asal usul telaga ngebel ponorogo 1

16
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul SEJARAH TELAGA NGEBEL Makalah ini berisikan tentang informasi SEJARAH TELAGA NGEBEL atau yang lebih khususnya membahas asal usul telaga ngebel Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang telaga ngebel Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai

Upload: ibhnu-suriya-shaputhra

Post on 30-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami

berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada

waktunya yang berjudul SEJARAH TELAGA NGEBEL

Makalah ini berisikan tentang informasi SEJARAH TELAGA

NGEBEL atau yang lebih khususnya membahas asal usul telaga ngebel

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita

semua tentang telaga ngebel

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal

sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Amin.

Selur, 27 Oktober 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................................iii

Daftar isi.............................................................................................Iv

Letak...................................................................................................1

Sejarah ngebel.....................................................................................6

Penutup...............................................................................................12

Telaga Ngebel

Ponorogo tak hanya terkenal dengan budaya reognya.....namun

juga terkenal memiliki obyek wisata yang terkenal yaitu Telaga Ngebel.

Telaga yang ada diponorogo ini memiliki keunikan tersendiri, bila

dibandingkan dengan telaga-telaga lain yang ada diwilayah Jawa Timur.

Telaga indah yang cukup luas ini, dikelilingi dengan rimbunnya

pepohonan lereng gunung.

Dinamakan Telaga Ngebel karena

berada diwilayah kecamatan Ngebel.

Terletak 24 km ke arah Timur Laut

Ponorog. Telaga Ngebel berada di

lereng gunung Wilis dengan ketinggian

734 meter DPL dan suhu 22-23 derajat Celsius. Dengan luas permukaan

sekitar 1,5 km telaga Ngebel dikelilingi olen jalan sepanjang 5 km.

Kawasan ini memiliki panorama yang menakjubka, udara yang

sejukdengan kondisi alam yang masih perawanyang menyimpan sejuta

potensi untuk digali. Disini bisa dijumpai aneka buah-buahan seperti:

durian,manggis, pundung dsb. Di dalam telaga disebar aneka jenis ikan

satu diantaranya termasuk varietas ikan yang dilindungi yaitu ikan

Hampala atau penduduk local menamakannya ikan Ngongok. Bagi yang

ingin menginap tersedia pula penginapan yang dikelola PEMDA dan

swasta.

Menurut legenda yang berkembang di masyarakat, telaga Ngebel

terbentuk berdasarkan kisah seekor ular naga yang bernama ‘Baru

Klinting’. Sang Ular saat bermeditasi secara tak sengaja di potong-

potong oleh masyarakat sekitar untuk dimakan. Secara ajaib, sang ular

menjelma menjadi anak kecil yang kemudian mendatangi masyarakat

dan membuat sayembara untuk mencabut lidi yang ditancapkan di tanah.

Tak satupun berhasil melakukannya. Kemudian, dia sendirilah yang

akhirnya mencabut lidi tersebut dan dari lubang bekas lidi tersebut

keluarlah air yang kemudian menjadi mata air yang menggenang dan

menjadi telaga Ngebel.

Konon telaga Ngebel mempunyai peran penting dalam sejarah

Kabupaten Ponorogo karena salah seorang pendiri Kabupaten Ponorogo,

batoro katong, Sebelum melakukan syiar agam Islam di Kabupaten

Ponorogo menyucikan diri terlebih dahulu di suatu mata air di dekat

telaga Ngebel yang saat ini dikenal sebagai Sumber/Kucur Batoro.

Obyek wisata Telaga Ngebel memang layak untuk dikunjungi,

kedaan disekitar telaga pun begitu asri dan indah. Dengan suasana yang

disajikan telaga ngembel, mungkin bisa mengusir kepenatan dan rasa

lelah yang Anda alami sehari-hari.

Sejuk dan teduh. Itulah kesan pertama yang akan dilontarkan oleh

siapa saja tatkala pertama kali memasuki kawasan Telaga Ngebel,

Kabupaten Ponorogo. Berhamparkan air yang jernih nan tenang, telaga

ini berhiaskan pohon-pohon tua di tepiannya. Dan ini bisa menjadi

penawar lelah para wisatawan setelah mereka melewati jalan berliku,

naik-turun, untuk menuju objek wisata ini.

Ngebel sendiri berasal dari bahasa Jawa, ‘ngembel‘ atau berair.

Karena, jaman dahulu, ada seorang Wara’i atau orang yang sakti ilmu

kanuragan dan ilmu agamanya melewati suatu daerah di kawasan

Ponorogo dan melihat fenomena tanah yang berair itu. Maka sang

Wara’i pun berujar;

“Ana sak wijining jaman, tlatah iki kasebut Ngembel_Suatu saat

daerah ini bernama Ngembel”

Tapi karena lidah yang salah kaprah dalam waktu yang lama dan

turun temurun, maka Ngembel pun berubah menjadi Ngebel. 

Dongeng tersebut adalah sebagai berikut.

Jaman dahulu kala, ada sepasang suami istri yang tinggal di suatu

kampung yang melahirkan anak seekor ular naga. Naga itu diberi nama

BARU KLINTING. Melihat keanehan wujud Baru Klinting ini, mereka

tak berani tinggal di kampung tersebut karena takut menjadi bahan

gunjingan tetangga.Mereka pun mengungsi ke puncak gunung untuk

mengasingkan diri dan memohon pada dewa agar mengembalikan rupa

putra mereka ke wujud manusia.

Doa itu pun didengar. Syarat yang harus dilakukan oleh Baru

Klinting adalah melakukan pertapaan selama 300 tahun dengan cara

melingkarkan tubuhnya di gunung Semeru. Sayang, panjang tubuhnya

kurang sejengkal untuk bisa melingkari seluruh gunung. Maka, untuk

menutupi kekurangan itu, ia menyambungkan/ menjulurkan lidahnya

hingga menyentuh ujung ekornya.

