gy

15. Apa Anda merasakan keluhan seperti yang berikut habis bekerja di ruang

radiologi?

a. Sakit kepala

b. Mual muntah

c. Lemas

16. Apa Anda sering terpapar pada faktor-faktor berikut?

a. Pestisida

b. Suhu panas

c. Cairan pelarut

17. Apa ada program kesehatan berkala dari rumah sakit

a. Ya

b. Tidak

18. Apa Anda mengetahui mengenai cara pencegahan?

a. Ya

b. Tidak

19. APD jenis apa yang Anda sering gunakan?

a. Apron

b. Sarung tangan timbal

20. Jika iya, dengan cara apa?

a. APD

b. Deteksi dini

c. Pemeriksaan berkala

21. Apa Anda merasa ruangan sudah memenuhi standar untuk terhindar dari

paparan radiasi

a. Ya

b. Tidak

Page 26: Proposal Paparan Radiasi terhadap Gangguan Reproduksi.docx

22. Apa anda terpapar juga dari radiasi berikut ini?

a. Telepon Genggam

b. Cahaya matahari

c. Microwave Oven