Rupanya, syarat untuk menjadi manusia tak hanya itu. Dewa

meminta sang Ayah agar memotong lidah Baru Klinting yang sedang

bertapa tersebut. Baru Klinting yang bersemedi tak menolak toh demi

kebaikannya agar menjadi manusia.

Saat waktu bertapa hampir selesai, ada kepala kampung yang akan

menikahnya anaknya. Kepala kampung pun sibuk mempersiapkan segala

sesuatunya, terlebih lagi soal hidangan. Konon, mereka akan menggelar

pesta pernikahan yang sangat mewah dan sangat besar. Untuk menutupi

kekurangan bahan makanan, secara sukarela warga pun membantu

berburu di hutan. Ada yang mencari buah-buahan, ranting/ kayu bakar

hingga hewan buruan seperti rusa, kelinci, maupun ayam hutan.. Sudah

beberapa lama warga berburu,namun tak mendapatkan hasil buruan

apapun.

Tanpa sengaja, ada segolongan warga yang istirahat karena lelah

berburu mengayunkan parangnya pada pokok pohon tumbang. Namun,

alangkah kagetnya mereka ternyata parang itu malah berlumuran darah.

Dari pokok pohon tumbang itu mengucur darah segar. Bahkan, mereka

baru sadar kalau yang mereka tebas tadi bukan pohon tumbang tetapi

ular raksasa/ ular naga. Melihat hal ini, warga pun beramai-ramai

mengambil dagingnya untuk dimasak dalam pesta pernikahan tersebut.

Hari pesta pernikahan anak kepala kampung adalah hari

berakhirnya pertapaan Baru Klinting. Benar saja, naga itu berubah wujud

menjadi anak kecil. Sayangnya, si anak mengalami kesusahan dalam

berbicara karena lidanya dipotong sebagai syarat menjadi manusia. Tak

hanya itu, tubuhnya penuh dengan borok yang membusuk lantaran saat

bertapa tubunya disayat-sayat untuk diambil dagingnya oleh warga

sebagai bahan pesta.

Anak itu kelaparan dan memohon agar diberi makanan. Namun,

tak satu pun warga yang memedulikannya. Warga malah mengejek dan

mengusir anak kecil itu. Melihat nasib anak itu, seorang wanita tua

merasa kasihan dan membawanya pulang. Lalu si anak diberi makan

dengan lauk berupa daging yang diterima dari pesta kepala kampung. Si

anak pun makan dengan lahap tapi dia tak mau memakan daging itu.

“Bu, tadi saya pikir sudah tak ada lagi orang baik di kampung ini.

Rupanya, masih ada orang seperti Anda. Bu tolong siapkan lesung (kayu

tempat menumbuk padi) bila terjadi sesuatu ibu segeralah naik lesung

tersebut” Begitu pesan Baru Klinting selesai makan. Si wanita tua itu

pun menuruti ucapan Baru Klinting tanpa banyak pertanyaan kenapa,

Lalu, Baru Klinting pun kembali ke tempat pesta.

“Wahai warga semua, lihatlah di tanganku. Aku memiliki sekerat

daging. Jika kau mampu memenangkan sayembara yang kuadakan, maka

ambillah daging ini. Namun, jika kalian tak mampu, maka berikanlah

semua daging yang kalian masak padaku” ucap Baru Klinting.

Warga pun mencoba satu persatu tapi semuanya tak mampu

mencabut sebatang lidi tersebut. Sayangnya, warga tetap tak mau

mengembalikan daging yang telah mereka masak.

“Lihatlah ketamakan kalian wahai manusia. Lihatlah ketidak

pedulian kalian pada sesama, pada manusia yang cacat sepertiku.

Bahkan kalian tidak mau mengembalikan hakku! Ketahuilah, daging

yang kalian masak itu adalah dagingku saat aku menjadi ular naga.

Maka, kalian berhak mendapatkan balasan setimpal!” Baru Klinting pun

segera mencabut lidi tersebut.

Keanehan pun terjadi. Dari lidi itu mengucur air, terus menerus

hingga menenggelamkan kampung tersebut.

Genangan air itupun berubah menjadi telaga, Sedang orang tua

yang memberi makan baru klinting selamat karena naik lesung. Bahkan

sejak itu pula, Baru Klinting berubah lagi menjadi ular dengan

melingkarkan tubuhnya di dasar telaga yang bentuknya menyempit di

bagian bawah itu.Saat ini, telaga itu masuk daerah Ngebel sehingga

terkenal dengan telaga Ngebel.

Cerita ini merupakan sejarah telaga ngebel sebagai salah satu icon

dan tujuan  wisata para wisatawan di kabupaten PONOROGO

semoga menjadi bermanfaat bagi yang membacanya dan semoga

dijadikan ilmu pengetahuan.

PENUTUP

KESIMPULAN

Ponorogo tak hanya terkenal dengan budaya reognya.....namun

juga terkenal memiliki obyek wisata yang terkenal yaitu Telaga Ngebel.

Terletak 24 km ke arah Timur Laut Ponorog. Telaga Ngebel berada di

lereng gunung Wilis dengan ketinggian 734 meter DPL dan suhu 22-23

derajat Celsius.Dengan luas permukaan sekitar 1,5 km telaga Ngebel

dikelilingi oleh jalan sepanjang 5 km.

Cerita asal mula telaga ngebel berawal dari sebuah sayembara

untuk mencabut lidi. Dan akhirnya dari lidi tersebut menjadi genangan

air sampai membentuk telaga.